pendidikan karakter secara umum dan pada …
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA SANTO YOSEF
PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Fransiskus Ivan Gunawan
NIM: 141414054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA SANTO YOSEF
PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Fransiskus Ivan Gunawan
NIM: 141414054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karyaku ini untuk Tuhan Yesus yang selalu menyertai
aku dalam setiap perjalanan hidup yang telah aku lewati.
Mama dan Papa yang selalu mendukung dan mendoakan aku dalam
setiap jalan yang telah aku pilih.
Adik-adikku Verena Gunawan serta Kusuma Sari Gunawan yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat kepada diriku dalam menjalani
pilihanku.
Keluargaku yang telah memberikan dukungan serta doa kepada diriku
hingga saat ini.
Irene Tiara Asmaraningrum yang selalu menyertai, mendoakan, dan
mendukung peneliti dalam menjalani pilihan yang telah diambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jangan pernah meremehkan waktu karena waktu akan meremehkan kamu jika kamu
meremehkan dirinya . (Fransiskus Ivan Gunawan)
Disiplin waktu kunci keberhasilanmu . (Fransiskus Ivan Gunawan)
Genius is 1 percent of inspiration and 99 percents of perspiration.
Ad Maiorem Dei Gloriam
Fides Quaerrens Intellectum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Fransiskus Ivan Gunawan. 2018. Pendidikan Karakter Secara Umum dan Pada
Pembelajaran Matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang Tahun Ajaran
2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pendidikan
karakter diterapkan secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun
ajaran 2017/2018, untuk mengetahui bagaimana proses pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika diterapkan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada
tahun ajaran 2017/2018 dan mengetahui keefektifan pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran
2017/2018.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data yang digunakan
adalah hasil wawancara, hasil observasi atau pengamatan dan hasil dokumen yang
dimiliki oleh sekolah. Instrumen bantu yang digunakan adalah pedoman
dokumentasi yang berupa dokumen yang dimiliki sekolah, pedoman observasi atau
pengamatan, serta pedoman wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru
matematika, serta siswa dan siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Metode yang
digunakan untuk memverifikasi validitas data (kredibilitas) dalam penelitian ini
adalah triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter diterapkan
secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta
tahap evaluasi. Untuk proses pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 dilakukan dalam
beberapa tahap yaitu tahap perencanaan pendidikan karakter kepada peserta didik,
tahap pelaksanaan pendidikan karakter kepada peserta didik, tahap evaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter, serta tahap tindak lanjut penyelenggaraan
pendidikan karakter. Untuk keefektifan penyelenggaraan pendidikan karakter
melalui pembelajaran matematika dapat dikatakan berjalan secara efektif karena
adanya dukungan dari pihak sekolah terhadap penyelenggaraan pendidikan
karakter, guru matematika yang senantiasa memberikan penyisipan pendidikan
karakter melalui pembelajaran matematika serta adanya keinginan yang besar dari
peserta didik untuk mengembangkan pendidikan karakter yang telah diterima di
sekolah.
Kata Kunci: Proses pendidikan karakter, pembelajaran matematika, keefektifan
pendidikan karakter, pendidikan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Fransiskus Ivan Gunawan. 2018. Character Education in General and in
Mathematics Learning at SMA Santo Yosef Pangkalpinang Academic Year
2017/2018. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program.
Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teacher Training
and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.
This study aims to determine the character education process applied in
general at SMA Santo Yosef Pangkalpinang in the academic year 2017/2018, to
know the process of character education in learning mathematics applied in SMA
Santo Yosef Pangkalpinang in the academic year 2017/2018 and knowing the
effectiveness of character education through mathematics learning at SMA Santo
Yosef Pangkalpinang in academic year 2017/2018.
The research is descriptive qualitative research. The data used are the
results of interviews, observation results and documents obtained by the school.
The auxiliary instruments used are documentary guidance in the form of school-
owned documents, observations guidelines, and interview guide with school
principal, vice principal for student affairs, vice principal for curriculum,
mathematics teacher, and students of SMA Santo Yosef Pangkalpinang. The method
used to verify the validity of the data (credibility) in this study is triangulation
The result of the research indicate that character education process applied
in general at SMA Santo Yosef Pangkalpinang in academic year 2017/2018 done
in several stages that is preparation phase, implementation phase, and evaluation
phase. For the process of character education through mathematics learning at
SMA Santo Yosef Pangkalpinang in the academic year 2017/2018 done in several
stages that is stage of character education planning to learners, stage of character
education implementation to learners, evaluation phase of character education,
and follow-up phase of organizing character building. For the effectiveness of
character education through mathematics learning can be said to run effectively
because of the support of the school against the implementation of character
education, mathematics teachers who always provide insertion of character
education through mathematics learning and the great desire of learners to develop
a character education that has been received in school.
Keywords: Character education process, learning mathematics, the effectiveness of
character education, character education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
penyertaan yang diberikan kepada penulis selama ini, terkhusus saat penulis berada
dalam tahap proses penulisan skripsi ini serta saat penulis melakukan penelitian
yang digunakan untuk skripsi ini. Berkat rahmat yang diberikan oleh-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar, tepat waktu dan dalam keadaan
kesehatan yang baik.
Berkat kerja keras, ketekunan dan dukungan dari semua pihak yang
memberikan support kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi maka akhirnya
skripsi ini berhasil diselesaikan oleh penulis. Penulis menyadari dengan benar
bahwa tanpa adanya dukungan dari semua pihak ketika penulis melaksanakan
penelitian maka skripsi tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Dukungan yang
diberikan kepada penulis memiliki dampak yang begitu besar kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada
1. Bapak Prof. Dr. Stephanus Suwarsono selaku dosen pembimbing skripsi
yang berkenan untuk membimbing penulis dengan memberikan waktu,
dengan memberikan ide atau masukan yang sungguh sangat bermanfaat
bagi keberhasilan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
2. Kedua orang tua penulis, saudara penulis yang memberikan dukungan moral
kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi serta Irene Tiara
Asmaraningrum yang telah membantu penulis dalam melakukan
pengumpulan data.
3. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis hingga saat ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan di fakultas ini.
4. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
memberikan dukungan kepada penulis selama penulis menempuh
pendidikan di universitas ini.
5. Bapak Beni Utomo, S.Si., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat
memperoleh bekal ilmu pengetahuan di Program Studi Pendidikan
Matematika.
6. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
berusaha dengan keras untuk mendampingi penulis selama berproses di
Program Studi Pendidikan Matematika.
7. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku validator yang telah melakukan
validasi terhadap instrumen bantu yang akan digunakan dalam penelitian.
8. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia untuk memberikan kritik dan saran terhadap skripsi.
9. Bapak Yosep Dwi Kristanto, M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia untuk memberikan kritik dan saran terhadap skripsi.
10. Segenap dosen, staff, dan karyawan Program Studi Pendidikan Matematika
dan Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi penulis selama
berproses untuk memperoleh bekal pengetahuan.
11. Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang yang
telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
12. Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo
Yosef Pangkalpinang yang telah bersedia dengan senang hati menerima
penulis untuk melaksanakan penelitian dalam proses pembelajaran
matematika yang diampu oleh beliau.
13. Bapak Friadelis Ignatius Pardede, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan yang bersedia untuk diwawancarai oleh penulis dalam
memperoleh hasil yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Bapak Frans, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang
bersedia untuk diwawancarai oleh penulis dalam memperoleh hasil yang
diharapkan.
15. Seluruh staff, karyawan, guru dan jajaran struktural SMA Santo Yosef
Pangkalpinang yang tidak dapat disebutkan oleh peneliti yang membantu
peneliti dalam melaksanakan proses penelitian di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang.
16. Seluruh siswa dan siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang yang bersedia
untuk memberikan respon yang positif kepada penulis dalam melaksanakan
proses penelitian.
17. Teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2014
Universitas Sanata Dharma yang telah bersama-sama berdinamika selama
proses perkuliahan.
18. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang dihasilkan belum sempurna. Oleh karena
itu penulis memiliki keterbukaan bagi semua pihak untuk dapat mengkritik dan
memberikan saran terhadap skripsi yang telah penulis hasilkan ini agar skripsi ini
dapat memiliki manfaat bagi semua pihak. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan
akan dicapai apabila ada kritik yang membangun terhadap segala sesuatu yang
dihasilkan. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih apabila ada
pihak yang berkenan untuk memberikan saran kepada penulis.
Penulis,
Fransiskus Ivan Gunawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
D. Penjelasan Istilah ........................................................................................ 11
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II ................................................................................................................... 14
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter ............................................... 14
B. Pembelajaran Matematika .......................................................................... 39
C. Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika ............................... 47
D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 54
BAB III ................................................................................................................. 56
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 56
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 56
B. Subjek Penelitian ........................................................................................ 57
C. Objek Penelitian ......................................................................................... 58
D. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 58
E. Fenomena yang Diamati dalam Penelitian ................................................. 58
F. Bentuk Data ................................................................................................ 60
G. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 60
H. Instrumen Bantu untuk Pengumpulan Data ............................................... 68
I. Metode/Teknik Analisis Data .................................................................... 71
J. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil Penelitian
.....................................................................................................................72
BAB IV ................................................................................................................. 76
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 76
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 76
B. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 89
C. Analisis Data Penelitian ........................................................................... 118
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 178
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V ................................................................................................................. 189
PENUTUP ........................................................................................................... 189
A. Kesimpulan .............................................................................................. 189
B. Saran ......................................................................................................... 193
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nilai dan Deskripsi Nilai untuk Pendidikan Karakter Bangsa ............. 26
Tabel 2.2. Nilai dan Indikator Pendidikan Karakter dalam Pelajaran
Matematika.............................................................................................................51
Tabel 3.1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara..............................................................65
Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Observasi.................................................................66
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi............................................................67
Tabel 4.1 Waktu Kegiatan Pengumpulan Data.......................................................79
Tabel 4.2. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter secara umum..............119
Tabel 4.3. Perbandingan data hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum.............................................................................................................123
Tabel 4.4. Perbandingan data hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, data hasil observasi, data hasil wawancara dengan siswa, data hasil
wawancara dengan
siswi......................................................................................................................127
Tabel 4.5. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter dalam pembelajaran
matematika....................................................................................................................130
Tabel 4.6. Perbandingan data terkait dengan tahap perencanaan pendidikan karakter
melalui pembelajaran
matematika...........................................................................................................132
Tabel 4.7. Perbandingan data terkait dengan tahap pelaksanaan pendidikan karakter
melalui pembelajaran
matematika...........................................................................................................134
Tabel 4.8. Perbandingan data terkait dengan tahap evaluasi pelaksanaan pendidikan
karakter melalui pembelajaran matematika..........................................................144
Tabel 4.9. Perbandingan data terkait dengan tahap tindak lanjut pelaksanaan
pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika........................................146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.10. Reduksi data keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika...........................................................................................................154
Tabel 4.11. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang
mempromosikan nilai-nilai etik inti sebagai landasan bagi pembentukan karakter
yang baik..............................................................................................................158
Tabel 4.12. Perbandingan data untuk point karakter yang harus dipahami secara
komprehensif........................................................................................................160
Tabel 4.13. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif
memerlukan pendekatan yang sungguh-sungguh dan proaktif............................162
Tabel 4.14. Perbandingan data untuk point sekolah harus menjadi komunitas yang
peduli....................................................................................................................163
Tabel 4.15. Perbandingan data untuk point menyediakan peluang bagi siswa untuk
melakukan tindak bermoral..................................................................................165
Tabel 4.16. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif harus
dilengkapi dengan kurikulum akademis yang bermakna dan menantang............166
Tabel 4.17. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter harus secara nyata
berupaya mengembangkan motivasi pribadi siswa..............................................167
Tabel 4.18. Perbandingan data untuk point seluruh staff sekolah harus menjadi
komunitas belajar dan komunitas moral...............................................................168
Tabel 4.19. Perbandingan data untuk point implementasi pendidikan karakter
membutuhkan kepemimpinan moral yang diperlukan bagi staff sekolah maupun
para siswa.............................................................................................................169
Tabel 4.20. Perbandingan data untuk point sekolah harus merekrut orang tua dan
anggota masyarakat sebagai partner penuh dalam upaya pembangunan
karakter.................................................................................................................170
Tabel 4.21. Perbandingan data untuk point evaluasi terhadap pendidikan
karakter.................................................................................................................172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian .................................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. SURAT IZIN PENELITIAN ................................................................ 202
LAMPIRAN 2. PANDUAN PENELITIAN ................................................................... 204
LAMPIRAN 3. TRANSKRIP WAWANCARA ............................................................ 215
LAMPIRAN 4. HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ............... 283
LAMPIRAN 5. DOKUMEN HASIL PENELITIAN ..................................................... 307
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan karakter bangsa sedang digiatkan di
Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari program Nawacita yang
dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, di mana salah satu butir program
tersebut terdapat salah satu butir yang berisi mengenai penguatan karakter
bangsa. Salah satu butir tersebut mengemukakan bahwa pemerintah akan
melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional menjadi kurikulum yang berbasis pada
pengembangan karakter peserta didik. Untuk memperkuat langkah strategis
dalam membudayakan dan mengutamakan pendidikan karakter tersebut,
Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mencanangkan program Penguatan Pendidikan Karakter yang dimulai pada
tahun 2016. Program tersebut diharapkan dapat memperkuat potensi peserta
didik sebagai penerus bangsa. Atas dasar itu, banyak pendidik dan institusi
pendidikan sedang berpikir dan mencoba untuk mengembangkan
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Semua ini dilakukan
dengan tujuan agar generasi muda Indonesia di masa mendatang
mempunyai karakter yang kuat dan menjadikan bangsa Indonesia memiliki
kejayaan di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Selain itu, pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral
dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan merupakan suatu transformasi nilai-nilai budaya
yang berlaku di masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 ayat (6) bahwa
pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kepedulian
terhadap pengembangan pendidikan karakter pada peserta didik telah
tersirat dalam UU No.22 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional, maka seharusnya
pendidikan dapat memberikan dampak yang positif terhadap watak dan
kepribadian bangsa Indonesia. Apabila pendidikan dapat memberikan
dampak yang positif terhadap watak dan kepribadian bangsa Indonesia
maka seharusnya pendidikan mampu menjadikan bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang religius, berintegritas serta berakhlak baik.
Indonesia pada saat ini memerlukan sumber daya manusia dalam
jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama yang dibutuhkan
untuk mendukung pembangunannya. Dalam memenuhi sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
manusia dengan jumlah dan mutu yang memadai, maka pendidikan
memiliki peran yang sangat penting di dalamnya. Seperti yang telah
diketahui bahwa banyak individu yang berasal dari Indonesia telah banyak
berkiprah di negara-negara maju baik menjadi ilmuwan maupun menjadi
individu yang berprestasi dalam berbagai disiplin ilmu.
Namun demikian, dibalik keberhasilan individu-individu yang
berprestasi dan membanggakan tersebut. Ada hal lain yang berkonotasi
kurang baik terhadap oknum akademisi dikarenakan tidak sedikit pula
individu yang duduk di balik roda pemerintahan, birokrasi, partai politik,
pengusaha, penegak hukum, serta di kalangan individu terpelajar yang
menampakkan perbuatan yang tidak menunjukkan identitasnya sebagai
individu terpelajar, baik dari norma sosial, norma agama maupun dari sisi
norma-norma yang terkait. Sebagai contoh, bahwa dalam beberapa tahun
terakhir dunia akademisi “ditampar” sangat keras dengan adanya berita
mengenai informasi bahwa ada oknum dosen yang dengan sengaja
melakukan kegiatan yang tidak menunjukkan jati dirinya sebagai akademisi
yang profesional untuk mendapatkan jabatan fungsional di kalangan
akademisi (Evan, 2014). Peristiwa lainnya adalah kasus korupsi pada
persiapan penyelenggaraan ASIAN Games 2018 (WAD, LAS, NAD, OKI,
DNA, 2016).
Hal lainnya yang dilakukan oleh oknum akademisi yaitu dalam
beberapa kurun waktu terakhir banyak masalah-masalah yang terjadi yang
berkaitan dengan maraknya narkoba yang terjadi dalam lingkungan remaja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
maraknya seks bebas di kalangan remaja, tawuran pelajar, serta hal-hal yang
berkaitan dengan rusaknya kondisi moral/akhlak generasi muda, serta
maraknya kasus yang terjadi dengan mengkaitkan segala hal dengan
perbedaan suku, agama, maupun ras. Hal ini apabila terjadi secara kontinu
maka dikhawatirkan akan terjadi suatu permasalahan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara. Hal lain yang menyebabkan
keprihatinan terhadap karakter peserta didik dalam beberapa kurun waktu
terakhir adalah kasus kekerasan atau dalam kata lain “begal”, di mana yang
menjadi bagian dari pelaku penyerangan tersebut adalah peserta didik yang
masih mengenyam bangku pendidikan (APP, AK, RIF, OWI, WIS, RID,
2018). Peristiwa lainnya adalah mahasiswa di suatu universitas terkait
dengan tindakan terorisme (Muharrman, 2018). Kemudian ada peristiwa
pembunuhan yang dilakukan oleh pelajar terhadap temannya sendiri di
SMA Taruna Nusantara (Harsono, 2017). Melalui hal tersebut maka ada
penurunan nilai-nilai karakter yang bertolak belakang dengan nilai-nilai
karakter yang diharapkan dalam masyarakat.
Oleh karena itu, untuk menemukan suatu “obat” yang dapat
menyembuhkan karakter tidak baik yang berkembang dalam masyarakat
bukanlah suatu perkara yang mudah. Harus ada pengembangan karakter
yang diberikan kepada setiap insan muda yang merupakan cikal bakal
penerus bangsa ini. Oleh karena itu dicetuskanlah pendidikan karakter yang
diintegrasikan melalui pembelajaran dalam setiap mata pelajaran, tidak
terkecuali dalam pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Untuk menjadikan pendidikan karakter sebagai “obat” untuk
menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan karakter yang kurang baik
maka pendidikan karakter dapat berawal dari lingkungan sekitar di mana
peserta didik tersebut mendapatkan lingkungan tempat tinggal. Hal tersebut
dikarenakan melalui lingkungan tempat tinggal dari peserta didik maka
karakter dari peserta didik dapat berdampak positif maupun berdampak
negatif. Setelah itu, pendidikan karakter yang telah didapatkan dalam
lingkungan di mana peserta didik tinggal maka tempat selanjutnya adalah
sekolah. Sekolah disini merupakan elemen yang membantu untuk mengasah
karakter peserta didik yang telah terbentuk.
Penyelenggaraan pendidikan karakter sebenarnya bukanlah suatu
hal yang baru diterapkan dalam konsep pendidikan nasional tetapi
penyelenggaraan tersebut telah berlangsung sejak lama. Dalam Kemdikbud
(2016) dikemukakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
bukanlah suatu kebijakan baru dikarenakan sejak tahun 2010 pendidikan
karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Oleh karena itu
praktik pembudayaan pendidikan karakter tersebut sudah banyak dilakukan
di sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan
untuk memastikan agar proses pembudayaan nilai-nilai karakter berjalan
dan berkesinambungan. Pendidikan karakter juga merupakan sebuah istilah
yang semakin hari semakin dikenal oleh masyarakat pada saat ini. Dalam
masyarakat maka pendidikan karakter dikenal sebagai pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
berorientasi kepada pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter yang
baik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
Banyak cara yang dapat digunakan dalam menanamkan karakter
pada siswa, namun model yang paling baik adalah menerapkan pendidikan
karakter secara holistik/menyeluruh. Dalam arti seluruh institusi sekolah
dilibatkan, yaitu melalui kepala sekolah, guru, karyawan, orang tua, situasi
sekolah, suasana, aturan main, dan lain-lain. Melalui cara ini maka tanggung
jawab pendidikan karakter ditanggung secara bersama-sama oleh institusi
sekolah dan bukan hanya menjadi tanggung jawab guru yang mengajarkan
pendidikan karakter.
Guru matematika juga sebagai salah satu pendidik, mempunyai
tanggung jawab terhadap penanaman pendidikan karakter. Melalui
pembelajaran matematika, maka guru matematika memiliki andil dalam
mengembangkan karakter dari siswa. Melalui ketiga unsur dalam proses
pembelajaran yaitu pengetahuan, proses, serta sikap dalam pembelajaran
maka siswa dapat didukung untuk mengembangkan karakternya.
Ovi (2013) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika sangat
menarik apabila dikoneksikan dengan pendidikan karakter dikarenakan
matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
modern, matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam
berbagai disiplin ilmu serta matematika dapat memajukan daya pikir
manusia melalui kajian-kajian yang terkandung di dalam matematika itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sendiri. Penguasaan matematika sejak dini diharapkan dapat menguasai
serta menciptakan teknologi terbarukan.
Untuk menjadi seorang individu yang bertindak sebagai thinker
dalam proses menciptakan teknologi terbarukan maka tidak hanya
diperlukan kemampuan kognitif yang baik saja melainkan harus memiliki
karakter yang menunjukkan bahwa dirinya merupakan individu yang
berintegritas dalam hal ilmu maupun dalam hal karakter.
Dalam Ovi (2013), Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Mata Pelajaran Matematika menyatakan bahwa pembelajaran matematika
SMA bertujuan agar peserta didik:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien
dan tepat dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Pendidikan karakter juga telah tertuang dalam Undang-Undang No 20
Tahun 2003 yang mengemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Selain itu, pendidikan karakter juga telah diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 87 Tahun 2017 yang terkait dengan penguatan pendidikan
karakter. Melalui Perpres tersebut, maka setiap satuan pendidikan
diharapkan dapat memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi
olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja
sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian
dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang studi kasus pendidikan karakter melalui
proses pembelajaran matematika, di mana penelitian tersebut terkhusus di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Hal tersebut dikarenakan SMA Santo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Yosef Pangkalpinang dalam beberapa kurun waktu terakhir telah
melakukan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.
Selain itu, peneliti memiliki ketertarikan untuk melihat keefektifan
pendidikan karakter yang diterapkan melalui pembelajaran matematika di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Hal tersebut didukung dengan berbagai
macam kompleksitas masalah yang terkait dengan karakter dari peserta
didik di Indonesia sehingga peneliti hendak mendalami lebih lanjut apakah
pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
tersebut memiliki dampak yang positif kepada peserta didik melalui
perilaku maupun tindakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, terdapat paradigma iman kristiani yang dipegang oleh
sekolah dalam rangka untuk menyelenggarakan setiap proses pendidikan,
sehingga terdapat kekhususan yang dilakukan oleh sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan karakter. Kekhususan tersebut yang
membuat peneliti merasa tertarik dengan ciri khas dari paradigma yang
dipegang oleh sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan karakter.
Peneliti hendak lebih mendalami ciri khas dari paradigma yang dimiliki oleh
SMA Santo Yosef Pangkalpinang, dengan tujuan untuk lebih memahami
nilai-nilai pendidikan karakter yang berkembang di dalam lingkup sekolah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
terkait dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perlu
disusun rumusan masalah yang bertujuan agar fokus penelitian lebih terarah
dan sistematis. Rumusan masalah yang terkait dengan hal tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018?
2. Bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan melalui pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran
2017/2018?
3. Bagaimana keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui proses
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada
tahun ajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan
secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran
2017/2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Mengetahui bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan
melalui pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
3. Mengetahui keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui
proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
D. Penjelasan Istilah
Peneliti memiliki pandangan bahwa untuk meminimalkan kesalahan
penafsiran dalam berbagai sudut pandang pembaca mengenai penelitian
yang berjudul “PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA SANTO YOSEF
PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2017/2018”, maka peneliti
memberikan beberapa penjelasan istilah terkait dengan penelitian yang
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang dilakukan secara
sadar, baik oleh individu, kelompok tertentu dan atau sekolah dalam
rangka menginternalisasi nilai-nilai luhur, baik yang bersumber dari
agama, dari nilai sosial dan budaya bangsa, serta etika dan moral, agar
mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring
the good), dan melakukan kebaikan (doing the good) yang selanjutnya
menjadi sikap, pandangan, dan kepribadiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu metode atau cara yang
dilakukan melalui proses pengintegrasian konsep-konsep yang berlaku
di dalam matematika sehingga peserta didik dapat memahami konsep-
konsep matematika secara tepat.
3. Keefektifan Pendidikan Karakter
Keefektifan merupakan tepat guna, berhasil atau memiliki efek,
pengaruh, akibat. Oleh karena itu, keefektifan pendidikan karakter
adalah tingkat atau taraf keberhasilan dalam pembelajaran matematika
dalam membentuk perilaku moral yang berkarakter bagi siswa yang
bersangkutan.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti maka
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti
yang hendak mengambil kajian mengenai pendidikan karakter
dalam pembelajaran matematika
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai input bagi
pengembangan ilmu pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bagi pakar
pendidikan terkhusus kepada pakar yang hendak mendalami kajian
pendidikan karakter
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh jajaran dewan guru
SMA Santo Yosef Pangkalpinang untuk membuat proses
pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter
b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh jajaran petinggi
Yayasan Tunas Karya sebagai masukan untuk penerapan pendidikan
karakter dalam setiap proses pembelajaran di sekolah yang bernaung
di dalam Yayasan Tunas Karya
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi suatu hal yang positif bagi peserta
didik dalam melakukan proses pembelajaran matematika yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter
d. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh guru matematika
sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan proses pembelajaran
matematika yang berlandaskan nilai karakter
e. Bagi peneliti maka hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
mengembangkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran
matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan
Menurut Sriwilujeng (2017) pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian. Dalam Muslich (2015), John Dewey
menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama
manusia. Tujuan pendidikan dalam hal ini agar generasi muda sebagai
penerus generasi tua dapat menghayati, memahami, mengamalkan nilai-
nilai atau norma-norma tersebut dengan cara mewariskan segala
pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang
melatarbelakangi nilai-nilai dan norma-norma hidup dan kehidupan.
Menurut Suparno (2015), pendidikan berarti usaha membantu siswa
untuk menjadi berkarakter atau karakternya berkembang semakin maju.
Dalam Mansur (2016), Sudirman N menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mencapai dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mantap.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
2. Pengertian Karakter
Karakter saat ini dalam tahap perbincangan yang sangat menarik di
tengah masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan sebab melalui
pendidikan maka karakter ditransformasikan dari generasi ke generasi.
Sebagai individu yang menjadi bagian dari pendidikan, maka harus
memahami karakter secara lebih mendalam.
Jika dilihat dari asal-usul kata, banyak sekali pendapat mengenai
dari mana kata “karakter” itu berasal. Ada yang berpendapat bahwa akar
kata “karakter” ini, berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu
“kharakter”, “kharassein”, dan “kharax”, yang bermakna “tools for
marking”, “to engrave”, dan “pointed stake”. Kata ini konon mulai
banyak digunakan dalam bahasa Perancis sebagai “caractere” pada
abad ke-14. Ketika masuk ke dalam bahasa Inggris, kata “caractere” ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
berubah menjadi “character”. Dalam bahasa Indonesia, “character” ini
mengalami perubahan menjadi “karakter”. Pendapat yang lain
menyebutkan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “to mark (menandai)”, yaitu menandai tindakan atau tingkah laku
seseorang.
Seperti halnya mengenai asal-usul, definisi para ahli mengenai
“karakter” itu sendiri bermacam-macam, tergantung dari sisi atau
pendekatan yang dipakai. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan
bahwa karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter
adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan
terejawantahkan dalam perilaku.
Menurut Koesoema (2007) orang berkarakter itu berarti orang yang
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.
Berdasarkan definisi singkat itu bisa kita pahami bahwa karakter
merupakan watak dan sifat-sifat seseorang dengan yang lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut juga bisa kita pahami bahwa karakter
itu identik dengan kepribadian. Adapun kepribadian merupakan ciri,
karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga
pada masa kecil, dan bawaan sejak lahir.
Lickona (1991) memberikan definisi yang sangat lengkap mengenai
karakter. Menurut Lickona, karakter adalah “A reliable inner disposition
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
to respond to situations in a morally good way”. Lickona juga
menambahkan bahwa, “Character so conceived has three interrelated
parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior”. Oleh karena
itu Lickona (2015) mengemukakan bahwa karakter terdiri dari nilai
operatif, nilai dalam tindakan sehingga kita berproses dalam karakter
kita, seiring suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin
yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan cara yang
menurut moral itu baik. Karakter yang terasa demikian memiliki tiga
bagian yang saling berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral,
dan perilaku moral. Oleh karena itu karakter yang baik terdiri dari
mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan
hal yang baik (kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan
kebiasaan dalam tindakan). Dengan kata lain, karakter mengacu kepada
serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi
(motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills).
Dalam Kurniasih (2017), Ki Hadjar Dewantara memandang karakter
itu sebagai watak atau budi pekerti. Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi
pekerti adalah bersatunya antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak
atau kemauan, yang kemudian menimbulkan tenaga. Secara ringkas,
karakter menurut Ki Hadjar Dewantara adalah sebagai sifatnya jiwa
manusia, mulai dari angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga.
Dengan adanya budi pekerti, lanjut Ki Hadjar Dewantara, manusia akan
menjadi pribadi yang merdeka sekaligus berkepribadian, dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengendalikan diri sendiri (mandiri, zelfbeheersching). Setiap orang
menurut Ki Hadjar Dewantara, memiliki roman muka yang berbeda-
beda pula. Pendek kata, antara manusia satu dengan yang lain tidak ada
kesamaan karakternya.
Menurut Suparno (2015) secara batin, karakter dapat dikatakan
sebagai imbangan yang tetap antara hidup batin seseorang dengan
perbuatan lahirnya. Oleh karena itu, perkembangan karakter seseorang
tergantung pada bakat awalnya dan pengaruh pendidikan yang dialami
selanjutnya, sehingga menjadi watak yang tetap pada diri orang itu.
Dalam pendidikan karakter sangat penting memperhatikan kedua segi
itu, bakat dan pendidikan.
Dalam Daryanto (2013), Dewantara menyatakan bahwa karakter itu
terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh ajar.
Yang dinamakan “dasar” yaitu bekal hidup atau bakat anak yang berasal
dari alam sebelum mereka lahir, serta sudah menjadi satu dengan kodrat
kehidupan anak (biologis). Sementara kata “ajar” diartikan segala sifat
pendidikan dan pengajaran mulai anak dalam kandungan ibu hingga akil
baligh, yang dapat mewujudkan intelligible, yakni tabiat yang
dipengaruhi oleh kematangan berpikir.
Dalam Suparno (2015), Driyarkara menyamakan karakter dengan
budi pekerti serta Driyarkara mengemukakan bahwa seseorang disebut
mempunyai budi pekerti atau karakter bila ia mempunyai kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengalahkan dorongan yang tidak baik dalam dirinya. Atau secara
positif, orang mempunyai kebiasaan menjalankan dorongan yang baik.
Dalam Samani (2017), Screnko mendefinisikan karakter sebagai
atribut atau ciri-ciri yang membentuk atau membedakan ciri pribadi, ciri
etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau
bangsa. Dalam Samani (2017), Robert Maine mengambil pendekatan
yang berbeda terhadap makna karakter, menurut dia karakter adalah
gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan
kemampuan, yang membangun pribadi seseorang.
Dalam Daryanto (2013), Suyanto menyatakan bahwa karakter
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang
bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat
dari keputusan yang ia buat.
Dalam Daryanto (2013), Yaumi menyatakan bahwa karakter
menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala
tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan,
kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik. Sebagai
identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar
perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia.
Samani (2017) mengemukakan secara universal berbagai karakter
dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation),
kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty),
kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab
(responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan
persatuan (unity).
Menurut Samani (2017), karakter dipengaruhi oleh hereditas.
Perilaku seseorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau
ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah ”kacang ora ninggal
lanjaran” (Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau
bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik
lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter.
Menurut Koesoema (2015) secara etimologis, kata “karakter”
berasal dari bahasa Yunani karasso (= cetak biru, format dasar, sidik
seperti dalam sidik jari). Dalam tradisi Yahudi, para tetua melihat alam
(laut) sebagai sebuah karakter. Artinya, sebagai sesuatu yang bebas,
tidak dapat dikuasai manusia, “mrucut” (terlepas dari pegangan) seperti
menangkap asap. Karakter adalah sesuatu yang tidak dapat dikuasai oleh
intervensi manusiawi seperti ganasnya laut dengan gelombang pasang
dan angin yang menyertainya. Mereka memahami karakter seperti
lautan, tidak terselami, tidak dapat diintervensi. Oleh karena itu,
berhadapan dengan apa yang memiliki karakter, manusia tidak dapat
ikut campur tangan atasnya. Manusia tidak dapat memberikan bentuk
atasnya. Sama seperti bumi, manusia tidak dapat membentuknya sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bumi memiliki karakter berupa sesuatu yang mrucut (terlepas dari
pegangan) tadi. Namun, sekaligus bumi itu sendiri memberikan karakter
pada realitas lain.
Oleh karena itu karakter dapat dipahami sebagai nilai-nilai yang
khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik nyata berkehidupan
baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam
diri dan terejawantahkan dalam perilaku serta merupakan sifat alami
seseorang dalam merespons situasi secara bermoral; sifatnya jiwa
manusia, mulai dari angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga; cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.
3. Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam Samani (2017), Winton menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru
untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Dalam Samani
(2017), Burke menyatakan bahwa pendidikan karakter semata-semata
merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian
yang fundamental dari pendidikan yang baik.
Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan
yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan
pengembangan etik para siswa. Merupakan suatu upaya proaktif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa
mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja,
seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan dan
ketabahan (fortitude), tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan
orang lain.
Dalam Samani (2017), Lickona menyatakan bahwa pendidikan
karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu
seseorang memahami, peduli, dan bertindak sebagai landasan inti nilai-
nilai etis. Secara sederhana, dalam Samani (2017), Lickona
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang
secara sengaja untuk memperbaiki karakter siswa.
Dalam Samani (2017), Screnko menyatakan bahwa pendidikan
karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan
cara ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan
melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir
besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan
hikmah dari apa-apa yang diamati dan dipelajari).
Dalam Mansur (2016), Ratna Megawangi menjelaskan bahwa
pendidikan karakter merupakan sebuah usaha sadar untuk mendidik
peserta didik agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam Mansur (2016), David Elkind dan Sweet mengatakan bahwa
“Character education is the deliberate effort to help people understand,
care about, and act upon core ethichal values, when we think about the
kind of character we want for our children, it is clear that we want them
to be able to judge what is right, and than do what they believe to be
right, even in the face of pressure from without and temptation from
within”. Pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk
membantu manusia memahami, peduli dan menghargai nilai-nilai
etis/asusila, di mana orang berpikir tentang macam-macam karakter
yang diinginkan untuk anak.
Dalam Fathurrohman (2013), T. Ramli menyatakan bahwa
pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat,
dan warga negara yang baik.
Dalam Mansur (2016), Albertus mendefinisikan pendidikan
karakter sebagai diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam
menghayati nilai-nilai yang dianggap baik, luhur, dan layak
diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi
berhadapan dengan dirinya, sesama manusia dan Tuhan. Dalam Mansur
(2016), Yahya Khan menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara
sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dalam Mansur (2016), Pusat Kurikulum Pendidikan Nasional
mengemukakan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia yang sempurna.
Menurut Mansur (2016) pendidikan karakter juga merupakan proses
kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan dan
pengembangan budi pekerti yang selalu mengajarkan, membimbing,
dan membina setiap manusia untuk memiliki kompetensi intelektual,
karakter, dan keterampilan menarik.
Oleh karena itu, pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang
dilakukan secara sadar, baik oleh individu, kelompok tertentu dan atau
sekolah dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai luhur, baik yang
bersumber dari agama, dari nilai sosial dan budaya bangsa, serta etika
dan moral, agar mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai
kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good)
yang selanjutnya menjadi sikap, pandangan, dan kepribadiannya.
4. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter
Nilai-nilai luhur yang diinternalisasikan dalam pendidikan karakter
berpijak pada karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral
universal (bersifat absolut), bersumber dari agama yang seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki
tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar
tersebut. Menurut para psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut
adalah cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya),
tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan
kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah,
keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta
damai, dan cinta persatuan.
Pendidikan karakter dianggap sebagai pendidikan nilai moralitas
manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata. Tampak di
sini terdapat unsur pembentukan nilai tersebut dan sikap yang didasari
pada pengetahuan untuk melakukannya. Nilai-nilai itu merupakan nilai
yang dapat membantu interaksi bersama orang lain secara lebih baik
(learning to live together). Nilai tersebut mencakup berbagai bidang
kehidupan, seperti hubungan dengan sesama (orang lain, keluarga), diri
sendiri (learning to be), hidup bernegara, lingkungan dan Tuhan.
Dalam Samani (2017), Kemendiknas merumuskan bahwa
berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan
atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
terindentifikasi 80 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi
lima, yaitu:
a. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan diri
sendiri,
c. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan sesama
manusia,
d. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
lingkungan dan,
e. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
kebangsaan
Berikut akan disajikan sejumlah nilai untuk pendidikan karakter
bangsa yaitu sebagai berikut: (Kemendiknas dalam Arnasari. 2012:
14-16)
Tabel 2.1. Nilai dan Deskripsi Nilai untuk Pendidikan Karakter
Bangsa
No Nilai Deskripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama
lain
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
No Nilai Deskripsi
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain
9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar
10 Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan
kelompoknya
11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa
12 Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain
13 Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran
dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
No Nilai Deskripsi
15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya
16 Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalui ingin
memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan
18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial,
dan budaya)
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan keseluruhan dinamika rasional antar
peserta didik dengan berbagai ragam dimensi, baik dari dalam maupun
dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin dapat menghayati kebebasan
dirinya sehingga ia semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan
dirinya sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup
mereka.
Dalam Mansur (2016), Timoty Rusnak menyatakan bahwa
pendidikan karakter memiliki enam prinsip yang harus dikembangkan
sebagai berikut:
a. Pendidikan karakter adalah bagian dari kehidupan akademik dan
sosial setiap siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Pendidikan karakter terintegrasi adalah pendidikan tindakan
c. Lingkungan sekolah yang positif membantu membangun
d. Pengembangan karakter didorong melalui kebijakan administrasi
dan latihan
e. Pendidik yang dikuasakan untuk mempromosikan pengembangan
karakter
f. Sekolah dan masyarakat adalah mitra penting dalam pengembangan
karakter
Dalam Mansur (2016), Lickona menyatakan bahwa ada beberapa
prinsip dalam pendidikan karakter yaitu:
a. Mempromosikan nilai-nilai inti (core values) dan nilai-nilai etika
yang mendukung kinerja sebagai dasar karakter yang baik
b. Mendefinisikan karakter secara komprehensif untuk memasukkan
aspek berpikir, perasaan dan perilaku seseorang
c. Menggunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja dan pro-
aktif untuk pengembangan karakter
d. Membuat komunitas kepedulian sekolah dalam membangun
karakter siswa
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk tindakan moral
6. Tujuan Pendidikan Karakter
Direalisasikannya penyelenggaraan pendidikan karakter bertujuan
untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sekolah yang mengarah pada pencapaian terbentuknya karakter atau
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan
peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Di samping itu pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Dalam Mansur (2016), Steve Johnson berpendapat bahwa tujuan
pendidikan karakter adalah untuk menemukan cara dalam membantu
siswa mengembangkan kebiasaan dan nilai-nilainya sendiri.
Dengan pendidikan karakter, kecerdasan seorang anak tidak hanya
bertumpu pada otaknya, tetapi juga pada kecerdasan emosinya.
Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak
menyongsong masa depan. Karena dengan kecerdasan emosi, seseorang
akan mampu dan berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan,
termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Hal ini sesuai
dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Bab 2 pasal 3:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
7. Keefektifan Pendidikan Karakter
Keefektifan merupakan tepat guna, berhasil atau memiliki efek,
pengaruh, akibat. Oleh karena itu, keefektifan pendidikan karakter
adalah tingkat atau taraf keberhasilan dalam pembelajaran matematika
dalam membentuk perilaku moral yang berkarakter bagi siswa yang
bersangkutan.
Lickona, Schaps dan Lewis (2007) telah mengembangkan 11 prinsip
untuk pendidikan karakter yang efektif (11 principles of effective
character education). Berikut pengembangan 11 prinsip pendidikan
karakter yang efektif dengan sedikit penjelasannya sebagai berikut:
a. Pendidikan karakter harus mempromosikan nilai-nilai etik inti
(ethical core values) sebagai landasan bagi pembentukan karakter
yang baik
Pendidikan karakter berpegang pada nilai-nilai yang
disebarkan secara meluas, yang amat penting, dan berlandaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
karakter mulia, yang disebut nilai inti (core value), misalnya:
kepedulian, kejujuran, fairness, pertanggungjawaban,
penghormatan pada diri sendiri dan orang lain. Pendidikan karakter
juga mempromosikan nilai-nilai kinerja yang positif seperti
kerajinan, etos kerja yang kuat, dan keuletan, serta kegigihan.
Pendidikan karakter di sekolah harus dilandasi komitmen untuk
mempertahankan nilai-nilai tersebut, mendefinisikannya dalam
setiap perilaku yang harus dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah.
b. Karakter harus dipahami secara komprehensif termasuk dalam
pemikiran, perasaan, dan perilaku
Implementasi karakter yang baik meliputi pemahaman,
kepedulian, dan tindakan yang dilandasi nilai-nilai etik inti.
Pendekatan holistik dalam pembangunan karakter dengan demikian
terkait pada pengembangan aspek-aspek kognitif, emosional, dan
perilaku dari kehidupan moral. Peserta didik tumbuh dan memahami
nilai-nilai inti tersebut dengan cara mempelajarinya dan
mendiskusikannya, mengamati model perilaku, dan memecahkan
masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai. Para siswa belajar untuk
peduli terhadap nilai-nilai inti dengan mengembangkan kecakapan
berempati, membangun hubungan saling peduli, membantu
menciptakan komunitas peduli, mendengarkan kisah-kisah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menarik dan memberikan ilham, serta merefleksikannya dalam
pengalaman kehidupannya.
c. Pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang
sungguh-sungguh dan proaktif serta mempromosikan nilai-nilai inti
pada semua fase kehidupan sekolah
Sekolah yang berkomitmen untuk mengembangkan karakter
wajib melihat dirinya sendiri dengan kacamata moral untuk menilai
bagaimana segala sesuatu yang ada di sekolah dapat memberikan
dampak pada karakter para siswa. Hal ini merupakan pendekatan
komprehensif yang memanfaatkan seluruh aspek persekolahan
sebagai suatu kesempatan bagi pengembangan karakter.
d. Sekolah harus menjadi komunitas yang peduli
Sekolah yang berkomitmen pada pengembangan karakter
harus berupaya menjadi suatu masyarakat mikrokosmos yang peduli
dan adil. Hal ini dimungkinkan dengan cara membangun suatu
komunitas yang membantu seluruh anggotanya untuk membentuk
keterikatan kepedulian antar mereka. Hal ini akan terkait dengan
pengembangan hubungan kepedulian antar siswa (satu tingkat kelas
dan antar tingkat kelas), antar staff (yang dimaksud staf di sini,
adalah guru, guru BK, petugas UKS, dan pegawai administrasi),
antara siswa dan staff, serta antara staff dan keluarga siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hubungan kepedulian ini dapat membangkitkan baik niat untuk
belajar, maupun niat menjadi orang yang berperilaku baik. Dalam
kaitan ini, jika anggota staff dan orangtua siswa dapat terjalin
hubungan saling menghormati, yang saling menguntungkan kedua
belah pihak, ternyata mereka juga lebih merasa terpanggil dan
bersemangat untuk mengembangkan kapasitasnya dalam
mempromosikan nilai-nilai karakter kepada para siswa. Dalam suatu
komunitas sekolah yang peduli, kehidupan sehari-hari dalam kelas
dan seluruh bagian dari lingkungan sekolah akan diilhami dan
dipenuhi oleh iklim kepedulian dan menghargai satu sama lain.
e. Menyediakan peluang bagi para siswa untuk melakukan tindakan
bermoral
Untuk mengembangkan karakter yang baik, para siswa
memerlukan kesempatan yang banyak dan bermacam-macam dalam
menerapkan berbagai nilai seperti rasa iba, pertanggungjawaban,
dan kejujuran serta keadilan, dalam interaksi dan diskusi setiap hari.
Dengan dihadapkan pada tantangan nyata (misalnya membagi
tugas-tugas dalam pembelajaran kooperatif, bagaimana mencapai
mufakat dalam rapat kelas, bagaimana menjalankan projek
pembelajaran melayani/service learning) dan merefleksikannya
dalam pengalamannya, para siswa dapat mengembangkan
pemahaman praktis tentang perlunya bekerja sama dengan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lain dan memberikan sumbangan pribadinya, baik berupa pemikiran
maupun tindakan.
f. Pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan
kurikulum akademis yang bermakna dan menantang, yang
menghargai semua pembelajar dan membantu mereka untuk
mencapai sukses
Dikarenakan setiap siswa datang ke sekolah dengan
keterampilan, minat, dan kebutuhan yang berbeda, maka program
akademik yang dirancang untuk membantu siswa agar berhasil
hendaknya harus menjadi suatu program sedemikian rupa sehingga
bahan akademik maupun pedagogi pembelajaran cukup mampu
untuk membangun keterikatan seluruh siswa. Hal ini maknanya
sekolah harus menyediakan suatu kurikulum yang secara inheren
menarik dan bermakna bagi siswa. Contoh kurikulum yang
bermakna adalah kurikulum yang menghadirkan pengajaran aktif
dan metode pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif,
pendekatan pemecahan masalah, dan projek berbasis pengalaman.
Pendekatan seperti ini akan meningkatkan otonomi siswa karena
menarik minat siswa, menyediakan mereka kesempatan untuk
berpikir kreatif dan kesempatan untuk menguji gagasan-gagasan
mereka sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
g. Pendidikan karakter harus secara nyata berupaya mengembangkan
motivasi pribadi siswa
Karakter sering didefinisikan sebagai melakukan sesuatu
yang benar tatkala tidak seorang pun melihat. Hal semacam ini dapat
terjadi karena keyakinan terdalam yang hadir dalam diri siswa
adalah bahwa berbuat baik itu bagus, sehingga ada keinginan yang
timbul dari dalam hatinya untuk menjadi orang yang baik.
Pembelajaran karakter dilaksanakan untuk mengembangkan
pemahaman siswa terhadap aturan-aturan, membangkitkan
kesadaran bahwa perilakunya akan berdampak kepada orang lain.
h. Seluruh staff sekolah harus menjadi komunitas belajar dan
komunitas moral yang semuanya saling berbagi tanggung jawab
bagi berlangsungnya pendidikan karakter, dan berupaya untuk
mengembangkan nilai-nilai inti yang sama yang menjadi panduan
pendidikan karakter bagi para siswa.
Seluruh staff sekolah mengambil perannya masing-masing
dalam upaya pendidikan karakter. Pertama kali dan yang paling
penting, anggota staff harus menunjukkan tanggung jawabnya
dengan menjadi model bagi nilai-nilai inti dalam perilakunya dan
mengambil kesempatan untuk memberikan pengaruh terhadap
siswa, dengan siapa mereka berinteraksi. Kedua, nilai-nilai dan
norma yang sama yang mengendalikan perilaku para siswa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
juga diterapkan dalam mengatur kehidupan warga sekolah yang
lebih dewasa dalam komunitas sekolah. Seperti para siswa, warga
sekolah yang dewasa juga menumbuhkan karakter dengan bekerja
secara kolaboratif satu sama lain dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang meningkatkan pembangunan karakter
di ruang kelas maupun di sekolah secara keseluruhan. Ketiga, suatu
sekolah yang memberikan kesempatan leluasa terhadap para staff-
nya untuk melakukan refleksi terhadap masalah-masalah moral,
dapat membantu meyakinkan semua pihak bahwa pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah tersebut dilaksanakan dengan penuh
integritas.
i. Implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan
moral yang diperlukan bagi staff sekolah maupun para siswa
Sekolah yang telah berkomitmen untuk mengembangkan
pendidikan karakter yang efektif harusnya memiliki orang-orang
yang berperan sebagai pemimpin (misalnya, kepala sekolah, para
wakil kepala sekolah, guru senior, wali kelas, konselor, pengawas
sekolah) yang memiliki kemampuan mumpuni (prima atau tangguh)
dalam kepemimpinan. Bisa juga sekolah membentuk Komite
Pendidikan Karakter yang terdiri dari staff, siswa, orang tua,
mungkin juga anggota masyarakat sekitar sekolah, atau anggota
Dewan Pendidikan, yang bertanggung jawab dalam perencanaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
implementasi, dan memberikan dukungan terhadap pembangunan
karakter.
j. Sekolah harus merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai
partner penuh dalam upaya pembangunan karakter
Sekolah yang mampu menjalin hubungan dengan orang tua
siswa untuk mau terlibat dalam pendidikan karakter terbukti
memiliki kesanggupan yang besar dalam meningkatkan peluangnya
untuk berhasil bersama siswanya membangun karakter. Sekolah
semacam itu biasanya mau bersusah payah pada setiap tahap
pendidikan karakter untuk berkomunikasi dengan keluarga siswa,
misalnya melalui surat, e-mail, rapat orang tua dan sebagainya serta
berbicara tentang tujuan dan aktivitas terkait pendidikan karakter.
k. Evaluasi terhadap pendidikan karakter harus juga menilai karakter
sekolah, menilai fungsi staff sekolah sebagai pendidik karakter,
sampai pada penilaian terhadap bagaimana cara para siswa
memanifestasikan karakter yang baik.
Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif maka ada
tiga jenis hasil yang harus menjadi titik pusat penilaian, yaitu:
1) Karakter sekolah harus dinilai sejauh mana sekolah telah
menjadi komunitas yang peduli. Hal ini dapat dinilai melalui
suatu survei yang bertanya tentang apakah semua siswa di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sekolah menghargai satu sama lain, atau pertanyaan mengenai
apakah siswa di ruang kelas bersikap seperti sebuah keluarga dan
sebagainya.
2) Peranan staff sekolah sebagai pendidik karakter dapat dilihat
dari sampai sejauh mana staff sekolah mengembangkan saling
pengertian tentang apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan pembangunan karakter, apakah setiap staff
berkomitmen terhadap hal tersebut, apakah mereka memiliki
kecakapan untuk melaksanakannya, apakah mereka memiliki
kebiasaan yang konsisten dalam mengembangkan kapasitasnya
sebagai pendidik karakter.
3) Karakter para siswa, dinilai dengan pertanyaan utama tentang
sejauh mana para siswa mewujudkan pemahamannya,
komitmennya, dan tindakannya yang dilandasi nilai-nilai etik
inti.
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Winkel (1991) pembelajaran adalah seperangkat tindakan
yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Menurut Rachmawati (2015) pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah suatu
proses membelajarkan peserta didik.
Menurut Trianto (2014) pembelajaran merupakan merupakan
kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat
dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah
usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat
bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru
dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer)
yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam pengertian lainnya, Winkel (1991) mendefinisikan
pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi
ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan
tidak menghambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dengan kata lain, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
yang dilakukan secara sengaja oleh individu dengan tujuan untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku dari individu tersebut, di
mana hasil tersebut merupakan pengalaman yang diperoleh individu
sebagai bagian dari interaksi dengan lingkungan di sekitarnya.
2. Pengertian Matematika
Dalam Suherman (2003), Russefendi menyatakan bahwa
matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Dalam Suherman
(2003), James dan James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang
terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Tetapi
ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi
empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan
aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika. Menurut Russefendi
(1988) matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak
didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di
mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum,
karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
Menurut Uno (2008) matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu
yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi,
analisis, dan konstruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai
cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.
Dalam Abdurrahman (2010), Johnson dan Myklebust menyatakan
bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Dalam Abdurrahman (2010), Lerner mengemukakan bahwa matematika
di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal
yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Dalam
Abdurrahman (2010), Kline mengemukakan bahwa matematika
merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara
bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
Dalam Russefendi (1972), Johson dan Rising mengemukakan bahwa
matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah
yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur
yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau
teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni,
keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Dalam
Hendriana (2014), Schoenfeld mengemukakan pandangan terhadap
matematika yang lebih sempit yaitu matematika sebagai produk
matematika yang padat; belajar matematika adalah menemukan sesuatu
yang padat tadi (melalui penjelasan, atau direpresentasikan untuk
dikembangkan sendiri); dan doing mathematics diartikan sebagai
menghasilkan produk yang padat tadi, baik secara perorangan maupun
berkolaborasi dengan yang lain. Schoenfeld berpendapat bahwa
pengertian istilah matematika sebagai ilmu tentang pola perlu
dikembangkan lebih lanjut. Matematika memuat pengamatan dan
pengkodean melalui representasi yang abstrak, dan peraturan dalam
dunia simbol dan objek. Matematika dalam pengertian sebagai ilmu
memuat arti membuat sesuatu yang masuk akal, memuat serangkaian
simbol dan jenis penalaran yang sesuai antara satu dengan yang lainnya.
Pengertian doing science lebih mengarah pada kegiatan sosial daripada
kegiatan individu, sehingga perlu kemampuan mengomunikasikan hasil
ilmiahnya kepada orang lain. Dengan demikian terbentuk masyarakat
matematik yang saling berbagi dalam mengembangkan idea-idea
matematik. Uraian di atas melukiskan bahwa pengertian matematika
sebagai ilmu tentang pola memuat kegiatan membuat sesuatu menjadi
masuk akal dan memerlukan kemampuan mengomunikasikan ideanya
kepada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Pengertian Pembelajaran Matematika
Untuk dapat merancang pembelajaran matematika yang dapat
menunjang atau mengembangkan pendidikan karakter, maka perlu
diidentifikasi unsur-unsur atau komponen-komponen yang ada dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika terdapat komponen-
komponen antara lain: bahan atau materi pelajaran (matematika),
metode, media, dan kegiatan pembelajaran (proses pelaksanaan
pembelajaran). Oleh karena itu, pengembangan pendidikan karakter
bisa dimasukkan ke dalam materi pelajaran, metode yang dipilih untuk
digunakan, dan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam Hudoyo (1998), Bruner mengemukakan bahwa pembelajaran
matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang
terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara
konsep dan struktur matematika di dalamnya. Menurut Suherman
(1986) dalam pembelajaran matematika para siswa dibiasakan untuk
memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang
dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Dalam
Suherman (2003), Cobb mengemukakan pembelajaran matematika
sebagai proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan matematika. Menurut Rahayu (2007)
hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang
dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang
memungkinkan seseorang (peserta didik) melaksanakan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
belajar matematika dan pembelajaran matematika harus memberikan
peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang
matematika. Oleh karena itu, pembelajaran matematika adalah suatu
metode atau cara yang dilakukan melalui proses pengintegrasian
konsep-konsep yang berlaku di dalam matematika sehingga peserta
didik dapat memahami konsep-konsep matematika secara tepat.
4. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan belajar merupakan suatu hasil yang hendak dicapai oleh
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Dalam Ovi (2013)
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran
Matematika, menyatakan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah
5. Pendidikan dalam Pembelajaran Matematika
Matematika bukanlah suatu hal yang asing bagi kita untuk saat ini.
Hal tersebut dikarenakan matematika dapat ditemukan dalam berbagai
permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam
aktivitas belanja di pasar maupun di supermarket, penentuan jadwal
berangkatnya suatu pesawat maupun kereta api, aktivitas budaya yang
menggambarkan suatu kondisi matematika berada di dalamnya.
Oleh karena itu ada suatu anggapan pada masa lalu bahkan hingga
sampai saat ini bahwa anak-anak yang dapat memahami matematika
secara baik maka anak-anak tersebut dapat mempelajari mata pelajaran
lainnya sedangkan anak-anak yang tidak dapat memahami matematika
secara baik maka anak-anak itu akan kesulitan mempelajari mata
pelajaran yang lain.
Selama ini matematika dianggap kurang menyenangkan
dikarenakan matematika memiliki keabstrakan yang kurang dapat
dipahami secara menyeluruh. Akan tetapi, pada saat ini anggapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tersebut dapat dipatahkan dikarenakan matematika merupakan suatu
ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Pembelajaran matematika pada saat ini dapat dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari dari peserta didik itu sendiri sehingga peserta
didik dalam mempelajari matematika tidak memiliki pandangan bahwa
matematika hanya merupakan suatu ilmu dalam bentuk abstrak saja.
Melalui pembelajaran matematika maka kemampuan bernalar secara
logis dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat dikoneksikan
dengan perkembangan disiplin ilmu yang lainnya. Matematika juga
dapat menumbuhkembangkan kreativitas dari peserta didik untuk
membentuk suatu pemahaman baru terhadap suatu perkembangan ilmu.
Oleh karena itu melalui matematika maka anak-anak akan
meningkatkan kesiapan seorang untuk menjadi lifetime learner atau
pembelajar sepanjang hayat.
C. Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika
1. Nilai-nilai karakter dalam Pembelajaran Matematika
Dalam Ovi (2013) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Mata Pelajaran Matematika mengemukakan bahwa terdapat
beberapa nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran
matematika yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Disiplin
Karakter disiplin dapat terbentuk dalam mempelajari
matematika dikarenakan melalui matematika maka individu
dituntun untuk selalu mengikuti teorema-teorema maupun aturan-
aturan yang telah ditetapkan. Melalui matematika maka peserta
didik dapat mengenali pola, struktur yang terdapat dalam
matematika sehingga nilai karakter yang diharapkan adalah individu
dapat secara teratur dan tertib untuk melakukan pembuktian dengan
menggunakan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
b. Kerja Keras
Dalam mempelajari matematika maka individu dituntun
untuk tidak mudah untuk berputus asa. Hal tersebut dikarenakan
matematika merupakan suatu kajian yang harus dicermati secara
sungguh-sungguh. Kajian matematika harus dikerjakan secara
telaten, bersungguh-sungguh, serius, serta membutuhkan
konsentrasi yang tinggi sebab matematika merupakan kajian
terhadap teorema-teorema maupun aturan-aturan yang
membutuhkan perhatian yang lebih.
c. Jujur
Dalam mempelajari matematika maka individu dapat
memiliki karakter yang tidak mudah percaya apabila tidak dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
suatu pembuktian secara mendalam. Hal tersebut dikarenakan untuk
melakukan pembuktian terhadap teorema dalam matematika maka
harus dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan pembuktian
yang memiliki nilai kepercayaan yang tinggi sehingga individu
dapat terlatih untuk membicarakan suatu hal yang telah teruji
kebenarannya secara mendalam.
d. Kreatif
Dalam melakukan pembuktian matematika maka individu
dibiasakan untuk memiliki ide yang kreatif sebab matematika tidak
dapat dibuktikan hanya dengan hafalan semata. Matematika
merupakan suatu kajian yang membutuhkan pemikiran yang luas
untuk dapat memunculkan ide dalam melakukan suatu pembuktian.
e. Rasa ingin tahu
Melalui matematika maka individu dapat terlatih untuk
menggali maupun mencari kajian-kajian yang terkait dengan ilmu
matematika. Matematika merupakan suatu kajian ilmu yang tidak
terbatas sebab kajian matematika sangat luas sifatnya sehingga
individu diharapkan dapat membuka cakrawala pengetahuannya
secara lebih luas untuk mempelajari matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
f. Tanggung jawab
Melalui matematika maka individu dapat memiliki karakter
bertanggung jawab. Hal tersebut dikarenakan setelah melakukan
pembuktian terhadap suatu hal dalam matematika maka individu
harus bertanggung jawab dengan hasil pembuktiannya tersebut
sehingga hasil tersebut dapat memiliki manfaat bagi khalayak luas.
2. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran
Matematika
Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran
matematika harus berlandaskan pada nilai-nilai universal. Guru dapat
mengembangkan nilai kedisiplinan, kejujuran, bertanggung jawab, kerja
keras, kreatif, rasa ingin tahu, dan sebagainya.
Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru matematika untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter. Guru harus dapat menciptakan
suasana belajar yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter,
misalnya dengan pembelajaran di mana siswa aktif dalam pembelajaran.
Pengembangan karakter akan tetap melekat dalam diri siswa apabila
dilakukan suatu pembiasaan yang akan menjadi suatu kebiasaan oleh
siswa dalam melakukannya. Pengembangan nilai-nilai dan indikator
pendidikan karakter dalam mata pelajaran Matematika dapat dilihat
sebagai berikut: (dalam Ovi. 2013: 41-43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 2.2. Nilai dan Indikator Pendidikan Karakter dalam
Pelajaran Matematika
Nilai Karakter Proses dan Sikap Guru dalam
Mengembangkan Karakter Siswa
Kejujuran 1. Transparansi penilaian kelas
2. Melarang untuk membawa
fasilitas komunikasi pada saat
ulangan, ujian, maupun pada
saat pembelajaran
3. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya
dalam diskusi
4. Memberikan peringatan
kepada siswa yang menyontek
saat ujian, maupun saat
mengerjakan tugas
Disiplin 1. Guru masuk kelas tepat waktu
2. Menegur siswa yang
melanggar aturan sekolah
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Menggunakan pakaian sesuai
dengan aturan sekolah
Teliti 1. Meminta siswa untuk tidak
terburu-buru dalam
mengerjakan ujian
2. Meminta siswa untuk
mengecek kembali jawaban
ujian
3. Guru menuliskan materi yang
akan dipelajari
4. Memberikan kesempatan
kepada siswa yang belum
paham terhadap materi yang
sedang diajarkan, jika siswa
belum paham maka diberi
motivasi atas pertanyaan-
pertanyaan terkait
Kerja Keras 1. Membiasakan semua siswa
mengerjakan semua tugas yang
diberikan selesai dengan baik
pada waktu yang telah
ditentukan
2. Mengajak siswa untuk giat
belajar
3. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Nilai Karakter Proses dan Sikap Guru dalam
Mengembangkan Karakter Siswa
sumber yang relevan dengan
materi
4. Membiasakan siswa untuk
mengemukakan pendapatnya
Kreatif 1. Membiasakan siswa untuk
mengajukan ide terkait dengan
materi
2. Pemberian tugas yang
menantang
3. Menerapkan berbagai metode
pembelajaran
4. Mengajukan berbagai
pertanyaan terkait dengan
pokok bahasan untuk
memancing gagasan siswa
Rasa Ingin Tahu 1. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
mengenai kajian matematika
2. Mengajak siswa untuk untuk
mencari informasi dari
berbagai sumber
3. Menciptakan suasana kelas
yang mendukung rasa ingin
tahu
Tanggung jawab 1. Membiasakan siswa untuk
mengerjakan soal yang
diberikan
2. Membiasakan siswa untuk
dapat bertanggung jawab
terhadap pendapat dan
perbuatannya
3. Pengembangan Pendidikan Karakter
Menurut Lickona (2010) pengembangan pendidikan karakter di
kelas dapat dilakukan dengan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
a. Guru secara individu untuk: bertindak sebagai pemberi perhatian,
model, dan mentor memperlakukan siswa dengan kasih sayang,
memberi contoh yang baik, mendukung perilaku yang positif.
b. Menciptakan suatu komunitas moral. Membantu siswa mengenali
satu sama lain, berniat dan peduli satu sama lain, merasa satu
kebersamaan, dan tanggungjawab ke kelompok.
c. Melatih/latihan disiplin moral, menggunakan kreasi dan penegakan
aturan sebagai kesempatan untuk membantu mengembangkan,
menumbuhkan, peduli, penalaran moral, sukarela menaati aturan,
dan saling menghormati.
d. Menciptakan lingkungan kelas yang demokratis, mencakup siswa
dalam membuat keputusan dan tanggungjawab untuk membuat
keberadaan kelas sebagai tempat yang bagus untuk belajar.
e. Mengajarkan nilai-nilai melalui kurikulum, menggunakan ethically
rich content dari mata pelajaran.
f. Menggunakan pembelajaran kooperatif untuk mengembangkan
apresiasi siswa terhadap siswa yang lain, perspective taking, dan
kemampuan untuk bekerja dengan yang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
g. Mengembangkan “conscience of craft” dengan
menumbuhkembangkan kepedulian apresiasi terhadap belajar siswa,
kapasitas untuk bekerja keras, komitmen keunggulan, dan sense
bekerja sebagai mempengaruhi hidup lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
h. Menguatkan refleksi moral melalui membaca, meneliti, menulis
esai, diskusi, dan berdebat.
i. Mengajarkan penyelesaian konflik sehingga siswa memperoleh
kemampuan sendiri moral penting keterampilan untuk mengatasi
konflik secara adil dan tanpa kekerasan.
D. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang dilakukan secara
sadar, baik oleh individu, kelompok tertentu dan atau sekolah dalam rangka
menginternalisasi nilai-nilai luhur, baik yang bersumber dari agama, dari
nilai sosial dan budaya bangsa, serta etika dan moral, agar mengetahui
kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan
melakukan kebaikan (doing the good) yang selanjutnya menjadi sikap,
pandangan, dan kepribadiannya.
Oleh karena itu, penanaman pendidikan karakter terutama oleh guru
dapat ditunjukkan dengan cara memberikan keteladanan yang
mencerminkan nilai-nilai karakter yang hendak ditanamkan kepada siswa
melalui proses pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang dapat ditunjukkan
oleh guru pada siswa adalah disiplin terhadap waktu, sopan, jujur, bekerja
keras, serta hal-hal yang lain. Diharapkan nilai-nilai karakter yang
dilakukan oleh siswa seperti mengerjakan tugas secara bersungguh-sungguh
atau dengan kata lain melakukannya dengan kerja keras atau ketika siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan maka siswa akan
mengatakannya dengan jujur kepada guru.
Proses pendidikan karakter dapat terwujud apabila didukung atau
didorong oleh semua komponen yang ada. Oleh karena itu segenap
komponen yang terlibat dalam proses penanaman karakter terhadap siswa
melalui proses pembelajaran dapat bersatu padu sehingga diharapkan siswa
akan memiliki nilai-nilai karakter yang muncul setelah adanya penanaman
pendidikan karakter. Komponen-komponen yang dapat membantu proses
internalisasi pendidikan karakter tersebut merupakan seluruh staff sekolah
yang berinteraksi dengan siswa itu sendiri, khususnya interaksi antara siswa
dan guru matematika dalam pembelajaran matematika di dalam kelas
maupun di luar kelas. Nilai-nilai karakter yang diharapkan akan muncul
pada proses kegiatan pembelajaran menurut Kemendiknas (2010: 9-10), di
antaranya adalah religius, kejujuran, toleransi, disiplin, demokratis, teliti,
kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Begitu
pula diharapkan dalam proses pembelajaran matematika di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang maka nilai-nilai pendidikan karakter diterapkan oleh
guru secara baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana proses
pendidikan karakter diterapkan secara umum dan pada pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran
2017/2018, serta untuk mengetahui keefektifan pendidikan karakter
diterapkan melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif yang berorientasi pada studi kasus. Oleh
karena itu, melalui penelitian ini akan diperoleh data - data dalam bentuk
tulisan, kata-kata maupun dokumen yang berasal dari sumber penelitian
dengan penelitian dilakukan melalui upaya melakukan deskripsi dan
analisis yang mendalam dari suatu kasus yang terkait dengan tujuan
penelitian.
Dalam Merriam (2009: 13), Van Maanen mengemukakan bahwa
penelitian kualitatif merupakan berbagai teknik interpretasi yang berusaha
untuk mendeskripsikan, “membaca” kode, menerjemahkan, dan di samping
itu bisa memahami makna, bukan frekuensi, dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
fenomena yang secara alami ada di dunia sosial. Menurut Creswell (2015)
penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi dan penggunaan kerangka
penafsiran/teoretis yang membentuk atau memengaruhi studi tentang
permasalahan riset yang terkait dengan makna yang dikenakan oleh individu
atau kelompok pada suatu permasalahan sosial atau manusia. Proses
penelitian mengalir dari asumsi filosofis, menuju lensa penafsiran,
kemudian menuju prosedur yang dilibatkan dalam mempelajari isu-isu
sosial atau manusia. Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif menekankan makna
daripada generalisasi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah 1 siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang,
1 siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang, kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang, wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang
kurikulum, wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang
kesiswaan, dan 1 guru matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
Peneliti memilih SMA Santo Yosef Pangkalpinang dikarenakan sekolah
tersebut dalam beberapa tahun terakhir sedang melaksanakan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
karakter dalam pembelajaran sehingga SMA Santo Yosef cocok dijadikan
tempat penelitian.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pendidikan karakter secara umum dan
pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran matematika di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan November 2017 sampai bulan Mei
2018. Untuk pengumpulan data dimulai dari bulan Februari sampai
bulan Maret 2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang yang
beralamat di Jalan Solihin GP, RT 8/RW 3, Kelurahan Gajah Mada,
Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung
E. Fenomena yang Diamati dalam Penelitian
Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode kualitatif,
maka setidaknya ada beberapa yang diamati dalam penelitian ini. Menurut
Asshofa (2001: 57) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode kualitatif yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1. Makna yang ingin diperoleh dan dikaji dalam penelitian kualitatif
dilihat sebagai sebuah sistem, demikian pola-pola tindakan yang
merupakan perwujudan dari sistem makna tersebut.
2. Gejala yang ditangkap oleh panca indera (mata, telinga, penciuman,
alat perasa), sedangkan gagasan hanya dapat ditangkap dengan cara
memahami gagasan yang bersangkutan. Keberadaan suatu gejala
dapat dibuktikan dengan menghitung kehadirannya, sedangkan
keberadaan suatu gagasan dapat dibuktikan dengan cara
memperlihatkan pola-pola tindakan yang merupakan perwujudan
dari gagasan yang bersangkutan.
3. Bahwa apa yang ingin diperoleh dan dikaji oleh sebuah penelitian
kualitatif diperlukan untuk melihat fenomena yang ada dalam
penelitian seperti pemikiran, makna, cara pandang manusia
mengenai gejala-gejala yang menjadi fokus penelitian. Makna
pemikiran dan sebagainya adalah satuan gagasan bukan sebuah
gejala.
Seperti yang telah dikemukakan, maka yang menjadi fenomena dalam
penelitian ini adalah gejala-gejala yang terkait dengan tema permasalahan
yang diangkat. Melalui penelitian ini maka akan dikaji proses pendidikan
karakter yang diimplementasikan oleh guru dalam pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran
2017/2018, proses pendidikan karakter yang diterapkan secara umum di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 serta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mengidentifikasi keefektifan penanaman pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun
ajaran 2017/2018.
F. Bentuk Data
Data dalam penelitian ini berbentuk kata-kata yang diungkapkan
secara lisan maupun tertulis oleh sumber.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data untuk rumusan masalah mengenai
bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung terhadap pihak-pihak
yang berkompeten terkait dengan pendidikan karakter secara umum
di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Wawancara pada penelitian ini
dilakukan dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Siswa SMA
Santo Yosef Pangkalpinang, Siswi SMA Santo Yosef
Pangkalpinang. Melalui wawancara tersebut maka digali mengenai
hal-hal yang terkait dengan pendidikan karakter yang diterapkan
secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b. Observasi
Dalam penelitian ini, maka peneliti bertindak sebagai
pengamat biasa yang melakukan observasi terhadap segala kegiatan
yang dilakukan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang terkait dengan
penanaman karakter kepada siswa dan siswi SMA Santo Yosef
Pangkalpinang.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, maka dokumen-dokumen yang
digunakan oleh peneliti adalah dokumen-dokumen yang relevan
dengan pendidikan karakter secara umum di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang.
2. Metode pengumpulan data untuk rumusan masalah mengenai
bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan melalui
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
pada tahun ajaran 2017/2018
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, di mana
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(Moleong, 2016: 186). Wawancara itu diadakan secara langsung
terhadap pihak-pihak yang berkompeten terkait dengan pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang serta pihak lain yang berkompeten untuk
menyampaikan informasi kepada peneliti. Wawancara pada
penelitian ini dilakukan dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan, Guru Matematika, siswa dan siswi SMA Santo Yosef
Pangkalpinang. Dalam wawancara tersebut, hal-hal yang menjadi
pokok/inti dari wawancara adalah mengenai proses pendidikan
karakter yang diterapkan oleh sekolah melalui guru matematika
dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu, melalui
wawancara maka akan digali lebih mendalam mengenai proses
internalisasi pendidikan karakter melalui paradigma iman kristiani
yang telah dihidupi oleh warga sekolah.
b. Observasi
Dalam penelitian ini, maka peneliti bertindak sebagai pengamat
biasa yang melakukan observasi terhadap proses pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Observasi akan
difokuskan pada proses internalisasi pendidikan karakter dalam
setiap diri peserta didik melalui pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang dapat mendukung penelitian yang akan
dilakukan. Dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
dokumen, catatan, buku-buku maupun data yang relevan terkait
dengan proses pendidikan karakter yang diterapkan melalui
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
3. Metode pengumpulan data untuk rumusan masalah mengenai
keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui proses
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
pada tahun ajaran 2017/2018
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, di mana
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong, 2016: 186). Wawancara itu diadakan secara langsung
terhadap pihak-pihak yang berkompeten terkait dengan keefektifan
pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang serta pihak lain yang berkompeten untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menyampaikan informasi kepada peneliti. Wawancara pada
penelitian ini adalah dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Guru
Matematika, siswa dan siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
b. Observasi
Dalam penelitian ini, maka peneliti bertindak sebagai pengamat
biasa yang melakukan observasi terhadap proses pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Observasi akan
difokuskan pada keefektifan pendidikan karakter diterapkan dalam
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang dapat mendukung penelitian yang akan
dilakukan. Dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
dokumen, catatan, buku-buku maupun data yang relevan terkait
dengan keefektifan pendidikan karakter yang diterapkan melalui
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4. Kisi-kisi pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman
dokumentasi
Berikut ini adalah kisi-kisi yang digunakan oleh peneliti dalam
menyusun instrumen bantu yang berupa pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan pedoman dokumentasi:
a. Kisi-kisi pedoman wawancara
Tabel 3.1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Informan Indikator
1 Kepala Sekolah 1. Latar belakang dari pelaksanaan
pendidikan karakter yang telah diterapkan
2. Tujuan yang hendak dicapai dalam
melaksanakan pendidikan karakter di
sekolah
3. Persiapan yang dilakukan oleh sekolah
dalam melaksanakan pendidikan karakter
di sekolah
4. Pelaksanaan pendidikan karakter yang
diintegrasikan di kelas
5. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan
pendidikan karakter di kelas
6. Evaluasi pendidikan karakter yang telah
diterapkan melalui proses pembelajaran
2 Guru Matematika 1. Tujuan dilaksanakannya pendidikan
karakter
2. Pemahaman guru mengenai pendidikan
karakter
3. Persiapan yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pendidikan karakter di kelas
4. Kondisi pembelajaran matematika di kelas
5. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan
pendidikan karakter di kelas
6. Evaluasi terhadap pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran matematika
7. Sarana dan prasarana yang digunakan
untuk mengimplementasikan pendidikan
karakter
3 Siswa 1. Pemahaman siswa terhadap pendidikan
karakter
2. Kondisi pembelajaran matematika di
dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No Informan Indikator
3. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika
4. Kendala dalam melaksanakan pendidikan
karakter
4 Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum
1. Kurikulum yang disusun oleh sekolah
terkait dengan pendidikan karakter dan
persiapan yang dilakukan untuk
melaksanakan pendidikan karakter
2. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan
karakter
3. Pelaksanaan pendidikan karakter
4. Kendala dalam melaksanakan pendidikan
karakter
5. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan
karakter
5 Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan
1. Latar belakang dari pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah
2. Tujuan dalam melaksanakan pendidikan
karakter di sekolah
3. Persiapan yang dilakukan untuk
mengimplementasikan pendidikan
karakter di sekolah
4. Pelaksanaan pendidikan karakter di
sekolah
5. Kendala dalam melaksanakan pendidikan
karakter di sekolah
6. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan
karakter di sekolah
b. Kisi-kisi pedoman observasi
Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Observasi
No Indikator Sasaran Indikator
1 Persiapan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan
pendahuluan dalam proses pembelajaran
Guru Matematika
2 Persiapan kelas dalam melaksanakan pembelajaran
yang terintegrasi dengan pendidikan karakter
Peserta Didik
3 Nilai karakter yang diterapkan melalui pembelajaran
matematika
Program
Pendidikan
Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No Indikator Sasaran Indikator
4 Aktivitas peserta didik terhadap pembelajaran
matematika yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter
Peserta Didik
5 Tugas guru dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter
Guru Matematika
6 Evaluasi yang dilakukan terhadap proses
pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter
Guru Matematika
dan Peserta Didik
c. Kisi-kisi pedoman dokumentasi
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi
No Indikator Sasaran Dokumentasi
1 Profil SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan
profil sekolah
2 Keadaan siswa/peserta didik SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Dokumen yang terkait dengan
keadaan siswa
3 Keadaan guru SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
Dokumen yang terkait dengan
keadaan guru/profil guru
4 Sarana dan Prasarana SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
Dokumen yang terkait dengan
keadaan sarana dan prasarana
5 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP
6 Perencanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan
perencanaan pendidikan
karakter, misalnya RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No Indikator Sasaran Dokumentasi
7 Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan
karakter, misalnya dokumen
pelaksanaan RPP (dokumen
yang memuat catatan refleksi
dari guru atau dari siswa
tentang sejauh mana RPP yang
disusun untuk kepentingan
pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik, khususnya dari
segi penanaman karakter)
8 Evaluasi Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan
evaluasi pendidikan karakter,
misalnya dokumen
pelaksanaan RPP (dokumen
yang memuat catatan refleksi
dari guru atau dari siswa
tentang sejauh mana RPP yang
disusun untuk kepentingan
pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik, khususnya dari
segi penanaman karakter)
H. Instrumen Bantu untuk Pengumpulan Data
1. Instrumen bantu untuk pengumpulan data pada rumusan masalah
mengenai bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan
secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun
ajaran 2017/2018
Dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif sehingga instrumen utama dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri sedangkan instrumen lainnya merupakan
instrumen bantu. Instrumen bantu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta pedoman
dokumentasi. (lampiran 2 hal 201 - 212)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Instrumen bantu tersebut disusun/dikembangkan berdasarkan
rumusan masalah yang terkait dengan penanaman karakter secara umum
di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Oleh karena itu, indikator disusun
terkait dengan proses internalisasi pendidikan karakter secara umum di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
Untuk memperkuat instrumen bantu tersebut maka instrumen bantu
tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (dosen dan guru
matematika).
2. Instrumen bantu untuk pengumpulan data pada rumusan masalah
mengenai bagaimana proses pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika diterapkan di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
Dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif sehingga instrumen utama dalam penelitian
ini adalah peneliti sendiri sedangkan instrumen lainnya merupakan
instrumen bantu. Instrumen bantu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta pedoman
dokumentasi. (lampiran 2 hal 201 - 212)
Instrumen bantu tersebut disusun/dikembangkan berdasarkan
rumusan masalah yang terkait dengan proses pendidikan karakter yang
dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Oleh karena itu,
instrumen bantu disusun berdasarkan indikator-indikator tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Indikator-indikator yang digunakan terkait dengan proses internalisasi
pendidikan karakter melalui paradigma iman kristiani yang dihidupi
oleh sekolah dalam menyelenggarakan proses pembelajaran serta
indikator-indikator lainnya yang terkait dengan proses pendidikan
karakter melalui pembelajaran matematika.
Untuk memperkuat bahwa instrumen bantu tersebut dapat
dipergunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil penelitian yang
terkait dengan proses pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, maka instrumen bantu
tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (dosen dan guru
matematika).
Instrumen tersebut kemudian digunakan untuk pengambilan data
melalui observasi proses pembelajaran serta wawancara terhadap pihak-
pihak yang memiliki keterkaitan dengan hasil dari penelitian.
3. Instrumen bantu untuk pengumpulan data pada rumusan masalah
mengenai keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui
proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
Dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif sehingga instrumen utama dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri sedangkan instrumen lainnya merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
instrumen bantu. Instrumen bantu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta pedoman
dokumentasi. (lampiran 2 hal 201 - 212)
Instrumen bantu tersebut disusun/dikembangkan berdasarkan
rumusan masalah yang terkait dengan keefektifan pendidikan karakter
yang dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Oleh karena itu,
instrumen bantu disusun berdasarkan indikator-indikator tersebut.
Indikator-indikator tersebut terkait dengan prinsip pendidikan karakter
yang efektif menurut Lickona, Schaps, dan Lewis.
Untuk memperkuat bahwa instrumen bantu tersebut dapat
dipergunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil penelitian yang
terkait dengan proses pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, maka instrumen bantu
tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (dosen dan guru
matematika).
Instrumen tersebut kemudian digunakan untuk pengambilan data
melalui observasi proses pembelajaran serta wawancara terhadap pihak-
pihak yang memiliki keterkaitan dengan hasil dari penelitian.
I. Metode/Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
gambar, foto, dan sebagainya (Moleong, 2016: 247). Setelah data telah
terkumpul maka dilakukan penyusunan data lagi secara sistematik sehingga
kesimpulan diambil dari hasil data tersebut.
Menurut Miles and Huberman (1992: 16) pengolahan data dilakukan
dalam empat tahap yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data yang didapatkan dari hasil wawancara dan
observasi secara apa adanya sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
2. Reduksi data/Kondensasi data
Peneliti melakukan usaha untuk membuat rangkuman yang inti, proses
dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di
dalamnya.
3. Penyajian data (display data)
Peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi yang didapatkan dari
proses reduksi data.
4. Pengambilan keputusan dan verifikasi (verification)
Peneliti melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan data-data yang
telah diperoleh serta telah dianalisis.
J. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil
Penelitian
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan
teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability). (Moleong, 2016: 324)
Teknik yang digunakan untuk meningkatkan kredibilitas data salah satunya
adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. (Moleong, 2016: 330).
Dalam penelitian ini, maka yang digunakan adalah triangulasi
sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan
jalan:
a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. (Moleong, 2016: 331)
Proses triangulasi sumber yang dilakukan peneliti adalah melalui 3
sumber data yaitu, data hasil wawancara, data hasil observasi, dan data hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dokumentasi. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah
membandingkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru
matematika dan siswa dengan hasil observasi dalam pembelajaran
matematika di lingkungan SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah membandingkan
hasil wawancara yang didapatkan dari informan yang satu dengan informan
yang lain, misalnya data hasil wawancara dengan kepala sekolah maka
peneliti membandingkannya dengan data hasil wawancara dengan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
guru matematika maupun siswa.
Langkah ketiga yang dilakukan oleh peneliti adalah membandingkan
data hasil wawancara dengan dokumen yang berisi mengenai
pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
Selain itu, akan dilakukan validasi dari pakar (dosen maupun guru
matematika) terhadap instrumen bantu yang akan digunakan dalam proses
wawancara, observasi maupun kegiatan penelitian lainnya. Proses validasi
dari pakar ini bertujuan agar instrumen bantu yang telah disusun tersebut
dapat membantu peneliti dalam memperoleh hasil yang sesuai dengan
rumusan masalah sehingga dapat diperoleh data yang dapat menjelaskan
mengenai bagaimana proses pendidikan karakter secara umum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
bagaimana proses pendidikan karakter pada pembelajaran matematika serta
keefektifan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada
tahun ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. SMA
Santo Yosef Pangkalpinang terletak di Jalan Solihin GP, RT 8 / RW 3,
Kelurahan Gajah Mada, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. SMA Santo Yosef Pangkalpinang berada di
perbatasan antara Pangkalpinang dan Bangka Tengah sehingga jaraknya
tidak terlalu dekat dengan pusat perkotaan. SMA Santo Yosef
Pangkalpinang berada dalam satu area dengan SMP Santa Theresia. SMA
Santo Yosef Pangkalpinang berada dalam naungan Yayasan Tunas Karya
sehingga status sekolah adalah swasta. Letaknya bersebelahan dengan
Gereja Santa Bernadeth Pangkalpinang dan dekat dengan SMAK Seminari
Mario John Boen Pangkalpinang serta Bruderan Budi Mulia Pangkalpinang.
Untuk suasana pembelajaran relatif tenang dikarenakan letak sekolah
berada di belakang SMP Santa Theresia Pangkalpinang.
Visi SMA Santo Yosef Pangkalpinang adalah komunitas yang
unggul secara akademis, bertumpu pada hati nurani dan solider terhadap
sesama. Misi SMA Santo Yosef Pangkalpinang adalah:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
komunitas sekolah dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Menumbuhkembangkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial.
Berikut adalah diagram alir yang digunakan untuk menggambarkan
pelaksanaan penelitian:
Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memberikan surat izin penelitian kepada
Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada
tanggal 20 November 2017. Setelah mendapatkan izin penelitian di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang, maka langkah selanjutnya adalah
mendiskusikan mekanisme penelitian kepada kepala sekolah. Hal-hal yang
terkait dengan mekanisme penelitian adalah mengenai waktu pengumpulan
Melakukan analisis data
Melakukan penarikan
kesimpulan
Melaksanakan observasi
lapangan (sekolah)
Mendiskusikan
mekanisme penelitian
kepada pihak sekolah
Melakukan triangulasi
data
Melakukan pengumpulan
data
Melaksanakan observasi
kelas
Melaksanakan
wawancara
Melakukan analisis
dokumen sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
data yang akan dilaksanakan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang,
mengenai kelas yang akan digunakan sebagai kelas observasi oleh peneliti,
dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti terkait dengan data hasil
penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan triangulasi,
serta hal-hal lainnya yang menyangkut dengan mekanisme penelitian.
Selain itu, peneliti juga melakukan diskusi dengan Bapak Drs. Budi
Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo Yosef
Pangkalpinang terkait dengan kelas yang akan diambil sebagai lokasi
observasi oleh peneliti serta situasi dan kondisi kelas yang akan dijadikan
sebagai lokasi penelitian. Sebelum peneliti melaksanakan observasi di
lapangan, maka langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
menyerahkan proposal skripsi yang telah disetujui oleh Prof. Dr. St.
Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi kepada pihak sekolah pada
tanggal 07 Februari 2018. Setelah proposal skripsi diterima oleh pihak
sekolah, maka peneliti memulai pelaksanaan pengumpulan data pada
tanggal 08 Februari 2018.
Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 08 Februari 2018, 09
Februari 2018, 20 Februari 2018, 22 Februari 2018, 24 Februari 2018, 26
Februari 2018, 27 Februari 2018, 28 Februari 2018, 01 Maret 2018, 02
Maret 2018, 03 Maret 2018, 05 Maret 2018, 06 Maret 2018, 07 Maret 2018,
08 Maret 2018, 09 Maret 2018, 10 Maret 2018, 12 Maret 2018, 13 Maret
2018, 14 Maret 2018, 15 Maret 2018, 16 Maret 2018, dan 24 Maret 2018.
Adapun rincian kegiatan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.1. Waktu Kegiatan Pengumpulan Data
Tahap Waktu Kegiatan
1 08 Februari 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas XI IS 3
(ulangan harian), XI IS 2
(ulangan harian), XI IS 1
2 09 Februari 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS 2
dan X IIS 1
3 20 Februari 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS
2, X IIS 1, dan XI IS 2
4 22 Februari 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas XI IS
3, dan XI IS 2
5 24 Februari 2018 Observasi kegiatan open
house imlek bersama SMA
Santo Yosef Pangkalpinang
6 26 Februari 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas XI IS
3, X MIA 2, X MIA 1
7 26 Februari 2018 Wawancara dengan Ibu
Nyuk Fan, S.Pd. (selaku
Kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang)
8 27 Februari 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS
2, X IIS 1, XI IS 2
9 27 Februari 2018 Wawancara dengan Bapak
Friadelis Ignatius Pardede,
S.Pd. (selaku Wakil Kepala
SMA Santo Yosef
Pangkalpinang bidang
kesiswaan)
10 28 Februari 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X
MIA 2, X MIA 3, X MIA 1
11 01 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas XI IS
3, XI IS 2, XI IS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tahap Waktu Kegiatan
12 02 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS
2, X IIS1
13 03 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas XI IS 1
14 03 Maret 2018 Wawancara dengan Bapak
Frans, S.Pd. (selaku Wakil
Kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang bidang
kurikulum)
15 05 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X MIA
3
16 06 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS
2, X IIS 1, XI IS 2
17 07 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X MIA
2, X MIA 3, X MIA 1
18 08 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas XI IS
3, XI IS 2, XI IS 1
19 09 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS
2, X IIS 1
20 10 Maret 2018 Observasi pembelajaran
dalam pengembangan diri
bidang matematika
21 12 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X MIA
3, XI IS 3, X MIA 2, X
MIA 1
22 13 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS
2, X IIS 1, XI IS 2
23 14 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X MIA
2, X MIA 3, X MIA 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tahap Waktu Kegiatan
24 15 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas XI IS
3, XI IS 2, XI IS 1
25 15 Maret 2018 Wawancara dengan siswa
SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
26 15 Maret 2018 Wawancara dengan siswi
SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
27 16 Maret 2018 Observasi pembelajaran
matematika di kelas X IIS
2, X IIS 1
28 24 Maret 2018 Wawancara dengan Bapak
Drs. Budi Gunawan, S.Mn.
(selaku guru matematika
SMA Santo Yosef
Pangkalpinang)
Wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matematika SMA
Santo Yosef Pangkalpinang bertujuan untuk memperoleh data mengenai
proses pendidikan karakter secara umum dan proses pendidikan karakter
melalui pembelajaran matematika serta untuk memperoleh data mengenai
keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang. Observasi terhadap proses pembelajaran
matematika bertujuan untuk menguatkan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen yang terkait dengan proses pendidikan karakter secara
umum dan proses pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
serta dari data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
bidang kurikulum, dan guru matematika terkait dengan penanaman
pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang. Data hasil wawancara dengan siswa/siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang bertujuan untuk menguatkan data yang diperoleh dari
hasil observasi/pengamatan, data hasil dokumen mengenai penanaman
pendidikan karakter melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang serta untuk meninjau kembali keefektifan pendidikan
karakter melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang.
1. Observasi Lingkungan Sekolah dan Kelas
Observasi lingkungan sekolah dilaksanakan oleh peneliti ketika
peneliti memberikan proposal skripsi kepada pihak sekolah. Melalui
observasi lingkungan sekolah tersebut, peneliti memperoleh beberapa
hal yang tidak biasa dikarenakan sebelum diadakan proses pembelajaran
di kelas maka seluruh warga sekolah diharuskan untuk menyanyikan
lagu Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, di mana seluruh aktivitas
diwajibkan untuk berhenti secara total terlebih dahulu. Hal lain yang
peneliti dapatkan melalui observasi yaitu pada saat pukul 12.00, seluruh
warga sekolah diharuskan untuk melakukan kegiatan doa Angelus, serta
pada saat seluruh proses belajar mengajar telah selesai maka seluruh
warga sekolah diharuskan untuk menyanyikan mars pendidikan
karakter. Hal tersebut menjadi sesuatu yang unik diterapkan di sekolah.
Observasi kelas dilakukan oleh peneliti pada tanggal 08 Februari 2018,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
09 Februari 2018, 20 Februari 2018, 22 Februari 2018, 24 Februari
2018, 26 Februari 2018, 27 Februari 2018, 28 Februari 2018, 01 Maret
2018, 02 Maret 2018, 03 Maret 2018, 05 Maret 2018, 06 Maret 2018,
07 Maret 2018, 08 Maret 2018, 09 Maret 2018, 10 Maret 2018, 12 Maret
2018, 13 Maret 2018, 14 Maret 2018, 15 Maret 2018, dan 16 Maret
2018. Kelas yang dilakukan pengamatan/observasi oleh peneliti yaitu
kelas X IIS 1, X IIS 2, X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, XI IS 1, XI IS 2,
dan XI IS 3. Observasi dilakukan dengan cara merekam segala aktivitas
proses pembelajaran matematika dalam bentuk video dan dengan cara
mengisi lembar observasi terkait dengan penanaman karakter melalui
proses pembelajaran matematika. Kurikulum yang digunakan dalam
pembelajaran matematika untuk kelas X IIS 1, X IIS 2 adalah kurikulum
2013 SMA IPS. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran
matematika untuk kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3 adalah kurikulum
2013 SMA IPA. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran
matematika untuk kelas XI IS 1, XI IS 2, XI IS3 adalah kurikulum KTSP
SMA IPS. Kelas X IIS 1 terdiri dari 13 orang siswa dan 21 orang siswi,
kelas X IIS 2 terdiri dari 13 orang siswa dan 20 orang siswi, kelas X
MIA 1 terdiri dari 15 orang siswa dan 20 orang siswi, kelas X MIA 2
terdiri dari 17 orang siswa dan 19 orang siswi, kelas X MIA 3 terdiri
dari 14 orang siswa dan 20 orang siswi, kelas XI IS 1 terdiri dari 13
orang siswa dan 20 orang siswi, kelas XI IS 2 terdiri dari 14 orang siswa
dan 19 orang siswi, kelas XI IS 3 terdiri dari 14 orang siswa dan 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
orang siswi. Secara keseluruhan proses pembelajaran matematika
berlangsung dengan lancar dan baik dikarenakan sebelum memulai
proses pembelajaran guru meminta seluruh siswa/siswi untuk
membersihkan kelas terlebih dahulu dengan tujuan untuk membuat
suasana nyaman dalam proses pembelajaran. Suasana di dalam kelas
juga terasa nyaman dikarenakan setiap kelas terdapat Air Conditioner
sehingga siswa/siswi dapat belajar dengan nyaman serta siswa/siswi
mengikuti pembelajaran matematika secara aktif.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru
matematika, serta siswa/siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai proses
pendidikan karakter secara umum dan untuk memperoleh data mengenai
proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika diterapkan
di SMA Santo Yosef Pangkalpinang serta untuk memperoleh data
mengenai keefektifan penanaman pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika diterapkan di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang. Berikut rincian wawancara yang dilakukan:
a. Wawancara dengan Kepala Sekolah
Wawancara dengan kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang dilakukan di ruang kepala SMA Santo Yosef
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pangkalpinang. Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu
Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang. Wawancara dengan kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang dilakukan pada tanggal 26 Februari 2018.
Wawancara dilakukan pukul 07.30-08.03. Wawancara
dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari suasana
keramaian dikarenakan ruangan kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang berada cukup jauh dari ruangan kelas dan
ruangan hanya berada di samping ruangan tata usaha sehingga
suasana cukup kondusif, tetapi bunyi bel pergantian jam
pelajaran saja yang dapat terdengar dikarenakan bel pergantian
jam pelajaran tersebut dikhususkan untuk satu sekolah sehingga
terdengar dengan jelas. Selain itu, kepala sekolah menjawab
pertanyaan dengan komunikatif sehingga wawancara
berlangsung secara lancar sesuai dengan yang diharapkan dan
direncanakan.
b. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Wawancara dengan wakil kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang bidang kesiswaan dilakukan di ruang wakil
kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan.
Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu Bapak Friadelis
Ignatius Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pangkalpinang bidang kesiswaan. Wawancara dengan wakil
kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan
dilakukan pada tanggal 27 Februari 2018. Wawancara dilakukan
pukul 10.00-10.27. Wawancara dilakukan dalam suasana yang
cukup terhindar dari suasana keramaian walaupun ruangan
berada di sebelah kelas X IIS 1, namun suasana kelas dapat
terkondisikan sehingga wawancara dapat berjalan secara
kondusif. Selain itu, proses wawancara dari awal hingga akhir
dapat berjalan secara baik dan lancar dikarenakan Bapak
Friadelis dapat menjawab pertanyaan secara lancar.
c. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Wawancara dengan wakil kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang bidang kurikulum dilakukan di ruang wakil
kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kurikulum.
Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu Bapak Frans,
S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang
bidang kurikulum. Wawancara dengan wakil kepala SMA Santo
Yosef Pangkalpinang bidang kurikulum dilakukan pada tanggal
03 Maret 2018. Wawancara dilakukan pukul 10.00-10.15.
Wawancara dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari
suasana keramaian walaupun ruangan berada di sebelah
laboratorium kimia, namun saat itu laboratorium sedang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
digunakan sehingga tidak ada suasana keramaian yang dapat
mengganggu jalannya wawancara. Akan tetapi seperti yang
terjadi saat wawancara dengan kepala sekolah, bunyi pergantian
bel untuk jam pelajaran saja yang masih terdengar ketika proses
wawancara dilakukan. Proses wawancara dari awal hingga akhir
berlangsung secara lancar dikarenakan Bapak Frans menjawab
dengan lancar dan baik.
d. Wawancara dengan Guru Matematika
Wawancara dengan guru matematika SMA Santo Yosef
Pangkalpinang dilakukan di bimbingan belajar Budi Gunawan.
Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu Bapak Drs.
Budi Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo
Yosef Pangkalpinang. Wawancara dengan guru matematika
SMA Santo Yosef Pangkalpinang dilakukan pada tanggal 24
Maret 2018. Wawancara dilakukan pukul 10.03-10.59.
Wawancara dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari
suasana keramaian sehingga tidak mengganggu proses
wawancara. Proses wawancara dari awal hingga akhir
berlangsung secara lancar dikarenakan Bapak Budi menjawab
dengan lancar dan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e. Wawancara dengan Siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang
dilakukan di bimbingan belajar Budi Gunawan. Wawancara
dilakukan dengan 1 siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang.
Wawancara dengan siswa matematika SMA Santo Yosef
Pangkalpinang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2018.
Wawancara dilakukan pukul 16.40-16.50. Wawancara
dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari suasana
keramaian sehingga tidak mengganggu proses wawancara.
Wawancara dilakukan dengan suasana santai sehingga siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti tanpa merasa
tertekan dengan proses wawancara. Proses wawancara dari awal
hingga akhir berlangsung secara lancar dikarenakan siswa
menjawab dengan lancar dan baik.
f. Wawancara dengan Siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang
dilakukan di bimbingan belajar Budi Gunawan. Wawancara
dengan siswa matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang
dilakukan pada tanggal 15 Maret 2018. Wawancara dilakukan
dengan 1 siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Wawancara
dilakukan pukul 17.35-17.45. Wawancara dilakukan dalam
suasana yang cukup terhindar dari suasana keramaian sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tidak mengganggu proses wawancara. Wawancara dilakukan
dengan suasana santai sehingga siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti tanpa merasa tertekan dengan proses
wawancara. Proses wawancara dari awal hingga akhir
berlangsung secara lancar dikarenakan siswi menjawab dengan
lancar dan baik.
B. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data hasil wawancara dan observasi kelas merupakan data
yang akan dianalisis. Selain itu, peneliti juga memperoleh data pendukung
yang berupa RPP, silabus beserta dokumen yang dimiliki oleh sekolah. Data
hasil wawancara dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dengan
kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang, data hasil wawancara dengan
wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan, data hasil
wawancara dengan wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang
kurikulum, data hasil wawancara dengan guru matematika SMA Santo
Yosef Pangkalpinang, data hasil wawancara dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang, serta data hasil wawancara dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang. Observasi kelas pada saat pembelajaran matematika
dilakukan sebanyak 50 kali. Observasi kelas dilakukan pada tanggal 09
Februari 2018, 20 Februari 2018, 22 Februari 2018, 26 Februari 2018, 27
Februari 2018, 28 Februari 2018, 01 Maret 2018, 02 Maret 2018, 03 Maret
2018, 05 Maret 2018, 06 Maret 2018, 07 Maret 2018, 08 Maret 2018, 09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Maret 2018, 10 Maret 2018, 12 Maret 2018, 13 Maret 2018, 14 Maret 2018,
15 Maret 2018, 16 Maret 2018. Observasi kelas pada saat ulangan akhir
untuk suatu materi dilakukan pada tanggal 08 Februari 2018 dan dilakukan
sebanyak 2 kali. RPP dan silabus matematika diperoleh dari guru
matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang, serta dokumen sekolah
diperoleh dari kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang, wakil kepala SMA
Santo Yosef Pangkalpinang, serta dari bagian tata usaha SMA Santo Yosef
Pangkalpinang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka berikut akan dijabarkan beberapa deskripsi data yang diperoleh oleh
peneliti melalui proses penelitian.
1. Proses pendidikan karakter yang diterapkan secara umum di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
Pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
dilatarbelakangi oleh visi dan misi sekolah serta berdasarkan ciri khas
pendidikan katolik. Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo
Yosef Pangkalpinang menjelaskan bahwa dengan mendidik hanya
bertujuan untuk mencerdaskan intelektualnya saja maka akan
menciptakan generasi yang membahayakan. Oleh karena itu,
pendidikan karakter sangat penting supaya siswa dapat mendasari
semua ilmu yang didapatkan sehingga dengan karakter yang baik,
perilaku yang baik, iman yang kuat, maka ilmu itu akan menjadi sesuatu
yang akan bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Cara yang
dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
melakukan pembiasaan. Pembiasaan yang dimaksud adalah dengan
melakukan senyum, sapa, salam, lalu kebiasaan berdoa, kemudian
menghormati bendera setiap pagi. Hal tersebut diinternalisasi secara
pelan-pelan atau bertahap supaya siswa memiliki kecintaan terhadap
tanah air, dan hormat pada sesama, keterbukaan, keramahan, dan
seterusnya. Untuk proses mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan
karakter dilakukan secara terus menerus, di mana tidak ada waktu yang
definitif untuk proses evaluasi tersebut. Cara yang dilakukan oleh pihak
sekolah untuk mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter yaitu
melalui diskusi, di mana dari diskusi tersebut didata kira-kira yang
masih kurang dan hal-hal yang baik tetap dipertahankan. Untuk yang
kurang tersebut dicari alternatifnya. Bahan evaluasi diambil dari
catatan-catatan, evaluasi harian dari teman-teman di kesiswaan, maupun
pembina OSIS, di mana evaluasi dikolaborasikan antara kesiswaan yang
mencakup OSIS, MPK, pastoral sekolah dengan jajaran struktural.
Bapak Friadelis Ignatius Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA
Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan mengemukakan bahwa
tujuan dari penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah yaitu bertumpu
pada hati nurani, solider terhadap sesama. Dari hal tersebut memiliki
makna bahwa selain mengejar nilai akademik, maka siswa harus
bertumpu pada hati nurani dan solider terhadap sesama, seperti yang
dicontohkan bahwa untuk melihat siswa yang terlambat harus diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
surat peringatan atau tidak maka harus melihat terlebih dahulu alasan
dari keterlambatan tersebut, sehingga melalui hal tersebut maka hal
tersebut dilihat secara hati nurani dan solider terhadap sesama. Metode
yang digunakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan tersebut yaitu
dengan menanamkan sikap yang baik kepada siswa. Sebagai contoh
memimpin doa saat memulai pelajaran, mengembalikan uang yang
ditemukan oleh siswa tersebut sehingga melalui proses seperti itu maka
siswa akan terbiasa dengan pola yang terbentuk sehingga dalam
kehidupannya sehari-hari diharapkan pola-pola itu dapat dikembangkan
oleh dirinya. Selain itu, sekolah juga ikut terlibat secara aktif dalam
musibah yang terjadi di lokasi yang jaraknya jauh dengan cara ikut
berperan ikut andil dalam membantu kesulitan masyarakat yang
mengalami musibah. Cara untuk mengevaluasi penyelenggaraan
pendidikan karakter yaitu dengan berdasarkan pantauan guru BK
tentang karakter siswa, kemudian dari pantauan wali kelas mengenai
hal-hal yang dilakukan oleh siswa terkait dengan karakter serta
penanganan dari kesiswaan sendiri, dan ditambah dengan penanaman
karakter oleh guru-guru yang lain.
Bapak Frans, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang bidang kurikulum mengemukakan bahwa kurikulum di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang mengikuti pedoman dari pusat dan
untuk sekolah Katolik ada kurikulum berbasis gereja Katolik, di mana
yang diambil adalah nilai-nilai universal suatu gereja Katolik. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
melaksanakan pendidikan karakter, maka yang harus dilakukan adalah
pembekalan pada kemampuan guru dalam memberikan contoh atau
sebagai pusat bagi siswa sehingga siswa akan mengikuti hal yang sama
seperti yang dicontohkan oleh guru. Untuk kurikulum di SMA Santo
Yosef sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter dikarenakan ada 2
kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran, Kurikulum
2013 digunakan pada kelas X yang sudah mulai penjurusan serta
Kurikulum 2006 atau KTSP digunakan pada kelas XI dan XII. Dalam
Kurikulum 2013 sudah diutamakan pendidikan karakternya, dilihat dari
sisi penilaiannya yaitu sikap. Untuk Kurikulum 2006 atau KTSP sudah
include di dalam pembelajaran sejak dulu melalui kurikulum yang
didasarkan pada sekolah katolik. Pengembangan karakter di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang dilakukan dengan cara memberi salam, berdoa
saat mulai dan berakhirnya proses pembelajaran, serta setiap pukul
12.00 melakukan doa malaikat Tuhan atau doa Angelus.
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan siswi SMA
Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa dirinya selalu
diingatkan akan cinta pada tanah air dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, kemudian berdoa angelus pada pukul
12.00 yang bertujuan untuk menanamkan karakter religius kepada setiap
komponen sekolah serta setiap selesai jam pelajaran maka harus
menyanyikan mars pendidikan karakter yang dimaksudkan agar dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam setiap kegiatan yang
dilakukan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan siswa
SMA Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa siswa tersebut
juga selalu diingatkan agar cinta pada tanah air oleh pihak sekolah
melalui proses menyanyikan lagu Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, di
mana ketika sedang menyanyikan lagu tersebut maka segala aktivitas
baik itu yang penting maupun tidak maka harus dihentikan untuk
menghargai pendiri bangsa dan negara Indonesia ketika dahulu berjuang
untuk kemerdekaan Indonesia. Hal lainnya adalah setiap pukul 12.00
maka seluruh warga sekolah harus melakukan kegiatan doa angelus
yang bertujuan untuk menanamkan sikap religius kepada seluruh warga
sekolah sehingga melalui kegiatan tersebut siswa selalu teringat akan
doa untuk orang tua maupun doa untuk memohon berkat dari Tuhan
serta pada setiap akhir pembelajaran pada hari itu maka harus
menyanyikan mars pendidikan karakter yang dimaksudkan agar dapat
memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam setiap kegiatan yang
kami lakukan, mars tersebut membawa ketenangan ketika
mendengarnya karena liriknya yang berisi ajakan untuk penanaman
karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Proses pendidikan karakter yang diterapkan melalui pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran
2017/2018
Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan oleh
sekolah dalam menunjang pendidikan karakter adalah dengan mengolah
pendidikan karakter tersebut oleh wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan bekerjasama dengan guru BK, di mana evaluasi dilakukan
secara terus menerus terhadap pelaksanaan pendidikan karakter
tersebut. Untuk waktu yang diperlukan dalam merancang pendidikan
karakter sudah dilakukan sebelum dimulainya tahun ajaran baru oleh
jajaran struktural secara terus menerus namun waktunya tersebut tidak
secara definitif dikarenakan proses untuk merancang tersebut dilakukan
dengan berdasarkan evaluasi serta dari laporan wakasis. Untuk proses
menginternalisasi pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika, maka yang dilakukan yaitu dengan dimulai dari analisis
materi, RPP, serta hal-hal lain yang sudah menyisipkan pendidikan
karakter. Pada proses tersebut maka guru harus memiliki ketekunan
yang luar biasa dalam menyusun program pembelajaran dikarenakan
untuk membentuk kepercayaan diri yang tinggi dari anak-anak sehingga
anak-anak memiliki kepercayaan dalam menyelesaikan soal
matematika. Selain itu, guru matematika juga harus dapat menguatkan
pendidikan karakter melalui teknologi yang sedang berkembang. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tujuan pendidikan karakter diterapkan di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang itu sendiri adalah hendak membentuk manusia yang
seimbang, baik dari segi emosionalnya, segi sosialnya, segi
intelektualnya, kepribadiannya, serta dari segi keimanannya. Oleh
karena itu, diharapkan ketika siswa lulus dari sekolah ini maka akan
menjadi pribadi yang lengkap, di mana siswa selain memiliki
kecerdasan di bidang akademik, maka siswa juga harus memiliki
kecerdasan sosial, kecerdasan emosi, serta iman yang kuat.
Bapak Friadelis Ignatius Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA
Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan mengemukakan bahwa
cara yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mempersiapkan
penyelenggaraan pendidikan karakter yaitu dengan berdasarkan
kurikulum terlebih dahulu, kemudian secara teknis diserahkan kepada
masing-masing guru mata pelajaran untuk mengembangkan pendidikan
karakter tersebut. Dalam proses persiapan tersebut, maka tidak
membutuhkan waktu yang cukup lama, namun terus menerus sehingga
siswa selalu diingatkan mengenai penanaman karakter tersebut.
Kemudian peran serta guru dalam mempersiapkan penyelenggaraan
pendidikan karakter adalah dengan melalui kekompakan guru,
karyawan, kepala sekolah, struktural bersama-sama untuk menanamkan
pendidikan karakter kepada siswa. Untuk penanaman karakter di dalam
kelas maka menurut Bapak Friadelis maka yang dapat dilakukan adalah
penanaman karakter disesuaikan dengan materi yang akan diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
kepada siswa. Jadi misalnya siswa diberikan pujian mengenai hasil
karyanya sendiri sehingga di dalam diri siswa akan diinternalisasi nilai-
nilai karakter yang baik sehingga proses tersebut akan secara bertahap
dalam proses pengembangan karakter di dalam dirinya. Menurut Bapak
Friadelis, pak Budi sendiri selaku guru matematika merupakan guru
teladan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, misalnya dalam hal
mengajar, dalam hal memberikan sanksi, dalam hal membina siswa.
Hal-hal yang dievaluasi oleh sekolah mengenai pendidikan karakter
yaitu mengenai apresiasi yang diberikan kepada siswa apabila siswa
mengalami perubahan karakter, dengan tujuan agar siswa menjadi lebih
semangat untuk memperbaiki karakternya. Untuk evaluasi itu sendiri
dilakukan secara kontinu atau terus menerus sehingga monitoring
terhadap penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut dilakukan
melalui rapat dewan guru saat kenaikan kelas, di mana dalam rapat
tersebut dikemukakan mengenai perubahan karakter dari siswa yang
bersangkutan.
Bapak Frans, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang bidang kurikulum mengemukakan bahwa pelaksanaan
pendidikan karakter di SMA Santo Yosef sudah include di dalam suatu
pembelajaran dan sudah tercantum di dalam RPP, di mana guru
mengarahkan siswa pada arah-arah pendidikan karakter. Pendidikan
karakter diterapkan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang dikarenakan
pendidikan karakter itu akan membentuk karakter siswa yang baik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dengan adanya sikap yang baik, semangat juang, maka akan secara
langsung berpengaruh terhadap intelektualnya sehingga ketika
karakternya baik, akan diikuti oleh kemampuan kompetensinya yang
baik juga. Dalam hal evaluasi mengenai pendidikan karakter, maka yang
menjadi tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan
pendidikan karakter tersebut dilakukan dan sejauh mana pencapaian
serta sejauh mana siswa memahaminya dan untuk melihat kekurangan-
kekurangan atau cara-cara yang kurang efektif dan evaluasi itu
dilakukan secara terus menerus sesuai dengan situasi dan kondisi.
Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA
Santo Yosef Pangkalpinang mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran
karakter di dalam pembelajaran matematika adalah matematika tidak
hanya bisa dipandang sebagai satu ilmu yang kaku tetapi di dalam
pembelajaran matematika juga bisa ditanamkan nilai-nilai humanisme,
sehingga matematika tidak hanya semata-mata sebagai ilmu yang
mementingkan logika dan sebagai ilmu yang kaku saja melainkan dalam
pembelajaran matematika banyak terkandung nilai kebajikan, nilai
kemanusiaan atau nilai humanis yang bisa ditanamkan kepada anak-
anak di sekolah. Oleh karena itu yang diharapkan oleh guru dengan
menerapkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran
matematika adalah anak tidak hanya sekedar mengandalkan logika, serta
hal-hal yang bersifat eksak saja melainkan anak-anak dapat mengambil
nilai-nilai karakter yang tertanam di dalam matematika, sehingga harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
adanya cara yang tepat dari guru untuk mengulas dan mengolah nilai-
nilai tersebut menjadi nilai-nilai kehidupan dan dapat menjadi nilai bagi
anak-anak. Nilai-nilai karakter itu banyak yang bisa diambil
dikarenakan menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Metode yang
dapat diterapkan melalui pembelajaran matematika bisa bermacam-
macam tergantung situasi dalam lingkungan kelas, kemudian dilihat
mengenai materinya, lalu di dalam proses diskusi juga dapat disisipkan
nilai-nilai pendidikan karakter tersebut. Oleh karena itu, harus diberikan
penekanan kepada anak-anak dan harus dijelaskan sert disampaikan
kepada anak-anak bahwa melalui proses pembelajaran matematika
maka ada nilai-nilai yang bisa diambil, nilai-nilai yang bisa dilakukan
terkait dengan nilai-nilai karakter tersebut. Jadi di dalam segala kondisi
maka dapat disampaikan kepada anak-anak, namun harus adanya
penekanan bahwa melalui matematika maka ada nilai-nilai yang dapat
diperoleh, misalnya kerja keras, kesabaran, ketekunan, kemauan untuk
mencari tahu, kemauan untuk bertanya, kemauan untuk saling berbagi,
saling kerja sama, serta masih banyak nilai yang dapat digali lebih
banyak lagi melalui pembelajaran matematika. Untuk nilai karakter
kejujuran maka yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan soal
yang bervariasi kepada anak-anak saat proses ulangan sehingga tidak
memungkinkan anak-anak untuk melakukan tindak kecurangan dan
disampaikan kepada anak-anak bahwa kejujuran itu penting, serta
senantiasa secara kontinu dilakukan pengontrolan, pengawasan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pendampingan kepada anak-anak untuk menanamkan nilai kejujuran di
dalam dirinya sendiri. Jadi untuk menanamkan nilai kejujuran maka
yang dapat dilakukan bukan hanya sekedar dari soal yang berbeda tetapi
kepercayaan diri anak-anak dalam mengerjakan soal harus dapat
dibangun secara terus menerus sehingga dengan adanya kepercayaan
diri pada anak-anak maka kejujuran akan tumbuh dengan sendirinya jika
anak-anak percaya bahwa mereka dapat menyelesaikan soal yang
diberikan. Untuk nilai karakter kepedulian maka yang dapat dilakukan
adalah dengan menerapkan metode diskusi yang diberikan melalui tugas
kelompok. Akan tetapi harus ditekankan bahwa keberhasilan bukan
hanya semata-mata tergantung pada diri sendiri tetapi juga ditopang oleh
orang lain juga sehingga kembali pada visi dan misi sekolah yaitu peduli
pada sesama maka melalui diskusi akan tampak bahwa pekerjaan akan
selesai apabila dikerjakan secara bersama-sama dan juga harus
ditanamkan bahwa teman-teman yang lemah harus dapat menjadi
tanggung jawab sebagai komunitas di kelas tersebut. Selain itu, anak-
anak yang kurang mampu dapat diberi tempat dengan anak-anak yang
mampu sehingga anak yang kurang mampu dapat merasa lebih dihargai.
Cara lainnya adalah dengan proses rolling, di mana saat pembelajaran
matematika maka peserta didik melakukan perpindahan tempat duduk
sehingga anak-anak dapat membantu teman-temannya yang kesulitan
sehingga secara bertahap akan muncul kepedulian dari anak-anak itu
terhadap teman-temannya yang kurang mampu dan anak yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
mampu itu sendiri mau bertanya apabila kurang paham dengan materi
yang diberikan. Untuk metode yang dapat digunakan untuk
menanamkan nilai karakter kedisiplinan yaitu harus berangkat dari awal
dalam proses pembelajaran. Yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pemantauan terhadap tugas yang diberikan kepada anak-
anak, pemantauan terhadap anak dalam diskusi kelompok, serta harus
adanya reward dan punishment yang harus dapat diberikan kepada anak-
anak dalam proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran, maka
pemberian pujian harus dapat lebih banyak dibandingkan dengan
hukuman agar anak-anak dapat bekerja lebih keras lagi terhadap materi
selanjutnya. Untuk menanamkan nilai karakter ketelitian kepada siswa
maka metode yang dapat digunakan adalah dengan memberikan
kesempatan kepada anak-anak yang kurang percaya diri untuk dapat
mengerjakan soal yang diberikan kepada mereka dan harus adanya
pendampingan kepada anak-anak dalam proses mengerjakan tersebut.
Jadi bukan hanya guru saja melainkan teman-temannya yang
memberikan koreksi terhadap pekerjaan temannya yang diberikan
kesempatan untuk mengerjakan soal tersebut. Hal tersebut dikarenakan
apabila diberikan feedback oleh teman-temannya sendiri maka akan
adanya respon yang positif terhadap ketelitian mereka itu sendiri. Untuk
menanamkan nilai karakter kerja keras kepada siswa yaitu dengan
menumbuhkan habitat di dalam kelas itu dalam hal kerja keras. Oleh
karena itu di dalam kelas haruslah menyenangkan agar anak-anak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dengan santai memiliki keinginan untuk bekerja keras dalam proses
pembelajaran. Untuk menanamkan nilai karakter kreatif kepada siswa
yaitu dengan membuat model soal yang berbeda-beda dikarenakan
dengan adanya model soal yang berbeda maka anak-anak akan memiliki
berbagai cara untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Selain itu
diberikan soal cerita, soal aplikasi, soal penerapan yang terkait dengan
materi mereka sehingga dengan adanya keberagaman model soal
tersebut maka anak-anak akan lebih memahami fungsi dari materi yang
dipelajarinya. Melalui hal itu juga maka anak-anak akan melihat bahwa
materi matematika tidak hanya ilmu yang kaku saja melainkan dapat
dipergunakan di dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk menanamkan
nilai karakter rasa ingin tahu kepada siswa, maka yang dapat dilakukan
adalah diberikan soal-soal yang menantang sehingga anak-anak akan
memiliki rasa ingin tahu mengenai penyelesaian dari soal tersebut. Akan
tetapi, harus adanya pendampingan kepada anak-anak agar tidak adanya
rasa bosan apabila penyelesaian dari soal tersebut tidak dapat
ditemukan. Untuk menanamkan nilai karakter tanggung jawab yaitu
dengan memberikan pujian kepada anak-anak apabila mereka
mengerjakan soal-soal yang diberikan, dikarenakan dengan adanya
pujian maka anak-anak merasa dihargai kerja kerasnya dalam
menyelesaikan soal tersebut sehingga akan tumbuh rasa tanggung
jawabnya secara bertahap. Selain itu, dengan adanya kerja keras dari
guru untuk mengoreksi pekerjaan mereka maka telah memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
contoh bahwa guru juga memiliki tanggung jawab untuk mengoreksi
pekerjaan mereka sehingga anak-anak akan memiliki contoh yang dapat
dipandang baik dalam bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.
Nilai-nilai karakter yang hendak ditunjukkan oleh guru melalui
pembelajaran matematika tergantung dari materi seperti apa yang
hendak disampaikan kepada anak-anak, nilai-nilai itu dapat diberikan
kepada anak-anak selama mendampingi proses pembelajaran di dalam
kelas maupun di luar kelas, selain itu nilai-nilai itu juga dapat
disampaikan melalui tugas individual, tugas kelompok, maupun ketika
diberikan suatu pertanyaan mengenai materi yang hendak dipelajari.
Oleh karena itu, seperti yang telah disampaikan supaya anak mengerti
mengenai nilai yang hendak disampaikan maka disampaikan secara
berulang-ulang kepada anak mengenai nilai yang hendak disampaikan
dengan dibantu proses refleksi di akhir pembelajaran. Persiapan yang
harus dilakukan oleh guru agar penanaman karakter dapat dilakukan
melalui proses pembelajaran adalah harus mempersiapkan diri dengan
tanggung jawab yang tinggi, sehingga tidak hanya sekedar datang saja
melainkan harus memiliki persiapan yang baik mengenai materi yang
akan diberikan kepada anak-anak. Persiapan yang dilakukan oleh guru
terkait dengan materi yang akan diintegrasikan dengan penanaman nilai
karakter kepada siswa yaitu guru harus seperti koki yang sudah
mengetahui dengan tepat apa yang harus dilakukan di ruangannya atau
guru dapat diibaratkan sebagai konduktor (dalam musik) yang bertugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
untuk membawa suatu musik ke arah yang baik atau ke arah yang jelek
sehingga segala aktivitas dalam suatu kegiatan menjadi tanggung
jawabnya untuk dibawa ke arah yang lebih baik atau akan dibawa ke
arah yang sebaliknya. Jadi guru sudah harus mengetahui situasi dan
kondisi kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara
efektif. Respon yang diberikan oleh siswa ketika proses pembelajaran
matematika adalah kelas akan merasa bosan apabila guru tidak
mempersiapkan diri dengan baik, sehingga diberikan perumpamaan
seperti koki itu sudah paham mau masak apa saja selama 2 jam. Jadi
dalam artian, guru sudah harus paham harus memberikan metode yang
tepat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, apabila diciptakan
suasana kelas yang menyenangkan maka kelas tidak akan merasa jenuh
selama proses pembelajaran matematika. Untuk suasana pembelajaran
yang diterapkan pendidikan karakter yaitu akan sangat indah apabila
proses pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan cara yang baik atau
dengan sepenuh hati. Untuk evaluasi penyelenggaraan pendidikan
karakter di dalam proses pembelajaran maka dapat dilakukan sepanjang
pembelajaran, bisa dievaluasi ketika peserta didik sedang melakukan
diskusi maupun ketika peserta didik melakukan kegiatan yang terkait
dengan proses pembelajaran. Melalui evaluasi penyelenggaraan
pendidikan karakter maka yang menjadi bahan adalah sejauh mana
siswa memahami makna dari pendidikan karakter tersebut, serta sejauh
mana siswa mengaplikasikan pendidikan karakter yang ditanamkan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
sekolah dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
evaluasi juga diharapkan siswa dapat mengevaluasi penanaman karakter
yang dilakukan oleh guru di sekolah atau dengan kata lain siswa
mengevaluasi gurunya juga.
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan siswi SMA
Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa melalui
pembelajaran matematika maka Bapak Budi selalu memberikan
karakter-karakter yang positif kepada dirinya, misalnya disiplin,
tanggung jawab, religius, toleransi, dan menghargai orang lain serta
jujur, solider, cinta tanah air, serta kerja keras. Semua hal itu
disampaikan oleh Bapak Budi dengan tujuan agar dapat menjadi
seseorang yang tidak hanya memiliki kemampuan akademis yang baik,
melainkan juga harus ditopang dengan kepribadian yang baik pula.
Menurut dirinya suasana pembelajaran matematika yang menerapkan
pendidikan karakter sudah sangat menerapkan karakter yang positif
untuk setiap siswa sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran
matematika dengan Bapak Budi menurut dirinya sudah mengikuti nilai-
nilai yang diajarkan oleh Bapak Budi dalam proses pembelajaran.
Menurut dirinya juga bahwa Bapak Budi selalu mengingatkan kepada
siswa untuk mendoakan orang tua yang telah bekerja keras, Bapak Budi
juga selalu mengingatkan agar siswa selalu disiplin dalam mengikuti
tata tertib yang ada di sekolah. Bapak Budi juga meminta siswa untuk
bertanggung jawab terhadap segala hal yang dilakukannya. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dirinya pula dikemukakan bahwa Bapak Budi merupakan salah satu
contoh guru yang dapat dijadikan panutan yang baik apabila dilihat dari
cara beliau dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap setiap
siswa dikarenakan dalam setiap point yang diberikan oleh Bapak Budi
bukan hanya meminta saja namun melakukan atau memberi contoh
kepada siswa. Menurut dirinya juga Bapak Budi selalu memberikan
pendidikan karakter bukan hanya di dalam kelas saja namun juga
melakukan tindakan di luar kelas. Sebagai contoh disiplin dalam
mengikuti proses pembelajaran walaupun Pak Budi tidak sedang
mengajar di kelasnya tetapi Pak Budi selalu menegur siswa yang sering
terlambat mengikuti pelajaran. Hal lainnya adalah Pak Budi juga selalu
memberikan nasehat agar memiliki tanggung jawab yang baik dan selalu
menjaga lingkungan sekolah dengan merawat lingkungan sekolah
dengan cara yang sederhana, misalnya mengambil sampah yang
berserakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef
Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa melalui pembelajaran matematika
Pak Budi selalu memberikan nasehat yang terkait dengan karakter
misalnya disiplin, religius, toleransi, tanggung jawab, menghargai orang
lain, jujur, peduli terhadap sesama serta hal-hal lain yang terkait dengan
karakter sehingga Pak Budi dalam setiap pembelajaran selalu
menyisipkan penanaman karakter kepada setiap siswa. Pak Budi juga
tidak hanya memberikan nasehat saja melainkan memberikan contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
yang nyata mengenai penanaman karakter tersebut. Selain itu Pak Budi
tidak hanya memberikan contoh saat di kelas saja namun Pak Budi
selalu memberikan contoh penanaman karakter saat berada di luar kelas
secara langsung kepada setiap siswa. Suasana pembelajaran yang
dibangun oleh Pak Budi yaitu selalu menghadirkan suasana
pembelajaran matematika yang dikaitkan dengan penanaman karakter
kepada setiap siswa dikarenakan diharapkan siswa dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang berkarakter baik dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Menurut dirinya pendidikan karakter
yang telah diberikan melalui proses pembelajaran matematika sangat
dipahami mengenai nilai-nilai yang hendak disampaikan misalnya nilai
kedisiplinan, nilai tanggung jawab, nilai solider terhadap sesama, nilai
menghargai orang lain, dan sebagainya. Pak Budi juga dalam proses
pembelajaran selalu menghadirkan suasana yang kadang tegang dan
kadang santai dikarenakan Pak Budi adalah sosok guru yang sangat
berkarakter baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas sehingga
apabila sedang memberikan materi pembelajaran maka karakter yang
diberikan oleh Pak Budi selalu bermacam-macam dengan tujuan agar
siswa dapat berkarakter pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
3. Keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang tahun ajaran 2017/2018
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku
kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang maka hasil yang diperoleh
adalah untuk mengakomodasi penanaman pendidikan karakter bagi
siswa melalui kegiatan di luar pembelajaran maka sekolah menyediakan
berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan pendidikan karakter bagi anak-anak itu sendiri. Hal
tersebut dikarenakan kegiatan ekstrakurikuler mempunyai andil yang
besar untuk pembentukan karakter siswa itu sendiri. Hal lainnya yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembiasaan kepada siswa,
pembiasaan-pembiasaan itu dilakukan mulai dari pagi hingga selesai
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk kurikulum sendiri
berpedoman pada kurikulum nasional, tetapi ditambah dengan visi dan
misi sekolah, motto sekolah, serta ciri khas pendidikan katolik pada
umumnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berkembang di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang merupakan ramuan-ramuan dari
kurikulum nasional yang digariskan oleh kementerian pendidikan secara
nasional lalu ditambahkan dengan spesifikasinya visi dan misi sekolah
sehingga pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
memiliki ciri khas pada nilai solidaritas terhadap sesama serta nilai
keimanan yang didasarkan pada motto sekolah yaitu iman mencari ilmu.
Dalam mewujudkan penanaman karakter yang efektif maka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dilakukan oleh pihak sekolah adalah mengajak orang tua untuk berperan
secara aktif untuk melaksanakan pendidikan karakter. Hal tersebut
dilakukan dengan cara melakukan interaksi secara langsung ke orang
tua siswa itu sendiri di awal tahun ajaran baru melalui proses sosialisasi.
Akan tetapi tidak semata-mata orang tua hanya mendengarkan saja
sosialisasi yang diberikan oleh pihak sekolah, melainkan orang tua juga
dapat memberikan kritik maupun saran yang dapat membangun sekolah
untuk ke depannya. Selain itu, untuk mengajak orang tua agar dapat
berperan aktif yaitu dengan melakukan pertemuan intensif dengan wali
kelas, misalnya saat pengambilan raport mid semester atau saat
pengambilan raport semesteran, di mana dalam pertemuan tersebut
maka orang tua senantiasa dihimbau untuk melanjutkan pendidikan
karakter yang sudah dimulai di sekolah. Untuk pengakomodasian dari
pihak sekolah terhadap pengembangan karakter bagi setiap diri siswa
sudah banyak dilakukan di kegiatan ekstrakurikuler. Hal yang harus
ditekankan lagi kepada siswa adalah bagaimana mengeksplorasi lagi
mengenai pendidikan karakter itu agar dapat menghasilkan suatu
pengembangan yang lebih jauh lagi. Hal itu yang menjadi titik berat bagi
pihak sekolah dalam proses pengembangan karakter melalui kegiatan-
kegiatan tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh pihak
sekolah, siswa itu di sekolah sebenarnya menjadi perhatian yang sangat
tinggi dalam pengembangan karakternya dikarenakan ada suatu
kecemasan bahwa dirinya tidak dapat mengembangkan hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
diperoleh di sekolah untuk dapat dibawa ke dalam kehidupan
bermasyarakat. Akan tetapi, berdasarkan pada penjelasan dari berbagai
pihak yang ada di masyarakat mengatakan bahwa anak-anak SMA Santo
Yosef itu apabila hidup dalam kegiatan bermasyarakat memiliki
pengembangan karakter yang lebih baik, misalnya menjadi aktivis di
Gereja. Oleh karena itu, pendidikan karakter itu bukanlah suatu hal yang
instan, proses pengembangan karakter itu membutuhkan waktu yang
cukup lama agar dapat memperoleh hasil yang sesuai dan diharapkan.
Hal lain yang dapat menjadi contoh yaitu ditinjau dari siswa yang saat
berada di sekolah ternyata memiliki karakter yang kurang baik, tetapi
seiring berjalannya waktu ternyata pengembangan karakter yang
diberikan oleh pihak sekolah dapat memberikan dampak yang positif
kepada dirinya ketika sudah melanjutkan ke pendidikan tinggi atau
ketika terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu memiliki arti
bahwa jauh di dasar hati siswa tersebut, pengembangan karakter itu
secara bertahap dilakukan internalisasi namun belum dimunculkan.
Untuk memperoleh hasil mengenai perubahan karakter itu maka sekolah
sering melakukan sharing dengan siswa mengenai apa yang didapatkan
dari pengembangan dirinya ketika berada di sekolah. Hal yang diperoleh
adalah karakter yang ditanamkan sejak di sekolah yang dimulai dari
berdoa, melihat tindakan guru di sekolah ternyata memiliki suatu bekal
untuk dirinya dalam melakukan pengembangan dirinya dalam
kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan sharing itu maka dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
bahwa siswa yang kurang baik dapat bertransformasi menjadi lebih baik
dikarenakan adanya pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus
selama di sekolah. Pembiasaan itu tidak hanya diberikan dalam ucapan
saja melainkan harus adanya suatu tindakan yang dapat dijadikan
sebagai contoh bagi siswa dalam proses pengaplikasiannya. Selain itu,
melalui pendidikan karakter maka seperti yang telah dikemukakan siswa
kemungkinan minimal untuk melakukan tindakan peduli dengan
sesama. Hal tersebut dikarenakan di sekolah siswa tidak terlalu
menunjukkannya secara nyata namun dalam kehidupan bermasyarakat
maka tindakan untuk peduli dengan sesama ditunjukkan oleh siswa
melalui tindakan-tindakan nyata yang berguna untuk sesamanya serta
memang tidak semua siswa melakukannya saat itu juga melainkan harus
adanya waktu yang dibutuhkan oleh siswa agar proses internalisasi
tersebut dapat ditunjukkan nyata dalam kehidupannya. Kemudian
apabila ditinjau dari anggapan oleh siswa bahwa sekolah itu sebagai
suatu keluarga memang sudah dapat dikatakan bahwa di SMA Santo
Yosef ini sendiri hal tersebut menjadi ciri khas dalam pendidikan yang
diterapkan dan sekolah selalu menjelaskan bahwa di SMA Santo Yosef
itu sendiri merupakan satu kesatuan dalam komunitas bukan hanya
sebagai kelompok saja. Untuk mengevaluasi secara keseluruhan dari
proses penanaman karakter di SMA Santo Yosef itu sendiri maka yang
dilakukan yaitu dengan melakukan kolaborasi semua unsur di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
kesiswaan, di mana ada OSIS, MPK, pastoral sekolah serta adanya
kegiatan pramuka.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Friadelis Ignatius
Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang
bidang kesiswaan diperoleh hasil bahwa sekolah menyediakan kegiatan
di luar jam pembelajaran yang digunakan untuk mendukung
pengembangan pendidikan karakter bagi siswa. Kegiatan yang
disediakan oleh sekolah dalam pengembangan pendidikan karakter
melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya basket, dance, pingpong,
maupun dalam bidang science. Melalui kegiatan ekstrakurikuler
tersebut, maka guru yang bersangkutan akan memberikan nilai-nilai
karakter dalam kegiatan tersebut, misalnya dengan datang tepat waktu
sehingga siswa diharapkan dapat menjadi disiplin dalam kegiatannya
sehari-hari. Selain itu diberikan juga contoh penanaman nilai karakter
kejujuran dengan cara tidak bermain curang. Untuk kegiatan di luar
kelas juga Bapak Friadelis mengemukakan bahwa melalui kegiatan osis,
maka siswa dapat bekerjasama dengan baik, solider terhadap
sesamanya, memperhatikan teman-temannya, mengungkapkan
pendapat dengan baik, tidak mencela atau mengkritik teman-temannya
dengan konotasi menghakimi temannya tersebut. Menurut Bapak
Friadelis, pendidikan karakter ini pada dasarnya kontinu sehingga apa
yang ditanamkan di kelas akan dibawa ke luar kelas juga sehingga
diibaratkan apabila di dalam suatu keluarga dibina dengan cara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
kurang tepat maka di luar juga akan dihasilkan suatu tindakan yang
kurang tepat pula. Kemudian dalam pengembangan karakter dari siswa
sendiri, maka menurut Bapak Friadelis sekolah memang jarang
menghadirkan orang tua namun tetap ada pertemuan dengan orang tua.
Dalam pertemuan tersebut ditanamkan kepada orang tua mengenai
kerjasama antara pihak orang tua dengan pihak sekolah dalam proses
pengembangan siswa itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Frans, S.Pd., selaku
wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang selaku wakil kepala
SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kurikulum diperoleh hasil
bahwa siswa cenderung memiliki semangat kompetitifnya lebih baik
ketika menerapkan pendidikan karakter sehingga adanya kepercayaan
diri bagi siswa dan terkait dengan hal lainnya yaitu siswa menjadi lebih
memiliki sopan santun, etika untuk menjadi orang yang lebih baik.
Kemudian untuk mengatasi hambatan dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter maka yang dilakukan adalah pertemuan dengan
orang tua secara bertahap, yang selanjutnya adalah melakukan kegiatan
di luar sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan khusus terkait
dengan pembinaan iman yang dapat dilakukan dengan live in maupun
kegiatan retret. Melalui pendidikan karakter juga diperoleh hasil bahwa
anak-anak akan memiliki daya juang yang lebih baik, kreativitasnya
juga akan berkembang. Hal tersebut berarti kompetensi sosialnya
berkembang, kompetensi dalam agama juga berkembang menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
baik, di dalam keluarga juga akan membantu dirinya untuk membentuk
kepribadian sehingga orang tua memberikan kepercayaan sepenuhnya
kepada sekolah untuk mengembangkan karakternya menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Budi Gunawan,
S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang
diperoleh bahwa dengan penerapan pendidikan karakter melalui proses
pembelajaran maka seharusnya siswa memiliki rasa peduli terhadap
sesama. Hal tersebut tergantung pada proses penanaman hal yang baik
dan benar yang dilakukan kepada siswa tersebut. Jadi dalam artian
tergantung kepada guru apakah sudah dilakukan dengan proses yang
benar. Jika sudah dilakukan dengan proses yang benar maka akan
membuahkan hasil yang benar. Kemudian untuk pengimplementasian
karakter yang diberikan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari maka
harus adanya kerja sama dari berbagai pihak termasuk dari guru bidang
studi yang lain juga harus terlibat dalam proses penanaman karakter
sehingga harus adanya sinergi antara mata pelajaran yang satu dengan
mata pelajaran yang lain serta harus adanya sinergi antara seluruh
komponen sekolah dalam pengembangan karakter tersebut. Untuk
metode yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi pendidikan
karakter yaitu dengan melakukan diskusi antar guru mata pelajaran yang
lain maupun dengan diskusi bersama pihak sekolah sehingga tidak
cukup hanya satu metode saja dapat dilakukan. Untuk tindak lanjutnya
adalah pihak sekolah dapat menggunakan hasil evaluasi tersebut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
pengembangan sekolah di tahun yang akan datang. Untuk perekrutan
orang tua siswa dan masyarakat sebagai partner dalam upaya
pembangunan karakter siswa yaitu melalui diskusi bersama orang tua
melalui wali kelas, serta melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi yang
diadakan oleh pihak sekolah. Kemudian penanaman karakter dari pihak
luar misalnya pihak aparat dilakukan juga perekrutan untuk penanaman
karakter kepada siswa. Jadi bukan hanya orang tua saja namun dengan
pihak aparat, pemerintah, pihak lembaga yang punya hubungan dengan
pendidikan karakter juga ikut dilibatkan bagi pengembangan karakter
siswa. Sarana dan prasarana yang digunakan oleh guru dalam
pengembangan karakter di dalam proses pembelajaran tidak hanya
terfokus pada alat-alat saja melainkan dapat menggunakan gambar,
contoh, cerita, maupun pengalaman dapat menjadi suatu wadah dalam
pengembangan karakter siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa suasana
pembelajaran matematika yang menerapkan pendidikan karakter sudah
sangat menerapkan karakter yang positif sehingga apabila dilihat maka
Pak Budi telah memberikan dampak kepada siswa agar mengikuti nilai-
nilai yang diajarkan oleh Pak Budi terkait dengan nilai-nilai karakter.
Respon dari siswa sendiri terkait dengan pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika adalah mengikuti secara sungguh-sungguh
dan harus memiliki sikap bertanggung jawab dalam proses
pembelajaran dan selalu mendengarkan secara serius pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
sedang berlangsung. Sebagai contoh apabila diberikan soal oleh Pak
Budi, maka mengerjakan soal tersebut dengan penuh rasa tanggung
jawab dan kerja keras. Melalui pembelajaran matematika sudah
diterapkan oleh dirinya misalnya selalu menerapkan nilai-nilai
kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh dirinya, dan
selalu menerapkan rasa tanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh
dirinya serta nilai-nilai karakter lainnya yang selalu diterapkan oleh
dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dirinya, nilai-nilai yang
terkandung di dalam pembelajaran matematika adalah disiplin,
tanggung jawab, religius, toleransi, menghargai orang lain, jujur,
solider, cinta tanah air, serta kerja keras. Selain menanamkan nilai
karakter di dalam kelas, maka di luar kelas juga Pak Budi selalu
menanamkan pendidikan karakter. Melalui tindakan yang dilakukan
oleh staff, karyawan, guru melalui contoh-contoh hal yang baik maka
dirinya selalu melakukan kegiatan sopan santun terhadap orang lain
yang lebih dewasa sehingga melalui pengembangan di dalam
pembelajaran matematika maka memiliki dampak bagi dirinya menjadi
seseorang yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Hal lain yang
diperoleh adalah dirinya sudah memiliki kesadaran untuk semakin
memiliki kepedulian dengan sesama misalnya membantu teman yang
sedang kesulitan, menjenguk teman yang sakit, memberikan motivasi
kepada teman yang sedang menghadapi masalah serta hal-hal lain yang
terkait dengan nilai peduli dengan keadaan sesama. Berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang maka
diperoleh hasil bahwa seluruh warga sekolah di SMA Santo Yosef selalu
memberikan penanaman karakter kepada setiap siswa, dengan harapan
agar siswa SMA Santo Yosef memiliki kepribadian yang baik saat
berada di lingkungan sekolah maupun saat di luar lingkungan sekolah
sehingga dapat menjadi komunitas moral bagi saya pribadi dalam
mengembangkan pendidikan karakter bagi diri saya. Selain itu, seluruh
warga sekolah juga telah memberikan contoh pembelajaran karakter
yang baik bagi saya sehingga dapat menjadi komunitas belajar yang baik
bagi saya untuk belajar mengenai karakter yang baik melalui seluruh
warga sekolah. Selain itu, dalam pembelajaran matematika maka Pak
Budi selalu menghadirkan suasana pembelajaran matematika yang
dikaitkan dengan penanaman karakter kepada setiap siswa dikarenakan
dengan harapan siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yang berkarakter baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam setiap pembelajaran terkhusus pembelajaran matematika maka
siswa mengikuti pembelajaran akan berada di lingkungan yang penuh
akan tindakan-tindakan penanaman karakter dikarenakan Pak Budi
selalu memberikan penanaman karakter melalui pembelajaran
matematika sehingga siswa diharapkan dapat menjadi manusia yang
berbudi pekerti, bertingkah laku serta memiliki ucapan yang baik di
dalam kehidupannya. Melalui pendidikan karakter, maka kesadaran
terhadap sesama telah dilakukan oleh dirinya ketika membantu teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
yang mengalami kesulitan, memberikan semangat apabila teman
mengalami kesulitan, menjenguk teman ketika sedang sakit, dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang terkait dengan tindakan peduli terhadap
sesama. Melalui penanaman karakter melalui pembelajaran matematika
maka dirinya sudah menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari
misalnya untuk karakter disiplin maka sudah menerapkannya dengan
mengerjakan soal atau PR yang diberikan, karakter jujur diterapkan
ketika mengikuti ulangan dan ketika mengerjakan tugas, karakter
tanggung jawab diterapkan ketika mengerjakan soal matematika yang
diberikan oleh Pak Budi, karakter religius diterapkan dengan
mendoakan orang tua, teman-teman, guru maupun staff dan karyawan
sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari silabus dan RPP yang
diberikan oleh guru, tercantum bahwa nilai karakter yang hendak
ditanamkan oleh guru yaitu rasa ingin tahu, sopan, disiplin, cinta
lingkungan, religius, bertanggung jawab, kreatif, jujur, toleransi, kerja
keras, menghargai orang lain, peduli lingkungan, gemar membaca,
peduli sosial, cinta tanah air, serta teliti.
C. Analisis Data Penelitian
Berdasarkan hasil yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter telah diterapkan kepada
peserta didik di SMA Santo Yosef Pangkalpinang melalui proses
pembelajaran. Begitu pula pendidikan karakter telah diterapkan terkhusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
pada pembelajaran matematika. Ada beberapa hal yang akan dianalisis
mengenai data hasil penelitian yang telah diperoleh. Pokok-pokok data hasil
penelitian yang akan dianalisis terkait dengan proses pendidikan karakter
diterapkan secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, proses
pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika diterapkan di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang serta terkait dengan keefektifan pendidikan
karakter diterapkan melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang. Berikut merupakan hasil analisis mengenai ketiga
pokok yang diperoleh melalui penelitian.
1. Proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
a. Reduksi data/Kondensasi data
Tabel 4.2. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter
secara umum
Sumber data Data yang diperoleh
Wawancara dengan Kepala
Sekolah
1. Persiapan yang dilakukan
oleh sekolah dalam
menunjang pendidikan
karakter adalah dengan
mengolah pendidikan
karakter tersebut oleh wakil
kepala sekolah bidang
kesiswaan bekerjasama
dengan guru BK dan waktu
yang diperlukan untuk
merancang pendidikan
karakter sudah dilakukan
sebelum dimulainya tahun
ajaran baru oleh jajaran
struktural secara terus
menerus. Pendidikan
karakter di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
dilatarbelakangi oleh visi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Sumber data Data yang diperoleh
dan misi sekolah serta
berdasarkan ciri khas
pendidikan Katolik
2. Cara yang dilakukan sekolah
untuk mencapai tujuan
pendidikan karakter adalah
dengan melalui pembiasaan.
Pembiasaan yang dimaksud
adalah dengan melakukan
senyum, sapa, salam, lalu
kebiasaan berdoa, kemudian
menghormati bendera setiap
pagi
3. Evaluasi pelaksanaan
pendidikan karakter
dilakukan secara terus
menerus, di mana tidak ada
waktu yang definitif untuk
proses evaluasi tersebut.
Bahan evaluasi diambil dari
catatan-catatan, evaluasi
harian dari wakasis dan BK.
Wawancara dengan Wakil
Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan
1. Pendidikan karakter di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang
disesuaikan dengan visi dan
misi sekolah yaitu bertumpu
pada hati nurani, solider
terhadap sesama, di mana
berarti siswa selain mengejar
nilai akademik maka siswa
harus bertumpu pada hati
nurani dan solider terhadap
sesama
2. Cara yang dilakukan oleh
pihak sekolah untuk
mempersiapkan
penyelenggaraan pendidikan
karakter yaitu dengan
berdasarkan kurikulum
terlebih dahulu, kemudian
secara teknis diserahkan
kepada masing-masing guru
mata pelajaran untuk
mengembangkan pendidikan
karakter tersebut, di mana
waktu yang diperlukan tidak
cukup lama namun terus
menerus. Peran serta guru
adalah melalui kekompakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Sumber data Data yang diperoleh
guru, karyawan, kepala
sekolah, struktural bersama-
sama untuk menanamkan
pendidikan karakter kepada
siswa.
3. Metode yang digunakan oleh
sekolah adalah dengan
menanamkan sikap yang
baik kepada siswa, misalnya
memimpin doa saat memulai
pelajaran, mengembalikan
uang yang ditemukan oleh
siswa sehingga siswa akan
terbiasa dengan pola yang
terbentuk sehingga pola-pola
itu dapat dikembangkan oleh
dirinya. Selain itu sekolah
juga ikut terlibat aktif dalam
musibah yang terjadi di
lokasi yang jaraknya jauh
dengan cara ikut berperan
dalam membantu kesulitan
masyarakat yang mengalami
kesulitan.
4. Cara untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan
karakter yaitu dengan
berdasarkan pantauan guru
BK, pantauan wali kelas
serta dari kesiswaan sendiri,
di mana evaluasi dilakukan
secara kontinu atau terus
menerus.
Wawancara dengan Wakil
Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
1. Kurikulum di SMA Santo
Yosef sudah terintegrasi
dengan pendidikan karakter
dikarenakan ada 2
kurikulum yang digunakan
yaitu Kurikulum 2013 serta
Kurikulum 2006.
2. Dalam melaksanakan
pendidikan karakter, maka
yang harus dilakukan adalah
pembekalan pada
kemampuan guru dalam
memberikan contoh atau
sebagai pusat bagi siswa
sehingga siswa akan
mengikuti hal yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sumber data Data yang diperoleh
seperti yang dicontohkan
oleh guru.
3. Pengembangan karakter
dilakukan dengan cara
memberi salam, berdoa saat
mulai dan berakhirnya
proses pembelajaran, serta
setiap pukul 12.00
melakukan doa malaikat
Tuhan atau doa Angelus.
Pelaksanaan pendidikan
karakter sudah include di
dalam suatu pembelajaran
dan sudah tercantum di RPP.
4. Dalam hal evaluasi, maka
dilakukan untuk melihat
sejauh mana pencapaian
serta sejauh mana siswa
memahaminya dan untuk
melihat kekurangan-
kekurangan dan dilakukan
secara terus menerus.
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
1. Pendidikan karakter
dilakukan dengan
membiasakan siswa setiap
hari untuk menyanyikan
Indonesia Raya dan
memberi hormat setiap pagi,
berdoa Angelus setiap pukul
12.00, menyanyikan mars
pendidikan karakter setiap
proses pembelajaran
berakhir dan memberikan
salam kepada guru setiap
memulai proses
pembelajaran serta tidak
lupa menyapa setiap
masyarakat yang ada di
sekolah.
Siswi SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
1. Menyanyikan lagu Indonesia
Raya sebanyak 3 stanza,
berdoa Angelus pada pukul
12.00, menyanyikan mars
pendidikan karakter setiap
selesai jam pelajaran
Siswa SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
1. Menyanyikan lagu Indonesia
Raya sebanyak 3 stanza,
setiap pukul 12.00 harus
melakukan kegiatan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sumber data Data yang diperoleh
Angelus, setiap akhir
pembelajaran harus
menyanyikan mars
pendidikan karakter
b. Penyajian data (Display data)
Tabel 4.3. Perbandingan data hasil wawancara dengan kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala
sekolah bidang kurikulum
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan
Data hasil
wawancara
dengan wakil
kepala sekolah
bidang kurikulum
Peneliti (P): Kemudian
apakah kurikulum yang
digunakan untuk
pelaksanaan pendidikan
karakter yang diterapkan
di sekolah ini, itu
berdasarkan
pengembangan yang
didasarkan pada sekolah
atau mengikuti kurikulum
yang diterapkan oleh
pemerintah Bu?
KS: Pada dasarnya kita
mengikuti kurikulum
nasional, tetapi
ditambah dengan visi
misi sekolah, lalu motto
sekolah kita dan ciri
khas pendidikan Katolik
secara umumnya. Jadi
pendidikan karakter yang
sebenarnya sudah kita
mulai sejak lama itu
adalah ramuan-ramuan
dari kurikulum nasional
yang digariskan oleh
Kementerian Pendidikan
secara nasional diterapkan
di mana-mana lalu
ditambah dengan
spesifikasinya visi misi
Peneliti (P): Kemudian yang
menjadi tujuan
diselenggarakan pendidikan
karakter di SMA Santo
Yosef sendiri itu apa Pak?
Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan (WKS):
Seperti visi dan misi sekolah
kita ya, kalau visi misi
sekolah kita ini kan SMA
Santo Yosef bertumpu
pada hati nurani, solider
terhadap sesama, selain
mengejar nilai akademik
kita harus bertumpu pada
hati nurani dan solider
terhadap sesama. Bapak
perhatikan sekolah kita
sudah mulai solider
terhadap sesama juga,
misalnya kalau ada siswa
yang sakit ada
solidaritasnya, misalnya
ada musibah di Irian Jaya
itu sekolah kita juga ikut
terlibat meskipun
lokasinya jauh.
Peneliti (P):
Kemudian sejauh
ini bagaimana
proses
pengembangan
kurikulum yang
digunakan di
sekolah apabila
dikaitkan dengan
pendidikan
karakter?
Wakil Kepala
Sekolah Bidang
Kurikulum (WKK):
Untuk kurikulum
mengikuti
pedoman dari
pusat dan
khususnya untuk
sekolah Katolik ada
satu kurikulum
yang menjadi ciri
khas dari sekolah-
sekolah Katolik
dalam pendidikan
karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan
Data hasil
wawancara
dengan wakil
kepala sekolah
bidang kurikulum
sekolah seperti contohnya
SMA Santo Yosef itu
sangat mengagung-
agungkan nilai
solidaritas.
P: Kemudian apakah ada
cara yang dapat dilakukan
sekolah untuk mencapai
tujuan tersebut Bu?
KS: Ya seperti tadi itu.
Pertama, pembiasaan.
Jadi, misalnya senyum,
sapa, salam, lalu
kebiasaan berdoa terus
menghormati bendera
setiap pagi. Itu budaya
literasi yang setiap pagi
kita perkenalkan supaya
pelan-pelan itu
diinternalisasi supaya
akhirnya mereka cinta
tanah air, bagaimana
hormat pada sesama,
keterbukaan, keramahan,
dan seterusnya.
P: Kemudian metode yang
digunakan oleh pihak
sekolah untuk mencapai
tujuan tersebut, caranya
seperti apa Pak?
WKS: Misalnya dalam
agama ya memimpin doa
saat memulai pelajaran.
P: Berarti
kurikulum yang
telah dikembangkan
di sekolah ini sudah
diterapkan oleh
semua guru untuk
pengembangan
karakter bagi
siswa?
WKK: Iya salah
satunya adalah
memberi salam,
kemudian berdoa
pada saat mulai
dan berakhir,
kemudian setiap
jam 12 kita doa
malaikat Tuhan
atau Angelus, itu
bentuk dari satu
pendidikan karakter
yang kita ambil
nilai-nilai
universalnya.
Peneliti (P): Kemudian
persiapan yang disiapkan
oleh sekolah untuk
menunjang pendidikan
karakter itu seperti apa
Bu?
Kepala Sekolah (KS):
Pendidikan karakter
selalu digodok oleh
bidang kesiswaan
terutama dan
bekerjasama dengan
guru BK begitu. Evaluasi
secara terus menerus
tetap dilaksanakan
misalnya pelaksanaan
P: Kemudian Pak cara yang
dilakukan oleh pihak
sekolah untuk
mempersiapkan
penyelenggaraan
pendidikan karakter itu,
caranya seperti apa Pak?
WKS: Caranya yang jelas
tidak terlepas dari
kurikulum, kemudian yang
kedua juga secara teknis
diserahkan pada masing-
masing guru yang
bersangkutan.
P: Kemudian peran serta
dari guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan
Data hasil
wawancara
dengan wakil
kepala sekolah
bidang kurikulum
tahun ini seperti apa atau
semester ini seperti apa.
mempersiapkan
penyelenggaraan
pendidikan karakter itu
seperti apa Pak?
WKS: Jadi secara
administrasinya emang itu
ya kekompakan masing-
masing guru, karyawan,
kepala sekolah,
struktural.
P: Kemudian pendidikan
karakter itu kan selalu
dievaluasi secara terus
menerus ya Bu, yang
menjadi bahan evaluasi
dari pihak sekolah untuk
penyelenggaraan
pendidikan karakter itu
seperti apa Bu bahan
evaluasinya?
KS: Bahan evaluasinya
kita ambil dari catatan-
catatan, evaluasi harian
dari data wakasis sama
BK.
P: Kemudian cara yang
dilakukan sekolah untuk
mengevaluasi
penyelenggaraan tersebut
seperti apa Bu?
KS: Pertama, kami
biasanya sering diskusi.
Dari diskusi itu kita mulai
mendata yang masih
kurang dan mendata
yang sudah berjalan
baik.
P: Kemudian bagaimana
cara untuk mengevaluasi
penyelenggaraan
pendidikan karakter tersebut
Pak?
WKS: Tentang evaluasinya
bisa dilihat dari pantauan
guru BK, wali kelas juga,
kesiswaan juga.
P: Kemudian Pak waktu
yang digunakan untuk
mengevaluasi
penyelenggaraan
pendidikan karakter itu
kapan Pak?
WKS: Kalau evaluasinya
setiap saat, ya terus
menerus lah, kontinu lah
evaluasinya itu.
P: Kemudian siapa
saja Pak, yang
memiliki
wewenang untuk
mengevaluasi
proses pendidikan
karakter yang
diterapkan di
sekolah?
WKK: Untuk yang
berwenang semua
stakeholder di
sekolah itu punya
wewenang untuk
memberikan
evaluasi.
P: Hal-hal apa
sajakah Pak yang
dievaluasi di dalam
penyelenggaraan
pendidikan karakter
itu?
WKK:
Pelaksanaan,
pembiasaan,
kemudian cara.
P: Kemudian kapan
waktu yang
dipergunakan untuk
mengevaluasi
penyelenggaraan
pendidikan karakter
itu Pak?
WKK: Waktu
menyesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan
Data hasil
wawancara
dengan wakil
kepala sekolah
bidang kurikulum
dengan situasi dan
kondisi.
P: Berarti dilakukan
secara terus
menerus?
WKK: Iya itu
dilakukan secara
terus menerus.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa pendidikan
karakter didasarkan pada kurikulum nasional yang ditambah dengan
visi dan misi sekolah yaitu bertumpu pada hati nurani serta solider
terhadap sesama dan selain itu didasarkan pada ciri khas pendidikan
Katolik pada umumnya. Pendidikan karakter dilakukan dengan
pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di lingkungan sekolah
seperti senyum, sapa salam, kebiasaaan berdoa, menghormati
bendera setiap pagi serta setiap jam 12 diadakan doa Angelus atau
doa malaikat Tuhan. Pendidikan karakter merupakan hasil
kolaborasi antara kesiswaan dengan guru BK serta adanya
kekompakan dengan guru mata pelajaran, karyawan, serta jajaran
struktural. Evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara terus
menerus oleh stakeholder yang ada di sekolah dengan didasarkan
pada catatan-catatan, evaluasi harian dari wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan dan guru BK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Tabel 4.4. Perbandingan data hasil wawancara dengan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum, data hasil observasi, data
hasil wawancara dengan siswa, data hasil wawancara dengan
siswi
Data hasil
wawancara
dengan wakil
kepala sekolah
bidang
kurikulum
Data hasil observasi Data hasil
wawancara
dengan siswa SMA
Santo Yosef
Pangkalpinang
Data hasil
wawancara
dengan siswi
SMA Santo
Yosef
Pangkalpinang
Peneliti (P):
Berarti
kurikulum yang
telah
dikembangkan
di sekolah ini
sudah
diterapkan oleh
semua guru
untuk
pengembangan
karakter bagi
siswa?
Wakil Kepala
Sekolah Bidang
Kurikulum
(WKK): Iya
salah satunya
adalah
memberi
salam,
kemudian
berdoa pada
saat mulai dan
berakhir,
kemudian
setiap jam 12
kita doa
malaikat
Tuhan atau
Angelus, itu
bentuk dari satu
pendidikan
karakter yang
kita ambil nilai-
nilai
universalnya.
Berdasarkan observasi
yang dilakukan oleh
peneliti terlihat bahwa
setiap sebelum
memulai proses
pembelajaran maka
seluruh masyarakat
sekolah diharuskan
untuk menyanyikan
lagu Indonesia Raya
dan memberi hormat
kepada bendera,
kemudian setiap
pukul 12.00 setiap
masyarakat sekolah
diharuskan untuk
mengikuti kegiatan
doa Angelus, serta
setiap berakhirnya
proses pembelajaran
seluruh masyarakat
sekolah menyanyikan
mars pendidikan
karakter.
Peneliti (P):
Kemudian apakah
seluruh warga
sekolah telah
menjadi komunitas
belajar dan
komunitas moral
bagi Anda dalam
mengembangkan
karakter yang Anda
miliki?
Siswa (S2): Selain
itu saya juga selalui
diingatkan akan
cinta pada tanah air
oleh pihak sekolah
melalui proses
menyanyikan lagu
Indonesia Raya
sebanyak 3 stanza,
hal lainnya adalah
setiap jam 12 siang
maka seluruh
warga sekolah
harus melakukan
kegiatan doa
Angelus yang
bertujuan untuk
menanamkan sikap
religius, serta pada
setiap akhir
pembelajaran
pada hari itu maka
kami harus
menyanyikan
mars pendidikan
karakter.
Peneliti (P):
Kemudian
apakah seluruh
warga sekolah
telah menjadi
komunitas
belajar dan
komunitas moral
bagi Anda dalam
mengembangkan
karakter yang
Anda miliki?
Siswi (S1):
Selain itu saya
juga selalu
diingatkan akan
cinta pada tanah
air melalui
proses
menyanyikan
lagu Indonesia
Raya sebanyak
3 stanza, setiap
jam 12 siang
maka seluruh
warga sekolah
harus
melakukan
kegiatan doa
Angelus, serta
pada setiap
akhir
pembelajaran
pada hari itu
maka kami
harus
menyanyikan
lagu mars
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Data hasil
wawancara
dengan wakil
kepala sekolah
bidang
kurikulum
Data hasil observasi Data hasil
wawancara
dengan siswa SMA
Santo Yosef
Pangkalpinang
Data hasil
wawancara
dengan siswi
SMA Santo
Yosef
Pangkalpinang
pendidikan
karakter.
Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas terlihat bahwa pendidikan
karakter dilakukan dengan cara menyanyikan lagu Indonesia Raya
sebanyak 3 stanza dan menghormati bendera setiap pagi, di mana
dalam kegiatan tersebut maka seluruh aktivitas yang sedang
dilakukan harus dihentikan sementara waktu, kemudian pada pukul
12.00 seluruh warga sekolah harus melakukan aktivitas dalam
bentuk doa Angelus atau doa malaikat Tuhan, serta setelah
berakhirnya proses pembelajaran maka seluruh warga sekolah
diharuskan untuk menyanyikan mars pendidikan karakter.
c. Penarikan kesimpulan/verifikasi
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat dilihat
bahwa proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 yaitu
melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi dari
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut. Berikut akan
dijabarkan proses pendidikan karakter secara umum di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
1) Tahap persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu
dengan menyisipkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum
yang mengikuti pedoman dari pusat yang berpusat pada visi dan
misi sekolah yaitu bertumpu pada hati nurani dan solider
terhadap sesama serta penanaman pendidikan karakter
disesuaikan dengan ciri khas pendidikan Katolik pada
umumnya. Persiapan tersebut dirancang oleh jajaran struktural
bersama dengan guru mata pelajaran yang terkait dan persiapan
untuk penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut dilakukan
secara terus menerus.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan oleh
pihak sekolah dengan cara melalui pembiasaan yang dilakukan
kepada siswa yaitu melalui kebiasaan memberi salam, memberi
hormat kepada bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,
berdoa Angelus setiap pukul 12.00 dan menyanyikan mars
pendidikan karakter setiap berakhirnya proses pembelajaran.
3) Tahap evaluasi
Tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter
dilakukan secara kontinu atau terus menerus, di mana evaluasi
merupakan catatan-catatan atau diskusi dari guru, wali kelas,
BK, maupun dari bagian kesiswaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2. Proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika diterapkan
di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018
a. Reduksi data/Kondensasi data
Tabel 4.5. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter
dalam pembelajaran matematika
Sumber data Data yang diperoleh
Wawancara dengan Kepala
Sekolah
1. Proses menginternalisasi
pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika,
maka yang dilakukan yaitu
dengan dimulai dari analisis
materi, RPP, serta hal-hal
lain yang sudah menyisipkan
pendidikan karakter
Wawancara dengan Wakil
Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan
1. Administrasi guru
dituangkan dalam RPP,
kemudian RPP itu akan
dituangkan lagi dalam
pelaksanaan di lapangan
Wawancara dengan Guru
Matematika
1. Persiapan yang dilakukan
oleh guru
2. Respon yang diberikan oleh
siswa ketika proses
pembelajaran
3. Suasana pembelajaran yang
menerapkan pendidikan
karakter
4. Hal-hal yang dapat
dilakukan dalam
menyisipkan pendidikan
karakter melalui proses
pembelajaran matematika
5. Evaluasi penyelenggaraan
pendidikan karakter
6. Tindak lanjut dari
penyelenggaraan pendidikan
karakter
Dokumen yang terkait dengan
penanaman pendidikan karakter
1. Silabus yang memuat
penanaman pendidikan
karakter melalui
pembelajaran matematika
2. RPP yang memuat
penanaman pendidikan
karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Sumber data Data yang diperoleh
3. Refleksi dari siswa maupun
siswi terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan
karakter
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
1. Adanya RPP dan silabus
yang memuat penanaman
pendidikan karakter
2. Dalam setiap awal
pembelajaran, guru selalu
mengingatkan siswa untuk
mendoakan orang tua
3. Dalam proses pembelajaran,
guru selalu menceritakan
kisah hidup orang sukses
serta terkadang
menceritakan pengalaman
hidupnya sendiri
4. Guru mengevaluasi setiap
saat, baik dalam proses
diskusi maupun dalam
proses pembelajaran yang
terkait lainnya.
5. Dalam setiap proses
pembelajaran, guru dan
siswa selalu melaksanakan
refleksi terkait proses
pembelajaran
6. Selalu adanya tindak lanjut
terhadap hasil refleksi pada
proses pembelajaran
selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
b. Penyajian data (Display data)
Tabel 4.6. Perbandingan data terkait dengan tahap perencanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika
Data hasil wawancara
dengan kepala
sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang
kesiswaan
Data hasil wawancara
dengan guru
matematika
Dokumen yang
terkait dengan
penanaman
pendidikan karakter
Observasi yang
dilakukan oleh
peneliti
Peneliti (P): Kemudian
pendidikan karakter
kan diinternalisasi
melalui pembelajaran
yang ada di sekolah Bu,
termasuk pembelajaran
matematika. Nah,
apakah melalui
pembelajaran
matematika itu proses
persiapannya seperti
apa Bu yang dilakukan
oleh guru tersebut?
Kepala Sekolah (KS):
Biasanya bapak ibu
guru, apalagi dengan
kurikulum 2013 ya.
Kurikulum 2013,
mereka mulai dengan
Peneliti (P): Kemudian
Pak persiapan
administrasi sebelum
penyelenggaraan
pendidikan karakter itu
seperti apa Pak?
Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan
(WKS): Kalau
administrasi gurunya itu
dituangkan dalam
RPP ya, kemudian juga
nanti dalam pelaksanaan
di lapangannya nanti
secara teknisnya itu kan
gitu.
Peneliti (P): Kemudian
bagaimana persiapan
yang dilakukan oleh
guru terkait dengan
materi yang akan
diintegrasikan dengan
penanaman nilai
karakter kepada siswa?
Guru Matematika
(GM): Ya itu guru
membuat
perencanaan yang
baik, melihat materi
tersebut lalu ya betul-
betul dipersiapkan
dengan baik oleh
bapak/ibu guru. Jadi
bukan hanya sekedar
datang untuk mengajar
tetapi sudah tahu apa
Dari dokumen yang
berbentuk silabus
terlihat bahwa
tercantum point yang
terkait dengan
karakter yang akan
dikembangkan oleh
guru dalam proses
pembelajaran.
Dari dokumen yang
berbentuk RPP terlihat
bahwa tercantum point
penguatan pendidikan
karakter dalam kolom
deskripsi kegiatan
pembelajaran, di mana
terdapat juga point
mengenai 4C-
Communication,
Collaborative, Critical
Berdasarkan hasil
observasi yang
dilakukan oleh peneliti
selama melakukan
proses pengumpulan
data, maka peneliti
memperoleh data
bahwa guru sehari
sebelumnya
mempersiapkan
materi yang akan
diberikan kepada
siswa dengan melihat
dokumen silabus dan
RPP yang di
dalamnya tercakup
proses pendidikan
karakter yang akan
diterapkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Data hasil wawancara
dengan kepala
sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang
kesiswaan
Data hasil wawancara
dengan guru
matematika
Dokumen yang
terkait dengan
penanaman
pendidikan karakter
Observasi yang
dilakukan oleh
peneliti
analisis materi, RPP,
dan seterusnya itu
sudah menyisipkan
pendidikan karakter.
Nah biasanya untuk
matematika, lebih ke
arah yang demikian.
Diawali dengan RPP
tentu saja, dengan
perangkat-perangkat
pembelajaran yang ibu
periksa. Ketika mereka
kumpulkan itu semua
mengarah kesana.
yang mau dilakukan di
kelas pada jam itu. Ya
saya seperti koki itu
lah saya mau masak
dalam kelas itu saya
sudah tahu persis. Jadi
tidak datang dengan
kepala kosong, jadi
saya seperti koki dalam
kelas itu saya mau
mengolah makanan di
dalam kelas itu seperti
apa. Metodenya saya
kuasai dengan baik.
Saya pikir kalau saya
merencanakan dengan
matang, dengan baik
saya pikir tidak ada
alasan untuk tidak
mengerti.
Thinking, serta
Creativity. (lampiran
5 hal 318, 322, 325 –
326, 352 – 353, 356 –
357, 360 – 361)
proses pembelajaran
matematika.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat bahwa perencanaan pendidikan karakter dilakukan dengan cara
menganalisis materi, yang kemudian disusun ke dalam dokumen berbentuk silabus dan RPP, di mana di dalam dokumen
tersebut tercantum karakter yang akan dikembangkan melalui proses pembelajaran matematika serta tercantum pula 4C-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Communication, Collaborative, Critical Thinking, serta Creativity. Persiapan tersebut diibaratkan bahwa guru itu seperti
koki yang benar-benar sudah mempersiapkan diri untuk mengolah kondisi kelas yang apabila diibaratkan guru itu koki
yang sudah benar-benar paham akan mengolah masakan yang akan disajikan dan sudah paham metode yang akan
digunakan.
Tabel 4.7. Perbandingan data terkait dengan tahap pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Peneliti (P): Kemudian
bagaimana respon yang
diberikan oleh siswa ketika
proses pembelajaran
matematika?
Guru Matematika (GM): Ya
itulah jadi memang kalau kita
tidak mempersiapkan dengan
baik, dengan matang, kita asal-
asalan masuk dalam kelas ya
memang akan membuat
kelasnya menjadi bosan,
membuat kelas itu menjadi
jenuh, jadi kita harus jadi
Melalui observasi yang
dilakukan oleh peneliti
selama proses pembelajaran
matematika terlihat bahwa
guru matematika selalu
mengingatkan siswa untuk
selalu mendoakan orang
tua walaupun di awal
pembelajaran terkadang guru
tidak melakukan kegiatan
berdoa dikarenakan proses
pembelajaran matematika
tidak dilakukan pada awal
pembelajaran pada hari
tersebut. Selain itu guru juga
Peneliti (P): Yang
selanjutnya, apakah guru
matematika mencerminkan
nilai-nilai pendidikan
karakter dalam proses
pembelajaran?
Siswa (S2): Melalui
pembelajaran matematika,
Pak Budi selalu memberikan
nasehat-nasehat yang
terkait dengan karakter
misalnya disiplin, religius,
toleransi, tanggung jawab,
menghargai orang lain, jujur,
peduli terhadap sesama, serta
Peneliti (P): Kemudian
apakah guru matematika
mencerminkan nilai-nilai
pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran?
Siswi (S1): Iya, karena
melalui pembelajaran Pak
Budi selalu memberikan
karakter-karakter yang
positif kepada kami,
misalnya disiplin, tanggung
jawab, religius, toleransi, dan
menghargai orang lain serta
jujur, solider, cinta tanah air,
serta kerja keras. Semua hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
seorang guru memang
mempersiapkan diri betul-
betul dalam lingkungan kelas
itu. Jadi seperti yang saya
sampaikan tadi, kita ini guru
sebagai seorang koki.
P: Kemudian bagaimana
suasana pembelajaran yang
tercipta di kelas yang
diterapkan pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran
matematika?
GM: Kalau dilakukan dengan
benar-benar saya pikir akan
sangat indah sekali proses
pembelajaran karakter
tersebut. Itulah maka saya
bilang kalau dilakukan dengan
betul-betul, dilakukan dengan
profesional betul-betul,
bapak/ibu guru
mempersiapkan dengan betul-
betul saya pikir suasana akan
dapat buah yang bagus. Jadi
lakukanlah pekerjaan tersebut
dengan hati benar, dengan niat
yang baik secara profesional
selalu menceritakan
pengalaman atau kisah-
kisah sukses dari individu
yang telah berhasil dalam
hidupnya atau terkadang
guru menceritakan
pengalaman hidupnya.
Selain itu, guru matematika
juga selalu meminta
siswa/siswi untuk
membersihkan kelas terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan
proses pembelajaran.
hal-hal lain yang terkait
dengan karakter sehingga Pak
Budi dalam setiap
pembelajaran selalu
menyisipkan penanaman
karakter kepada setiap
siswa. Pak Budi juga tidak
hanya memberikan nasehat
saja melainkan memberikan
contoh yang nyata
mengenai penanaman
karakter tersebut.
P: Yang selanjutnya, apakah
guru matematika juga
mencerminkan nilai-nilai
pendidikan karakter di luar
waktu proses pembelajaran?
S2: Pak Budi tidak hanya
mencerminkan nilai-nilai
karakter yang hanya dalam
pembelajaran saja melainkan
dalam segala aspek
kehidupan, baik itu di dalam
proses pembelajaran maupun
tidak berada dalam posisi
mengajar atau di luar kelas
pembelajaran matematika
maka Pak Budi selalu
itu selalu disampaikan oleh
Pak Budi dengan tujuan agar
kami dapat menjadi orang
baik dan tidak hanya
memiliki kemampuan
akademik yang baik,
melainkan juga harus
ditopang dengan kepribadian
yang baik pula.
P: Kemudian apakah guru
matematika dalam hal ini Pak
Budi mencerminkan nilai-
nilai pendidikan karakter di
luar waktu proses
pembelajaran?
S1: Iya...di luar waktu
pembelajaran Pak Budi
juga selalu memberikan
contoh kepada kami
mengenai nilai-nilai
karakter yang baik kepada
kami, misalnya disiplin
dalam mengikuti proses
pembelajaran. Selain itu Pak
Budi juga selalu
mengingatkan kami untuk
selalu ingat akan orang tua
yang bekerja keras untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
saya pikir pendidikan juga
tidak akan sia-sia.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
karakter kejujuran kepada
siswa?
GM: Indikator yang terukur
dengan jelas ya berarti ada saat
waktu mereka mengikuti
ulangan, di mana saat ulangan
ada soal-soal yang bervariasi
sehingga tidak memungkinkan
anak untuk melakukan tindak
kecurangan. Kemudian
ditanamkan juga pada anak-
anak bahwa kejujuran itu
penting, lalu hasil
pengontrolan, pengawasan,
pendampingan pada anak-anak
itu memang harus senantiasa
secara kontinu ditanamkan
pada anak-anak bahwa
kejujuran ini yang nomor satu.
Anak-anak juga harus diberi
rasa tanggung jawab sehingga
saya pikir dengan hal-hal
seperti itu kejujuran akan
memberikan contoh
mengenai penanaman
karakter yang baik itu
seperti apa sehingga ada
contoh yang nyata diberikan
secara langsung oleh Pak
Budi kepada setiap siswa.
P: Kemudian metode apakah
yang dilakukan oleh guru
dalam menerapkan
pendidikan karakter melalui
proses pembelajaran
matematika?
S2: Biasanya Pak Budi
memberikan nilai-nilai
karakter kepada setiap
siswa dengan cara contoh
secara nyata kepada
siswanya dikarenakan tanpa
ada contoh maka siswa akan
menganggap bahwa
penanaman karakter
merupakan suatu hal yang
hanya bisa dilakukan oleh
guru tanpa ada tindakan yang
nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
kami dapat bersekolah, Pak
Budi juga selalu
memberikan nasehat
kepada kami agar memiliki
rasa tanggung jawab yang
baik dan selalu menjaga
lingkungan sekolah dengan
merawat lingkungan
sekolah dengan cara yang
sederhana, misalnya
mengambil sampah yang
berserakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
tumbuh dengan baik kalau
mereka diberi kepercayaan,
kalau mereka diberi tanggung
jawab mereka juga percaya
bahwa mereka mampu
menyelesaikan saya pikir
kejujuran akan tumbuh dengan
sendirinya.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
karakter kepedulian pada
siswa?
GM: Kepedulian pada siswa ya
bisa saja dengan metode
diskusi, dengan metode tugas
kelompok lalu dipantau dan
diberi pemahaman yang betul
bahwa keberhasilan bukan
hanya tergantung semata-mata
pada diri sendiri tetapi juga
orang lain dan kita juga
kembali pada visi dan misi
sekolah itu peduli pada
sesama. Selain itu untuk
membuat siswa menjadi
semakin peduli maka
dilakukan rolling tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
duduknya di mana yang pintar
kita ajak juga untuk
berpartisipasi membantu
teman yang lain, mudah-
mudahan teman yang merasa
kurang pun mau bertanya
kepada yang lebih baik untuk
bidang pelajaran tersebut.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
karakter kedisiplinan?
GM: Kedisiplinan memang
kita harus berangkat dari awal
dalam proses pembelajaran.
Jadi dalam proses
pembelajaran di dalam kelas
itu memang ada hal-hal
tertentu yang harus
ditanamkan bahwa untuk
mencapai hasil yang baik
dibutuhkan suatu usaha kerja
keras, dibutuhkan kedisiplinan
sehingga pemantauan,
pendampingan pada anak-anak
dalam proses diskusi, proses
mereka mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
memang harus didampingi
betul-betul anak tersebut.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
karakter ketelitian kepada
siswa?
GM: Untuk ketelitian yang
bisa dilakukan ya meminta
anak yang tidak percaya diri
untuk maju dan memberikan
pendampingan kepada dirinya.
Jadi bukan hanya guru yang
memberikan koreksi tetapi
kawan-kawannya juga diminta
untuk membantu anak-anak
tersebut supaya tahu mana
langkah-langkah pengerjaan
soal yang benar dan mana yang
salah. Jadi dengan belajar
bersama temannya mereka
akan memiliki kepercayaan
diri yang baik. Selain itu hasil
ulangan perlu dijelaskan
kembali atau disampaikan
kembali pada anak-anak
supaya anak-anak mengerti di
mana letak kekurangan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
kemudian juga dalam
pengontrolan tugas-tugas/PR
mereka.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
karakter kerja keras kepada
siswa?
GM: Kerja keras ya tidak jauh
berbeda dengan hal ketekunan.
Jadi pertama lingkungan
pembelajaran yang
menyenangkan di dalam kelas
itu memang harus diciptakan
terlebih dahulu kemudian
semua anak-anak diusahakan
semaksimal mungkin bisa
dilibatkan dalam proses
pembelajaran. Lalu
disampaikan kegunaan belajar
matematika itu sendiri.
Refleksi juga harus terus
menerus tiap kali berakhirnya
sebuah pelajaran.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
kreatif kepada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
GM: Dalam hal pembuatan
soal-soal yang berbeda, soal-
soal yang menantang, tetapi ya
memang sesuai dengan
kapasitas murid tersebut, ya
bisa dari soal-soal cerita, soal-
soal aplikasi.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
karakter rasa ingin tahu kepada
siswa?
GM: Ya diberi soal-soal
aplikatif. Jadi diusahakan
supaya anak-anak punya rasa
ingin tahu terhadap
kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari serta harus
diciptakan lingkungan
pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
P: Kemudian bagaimana
metode yang digunakan oleh
guru untuk menanamkan nilai
karakter tanggung jawab
kepada siswa?
GM: Tanggung jawab bisa dari
pekerjaan mereka. Pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
mereka dikoreksi betul-betul
lalu pendekatan kepada
mereka dengan penghargaan,
pujian, di mana pekerjaannya
harus diapresiasi. Jadi bukan
hanya sekedar mengumpulkan
lalu tidak dikoreksi dengan
betul-betul, jadi kita beri
mereka tanggung jawab yang
sanggup mereka kerjakan
dengan menunjukkan contoh
bahwa bapak/ibu guru bukan
hanya sekedar bisa ngomong
tetapi mereka juga
mengoreksinya dengan betul-
betul.
P: Kemudian sarana dan
prasarana apakah yang
digunakan oleh guru untuk
menunjang
pengimplementasian
pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika?
GM: Banyak hal yang bisa
dipakai. Jadi tidak harus
terfokus pada si A, si B, si C.
Hal apapun bisa kita
sampaikan dari gambar, dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Data hasil wawancara
dengan siswa SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
Data hasil wawancara
dengan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang
contoh-contoh, lalu dari
cerita, dari pengalaman itu
kan bisa dipakai. Banyak
yang bisa kita pakai untuk kita
sampaikan pada anak-anak,
dari cerita, dari pengalaman
hidup, banyak yang bisa
disampaikan, dan bisa dipakai
sebagai sarana untuk
implementasi dari
pendidikan karakter
tersebut.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat bahwa pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan dengan cara guru selalu
memberikan nasehat-nasehat yang terkait dengan karakter serta selalu memberikan karakter-karakter positif yang
bertujuan agar menjadi orang baik yang tidak hanya baik dalam kemampuan akademik saja, melainkan juga harus
ditopang dengan kepribadian yang baik pula. Melalui proses pembelajaran matematika guru selalu mengingatkan siswa
untuk selalu mendoakan orang tua walaupun pembelajaran matematika berlangsung tidak pada jam pertama
pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan penyisipan karakter kepada siswa melalui proses pembelajaran
matematika bukan hanya melalui ucapan atau perkataan saja melainkan guru memberikan contoh yang nyata dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
pengimplementasian pendidikan karakter tersebut. Penyisipan karakter juga dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran matematika melalui kisah-kisah sukses dari individu yang telah berhasil dalam hidupnya atau terkadang
guru menceritakan pengalaman hidupnya.
Tabel 4.8. Perbandingan data terkait dengan tahap evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika
Data hasil wawancara dengan guru
matematika
Dokumen yang terkait dengan
penanaman pendidikan karakter
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
Peneliti (P): Kemudian kapan waktu yang
digunakan oleh guru untuk mengevaluasi
proses penyelenggaraan pendidikan
karakter?
Guru Matematika (GM): Evaluasi bisa
sepanjang proses pembelajaran tersebut
kita bisa evaluasi juga, bukan hanya
detik-detik terakhir. Dalam proses
pembelajaran tersebut sudah bisa
melakukan evaluasi, ya kan. Misalnya
diskusi kita juga bisa mulai melakukan
evaluasi, lalu dalam proses mengerjakan
tugas lalu kita berikan tugas kan sudah
bisa lakukan evaluasi. Jadi sepanjang
proses pembelajaran tersebut kan kita
bisa lakukan evaluasi, hanya memang
penekanan evaluasinya, misalnya pada
Berdasarkan hasil refleksi yang
dilakukan oleh siswa terlihat bahwa
siswa merefleksikan mengenai
pengalaman belajar matematika dan
nilai-nilai karakter apakah yang bisa
didapatkan melalui proses pembelajaran
matematika tersebut. (lampiran 5 hal
304 - 307)
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa
guru selalu memberikan evaluasi terkait
dengan pelaksanaan pendidikan
sepanjang proses pembelajaran.
Misalnya ketika melakukan diskusi
maka guru selalu mengevaluasi terkait
dengan penanaman pendidikan karakter
tersebut. Selain itu di akhir
pembelajaran guru selalu bersama-sama
dengan siswa melakukan refleksi
bersama terkait dengan proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
Guru juga meminta siswa untuk
merefleksikan dirinya dalam proses
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Data hasil wawancara dengan guru
matematika
Dokumen yang terkait dengan
penanaman pendidikan karakter
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
hari itu kita mau tekankan ya mungkin di
sisi akhir dari pembelajaran tersebut, di
waktu terakhir kita tekankan kembali, ini
loh beberapa catatan-catatan yang bisa
menjadi perhatian kita semua, bukan
hanya anak-anak kita, guru juga harus
memperhatikan, evaluasi juga bukan
hanya bagi guru mungkin anak-anak juga
perlu kita minta bagaimana dia
mengevaluasi kita.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat bahwa evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter dilaksanakan
sepanjang proses pembelajaran, misalnya ketika siswa sedang melakukan diskusi dengan teman-temannya maka guru
selalu mengevaluasi penanaman pendidikan karakter tersebut. Kemudian di akhir pembelajaran guru selalu bersama-
sama dengan siswa untuk melakukan refleksi terkait dengan proses pembelajaran matematika yang telah berlangsung
serta adanya penekanan yang diberikan oleh guru terkait dengan nilai-nilai karakter yang bisa didapatkan melalui proses
pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Tabel 4.9. Perbandingan data terkait dengan tahap tindak lanjut pelaksanaan pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika
Data hasil wawancara dengan guru matematika Observasi yang dilakukan oleh peneliti
Peneliti (P): Kemudian dalam hal apa saja penyelenggaraan
pendidikan karakter tersebut dievaluasi?
Guru Matematika (GM): Banyak hal lah kalau kita mau mengevaluasi,
kita harus lihat kembali. Kita lihat apakah memang hal-hal yang telah
dilakukan ya memang dalam setiap proses pembelajaran saya pikir,
bukan dalam hal apa saja. Pada saat kita menjelaskan, pada saat kita
proses itu kan banyak hal yang bisa kita evaluasi lah gitu ya. Jadi
sampai sejauh mana pemahaman anak-anak tentang karakteristik, lalu
kita lihat apakah dalam proses pembelajaran kita lalu kan ada
penilaian, lalu apakah nilai-nilai yang ditanamkan itu berdampak gak
gitu loh, ada gak nilai-nilai yang didapatkan setelah mengajari sekian
bulan kan bisa kita evaluasi. Kita bisa lihat kembali apakah seberapa
jauh/seberapa dalam yang kita dapatkan bahwa nilai-nilai tersebut
memang diaplikasikan, diterapkan oleh anak-anak tersebut, jadi bukan
hanya dalam proses belajar matematikanya. Ya matematikanya kita
lihat oh ini sudah ditanamkan, oh sudah bisa menjalankan, lalu di luar
bagaimana kan bisa banyak kesempatan kita lihat bahwa terlaksana
atau tidak. Kita mengevaluasi kan kita harus lihat banyak-banyak hal
seperti itu. Jadi ya semua aspek gitu lah, ternyata bahwa yang kita
sampaikan, yang kita berikan pada anak-anak ternyata memang punya
dampak, oh yang belum kuatnya di mana gitu. Dampak-dampak
karakter mana yang belum, yang masih harus kita evaluasi kan saya
pikir juga harus menjadi catatan bagi bapak/ibu guru, ya memang
butuh kerja keras, butuh kerja yang benar-benar gitu loh. Jadi kita tahu
hasil yang akan kita capai bisa tercapai atau gak gitu loh.
Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh peneliti terlihat bahwa
guru selalu mencatat hal-hal terkait dengan perubahan dari diri siswa
setelah beberapa bulan diberikan proses penanaman karakter melalui
pembelajaran matematika melalui kegiatannya sehari-hari baik ketika
berada dalam proses belajar mengajar maupun ketika di luar proses
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa tindak lanjut penyelenggaraan pendidikan karakter dilakukan oleh
guru matematika dengan berdasarkan pada catatan-catatan dari guru mengenai proses melihat kembali (looking back)
sejauh mana pemahaman anak-anak untuk mengaplikasikan atau menerapkan pendidikan karakter yang telah diberikan
melalui proses pembelajaran matematika serta melihat apakah nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak-anak itu
memiliki dampak yang positif kepada siswa dalam kegiatannya sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
c. Penarikan kesimpulan/verifikasi
Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh dari hasil
wawancara, data hasil observasi beserta data dari dokumen sekolah
maka untuk menunjang proses penanaman karakter melalui
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada
tahun ajaran 2017/2018 maka dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
tahap persiapan penyelenggaraan pendidikan karakter, tahap
pelaksanaan pendidikan karakter, tahap evaluasi penyelenggaraan
pendidikan karakter, dan tahap tindak lanjut penyelenggaraan
pendidikan karakter. Berikut akan dijabarkan mengenai proses
pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018:
1) Tahap persiapan
Tahap persiapan penyelenggaraan pendidikan karakter
dilakukan dengan menganalisis materi yang akan dipelajari
kemudian dihubungkan dengan karakter yang hendak dicapai
melalui materi tersebut, misalnya pada topik persamaan logaritma
maka guru mengaitkan karakter rasa ingin tahu dengan topik
tersebut yaitu dengan membuat suatu pertanyaan kepada peserta
didik mengenai manfaat yang dapat diperoleh setelah
mempelajari materi persamaan logaritma, misalnya guru
memberikan suatu pertanyaan sebagai berikut “Apakah kegunaan
dari persamaan logaritma dalam kehidupan sehari-hari?” atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
dapat juga seperti “Apakah dengan mempelajari persamaan
logaritma kita dapat menerapkannya dalam bidang ilmu yang
lain?”
Dengan mempelajari materi persamaan maka guru dapat
mengkaitkan nilai kesamaan antara manusia dan keadilan, dalam
artian peserta didik akan mempelajari nilai religius dikarenakan
guru dapat memberikan penjelasan bahwa setiap manusia telah
diatur kehidupannya secara adil oleh Tuhan berdasarkan porsinya
masing-masing sehingga setiap orang akan berbeda porsinya
sehingga manusia diharapkan tidak perlu untuk iri hati dengan
keberhasilan individu yang lainnya dikarenakan porsi
kehidupannya berada pada aspek kehidupan yang lainnya.
Dengan mempelajari materi bentuk pangkat, akar maupun
logaritma guru meminta peserta didik untuk bekerja secara teratur
dalam menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma yang
digunakan untuk menerapkan nilai karakter teliti. Dengan
mempelajari aturan pangkat, akar, dan logaritma, guru dapat
memberikan motivasi kepada siswa untuk terus mencoba
menerapkan aturan pangkat, akar, dan logaritma yang merupakan
implementasi dari nilai kerja keras. Hal lainnya terkait dengan
nilai karakter teliti maka guru dapat meminta peserta didik untuk
cermat dalam melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan
yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma. Selanjutnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
dengan mencantumkan karakter yang hendak dicapai tersebut ke
dalam RPP sehingga melalui RPP tersebut maka karakter yang
akan dicapai tersebut yang akan diimplementasikan ke dalam
pembelajaran matematika serta penanaman karakter melalui
pembelajaran matematika juga dihubungkan dengan visi dan misi
sekolah. Guru matematika juga mengemukakan bahwa hal-hal
yang harus benar-benar dipersiapkan oleh guru adalah guru harus
seperti koki profesional, di mana guru sudah harus mengetahui
situasi dan kondisi kelas sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif layaknya seorang koki yang sudah
mempersiapkan dirinya untuk dapat menyajikan hidangan yang
tepat bagi konsumennya. Apabila guru tidak mempersiapkan diri
secara baik maka yang dapat terjadi adalah kelas akan merasa
bosan selama proses pembelajaran sehingga dampaknya adalah
selain dari segi kognitifnya yang tidak dapat diterima dengan baik
oleh peserta didik maka hal lainnya adalah dari segi penanaman
karakter yang tidak akan memberikan dampak positif bagi peserta
didik tersebut. Hal tersebut dikarenakan kelas tidak akan merasa
jenuh dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
akan tercipta suasana pembelajaran yang sangat indah apabila
dipadukan dengan proses penanaman karakter kepada peserta
didik dengan sepenuh hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
2) Tahap pelaksanaan
Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan pendidikan
karakter. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika dilakukan oleh guru melalui
penanaman nilai-nilai secara terus menerus kepada siswa. Nilai-
nilai yang ditanamkan oleh guru matematika melalui
pembelajaran matematika, misalnya selalu membersihkan kelas
sebelum proses pembelajaran berlangsung yang bertujuan agar
peserta didik dapat memiliki karakter cinta lingkungan walaupun
hal yang dilakukan sederhana namun apabila dipupuk secara terus
menerus maka akan ada perkembangan secara bertahap terhadap
diri peserta didik tersebut, hal lainnya adalah selalu mendoakan
orang tua dikarenakan melalui orang tua maka peserta didik dapat
mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sehingga sudah
seharusnya peserta didik mendoakan orang tuanya. Dalam proses
pembelajaran juga guru matematika sering menyisipkan cerita
mengenai pengalaman hidup maupun cerita mengenai kehidupan
dari orang-orang yang sudah sukses, misalnya cerita mengenai
kehidupan Ciputra yang bekerja secara keras agar dapat
memperoleh kehidupan yang lebih baik. Beberapa nilai
kehidupan dapat diturunkan dari pengetahuan tentang
matematika. Guru matematika diharapkan dapat membantu
peserta didik bukan hanya mengerti teorema dan materi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
matematika, tetapi juga diharapkan untuk memperkaya pikiran
peserta didik mengenai nilai-nilai kehidupan. Misalnya apabila
dikaitkan dengan materi pembelajaran, guru memberikan suatu
motivasi kepada peserta didik bahwa dengan mempelajari materi
peluang, peserta didik dapat menentukan peluang
keberhasilannya dalam ujian maupun dalam kehidupan dapat
ditentukan melalui materi peluang yang telah dipelajari bersama-
sama. Selain itu, untuk materi frekuensi harapan maka guru
memberikan sebuah pernyataan bahwa jika di kemudian hari
peserta didik memiliki sebuah peluang untuk berinvestasi
misalnya dalam membangun sebuah peternakan lele, peserta
didik dapat menentukan frekuensi harapan dari lele yang dapat
bertahan hidup. Dengan mempelajari materi persamaan
logaritma, peserta didik juga memperoleh nilai karakter kreatif
dikarenakan guru memberikan soal yang berkaitan dengan derajat
keasaman suatu zat (𝑃ℎ).
3) Tahap evaluasi
Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi penyelenggaraan
pendidikan karakter. Evaluasi penyelenggaraan pendidikan
karakter dilakukan secara terus menerus dalam proses
pembelajaran matematika, misalnya ketika melakukan diskusi
serta evaluasi tersebut dilakukan di akhir pembelajaran guru
selalu bersama-sama dengan siswa terkait dengan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
pembelajaran yang telah dilakukan dan guru selalu menekankan
nilai-nilai karakter yang diperoleh melalui pembelajaran
matematika tersebut. Selain itu yang menjadi bahan evaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut ditindaklanjuti
untuk penyelenggaraan ke depannya.
4) Tahap tindak lanjut
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir yang dilakukan oleh
guru dalam proses pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika. Tindak lanjut tersebut terkait dengan pemahaman
anak-anak untuk mengaplikasikan karakter yang telah
diimplementasikan melalui proses pembelajaran dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari atau dengan kata lain bahan evaluasi
tersebut mengenai dampak yang dihasilkan mengenai penanaman
karakter tersebut terhadap tindakan yang dilakukan oleh peserta
didik dalam kegiatannya sehari-hari. Dilihat kembali seberapa
jauh bahwa nilai-nilai tersebut memang diaplikasikan atau
diterapkan oleh anak-anak tersebut di dalam kehidupannya
sehari-hari.
3. Keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui proses
pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
a. Reduksi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Tabel 4.10. Reduksi data keefektifan pendidikan karakter
melalui pembelajaran matematika
Sumber data Data yang diperoleh
Wawancara dengan kepala
sekolah
1. Dengan karakter yang baik, perilaku
yang baik, iman yang kuat, maka ilmu
akan menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan banyak
orang
2. Pendidikan karakter dapat dijangkau
dengan kegiatan ekstrakurikuler
3. Sosialisasi kepada orang tua
4. Tujuan pendidikan karakter adalah
untuk membentuk manusia yang
seimbang
5. Adanya perubahan yang terjadi pada
diri siswa
6. Menjalin komunikasi dengan orang
tua
Wawancara dengan wakil
kepala sekolah bidang
kesiswaan
1. Kejujuran dalam mengerjakan
ulangan
2. Adanya kegiatan ekstrakurikuler
3. Bapak Budi termasuk guru teladan di
sekolah
4. Bekerjasama dengan baik, solider
terhadap sesama dalam kegiatan OSIS
5. Adanya keinginan untuk mengajak
orang tua
Wawancara dengan wakil
kepala sekolah bidang
kurikulum
1. Ketika sikap baik, karakternya baik
maka akan berpengaruh dalam
bersaing dalam hal kompetensinya
2. Dapat mengambil nilai-nilai universal
dan nilai-nilai Katolik
3. Dengan adanya pendidikan karakter
maka daya juangnya akan jauh lebih
baik
4. Kecenderungan siswa dalam hal
semangat untuk berkompetitif
5. Kegiatan pembinaan iman, kegiatan
retret, kegiatan live in
Wawancara dengan guru
matematika
1. Banyak nilai-nilai kebajikan, nilai-
nilai tentang kemanusiaan, nilai-nilai
humanis dalam pembelajaran
matematika yang bisa ditanamkan
untuk anak-anak di sekolah
2. Anak-anak harus mendapat hal-hal
positif
3. Pada saat refleksi harus ditekankan
secara betul kepada anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Sumber data Data yang diperoleh
mengenai nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran matematika
4. Anak-anak harus mempunyai
identitas, mempunyai jati diri,
mempunyai nilai-nilai karakter
5. Kalau dilakukan dengan benar maka
akan membuahkan hasil yang benar
6. Perlu adanya evaluasi secara terus
menerus untuk melihat pengaruhnya
terhadap anak-anak
7. Penanaman karakter dapat dilakukan
dengan berhubungan secara langsung
pada orang tua maupun dengan aparat
serta pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan karakter
Wawancara dengan siswi SMA
Santo Yosef Pangkalpinang
1. Nilai-nilai karakter yang diketahui
adalah jujur, disiplin, tanggung jawab,
religius, toleransi, solider terhadap
sesama, kreatif, cinta pada tanah air,
cinta lingkungan, menghargai orang
lain, bekerja keras, rasa ingin tahu
2. Melalui pembelajaran matematika,
Pak Budi selalu memberikan karakter
yang positif
3. Pak Budi selalu memberikan contoh
mengenai nilai-nilai karakter yang
baik
4. Pak Budi di luar kelas tidak jauh
berbeda dengan ketika di dalam kelas
5. Staff, karyawan, guru memberikan
contoh-contoh hal yang baik kepada
saya dalam melakukan setiap kegiatan
6. Suasana pembelajaran sudah sangat
menerapkan karakter yang positif
untuk setiap siswa
7. Pak Budi selalu memberikan contoh
penanaman karakter yang nyata
kepada setiap siswa
8. Sudah mengetahui nilai-nilai yang
hendak disampaikan oleh Pak Budi
dalam proses pembelajaran
matematika
9. Pak Budi merupakan salah satu
contoh guru yang dapat dijadikan
panutan
10. Cara Pak Budi dalam menyampaikan
proses pembelajaran telah sesuai
dengan apa yang saya harapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Sumber data Data yang diperoleh
11. Sudah diterapkan di dalam kehidupan
sehari-hari
12. Sudah memiliki kesadaran untuk
semakin memiliki kepedulian
terhadap sesama
Wawancara dengan siswa SMA
Santo Yosef Pangkalpinang
1. Nilai-nilai karakter adalah disiplin,
tanggung jawab kerja keras, religius,
toleransi, solider terhadap sesama,
menghargai orang lain, kerja keras,
dan rasa ingin tahu
2. Pak Budi selalu memberikan nasehat
terkait dengan karakter
3. Pak Budi selalu memberikan contoh
secara langsung kepada setiap siswa
4. Seluruh warga sekolah selalu
memberikan penanaman karakter
kepada setiap siswa sehingga dapat
menjadi komunitas moral baginya
5. Pembelajaran selalu dikaitkan dengan
pendidikan karakter
6. Dirinya mengerti terhadap nilai-
nilai/pesan yang hendak disampaikan
untuk penanaman karakter
7. Nilai-nilai karakter melalui
pembelajaran matematika sudah
diterapkan di dalam kehidupannya
sehari-hari
8. Membantu teman yang kesulitan
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
1. Adanya kegiatan ekstrakurikuler yang
mewadahi siswa untuk
mengembangkan dirinya
2. Adanya kegiatan pengembangan diri
yang disediakan oleh pihak sekolah
3. Guru matematika selalu memberikan
soal-soal yang bervariasi pada suatu
materi
4. Guru matematika selalu
melaksanakan proses rolling untuk
menunjukkan sikap kepedulian
terhadap temannya yang kurang
mampu terhadap pelajaran
5. Guru matematika selalu menekankan
nilai kejujuran dalam melaksanakan
setiap kegiatan
6. Guru matematika selalu memberikan
kisah-kisah yang inspiratif dalam
setiap proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Sumber data Data yang diperoleh
7. Guru matematika selalu berusaha
untuk merefleksikan setiap kegiatan
dalam proses pembelajaran
8. Siswa peduli dengan kesulitan yang
dialami oleh temannya
9. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir kreatif melalui
soal-soal yang memerlukan
kreativitas dalam mengerjakannya
10. Staff sekolah selalu berusaha agar
dalam setiap tindakannya dapat
dicontoh oleh siswa
11. Adanya pertemuan antar orang tua
dengan pihak sekolah
Dokumen yang terkait dengan
penanaman pendidikan karakter
1. Refleksi dari siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
b. Penyajian data
Tabel 4.11. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang mempromosikan nilai-nilai etik inti
sebagai landasan bagi pembentukan karakter yang baik
Data hasil wawancara dengan
kepala sekolah
Data hasil wawancara dengan
guru matematika
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
Data hasil wawancara dengan
wakil kepala sekolah bidang
kurikulum
Peneliti (P): Kemudian apakah ada
cara yang dapat dilakukan sekolah
untuk mencapai tujuan tersebut?
Kepala Sekolah (KS): Jadi,
misalnya senyum, sapa, salam,
lalu kebiasaan berdoa terus
menghormati bendera setiap pagi.
Itu budaya literasi yang setiap pagi
kita perkenalkan supaya pelan-
pelan itu diinternalisasi, supaya
akhirnya mereka tahu cinta tanah
air, bagaimana hormat pada
sesama, keterbukaan, keramahan,
dan seterusnya.
P: Berarti tuh bisa jadi sebagai
contoh siswa yang dulu dianggap
kurang baik itu bisa
bertransformasi menjadi siswa
Peneliti (P):Yang pertama, apa
yang menjadi tujuan dari
pelaksanaan pendidikan karakter
melalui proses pembelajaran
matematika?
Guru Matematika (GM): Yang
menjadi tujuan pembelajaran
karakter di dalam pembelajaran
matematika yaitu matematika
tidak hanya bisa dipandang
sebagai satu ilmu yang kaku tetapi
disitu ditanamkan nilai-nilai
humanisme, ditanamkan nilai-nilai
karakter yang terkandung di dalam
pembelajaran matematika.
P: Kemudian apa yang diharapkan
oleh guru dengan menerapkan
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti terlihat
bahwa melalui pihak sekolah
maupun melalui guru matematika
dalam proses pembelajaran
matematika maka terlihat bahwa
adanya komitmen yang kuat untuk
mempertahankan nilai kepedulian
di dalam komunitas sekolah
dikarenakan kepedulian menjadi
nilai utama yang dijunjung tinggi
oleh sekolah. Selain itu guru
matematika juga menekankan agar
siswa dapat berbuat jujur dalam
setiap tindakan, bertanggung
jawab terhadap segala hal yang
dilakukannya, menghormati orang
lain yang lebih dewasa serta guru
Peneliti (P): Kemudian apakah
yang menyebabkan pendidikan
karakter itu menjadi suatu hal yang
penting untuk diterapkan di SMA
Santo Yosef pada saat ini?
Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum (WKK): Dalam
pendidikan karakter itu akan
membentuk karakter siswa yang
baik dengan adanya sikap yang
baik, dengan sikap semangat
juang, karakter untuk berani,
percaya diri, itu akan secara
langsung berpengaruh terhadap
intelektual dia dalam bersaing.
Ketika sikapnya baik, karakternya
baik, itu biasanya diikuti oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Data hasil wawancara dengan
kepala sekolah
Data hasil wawancara dengan
guru matematika
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
Data hasil wawancara dengan
wakil kepala sekolah bidang
kurikulum
yang baik ya Bu dalam
karakternya
KS: Ya itu yang saya katakan
bahwa pendidikan karakter itu
sebenarnya tidak instan dan kita
perlu terus menerus melakukan.
Usaha pembiasaan itu menjadi
tahap faktor yang paling baik,
menjadi hal yang utama. Ketika
kita menanamkan kejujuran, tidak
bisa hanya sekali berbicara tentang
kejujuran. Tidak bisa juga kita
hanya taruh aja di dalam
peraturan-peraturan lalu tinggal
dibaca oleh mereka. Itu harus
selalu dibiasakan dan mungkin
dalam pembiasaan itu lalu ada hal-
hal yang tidak enak. Oleh karena
itu tugas kita harus meluruskan
kembali dan itu yang disebut
dengan proses mendewasakan.
pendidikan karakter melalui
proses pembelajaran matematika?
GM: Yang kita harapkan dengan
adanya pendidikan karakter itu,
anak tidak hanya sekedar
ditanamkan tentang logika,
tentang hal-hal yang bersifat eksak
tetapi yang jelas mereka bisa
mengambil nilai-nilai karakter
yang terkandung di dalam
pembelajaran matematika.
matematika selalu menekankan
agar siswa selalu memiliki
semangat yang begitu besar dalam
hal kerja keras, di mana terlihat
dari kisah-kisah yang diceritakan
selalu memuat makna untuk selalu
bekerja keras agar mencapai apa
yang diharapkan dalam
kehidupannya.
kemampuan kompetensinya baik
juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa pihak sekolah dan guru matematika memiliki komitmen yang kuat
untuk menanamkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran dikarenakan melalui penanaman pendidikan
karakter maka akan membentuk karakter siswa dengan sikap yang baik, semangat juang, berani, percaya diri. Guru
matematika juga menekankan agar siswa berbuat jujur dalam setiap tindakan, bertanggung jawab terhadap segala hal
yang dilakukan beserta nilai-nilai karakter lainnya yang selalu ditekankan oleh guru matematika melalui proses
pembelajaran matematika.
Tabel 4.12. Perbandingan data untuk point karakter yang harus dipahami secara komprehensif
Data hasil wawancara dengan
guru matematika
Data hasil wawancara dengan
siswa
Data hasil wawancara dengan
siswi
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
Peneliti (P): Kemudian bagaimana
metode untuk menerapkan
pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika?
Guru Matematika (GM): Jadi
dengan berbagai metode bisa kita
tekankan, yang penting kita
jelaskan kepada anak-anak ini loh
nak yang bisa kita lakukan terkait
dengan nilai-nilai karakter
tersebut. Jadi di dalam segala
Peneliti (P): Pertanyaan
selanjutnya, bagaimana suasana
pembelajaran matematika yang
sudah menerapkan pendidikan
karakter?
Siswa (S2): Pak Budi selalu
menghadirkan suasana
pembelajaran matematika yang
dikaitkan dengan penanaman
karakter kepada setiap siswa
dikarenakan dengan harapan
Peneliti (P): Kemudian bagaimana
suasana pembelajaran matematika
yang sudah menerapkan
pendidikan karakter?
Siswi (S1): Suasana pembelajaran
yang menerapkan pendidikan
karakter menurut saya pribadi
adalah pembelajarannya sudah
sangat menerapkan karakter yang
positif untuk setiap siswa
sehingga siswa yang mengikuti
Berdasarkan data hasil observasi
yang diperoleh peneliti selama
pengumpulan data terlihat bahwa
untuk membangun kecakapan
berempati dari siswa dan
membangun kepedulian dari siswa
itu sendiri maka guru matematika
memiliki cara yaitu dengan
melakukan proses rolling tempat
duduk saat proses pembelajaran
matematika. Hal itu dimaksudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Data hasil wawancara dengan
guru matematika
Data hasil wawancara dengan
siswa
Data hasil wawancara dengan
siswi
Observasi yang dilakukan oleh
peneliti
kondisi kita bisa
menyampaikannya hanya
memang ada penekanan supaya
anak-anak mengetahui dengan
jelas oh seperti ini toh dalam
pelajaran matematika ada nilai-
nilai yang bisa kita dapatkan. Jadi
misalnya kerja keras, kesabaran,
ketekunan, kemauan untuk
mencari tahu lebih banyak
kemudian nilai-nilai kemauan
untuk bertanya, kemauan untuk
saling berbagi, saling kerjasama,
itu saya pikir beberapa nilai yang
bisa disampaikan.
siswa dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang
berkarakter baik dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
pembelajaran matematika dengan
Pak Budi yang saya lihat sudah
mengikuti nilai-nilai yang
diajarkan oleh Pak Budi dalam
proses pembelajaran, mulai dari
sikap disiplin, jujur, bertanggung
jawab, menghargai orang lain,
solider terhadap sesama, serta
kerja keras serta rasa ingin tahu.
agar siswa memiliki kepedulian
terhadap siswa lain yang dapat
dikatakan masih kurang sehingga
diharapkan siswa yang memiliki
kemampuan lebih dapat
membantu temannya yang
kesulitan untuk memahami materi
yang diberikan saat proses
pembelajaran. Selain itu guru juga
selalu menceritakan kisah-kisah
yang dapat membuat siswa dapat
lebih mengembangkan
kemampuannya dalam hal
kepedulian terhadap sesama dan
di akhir pembelajaran guru selalu
menekankan secara terus menerus
untuk merefleksikan nilai-nilai
yang diperoleh dalam proses
pembelajaran matematika.
Berdasarkan tabel 4.12 diatas terlihat bahwa peserta didik dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti proses
penanaman karakter melalui pembelajaran matematika yang diberikan oleh Pak Budi sehingga adanya kemampuan
untuk saling peduli dengan sesama dan peserta didik selalu merefleksikan pengalaman hidupnya agar dapat berkembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
ke arah yang lebih baik. Hal yang dilakukan oleh guru yaitu guru selalu menjelaskan kepada anak-anak terkait dengan
nilai-nilai karakter yang bisa diperoleh melalui pembelajaran matematika, guru juga membangun sikap kepedulian pada
diri siswa dengan merolling tempat duduk siswa agar siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dapat membantu atau
dapat memiliki kepedulian terhadap temannya yang belum memahami materi yang diberikan, selain itu guru juga selalu
menceritakan kisah-kisah orang sukses maupun pengalaman hidupnya untuk menyisipkan pendidikan karakter tersebut.
Tabel 4.13. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang
sungguh-sungguh dan proaktif
Data hasil wawancara dengan kepala
sekolah
Data hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum
Observasi yang dilakukan oleh peneliti
Peneliti (P): Kemudian apakah tujuan
pendidikan karakter yang diterapkan di SMA
Santo Yosef ini sendiri Bu?
Kepala Sekolah (KS): Tujuannya kita ingin
membentuk manusia yang seimbang, siswa-
siswi kita yang seimbang baik dari segi
emosionalnya, dari segi sosialnya, dari segi
intelektualnya, juga dari kepribadiannya. Jadi
semua yang dari keimanannya. Jadi apa ya,
cita-cita kita itu ketika dia keluar dari SMA
Santo Yosef ini maka dia menjadi pribadi yang
lengkap begitu. Anak-anak yang punya iman
yang kuat, juga punya kecerdasan emosi, serta
Peneliti (P): Kemudian apakah ada respon
yang positif dari guru, siswa, maupun orang
tua siswa terkait dengan pelaksanaan
pendidikan karakter?
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
(WKK): Ya, ada. Dengan adanya pendidikan
karakter ini anak-anak daya juangnya akan
jauh lebih baik. Dalam arti kompetensi
sosialnya itu berkembang, hubungan dia
dengan agamanya masing-masing juga akan
lebih baik, kemudian hubungan dia dengan
orang tua justru akan membantu dia dalam
membentuk kepribadian dia, serta orang tua
Berdasarkan observasi terlihat bahwa sekolah
selalu mengusahakan berbagai macam cara
yang dapat dilakukan untuk penanaman
karakter bagi siswa agar memiliki dampak bagi
siswa, baik itu melalui kegiatan di luar waktu
pembelajaran maupun melalui kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Guru matematika
juga mengusahakan agar penanaman tersebut
memiliki dampak dengan selalu menekankan
nilai-nilai yang terdapat di dalam pembelajaran
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Data hasil wawancara dengan kepala
sekolah
Data hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum
Observasi yang dilakukan oleh peneliti
kecerdasan sosial yang begitu. Selain mereka
juga pintar.
memberi kepercayaan sepenuhnya kepada
sekolah dan orang tua juga yakin bahwa
sekolah bisa membentuk anak mereka menjadi
lebih baik.
Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa pihak sekolah selalu mengusahakan agar penanaman pendidikan
karakter tersebut dapat memiliki dampak yang positif kepada anak-anak agar siswa setelah lulus dari SMA Santo Yosef
dapat menjadi manusia yang seimbang, dengan ditinjau dari segi emosionalnya, ditinjau dari segi sosialnya, serta ditinjau
dari segi intelektualnya sehingga diharapkan siswa menjadi pribadi yang lengkap dengan iman yang kuat dan memiliki
kecerdasan emosi. Melalui hal tersebut maka adanya kepercayaan dari orang tua untuk membentuk anaknya dengan
penanaman pendidikan karakter melalui proses pembelajaran di sekolah.
Tabel 4.14. Perbandingan data untuk point sekolah harus menjadi komunitas yang peduli
Data hasil wawancara dengan
siswa
Data hasil wawancara dengan siswi Data hasil wawancara dengan
wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Peneliti (P): Kemudian apakah
Anda telah memiliki kesadaran
untuk semakin peduli dengan
keadaan sesama?
Peneliti (P): Kemudian apakah Anda
telah memiliki kesadaran untuk
semakin peduli dengan keadaan
sesama?
Peneliti (P): Kemudian untuk
pelaksanaan pendidikan karakter di
luar kelas itu seperti apa Pak?
Berdasarkan hasil observasi
diperoleh bahwa siswa di
dalam proses pembelajaran
selalu membantu satu sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Data hasil wawancara dengan
siswa
Data hasil wawancara dengan siswi Data hasil wawancara dengan
wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan
Observasi yang dilakukan
oleh peneliti
Siswa (S2): Kesadaran terhadap
sesama dalam hal peduli maka
telah saya lakukan ketika
membantu teman yang
mengalami kesulitan,
memberikan semangat apabila
teman mengalami kesulitan,
menjenguk teman ketika sedang
sakit, dan sebagainya sehingga
ada nilai kepedulian yang tinggi
terhadap sesama.
Siswi (S1): Saya sudah memiliki
kesadaran untuk semakin memiliki
kepedulian terhadap sesama,
misalnya membantu teman yang
sedang kesulitan, menjenguk teman
yang sakit, memberikan motivasi
kepada teman yang sedang
menghadapi masalah serta hal-hal lain
yang terkait dengan nilai peduli
dengan keadaan sesama.
Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan (WKS): Secara
praktisnya, misalnya dalam kegiatan
OSIS mereka dapat bekerjasama
dengan baik, solider juga dengan
sesamanya, memperhatikan teman-
teman, tidak menghakimi teman-
temannya. Begitu juga misalnya kalau
di luar sekolah juga mereka
mengunjungi temannya yang sakit,
saling memberikan nasehat dengan
teman-temannya.
lain apabila mengalami
kesulitan. Selain itu, terlihat
juga bahwa siswa selalu
berkomunikasi secara baik
dengan staff, guru maupun
seluruh masyarakat sekolah
apabila staff tersebut
mengalami kesulitan dan
adanya kepedulian antar
siswa apabila ada temannya
yang sedang mengalami
kesulitan.
Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa siswa telah memiliki kepedulian terhadap sesama, misalnya siswa
membantu temannya yang mengalami kesulitan, kemudian siswa memberikan semangat kepada teman-temannya yang
mengalami penurunan semangat untuk melakukan kegiatan-kegiatannya, menjenguk temannya yang sedang sakit.
Selain itu, melalui kegiatan yang diadakan oleh OSIS maka kegiatan tersebut mengakomodasi siswa agar memiliki
kepedulian terhadap sesamanya. Hal lainnya juga terlihat bahwa siswa selalu berkomunikasi secara baik dengan staff
yang ada di sekolah apabila mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Tabel 4.15. Perbandingan data untuk point menyediakan peluang bagi siswa untuk melakukan tindakan
bermoral
Data hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum
Data hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan
Observasi yang dilakukan oleh peneliti
Peneliti (P): Kemudian cara untuk mengatasi
hambatan tersebut bagaimana Pak?
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum (WKK):
Kemudian yang kedua lewat kegiatan-kegiatan di
luar, seperti di ekstrakurikulernya ataupun ada
kegiatan khusus terkait dengan pembinaan iman
salah satunya lewat live in maupun retret.
Peneliti (P): Kemudian apakah ada kegiatan di
luar jam pelajaran yang mendukung
pengembangan pendidikan karakter bagi siswa-
siswa SMA Santo Yosef sendiri Pak?
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
(WKS): Ya kalau di luar pembelajaran itu ada
kegiatan ekstrakurikuler ya. Kegiatan
ekstrakurikuler ini ya seperti basket, dance,
pingpong, ekstrakurikuler olahraga maupun
science ada ya. Nah kita tanamkan disitu, guru
bersangkutan pasti akan memberikan nilai-nilai
karakter dalam kegiatan tersebut ya misalnya
datang tepat waktu, sehingga siswa diharapkan
nanti bisa disiplin waktu, misalnya
berkompetisi dengan sehat, kemudian nilai
kejujurannya dalam bermain.
Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa
pihak sekolah maupun guru matematika
selalu menyediakan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan tindakan yang
bermoral. Misalnya guru matematika
selalu menekankan dalam setiap proses
pembelajaran untuk dapat bekerjasama
dengan orang lain dikarenakan dalam
mengerjakan suatu hal harus adanya
dukungan dari pihak lain agar dapat
memperoleh hasil yang baik. Selain itu
berdasarkan pantauan dari peneliti, sekolah
juga menyediakan berbagai macam
kegiatan seperti retret, live in, maupun
kegiatan yang terkait dengan sosial selalu
diusahakan oleh pihak sekolah agar siswa
dapat memiliki kepedulian sosial
Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa pihak sekolah mengakomodasi siswa untuk mengembangkan
pendidikan karakter yang telah diitegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain
itu pihak sekolah juga mengakomodasi adanya kegiatan pembinaan iman, kegiatan retret, serta kegiatan live in.
Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan agar siswa dapat memiliki wadah untuk mengembangkan tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
bermoralnya melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu, di dalam proses pembelajaran matematika maka guru selalu
menekankan agar siswa selalu menekankan agar siswa dapat bekerjasama dengan orang lain agar hasil yang diperoleh
dalam suatu kegiatan yang dikerjakan akan memperoleh hasil yang baik.
Tabel 4.16. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan
kurikulum akademis yang bermakna dan menantang
Data hasil wawancara dengan guru matematika Observasi yang dilakukan oleh peneliti
Peneliti (P): Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru
untuk menanamkan nilai kreatif kepada siswa?
Guru Matematika (GM): Kreativitas ya memang dalam pembuatan soal-
soal yang berbeda, soal-soal yang menantang tetapi memang yang sesuai
dengan kapasitas murid tersebut kan kita bisa dari soal-soal cerita, lalu
soal-soal aplikasi, soal-soal penerapan yang terkait dengan materi yang
mereka sampaikan, dengan cara begitu kan mereka melihat oh soal-soal
seperti ini rupanya soal-soal pengembangan. Jadi belajar materi ini
ternyata bisa dikembangkan, soal-soal ini ternyata bisa juga berfungsi
untuk ini.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam proses
pembelajaran matematika terlihat bahwa guru selalu berusaha
menghadirkan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk
berpikir kreatif melalui soal-soal yang mengarah pada aplikasi materi
tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari dan soal-soal yang bertujuan
agar siswa dapat terbiasa dengan soal-soal aplikatif, guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hasil yang
diperolehnya tersebut kepada teman-temannya.
Berdasarkan tabel 4.16 diatas terlihat bahwa guru mengakomodasi kemampuan setiap siswa melalui pembuatan
soal-soal yang berbeda, pembuatan soal-soal yang menantang, soal-soal penerapan yang terkait dengan penerapannya
di dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa memahami contoh penerapan soal-soal tersebut di dalam kehidupannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
sehari-hari. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan soal-soal tersebut kepada
teman-temannya agar siswa memiliki keberanian untuk berpendapat mengenai jawaban yang diperolehnya tersebut.
Tabel 4.17. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter harus secara nyata berupaya mengembangkan
motivasi pribadi siswa
Data hasil wawancara dengan siswa Data hasil wawancara dengan siswi Data hasil wawancara dengan guru
matematika
Peneliti (P): Kemudian apakah melalui
pembelajaran matematika maka nilai-nilai
karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?
Siswa (S2): Iya sudah saya terapkan di dalam
kehidupan saya sehari-hari misalnya untuk
karakter disiplin maka saya menerapkan
karakter ini saat mengerjakan tugas rumah,
karakter jujur saya terapkan ketika mengikuti
ulangan maupun ketika mengerjakan tugas,
karakter tanggung jawab saya terapkan ketika
mengerjakan soal matematika yang diberikan
oleh Pak Budi, karakter religius saya terapkan
ketika mendoakan orang tua, teman-teman,
guru maupun staff dan karyawan sekolah agar
terhindar dari segala marabahaya.
Peneliti (P): Kemudian apakah melalui
pembelajaran matematika maka nilai-nilai
karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?
Siswi (S1): Iya sudah saya terapkan di dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya saya selalu
menghormati orang lain yang lebih dewasa
dibandingkan saya, kemudian juga saya selalu
menerapkan nilai-nilai kedisiplinan dalam
setiap kegiatan yang saya lakukan, saya juga
selalu menerapkan rasa tanggung jawab atas
apa yang saya kerjakan serta nilai-nilai karakter
lainnya selalu saya terapkan dalam kehidupan
saya sehari-hari.
Peneliti (P): Kemudian nilai-nilai/hal apakah
yang diharapkan oleh guru dengan cara
menanamkan nilai karakter tersebut ke dalam
diri siswa?
Guru Matematika (GM): Ya karena nilai-nilai
karakter ini akan menjadi identitas atau jati diri
bangsa ini maka nilai-nilai karakter penting
dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi
anak-anak bangsa ini karena anak-anak harus
mempunyai identitas, mempunyai jati diri,
mempunyai nilai-nilai karakter itu kan salah
satu nilai jati diri bangsa kan kalau anak-anak
tidak ditanamkan nilai-nilai tersebut mau
dibawa kemana anak-anak bangsa ini.
Berdasarkan tabel 4.17 diatas terlihat bahwa siswa telah menerapkan penanaman pendidikan karakter yang
diberikan oleh Pak Budi melalui proses pembelajaran matematika ke dalam kehidupannya sehari-hari misalnya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
menerapkan karakter disiplin, karakter religius, karakter jujur, karakter tanggung jawab, menghormati orang yang lebih
dewasa. Guru matematika juga berharap agar siswa mempunyai identitas, mempunyai jati diri agar segala hal yang telah
ditanamkan dapat memiliki dampak yang positif ke depannya.
Tabel 4.18. Perbandingan data untuk point seluruh staff sekolah harus menjadi komunitas belajar dan
komunitas moral
Data hasil wawancara dengan siswa Data hasil wawancara dengan siswi Observasi yang dilakukan oleh peneliti
Peneliti (P): Kemudian apakah seluruh warga
sekolah telah menjadi komunitas belajar dan
komunitas moral bagi Anda dalam
mengembangkan karakter yang Anda miliki?
Siswa (S2): Seperti yang saya telah kemukakan
di atas, bahwa seluruh warga sekolah di SMA
Santo Yosef selalu memberikan penanaman
karakter kepada setiap siswa, dengan harapan
agar siswa SMA Santo Yosef memiliki
kepribadian yang baik saat berada di
lingkungan sekolah maupun saat di luar
lingkungan sekolah sehingga dapat menjadi
komunitas moral bagi saya pribadi di dalam
mengembangkan pendidikan karakter bagi diri
saya. Selain itu, seluruh warga sekolah juga
telah memberikan contoh pembelajaran
karakter yang baik bagi saya sehingga dapat
menjadi komunitas belajar yang baik bagi saya
Peneliti (P): Kemudian apakah seluruh warga
sekolah telah menjadi komunitas belajar dan
komunitas moral bagi Anda dalam
mengembangkan karakter yang Anda miliki?
Siswi (S1): Iya dikarenakan staff, karyawan,
guru memberikan contoh-contoh hal yang baik
kepada saya dalam melakukan setiap kegiatan
yang berhubungan dengan orang yang lebih
dewasa, dengan kata lain saya diberikan sesuatu
penanaman karakter untuk menghormati orang
yang lebih dewasa sehingga saya merasa
dengan adanya pengaruh seperti itu maka saya
dapat memiliki kepribadian yang baik.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
peneliti terlihat bahwa staff sekolah selalu
berusaha agar menjadi role model bagi siswa
dalam setiap tindakannya agar siswa memiliki
contoh untuk menjadi pribadi yang baik, selain
itu aturan-aturan yang berlaku di sekolah juga
tidak hanya ditunjukkan untuk siswa saja
melainkan untuk seluruh warga sekolah,
selanjutnya selalu ada briefing yang dilakukan
setiap pagi oleh seluruh staff sekolah untuk
membahas rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan penuh integritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Data hasil wawancara dengan siswa Data hasil wawancara dengan siswi Observasi yang dilakukan oleh peneliti
untuk belajar mengenai karakter yang baik
melalui seluruh warga sekolah.
Berdasarkan tabel 4.18 diatas terlihat bahwa anggota staff di sekolah telah menunjukkan tanggung jawabnya
dengan menjadi model atau contoh bagi siswa untuk penerapan pendidikan karakter yang baik, kemudian nilai-nilai dan
aturan yang ada di sekolah juga tidak hanya dikhususkan kepada siswa saja melainkan aturan-aturan tersebut
ditunjukkan untuk seluruh warga sekolah agar tidak adanya diskriminasi dalam berkelakuan dan bertindak di lingkungan
sekolah, kemudian terlihat bahwa pihak sekolah melaksanakan penanaman pendidikan karakter dengan penuh integritas.
Tabel 4.19. Perbandingan data untuk point implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan
moral yang diperlukan bagi staff sekolah maupun para siswa
Data hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan
Data hasil wawancara dengan siswi
Peneliti (P): Kemudian peran serta dari guru dalam
mempersiapkan penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti
apa Pak?
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan (WKS): Jadi secara
administrasinya emang itu ya kekompakan masing-masing guru
ya, karyawan, kepala sekolah, struktural sama-sama lah untuk
menanamkan itu kepada siswa semuanya. Jadi secara teknisnya
Peneliti (P): Kemudian bagaimanakah proses pembelajaran matematika di
kelas berlangsung?
Siswi (S1): Saya memiliki pendapat bahwa cara pengajaran guru sangat
berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan oleh siswa. Menurut saya, Pak
Budi termasuk guru yang cara mengajarnya mudah untuk dipahami. Selama
kami memperhatikannya dengan serius pada saat pembelajaran maka saat
ulangan akan mudah-mudah saja bagi saya untuk mengerjakan soal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Data hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan
Data hasil wawancara dengan siswi
di lapangan ya guru harus memberikan contoh ya, sebab dengan
contoh konkret itulah sebenarnya siswa bisa melihat, contohnya
Pak Budi sendiri ya. Pak Budi termasuk guru teladan lah kalau di
sekolah sini, bisa dicontoh dengan baik, dalam hal mengajar
maupun dalam hal membina siswa.
diberikan. Pak Budi merupakan salah satu contoh guru yang dapat dijadikan
panutan yang baik apabila dilihat dari cara beliau dalam menanamkan
pendidikan karakter terhadap setiap siswa dikarenakan dalam setiap point
yang telah saya berikan mengemukakan bahwa Pak Budi merupakan
seorang guru yang dapat dikatakan sebagai penggiat penanaman karakter
yang tidak hanya meminta saja namun melakukan di kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tabel 4.19 diatas terlihat bahwa Pak Budi selaku guru matematika di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang dengan didasarkan pada pendapat dari siswi serta wakil kepala sekolah bidang kesiswaan merupakan
seorang guru yang dapat dikatakan sebagai guru teladan dalam hal penanaman pendidikan karakter kepada siswa di
lingkungan sekolah dikarenakan Pak Budi tidak hanya sekedar meminta saja untuk melakukan suatu hal namun Pak
Budi selalu mencontohkan tindakan tersebut secara nyata.
Tabel 4.20. Perbandingan data untuk point sekolah harus merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai
partner penuh dalam upaya pembangunan karakter
Data hasil wawancara dengan kepala
sekolah
Data hasil wawancara dengan guru
matematika
Data hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan
Peneliti (P): Kemudian apakah dari pihak
sekolah mengajak orang tua untuk berperan
aktif untuk melaksanakan pendidikan karakter
Peneliti (P): Kemudian apakah sekolah
merekrut orangtua dan anggota masyarakat
Peneliti (P): Kemudian Pak apakah sejauh ini
pihak sekolah itu mengajak orang tua untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Data hasil wawancara dengan kepala
sekolah
Data hasil wawancara dengan guru
matematika
Data hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan
bagi siswa-siswa SMA Santo Yosef itu sendiri
Bu?
Kepala Sekolah (KS): Iya. Secara tidak
langsung kita awali dengan interaksi secara
langsung itu kita awali dengan sosialisasi. Jadi
di awal tahun ajaran itu per tingkat kita buat
sosialisasi untuk orang tua. Jadi, orang tua
datang ke sekolah tidak semata-mata lalu
mereka hanya mendengar. Ini sekolah mau buat
ini buat itu tapi juga kita dengarkan mereka.
Dialognya seperti apa. Nah itu kami awali di
bulan-bulan awal. Bulan-bulan juli agustus itu
orang tua sudah diajarkan, lalu dalam
pertemuan intensif dengan wali kelas, misalnya
pada saat pengambilan raport mid semester atau
semesteran. Itu juga kita senantiasa
menghimbau orang tua untuk melanjutkan
pendidikan karakter yang sudah kita mulai di
sekolah.
sebagai partner dalam upaya pembangunan
karakter bagi siswa?
Guru Matematika (GM): Beberapa iya gitu.
Sampai sejauh mana ya bagaimana
perencanaan, program-program pihak sekolah
bisa berhubungan dengan pihak orangtua tapi
dalam peranan wali kelas juga melibatkan
orangtua murid juga pada saat pengambilan
raport ada juga, tetap kita tidak bisa tinggalkan,
kemudian penanaman karakter dari pihak luar
misalnya pihak aparat, pihak pemerintah,
semua pihak dilibatkan untuk penanaman nilai-
nilai karakter itu. Jadi ya dilibatkan semua,
bukan hanya orang tua, jadi pihak-pihak aparat,
pemerintah, pihak-pihak lembaga yang punya
hubungan dengan pendidikan karakter juga
dilibatkan. Kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan pendidikan karakter juga dilibatkan.
berperan serta dalam pengembangan karakter
dari siswa-siswi itu sendiri Pak?
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
(WKS): Ya...orang tua memang...eh,
menghadirkan orang tua di sekolah itu jarang
tapi ada, misalnya dalam eh...sosialisasi tata
tertib siswa ya, sosialisasi tata tertib siswa ini
juga salah satu juga tentang penanaman
karakter kedisiplinan siswa ya, dalam hal pasal-
pasalnya juga, dalam hal memberi sanksi juga
ya. Nah, ada kita tanamkan kepada orang tua
juga tentang hal ini, kerjasama ya...kemudian
begitu juga kalau siswa mengalami masalah di
sekolah kita panggil orang tuanya, contohnya
yang sederhana saja siswa bertengkar misalnya
ribut ya, berkelahi, orang tuanya kita panggil
kita ajak kerjasama ya. Biasanya itu kerjasama
BK ya, konseling dengan orang tua, begitu juga
dengan nilai-nilai akademiknya yang kurang
misalnya kan, tetap ada itu ya kita ajak orang
tua berembuk seperti itu.
Berdasarkan tabel 4.20 diatas terlihat bahwa sekolah mau bersusah payah untuk melakukan dialog dengan orang
tua, aparat, pemerintah maupun lembaga-lembaga yang terkait dengan pendidikan karakter agar penanaman pendidikan
karakter kepada siswa dapat memiliki dampak yang positif kepada siswa melalui tindakannya dalam kehidupan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
hari. Hal yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu dengan melakukan sosialisasi terkait dengan pendidikan karakter
kepada orang tua di awal tahun ajaran. Hal tersebut terlihat bahwa adanya komitmen dari pihak sekolah untuk selalu
mengusahakan pendidikan karakter baik di sekolah maupun ketika siswa di rumah.
Tabel 4.21. Perbandingan data untuk point evaluasi terhadap pendidikan karakter
Data hasil wawancara
dengan siswa
Data hasil wawancara
dengan siswi
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Peneliti (P): Kemudian
apakah melalui
pembelajaran matematika
maka nilai-nilai karakter
dapat diresapi oleh Anda
sendiri?
Siswa (S2): Iya sudah saya
terapkan di dalam
kehidupan saya sehari-hari
misalnya untuk karakter
disiplin maka saya
menerapkan karakter ini
saat mengerjakan
soal/tugas rumah, karakter
jujur saya terapkan ketika
mengikuti ulangan maupun
ketika tidak mengerjakan
tugas, karakter tanggung
Peneliti (P): Kemudian
apakah melalui
pembelajaran matematika
maka nilai-nilai karakter
dapat diresapi oleh Anda
sendiri?
Siswi (S1): Iya saya...iya
sudah saya terapkan di
dalam kehidupan sehari-
hari saya misalnya saya
selalu menghormati orang
lain yang lebih dewasa
dibandingkan saya,
kemudian juga saya selalu
menerapkan nilai-nilai
kedisiplinan dalam setiap
kegiatan yang saya
lakukan, saya juga selalu
Peneliti (P): Kemudian
melalui pendidikan
karakter apakah siswa itu
menganggap seluruh
komunitas sekolah itu
sebagai satu keluarga Bu?
Kepala Sekolah (KS):
Kelihatannya kalau
masalah kekeluargaan ya,
itu memang menjadi
satu...ciri khas ya dalam
pendidikan kita, di dalam
lembaga kita, hanya
dengan cara mereka
sendiri-sendiri begitu
mungkin tidak atau
mungkin belum kelihatan
sekarang, tetapi bahwa itu
Peneliti (P): Kemudian
apakah pendidikan karakter
yang diterapkan di sekolah
ini memiliki pengaruh yang
positif bagi siswa itu
sendiri Pak?
Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum
(WKK): Ada,
kecenderungan mereka
memiliki semangat untuk
kompetitifnya lebih baik,
memiliki semangat untuk
percaya diri itu lebih baik
bagi siswa dan juga terkait
sopan santun, etika mereka
justru menjadi orang yang
lebih baik.
Peneliti (P): Kemudian
apakah dengan penerapan
pendidikan karakter
melalui proses
pembelajaran maka siswa
memiliki rasa peduli
terhadap sesama?
Guru Matematika (GM):
Seharusnya begitu. Kalau
kita tanamkan hal yang
baik dan benar seharusnya
itu bisa terjadi. Sekarang
tergantung kepada kita,
sudahkah kita lakukan
dengan proses yang benar
kemudian nilai-nilai
tersebut kita kerjakan
dengan tepat atau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Data hasil wawancara
dengan siswa
Data hasil wawancara
dengan siswi
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
jawab saya...saya terapkan
ketika mengerjakan soal
matematika yang diberikan
oleh Pak Budi, karakter
religius saya...saya
terapkan ketika mendoakan
orang tua, teman-teman,
guru maupun staff dan
karyawan sekolah agar
terhindar dari segala
marabahaya.
P: Kemudian apakah Anda
telah memiliki kesadaran
untuk semakin peduli
dengan keadaan sesama?
S2: Kesadaran terhadap
sesama dalam hal peduli
maka telah saya lakukan
ketika membantu teman
yang mengalami kesulitan,
memberikan semangat
apabila teman mengalami
kesulitan, menjenguk
teman ketika sedang sakit,
dan sebagainya sehingga
ada nilai kepedulian yang
tinggi terhadap sesama.
menerapkan rasa tanggung
jawab atas apa yang saya
kerjakan serta nilai-nilai
karakter lainnya selalu saya
terapkan ke dalam
kehidupan saya sehari-hari.
P: Kemudian apakah Anda
telah memiliki kesadaran
untuk semakin peduli
dengan keadaan sesama?
S1: Saya sudah memiliki
kesadaran untuk semakin
memiliki kepedulian
terhadap sesama, misalnya
membantu teman yang
sedang kesulitan,
menjenguk teman yang
sakit, memberikan
motivasi kepada teman
yang sedang menghadapi
masalah serta hal-hal lain
yang terkait dengan nilai
peduli dengan keadaan
sesama.
Santo Yosef menjadi satu
komunitas, itu yang selalu
kita dengung-dengungkan,
komunitas itu berbeda
dengan kelompok. Kalau
kelompok itu adalah hanya
kumpulan beberapa orang,
tapi komunitas ini
kumpulan orang-orang
dengan seluruh jiwanya,
dengan seluruh
keberadaannya. Nah itu
kita yang selalu
beritahukan pada siswa
bahwa kita adalah satu
komunitas.
gitu. Kalau kita lakukan
dengan benar, saya pikir
akan membuahkan hasil
yang benar. Kalau langkah
kita benar kan ya pasti buah
yang kita dapatkan pasti
benar.
P: Kemudian apakah siswa
telah
mengimplementasikan
pendidikan karakter
melalui kegiatannya sehari-
hari.
GM: Ya ini perlu memang,
kalau di sekolah iya tapi
memang kita perlu evaluasi
secara terus menerus ya
kan tidak bisa berhenti
sesaat gitu seperti yang
saya sampaikan tadi tidak
cukup kan hanya lihat
sesaat gitu kan. Mungkin
juga keterkaitan dengan
pelajaran lain selain
matematika kan bidang-
bidang studi yang lain pun
juga harus ditanamkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Data hasil wawancara
dengan siswa
Data hasil wawancara
dengan siswi
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
Jadi kerja penanaman
karakter ini kan bukan
hanya pada satu bidang
pelajaran, pelajaran-
pelajaran juga harus
ditanamkan. Nah itu lah
peranan pihak sekolah,
banyak pihak pun harus
dilibatkan sehingga betul-
betul, mungkin pada
bidang matematika tidak
tercapai dan pada mata
pelajaran yang lain lebih
mengenai penerapan nilai-
nilai karakter tersebut, nah
itu kan harus adanya
sinergi antara mata
pelajaran yang satu dengan
yang lain dan kerjasama
seluruh komponen sekolah
itu penting. Jadi tidak bisa
hanya sekedar dari sisi
mata pelajaran matematika
dan itu harus dari seluruh
aspek mata pelajaran. Itu
bagian dari nilai-nilai
sekolah itu, tidak cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Data hasil wawancara
dengan siswa
Data hasil wawancara
dengan siswi
Data hasil wawancara
dengan kepala sekolah
Data hasil wawancara
dengan wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum
Data hasil wawancara
dengan guru matematika
hanya satu mata pelajaran
saja.
Berdasarkan tabel 4.21 diatas terlihat bahwa siswa di sekolah telah menghargai satu sama lain, siswa juga telah
menganggap bahwa seluruh warga sekolah sebagai suatu keluarga, serta staff sekolah telah berupaya untuk
mengembangkan karakter siswa melalui contoh-contoh tindakan yang dilakukan oleh dirinya agar dapat menjadi contoh
bagi siswa. Selain itu siswa juga telah menerapkan pendidikan karakter yang telah ditanamkan melalui proses
pembelajaran matematika tersebut ke dalam kegiatannya sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
c. Penarikan kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang berjalan
secara efektif, di mana keefektifan tersebut didasarkan pada data
hasil wawancara yang diperoleh melalui siswa dan siswi SMA Santo
Yosef Pangkalpinang yang menyatakan bahwa dirinya telah
mengaplikasikan pendidikan karakter yang diperolehnya ke dalam
kegiatannya sehari-hari. Keefektifan pendidikan karakter juga
ditinjau dari beberapa data yang diperoleh dalam proses
pengumpulan data. Data yang dimaksud yaitu data hasil wawancara
dengan kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang, data hasil
wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan, guru matematika SMA Santo
Yosef Pangkalpinang, serta siswa dan siswi SMA Santo Yosef
Pangkalpinang dan dengan didasarkan pada observasi oleh peneliti
dan dokumen yang dimiliki oleh sekolah terkait dengan penanaman
pendidikan karakter. Beberapa point penting yang diperoleh untuk
menunjang keefektifan pendidikan karakter tersebut yaitu pihak
sekolah dan guru matematika memiliki komitmen yang kuat untuk
menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui
proses pembelajaran dikarenakan melalui penanaman pendidikan
karakter maka akan membentuk pribadi peserta didik menjadi lebih
baik, peserta didik dengan sungguh-sungguh mengikuti proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
penanaman karakter secara komprehensif melalui pembelajaran
matematika sehingga adanya kemampuan untuk saling peduli
dengan sesama dan peserta didik selalu merefleksikan pengalaman
hidupnya agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik, guru juga
membangun sikap kepedulian pada diri peserta didik dengan cara
melakukan proses rolling tempat duduk dengan tujuan agar peserta
didik dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan, pihak
sekolah juga selalu mengusahakan melalui proses maupun kegiatan-
kegiatan agar pendidikan karakter tersebut memiliki dampak yang
positif terhadap anak-anak agar peserta didik diharapkan setelah
lulus dapat menjadi pribadi yang lengkap dengan iman yang kuat
dan memiliki kecerdasan emosi, siswa mengemukakan bahwa
sekolah telah berfungsi untuk mengembangkan dirinya menjadi
pribadi yang semakin peka untuk peduli dengan sesama melalui
kegiatan-kegiatan yang mengakomodasi peserta didik untuk
semakin peka dengan sesama, sekolah menyediakan wadah kepada
siswa untuk melakukan kegiatan yang bermoral melalui kegiatan
ekstrakurikuler maupun kegiatan-kegiatan yang terkait lainnya agar
peserta didik dapat mengembangkan tindakan bermoralnya melalui
kegiatan tersebut, guru matematika juga melalui proses
pembelajaran telah berusaha untuk memberikan pembelajaran yang
bermakna bagi siswa melalui soal-soal yang dikaitkan dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa juga mengemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
bahwa seluruh staff sekolah telah menjadi komunitas belajar dan
komunitas moral bagi dirinya, siswa dan wakil kepala sekolah
mengemukakan bahwa guru matematika merupakan individu yang
berperan penting dalam proses penanaman pendidikan karakter di
sekolah, sekolah telah berupaya untuk bersinergi dengan orangtua
dan masyarakat dalam upaya pembangunan karakter, serta adanya
evaluasi yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru matematika
terhadap penyelenggaraan pendidikan karakter. Kelemahan
pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang antara lain pihak sekolah maupun guru tidak selalu
mengajak peserta didik untuk melaksanakan doa sebelum
dimulainya proses pembelajaran dikarenakan biasanya doa hanya
dilaksanakan sebelum proses pembelajaran pada jam pertama saja,
guru juga belum mengadakan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi di luar kelas terkait dengan proses penanaman karakter
kepada peserta didik, masih kurangnya kegiatan yang dilakukan
oleh pihak sekolah untuk mengembangkan karakter peserta didik.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diperoleh hasil bahwa
pendidikan karakter yang diimplementasikan melalui pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef berjalan secara efektif. Hal tersebut
dikarenakan melalui pembelajaran matematika maka peserta didik diajak
oleh guru untuk lebih mendalami makna dari pendidikan karakter melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
pembelajaran matematika. Guru matematika menekankan kepada peserta
didik bahwa di dalam matematika bukan hanya ilmu yang eksak dan kaku
serta hanya mementingkan logika saja melainkan melalui matematika
terkandung nilai-nilai karakter yang dapat diambil oleh peserta didik
sehingga nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Selain itu, guru matematika juga mengemukakan bahwa untuk
mencapai keberhasilan dalam pengembangan karakter kepada peserta didik
maka seorang guru harus dapat mempersiapkan dirinya secara sungguh-
sungguh serta harus memperhatikan situasi dan kondisi di kelas saat
pembelajaran sedang berlangsung. Hal tersebut dikarenakan dengan
mengetahui situasi dan kondisi di kelas saat pembelajaran berlangsung
maka guru dapat menerapkan metode atau cara yang tepat untuk dapat
diterapkan kepada peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan.
Apabila guru tidak memahami situasi dan kondisi di lapangan secara
sungguh-sungguh maka peserta didik akan merasa bosan dan jenuh dengan
pembelajaran yang monoton sehingga akan berdampak pada kurangnya
hasil yang diperoleh peserta didik dalam kaitannya dengan kognitif dan
karakter yang diterapkan melalui proses pembelajaran.
Oleh karena itu, guru mengemukakan bahwa di dalam kelas itu maka
guru diibaratkan sebagai seorang koki profesional yang sudah paham untuk
melakukan apa saja agar hasil yang diperoleh akan berjalan secara efektif.
Selain itu guru juga diibaratkan sebagai seorang konduktor dalam musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
yang memiliki tugas untuk mengatur apakah pembelajaran akan dibawa ke
arah yang baik atau malah sebaliknya.
Selain itu, keefektifan penanaman karakter melalui pembelajaran
matematika juga didukung oleh tindakan nyata yang dilakukan oleh guru
baik melalui proses pembelajaran maupun tindakan yang dilakukan oleh
guru di luar proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan oleh guru yaitu
dengan mengingatkan peserta didik yang terlambat untuk mengikuti proses
pembelajaran, mengambil sampah yang berserakan, serta tindakan-tindakan
lainnya. Berdasarkan pandangan yang dikemukakan oleh peserta didik
maupun jajaran struktural juga mengemukakan bahwa guru matematika
yaitu Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn. merupakan salah seorang sosok
guru yang sangat menekankan pendidikan karakter di dalam proses
pembelajaran sehingga penanaman karakter yang diberikan kepada peserta
didik melalui proses pembelajaran matematika akan menghasilkan dampak
yang positif kepada peserta didik.
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional, maka seharusnya
pendidikan yang sedang berlangsung dapat memberikan dampak yang
positif terhadap watak dan kepribadian bangsa Indonesia. Apabila
pendidikan tersebut dapat memberikan dampak yang positif terhadap watak
dan kepribadian bangsa Indonesia maka seharusnya pendidikan mampu
menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang religius, berintegritas
serta berakhlak baik. Selain itu, pendidikan karakter juga tertuang dalam
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 yang mengemukakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta
pendidikan karakter telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun
2017 yang terkait dengan penguatan pendidikan karakter.
Oleh karena itu hal lain yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mengakomodasi penanaman karakter kepada peserta didik yaitu dengan
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang diharapkan dapat menunjang
pengembangan karakter peserta didik melalui kegiatan di luar proses
pembelajaran. Melalui kegiatan ekstrakurikuler maka peserta didik dapat
membentuk pola-pola pengembangan karakter secara bertahap, misalnya
untuk peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang
olahraga maka peserta didik dapat mengambil nilai-nilai untuk disiplin
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga akan memperoleh hasil
yang baik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, selain itu peserta
didik juga akan memperoleh nilai kerja keras di mana peserta didik akan
diberikan latihan secara terus menerus melalui berbagai macam hasil yang
telah diperoleh melalui kegiatan ekstrakurikuler tersebut, serta nilai-nilai
karakter lainnya dapat diperoleh oleh peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler dalam bidang olahraga. Untuk nilai-nilai yang dapat
diperoleh peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang
akademik maka nilai-nilai tersebut antara lain adalah nilai kerja keras di
mana peserta didik memiliki keinginan untuk berusaha lebih keras lagi
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang diberikan dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
soal-soal, nilai lainnya yaitu nilai rasa ingin tahu yang ditunjukkan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh peserta didik mengenai
suatu topik materi yang sedang dibahas serta nilai-nilai karakter lainnya
yang dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang
akademik. Pihak sekolah juga menyediakan waktu khusus kepada peserta
didik dalam penyusunan jadwal pelajaran di mana disediakan suatu wadah
dalam bentuk pengembangan diri bagi peserta didik untuk dapat mengikuti
beberapa kegiatan yang memang dimaksudkan agar peserta didik dapat
mengembangkan minatnya melalui kegiatan yang disediakan oleh pihak
sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan maka pengembangan diri tersebut
antara lain dalam bidang matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi,
kebumian, basket, dance, voli, bulu tangkis, tata boga, catur, vokal,
ekonomi, geografi, wushu, futsal, lukis, inggris, mandarin, komputer,
landscape, bina sosial, KIR, PMR, serta bidang-bidang lainnya. Kegiatan
lainnya yang juga diwadahi oleh sekolah untuk mengembangkan karakter
peserta didik yaitu kegiatan yang berbasis pada bina sosial, kegiatan
pembinaan iman, retret, kegiatan live in, serta kegiatan-kegiatan lainnya.
Dalam Kurniasih (2017), Anifral Hendri mengemukakan bahwa fungsi
kegiatan ekstrakurikuler yaitu pengembangan yang bermakna bahwa fungsi
kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan
kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka;
sosial yang bermakna bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
rekreatif yang bermakna bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan bagi
peserta didik yang menunjang proses perkembangan; persiapan karier yang
bermakna bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karier peserta didik sehingga melalui ekstrakurikuler maka peserta
didik dapat memantapkan pengembangan kepribadian siswa yang
cenderung berkembang untuk memilih jalan tertentu. Oleh karena itu
melalui pendidikan karakter maka pihak sekolah berupaya untuk
mengembangkan motivasi pribadi siswa dan selalu memberikan suatu
wadah bagi peserta didik untuk melakukan tindakan bermoral dalam
kehidupannya sehari-hari.
Hal lain yang dilakukan untuk mengembangkan karakter peserta
didik yaitu pihak sekolah melalui staff, karyawan, guru, serta seluruh
elemen sekolah berupaya untuk tetap mempertahankan nilai-nilai yang baik
dalam setiap tindakan yang dilakukan agar dapat menjadi contoh bagi
peserta didik serta selalu menjaga kekompakan antar satu sama lain dalam
penerapan nilai-nilai karakter yang baik melalui setiap tindakan yang
dilakukan. Tindakan lainnya yaitu melalui pembelajaran matematika di
mana guru matematika selalu bersama-sama dengan peserta didik untuk
menjaga kebersihan kelas sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran, guru
juga selalu menekankan untuk selalu mendoakan kedua orang tua, serta
selalu ada hal-hal yang selalu ditunjukkan oleh guru melalui tindakannya.
Selain itu, guru selalu bersama-sama dengan peserta didik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
merefleksikan hal-hal yang diperoleh melalui pembelajaran matematika
terkait dengan nilai-nilai apa yang diperoleh dirinya melalui pembelajaran
matematika. Melalui pembelajaran matematika, peserta didik juga secara
bertahap diajak untuk menapaki langkah demi langkah agar pengembangan
karakternya dapat berjalan dengan baik sehingga diharapkan peserta didik
selain memiliki kompetensi akademik yang baik maka ditunjang dengan
karakter yang baik juga dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut
memiliki makna bahwa sekolah berupaya melalui pendidikan karakter
untuk mempromosikan nilai-nilai karakter sebagai landasan bagi
pembentukan karakter yang baik serta memiliki makna bahwa karakter
harus dipahami secara komprehensif oleh peserta didik termasuk dalam
pemikiran, perasaan, dan perilakunya.
Hal lain yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan mengajak
orang tua serta pihak aparat, pemerintah, serta lembaga-lembaga yang
terkait dengan pendidikan karakter untuk berperan secara aktif dalam
pengembangan karakter peserta didik. Peran serta yang dilakukan adalah
dengan mengajak orang tua dalam melakukan diskusi dengan pihak sekolah
ketika tahun ajaran baru, mengajak orang tua untuk berdiskusi dengan wali
kelas terkait dengan perkembangan karakter dari peserta didik, melalui
kegiatan-kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh pihak sekolah. Melalui
kegiatan-kegiatan tersebut maka orang tua maupun pihak-pihak yang terkait
dengan pengembangan karakter bagi peserta didik diajak untuk memberikan
kritik dan saran yang dapat memiliki dampak bagi pengembangan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
peserta didik untuk menuju ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu apabila
dipandang secara keseluruhan maka pihak sekolah telah berusaha untuk
menjadi komunitas yang peduli terhadap pengembangan karakter peserta
didik dengan mempromosikan nilai-nilai karakter kepada siswa, hal lainnya
adalah sekolah telah berusaha untuk merekrut orang tua dan pihak yang
terkait untuk bekerjasama dalam membangun karakter dari peserta didik
serta adanya usaha dari pihak sekolah untuk mempromosikan nilai-nilai inti
karakter kepada seluruh elemen sekolah. Pihak sekolah juga membangun
fondasi yang kokoh di dalam lingkungan sekolah melalui kerja sama guru,
staff, karyawan, jajaran struktural, guru Bimbingan dan Konseling (BK),
serta seluruh warga sekolah agar peserta didik akan dihadapkan pada
pengembangan karakter yang maksimal selama di sekolah.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dikemukakan
bahwa staff sekolah telah menjadi komunitas belajar dan menjadi komunitas
moral bagi setiap diri peserta didik melalui tindakan bertanggung jawab
dalam melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya dan menjadi
model bagi peserta didik untuk mengembangkan karakter pada dirinya
sendiri, nilai-nilai dan norma yang berlaku untuk siswa juga berlaku untuk
staff maupun karyawan yang berada di lingkungan sekolah yang bertujuan
agar adanya contoh yang menunjukkan bahwa nilai dan norma tersebut
tidak hanya berlaku bagi siswa saja melainkan bagi seluruh elemen sekolah,
serta selalu melaksanakan refleksi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Hal lainnya yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu terkait dengan
kurikulum yang berlaku di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Untuk kelas
X menggunakan kurikulum 2013 dan kelas XI serta XII menggunakan
kurikulum 2006 atau KTSP. Melalui kurikulum tersebut maka untuk
membawa pengembangan karakter yang baik bagi siswa, maka perlu
dilakukan analisis materi terlebih dahulu yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi siswa yang kemudian dirancang di dalam RPP yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran matematika
maka guru menyediakan berbagai macam soal yang bervariasi agar peserta
didik dapat tertarik untuk mengikuti pembelajaran matematika, guru juga
memberikan soal yang memerlukan kreativitas dari peserta didik agar dapat
menyelesaikan soal yang diberikan, guru juga menghadirkan pembelajaran
yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyalurkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran matematika serta
pembelajaran matematika didasarkan pada pembelajaran yang tidak
monoton melainkan suasana pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada di lapangan saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya kurikulum yang menghargai peserta didik dan
membantu peserta didik untuk mencapai kesuksesan.
Untuk proses evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter maka
pihak sekolah mengevaluasi mengenai sejauh mana karakter yang diberikan
di sekolah dapat diimplementasikan oleh peserta didik dalam kehidupannya
sehari-hari, serta bagaimana cara guru untuk mengimplementasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
pendidikan karakter kepada peserta didik. Selain itu telah meminta peserta
didik beserta orang tua untuk menilai bagaimana sekolah telah menjadi
komunitas yang peduli bagi pengembangan karakter untuk dirinya. Oleh
karena itu dapat ditinjau dari semua hasil yang dilakukan oleh pihak sekolah
dan melalui pembelajaran matematika maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendidikan karakter telah berjalan secara efektif dalam
mengembangkan karakter peserta didik.
Untuk mengakomodasi kegiatan penanaman karakter kepada peserta
didik maka ada suatu dewan dari pihak yayasan dengan Gereja yaitu Dewan
Pastoral yang bersinergi dengan jajaran struktural, guru, staff, karyawan,
orang tua, beserta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan karakter.
Melalui hubungan tersebut maka adanya suatu dewan yang bertugas sebagai
pengontrol penanaman karakter di sekolah.
Selain itu berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama
melakukan pengumpulan data terlihat bahwa siswa SMA Santo Yosef
Pangkalpinang memiliki kebiasaan untuk mengambil sampah yang
berserakan, menyapa orang yang lebih dewasa, disiplin dalam mengikuti
proses pembelajaran, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
kepada dirinya, jujur dalam melakukan setiap kegiatan khususnya dalam
mengikuti ulangan, menghargai perbedaan agama antar satu sama lain, di
mana siswa yang memiliki kepercayaan atau agama yang berbeda maka
ketika doa Angelus maka siswa tetap menghormati temannya yang sedang
berdoa, menyelesaikan tugas yang diberikan kepada dirinya baik itu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
mengerjakan sendiri maupun memiliki inisiatif untuk bertanya, melakukan
tindakan yang peduli dengan keadaan sesama yang sedang dilanda
kesulitan.
Keefektifan tersebut juga ditunjang dengan proses pendidikan
karakter yang diterapkan secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
yaitu melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi serta
ditunjang dengan proses pendidikan karakter yang diterapkan melalui
proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang
melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi serta tahap
tindak lanjut. Melalui proses tersebut peserta didik memiliki kesempatan
untuk memperoleh langkah demi langkah untuk dapat mengembangkan
karakter yang dimilikinya.
E. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ada yang dilakukan tidak sesuai dengan waktu penelitian
yang disusun saat mengajukan proposal. Hal tersebut dikarenakan untuk
menyesuaikan jadwal, situasi, serta kondisi yang berada di lapangan.
2. Observer yang ada di dalam penelitian adalah peneliti sendiri sehingga
tidak adanya tanggapan dari pihak lain yang berfungsi sebagai observer
penunjang walaupun ada waktu tertentu terdapat observer lain yang
membantu peneliti dalam proses penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian
serta dengan didasarkan pada hasil pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 yakni melalui
tahap perencanaan penanaman pendidikan karakter, tahap pelaksanaan
penanaman pendidikan karakter serta tahap evaluasi penanaman
pendidikan karakter. Berikut akan dijabarkan proses pendidikan
karakter secara umum tersebut.
a. Tahap perencanaan penanaman pendidikan karakter
Perencanaan pendidikan karakter dilakukan dengan cara
menyisipkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum yang
mengikuti pedoman dari pusat yang berpusat pada visi dan misi
sekolah yaitu bertumpu pada hati nurani dan solider terhadap
sesama .serta penanaman pendidikan karakter disesuaikan dengan
ciri khas pendidikan Katolik pada umumnya. Persiapan tersebut
dirancang oleh jajaran struktural bersama dengan guru mata
pelajaran yang terkait dan persiapan untuk penyelenggaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
pendidikan karakter tersebut dilakukan secara terus menerus.
b. Tahap pelaksanaan penanaman pendidikan karakter
Tahap pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan oleh
pihak sekolah dengan cara melalui pembiasaan yang dilakukan
kepada siswa antara lain yaitu melalui kebiasaan memberi salam,
memberi hormat kepada bendera dan menyanyikan lagu Indonesia
Raya, berdoa Angelus setiap pukul 12.00 dan menyanyikan mars
pendidikan karakter setiap berakhirnya proses pembelajaran.
c. Tahap evaluasi penanaman pendidikan karakter
Tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter
dilakukan secara kontinu atau terus menerus, di mana evaluasi
merupakan catatan-catatan atau diskusi dari guru, wali kelas, BK,
maupun dari bagian kesiswaan.
2. Proses pendidikan karakter diterapkan melalui pembelajaran
matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran
2017/2018 yakni melalui tahap perencanaan dari penanaman
pendidikan karakter tersebut kepada peserta didik, tahap pelaksanaan
pendidikan karakter kepada peserta didik serta tahap tindak lanjut dari
penanaman karakter tersebut kepada peserta didik. Berikut akan
dijabarkan proses penanaman pendidikan karakter melalui
pembelajaran matematika tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
a. Tahap perencanaan pendidikan karakter kepada peserta didik
Perencanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika kepada peserta didik yakni melalui analisis materi
yang tercantum di kurikulum sekolah, selanjutnya adalah
penyusunan silabus yang didasarkan pada analisis materi yang
telah digunakan
Langkah selanjutnya adalah menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang didasarkan pada silabus yang
telah disusun, di mana guru menyisipkan karakter yang hendak
ditanamkan kepada peserta didik melalui pembelajaran
matematika serta dengan disesuaikan pada situasi dan kondisi
peserta didik di lapangan dan berpedoman pada visi dan misi
sekolah yang lebih menekankan nilai humanisme dalam bentuk
solider terhadap sesama. Guru juga mengemukakan bahwa harus
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar penanaman
karakter dapat memiliki dampak bagi siswa dan sudah harus
memiliki metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi di
lapangan.
b. Tahap pelaksanaan pendidikan karakter kepada peserta didik
Dalam tahap ini maka tahap awal atau langkah pertama yang
dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan
ucapan salam, berdoa dan memberikan beberapa penyisipan
pendidikan karakter kepada peserta didik serta guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
menyampaikan apersepsi sebelum masuk ke inti pembelajaran.
Pada tahap ini guru sering menceritakan pengalaman-pengalaman
orang-orang yang hidupnya sukses dikarenakan memiliki
karakter yang baik. Di akhir pembelajaran, guru bersama peserta
didik selalu merefleksikan proses pembelajaran yang telah
berlangsung dan guru selalu menanyakan karakter apa yang
diperoleh oleh peserta didik selama melaksanakan proses
pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti belum dapat menemukan
kekhususan dari nilai karakter yang diimplementasikan oleh guru
terkait dengan materi matematika itu sendiri.
c. Tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter kepada
peserta didik
Untuk pembelajaran matematika sendiri maka guru
mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter selama proses
pembelajaran, misalnya ketika peserta didik berdiskusi maupun
dalam kegiatan-kegiatan yang terkait dengan proses pembelajaran.
Yang menjadi bahan evaluasi adalah sejauh mana peserta didik
memahami makna dari pendidikan karakter melalui proses
pembelajaran serta sejauh mana peserta didik menerapkan
pendidikan karakter yang telah diperoleh dalam kehidupannya
sehari-hari. Evaluasi dilakukan oleh pihak struktural, guru mata
pelajaran, wali kelas serta seluruh pihak yang terkait dengan
penanaman karakter kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
d. Tahap tindak lanjut penyelenggaraan pendidikan karakter
Tindak lanjut penyelenggaraan pendidikan karakter
dilakukan oleh guru melalui proses mengamati selama beberapa
bulan setelah proses pembelajaran, di mana dalam tahap ini guru
melihat seberapa jauh/seberapa dalam nilai-nilai yang diberikan
melalui proses pembelajaran diaplikasikan atau diterapkan oleh
anaka-anak dalam kegiatannya sehari-hari.
3. Keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang tahun ajaran 2017/2018
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang berjalan secara efektif,
di mana keefektifan tersebut didasarkan pada data hasil wawancara
yang diperoleh melalui siswa dan siswi SMA Santo Yosef
Pangkalpinang yang menyatakan bahwa dirinya telah mengaplikasikan
pendidikan karakter yang diperolehnya ke dalam kegiatannya sehari-
hari. Keefektifan pendidikan karakter juga ditinjau dari beberapa data
yang diperoleh dalam proses pengumpulan data.
Beberapa point penting yang diperoleh untuk menunjang
keefektifan pendidikan karakter tersebut yaitu pihak sekolah dan guru
matematika memiliki komitmen yang kuat untuk menanamkan
pendidikan karakter kepada peserta didik melalui proses pembelajaran,
guru juga membangun sikap kepedulian pada diri peserta didik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
cara melakukan proses rolling tempat duduk dengan tujuan agar
peserta didik dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan,
pihak sekolah juga selalu mengusahakan melalui proses maupun
kegiatan-kegiatan agar pendidikan karakter tersebut memiliki dampak
yang positif terhadap anak-anak agar peserta didik diharapkan setelah
lulus dapat menjadi pribadi yang lengkap dengan iman yang kuat dan
memiliki kecerdasan emosi, siswa mengemukakan bahwa sekolah
telah berfungsi untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang
semakin peka untuk peduli dengan sesama melalui kegiatan-kegiatan
yang mengakomodasi peserta didik untuk semakin peka dengan
sesama, sekolah menyediakan wadah kepada siswa untuk melakukan
kegiatan yang bermoral melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun
kegiatan-kegiatan yang terkait lainnya agar peserta didik dapat
mengembangkan tindakan bermoralnya melalui kegiatan tersebut,
guru matematika juga melalui proses pembelajaran telah berusaha
untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui
soal-soal yang dikaitkan dengan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari, siswa juga mengemukakan bahwa seluruh staff sekolah telah
menjadi komunitas belajar dan komunitas moral bagi dirinya, siswa
dan wakil kepala sekolah mengemukakan bahwa guru matematika
merupakan individu yang berperan penting dalam proses penanaman
pendidikan karakter di sekolah, sekolah telah berupaya untuk
bersinergi dengan orangtua dan masyarakat dalam upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
pembangunan karakter, serta adanya evaluasi yang dilakukan oleh
pihak sekolah dan guru matematika terhadap penyelenggaraan
pendidikan karakter. Kelemahan pendidikan karakter yang diterapkan
di SMA Santo Yosef Pangkalpinang antara lain pihak sekolah maupun
guru tidak selalu mengajak peserta didik untuk melaksanakan doa
sebelum dimulainya proses pembelajaran dikarenakan biasanya doa
hanya dilaksanakan sebelum proses pembelajaran pada jam pertama
saja, guru juga belum mengadakan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi di luar kelas terkait dengan proses penanaman karakter
kepada peserta didik, masih kurangnya kegiatan yang dilakukan oleh
pihak sekolah untuk mengembangkan karakter peserta didik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil melalui penelitian ini maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Pihak Yayasan Tunas Karya dapat menggunakan penanaman
pendidikan karakter yang telah diterapkan di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang ini sebagai input bagi sekolah lainnya yang bernaung di
Yayasan Tunas Karya
2. Peneliti lain yang hendak meneliti terkait dengan pendidikan karakter
melalui pembelajaran matematika dapat menjadikan hasil penelitian ini
sebagai referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
3. Pihak sekolah dapat memonitoring pelaksanaan pendidikan karakter
secara bertahap
4. Pihak sekolah dapat memperkuat penanaman pendidikan karakter
dengan membentuk Komite Sekolah atau Dewan Sekolah yang memang
bertugas untuk mengurus hal-hal yang terkait dengan penanaman
pendidikan karakter kepada peserta didik
5. Pihak sekolah dapat secara kontinu untuk melaksanakan kegiatan
berdoa sebelum kegiatan pembelajaran walaupun bukan pada jam
pertama pembelajaran
6. Guru matematika dapat secara bertahap untuk mengajak peserta didik
dalam melihat matematika sebagai ilmu yang humanis melalui kegiatan-
kegiatan-kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan
masyarakat atau dengan kata lain disediakan waktu khusus di luar
pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik dalam bereksplorasi
mengenai nilai-nilai humanisme yang terkandung di dalam matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., 2010. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Asshofa, B., 2001. Metode Penelitian Hukum. 3rd penyunt. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
APP, AKA, RIF, OWI, WIS, RID. (2018). "Teror Klitih Hantui Nisa, Satpam
Pabrik Disabet Pedang di Seyegan". Tribun Jogja (03 Februari 2018).
Creswell, J.W., 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset, Memilih di antara
Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto, 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2006. Permendiknas No.22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Evan. (2014, 08 Februari). 8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia.TEMPO
[Online]. Tersedia: https://nasional.tempo.co [09 Juni 2018]
Fathurrohman, P. & dkk, 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT
Refika Aditama.
Harsono, Bagyo. (2017). "Pembunuhan di SMA Taruna Nusantara, HP Disita
Pamong Jadi Pemicu". Kedaulatan Rakyat (2 April 2017).
Hendriana, H., 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Refika
Aditama.
Huberman, M. & Miles, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Hudoyo, H., 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Kemendiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Kemdikbud, 2017. Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Tim PPK Kemdikbud.
Kesuma, D. & dkk, 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kesuma & dkk, 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Koesoema, D., 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh Edisi Revisi.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Kurniasih, I. & Sani, B., 2017. Pendidikan Karakter: Internalisasi dan Metode
Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Kata Pena.
Lickona, T., 1991. Educating for Character. New York: Bantam.
Lickona, T., Schaps, E., Lewis, C., 2007. Eleven Principles of Effective Character
Education. Washington: Character Education Partnership.
Lickona, T., 2015. Mendidik untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mansur, K. A., 2016. Pendidikan Karakter Berbasis Wahyu. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Merdekawati Hadi, A., 2012. Analisis Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Matematika. Tesis. Tidak Diterbitkan. Program Pascasarjana.
Universitas Negeri Surakarta.
Merriam, S. B., 2009. Qualitative Research: A guide to design and implementation.
New York: John Wiley and Sons.
Moleong, L. J., 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muharrman, Rony. (2018). " Polisi Tembak Mati Penyerang Polda Riau 4 Terduga
Teroris, Ada Mahasiswa dan Buruh". Kedaulatan Rakyat (17 Mei 2018).
Muslich, M., 2015. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rachmawati, T. & Daryanto, 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Menarik. Malang: Penerbit Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Rahayu, E. B., Masriyah, 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka.
Russefendi, E., 1972. Dasar-dasar Matematika. Bandung: Tarsito.
Russefendi, E., 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru
dan SPG. Bandung: Tarsito.
Samani, M. & Hariyanto, 2017. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Siregar, E. & Nara, H., 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.
Sriwilujeng, D., 2017. Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono, 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E., 1986. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen Depdikbud.
Suherman, E., 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: UPI.
Suparno, P., 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah: Sebuah Pengantar Umum.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Suyadi, 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Trianto, 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Prenamedia Group.
Uno, H. B., 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
WAD, LAS, NAD, OKI, DNA. (2016). "Korupsi Anggaran ASIAN Games 2018,
Jumlah Tersangka Bertambah". Kompas (06 Desember 2016).
Wibowo, A., 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Winkel, W., 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Yuliana, O., 2013. Pendidikan Karakter pada Proses Pembelajaran Matematika
Kelas X SMA Negeri 1 Juwana Kabupaten Pati. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
LAMPIRAN 1. SURAT IZIN PENELITIAN
A. Surat Izin Penelitian dari Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
LAMPIRAN 2. PANDUAN PENELITIAN
A. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Informan Indikator
1 Kepala Sekolah 7. Latar belakang dari pelaksanaan pendidikan karakter
yang telah diterapkan
8. Tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan
pendidikan karakter di sekolah
9. Persiapan yang dilakukan oleh sekolah dalam
melaksanakan pendidikan karakter di sekolah
10. Pelaksanaan pendidikan karakter yang diintegrasikan di
kelas
11. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan
karakter di kelas
12. Evaluasi pendidikan karakter yang telah diterapkan
melalui proses pembelajaran
2 Guru Matematika 8. Tujuan dilaksanakannya pendidikan karakter
9. Pemahaman guru mengenai pendidikan karakter
10. Persiapan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
pendidikan karakter di kelas
11. Kondisi pembelajaran matematika di kelas
12. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan
karakter di kelas
13. Evaluasi terhadap pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika
14. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk
mengimplementasikan pendidikan karakter
3 Siswa 5. Pemahaman siswa terhadap pendidikan karakter
6. Kondisi pembelajaran matematika di dalam kelas
7. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran
matematika
8. Kendala dalam melaksanakan pendidikan karakter
4 Wakil Kepala
Sekolah Bidang
Kurikulum
6. Kurikulum yang disusun oleh sekolah terkait dengan
pendidikan karakter dan persiapan yang dilakukan untuk
melaksanakan pendidikan karakter
7. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan karakter
8. Pelaksanaan pendidikan karakter
9. Kendala dalam melaksanakan pendidikan karakter
10. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter
5 Wakil Kepala
Sekolah Bidang
Kesiswaan
7. Latar belakang dari pelaksanaan pendidikan karakter di
sekolah
8. Tujuan dalam melaksanakan pendidikan karakter di
sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
No Informan Indikator
9. Persiapan yang dilakukan untuk mengimplementasikan
pendidikan karakter di sekolah
10. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah
11. Kendala dalam melaksanakan pendidikan karakter di
sekolah
12. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di
sekolah
B. Instrumen Bantu Wawancara
1. Instrumen bantu wawancara dengan kepala sekolah
No Indikator Pertanyaan
1
Latar belakang dari
pelaksanaan pendidikan
karakter yang telah
diterapkan
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
2. Apakah yang menjadi dasar/latar belakang pelaksanaan
pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang?
3. Apakah kurikulum yang digunakan di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang didasarkan pada kurikulum yang dikembangkan
di sekolah ini sendiri atau dengan berdasarkan kurikulum yang
digunakan di sekolah yang lain?
4. Apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah
memiliki keterkaitan dengan paradigma iman kristiani yang
diyakini oleh sekolah?
5. Apakah ada kegiatan selain proses pembelajaran di kelas
(dalam bentuk ekstrakurikuler/kegiatan terkait) yang dapat
menunjang proses pendidikan karakter bagi siswa?
6. Dalam bentuk apakah pedoman yang digunakan untuk
melaksanakan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang?
2
Tujuan yang hendak
dicapai dalam
melaksanakan pendidikan
karakter di sekolah
7. Apa yang menjadi tujuan pendidikan karakter diterapkan di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang?
8. Bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
sekolah melalui proses pendidikan karakter tersebut?
3
Persiapan yang dilakukan
oleh sekolah dalam
melaksanakan pendidikan
karakter di sekolah
9. Bagaimana persiapan yang dilakukan oleh sekolah dalam
menunjang proses pendidikan karakter?
10. Seberapa lama sekolah menyiapkan rancangan
penyelenggaraan pendidikan karakter untuk diterapkan di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang?
11. Bagaimana proses persiapan yang dilakukan oleh guru
matematika dalam melaksanakan pendidikan karakter?
12. Hal-hal apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh guru untuk
menerapkan pendidikan karakter?
13. Apakah sekolah mengajak orangtua siswa sebagai partner
dalam upaya pembangunan karakter siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
No Indikator Pertanyaan
4
Pelaksanaan pendidikan
karakter yang
diintegrasikan di kelas
14. Sejauh ini, bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter yang
diintegrasikan dengan pembelajaran matematika di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang?
15. Sejauh ini, apakah ada kegiatan yang mengakomodasi siswa
untuk melakukan tindakan yang terkait dengan pengembangan
pendidikan karakter?
16. Sejauh ini, bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter yang
diintegrasikan dalam proses pembelajaran di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang?
17. Apakah melalui pendidikan karakter, maka siswa yang awalnya
memiliki karakter yang kurang baik bertransformasi menjadi
siswa yang memiliki karakter yang baik?
5
Kendala yang dihadapi
dalam menerapkan
pendidikan karakter di
kelas
18. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam proses
penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang?
19. Bagaimana cara yang diterapkan untuk mengatasi kendala-
kendala tersebut?
6
Evaluasi pendidikan
karakter yang telah
diterapkan melalui proses
pembelajaran
20. Apa saja yang menjadi bahan evaluasi dalam proses
penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang?
21. Apakah melalui pendidikan karakter maka siswa menjadi
semakin peduli dengan sesama?
22. Apakah melalui pendidikan karakter maka siswa mengganggap
seluruh komunitas sekolah sebagai suatu keluarga?
23. Bagaimana cara untuk mengevaluasi proses penyelenggaraan
pendidikan karakter tersebut?
24. Kapan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi proses
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?
25. Manfaat apakah yang diperoleh ketika mengevaluasi proses
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?
26. Siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter?
27. Dalam jangka berapa lama proses penyelenggaraan pendidikan
karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang dievaluasi secara
keseluruhan?
2. Instrumen bantu wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan
No Indikator Pertanyaan
1 Latar belakang dari pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
2. Apa yang menjadi dasar/latar belakang
penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
No Indikator Pertanyaan
3. Apa saja yang dijadikan pedoman dalam
melaksanakan pendidikan karakter di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang?
4. Apakah ada kegiatan lain (misalnya kegiatan ekskul)
selain kegiatan pembelajaran yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang?
2 Tujuan dalam melaksanakan
pendidikan karakter di sekolah
5. Apa yang menjadi tujuan dari penyelenggaraan
pendidikan karakter di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang?
6. Bagaimana metode yang digunakan untuk mencapai
tujuan dari penyelenggaraan pendidikan karakter
tersebut?
3
Persiapan yang dilakukan untuk
mengimplementasikan
pendidikan karakter di sekolah
7. Bagaimana cara yang dilakukan untuk
mempersiapkan penyelenggaran pendidikan karakter
di sekolah?
8. Seberapa lamakah proses persiapan tersebut
dilakukan?
9. Bagaimana persiapan administrasi sebelum
penyelenggaraan pendidikan karakter?
10. Bagaimana peran serta dari guru dalam
mempersiapkan penyelenggaran pendidikan karakter
melalui proses pembelajaran di kelas?
4 Pelaksanaan pendidikan karakter
di sekolah
11. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter yang
diterapkan melalui proses pembelajaran di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang?
12. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di luar
kelas yang diterapkan selama ini di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang?
13. Apakah ada hubungan antara perkembangan karakter
siswa ketika mengikuti pembelajaran di kelas dengan
ketika mengikuti kegiatan lain di luar kelas?
14. Apakah sekolah melibatkan orangtua siswa untuk
penyelenggaraan pendidikan karakter?
5 Kendala dalam melaksanakan
pendidikan karakter di sekolah
15. Apa yang menjadi kendala dalam melaksanakan
pendidikan karakter?
16. Bagaimana metode yang diterapkan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut?
6 Evaluasi terhadap pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah
17. Hal-hal apa saja yang dievaluasi terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan karakter?
18. Bagaimana cara mengevaluasi penyelenggaraan
pendidikan karakter tersebut?
19. Kapan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?
20. Siapa yang menjadi aspek penting untuk
mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
No Indikator Pertanyaan
21. Dalam waktu berapa lama monitoring terhadap
penyelenggaraan pendidikan karakter dilakukan?
3. Instrumen bantu wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kurikulum
No Indikator Pertanyaan
1
Kurikulum yang disusun
oleh sekolah terkait dengan
pendidikan karakter dan
persiapan yang dilakukan
unuk melaksanakan
pendidikan karakter
1. Dalam proses pembelajaran, maka kurikulum apakah
yang digunakan oleh SMA Santo Yosef
Pangkalpinang?
2. Sejauh ini bagaimana proses pengembangan kurikulum
yang digunakan di sekolah apabila dikaitkan dengan
pendidikan karakter?
3. Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan oleh guru
dalam melaksanakan pendidikan karakter?
4. Apakah kurikulum yang berlaku telah terintegrasi
dengan pendidikan karakter?
5. Apakah kurikulum yang menekankan pendidikan
karakter sudah dipergunakan oleh semua guru melalui
proses pembelajaran di SMA Santo Yosef
Pangkalpinang?
6. Apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah
memiliki keterkaitan dengan paradigma iman kristiani
yang diyakini oleh sekolah?
2 Tujuan dari pelaksanaan
pendidikan karakter
7. Apakah yang menyebabkan pendidikan karakter
menjadi suatu hal yang penting untuk diterapkan di
sekolah pada saat ini?
8. Dampak apakah yang diharapkan oleh sekolah setelah
pelaksanaan pendidikan karakter?
9. Apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan
karakter bagi sekolah?
10. Apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan
karakter bagi siswa?
3 Pelaksanaan pendidikan
karakter
11. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang?
12. Apakah pelaksanaan pendidikan karakter diwajibkan
untuk dilaksanakan oleh semua guru di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang?
13. Apakah ada respon yang positif dari guru, siswa,
maupun orangtua siswa terkait dengan pelaksanaan
pendidikan karakter?
14. Apakah pendidikan karakter yang diterapkan di SMA
Santo Yosef Pangkalpinang memiliki pengaruh yang
positif bagi siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
No Indikator Pertanyaan
4
Kendala dalam
melaksanakan pendidikan
karakter
15. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam
proses pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Santo
Yosef Pangkalpinang?
16. Apa saja cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala
tersebut?
5
Evaluasi terhadap
pelaksanaan pendidikan
karakter
17. Siapa saja yang memiliki wewenang untuk
mengevaluasi proses pendidikan karakter yang
diterapkan di sekolah?
18. Hal-hal apa saja yang dievaluasi mengenai proses
pendidikan karakter tersebut?
19. Bagaimana proses untuk mengevaluasi pembelajaran
yang terintegrasi dengan pendidikan karakter tersebut?
20. Apa yang menjadi tujuan diadakan evaluasi tersebut?
21. Kapan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi
proses pendidikan karakter tersebut?
4. Instrumen bantu wawancara dengan guru matematika
No Indikator Pertanyaan
1 Tujuan dilaksanakannya
pendidikan karakter
1. Apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan
pendidikan karakter melalui proses pembelajaran?
2. Apa yang diharapkan oleh guru dengan menerapkan
pendidikan karakter melalui proses pembelajaran
matematika?
2 Pemahaman guru mengenai
pendidikan karakter
3. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
4. Nilai-nilai apakah yang terkandung di dalam
pendidikan karakter?
5. Bagaimana metode untuk menerapkan pendidikan
karakter melalui proses pembelajaran matematika?
6. Nilai-nilai karakter apakah yang diharapkan oleh
guru dengan cara menanamkan nilai tersebut dalam
diri siswa?
7. Nilai karakter apakah yang hendak ditunjukkan oleh
guru melalui pembelajaran matematika?
8. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kejujuran kepada siswa?
9. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kepedulian kepada
siswa?
10. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kedisiplinan kepada
siswa?
11. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter ketelitian kepada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
No Indikator Pertanyaan
12. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kerja keras kepada
siswa?
13. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kreatif kepada siswa?
14. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter rasa ingin tahu kepada
siswa?
15. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter tanggungjawab kepada
siswa?
3
Persiapan yang dilakukan oleh
guru dalam melaksanakan
pendidikan karakter di kelas
16. Apa saja yang dipersiapkan oleh guru saat akan
mengajar, agar penanaman nilai karakter bisa
dilakukan?
17. Bagaimana persiapan yang dilakukan oleh guru
terkait dengan materi yang akan diintegrasikan
dengan penanaman nilai karakter kepada siswa?
4 Kondisi pembelajaran matematika
di kelas
18. Bagaimana respon yang diberikan oleh siswa ketika
proses pembelajaran matematika?
19. Bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh siswa
ketika proses pembelajaran matematika?
20. Bagaimana suasana pembelajaran yang tercipta di
kelas yang diterapkan pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran?
21. Metode seperti apakah yang digunakan oleh guru
untuk menanamkan nilai karakter kepada siswa?
5
Kendala yang dihadapi dalam
menerapkan pendidikan karakter
di kelas
22. Apa yang menjadi kendala bagi guru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui
proses pembelajaran matematika di kelas?
23. Bagaimana cara yang digunakan oleh guru untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut?
6
Evaluasi terhadap pendidikan
karakter dalam proses
pembelajaran matematika
24. Kapan waktu yang digunakan oleh guru untuk
mengevaluasi proses penyelenggaraan pendidikan
karakter?
25. Dalam hal apa saja proses penyelenggaraan
pendidikan karakter tersebut dievaluasi?
26. Apakah dengan penerapan pendidikan karakter
melalui proses pembelajaran, maka siswa memiliki
rasa peduli terhadap sesama?
27. Apakah siswa telah mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui kegiatannya sehari-
hari?
28. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan proses evaluasi tersebut?
29. Apakah kegunaan dari proses evaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
No Indikator Pertanyaan
30. Bagaimana tindak lanjut yang dapat dilakukan
setelah proses evaluasi tersebut?
7
Sarana dan prasarana yang
digunakan untuk
mengimplementasikan pendidikan
karakter
31. Sarana apakah yang digunakan oleh guru untuk
menunjang pengimplementasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika?
32. Prasarana apakah yang digunakan oleh guru untuk
menunjang pengimplementasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika?
5. Instrumen bantu wawancara dengan siswa
No Indikator Pertanyaan
1
Pemahaman siswa
terhadap pendidikan
karakter
1. Apakah Anda mengetahui pendidikan karakter?
2. Nilai-nilai apakah yang terkandung di dalam pendidikan
karakter tersebut?
3. Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran?
4. Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai
pendidikan karakter di luar waktu proses pembelajaran?
5. Apakah seluruh warga sekolah telah menjadi komunitas
belajar dan komunitas moral bagi Anda dalam
mengembangkan karakter yang Anda miliki?
2
Kondisi pembelajaran
matematika di dalam
kelas
6. Bagaimana suasana pembelajaran matematika yang sudah
menerapkan pendidikan karakter?
7. Metode apakah yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan
pendidikan karakter melalui proses pembelajaran
matematika?
8. Bagaimana respon serta aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran?
9. Media apa yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran?
10. Apakah Anda mengetahui pesan/nilai-nilai yang hendak
disampaikan mengenai pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika?
3
Pelaksanaan pendidikan
karakter melalui
pembelajaran matematika
11. Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas
berlangsung?
12. Apakah cara guru dalam menyampaikan proses pembelajaran
telah sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa?
13. Apakah melalui pembelajaran matematika maka nilai-nilai
karakter dapat diresapi oleh Anda?
14. Apakah Anda telah memiliki kesadaran untuk semakin peduli
dengan keadaan sesama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
No Indikator Pertanyaan
4
Kendala dalam
melaksanakan pendidikan
karakter
15. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Anda dalam
proses pembelajaran yang menanamkan pendidikan karakter?
16. Apakah ada cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut?
C. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi
No Indikator Sasaran Dokumentasi
1 Profil SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan
profil sekolah
2 Keadaan siswa/peserta didik SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
Dokumen yang terkait dengan
keadaan siswa
3 Keadaan guru SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan
keadaan guru/profil guru
4 Sarana dan Prasarana SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan
keadaan sarana dan prasarana
5 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP
6 Perencanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan
perencanaan pendidikan
karakter, misalnya RPP
7 Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan karakter,
misalnya dokumen pelaksanaan
RPP (dokumen yang memuat
catatan refleksi dari guru atau
dari siswa tentang sejauh mana
RPP yang disusun untuk
kepentingan pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik,
khususnya dari segi penanaman
karakter)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
No Indikator Sasaran Dokumentasi
8 Evaluasi Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan
evaluasi pendidikan karakter,
misalnya dokumen pelaksanaan
RPP (dokumen yang memuat
catatan refleksi dari guru atau
dari siswa tentang sejauh mana
RPP yang disusun untuk
kepentingan pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik,
khususnya dari segi penanaman
karakter)
D. Instrumen Bantu Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI KELAS PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
SMA SANTO YOSEF PANGKALPINANG
NAMA OBSERVER :
HARI/TANGGAL OBSERVASI :
WAKTU OBSERVASI :
LOKASI OBSERVASI :
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
1 Guru mengucapkan salam
sebelum memulai pelajaran
(untuk memberikan contoh
penanaman karakter sopan
santun)
2 Guru meminta siswa untuk
berdoa sebelum memulai
proses pembelajaran (untuk
memberikan contoh
penanaman karakter
religius)
3 Guru melakukan
pengecekan kehadiran siswa
(untuk memberikan contoh
penanaman karakter
kedisiplinan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
4 Guru memberikan apersepsi
kepada siswa (untuk
memberikan contoh
penanaman karakter rasa
ingin tahu)
5 Guru menyampaikan
karakter yang hendak
dicapai melalui proses
pembelajaran
6 Guru meminta siswa untuk
mencari informasi terkait
dengan materi pembelajaran
(untuk memberikan contoh
penanaman karakter kritis,
serta gemar membaca)
7 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berdiskusi dengan
temannya (untuk
memberikan contoh
penanaman karakter
kerjasama, kerja keras,
kepedulian)
8 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan
pendapatnya (untuk
memberikan contoh
penanaman karakter
tanggungjawab)
9 Siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran (untuk
memberikan contoh
penanaman karakter percaya
diri, mandiri, serta kreatif)
9 Guru mengevaluasi sejauh
mana siswa sudah
melakukan hal-hal sesuai
dengan karakter-karakter
yang ditanamkan
(dikembangkan) pada
pembelajaran tersebut
10 Guru memberikan tugas
pribadi terkait dengan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
pembelajaran yang
diberikan dalam proses
pembelajaran (untuk
memberikan contoh
penanaman karakter
tanggungjawab, ketelitian,
kejujuran)
Pangkalpinang,....................................
Observer
...........................................................
LAMPIRAN 3. TRANSKRIP WAWANCARA
A. Transkrip wawancara dengan kepala sekolah
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Narasumber : Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Tempat : Ruang Kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang
Hari/Tanggal : Senin, 26 Februari 2018
Waktu : 07.30 – 08.03
1. Peneliti (P): Yang pertama menurut ibu pribadi, pendidikan karakter
itu seperti apa?
Kepala Sekolah (KS): Pendidikan karakter itu adalah serangkaian
kegiatan mendidik yang bertujuan untuk membina anak-anak
supaya mempunyai karakter dan perilaku yang baik. Intinya seperti
itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
2. P: Oh intinya seperti itu Bu?
KS: Iya
3. P: Untuk selanjutnya latar belakang pelaksanaan pendidikan
karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang ini sendiri, apa yang
menjadi dasar atau latar belakangnya Bu?
KS: Kalau kita mendidik lalu bertujuan hanya mencerdaskan
intelektualnya. Itu saya rasa akan menciptakan generasi yang
membahayakan. Jadi dengan begitu maka pendidikan karakter itu
sangat penting supaya dia bisa mendasari semua ilmu yang
didapatkan. Dengan karakter yang baik, perilaku yang baik, iman
yang kuat, maka ilmu itu akan menjadi sesuatu yang akan
bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Tetapi sebaliknya, kalau
dengan perilaku yang tidak baik, karakter yang tidak baik maka ilmu
itu membahayakan.
4. P: Kemudian apakah kurikulum yang digunakan untuk pelaksanaan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah ini, itu berdasarkan
pengembangan yang didasarkan pada sekolah atau mengikuti
kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah Bu?
KS: Pada dasarnya kita mengikuti kurikulum nasional, tetapi
ditambah dengan visi misi sekolah, lalu motto sekolah kita dan ciri
khas pendidikan katolik secara umumnya. Jadi pendidikan karakter
yang sebenarnya sudah kita mulai sejak lama itu adalah ramuan-
ramuan dari kurikulum nasional yang digariskan oleh kementerian
pendidikan secara nasional diterapkan dimana-mana lalu ditambah
dengan spesifikasinya visi misi sekolah seperti contohnya SMA
Santo Yosef itu sangat mengagung-agungkan nilai solidaritas terus
itu nilai pendidikan yang baik pada visi misi kita. Lalu keimanan,
karena kan motto kita itu adalah iman mencari ilmu. Lalu ide seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
itu yang harus dikolaborasikan, yang harus dikombinasikan dalam
pendidikan karakter kita.
5. P: Ehm... Pendidikan karakter yang diterapkan ini berarti memiliki
keterkaitan dengan paradigma iman kristiani ya Bu?
KS: Iya pasti itu
6. P: Seperti yang telah disebutkan itu tadi Bu?
KS: Iya he e iya.
7. P: Kemudian. Apakah kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di
luar jam pembelajaran itu dapat menunjang pendidikan karakter
yang dapat memiliki manfaat untuk siswa sendiri Bu?
KS: Iya. Secara langsung dan tidak langsung, pendidikan karakter
itu memang dapat dijangkau dari ekstrakurikuler. Lalu di SMA
Santo Yosef ada beberapa cara: satu adalah pembiasaan.
Pembiasaan-pembiasaan yang kita lakukan mulai dari pagi hingga
selesainya KBM. Lalu yang kedua dari lewat pendidikan, lewat
ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan kita mulai dari intrakurikuler dan
seterusnya salah satunya ekstrakurikuler. Nah itu semuanya punya
andil yang besar untuk pembentukan pendidikan karakter.
8. P: Dalam bentuk apakah Bu pedoman yang digunakan oleh pihak
sekolah dalam menunjang pendidikan karakter bagi sekolah Bu?
KS: Yang pertama kita pake rumusan visi misi yayasan. Lalu itu
yang diterjemahkan ke dalam visi misi sekolah. Lalu setelah itu
dalam semua dokumen-dokumen kesiswaan dan dokumen-dokumen
kurikulum, semua pendidikan karakter itu yang bercirikan Santo
Yosef itu ada disana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
9. P: Berarti ada pedoman yang dalam bentuk kesiswaan ya Bu?
KS: Iya. Jadi kita punya tata tertib dan sebagainya. Disitu ya boleh
dikatakan statutanya SMA Santo Yosef. Nah itu mengisi tentang
kurikulumnya bagaimana, lalu eh kesiswaannya seperti apa itu yang
kita sosialisasikan di awal pada orang tua. Nah disitulah pendidikan
karakter dijelaskan kepada orang tua.
10. P: Kemudian apakah tujuan pendidikan karakter yang diterapkan di
SMA Santo Yosef ini sendiri Bu?
KS: Tujuannya?
11. P: Iya
KS: Tujuannya kita ingin membentuk manusia yang seimbang,
siswa-siswi kita yang seimbang baik dari segi emosionalnya, dari
segi sosialnya, dari segi intelektualnya, juga dari kepribadiannya.
Jadi semua yang dari keimanannya. Jadi apa ya, cita-cita kita itu
ketika dia keluar dari SMA Santo Yosef ini maka dia menjadi
pribadi yang lengkap begitu. Anak-anak yang punya iman yang kuat,
juga punya kecerdasan emosi serta kecerdasan sosial yang baik
begitu. Selain mereka juga pintar.
12. P: Kemudian apakah ada cara yang dapat dilakukan sekolah untuk
mencapai tujuan tersebut Bu?
KS: Ya seperti tadi itu. Pertama, pembiasaan. Kita segala sesuatu
yang kita biasakan sejak mereka mulai jadi siswa SMA Santo Yosef
sampai nanti mereka keluar. Entah itu dilakukan di rumah atau tidak.
Dilanjutkan di rumah atau tidak, tapi kebiasaan-kebiasaan baik itu
kita lakukan. Jadi, misalnya senyum, sapa, salam, lalu kebiasaan
berdoa terus eh apa menghormati bendera setiap pagi. Itu budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
literasi yang setiap pagi kita perkenalkan supaya pelan-pelan itu
diinternalisasi, supaya menjadi akhirnya mereka pun tahu cinta
tanah air, bagaimana hormat pada sesama, keterbukaan, keramahan,
dan seterusnya.
13. P: Kemudian persiapan yang disiapkan oleh sekolah untuk
menunjang pendidikan karakter itu seperti apa Bu?
KS: Pendidikan karakter selalu digodok oleh bidang kesiswaan
terutama dan bekerjasama dengan guru BK begitu. Evaluasi secara
terus menerus tetap dilaksanakan misalnya pelaksanaan tahun ini
seperti apa atau semester ini seperti apa. Apalagi yang perlu kita bina
untuk tahun-tahun berikutnya. Nah itu tetap dilaksanakan supaya
apa. Ada kesinambungan dan ada perbaikan dari yang lalu-lalu,
karena pembentukan karakter itu kan kita tidak bisa instan ya. Itu
pake proses, lalu juga tidak bisa mengejutkan, tidak bisa kita
menciptakan malaikat dalam sekali waktu. Jadi mesti kita
memperbaiki, mulai dari kita meluruskan hal-hal yang masih
bengkok-bengkok begitu, sampai kemudian sampai pada ketika dia
sampai pada, apa...eh, profil ideal yang kita cita-citakan, tapi itu
butuh proses. Oleh sebab itu, yang namanya evaluasi, lalu aksi untuk
memperbaiki itu selalu kita lakukan.
14. P: Kemudian seberapa lama waktu yang diperlukan sekolah untuk
merancang pendidikan karakter tersebut Bu?
KS: Sebenarnya kalau merancang seperti untuk tahun ajaran ke
depan yang sekarang kita sudah lakukan. Pelan-pelan kita sudah
lakukan, sampai nanti digongi pada saat sudah menjelang
semesteran. Kalau ditanya seberapa lama, mungkin tidak definitif
tetapi eh terus menerus ada upaya untuk mengevaluasi, terutama
dilakukan jajaran struktural. Jajaran struktural itu ketika nanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
mendengar laporan dari wakasis, lalu biasanya kita godok. Oh tahun
depan kita perlu begini, ke depan kita perlu begini, begitu.
15. P: Kemudian pendidikan karakter kan diinternalisasi melalui
pembelajaran yang ada di sekolah Bu, termasuk pembelajaran
matematika. Nah, apakah melalui pembelajaran matematika itu
proses persiapannya itu seperti apa Bu yang dilakukan oleh guru
tersebut?
KS: Biasanya bapak ibu guru, apalagi dengan kurikulum 2013 ya.
Kurikulum 2013, mereka mulai dengan analisis materi, RPP, dan
seterusnya itu sudah menyisipkan pendidikan karakter, terutama
pada nilai-nilai ketelitian, pada nilai kepercayaan diri, pada nilai eh
kalau matematika kan memerlukan apa...eh, energi ekstra untuk hal-
hal yang begitu, memerlukan satu sikap ketekunan yang luar biasa.
Nah itu yang biasanya digodok oleh guru-guru matematika,
bagaimana anak-anak memiliki kepercayaan diri bahwa mereka bisa
menyelesaikan soal yang sulit ini karena matematika kan oleh
beberapa orang dianggap sulit ya. Lalu mereka bagaimana bisa
mengerjakan soal ini dengan teliti. Itu perlu dan ketekunan. Ketika
ini tidak berhasil, lalu ada kreasi untuk mencari metode lain untuk
mendapatkan jawaban. Nah biasanya kalau untuk matematika, lebih
ke arah yang demikian. Diawali dengan RPP tentu saja, dengan
perangkat-perangkat pembelajaran yang ibu periksa. Ketika mereka
kumpulkan itu semua mengarah kesana.
16. P: Kemudian hal-hal apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh guru
untuk melaksanakan pendidikan karakter itu sendiri bu?
KS: Idealnya seorang guru apa saja pelajarannya ya. Ketika
perangkat sudah oke, lalu biasanya mencari idealnya itu mencari
materi-materi pendukung. Kemudian juga mencari, eh...apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
namanya, eh...alat peraga boleh dikatakan begitu untuk menguatkan
pendidikan karakter itu sendiri sebenarnya. Itu idealnya bapak ibu
guru demikian ya. Jadi, perangkat sudah oke. Perangkat sudah
mengatur apa saja yang harus dilakukan di dalam kelas. Nah tinggal
itu bagaimana dilaksanakan secara real ditambah dengan kreasi-
kreasi untuk apa... menguatkan pendidikan karakter ini,
eh...teknologi (ICT) itu bisa menjadi salah satu alternatifnya
sebenarnya.
17. P: Kemudian apakah dari pihak sekolah mengajak orang tua untuk
berperan aktif untuk melaksanakan pendidikan karakter bagi siswa-
siswa SMA Santo Yosef itu sendiri Bu?
KS: Iya. Secara tidak langsung kita awali dengan interaksi secara
langsung itu kita awali dengan sosialisasi. Jadi di awal tahun ajaran
itu per tingkat kita buat sosialisasi untuk orang tua. Jadi, orang tua
datang ke sekolah tidak semata-mata lalu mereka hanya mendengar.
Ini sekolah mau buat ini buat itu tapi juga kita dengarkan mereka.
Dialognya seperti apa. Nah itu kami awali di bulan-bulan awal.
Bulan-bulan juli agustus itu orang tua sudah diajarkan, lalu dalam
pertemuan intensif dengan wali kelas, misalnya pada saat
pengambilan raport mid semester atau semesteran. Itu juga kita
senantiasa menghimbau orang tua untuk melanjutkan pendidikan
karakter yang sudah kita mulai di sekolah.
18. P: Kemudian sejauh ini bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter
itu sendiri diintegrasikan ke pembelajaran-pembelajaran yang ada di
SMA ini sendiri Bu, terutama pembelajaran matematika?
KS: Iya. Eh...kalau kita lihat praktiknya yang paling menjadi
persoalan itu adalah waktu. Masalah waktu ya. Tidak mudah
mengubah paradigma bapak ibu guru maupun para siswa itu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
lebih cenderung pada pendidikan karakter atau nilai sikap. Itu satu
perjuangan yang bukan hanya di sekolah kita tapi di seluruh sekolah
itu masih perjuangan karena kita terbiasa dengan mengagung-
agungkan intelektual. Jadi bapak ibu guru kita akan stress kalau
anak-anak tidak pandai, tidak bisa menguasai materi yang mereka
ungkapkan, yang mereka berikan begitu. Nah dalam hal ini, lalu ini
menjadi kendala ketika waktunya terbatas, materinya banyak,
kadang-kadang ada kesulitan anak-anak untuk menerapkan. Nah itu
sih kalau dalam pembelajaran, apalagi pembelajaran, eh...pelajaran-
pelajaran eksak itu kelihatannya senada seirama. Lebih pada
bagaimana, bagaimana ilmu pengetahuan dikuasai sementara
kontroversinya waktunya kurang. Itu sih.
19. P: Kemudian apakah ada kegiatan yang diberikan oleh pihak sekolah
untuk mengakomodasi siswa untuk pengembangan pendidikan
karakter bagi dirinya sendiri Bu?
KS: Kalau sebenarnya kalau pendidikan karakter sudah banyak ya
dilakukan di ekstrakurikuler, di luar jam pelajaran itu sudah banyak
ya. Eh...tinggal bagaimana siswa menyadari bahwa itulah namanya
pendidikan karakter. Tinggal siswa mengeksplor lagi pendidikan
karakter seperti apa yang dia bisa buat lebih banyak. Pengembangan
karakter apa yang bisa dia buat lebih banyak. Lalu, bagaimana itu
diintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari. Itu aja. Nah yang masih
menjadi PR kita bersama itu justru aplikasinya. Ya, kadang-kadang
eh...anak-anak belum pandai lah. Belum pandai mengaplikasikan
seperti itu, tetapi eh...optimisnya adalah anak Santo Yosef itu kalau
sudah di luar dia sopan kok. Dia baik kok begitu. Hanya kadang-
kadang kalau berada di dalam kita was-was karena kita melihat kok
ini tidak sesuai ya dengan pendidikan karakter dan seterusnya. Tapi
ketika dia sudah berada di luar atau sudah mau menjadi alumni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
begitu, sejauh ini belum pernah kami dengar ada anak Yosef yang
memalukan, yang tidak bisa berpendidikan karakter yang baik.
Eh...kalau di sekolah, misalnya contohnya, ada satu dua anak yang
malas sekali untuk ke Gereja misalnya, pendidikan eh...pendalaman
iman dan sebagainya. Tapi notabene ketika dia sudah terjun di
masyarakat dia jadi aktivis di Gereja. Nah itu yang jadi, itu yang
saya katakan tadi mungkin pendidikan karakter itu tidak instan. Itu
yang membuat itu yang bapak ibu guru yakini. Pendidikan karakter
itu tidak instan, banyak anak dari sekolah kita ini sejak zaman
dahulu kala walaupun pendidikan karakter belum didengung-
dengungkan, sampai sekarang yang kelihatan itu adalah segala
sesuatu yang kita tanamkan di sekolah mungkin tidak langsung
diwujudkan ketika dia masih menjadi siswa di sekolah ini. Sampe
kadang-kadang bapak ibu guru frustrasi, tetapi setelah dia
melanjutkan ke pendidikan tinggi atau dia terjun ke masyarakat yang
kita lihat anak-anak yang dulunya bermasalah sekarang tidak. Itu
artinya, sebenarnya jauh di dasar hati itu diinternalisasi, hanya
belum dimunculkan. Nah ketika dimunculkan itu, dalam bentuk
yang lain. Seperti contoh juga, banyak anak Yosef ketika sudah
keluar itu lalu menjadi katekumen, lalu menjadi Katolik, lalu tiba-
tiba kita dapat undangan pernikahan di Gereja, diberkati oleh Romo.
Padahal notabene ketika di sekolah, dia bukan Katolik, ketika dia di
sekolah dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda dia tertarik
dengan pendidikan Katolik. Nah, dalam beberapa sharing, terus kita
tanyakan kenapa bisa tiba-tiba Katolik begitu. Ternyata, menurut
sharing anak-anak itu, kebiasaan berdoa yang kita tanamkan sejak
dimulai dari pelajaran, mereka lihat bapak ibu guru mengawali
dengan berdoa. Lalu setelah itu mereka lanjutkan di kelas dengan
berdoa, siang hari masih kita ajak berdoa. Ternyata, itu tuh menjadi
satu...satu oleh-oleh yang melekat di hati mereka. Kemudian, ketika
mereka sudah mengalami kehidupan yang sesungguhnya, mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
lihat sebenarnya yang ditananamkan di sekolah kita ini bisa menjadi
senjata untuk mereka lakukan. Itu salah satu contoh pendidikan
karakter.
20. P: Berarti tuh bisa jadi sebagai contoh siswa yang dulu dianggap
kurang baik itu bisa bertransformasi menjadi siswa yang baik ya Bu
dalam karakternya.
KS: Ya itu yang saya katakan bahwa pendidikan karakter itu
sebenarnya tidak instan dan kita perlu terus menerus melakukan.
Usaha pembiasaan itu menjadi tahap faktor yang paling baik,
menjadi hal yang utama. Ketika kita menanamkan kejujuran, tidak
bisa kita hanya sekali berbicara tentang kejujuran. Tidak bisa juga
kita hanya taruh aja di dalam peraturan-peraturan lalu tinggal dibaca
oleh mereka, tidak bisa. Kebiasaan, kebiasaan satu kata satu
tindakan, dan sebagainya itu tuh tidak bisa hanya jadi slogan-slogan
begitu. Itu harus selalu dibiasakan dan mungkin dalam pembiasaan
itu lalu ada hal-hal yang tidak enak, misalnya ketika ada anak yang
membuat kecurangan, lalu ya kita harus, kita harus repot ngurusin
dia supaya, ya ketika kita sudah mencanangkan kejujuran, ya dia
juga konsisten menjalankan kejujuran, bahwa ada satu dua kali dia
terjebak pada situasi, satu dua kali dia tersesat jalannya itu wajar
lumrah. Tapi tugas kita harus meluruskan kembali dan itu yang
disebut dengan proses mendewasakan, proses membentuk karakter
itu tadi yang tidak bisa hanya sekali jadi gitu. Kalau pun misalnya
kita menulis di peraturan, seindah apapun peraturan, sedetail apapun
pengaturannya, tetap kalau tidak dilaksanakan, kita tidak mau repot
melaksanakannya gak jadi, tetap harus ada, harus ada tindak lanjut
yang nyata dengan itu. Maka pembiasaan itu penting, lalu koreksi
dan evaluasi itu penting, monitoring pelaksanaannya itu penting.
Lalu, apa...dengan begitu lalu ketika kita konsisten, ini yang tertulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
dan ini yang dilaksanakan konsisten maka pendidikan karakter
dengan sendirinya akan berjalan dengan lebih baik.
21. P: Kemudian apakah ada kendala Bu dalam menyelenggarakan
pendidikan karakter tersebut?
KS: Eh...kendalanya, kadang-kadang yang kita lakukan itu tidak
dilanjutkan oleh orang tua. Hmm...faktor lingkungan itu cukup
dominan, apalagi dengan masyarakat di Bangka. Begitu mereka
keluar dari sekolah, kadang-kadang sudah lost gitu ya, tidak bisa lagi
dipegang. Apalagi ketika kita berhadapan dengan orang tua yang
memang tidak paham pendidikan karakter, lalu latar belakang
bahwa anak-anak Santo Yosef ini banyak juga mengalami masalah
dalam keluarga, orang tua bercerai, dan seterusnya seperti itu tuh
situasi yang membuat mereka gamang karena tidak ada yang
dijadikan profil karakter yang baik, maka yang begitu itu yang
menjadi kendala kita karena yang kita buat di sekolah lalu tidak
menjadi ada kelanjutannya di luar gitu. Itu...itu hal yang pertama,
lalu...teknologi, teknologi itu bisa menjadi kendala. Di satu..di, di,
eh...sisi-sisi yang lain itu, eh...teknologi ini bisa menjadi ancaman
untuk kita semua, ketika teknologi tidak bisa dimanfaatkan ya,
teknologi komunikasi terutama hp, dan sebagainya tidak bisa
menjadi...apa...tidak bisa dimanfaatkan secara bijaksana, maka itu
menjadi bumerang dan kemampuan kita kadang-kadang untuk
memfilter ini masih terbatas, bapak ibu guru punya keterbatasan
yang sangat banyak dalam memfilter ini. Itu dua hal yang kelihatan
nyata sekali di dalam kehidupan kita sekarang ini...
22. P: Kemudian apakah ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
KS: Eh...yang pertama, kalau untuk komunikasi dengan orang tua
ya kita mencoba untuk menjalin komunikasi lah dengan orang tua,
mencoba menyiapkan wadah-wadah supaya orang tua diberi juga
pendidikan karakter begitu. Itu kita coba, tetapi tidak gampang sebab
kecenderungan orang tua di Pangkalpinang itu untuk memenuhi
undangan sekolah itu sulit. Sangat sulit untuk memobilisasi mereka
datang, mendengarkan, dan seterusnya, seperti itu, tetapi ya lumayan
lah kita mencoba, kalau kita tidak berani mencoba, kita tidak pernah
mencoba, kita tidak pernah tahu hasilnya, dan saya pikir kalau kali
per tahun pertama yang datang 10% mungkin tahun kedua bisa 20%,
ya walaupun...dari segi kuantitas, kadang kita lihat orang tua ini
terlalu cuek begitu, tetapi saya rasa tetap kita harus lakukan. Kita
tidak bisa berhenti, karena yang namanya pilar pendidikan itu kan
bukan hanya sekolah. Nah ketika ada..ada gap antara keluarga dan
sekolah, gap antara keluarga dan lingkungan maka pendidikan kita
pasti tidak berhasil dengan baik. Itu...itu yang tentang ini, lalu untuk
tentang teknologi komunikasi sekarang memang kita sedang
mencoba format yang baik untuk memfilter ini semua, terutama di
SMA Santo Yosef ini kan masih agak bebas menggunakan
handphone dan itu...selama ini saya...pelajari kok kelihatannya lebih
banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Nah oleh sebab itu, tahun-
tahun ke depan ini mungkin kita akan tegas bahwa, ini akan benar-
benar difilter tidak bisa digunakan. Eh...dinas pendidikan juga
sudah...sudah memberi arahan supaya memang kalau ke sekolah
tidak perlu bawa hp, kemudian yang seperti...yang seperti ini, yang
kita perlu lebih tegas lagi lah. Di beberapa peraturan yang mungkin
selama ini kurang ditegakkan tetap harus dievaluasi dan ditegakkan..
Itu paling-paling cara-caranya supaya cita-cita kita pendidikan
karakter ini sukses begitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
23. P: Kemudian pendidikan karakter itu kan selalu dievaluasi secara
terus menerus ya Bu, yang menjadi bahan evaluasi dari pihak
sekolah untuk penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti apa
Bu bahan evaluasinya?
KS: Bahan evaluasinya kita ambil dari catatan-catatan. Eh...evaluasi
harian dari, dari siswa dan itu yang punya data wakasis sama BK.
Jadi, apa sih persoalan utama pendidikan karakter di sekolah kita,
bagian mana yang belum bisa kita sentuh. Dalam hal ini teman-
teman di kesiswaan jauh lebih...lebih punya data, pembina osis
misalnya paham betul mereka bagaimana eh karakter anak-anak ini.
Bagian mana dari pendidikan karakter tuh yang masih perlu dipoles
dan sebagainya. Nah setelah itu, itu yang kemudian kita diskusikan
selalu jajaran struktural terutama mendiskusikan ini dan kita
mencoba mencari apa sih, alternatif kegiatan yang bisa
menjembatani ini, membuat apa, eh...apa...kendala-kendala kita ini
menjadi lebih berkurang-berkurang. Nah itu dengan kolaborasi
semua unsur di kesiswaan, di kesiswaan itu kan ada OSIS, ada MPK,
ada pastoral sekolah, eh...disitu semua kemudian ada pramuka itu.
Pramuka itu ujung tombak, pramuka itu adalah satu kegiatan yang
benar-benar..punya, apa namanya...punya kans yang sangat baik
untuk membina karakter, sebenarnya kalau pramuka dengan
dasadarma dan tri satya-nya itu dilaksanakan saja semua sudah aman
sebenarnya. Nah...pramuka ini sangat strategis, maka ketika...eh,
pramuka dijadikan salah satu ekskul maka upaya yang harus
dilakukan sekolah adalah membuat supaya...pramuka ini tetap
dilaksanakan dengan baik, dengan tujuan yang baik, dengan cara
yang strategis supaya semuanya jalan baik...Gitu aja.
24. P: Kemudian cara yang dilakukan sekolah untuk mengevaluasi
penyelenggaraan tersebut seperti apa Bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
KS: Pertama, kami biasanya sering diskusi, lalu sering diskusi. Nah
dari...dari diskusi itu kemudian kita mulai mendata...mendata kira-
kira apa yang masih kurang, apa yang sudah...yang sudah bisa
berjalan baik...Nah dari hasil itu, yang berjalan baik dipertahankan,
lalu yang masih kurang kita cari alternatifnya bagaimana supaya ini
bisa dilakukan. Tapi tentu saja bertahap, kadang kami sudah punya
data bahwa ini harus diperbaiki, tetapi karena kondisinya belum
memungkinkan maka belum bisa diperbaiki seperti itu...Pelan-
pelan, satu-satu satu-satu, yang jelas dengan...apa namanya...dengan
proses, dengan proses dan...dan perencanaan masing-masing lalu itu
menjadi tertangani semua begitu.
25. P: Kemudian kapan waktu yang digunakan oleh...oleh sekolah untuk
mengevaluasi pendidikan karakter?
KS: Terus menerus kalau itu tidak ada...tidak ada waktu yang
definitif bahwa sekian harus sekian begitu tidak.
26. P: Kemudian apakah manfaat yang diperoleh ketika mengevaluasi
pendidikan karakter tersebut?
KS: Manfaatnya jelas bahwa kita jadi paham, ada pada situasi apa
kita sekarang, lalu apa yang harus kita lakukan untuk perbaikan.
27. P: Kemudian siapa saja yang bertanggung jawab untuk
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?
KS: Semua unsur dalam sekolah...semua unsur dalam sekolah tentu
saja dimotori oleh jajaran struktural.
28. P: Kemudian apakah melalui pendidikan karakter maka siswa itu
semakin peduli dengan sesama Bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
KS: Kelihatannya kalau sekarang minimal, seperti yang saya
katakan kalau kita pernah perkenalkan...mudah-mudahan itu sudah
masuk ke dalam diri mereka lalu diinternalisasi. Kalaupun tidak
sekarang mereka menunjukkan hasilnya, mudah-mudahan di..di
waktu-waktu yang akan datang lalu kelihatan hasilnya.
29. P: Kemudian melalui pendidikan karakter apakah siswa itu
menganggap seluruh komunitas sekolah itu sebagai satu keluarga
Bu?
KS: Kelihatannya kalau masalah kekeluargaan ya, itu memang
menjadi satu...ciri khas ya, ciri khas, eh...di dalam...dalam
pendidikan kita, di dalam...dalam lembaga kita, hanya dengan cara
mereka sendiri-sendiri begitu mungkin tidak...atau mungkin belum
kelihatan sekarang, tetapi bahwa itu semua...eh, Santo Yosef
menjadi satu komunitas, itu yang kita...yang selalu kita dengung-
dengungkan, komunitas itu berbeda dengan kelompok. Kalau
kelompok itu adalah hanya kumpulan beberapa orang, tapi
komunitas ini kumpulan orang-orang dengan seluruh
jiwanya...dengan seluruh...dengan seluruh keberadaannya. Nah itu
kita yang selalu...beritahukan pada siswa bahwa kita adalah satu
komunitas.
30. P: Kemudian dalam jangka berapa lama proses penyelenggaraan
pendidikan karakter itu dievaluasi secara keseluruhan Bu?
KS: Seperti tadi yang saya katakan terus menerus. Terus menerus
jadi kita tidak harus menunggu satu tahun baru evaluasi, ketika ada
hal-hal yang memang kita perlu lakukan ya kita segera...segera
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
B. Transkrip wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH
BIDANG KESISWAAN
Narasumber : Wakil Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Bidang Kesiswaan
Tempat : Ruang Wakil Kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang Bidang Kesiswaan
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Februari 2018
Waktu : 10.00 – 10.27
1. Peneliti (P): Yang pertama itu menurut Bapak, pendidikan karakter
itu eh...seperti apa?
Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan (WKS): Ya. Eh, sepengetahuan
Bapak ya tentang pendidikan karakter ini ya.. Eh, di mana setiap
sekolah itu memang ada aturan dari permendiknas-nya itu ya. Kalau
gak salah itu tahun 2010 itu ada permendiknas bahwa setiap sekolah
itu harus menanamkan pendidikan karakter ya. Pendidikan karakter
ini ya seperti kita memberikan...eh, memupuk, mendidik, membina
siswa ke arah karakter yang lebih baik seperti itu, misalnya karakter
siswa ini contohnya berperilaku di masyarakat ya, di sekolah dengan
baik misalnya kejujuran, misalnya eh...kemandirian, misalnya juga
solider terhadap sesama, masih banyak lagi nilai-nilai pendidikan
karakter itu ya. Jadi pada dasarnya pendidikan karakter itu untuk
membuat siswa ya, menciptakan generasi yang akan datang,
karakternya lebih baik ya.
2. P: Kemudian eh...yang menjadi latar belakang penyelenggaraan
pendidikan karakter di SMA Santo Yosef ini sendiri apa Pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
WKS: Yang menjadi latar belakangnya memang sesuai dengan
aturan-aturan dari kurikulum ya, permendiknas. Memang setiap
sekolah itu ya wajib ada menanamkan pendidikan karakter ya. Kalau
di sekolah kita, dasar-dasarnya berdasarkan itu ya permendiknas.
Eh..kita ungkapkan lewat setiap mata pelajaran, eh...misalnya
pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, semuanya
lah, misalnya kita ungkapkan masalah kejujuran mereka dalam
ulangan misalnya kan kemudian menciptakan daya saing ya yang
sehat dalam mengejar prestasi, ah...misalnya seperti itu...tidak
mencontek ya misalnya gitu ya.
3. P: Kemudian apakah ada dokumen yang menjadi pedoman bagi
pihak sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan karakter untuk
di sekolah ini?
WKS: Ada...itu bagian kurikulum, ya bagian kurikulum... ya semua
guru juga sudah tahu pernah disosialisasikan bahwa
setiap...pelajaran itu ya kita harus eh...mencantumkan kira-kira
penanaman karakter apa bagi siswa tersebut. Ada itu di kurikulum
itu ada, dokumennya itu ada di Pak Frans ya seperti itu. Kurikulum
SMA Santo Yosef ya.
4. P: Kemudian apakah ada kegiatan di luar jam pelajaran yang
mendukung eh, pengembangan pendidikan karakter bagi siswa-
siswa SMA Santo Yosef sendiri Pak?
WKS: Ya...kalau di luar pembelajaran itu ada kegiatan
ekstrakurikuler ya. Kegiatan ekstrakurikuler ini ya seperti...eh
basket, kemudian dance, kemudian juga eh...pingpong,
ekstrakurikuler olahraga maupun science ada ya. Nah, kita tanamkan
juga disitu ya, guru-guru bersangkutan pasti akan memberikan nilai-
nilai karakter dalam kegiatan tersebut ya misalnya datang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
waktu, itu juga termasuk nilai karakter ya, akan membentuk nanti eh
watak siswa ke hari-hari yang akan datang itu akan terpola jadi ya
begitu sehingga siswa tersebut diharapkan nanti bisa disiplin waktu
misalnya kan, bisa berkompetisi dengan sehat dengan teman-
temannya ya, kemudian nilai kejujurannya juga ya, jangan curang
dalam bermain nah itu contohnya pendidikan, ada lah lah rambu-
rambu itu ada.
5. P: Kemudian yang menjadi tujuan diselenggarakan pendidikan
karakter di SMA Santo Yosef sendiri itu apa Pak?
WKS: Seperti visi dan misi sekolah kita ya, kalau visi misi sekolah
kita ini kan SMA Santo Yosef bertumpu pada hati nurani, solider
terhadap sesama, selain mengejar nilai akademik kita harus
bertumpu hati nurani dan solider terhadap sesama. Jadi, dari kalimat
itu banyak hal yang bisa dibuat ya, bertumpu pada hati nurani, setiap
ada permasalahan di sekolah kita, kita harus bertumpu pada hati
nurani, contohnya misalnya begini, kalau siswa terlambat, siswa
terlambat sudah 4 kali ya, 4 kali, kita harus lihat dulu mengapa dia
terlambat ya, kalau memang dia sakit perut, ban bocor misalnya
apakah kita harus memberikan surat peringatan. Jadi, kita harus
melihat dulu kira-kira apa masalahnya, jangan 3 kali terlambat kasih
SP 1, 3 kali terlambat kasih SP 2, 3 kali terlambat SP 3, habis lah
sekolah kita seperti itu nanti. Jadi kita harus lihat secara hati nurani
kita, dan solider terhadap sesama juga, eh..bapak perhatikan sekolah
kita sudah mulai solider terhadap sesama, misalnya kalau ada siswa
yang sakit ya ada aksi solidaritas ya, misalnya dalam bentuk
sumbangan ya, eh..misalnya ada untuk masyarakat juga ya ada aksi
solidaritas seperti musibah di Irian Jaya itu ya, hah...sekolah kita
juga ikut terlibat ya meskipun jauh lokasinya tapi tetap ikut terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
ya. Itu salah satu bentuk nilai-nilai karakter ya solider terhadap
sesama, masih banyak lagi lah van ya soal itu ya.
6. P: Kemudian metode yang digunakan oleh pihak sekolah untuk
mencapai tujuan tersebut, caranya seperti apa Pak?
WKS: Ya...kalau dalam metode penilaian itu ada penilaian sikap ya,
ada 10 penilaian sikap yang itu dalam raport itu ada itu ya, nah itu
yang harus ditanamkan kepada siswa seperti bertanggung jawab ada,
kegiatan kerohanian ya, kemudian daya saing tadi, kompetisi tadi
kan, kemudian kejujuran, kemudian juga eh...tentang kedisiplinan
waktu, ada 10, ada 10 sikap yang dinilai. Itu mungkin dengan
menjaring pada...nilai tersebut ya siswa mungkin bisa terpola ya,
terpola dengan sendirinya nanti, dia tahu oh saya harus...misalnya
dalam hal agama ya, memimpin doa saat eh...memulai pelajaran
misalnya kan gitu, kemudian misalnya kejujuran misalnya ya, ada
kehilangan uang misalnya siswa ya, dia menemukan ya dia lapor ke
guru kemudian pak saya nemu duit 50 ribu, 50 ribu saja ya tolong
diinformasikan, diinformasikan...ada hp, yang dapat hp misalnya
dikembalikan nah itu jadi pada dasarnya untuk hal-hal seperti itu
tingkat kejujuran siswa tersebut ya cukup tinggi lah kalau di sekolah
SMA Santo Yosef ini.
7. P: Kemudian Pak cara yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mempersiapkan penyelenggaraan pendidikan karakter itu, caranya
seperti apa Pak?
WKS: Caranya...ya yang jelas kita tidak terlepas dari kurikulum, ya
tidak terlepas dari kurikulum, kemudian yang kedua juga secara
teknis itu diserahkan pada masing-masing guru ya, masing-masing
guru yang bersangkutan caranya itu ya, misalnya pelajaran...hari ini
pelajaran misalnya Bahasa Indonesia, pelajaran Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
misalnya menulis paragraf argumentasi ya, nah kita disini caranya
guru memberikan hal-hal yang perlu dituntut oleh siswa itu apa dari
kegiatan tersebut, bukan hanya sekedar prestasi, tetapi dia dapat
mencari data-data dengan baik ya, mengerjakan tugas dengan baik
ya, tidak jalan praktis ya, bukan semata-mata hanya untuk
mendapatkan nilai saja tetapi prosesnya juga ya kita nilai ya dari
kejujurannya, kedisiplinannya, macam-macam lah yang
berhubungan dengan nilai karakter ya, sebab karakter ini, di bawah
karakter ini watak biasanya kan watak, sebab apabila watak sudah
terbentuk maka terbentuklah karakter kan, apabila karakter sudah
terbentuk maka terbentuklah integritas istilahnya kan. Nah itu,
maksud Bapak ini bagus lah pemerintah...ujung-ujungnya tuh
integritas bangsa kita nanti yang kesitu larinya nanti. Bangsa yang
punya generasi muda yang punya karakter berjiwa patriotisme,
nasionalisme yang baik seperti itu ya.
8. P: Untuk persiapannya itu membutuhkan waktu yang berapa lama
Pak?
WKS: Ndak cukup lama, tetapi itu terus menerus ya. Gak cukup
lama tetapi dengan siswa kita selalu mengingatkan, setiap pelajaran
juga guru-guru juga selalu mengingatkan, tetapi kalau berapa lama
yang diminta itu terus menerus ya. Itu gak habis-habisnya itu, gak
ada batas waktunya untuk memberikan menanamkan karakter siswa
itu ya.
9. P: Kemudian Pak, eh..persiapan administrasi sebelum
penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti apa Pak?
WKS: Maksudnya ini administrasi gurunya ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
10. P: Iya
WKS: Kalau administrasi gurunya itu dituangkan dalam RPP ya,
dalam RPP itu ada ya, kemudian juga nanti dalam RPP itu akan
dituangkan lagi nanti dalam pelaksanaan di lapangannya nanti
secara teknisnya itu kan gitu.
11. P: Kemudian peran serta dari guru dalam mempersiapkan
penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti apa Pak?
WKS: Peran serta guru?
12. P: Iya
WKS: Eh...peran serta guru dalam hal ini ya guru tentu punya
komitmen bersama ya, peran sertanya ya. Sekolah kita ini contohnya
kita punya nilai jual tentang kedisiplinan, tentang kejujuran ya,
tentang solider terhadap sesama ya, jadi eh kita juga eh selalu
menggaungkan ini, semua guru juga kepada siswa ya, sehingga
siswa pun terpola lah kalau disini ya, budayanya seperti ini,
karakternya kan seperti itu, itu yang bisa kita jual di sekolah kita.
Kalau masalah tentang eh...sarana prasarana mungkin sekolah kita
lebih kalah dari sekolah-sekolah negeri sekarang ya, dengan kita
punya nilai jual seperti itu ya mudah-mudahan di masyarakat juga
ya mau bersekolah disini, pembinaan terhadap siswanya. Jadi secara
admininistrasinya emang itu ya kekompakan masing-masing guru
ya, karyawan, kemudian guru, kepala sekolah, struktural sama-sama
lah untuk menanamkan itu kepada siswa semuanya. Jadi secara
teknisnya saja di lapangan ya, guru juga harus memberikan contoh
ya, sebab dengan contoh konkret itulah sebenarnya siswa bisa
melihat ya, oh guru, oh..seperti ini, contohnya pak Budi sendiri ya.
Pak Budi termasuk guru teladan lah kalau di sekolah sini, bisa
dicontoh dengan baik, dalam hal apa...dalam hal mengajar, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
hal memberikan sanksi, dalam hal...eh, membina siswa ya, Pak Budi
contohnya, atau guru-guru yang lain bukan hanya mentransfer ilmu
saja tetapi dia juga memberikan... ya itulah nilai-nilai itu.
13. P: Kemudian Pak, bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter itu
diterapkan di dalam kelas, misalnya contohnya seperti apa Pak?
WKS: Contohnya dalam kelas?
14. P: Iya
WKS: Misalnya kalau dalam kelas, dalam belajar...dalam kasus
belajar misalnya ya, seperti bapak ini kan ngajar Bahasa Indonesia,
contoh ya mengajar Bahasa Indonesia. Yang bapak tanamkan pada
siswa tergantung materi pelajarannya yang pertama ya, materi
pelajarannya tentang apa, kalau Bahasa Indonesia itu misalnya kalau
ada resensi ya, siswa kan dikasih materi tentang resensi, habis
dikasih materi itu kan guru biasanya menuntut mereka harus bisa
menulis resensi dengan baik ya. Dalam proses, menulis resensi itu
kan dunia sekarang internet kan gampang, contoh resensi tuh banyak
di internet ya, contoh resensi tuh banyak di internet. Nah, kemudian,
biar mereka itu...ya istilahnya hanya tidak copy paste ya, maka
bapak sering bilang bahwa karya sendiri itu lebih berharga ya, lebih
bernilai dibanding kamu mengumpulkan karya orang lain ya, disini
dibutuhkan adalah yang satu, perjuangan kalian ya, perjuangan
kalian untuk eh...memberikan atau buat tugas dengan baik ya, jangan
hanya copy paste jalan pintas, itu yang pertama. Yang kedua juga
ya, selain perjuangan, kejujuran kalian juga ini sangat bapak nilai
ya, kejujuran kalian, begitu banyaknya contoh-contoh resensi
mungkin bapak gak tau ya apakah itu hasil kerja kamu atau tidak,
tetapi akan bapak seleksi ya, yang kamu tulis itu akan bapak
tanyakan secara lisan ya, kalau kamu gak bisa jawab berarti kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
gak jujur ya, kamu pasti copy paste kan, karena kalau hasil karya
kita sendiri biasanya gampang ingat kan, iya...
15. P: Kemudian untuk pelaksanaan pendidikan karakter di luar kelas
itu seperti apa Pak?
WKS: Pelaksanaan pendidikan karakter itu bisa dilihat dari hal
praktis siswa yang bisa kita lihat itu ya, kalau secara teori gak bisa
lagi. Secara praktisnya, misalnya kalau dalam kegiatan OSIS mereka
dapat bekerjasama dengan baik, solider juga dengan sesamanya,
memperhatikan teman-teman mengungkapkan pendapat dengan
baik ya, tidak mencela atau mengkritik teman-temannya atau
menghakimi ya, itu salah satu bentuknya secara konkretnya kan.
Begitu juga misalnya kalau di luar sekolah juga ya, misalnya mereka
mengunjungi temannya yang sakit misalnya kan gitu ya, saling
memberikan nasehat dengan teman-temannya, gitu lah.
16. P: Kemudian apakah ada hubungan antara perkembangan karakter
siswa ketika mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan ketika
mengikuti kegiatan di luar kelas Pak?
WKS: Ya. Eh, pendidikan karakter ini pada dasarnya kan kontinu
kan ya, kontinu ya. Pasti ya, apa-apa yang kita tanamkan di kelas itu
akan dibawa ke luar biasanya, ibaratnya kalau keluarga itu kalau di
dalam keluarganya gak benar biasanya itu akan berpengaruh di luar,
begitu juga di kelas kita tanamkan baik-baik, semua guru tanamkan
dengan baik pasti akan hasilnya itu...di luar kelas itulah hasilnya
nanti ya...di masyarakat, di lingkungan keluarga, nah itu hasilnya
pasti itu. Pasti berpengaruh sekali ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
17. P: Kemudian Pak apakah sejauh ini pihak sekolah itu mengajak
orang tua untuk berperan serta dalam pengembangan karakter dari
siswa-siswi itu sendiri Pak?
WKS: Ya...orang tua memang...eh, menghadirkan orang tua di
sekolah itu jarang tapi ada, misalnya dalam eh...sosialisasi tata tertib
siswa ya, sosialisasi tata tertib siswa ini juga salah satu juga tentang
penanaman karakter kedisiplinan siswa ya, dalam hal pasal-pasalnya
juga, dalam hal memberi sanksi juga ya. Nah, ada kita tanamkan
kepada orang tua juga tentang hal ini, kerjasama ya...kemudian
begitu juga kalau siswa mengalami masalah di sekolah kita panggil
orang tuanya, contohnya yang sederhana saja siswa bertengkar
misalnya ribut ya, berkelahi, orang tuanya kita panggil kita ajak
kerjasama ya. Biasanya itu kerjasama BK ya, konseling dengan
orang tua, begitu juga dengan nilai-nilai akademiknya yang kurang
misalnya kan, tetap ada itu ya kita ajak orang tua berembuk seperti
itu.
18. P: Kemudian kendala dalam menyelenggarakan pendidikan karakter
itu apa Pak?
WKS: Kendala dalam pendidikan karakter ini...sejauh ini belum ada
kendalanya sih ya, belum ada kendalanya, karena pada dasarnya
pendidikan karakter ini gampang dilaksanakan ya. Pendidikan
karakter ini...sangat-sangat gampang dilaksanakan sebab ini
berhubungan dengan norma-norma kehidupan ya, berhubungan
dengan nilai-nilai kehidupan, tentang siswa berbohong misalnya,
benar gak kira-kira? Kemudian tentang kejujuran, tentang
kemandirian siswa itu sendiri, tentang apa namanya itu...religius
siswa ya itu kehidupan sehari-hari lah. Kira-kira nilai-nilai yang baik
itu lah yang kita tanamkan itu, intinya seperti itu pendidikan karakter
kan, nilai-nilai dalam kehidupan yang baik yang kita tanamkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
kepada siswa. Maksudnya disini kita gak perlu kita harus belajar
teori-teori terlalu banyak ya, gak terlalu banyak ya. Kita sendiri bisa
memberikan...memberikan nasehat, itu salah satu juga kan
menanamkan karakter siswa kan. Nah, bapak pikir kalau
kendalanya, ya siswa itu sendiri...terkadang mau gak menerima ya,
memang sudah dikasih pembinaan-pembinaan lewat guru BK, lewat
wali kelas, tapi ada juga siswa yang masih ngeyel ya, masih dengan
wataknya seperti itu, memang watak ini kadang-kadang susah untuk
diubah, tetapi bisa untuk diperbaiki ya wataknya ini, begitu.
19. P: Kemudian, eh...hal-hal apa saja Pak yang dievaluasi terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan karakter?
WKS: Masalah...evaluasinya....ya itu masalah dalam hal nilai, kita
memberikan nilai kepada siswa. Nah itu yang perlu dievaluasi,
memang sekolah itu diharapkan ada apresiasi kepada siswa ya,
seperti itu ya. Membuat siswa semakin...apa namanya itu...semangat
ya, misalnya siswa mengalami perubahan karakternya, dia semakin
baik ya, seharusnya kita ngomong dengan siswa, bagus nak ya kamu
mulai berubah ya, bapak senang ya, gitu ya. Nah, untuk tindak lanjut
seperti itu memang jarang, itu ya, kalau kita sering kasih pujian
kepada siswa ya, hal itu pasti...itu jarang dilakukan sekolah kita,
memberikan pujian-pujian seperti itu ya. Selama ini, sekolah ini
banyaknya menuntut, harus ini, ini ya, siswa berubah tapi kita hanya
gak kasih apresiasi ya, jarang kita beri apresiasi misalnya kan.
Misalnya contoh saja siswa potong rambut ya, siswa potong
rambut...berkali-kali potong rambut, dia gak mau lah juga, ini kan
namanya bandel kan siswanya...hal ini gak boleh, istilahnya itu
dalam nilai...nilai apa itu...nilai pendidikan lah...nilai apa itu lah ya
kalau dalam karakter ya...ngeyel lah siswanya. Tetapi di saat dia
sudah gunting rambut, kita lihat sudah selesai, oke bagus conteng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Nah itu yang jarang kita lakukan, jarang memberikan pujian
misalnya, oh keren lah gunting rambut ya bagus ya, bilang kayak
gitu ya. Begitu juga dengan hal-hal yang lain, ada perubahan
misalnya belajar...prestasinya, ya kita jarang misalnya kamu
sekarang hebat ya semakin rajin, jarang...sementara siswa itu butuh
itu, saya pikir ya, dia butuh pujian, butuh apresiasi dari guru, dari
sekolah ya, membuat dia semakin semangat. Itu hal-hal yang
kurang, tetapi dalam hal yang lain saya pikir sambil berjalan lah itu
ya, gak ada terlalu susah lah, gitu lah.
20. P: Kemudian bagaimana cara untuk mengevaluasi penyelenggaraan
pendidikan karakter tersebut Pak?
WKS: Hmmm....tentang evaluasinya, itu bisa dilihat dari...eh,
pantauan guru BK bisa ya, tentang karakter siswa, siswa punya
masalah, siswa yang berkarakternya menyimpang. Itu guru BK
menangani ya tentang hal itu, kemudian wali kelas juga...wali kelas
juga menangani tentang hal itu, kesiswaan juga menangani ya,
ditambah lagi guru-guru yang lain juga ya, akan memberikan lah,
menanamkan lah tentang nilai-nilai karakter siswa tersebut.
21. P: Kemudian Pak, eh...waktu yang digunakan untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter itu kapan Pak?
WKS: Kalau evaluasinya setiap saat lah...setiap saat, ya terus
menerus lah maksudnya, kontinu lah ya evaluasinya itu.
22. P: Kemudian yang menjadi aspek penting untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter itu siapa saja Pak?
WKS: Eh...guru ya, setiap guru mata pelajaran sesuai dengan
bidangnya ya dapat mengevaluasi, kemudian bagian BK, konseling
ya, menangani siswa yang bermasalah ya. Siswa yang bermasalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
bukan hanya sekedar...eh memberikan....eh meminta apa
masalahnya, tapi kalau bisa kita memberikan solusinya dan tetap
kita pantau siswa tersebut bagaimana perkembangan karakternya
seperti itu, kemudian juga karyawan juga bisa ya, misalnya dalam
hal kebersihan ya, menegur siswa misalnya, orang-orang kantin juga
ya banyak yang menanamkan nilai-nilai karakter. Jadi semua yang
ada di sekolah, guru, karyawan, maupun eh masyarakat sekitar
sekolah ini.
23. P: Kemudian Pak dalam waktu berapa lama monitoring terhadap
penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah ini?
WKS: Monitoringnya ya selama ini...kalau secara reguler ya gak
ada, secara tahap-tahapnya gak ada kalau di sekolah kita ya, tetapi
monitoringnya kita bisa lihat dari setiap guru yang...eh,
mengungkapkan permasalahan pada diri siswa ya, bisa hari ini
misalnya guru biologi ya, pak si A ini tidak pernah pernah masuk,
pak si A ini misalnya dia meniru tanda tangan guru misalnya. Itu
terjadi spontanitas lah monitoringnya itu ya, gak pernah kita
memang merapatkan tentang karakter siswa dalam bentuk reguler
misalnya 3 bulan kita rapatkan, gak pernah...gak pernah. Kalau
memang bicara tentang masalah karakter siswa, itu adalah siswa-
siswa yang bermasalah misalnya waktu rapat dewan guru untuk
kenaikan kelas ya, seperti itu ya. Kita pertimbangkan...kira-kira
layak gak dia naik kelas dengan karakter seperti ini misalnya ya gitu.
Secara akademis nilainya gak mendukung, misalnya kan, tetapi
kalau secara psikis misalnya karakternya bagus misalnya bagus, itu
kan perlu dipertimbangkan juga ya, perlu dipertimbangkan juga, tapi
kalau memang nilainya hancur benar itu pasti...karakternya juga
kurang lah sebenarnya, malas pada dasarnya kan, malas lah, ndak
tertib lah, ndak disiplin lah, mau menang sendiri lah seperti itu. Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
secara regulernya gak ada tetapi biasanya kita monitoring lewat itu
aja lah, saat kenaikan kelas.
C. Transkrip wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH
BIDANG KURIKULUM
Narasumber : Wakil Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Bidang Kurikulum
Tempat : Ruang Wakil Kepala SMA Santo Yosef
Pangkalpinang Bidang Kurikulum
Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018
Waktu : 10.00 – 10.15
1. Peneliti (P): Yang pertama dalam proses pembelajaran, kurikulum
apakah yang digunakan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang?
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum (WKK): Untuk yang kelas
X menggunakan kurikulum eh, 2013. Untuk kelas XI dan XII masih
menggunakan kurikulum 2006 atau KTSP.
2. P: Kemudian sejauh ini bagaimana proses pengembangan kurikulum
yang digunakan di sekolah apabila dikaitkan dengan pendidikan
karakter?
WKK: Eh, untuk eh di SMA Yosef eh, kurikulum mengikuti
pedoman-pedoman dari...pusat dan khususnya untuk sekolah
Katolik ada satu kurikulum yang kita sebut sebagai eh...Kurikulum
Berbasis eh, Gereja Katolik atau yang kita sebut mungkin di pastoral
sekolah, itu yang menjadi ciri khas dari sekolah-sekolah Katolik
dalam pendidikan karakter, khususnya yang diambil adalah nilai-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
nilai eh..global, nilai-nilai global atau nilia-nilai universal daripada
suatu eh, Gereja Katolik khususnya.
3. P: Kemudian yang harus dipersiapkan oleh guru dalam
melaksanakan pendidikan karakter itu apa saja Pak?
WKK: Yang pertama adalah untuk pembekalan pada...kemampuan
pada gurunya dulu, dalam arti guru sebagai contoh bagi anak atau
siswa eh, guru sebagai pusat bagi anak untuk sebagai eh, bahan eh,
buat mereka supaya guru pun melakukan hal yang sama, siswa pun
akan mengikuti hal yang sama juga.
4. P: Kemudian kurikulum yang berlaku di SMA Santo Yosef apakah
sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter Pak?
WKK: Sudah, dari kurikulum 2013 itu sudah jelas memang
diutamakan adalah pendidikan karakternya, kita lihat dari susunan
eh, penilaiannya yang dinilai adalah sikap, kalau yang 2006 atau
KTSP itu sudah terintegrasi untuk pendidikan karakternya sudah
include juga di dalam pembelajaran, dan juga karena kita sekolah
Katolik memang itu sudah kita mulai sejak dulu lewat pastoral
sekolah.
5. P: Berarti eh, kurikulum yang telah dikembangkan di sekolah ini
telah diterapkan oleh semua guru untuk pengembangan karakter
bagi siswa?
WKK: Iya...salah satunya adalah eh, memberi salam, memberi
salam...kemudian berdoa pada saat mulai dan berakhir...kemudian
eh,...setiap jam 12 kita doa malaikat Tuhan atau Angelus, itu bentuk
dari satu pendidikan karakter yang kita ambil nilai-nilai
universalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
6. P: Kemudian apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah
memiliki keterkaitan dengan paradigma iman kristiani yang diyakini
oleh sekolah ini Pak?
WKK: Ya, itu sudah terintegrasi semua. Jadi ciri khas sekolah
Katolik.
7. P: Kemudian apakah yang menyebabkan pendidikan karakter itu
menjadi suatu hal yang penting untuk diterapkan di SMA Santo
Yosef pada saat ini?
WKK: Eh, karena dalam...dari pendidikan karakter itu akan
membentuk karakter siswa yang baik dengan adanya sikap yang
baik, dengan sikap yang semangat juang karakter untuk berjuang,
karakter untuk berani, percaya diri, itu akan secara langsung akan
berpengaruh terhadap eh, intelektual dia dalam...bersaing ataupun
dalam menggali ilmu. Ketika sikapnya baik, karakternya baik, itu
biasanya akan diikuti oleh kemampuan kompetensinya baik juga.
8. P: Kemudian dampak apakah yang diharapkan oleh pihak sekolah
dalam melaksanakan pendidikan karakter?
WKK: Eh, diharapkan dampak tersebut hmmm...memacu anak
untuk atau memacu peserta didik untuk lebih memiliki sikap yang
baik, baik secara...eh, keagamaan khususnya untuk yang Katolik,
dan yang tidak Katolik pun dia bisa mengambil nilai-nilai
universalnya dan dari dampak-dampak tersebut juga eh, diharapkan
ketika dia lulus nanti dia sudah membawa suatu karakter yang bagus
yang dia peroleh dari sekolah ini. Harapannya di sekolah ini juga,
keluarga, maupun setelah dia lulus nanti.
9. P: Kemudian apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan
karakter bagi sekolah dan bagi siswa sendiri Pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
WKK: Nah yang itu sama juga yang tadi bahwa kalau sekolah itu
menjadikan suatu ciri khas sekolah bahwa sekolah ini memiliki
suatu kualitas...memiliki suatu eh, hal yang...menjadi acuan bagi
orang tua-orang tua eh, murid dalam bersekolah disini dan
diharapkan untuk yang pada siswanya adalah untuk siswa menjadi
orang yang memiliki karakter yang baik, baik bagi agama, negara,
maupun keluarga dan pribadinya.
10. P: Kemudian bagaimana Pak pelaksanaan pendidikan karakter di
SMA Santo Yosef Pangkalpinang untuk saat ini?
WKK: Eh, pelaksanaan pendidikan karakter memang eh, dalam
setiap pelaksanaannya itu kita laksanakan pada setiap eh, sudah
include dalam suatu pembelajaran, dan sudah tercantum dalam RPP,
itu sudah, itu sudah banyak kata karakter daripada karakter secara
kristiani sudah, karakter yang memiliki semangat juang, dan
sebagainya, itu sudah masuk ke dalamnya, maka dalam
pelaksanaannya guru akan selalu memberikan...atau mengarahkan
pada...arah-arah pendidikan karakter. Jadi guru menjadi panutan
tersebut.
11. P: Kemudian apakah pelaksanaan pendidikan karakter ini
diwajibkan untuk semua guru dalam proses pembelajaran Pak?
WKK: Ya semua guru wajib melaksanakan eh, pendidikan karakter.
12. P: Kemudian apakah ada respon yang positif dari guru, siswa,
maupun orang tua siswa terkait dengan pelaksanaan pendidikan
karakter?
WKK: Ya, ada...Eh, kalau untuk guru ini akan sangat eh...kalau dari,
dengan adanya, dengan adanya pendidikan karakter ini anak-anak
akan daya juangnya akan jauh lebih baik, kreativitasnya. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
bahwa...kompetensi sosialnya itu berkembang, juga kompetensi dia
secara eh, hubungan dia dengan agamanya masing-masing juga akan
lebih baik, kemudian orang tua juga dalam di keluarga
juga...hubungan dia dengan orang tua justru akan membantu dia
dalam membentuk kepribadian dia...eh, dan orang tua hmm,
memberi kepercayaan sepenuhnya kepada sekolah dan orang tua
juga eh, yakin bahwa...sekolah SMA Santo Yosef bisa membentuk
anak mereka menjadi lebih baik.
13. P: Kemudian apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah
ini memiliki pengaruh yang positif bagi siswa itu sendiri Pak?
WKK: Eh, ada. Siswa eh, kecenderungan mereka lebih eh...memiliki
semangat untuk kompetitifnya lebih baik, memiliki semangat untuk
percaya diri itu lebih baik bagi siswa dan juga eh, terkait sopan
santun, etika mereka justru menjadi orang yang lebih baik.
14. P: Kemudian faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan untuk
melaksanakan pendidikan karakter itu sendiri Pak?
WKK: Eh, faktor hambatan yang pertama kalau dari keluarga siswa
atau orang tua karena kebiasaan, budaya, faktor budaya yang
mungkin dulu yang masih kebiasaan yang masih dilakukan itu eh,
mengganggu eh, proses tersebut tetapi memang bisa dilakukan
dengan pelaksanaan pendidikan karakter bisa dilakukan dengan eh,
secara pelan-pelan, secara bertahap, sehingga mereka bisa paham
bahwa mana yang baik, mana yang buruk, itu dampaknya. Untuk
yang kedua dampak bagi eh, sekolah sendiri...eh, kurang
keterlibatan orang tua dalam memberikan support bagi anak, dalam
arti ketika sekolah memberikan pendidikan karakter, di rumah anak
tidak dibiasakan untuk apa yang sering dilakukan, itu hambatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
15. P: Kemudian cara untuk mengatasi hambatan tersebut bagaimana
Pak?
WKK: Eh, untuk mengatasi hambatan...langkah awal memang sih
dengan eh, pertemuan dengan orang tua, pertemuan dengan orang
tua secara bertahap. Eh, misalnya kelas X eh, satu pertemuan kelas
XI dan kelas XII. Jadi pertemuan dengan orang tua. Kemudian yang
kedua, eh lewat kegiatan-kegiatan yang...eh, dilakukan di luar
daripada kegiatan eh, rutin sekolah seperti di ekstrakurikulernya
ataupun ada kegiatan khusus terkait pembinaan iman...salah satunya
lewat live in maupun retret.
16. P: Kemudian siapa saja Pak, yang memiliki wewenang untuk
mengevaluasi proses pendidikan karakter yang diterapkan di
sekolah?
WKK: Eh, untuk yang berwenang eh, semua stakeholder di sekolah
itu punya wewenang untuk memberikan...eh evaluasi, nah untuk
pengolahan, dan sebagainya itu menjadi eh, analisa dan sebagainya,
itu menjadi kewenangan daripada eh tim pastoral sekolah
dengan...eh struktural sekolah, untuk mengolah, menganalisis dari
data-data yang dikumpulkan oleh seluruh warga sekolah.
17. P: Hal-hal apa sajakah Pak yang dievaluasi di dalam
penyelenggaraan pendidikan karakter itu?
WKK: Eh, pelaksanaan, pembiasaan...kemudian cara. Nah, cara
dalam arti bisa saja apa yang dilakukan itu belum tentu eh, dipahami
oleh peserta didik atau anak atau siswa, itu cara yang berarti itu yang
dievaluasi.
18. P: Kemudian bagaimana proses untuk mengevaluasi pembelajaran
yang terintegrasi dengan pendidikan karakter Pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
WKK: Jadi untuk evaluasi tersebut lewat rapat bulanan, kemudian
eh, rapat pada...semesteran juga pada akhir semester, itu biasanya
menjadi salah satu bentuk eh, mengetahui sejauh mana pelaksanaan
pendidikan karakternya berjalan.
19. P: Kemudian yang menjadi tujuan untuk eh, proses evaluasi
pendidikan karakter itu apa Pak?
WKK: Tujuan untuk evaluasi ya untuk melihat eh, sejauh mana
pelaksanaan pendidikan karakter tersebut dilakukan, dan sejauh
mana eh, pencapaian dan sejauh mana juga siswa memahaminya
atau pembiasaan siswa itu sudah dilaksanakan sejauh mana, itu
tujuan evaluasi dan untuk melihat kekurangan-kekurangan atau
cara-cara yang kurang efektif eh, mana yang paling baik eh,
dilakukan eh, pendidikan karakter tersebut, karena bisa saja cara
yang pertama tidak bisa kita ajukan cara yang kedua, artinya bahwa
tujuannya adalah untuk melihat alternatif lain dalam memberikan
pendidikan karakter sehingga anak paham dan mudah dipahami.
20. P: Kemudian kapan waktu yang dipergunakan untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter itu Pak?
WKK: Eh, waktu...kalau waktu sih eh menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi, ketika misalnya terjadi eh, suatu hal kejadian yang
sekiranya memang perlu adanya evaluasi itu dilakukan, itu yang
sifatnya eh, fleksibel pada...kalau rutinitas sih memang sesuai
dengan eh, rapat, pertemuan khusus.
21. P: Berarti dilakukan secara terus menerus?
WKK: Iya itu dilakukan secara terus menerus. Untuk sifatnya yang
ketika ada suatu hal kejadian, itu akan menjadi evaluasi lagi, itu
adalah eh, bentuk pertemuan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
D. Transkrip wawancara dengan guru matematika
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU MATEMATIKA
Narasumber : Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn.
Tempat : Bimbel Budi Gunawan
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Maret 2018
Waktu : 10.03 – 10.59
1. Peneliti (P): Yang pertama, apa yang menjadi tujuan dari
pelaksanaan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran
matematika?
Guru Matematika (GM): Yang menjadi tujuan pembelajaran
karakter di...dalam pembelajaran matematika, jadi matematika tidak
hanya bisa dipandang sebagai satu ilmu yang kaku tetapi disitu
dalam pembelajaran matematika disitu juga ditanamkan nilai-nilai
humanisme, ditanamkan nilai-nilai karakter yang jelas bisa
terkandung di dalam pembelajaran matematika. Jadi, pembelajaran
matematika tidak...sekali lagi saya gariskan, tidak bisa hanya
dipandang sebagai ilmu yang kaku, ilmu yang semata-mata
mementingkan logika, semata-mata mementingkan...hmm, hal-hal
yang bersifat rasio, tetapi dalam pembelajaran matematika banyak
nilai-nilai kebajikan, nilai-nilai tentang kemanusiaan, nilai-nilai
humanis yang bisa kita tanamkan untuk anak-anak di sekolah.
2. P: Kemudian apa yang diharapkan oleh guru dengan menerapkan
pendidikan karakter melalui proses pembelajaran matematika?
GM: Yang kita harapkan dengan adanya pendidikan karakter itu,
anak tidak hanya sekedar mengandalkan...sekali lagi saya
mengatakan, anak-anak tidak hanya sekedar ditanamkan tentang
logika, tentang hal-hal-hal yang bersifat eksak tetapi yang jelas
bahwa anak-anak juga harus mendapat hal-hal positif di luar...di luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
pelajaran-pelajaran yang bersifat agak sedikit pasti itu tuh, sehingga
mereka bisa...nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran
matematika itu memang tidak hanya sekedar berbicara mengenai
logika tetapi banyak hal bisa diambil dari pembelajaran matematika
tersebut. Di dalam pembelajaran matematika nilai-nilai karakter
tertanam disitu, hanya bagaimana mengulas, bagaimana kita
mengolah nilai-nilai tersebut sehingga bisa...bisa menjadi bagian
dari nilai-nilai..menjadi kehidupan...menjadi nilai-nilai kehidupan
bagi anak-anak itu sendiri. Jadi tidak bisa memandang matematika
itu sebagai sebuah ilmu yang eksak, kaku tetapi disitu banyak nilai-
nilai karakter yang bisa diambil, dapat diolah menjadi bagian dari
nilai-nilai kehidupan.
3. P: Kemudian yang dimaksud pendidikan karakter itu sendiri apa
Pak?
GM: Pendidikan karakter...pendidikan yang ya tidak hanya...ya
lebih-lebih menyentuh pada nilai rasa, lebih menyentuh pada sisi-
sisi humanisme seorang manusia, lebih menyentuh kepada nilai-
nilai kehidupan seorang manusia, dan tentu saja nilai-nilai karakter
itu akan menjadi bagian dari kehidupan seorang manusia.
4. P: Kemudian nilai-nilai apakah Pak yang terkandung di dalam
pendidikan karakter tersebut?
GM: Untuk nilai-nilai itu terlalu banyak sekali yang bisa kita ambil,
nilai-nilai karakter itu...jadi cukup banyak sekali menyentuh segala
aspek kehidupan manusia, menyentuh bagian-bagian dari sisi
manusia itu sendiri jadi tidak bisa kita pecah, kalau kita ngomong
hanya beberapa tetapi saya pikir itu tidak...tidak cukup kita hanya
ngomong beberapa tetapi terlalu banyak...dia menyentuh bagian dari
sisi kehidupan manusia nilai-nilai karakter itu sehingga menjadi
sebuah bagian jati diri manusia itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
5. P: Kemudian bagaimana metode untuk menerapkan pendidikan
karakter melalui proses pembelajaran matematika?
GM: Metodenya bisa berbagai macam tergantung situasi dalam
lingkungan kelas, bagaimana kita menerapkannya dalam
penyampaian...dalam berbagai teknik pun bisa kita ajarkan yang
penting kita lihat situasi kondisi ruangan di dalam kelas itu,
kemudian kita lihat materinya lalu dalam proses diskusi, dalam
proses menjelaskan...banyak hal lah dalam berbagai metode pun
bisa kita sisipkan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut, hanya
memang kita perlu memberi penekanan bahwa hal-hal tersebut harus
kita jelaskan, harus kita sampaikan pada anak-anak bahwa ini loh
nilai-nilai yang bisa kita dapatkan dalam proses...selama proses
pembelajaran matematika di lingkungan sekolah tersebut. Jadi
dengan berbagai metode bisa kita tekankan, yang penting kita
jelaskan kepada anak-anak ini loh nak nilai yang bisa kita ambil, ini
loh nak nilai yang bisa kita serap, nilai yang bisa kita lakukan terkait
dengan nilai-nilai karakter tersebut. Jadi, di dalam..segala kondisi
saya pikir kita bisa...kita bisa menyampaikannya hanya memang ada
penekanan supaya anak-anak mengetahui dengan jelas oh seperti ini
toh dalam pelajaran matematika ada nilai-nilai yang bisa kita
dapatkan. Jadi misalnya kerja keras, kesabaran, ketekunan, kemauan
untuk mencari tahu lebih banyak kemudian kita bisa juga nilai-nilai
kemauan untuk bertanya, kemauan untuk saling berbagi, saling
kerjasama, itu saya pikir beberapa nilai yang bisa disampaikan tetapi
kalau kita gali saya pikir cukup banyak yang bisa kita dapatkan
dalam pembelajaran matematika tersebut, yang penting itu sekali
lagi saya sampaikan kita harus menggarisbawahi dan
menyampaikan secara tegas, menyampaikan kepada anak-anak ini
loh beberapa nilai yang bisa kalian dapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
6. P: Kemudian nilai-nilai karakter apakah yang hendak ditunjukkan
oleh guru melalui pembelajaran matematika?
GM: Tergantung materi apa seperti yang saya sampaikan tadi bahwa
cukup banyak nilai-nilai yang bisa kita sampaikan pada anak-anak
dalam setiap materi, dalam setiap proses pembelajaran, selama
mendampingi proses pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar
kelas pun bisa kita berikan kalau kita menyampaikan, yang penting
materi-materi tersebut, ya silakan lah kita mau menyampaikan apa
gitu kan, dalam setiap topik itu bisa kita sampaikan. Jadi matematika
tidak hanya...dalam proses pembelajaran tersebut kan banyak hal
yang bisa kita sampaikan apa, oh saya mau menekankan pada bidang
apa gini, saya mau tekankan materi ini karakteristik apa yang mau
kita sampaikan pada anak-anak lalu misalnya dalam menjawab
pertanyaan nilai-nilai apa yang bisa kita sampaikan dalam proses
kerjasama dengan kawan-kawan apa yang bisa mereka dapatkan dari
nilai-nilai karakter tersebut, lalu tugas individual, tugas kelompok
lalu pada saat mendengar penjelasan guru kan banyak nilai-nilai
karakter yang bisa mereka dapatkan dari proses tersebut. Jadi dari
proses pembelajaran tersebut banyak hal bisa...yang penting
ditekankan, disampaikan...ini loh nak yang bisa kalian dapatkan,
mungkin pada sisi refleksi terakhir itu yang bisa kita sampaikan
secara garis besar, kita ulangi lagi supaya anak-anak mengerti betul,
oh ternyata belajar matematika bukan hanya belajar ilmu
kognitifnya saja tetapi nilai-nilai karakter bisa diambil oleh anak-
anak yang penting kita tekankan, kita sampaikan berulang-ulang
supaya ya...menjadi bagian, jadi bukan hanya sekedar ngomong tapi
menjadi refleksi mereka juga, mereka juga terus merefleksikan
kembali apa yang mereka dapatkan pada pembelajaran hari tersebut
misalnya. Nah ini kan harus menjadi sisi refleksi mereka ya. Jadi
supaya nilai-nilai itu tertanam betul sehingga mereka tidak melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
matematika sebagai bagian yang terpisahkan dari pendidikan
karakter tersebut.
7. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kejujuran kepada siswa?
GM: Karakter kejujuran ya itu, mereka ditanamkan...kalau kejujuran
salah satunya yang bisa terukur, indikator yang terukur dengan jelas
ya berarti pada saat waktu mereka mengikuti ulangan, tetapi
memang ulangan memang ditanamkan kejujuran tetapi memang
dalam metode yang bisa kita pakai bahwa misalnya pada saat
ulangan ada soal-soal yang bervariasi sehingga tidak
memungkinkan anak untuk melakukan tindak kecurangan. Jadi
dikasih bentuk-bentuk soal antara satu dengan yang lain berbeda
sehingga mereka tidak diberi kesempatan untuk berbuat jahat
kemudian ditanamkan juga bahwa tidak bisa dengan segala ancaman
tetapi memang disampaikan pada anak-anak bahwa kejujuran itu
penting, lalu hasil pengontrolan, pengawasan, pendampingan pada
anak-anak itu memang harus senantiasa secara kontinu ditanamkan
pada anak-anak bahwa kejujuran ini yang nomor satu dan banyak
contoh bisa dilakukan. Jadi bukan hanya sekedar dari soal yang
berbeda kemudian juga bagaimana mereka harus mengerjakan
sendiri lalu bagaimana mereka punya kepercayaan diri yang baik
untuk bisa mengerjakan soal sehingga kalau kita punya kepercayaan
diri, ditanamkan juga kepercayaan diri yang baik pada anak-anak,
mereka juga harus ditanamkan bahwa mereka mampu untuk
menjawab soal dengan baik, diberi rasa tanggung jawab sehingga
saya pikir dengan hal-hal seperti itu kejujuran akan tumbuh dengan
baik kalau mereka diberi kepercayaan, kalau mereka diberi tanggung
jawab mereka juga percaya bahwa mereka mampu menyelesaikan
saya pikir kejujuran akan tumbuh dengan sendirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
8. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kepedulian pada siswa?
GM: Kepedulian pada siswa ya dalam hal di antaranya ya bisa saja
dengan metode diskusi, dengan metode tugas kelompok tetapi
ditanamkan betul-betul...tugas kelompok lalu diskusi dalam
kelompok itu lalu dipantau lalu diberi pemahaman yang betul bahwa
keberhasilan bukan hanya tergantung semata-mata pada diri sendiri
tetapi juga orang lain dan kita juga kembali pada visi dan misi
sekolah itu peduli pada sesama, saya pikir dalam diskusi kita
bisa...akan lebih tampak dalam diskusi, dalam tugas-tugas kelompok
ditanamkan betul-betul bahwa kerjaan ini bukan hanya di satu orang
tetapi kerja bersama dan ditanamkan juga, disampaikan juga bahwa
kepedulian kepada teman-teman yang lain, kepada teman-teman
yang lemah itu menjadi bagian dari tanggung jawab sebagai
komunitas di kelas tersebut, ditanamkan bahwa kawan-kawan juga
bisa kita angkat untuk lebih berhasil tetapi jangan hanya duduknya
yang pinter yang pinter tetapi yang kurang pinter kita angkat juga
yang kurang mampu untuk pelajaran-pelajaran tersebut ya dia harus
didudukkan dengan kawan-kawan yang lebih baik lagi...duduk
dengan kawan yang lebih mengerti sehingga mereka juga merasa
diperhatikan lalu disapa lalu perlu didekati mereka yang kurang-
kurang mampu di dalam bidang matematika. Kawan-kawannya juga
diajak untuk melihat mana kawan saya yang kurang mampu, diajak
juga untuk membantu kawan-kawan yang lemah dalam bidang ini,
jangan yang pintar duduk dengan yang pintar ya memang nanti tidak
terjadi proses kepedulian tetapi kalau kita mulai merolling tempat
duduknya lalu yang pintar kita ajak juga mereka untuk berpartisipasi
membantu teman yang lain, mudah-mudahan tumbuh kepedulian
bahwa saya dengan kemampuan lebih di bidang ini bisa membantu
teman, teman yang merasa kurang pun mudah-mudahan mau
bertanya kepada yang lebih baik untuk bidang pelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
9. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kedisiplinan?
GM: Kedisiplinan memang kita harus berangkat dari awal dalam
proses pembelajaran tidak bisa main-main. Jadi dalam proses
pembelajaran di dalam kelas itu memang ada hal-hal tertentu yang
harus ditanamkan bahwa untuk mencapai hasil yang baik
dibutuhkan suatu suatu usaha kerja keras, dibutuhkan kedisiplinan
sehingga pemantauan, pendampingan pada anak-anak dalam proses
mereka diskusi, proses mereka mengerjakan soal memang harus
didampingi betul-betul anak-anak tersebut. Jadi baik pekerjaan-
pekerjaan mereka dipantau, lalu memang membutuhkan kerja keras
dari bapak ibu guru untuk melihat bagaimana anak-anak bekerja di
dalam kelompok diskusi, mengerjakan tugas-tugasnya/PR, lalu dan
seterusnya itu saya pikir memang perlu kerja keras dari seorang guru
tetapi tidak bisa hanya sekedar untuk memantau saja tetapi kita perlu
ada sesuatu kerja keras lah dari seorang guru tetapi kadangkala ada
punishment, ada reward anak-anak yang punya kerja kerasnya.
Secara akademik memang tidak pinter tapi tetap harus bagaimana
pujian lebih banyak disampaikan dalam lingkungan pembelajaran
tersebut daripada hukuman yang diberikan. Jadi memang lebih
menonjolkan pujian pada anak-anak daripada kita memberi banyak
hukuman. Jadi anak-anak ditanamkan bahwa mau tidak mau harus
banyak kerja keras, jadi dipantau benar-benar, dikoreksi betul-betul.
Hari ini mungkin beberapa siswa mendapat prestasi yang bagus ya
walaupun secara akademik tetapi dia punya usaha untuk menjadi
lebih baik itu sudah satu hal yang positif dan harus mendapat pujian
dari pihak guru gitu.
10. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter ketelitian kepada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
GM: Ketelitian ya itu dalam anak-anak yang tidak terlalu percaya
diri, tidak terlalu yakin ya kita meminta mereka maju, memberikan
pendampingan lalu kita lihat. Jadi bukan hanya guru yang memberi
koreksi kepada pekerjaan mereka di depan tetapi kawan-kawannya
pun juga diminta ke depan juga membantu anak-anak tersebut juga
supaya tahu mana langkah-langkah pekerjaan soal-soal mereka
mana yang benar mana yang salah. Jadi mungkin dengan belajar
bersama teman satu kelompok di depan gitu mengerjakan soal,
mereka akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih baik,
kemudian juga...ketelitian mereka mungkin bisa tidak grogi jika
disampaikan teman sebayanya untuk hal-hal yang mungkin mereka
kurang tetapi disampaikan oleh temannya jika dibandingkan dengan
bapak/ibu guru maka mereka akan lebih mengena. Jadi mereka
belajar dari teman sebayanya mengerjakan soal-soal di depan tetapi
ya mereka harus didampingi lah oleh bapak/ibu guru, siswa-siswa
yang kurang mampu juga harus diberi pendampingan dengan teman-
teman sebaya pada waktu ulangan, saya pikir hasil koreksi mereka
diberi feedback juga, hal-hal yang salah dimana. Jadi hasil ulangan
perlu dijelaskan kembali atau disampaikan kembali pada anak-anak
supaya anak-anak mengerti di mana letak kekurangan mereka,
kenapa mereka tidak tepat mengerjakan soal-soal seperti itu
sehingga dengan adanya penjelasan-penjelasan yang berulang,
anak-anak tidak mengulangi kesalahan yang sama lalu kemudian
juga dalam pengontrolan tugas-tugas/PR mereka...saya pikir mereka
juga harus disampaikan mana yang kurang/mana yang tidak tepat
juga harus disampaikan...pada saat mengerjakan juga mereka harus
didampingi, jadi mereka tahu mana yang salah mana yang benar
kemudian ketidaktelitian mereka disitu saya pikir akan muncul
banyak hal lah. Jadi bisa kedisiplinan mereka juga, macam-macam
lah disitu...yang penting bapak/ibu guru bukan hanya duduk di atas
meja tapi pada saat proses pembelajaran, mereka harus betul-betul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
mendampingi mereka juga memberdayakan teman-teman sebaya
mereka juga mendampingi kawan-kawan saya pikir itu sesuatu yang
baik. Jadi bukan hanya bapak/ibu guru tapi kawan-kawan sebaya
mereka pun bisa dilibatkan untuk membantu teman-teman mereka
dalam penerapan nilai-nilai karakter pembelajaran matematika.
11. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kerja keras kepada siswa?
GM: Kerja keras ya tidak jauh berbeda dengan hal ketekunan,
kerajinan mereka.. Ya itulah bukan hanya melibatkan bapak/ibu
guru, jadi semua komponen yang ada di dalam kelas itu juga harus
dilibatkan secara keseluruhan seperti yang saya sampaikan tadi. Jadi
memang perlu kerja keras, kerja sama yang baik tetapi memang
proses pembelajaran di dalam kelas itu haruslah menyenangkan,
haruslah menjadi habitat yang sangat menyenangkan bagi anak-anak
sehingga tidak ada rasa bosan, lalu rasa tidak enak belajar tetapi itu
lah semuanya dibuat dalam suasana yang menyenangkan sehingga
semua mau terlibat di dalam proses pembelajaran tersebut sehingga
nilai-nilai yang ingin ditanamkan di antaranya kerja keras lalu kerja
sama dan seterusnya itu bisa tercapai. Jadi pertama lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas itu memang harus
diciptakan terlebih dahulu kemudian semua anak-anak diusahakan
semaksimal mungkin bisa dilibatkan dalam proses pembelajaran
tersebut. Lalu mungkin perlu disampaikan juga jadi fungsi,
kegunaan belajar matematika itu sendiri saya pikir juga harus
dimasukkan, jadi untuk apa sih belajar matematika, untuk apa sih
belajar materi-materi tersebut, jadi dengan pemahaman yang baik
tentang materi tersebut lalu nilai apa, refleksi juga jangan sampai
lupa, refleksi harus terus menerus tiap kali berakhirnya sebuah
pelajaran, refleksi harus disampaikan kepada anak-anak, diminta
menuliskan kemudian diminta untuk melihat apa yang mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
dapatkan dalam proses pembelajaran pada hari tersebut. Saya pikir
dengan berulang-ulang seperti itu saya pikir banyak nilai-nilai
karakter bisa ditanamkan disitu.
12. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter kreatif kepada siswa?
GM: Kreativitas ya memang dalam pembuatan soal-soal yang
berbeda, soal-soal yang menantang tetapi memang yang sesuai
dengan kapasitas murid tersebut kan kita bisa ya dari soal-soal cerita,
soal-soal ya yang mereka bisa cari dengan berbagai cara, dengan
berbagai hal mereka bisa dapatkan sehingga soal-soal yang sedikit
berbeda, lalu soal-soal aplikasi, soal-soal penerapan yang terkait
dengan materi yang mereka sampaikan, dengan cara begitu kan
mereka melihat oh soal-soal seperti ini rupanya soal-soal
pengembangan. Jadi belajar materi ini ternyata bisa dikembangkan,
soal-soal ini tenryata bisa juga berfungsi untuk ini. Jika mereka tidak
tahu juga, bapak/ibu guru dapat memberikan contoh-contoh soal
yang ini loh soal-soal pengembangan dari materi yang sedang kita
pelajari, nah dengan itu kan anak-anak bisa melihat oh ini kreativitas
dari materi ini ternyata bisa diterapkan di bidang seperti ini. Dengan
cara gitu kan anak-anak mulai ditanamkan oh berarti belajar materi
ini bukan hanya semata-mata lihat materi kaku seperti itu tetapi bisa
dipakai dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bidang-bidang
pelajaran lainnya sehingga dengan begitu mudah-mudahan anak-
anak bisa tertantang, bisa termotivasi untuk melihat bahwa
kreativitas dari soal yang seperti ini mungkin bisa dikembangkan
seperti itu.
13. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter rasa ingin tahu kepada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
GM: Ya diberi soal-soal aplikatif tapi memang agak sedikit hati-hati
karena tidak semua anak bisa tertantang untuk rasa ingin tahunya,
hanya anak-anak yang kadang-kadang mempunyai minat yang baik
itu tetapi kalau diciptakan suasana lingkungan kelas yang baik,
diciptakan suasana pembelajaran yang baik mungkin perlu contoh-
contoh soal tapi memang diberi penegasan lah untuk materi ini
bagaimana untuk aplikasinya di dalam kehidupan sehari-hari atau
aplikasinya di dalam mata pelajaran yang lain. Jadi diusahakan
supaya anak-anak punya rasa ingin tahu juga kan. Jadi anak-anak
bisa tahu dari hal-hal seperti itu, sekali lagi memang pendekatan-
pendekatan kita kepada anak-anak selain bukan pada materi tersebut
tapi bagaimana menerapkannya pada kehidupan sehari-hari,
bagaimana menyampaikannya dengan contoh-contoh saya pikir dari
bapak/ibu guru juga perlu kreativitas yang baik. Jadi anak-anak pun
ya bisa diberi tugas tapi tidak terlalu banyak sehingga tidak
membuat mereka bosan, mereka capek tapi memang lebih pada
aplikatifnya, kalau dipaksakan untuk belajar materi itu lalu kaku
saya pikir nilai-nilai tersebut tidak akan tertanamkan. Jadi bapak/ibu
guru pun juga perlu kreativitas untuk memberikan contoh-contoh
penerapan-penerapan, bagaimana soal-soal yang menantang, soal-
soal yang terjangkau oleh anak-anak tapi soal yag sedikit berbeda
tetapi anak-anak bisa memahami gunanya belajar materi tersebut
sehingga penanaman rasa ingin tahu mereka juga bisa terbangkitkan
tapi memang tidak segampang itu karena ini akan membutuhkan
daya kreativitas guru yang luar biasa kemudian juga situasi
lingkungan dari siswa tersebut ini harus betul-betul kondusif dan
menyenangkan untuk belajar matematika karena tidak segampang
itu belajar penerapan matematika untuk anak-anak tertentu.
14. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter tanggung jawab kepada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
GM: Tanggung jawab bisa dari segi pekerjaannya di antaranya kan
dari pekerjaan mereka. Pekerjaan mereka dikoreksi betul-betul lalu
pendekatan kepada mereka lalu penghargaan, pujian juga ya
diperhatikan lah pekerjaan-pekerjaan mereka pun harus diapresisasi.
Jadi bukan hanya sekedar mengumpulkan lalu tidak dikoreksi
dengan betul-betul, jadi kita beri mereka tanggung jawab yang
sanggup mereka kerjakan karena kelas ini secara global tapi itu
bapak/ibu guru pun tanggung jawab untuk memeriksanya dengan
betul-betul lalu memberi mana yang harus diperbaiki mana yang
sudah benar. Jadi bapak/ibu guru pun juga perlu kerja keras juga.
Tunjukkan dengan memberi contoh bahwa bapak/ibu guru bukan
hanya sekedar bisa ngomong tetapi juga harus memberi contoh
bahwa mereka juga memberikan tugas tapi juga mengoreksinya
dengan betul-betul. Jadi anak melihat oh contoh bapak/ibu guru
bahwa mengerjakan dengan benar-benar mudah-mudahan tertanam
bahwa rasa tanggung jawab, bahwa yang disampaikan oleh
bapak/ibu guru akan diperiksa dengan baik. Jadi bukan hanya
sekedar diberi tugas tapi tidak dikoreksi dengan betul oleh bapak/ibu
guru.
15. P: Kemudian nilai-nilai/hal-hal apakah yang diharapkan oleh guru
dengan cara menanamkan nilai karakter tersebut dalam diri siswa?
GM: Ya karena ini nilai-nilai karakter ini akan menjadi identitas/jati
diri bangsa ini maka nilai-nilai karakter penting dalam kehidupan
sehari-hari terutama bagi anak-anak bangsa ini karena anak-anak
harus mempunyai identitas, mempunyai jati diri, mempunyai nilai-
nilai karakter kan itu salah satu nilai jati diri bangsa kan kalau anak-
anak tidak ditanamkan nilai-nilai tersebut mau dibawa kemana anak-
anak bangsa seperti ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
16. P: Kemudian apa saja yang dipersiapkan oleh guru saat akan
mengajar agar penanaman nilai karakter bisa dilakukan?
GM: Ya guru harus mempersiapkan materi dengan betul-betul lalu
melihat, ya guru mempersiapkan diri dengan tanggung jawab lah.
Jadi bukan hanya sekedar datang, mengajar lalu refleksi tetapi
materi dipersiapkan betul-betul sehingga
menciptakan/mengondisikan kelas itu dengan baik. Jadi datang
dengan persiapan, dengan perencanaan, datang dengan hal-hal yang
sudah dipersiapkan dengan matang. Jadi bukan hanya sekedar
datang untuk mengajar lalu tidak dipersiapkan dengan baik. Jadi
mengajar harus dipersiapkan dengan baik, sudah tahu apa yang mau
dikerjakan dalam kelas itu lah.
17. P: Kemudian bagaimana persiapan yang dilakukan oleh guru terkait
dengan materi yang akan diintegrasikan dengan penanaman nilai
karakter kepada siswa?
GM: Ya itu guru membuat perencanaan yang baik, melihat materi
tersebut lalu ya betul-betul dipersiapkan dengan baik oleh bapak/ibu
guru. Jadi bukan hanya sekedar datang untuk mengajar tetapi sudah
tahu apa yang mau dilakukan di kelas pada jam itu dia sudah tahu
gitu loh, sudah mempersiapkan diri betul-betul, jadi tahu betul
dengan situasi kelas nanti saya mau seperti apa kelas ini, mau saya
olah seperti apa, saya mau buat seperti apa suasana dan seterusnya
itu. Ya saya menguasai...ya saya seperti koki itu lah saya mau masak
dalam kelas itu saya sudah tahu persis. Jadi tidak datang hanya
dengan kepala kosong, jadi saya seperti koki dalam kelas itu saya
mau mengolah makanan di dalam kelas itu seperti apa, mau masakan
seperti apa saya ciptakan saya ngerti betul-betul, situasi kelas
tersebut saya kuasai dengan baik. Metodenya saya kuasai dengan
baik. Saya pikir kalau saya merencanakan dengan matang, dengan
baik saya pikir tidak ada alasan untuk tidak mengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
18. P: Kemudian bagaimana respon yang diberikan oleh siswa ketika
proses pembelajaran matematika?
GM: Ya itulah jadi memang kalau kita tidak mempersiapkan dengan
baik, dengan matang, kita asal-asalan masuk dalam kelas ya
memang akan membuat kelasnya menjadi bosan, membuat kelas itu
menjadi jenuh, jadi kita harus jadi seorang guru memang
mempersiapkan diri betul-betul dalam lingkungan kelas itu. Jadi
seperti yang saya sampaikan tadi, kita ini guru sebagai seorang koki.
Koki yang mau masak apa di dalam kelas ini, mau dibuat seperti apa
pada 1 atau 2 jam pelajaran itu betul-betul kita pahami dengan baik,
kita kuasai dengan baik kelas tersebut, kita mau olah seperti apa itu
sudah ada dalam planning di dalam kepala kita. Jadi oh saya nanti
mau ngajar apa saya tidak tahu gitu. Jadi saya sudah betul-betul
paham seperti seorang koki lah, 2 jam itu saya seperti koki
profesional lah.
19. P: Kemudian bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika
proses pembelajaran matematika?
GM: Ya banyak hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak, tergantung
pada bapak/ibu guru lah mau diapakan kelas itu kan, mau kita olah
seperti apa kan itu tergantung pada bapak/ibu guru. Kita ngajar anak-
anak juga sebagai bagian dari...jadi bukan semata-mata sebagai
obyek tetapi kita libatkan mereka sebagai subyek. Jadi kelas itu mau
diolah seperti apa ya itulah tergantung kepintaran kita lah gitu,
kepintaran bapak/ibu guru berdasarkan pengalaman, berdasarkan
kemampuan guru melalui pengalaman-pengalaman mereka saya
pikir akan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran
matematika di dalam kelas tersebut yang penting dia punya hati,
yang penting guru harus punya hati, guru harus mencintai kelas itu,
guru harus senang, masuk kelas harus dalam kondisi senang. Guru
harus punya hati untuk mengajari anak-anak, guru tidak boleh dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
suasana yang tidak enak mengajar di dalam kelas. Jadi saya pikir dia
harus letakkan proporsi yang benar. Pokoknya saya harus
memberikan yang terbaik pada saat itu dan tetap jangan lupa percaya
pada Tuhan akan penyelenggaraannya bahwa pada hari kita bisa
mengajar dengan baik .
20. P: Kemudian bagaimana suasana pembelajaran yang tercipta di
kelas yang diterapkan pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika?
GM: Kalau dilakukan dengan benar-benar saya pikir akan sangat
indah sekali proses pembelajaran karakter tersebut. Itulah maka saya
bilang kalau dilakukan dengan betul-betul, dilakukan dengan
profesional betul-betul, bapak/ibu guru mempersiapkan dengan
betul-betul saya pikir suasana/mau hal apapun ini akan dapat buah
yang bagus. Jadi kalau lakukan tidak dengan sepenuh hati, kita
lakukan dengan asal-asalan saya pikir juga hasilnya juga tidak akan
maksimal. Jadi lakukanlah pekerjaan tersebut dengan hati yang
benar, dengan niat yang baik secara profesional saya pikir
pendidikan juga tidak akan sia-sia.
21. P: Kemudian metode seperti apakah yang digunakan oleh guru untuk
menanamkan nilai karakter secara keseluruhan kepada siswa?
GM: Banyak metode ya, jadi bukan hanya salah satu metode. Dari
awal tidak hanya metode apa saja tetapi cukup banyak metode lihat
situasi lingkungan itulah saya mau pakai metode apa saja...metode
apa saja bisa kita pakai untuk penanaman nilai karakter. Kita bisa
memanfaatkan sejauh itulah bagaimana kita mengolahnya,
bagaimana kita melihat metode-metode tersebut bisa dipakai
dimana-dimana gitu. Jadi tidak tidak hanya satu-satu metode tapi
cukup banyak metode bisa kita pakai tergantung situasi kelasnya,
tergantung kondisi anaknya, tergantung kondisi kita juga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
tergantung juga mau kita bawa kemana kelas itu. Jadi saya pikir
tidak hanya cukup satu metode, jadi itulah maka proses belajar dari
berbagai metode, belajar dari berbagai pengalaman saya pikir itu
akan menjadikan kita semakin lebih mantap, semakin lebih dewasa
menjadi seorang guru. Jadi tidak cukup satu metode, jadi bukan
metode apa saja tapi saya pikir banyak hal kita lihat situasi
lingkungan sekolah tersebut, nah mungkin ini cocoknya pada hari
ini dengan metode ini, pada hari ini metode ini cocok dengan ini,
lalu gabungan, irisan dari beberapa metode saya pikir, tergantung
itulah kita lihatlah bagaimana kita berperanlah gitu. Saya bilang kita
ini koki, koki dalam kelas ini saya mau bisa seperti ini kan
tergantung kepada kitalah mengolahnya, yang penting situasi dalam
kelas harus enjoy gitu, menyenangkan, kita masuk kelas dalam
kondisi menyenangkan, saya pikir kelas juga akan bisa menerima
kita dengan baik gitu aja.
22. P: Kemudian apa yang menjadi kendala bagi guru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui proses
pembelajaran matematika di kelas?
GM: Ya itulah kalau situasi kelasnya tidak kondusif lalu kondisi hati
kita yang tidak bersih, cara kita yang tidak ikhlas untuk mengajar,
kita tidak mempersiapkan dengan baik lalu masuk dalam suasana
yang tidak enak lalu kita tidak menyenangi siswanya dalam kelas
lalu kita punya praduga-praduga atau prasangka-prasangka negatif
lalu kita membuat stigma-stigma yang tidak betul pada anak-anak
tersebut jadi ini kan halangan-halangan yang bisa membuat
penerapan nilai-nilai karakter di kelas tersebut tidak bisa berjalan
dengan baik karena kita sudah banyak asumsi-asumsi negatif,
banyak hal-hal negatif yang sudah kita bawa dalam kelas tersebut.
Jadi untuk bisa dilakukan dengan baik, asumsi-asumsi negatif itu
harus kita singkirkan, kita masuk dalam suatu kelas harus diciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
walaupun siswanya kondisi yang lemah apapun, dengan tidak
mampu apapun, kalau kita lakukan dengan hal sepenuh hati, kita
lakukan dengan hal-hal positif, dengan pikiran-pikiran yang positif,
saya pikir pasti banyak nilai positif yang kita dapatkan dari proses
pembelajaran tersbeut.
23. P: Kemudian bagaimana cara yang digunakan oleh guru untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut?
GM: Ya itu seperti yang saya sampaikan tadi, selalu buang asumsi-
asumsi negatif, hal-hal yang bersifat negatif ya. Jadi, kita tidak
mempersiapkan dengan baik itu kan negatif lalu anak-anak kalau
kita mengatakan oh ini pasti kelas yang jelek gitu, kita sudah punya
persepsi-persepsi seperti yang saya saya sampaikan tadi itu, ya kita
harus didasari pada hal-hal positif terlebih dahulu, kita menyenangi
siswanya, kita masuk kelas dalam kondisi yang menyenangkan, lalu
kita mempersiapkan pembelajaran, tahu akan materi yang kita
ajarkan lalu kerangka pembelajaran kita mau seperti apa dan
seterusnya. Kita sudah harus punya gambaran, kita seperti bermain
itulah kalau mau musik itu ya kita sebagai konduktor itulah, mau
ciptakan lagu seperti apapun ya kita seperti itu. Kita kan
konduktornya, konduktor di kelas itu, kita mau lagu itu bagus atau
seperti apapun kan tergantung konduktornya, kalau konduktornya
jelek kan kemungkinan besar tidak akan sebagus lagu-lagu tersebut.
Jadi kita ini konduktor, jadi persiapkanlah dengan baik dan betul-
betul. Ciptakan hal-hal yang positif, jangan berangkat dari asumsi-
asumsi negatif dalam proses pembelajaran atau saat kita mau ngajar
itu.
24. P: Kemudian kapan waktu yang digunakan oleh guru untuk
mengevaluasi proses penyelenggaraan pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
GM: Evaluasi bisa sepanjang proses pembelajaran tersebut kita bisa
evaluasi juga,bukan hanya detik-detik terakhir. Dalam proses
pembelajaran tersebut kita sudah bisa melakukan evaluasi, ya kan.
Misalnya diskusi kita juga bisa mulai melakukan evaluasi, lalu
dalam proses mengerjakan tugas lalu kita berikan tugas kan sudah
bisa evaluasi. Jadi sepanjang proses pembelajaran tersebut kan kita
bisa lakukan evaluasi, hanya memang penekanan evaluasinya,
misalnya pada hari itu kita mau tekankan ya mungkin di sisi akhir
dari pembelajaran tersebut, di waktu terakhir kita tekankan kembali,
ini loh beberapa catatan-catatan yang bisa menjadi perhatian kita
semua, bukan hanya anak-anak kita, guru juga harus
memperhatikan, evaluasi juga bukan hanya bagi guru mungkin
anak-anak juga perlu kita minta bagaimana dia mengevaluasi kita.
25. P: Kemudian dalam hal apa saja penyelenggaraan pendidikan
karakter tersebut dievaluasi?
GM: Banyak hal lah kalau kita mau mengevaluasi, kita harus lihat
kembali. Kita lihat apakah memang hal-hal yang telah dilakukan ya
memang dalam setiap proses pembelajaran saya pikir, bukan dalam
hal apa saja. Pada saat kita menjelaskan, pada saat kita proses itu kan
banyak hal yang bisa kita evaluasi lah gitu ya. Jadi sampai sejauh
mana pemahaman anak-anak tentang karakteristik, lalu kita lihat
apakah dalam proses pembelajaran kita lalu kan ada penilaian, lalu
apakah nilai-nilai yang ditanamkan itu berdampak gak gitu loh, ada
gak nilai-nilai yang didapatkan setelah mengajari sekian bulan kan
bisa kita evaluasi. Kita bisa lihat kembali apakah seberapa
jauh/seberapa dalam yang kita dapatkan bahwa nilai-nilai tersebut
memang diaplikasikan, diterapkan oleh anak-anak tersebut, jadi
bukan hanya dalam proses belajar matematikanya. Ya
matematikanya kita lihat oh ini sudah ditanamkan, oh sudah bisa
menjalankan, lalu di luar bagaimana kan bisa banyak kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
kita lihat bahwa terlaksana atau tidak. Kita mengevaluasi kan kita
harus lihat banyak-banyak hal seperti itu. Jadi ya semua aspek gitu
lah, ternyata bahwa yang kita sampaikan, yang kita berikan pada
anak-anak ternyata memang punya dampak, oh yang belum kuatnya
di mana gitu. Dampak-dampak karakter mana yang belum, yang
masih harus kita evaluasi kan saya pikir juga harus menjadi catatan
bagi bapak/ibu guru, ya memang butuh kerja keras, butuh kerja yang
benar-benar gitu loh. Jadi kita tahu hasil yang akan kita capai bisa
tercapai atau gak gitu loh.
26. P: Kemudian apakah dengan penerapan pendidikan karakter melalui
proses pembelajaran maka siswa memiliki rasa peduli terhadap
sesama?
GM: Seharusnya begitu....seharusnya begitu. Kalau kita tanamkan
hal yang baik dan benar seharusnya itu bisa terjadi. Sekarang
tergantung kepada kita, sudahkah kita lakukan dengan proses yang
benar kemudian nilai-nilai tersebut kita kerjakan dengan tepat atau
tidak gitu. Kalau kita lakukan dengan benar, saya pikir akan
membuahkan hasil yang benar. Kalau langkah kita benar kan ya
pasti buah yang kita dapatkan pasti benar.
27. P: Kemudian apakah siswa telah mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui kegiatannya sehari-hari.
GM: Ya ini perlu memang, kalau di sekolah iya tapi memang kita
perlu evaluasi secara terus menerus ya kan tidak bisa berhenti sesaat
gitu seperti yang saya sampaikan tadi tidak cukup kan hanya lihat
sesaat gitu kan. Mungkin juga keterkaitan dengan pelajaran lain
selain matematika kan bidang-bidang studi yang lain pun juga harus
ditanamkan. Jadi kerja penanaman karakter ini kan bukan hanya
pada satu bidang pelajaran, pelajaran-pelajaran juga harus
ditanamkan. Nah itu lah peranan pihak sekolah, banyak pihak pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
harus dilibatkan sehingga betul-betul, mungkin pada bidang
matematika tidak tercapai dan pada mata pelajaran yang lain lebih
mengena penerapan nilai-nilai karakter tersebut, nah itu kan harus
adanya sinergi antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain dan
kerjasama seluruh komponen sekolah itu penting. Jadi tidak bisa
hanya sekedar dari sisi mata pelajaran matematika dan itu harus dari
seluruh aspek mata pelajaran. Itu bagian dari nilai-nilai sekolah itu,
tidak cukup hanya satu mata pelajaran saja.
28. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan proses evaluasi tersebut?
GM: Cara kita mengevaluasi ya itu banyak. Jadi tidak cukup satu
metode, banyak metode yang bisa kita lakukan ya kan. Jadi bisa saja
pada saat akhir tahun, pada saat pembicaraan dengan bapak/ibu
guru, diskusi antar bapak/ibu guru, diskusi dengan pihak-pihak
sekolah. Banyak cara untuk mengevaluasi penerapan pendidikan
karakter tersebut. Jadi tidak bisa dengan metode A, metode B,
metode C gitu . Dalam pembicaraan antar bapak/ibu guru antar
bidang pelajaran pun jadi satu bidang evaluasi yang bisa kita
lakukan. Bisa banyak metode yang bisa dipakai untuk mengevaluasi
pendidikan karakter di sekolah tersebut, tidak cukup satu metode.
29. P: Kemudian apakah kegunaan dari proses evaluasi
penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?
GM: Ya itu menjadi ciri khas sekolah tersebut. Kalau itu menjadi
visi misi sekolah kan itu menjadi hal yang berguna evaluasi tersebut,
apakah sudah tercapai atau belum.
30. P: Kemudian bagaimana tindak lanjut yang didapatkan setelah
proses evaluasi tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
GM: Sesudah evaluasi pihak sekolah dengan bapak/ibu guru dengan
sekolah melihat kembali apakah visi misi sekolah ini benar-benar
tercapai atau tidak. Nah kan bisa untuk evaluasi tahun-tahun
berikutnya lagi, mana yang perlu ditekankan lagi. Jadi, ya itulah
kegunaan dari evaluasi ya itu belajar kembali apakah visi misi
sekolah betul-betul bisa tercapai.
31. P: Kemudian apakah sekolah merekrut orangtua dan anggota
masyarakat sebagai partner dalam upaya pembangunan karakter
bagi siswa?
GM: Beberapa iya gitu. Sampai sejauh mana ya bagaimana
perencanaan, program-program pihak sekolah bisa berhubungan
dengan pihak orangtua tapi dalam peranan wali kelas juga
melibatkan orangtua murid juga pada saat pengambilan raport ada
juga, tetap kita tidak bisa tinggalkan, kemudian penanaman karakter
dari pihak luar misalnya pihak aparat, pihak pemerintah, semua
pihak dilibatkan untuk penanaman nilai-nilai karakter itu. Jadi ya
dilibatkan semua, bukan hanya orang tua, jadi pihak-pihak aparat,
pemerintah, pihak-pihak lembaga yang punya hubungan dnegan
pendidikan karakter juga dilibatkan. Kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan pendidikan karakter juga dilibatkan.
32. P: Kemudian sarana dan prasarana apakah yang digunakan oleh guru
untuk menunjang pengimplementasian pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika?
GM: Sarana prasarana ya apa yang ada di sekolah itu lah. Banyak
hal yang bisa dipakai gitu. Jadi tidak harus terfokus pada si A, si B,
si C. Hal apapun bisa kita sampaikan dari gambar, dari contoh-
contoh, lalu dari cerita, dari pengalaman itu kan bisa dipakai.
Banyak yang bisa kita pakai untuk kita sampaikan pada anak-
anak...dari cerita, dari pengalaman hidup, banyak yang bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
disampaikan dan bisa dipakai sebagai sarana untuk implementasi
dari pendidikan karakter tersebut.
E. Transkrip wawancara dengan siswa
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA
Narasumber : Siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Tempat : Bimbel Budi Gunawan
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018
Waktu : 16.40 – 16.50
1. Peneliti (P): Yang pertama apakah Anda mengetahui pendidikan
karakter?
Siswa 2 (S2): Hmm...Pendidikan karakter itu menurut saya adalah
suatu metode yang dilakukan oleh guru maupun seluruh warga
sekolah, misalnya staff, karyawan, dan lain-lain agar siswa memiliki
kepribadian yang baik atau dengan kata lain siswa dapat melakukan
hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan karakter
yang baik oleh seluruh masyarakat sekolah.
2. P: Kemudian yang selanjutnya nilai-nilai apakah yang terkandung di
dalam pendidikan karakter tersebut?
S2: Nilai-nilai karakter itu seperti yang saya tahu adalah disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, religius, toleransi, solider terhadap
sesama, menghargai orang lain, kerja keras, dan rasa ingin tahu.
3. P: Yang selanjutnya, apakah guru matematika mencerminkan nilai-
nilai pendidikan karakter dalam proses pembelajaran?
S2: Melalui pembelajaran matematika, Pak Budi selalu memberikan
nasehat-nasehat yang terkait dengan karakter misalnya disiplin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
religius, toleransi, tanggung jawab, menghargai orang lain, jujur,
peduli terhadap sesama, serta hal-hal lain yang terkait dengan
karakter sehingga Pak Budi dalm setiap pembelajaran selalu
menyisipkan penanaman karakter kepada setiap siswa. Pak Budi
juga tidak hanya memberikan nasehat saja melainkan memberikan
contoh yang nyata mengenai penanaman karakter tersebut.
4. P: Yang selanjutnya, apakah guru matematika juga mencerminkan
nilai-nilai pendidikan karakter di luar waktu proses pembelajaran?
S2: Pak Budi tidak hanya mencerminkan nilai-nilai karakter yang
hanya dalam pembelajaran saja melainkan dalam segala aspek
kehidupan, baik itu di dalam proses pembelajaran maupun tidak
berada dalam posisi mengajar atau di luar kelas pembelajaran
matematika maka Pak Budi selalu memberikan contoh mengenai
penanaman karakter yang baik itu seperti apa sehingga ada contoh
yang nyata diberikan secara langsung oleh Pak Budi kepada setiap
siswa.
5. P: Kemudian apakah seluruh warga sekolah telah menjadi
komunitas belajar dan komunitas moral bagi Anda dalam
mengembangkan karakter yang Anda miliki?
S2: Seperti yang saya telah kemukakan di atas, bahwa seluruh warga
sekolah di SMA Santo Yosef selalu memberikan penanaman
karakter kepada setiap siswa, dengan harapan agar siswa SMA Santo
Yosef memiliki kepribadian yang baik saat berada di lingkungan
sekolah maupun saat di luar lingkungan sekolah sehingga dapat
menjadi komunitas moral bagi saya pribadi di
dalam...mengembangkan pendidikan karakter bagi diri saya. Selain
itu, seluruh warga sekolah juga telah memberikan contoh
pembelajaran karakter yang baik bagi saya sehingga dapat menjadi
komunitas belajar yang baik bagi saya untuk belajar mengenai
karakter yang baik melalui seluruh warga sekolah. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
saya...selain itu, saya juga selalu diingatkan akan cinta pada tanah
air oleh pihak sekolah melalui proses menyanyikan lagu Indonesia
Raya sebanyak 3 stanza, di mana ketika sedang menyanyikan lagu
kebangsaan tersebut maka segala aktivitas baik itu yang penting
maupun tidak maka harus dihentikan untuk menghargai pendiri
bangsa dan negara Indonesia ketika dahulu berjuang untuk
kemerdekaan Indonesia, hal lainnya adalah setiap jam 12 siang maka
seluruh warga sekolah harus melakukan kegiatan doa angelus yang
bertujuan untuk menanamkan sikap religius kepada kami sehingga
melalui kegiatan tersebut saya selalu teringat akan doa untuk orang
tua maupun doa untuk memohon berkat dari Tuhan serta pada setiap
akhir pembelajaran pada hari itu maka kami harus menyanyikan
mars pendidikan karakter yang dimaksudkan agar kami dapat
memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam setiap kegiatan
yang kami lakukan, mars tersebut membawa ketenangan ketika
mendengarnya karena liriknya yang berisi ajakan untuk penanaman
karakter.
6. P: Pertanyaan selanjutnya, bagaimana suasana pembelajaran
matematika yang sudah menerapkan pendidikan karakter?
S2: Pak Budi selalu menghadirkan suasana pembelajaran
matematika yang dikaitkan dengan penanaman karakter kepada
setiap siswa dikarenakan dengan harapan siswa dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang berkarakter baik dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
7. P: Kemudian metode apakah yang dilakukan oleh guru dalam
menerapkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran
matematika?
S2: Biasanya Pak Budi memberikan nilai-nilai karakter kepada
setiap siswa dengan cara contoh secara nyata kepada siswanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
dikarenakan tanpa ada contoh maka siswa akan menganggap bahwa
penanaman karakter merupakan suatu hal yang hanya bisa dilakukan
oleh guru tanpa ada tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
8. P: Kemudian bagaimana respon serta aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran?
S2: Dalam setiap pembelajaran matematika khususnya maka siswa
yang mengikuti pembelajaran tersebut akan berada di dalam
lingkungan yang penuh akan tindakan-tindakan penanaman karakter
dikarenakan Pak Budi selalu memberikan penanaman-penanaman
karakter melalui pembelajaran matematika sehingga siswa
diharapkan dapat menjadi manusia yang berbudi pekerti, bertingkah
laku serta memiliki ucapan yang baik di dalam kehidupannya.
9. P: Kemudian media apa yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran?
S2: Biasanya Pak Budi menjelaskan dengan contoh yang ada di
lingkungan sekitar tetapi tidak semua materi dapat dijelaskan
dengan cara seperti itu.
10. P: Selanjutnya apakah Anda mengetahui pesan/nilai-nilai yang
hendak disampaikan mengenai pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika?
S2: Iya saya sangat mengerti terhadap nilai-nilai/pesan yang hendak
disampaikan untuk penanaman karakter melalui pembelajaran
matematika, misalnya ada nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab,
nilai solider terhadap sesama, nilai menghargai orang lain, dan
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
11. P: Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas itu
berlangsung?
S2: Proses pembelajaran matematika di kelas berlangsung dengan
suasana yang kadang tegang, kadang santai, dikarenakan Pak Budi
adalah sosok guru yang sangat berkarakter baik itu di dalam kelas
maupun di luar kelas sehingga apabila sedang memberikan materi
pembelajaran maka karakter yang diberikan oleh Pak Budi selalu
bermacam-macam dengan tujuan agar siswa dapat berkarakter pula.
12. P: Kemudian apakah cara guru dalam menyampaikan proses
pembelajaran telah sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa itu
sendiri?
S2: Pak Budi selalu memberikan penjelasan yang sedetail-detailnya
dikarenakan apabila siswa tidak dijelaskan dengan cara seperti itu
maka siswa akan merasa kebingungan dengan materi yang sedang
diberikan di dalam proses pembelajaran sehingga cara pengajaran
Pak Budi telah sesuai dengan yang diharapkan.
13. P: Kemudian apakah melalui pembelajaran matematika maka nilai-
nilai karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?
S2: Iya sudah saya terapkan di dalam kehidupan saya sehari-hari
misalnya untuk karakter disiplin maka saya menerapkan karakter ini
saat mengerjakan soal/tugas rumah, karakter jujur saya terapkan
ketika mengikuti ulangan maupun ketika mengerjakan tugas,
karakter tanggung jawab saya...saya terapkan ketika mengerjakan
soal matematika yang diberikan oleh Pak Budi, karakter religius
saya...saya terapkan ketika mendoakan orang tua, teman-teman,
guru maupun staff dan karyawan sekolah agar terhindar dari segala
marabahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275
14. P: Kemudian apakah Anda telah memiliki kesadaran untuk semakin
peduli dengan keadaan sesama?
S2: Kesadaran terhadap sesama dalam hal peduli maka telah saya
lakukan ketika membantu teman yang mengalami kesulitan,
memberikan semangat apabila teman mengalami kesulitan,
menjenguk teman ketika sedang sakit, dan sebagainya sehingga ada
nilai kepedulian yang tinggi terhadap sesama.
15. P: Kemudian apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Anda
dalam proses pembelajaran yang menanamkan pendidikan karakter?
S2: Dalam proses penanaman karakter yang diberikan oleh Pak
Budi, guru-guru, staff, karyawan sekolah dan seluruh masyarakat
sekolah maka menurut saya pribadi dalam melaksanakan hal-hal
tersebut tidak ada kendala yang berarti untuk sejauh ini sehingga
saya dapat menerapkan hal-hal tersebut dalam setiap kegiatan saya.
16. P: Kemudian yang terakhir apakah ada cara yang dapat digunakan
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut?
S2: Dikarenakan tidak ada kendala dalam proses penanaman
karakter maka apabila teman-teman memiliki kendala dalam proses
penanaman karakter maka hal yang harus dilakukan adalah mencoba
belajar dari pengalaman apabila dalam setiap kehidupan sehari-hari
menampilkan karakter yang kurang baik.
F. Transkrip wawancara dengan siswi
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWI
Narasumber : Siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Tempat : Bimbel Budi Gunawan
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018
Waktu : 17.35 – 17.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
1. Peneliti (P) : Yang pertama, apakah Anda mengetahui pendidikan
karakter itu apa?
Siswi 1 (S1): Iya saya tahu. Pendidikan karakter itu adalah suatu
cara yang diberikan agar memiliki kepribadian yang baik, serta
segala hal yang baik tentu saja sehingga dapat berbuat yang baik
kepada siapa saja dalam hal sikap maupun dalam hal ucapan.
Dengan adanya pendidikan karakter maka seorang siswa tidak hanya
baik dalam bidang akademis saja melainkan harus dapat
berkembang dalam hal kepribadiannya ke arah yang lebih baik.
2. P: Kemudian menurut Anda, nilai-nilai apakah yang terkandung di
dalam pendidikan karakter tersebut?
S1: Nilai-nilai karakter itu seperti yang sudah saya tahu adalah:
a. Jujur
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. Religius
e. Toleransi
f. Solider terhadap sesama
g. Kreatif
h. Cinta pada tanah air
i. Cinta lingkungan
j. Menghargai orang lain
k. Bekerja keras
l. Serta rasa ingin tahu
3. P: Kemudian apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran?
S1: Iya, karena melalui...melalui pembelajaran Pak Budi selalu
memberikan karakter-karakter yang positif kepada kami, misalnya
disiplin, tanggung jawab, religius, toleransi, dan menghargai orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
lain, serta jujur, solider, cinta tanah air, serta kerja keras. Semua hal
itu selalu disampaikan oleh Pak Budi dengan tujuan agar kami dapat
menjadi orang baik dan tidak hanya memiliki kemampuan
akademik yang baik, melainkan juga harus ditopang dengan
kepribadian yang baik pula.
4. P: Kemudian apakah guru matematika dalam hal ini Pak Budi
mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter di luar waktu proses
pembelajaran?
S1: Iya, eh...di luar waktu pembelajaran Pak Budi juga selalu
memberikan contoh kepada kami mengenai nilai-nilai karakter yang
baik kepada kami, misalnya disiplin dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga walaupun Pak Budi tidak sedang mengajar
di kelas tetapi Pak Budi selalu menegur siswa yang sering terlambat
mengikuti pelajaran, selain itu Pak Budi juga selalu mengingatkan
kami untuk selalu ingat akan orang tua yang bekerja keras untuk
kami dapat bersekolah, sehingga kami selalu diingatkan untuk
mendoakan orang tua, Pak Budi juga selalu memberikan nasehat
kepada kami agar memiliki rasa tanggung jawab yang baik dan
selalu menjaga lingkungan sekolah dengan merawat lingkungan
sekolah dengan cara yang sederhana, misalnya mengambil sampah
yang berserakan. Pak Budi juga merupakan wali kelas saya selama
2 tahun sehingga karakter yang ditanamkan kepada saya sangatlah
melekat dengan jelas. Oleh karena itu, Pak Budi saat di luar kelas
tidak jauh berbeda dengan ketika di dalam kelas.
5. P: Kemudian apakah seluruh warga sekolah telah menjadi
komunitas belajar dan komunitas moral bagi Anda dalam
mengembangkan karakter yang Anda miliki?
S1: Iya karena...dikarenakan staff, karyawan, guru
serta...memberikan contoh-contoh hal yang baik kepada saya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan orang yang
lebih dewasa, dengan kata lain saya diberikan sesuatu penanaman
karakter untuk menghormati orang lain yang lebih dewasa sehingga
saya merasa dengan adanya pengaruh seperti itu maka saya dapat
memiliki kepribadian yang baik, selain itu juga saya juga selalu
diingatkan akan cinta pada tanah air melalui proses menyanyikan
lagu Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, eh...di mana setiap...dimana
ketika sedang menyanyikan lagu kebangsaan tersebut maka segala
aktivitas baik itu yang penting maupun tidak harus dihentikan untuk
menghargai pendiri bangsa dan negara Indonesia, hal lainnya adalah
setiap jam 12 siang maka seluruh warga sekolah harus melakukan
kegiatan doa angelus yang bertujuan untuk menanamkan sikap
religius kepada kami serta pada setiap akhir pembelajaran pada hari
itu maka kami harus menyanyikan lagu mars pendidikan karakter
yang dimaksudkan agar kami dapat memiliki kepribadian dan
karakter yang baik dalam setiap kegiatan yang kami lakukan.
6. P: Kemudian bagaimana suasana pembelajaran matematika yang
sudah menerapkan pendidikan karakter?
S1: Suasana pembelajaran matematika yang menerapkan
pendidikan karakter menurut saya pribadi adalah pembelajarannya
sudah sangat menerapkan karakter yang positif untuk setiap siswa
sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan
Pak Budi yang saya lihat sudah mengikuti nilai-nilai yang diajarkan
oleh Pak Budi dalam proses pembelajaran, mulai dari sikap disiplin,
jujur, bertanggung jawab, menghargai orang lain, solider terhadap
sesama, serta kerja keras serta rasa ingin tahu.
7. P: Kemudian metode apakah yang dilakukan oleh guru dalam
menerapkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran
matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
S1: Pak Budi selalu mengingatkan kepada siswa untuk mendoakan
orang tua yang telah bekerja keras dalam memberikan pendidikan
yang layak untuk setiap siswa, Pak Budi juga selalu mengingatkan
siswa untuk disiplin dalam mengikuti tata tertib yang ada di sekolah,
Pak Budi juga meminta siswa untuk bertanggung jawab terhadap
segala hal yang dilakukannya apalagi untuk siswa di kelas di mana
Pak Budi yang menjadi wali kelasnya maka setiap siswa harus
memiliki rasa tanggung jawab yang sangat besar terhadap segala
sesuatu hal yang dilakukan. Pak Budi selalu memberikan
cara/metode dalam penanaman karakter kepada siswa dengan sangat
baik dikarenakan tidak hanya meminta siswa untuk melakukan suatu
hal yang baik, namun Pak Budi juga memberikan contoh penanaman
karakter yang nyata kepada setiap siswa.
8. P: Kemudian bagaimana respon serta aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran?
S1: Respon yang diberikan oleh siswa dalam proses pembelajaran
adalah mengikuti secara sungguh-sungguh dikarenakan kami
sebagai pelajar harus bertanggung jawab terhadap proses
pembelajaran, dan juga tidak lupa selalu mendengarkan secara
serius mengenai proses penanaman karakter kami sebagai siswa.
Aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran adalah mengerjakan
soal apabila diberikan tugas oleh Pak Budi, dikarenakan dengan
mengerjakan soal maka kami telah melaksanakan nilai karakter
kerja keras terhadap tugas yang diberikan.
9. P: Kemudian media apa yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran matematika?
S1: Media yang digunakan oleh Pak Budi dalam proses
pembelajaran tergantung dari materi yang diberikan dalam proses
pembelajaran dikarenakan saya melihat bahwa tidak semua materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
dapat digunakan media yang sesuai sehingga biasanya Pak Budi
memberikan penjelasan mengenai materi pada saat itu dengan
menuliskannya di papan tulis atau bisa juga menjelaskannya dengan
contoh di kehidupan sehari-hari.
10. P: Kemudian apakah Anda mengetahui pesan/nilai-nilai yang
hendak disampaikan mengenai pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika?
S1: Iya saya sudah mengetahui nilai-nilai yang hendak disampaikan
oleh Pak Budi dalam proses pembelajaran matematika, seperti yang
sudah dikemukakan di atas bahwa nilai-nilai karakter yang diberikan
oleh Pak Budi merupakan nilai-nilai karakter yang sangat positif
sehingga saya dalam kehidupan sehari-hari telah mengamalkan
nilai-nilai tersebut.
11. P: Kemudian bagaimanakah proses pembelajaran matematika di
kelas berlangsung?
S1: Saya memiliki pendapat bahwa cara pengajaran guru sangat
berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan oleh siswa. Menurut
saya, Pak Budi termasuk guru yang cara mengajarnya mudah untuk
dipahami. Selama kami memperhatikannya dengan serius pada saat
pembelajaran maka saat ulangan maka akan mudah-mudah saja bagi
saya untuk mengerjakan soal yang diberikan. Pak Budi...Pak Budi
merupakan salah contoh guru yang dapat dijadikan panutan yang
baik apabila dilihat dari cara beliau dalam menanamkan pendidikan
karakter terhadap setiap siswa dikarenakan dalam setiap point yang
telah saya berikan mengemukakan bahwa Pak Budi merupakan
seorang guru yang dapat dikatakan sebagai penggiat penanaman
karakter yang tidak hanya meminta saja namun melakukan di
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
12. P: Kemudian apakah cara guru dalam menyampaikan proses
pembelajaran telah sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa?
S1: Cara Pak Budi dalam menyampaikan proses pembelajaran telah
sesuai dengan apa yang saya harapkan dikarenakan Pak Budi selalu
menyampaikan materi pembelajaran secara berulang-ulang
dikarenakan tujuannya agar siswa yang mengikuti pembelajarannya
dapat dengan segera memahami materi pembelajaran. Selain itu,
saya pernah ke kantor pagi-pagi hari sebelum pembelajaran
berlangsung untuk menanyakan materi pembelajaran dan Pak Budi
dengan senang hati menjelaskan materi tersebut secara detail.
13. P: Kemudian apakah melalui pembelajaran matematika maka nilai-
nilai karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?
S1: Iya saya...iya sudah saya terapkan di dalam kehidupan sehari-
hari saya misalnya saya selalu menghormati orang lain yang lebih
dewasa dibandingkan saya, kemudian juga saya selalu menerapkan
nilai-nilai kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang saya lakukan,
saya juga selalu menerapkan rasa tanggung jawab atas apa yang saya
kerjakan serta nilai-nilai karakter lainnya selalu saya terapkan ke
dalam kehidupan saya sehari-hari.
14. P: Kemudian apakah Anda telah memiliki kesadaran untuk semakin
peduli dengan keadaan sesama?
S1: Saya sudah memiliki kesadaran untuk semakin memiliki
kepedulian terhadap sesama, misalnya membantu teman yang
sedang kesulitan, menjenguk teman yang sakit, memberikan
motivasi kepada teman yang sedang menghadapi masalah serta hal-
hal lain yang terkait dengan nilai peduli dengan keadaan sesama.
15. P: Kemudian apakah ada kendala yang dihadapi oleh Anda dalam
proses pembelajaran yang menanamkan pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
S1: Untuk kendala itu sendiri saya merasa tidak ada sebab karakter
yang dibangun di sekolah melalui pembelajaran matematika
khususnya telah membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik,
yang berakhlak dan berkarakter.
16. P: Kemudian apakah ada cara yang dapat digunakan untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut?
S1: Dikarenakan tidak ada kendala yang berarti dalam penerapan
pendidikan karakter maka cara yang dapat diterapkan apabila
hendak menanamkan karakter secara baik maka yang dilakukan ada
melakukan setiap saat karakter yang baik tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
LAMPIRAN 4. HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
A. Hasil Observasi Kelas X MIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
307
LAMPIRAN 5. DOKUMEN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Refleksi Siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
316
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan: SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X MIA/II
Materi Pokok : Persamaan dan Pertidaksamaan Logaritma
Alokasi Waktu : 8 × 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan dan menentukan penyelesaian fungsi eksponensial dan fungsi
logaritma menggunakan masalah kontekstual, serta keberkaitannya.
4.1 Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi
eksponensial dan fungsi logaritma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
317
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Dapat menjelaskan konsep persamaan logaritma
2. Dapat menentukan penyelesaian persamaan logaritma
3. Dapat menerapkan sifat-sifat logaritma dalam menyelesaikan persamaan
logaritma
4. Dapat menjelaskan konsep pertidaksamaan logaritma
5. Dapat menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma
6. Dapat menjelaskan sifat-sifat fungsi logaritma yang digunakan dalam proses
penyelesaian pertidaksamaan logaritma
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan persamaan logaritma
2. Peserta didik dapat menentukan penyelesaian persamaan logaritma
3. Peserta didik dapat menerapkan sifat-sifat logaritma dalam menyelesaikan
persamaan logaritma
4. Peserta didik dapat menjelaskan konsep pertidaksamaan logaritma
5. Peserta didik dapat menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma
6. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat fungsi logaritma yang digunakan
dalam proses penyelesaian pertidaksamaan logaritma
E. Materi Pembelajaran
1. Persamaan logaritma
2. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝
3. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑔(𝑥)
4. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥)
5. Persamaan logaritma berbentuk ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥)
6. Persamaan logaritma berbentuk 𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0
7. Pertidaksamaan logaritma
F. Metode Pembelajaran dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Proses Ilmiah (Scientific)
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning, Problem Based Learning,
Cooperative Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
318
3. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Penugasan
G. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media Pembelajaran : CD Pembelajaran
2. Alat Pembelajaran : Papan tulis
H. Sumber Pembelajaran
Sembiring, Suah, dkk. 2016. Matematika untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: PT SEWU.
Sembiring, Suah, dkk. 2017. Matematika untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: PT SEWU.
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Sikap :Menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan
Pengetahuan :Mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi hingga mencipta
Keterampilan :Mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta
J. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
319
b. Apersepsi
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menjelaskan materi-materi
pembelajaran yang akan dipelajari secara
garis besar
7. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
320
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
d. Siswa diberikan pertanyaan menantang
seperti permasalahan mengenai
penyelesaian soal tentang derajat
keasaman suatu zat (Ph)
Inti Mengamati
1) Peserta didik membaca mengenai materi
yang berkaitan (literasi media)
2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan
soal mengenai persamaan logaritma bentuk
𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝 dan bentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) =
𝑎log 𝑔(𝑥)
3) Peserta didik mencermati materi yang telah
diberikan (literasi komunikasi
“kompetensi memahami/mendengarkan”)
4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan bentuk persamaan
logaritma tersebut
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan
(literasi komunikasi “Menulis penjelasan
guru”)
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai persamaan logaritma
yang telah dibahas
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
321
2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya
dalam menyelesaikan soal yang diberikan
(4C- COMMUNICATION “Peserta didik
dapat menciptakan, memahami, dan
saling berkomunikasi dengan teman-
temannya dalam menyampaikan
pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE
“Peserta didik menunjukkan kerjasama,
kepemimpinan, beradaptasi,
menghormati atas perspektif yang
berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri
sendiri dan orang lain “, CRITICAL
THINKING “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk menyusun, menalar,
mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah secara mandiri
atas pilihan yang sulit dan rumit”,
CREATIVITY “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain;
bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda”)
3) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal dengan berdasarkan bentuk
penyelesaian persamaan logaritma yang telah
diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
322
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
10 menit
Pertemuan 2 (𝟏 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
323
b. Apersepsi
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menjelaskan materi-materi
pembelajaran yang akan dipelajari secara
garis besar
7. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter
“Menanamkan sikap bertanggung
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
324
jawab atas apa yang menjadi
kesempatan”)
d. Siswa diberikan pertanyaan
menantang yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
Inti Mengamati
1) Peserta didik membaca mengenai materi
yang berkaitan (literasi media)
2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan
soal mengenai persamaan logaritma bentuk
𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥)
3) Peserta didik mencermati materi yang telah
diberikan (literasi komunikasi
“kompetensi memahami/mendengarkan”)
4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan bentuk persamaan
logaritma tersebut
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan
(literasi komunikasi “Menulis penjelasan
guru”)
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai persamaan logaritma
yang telah dibahas
2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya
dalam menyelesaikan soal yang diberikan
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
325
(4C- COMMUNICATION “Peserta didik
dapat menciptakan, memahami, dan
saling berkomunikasi dengan teman-
temannya dalam menyampaikan
pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE
“Peserta didik menunjukkan kerjasama,
kepemimpinan, beradaptasi,
menghormati atas perspektif yang
berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri
sendiri dan orang lain “, CRITICAL
THINKING “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk menyusun, menalar,
mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah secara mandiri
atas pilihan yang sulit dan rumit”,
CREATIVITY “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain;
bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda”)
3) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal dengan berdasarkan bentuk
penyelesaian persamaan logaritma yang telah
diberikan
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
326
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
5 menit
Pertemuan 3 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
327
b. Apersepsi
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menjelaskan materi-materi
pembelajaran yang akan dipelajari secara
garis besar
7. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan dilakukan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“Menanamkan sikap bertanggung jawab
atas apa yang menjadi kesempatan”)
d. Siswa diberikan pertanyaan menantang
mengenai materi yang akan dipelajari
10 menit
Inti Mengamati 70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
328
1) Peserta didik membaca mengenai materi
yang berkaitan (literasi media)
2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan
soal mengenai persamaan logaritma bentuk
ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥) dan
𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2
+ 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0
3) Peserta didik mencermati materi yang telah
diberikan (literasi komunikasi
“kompetensi memahami/mendengarkan”)
4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan bentuk persamaan
logaritma tersebut
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan
(literasi komunikasi “Menulis penjelasan
guru”)
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai persamaan logaritma
yang telah dibahas
2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya
dalam menyelesaikan soal yang diberikan
(4C- COMMUNICATION “Peserta didik
dapat menciptakan, memahami, dan
saling berkomunikasi dengan teman-
temannya dalam menyampaikan
pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
329
“Peserta didik menunjukkan kerjasama,
kepemimpinan, beradaptasi,
menghormati atas perspektif yang
berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri
sendiri dan orang lain “, CRITICAL
THINKING “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk menyusun, menalar,
mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah secara mandiri
atas pilihan yang sulit dan rumit”,
CREATIVITY “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain;
bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda”)
3) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal dengan berdasarkan bentuk
penyelesaian persamaan logaritma yang telah
diberikan
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
330
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
Pertemuan 4 (𝟏 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
331
b. Apersepsi
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
Inti Mengamati
1) Peserta didik diberikan beberapa contoh
latihan soal mengenai materi persamaan
logaritma yang telah dipelajari secara
keseluruhan
2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan bentuk persamaan
logaritma tersebut
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
332
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari
latihan soal yang telah diberikan
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai persamaan logaritma
yang telah dibahas
2) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal dengan berdasarkan bentuk
penyelesaian persamaan logaritma yang telah
diberikan
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
333
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
Pertemuan 5 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
334
b. Apersepsi
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menjelaskan materi-materi
pembelajaran yang akan dipelajari secara
garis besar
7. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
d. Siswa diberikan pertanyaan menantang
mengenai materi yang akan dipelajari
Inti Mengamati
1) Peserta didik diberikan materi beserta latihan
soal mengenai pertidaksamaan logaritma
3) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan bentuk pertidaksamaan
logaritma tersebut
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
335
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan
Mencoba dan Mengasosiasi
1)Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai pertidaksamaan logaritma
yang telah dibahas
2)Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal dengan berdasarkan bentuk
penyelesaian pertidaksamaan logaritma yang
telah diberikan
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
336
4. Guru meminta peserta didik untuk
melaksanakan refleksi mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan
5. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
6. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
K. Penilaian Hasil Belajar, Remedial, dan Pengayaan
Aspek Teknik Penilaian Bentuk/Instrumen
Sikap Observasi selama KBM Catatan dalam jurnal guru
Pengetahuan Penugasan:
Tugas Mandiri
(lampiran 1.2)
Rubrik penilaian tugas
individu
Keterampilan Unjuk Kerja:
Presentasi hasil kerja
individu
Rubrik penilaian
presentasi
Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk
1) Pembelajaran ulang
2) Bimbingan perorangan
3) Belajar kelompok
4) Penempatan tutor sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
338
LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Materi Pembelajaran
A. Persamaan Logaritma
Jika 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1, maka 𝑎𝑥 = 𝑏 ⇔ 𝑥 = 𝑎log 𝑏
a disebut bilangan pokok
b disebut numerus
𝑥 disebut hasil logaritma
Contoh:
Nyatakan kesamaan bilangan berpangkat berikut ke dalam kesamaan logaritma yang
ekuivalen
a. 9 = 32
9 = 32 ⇔ 3log 9 = 2
b. 125 = 53
125 = 53 ⇔ 5log 125 = 3
c. 1 = 20
1 = 20 ⇔ 2log 1 = 0
d. 1
16= 2−4
1
16= 2−4 ⇔ 2
log1
16= −4
1. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝
Jika 𝑝 > 0 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝, dengan 𝑓(𝑥) > 0, maka 𝑓(𝑥) = 𝑝
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut ini:
a. log(𝑥 − 5) = 𝑙𝑜𝑔3
1) Syarat numerus: {𝑓(𝑥) > 0}
𝑥 − 5 > 0
𝑥 > 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
339
2) log(𝑥 − 5) = log 3
𝑥 − 5 = 3
𝑥 = 8
Karena 𝑥 > 5 maka himpunan penyelesaiannya adalah {8}
b. log(2𝑥2 − 𝑥) = 1
1) Syarat numerus : {𝑓(𝑥) > 0}
2𝑥2 − 𝑥 > 0
𝑥(2𝑥 − 1) > 0
𝑥 < 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 >1
2
2) log(2𝑥2 − 𝑥) = 1 ⇔ log(2𝑥2 − 𝑥) = log 10
⇒ 2𝑥2 − 𝑥 = 10
⇔ 2𝑥2 − 𝑥 − 10 = 0
⇔ (2𝑥 − 5)(𝑥 + 2) = 0
𝑥 =5
2 atau 𝑥 = −2
Nilai 𝑥 yang memenuhi 2𝑥2 − 𝑥 − 10 > 0 adalah 𝑥 =5
2 dan 𝑥 = −2
2. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑔(𝑥)
Jika 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑔(𝑥), dengan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) positif, maka 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut ini
a. log(𝑥2 − 3𝑥 + 1) = log(2𝑥 − 3)
1) Syarat numerus: 𝑥2 − 3𝑥 + 1 > 0 dan 2𝑥 − 3 > 0
2) 𝑙𝑜𝑔(𝑥2 − 3𝑥 + 1) = log(2𝑥 − 3)
⇒ 𝑥2 − 3𝑥 + 1 = 2𝑥 − 3
⇔ 𝑥2 − 5𝑥 + 4 = 0
⇔ (𝑥 − 1)(𝑥 − 4) = 0
⇔ 𝑥 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 4
Untuk 𝑥 = 1, maka nilai 𝑥2 − 3𝑥 + 1 dan 2𝑥 − 3 bernilai negatif
Hal ini berarti 𝑥 = 1 bukan merupakan penyelesaian
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {4}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
340
3. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥)
Jika 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥) dengan 𝑎 ≠ 𝑏, maka 𝑓(𝑥) = 1
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari tiap persamaan logaritma berikut ini
a. 3log(3𝑥−8) = 5log(3𝑥−8)
3log(3𝑥−8) = 5log(3𝑥−8) ⇒ 3𝑥 − 8 = 1
⇔ 3𝑥 = 9
⇔ 𝑥 = 3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3}
b. 2log(𝑥2−6𝑥+9) = 7log(𝑥2−6𝑥+9)
2log(𝑥2−6𝑥+9) = 7log(𝑥2−6𝑥+9) ⇒ 𝑥2 − 6𝑥 + 9 = 1
⇔ 𝑥2 − 6𝑥 + 8 = 0
⇔ (𝑥 − 2)(𝑥 − 4) = 0
⇔ 𝑥 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 4
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {2,4}
4. Persamaan logaritma berbentuk ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥)
Jika ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥) dengan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) positif serta ℎ(𝑥) > 0 dan
ℎ(𝑥) ≠ 1, maka 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari tiap persamaan logaritma berikut ini
a. 𝑥log(2𝑥−3) = 𝑥log(𝑥−1)
𝑥log(2𝑥−3) = 𝑥log(𝑥−1) ⇒ 2𝑥 − 3 = 𝑥 − 1
⇔ 𝑥 = 2
Untuk 𝑥 = 2, maka bilangan pokok 𝑥 > 0 dan 𝑥 ≠ 1 serta numerus (2𝑥 − 3)
dan (𝑥 − 1) bernilai positif (memenuhi syarat bilangan pokok dan numerus)
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {2}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
341
5. Persamaan logaritma berbentuk 𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0
Untuk menentukan himpunan penyelesaian persamaan logaritma berbentuk
𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0, kita dapat mengubahnya terlebih dahulu
persamaan logaritma itu menjadi persamaan kuadrat
Misalkan 𝑝 = 𝑎log 𝑥, maka persamaan:
𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0 menjadi 𝐴𝑃2 + 𝐵𝑃 + 𝐶 = 0
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut
a. (2log 𝑥)2 − 6(2log 𝑥) + 8 = 0
Misalkan 2log 𝑥 = 𝑝, maka persamaannya menjadi:
𝑝2 − 6𝑝 + 8 = 0
⇔ (𝑝 − 2)(𝑝 − 4) = 0
⇔ 𝑝 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 4
Untuk 𝑝 = 2, diperoleh: 2log 𝑥 = 2 ⇒ 𝑥 = 22 = 4
Untuk 𝑝 = 4, diperoleh: 2log 𝑥 = 4 ⇒ 𝑥 = 24 = 16
B. Pertidaksamaan Logaritma
Jika 𝑎 > 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)
atau
Jika 𝑎 > 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)
Jika 0 < 𝑎 < 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)
atau
Jika 0 < 𝑎 < 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)
Dengan syarat numerus: 𝑓(𝑥) > 0 dan 𝑔(𝑥) > 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
342
Contoh:
Tentukan penyelesaian dari tiap pertidaksamaan logaritma berikut ini
a. 3log 𝑥 > 4
3log 𝑥 > 4 ⇔ 3log 𝑥 > 3log 34
⇒ 𝑥 > 81
𝑖) 𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛: 𝑥 > 81
𝑖𝑖) 𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑁𝑢𝑚𝑒𝑟𝑢𝑠: 𝑥 > 0
Dari (i) ∩ (ii), batas-batas 𝑥 pada garis bilangan:
Jadi penyelesaiannya adalah 𝑥 > 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
343
Lampiran 1.2. Tugas Individu
1. Nyatakan kesamaan bilangan berpangkat berikut ke dalam kesamaan logaritma yang
ekuivalen
a. 1 = 30
b. 1
125= 5−3
c. 1
1.000= 10−3
d. (1
4)
3
=1
64
2. Nyatakan kesamaan logaritma berikut dalam kesamaan bilangan berpangkat yang
ekuivalen
a. 7log
1
49
= −2
b. −5 = 2log
1
32
c. 2
3= 3
log √93
d. 1
16log 4= −
1
2
3. Tentukan penyelesaian dari tiap pertidaksamaan logaritma berikut ini
a. 3log 𝑥 < 4
b. 3log(𝑥+1) > 2
c. 3log(𝑥−2) < 1
d. 1
2log(𝑥−1)< −1
e. 1
2log(2𝑥−1)> −1
f. 1
2log(𝑥+1)+1> 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
344
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut ini
a. 2log(2𝑥+9) = 4log(2𝑥+9)
b. 2𝑥 − 1log(2𝑥−4) = 2𝑥 − 1log(𝑥−2)
c. 10log(𝑥−6) = 10log 4
d. 5log(8𝑥+15) = 7log(8𝑥+15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
345
Lampiran 1.3. Lembar Refleksi
LEMBAR REFLEKSI
1. Tuliskan pengalaman anda ketika mempelajari Matematika!
2. Nilai-nilai apakah yang kalian peroleh dalam mempelajari Matematika?
3. Tuliskan pengalaman Anda ketika belajar Matematika dengan Pak Budi!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
351
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan: SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X IIS/II
Materi Pokok : Perbandingan Trigonometri
Alokasi Waktu : 16 × 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
5.1. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
352
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus
2. Dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri dari sudut di semua kuadran
3. Dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut
khusus
2. Peserta didik dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri dari sudut di
semua kuadran
3. Peserta didik dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-
sudut berelasi
E. Materi Pembelajaran
1. Perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus
2. Perbandingan trigonometri sudut-sudut di semua kuadran
3. Perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
F. Metode Pembelajaran dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Proses Ilmiah (Scientific)
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning, Problem Based Learning,
Cooperative Learning
3. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Penugasan
G. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media Pembelajaran : CD Pembelajaran
2. Alat Pembelajaran : Papan tulis
H. Sumber Pembelajaran
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
353
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Sikap :Menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan
Pengetahuan :Mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi hingga mencipta
Keterampilan :Mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta
J. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
354
b. Apersepsi
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menjelaskan materi-materi
pembelajaran yang akan dipelajari secara
garis besar
7. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
d. Siswa diberikan pertanyaan menantang
mengenai materi yang akan diberikan
Inti Mengamati
1) Peserta didik membaca mengenai materi
yang berkaitan (literasi media)
2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan
soal mengenai perbandingan trigonometri
untuk sudut-sudut khusus
3) Peserta didik mencermati materi yang telah
diberikan (literasi komunikasi
“kompetensi memahami/mendengarkan”)
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
355
4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai
perbandingan trigonometri tersebut
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan
(literasi komunikasi “Menulis penjelasan
guru”)
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut khusus yang
telah dibahas
2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya
dalam menyelesaikan soal yang diberikan
(4C- COMMUNICATION “Peserta didik
dapat menciptakan, memahami, dan
saling berkomunikasi dengan teman-
temannya dalam menyampaikan
pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE
“Peserta didik menunjukkan kerjasama,
kepemimpinan, beradaptasi,
menghormati atas perspektif yang
berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri
sendiri dan orang lain “, CRITICAL
THINKING “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk menyusun, menalar,
mengungkapkan, menganalisa, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
356
menyelesaikan masalah secara mandiri
atas pilihan yang sulit dan rumit”,
CREATIVITY “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain;
bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda”)
3) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut khusus
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
357
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
Pertemuan 2 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menjelaskan materi-materi
pembelajaran yang akan dipelajari secara
garis besar
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
358
b. Apersepsi
7. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter
“Menanamkan sikap bertanggung
jawab atas apa yang menjadi
kesempatan”)
d. Siswa diberikan pertanyaan
menantang mengenai materi
perbandingan trigonometri di semua
kuadran
Inti Mengamati
1) Peserta didik membaca mengenai materi
yang berkaitan (literasi media)
2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan
soal mengenai perbandingan trigonometri di
semua kuadran
3) Peserta didik mencermati materi yang telah
diberikan (literasi komunikasi
“kompetensi memahami/mendengarkan”)
4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
359
perbandingan trigonometri di semua kuadran
tersebut
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan
(literasi komunikasi “Menulis penjelasan
guru”)
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri di semua kuadran
2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya
dalam menyelesaikan soal yang diberikan
(4C- COMMUNICATION “Peserta didik
dapat menciptakan, memahami, dan
saling berkomunikasi dengan teman-
temannya dalam menyampaikan
pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE
“Peserta didik menunjukkan kerjasama,
kepemimpinan, beradaptasi,
menghormati atas perspektif yang
berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri
sendiri dan orang lain “, CRITICAL
THINKING “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk menyusun, menalar,
mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah secara mandiri
atas pilihan yang sulit dan rumit”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
360
CREATIVITY “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain;
bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda”)
3) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri di semua kuadran
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
361
Pertemuan 3 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menjelaskan materi-materi
pembelajaran yang akan dipelajari secara
garis besar
7. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
362
b. Apersepsi
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
d. Siswa diberikan pertanyaan menantang
mengenai materi yang akan dipelajari
Inti Mengamati
1) Peserta didik membaca mengenai materi
yang berkaitan (literasi media)
2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan
soal mengenai perbandingan trigonometri di
semua kuadran
3) Peserta didik mencermati materi yang telah
diberikan (literasi komunikasi
“kompetensi memahami/mendengarkan”)
4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai
perbandingan trigonometri di semua kuadran
tersebut
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
363
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan
(literasi komunikasi “Menulis penjelasan
guru”)
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri di semua kuadran yang telah
dibahas
2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya
dalam menyelesaikan soal yang diberikan
(4C- COMMUNICATION “Peserta didik
dapat menciptakan, memahami, dan
saling berkomunikasi dengan teman-
temannya dalam menyampaikan
pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE
“Peserta didik menunjukkan kerjasama,
kepemimpinan, beradaptasi,
menghormati atas perspektif yang
berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri
sendiri dan orang lain “, CRITICAL
THINKING “Peserta didik memiliki
kemampuan untuk menyusun, menalar,
mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah secara mandiri
atas pilihan yang sulit dan rumit”,
CREATIVITY “Peserta didik memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
364
kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain;
bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda”)
3) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri di semua kuadran yang telah
dibahas
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
365
Pertemuan 4 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
b. Apersepsi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
366
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
Inti Mengamati
1) Peserta didik diberikan beberapa contoh
latihan soal mengenai materi perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai materi
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut
berelasi
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari
latihan soal yang telah diberikan
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang
telah dibahas
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
367
2) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
10 menit
Pertemuan 5 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
368
b. Apersepsi
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
369
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
Inti Mengamati
1) Peserta didik diberikan beberapa contoh
latihan soal mengenai materi perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai materi
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut
berelasi
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari
latihan soal yang telah diberikan
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang
telah dibahas
2) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
370
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
10 menit
Pertemuan 6 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
371
b. Apersepsi
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
372
Inti Mengamati
1) Peserta didik diberikan beberapa contoh
latihan soal mengenai materi perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai materi
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut
berelasi
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari
latihan soal yang telah diberikan
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang
telah dibahas
2) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
373
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
10 menit
Pertemuan 7 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
374
b. Apersepsi
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
10 menit
Inti Mengamati
1) Peserta didik diberikan beberapa contoh
latihan soal mengenai materi perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
375
2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai materi
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut
berelasi
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari
latihan soal yang telah diberikan
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang
telah dibahas
2) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
376
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
Pertemuan 8 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
a. Orientasi
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “SOPAN” dan
“DISIPLIN”)
2. Peserta didik merespon salam tanda syukur
pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan
(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu
dengan meminta peserta didik untuk
mengecek kebersihan tempat duduk masing-
masing (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
377
b. Apersepsi
untuk meletakkan buku pelajaran
matematika dan menyiapkan perlengkapan
alat tulis yang diperlukan serta meminta
peserta didik untuk menyimpan
perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam
pembelajaran
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)
6. Guru menggali komitmen siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:
a. Guru memberikan informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
c. Menyepakati kegiatan yang akan
dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan
Karakter “Menanamkan sikap
bertanggung jawab atas apa yang
menjadi kesempatan”)
10 menit
Inti Mengamati
1) Peserta didik diberikan beberapa contoh
latihan soal mengenai materi perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-
sama menyelesaikan soal mengenai materi
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
378
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut
berelasi
Menanya
1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan dan materi yang belum
dipahami
2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari
latihan soal yang telah diberikan
Mencoba dan Mengasosiasi
1) Setelah peserta didik memahami materi yang
dijelaskan maka guru memberikan beberapa
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
beserta latihan soal untuk materi-materi yang
telah dibahas
2) Guru menilai sikap peserta didik dalam
mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan
Mengkomunikasikan
1) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal mengenai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi
2) Peserta didik menuliskan penyelesaian
latihan soal untuk materi yang telah dibahas
3) Peserta didik mendiskusikan/melakukan
tanya jawab mengenai penyelesaian yang
telah dikerjakan
Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi
pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
379
2. Peserta didik memberikan umpan balik
terhadap evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai
3. Peserta didik membersihkan dan
membereskan kelas (PPK-Penguatan
Pendidikan Karakter “CINTA
LINGKUNGAN”)
4. Peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran
5. Guru menyimpulkan kembali materi
pembelajaran
6. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan
mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-
Penguatan Pendidikan Karakter
“RELIGIUS”)
K. Penilaian Hasil Belajar, Remedial, dan Pengayaan
Aspek Teknik Penilaian Bentuk/Instrumen
Sikap Observasi selama KBM Catatan dalam jurnal guru
Pengetahuan Penugasan:
Tugas Mandiri
(lampiran 1.2)
Rubrik penilaian tugas
individu
Keterampilan Unjuk Kerja:
Presentasi hasil kerja
individu
Rubrik penilaian
presentasi
Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk
1) Pembelajaran ulang
2) Bimbingan perorangan
3) Belajar kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
381
LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Materi Pembelajaran
A. Perbandingan Trigonometri untuk Sudut Khusus
Nilai-nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut khusus
Besar sudut ∝°
0° 30° 45° 60° 90°
Sin ∝° 0 1
2
1
2√2
1
2√3 1
Cos ∝° 1 1
2√3
1
2√2
1
2 0
Tan ∝° 0 1
3√3 1 √3 -
Cot ∝° - √3 1 1
3√3 0
Sec ∝° 1 2
3√3 √2 2 -
Cosec ∝° - 2 √2 2
3√3 1
B. Perbandingan Trigonometri Sudut-sudut di Semua Kuadran
Sudut-sudut dikelompokkan berdasarkan 4 wilayah atau kuadran didasarkan pada
besarnya sudut, yaitu:
1. Sudut-sudut yang terletak di kuadran I, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara 0°
sampai 90° atau 0° <∝1° < 90°
2. Sudut-sudut yang terletak di kuadran II, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara 90°
sampai 180° atau 90° <∝2° < 180°
3. Sudut-sudut yang terletak di kuadran III, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara
180° sampai 270° atau 180° <∝3° < 270°
4. Sudut-sudut yang terletak di kuadran IV, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara
370° sampai 360° atau 270° <∝4° < 360°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
382
Sehingga tanda-tanda perbandingan trigonometri untuk di semua kuadran adalah
sebagai berikut:
Perbandingan
Trigonometri
Sudut-sudut di kuadran
I II III IV
Sin + + − −
Cos + − − +
Tan + − + −
Cot + − + −
Sec + − − +
Cosec + + − −
Diantara setiap perbandingan trigonometri berikut ini, manakah yang bertanda positif
dan manakah yang bertanda negatif?
a. sin 105°
sin 105° bertanda positif, sebab 105° sudut di kuadran II
b. cos 236°
cos 236°bertanda negatif, sebab 236° sudut di kuadran III
c. tan 98°
tan 98° bertanda negatif, sebab 98°sudut di kuadran II
d. cot 87°
cot 87° bertanda positif, sebab 87° sudut di kuadran I
e. sec 144°
sec 144° bertanda negatif, sebab 144°sudut di kuadran II
f. cosec 80°
cosec 80° bertanda positif, sebab 80° sudut di kuadran I
C. Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-sudut Berelasi
1. Perbandingan trigonometri untuk sudut (90° − 𝛼°)
a. sin (90° − 𝛼°) = cos 𝛼°
b. cos (90° − 𝛼°) = sin 𝛼°
c. tan (90° − 𝛼°) = cot 𝛼°
d. cot (90° − 𝛼°) = tan 𝛼°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
383
e. sec (90° − 𝛼°) = cosec 𝛼°
f. cosec (90° − 𝛼°) = sec 𝛼°
Contoh:
Nyatakan perbandingan trigonometri berikut ini dalam perbandingan trigonometri
sudut komplemennya
a. sin 36°
sin 36° = sin (90° − 54°) = cos 54°
Jadi sin 36° = cos 54°
b. cot 18°
cot 18° = cot (90° − 72°) = tan 72°
Jadi cot 18° = tan 72°
c. sec 12°
sec 12° = sec (90° − 78°) = cosec 78°
Jadi sec 12° = cosec 78°
2. Perbandingan trigonometri untuk sudut (90° + 𝛼°)
a. sin (90° + 𝛼°) = cos 𝛼°
b. cos (90° + 𝛼°) = - sin 𝛼°
c. tan (90° + 𝛼°) = - cot 𝛼°
d. cot (90° + 𝛼°) = - tan 𝛼°
e. sec (90° + 𝛼°) = - cosec 𝛼°
f. cosec (90° + 𝛼°) = sec 𝛼°
Hitunglah nilai dari:
a. sin 120°
sin 120° = sin (90° + 30°) = cos 30° = 1
2√3
Jadi sin 120° = cos 30° = 1
2√3
b. cos 135°
cos 135° = cos (90° + 45°) = -sin 45° = - 1
2√2
Jadi cos 135° = -sin 45° = - 1
2√2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
384
c. tan 150°
tan 150° = tan (90° + 60°) = - cot 60° = - 1
3√3
Jadi tan 150° = - cot 60° = - 1
3√3
3. Perbandingan trigonometri untuk sudut (180° − 𝛼°)
a. sin (180° − 𝛼°) = sin 𝛼°
b. cos (180° − 𝛼°) = - cos 𝛼°
c. tan (180° − 𝛼°) = - tan 𝛼°
d. cot (180° − 𝛼°) = - cot 𝛼°
e. sec (180° − 𝛼°) = - sec 𝛼°
f. cosec (180° − 𝛼°) = cosec 𝛼°
Hitunglah nilai dari:
a. sin 120°
sin 120° = sin (180° − 60°) = sin 60° = 1
2√3
Jadi sin 120° = sin 60° = 1
2√3
b. cos 135°
cos 135° = cos (180° − 45°) = -cos 45° = - 1
2√2
Jadi cos 135° = -cos 45° = - 1
2√2
c. tan 150°
tan 150° = tan (180° − 30°) = - tan 30° = - 1
3√3
Jadi tan 150° = - tan 30° = - 1
3√3
4. Perbandingan trigonometri untuk sudut (180° + 𝛼°)
g. sin (180° + 𝛼°) = - sin 𝛼°
h. cos (180° + 𝛼°) = - cos 𝛼°
i. tan (180° + 𝛼°) = tan 𝛼°
j. cot (180° + 𝛼°) = cot 𝛼°
k. sec (180° + 𝛼°) = - sec 𝛼°
l. cosec (180° + 𝛼°) = - cosec 𝛼°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
385
Hitunglah nilai dari:
a. sin 240°
sin 240° = sin (180° + 60°) = - sin 60° = - 1
2√3
Jadi sin 240° = - sin 60° = - 1
2√3
b. cos 225°
cos 225° = cos (180° + 45°) = -cos 45° = - 1
2√2
Jadi cos 225° = -cos 45° = - 1
2√2
c. tan 210°
tan 210° = tan (180° + 30°) = tan 30° = 1
3√3
Jadi tan 210° = tan 30° = 1
3√3
5. Perbandingan trigonometri untuk sudut (270° ± 𝛼°)
a. sin (270° − 𝛼°) = - cos 𝛼°
b. cos (270° − 𝛼°) = - sin 𝛼°
c. tan (270° − 𝛼°) = cot 𝛼°
d. cot (270° − 𝛼°) = tan 𝛼°
e. sec (270° − 𝛼°) = - cosec 𝛼°
f. cosec (270° − 𝛼°) = - sec 𝛼°
a. sin (270° + 𝛼°) = - cos 𝛼°
b. cos (270° + 𝛼°) = sin 𝛼°
c. tan (270° + 𝛼°) = - cot 𝛼°
d. cot (270° + 𝛼°) = - tan 𝛼°
e. sec (270° + 𝛼°) = cosec 𝛼°
f. cosec (270° + 𝛼°) = - sec 𝛼°
Hitunglah nilai dari:
a. sin 240°
sin 240° = sin (270° − 30°) = - cos 30° = - 1
2√3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
386
Jadi sin 240° = - cos 30° = - 1
2√3
b. cos 225°
cos 225° = cos (270° − 45°) = -sin 45° = - 1
2√2
Jadi cos 225° = -sin 45° = - 1
2√2
c. tan 210°
tan 210° = tan (270° − 60°) = cot 30° = 1
3√3
Jadi tan 210° = cot 60° = 1
3√3
6. Perbandingan trigonometri untuk sudut negatif (−𝛼°)
a. sin (−𝛼°) = - sin 𝛼°
b. cos (−𝛼°) = cos 𝛼°
c. tan (−𝛼°) = - tan 𝛼°
d. cot (−𝛼°) = - cot 𝛼°
e. sec (−𝛼°) = sec 𝛼°
f. cosec (−𝛼°) = - cosec 𝛼°
Hitunglah nilai dari:
a. sin(−30°)
sin(−30°) = - sin 30° = - 1
2
Jadi sin(−30°) = - 1
2
b. tan(−45°)
tan(−45°) = -tan 45° = - 1
Jadi tan(−45°) = -1
7. Perbandingan trigonometri untuk sudut (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) dan sudut (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°)
a. sin (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = sin (−𝛼°) = - sin 𝛼°
b. cos (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = cos (−𝛼°) = cos 𝛼°
c. tan (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = tan (−𝛼°) = - tan 𝛼°
d. cot (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = cot (−𝛼°) = - cot 𝛼°
e. sec (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = sec (−𝛼°) = sec 𝛼°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
387
f. cosec (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = cosec (−𝛼°) = - cosec 𝛼°
a. sin (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = sin 𝛼°
b. cos (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = cos 𝛼°
c. tan (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = tan 𝛼°
d. cot (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = cot 𝛼°
e. sec (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = sec 𝛼°
f. cosec (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = cosec 𝛼°
Hitunglah nilai dari:
a. sin 330°
sin 330° = sin (360° − 30°) = - sin 30° = - 1
2
Jadi sin 330° = - sin 30° = - 1
2
b. cos 315°
cos 315° = cos (360° − 45°) = cos 45° = 1
2√2
Jadi cos 315° = cos 45° = 1
2√2
c. tan 300°
tan 300° = tan (360° − 60°) = - tan 60° = −√3
Jadi tan 210° = - tan 60° = −√3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
388
Lampiran 1.2. Tugas Individu
1. Nyatakan perbandingan trigonometri berikut ini dalam perbandingan trigonometri
sudut komplemennya!
a. sin 52°
b. cos 16°
c. tan 57°
d. cot 28°
e. sec 56°
f. cosec 49°
2. Dengan menggunakan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (90° +∝°) dan
(180° −∝°), hitunglah nilai dari setiap perbandingan trigonometri berikut ini!
a. sin 135°
b. cos 150°
c. tan 120°
3. Dengan menggunakan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (180° + ∝°) dan
(270° −∝°), hitunglah nilai dari setiap perbandingan trigonometri berikut ini!
a. sin 225°
b. cos 210°
c. cos 240°
d. tan 225°
4. Dengan menggunakan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (270° + ∝°) dan
(360° −∝°), hitunglah nilai dari setiap perbandingan trigonometri berikut ini!
a. sin 315°
b. cos 300°
c. tan 315°
d. tan 330°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
389
Lampiran 1.3. Lembar Refleksi
LEMBAR REFLEKSI
1. Tuliskan pengalaman anda ketika mempelajari Matematika!
2. Nilai-nilai apakah yang kalian peroleh dalam mempelajari Matematika?
3. Tuliskan pengalaman Anda ketika belajar Matematika dengan Pak Budi!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
404
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan: SMA Santo Yosef Pangkalpinang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI (sebelas) IS/II (dua) (genap)
Materi Pokok : Peluang
Alokasi Waktu : 14 × 45 menit
A. Standar Kompetensi
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.6 Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Dapat menghitung nilai peluang dengan menggunakan ruang contoh
2. Dapat menghitung peluang dengan pendekatan definisi peluang klasik
3. Dapat menghitung frekuensi harapan suatu kejadian
4. Dapat menentukan peluang komplemen suatu kejadian
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menghitung nilai peluang dengan menggunakan ruang
contoh
2. Peserta didik dapat menghitung peluang dengan pendekatan definisi peluang
klasik
3. Peserta didik dapat menghitung frekuensi harapan suatu kejadian
4. Peserta didik dapat menentukan peluang komplemen suatu kejadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
405
Karakter siswa yang diharapkan:
Disiplin, bertanggung jawab, kreatif, religius, jujur, toleransi, kerja keras,
menghargai orang lain, peduli lingkungan, gemar membaca, peduli sosial, cinta
tanah air, teliti, rasa ingin tahu
E. Materi Pokok
Peluang suatu kejadian
F. Uraian Materi
1. Peluang dengan menggunakan ruang contoh
2. Peluang dengan pendekatan definisi peluang klasik
3. Frekuensi harapan suatu kejadian
4. Peluang komplemen suatu kejadian
G. Pendekatan
Kontekstual
H. Metode Pembelajaran
Diskusi Kelompok, Penugasan
I. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media Pembelajaran : CD Pembelajaran
2. Alat Pembelajaran : Papan tulis
J. Sumber Pembelajaran
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu
Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Supatmono, Catur dan Sriyanto. 2011. Matematika Kontekstual untuk SMA/MA
Kelas XI Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Klaten: PT Intan Pariwara.
Murniati, Suwarsini, dkk. 2009. Matematika SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Yudhistira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
406
K. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Memahami
permasalahan peluang
dengan kaitannya pada
kebutuhan sehari-hari
Mencari informasi
tentang materi peluang
melalui berbagai macam
sumber
Peserta didik dapat
mengidentifikasi materi
peluang
L. Skenario Pembelajaran
Pertemuan 1 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali materi ruang sampel dan kejadian pada
pertemuan sebelumnya.
b. Motivasi
Peluang dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membantu
seseorang untuk menentukan suatu perhitungan yang tepat dalam
mengambil keputusan yang ada.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
Peserta didik dapat mendeskripsikan mengenai pengertian peluang. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, rasa ingin
tahu, kreatif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menjelaskan materi mengenai peluang dengan menggunakan ruang
contoh. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja
keras)
2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang
ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung
jawab, disiplin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
407
3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin
tahu)
2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)
1) Ujian tertulis
2) Lembar pengamatan (afektif)
3) Lembar pengamatan (psikomotorik)
Pertemuan 2 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.
b. Motivasi
Peluang dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membantu
seseorang untuk menentukan suatu perhitungan yang tepat dalam
mengambil keputusan yang ada serta memberikan penanaman karakter
kepada peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
408
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
Peserta didik mengeksplorasi materi peluang dengan menggunakan ruang
contoh melalui latihan soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menjelaskan materi mengenai peluang dengan menggunakan ruang
contoh. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja
keras)
2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang
ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung
jawab, disiplin)
3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin
tahu)
2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
409
1) Ujian tertulis
2) Lembar pengamatan (afektif)
3) Lembar pengamatan (psikomotorik)
Pertemuan 3 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.
b. Motivasi
Peluang dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membantu
seseorang untuk menentukan suatu perhitungan yang tepat dalam
mengambil keputusan yang ada serta memberikan penanaman karakter
kepada peserta didik
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
Peserta didik mengeksplorasi materi peluang yang dipelajari melalui latihan
soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menjelaskan materi mengenai peluang dengan menggunakan ruang
contoh. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja
keras)
2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang
ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung
jawab, disiplin)
3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
410
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin
tahu)
2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)
1) Ujian tertulis
2) Lembar pengamatan (afektif)
3) Lembar pengamatan (psikomotorik)
Pertemuan 4 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali materi peluang dengan menggunakan ruang
contoh pada pertemuan sebelumnya.
b. Motivasi
Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
Peserta didik mengeksplorasi materi peluang yang memiliki kesempatan
yang sama (pendekatan definisi klasik) melalui latihan soal yang diberikan.
(nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, rasa
ingin tahu, kreatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
411
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menjelaskan materi mengenai peluang yang memiliki kesempatan yang
sama (pendekatan definisi klasik). (nilai yang ditanamkan: rasa ingin
tahu, kreatif, kerja keras)
2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang
ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung
jawab, disiplin)
3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin
tahu)
2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)
1) Ujian tertulis
2) Lembar pengamatan (afektif)
3) Lembar pengamatan (psikomotorik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
412
Pertemuan 5 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.
b. Motivasi
Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
Peserta didik mengeksplorasi materi peluang yang memiliki kesempatan
yang sama (pendekatan definisi klasik) melalui latihan soal yang diberikan.
(nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, rasa
ingin tahu, kreatif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menjelaskan materi mengenai peluang yang memiliki kesempatan yang
sama (pendekatan definisi klasik). (nilai yang ditanamkan: rasa ingin
tahu, kreatif, kerja keras)
2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang
ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung
jawab, disiplin)
3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin
tahu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
413
2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)
1) Ujian tertulis
2) Lembar pengamatan (afektif)
3) Lembar pengamatan (psikomotorik)
Pertemuan 6 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.
b. Motivasi
Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
Peserta didik mengeksplorasi materi frekuensi harapan suatu kejadian
melalui latihan soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja keras,
jujur, saling menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menjelaskan materi mengenai frekuensi harapan suatu kejadian. (nilai
yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras)
2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang
ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung
jawab, disiplin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
414
3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin
tahu)
2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)
1) Ujian tertulis
2) Lembar pengamatan (afektif)
3) Lembar pengamatan (psikomotorik)
Pertemuan 7 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
b. Motivasi
Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
415
Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:
Peserta didik mengeksplorasi materi peluang komplemen suatu kejadian
melalui latihan soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja keras,
jujur, saling menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menjelaskan materi mengenai peluang komplemen suatu kejadian.
(nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras)
2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang
ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung
jawab, disiplin)
3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai
yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin
tahu)
2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja
keras, jujur, saling menghargai)
b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling
menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)
1) Ujian tertulis
2) Lembar pengamatan (afektif)
3) Lembar pengamatan (psikomotorik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
417
LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Materi Pembelajaran
A. Peluang dengan Menggunakan Ruang Contoh
Misalkan S adalah ruang contoh dari sebuah percobaan dan masing-masing dari
anggota S memiliki kesempatan untuk muncul.
Jika S adalah suatu kejadian dengan 𝐸 ⊂ 𝑆, maka peluang kejadian E ditentukan
dengan rumus:
𝑃(𝐸) =𝑛(𝐸)
𝑛(𝑆)
n(E) adalah banyak anggota dalam himpunan kejadian E
n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang contoh S
Kisaran Nilai Peluang
Kisaran peluang kejadian E mempunyai batas dari 0 sampai dengan 1.
Jika 𝑃(𝐸) = 0 maka dikatakan E adalah kejadian yang mustahil terjadi
Jika 𝑃(𝐸) = 1 maka dikatakan E adalah kejadian yang pasti terjadi
Contoh:
Tiga keping mata uang logam dilemparkan secara bersamaan. Hitunglah nilai peluang
kejadian-kejadian berikut:
a. Kejadian munculnya tiga sisi tulisan
b. Kejadian munculnya satu sisi gambar dan dua sisi tulisan
Jawab:
Ruang contoh pada percobaan melempar tiga keping mata uang logam secara
bersamaan adalah
𝑆 = {(𝐺, 𝐺, 𝐺), (𝐺, 𝐺, 𝑇), (𝐺, 𝑇, 𝐺), (𝐺, 𝑇, 𝑇), (𝑇, 𝐺, 𝐺), (𝑇, 𝐺, 𝑇), (𝑇, 𝑇, 𝐺), (𝑇, 𝑇, 𝑇)},
sehingga 𝑛(𝑆) = 8
a. Misalkan A adalah kejadian munculnya tiga sisi tulisan, maka
𝐴 = {(𝑇, 𝑇, 𝑇)} dan 𝑛(𝐴) = 1
𝑃(𝐴) =𝑛(𝐴)
𝑛(𝑆)=
1
8
Jadi, peluang kejadian munculnya tiga sisi tulisan adalah 1
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
418
b. Misalkan B adalah kejadian munculnya satu sisi gambar dan dua sisi tulisan, maka
𝐴 = {(𝐺, 𝑇, 𝑇), (𝑇, 𝐺, 𝑇), (𝑇, 𝑇, 𝐺)} dan 𝑛(𝐵) = 3
𝑃(𝐵) =𝑛(𝐵)
𝑛(𝑆)=
3
8
Jadi, peluang kejadian munculnya tiga sisi tulisan adalah 3
8
B. Peluang dengan Pendekatan Definisi Klasik
Misalkan dalam sebuah percobaan menyebabkan munculnya n hasil yang mungkin
dengan masing-masing hasil mempunyai kesempatan yang sama (equally likely). Jika
kejadian E dapat muncul sebanyak k kali, maka peluang kejadian E ditentukan dengan
rumus:
𝑃(𝐸) =𝑘
𝑛
Contoh:
1. Sebuah bilangan asli diambil secara acak (random) dari bilangan-bilangan asli
1,2,3,...,4,5,6,7,8, dan 9. Jika E adalah kejadian munculnya bilangan genap,
hitunglah nilai peluang kejadian E.
Jawab:
Karena pengambilan bilangan secara acak, maka bilangan-bilangan itu memiliki
kesempatan yang sama untuk terambil sehingga n = 9.
Kejadian E adalah kejadian munculnya bilangan genap, yaitu 2,4,6, dan 8, sehingga
k = 4.
𝑃(𝐸) =𝑘
𝑛=
4
9
Jadi, nilai peluang kejadian E adalah 4
9
2. Sebuah kotak berisi 10 buah manik, 6 buah di antaranya berwarna merah dan 4 buah
yang lainnya berwarna putih. Dari kotak itu diambil 3 buah manik secara acak.
Berapa peluang, jika yang terambil:
a. semuanya manik putih
b. 2 manik merah dan 1 manik putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
419
Jawab:
Dari 10 buah manik diambil 3 buah manik, seluruhnya ada:
𝐶310 =
10!
3! (10 − 3)!=
10!
3! 7!= 120 𝑐𝑎𝑟𝑎, 𝑛 = 120
a. 3 manik putih diambil dari 4 manik putih, seluruhnya ada:
𝐶34 =
4!
3! (4 − 3)!=
4!
3! 1!= 4 𝑐𝑎𝑟𝑎, 𝑘 = 4
𝑃(𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ) =4
120=
1
30
Jadi, peluang yang terambil ketiga-tiganya manik putih adalah 1
30
b. 2 manik merah dan 1 manik putih, seluruhnya ada:
𝐶26 × 𝐶1
4 =6!
2! 4!×
4!
1! 3!= 15 × 4 = 60 𝑐𝑎𝑟𝑎, 𝑘 = 60
𝑃(2 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 1 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ) =60
120=
1
2
Jadi, peluang yang terambil 2 manik merah dan 1 manik putih adalah 1
2
C. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Misalnya sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali dan P(E) adalah peluang
kejadian E. Frekuensi harapan kejadian E ditentukan dengan aturan
𝐹ℎ(𝐸) = 𝑛 × 𝑃(𝐸)
Contoh:
1. Sebuah dadu bersisi enam dilempar sebanyak 300 kali. Hitunglah frekuensi harapan
untuk kejadian-kejadian berikut:
a. Kejadian munculnya mata dadu angka 4
b. Kejadian munculnya mata dadu angka ganjil
Jawab:
Banyak percobaan n = 300
a. Misalkan 𝐸1 adalah kejadian munculnya mata dadu angka 4, maka 𝑃(𝐸1) =1
6
𝐹ℎ(𝐸1) = 𝑛 × 𝑃(𝐸1) = 300 ×1
6= 50
Jadi frekuensi harapan kejadian munculnya mata dadu angka 4 adalah 50 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
420
b. Misalkan 𝐸2 adalah kejadian munculnya mata dadu angka ganjil, maka 𝑃(𝐸2) =
1
2
𝐹ℎ(𝐸2) = 𝑛 × 𝑃(𝐸2) = 300 ×1
2= 150
Jadi frekuensi harapan kejadian munculnya mata dadu angka ganjil adalah 150
kali
2. Bibit ikan lele yang ditebarkan pada sebuah kolam mempunyai peluang hidup 0,92/
Jika ke dalam kolam itu ditebar bibit ikan lele sebanyak 7.000 ekor, berapa banyak
ikan lele yang diharapkan hidup?
Jawab:
Banyak bibit ikan lele yang ditebar 𝑛 = 7.000
Misalkan E adalah kejadian munculnya mata dadu angka ganjil, maka 𝑃(𝐸) = 0,92
𝐹ℎ(𝐸) = 𝑛 × 𝑃(𝐸) = 7.000 × 0,92 = 6.440
Jadi, banyak ikan lele yang diharapkan masih hidup adalah 6.440 ekor
D. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Jika 𝐸′ adalah komplemen kejadian E, maka peluang kejadian 𝐸′ ditentukan dengan
aturan:
𝑃(𝐸′) = 1 − 𝑃(𝐸)
P(E) adalah peluang kejadian E dan 𝑃(𝐸′) adalah peluang komplemen kejadian E
Contoh:
Sebuah dadu bersisi enam dilempar sekali. Berapa peluang kejadian munculnya mata
dadu bukan angka 2.
Jawab:
Misalkan 𝐸′ adalah kejadian munculnya mata dadu angka 2, maka 𝐸 = {2} dan 𝑃(𝐸) =
1
6.
Jika 𝐸′ adalah kejadian munculnya mata dadu bukan 2, maka 𝐸′ adalah komplemen
kejadian E, sehingga berlaku hubungan
𝑃(𝐸′) = 1 − 𝑃(𝐸)
⇔ 𝑃(𝐸′) = 1 −1
6=
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
421
Jadi, peluang kejadian munculnya mata dadu bukan 2 adalah 1
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
422
Lampiran 1.2. Tugas Individu
1. Sebuah dadu bersisi enam dilempar 1 kali. Dengan menggunakan ruang contoh,
hitunglah nilai peluang kejadian-kejadian berikut
a. Kejadian munculnya mata dadu angka negatif
b. Kejadian munculnya mata dadu angka kurang dari 8
c. Kejadian munculnya mata dadu angka genap
d. Kejadian munculnya mata dadu angka ganjil
e. Kejadian munculnya mata dadu angka prima ganjil
2. Tiga keping mata uang logam dilemparkan secara bersamaan. Hitunglah nilai peluang
kejadian berikut
a. Kejadian munculnya dua sisi gambar dan satu sisi tulisan
b. Kejadian munculnya satu sisi gambar dan dua sisi tulisan
c. Kejadian munculnya tiga sisi gambar
3. Sebuah dadu bersisi enam dilempar sekali. Berapakah peluang munculnya mata dadu
lebih dari dua?
4. Sebuah dadu dilempar satu kali, berapakah peluang munculnya:
a. Mata dadu bilangan prima
b. Mata dadu bilangan lebih dari dua
5. Tiga keping mata uang logam dilempar bersama-sama satu kali, berapakah peluang
munculnya:
a. Sekurang-kurangnya 1 sisi gambar
b. Sekurang-kurangnya 1 sisi tulisan
6. Dalam sebuah kolam kecil terdapat 7 ikan lele dan 5 ikan gurame. Dari kolam itu akan
diambil 4 ikan secara acak. Hitunglah nilai peluangnya jika yang terambil itu adalah:
a. Keempat-empatnya ikan lele
b. 2 ikan lele dan 2 ikan gurame
c. 1 ikan lele dan 3 ikan gurame
d. 3 ikan lele dan 1 ikan gurame
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
423
7. Dalam sebuah kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola putih. Diambil secara acak 3 bola
sekaligus. Berapakah peluang terambilnya:
a. 3 bola merah
b. 2 bola merah dan 1 bola putih
c. 1 bola merah dan 2 bola putih
d. 3 bola putih
8. Sekeping mata uang logam dilempar sebanyak 500 kali. Berapa nilai frekuensi harapan
untuk kejadian:
a. Munculnya sisi gambar
b. Munculnya sisi tulisan
9. Dadu bersisi enam dilemparkan sebanyak 600 kali. Hitunglah frekuensi harapan untuk
kejadian-kejadian berikut:
a. Kejadian munculnya mata dadu angka 3
b. Kejadian munculnya mata dadu angka yang habis dibagi 2
c. Kejadian munculnya mata dadu angka yang habis dibagi 3
d. Kejadian munculnya mata dadu angka prima
10. Sebuah bibit tanaman memiliki peluang tumbuh 0,85. Bibit tanaman itu ditanam pada
suatu lahan sebanyak 5.000 bibit. Berapa banyak bibit tanaman yang diharapkan dapat
tumbuh?
11. Sekeping mata uang logam dilempar satu kali
a. Hitunglah peluang munculnya sisi gambar
b. Hitunglah peluang munculnya sisi bukan gambar
12. Sebuah dadu bersisi enam dilemparkan satu kali. Berapakah peluang kejadian
munculnya mata dadu bukan angka 2!
13. Sebuah kantong berisi 4 bola merah dan 6 bola putih. Dari kantong itu diambil dua buah
bola secara acak. Hitunglah peluang yang terambil itu kedua-duanya bukan bola merah!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI