pendidikan politik demak

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dan politik adalah dua elemen yang sangat penting dalam sistem sosial politik disetiap Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Keduanya sering dilihat sebagai bagian yang terpisah dan tidak memiliki hubungan apa-apa, tetapi keduanya saling menunjang dan saling mengisi. Lembaga-lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk perilaku politik masyarakat di Negara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembaga -lembaga dan proses politik di suatu Negara membawa dampak besar pada karakteristik pendidikan disuatu Negara tersebut. Menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik. Surbakti (1999:117) berpendapat bahwa sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai- nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik. Pendapat di atas secara tersirat menyatakan bahwa pendidikan politik merupakan bagian dari sosialisasi politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya. Dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses

Upload: arik-arifian-rosyadi

Post on 08-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tentang pendidikan politik di demak

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan politik adalah dua elemen yang sangat penting dalam sistem sosial politik disetiap Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Keduanya sering dilihat sebagai bagian yang terpisah dan tidak memiliki hubungan apa-apa, tetapi keduanya saling menunjang dan saling mengisi. Lembaga-lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk perilaku politik masyarakat di Negara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembaga -lembaga dan proses politik di suatu Negara membawa dampak besar pada karakteristik pendidikan disuatu Negara tersebut.

Menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik. Surbakti (1999:117) berpendapat bahwa sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.

Pendapat di atas secara tersirat menyatakan bahwa pendidikan politik merupakan bagian dari sosialisasi politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya. Dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat.

Salah satu penentu keberhasilan penyelenggaraan Pemilu yang berkualitas sangat ditentukan oleh proses sosialisasi terhadap semua tahapan kegiatan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi, aturan main Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dan peran serta semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur serta partisipasi politik masyarakat. Oleh sebab itu, dalam mendukung partisipasi politik masyarakat dalam pemilu hendaknya rakyat memperoleh informasi tentang program dan tahapan pemilu.

Page 2: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

2

Dalam lingkup kabupaten/kota, tugas dan kewenangan sosialisasi tahapan dan kegiatan pemilu merupakan tanggungjawab KPU kabupaten/ kota. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang No 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum pasal 10, kewajiban KPU Kabupaten/ Kota “.... (e) menyampaikan semua informasi penyelenggaraan pemilu kepada masyarakat”.

Partisipasi pemilih sangat penting dalam menentukan keberhasilan pemilu. Untuk itu, maka pendidikan politik menjadi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat agar dapat berpartisipasi secara maksimal dalam penyelenggaran kehidupan bernegara. Berkaitan dengan hal ini, KPU juga harus melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat agar bersedia menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan suara dilaksanakan.

Demak adalah Kabupaten dengan tingkat partisipasi politik yang tinggi. Menurut Hastin (2014), tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Demak pada PILPRES 2014 mencapai 77,63 persen. Disebutkan, jumlah pemilih yang terdata di DPT sampai DPK tambahan sebanyak 833.428 orang. Dari jumlah itu, pemilih yang menyalurkan hak suaranya sejumlah 647.000. Itu berarti partisipasi pemilih mencapai 77,63 persen.

Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk menelusuri apa saja peran dan kontribusi KPU Demak dalam pendidikan politik di Demak. Oleh karena itu, penulis menemui ketua KPU Demak, Mahmudi M. Fil., dan mewawancarainya untuk mengumpulkan informasi mengenai peran dan kontribusi KPU Demak dalam pendidikan politik di Demak.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah apa saja peran dan kontribusi KPU Demak dalam pendidikan politik di Demak.

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja peran dan kontribusi KPU Demak dalam pendidikan politik di Demak.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui strategi dan upaya pendidikan politik yang dilakukan oleh KPU Demak. Pembaca dan penulis juga dapat memperdalam pemahaman tentang pendidikan politik.

Page 3: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Politik

1) Definisi Pendidikan Politik

David Easton dan Jack Dennis (Suwarma Al Muchtar, 2000:39) dalam bukunya Children in the Political System memberikan batasan mengenai political sosialization yaitu bahwa "Political sosialization is development process which persons acquire arientation and paternsof behaviour”. Sedangkan Fred I. Greenstain (Suwarma Al Muchtar, 2000:39) dalam bukunya Political Socialization berpendapat bahwa:

“Political socialization is all political learning formal and informal, deliberate and unplanned, at every stage of the life cycle including not only explicit political learning but also nominally nonpolitical learning of political lie relevant social attitudes and the acquisition of politically relevant personality characteristics.”

Kedua pendapat di atas mengungkapkan bahwa pendidikan politik adalah suatu bentuk pendidikan yang dijalankan secara terencana dan disengaja baik dalam bentuk formal maupun informal yang mencoha untuk mengajarkan kepada setiap individu agar sikap dan perbuatannya dapat sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku secara sosial. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pendidikan politik tidak hanya mempelajari sikap dan tingkah laku individu. Namun pendidikan politik mencoba untuk mengaitkan sikap dan tingkah laku individu tersebut dengan stabilitas dan eksistensi sistem politik.

Kartini Kartono (1990) memberikan pendapatnya tentang hubungan antara pendidikan dengan politik yaitu "pendidikan dilihat sebagai faktor politik dan kekuatan politik. Sebabnya, pendidikan dan sekolah pada hakekatnya juga merupakan pencerminan dari kekuatan-kekuatan sosial-politik yang tengah berkuasa, dan merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada".

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan dan politik adalah dua unsur yang saling mempengaruhi. Pengembangan sistem pendidikan harus selalu berada dalam kerangka sistem politik yang sedang -

Page 4: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

4

dijalankan oleh pemerintahan masa itu. Oleh karena itu segala permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan akan berubah menjadi permasalahan politik pada saat pemerintah dilibatkan untuk memecahkannya.

Pengertian dari pendidikan politik yang lebih spesifik dapat diambil dari pendapatnya Alfian (1981:235) yang mengatakan bahwa:

"pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka rnemahami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal yang hendak dibangun".

Dari dua definisi yang tertera di atas, dapat kita ambil dua tujuan utama yang dimiliki oleh pendidikan politik. Pertama, dengan adanya pendidikan politik diharapkan setiap individu dapat mengenal dan memahami nilai-nilai ideal yang terkandung dalam sistem politik yang sedang diterapkan. Kedua, bahwa dengan adanya pendidikan politik setiap individu tidak hanya sekedar tahu saja tapi juga lebih jauh dapat menjadi seorang warga negara yang memiliki kesadaran politik untuk mampu mengemban tanggung jawab yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan peningkatan kadar partisipasi dalam dunia politik

Rusadi Kartaprawira (1988:54) mengartikan pendidikan politik sebagai "upaya untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya."

Berdasarkan pendapat Rusadi Kartaprawira tersebut, maka pendidikan politik perlu dilaksanakan secara berkesinambungan agar masyarakat dapat terus meningkatkan pemahamannya terhadap dunia politik yang selalu mengalami perkembangan. Pembelajaran pendidikan politik yang berkesinambungan diperlukan mengingat masalah-masalah di bidang politik sangat kompleks, bersegi banyak, dan berubah-ubah.

Merujuk pada semua pengertian pendidikan politik yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, pada akhirnya telah membawa penulis sampai pada kesimpulan yang menyeluruh. Bahwa yang dimaksud dengan pendidikan politik adalah suatu upaya sadar yang dilakukan antara pemerintah dan para anugota masyarakat secara terencana, sistematis, dan dialogis dalam rangka untuk mempelajari dan menurunkan berbagai konsep, simbol, hal-hal dan norma-norma politik dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Page 5: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

5

2) Bentuk Pendidikan Politik

Keberhasilan pendidikan politik tidak akan dapat tercapai jika tidak dibarengi dengan usaha yang nyata di lapangan. Penyelenggaraan pendidikan politik akan erat kaitannya dengan bentuk pendidikan politik yang akan diterapkan di masyarakat nantinya. Oleh karena itu, bentuk pendidikan politik yang dipilih dapat menentukan keberhasilan dari adanya penyelenggaraan pendidikan politik ini.

Bentuk pendidikan politik menurut Rusadi Kartaprawira (2004:56) dapat diselenggarakan antara lain melalui:

a. bahan bacaan seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain bentuk publikasi massa yang biasa membentuk pendapat umum.

b. siaran radio dan televisi serta film (audio visual media).c. lembaga atau asosiasi dalam masyarakat seperti masjid atau gereja tempat

menyampaikan khotbah, dan juga lembaga pendidikan formal ataupun iniformal.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita lihat bahwa pendidikan politik dapat diberikan melalui berbagai jalur. Pemberian pendidikan politik tidak hanya dibatasi oleh lembaga seperti persekolahan atau organisasi saja, namun dapat diberikan melalui media, misalnya media cetak dalam bentuk artikel.

Apapun bentuk pendidikan politik yang akan digunakan dan semua bentuk yang disuguhkan di atas sesungghnya tidak menjadi persoalan. Aspek yang terpenting adalah bahwa bentuk pendidikan politik tersebut mampu untuk memobilisasi simbol-simbol nasional sehingga pendidikan politik mampu menuju pada arah yang tepat yaitu meningkatkan daya pikir dan daya tanggap rakyat terhadap masalah politik. Selain itu, bentuk pendidikan politik yang dipilih harus mampu meningkatkan rasa keterikatan diri (sense of belonging) yang tinggi terhadap tanah air, bangsa dan negara.

B. Komisi Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum adalah suatu lembaga yang dipilih dan ditetapkan berdasarkan undang-undang sebagai penyelenggara Pemilihan Umum, dimana pada awal pembentukannya, KPU (Komisi Pemilihan Umum) merupakan lembaga yang beranggotakan orang- orang yang nonpartisan dan kebanyakan dari kalangan Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) merupakan bawahan Komisi Pemilihan Umum

Page 6: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

6

(KPU) pusat yang berfungsi untuk menyelenggarakan pemilihan umum secara berjenjang (Wahidin, 2008:47).

Ketentuan yang melahirkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terdapat dalam pasal 22E Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam bab VIIB Pemilihan Umum yang merupakan hasil perubahan ketiga tahun 2001. Pasal 22E ayat (5) menyatakan bahwa” Pemilihan umum diselenggrakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri”. Dalam hal ini, nama komisi pemilihan umum belum menunjukkan nama yang pasti, namun hal ini menjadi dasar bahwa pemerintah terlepas dari KPU yang bertugas menyelenggarakan Pemilu sebagai organ yang mandiri di dalam kinerjanya.

Penyelenggaran Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten/ Kota diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah. Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah yang baik, tidak cukup hanya dari bagaimana cara kerja Komisi Pemilihan Umum, tetapi juga harus diikuti dengan adanya kesadaran dan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Tingkat partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh bagaimana lembaga Komisi Pemilihan Umum Daerah mengarahkan partisipasi masyarakat, dan tingkat partisipasi masyarakat juga mempengaruhi baik tidaknya hasil perolehan dari penyelenggaraan pemilihan umum.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Demak, merupakan lembaga yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara pemilihan umum, maupun pemilihan Kepala Daerah. Selama pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah, Komisi Pemilihan Umum bertugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan persiapan pemilihan kepala daerah, merencanakan kegiatan, dan menetapkan hasil pemilihan Kepala Daerah. Sebagai penyelenggara pelaksanaan Pemilihan Umum maupun Pemilihan Kepala Daerah, maka tingkat keberhasilan pelaksanaan Pemilihan umum dan Pemilihan Kepala daerah tersebut sangat ditentukan oleh penyelenggaranya.

C. Kontribusi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Demak Dalam Pendidikan Politik Di Demak

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan ketua KPU Demak, Mahmudi M. Fil. Kontribusi yang diberikan oleh KPU Demak dalam pendidikan politik di demak berupa program-program sosialisasi masyarakat. Program-program tersebut mencakup semua lapisan masyarakat, mulai dari golongan pelajar, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Selain sosialisasi, KPU demak juga bekerjasama dengan masjid dan

Page 7: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

7

tempat peribadatan lainnya untuk mensosialisasikan himbauan agar tidak golput. Kemudian, KPU juga mengadakan acara sosialisasi di SMA N 1 Karanganyar.

Program-program yang dijalankan oleh KPU Demak dalam rangka pendidikan politik diantaranya sebagai berikut:

1) Sosialisasi Pilbup 2011 Kepada Ibu-Ibu PKK dan Dharmawanita

Program sosialisasi ini dilaksanakan di gedung PKK Kabupaten Demak pada tanggal 7 Februari 2011 lalu. Dalam acara ini KPU Kabupaten Demak memberikan paparan terkait dinamika Pemilu Bupati dan Waki Bupati Demak Tahun 2011.

Dalam Sosialisasi kepada Ibu-ibu PKK dan Dharmawanita tersebut dijelaskan terkait pentingnya partisipasi wanita dalam Demokarsi dalam hal ini Pilbup Demak, selain itu di jelaskan pula cara memberikan suara yang benar di TPS (Tempat Pemungutan Suara), serta mengenalkan para pasangan calon Pilbup Demak

2) Sosialisasi Pendidikan Politik Untuk Masyarakat

Sosialisasi ini yang diadakan pada tanggal 4 April 2015. Dalam acara ini KPU Kabupaten Demak memberikan paparan terkait dinamika Pemilu Bupati dan Waki Bupati Demak Tahun 2015 yang akan datang. Dalam Sosialisasi kepada beberapa elemen masyarakat, tersebut dijelaskan terkait pentingnya partisipasi berdemokarsi dalam hal ini Pilbup Demak, selain itu di jelaskan pula cara memberikan suara yang benar di TPS (Tempat Pemungutan Suara), serta mengenalkan para pasangan calon Pilbup Demak.

3) Sosialisasi Dinamika Pemilih Ke Forum Mahasiswa Peduli Demak

Bertempat di gedung Pramuka Kabupaten Demak (16/2/2011), Komisioner KPU Kabupaten Demak Divisi kampanye dan Pencalonan Mahmudi, S.Ag, M.Fil. memberikan paparan terkait dinamika Pemilu Bupati dan Waki Bupati Demak Tahun 2011 dalam forum Mahasiswa Peduli Demak. Dalam Sosialisasi tersebut dijelaskan terkait pentingnya partisipasi berdemokarsi dalam hal ini Pilbup Demak, selain itu di jelaskan pula cara memberikan suara yang benar di TPS (Tempat Pemungutan Suara), serta mengenalkan para pasangan calon Pilbup Demak. Hadir pula disana Prof. Eko Budiharjo mantan Rektor Undip sebagai narasumber.

Page 8: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

8

3) Sosialisasi Dinamika Pemilih Ke KNPI Demak

Bertempat di gedung CMW NU Kec Karanganyar Demak (25/2/2011), KPU Kabupaten Demak memberikan paparan terkait dinamika Pemilu Bupati dan Waki Bupati Demak Tahun 2011. Dalam Sosialisasi kepada KNPI Demak tersebut dijelaskan terkait pentingnya partisipasi berdemokarsi dalam hal ini Pilbup Demak, selain itu di jelaskan pula cara memberikan suara yang benar di TPS (Tempat Pemungutan Suara), serta mengenalkan para pasangan calon Pilbup Demak. Dari sosialisasi ini, kemudian KNPI ikut serta menjadi relawan untuk acara sosialisasi Pilbup di SMA 1 Karanganyar, Demak.

4) Sosialisasi Dinamika Pemilih Ke Forum Mahasiswa Demak

Bertempat di Balai Desa Kalicilik (28/2/2011), KPU Kabupaten Demak memberikan paparan terkait dinamika Pemilu Bupati dan Waki Bupati Demak Tahun 2011. Dalam Sosialisasi kepada Forum Mahasiswa Demak tersebut dijelaskan terkait pentingnya partisipasi berdemokarsi dalam hal ini Pilbup Demak, selain itu di jelaskan pula cara memberikan suara yang benar di TPS (Tempat Pemungutan Suara), serta mengenalkan para pasangan calon Pilbup Demak

Selain acara-acara sosialisasi di atas, KPU Demak juga menggunakan media cetak dan elektronik dalam upaya Pendidikan Politik di Demak. Dalam event PILPRES 2014 yang lalu, KPU Demak menjalankan pendidikan politik dengan cara memasang spanduk-spanduk yang berisi informasi tanggal dan waktu pelaksanaan PILPRES serta ajakan menggunakan hak pilih sudah mulai bertebaran di lokasi-lokasi strategis. Iklan sosialisasipun meramaikan acara-acara di radio lokal daerah tersebut. Selain itu KPU juga mengupayakan sosialisasi melalui khutbah jum’at di masjid dan khutbah minggu di gereja se-Kabupaten Demak. Serta mengadakan deklarasi damai, kirab, dan pembuatan alat peraga sosialisasi.

Page 9: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan politik adalah suatu upaya sadar yang dilakukan antara pemerintah dan para anugota masyarakat secara terencana, sistematis, dan dialogis dalam rangka untuk mempelajari dan menurunkan berbagai konsep, simbol, hal-hal dan norma-norma politik dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Bentuk-bentuk pendidikan politik di Demak oleh KPU Demak antara lain:

a. Penyelenggaraan sosialisasi dengan berbagai lapisan masyarakatb. Penggunaan media cetak dan elektronik seperti spanduk, baliho, dan

iklan radioc. Sosialisasi melalui khutbah jum’at di masjid dan khutbah di Gereja

pada hari Minggu

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Demak, merupakan lembaga yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara pemilihan umum, maupun pemilihan Kepala Daerah. Selama pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah, Komisi Pemilihan Umum bertugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan persiapan pemilihan kepala daerah, merencanakan kegiatan, dan menetapkan hasil pemilihan Kepala Daerah. Sebagai penyelenggara pelaksanaan Pemilihan Umum maupun Pemilihan Kepala Daerah, maka tingkat keberhasilan pelaksanaan Pemilihan umum dan Pemilihan Kepala daerah tersebut sangat ditentukan oleh penyelenggaranya.

B. Saran

Sosialisasi kepada para pemilih pemula di SMA-SMA di Demak adalah suatu langkah yang tepat mengingat potensi pemilih pemula yang begitu besar di Demak. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar sosialisasi untuk SMA lebih digencarkan oleh KPU hingga mencakup semua SMA yang ada di Kabupaten Demak. Hal ini selain untuk meningkatkan tingkat partisipasi politik, juga menjadi sarana Pendidikan Politik bagi Siswa.

Page 10: PENDIDIKAN POLITIK DEMAK

10

DAFTAR PUSTAKA

Al Muchtar, Suwarma (2000) Pengantar Studi Sistem Politik Indonesia. Bandung. Gelar Pustaka Mandiri.

Alfian. 1980. Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia. Jakarta: LP3S

Budiardjo, Miriam. (1998) Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama

Kantaprawira, Rusadi. (2004) Sistem Polilik Indonesia: Suatu Model Pengantar Bandung: Sinar Baru Algensindo

Kartono, Kartini. (1990) Wawasan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Penerbit CV Mandar Maju.

Surbakti, Ramlan. (1999) Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Undang-Undang:

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

Undang - undang No 22 tahun 2007 tentang penyelenggaran pemilihan umum

Online:

Anonim. 2014. Angka Golput di Demak Turun. Suara Merdeka [Online]. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/04/21/259291/Angka-Golput-di-Demak-Turun (diakses pada 29 Juni 2014 pukul 20.32 WIB).