pendekatan,metode,model,teknik,strategi pembelajaran menulis

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran menulis di SD dilaksanakan sejak kelas I sampai dengan kelas VI. Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD terutama di kelas I dan II tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran membaca permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan menulis siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar mengajar. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada 1

Upload: santi-afrilianita

Post on 16-Feb-2016

97 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pendekatan,metode,model,teknik,strategi pembelajaran menulis

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran menulis di SD dilaksanakan sejak kelas I sampai dengan kelas VI.

Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan

membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru

harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD

terutama di kelas I dan II tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran membaca

permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang

berbeda.

Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan

menulis siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar

mengajar. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada

pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis

sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca

sebagai penerima pesan. Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak

bergantung kepada kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali

dirinya dengan kemampuan menulis.

Guru juga dituntut mampu memilih pendekatan, metode, teknik dan strategi yang

sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang intensif dan terarah

akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru hendaknya menyadari bahwa

pembelajaran menulis tidak ditekankan pada pengetahuan kebahasaan tetapi

bagaimana menerapkan pengetahahuan. Teknik dan strategi yang digunakan harus

benar-benar dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan menyenangkan

bagi mereka.

1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Apa pengertian menulis ?

2. bagaimana Model Pembelajaran Menulis Cerita atau Cerpen di SD ?

3. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD ?

4. Apa saja metode-metode dalam pembelajaran menulis di SD ?

5. Bagaimana penerapan teknik dalam pembelajaran menulis di SD ?

6. Bagaimana strategi dalam pembelajaran menulis di SD ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari menulis

2. Untuk mengetahui bagaimana Model Pembelajaran Menulis Cerita atau Cerpen di

SD

3. Untuk mengetahui apa saja pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD

4. Untuk mengetahui apa saja metode-metode dalam pembelajaran menulis di SD

5. Untuk mengetahui bagaimana teknik dalam pembelajaran menulis di SD

6. Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam pembelajaran menulis di SD

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Menulis

Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak

lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis

sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca

sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa

memiliki fungsi dan tujuan personal, interaksional, informative, instrumental,

heuristic, dan estetis. Menulis dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat

seperti pena atau pensil. Dengan menulis secara terus menerus dan latihan yang

sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimilliki oleh siapa saja. Keterampilan

itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah

kemampuan. Betapa pun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut

memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan yang rumit.

Dari pengertian menulis diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu

kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.

B. Model Pembelajaran Menulis Cerita atau Cerpen di SD

Model pembelajaran menulis cerita atau cerpen di SD meliputi:

a. Menceritakan gambar.

Model ini dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Guru memperlihatkan beberapa

gambar, selanjutnya, siswa diminta mengamati gambar tersebut dengan teliti.

Kemudian, mereka diminta untuk menuliskannya ke dalam centa lengkap.

b. Melanjutkan cerita.

Model ini diawaii dengan kegiatan guru membacakan atau memperdengarkan

cerita yang dipilih guru, kemudian para siswa diminta melanjutkan cerita guru

tersebut.

3

c. Menceitakan mimpi.

Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan mimpinya

dengan menambah atau mengurangi isi dan mimpi mereka.

d. Menceritakan pengalaman.

Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan pengalaman,

baik pengalaman saat liburan, bermain,darmawisata, dan sebagainya.

e. Menceritakan cita-cita.

Model ini dilakukan dengan cara menugasi siswa untuk menceritakan cita-citanya

setelah dewasa nanti.

C. Pendekatan Dalam Pembelajaran Menulis di SD

Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis, yaitu :

1. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif memfokuskan kepada keterampilan siswa dalam

mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran.

Pendekatan komunikatif pada proses pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu

benda, menulis surat, dan membuat iklan.

2. Pendekatan Integratif

Pendekatan integratif menekankan kepada keterpaduan antara empat aspek

keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam

pembelajaran.

Pendekatan integratif pada proses pembelajaran, misalnya : dengan menceritakan

pengalaman yang sangat menarik, menuliskan tentang suatu peristiwa yang

sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang

didengar.

4

3. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam

mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan

keterampilan proses, pada proses pembelajaran, misalnya : dengan melaporkan hasil

kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat

acak menjadi paragraf yang padu.

4. Pendekatan Tematis

Pendekatan tematis menekankan kepada tema pembelajaran sebagai payung atau

pemandu dalam pembelajaran. Pendekatan tematis pada proses pembelajaran,

misalnya : dengan menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah

sambutan.

Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mcmpunyai karakteristik yang

sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam

pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran Dalam

hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi

siswa dalam membangun atau mengkonstruksikan gagasan atau ide masmg-masing di

dalam pembelajaran.

D. Metode-metode dalam pembelajaran menulis di SD

Metode dan pembelajaran menulis permulaan

1. Metode eja

Metode eja di dasarkaan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan

menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaian menjadi suku kata. Oleh karena

itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf.

Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menulis huruf lepas

b) Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata

5

c) Merangkaikan suku kata menjadi kata

d) Menyusun kata menjadi kalimat

Metode eja (Metode abjad atau Metode alfabet), dengan latihan menulis lambang

tulisan, seperti a, b, c, d, dan seterusnya. Selanjutnya menulis suku kata, misal: b, a, d,

u menjadi b-a, d-u menjadi ba-du, b, u, k, u menjadi b-u, k-u menjadi bu-ku.

Dilanjutkan merangkai huruf yang berupa suku kata. Contoh, ba-du menjadi badu.

2. Metode kata lembaga

Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pengenalan suku kata

b) Menguraikan suku kata menjadi huruf

c) Perangkaian suku kata menjadi kata

d) Perangkaian kata menjadi kalimat sederhana

e) Pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan.

3. Metode suku kata (Metode Rangkai-Kupas)

Metode suku kata (Metode Rangkai-Kupas), diawali dengan pengenalan suku

kata ba, bi, bu, be, bo dan seterusnya. Kemudian dirangkai menjadi kata-kata

bermakna. Misalnya: bo-bi dan sebagainya. Dilanjutkan proses perangkaian kata

menjadi kelompok kata, contoh: Ka-ki ku-da, Ba-ca bu-ku.

4. Metode global

Metode global (metode kalimat), untuk membantu pengenalan kalimat, biasanya

dengan menggunakan gambar. Di bawah gambar tersebut, dituliskan sebuah kalimat

yang kira-kira merujuk pada makna gambar tersebut. Selanjutnya, setelah anak

diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran menulis

permulaan dimulai. Melalui proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil, yakni menjadi kata, suku kata, dan huruf), selanjutnya

anak menjalani proses belajar menulis permulaan. Proses penguraian kalimat menjadi

6

kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf, tidak disertai dengan

proses sintesis (perangkaian kembali).

5. Metode Struktual Analitik Sinteksis (SAS)

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), merupakan salah satu jenis metode

yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran menulis permulaan bagi siswa

pemula. Menurut (Supriyadi, 1996) metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di

sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Menurut

(Djuzak, 1996) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas

pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita

yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.

Teknik pelaksanaan pembelajran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu

huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa

mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang

tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti.

Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan

sebagai berikut:

a) Struktur yang menampilkan keseluruhan

b) Analitik yaitu melakukan proses penguraian

c) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.

Dalam pembelajaran menulis, ada beberapa metode lagi yang dapat digunakan, yaitu:

1. Metode langsung

Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan

belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang

terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam

metode langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase

demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan. 

Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu sebuah desa

7

atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa.  Dari gambar tersebut, siswa

dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.

2. Metode Komunikatif

Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan

berbahasa.  Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap

pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk

akhir.  Sebagai contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis

dialog.  Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. 

Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.

3. Metode Integratif

Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.  Integrtif

terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi.  Interbidang

studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan.  Sebagai contoh:

menulis diintegrasikan  dengan berbicara dan membaca.  Adapun antarbidang studi

artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi.  Sebagai contoh: antara

bahasa Indonesia  dengan matematika atau dengan bidang studi lain.

E. Teknik Dalam Pembelajaran Menulis di SD

Pada umumnya metode dan tenik dipakai dalam pengerian yang sama, yaitu cara

menyampaikan pelajaran. Sebenarnya pengertian metode pembelajaran dan teknik

pembelajaran tidak sama. Metode mengacu kepada suatu prosedur untuk mencapai

suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi (a) pemilihan bahan, (b)

urutan bahan, (c) penyajian bahan, dan (d) pengulangan bahan, sedangkan teknik

mengandung makna cara-cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan

langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Oleh karena

dalam metode mengandung makna penyajian bahan dan teknik mengandung makna

cara-cara yang digunakan guru maka penggunaan kata metode dan teknik disamakan.

8

Syafi’ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua

tahap, yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap penulisan. Tahap prapenulisan

bertujuan melatih siswa untuk membiasakan diri bersikap yang baik dan tepat dalam

menulis, misalnya sikap duduk yang benar, pengaturan jarak mata dengan tangan

yang tepat pada waktu menulis, cara membuka buku yang tepat, dan belajar

membuat berbagai macam garis yangmemungkinkan siswa untuk bisa menulis

dengan tepat. Tahap penulisan merupakan kelanjutan dan tahap prapenulisan yang

bertujuan melatih siswa untuk dapat menulis dengan sesungguhnya.

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan alternatif model

pembelajaran menulis sebagi berikut.

1. Menjiplak, yang dapat dibagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat,

(c) menjiplak wacana sederhana.

2. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana.

Menyalin ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas

ke huruf latin atau sebaliknya.

3. Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa dapat

membahasakan objek yang diamati, objek itu dapat berupa (a) gambar, yaitu gambar

kata dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.

4. Menyusun, kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf

menjadi kata, dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat

menjadi wacana.

5. Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat yang

sebagian katanya dihilangkan dan bisa juga melengkapi bagian kalimat yang

dihilangkan dalam wacana.

6. Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.

7. Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada

siswa agar mereka menuliskan apa yang mereka dengar.

8. Mengarang, yang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpa

bantuan gambar.

9

Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada beberapa teknik dalam

pembelajaran menulis, seperti berikut ini.

1. Menyusun Kalimat

Menurut Slager yang dikutip oleh Tarigan, menyusun atau membangun kalimat

dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.

a. Menjawab pertanyaan

Guru bertanya : Siapa namamu?

Siswa menjawab : Adit atau Nama saya Adit (siswa menulis namanya)

Guru bertanya : Di mana rumahmu?

Siswa menjawab : Di Jalan Balai No. 7 (siswa menulis alamatnya)

b. Melengkapi kalimat

Guru : Sempurnakan kalimat berikut!

Pilih kata yang tepat di lajur kanan!

1) Ibu kota Jawa Barat adalah A. Bandung

2) Kebun Raya terletak di B. Semarang

3) Taman Mini berada di C. Jakarta

4) Kota pahlawan adalah D. Bogor

Siswa : Mengisi kalimat di atas dengan jalan menulis nama kota yang tepat.

c. Memperbaiki susunan kalimat

Guru : Ubahlah susunan kalimat berikut ini supaya tepat!

Contoh : Saya di Jalan Melati No. 10 bertempat tinggal.

Saya bertempat tinggal di Jalan Melati No. 10.

1) Koran ayah membaca.

2) Nasi adik goreng makan.

3) Halaman Dina setiap hari menyapu.

4) Belajar Reno kalimat menyusun yang tepat.

10

d. Memperluas kalimat

Guru menyebutkan sebuah kalimat model. Kemudian, siswa memperluas kalimat

model dengan kata atau frase yang sudah ditentukan guru.

Contoh : Kalimat model “Ibu menjahit”

Kata untuk memperluas kalimat “pakaian”

Siswa : Ibu menjahit pakaian.

Contoh lainnya : Kalimat model “Kakak menulis

Kata untuk memperluas kalimat “surat”

Siswa : Kakak menulis surat.

e. Substitusi

Guru memberikan kalimat model. Kemudian menyebutkan kata lain yang dapat

menduduki posisi jabatan tertentu. Setelah itu guru member contoh penggantian kata

tersebut.

Contoh : Ayah membeli buku.

Sepatu Ayah membeli sepatu.

Contoh : Ayah membeli sepatu.

adik …………………………… (siswa)

Contoh : Adik membeli sepatu.

memakai …………………………… (siswa)

f. Transformasi

Guru memberikan sebuah kalimat model. Siswa mengubah bentuk kalimat model dan

menuliskannya.

Guru : Ibu memasak nasi.

Siswa : Ibu memasak apa?

Guru : Halimah pergi ke sekolah.

Siswa : Siapa pergi ke sekolah?

Guru : Ana memaca buku itu.

Siswa : Baca buku itu!

11

Guru : Adik menangis.

Siswa : Jangan menangis!

2. Memperkenalkan Karangan

Dalam memperkenalkan karangan ini dapat ditempuh dengan dua cara teknik,

yaitu 1) Baca dan tulis.

2) Simak dan tulis.

3. Meniru model

Dalam teknik guru menyiapkan contoh karangan yang dipakai sebagai model oleh

siswa untuk menyusun karangan. Struktur karangan memang sama, tetapi berbeda

dalam isi.

4. Karangan Bersama

Pelaksanaan teknik ini dimulai dengan pengamatan yang dilakukan oleh siswa

bersama guru. Misalnya, mengamati kebun sekolah. Setelah itu siswa ditugasi

menyusun sebuah kalimat yang berhubungan dengan hasil pengamatannya terhadap

kebun sekolah. Kemudian, kalimat-kalimat dari siswa tadi disusun bersama-sama dan

dengan bantuan guru diperbaiki sehingga menjadi sebuah karangan.

5. Mengisi

Teknik ini dipraktikkan dengan cara guru menyiapkan sebuah karangan yang kata

kelima dan setiap kalimat pembangun cerita itu dihilangkan. Kemudian, karangan ini

diberikan kepada siswa untuk disempurnakan atau diisi titik-titik dengan sebuah kata

sehingga menjadi karangan yang utuh kembali.

12

6. Menyusun Kembali

Suatu karangan yang telah dikacaukan urutan kalimatnya, kemudian diberikan

kepada siswa untuk mengurutkan kembali menjadi sebuah karangan dengan urutan

kalimat yang benar.

7. Menyelesaikan Cerita

Siswa diberi sebuah cerita yang belum selesai dan ditugasi menyelesaikan cerita

tersebut menjadi cerita yang utuh.

8. Menjawab Pertanyaan

Siswa diberi pertanyaan dan kalimat-kalimat jawaban siswa tersebut, dapat

disusun menjadi sebuah cerita apakah tentang alam sekitarnya, kesenangannya, dan

sebagainya.

9. Meringkas Bacaan

Teknik ini dilaksanakan dengan jalan siswa diberi suatu bacaan yang berupa

cerita pendek atau sebuah wacana. Siswa diminta untuk membaca atau mempelajari

bacaan tersebut, kemudian siswa diminta lagi untuk meringkas bacaan tersebut.

10. Parafrase

Dalam pengajaran menulis dapat juga digunakan teknik parafrase dengan jalan

guru memberi karangan puisi yang harus diubah oleh siswa dalam bentuk prosa atau

sebaliknya.

11. Reka Cerita Gambar

Teknik ini bertujuan untuk melatih mengembangkan imajinasi siswa. Dengan

melihat gambar tunggal atau gambar berseri siswa diminta untuk menuliskan sebuah

cerita yang berhubungan dengan gambar yang diamatinya.

13

12. Memerikan

Teknik ini dilakukan dengan jalan siswa diminta untuk mengamati sesuatu,

apakah kelasnya, lingkungan sekolah, orang yang berjualan di sekolah atau yang lain,

kemudian diminta untuk menggambarkan atau memerikan apa-apa yang diamatinya

itu dalam bentuk tulisan.

13. Mengembangkan Kata Kunci

Pelaksanaan teknik ini dengan jalan siswa diberikan beberapa kata kunci,

kemudiansiswa diminta untuk mengembangkan kata-kata kunci itu menjadi sebuah

karangan.

14. Mengembangkan Kalimat Topik

Dalam teknik mengembangkan kalimat topik ini, yang dikembangkan adalah

sebuah kalimat yang kita berikan kepada siswa. Kalimat topik ini sifatnya masih

umum dan luas yang harus dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.

15. Mengembangkan Judul

Latihan menulis berikutnya yang lebih sulit adalah penerapan teknik

mengembangkan judul. Siswa kita berikan judul yang terdiri dari beberapa kata yang

harus dikembangkan menjadi beberapa kalimat topik. Kalimat-kalimat topik ini harus

dikembangkan menjadi sebuah paragraf, dan paragraf-paragraf tersebut harus

berhubungan satu sama lainnya yang membentuk suatu cerita yang utuh dan padu.

16. Mengembangkan Peribahasa

Teknik ini dilaksanakan dengan jalan pemberian sebuah peribahasa yang sudah

dikenal dan dipahami maknanya oleh siswa. Kemudian, siswa ditugasi menulis

karangan singkat berdasarkan peribahasa tersebut.

14

17. Menulis Surat

Menulis surat merupakan pekerjaan mengarang yang sering dilakukan orang.

Dalam pembelajaran menulis surat ada dua cara atau teknik yang bisa diberikan

kepada siswa. Cara pertama adalah menulis surat secara terpimpin, artinya siswa

menulis surat berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan cara kedua

adalah menulis surat secara bebas. Dengan sendirinya untuk pertama kali guru

memberi contoh sebuah surat, kemudian siswa disuruh menulis balasan surat tersebut.

Pada kesempatan yang lain siswa ditugasi menulis surat izin tidak masuk sekolah

karena ada acara keluarga atau ada keperluan yang lain.

18. Menyusun Dialog

Teknik menyusun atau mengembangkan dialog atau percakapan dapat digunakan

untuk pembelajaran menulis karena dialog sudah dikenal oleh setiap siswa. Misalnya,

guru menyuruh siswa menyususn suatu dialog antara ayah, ibu, dan adik tentang

rencana rekreasi pada waktu liburan semester yang akan datang.

19. Menyusun Wacana

Teknik menyusun wacana dalam pembelajaran menulis merupakan teknik

pembelajaran menulis secara bebas. Siswa bebas dalam menentukan judul, bebas

dalam menjabarkan judul menjadi kalimat topik, bebas melengkapi kalimat topik

dengan kalimat pengembang sehingga tersusun paragraf.

Akhirnya siswa pun bebas menyusun dan mengatur urutan dan posisi paragraf

sehingga tersusun wacana yang baik.

Pemilihan kesembilan belas teknik di atas dengan sendirinya harus disesuaikan

dengan tingkat kemampuan siswa. Misalnya, teknik menyusun wacana tidak

mungkin diberikan kepada siswa kelas 2 SD, tetapi untuk siswa kelas 6 SD yang

sudah banyak berlatih menulis.

15

F. Strategi Dalam Pembelajaran Menulis di SD

Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis di SD, yaitu :

1. Strategi curah pendapat (brainstroming)

Strategi curah pendapat (brainstroming) dilakukan untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali pengalaman bahasanya yang

berkaitan dengan tema yang ditentukan. Strategi curah pendapat dilakukan melalui

tanya jawab dalam dialog guru-siswa. Kegiatan itu diarahkan untuk memilih topic

yang akan dijadikan bahan tulisan sehingga topik yang akan ditulis berdasarkan minat

dan pengetahuan siswa.

Strategi curah pendapat (brainstroming) dilakukan untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali pengalaman bahasanya yang

berkaitan dengan tema yang ditentukan. Strategi curah pendapat dilakukan melalui

tanya jawab dalam dialog guru-siswa. Kegiatan itu diarahkan untuk memilih topic

yang akan dijadikan bahan tulisan sehingga topik yang akan ditulis berdasarkan minat

dan pengetahuan siswa.

2. Strategi bercerita (telling)

Strategi bercerita (telling) diterapkan untuk mengembangkan gagasan yang akan

ditulis siswa. Strategi bercerita digunakan sebagai alat untuk memancing siswa agar

mampu menceritakan kegiatan yang dilakukannya sehari-hari secara lisan. Tema

yang dipilih dalam penerapan strategi bercerita adalah tema yang berkaitan dengan

kehidupan keseharian siswa, misalnya kegemaran, kegiatan, dan disiplin. Strategi

bercerita diterapkan dengan menggunakan metode penjelasan, tanya jawab,

percakapan dengan teman sebangku (in-pairs).

3. Strategi amati gambar (looking picture)

Strategi amati gambar (looking picture) digunakan sebagai pemancing siswa

untuk mengemukakan gagasan dalam bentuk kalimat.

Gambar digunakan untuk:

16

1) Menetapkan topik yang sesuai dengan tema yang ditentukan.

2) Mengembangkan kalimat gagasan yang mendukung paragraf,

3) Menetapkan judul, dan

4) Mengorganisasikan kalimat gagasan.

Gambar yang dimanfaatkan berasal dari buku paket berupa gambar sketsa lepas

dan gambar seri. Kalimat-kalimat yang diungkapkan siswa dikelompokkan

berdasarkan tema dan topic yang sedang dibahas.

4. Strategi organisasi gagasan (organizing ideas)

Strategi organisasi gagasan dilakukan melalui pancingan gambar atau bercerita.

Strategi organisasi gagasan dilaksanakan dengan metode bermain. Belajar sambil

bermain merupakan pembelajaran yang bersifat nyata di kalangan anak usia SD.

Melalui metode bermain, pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi mereka

sehingga pembelajaran yang sulit dan abstrak dapat disederhanakan ke dalam bentuk

sederhana yang mudah diterima siswa. Metode bermain diterapkan dengan maksud

agar pelajaran menulis tidak menjadi hal yang menakutkan bagi siswa, menarik minat

siswa, dan semua siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan gagasan dalam

bentuk kalimat.

5. Strategi jawab pertanyaan (answering the question)

Strategi jawab pertanyaan diterapkan untuk mengarahkan siswa mengungkapkan

gagasannya berdasarkan panduan pertanyaan. Strategi jawab pertanyaan digunakan

dengan menggunakan bacaan, gambar, dan pengalaman keseharian siswa. Tujuannya

adalah untuk memotivasi siswa agar mampu mengungkapkan, mengembangkan, dan

mengorganisasikan gagasan sesuai dengan tema yang ditentukan.

17

6. Strategi tulis bersama (TB)

Strategi tulis bersama merupakan kegiatan penulisan draf yang dilakukan

bersama-sama secara klasikal. Dalam strategi tulis bersama, siswa memiliki

kesempatan untuk memberikan sumbangan pemikirannya berupa kalimat. Strategi

tulis bersama dilakukan dengan menggunakan pancingan gambar lepas dan gambar

seri. Tema tulisan yang dipilih dalam strategi tulis bersama adalah tema yang bersifat

umum. Guru mengarahkan pemilihan topik berdasarkan sumber belajar yang tersedia.

Siswa mengemukakan kalimat yang dimilikinya secara bergiliran atas tunjukkan

guru.

7. Strategi tulis pasangan (TP)

Strategi tulis pasangan (TP) disebut juga strategi pasangan minimal adalah

kegiatan penulisan draf yang dilakukan oleh dua orang siswa dengan teman

sebangkunya. Dalam strategi TP, siswa memiliki kesempatan untuk saling berbicara,

bertanya jawab, danberdiskusi dengan pasangan yang telah akrab dengannya. Dalam

strategi tulis pasangan, siswa dimotivasi untuk mengungkapkan ide, gagasan,

pengalamannya-pengalamannya dalam bentuk kalimat dengan menggunakan

pancingan gambar, panduan pertanyaan, atau bagan kegiatan. Penerapan strategi tulis

pasangan ini menjaga rasa aman siswa. Dengan cara itu siswa akan terbuka untuk

mengemukakan kalimatpertanyaan dan jawaban.

8. Strategi Tulis Individual (TI)

Strategi Tulis Individual (TI) merupakan cara menuliskan draf secara individual.

Strategi ini diterapkan hampir setiap kali ada pelajaran menulis. Dalam strategi tulis

individual, setiap siswa memperoleh kesempatan untuk menuliskan secara bebas

segala sesuatu yang diingatnya berkaitan dengan topik yang disepakati. Strategi tulis

individual dengan pancingan gambar diterapkan pada materi atau tema yang bersifat

umum. Strategi tulis individual dengan bantuan bagan kegiatan diterapkan pada

materi atau tema yang berkaitan langsung dengan kehidupan keseharian siswa.

18

9. Strategi Baca Individual (BI)

Strategi Baca Individual (BI) diterapkan untuk menemukan kekurangan dan

kesalahan sendiri. Penerapan strategi baca individual memberikan kesempatan kepada

setiap siswa untuk membaca kembali draf tulisannya. Membaca kembali draf tulisan

sendiri adalah cara untuk membebaskan diri dari rasa malu kepada teman atau guru

karena kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.

10. Strategi baca kelas (BK)

Strategi baca kelas (BK) merupakan cara untuk memperbaiki tulisan secara

klasikal. Strategi baca kelas dilakukan oleh siswa baik terhadap tulisan yang dibuat

oleh siswa secara individual, pasangan minimal, kelompok, atau tulisan bersama.

Strategi baca kelas diterapkan agar kekurangan dan kesalahan yang tidak dapat

ditemukan oleh siswa dalam draf tulisannya dapat ditemukan secara bersama-sama

pada saat dilakukan pembacaan di depan kelas.

11. Strategi pertemuan individual (PI)

Strategi pertemuan individual (PI) merupakan cara untuk menemukan kesalahan

dan kekurangan tulisan siswa dengan cara berkonsultasi kepada guru secara

individual. Strategi itu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa

terutama bagi yang kurang beranimengambil resiko dalam menulis atau takut berbuat

kesalahan. Melalui strategi pertemuan individual, kekurangan dan kesalahan siswa

dalam draf tulisannya dapat didiskusikan langsung kepada guru secara aman tanpa

merasa malu kepada teman-temannya. Ketiga strategi dalam tahap perbaikan

diterapkan secara bersamaan dan saling melengkapi.

12. Strategi pertemuan individual (PI)

Strategi pertemuan individual (PI) dimaksudkan untuk mengkonsultasikan hasil

tulisan siswa kepada guru secara individual. Strategi pertemuan individual dilakukan

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan masukan guna

19

menyempurnakan kalimat dan paragraf yang belum dapat diperbaiki siswa secara

individual. Melalui strategi pertemuan individual, siswa dapat bertanya kepada guru

secara aman tanpa merasa malu kepada teman-temannya. Selain masalah kalimat dan

urutannya dalam paragraf, strategi pertemuan individual juga diterapkan untuk

mengecek sistem mekanikal tulisan, misalnya ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan

pilihan kata.

13. Strategi bahas bersama (BB)

Strategi bahas bersama (BB) merupakan cara menyempurnakan tulisan melalui

pembahasan secara bersama-sama secara klasikal. Strategi bahas bersama dalam

tahap penyempurnaan diterapkan oleh untuk menyempurnakan pemilihan dan

penempatan kata dalam kalimat dan paragraf. Dua kegiatan tersebut saling

melengkapi. Fokus perhatian pada tahap perbaikan terletak pada kesatuan dan

pengembangan isi karangan, sedangkan tahap penyempurnaan difokuskan pada

sistem mekanik tulisan, penulisan ejaan dan tanda baca, struktur kata dan kalimat

serta pemilihan dan penggunaan kosakata.

Pada keseluruhan tahapan yang diterapkan guru, berkaitan dengan pengalaman

belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut: (1) menulis akan mudah bagi siswa jika

dilakukan melalui bimbingan dan rangsangan yang diberikan oleh guru, (2) menulis

sangat menyenangkan bagi siswa karena merasa bangga dapatberperan serta untuk

menyumbangkan kalimatnya dalam menulis bersama, dan (3) siswa selalu ingin

menulis karena akan mendapatkan penguatan dan pujian dari guru dan teman-

temannya. Hal itu tampak dari transkripsi hasil wawancara dengan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan beberapa strategi

belajar berdasarkan alasan berikut. Pertama, kegiatan menulis akan lebih mudah bagi

siswa jika diawali dengan kegiatan bahasa lisan. Melalui kegiatan berbahasa lisan,

siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan kembali pengalaman bahasa yang

dimiliki. Hal itu merupakan bekal yang baik untuk belajar menulis.

20

Kedua, pembelajaran menulis berkaitan dengan pembelajaran membaca, menyi-

mak, berbicara, dan sastra. Oleh karena itu untuk memulai menulis dapat dimulai

dulu dengan kegiatan bercerita, bercakap-cakap, tanya jawab, atau curah pendapat.

Ketiga, kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. Melalui bimbingan guru

dalam posisinya sebagai teman/mitra belajar siswa kesalahan itu akan disempurnakan

oleh siswa. Keempat, kegiatan menulis secara nyata akan menyadarkan dan

menimbulkan motivasi siswa menulis. Motivasi yang datang dari siswa (motivasi

intrinsik) merupakan bekal yang baik untuk belajar dan turut mempengaruhi

keberhasilan belajar.

G. Teknik dan Strategi Pembelajaran Menulis di SD

Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran

sekolah) dan di luar kelas (di luar jam pelajaran sekolah).

a. Pembelajaran menulis di dalam kelas

Kegiatan pembelajaran menulis di dalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai

dengan jam yang telah ditetapkan dalam jadwal pelajaran. Teknk dan strateginya

yang dapat digunakan ada bermacam-macam. Kita dapat menciptakan teknik atau

strategi pembelajaran menulis sesuai dengan situasi dan kondisi kelas,

Contoh teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis di dalam kelas,

yaitu:

1) Bermain-main dengan bahasa dan tulisan.

Pembelajaran menulis dapat anda buat menyenangkan dengan sebuah permainan

menulis yang biasa disebut menulis berantai atau menulis berkelompok. Siswa dibagi

ke dalam kelompok dengan jumlah 10 sampai 15 orang per kelompok. Mereka tidak

perlu pindah dari tempat duduk mereka. Tentukan saja mana yang masuk kelompok

satu, dua, tiga, dan seterusnya. Siswa pertama dari suatu cerita telah mempunyai

kalimat yang sama pada setiap kertas, misalnya, “Hari minggu kemarin saya pergi ke

pantai”.

21

Siswa pertama itu bertugas menambahkan sebuah kalimat, kemudian kertas

diserahkan kepada siswa kedua yang akan menambahkan sebuah kalimat lagi, dan

seterusnya sampai semua siswa dalam setiap kelompok sudah menambahkan masing-

masing sebuah kalimat. Sesudah itu, kertas dikumpulkan dan guru membacakan isi

setiap kertas. Ini merupakan suatu proses pembelajaran menulis yang sangat

menyenangkan, terutama ketika para siswa melihat atau mendengar kesalahan-

kesalahan elementer mereka sendiri. Kesalahan yang paling sering dibuat oleh siswa

adalah kesalahan koherensi, yaitu keterhubungan antara sebuah kalimat dengan

kalimat sebelum dan sesudahnya.

2) Kuis.

Sekurang-kurangnya ada tiga jenis kuis yang dapat digunakan beberapa kali

dalamsetahunnya, yaitu kuis tanda baca, kuis tata paragraph, dan kuis tanda kutif,

tanda baca, dan tata paragraph sekaligus.

Contoh kuis tanda baca (titik, koma, pemisahan kata)

Di sebuah pulau yang terpencil jauh di tengah lautan tinggallah sepasang suami istri

dengan rukun dan damai tidak pernah mengalami persengketaan namun pada suatu

senja ketika sang suami kembali dari laut ia menemukan sepotong cermin terletak di

pantai diambilnya cermin itu dan alangkah heran hatinya melihat bayangan manusia

didalamnya inilah agaknya ayahku yang meninggal beberapa bulan yang lalu

pikirnya.

Paragraf di atas dapat dibacakan oleh guru lebih dulu di kelas. Siswa diminta untuk

memperhatikan dengan saksama dan boleh membuat catatan bila diperlukan. Pada

tahap berikutnya, siswa diberi fotokopi paragraf yang dibacakan sebelumnya dan

diminta untuk membubuhkan tanda baca yang sesuai dalam paragraf itu.

22

Contoh kuis tata paragraf

Cepat-cepat dia pulang kerumah. Cermin itu dibungkusnya. Lalu disimpannya di

bawah bantal. Hal ini tidak diceritakannya kepada istrinya. Keesokan harinya,ketika

istrinya membersihkan tempat tidur, dia menemukan bungkusan itu. Alangkah

kagetnya dia setelah membukanya dan menemukan ada gambar seorang wanita di

dalam benda yang dibungkus dengan rapi itu. Suamiku sudah berkhianat, pikirnya.

Dulu ia berjanji akan setia sampai mati. Rupanya sewaktu ke laut, dia mengambil

kesempatan untuk mencari wanita lain.

Siswa diminta berkelompok. Mereka diingatkan tentang cara bekerja dengan prinsip

belajar kooperatif yang telah mereka pelajari sebelumnya. Kemudian, guru

membagian fotokopi paragraf di atas. Selanjutnya,

Guru menjelaskan bahwa paragraph yang di tangan para siswa itu adalah paragraph

yang ada ditengah cerita. Mereka diminta untuk menambahkan sebuah

paragraph,boleh sebelum ataw sesudah paragraph itu.

Contoh kuis tanda petik, tanda baca dan tanda paragraf

Ketika suaminya pulang dari laut senja hari dia tidak menyambutnya dengan senyum,

seperti biasanya, tetapi dengan omelan dulu kamu mengatakan bahwa sayalah satu –

satunya wanita dalamhidupmu kamu berjanji setia sampai mati tapi sekarang kamu

punya wanita simpanan tuduhnya suaminya kaget dia tidak mengerti apa maksud

istrinya lha ada apa ini mengapa kamu bilang saya punya wanita simpanan tanyanya

ini lihatlah teriak sang istri sambil menyerahkan cermin itu kepada suaminya sang

suami melihat ke dalam cermin, kemudian berkata lihatlah baik – baik ini bayangan

mendiang ayahku.s

23

3) Memberi atau mengganti akhir cerita.

Jika kita perhatikan ketiga jenis kuis tadi, ketiganya merupakan contoh bagian

dari sebuah cerita yang belum rampung. Pada cerita aslinya memang ada akhirnya.

Tetapi akan sangat menarik dengan meminta siswa untuk membuat akhir baru. Tidak

perlu panjang-panjang, empat atau lima kalimat saja sudah cukup. Mengganti akhir

cerita, terutama dongeng, merupakan latihan menulis yang sangat menyenangkan,

efisien, dan efektif.: dengan kerja yang tidak terlalu banyak dapat dicapai apa yang

menjadi tujuan pembelajaran yang kita harapkan, yaitu siswa menjadi gemar menulis.

Ada yang menarik dari kegiatan ini adalah dengan akhir baru, cerita atau dongeng itu

menjadi lebih menarik.

4) Menulis meniru model: copy the master.

Sebuah model yang dipilih guru dibaca bersama-sama di kelas. Kemudian dibaca

pula analisis model itu. Kemudian, guru mengajak para siswa memikirkan objek-

objek lain yang kira-kira dapat dituliskan dengan menggunakan pola, gaya atau cara

yang dipakai dalam model itu. Selanjutnya, siswa menuliskan idenya yang sejalan

dengan model yang dibahas itu. Mereka menulis di rumah. Berilah waktu yang

cukup. Setelah selesai, kumpulkan tulisan mereka untuk diperiksa. Janjikan pula

keada mereka, kapan kira-kira pekerjaan mereka akan dikembalikan.

Guru harus mengembalikan pekerjaan siswa sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati bersama. Ketika mengembalikan karangan-karangan itu, guru membahas

kesalahan-kesalahan yang pada umumnya dilakukan siswa. Sedangkan kesalahan-

kesalahan khusus yang bersifat pribadi, cukup dituliskan di kertas siswa yang

bersangkutan kemudian, diselesaikan secara khusus pula antara guru dengan siswa.

24

b. Pembelajaran menulis di luar kelas

Pembelajaran menulis di luar kelas ini dapat dilakukan dengan cara, misalnya

siswa dilatih menulis buku harian. Dalam buku harian itu, siswa dapat menuliskan

pengalaman, kesan atau pikiran yang menarik hati mereka. Jika tidak berkeberatan, di

kelas mereka dapat berbagi rasa dengan teman sekelas atau sebangku mengenao apa

yang mereka tulis dalam buku harian mereka masing-masing. Kegiatan lain yang

dapat mendorong minat siswa untuk menulis adalah majalah dinding (mading). Di

sekolah-sekolah tertentu, penyelenggaraan mading ditangani sepenuhnyaoleh para

siswa.

Jika di sekolah anda belum ada madding, sebaiknya anda memotivasi siswa untuk

membuat mading tersebut. Pada tahap awal, mungkin anda terpanggil untuk

melakukan sekadar saringan untuk tulisan-tulisan siswa yang akan ditempelkan di

dinding. Cara lain dalam mempersiapkan para siswa untuk membuat tulisan yang

baik adalah melaksanakan kegiatan kliping. Kliping memberikan bahan untuk tulisan

bagi para siswa dan juga bahan untuk referensi atau bahkan untuk berpolemik. Dalam

kliping siswa akan mengumpulkan tulisan-tulisan yang mereka sukai yang sesuai

dengan bakat dan kepribadian mereka. Oleh karena itu, siswa tidak boleh dipaksa

untuk mengkliping bahan tertentu dalam pembelajaran menulis.

25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak

lain. Model pembelajaran menulis cerita atau cerpen di SD meliputi: Menceritakan

gambar, melanjutkan cerita, menceitakan mimpi. menceritakan pengalaman. Dan

menceritakan cita-cita. Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis,

yaitu : Pendekatan Komunikatif, Pendekatan Integratif, Pendekatan Keterampilan

Proses, dan Pendekatan Tematis. Metode dan pembelajaran menulis, yaitu Metode

eja, metode kata lembaga, metode suku kata (Metode Rangkai-Kupas), metode

global, metode Struktual Analitik Sinteksis (SAS), metode langsung, metode

Komunikatif, dan metode Integratif. Syafi’ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi

menulis permulaan menjadi dua tahap, yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap

penulisan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan alternatif

model pembelajaran menulis ada 8.

Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada 19 teknik dalam

pembelajaran menulis. Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis di

SD ada 13, yaitu : Strategi curah pendapat, bercerita, amati gambar, organisasi

gagasan, jawab pertanyaan, tulis bersama, tulis pasangan, Tulis Individual, Baca

Individual, baca kelas, pertemuan individual, bahas bersama (BB) . Pembelajaran

menulis dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan di luar

kelas (di luar jam pelajaran sekolah).

B. Saran

Diharapkan kepada guru maupun calon guru supaya menggunakan pendekatan,

metode, teknik, dan strategi yang tepat dalam khususnya dalam pembelajaran

menulis, sehingga siswa tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

26

Daftar Putaka

Massofa. 2008 .https://massofa.wordpress.com/2008/10/07/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd/ (di akses 01 Desember 2015)

Santosa, Puji, dkk. 2008 . Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD .

Jakarta : Universitas Terbuka (di akses 01 Desember 2015)

Yunus, M, dkk. 2013 . Keterampilan Menulis . Jakarta : Universitas Terbuka

(di akses 01 Desember 2015)

No name . http://www.kompasiana.com/sitimuslikah/pembelajaran-menulis-permulaan_55546cbe739773591d90551d (di akses 01 Desember 2015)

No name. 2009 .http://mgmpbindobogor.wordpress.com/2009/10/16/metode-pembelajaran-menulis/ (di akses 01 Desember 2015)

27