pendidik yang membebaskan

7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa bangsa ini pada era aufklarung (pencerahan). Pendidikan bertujuan untuk membangun tatanan bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan dan kepedulian, terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan tonggak kuat untuk menuntaskan kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan permasalahan kebodohan, dan menuntaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Peran pendidikan jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena pendidikan memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa ini betul-betul melek terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan dihadirkan untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang beradab dan berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki segala kebobrokan yang sudah menggumpal di segala sendi kehidupan bangsa ini. Menurut Romo Mangun Wijaya, pendidikan adalah proses awal usaha untuk menumbuhkan kesadaran sosial pada setiap manusia sebagai pelaku sejarah. Kesadaran sosial hanya akan bisa tercapai apabila seseorang telah berhasil membaca realitas perantaraan dunia di sekitar mereka. Sebagai usaha untuk menambahkan kesadaran sosial, maka perlu adanya

Upload: mustapha-ibrahim

Post on 18-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Only documents

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidik Yang Membebaskan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa bangsa ini

pada era aufklarung (pencerahan). Pendidikan bertujuan untuk membangun tatanan

bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan dan kepedulian, terhadap

kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan tonggak kuat untuk

menuntaskan kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan permasalahan kebodohan, dan

menuntaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Peran pendidikan jelas

merupakan hal yang signifikan dan sentral karena pendidikan memberikan pembukaan

dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa ini betul-betul melek terhadap kehidupan

berbangsa dan bernegara. Pendidikan dihadirkan untuk mengantarkan bangsa ini menjadi

bangsa yang beradab dan berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki segala

kebobrokan yang sudah menggumpal di segala sendi kehidupan bangsa ini.

Menurut Romo Mangun Wijaya, pendidikan adalah proses awal usaha untuk

menumbuhkan kesadaran sosial pada setiap manusia sebagai pelaku sejarah. Kesadaran

sosial hanya akan bisa tercapai apabila seseorang telah berhasil membaca realitas

perantaraan dunia di sekitar mereka. Sebagai usaha untuk menambahkan kesadaran

sosial, maka perlu adanya perangkat analisis yangbersumber dari kebebasan berpikir dari

masing-masing individu, yang pada akhirnya memberikan daya nalar yang kritis

terhadap perkembangan sosial yang ada. Sementara jean piaget mendifinisikan

pendidikan sebagai penghubung dua sisi. Di satu sisi, individu yang sedang tumbuh dan

disisi lain, nilai sosial, intelektual dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidikan

untuk mendorong individu tersebut. Individu berkembang sejak lahir dan terus

berkembang. Merujuk dari dua pemikiran tersebut, pendidikan sesungguhnya berupaya

guna membangun kesadaran sosial kemasyarakatan yang tinggi terhadap masyarakat

ataupun anak didik agar mereka menjadi peka dan peduli terhadap realitas sosial.

Pendidikan mengarahkan pada terbangunnya paradigma berfikir yang tidak jauh dari

realitas sosial, namun mampu bersentuhan secara konkret dan riil dengan sesuatu yang

sedang terjadi dalam persoalan sosial kemasyarakatan.

Page 2: Pendidik Yang Membebaskan

Pendidikan akan selalu relevan dan pantas dibicarakan manakala proses kehidupan

ini masih tetap berlangsung. Pendidikan akan selalu berkembang dinamis dan mengalami

perubahan sesuai dengan zamannya. Pendidikan pada hakikatnya adalah sesuatu yang

luhur karena didalamnya mengandung nilai kebijakan yang normatif.

Page 3: Pendidik Yang Membebaskan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Yang Membebaskan

1. Pendidik yang membebaskan

Pendidik(guru) merupakan elemen penting dalam pendidikan karena tanpa seorang

guru, menjadi sangat naïf apabila pendidikan dapat berjalan dengan demikian baik dan

maksimal. Pendidikan akan mengalami tujuan yang muram dan bias. Guru berperan

signifikan bagi perkembangan dan kemajuan anak didik karena gurulah yang mampu

memandu anak didik belajar membaca, menulis, berfikir dan membaca kata-kata untuk

memahami dunia. Oleh karena itu, guru dalam konteks ini pun memiliki tanggung jawab

besar, baik secara moral maupun politik, untuk mencerdaskan anak didiknya. Tanggung

jawab tersebut jangan sampai diabaikan begitu saja ataupun dilalaikan karena factor-

faktor tertentu yang dapat merusakcita-cita luhur pendidikan sebagai alat pencerdasan

dan pengembangan anak didik.

Memberikan kepedulian dan perhatian sangat tinggi terhadap pendidikan pun

menjadi sebuah keniscayaan tak terbantahkan. Perhatian dan kepedulian tersebut wajib

ditopang dengan keseriusan untuk mau dan berkehendak mendidik anak didik. Tanggung

jawab guru, baik sebagai inspirator, korektor, informator, organisator, motivator,

innovator, mediator, fasilitator, pembimbing, pengelola, kelas, supervisor, inisiator, dan

evaluator, harus bisa dijalankan secara professional dan optimal.

Dalam rangka menciptakan proses belajar dan mengajar di ruang kelas dengan baik,

maka seorang guru pun harus meletakkan dirinya sebagai seseorang yang terlibat secara

langsung dalam proses tersebut. Keterlibatan itu mencakup penyejajaran dirinya dengan

komunitas yang melakukan proses pendidikan itu secara total, yakni para anak didik.

Mengutip pendapat Maxine Greene, untuk mencari gerak yang komunikatif dan kata-

Page 4: Pendidik Yang Membebaskan

kata yang ekspresif, maka seorang pendidik harus berupaya dengan kesadaran tinggi

guan bergerak di antara dan merenung bersama anak didiknya.

Paulo Freire kemudian menambahkan bahwa menjadi seorang pendidik harus

menjadi orang yang berpandangan progresif, jangan berpandangan konservatif. Guru

progresif itu memiliki gagasan, pandangan, dan pemikiran luar biasa yang dapat

dijalankan dalam proses belajar-mengajar. Terkait bagaimana menggiatkan siswa

diruangan kelas agar mereka aktif, partisifatif dalam pendidikan, siswa tidak lagi

bergantung pada seorang pendidik untuk menyuapi mereka dengan sekian banyak materi

ajar. Pendidik progressive juga memiliki semangat mengajar yang membara untuk

membangkitkan semangat yang membara pula kepada para siswa untuk aktif belajar

dengan didukung oleh optimism tinggi. Pendidik progresif tidak merasa cukup dengan

hasil yang telah dicapainya dalam mendidik anak didiknya. Pendidik progresif selalu

merasa ada yang kurang dan kekurangan itu perlu diperbaiki.

Pendidik progresif selalu merasa ada yang lemah dalam metode pengajarannya

sehingga harus dibenahi dengan seksama dan teliti. Dengan kata lain, wajib dan harus

dikoreksi ulang letak persoalan yan menjadikan metode pengajarannya itu kurang

maksimal kurang optimal dijalankan diruang kelas saat proses belajar-mengajar sedang

berlangsung.

Seorang pendidik progresif juga selalu meras tidak pernah cukup dengan bahan ajar

yang disampaikan kepada anak didiknya sehingga dibutuhkan materi ajar lain yang sama

untuk diajarkan kepada anak didiknya dengan tetap memperhatikan kekuatan dan

kemampuan daya tangkap anak didiknya. Lebih dari itu, seorang pendidik progresif lebih

mengejar target pencapaian pemahaman anak didik terhadap materi ajar atau isi tertentu

daripada mengejar target sebuah rencana pembelajaran dalam periode tertentu.

Konteks pemahaman seorang pendidik progresif yang selalu kreatif, produktif, dan

optimis untuk mendapatkan cara yang terbaik guna mencerdaskan anak didiknya. Akan

tetapi berbeda dengan pendidik progresif, maka seorang pendidikan konservatif berbeda

paradigma dalam memaknai pendidikan terhadap anak didiknya. Seorang pendidik

konservatif lebih menerima hasil yang telah dicapai kendatipun tidak sesuai harpan ideal.

Hal ini diakibatkan oleh pengejaran target yang sudah dicanangkan dalam periode

tertentu, baik dalam tingkat semester maupun tahunan.

Pendidik konservatif lebih mengutamakan hasil statistik berdasarkan angka-angka

daripada hasil filosofis yang mengarah pada pembentukan karakter berfikir anak didik

yang diharapkan dalam materi ajar tersebut. Perbedaan lainnya dengan seorang pendidik

Page 5: Pendidik Yang Membebaskan

progresif, pendidik konservatif menganggap bahwa tugas seorang pendidik tidak harus

kreatif, inovatif, dan optimis.