pendekatan pembelajaran sains

13
Pendekatan Pembelajaran Sains Terpadu Pendekatan Sains Terpadu Istilah pembelajaran terpadu berasal dari kata “integrated teaching and learning” atau “integrated curriculum approach”. Konsep ini dikemukakan oleh John Dewey sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan kemampuan pengetahuannya. Dewey mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkugan dan pengalaman dalam kehidupannya. Sehubungan dengan itu, pendekatan pembelajaran terpadu membantu anak untuk belajar menghubungkan apa yang telah dan baru mereka pelajari. Tidak ada defenisi tentang pembelajaran terpadu yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Jakobs memandang bahwa pembelajaran terpadu sebagai pendekatan kurikulum interdisipliner (interdisciplinary curriculum approach). Menurutnya, pembelajaran terpadu merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran sebagai proses untuk mengaitkan dan mempadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan ligkungan sosial keluarga. Dari sisi perspektif bahasa, pembelajaran terpadu sering diartikan sebagai pendekatan tematik (thematic approach). Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai proses dan strategi yang mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis, berbicara dan mendengar) dan mengaitkannya dengan mata pelajaran yang lain. Konsep ini mengintegrasikan bahasa sebagai pusat pembelajaran yang dihubungkan dengan berbagai tema atau topik pembelajaran. Pembelajaran terpadu sering juga disebut pembelajaran koheren (a coherent curriculum approach), yang memandang bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan program pembelajaran yang menyatukan dan menghubungkan berbagai program pendidikan. Kurikulum tidak harus terdiri atas bagian-bagianyang mengakumulasikan pengalama belajar peserta didik, kurikulum dapat

Upload: firdausfirsyah

Post on 26-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Pendekatan Pembelajaran SainsTerpaduPendekatan Sains TerpaduIstilah pembelajaran terpadu berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach. Konsep ini dikemukakan oleh John Dewey sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan kemampuan pengetahuannya. Dewey mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkugan dan pengalaman dalam kehidupannya. Sehubungan dengan itu, pendekatan pembelajaran terpadu membantu anak untuk belajar menghubungkan apa yang telah dan baru mereka pelajari.Tidak ada defenisi tentang pembelajaran terpadu yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Jakobs memandang bahwa pembelajaran terpadu sebagai pendekatan kurikulum interdisipliner (interdisciplinary curriculum approach). Menurutnya, pembelajaran terpadu merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran sebagai proses untuk mengaitkan dan mempadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan ligkungan sosial keluarga.Dari sisi perspektif bahasa, pembelajaran terpadu sering diartikan sebagai pendekatan tematik (thematic approach). Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai proses dan strategi yang mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis, berbicara dan mendengar) dan mengaitkannya dengan mata pelajaran yang lain. Konsep ini mengintegrasikan bahasa sebagai pusat pembelajaran yang dihubungkan dengan berbagai tema atau topik pembelajaran.Pembelajaran terpadu sering juga disebut pembelajaran koheren (a coherent curriculum approach), yang memandang bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan program pembelajaran yang menyatukan dan menghubungkan berbagai program pendidikan. Kurikulum tidak harus terdiri atas bagian-bagianyang mengakumulasikan pengalama belajar peserta didik, kurikulum dapat diumpamakan seperti sebuah hutan dengan pohon terpadu, relevan dan bermanfaat. Keterhubungan dalam kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan kebutuhan, serta minat nyata anak, tetapi juga antara tujuan dan kegiatan, serta masyarakat umum. Pendekatan terpadu menekankan pada langkah membuat atau melakukan hubungan antara bagian program pembelajaran dan kehidupan peserta didik, dengan lingkungan sosial sekitarnya.Definisi lain tentang pendekatan terpadu adalah pendekatan holistik yang mengombinasikan aspek epistemologi, sosial, psikologi dengan pendekatan pedagogi untuk pendidikan anak. Pendekatan ini berusahamenghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara pengetahuan lainnya.Pembelajaran terpadu menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi anak, baik aktivitas informal maupun formal, meliputi pembelajaran inquiri secara aktif sampai penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman anak untuk membantu anak mengerti dan memahami dunia mereka.Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis yang memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Pembelajaran ini merupakan model yang berusaha untuk memadukan beberapa pokok bahasan. Keterpaduan ini darpat dilihat pada aspek proses dan waktu, aspek materi belajar, dan aspek kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran peserta didik SD/MI sampai SMA/MA sesuai dengan kompetensi dan materi ajar yang terdapat dalam kurikulum.Beberapa prinsip dasar pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut.1. The hidden curriculum. Maksudnya adalah anak tidak hanya terpaku pada pernyataan, atau pokok bahasan tertentu, karena sangat mungkin pembelajaran yang dikembangkan itu memuat pesan tersembunyi yang sejatinya penuh makna bagi anak.2. Subjects in the curriculum. Maksudnya, bagian yang perlu didahulukan dalam pemilihan pokok atau topik belajar , waktu belajar dan penilaian kemajuan harus menjadi pertimbangan utama.3. The learning environment. Maksudnya, lingkungan belajar di kelas harus bisa memberi kebebasan bagi anak untuk berpikir dan berkreativitas.4. Views of the sosial world. Maksudnya masyarakat sekitar harus membuka diri atau bersikap terbuka dan peduli untuk memberi wawasan dalam rangka pengembangan pembelajaran di sekolah.5. Values and attitude. Maksudnya, anak-anak memperoleh sikap dan norma dari lingkungan masyarakat, termasuk rumah, sekolah, dan panutanya baik verbal maupun nonverbal.Model pembelajaran terpadu memiliki sintaks yang berbeda dengan model pembelajaran pada umumnya. Sintaks pembelajaran terpadu lebih fleksibel karena dapat diadopsi dari berbagai model pembelajaran yang lain. Secara umum, sintaks pembelajaran terpadu ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini.Tabel 1 Sintaks pembelajaran terpaduTahapTingkah Laku Guru

Fase-1Pendahuluan1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya.2. Memotivasi siswa3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-konsep prasarat yang sudah dikuasai oleh siswa4. Menjelaskan tujuan pembelajaran

Fase-2Presentasi Materi1. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi dan bahan bacaan2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui charta, atau yang lainnya.4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui charta, atau yang lainnya

Fase-3Membimbing pelatihan1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar2. Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi kelompok.3. Membagi buku siswa dan LKS4. Mengiangatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan5. Memberikan bimbingan seperlunya6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang ditentukan

Fase-4Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik1. Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan.3. Meminta anggota kelompok yang lain untuk menanggapi hasil presentasi4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi

Fase-5Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan2. Membeimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari3. Memberikan tugas rumah

Fase-6Menganalisis dan mengevaluasiGuru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kinerja mereka

http://ekokhoerul.wordpress.com/2012/06/22/pendekatan-pembelajaran-sains-terpadu/

Pendidikan Sains terpadu (Science for All)By Achmad SamsudinA. Perumusan Masalaha. Latar Belakang MasalahDalam pembelajaran IPA dewasa ini banyak timbul permasalahan dalam aplikasi pembelajaran di kelas. Salah satu masalah yang cukup mendesak untuk dicari solusinya terutama dengan menggunakan inovasi pendekatan sistem adalah pembelajaran Sains secara terpadu (pendidikan Sains). Aplikasi dari pembelajaran ini biasanya dalam pembelajaran berbasis lingkungan dan lain sebagainya. Pendidikan Sains terpadu (Science for All) lahir karena adanya ketimpangan skema berpikir holistik terintegrasi (menyeluruh dan terpadu) mengenai Sains. Dulu Sains dipelajari secara terpisah sesuai bidang kajian Sainsnya, seperti bidang kajian fisika, kimia, dan biologi. Kemunculan pendidikan Sains juga menimbulkan masalah baru, dulu kita dapat memandang suatu kajian konsep secara mendalam baik secara bidang kajian fisika, kimia, maupun biologi. Tetapi sekarang dengan adanya pendidikan Sains terpadu ini, pembelajaran dalam penerapan konsep yang ditinjau dari ketiga aspek kajian cenderung dangkal. Sehingga, pembelajaran terkesan setengah-setengah dalam penerapan konsep-konsepnya di lapangan. Siswa juga mendapatkan pembelajaran Sains yang tidak maksimal dan kurang mengenai sasaran dalam pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Rumusan MasalahSiswa-siswa SMP mengalami pembelajaran Sains terpadu tetapi dangkal dalam kajian konsep fisika, kimia, dan biologinya. Sehingga siswa SMP tidak dapat menerapkan konsep-konsep IPA secara terpadu dan mendalam dalam kehidupan sehari-hari.B. TujuanTujuan pembelajaran Sains terpadu yaitu, siswa SMP dapat menerapkan konsep-konsep IPAsecara terpadu dan lebih mendalam dalam kehidupan sehari-hari.C. Identifikasi KendalaDalam penerapan pendidikan Sains terpadu terdapat beberapa kendala diantaranya, yaitu:1. Kuantitas dan kualitas tenaga pengajar (guru) yang menguasai ketiga kajian ilmu (fisika, kimia, dan biologi) atau Sains secara terpadu masih sangat jarang, bahkan belum ada di Indonesia. Pada dasarnya, hanya tersedia guru fisika, guru kimia, dan guru biologi yang berdiri sendiri-sendiri.2. Belum adanya kurikulum yang mantap untuk dapat digunakan sebagai panduan bagi guru dalam pembelajaran IPA (Sains) di kelas.3. Belum adanya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mencetak/menghasilkan calon-calon guru pendidikan Sains terpadu.4. Sarana prasarana pendukung pembelajaran Sains yang kurang lengkap dan memenuhi standard. Sebagai contoh: Masih jarang Laboratorium IPA terpadu di SMP yang menyediakan alat-alat praktikum untuk bidang fisika, kimia, dan biologi secara lengkap.D. Alternatif-alternatif SolusiSebagai solusi dalam menangani masalah ini, terdapat beberapa alternatif solusi yang ditawarkan, yaitu:1. Diadakan pelatihan guru tentang pendidikan Sains terpadu.2. Melengkapi sarana prasarana penunjang dalam laboratorium IPA untuk pembelajaran Sains.3. LPTK membuka jurusan dan mencetak calon guru pendidikan Sains.4. Penggunaan modul pendidikan Sains terpadu yang disusun oleh guru dari ketiga bidang kajian (fisika, kimia, dan biologi).5. Meningkatkan dana pendidikan untuk alokasi pendanaan dalam pendidikan Sains.

E. Seleksi Alternatif SolusiAnalisis yang digunakan dalam menyeleksi alternatif solusi yaitu Analisis Operasional Profesional secara quantitatif. Analisis ini menekankan penilaian pada tiap-tiap kriteria solusi. Penilaian dilakukan secara numerik dengan penyajian data menggunakan angka-angka. Dari analisis menggunakan numerik, dihasilkan data penilaian kriteria solusi sebagai berikut:

No Aternatif Solusi Efektivitas Efesiensi Kelaikan SkorTeknis Biaya Waktu1 Diadakan pelatihan guru tentang pendidikan Sains terpadu. 85 85 80 90 90 4302 Melengkapi sarana prasarana penunjang dalam laboratorium IPA untuk pembelajaran Sains. 75 70 85 65 90 3853 LPTK membuka jurusan dan mencetak calon guru pendidikan Sains. 95 80 80 75 70 4004 Penggunaan modul pendidikan Sains terpadu yang disusun oleh guru dari ketiga bidang kajian (fisika, kimia, dan biologi). 80 70 90 70 80 3905 Meningkatkan dana pendidikan untuk alokasi pendanaan dalam pendidikan Sains. 65 65 80 65 85 360Dari data penilaian terhadap kriteria solusi diperoleh nilai tertinggi sebesar 430 poin untuk solusi pertama yaitu diadakan pelatihan guru tentang pendidikan Sains terpadu. Maka alternatif solusi ini diambil untuk dijadikan solusi.RENCANA UNTUK:F. Implementasi Yang dimaksud implementasi disini yaitu terbatas pada uji coba alternatif solusi yang sudah diseleksi. Rencana implementasinya pada SMP yang diwakili tiap provinsi satu perwakilan sekolah. Pemilihan SMP tiap provinsi berdasarkan random (acak) untuk mengetahui seberapa besar alternatif solusi ini dapat diterapkan. Setelah alternatif solusi ini diterapkan di SMP yang telah dipilih, maka didapatkan hasil yang kurang sempurna atau sumungkin sudah sempurna. Sehingga akan masuk dalam tahap berikutnya yaitu evaluasi.

G. EvaluasiLangkah evaluasi yaitu memberikan penyempurnaan-penyempurnaan pada instrumen alternatif solusi yang diterapkan. Jika siswa SMP dapat menerapkan konsep pendidikan Sains secara terpadu hasilnya kurang maksimal maka dilakukan evaluasi menyeluruh sebelum didesiminasikan. Jika tujuan yang direncanakan telah terpenuhi dengan baik, dalam hal ini siswa SMP yang diajar oleh guru yang sudah dilatih dalam pendidikan Sains terpadu, maka penyempurnaan (modifikasi) tidak perlu dilakukan dan dapat langsung didesiminasikan ke seluruh SMP di Indonesia. Karena alternatif solusi ini menyangkut lingkup nasional, maka evaluasinya harus menyeluruh dan terpadu.H. ModifikasiJika dalam evaluasi ditemukan beberapa kekurangan dalam pengimplementasiannya, maka diperlukan modifikasi pada sebagian instrumen alternatif solusi. Penyempurnaan bisa dalam teknis pelaksanaan pelatihan ataupun keterlibatan instruktur yang lebih handal. Setelah alternatif solusi yang sudah diseleksi dimodifikasi, langkah yang selanjutnya yaitu desiminasi (penyebaran secara luas) ke seluruh Indonesia dengan melibatkan Lembaga Pendidikan Penjamin Mutu (LPMP), Dinas Pendidikan (Provinsi, Kota/Kabupaten), dan SMP sebagai pelaksana pembelajaran Sains.http://pendidikansains.blogspot.com/2009/02/pendidikan-sains-terpadu-science-for.html

10 MODEL PEMBELAJARAN SAINS TERPADU (ROBIN FOGARTY, 1991)14.23Hepta Jayawardana3 commentsKirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut seorang ahli yang bernamaRobin Fogarty (1991)terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah:(1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed,dan(10) networked.Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Model Penggalan (Fragmented)Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yanghanya terbatas pada satu mata pelajaransaja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.Menurut Padmono dalam bukunyaPembelajaran Terpadumelalui Kurikulum Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu.Kelebihanpembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkankekurangannyaadalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.

2. Model Keterhubungan (Connected)Model connected dilandasi oleh anggapan bahwabutir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menatabutir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.Kelebihanyang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.Kekurangandalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

3. Model Sarang (Nested)Model nestedmerupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada satuan jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tata bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan tersebut keseluruhannya tidak harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya keterampilan tersebut dalam hal ini ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.Kelebihanmodel ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas.Kekurangannyaadalah apabila taanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.

4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)Model sequencedmerupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama.Kelebihannyayaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna. Sedangkankekurangannyayaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalamcontent areadalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini.

5. Model Bagian (Shared)Model shared merupakan bentukpemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan sebagainya.Kelebihannyayaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam. Sedangkankekurangannyayaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam.

6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)Selanjutnya, model yang paling populer adalah model webbed.Model ini bertolak dari pendekatan tematissebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.Kelebihanpendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Sedangkankekuranganmodel ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.

7. Model Galur/ benang(Threaded)Model threaded merupakan modelpemaduan bentuk keterampilanmisalnya, melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang diesbut meta-curriculum.Kelebihandari model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Sedangkankekuranganyaitu hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.

8. Model Keterpaduan (Integrated)Model integrated merupakanpemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang merupakan bagian mata pelajaran.Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya, model ini sangat baik dikembangkan di SD.Kelebihandari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga mendorong motivasi murid. Sedangkankekuranganyaitu model ini sulit dilaksanakan secara penuh; membutuhkan keterampilan tinggi,percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.

9. Model Celupan/Terbenam (Immersed)Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal initukar pengalamandanpemanfaatan pengalamansangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.Kelebihandari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sedangkankekurangandari model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.

10. Model Jaringan (Networked)Terakhir, model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikankemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.Kelebihandari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya. Sedangkankekurangannyaadalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber. (sumber: Robin Fogarty. 1991.How to Integrate the Curricula. Illinois: Skylight Publishinghttp://heptajayawardana.blogspot.com/2012/10/10-model-pembelajaran-sains-terpadu.html