pendahuluan plankton baru
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Plankton adalah mikro-organisme yang ditemui hidup diperaliran, baik di
sungai, danau, waduk, maupun diperaliran payau dan laut. Mikro organisme
ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan
salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain)
dan jaring makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah
konsumen dalam sistem mata rantai makanan dan jaring makanan ini.
Fitoplankton, zooplankton, dan bakteri juga termasuk jenis plankton.
Plankton digolongkan kedalam beberapa kategori, yaitu:
1. Berdasarkan Fungsi
Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama,
yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a. Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang
hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton
berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa
individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai. Meskipun
ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat
lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air
laut. Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat
autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya.
Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk
menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena
kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer. Bahan
organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk
menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang
terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan.
Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus
yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung
atau tidak langsung melalui rantai makanan.
Gambar fitoplankton :
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan
yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya
sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus
membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak
dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh
karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan
organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton
lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik. Ukurannya
yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran
besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter.
Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod),
eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat
(chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai,
perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra,
dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Zooplankton ada yang hidup
di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang
dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan.
Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup
di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai
zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian
hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton
berubah menjadi nekton atau bentos. Gambar zooplankton :
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini
orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai
plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam
ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus
(umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak
mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam
ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut
yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara
seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan
didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam prows
fotosintesis.
d. Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini
ukurannya sangat kecil ( kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota
lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host).
Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini
dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar
dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan
menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat
penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.
2. Berdasarkan Daur Hidupnya
Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi :
a. Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya
dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa.
Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya :
kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya
adalah holoplankton.
b. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton
hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap
sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi
nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos
yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu,
meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara. Pada
umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam
tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang
bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup
sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan
menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap
didasar laut. Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya
mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva
crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva
yang bertingkat – tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak
menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan
mengenai meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya
dengan upaya buidaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan.
c. Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena
biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos.
Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan
terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh plankton dapat mendorong pertumbuhan
ikan dan mencegah pertumbuhan tanaman – tanaman air yang tidak dikehendaki
karena menimbulkan bayangan yang memberikan keteduhan pada kolam.
Kemampuan air untuk memproduksi plankton akan tergantung dari banyak
faktor, tetapi faktor yang terutama adalah tersedianya hara anorganik untuk
pertumbuhan fitoplankton. Elemen – elemen yang berguna untuk pertumbuhan
fitoplankton termasuk oksigen adalah karbon, hidrogen, phosphot, nitrogen,
sulfur, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan, tembaga, seng,
boron, kobal, khlorida dan lain – lain. Fosfor merupakan elemen yang mendorong
pertumbuhan fitoplankton secara teratur di kolam. Penambahan pupuk fosfat
secara optimum menyebabkan produksi plankton dan ikan meningkat sebaliknya
bila suplay nitrogen, kalium dan karbon tidak cukup maka jumlah fitoplankton
menjadi sangat terbatas.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana cara melakukan sampling plankton dengan benar?
2. Apa saja jenis plankton yang ada di lokasi sampling?
3. Berapa jumlah dari masing – masing jenis plankton yang telah ditemukan?
4. Apa jenis plankton yang mendominasi di lokasi sampling?
5. Apa hubungan kelimpahan plankton dengan kualitas perairan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara melakukan sampling plankton dengan benar.
2. Mengetahui jenis plankton yang ada di lokasi sampling.
3. Mengetahui jumlah dari masing-masing plankton yang telah ditemukan.
4. Mengetahui jumlah plankton yang mendominasi di lokasi sampling serta
menghitung kelimpahan plankton tersebut.
5. Mengetahui hubungan kelimpahan plankton dengan kualitas perairan.
1.4 Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan antara kelimpahan plankton dan kualitas perairan.
H1: Ada hubungan antara kelimpahan plankton dan kualitas perairan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian plankton
Menurut yuli dan kusriani (2000) ,plankton adalah organisme hidup yang
melayang dalam air laut atu air tawar dan pergerakannya secara pasif
tergantung pada arus dan angin.
Plankton adalah biota yang hidup di pintaka pelagic dan mengapung,
menghambat atau berenang sangat lemah, artinya mereka tidak dapat
melawan arus plankton terdiri dari fitoplankton atu plankton tumbuhan dan
zooplankton atau plankton hewan (rommimohtarto dan juwana)
2.2 Pengelompokan plankton
2.2.1 Berdasarkan ukuran
Menurut yuli dan juwano (2005), euplankton bisa di klasifikasi secara
artifosial berdasarkan ukuran yaitu :
• Makroplankton :plankton yang ukurannya >3 mm
• Mikroplankton :plankton yang ukurannya < 3mm
• Nanoplankton :plankton yang tertangkap dengan net plankton
ukuran 25 sehingga diameternya lebih kecil dari
plankton 60 mikron.
2.2.2 Berdasarkan asal
Menurut Herawati (1989) ,plankton bisa di klasifikasakan berdasatkam
asal, yaitu:
• Aurogenetik plankton :plankton yang berasal dari perairan sendiri
• Allogenetik plankton :plankton yang berasal dari perairan lain.
2.2.3 Berdasarkan siklus hidup
Menurut Herawati (1989),Plankton bisa di klasifikasikan berdasarkan
siklus hidup, yaitu:
• Holoplankton :plankton yang seluruh hidupnya tidak pernah keluar dari
sifatnya sebagai plankton
• Mesoplankton :plankton yang mempunyai karekteristik hanya sementara
saja dri siklus hidupnya bersifat sebagai plankton
• Tycopalnkton :plankton yang sebagian siklus hidupnya sebagai plankton
dan setelah dewasa menjadi organism lain seperti sea bass
2.2.4 Berdasarkan Habitat
Menurut Herawati (1989), plankton dibedakan menjadi:
• Limnoplankton :jeni plankton yang hidup di parairan danau
• Rheopplankton :jenis plankton yang hidup di lingkungan sungai
• Haliplankton :jenis plankton yang hidup di laut
• Hipalmesoplankton :plankton yang hidup di daerah estuari.
• Hypapplankton :plankton yang hidup mendekat dasar perairan
• Epiplankton :plankton yng hidup di zona eupotik
• Bathiplankton :plankton yang biasa hidup di daerah zona apothik
• Mesoplankton :plankton yang hidup di daerah zona disphotik
2.2.5 Berdasarkan jenis makanannya
menurut Herawati (1989), berdasarkan jenis makanannya plankton di
bedakan menjadi 2 yaitu:
• Plankton tanaman disebut fitoplankton
• Zooplankton terdiri dari plankter yang makanannya bersifat holosit
termasuk semua jenis semua planton hewani
2.3 Faktor-faktor
Faktor-faktor yang menentukan habitat perairan yang memengaruhi
kehidupan plankton antara lain suhu, turbiditas, arus, oksigen terlarut,
karbindioksida terlarut, garam terlarut, dan mineral.
2.3.1 Suhu
Sifat dari air adalah bipolar, oleh karena itu, air bersifat sebagai
stabilisator sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan
yang terjadi lebih lambat dibandingkan di udara. Dengan keadaan inilah
jarang sekali kita mendapatkan adanya perbedaan fluktuasi suhu yang
mencolok pada perairan. Pada sungai yang cukup deras alirannya,
biasanya suhu air relatif konstan. Kedalaman yang rendah dan aliranyya
konstan akan menyebabkan tidak terjadinya gradien suhu vertikal. Pada
sungai yang besar suhu air sekitar rata-rata suhu udara tahuanan. Suhu air
kurang bervariasi akan tetapi sangat berpengaruh terhadap organisme air,
karena pada umumnya organisme air memiliki toleransi yang sempit
(stenothermal). Peruahan suhu akan mengubah pola sirkulasi, stratifikasi
dari gas terlarut sehingga akan mempengaruhi kehidupan organisme air
(Kordi dan Andi, 2007).
2.3.2 Turbiditas/ kekeruhan
Zat terlarut dalam air sering mempengaruhi penetrasi cahaya matahari,
yang berakibat penetrasi terbatas akan membatasi organisme air untuk
berfotosintesis. Dengan terbatasnya fotosintesis akan menyebabkan
kandungan oksigen terlarut rendah. Tetapi jika kekeruhan disebabkan oleh
organisme hidup (plankton atau jenis alga tertentu) dapat dipakai sebagai
indikasi produktiftas perairan tersebut cukup tinggi.
2.3.3 Arus
Arus merupakan faktor ekologis yang penting terutama pada perairan
yang arusnya cukup tinggi. Arus dapat mempengaruhi distribusi gas
terlarut, garam, dan makanan serta organisme dalam air. Kecepatan air
tergantung kemiringan dasar, lebar, kedalaman sungai, dan debit air. Arus
yang cukup tinggi akan memaksa organisme yang hidup didalamnya
melakukan adapatasi untuk dapat bertahan sehingga pada perairan yang
berarus cepat mempunyai karakteristik tertentu dengan bentuk yang
dikenal streamline guna memudahkan bergerak dalam air dibanding
bentuk organisme yang biasa berada di air tegenang.
2.3.3 Oksigen terlarut
Sumber oksigen terlarut dalam air adalah udara melalui difusi dan
agitasi air, fotosintesis dar mahluk hidup yang terdapat dalam air tersebut.
Fotosintesis oleh densitas tanaman / makhluk hidup yang berfotositesis
dan lamanya penyinaran. Dalam air terdapat oxygen pulse (perbedaan
kandungan oksigen) karena adanya perbedaan kecepatan fotosintesis siang
dan malam. Sedangkan pengurangan oksigen terlarut dapat dipengaruhi
oleh respirasi organisme, penguraian zat organik oleh mikroorganisme,
banyaknya oksigen yang dipakai mokroorganisme dan untuk oksidasi
senyawa organik dalam air dapat diketahui dengan uji BOD (Biochemical
Oxygen Demand), reduksi oleh gas lain, pelepasan oksigen terlarut secara
otomtis yang dipengaruhi suhu dan derajat kejenuhan, dan adanya zat besi
maka oksigen akan dipakai untuk oksidasi. Air mengalir pada umumnya
kandungan oksigennya cukup karena gerakannya menjamin
berlangsungnya difusi antara udara dan air. Bila terjadi pencemaran
organik pada badan air, oksigen terlarut digunakan oleh bakteri untuk
mengoksidasi bahan tercemar organik tersebut. Komposisi populasi
hewan-hewan dalam air sangat erat hubungannya dengan kandungan
oksigen (Menurut Kordi dan Andi, 2007).
2.3.4 Karbondioksida terlarut
Karbondioksida dalam air berasal dari air tanah, dekomposisis zat
organik, respirasi organisme air, senyawa kimia dalam air [Ca(HCO3)2.Mg
(HCO3)2], dan sedikit sekali dari udara. Sedangkan reduksi kandungan
karbindioksida dalam air dapat disebabkan oleh fotosintesis tanaman air,
agitasi air, penguapan, hilang bersama gelembung gas dan dalam air dan
dipakai organisme air memebentuk rumah, misalnya mollusca.
(Effendi,2003).
2.3.5 Garam-garam terlarut
Di dalam perairan tawar nitrat dan fosfot merupaka faktor pembatas.
Natrium (Na) dan kalsium (K) terdapat dalam konsentrasi kecil, sedangkan
kalsium (Ca) banyak dalam bentuk ion karbonat dan magnesium (Mg)
yang nerupakan unsur penting dalam pembentukan klorofil merupakan
ion-ion terbanyak dalam air tawar. Kadar garam yang rendah merupakan
ciri dari perairan tawar atau peraiaran darat.
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Hari, Tanggal : Kamis, 5 April 2012
Waktu : Pukul 11.00 WIB
Tempat :
3.2 Alat dan Bahan
1. Jaring plankton.
2. Botol untuk koleksi sampel plankton.
3. Formalin 4%.
4. Ember plastik.
3.3 Cara Kerja
No. Cara kerja Gambar
1. Disiapkan plankton net.
2.
Dipasang botol koleksi
plankton pada bagian
bawah jaring plankton
3. Diambil sampel air pada
titik sampling
menggunakann ember
sebanyak 10 liter dan
dituangkan dalam jaring
plankton. Perlakuan
tersebut diulangi
sebanyak sembilan kali.
4.
Dilepaskan botol koleksi
plankton dan ditetesi
beberapa tetes formalin
4% kemudian tutup
rapat.
5.
Diamati di bawah
mikroskop dengan
mengambil 1 ml air yang
berisi plankton dan
meletakkannya ke dalam
obyek gelas khusus
(Sandwich rafter
counting chamber).