pendekatan saintifik dan esensi inkuiri di dalam pembelajaran sains

30
1 PENDEKATAN SAINTIFIK DAN ESENSI INKUIRI DI DALAM PEMBELAJARAN SAINS/BIOLOGI Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengembangan Desain Pembelajaran Biologi yang dibina oleh Prof.Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd. Oleh: Umar Kadafi NIM. 150341806693 The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA

Upload: umar-abu-langit

Post on 10-Jul-2016

135 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sainsmakalah problematika pembelajaran biologi

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

1

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN ESENSI INKUIRI DI DALAM PEMBELAJARAN SAINS/BIOLOGI

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengembangan Desain Pembelajaran Biologi yang dibina oleh Prof.Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd.

Oleh:

Umar Kadafi

NIM. 150341806693

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFEBRUARI 2016

Page 2: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Pendekatan pembelajaran digunakan sebagai titik tolak atau sudut pandang

terhadap suatu proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya,

strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau bergantung

pada pendekatan tertentu. Strategi pembelajaran merujuk pada sebuah perencanaan

untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk

melaksanaan strategi (Sanjaya, 2008).

Pendekatan memegang peranan penting dalam dua hal, yaitu penentuan jenis

pendekatan pembelajaran akan menentukan dan menjiwai isi program, materi

pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar, dan teknik/ bentuk penilaian.

Selain itu, pendekatan pembelajaran juga akan menentukan keseluruhan tahapan

pengelolaan pembelajaran (Muslich, 2007). Dengan demikian, maka pemilihan jenis

pendekatan tertentu harus benar-benar dibangun atas kebutuhan dan tujuan yang

hendak dicapai selama proses pembelajaran. Adapun pendekatan jenis pembelajaran

yang menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu seperti yang

diungkapkan oleh Sa’ud (2009) dapat memberikan pengalaman belajar yang

berharga dan bernuansa lain kepada siswa karena mereka dapat belajar untuk tahu

serta belajar untuk berbuat.

Kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah menuntut adanya implementasi

pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang bersifat student

center learning yang berarti bahwa pembelajaran memberikan peluang yang lebih kepada

peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri dan dibantu oleh teman

sebayanya. Pembelajaran inovatif berlandaskan pada paradigma konstruktivistik yang

bertolak belakang dengan pembelajaran tradisional yang sering digunakan. Tuntutan dunia

yang semakin kompleks mengharuskan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis,

logis, sistematis, dan kreatif. Oleh karena itu, baik sekolah maupun perguruan tinggi harus

mampu memilih model dan pendekatan yang tepat serta penciptaan suasana belajar yang

kondusif akan mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan belajar dalam

IPA terdiri dari empat pilar pendidikan, yaitu inkuiri, sains teknologi dan masyarakat,

konstruktivisme,serta pemecahan masalah yang menghendaki adanya penerapan

pembelajaran inovatif.

Page 3: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

3

Sejalan dengan itu, pemerintah yang sadar betul dengan perubahan zaman

yang begitu pesat dan cepat berusaha membuat kebijakan-kebijakan untuk

meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. Selain itu, pihak

UNESCO juga telah mencangkan empat pilar pendidikan yang terdiri dari learning

to know, learning to do, learning to live together, dan learning to beuntuk menjawab

tantangan globalisasi sekaligus sebagai tolak ukur bagi pendidik untuk menentukan

berbagai pendekatan. Untuk itu, pendidik dituntut sebaik mungkin dalam memilih

pendekatan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip belajar guna tercipta para

siswa yang berkompetensi

Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu kajian

yang komprehensif terhadap pendekatan Saintifik dan esensi Inluiri dalam

pembelajaran Biologi. Oleh karena itu, disusunlah makalah yang berjudul

“Pendekatan Saintifik dan esensi Inkuiri dalam pembelajaran SAINS/Biologi”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendekatan saintifik dalam pembelajaran biologi?

2. Bagaimana esensi Inkuiri dalam pembelajaran Biologi?

3. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

SAINS/Biologi?

4. Bagaimana penerapan Inkuiri dalam pembelajaran Biologi?

C. Tujuan

1. Mengetahui pendekatan pembelajaran saintifik dalam pembelajaran biologi

2. Mengetahui esensi Inkuiri dalam pembelajaran Biologi

3. Mengetahui penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

SAINS/Biologi

4. Mengetahui penerapan Inkuiri dalam pembelajaran Biologi

Page 4: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau

berpusat pada peserta didik (student centered approach). Di dalam pembelajaran

dengan pendekatan saintifik, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi

dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis,

berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di

sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit

menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah,

sedang, dan/atau akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni

sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal

(Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013).

Wieman (2007) menyatakan bahwa dibutuhkan keefektifan dalam pem-belajaran

ilmu pengetahuan. Pembelajaran ilmu pengetahuan yang sukses adalah mampu

mengubah cara berpikir siswa, dari orang baru menjadi orang yang ahli (from novice

to expert). Hal itu mungkin dilakukan jika diterapkan pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran. Dijelaskan dalam Permendikbud No. 65 th 2013 bahwa pen-dekatan

ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melaui

pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,

menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,

kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintific adalah

pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik

menggunakan observasi, eksperimen maupun cara yang lainnya, sehingga realitas

yang akan berbicara sebagai informasi atau data yang diperoleh selain valid juga

dapat dipertanggungjawabkan (Sujarwanta, 2012).

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Ranah sikap merupakan transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan merupakan transformasi

Page 5: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

5

substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan

merupakan transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” .

1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Pendekatan

ilmiah dalam pembelajaran

Gambar 2.3 Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran(Sumber: Adaptasi dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)

a. Observing merupakan salah satu kegiatan mengamati untuk melakukan

proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan

tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan

tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati sangat bermanfaat

untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik.Sehingga proses pembelajaran

memiliki kebermaknaan yang tinggi.Dengan metode observasi peserta didik

menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi

pembelajaran yang digunakan oleh guru.

b. Questioning. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.

Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta

didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya,

ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan

pembelajar yang baik. Bertanya disini dapat melalui pertanyaan dari guru atau

murid. Dengan memberi kesempatan peserta didik bertanya atau menjawab

pertanyaan guru menumbuhkan suasana pembelajaran yang akrab dan

menyenangkan. Dalam mengajukan pertanyaan diperhatikan kualitas pertanyaan.

Pertanyaan yang berkualitas akan menghasilkan jawaban yang berkualitas.

Page 6: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

6

c. Experimenting hasil belajar yang nyata akan diperoleh peserta didik dengan

mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang

sesuai. Misalnya, Pada mata pelajaran, peserta didik harus memahami konsep-

konsep Akidah Akhlak dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.Aplikasi

metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai

ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas

pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai

dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara

penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari

dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan

dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan

menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat

laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

d. Associating, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif jika terjadi

interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola interaksi ini dilakukan

melalui stimulus dan respon. Proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau

bertahap, bukan secara tiba-tiba. kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan

ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan

peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan

situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.Ada dua cara melakukan

asosiasi, yaitu dengan logika induktif dan deduktif. Logika induktif merupakan cara

menarik kesimpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang

bersifat umum. Sedangkan logika deduktif merupakan cara menarik kesimpulan

dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal

yang bersifat khusus. Dengan pola ini peserta didik dapat mengolah informasi

dengan logika induktif dari percobaan yang telah dilakukan sebelumnya, dan dengan

menggunakan logika deduktif dengan membandingkan teori-teori yang telah ada

dengan hasil percobaannya.

e. Communicating memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengkomunikasi-kan hasil percobaan dan asosiasinya kepada peserta didik lain dan

guru untuk mendapatkan tanggapan. Langkah komunikasi ini member keuntungan

kepada peserta didik dalam meningkatkan rasa percaya diri dan kesungguhan belajar.

Conficius menyatakan, apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat saya

Page 7: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

7

ingat, apa yang saya lakukan saya paham. Silberman telah memodifikasi penyataan

tersebut menjadi: apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya dengar dan lihat

saya ingat, apa yang saya dengar, lihat, dan diskusikan saya mulai paham, apa yang

saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan

keterampilan, apa yang saya ajarkan kepada yang lain, saya pemiliknya (Nasution,

2013). Dengan mengkomunikasikan hasil percobaan dan asosiasi yang telah

dilakukan peserta didik dalam pembelajaran akan memperkuat penguasaan peserta

didik terhadap materi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran.

2. Penerapan Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam menggunakan

pendekatan pembelajaran. Pembelajaran Biologi lebih menekankan pada penerapan

keterampilan proses. Aspek-aspek pada pendekatan saintifik terintegrasi pada

pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah.

Langkah-langkah metode ilmiah: melakukan pengamatan, menentukan hipotesis,

merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima atau

menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan (Helmenstine,

2013).

Pada pembelajaran Biologi pendekatan saintifik dapat diterapkan melalui

keterampilan proses. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat

keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.

Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui

pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui

pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang

sedang dilakukan.

Keterampilan yang dilatihkan sering ini dikenal dengan keterampilan proses IPA .

American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan

menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Klasifikasi

keterampilan proses tersebut tertera pada tabel 1.

Page 8: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

8

Tabel 1. Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu

Mengamati Mengontrol variabel

Mengukur Menginterpretasikan data

Menyimpulkan Merumuskan hipotesa

Meramalkan Mendefinisikan variabel secara operasional Menggolongkan

Mengkomunikasikan Merancang eksperimen

Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.

Tabel 2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.

No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera - Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan

2 Mengelompok kan

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah - Mencari perbedaan, persamaan, Mengontraskan ciri-ciri, - Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan

3 Menafsirkan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan - Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan, Menyimpulkan

4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan - Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan sebelum

diamati

5 Mengajukan pertanyaan

Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. - Bertanya untuk meminta penjelasan; Mengajukan pertanyaan yang

berlatar belakang hipotesis.

6 Merumuskan hipotesis

- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.

- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

7 Merencanakan percobaan

- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan - Mentukan variabel/ faktor penentu;

8 Menggunakan alat/bahan

Memakai alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan, Mengetahui

Page 9: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

9

bagaimana menggunakan alat/bahan.

9 Menerapkan konsep

Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa

yang sedang terjadi

Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yang

disajikan dengan strategi dan metode yang tepat, mudah-mudahan siswa dapat

terlatih dalam keterampilan saintifik. Hasil akhir yang diharapkan Kurikulum 2013

adalah adanya peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi

manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi

aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Contoh Kegiatan Pembelajaran Dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik

Topik /Tema Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Sub Topik/Tema Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan Kompetensi Dasar 3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup berdasarkan hasil percobaan.

4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar

Tujuan Pembelajaran

- Menjelaskan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman

- Memahami proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

- Memahami peran hormon dalam proses pertumbuhan pada tanaman

- Melakukan percoban tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman

- Membuat laporan hasil percobaan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Alokasi Waktu 1x pertemuan (3 JP) Tahapan Pembelajaran

Kegiatan

Page 10: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

10

Mengamati

Pada kegiatan ini guru meminta peserta mengamati gambar yang ada pada buku - Peserta didik

mengamati gambar tersebut

Menanya

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya setelah mereka mengamati gambar. Contoh pertanyaan yang berkaitan dengan pengamatan peserta didik - Mengapa biji jagung bisa berkecambah? - Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan biji bisa berkecambah?

Mengumpulkan Informasi

Setelah kegiatan tanya jawab guru memfasilitasi siswa untuk menemukan jawaban dengan cara : - Melakukan percobaan tentang faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan - Mencatat data hasil pengamatan dari percobaan dalam kolom

yang tersedia pada lembar kegiatan

Dari percobaan ini peserta didik akan mengumpulkan informasi tentang pengaruh cahaya terhadap perkecambahan

Mengasosiasikan

Setelah mengumpulkan informasi melalui pengamatan dan mencatat hasil pengamatan, peserta didik mengasosiasikan pengetahuan yang didapat dari percobaan dan buku sumber dengan cara: - Mendiskusikan hasil pengamatan, menjawab

pertanyaanpertanyaan pada lembar kegiatan berdasarkan data pengamatan dan konsep yang terkait pada buku siswa.

- Menyimpulkan perbedaan panjang dan kondisi kecambah karena pengaruh cahaya terhadap perkecambahan.

Page 11: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

11

Mengkomunikasikan

Setelah menemukan kesimpulan, peserta didk membuat laporan dan peserta didik dapat menyampaikan laporan hasil pengamatan dan kesimpulannya tentang pengaruh cahaya terhadap perkecambahan Pada kegiatan ini peserta didik dapat melakukan tanya jawab.

Pada pembelajaran Biologi, penerapan pendekatan saintifik berkaitan dengan

pengembangan keterampilan proses sain peserta didik. Guru dapat mengidentifikasi

keterampilan proses apa saja yang dilatihkan pada suatu kegiatan pembelajaran baik

eksperimen maupun non eksperimen.

3. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran dengan Pendekatan saintifik

Penilaian pada pembelajaran dengan pendekatan saintifikmeliputi :

Penilaian Proses, dilakukan melalui:

a. Observasi saat siswa bekerja kelompok,

b. Bekerja individu,

c. Berdiskusi,

d. Presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

Penilaian Produk, berupa pemahaman konsep, prinsip, dan pengetahuan

dilakukan dengan tes tertulis.

Penilaian Sikap, dilakukan melalui:

a. Observasi Saat Siswa Bekerja Kelompok,

b. Bekerja Individu,

c. Berdiskusi,

d. Saat Presentasi Dengan

e. Menggunakan Lembar Observasi Sikap.

B. Model Pembelajaran Inquiry Learning

Model pembelajaran inquiry merupakan model yang melibatkan peserta didik

dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis. Guru membimbing peserta

didik untuk menemukan pengertian baru, praktik keterampilan, dan cara memperoleh

pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar peserta didik. Model inquiry

Page 12: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

12

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar aktif dan kreatif dalam

mencari pengetahuan.

Langkah inquiry terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: (1) mengidentifikasi

masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) mengumpulkan data; (4) menganalisis dan

menginterpretasikan data untuk menguji hipotesis; (5) menarik kesimpulan.

Sedangkan tahapan atau langkah yang dilakukan oleh guru dalam model

pembelajaran inquiry yaitu (Mulyatiningsih, 2010):

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Membagi petunjuk inquiry atau petunjuk praktikum

3. Menugaskan peserta didik untuk melaksanakan inquiry

4. Memantau pelaksanaan inquiry

5. Menyimpulkan hasil inquiry secara bersama-sama

Menurut Nurhadi, dkk (2004) menjelaskan bahwa dalam model inquiry

peserta didik di dorong untuk mampu belajar dan terlibat aktif dan melakukan suatu

penelitian untuk menemukan suatu penemuan tertentu. Hal ini mampu memacy

peserta didik untuk mengetahui serta memotivasi peserta didik untuk memecahkan

suatu masalah secara mandiri dan memiliki kemampuan kritis dalam menganalisis

sebuah informasi. Model inquiry memberikan pengalaman pembelajaran yang aktif

dan kontekstual yang nantinya mampu melatih peserta didik dalam memecahkan

masalah, membuat kesimpulan atau membuat keputusan, serta memperoleh

keterampilan. Oleh karena itu, model inquiry dapat digunakan oleh guru dalam suatu

kegiatan penelitian atau eksperimen yang bertujuan untuk menemukan materi

pembelajaran tertentu.

Model pembelajaran inquiry dibagi menjadi tiga macam, antara lain:

1. Model Inquiry Free Discovery (penemuan bebas)

Peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih permasalahan, dan cara

pemecahan akan permasalahan yang telah dipilih. Peserta didik juga dilatih

membuat hipotesis, menguji hipotesis, serta diberi kesempatan untuk

mengaplikasikan hasil temuannya.

2. Model Inquiry Guided Discovery (penemuan terbimbing)

Guru memberikan bimbingan dan pengarahan agar peserta didik dapat mencapai

tujuan atau menemukan konsep-konsep tertentu, memberikan masalah dan alternatif

Page 13: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

13

pemecahannya, memonitoring proses belajar mengajar, membantu peserta didik yang

mengalami hambatan dalam kegiatannya, serta memberikan penilaian. Model

penemuan terbimbing ini peserta didik akan aktif melakukan eksplorasi, observasi,

dan investigasi dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, kegiatan dengan model

penemuan terbimbing berdampak positif

pada perkembangan intelektual peserta didik (Darmojo & Kaligis, 1992).

3. Model Inquiry Free Modified (penemuan bebas termodifikasi)

Model inkuiri bebas termodifikasi, guru memberikan suatu permasalahan

atau problem yang kemudian meminta peserta didik untuk memecahkan

permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, sesuai dengan prosedur

penelitian (Mulyasa, 2007).

Setiap model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar memiliki

kelebihan dan kekurangan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki

kelebihan tertentu. Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang

dikemukakan oleh Bruner (dalam Wartono, 2003) yaitu:

a. Model pembelajaran inkuiri meningkatkan potensi intelektual peserta didik.

Hal ini dikarenakan peserta didik diberi kesempatan untuk mencari dan

menemukan Sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan

pengamatan dan pengalaman sendiri.

b. Ketergantungan peserta didik terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser kearah

kepuasan intrinsik. Peserta didik yang telah berhasil menemukan sendiri

sampai dapat memecahkan masalah yang ada akan meningkatkan kepuasan

intelektualnya yang datang dari dalam diri peserta didik.

c. Peserta didik memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena

terlibat langsung dalam proses penemuan.

d. Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan. Pengetahuan

yang diperoleh dari hasil pemikiran sendiri akan lebih mudah diingat.

e. Belajar dengan inkuiri, peserta didik dapat memahami konsep sains dan ide

dengan baik.

f. Pengajaran menjadi terpusat pada peserta didik, salah satu prinsip psikologi

belajar menyatakan bahwa semakin besar keterlibatan peserta didik dalam

proses pembelajaran, maka semakin besar pula kemampuan belajar peserta

didik. Model pembelajaran inquiry tidak hanya ditujukan untuk belajar

Page 14: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

14

konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga belajar pengarahan diri

sendiri, tanggung jawab, komunikasi dan sebagainya.

g. Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep

diri peserta didik. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran

inkuiri lebih besar, sehingga memberikan kemungkinan kepada peserta didik

untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara baik.

h. Tingkat harapan meningkat, tingkat harapan merupakan bagian dari konsep

diri. Ini berarti bahwa peserta didik memiliki keyakinan atau harapan dapat

menyelesaikan tugasnya secara mandiri berdasarkan pengalaman

penemuannya.

i. Model pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat. Manusia memiliki

berbagai macam bakat, salah satunya adalah bakat akademik, semakin

banyak kebebasan dalam proses pembelajaran maka semakin besar

kemungkinan peserta didik untuk mengembangkan bakatbakat lainnya,

seperti kreatif, sosial, dan sebagainya.

j. Model pembelajaran inkuiri dapat menghindarkan peserta didik belajar

dengan hafalan. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada peserta didik

untuk menemukan makna lingkungan sekelilingnya.

k. Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mencerna dan mengatur informasi yang didapatkan.

Selain memberikan beberapa kelebihan, model pembelajaran inkuiri juga memiliki

kekurangan. Adapun kekurangan dari model pembelajaran inkuiri, yaitu:

a. Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan berpikir peserta didik,

bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan berpikir lambat bisa

kebingungan, menemukan hubungan antara konsep dalam suatu mata pelajaran,

atau menyusun materi yang telah mereka peroleh secara tertulis atau lisan.

Peserta didik yang mempunyai kemampuan berpikir tinggi bisa memonopoli

model pembelajaran inkuiri, sehingga menyebabkan adanya jarak atau gap

dengan peserta didik yang lain.

b. Tidak efisien, khususnya untuk mengajar peserta didik yang berjumlah besar

dikarenakan banyak waktu yang dihabiskan untuk membantu seorang peserta

didik dalam menemukan teori-teori tertentu.

c. Harapan-harapan dalam model pembelajaran inkuiri dapat terganggu oleh peserta

didik dan guru yang telah terbiasa dengan pengajaran tradisional.

Page 15: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

15

d. Pada bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ide-ide dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri.

C. Penerapan inkuiri dalam pembelajaran Biologi

Beberapa hasil penelitian mengenai strategi pembelajaran inkuiri pada mata

pelajaran biologi seperti yang dilakukan oleh Joice and Weil (1992) menyimpulkan

pembelajaran biologi melalui strategi inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dan kemampuan pemecahan masalah secara signifikan, begitu juga dengan hasil

penelitian yang dilakukan Layton (1992) menyimpulkan penerapan strategi inkuiri

dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan pemahaman konsep dan

menghilangkan miskonsepsi siswa (Wena, 2008). Artikel ini memaparkan beberapa

hal mengenai penerapan strategi inkuri dalam pembelajaran biologi, seperti hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam penerapan strategi inkuiri, langkah-langkah dalam

mengajar dengan strategi inkuiri, masalah-masalah yang mungkin dihadapi dan

pemecahannya, topik-topik mata pelajaran biologi yang relevan dengan strategi

inkuiri, dan pembuatan rubik penilaian kegiatan belajar siswa. Harapannya, semoga

guru-guru biologi lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran,

mengajarkan biologi sesuai dengan hakikatnya sebagai sains, salah satunya melalui

strategi pembelajaran inkuiri sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil

belajar siswa.

Kunci untuk membuat siswa mau dan termotivasi adalah dengan memastikan

bahwa mereka memahami pertanyaan, mereka menghasilkan berbagai jawaban yang

masuk akal dan memiliki beberapa ide tentang bagaimana cara menguji siswa. Hal

ini juga membantu untuk mengingatkan siswa bahwa pola berpikir yang digunakan

dalam menjawab pertanyaan ilmiah juga digunakan dalam menjawab pertanyaan

pada kehidupan sehari-hari. Pengajar dapat memberi pengarahan kepada siswa

bahwa dengan proses tersebut maka mereka akan dapat menjawab pertanyaan dan

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebenarnya tidak ada batasan tegas topik mana pada mata pelajaran biologi

yang dapat diajarkan atau tidak melalui strategi pembelajaran inkuiri. Biologi

sebagai bagian dari IPA, tentunya memberi jalan bagi penerapan strategi

pembelajaran inkuiri terhadap topik-topik yang termuat didalamnya. Dimana dalam

IPA, kebenaran deduktif yang kita peroleh dapat dikonfirmasi melalui metode

ilmiah, dan tahapan metode ilmiah tersebut dapat dijumpai pada strategi

Page 16: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

16

pembelajaran inkuiri. Semua topik dalam mata pelajaran biologi dapat diajarkan

dengan strategi pembelajaran inkuiri, seperti struktur sel, keragaman makhluk hidup,

ekosistem, sistem tubuh manusia, dll, selama dalam penerapanya sesuai dengan

prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri dan dilakukan dengan benar. Berikut satu

contoh tahapan pembelajaran inkuiri pada topik ekosistem.

Tabel 2. Gambaran umum langkah-langkah pembelajaran inkuiri pada topik ekosistem.

Tahapan Contoh Pada Topik EkosistemPerumusan masalah apakah ekosistem yang berdekatan secara geografis

memiliki perbedaan dalam variabel fisik dan biologinya (misalnya ekosistem kolam dan padang rumput di sekitar sekolah)

Perumusan hipotesis eksositem yang berdekatan secara geografis memiliki perbedaan variabel fisik dan biologi.

Pengumpulan data variabel fisik ( suhu udara dan tanah, kelembaban udara, pH tanah), variabel biologi (keragaman tumbuhan, keragaman artrophoda)

Pengujian hipotesis apakah data-data yang terkumpul menunjukkan bahwa kedua ekositem yang diamati memiliki perbedaan variabel fisik dan biologinya dan bagaimana penjelasan teori-teori yang mendukung dari berbagai literatur, jika jawabanya ya berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima.

Penarikan kesimpulan kesimpulan berdasarakan pada hipotesis yang diajukan, apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak

Page 17: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau

berpusat pada peserta didik (student centered approach). Di dalam pembelajaran

dengan pendekatan saintifik, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi

dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis,

berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di

sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit

menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah,

sedang, dan/atau akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni

sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal

2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Pendekatan ilmiah

dalam pembelajaran: Observing (mengemati), Questioning (Menanya),

Experimenting (mengumpulkan informasi), Associating (menghubungkan).

Communicating (mengkomunikasikan)

3. Esensi pendekatan saintifik terdiri dari lima pengalaman belajar yaitu kegiatan

mengamati; menanya; mengumpulkan informasi; mengasosiasi; dan

mengkomunikasikan dengan lima pengalaman belajar tersebut penerapan

pendekatan ilmiah dalam pembelajaran Biologi bisa tercapai sesuai harapan

peserta didik

4. Model pembelajaran inquiry merupakan model yang melibatkan peserta didik

dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis.

5. Langkah inquiry terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: (1) mengidentifikasi

masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) mengumpulkan data; (4) menganalisis

dan menginterpretasikan data untuk menguji hipotesis; (5) menarik kesimpulan.

6. Pembelajaran Biologi lebih menekankan pada penerapan keterampilan proses.

Aspek aspek pada pendekatan saintifik dan metode Inkuiri terintegrasi pada

pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah.

B. Saran

Pendekatan Saintifik dan Metode Belajar Inkuiri adalah sangat relevan

diterapkan pada kurikulum 2013 yang menekankan pada pencapaian kompetensi

Page 18: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

18

sekaligus keterampilan. Oleh karena itu, guru harus menguasai secara utuh

pendekatan dan metode ini agar mampu menerapkan pada pembelajaran biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Bruce, W.C. & J.K. Bruce. (1991). Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha Publishing Company, Inc.

Mulyaningtyas, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM): Diktat Peningkatan Kompetensi Pengawas dalam Rangka Penjaminan Mutu Pendidikan. Jawa Barat: P4TK Bisnis dan Pariwisata.

Mulyasa, E., 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung:Remaja Rodaskarya

Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nurhadi, Burhan Yasin, dan A.G. Senduk., (2004), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang, UM PRESS MALANG.

Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nurjhani K., M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: JICA IMSTEP

Sa’ud, Udin Saefudin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.

Sujarwanta, Agus. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran Ipa Dengan Pendekatan Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan 16 (1). (online)( http://www.ummetro.ac.id/file_jurnal/MENGKONDISIKAN%20%20PEMBELAJARAN%20IPA%20DENGAN.pdf , diakses tanggal 12 Pebruari 2016).

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

Wieman, C. 2007. Why Not Try a Scientific Approach to Science Education?. (Online), (http://web.mit.edu/jbelcher/www/TEALref/Wieman_Change_2007.pdf), diakses pada tanggal 12 Pebruari 2016.

Page 19: Pendekatan Saintifik Dan Esensi Inkuiri Di Dalam Pembelajaran Sains

19