pendahuluan prosedur pembuatan ljabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories... · kotoran...

2
imbah ternak merupakan sisa buangan dari Lsuatu proses produksi kegiatan usaha ternak, limbah ternak dapat berupa padat dan cair, maupun gas. Sebagai sisa produksi, keberadaannya sampai saat ini masih menjadi sumber permasalahan, dimana limbah yang dihasilkan belum ditangani secara baik sehingga limbah yang seharusnya dapat dimanfaatkan malah menjadi sumber pencemaran. Saat ini masyarakat masih kurang menyadari akan pentingnya upaya pengelolaan limbah peternakan, padahal jika limbah peternakan ditangani secara optimal akan memberikan banyak manfaat baik terhadap lingkungan maupun terhadap segi finansial, karena setelah melalui tahap pengolahan akan menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual tinggi. Salah satu proses pengolahan limbah peternakan yang memiliki prospek untuk dikembangkan adalah pembuatan kompos dalam bentuk pupuk organik (kompos), mengingat pada saat ini produk kompos banyak dibutuhkan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. PENDAHULUAN TEKNOLOGI PENGOMPOSAN ompos merupakan hasil pelapukan/ Kpenguraian bahan organik diantaranya kotoran ternak/feses, sisa pakan ternak, limbah pertanian serta bahan organik lainnya. Secara alami bahan-bahan organik tersebut akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi pengomposan. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi sederhana yang dapat diterapkan untuk mempercepat proses pengomposan, diantaranya adalah dengan menambahkan bahan pembantu untuk mempercepat pengomposan atau yang biasa disebut dengan aktivator pengomposan, salah satunya adalah Orgadec. Prosedur Pembuatan 1. Kotoran sapi, limbah pakan, dedak dan sekam bakar diaduk agar tercampur secara merata, campuran diusahakan dalam keadaan lembab, jika terlalu kering dapat disiram dengan air, tetapi jangan terlalu basah. 2. Campuran kotoran dihamparkan di tanah kering yang terhindar dari air hujan dan cahaya matahari (sebaiknya dibuatkan saung) dengan ketebalan 20 – 25 cm, kemudian taburi secara merata dengan orgadec. 3. Di atas lapisan pertama kemudian ditumpuk lagi dengan campuran kotoran setebal 20 – 25 cm kemudian taburi secara merata dengan orgadec, demikian selanjutnya sampai campuran kotoran habis, kemudian ditutup dengan terpal 4. Setiap 7 hari lakukan pengadukan, kemudian tutup kembali dengan terpal. PEMBUATAN KOMPOS Bahan Pembuat Kompos 5. Setelah 21 – 30 hari kompos telah jadi, kemudian kompos diayak untuk memisahkan dari batu, plastik atau sampah lainnya. 6. Ciri kompos yang telah siap untuk digunakan diantaranya adalah berwarna kehitaman, remah seperti tanah dan tidak berbau. 7. Setelah diayak kompos dapat dikemas dalam karung atau langsung digunakan. Bahan 1. Kotoran sapi : 80% 2. Arang sekam : 10% 3. Limbah pakan : 8% 4. Kapur Pertanian: 2% 5. Orgadec : 0,5%

Upload: others

Post on 25-May-2021

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN Prosedur Pembuatan Ljabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories... · kotoran ternak/feses, sisa pakan ternak, limbah pertanian serta bahan organik lainnya. Secara alami

imbah ternak merupakan sisa buangan dari Lsuatu proses produksi kegiatan usaha ternak, limbah ternak dapat berupa padat dan cair, maupun gas. Sebagai s isa produksi , keberadaannya sampai saat ini masih menjadi sumber permasalahan, dimana limbah yang dihasilkan belum ditangani secara baik sehingga limbah yang seharusnya dapat dimanfaatkan malah menjadi sumber pencemaran.

Saat ini masyarakat masih kurang menyadari akan pentingnya upaya pengelolaan limbah peternakan, padahal jika limbah peternakan ditangani secara optimal akan memberikan banyak manfaat baik terhadap lingkungan maupun terhadap segi finansial, karena setelah melalui tahap pengolahan akan menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual tinggi.

Salah satu proses pengolahan limbah peternakan yang memiliki prospek untuk dikembangkan adalah pembuatan kompos dalam bentuk pupuk organik (kompos), mengingat pada saat ini produk kompos banyak dibutuhkan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PENGOMPOSAN

ompos merupakan hasil pelapukan/ Kpenguraian bahan organik diantaranya kotoran ternak/feses, sisa pakan ternak, limbah pertanian serta bahan organik lainnya. Secara alami bahan-bahan organik tersebut akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat.

Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi pengomposan. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien.

Teknologi sederhana yang dapat diterapkan untuk mempercepat proses pengomposan, diantaranya adalah dengan menambahkan bahan pembantu untuk mempercepat pengomposan atau yang biasa disebut dengan aktivator pengomposan, salah satunya adalah Orgadec.

Prosedur Pembuatan

1. Kotoran sapi, limbah pakan, dedak dan sekam bakar diaduk agar tercampur secara merata, campuran diusahakan dalam keadaan lembab, jika terlalu kering dapat disiram dengan air, tetapi jangan terlalu basah.

2. Campuran kotoran dihamparkan di tanah kering yang terhindar dari air hujan dan cahaya matahari (sebaiknya dibuatkan saung) dengan ketebalan 20 – 25 cm, kemudian taburi secara merata dengan orgadec.

3. Di atas lapisan pertama kemudian ditumpuk lagi dengan campuran kotoran setebal 20 – 25 cm kemudian taburi secara merata dengan orgadec, demikian selanjutnya sampai campuran kotoran habis, kemudian ditutup dengan terpal

4. Setiap 7 hari lakukan pengadukan, kemudian tutup kembali dengan terpal.

PEMBUATAN KOMPOS

Bahan Pembuat Kompos

5. Setelah 21 – 30 hari kompos telah jadi, kemudian kompos diayak untuk memisahkan dari batu, plastik atau sampah lainnya.

6. Ciri kompos yang telah siap untuk digunakan diantaranya adalah berwarna kehitaman, remah seperti tanah dan tidak berbau.

7. Setelah diayak kompos dapat dikemas dalam karung atau langsung digunakan.

Bahan

1. Kotoran sapi : 80%

2. Arang sekam : 10%

3. Limbah pakan : 8%

4. Kapur Pertanian: 2%

5. Orgadec : 0,5%

Page 2: PENDAHULUAN Prosedur Pembuatan Ljabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories... · kotoran ternak/feses, sisa pakan ternak, limbah pertanian serta bahan organik lainnya. Secara alami

PENGEPAKAN DAN PENYIMPANAN

ompos yang sudah selesai diproses dan tidak segera Kdigunakan, hendaknya disimpan di tempat yang

terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung

(gudang), hal ini dimaksudkan agar kompos tetap dalam

keadaan baik.

Untuk menjaga kualitas kompos tersebut, selama

penyimpanan sebaiknya kompos dikemas dalam karung

yang kedap udara dan tahan air agar terhindar dari

penguapan akibat panas dan pencucian yang disebabkan

oleh air.

TEMPAT PEMBUATAN KOMPOS

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN(BPTP) JAWA BARAT

2011

Kompos Jadi yang Telah Diayak dan Dikemas

ebelum dilaksanakan pembuatan kompos, perlu sterlebih dahulu disiapkan tempat untuk pembuatan

kompos, tempat pembuatan ini hendaknya dipilih dekat

dengan sumber bahan pokok serta terbebas dari genangan

air.

Tempat pembuatan kompos sebaiknya dibuatkan

saung dengan lantai dan dinding yang kedap air agar

selama proses pembuatan, kompos tidak terkena air hujan

dan sinar matahari secara langsung sehingga proses

pembuatan kompos berjalan optimal.

PembuatanKOMPOSKotoran Sapi

Seri : PeternakanNomor : 10/Leaflet/APBN/2011/Taemi F.

BPTP JAWA BARAT

Jl. Kayuambon No. 80 Lembang 40391Telp./Fax.: 022-2786238/2789846

Wesite : http://jabar.litbang.deptan.go.idE-mail:[email protected]