pendahuluan wt

Upload: maulana-rionaldo-h

Post on 07-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Water Treatmentmerupakan suatu proses yang digunakan untuk membuat

    sumber air baku atau air limbah menjadi air yang dapat diterima bagi pengguna

    akhir sesuai dengan standar yang dibutuhkan (diinginkan), termasuk air bersih, air

    minum, air untuk proses industri, air minum dan air untuk keperluan lainnya.

    Dimana kita tahu, limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses

    produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat

    bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air

    kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya

    (grey water).

    Tujuan dari semua proses pengolahan air adalah menghilangkan

    kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga

    menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan

    dampak ekologis. Maka dicanangkan tentang sumberdaya air terpadu untuk

    membantu tercapainya tujuan dari proses pengelohan air tersebut. Proses-proses

    yang terlibat dalam pemisahan. Kontaminan dapat menggunakan proses fisik

    seperti menetap dan penyaringan kimia seperti Desinfeksi dan Koagulasi. Selain

    itu proses Biologi juga digunakan dalam pengolahan air limbah

    Ada tiga parameter dalam proses pengolahan air, parameter fisik,

    parameter kimia dan parameter biologi. Ketiga parameter tersebut sangat

    mempengaruhi dalam pengolahan. Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur

    yang berhubungan dengan indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan

    penciuman, yang meliputi Turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu.

    Sistem pengolahan yang biasa di gunakan adalah sistem sedimentasi (pengenda-

    pan), filtrasi dan penambahan desinfektan.

    Parameter kimia mengidentifikasi tentang senyawa kimia yang sering di

    temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg, Na, SO4, CO3. Jika air memiliki

    kandungan senyawa kimia yang berlebihan (tidak masuk standart konsumsi yang

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    2/16

    aman). Pengolahan dapat dilakukan dengan sistem filtrasi dengan menggunakan

    media tertentu misalnya sistem reverse osmosis atau demineralier dan softener.

    Sedangkan parameter biologi yang dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme

    yang ada di dalam air. Bila jumlah mikro-organisme di dalam air berlebihan

    biasanya akan mengganggu kesehatan bila di konsumsi. Pengolahan dapat

    dilakukan dengan menggunakan desinfektan atau alat yang biasa digunakan,

    misalnya injeksi Chlor, sistem UV dansystem ozone(O3).

    Sumber daya air terpadu untuk memenuhi sumber daya air dimana suatu

    fakta bahwa kebutuhan air irigasi yang tinggi sekaligus aliran drainase yang

    tercemar dari pertanian mengakibatkan kurangnya air baku untuk air minum atau

    kebutuhan industri, dan limbah air dari kota dan daerah industri mencemari

    sungai-sungai dan mengancam ekosistem. Jika air sungai diperlukan untuk

    perikanan dan ekosistem, maka lebih sedikit yang dapat dialokasikan untuk

    bercocok tanam.

    Karena sumber daya air tidak mencukupi, maka air limbah dapat dipakai

    sebagai sumber penyediaan yang menarik, dan akan dipakai baik resmi disetujui

    atau tidak. Karena itu peningkatan penyediaan air cenderung mengakibatkan

    peningkataan penggunaan air limbah, diolah atau tidak. Masalah yang harus

    dipertimbangkan oleh perencana adalah mereka juga harus memperhatikan

    sumber-sumber daya tersebut agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat.

    Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, banyak perhatian telah

    diberikan pada pembuatan sistem sanitasi yang tahan lama, hemat air, bisa

    diterima oleh orang-orang yang akan memakainya, dan memungkinkan

    penggunaan kembali limbah yang telah diolah. Pengolahan tersebut sampai saat

    ini telah diaplikasikan dan di haruskan untuk berbagai industri, agar selain bisa

    digunakan, air limbah tersebut tidak mencemari lingkungan sekitar.

    1.2. Tujuan

    1. Mengetahui proses proses yang terjadi di dalam suatu peralatan water

    treatment.

    2. Mengetahui jenis jenis alat atau peralatan yang digunakan dalam proses

    water treatment.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    3/16

    3.

    Mengetahui bahan chemicalyang dapat dipakai dalam proses water treatment.

    1.3. Permasalahan

    1.

    Bagaimana proses proses yang terjadi di dalam suatu peralatan water

    treatment.

    2. Apa saja jenis jenis alat atau peralatan yang digunakan dalam proses water

    treatment.

    3. Apa saja bahan chemical yang dapat dipakai dalam proses water treatment.

    1.4. Manfaat

    1.

    Dapat mengetahui proses

    proses yang dapat dipakai dalam water treatment.

    2.

    Dapat mengetahui jenis jenis alat atau peralatan yang digunakan dalam

    proses water treatment.

    3. Dapat mengetahui bahan chemical yang dapat dipakai dalam proses water

    treatment.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    4/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi Water Treatment

    Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu

    sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk

    mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make

    up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih

    dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri.

    Pengelohan air ini diolah berdasarkan dari kualitas air limbah yang mana

    kita tahu bahwa limbah sendiri merupakan hasil samping yang terdapat zat yang

    tidak kita inginkan dan dapat merusak lingkungan serta kesehatan. Pengelohan

    water treatment dapat dibedakan atas beberapa bagian, yaitu pengelohan secara

    fisika, kimia dan biologi.

    2.1.1. Pengolahan Secara Fisika

    Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air

    buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang

    mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.

    Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk

    menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang

    mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.

    Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan

    mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Dibawah

    ini beberapa contoh pengolahan secara fisika :

    1. Proses absorbsi

    2. Filtrasi

    3. Flotasi

    4. Filter membran

    5.

    Mikro filter

    6. Ultra filter

    7.

    Reverse osmosis

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    5/16

    Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang

    mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan

    berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan

    tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening)

    dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

    Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk

    mendahului proses adsorbsi atau proses reverseosmosis-nya, akan dilaksanakan

    untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar

    tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan

    dalam proses osmosis.

    Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk

    menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut

    lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan

    tersebut.

    Teknologi membran (reverseosmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-

    unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan

    kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

    2.1.2. Pengolahan Secara Kimia

    Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk

    menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-

    logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan

    bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada

    prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari

    tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik

    dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil

    reaksi oksidasi.

    Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan

    membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan

    muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga

    akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan

    dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    6/16

    endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan

    logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksi apatit pada

    pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom

    hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan

    membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).

    Gambar 1.1.Skema diagram pengolahan kimiawi

    (Sumber: Arafa, Bima.2012)

    Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada

    konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2),

    kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida. Pada dasarnya kita dapat

    memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya

    pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.

    2.1.3 Pengolahan secara biologi

    Semua air buangan yang biodegradable, yakni sampah yang dapat

    diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, dapat

    diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi

    dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa

    dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala

    modifikasinya yang sangat menguntungkan bagi masyarakat.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    7/16

    Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis,

    yaitu:

    1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);

    2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

    Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan

    berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal

    berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan

    berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.

    Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch

    mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai

    85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.

    Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai

    kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam).

    Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses

    absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD

    tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.

    Kolam oksidasi dan lagoon baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga

    termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti

    Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi

    maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen

    yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi

    cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.

    Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh diatas

    media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya.

    Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar

    80%-90%.

    Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:

    1. Trickling filter

    2. Cakram biologi

    3. Filter terendam

    4. Reaktor fludisasi

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    8/16

    Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara

    biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:

    1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;

    2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

    Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih

    dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000

    mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

    2.2. Tahap Pengolahan Air Limbah

    Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandunganbahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,

    mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh

    mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah secara umum dapat

    dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

    1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

    Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk

    menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.

    Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen

    andgrit removal, equalizationandstorage, serta oil separation.

    2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

    Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang

    sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang

    berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah

    neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan

    filtration.

    3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

    Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut

    dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa atau

    pengolahan tahap pertama. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada

    pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter,

    aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, sertaanaerobic

    contactor and filter.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    9/16

    4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

    Ini merupakan lanjutan pada proses yang sebelumnya. Proses-proses yang

    terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation dan

    sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchanger, membrane

    separation, serta thickeninggravityatauflotation.

    5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

    Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan

    sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses ini. Proses yang

    dimaksudkan adalah digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum

    filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, ataulandfill.

    Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan perlu

    sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk

    skala pabrik sumber air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai.

    Secara singkat pengolahan air dari sungai tersebut mengalami beberapa tahapan,

    adapun peralatan yang digunakan dalam unit water treatment adalah sebagai

    berikut :

    1.Filter( saringan)

    Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang

    memiliki kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk

    menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air, sehingga

    kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat. Prinsip kerjafilterialah hanya

    menerima air yang didistribusikan oleh pompa dan pada filter terjadi pemisahan

    antara benda padat kasar dan air.

    2. Pompa

    Disini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air (air sungai) dan akan

    kemudian di olah kembali. Prinsip kerja pompa ialah dengan mendistribusikan air

    dari sumber air dan kemudian diolah kembali oleh alat-alat selanjutnya.

    3.Flocculator

    Flocculatoradalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan

    kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip kerja flocculator dengan

    menampung air yang didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    10/16

    terdapat bersama- sama dengan air di koagulasi karena pengaruh beberapa bahan

    kimia yang diberikan selanjutnya koloid yang berbentuk flok ini tertinggal di

    flocculator kemudian airnya diproses pada alat selanjutnya. Air sungai yang

    dipompakan, sebelum masuk kedalam flocculator maka diinjeksikan dengan

    berbagai macam bahan kimia, antara lain:

    a. Larutan alum ( Al2SO4)

    Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid

    sehingga akan lebih mudah terbentuk flok-flok dan mengendap. Suspensi koloid

    terdiri dari ion-ion bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolak-

    menolak antar ion.

    Apabila ion ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam zat

    pengendap (coagulantchemicals) bersentuhan dengan ion-ion negatif maka akan

    terbentuk gumpalan berupa gelatin. Dengan demikian ukuran partikel akan

    bertambah besar sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan.

    b. Coagulant Aid

    Bahan kimia ini berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan

    membentuk flok tank. Fungsi ini akan mempengaruhi proses pengendapan

    berlangsung lebih cepat dan sempurna.

    c.

    Gas Chlorine

    Merupakan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat

    didalam air. Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit

    (CaOCl2), kaporit lebih baik dari pada chlorine karena dapat dengan cepat

    mengendapkan lumpur sehingga air akan lebih bersih.

    d.

    Caustic Soda(NaOH)

    Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada sistem pembentukan

    flok dibutuhkan kondisi dengan pH 5,5 - 6,2. Dosis yang digunakan adalah 2 - 5

    ppm. Kondisi pH harus dijaga lebih dari 5,5 agar flok terbentuk dan pH harus

    kecil dari 6,2 agar flok yang terbentuk tadi tidak akan pecah lagi.

    Flokulator juga dilengkapi dengan pengaduk. Pengaduk ini berfungsi

    dalam menghomogenkan air sungai dan bahan kimia yang telah diinjeksikan

    tersebut.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    11/16

    4. Clarifier

    Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan

    pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan flok-flok nya

    dengan cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran rendah.

    Hal ini berfungsi untuk membentuk flok (gumpalan) dari partikel yang berukuran

    kecil.

    Selama proses clarification, dihilangkan juga water hardness ( air keras)

    yaitu garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Hardness dapat

    dikurangi dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang akan mengendapkan

    hardness tersebut. Air bersih hasil pengendapan dipisahkan melalui over flowdi

    bibir clarifier dan endapannya dibuang (blowdown) melalui bagian bawah

    clarifier. Kualitas air pada clarifier dapat dikontrol di outlet clarifier dengan

    parameter pH antara 5,5 s.d 6,2 kadar chlorine 0,3 s.d 1,5 ppm dan turbidity

    kurang dari 5 ppm.

    5. Clear well

    Clear well terbuat dari baja yang berdiameter dan mempunyai tinggi

    tertentu. Air yang keluar dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi

    sebagai penampung air dalam jumlah banyak sebelum di pompakan ke unit sand

    filter. Di clear wellair dijaga pH nya dengan menyuntikkan NaOH (caustic soda).

    6. Sand Filter

    Ada tiga tipe dari sandfilteryaitu gravity sand filter, uplow sand filter,

    slow sand filter. Ketiganya banyak digunakan pada industri - industri air di

    seluruh dunia.

    Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan

    kotoran halus yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat ataupun

    nitrit yang tidak terendapkan pada flocculator. Untuk melihat indikasi sand filter

    telah menurun dapat dimonitoring dengan pressure drop. Untuk mengeluarkan

    kotoran yang tertahan pada saat operasi maka dilakukan backwash.

    7.Filtered Water Storage Tank

    Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank.

    Kualitas yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    12/16

    2.3. Pemilihan Teknologi

    Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan

    karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator.

    Parameter yang sudah ditampilkan di tabel di bawah ini.

    Tabel 1. Batasan Air Limbah untuk Industri

    Parameter Konsentrasi (mg/L)

    COD 100 300

    BOD 50150

    Minyak nabati 5

    10

    Minyak mineral 1050

    pH 6.09.0

    Temperatur 3840 [oC]

    Ammonia bebas (NH3) 1.05.0

    Senyawa aktif biru metilen 5.0 10

    Sulfida (H2S) 0.05

    0.1Fenol 0.5 1.0

    Sianida (CN) 0.050.5

    (Sumber: Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995)

    Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara

    detail mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan

    kemudahan peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi

    yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Dilakukan

    juga studi kelayakan atau percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:

    1) Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai

    dengan karakteristik limbah yang akan diolah.

    2) Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan

    efisiensi pengolahan yang diharapkan.

    3) Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan

    skala sebenarnya.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    13/16

    2.4Proses Water Treatment

    Water treatmentmerupakan unit yang berguna dalam pembersihan air dari

    air kotor menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses

    penghilangan suspended solid. Proses tersebut dapat berjalan dengan 3 proses

    yaitu :

    1. Proses koagulasi

    Yaitu partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir melalui koagulan.

    Reaksi :

    Al2(SO4 + 3 Ca(OH)2 2 Al(OH)3 + 3 CaSO4

    Tahaptahap koagulasi:

    a. Rapid mixing , yaitu adanya tumbukan menjadi netralisasi sempurna

    distribusi koagulan merata.

    b.

    Netralisasi muatan

    c. Tumbukan partikel

    2. Proses Flokulasi

    Yaitu suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah terbentuk dalam

    proses koagulasi tadi melalui suatu media flokulan digabungkan menjadi flok

    yang lebih besar sehingga cukup berat untuk bisa mengendap. Di dalamnya juga

    terdapat rantai yang panjang dan banyak cabangnya yang berguna sebagai

    jembatan penghubung.

    Hal yang dapat menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah pengadukan

    yang cepat (rapid mixing). Faktor lain yang dapat mengganggu adalah kondisi

    tingkat keasaman lingkungan sekitarnya sehingga perlu menginjeksikan

    chemicalsNaOH sebagai pH adjuster.

    3.

    Sedimentasi

    Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi adalah hukum stoke,

    yaitu floks yang besar tersebut mengalami pengendapan.

    Faktor yang mempengaruhinya adalah :

    a. Dosis koagulan dan flokulan.

    b.Mixing, pH, temperatur, warna air baku

    c.

    Level interfacedan blown downlumpur di klarifier.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    14/16

    Air baku kotor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu :

    1) Tak larut (suspended)

    Contohnya adalah yang mengandung O2, CO2 dan H15.Hal tersebut dapat

    diatasi dengan cara :

    a. Klarifikasi, yaitu dengan mixerdengan kecepatan tinggi.

    b. Filtrasi

    2) Terlarut (disolved)

    a. Solftenery

    b. Demineralisasi

    Adapun proses secara khusus ialah sebagai berikut :

    1. Air baku yang berasal dari sungai disebut dengan raw water intake yang

    dipompa melalui unit RPA untuk diproses lebih lanjut ke unit operasi water

    treating plant.

    2. Raw water intakemasuk melalui bagian bawah clarifier.

    3. Setelah itu air melalui wilayah yang disebut dengan sand filter untuk

    mendapatkan perlakuan penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan pasir

    (sand), koral (gravel) dan antrasit yang berfungsi untuk menghilangkan atau

    mereduksi zat tersuspensi yang terikut didalam air umpan. Secara periodik (24

    jam) saringan harus di backwash untuk menghilangkan flok yang tertangkap

    selama filtrasi di permukaanfilter.

    4. Air yang keluar (yang merupakan air bersih) dari sand filter kemudian

    dipompakan ke tanki pengumpul (storage tank).

    5. Untuk menjaga agar pH air bersih tersebut on specification (7,5 8,5) maka

    diinjeksikan NaOH liquid.

    6. Didalamstorage tankterdapat juga kation exchanger(H2SO4), anion exchanger

    (NaOH), dan mixbed(H2SO4 + NaOH).

    7. Kemudian didapatkanlah treat water atau air bersih yang telah dapat untuk

    didistribusikan.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    15/16

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1. Alat dan Bahan

    3.1.1. Alat

    1)Clarifier

    2)Sand filter

    3)Batang pengaduk

    4)pH meter

    3.1.2. Bahan

    1)Tawas

    2)Alumunium Sulfat

    3)

    Air comberan 5 L

    4)Air rawa 5 L

    3.2. Prosedur Percobaan

    1. Persiapkan peralatan water treatmentagar dapat digunakan.

    2. Persiapkan air yang akan dimasukkan ke dalam water treatment.

    3. Analisa pH meter serta bagaimana kondisi air.

    4. Masukkan air kedalam clarifierlalu diberikan Alumunium Sulfat sebanyak 7

    gram.

    5. Aduk air dalam clarifier dengan pelan sampai zat pengotor dalam air

    mengendap.

    6. Uji pH meter pada air di clarifier.

    7.

    Masukkan air kedalamsandfilter,sebelumnya ditimbang dulu air yang akan

    dimasukkan.

    8. Setelah air melaluisand filter,analisa bau, warna serta pH air tersebut.

    9. Timbang berat air yang telah melauisand filter.

    10. Hitung %yieldair tersebut.

    11.

    Buat hasil gambar sebagai pembanding.

  • 7/21/2019 Pendahuluan WT

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Arafa, Bima.2013.Pengolahan Limbah Cair secara Fisik, Kimia, dan Bio-

    logis.http://kesehatanlingkungan-indonesia.blogspot.com/2013/04/metode-

    pengol-ahan-limbah-cair.html(diakses pada tanggal 1 September 2014

    pukul 15:58 WIB).

    Brandnov, Hardiyanto.2011.Sand Filter. http://ketaling.blogspot.com/20 11/10/

    sand-filter.html(diakses pada tanggal 1 September 2014 pukul 15:48

    WIB).

    Manages, Sadewa.2011.Water Treatment Plant Untuk Air Bersih.http-://rondy-

    partner.blogspot.com/2009/11/water-treatment-plant-untuk-air-bersih.html

    (diakses pada tanggal 1 September 2014 pukul 16:48 WIB).

    http://ketaling.blogspot.com/20%2011/10/http://ketaling.blogspot.com/20%2011/10/