pendidikan dan pelatihan tenaga tehnis …. database: prinsip tatakelola fisik dan data ... ondition...

12
( 1 ) A. TUJUAN Tujuan Diklat adalah meningkatkan kemampuan pegawai museum (khususnya yang berhubungan dengan koleksi) dalam melaksanakan kegiatan registrasi dan kurasi secara teori dan praktis. B. MATERI DIKLAT Teori akan meliputi pengetahuan: 1. Administrasi dasar koleksi dan tehnis deskripsi, registrasi, dokumentasi, inventarisasi, katalogisasi, identifikasi/ klasifikasi, kondisi, dan sejenisnya dengan Rumus ABC-PQR dan Alur Studi - Interpretasi Koleksi yang sebenarnya (Curation Process). Lampiran 1, 2 dan 10. 2. Database: Prinsip Tatakelola Fisik dan Data Koleksi. Praktik akan meliputi: 1. Instalasi Database dan file/ berkas pendukung. 2. Pengolahan data survai lapangan (BMN) dari Seksi Registrasi (DATA 01) menjadi data lengkap, berupa lembar Katalog Koleksi (DATA 02), lihat Lampiran 3. Pelatihan ini akan meliputi praktik pensortiran data koleksi tekstil yang tercampur dengan data koleksi lain.; 3. Validasi data (nomor inventaris) dan foto ganda, serta praktik mencari duplikasi dan mereview data dari tahun 1994 (20 tahun yang lalu).; 4. Penelusuran nama, asal benda, asal lokasi, bahan dan foto penunjang pada data-data lama dalam sistem database (Lampiran 7 dan 8.). Optimalisasi sistem database dengan melengkapi alamat lokasi bahan-pustaka sebagai rujukan, file/ berkas foto atau artikel yang berhubungan dengan koleksi dan daerah asal koleksi. Output Database ini bisa berupa Lembar Inventaris, Katalog dan Daftar Koleksi (Lampiran 4).; 5. Pembuatan “Daftar Simpan Koleksi dengan Sortir Data per Lokasi” (Model A) dan “Daftar Simpan Koleksi dengan Sortir Data per Nomor Inventaris” (Model B), sekaligus menyiapkan Petalokasi Simpan Koleksi (Lampiran 5 dan 6).; 6. Pengenalan kondisi lapangan: Tata Pamer - Simpan Koleksi dan Alat Penunjang Proses Penelitian, Lampiran 11. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA TEHNIS KOMPUTER KURASI-REGISTRASI MUSEUM NASIONAL 2014 Puji Yosep Subagiyo [primastoria.net] Instruktur Kurasi dan Aplikasi Sistem Database Museum Seksi Observasi – Bidang Perawatan dan Pengawetan

Upload: phamdang

Post on 16-Mar-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

( 1 )

A. TUJUANTujuan Diklat adalah meningkatkan kemampuan pegawai museum (khususnya yang

berhubungan dengan koleksi) dalam melaksanakan kegiatan registrasi dan kurasi secara teori dan praktis.

B. MATERI DIKLATTeori akan meliputi pengetahuan:

1. Administrasi dasar koleksi dan tehnis deskripsi, registrasi, dokumentasi, inventarisasi, katalogisasi, identi�kasi/ klasi�kasi, kondisi, dan sejenisnya dengan Rumus ABC-PQR dan Alur Studi - Interpretasi Koleksi yang sebenarnya (Curation Process). Lampiran 1, 2 dan 10.

2. Database: Prinsip Tatakelola Fisik dan Data Koleksi.Praktik akan meliputi:1. Instalasi Database dan �le/ berkas pendukung.2. Pengolahan data survai lapangan (BMN) dari Seksi Registrasi (DATA 01) menjadi data

lengkap, berupa lembar Katalog Koleksi (DATA 02), lihat Lampiran 3. Pelatihan ini akan meliputi praktik pensortiran data koleksi tekstil yang tercampur dengan data koleksi lain.;

3. Validasi data (nomor inventaris) dan foto ganda, serta praktik mencari duplikasi dan mereview data dari tahun 1994 (20 tahun yang lalu).;

4. Penelusuran nama, asal benda, asal lokasi, bahan dan foto penunjang pada data-data lama dalam sistem database (Lampiran 7 dan 8.). Optimalisasi sistem database dengan melengkapi alamat lokasi bahan-pustaka sebagai rujukan, �le/ berkas foto atau artikel yang berhubungan dengan koleksi dan daerah asal koleksi. Output Database ini bisa berupa Lembar Inventaris, Katalog dan Daftar Koleksi (Lampiran 4).;

5. Pembuatan “Daftar Simpan Koleksi dengan Sortir Data per Lokasi” (Model A) dan “Daftar Simpan Koleksi dengan Sortir Data per Nomor Inventaris” (Model B), sekaligus menyiapkan Petalokasi Simpan Koleksi (Lampiran 5 dan 6).;

6. Pengenalan kondisi lapangan: Tata Pamer - Simpan Koleksi dan Alat Penunjang Proses Penelitian, Lampiran 11.

PENDIDIKAN DAN PELATIHANTENAGA TEHNIS KOMPUTER KURASI-REGISTRASIMUSEUM NASIONAL 2014

Puji Yosep Subagiyo [primastoria.net]Instruktur Kurasi dan Aplikasi Sistem Database MuseumSeksi Observasi – Bidang Perawatan dan Pengawetan

SEJARAH NUMISMATIKDAN HERALDIKARKEOLOGI PRASEJARAHETNOGRAFI GEOGRAFI

Kelompok

( 2 )

ALUR

KEL

UAR-

MAS

UK D

AN K

OMPU

TERI

SASI

DAT

A KO

LEKS

I

INVE

NTAR

ISAS

IDA

N PE

NELI

TIAN

PEM

ILIK

BE

NDA

PENG

ELOL

ALA

IN-L

AIN

* TIM

/PAN

ITIA

* **

BIDA

NGRE

GIST

RASI

DAN

DOKU

MEN

TASI

TIM

PE

NGAD

AAN

KOLE

KSI,

PANI

TIA

PAM

ERAN

, DLL

.

DIUS

ULKA

N/DI

TAW

ARKA

N ME

NJAD

IKO

LEKS

IMU

SEUM

DIDA

FTAR

/DI

CATA

TSE

LEKS

I

MEME

NUHI

SY

ARAT

TIDA

KME

MENU

HI

SYAR

AT

BENDA

DIBE

LI*

DIHI

BAH/

* SUMB

ANGK

ANDI

PINJ

AM/

*LA

IN-L

AIN

*TI

TIPK

AN

MENJ

ADI

KOLE

KSI

MUSE

UM

DIRE

GIST

RASI

DA

N DO

KUME

NTAS

I

BIDA

NGRE

GIST

RASI

DAN

DOKU

MEN

TASI 1.

Nom

or R

egist

rasi

2. N

omor

Inve

ntar

is3.

Nam

a Ko

leks

i4.

Kel

ompo

k

a. P

embu

atan

b. P

erol

ehan

6. A

sal (

Tem

pat)

a. S

emen

tara

b. T

etap

a. B

ahan

b. U

kura

nc.

dll.

7. D

eskr

ipsi

Sing

kat

a. C

ara

Pero

leha

n

(hib

ah, b

eli/h

arga

,

dll.

)b.

Keg

unaa

n

8. R

iway

at S

ingk

at

9. K

eter

anga

n Ta

mba

han

Data

Isia

n Re

gist

rasi

5. L

okas

i Sim

pan

(Sub

Kel

ompo

k)

PENG

ELOL

A KO

LEKS

I

KOM

PUTE

RISA

SI

DATA KOLEKSI

DITE

RIM

A/ M

ASUK

DITO

LAK/

KEL

UAR

Peng

elol

a/ P

elak

sana

(RE)

INV

ENTA

RISA

SI/

(HER

) RE

GIST

RASI

1. N

omor

Reg

istra

si2.

Nom

or In

vent

aris

3. N

ama

Kole

ksi

4. K

elom

pok

dan

a. P

embu

atan

b. P

erol

ehan

6. A

sal (

Tem

pat)

a. S

emen

tara

b. T

etap

a. B

ahan

b. U

kura

nc.

dll.

7. D

eskr

ipsi

Leng

kap

a. C

ara

Pero

leha

n

(hib

ah, b

eli/h

arga

,

dll.

)b.

Keg

unaa

n

8. R

iway

at L

engk

ap

9. K

eter

anga

n Ta

mba

han

Data

Isia

n In

vent

aris

asi

5. L

okas

i Sim

pan

Sub

Kelo

mpo

k

10. R

efer

ensi

Peng

elol

a/ P

elak

sana

TIM

PEN

GADA

AN K

OLEK

SI,

PANI

TIA

PAM

ERAN

, DLL

.DE

NGAN

PER

SETU

JUAN

KEPA

LA M

USEU

M

Lampiran 1.

(10) (20) (30) (40) (50) (70)

KERAMIK(60)

Gam

bara

n In

ti Il

mu

dan

Tekn

olog

i Bah

an

Sist

em P

eruj

ukan

Ben

daSe

ni -

Buda

ya

Data

Isia

n Re

gist

rasi

STU

DI

KO

LEK

SI

Data

Isia

n In

vent

aris

asi

DATA KOLEKSI KOLEKSI

Data

Isia

n Re

gist

rasi

1. N

omor

Reg

istra

si2.

Nom

or In

vent

aris

3. N

ama

Kole

ksi

4. K

elom

pok

a. S

emen

tara

b. T

etap

5. L

okas

i Sim

pan

(Sub

Kel

ompo

k)

Data

Isia

n In

vent

aris

asi

1. N

omor

Reg

istra

si2.

Nom

or In

vent

aris

3. N

ama

Kole

ksi

4. K

elom

pok

dan

a. S

emen

tara

b. T

etap

5. L

okas

i Sim

pan

Sub

Kelo

mpo

k

REIN

VENT

ARIS

ASI

HERE

GIST

RASI

Data

Isia

n Ka

talo

gisa

si1.

Nom

or R

egist

rasi

2. N

omor

Inve

ntar

is3.

Nam

a Ko

leks

i4.

Kel

ompo

k da

n

6. A

sal (

Tem

pat)

5. L

okas

i Sim

pan

Sub

Kelo

mpo

k

7. D

eskr

ipsi

Leng

kap

REKA

TALO

GISA

SI

REGI

STRA

SIIN

VENT

ARIS

ASIKA

TALO

GISA

SI Data

Isia

n Ka

talo

gisa

si

1. N

omor

Reg

istra

si2.

Nom

or In

vent

aris

3. N

ama

Kole

ksi

4. K

elom

pok

dan

6. A

sal (

Tem

pat)

5. L

okas

i Sim

pan

Sub

Kelo

mpo

k

7. D

eskr

ipsi

Leng

kap

1. N

omor

Reg

istra

si2.

Nom

or In

vent

aris

3. N

ama

Kole

ksi

4. K

elom

pok

a. S

emen

tara

b. T

etap

5. L

okas

i Sim

pan

(Sub

Kel

ompo

k)

1. N

omor

Reg

istra

si2.

Nom

or In

vent

aris

3. N

ama

Kole

ksi

4. K

elom

pok

a. S

emen

tara

b. T

etap

5. L

okas

i Sim

pan

(Sub

Kel

ompo

k)

KONT

EKS

KULT

URAL

(ben

da d

alam

kon

teks

nya)

INTE

RPRE

TASI

(ben

da k

e-ko

ntek

snya

)PR

OSES

KUR

ASI

(ben

da h

ilang

kon

teks

nya)

ANAL

ISA

KOM

PARA

TIF

3

4

1

2

Skem

a Pr

oses

Kur

asi

ABC-

PQR

RU

MU

S

( 3 )

Lampiran 2.

ALUR

STUD

I - IN

TERP

RETA

SI K

OLEK

SI

Age

= Um

urBe

auty

= K

eind

ahan

Cond

ition

= K

ondi

siPr

ice =

Har

gaQu

ality

= K

ualit

asRa

rity

= Ke

lang

kaan

Jam

es C

liffo

rd (1

988:

224)

Susa

n M.

Pea

rce

(199

4:26

3)

Lawr

ence

van

Vla

ck (1

985)

Pam

ela

B. V

andi

ver,

et.a

l. (1

991)

Susa

n M.

Pea

rce,

edi

t. (1

989:

99)

(100

0) E

TNOG

RAFI

(Klp)

Kel

ompo

k &

Kod

e

(110

0) T

ekst

il (S

ubKl

p)(1

101)

Bat

ik (S

ubSu

bKlp)

(110

2) Ik

at(1

176)

Ikat

Pak

an

(200

0) G

EOG

RAFI

(300

0) S

EJAR

AH

(400

0) A

RKEO

LOGI

(600

0) K

ERAM

IK

(700

0) P

RASE

JARA

H

(117

9) Ik

at P

akan

+

Song

ket

(500

0)NU

MIS

MAT

IK &

HERA

LDIK

Daftar BMN 2014Bidang Registrasi dan Dokumentasi

tekstil

noda7. Kondisi:

25 Februari 2014

5. Ukuran :

Seprai

1. Jenis Koleksi:

4. Tempat Penyimpanan:

204683. Nomor Inv.:

Etnografi

2. Nama Benda:

storage lantai 5

6. Bahan :

8. Tanggal Pengamatan:

Pj. Lb. (cm)230 158

000001

kapasBagus8. Kondisi:

13 September 1994

6. Ukuran :

Palampos1. Jenis Koleksi:

5. Tempat Penyimpanan:

20468 b4. Nomor Inv.:

Etnografi2. Nama Benda:

7. Bahan :

31B/7

9. Tanggal Pengamatan:

Pj. Lb.GB.ST5.031.04(LAMA) (BARU)GA.14b.

238 x 162 cm.

000001

Lampung India3. Asal Benda:

(LAMA) 20468 b (BARU) 20468 b (FOTO)

Kain sablon dan colet10. Catatan:

Daftar Koleksi TekstilBidang Perawatan dan Pengawetan

238 162

DAT

A 01

.D

ATA

02.

( 4 )

Lampiran 3.

99Usia: Tahun.

(Sub) Kelompok: Tekstil Sablon

Lampiran 4.

( 5 )

GB.ST5.031.04 000003LIT-MNI / 5 2014.

LEMBAR INVENTARIS TEKSTILMUSEUM NASIONAL

/

Kain palamposa. Bentuk:238 x 162 cm.b. Ukuran:

kapasc. Bahan:merah, biru, hijau, hitam, kuning, polos.d. Warna:

palmet (paisley), florale. Motif/Hiasan:sablon (print), coletf. Teknik Pembuatan:

Kain palampores (baca: palampos) adalah kain katun bermotifkan seperti pohon hayat,palmet, dll. yang dibuat dengan tehnik sablon-blok (block-print) dari India yang banyakdipasarkan ke Eropa. Pada sekitar tahun 1915-an kain palampos dipasarkan olehBelanda sampai ke Indonesia (Storey, 1992:20-24). Kain palampos digunakan sebagaipenutup, hiasan dinding, dll.Di sini, kain palampos berupa kain katun berwarna latar putih (polos) yang digambarisebuah pintu serambi dan ornamen-ornamen geometris khas Timur Tengah, sepertigambar-gambar yang umum di sajadah (alas sembahyang orang muslim). Teknikpenerapan warna yang membentuk pola-hias adalah teknik sablon, dan mungkin jugacolet (free-hand painting). Hal ini nampak sekali dengan adanya pergeseran warna padaornamen-ornamen yang telah disebut di atas.

g. Uraian:

a. Tempat Asal:

kain penutup, hiasan dinding, dll.e. Kegunaan/ Fungsi:

01/01/1915f. Tahun Perolehan:

BeliTemuan

Hadiah/ HibahTransaksi lain

g. Cara Perolehan:

Baik Cukup Rusak Lain-lain7. Kondisi:

Ref.: J.E. Jasper & M. Pirngadie (1916:88-89). J.E. Jasper & M. Pirngadie (1997):Seni Batik, Tim Peneliti Batik Indonesia, trans-edit-anot: S.H. Adiwoso & P.Y.Subagiyo, Tokyo - Jakarta. Subagiyo, P.Y. (1996): Metal Thread Exam..., JambiInt. Symposium. hal.11-13. Storey, Joyce (1992): Textile Printing, London,Thames & Hudson. hal.20-24. John Guy (1998): Woven Cargoes - IndianTextiles in the East, Thames & Hudson.

8. Keterangan, Referensi, dll.:

Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain

9. Teknik Pengamatan: 13 September 1994Tanggal Pengamatan:

Tanda tanganKurator:

Puji Yosep SubagiyoNama Kurator:

X

5. Deskripsi Benda:

6. Riwayat Benda:

noda sedikit

.baKgnupmaLaidnI.porP Negara

Indiab. Tempat Pembuatan:

Lampungc. Tempat Temuan:

d. Tahun Pembuatan:

4. Tempat Penyimpanan:

20468 b b 86402:.vnI romoN .3

Nomor Reg.:

(lama) (baru)

20468 bNo. Foto:

Silang polosSilang keparTapestriRep

SatinDamasOther...

Tehnik Tenun/Nir-Tenun :

Brokat (brocade)Kelim (slit/interlocked)Perca (applique)PilihSongketSulam (embroidery)Sulam bantal (quilting)Sulam cucuk (couching)SungkitOther...

K-1aK-1bK-2aK-2bK-2c

K-3aK-3bK-3cK-4aK-4b

K-5aK-5bOther...

Kategori Penerapan Logam :

KETERANGAN KHUSUS (ATRIBUT)

Pewarnaan (Pencelupan/Pigmentasi) :

BiasaBatikIkat

Plangi/JumputanTritikOther...

ColetPrada

Sablon/ PrintingOther...

GB.ST5.031.04

)urab()amal(

14b. (31B/7)

Palampos1. Jenis Koleksi: Etnografi2. Nama Benda:

)amal()urab(

(Sub) Kelompok: Tekstil Sablon

99Usia: Tahun.

( 6 )

Lampiran 5.

Tanggal: 17 Mei 2014

192681 GB ST5 001 01

233282 GB ST5 001 01

233293 GB ST5 001 01

266424 GB ST5 001 01

266415 GB ST5 001 01

209956 GB ST5 001 01

242717 GB ST5 001 01

202138 GB ST5 001 01

00576 c9 GB ST5 001 01

2664310 GB ST5 001 01

1926211 GB ST5 001 02

2413112 GB ST5 001 02

00576 A13 GB ST5 001 02

00576 B14 GB ST5 001 02

2323015 GB ST5 001 02

2040616 GB ST5 001 02

2039617 GB ST5 001 02

2378218 GB ST5 001 02

2145219 GB ST5 001 02

2039420 GB ST5 001 02

00021 GVT21 GB ST5 001 02

2332722 GB ST5 001 02

2653823 GB ST5 001 03

03263 TN24 GB ST5 001 04

2041825 GB ST5 001 04

0052226 GB ST5 002 01

29073 a27 GB ST5 002 01

29073 b28 GB ST5 002 01

2800929 GB ST5 002 01

0457030 GB ST5 002 01

2015531 GB ST5 002 01

2801132 GB ST5 002 01

2820133 GB ST5 002 01

00531 c34 GB ST5 002 02

28016 a35 GB ST5 002 02

No. Inv.No.Lokasi Benda

CatatanBaruRu. Lc.Lm.Gd.

00001 GVT1 GB ST5 081 04

00003 GVT2 GB ST5 093 01

00006 GVT3 GB ST5 037 03

00007 GVT4 GB ST5 065 02

00008 GVT5 GB ST5 065 02

00009 GVT6 GB ST5 026 02

00010 GVT7 GB ST5 048 03

00015 GVT8 GB ST5 002 02

00021 GVT9 GB ST5 001 02

00023 a10 GB ST5 008 04

00036 GVT11 GB ST5 005 04

00043 GVT12 GB ST5 050 04

00050 GVT13 GB ST5 015 01

00051 GVT14 GB ST5 015 02

00054 GVT15 GB ST5 020 03

00058 GVT16 GB ST5 021 03

0006017 GB ST5 011 02

00061 GVT18 GB ST5 024 02

00063 GVT19 GB ST5 042 01

0006420 GB ST5 017 01

00064 GVT21 GB ST5 044 01

00065 GVT22 GB ST5 044 01

0007623 GB ST5 011 02

00076 GVT24 GB ST5 056 01

0008025 GB ST5 021 03

00099 GVT26 GB ST5 061 02

00100 GVT27 GB ST5 062 02

00101 GVT28 GB ST5 063 01

00103 GVT29 GB ST5 065 01

00105 GVT30 GB ST5 065 02

0011531 GB ST5 023 03

00120 A32 GB ST5 063 01

00156 a33 GB ST5 021

00156 b34 GB ST5 021

0020135 GB ST5 011 04

No. Inv.No.Lokasi Benda

CatatanBaruRu. Lc.Lm.Gd.

Tanggal: 17 Mei 2014

Da�ar Simpan Tekstilsortir per LokasiA Da�ar Simpan Tekstil

sortir per Nomor InventarisB

( 7 )

Lampiran 6.

Petalokasi Simpan Tekstil

238 cm

133

cm

069

070

071

072

076

075

074

073

012

013

014

015

016

017

018

019

024

025

026

027

028

029

030

031

70 c

m

144

cm

036035

038037

040039

042041

007008

005006

003004

001002

021

020

033

032

050

049

048

047

046

045

044

043

092091

238 cm

70 cm

056

055

054

053

061

062

063

064

065

066

067

068

080

079

078

077

084

083

082

081

057

058

059

060

088

087

086

085

023

022

254 cm

009010011

70 c

m

155

cm

034

70 cm

052

051

094 093

090089

15,7 m

18,7

m

1 mSkala:

Lemari Susun 2Lemari Susun 1

BAWAHATAS

Lemari Rol G.3

( 8 )

Lampiran 7.

TENUN NIR-TENUN PENCELUPAN PIGMENTASI

KOLORASIFABRIKASI

ATRIBUT TEKNOLOGIS

Sila

ng P

olos

Per

mad

ani

Keli

m

Rep

Su

ng

kit

Sula

m (B

ordi

r)

Sula

m C

ucuk

Sula

m B

anta

l

So

ng

ket

Perc

a

Bati

k

Ikat

Jum

pu

tan

Tri

tik

Pra

da

Sab

lon

Co

let

Dam

as

Pil

ih

Bro

kat

ATRIBUT FORMAL

ATRIBUT STILISTIK

Alur Kajian Tehnis dan Tata Urut Penamaan

Menguji data dan melacak asal - usia tekstil dengan membandingkan data teridenti�kasi (secara teoritis dan empiris) dalam Sistem Database Khusus Tekstil

Lebih dari 400 buah koleksi sudah terdeteksi usia relatif (merujuk data perolehan dan penanggalan kronometris), setelah nomor inventarisnya disortir dari nomor kecil ke nomor besar ‘apakah ada konsistensi pengurangan usianya?’. Dengan menyisipkan nomor inventaris yang belum diketahui usianya diantara dua nomor inventaris yang sudah teridenti�kasi maka akan diketahui perkiraannya.Pada gra�k ini, koleksi dengan nomor inventaris 02180, 08677, 16538, 21810, 21811 dan 23461 tidak menunjukkan konsistensinya. Ini bisa terjadi karena adanya temuan data baru bahwa koleksi-koleksi termaksud menunjukkan usia yang sebenarnya

Dengan memahami hal-hal teknis secara detail dan sistimatis, akan memudahkan dalam pencarian ciri-ciri tekstil dari daerah tertentu, bahkan usia tekstil itu sendiri.

( 9 )

Lampiran 8.

01. Batik (waxed-resist-cloth dyeing) : teknik pembentukan pola hias dengan perintang warna lilin atau malam lebah (wax-resist) pada kain jadi sebelum proses pencelupan ke dalam larutan warna. Aplikasi lilin sebagai perintang warna ini biasanya dilakukan dengan canting atau stempel.

02. Brokat : teknik penyuntikan/ penyisipan benang berlatarkan pola konvensional atau geometris (brocade).

03. Colèt : teknik pemindahan cat (pigmen dan binder) yang biasa dilakukan dengan kwas atau sejenisnya. Pengecatan dengan kwas ini tentunya tidak dapat sekaligus menghasilkan pola hiasan berukuran besar.

04. Damas (damask) : kain berpola hias bagian depan kebalikan dengan belakang, yang ditenun dengan menyilangkan benang lungsi ke benang pakan dan tampilan polanya menyerupai kain satin (warp-faced satin weave) dengan dasar kain yang menonjolkan benang pakan (in the ground of weft-faced). Kain ini bisa terbuat dari sutera, wol, linen, kapas, atau serat sintetik.

05. Fabrikasi : teknik penyilangan atau pengkaitan benang untuk membentuk kain atau hiasan.

06. Ikat (tied-resist threads dyeing) : teknik pembentukan pola hias dengan perintang warna berupa tali dengan cara diikatkan pada benang sebelum proses pencelupan ke dalam larutan warna, setelah pola hiasan terbentuk pada benang lalu tali dilepas dan selanjutnya dilakukan proses tenun. Bila proses pembentukan pola hias pada benang pakan dan lungsi disebut ikat ganda (double ikat), jika pembentukan hanya pada benang pakan disebut ikat pakan (weft-ikat) dan yang hanya pada benang lungsi disebut ikat lungsi (warp-ikat).

07. Jumputan (tied-resist cloth dyeing) : teknik pembentukan pola hias dengan perintang warna berupa kain yang diikat kuat-kuat dengan tali atau tali itu sendiri yang diikatkan pada kain jadi sebelum proses pencelupan ke dalam larutan warna. Kain Pelangi termasuk dalam kategori ini.

08. Kêlim : teknik tenunan menyerupai permadani tetapi dalam satu pola hias, dengan pola hias lainnya bisa terputus (slit-tapestry weave) dan bersambung (interlocked-tapestry weave). Dari pengertian ini, kêlim meliputi yang ujung belokan benang hiasnya bersambung dan kêlim yang ujung belokan benang hiasnya lepas/ terpisah.

09. Kolorasi : teknik pewarnaan kain atau benang (sebelum proses tenun).

10. Nir-Tenun (non-weaving) : teknik penambahan, penyisipan atau penempelan benang atau bahan lain untuk membentuk (pola) hiasan. Penyilangan atau pengkaitan benang yang bukan pakan atau lungsi bisa termasuk nir-tenun (non-woven fabric), sehingga kain sulaman dan turunannya, rènda, kèpang, anyaman, songkèt, sungkit, pilih, dan sejenisnya masuk kategori ini.

11. Palampores (baca: palampos) : kain katun bermotifkan seperti pohon hayat, palmet (keong), dll. yang dibuat dengan teknik sablon-blok (block-print) dari India yang banyak dipasarkan ke Eropa.

12. Pencelupan (dyeing) : teknik pewarnaan dengan cara mencelupkan kain dalam larutan warna (dye liquor). Ciri utamanya adalah warna kain bagian depan sama dengan warna kain pada bagian belakang.

13. Pêrca (applique) : teknik pembentukan desain/ hiasan dengan menempelkan potongan kain dan dengan cara menisikkan (stitching) pada permukaan kain.

14. Permadani (tapestry) : teknik penyilangan benang pakan ke benang lungsi secara reguler, tetapi dalam hitungan 1 sentimeter persegi, jumlah benang pakannya jauh lebih banyak dari lungsinya (weft-faced plain weave).

15. Pigmentasi (pigmentation) : teknik pewarnaan dengan cara mencat, mensablon atau cara lain menempelkan pigmen pada kain. Ciri utamanya adalah warna kain bagian depan tidak-sama dengan warna kain pada bagian belakang, karena warna pada tehnik pigmentasi hanya menempel pada bagian permukaannya saja.

16. Pilih : teknik penyisipan benang pakan tambahan diantara benang pakan reguler dengan bantuan anak torak (chosen inserting the wefts between regular wefts, that cross concealling one or two warps).

17. Prada (gilt) : teknik penempelan pigmen yang biasanya berwarna keemasan dengan perekat. Jika pradanya berupa bubuk halus disebut prada-yeh (prada-air), sedangkan yang berupa lembaran disebut prada pel-pel.

18. Rèp : teknik penyilangan benang pakan ke benang lungsi secara reguler, tetapi dalam hitungan 1 sentimeter persegi jumlah benang lungsinya jauh lebih banyak dari pakannya (warp-faced plain weave).

19. Satin (satin weave) : tenun satin, lihat gambar 1 dibawah.20. Silang kepar (twill) : silang kepar/ anam kepang, gambar 2.21. Silang Polos (plain weave / tabby) : teknik penyilangan benang

pakan ke benang lungsi secara reguler, bisa dengan notasi 1/1, 2/2, dst.

22. Sablon (printing) : teknik pemindahan cat (pigmen dan binder) yang sekaligus memberikan hiasan, baik yang berpola besar atau kecil.

23. Songkèt : teknik penambahan benang pakan dari pinggir kain paling kiri ke kanan searah pakan untuk membentuk pola hias (supplementary weft from selvage to selvage). Songkèt atau sotis dapat dibedakan dengan kain bermotif dengan tehnik sulam ‘embroidery’ dan ‘brocade’. Karena pembentukan motif pada kain songkèt yang dilakukan bersamaan dengan proses tenunan kain dasar, tidak harus menggunakan jarum, tetapi memerlukan beberapa alat pembentuk pola yang disebut ‘gun’ atau ‘cucukan’, dan mungkin berpola kearah benang pakan atau lungsi. Sedangkan sotis umumnya berpola ke arah benang pakan, dimana benang pakan tambahannya berupa benang berwarna (bukan logam).

24. Sulam (embroidery) : kain sulaman atau kain bordiran biasanya berupa hiasan yang kecil-kecil, seperti pembuatan jahitan pada lubang kancing baju (button-hole-stitch) dan pada tehnik pembentukan hiasan pada kain yang beralas kain bantalan (quilt). Sehingga tehnik sulam jenis ini sering diidentikkan dengan tehnik ‘kerja-jarum’ (neddle-works). Kain bordiran menyerupai tehnik-kerja sulaman pada kain kruistik.

25. Sulam-bantal (quilt) : teknik pembentukan desain/ hiasan dengan cara menisikkan (stitching) pada (potongan) kain yang diberi bantalan (kain) dsb.

26. Sulam-cucuk (couching) : teknik pembentukan desain/ hiasan dengan menempelkan benang logam (metal thread), percik logam (sequins) atau percik kaca (mirrors) dan dengan cara menisikkan (stitching) pada permukaan kain.

27. Sungkit : teknik penambahan benang pakan terputus untuk membentuk pola hias (discontinuous supplementary weft).

28. Tenun (weaving) : teknik penyilangan benang pakan dan lungsi untuk membentuk kain (woven-fabric). Silang polos (plain weave / tabby), silang kepar, permadani (tapestry), kêlim, rèp dan damas termasuk kategori ini.

29. Tritik (stitched-resist cloth dyeing) : teknik pembentukan pola hias dengan perintang warna berupa lipatan-lipatan kain yang diikat kuat-kuat dengan benang yang dimasukkan dengan jarum pada kain jadi sebelum proses pencelupan ke dalam larutan warna.

Daftar Istilah Tehnis

Gambar 1.: Tenun Satin Gambar 2.: Silang Kepar

( 10 )

Lampiran 9.

Observasi, Perawatan dan Pengawetan TekstilKain Patola berfungsi sebagai tapih atau selendang dari Gujarat (kemungkinan Patan) – India

untuk pasar Indonesia pada abad ke-18 M. Perhatikan dua kain ikat ganda bermotif patola berbahan sutera (No. Inv. 19084 dan 26491) dibawah ini.

Kain Patola 1, no. inv. 19084, ikat ganda, bahan: sutera, ukuran: 400 x 100 cm.Diregistrasi : 9 April 1927 (87 tahun)

Selendang Cinde, no. inv. 26491, ikat ganda, bahan: sutera, ukuran: 228 x 86

cm. Diregistrasi: Januari 1949 (65 tahun)

Kain Patola 2, no. inv. 18764, bahan: sutera, ukuran: 238 x 87 cm.

Diregistrasi: est. 1924 (90 tahun)

Kain Patola 2 (18764) yang berfungsi sebagai selendang dan berasal dari Gujarat – India, dibuat untuk pasar Indonesia pada abad ke-17 sampai 18 M. Beberapa kain jenis ini kadang-kadang distempel VOC (Verenigde Oostindische Compagnie). Kain tiruan patola yang terbuat dari katun ini dibuat dengan tehnik block-printed mordant-dyed dan resist-dyed.

Dengan mengamati kondisi keterawatan di foto dan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kerusakan kain-kain sutera (yang berumur-relatif 65 dan 87 tahun) bisa bisa disebabkan oleh garam logam untuk proses pemberatan sutera dan pewarnaan kain.

Logam pemberat sutera biasa digunakan setelah proses 'degumming' atau penghilangan zat perekat atau ‘sericin’. Penggunaan mordan alum alam yang sudah dikenal sekitar tahun 900 M telah digantikan dengan mordan alum mineral sekitar tahun 1509 (menurut catatan pedagang Arab dan Eropa), begitu juga komponen warna merah dari mengkudu (morindone) telah banyak digantikan dengan bahan-celup sintetis Alizarin. Kebanyakan bahan-celup mempunyai daya ikat dengan substratnya (benang), yang kekuatannya tergantung dari kondisi bahan-celup itu sendiri. Misalnya curcumin, yaitu zat warna kuning dari temu lawak, Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Zingiberaceae) akan dapat mengadakan afinitas dengan serat-serat selulosik, seperti kapas dan linen, secara langsung tanpa menggunakan mordan. Sehingga bahan-celup jenis ini disebut dengan zat-warna direk (direct dye). Sedangkan pemakaian mordan disamping dapat mempengaruhi warna yang dihasilkan dapat pula meningkatkan afinitas molekul zat warna pada serat. Pada tehnik pencelupan tradisional dijumpai pula bahan menyerupai mordan alum (potassium aluminum sulfate) pada jirek, Symplocos fasciculata Zoll. (Styracaceae). Apabila tumbukan babakan kayu jirek ini dicampur dengan morindone, yaitu zat warna dari mengkudu, Morinda citrifolia L. (Rubiaceae), kita akan mendapatkan warna merah pada substrat kapas. Sedangkan bahan-bahan lain yang secara tradisional juga sering digunakan seperti minyak jarak dan air merang hanya berfungsi sebagai bahan pembantu (ingredients) pada proses pencelupan, karena bahan-bahan tersebut secara kimiawi hanya membantu pendisfusian molekul zat warna kedalam sel-sel serat, dan penetran ini juga tidak mempengaruhi warna yang dihasilkan.

( 11 )

Lampiran 10.

(01). Aceh(02). Sumatera Utara(03). Sumatera Barat(04). Riau(05). Kep. Riau(06). Kep. Bangka Belitung(07). Jambi(08). Sumatera Selatan(09). Bengkulu(10). Lampung(11). Banten(12). DKI Jakarta(13). Jawa Barat(14). Jawa Tengah(15). DI Yogyakarta(16). Jawa Timur(17). Bali(18). Nusa Tenggara Barat(19). Nusa Tenggara Timur(20). Kalimantan Barat(21). Kalimantan Tengah(22). Kalimantan Timur(23). Kalimantan Selatan(24). Sulawesi Utara(25). Sulawesi Tengah(26). Gorontalo(27). Sulawesi Barat(28). Sulawesi Selatan(29). Sulawesi Tenggara(30). Maluku Utara(31). Maluku(32). Papua Barat(33). Papua

UMUM(01). Baju(02). Busana(03). Bebed(04). Celana(05). Dodot(06). Ikat Pinggang(07). Iket Kepala(08). Jaket(09). Kain(10). Kain Panjang(11). Kampuh(12). Kemben(13). Kostum(14). Pakaian(15). Palampos(16). Palepai(17). Rok(18). Sarung(19). Selendang(20). Sembagi(21). Sinjang(22). Tampan(23). Tapelak(24). Tapih(25). Tas(26). Lain-lain

UMUM(01). Tenun (Tabby)(02). Batik(03). Ikat (04). Jumputan/ Pelangi(05). Tritik(06). Sablon(07). Prada(08). Colet(09). Satin(10). Silang-kepar (Twill)(11). Permadani

(Tapestry)(12). Rep(13). Damas (Damask)(14). Songket(15). Sungkit(16). Pilih(17). Sulam-cucuk

(Couching)(18). Perca (Applique)(19). Sulam-bantal (Quilt)(20). Sulaman/ Bordir

(Embroidery)(21). Brokat (Brocade)(22). Renda (Lace)(23). Rajut (knitting)(24). Kepang (braiding)(25). Anyaman (plaiting/

matting)(40). Serat Tumbuhan(50). Kulit kayu (Bark cloth)(60). Kulit hewan (Leather/

Hide)KOMBINASI(70). Batik Tulis(71). Batik Cap(72). Batik, Jumputan (72). Batik, Pelangi(73). Batik, Tritik(74). Batik, Prada(75). Batik, Prada, Tritik(76). Ikat Pakan (Weft Ikat)(77). Ikat Lungsi (Warp

Ikat)(78). Ikat Ganda (Double

Ikat)(79). Ikat Pakan, Songket(80). Ikat Lungsi, Songket(81). Ikat Pakan,

Sulam-cucuk(82). Sulam-cucuk, Perca

KODE KELOMPOK(1). Etnogra�(2). Geogra�(3). Sejarah(4). Arkeologi(5). Numismatik/

Heraldik(6). Keramik(7). Prasejarah(8). Umum

KODE SUB KELOMPOK(1). Tekstil(2). Alat Transportasi(3). Alat Kesenian(4). Alat Upacara(5). Rumah Adat(6). Senjata(7). Campur

DAFTAR KODEFIKASI DALAM DATABASE TEKSTIL

KODE KELOMPOK dan SUB KELOMPOK KODE WILAYAHKODE SUB SUB

KELOMPOK KODE BENTUK

CATATAN :Nomor Koleksi dengan notasi diatas berarti: Koleksi dengan No. Inv.: 26967, berasal dari Aceh, termasuk Koleksi Etnogra�, Sub Kelompok: Tekstil, Berbentuk: Kain (?) dan Sub Sub Kelompok: Damas.Sedangkan pengertian damas (damask) adalah: kain berpola hias bagian depan kebalikan dengan belakang, yang ditenun dengan menyilangkan benang lungsi ke benang pakan dan tampilan polanya menyerupai kain satin (warp-faced satin weave) dengan dasar kain yang menonjolkan benang pakan (in the ground of weft-faced). Kain ini bisa terbuat dari sutera, wol, linen, kapas, atau serat sintetik. Lampiran 8 pada halaman 9.

akan dituliskan secara otomastis dalam sistem

database sebagai 01.11.09.13.2696701 2696713

A B C D E

11 09

( 12 )

Lampiran 11.

Konica-Minolta CR-410 Chroma MeterMore powerful and more versatile than ever from the famous Chroma-Meter series. (Alat ukur warna untuk mengetahui pemudaran warna dan ciri warna khas dari benda tertentu)(Estimate Price: US$ 5,000.00)

Handheld XRF SpectrometerA non-destructive elemental analysis technique for quantification of nearly any element from Magnesium to Uranium. (Estimate Price: US$ 65,000.00)

Archaeometry, Archaelogical Science with XRFArchaeometry—also known as archaeological science—is the

application of scientific methods and techniques to archeological investigation. The field of archaeometry has been quickly expanding and adopting new methodology over the last several decades, as the sophistication and availability of technology and instrumentation grow, while the cost of scientific analysis has been slowly but surely dropping. Many scientific instruments that produce data such as

molecular or elemental composition, chromatography, carbon dating, etc. have become smaller, more portable, faster, and have a lower cost per sample.

As technology continues to improve in price, user-friendliness, and data reliability, archeological science will continue to expand and stands to significantly supplement already existing and traditional methods in archaeological investigation. One important and widely used archaeometric technique is handheld XRF (x-ray fluorescence), an elemental analysis technique that quickly and easily provides data regarding the elemental composition of an archaeological sample from magnesium (Mg) to uranium (U).

Handheld XRF for Archeological Investigation: The Purpose-Built Bruker Tracer XRF AnalyzersHandheld XRF can now be found in universities and archeological research institutions—as well as in

the field—in every part of the world, providing researchers with information from soil composition at an excavation site to no-longer-visible pigment composition on ceramics. The Bruker Tracer family of XRF analyzers is the de facto standard for XRF as applied archeological science with a presence in over 500 universities worldwide. Bruker workshops prepare hundreds of scientists, archeologists, and conservators annually to properly collect, interpret, and use XRF data, you can count on being able to compare data sets with colleagues when using the Tracer.

While new archaeometric XRF applications are developed constantly, here are just a few of the applications in which the Tracer handheld XRF instrument is being used for 100% non-destructive elemental analysis all over the world:

Archeological soil analysis for evidence of human activity Sourcing/source separation of obsidian and other lithics Ceramics analysis and sourcing Pigment analysis (including analysis of faded/ no-longer-visible pigments on porous materials; paint on

canvas; textile dyes; etc.) Analysis of glazes, varnishes, lacquers, and patinas Analysis of objects in museum contexts for treatment with toxic heavy metal pesticides (As, Hg, Pb) as

part of NAGPRA compliance Glass analysis Analysis of archeological metals and alloys

Alat Perekam Data Warna dan Alat Identi�kasi Logam