pendidikan anak berbakat intelektual gifted children

8
PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT INTELEKTUAL (GIFTED CHILDREN) Menurut definisi yang dikemukakan Renzulli, keberbakatan (giftedness) merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi. Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swassing dalam Achyar, 2001). Sementara itu, menurut Marland (dalam Gallagher, 1996) definisi anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang yang memiliki kualifikasi professional memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang luar biasa dan dapat menampilkan performa yang sangat baik. Anak-anak ini membutuhkan diferensiasi program dan layanan pendidikan yang berbeda dari program dan layanan normal lainnya yang disediakan oleh program sekolah umum dengan tujuan agar mereka mampu menyadari kontribusi yang bisa mereka berikan untuk diri mereka sendiri dan juga untuk masyarakat. Anak-anak yang mampu melakukan performa baik termasuk mereka yang menunjukkan prestasi dan atau kemampuan potensial pada bidang-bidang seperti berikut ini:

Upload: syari-fitrah

Post on 15-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

anak berbakat

TRANSCRIPT

  • PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT INTELEKTUAL (GIFTED

    CHILDREN)

    Menurut definisi yang dikemukakan Renzulli, keberbakatan (giftedness) merupakan

    satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari

    kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang

    tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi. Anak berbakat ialah anak yang

    memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan

    mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu

    mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas

    dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler

    (Swassing dalam Achyar, 2001).

    Sementara itu, menurut Marland (dalam Gallagher, 1996) definisi anak berbakat

    adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang yang memiliki kualifikasi professional

    memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang luar biasa dan dapat menampilkan performa

    yang sangat baik.

    Anak-anak ini membutuhkan diferensiasi program dan layanan pendidikan yang

    berbeda dari program dan layanan normal lainnya yang disediakan oleh program sekolah

    umum dengan tujuan agar mereka mampu menyadari kontribusi yang bisa mereka

    berikan untuk diri mereka sendiri dan juga untuk masyarakat.

    Anak-anak yang mampu melakukan performa baik termasuk mereka yang

    menunjukkan prestasi dan atau kemampuan potensial pada bidang-bidang seperti berikut

    ini:

  • i. Kemampuan intelektual umum

    j. Kemampuan akademik khusus

    k. Berpikir kreatif dan produktif

    l. Kemampuan kepemimpinan

    m. Visual dan performing arts

    Di negara-negara maju, terdapat berbagai jenis program pendidikan yang dilakukan

    untuk siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (Getls dan Dillon,

    dalam Hallahan dan Kaufman, 1982), antara lain yaitu: (1) sekolah musim panas di

    negeri dengan empat musim, (2) pendidikan dasar tidak berjenjang, (3) diterima lebih

    awal di perguruan tinggi, (4) pelajaran-pelajaran perguruan tinggi bagi siswa-siswa

    setingkat sekolah menengah, (5) mata-mata pelajaran di sekolah menengah yang

    kreditnya diakui di perguruan tinggi, (6) kelas-kelas khusus untuk mata pelajaran tertentu

    yang ada dalam kurikulum, (7) kelas-kelas khusus pada semua mata pelajaran yang ada

    dalam kurikulum, (8) seminar-seminar hari Sabtu, (9) pengelompokan berdasar

    kemampuan, (10) pengayaan di kelas-kelas biasa, (11) guru tamu, (12) penambahan mata

    pelajaran, (13) tugas-tugas kelompok dan tugas-tugas ekstra kurikuler, (14) wisata karya,

    (15) pelajaran-pelajaran khusus melalui televisi, (16) program pelajaran biasa setengah

    hari, dan program pengayaan setengah hari lainnya, (17) percepatan atau akselerasi, (18)

    sekolah-sekolah khusus, (19) program konsultasi, (20) bimbingan/tutorial, (21) belajar

    mandiri, (22) pertukaran pelajar, (23) peningkatan yang luwes (misalnya anak SD

    mengambil pelajaran di SMP, dsb), (24) penempatan siswa pada jenjang pendidikan yang

    lebih tinggi, (25) program pemberian penghargaan, (26) program kegiatan yang

    ditawarkan lembaga nonsekolah, seperti museum, perpustakaan, dan (27) kurikulum

  • khusus.

    Program akselerasi, kelas akselerasi atau yang juga dikenal dengan program

    percepatan belajar adalah salah satu program layanan pendidikan khusus bagi peserta

    didik yang oleh guru telah diidentifikasi memiliki prestasi sangat memuaskan, dan oleh

    psikolog telah diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum pada taraf cerdas,

    memiliki kreativitas dan keterikatan terhadap tugas di atas rata-rata, untuk dapat

    menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar mereka (Direktorat

    Pendidikan Luar Biasa, 2006).

    Secara sederhana, terdapat delapan faktor keunggulan kelas akselerasi yang

    dirangkum dari penjelasan diatas. Faktor-faktor itu meliputi: a. masukan (input, intake),

    b. kurikulum, c. tenaga kependidikan, d. sarana-prasarana, e. dana, f. manajemen, g.

    lingkungan, dan h. proses belajar-mengajar, dan i. evaluasi (Widyastono, 1999).

    n. Masukan (Input / Intake), Siswa diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria

    tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang digunakan

    adalah: (1) prestasi belajar, dengan indikator: angka raport, Nilai Ebtanas Murni

    (NEM), dan/atau hasil tes prestasi akademik, berada 2 standar deviasi (SD) di atas

    Mean populasi siswa; (2) skor psiko-tes, yang meliputi: inteligency quotient (IQ)

    minimal 125, kreativitas, tanggung jawab terhadap tugas (task qommitment), dan

    emotional quotient (EQ) berada 2 SD di atas Mean populasi siswa; (3) kesehatan dan

    kesemaptaan jasmani, jika diperlukan.

    o. Kurikulum, Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang standar,

    namun dilakukan improvisasi alokasi waktunya sesuai dengan tuntutan belajar peserta

    didik yang memiliki kecepatan belajar serta motivasi belajar lebih tinggi

  • dibandingkan dengan kecepatan belajar dan motivasi belajar siswa seusianya. Dalam

    hal ini, misalnya untuk menyelesaikan studi di SD, yang biasanya memakan waktu

    enam tahun, terdiri atas delapanbelas catur wulan, setiap tahun terdiri atas tiga catur

    wulan; dipercepat menjadi lima tahun, tahun pertama terdiri atas lima catur wulan dan

    tahun kedua empat catur wulan, kemudian tahun ketiga, empat, dan lima masing-

    masing terdiri atas tiga catur wulan. Atau bisa juga dipercepat menjadi empat tahun,

    tahun pertama terdiri atas lima catur wulan, tahun kedua lima catur wulan, tahun

    ketiga empat catur wulan, dan tahun keempat empat catur wulan.

    Demikian pula, untuk menyelesaikan studi di SLTP atau SMU, yang biasanya

    memakan waktu selama tiga tahun, terdiri atas sembilan catur wulan, setiap tahun tiga

    catur wulan; dipercepat menjadi selama dua tahun, setiap tahun terdiri atas empat

    setengah catur wulan; atau tahun pertama lima catur wulan dan tahun kedua 4 catur

    wulan.

    Kurikulum program percepatan belajar adalah:

    p. Kurikulum nasional dan muatan lokal yang dimodifikasi dengan penekanan pada

    materi esensial dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu

    dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika,

    serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik, dan

    konvergen, untuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa mendatang.

    q. Kurikulum nasional dan muatan lokal yang dikembangkan secara berdiferensiasi

    untuk memenuhi pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan

    bakat istimewa dengan cara memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam arti

    kedalaman, keluasan, percepatan, maupun jenisnya.

  • r. Pengembangan kurikulum berdiferensiasi untuk program percepatan belajar dapat

    dilakukan dengan melakukan modifikasi kurikulum nasional dan muatan lokal

    dengan cara sebagai berikut:

    a) modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan dengan kecepatan belajar bagi siswa

    yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

    b) modifikasi isi/materi, dipilih yang esensial

    c) modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik siswa yang

    memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yakni senang menemukan

    sendiri pengetahuan baru

    d) modifikasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa memiliki potensi

    kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi kehausan akan pengetahuan

    e) modifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan siswa dapat bekerja di kelas,

    baik secara mandiri, berpasangan, maupun berkelompok.

    Isi kurikulum harus mengarah pada perkembangan kemampuan anak yang

    berorientasi inovatif dan tidak reproduktif serta berorientasi untuk mencapai sesuatu

    dan tidak hanya sekedar memunculkan apa yang dimiliki tanpa dilatih menjadi

    kreatif. Kreativitas yang diarahkan agar tertanam sikap hidup yang mau mengabdi,

    melayani dan mengamalkan pengetahuannya untuk kemajuan masyarakat bangsa dan

    negara.

    s. Tenaga Kependidikan/Guru, Karena siswanya memiliki kemampuan dan kecerdasan

    luar biasa, maka tenaga kependidikan yang menanganinya-pun terdiri atas tenaga

    kependidikan yang unggul, baik dari segi penguasaan materi pelajaran, penguasaan

    metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas.

  • Guru yang mengajar pada program percepatan belajar pada dasarnya sama dengan

    guru yang mengajar pada program reguler, hanya saja dipilih yang memiliki

    kemampuan, sikap, dan keterampilan terbaik diantara guru yang ada (best of the

    best). Berikut ini adalah beberapa persyaratan bagi guru anak berbakat:

    t. Memiliki pengetahuan tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat.

    u. Memiliki keterampilan dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat

    tinggi.

    v. Memiliki pengetahuan tentang kebutuhan afektif dan kognitif anak berbakat.

    w. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan pemecahan masalah secara kreatif

    x. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan ajar untuk anak berbakat.

    y. Memiliki kemampuan untuk menggunakan strategi mengajar perorangan.

    z. Memiliki kemampuan untuk menunjukkan teknik mengajar yang sesuai.

    aa. Memiliki kemampuan untuk membimbing dan memberi konseling kepada anak

    berbakat dan orangtuanya.

    bb. Memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian

    cc. Sarana Prasarana, Sarana-prasarana yang menunjang, yang disesuaikan dengan

    kemampuan dan kecerdasan siswa, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan belajar serta menyalurkan kemampuan dan kecerdasannya, termasuk bakat

    dan minatnya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Beberapa

    sarana belajar yang diharapkan tersedia diantaranya kelengkapan sumber belajar

    (seperti buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku bacaan, majalah, modul,

    lembar kerja, kaset video, VCD, CD-ROM), media pembelajaran (seperti radio,

    casette recorder, TV, OHP, Wireless, Slide Projector, LD/LCD/VCD/DVD Player,

  • Komputer), serta adanya sarana Information Technology (IT) : seperti jaringan

    internet, dan lain-lain.

    dd. Dana, Untuk menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan perlu adanya

    dukungan dana yang memadai, termasuk perlunya disediakan insentif tambahan bagi

    tenaga kependidikan yang terlibat, berupa uang maupun fasilitas lainnya.

    ee. Manajemen, Manajemen bersangkut paut dengan strategi dan implementasi seluruh

    sumberdaya yang ada dalam sistem sekolah untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan. Oleh sebab itu, bentuk manajemen pada sekolah dengan sistem kelas

    percepatan, harus memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, realistis, dan berorientasi

    jauh ke depan. Dengan demikian, pengelolaannya didasari oleh komitmen, ketekunan,

    pemahaman yang sama, kebersamaan antara semua pihak yang terlibat dalam

    kegiatan ini.

    ff. Lingkungan, Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi

    keunggulan menjadi keunggulan yang nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun

    sosial-psikologis di sekolah, di masyarakat, dan di rumah.

    gg. Proses Belajar Mengajar, Proses belajar-mengajar yang bermutu dan hasilnya

    selalu dapat dipertanggungjawabkan (accountable) kepada siswa, orang tua, lembaga,

    maupun masyarakat.

    hh. Evaluasi, Evaluasi yang dilakukan untuk siswa pada program percepatan belajar pada

    dasarnya sama dengan yang dilakukan pada program reguler, yaitu untuk mengukur

    ketercapaian materi (daya serap) yang sejalan dengan prinsip belajar tuntas. Laporan

    hasil belajar (rapor) siswa program percepatan belajar mempunyai format yang sama

    dengan rapor siswa program reguler. Namun, pembagian dan tanggal diberikannya

  • rapor sesuai dengan kalender pendidikan program percepatan belajar yang telah

    disusun secara khusus.