pendahuluan.rombak 2003

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan bahan baku parfum, kosmetika, farmasi, prospek agri- business dan agro-industri nilam di Indonesia adalah negara eksportir minyak nilam terbanyak, sebab memasok lebih dari 70% pangsa pasar dunia. Di samping itu, Indonesia juga mengekspor 14 jenis minyak atsiri lainnya dari 70 jenis minyak atsiri yang sangat dibutuhkan dunia. Oleh karena itu, pemerintah, petani, pengusaha alat suling, pedagang perantara, dan eksportir sebagai faktor penentu secara bersama-sama harus menciptakan sistem agri-business dan agro- industry nilam yang dikelola secara professional yang dipastikan dapat menyangga pertumbuhan ekonomi di Indonesia, jika tidak maka peluang target dari bisnisnya sulit dicapai. Pengembangan tanaman perkebunan pada masa mendatang mempunyai tantangan dalam hal mendapatkan 1

Upload: muthiaranifs

Post on 13-Apr-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN.rombak 2003

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan bahan baku parfum,

kosmetika, farmasi, prospek agri-business dan agro-industri nilam di Indonesia

adalah negara eksportir minyak nilam terbanyak, sebab memasok lebih dari 70%

pangsa pasar dunia. Di samping itu, Indonesia juga mengekspor 14 jenis minyak

atsiri lainnya dari 70 jenis minyak atsiri yang sangat dibutuhkan dunia. Oleh

karena itu, pemerintah, petani, pengusaha alat suling, pedagang perantara, dan

eksportir sebagai faktor penentu secara bersama-sama harus menciptakan sistem

agri-business dan agro-industry nilam yang dikelola secara professional yang

dipastikan dapat menyangga pertumbuhan ekonomi di Indonesia, jika tidak maka

peluang target dari bisnisnya sulit dicapai.

Pengembangan tanaman perkebunan pada masa mendatang mempunyai

tantangan dalam hal mendapatkan jenis tanaman yang cocok dengan kondisi

daerah atau kondisi alamnya dan mempunyai prospek pemasaran yang baik untuk

masa mendatang. Tanaman perkebunan yang merupakan komoditi terutama

diwujudkan untuk mendukung industri dan sebagai salah satu sumber untuk

meningkatkan devisa negara, serta 33 bentuk minyak atsiri (Syamsulbahri,

1996:6).

Dari 70 minyak atsiri yang diperdagangkan di pasaran internasional,

sekitar 9-12 jenis minyak atsiri disuplai dari Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia

termasuk negara produsen besar yang cukup diandalkan dan menjadi negara

pengekspor minyak atsiri dengan kualitas terbaik. Kondisi tersebut disebabkan

1

Page 2: PENDAHULUAN.rombak 2003

faktor dan kondisi iklim serta jenis dan tingkat kesuburan tanah yang subur yang

dimiliki Indonesia (Mangun, 2005:5).

Nilam yang sering juga disebut Pogostemon patchouli Pellem

merupakan tanaman yang belum begitu dikenal secara meluas oleh

masyarakat. Nilam merupakan salah satu produk minyak atsiri (essential oil).

Minyak atsiri ini dapat bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga,

buah, biji, batang, kulit, dan akar. Untuk tanaman nilam, minyak atsirinya

banyak diambil dari daunnya. Negara Indonesia telah mendapat sebutan

produsen ‘’patchouli sumatera’, karena sebagian besar tanaman nilam

diusahakan oleh petani daerah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Sejak sebelum Perang Dunia II, Indonesia mampu menghasilkan minyak

nilam sekitar 90% dari kebutuhan dunia. Walaupun daunnya saat itu belum

dapat diolah sendiri tapi tanaman ini telah menjadi barang dagangan yang

menarik. Barulah pada awal tahun 1920 penyulingan minyak nilam dapat

dilakukan sendiri. Namun kualitas nilam yang dihasilkan nilam masih rendah,

karena sering didapati tercampur minyak nabati dari tanaman lain.

Tanaman nilam merupakan salah satu alternatif dalam usaha mencari

sumber pendapatan baru non-migas disamping komoditi lainnya. Nilam adalah

salah satu jenis tanaman minyak atsiri yang telah lama dikembangkan di

Indonesia, namun belum banyak dibudidayakan oleh masyarakat.

Produksi nilam dunia berkisar antara 500 – 550 ton/tahun dimana sekitar

450 ton/tahun diperoleh dari negara Indonesia dan sekitar 40 – 80 ton/tahun

diperoleh dari Cina. Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor nilam Indonesia

2

Page 3: PENDAHULUAN.rombak 2003

adalah Singapura, India, AS, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Swiss, dan

Spanyol.

Volume pembelian dan harga ekspor minyak nilam dari tahun 2001

sampai 2007 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Volume Penjualan dan Harga Ekspor Minyak Nilam Tahun 2001 sampai 2007

Tahun Harga (US $) Vol (Kg) US $/Kg

2001200220032004200520062007

10.144.76220.771.17117.933.29725.305.52839.254.26739.008.15273.389.000

1.316.1911.214.7021.059.1161.615.7672.150.3332.384.5752.903.000

14,54517,09916,93215,66118,25416,35825,280

Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sumatera Utara, 2008

Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa volume penjualan minyak nilam

dari tahun 2004-2007 meningkat dengan harga yang juga cenderung meningkat.

Dengan demikian pengembangan produk nilam memiliki nilai strategis.

Fungsi utama minyak nilam adalah sebagai bahan baku pengikat (fiksatif)

dari komponen kandungan utamanya, yaitu patchouli alcohol (C15H26) dan

sebagai bahan pengendali penerbang (eteris) untuk wewangian (parfum) agar

aroma keharumannya bertahan lebih lama. Selain itu, minyak nilam digunakan

sebagai salah satu bahan campuran produk kosmetika (pembuatan sabun, pasta

gigi, sampo, lotion, dan deodorant), kebutuhan farmasi (untuk pembuatan obat

antiradang, antifungsi, antiserangga, afrodisiak, anti-inflamasi, antidepresi, dan

lain-lain), kebutuhan aromaterapi, bahan baku compound dan pengawetan barang,

serta berbagai kebutuhan industri lainnya.

Minyak nilam mempunyai banyak keunggulan. Selain bermanfaat bagi

berbagai ragam kebutuhan industri, masa panen nilam relatif singkat dan

3

Page 4: PENDAHULUAN.rombak 2003

mempunyai jangka waktu hidup cukup lama. Proses pemeliharaan dan

pengendalian tanaman relatif mudah dan potensi pasarnya sudah jelas. Bila

dikaitkan dengan suatu perencanaan pengelolaan budidaya tanaman nilam dengan

ruang lingkup usaha yang menyertainya, dapat disimpulkan bahwa program budi

daya nilam ini prospektif dan menguntungkan.

Peluang pengembangan nilam di Kabupaten Pakpak Bharat sendiri cukup

terbuka lebar, untuk itu dengan kajian ini diharapkan akan tersedia data

kesesuaian lahan untuk komoditas nilam di Kabupaten Pakpak Bharat dan juga

melalui kajian ini diharapkan tercipta agribisnis nilam berdaya saing kuat yang

dicirikan oleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik dan mampu

menghasilkan produk dengan jumlah yang sesuai dengan permintaan pasar.

Luas areal dan produksi komoditi perkebunan Kabupaten Pakpak Bharat

dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2005-2008

No Komoditi Luas Lahan (ha) Produksi (ton)2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008

1 Gambir 603 839,8 840,8 885,8 383,4 1.668 166,4 1.165,32 Kopi Robusta 687,5 741,8 741,7 741,7 447,3 414,1 383,2 392,513 Kopi Arabika 669,1 968,5 681,1 1.294,5 672,8 578,21 672,08 688,214 Karet 417,8 777,4 983,3 1.330, 302,4 298,2 408,1 435,665 Kelapa 85,25 85,25 85,25 85,25 59,38 157 48,85 37,056 Kemenyan 1.476,2 1.471,4 1.472,4 1.497,4 860,8 147,06 250,2 147,067 Kulit Manis 117 107,2 127,4 107,4 87,75 274,77 74,82 46,468 Tembakau 11 14,30 14,3 14,3 8,58 41,47 41,5 41,59 Nilam 40 160,1 152 60 6,26 8,54 7,57 20,210 Kelapa Sawit 1.411,5 1.639,4 1.669,6 1.649,6 6.216 6.216 408,16 614511 Kakao 147,8 217,5 226 231,5 68 78 89 70,5Sumber : Data Statistik Perkebunan Tahun 2005-2008

4

Page 5: PENDAHULUAN.rombak 2003

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa pada tanaman nilam meningkat

dengan pesat pada tahun 2006-2007, tetapi pada tahun 2008 nilam menurun cukup

signifikan. Hal ini dilihat dari luas lahan penanaman nilam. Sedangkan produksi

nilam makin meningkat, hal ini menunjukkan produktivitas nilam yang semakin

meningkat.

Luas lahan tanaman nilam di daerah ini tersisa 1.900 hektare (ha) dengan

produksi sepanjang tahun 2009 sebanyak 728 ton. Sentra tanaman ini berada di

beberapa daerah yakni Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Dairi, Tapanuli Selatan,

Tapanuli Utara, katanya kemarin. Menurut dia, pemerintah perlu segera

mengambil langkah nyata dalam menyelamatkan nasib petani nilam agar

kelangsungan komoditas nilam di daerah ini dapat terjaga. Mereka memerlukan

proteksi berupa kebijakan pemberdayaan dan peningkatan keterampilan budi daya

tanaman nilam.

Perbedaan harga minyak nilam di tingkat petani dengan pedagang

pengumpul /eksportir terlalu banyak yang sampai saat ini sulit dikendalikan

perbaikannya. Sesungguhnya harga minyak nilam dunia relatif stabil dengan

harga cukup menjanjikan, namun harganya ditekan serendah mungkin oleh oknum

yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa ada keinginan untuk membela petani

dengan alasan kadar patchouli alcohol di bawah standar (<30%). Masalah ini

dapat menyebabkan petani tidak berkeinginan menanam nilam lagi sehubungan

dengan harga nilam basah/kering atau harga minyak nilamnya sangat murah. Oleh

karena itu, pemerintah, investor, eksportir, dan Asosiasi Minyak Atsiri

berkewajiban untuk membentuk sistem agribisnis nilam secara professional untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

5

Page 6: PENDAHULUAN.rombak 2003

1.2. Identifikasi Masalah

Kabupaten Pakpak Bharat sangat potensial untuk budidaya tanaman nilam

dengan kenyataan kualitas minyak nilam yang baik namun petani nilam belum

mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani selama ini. Maka berdasarkan

uraian latar belakang maka permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian

dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi dan ketersediaan lahan petani nilam di Kecamatan

Sitellu Tali Urang Jehe untuk pengembangan nilam yang saat ini

berkurangnya minat masyarakat untuk bertani nilam

2. Bagaimana kelayakan pengembangan nilam di Kecamatan Sitellu Tali

Urang Jehe saat ini.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui potensi dan ketersediaan lahan petani nilam di

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

2. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan pengembangan nilam saat ini

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan dasar penulisan skripsi untuk melengkapi syarat

melaksanakan ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Medan Area.

2. Hasil Penelitian diharapkan berguna bagi penduduk desa di Kabupaten

Pakpak Bharat.

3. Sebagai input informasi bagi pihak yang membutuhkan.

6

Page 7: PENDAHULUAN.rombak 2003

7

Page 8: PENDAHULUAN.rombak 2003

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Nilam

Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak

patchouli (dalam bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya

disuling dari daun). Klasifikasi ilmiah dari nilam :

Regnum : Plantae

Division : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Familia : Lamiaceae

Genus : Pogostemon

Spesies : Pogostemon cablin

Nama binomial: Pogostemon cablin Benth

2.2. Jenis Tanaman Nilam

Pada dasarnya terdapat beberapa jenis tanaman nilam yang telah tumbuh dan

berkembang di Indonesia. Namun, nilam aceh lebih dikenal dan telah ditanam secara

meluas. Selain itu, dikenal pula jenis nilam jawa dan nilam sabun. Secara garis besar,

jenis nilam menurut literatur yang ada sebagai berikut (Mangun, 2008).

1. Nilam Aceh (Pogostemon cablin)

Nilam aceh (Pogostemon Cablin Benth atau Pogostemon

Patchouli) merupakan tanaman standar ekpor yang direkomendasikan

karena memiliki aroma khas dan rendemen minyak daun keringnya tinggi,

yaitu 2,5-5% dibandingkan jenis lain. Nilam aceh dikenal pertama kali dan

8

Page 9: PENDAHULUAN.rombak 2003

ditanam secara meluas hampir di seluruh wilayah Aceh. Sebenarnya jenis

tanaman nilam ini berasal dari Filipina, yang kemudian ditanam dan

dikembangkan juga di wilayah Malaysia, Madagaskar, Brazil, serta

Indonesia. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia mengembangkan

nilam aceh secara khusus (Mangun, 2008).

2. Nilam Jawa (Pogostemon heyneatus)

Nilam jawa (Pogostemon heyneatus Benth) disebut juga nilam hutan.

Nilam ini berasal dari India dan masuk ke Indonesia serta tumbuh meliar di

beberapa hutan di Pulau Jawa. Jenis tanaman ini hanya memiliki minyak

sekitar 0,5-1,5%. Jenis daun dan rantingnya tidak memiliki bulu-bulu halus

dan ujung daunnya agak meruncing (Mangun, 2008).

3. Nilam Sabun (Pogostemon hertensis)

Zaman dahulu, tanaman nilam sabun (Pogostemon hortensis Backer)

sering digunakan untuk mencuci pakaian, terutama kain jenis batik. Jenis

nilam ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5-1,5%. Selain itu,

komposisi kandungan minyak yang dimiliki dan dihasilkannya tidak baik

sehingga minyak dari jenis nilam ini tidak memperoleh pasaran dalam bisnis

minyak nilam. Oleh sebab itu, nilam jawa dan nilam sabun tidak

direkomendasikan sebagai tanaman komersial karena kandungan minyaknya

relatif sangat sedikit. Selain itu, aroma yang dimiliki keduanya berbeda

dengan nilam aceh dan Keunggulan minyak nilam Indonesia sudah dikenal

sekaligus sudah diakui oleh berbagai negara yang menjadi konsumen

(importir) minyak tersebut. Baunya lebih harum dan tahan lama bila

dibandingkan nilam produksi negri lain. Hal ini menyebabkan nilam

Indonesia disegani dipasaran internasional (Mangun, 2008). Andil

9

Page 10: PENDAHULUAN.rombak 2003

Indonesia dalam perdagangan minyak nilam dunia mampu mencapai lebih

dari 70%, selebihnya dipasok negara produsen lain terutama Cina,

Malaysia, dan Brazil. Karena andil yang sangat besar itu, tidak heran kalau

Indonesia pun memperoleh julukan terhormat dalam kaitannya dengan

komoditas minyak nilam, yakni produsen minyak nilam terbesar di dunia.

Meskipun demikian prestasi tersebut hendaknya tetap dipertahankan di

kemudian hari. Artinya, kalau komoditas ini pada waktu mendatang tidak

mendapat penanganan yang lebih seksama, tidak menutup kemungkinan

kalau negara produsen yang lain akan dapat menggantikan posisi

Indonesia. Hal ini tentu saja sangat merugikan, mengingat devisa yang

berhasil diraih dari hasil ekspor minyak nilam selama ini telah cukup

berperan nyata dalam ekspor nonmigas (Mangun, 2008). Kendatipun

mampu tampil pada peringkat paling atas sebagai Negara produsen

sekaligus juga eksportir minyak nilam dunia, tetapi sampai saat ini volume

ekspor minyak nilam Indonesia masih menunjukkkan angka yang

senantiasa berfluktuasi. Salah satu penyebabnya yaitu tingkat produksi

minyak nilam belum mantap (Mangun, 2008).

2.3. Manfaat Dan Kegunaan Nilam

Tanaman nilam (Pogostemin Patchouli) disebut juga sebagai Pogostemon

Cablin Benth merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang segi

empat. Daun kering tanaman ini disuling untuk mendapatkan minyak nilam

(patchouli oil) yang banyak digunakan dalam berbagai kegiatan industri. Fungsi

utama minyak nilam sebagai bahan baku (fiksatif) dari komponen kandungan

10

Page 11: PENDAHULUAN.rombak 2003

utamanya yaitu patchouli alkohol (C15H26) dan sebagai bahan pengendali

penerbang (eteris) untuk wewangian (parfum) agar aroma keharumannya bertahan

lebih lama. Selain itu, minyak nilam digunakan sebagai bahan campuran produk

kosmetik (diantaranya untuk pembuatan sabun, pasta gigi, sampoo, lotion, dan

deodorant), kebutuhan industri makanan (di antaranya untuk essence atau

penambah rasa), kebutuhan farmasi (untuk pembuatan anti radang, antifungi, anti

serangga, afrodisiak, anti inflamasi, antidepresi, antiflogistik, serta dekongestan),

kebutuhan aroma terapi, bahan baku compound dan pengawetan barang, serta

berbagai kebutuhan industri lainnya (Mangun, 2008).

2.4. Budidaya Tanaman Nilam

a. Pengolahan lahan

Lahan dan iklim sangat mempengarui produksi dan kualitas minyak

nilam, terutama ketinggian tempat dan kesediaan air. Nilam yang tumbuh

di dataran rendah – sedang (0-700 m dpl) kadar minyaknya lebih tinggi

dibandingkan nilam yang tumbuh di dataran tinggi (>700 m dpl). Nilam

sangat peka terhadap kekeringan, kemarau panjang setelah panen dapat

menyebabkan tanaman mati.

Nilam dapat tumbuh diberbagai jenis tanah (aldosol,

latosol,regosol,podsolik, kambisol), akan tetapi tumbuh lebih baik pada

tanah yang gembur dan banyak mengandung humus. Lahan harus bebas

dari penyakit terutama penyakit layu bakteri, budog, nematode, dan

penyakit yang disebabkan oleh jamur.

b. Jenis Tanaman Nilam

11

Page 12: PENDAHULUAN.rombak 2003

- Pogostemon Cablin Benth Bent Nama lainnya pogostemon patchouli atau

pogostemon metha. Jenis ini sering juga disebut nilam Aceh dan

diusahakan secara komersial. Nilai jenis ini jarang berbunga, oleh karena

itu kandungan minyaknya tinggi yaitu 2,5 – 5 %, banyak diminati di

pasaran.

- Pogostemon heyneanus

Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jenis ini sering

berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,5 – 1,5%.

Kurang diminati di pasaran

- Pogostemon hortensis

Disebut juga nilam sabun. Jenis ini hanya terdapat di Banten.

Kandungan minyaknya 0,5 – 1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan

jelek, sehingga untuk jenis nilam ini kurang mendapatkan pasaran

dalam perdagangan.

c. Data Botani Tanaman Nilam

Tanaman nilam merupakan jenis tanaman dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Akar : Serabut

Bentuk daun : Bulat dan lonjong

Batang : Berkayu dengan diameter 10 – 20 mm.

Sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara (3-5

cabang pertingkat). Setelah tanaman berumur 6 bulan, tingginya dapat

mencapai 1 meter dengan radius cabang selebar lebih kurang 60 cm.

d. Ekologi Tanaman Nilam

12

Page 13: PENDAHULUAN.rombak 2003

Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba

lainnya. Untuk memperoleh produksi yang tinggi, maka dalam

pengelolaannya perlu memperhatikan beberapa hal. Pengelolaan ini juga

bertujuan agar produksi yang dilakukan dapat optimal dan

menguntungkan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

- Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun pada dataran

tinggi yang mempunyai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut,

dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10 – 400 meter di atas

permukaan laut.

- Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman nilam berkisar

antara 2.500-3.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

- Sedangkan suhu yang baik untuk tanaman ini adalah 24 0C – 28 0C dengan

kelembaban lebih dari 75%.

- Agar pertumbuhan optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas

penyinaran matahari yang cukup.

- Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus sangat diperlukan

oleh tanaman nilam.

- Pada tanah yang kandungan airnya tinggi, perlu dilakukan sistem

drainase yang baik dan insentif.

e. Cara Penanaman Nilam

- Ada 2 cara penanaman nilam, yaitu penanaman langsung dan tidak

langsung. Penanaman langsung ialah menanam stek nilam langsung di

areal pertanaman. Cara ini hanya sesuai untuk penanaman nilam di lahan

13

Page 14: PENDAHULUAN.rombak 2003

sempit. Sedang untuk areal yang luas sebaiknya menggunakan cara

penanaman tidak langsung. Karena dengan cara ini kemungkinan bibit

hidup lebih besar, sehingga jumlah bibit yang diperlukan tidak terlalu

banyak.

- Stek dapat langsung ditanam di kebun yang sudah diolah tanahnya.

Namun yang lebih bagus adalah stek ditanam dahulu di bedeng

persemaian supaya akar telah terbentuk sebelum tanaman dipindah ke

kebun pembesaran.

- Stek ditaman dalam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm, dengan

jarak tanam 10 x 10 cm. Setelah 3 – 4 minggu, tanaman sudah mempunyai

cukup akar, tunasnya sudah tumbuh dan berdaun.

- Sebelum bibit ditanam, kebun sudah disiapkan sedemikian rupa agar

penanaman mengikuti cara yang dianjurkan.

f. Penanaman

- Tanaman nilam membutuhkan tanah yang lembab pada masa

pertumbuhannya, oleh karena itu penanaman sangat baik dilakukan pada

awal musim hujan. Di areal miring atau berlereng, waktu penanaman harus

disesuaikan dengan intensitas tinggi, sebaiknya tanaman sudah mampu

menahan tanah. Dengan demikian tidak terjadi erosi, hujan deras sesaat

setelah penanaman juha bisa sia-sia.

Waktu tanam juga harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu panen

dari satu areal dapat dilakukan secara bertahap. Cara demikian bukan

hanya dapat menjamin kelangsungan penyulingan yang kontinue,

tetapi dapat juga mencegah agar tanah tidak erosi.

14

Page 15: PENDAHULUAN.rombak 2003

- Penanaman secara tidak langsung

Bibit stek setelah dicabut dari persemaian pasti telah berakar. Bila

akarnya terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman

nanti akar panjang ini akan berlipat-lipat. Dan lipatan-lipatan akar ini

dalam tanah bisa terserang penyakit busuk akar. Setiap lubang akar

ditanami 1 – 2 bibit stek.

- Penanaman secara langsung

Untuk setiap lubang tanam diperlukan 2 – 3 stek. Stek sebanyak ini

dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan ada stek yang mati.

Kebutuhan stek yang banyak inilah, maka cara ini tidak disarankan

diterapkan di perkebunan.

g. Jarak Tanam

Jarak tanam nilam bervariasi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.

Dataran rendah yang tanahnya subur, jarak tanam 100 x 100 cm,

sedangkan pada tanah yang kandungan liatnya tinggi, jarak tanamnya

50 x 100 cm.

Pada tanah lipatit, jarak tanamnya 75 x 75 cm.

Pada tanah berbukit dengan mengikuti garis contour adalah 50 x 100

cm atau 30 x 100 cm.

2.5. Pemeliharaan

Dalam usaha budidaya nilam, pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang

penting. Hal ini untuk diperhatikan agar usaha untuk mencapai hasil yang optimal

dari tanaman dapat tercapai.

Adapun pemeliharaan tanaman nilam antara lain meliputi :

15

Page 16: PENDAHULUAN.rombak 2003

a. Pemupukan

Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang

diharapkan dari tanaman nilam adalah daun dan batangnya, maka faktor

kesuburan tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan

pertumbuhan vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Untuk

pertumbuhan yang maksimal perlu dilakukan pemupukan, baik dalam

bentuk pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau,

maupun untuk pupuk anorganik seperti Fertab. Cara pemberian pupuk

tanaman nilam biasanya dilakukan dengan cara dibenamkan sedalam 10 –

15 cm di sekitar pangkal tanaman nilam

b. Penyulaman

Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atan tanaman yang

tertekan pertumbuhannya. Pekerjaan ini dikerjakan kurang lebih satu bulan

setelah penanaman, karena pada waktu itu telah diketahui bibit yang mati

atau pertumbuhannya kurang normal. Sehingga dengan dilakukannya

penyulaman akan didapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam.

c. Penyiangan

Setelah tanaman berumur 2 bulan atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30

cm dan mempunyai cabang bertingkat dengan radius 20 cm, areal

pertanaman perlu disiangi. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara

periodik, yaitu setiap tiga bulan sekali.

d. Pemangkasan

16

Page 17: PENDAHULUAN.rombak 2003

Setelah tanaman nilam berumur 3 bulan, tanaman ini telah membentuk

perdu yang rimbun dan saling menutupi satu sama lain. Untuk itu perlu

dilakukan pekerjaan penjarangan dan pemangkasan. Tujuannya adalah

agar sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman, sehingga

proses fotosintesa dapat berlangsung dengan sempurna. Disamping itu

sinar matahari juga dapat berfungsi untuk menghindari tanaman dari

serangan hama dan penyakit.

Daun yang banyak mengandung minyak adalah tiga pasang daun yang

termuda, sehingga kita harus dapat menciptakan daun muda ini sebanyak

mungkin dengan cara melakukan pemangkasan.

e. Pembumbunan

Cara ini sebagai suatu sistem pemindahan vegetasi tanpa

pemindahan areal tanaman. Pembumbunan biasanya dilakukan setelah

panen. Adapun caranya adalah seagai berikut : Cabang-cabang yang

ditinggalkan sesudah panen dan letaknya dengan tanah ditimbun dengan

tanah dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedangkan cabang-cabang yang

letaknya jauh dari tanah dipatahkan dibagian ujungnya, tetapi tidak

terputus dari barangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan

tanah. Dengan pembumbunan ini, maka akan terbentuk rumpun tanaman

nilam yang padat dengan anaknya.

2.6. Penanggulangan Hama dan Penyakit

Dalam usaha meningkatkan produksi, maka perlindungan terhadap

serangan hama dan penyakit mempunyai peranan yang sangat penting dan

17

Page 18: PENDAHULUAN.rombak 2003

menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tani. Hal ini penting

karena usaha pengendalian hama dan penyakit memberikan jaminan bahwa

produksi yang diharapkan dari penggunaan bibit yang baik (varietas unggul),

pemupukan, pengairan, dan perbaikan cara bercocok tanam dapat diatasi.

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman nilam antara lain

serangga perusak daun, nematoda, penyakit buduk, gejala lodoh, busuk

batang, kua batang dan gejala defisiensi. Adapun serangan hama dan penyakit

erat sekali hubungannya dengan faktor keberhasilan kebun, cara penanaman,

cara pemanenan, serta keadaan tanah dan iklim.

Cara untuk mengatasi serangan hama dan penyakit antara lain dengan

cara bercocok tanam yang baik, pengendalian secara mekanik pada serangan

seawal mungkin, serta pengendalian dengan cara kimiawi yaitu menggunakan

insektisida sesuai dengan anjuran penggunaannya.

Adapun spesifikasi dari hama-hama tersebut adalah sebagai berikut :

a. Ulat penggulung daun

Ulat penggulung daun merupakan jenis hama yang dapat digolongkan

hama perusak daun.

b. Belalang (Orthoptera)

Tanda-tanda serangan :

Daun nilam dimakannya, yang kadang-kadangan menyebabkan

tanaman menjadi gundul.

Pada tingkat serangan berat, batangpun dimakannya sehingga tanaman

menjadi mati.

c. Criket pemakan daun (Grylldae)

18

Page 19: PENDAHULUAN.rombak 2003

Tanda-tanda serangan :

Hama ini memakan daun yang masih muda, sehingga daun menjadi

berlubang-lubang.

Pada keadaan kritis, criket juga menyerang daun yang tua.

Criket tidak mematikan tanaman, tetapi dapat menurunkan produksi.

Cara penanggulangan hama :

Untuk menekan dan memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman

nilam dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :

- Bercocok tanam yang baik.

Bercocok tanam yang baik dapat menaikkan produksi disamping itu dapat

pula mengurangi serangan hama tanaman. Pemakaian jarak tanam yang

teratur dan menjaga kebersihan dari rerumputan/tanaman pengganggu

lainnya sangat membantu dalam mencegah serangan hama. Disamping

pergiliran tanaman dan penanaman serempak tak kalah pentingnya, karena

cara ini dapat memutuskan siklus hidup hama dan sekaligus menurunkan

populasinya.

- Penanggulangan secara mekanik

Penanggulanga secara mekanik dilakukan pada serangan awal (gejala

serangan), yaitu dengan mencari dan mengumpulkan hama perusak daun

pada bagian tanaman atau ditempat persembunyian lainnya, kemudian

dimusnahkan dengan membakarnya.

- Penanggulangan secara kimiawi

Penanggulangan secara kimiawi dilakukan apabila penanggulangan cara

lain tidak memungkinkan, mengingat areal yang luas dan terbatasnya

19

Page 20: PENDAHULUAN.rombak 2003

tenaga kerja. Penanggulangan dengan cara ini dilakukan dengan

menggunakan pestisida. Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman

nilam adalah penyakit budok (hopropep) yang disebabkan oleh virus.

2.7. Analisis Finasial.

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan

efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya

yang mereka usahakan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan

sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output melebihi masukan atau

input (Soekartawi, 1995 : 1).

Untuk menjaga proses produksi terus berlangsung, suatu usaha tani

membutuhkan input. Input dalam adalah yang diambil dari usaha tani sendiri,

misalnya energi matahari, air hujan, sedimen, nitrogen yang diikat oleh udara;

atau yang dihasilkan sendiri, misalnya tenaga hewan, kayu, pupuk kandang, sisa

tanaman, pupuk hijau, pakan ternak, tenaga kerja keluarga, dan pengalaman-

pengalaman belajar. Input luar adalah input yang diperoleh dari luar usaha tani,

misalnya informasi, tenaga buruh, dan lain-lain (Reijntjes, dkk.,1999 : 27).

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara

mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan

dijalankan, dalam rangka menentukan layak tidaknya suatu usaha tersebut

dijalankan. Aspek-aspek yang dinilai dalam kelayakan bisnis meliputi, aspek

hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasional,

20

Page 21: PENDAHULUAN.rombak 2003

aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan.

Penelitian ini melihat dari aspek keuangannya. Aspek keuangan adalah untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan serta besarnya

biaya yang dikeluarkan (Kasmir dan Jakfar, 2003: 10-11).

Tujuan utama dilakukan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari

keterlanjuran yang memakan dana relatif besar yang ternyata justru tidak

memberikan keuntungan secara ekonomi. Adapun manfaat yang diharapkan

dilakukannya studi kelayakan proyek adalah memberikan masukan informasi

kepada decision maker dalam rangka untuk memutuskan dan menilai alternatif

proyek investasi yang dilakukan. Di samping itu studi kelayakan diperlukan

oleh investor, kreditor dan pemerintah yang memiliki kepentingan berbeda

(Suratman, 2002: 11).

Dalam suatu usaha sering dilakukan perbandingan antara manfaat dan

biaya (benefit/cost ratio) sebagai dasar pemikiran dalam melakukan evaluasi

proyek. Dalam perbandingan ini meliputi 4 variabel, yaitu : (a) Biaya tetap adalah

besarnya biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besar-kecilnya volume

produksi, (b) Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besar-

kecilnya volume produksi, (c) Total biaya adalah penjumlahan biaya tetap dan

biaya variabel, (d) Total penerimaan adalah besarnya penerimaan yang diperoleh

dari suatu investasi (Soekartawi, 1995).

Pendapatan perusahaan merupakan penerimaan yang dihasilkan dari

kegiatan perusahaan, sedangkan biaya operasinya merupakan pengeluaran yang

juga karena kegiatan perusahaan. Biaya operasi ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

21

Page 22: PENDAHULUAN.rombak 2003

Biaya tetap, merupakan biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung kepada

perubahan tingkat kegiatan dalam menghasilkan keluaran atau produk di dalam

interval tertentu.

a) Biaya variabel, merupakan biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan tingkat produksi.

b) Biaya semi-variabel, merupakan biaya yang di didalamnya terkandung biaya

tetap dan variabel sekaligus (Umar, 2005).

Analisis kelayakan usaha budi daya tanaman penyulingan nilam dapat

diketahui lewat perhitungan return of investment (ROI), break even point (BEP),

serta benefit cost ratio (B/C Ratio) (Mangun, 2006).

R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai

perbandingan antara penerimaan dan biaya. Secara matematik, hal ini dapat

dituliskan sebagai berikut:

a = R/C

R = Py . Y

C = FC + VC

a = (Py.Y)/(FC+VC)

Keterangan :

R = penerimaan

C = biaya

Py = harga output

Y = output

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

22

Page 23: PENDAHULUAN.rombak 2003

Dengan kriteria R/C > 1, maka usaha untung;

jika R/C = 1, maka usaha tidak untung dan tidak rugi;

jika R/C < 1, maka usaha rugi (Soekartawi, 2006:85-86).

2.8. Analisis Biaya

o TC = FC + VC, dimana

FC =

Keterangan: TC = Total Cost (total biaya);

FC = Fixed Cost (biaya tetap);

VC = Variable Cost (biaya variabel);

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap;

Pxi = harga input;

n = macam input.

TR =

Dimana : TR = Total Revenue (total penerimaan);

Px = harga;

n = banyaknya macam produksi;

Q = volume Produksi.

π = TR – TC

Dimana : p = pendapatan;

TR = Total Revenue (total penerimaan);

TC = Total Cost (total biaya).

23

Page 24: PENDAHULUAN.rombak 2003

2.9. Penilaian Kriteria Kelayakan.

NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai

sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan

datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat

bunga yang relevan.

NPV suatu proyek adalah selisih PV arus benefit dengan PV arus biaya.

Rumus NPV dapat ditulis sebagai berikut:

NPV =

Dimana: NPV = nilai uang sekarang setelah

diinvestasikan dalam waktu tertentu;

Bt – Ct= pendapatan bersih dalam tahun t;

i = tingkat suku bunga yang berlaku ( 6,25%);

t = jangka waktu (tahun ke).

Kriteria: NPV > 0, maka proyek layak;

NPV < 0, maka proyek tidak layak.

Metode IRR ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang

menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa

datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.

Caranya, dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas suatu

investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya 10

%. Kemudian di bandingkan dengan biaya investasi, jika nilai investasi

lebih kecil, maka di coba lagi dengan penghitungan suku bunga yang

lebih tinggi demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama

besar. Apabila dengan suku bunga wajar tadi nilai investasi lebih

24

Page 25: PENDAHULUAN.rombak 2003

besar, maka harus di coba lagi dengan suku bunga yang lebih rendah

sampai mendapatkan nilai investasi yang sama besar dengan nilai

sekarang.

IRR adalah tingkat rendemen atas investasi netto, yang dirumuskan

sebagai berikut:

IRR = i1 +

Dimana : IRR = tingkat pengembalian atas investasi atau

persentase keuntungan per tahun yang berhasil

didapat;

NPV1 = hasil perhitungan NPV positif mendekati nol;

NPV2 = hasil perhitungan NPV negatif mendekati nol;

i1, i2 = tingkat suku bunga yang berlaku (6,25 %).

Kriteria: IRR > i, maka proyek layak;

IRR < i, maka proyek tidak layak.

Netto Benefit-Cost Ratio atau Net B/C merupakan angka perbandingan

antara jumlah present value positif (sebagai pembilang) dengan jumlah

present value yang negatif (sebagai penyebut), yang ditulis dengan

rumus:

Net B/C =

Dimana : Bt = benefit sosial bruto proyek pada tahun t

Ct = biaya sosial bruto sehubungan dengan proyek pada tahun

t

25

Page 26: PENDAHULUAN.rombak 2003

n = umur ekonomis proyek

i = tingkat suku bunga yang berlaku (6,25%)

Kriteria : Net B/C > 1, maka proyek layak

2.10. Tinjauan Ekonomi Komoditi Nilam

Harga yang tidak stabil sangat mempengaruhi perkembangan minyak nilam

Indonesia. Hal ini menyebabkan petani kurang bergairah untuk menanam nilam

bila harganya sedang merosot, dan akhirnya banyak yang berpindah menanam

tanaman –tanaman lain yang harganya relatif lebih stabil (Sudaryani dan

Sugiharti,1998).

Minyak nilam memiliki potensi strategis dipasar dunia sebagai bahan

pengikat aroma wangi pada parfum dan kosmetika. Dunia membutuhkan 1.200-

1.400 ton minyak nilam setiap tahun dan volume itu cenderung terus meningkat,

sementara produksi yang tersedia baru mencapai 1.000 ton per tahun.

Harga minyak nilam di pasar lokal berkisar Rp 200.000-Rp 250.000 per

kg. Importir minyak nilam terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (lebih dari 200

ton per tahun), disusul lima negara Eropa, masing-masing Inggris (45-60 ton/thn),

Perancis, Swiss (40-50 ton/thn, Jerman (35-40 ton/thn) dan Belanda (30 ton/thn)

Ekspor nilam Indonesia berfluktuasi dengan laju peningkatan ekspor 6%

per tahun sebesar 700 ton sampai 2000 ton minyak nilam per tahun, dengan US $

14 juta hingga US $ 50 juta. Sementara harga minyak nilam dipasaran Rp

135.000 sampai dengan Rp 145.000 per kg (http://ikm.depperin.go.id).

Harga yang tinggi menunjukkan minyak nilam punya nilai ekonomis yang

tinggi pula. Karena itu, minyak ini sangat potensial dibudidayakan di Indonesia

26

Page 27: PENDAHULUAN.rombak 2003

untuk kemudian menjadi komoditas ekspor. Apalagi, tanaman nilam yang dapat

menghasilkan minyak nilam menjadi salah satu kekayaan alam Indonesia.

Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan produksi minyak nilam dengan

cara pengembangan tanaman nilam terbuka lebar. Hal ini ditunjang juga oleh

semakin banyaknya permintaan konsumen akan minyak nilam, karena semakin

berkembangnya industri kosmetik dan parfum (wangi-wangi) baik diluar maupun

didalam negeri .

Luas areal lahan tanaman nilam di Sumatera Utara tinggal 1.900 hektare

dengan produksi 728 ton sepanjang 2009, sedangkan Phak-pak Barat, Mandailing

Natal, Dairi, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara adalah sentra produksi tanaman

nilam.

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat bekerja sama dengan Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara untuk menjadikan daerah

itu sebagai sentra terbesar minyak nilam. Kerja sama dengan BPTP sejak 2005,

namun untuk pengembangan tanaman nilam baru 2008, dan akan dilanjutkan

karena hasilnya positf.

Pakpak Bharat kini sudah memiliki kebun induk tanaman nilam, dimana

petani atau pengusaha swasta yang akan mengembangkan tanaman itu bisa

mendapatkan benih yang benar-benar berkualitas atau unggul. Dengan benih

unggul dipastikan produksi dan mutu nilam itu akan bagus sehingga harga jualnya

juga bisa tinggi. Sebagai kabupaten baru yang merupakan pemekaran Kabupaten

Dairi, kata dia, Pakpak Bharat berupaya meningkatkan pendapatan daerah

termasuk berupaya mendorong pendapatan warganya.

27

Page 28: PENDAHULUAN.rombak 2003

Nilam adalah salah satu potensi tanaman di daerah itu, di mana oleh

pedagang dikumpulkan untuk kemudian dijual ke perusahaan yang

mengekspornya. Minyak nilam yang merupakan salah satu jenis minyak atsiri

sebagian besar di ekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional

khususnya pabrik kosmetika dan farmasi.

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat menginginkan masing-masing

suatu lokasi daerah memiliki tanaman unggulan sehingga bisa mempercepat

tumbuhnya perekonomian warga di kabupaten itu dan hal tersebut sedang

dipetakan bekerja sama dengan BPTP Sumatera Utara.

2.11. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe mempunyai potensi dan ketersediaan

lahan untuk pengembangan komoditi nilam.

2. Komoditi nilam layak untuk dikembangkan di Kecamatan Sitellu Tali

Urang Jehe.

28

Page 29: PENDAHULUAN.rombak 2003

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat (Kecamatan Sitellu Tali

Urang Jahe) dan mulai dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April

2014. Sedangkan data yang dibutuhkan adalah data 2009 - 20114

3.2. Metode pengambilan sampel

Penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling (acak sederhana)

atau pengambilan sampel secara sengaja berdasarkan beberapa pertimbangan

tertentu. Hal ini menyangkut pertimbangan penarikan sampel adalah Penentuan

wilayah terpilih di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dengan desa kaban tengah,

Bandar baru, Maholida, Simberuna, Parolihem, yang banyak masyarakat sebagian

besar adalah petani nilam. Jumlah populasi penduduk di lima desa dapat diuraikan

sebagai berikut :

Tabel 3 : populasi penduduk (KK) di 5 Desa

No Nama Desa Populasi penduduk (KK)

Jumlah sampel IS (10%)

1 Kaban Tengah 63 72 Bandar Baru 72 83 Maholida 25 34 Simberuna 47 55 Parolihem 68 7

Jumlah 275 30Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat Kecamatan Sitellu Tali

Urang Jehe Angka Tahun 2010

29

Page 30: PENDAHULUAN.rombak 2003

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey,

pengumpulan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu observasi, penyebaran

quisioner, dan wawancara.

1. Observasi

Melihat kehidupan sehari-hari masyarakat petani nilam

2. Quisioner

Disebarkan kepada seluruh responden dalam penelitian

Data yang diambil adalah ciri-ciri penduduk yaitu : nama, umur, luas

lahan, dan pendapatan per panen

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan sebagai upaya untuk cross chek dan melengkapi

info-info lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Data yang diharapkan

adalah data yang belum terjawab melalui quisioner.

4. Data sekunder diperoleh langsung dari instansi pemerintah, non

pemerintah (swasta) yang terkait di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

5. Data primer dikumpulkan dengan mengajukan pertanyaan dengan daftar

petanyaan kepada responden petani nilam di Kecamata Sitellu Tali Urang

Jehe

3.4. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini untuk menguji hipotesa dilakukan dengan menggunakan :

1. Untuk mencapai tujuan Hipotesis poin 1 maka data yang dikumpulkan

adalah data sekunder dari tahun 2005 s/d 2010 yang terdiri dari produksi

30

Page 31: PENDAHULUAN.rombak 2003

nilam, luas lahan, curah hujan, dan kelembaban di Kecamatan Sitellu Tali

Urang Jehe dengan menggunakan rumus regresi dimana variable terikatnya

(Y) dihubungkan/dijelaskan lebih dari 1 variabel bebas (X1, X2, X3,….. Xn),

namun masih menunjukan diagram hubungan yang linear (Hasan 2008)

dengan rumus sebagai berikut :

Y : a + b1X1 + b2X2 + b3X3+b4X4+…..+ bnXn + e

Dimana :

Y : produksi nilam per tahun (kg)

X1 : luas lahan per tahun (ha)

X2 : Produktivitas lahan per tahun (kg/ha)

X3 : curah hujan per tahun (mm/thn)

X4 : kelembaban per tahun (%)

a : Konstanta

b1, b2, b3 dan bn : Koefisien regresi

e : kesalahan pengganggu/standart error

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari variabel X1, X2, X3, X4 secara

serempak terhadap Y maka dilakukan Uji-F sebagai berikut:

Jk ( reg ) / kF-hitung =

Jk (res ) / n-k-1

Dimana: Jk(reg) = jumlah kuadrat regresi

Jk(res) = jumlah kuadrat sisa

K = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

31

Page 32: PENDAHULUAN.rombak 2003

Cara pengujian nilai F ini adalah dengan membandingkan nilai F-hitung

dengan F-tabel pada taraf tingkat kepercayaan 95%. Cara pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

F-hitung > F-tabel ( α, 0,05 ) …..Ho ditolak, H1 diterima, artinya secara

serempak variabel X berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

F-hitung ≤ F-tabel ( α, 0,05 ) …..Ho diterima,H1ditolak, artinya secara

serempak variabel X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

Kemudian untuk melihat pengaruh secara parsial dari X1,X 2,X3 terhadap Y

dilakukan Uji-t sebagai berikut:

bi

t-hitung =

Sbi

Kriteria pengujian :

t-hitung > t-tabel Ho ditolak,H1diterima, artinya secara parsial variabel X

berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

t-hitung ≤ t-tabel Ho diterima,H1ditolak, artinya secara parsial variabel X

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

2. Untuk mencapai tujuan Hipotesis poin 2 maka data yang dikumpulkan

adalah data Primer dengan menggunakan analisa finansial yaitu :

a. Tingkat keuntungan

π = TR – TC

Dimana : p = pendapatan;

TR= Total Revenue (total penerimaan);

TC= Total Cost (total biaya).

b. Tingkat kelayakan

NPV suatu proyek adalah selisih PV arus benefit dengan PV

arus biaya.

32

Page 33: PENDAHULUAN.rombak 2003

Rumus NPV dapat ditulis sebagai berikut:

NPV =

Dimana: NPV = nilai uang sekarang setelah

diinvestasikan dalam waktu tertentu;

Bt – Ct= pendapatan bersih dalam tahun t;

i = tingkat suku bunga yang berlaku ( 6,25%);

t = jangka waktu (tahun ke).

Kriteria: NPV > 0, maka proyek layak;

NPV < 0, maka proyek tidak layak.

IRR adalah tingkat rendemen atas investasi netto, yang

dirumuskan sebagai berikut:

IRR = i1 +

Dimana : IRR= tingkat pengembalian atas investasi atau

persentase keuntungan per tahun yang berhasil

didapat;

NPV1 = hasil perhitungan NPV positif mendekati nol;

NPV2 = hasil perhitungan NPV negatif mendekati nol;

i1, i2 = tingkat suku bunga yang berlaku (6,25 %).

Kriteria: IRR > i, maka proyek layak;

IRR < i, maka proyek tidak layak.

Netto Benefit-Cost Ratio atau Net B/C merupakan angka

perbandingan antara jumlah present value positif (sebagai

33

Page 34: PENDAHULUAN.rombak 2003

pembilang) dengan jumlah present value yang negatif (sebagai

penyebut), yang ditulis dengan rumus:

Net B/C =

Dimana : Bt = benefit sosial bruto proyek pada tahun t

Ct = biaya sosial bruto sehubungan dengan

proyek pada tahun t

n = umur ekonomis proyek

i = tingkat suku bunga yang berlaku (6,25%)

Kriteria : Net B/C > 1, maka proyek layak

3.5. Batasan Operasional

Untuk memperjelas maksud dalam penelitian ini dan menghindari

kesalahpahaman dalam menafsirkan hasil penelitian nantinya maka diberikan

beberapa batasan operasional sebagai berikut :

1. Produksi nilam adalah jumlah hasil yang di panen oleh petani nilam

selama 2 kali panen dalam 1 tahun

2. Curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun dengan kelembapan diatas 75%

didaerah penelitian ini

3. Biaya adalah nilai nilai semua faktor produksi digunakan dalam usaha tani

nilam (Rp)

34

Page 35: PENDAHULUAN.rombak 2003

4. Biaya tetap adalah nilai barang-barang yang digunakan dalam proses

produksi yang dapat digunakan beberapa kalimisalnya tanah, mesin dan

lain-lain (Rp)

5. Biaya tidak tetap adalah nilai barang-barang yang digunakan dalam proses

produksi yang hanya bisa digunakan untuk sekali pakai atau barang-

barang yang habis digunakan dalam proses produksi, misalnya biaya

produksi yang dikeluarkan untuk membeli bibit, pestisida dan upah tenaga

kerja (Rp)

6. Penerimaan petani adalah total dari jumlah produksi nilam dikalikan

dengan harga yang di hitung dalam rupiah (Rp)

7. Keuntungan petani adalah penerimaan usaha tani setelah dikurangi semua

biaya sarana produksi (Rp)

8. Potensi lahan adalah sangat mendukung dalam penanaman nilam didaerah

tersebut dengan kondisi tanah yang cocok serta berada sekitar kawasan

hutan

9. Luas lahan yang diusahakan adalah ukuran luasan lahan yang dimiliki

responden untuk diusahakan dalam penelitian ini

10. Responden adalah masyarakat yang dijadikan sampel

11. Populasi adalah kumpulan dari individu (masyarakat) yang memiliki ciri-

ciri/karateristik yang sama dalam bertani nilam

12. Pendapatan petani adalah pendapatan yang diperoleh suatu keluarga petani

dari hasil pengarapan dan pencariaan tambahan

13. Hasil panen petani dijual kepada pedagang pengumpul dengan bentuk

kering.

35

Page 36: PENDAHULUAN.rombak 2003

DAFTAR PUSTAKA

Husodo, S., dkk., 2004. Pertanian Mandiri. Pandangan Strategis Para Pakar Untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Penebar swadaya, Jakarta.

Kasmir dan Jakfar, 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Jakarta.

Luthony, T.L. dan Y. Rahmayati, 2002. Produksi dan Perdagangan Minyak Asiri. Penebar Swadaya, Jakarta.

Mangun, H.M.S., 2005. Nilam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nazaruddin, 1993. Komoditi Ekspor Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta

Nuryani, Y., 2004. Karakteristik Minyak Nilam Hasil Fusi Protoplas Antara Nilam Aceh dan Nilam Jawa. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Buletin TRO XV No. 2, 2004.

Reijntjes, C., dkk.,1999. Pertanian Masa Depan. Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Kanisius, Yokyakarta.

Santoso, H.B., 1990. Nilam. Bahan Industri Wewangian. Kanisius, Yokyakarta.

Silitonga, C, dkk, 1995. Perkembangan Ekonomi Pertanian nasional 1969 - 1994. PERHEPI (Perhimpunan Ekonomi pertanian Indonesia). Jakarta

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Pers, Jakarta.

-------------, 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Pers, Jakarta.

Sudaryani, T. dan E. Sugiharti, 1998. Budidaya dan Penyulingan Nilam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suratman, 2002. Studi Kelayakan Proyek. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Syamsulbahri, 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. UGM Press, Yokyakarta.

Tohir, K.A., 1996. Usahatani Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta.

Umar, H., 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Teknok Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

36

Page 37: PENDAHULUAN.rombak 2003

Christa, G.S., 2009. Analisis potensi pengolahan minyak dikabupaten pakpak bharat. Fakultas pertanian USU, Medan.

Hieronymus, B.S., 1990. Bertanam nilam. Kanisius, Yogyakarta

Wikipedia, 2008. Minyak nilam. http://id.wikipedia.org/WIKI/nilam. Akses 11 Desember 2008

37