pendahuluan lanjutan

3
Pendahuluan Salah satu fitnah zaman modern dewasa ini ialah merebaknya ideologi materialisme dan idealisme. Ideologi ini berdasarkan gagasan bahwa materi, harta atau kekayaan merupakan tolok ukur mulia tidaknya seseorang. Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang mulia dan semakin sedikit materi atau harta yang dimilikinya berarti ia dipandang sebagai seorang yang hina dan tidak patut dihormati. Maka di dalam sebuah masyarakat yang telah diwarnai materialisme setiap anggota masyarakat akan berlomba mengumpulkan harta sebanyak mungkin dengan cara bagaimanapun, baik itu jalan halal, syubhat maupun haram. Lalu filsafat idealisme ini menyiratkan arti bahwa sebagai muslim kita harus mengejar semua impian-impian besar itu di sisi Allah swt. Di dalamnya mengandung berbagai planning hidup, perencanaan yang matang, cita-cita, impian dan visi yang jauh ke depan. Secara otomatis segala perintah-perintah besar dan ideal ini harus dicapai dengan sepenuh hati dan tekad yang tinggi. Karena memang yang dicari adalah ridho Allah dan surganya sebagai 'barang' yang mahal di sisi Allah swt. Dan memang realitanya tidak selalu demikian yang terlihat di sekitar kaum muslimin. Banyak kaum muslimin yang kurang menyadari visi dan misi besar dirinya sebagai seorang muslimin. Seringkali hal ini luput dari perhatiannya sebagai hamba Allah yang memiliki cita- cita dan impian besar. Wajar saja kita melihat hampir sebagian besar umat Islam tidak kurang maju dan tidak memiliki cita-cita besar. Akibatnya merekapun terpuruk dalam jurang keterbelakangan, kemiskinan dan kemunduran dari berbagai dimensi kehidupan secara tidak mereka sadari. Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Luasnya spektrum pandangan manusia tergantung kepada faktor dominan yang mempengaruhinya. Cara pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spektrum yang terbatas pada bidang-bidang tertentu dalam kebudayaan itu. Cara pandang yang berasal dari agama dan kepercayaan akan mencakup bidang-bidang yang menjadi bagian konsep kepercayaan agama itu. Ada yang hanya terbatas pada kesini-kinian, ada yang

Upload: dimasfadhlulramadhan

Post on 22-Dec-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan lanjutan

Pendahuluan

Salah satu fitnah zaman modern dewasa ini ialah merebaknya ideologi materialisme dan idealisme. Ideologi ini berdasarkan gagasan bahwa materi, harta atau kekayaan merupakan tolok ukur mulia tidaknya seseorang. Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang mulia dan semakin sedikit materi atau harta yang dimilikinya  berarti ia dipandang sebagai seorang yang hina dan tidak patut dihormati. Maka di dalam sebuah masyarakat yang telah diwarnai materialisme setiap anggota masyarakat akan berlomba mengumpulkan harta sebanyak mungkin dengan cara bagaimanapun, baik itu jalan halal, syubhat maupun haram.

Lalu filsafat idealisme ini menyiratkan arti bahwa sebagai muslim kita harus mengejar semua impian-impian besar itu di sisi Allah swt. Di dalamnya mengandung berbagai planning hidup, perencanaan yang matang, cita-cita, impian dan visi yang jauh ke depan. Secara otomatis segala perintah-perintah besar dan ideal ini harus dicapai dengan sepenuh hati dan tekad yang tinggi. Karena memang yang dicari adalah ridho Allah dan surganya sebagai 'barang' yang mahal di sisi Allah swt. Dan memang realitanya tidak selalu demikian yang terlihat di sekitar kaum muslimin. Banyak kaum muslimin yang kurang menyadari visi dan misi besar dirinya sebagai seorang muslimin. Seringkali hal ini luput dari perhatiannya sebagai hamba Allah yang memiliki cita-cita dan impian besar. Wajar saja kita melihat hampir sebagian besar umat Islam tidak kurang maju dan tidak memiliki cita-cita besar. Akibatnya merekapun terpuruk dalam jurang keterbelakangan, kemiskinan dan kemunduran dari berbagai dimensi kehidupan secara tidak mereka sadari.

Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Luasnya spektrum pandangan manusia tergantung kepada faktor dominan yang mempengaruhinya. Cara pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spektrum yang terbatas pada bidang-bidang tertentu dalam kebudayaan itu. Cara pandang yang berasal dari agama dan kepercayaan akan mencakup bidang-bidang yang menjadi bagian konsep kepercayaan agama itu. Ada yang hanya terbatas pada kesini-kinian, ada yang terbatas pada dunia fisik, ada pula yang menjangkau dunia metafisika atau alam diluar kehidupan dunia.

Pemberdayaan fungsi masjid ditengah-tengah kehidupan Hakikatnya, masjid adalah sarana meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Masjid mempunyai dua dimensi pelayanan kepada umat, yaitu dimensi meningkatkan ibadah hamba dengan al-Khalik (hablumminallah) dan dimensi meningkatkan ibadah manusia dengan manusia lain dan makhluk lainnya (hablumminannas).

Page 2: Pendahuluan lanjutan

Kesimpulan

Ditinjau dari sudut filsafat, meterialisme beranggapan bahwa materi adalah satu-satunya kenyataan, dasar, hakikat, serta awaldan akhir dari segala sesuatu yang ada. Falsafat idealisme beranggapan bahwa idea adalah unsur pokok, dasar, hakikat, dari segala yang ada.

Menurut pandangan hidup muslim, kita sebagai umat muslim tentunya wajib menjalankan perintah-perintah allah dengan beribadah, beramal shaleh dan membantu sesama umat manusia, serta harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang btelah kita buat.

Dari isi pembahasan dalam hungsi masjid di tengah masyarakat islam sebenarnya masjid boleh di gunakan untuk sarana umum, tetapi kita tidak boleh mengkotori lingkungan masjid karna sebagai manapun masjid adalah rumah Allah, dan juga menggunakan fasilitas masjid harus dengan sebaik-baik mungkin.

Page 3: Pendahuluan lanjutan

Daftar Pustaka

Prof. DR. H. Zainudin S. Nainggolan, MA, Inilah Islam, Iman dan Takwa dari berbagai Ilmu Disipli, Jilid II, Kalam Mulia Jakarta 2012.