r i~ puslitbang teknologi maju batan. yogyakarta. 2/~~ansn.bapeten.go.id/files/43102/2154.pdf ·...

7
~y ISSN 0216-3128 233 Herry Poernomo dan ME. Budiyono LAYANG PEMANFAATAN BAHAN POZOLAN UNTUK SOLmIFIKASI LIMBAH B3 (Cr) ABU r I~ Herry PoerDomo daD ME. BudiYODO PuslitbangTeknologi Maju Batan. Yogyakarta. 2/~~ I ABSTRAK PEMANFAATANBAHAN POZOLAN ABU LAYANG UNTUK SOL/DIFIKASI L/MBAH B3 (Cr). Te/ah di/akukan pene/itian so/idifikasi /imbah B3 yang mengandung kromium (Cr) menggunakan /imbah abu /ayang. Tujuanpene/itian ada/ah untukmeminima/kan tingkat pencemaran kromium (Cr) yang dihasi/kan dari /imbah proses penyamakan ku/it sebe/um dibuang ke tempat pembuangan akhir. Tahap pertama di/akukan reaktifasiabu /ayangdengan cara menambahkan kapur (CaCOj) dan membakar pada suhu 1000 'C dengan waktu pembakaran 1. 2. 3. 4 dan 5 jam. Tahap keduadi/akukan so/idifikasi /imbah padat penyamakan ku/it yang mengandung khrom 1480,5 mg/kg menggunakan abu /ayang yang te/ah reaktif dengan beban /imbahsebesar 2.4.6.8. dan 10% dari berat air dan abu /ayang. se/anjutnya diuji tekandan uji /indi. Hasi/pene/itian menunjukkan bahwa abu /ayang yang direaktijkan mampu mengikat /imbahpadat khrom sebanyak 2 s.d. 10% dari berat air dan abu /ayangmenjadimono/it kamposit beton-/imbah dengan uji /indikhrom hari ke-14sebesar 0.02s.d. 0,05 mg// dan kuat tekan sebesar 1017.5 s.d. 577 ton/m2 atau 101.7 s.d. 54.7 kg/cm2. Hasi/ mono/it kamposit beton-/imbah tersebut termasuk katagori batu heronpeja/ ke/as B (100) s.d. ke/as B (40) yang sesuai dengan Standar Industri Indonesia(SII) 0284-80. Hasi/ uji kuat tekan dan uji /indi memenuhi persyaratan dari Bapet;ia/ untuk so/idifikasi /imbah B3 dengan kuat tekan minimum 10 ton/m2dan uji /indi khrom maksimum 5 mg//. ABSTRACT USE OF FLY .4.S!l POZZO!~4N MATER/AL FOR SOLIDIFICATION OF TOXIC WASTE (Cr). The experimentof solidification of toxic waste are containingchrome (Cr) using fly ash waste has beendone. The e.-:periment objective are mmimize grade of chrome polution are produced from waste of tannery before disposed to landfill. First step are reactivation fly ash byaddedlime and fired at the temperature of1000 °C for 1, 2, 3, 4, and 5 hours. Second step are solidification oftannery solid waste are containing chrome of 1480,5mg/kguse ofthe reactive fly ash with waste load are 2,4,6,8, and 10% time weight ofwater and fly ash, thencom.oressive strenghttest and leach test. The experiment result were shown that fly ash was reactified can binding chromesolid waste sum of2 to 10% time weight of water and fly ash became a composite of concrete-waste monolite with leach test for 14 days are 0.02 to 0.05 mg/l and compressi'1~ strenghtare 1017.5to 577 ton/m2or 101.7to 54.7 kg/cm2. Theconcrete-waste composite monolite results include ofsolid concrete stonecatagorywith classesofB (100) to B (40) are fulfil of IndonesiaIndustry Standard (Sf I 0284-80). The compressive strenght and leach test resuls to fulfil of Bapedal law to solidification of toxic waste with minimum compressive strenght of 10 ton/m2 and moximumleac~.test chrome of5 mg/l. maka kebanyakan industri penyamakan kulit- kurang peduli terhadap prosedur pembuangan akhir limbah B3 yang dipersyaratkan oleh Bapedal sehingga limbah khrom tersebut hanya dibuang sebagai tanah urug dan bahkan industri kecil atau industri rumah tangga penyamakan kulit hanya membuang limbah khrom ke selokan di sekitamya. Dengan demikian akumulasi dari limbah khrom tersebut berpotensi mencemari lingkungan hidup di sekitamya. Untuk mengurangi dampak negatif dari pembuangan limbah dengan ongkos yang realtif murah, maka limbah khrom tersebut disolidifikasi atau distabilisasi menggunakan bahan yang bersifat pozolanik. Pozolan merupakan material halus aluminasilika yang tidak mengandung semen, PENDAHULUAN - P ada pengolahan limbah penyamakan kulit, limbah cair diolah melalui penyaringan, penetralan, pengendapan dengan bahankoagulan serta pengolahan secara biologis. Dalam pengolahan secara biologis ini akan terjadi pengendapan lumpur aktif. Limbah khrom dari basil pengendapan secara koagulasi dan pengendapan lumpur aktif, sebelum dilakukan pembuangan dilakukan proses penyaringan menggunakan saringan pasir atau dengan menggunakan filter press. Padatankering tersebut mengandung senyawa kimia khrom bervalensi 6, dan senyawa tersebut tergolong unsur B3. Dengan pertimbangan penekanan terhadap biaya produksi, Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Upload: trinhhanh

Post on 04-May-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

~yISSN 0216 -3128 233Herry Poernomo dan ME. Budiyono

LAYANGPEMANFAATAN BAHAN POZOLANUNTUK SOLmIFIKASI LIMBAH B3 (Cr)

ABU

r I~Herry PoerDomo daD ME. BudiYODOPuslitbang Teknologi Maju Batan. Yogyakarta. 2/~~

I

ABSTRAKPEMANFAATAN BAHAN POZOLAN ABU LA YANG UNTUK SOL/DIFIKASI L/MBAH B3 (Cr). Te/ahdi/akukan pene/itian so/idifikasi /imbah B3 yang mengandung kromium (Cr) menggunakan /imbah abu/ayang. Tujuan pene/itian ada/ah untuk meminima/kan tingkat pencemaran kromium (Cr) yang dihasi/kandari /imbah proses penyamakan ku/it sebe/um dibuang ke tempat pembuangan akhir. Tahap pertamadi/akukan reaktifasi abu /ayang dengan cara menambahkan kapur (CaCOj) dan membakar pada suhu 1000'C dengan waktu pembakaran 1. 2. 3. 4 dan 5 jam. Tahap kedua di/akukan so/idifikasi /imbah padatpenyamakan ku/it yang mengandung khrom 1480,5 mg/kg menggunakan abu /ayang yang te/ah reaktifdengan beban /imbah sebesar 2.4.6.8. dan 10% dari berat air dan abu /ayang. se/anjutnya diuji tekan danuji /indi. Hasi/ pene/itian menunjukkan bahwa abu /ayang yang direaktijkan mampu mengikat /imbah padatkhrom sebanyak 2 s.d. 10% dari berat air dan abu /ayang menjadi mono/it kamposit beton-/imbah denganuji /indikhrom hari ke-14 sebesar 0.02 s.d. 0,05 mg// dan kuat tekan sebesar 1017.5 s.d. 577 ton/m2 atau101.7 s.d. 54.7 kg/cm2. Hasi/ mono/it kamposit beton-/imbah tersebut termasuk katagori batu heron peja/ke/as B (100) s.d. ke/as B (40) yang sesuai dengan Standar Industri Indonesia (SII) 0284-80. Hasi/ uji kuattekan dan uji /indi memenuhi persyaratan dari Bapet;ia/ untuk so/idifikasi /imbah B3 dengan kuat tekanminimum 10 ton/m2 dan uji /indi khrom maksimum 5 mg//.

ABSTRACTUSE OF FLY .4.S!l POZZO!~4N MATER/AL FOR SOLIDIFICATION OF TOXIC WASTE (Cr). Theexperiment of solidification of toxic waste are containing chrome (Cr) using fly ash waste has been done.The e.-:periment objective are mmimize grade of chrome polution are produced from waste of tannery beforedisposed to landfill. First step are reactivation fly ash by added lime and fired at the temperature of 1000°C for 1, 2, 3, 4, and 5 hours. Second step are solidification of tannery solid waste are containing chromeof 1480,5 mg/kg use of the reactive fly ash with waste load are 2,4,6,8, and 10% time weight of water andfly ash, then com.oressive strenght test and leach test. The experiment result were shown that fly ash wasreactified can binding chrome solid waste sum of 2 to 10% time weight of water and fly ash became acomposite of concrete-waste monolite with leach test for 14 days are 0.02 to 0.05 mg/l and compressi'1~strenght are 1017.5 to 577 ton/m2 or 101.7 to 54.7 kg/cm2. The concrete-waste composite monolite resultsinclude of solid concrete stone catagory with classes of B (100) to B (40) are fulfil of Indonesia IndustryStandard (Sf I 0284-80). The compressive strenght and leach test resuls to fulfil of Bapedal law tosolidification of toxic waste with minimum compressive strenght of 10 ton/m2 and moximum leac~. test

chrome of5 mg/l.

maka kebanyakan industri penyamakan kulit-kurang peduli terhadap prosedur pembuangan akhirlimbah B3 yang dipersyaratkan oleh Bapedalsehingga limbah khrom tersebut hanya dibuangsebagai tanah urug dan bahkan industri kecil atauindustri rumah tangga penyamakan kulit hanyamembuang limbah khrom ke selokan di sekitamya.Dengan demikian akumulasi dari limbah khromtersebut berpotensi mencemari lingkungan hidup disekitamya. Untuk mengurangi dampak negatif daripembuangan limbah dengan ongkos yang realtifmurah, maka limbah khrom terse but disolidifikasiatau distabilisasi menggunakan bahan yang bersifatpozolanik. Pozolan merupakan material halusaluminasilika yang tidak mengandung semen,

PENDAHULUAN -

P ada pengolahan limbah penyamakan kulit,

limbah cair diolah melalui penyaringan,

penetralan, pengendapan dengan bahan koagulanserta pengolahan secara biologis. Dalampengolahan secara biologis ini akan terjadipengendapan lumpur aktif. Limbah khrom daribasil pengendapan secara koagulasi danpengendapan lumpur aktif, sebelum dilakukan

pembuangan dilakukan proses penyaringanmenggunakan saringan pasir atau denganmenggunakan filter press. Padatan kering tersebutmengandung senyawa kimia khrom bervalensi 6,dan senyawa tersebut tergolong unsur B3. Dengan

pertimbangan penekanan terhadap biaya produksi,

Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

234 ISSN 0216 -3128 Herry Poernomo dun Mi;:. Budiyono

material alam seperti trass, diatome,lempung, kaolin, bentonit, dll.

Kelas F & C : Pozolan artifisial atau buatan. Yangtermasuk dalam jenis ini adalah slagfurnace, abu layang daTipembakaran batubara.

Pembagian jeQ:s berdasarkan karakteristik clansyarat pozolan dapat dilihat pada Tabell clan 2.(1.2)

Tabel 1. Penge/ompokan pozolan menurut ASTMC 618-91

Tabel2. Syarat pozolan menurut NI -20 (J)

Parameter pencemar dari buangan industripenyamakan kulit antara lain zat organik, minyaklemak, sulfida dan khrom. Dari basil anal is islaboratorium diketahui kandungan khrom yangterdapat di dalam limbah padat basil filter pressdari industri penyamakan kulit PT. Budi MakmurYogyakarta adalah 1480,5 mg/kg. Tingginyakandungan bahan pencemar ini melampaui kategoriuntuk pembuangan di secure landfill kategori IIyaitu 250 mg Cr/kg.(3) Dengan demikian limbahpadat tersebut masih memerlukan penanganandengan solidifikasi agar aman untuk dibuang kesecure landfill.

Proses solidifikasi ini merupakan suatuproses pengolahan limbah 83 untuk mengungkungatau menjepit kandungan 83 dalam suatu komposit

tetapi dengan keberadaan kapur dan air akanmengeras seperti semen.

Penggunaan semen dengan harga yang lebihekonomis diluar semen portland ini sangatdibutuhkan selain untuk menurunkan biayabangunan juga untuk mengefisienkan teknologiyang sudah ada. Semen yang dapat digunakansebagai substitusi semen portland adalah semenpozolan (SP). Secara umum keberadaan pozolanpada SP akan menurunkan kuat tekan awal padabeton. Kekuatan akhirnya akan melebihi kuattekan beton dari semen portland tipe 1.< I )

Pada semen portland tipe I, hiladitambahkan air maka semen akan membentukpadatan kalsium hidroksida sejumlah :t 30% bagianberat semen.

Padatan kalsium hidroksida ini akanterbentuk berdasarkan reaksi sebagai berikut :

2(3CaO.SiOJ + 6H2O -+ 3 CaO.2Si02.3H2O +

3Ca(OH)22(2CaO.SiOJ + 4H2O -+ 3 CaO.2Si02.3H2O +

Ca(OHhDalam air agre.sif seperti pada air laut,

iarutan sulfat dapat melarutkan kalsium hidroksidayang sebenarnya bersifat basa kuat. Tetapi semenpozolan akan lebih meningkatkan ketahanan kimiapada betonnya. Hal ini disebabkan pozolan dapatmembentuk padatan aluminasilikat hidrat yaitukalsium silikat hidrat (KSH) dan kalsium aluminathidrat (KAH). Keberadaan padatan ini akanmengurangi kalsium hidroksida yang seharusnyaterbentuk.

Pada semen pozolan reaksi yang terjadiantara pozolan, kapur dan air adalah sebagaiberikut:

Ca(OHh + Si02 + H2O -+ CaO.Si02.2H2O

Ca(OHh + Al2OJ + S H2O -+ CaO.AI2OJ.6H2O

2Ca(OHh + Al2OJ + Fe2OJ + S H2O -+

2CaO.AI2OJ.Fe20J.7H2O2Ca(OHh + Al2OJ + 31 H2O + 3S0J -+

CaO.AI2OJ,3CaS04.31 H2OPada semen pozolan terbentuknya kalsium

hidroksida melambat dan berjumlah sedikit, makatimbulnya panas hidrasi juga melambat. Hal inidapat menghindari adanya pecah-pecah atau retak-retak pada beton.

Menurut ASTM 618-91, pozolan terbagimenjadi beberapa jenis yaitu : < 1,2)

Kelas N : Pozolan yang berasal dari material-

Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Herry Poernomo dan ME. Budiyono ISSN 0216 -3128 235

dengan variasi waktu 1 s.d. 5 jam. Abu layang basilreaktifasi (S) sebanyak 370 g dimasukkan ke dalambeker gelas, ditambah 130 g air (A) sehinggaperbandingan A/S = 0,35, kemudian diaduk denganalat pengaduk listrik (mixer) sampai menjadiadonan yang homogen. Setelah homogen adonandimasukkan ke dalam tabung polietilen dengandiameter 3,78 cm daD tinggi 3,72 cm. Selanjutnyatabung polietilen ditutup, diberi tanda daD diperamselama 14 hari. Dari variasi waktu pembakarantersebut yang mempunyai basil kuat tekan terbesardigunakan untuk kondisi proses pada prosessolidiflkasi limbah padat khrom dengan bebanlimbah khrom dari 2% s.d. 10% daTi berat (A + S).

-~ ~

beton-limbah bentuk monolit yang terbentuk darikristal-kristal yang saling berikatan secara erat dankuat sehingga akan memperkecil daya larut limbahB3 terse but hila dibuang ke tempat penimbunanakhir (landfill).

Bahan-bahan pozolan yang akan digunakansebagai pengikat pada proses stabilisasi/solidiflkasiyaitu abu layang. Abu layang mudah diperoleh daripembangkit listrik tenaga uap (PL 111) batubarakarena merupakan limbah padat dalam jumlahyang sangat banyak. Abu layang dari PL 111

Suralaya mengandung 54,04% SiO2 , 24,29%AI2OJ, 7,42% Fe20J, 2,28% N~O, 0,41 % SOJ'( I )

Ditinjau dari total kandungan SiO2, Al2OJ danFe2OJ, maka abu layang dapat bersifat pozolanikseperti persyaratan pada Tabel I, sehingga apabiladicampur dengan senyawa kalsium (kapur) dan airdapat mengeras seperti beton semen.

Proses solidifikasi limbah khrom sebagaiberikut : senyawa seperti SiO2, AI2OJ, Fe20J yangterdapat dalam abu layang akan bereaksi dengankapur dan air membentuk kristal-kristal sepertikalsium silikat hidrat (KSH), kalsium aluminathidrat (KAH), kalsium aluminat refit hidrat(KAFH) yang akan mengikat kuat senyawa B3tersebut menjadi komposit beton-limbah dalambentuk monolit yang keras, kuat dan relatif tahanterhadap pengaruh panas dan air.

TATA KERJA

Bahan

Abu layang daTi PL TU Suralaya 1010ssaringan 400 mesh dengan kandungan (SiO2 =54,39%, AI2O) = 22,97, Fe2O) = 5,82%, N~O =1,66%, CaO = 4,13%, MgO = 1,53%, K2O =0,83%, MnO = 0,09%, TiO2 = 0,94%, P2Os =

1,31% dan H2O = 0,33%), kapur (CaCO)),akuades, limbah padat penyamakan kulit daTi PT.Budi Makmur dengan kandungan Cr = 1480,5

mg/kg.

Tahap II : Solidiflkasi limbah padat khromdengan abu layang hasil reaktifasi

Abu layang basil reaktifasi sebanyak 370 g,limbah 130 g air dan limbah padat khrom sebanyak2 % berat (A+S) atau 10 g limbah padat denganukuran butir -200 + 400 mesh dan kandungankhrom = 1480,5 mg/kg dimasukkan ke dalarn beker

gelas 1000 ml, diaduk dengan mixer sampaihomogen, adonan dituang ke dalam tabungpolietilen, ditutup dan diperam selama 28 hari.Setelah 28 hari --komposit b~ton.ljmbah dalarntabung polietilen dikeluarkan, dilakukan uji tekanmenggunakan alat tekan hidrolis dan diuji lindisecara statis dengan cara merendarn dalam medialindi akuades di dalarn wadah tertutup.Perbandingan volume akuades da!arn wadahdengan !uas permukaan komposit beton.limbahyang direndarn = 10 cm. Setelah 14 hariperendaman diana!isis kandungan khrom dalamkomposit beton-limbah yang terlindi dalamakuades, ana!isis dilakukan di Ba!ai Teknik

Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta.Dilakukan dengan cara yang sarna masing.masinguntuk beban limbah khrom 4,6, 8, dan 10% berat(A+S). Setiap variasi beban limbah khrom dibuatbahan uji masing-masing sebanYak 6 buah denganrincian 4 buah untuk uji tekan dan 2 buah untuk uji

lindi.

Alat HASIL DAN PEMBAHASANMixer, gelas beker 1000 ml, gelas ukur 250

ml, pipet ukur, tabung polietilen bertutup, neracaanalitik, alat tekan hidrolis, wadah uji lindi.

Uji Kuat Tekan pad a Reaktifasi Abu Layang

Tahap awal yang dilakukan pada penelitianini adalah melakukan proses reaktifasi(peningkatan sifat pozolanik) abu layang denganmenambahkan CaCO) dan pembakaran 1000 °Cpada variasi waktu pembakaran 1 s.d. 5 jam. Abulayang hasil reaktifasi dilakukan uji kuat tekanterhadap komposit beton pad a umur 14 hari sesuai

NI-20.

CARA KERJA

Tahap I: Reaktifas; abu layang

Abu layang lotos saringan 400 meshdicampur CaCO) dengan ukuran butir -200 + 400mesh, dibakar dalam oven pacta suhu 1000 °C

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

ISSN 0216 -3128 Her", Poernomo don ME. Budiyono

Tabel3. Kuat tekan komposit beton dari abu layang hasil reaktifasi.

Dari Tabel 3 terlihat bahwa abu layang basilreaktifasi yang terbaik adalah pacta pembakaran1000 °C terhadap campuran abu layang daD CaCO]selama 2 jam. Waktu reaktifasi abu layang denganpembakaran lebih dari 2 jam menjadikan sifatpozolanik menjadi berkurang yang ditandai denganbasil kuat tekan komposit beton yang berumur 14hari semakin berkurang. Hal ini dapat dijelaskandengan reaksi sebagai berikut : (6)

I. Pacta saat pembakaran mencapai suhu 650 °Caluminasilika daD CaCO3 terdekomposisi :AI2O].2SiO2.2H2O -+ AI2O] + SiO2 + 2H2O9aCO] -+ CaO + CO2

2. Pacta pembakaran mencapai suhu 650 -940 °Cterjadi reaksi :AI2O] amorf -+ AI2O].(kristal) + y-AI2O]

3. Pacta suhu 1000 oC, alumina daD silikabergabung menjadi mullite

3AI2O].(kristal) + 2SiO2 -+ 3AI220].2SiO2

Mullite

Dengan bertambahnya waktu pembakaran makaSiO2 dalam abu layang yang semula menjadireaktif berangsur-angsur reaktifasinya berkurangkarena mulai bereaksi dengan AI2O] membentuksenyawa mullite (3AI2O].2SiOJ yang merupakanbahan pembentuk keramik yang stabil.

Ditinjau dari syarat pozolan menurut NI-20pacta Tabel 2, maka reaktifasi abu layang setaropembakaran pacta suhu 1000 °C selama 2 jammemberikan komposit beton terbaik dengan kuattekan 86, I 0 kg/cm2 yang termasuk bahan dengansifat pozolanik tingkat II dengan kuat tekankomposit beton umur 14 hari sebesar 75 -100kg/cm2. Sedangkan reaktjfasi abu layang setaropembakaran selama I, 3, 4 dan 5 jam termasukbah~n dengan sifat pozolanik tingkat I!1 dengankuat tekan komposit beton umur 14 hari sebesar 50-75 kg/cm2.

Kuat Tekan Komposit Beton-Limbah HasilSolidifikasi Limbah Padat KhromMenggunakan Abu Layang Hasil Reaktifasi

Kualitas terbaik komposit beton tanpa bebanlimbah diperoleh dari abu layang basil reaktifasisecara pembakaran pada suhu 1000 °C selama 2jam. Abu layang basil reaktifasi ini digunakansebagai bahan pengikat atau pemadat limbah padatpenyamakan kulit dengan kandungan khrom1480,5 mg/kg. Dengan adanya beban limbah tentuakan mengurangi kualitas komposit beton-limbahdari basil solidifikasi. Berapa beban limbah yangmampu diikat oleh abu layang hasit reiiktifasimenjadi komposit beton-limbah yang memenuhipersyaratan dari Bapedal tentang solidifikasilimbah B3. Pada penelitian ini dicoba bebanlimbah padat khrom dari 2 s.d. 10% dari beret (abulayang basil reaktifasi + air). Pengaruh bebanlimbah padat khrom terhadap karakteristikakomposit beton-limbah basil solidifikasiditunjukkan pada Tabel4.

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa semakinbanyak beban limbah padat khrom menyebabkankuat tekan komposit beton-limbah basil solidifikasisemakin berkurang. Hal ini disebabkan karenadaya ikat kristal-kristal seperti kalsium silikathidrat (KSH), kalsium aluminat hidrat (KAH) clankalsium aluminat-ferit hidrat (KAFH) yangterbentuk dari reaksi antara air kapur dengansenyawa SiO2, AI2O) clan Fe2O) dalam abu layangmenjadi berkurang karena terganggu oleh molekul-molekul yang berada dalam limbah padat tersebut.Sampai dengan beban limbah 10% temyata abulayang basil reaktifasi mampu mensolidifikasilimbah padat khrom basil filter press dari industripenyamakan kulit dengan basil kuat tekankomposit beton-limbah yang jauh lebih besardaripada yang dipersyaratkan oleh Bapedal untuksolidifikasi limbah 83 yaitu kuat tekan minimum =

10 ton/m2.

Proslding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Herry Poernomo don ME. Budiyono ISSN 0216 -3128 237

Tabel 4. Pengaruh beban limbah padot khrom terhadap kuat tekan komposit beton-limbah dari solidifikasi dengan abu layang hasil reaktifasi secarapembakaran J 000 °C selama 2 jam.

--Kuat tekan (ton/m2) komposit beton-limbah basil soli(ffilkasi limbah

padat khrom dengan variasi beban limbah (%)

Ditinjau daTi nilai kuat tekan kompositbeton-limbah yang cukup tinggi maka kompositbeton-limbah bisa dimodifikasi dan dikembangkansupaya bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunanmenurut katagori SII sesuai dengan nilai kuat tekanyang dimiliki oleh masing-masing komposit beton-limbah yang tercantum pacta Tabel 5.

Tabel 5. Nilai kuat tekan. komposit beton-limbahhasil solidiJikasi pada variasi bebanlimbah menurut katagori SI/

Uji pel indian dilakukan dengan limbahdilindikan tanpa dihaluskan lebih dahl!.lu (kondisimonolitik) yang dapat dijalankan dengan duakondisi, pertama yaitu kondisi statis dengankecepatan pel indian rendah karena dalam kondisihidrolis yang statis, kedua yaitu kocdisi dinamisyang mana pel indian terjadi dalam kondisi non-ekuilibrium, karena larutan pelindi diganti secaraperiodik dengan yang baru. (7)

Dalw~ hal ini uji pelindian-Cr total terhadapmonolitik komposit beton-limbah dilakukandengan memodifikasi metode uji pel indian padakondisi statis dengan metode dari AmericanNuclear Society (ANS-16.1. 1986).(8) Caranya yaitumonolit komposit beton-limbah direndam dalammedia pelindi akuades dengan perbandingan antaravolume bahan uji dengan luas permukaan bahan uji= 10 cm. Setelah 14 hari dianalsis kandungan Cr

total yang terlindi di dalam akuades. Kadar Crtotal yang terlindi dalam akuades dari monolitikkomposit beton-limbah dengan beban limbah padatpenyamakan kulit sebesar 2, 4, 6, 8 daD 10%berturut-turut adalah 0,021, 0,025, 0,027, 0,028dan 0,059 mg/l. Dari basil uji pelindi.an tersebutdapat dilihat bahwa semakin besar beban limbah,maka Cr total yang terlindi semakin banyak. Halini disebabkan karena daya ikat kristal-kristal(KSH, KAH, KAFH) untuk menjepit senyawa Crdalam limbah padat semakin kecil karenaterganggu oleh_molekul-molekul yang ada dalamlimbah parlato Karena proses solidifikasiterganggu, maka dimungkinkan akan menambahjumlah pori yang terbentuk di dalam bodimonolitik komposit beton-limbah. Dengandemikian akuades di luar bodi rnonolitik kompositbeton-limbah akan masuk ke dalam bodi monolitikdaD mengisi pori-pori, kemudian Cr dalam bodimonolitik terdifusi ke luar bodi monolitik masuk kemedia lindi bersama-sama dengan Cr yang terlindilebih awal dari permukaan bodi monolitik.

Kadar Cr Total yang Terlindi ke Air dariKomposit Beton-Limbah

Ketentuan penting lainnya yangdipersyaratkan oleh Bapedal terhadap padatan basilsolidifikasi limbah B3 adalah uji pel indian. Ujikimia-fisik dengan pel indian atau ekstraksi padaumumnya digunakan untuk menilai kinerjakomposit basil proses stabilisasi daD solidifikasilimbah yang akan di Ian filling, dikenal sebagai ujipel indian atau leaching test. Terdapat beragam ujipel indian, diantaranya dapat dibagi menjadi : ujidengan ekstraksi atau ekstraksi secara batch, ujidengan kolom lisimeter, uji pelindian. Uji-ujitersebut umumnya digunakan untuk menyimulasikondisi limbah dalam lanfill yang terpapar denganlingkungan sekitarnya, seperti air hujan, air lindidari limbah itu sendiri.

---Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr

P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

238 ISSN 0216-3128 Herry Poernomo dan ME. Budiyono

KESIMPULAN 2. NELSON, E.B., Cement Additive andMechanisms of Action, In : "Well Cementing"by Erik B. Nelson, Schlumberger EducationalServices, 5000 Gullf Freeway Houston, Texas,(1990),3-12.

3. ANONIM, Himpunan Peraturan tentangPengelolaan Limbah Bahan Berbahaya danBeracun, Bapedal, Jakarta, (1996).

4. ANONIM, Mutu dan Care Uji Bata BetonPejal (SII 0284-80), DepartemenPerindustrian, Jakarta, (1980).

5. SMITH, W.F., Principles of Materials Scienceand Engineering, (1991), 559 -616.

6. AUSTIN, G.T., Shreve's Chemical ProcessIndustries, 5 ed., Mc Graw-Hill InternationalEditions, 144-169, New York (198~).

7. DAMANHURI, E., Teori TCLP,Hubungannya dengan Uji KarakteristikLimbah B3, Pelatihan Pengujian KarakteristikLimbah B3 dengan Meode TCLP , P~satSarana Pengendalian Dampak Lingkungan,Pusarpedal-Bapedal bekerjasama dengan JapanInternational Coorporation Agency (JICA),(1999).

8. NEILSON, R.M., COLOMBO, P., Waste fromDevelopment Program Annual ProgressReport, BNL 51614, UC-70, Nuclear WasteManagement-TIC 45, New York, (1973).

9. HESPE, E.D., Leach Testing of ImmobilizedRadioactive Waste Solid, A Proposal for aStandard Method, Atomic Energy RewiewVol. 9, (1971), 195 -207.

Dari data basil penelitian dan pembahasandapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Abu layang dapat dipakai untuk solidifikasilimbah B3 (Cr) daTi industri penyamakan kulitdengan basil yang baik yaitu uji kuat tekan danuji pelindian terhadap monolit komposit beton-limbah telah memenuhi syarat daTi Bapedal.

2. Kuat tekan mono lit komposit beton-limbah =547,4 s.d. 1017,6 ton/m2, sedangkan syaratBapedal kuat tekan minimum = 10 ton/m2.

3. Kuat tekan monolit komposit beton-limbah =101,7 s.d. 54,7 kgicm2, maka menurut SII 0284-80 basil mono lit komposit dengan kuat tekantersebut termasuk katagori barn beton pejalkelas B (100) s.d. kelas B (40).

4. Uji pel indian Cr terhadap monolit kompositbeton-limbah dalam media akuades secara statispada hari ke-14 untuk beban limbah 2 s.d. 10%yaitu 0,021 s.d. 0,059 mgil, sedangkan syaratBapedal maksimum = 5 mgil.

5. Solidifikasi terhadap limbah B3 (Cr)menggunakan limbah abu layang, dapa~mengurangi pencemaran terhadap lingkungan disekitar landfill dan sekaligus dapat mengurangipersyaratan katagori secure landfill.

6. Hasil solidiflkasi limbah padat daTi proses filterpress pada industri penyamakan kulit yangmenggunakan limbah abu layang selain dapatdigunakan untuk barn beton pejal standar SII0284-80 juga dimungkinkan dikembangkanuntuk dapat dimanfaatkan sebagai altematifbahan bangunan yang lain seperti batako, cornblock, paving block, grass block, divider jalanraya. TANYAJAWAB

UCAP AN TERIMA KASIH Sugondo-Apakah metoda anda dapat digunakan untuk 83

bentuk chip.Dengan ini karni mengucapkan terima kasihkepada Tri Suyatno clan Sunardi yang telahmembantu penelitian dari awal sampai tersusunnyamakalah ini. - Herry Purnomo

-Metode solidifikasi limbah B3 dengan bahanpozolan abu layang dapat digunakan untuklin.bah B3 bentuk chip seperti yang dilakukandi P2PLR untuk immobilisasi limbah padatyang dapat dikompresi. seperti limbah padatkaleng/ drum bekas yang terkontaminasi.

DAFTARPUSTAKA

KA WIGRAHA, A., dkk., Pemanfaallin SifatPozolan Abu Batubara untuk Bahan BakuSemen, Prosiding Konperensi Energi,Sumberdaya Alam daD Lingkungan, 11-12Maret 1997, BBPT, Jakarta, (1997), 278-283.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001