pendahuluan toxic

1
Pendahuluan Toxic Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dengan luas areal 347 km2 mencakup areal mulai dari bagian hulu di Cisarua, Kabupaten Bogor sampai di hilir Teluk Jakarta sebagai outlet DAS. Kegiatan pembangunan di DAS Ciliwung, baik di hulu maupun hilir tergolong sangat intensif dengan pertambahan penduduk yang tinggi, sebagai dampak tingginya dinamika pembangunan di wilayah Jabodetabek. Perkembangan penduduk Kota Bogor mendorong peningkatan berbagai kebutuhan pangan, sandang dan papan sehingga bermunculan berbagai macam industri dan peternakan. Meningkatnya jumlah dan jenis industri serta peternakan di Kota Bogor diperkirakan telah banyak menimbulkan beban pencemaran pada Sungai Ciliwung. Kondisi hutan DAS Ciliwung yang juga berkurang menyebabkan debit sungai fluktuatif, sehingga berpengaruh terhada dinamika fluktuasi kualitas air sungai. Beragam jenis industri kecil serta penyebarannya yang sporadis hingga kawasan pemukiman sangat sulit dikelola secara efektif. Hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran industri- industri kecil dari wilayah daerah aliran sungai akan memasuki Sungai Ciliwung melalui saluran-saluran air ataupun anak-anak sungai. Dengan demikian, akumulasi beban pencemar di bagian hulu di Cisarua Kabupaten Bogor akan membuat tingkat penvemaran Sungai Ciliwung di wilayah Kota Bogor semakin besar. Dampak lain dari adanya pencemaran limbah domestic, industri dan peternakan selain menurunkan mutu air sungai juga menimbulkan bau busuk dan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Masalah bertambah besar ketika sampah- sampah yang ada menyumbat aliran air, mengakibatkan sungai berbau, kotor, dan yang menjadi momok warga Jakarta yaitu terjadinya banjir.

Upload: muhammad-chandra-yuwana

Post on 18-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pendahuluan Toxic

TRANSCRIPT

Pendahuluan Toxic

Pendahuluan Toxic

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dengan luas areal 347 km2 mencakup areal mulai dari bagian hulu di Cisarua, Kabupaten Bogor sampai di hilir Teluk Jakarta sebagai outlet DAS. Kegiatan pembangunan di DAS Ciliwung, baik di hulu maupun hilir tergolong sangat intensif dengan pertambahan penduduk yang tinggi, sebagai dampak tingginya dinamika pembangunan di wilayah Jabodetabek. Perkembangan penduduk Kota Bogor mendorong peningkatan berbagai kebutuhan pangan, sandang dan papan sehingga bermunculan berbagai macam industri dan peternakan. Meningkatnya jumlah dan jenis industri serta peternakan di Kota Bogor diperkirakan telah banyak menimbulkan beban pencemaran pada Sungai Ciliwung. Kondisi hutan DAS Ciliwung yang juga berkurang menyebabkan debit sungai fluktuatif, sehingga berpengaruh terhada dinamika fluktuasi kualitas air sungai.

Beragam jenis industri kecil serta penyebarannya yang sporadis hingga kawasan pemukiman sangat sulit dikelola secara efektif. Hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran industri-industri kecil dari wilayah daerah aliran sungai akan memasuki Sungai Ciliwung melalui saluran-saluran air ataupun anak-anak sungai. Dengan demikian, akumulasi beban pencemar di bagian hulu di Cisarua Kabupaten Bogor akan membuat tingkat penvemaran Sungai Ciliwung di wilayah Kota Bogor semakin besar.

Dampak lain dari adanya pencemaran limbah domestic, industri dan peternakan selain menurunkan mutu air sungai juga menimbulkan bau busuk dan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Masalah bertambah besar ketika sampah-sampah yang ada menyumbat aliran air, mengakibatkan sungai berbau, kotor, dan yang menjadi momok warga Jakarta yaitu terjadinya banjir.