pendahuluan forensik

9
PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia masih mengalami berbagai masalah kesehatan masyarakat yang bersifat kompleks. Dalam hal ini, tenaga kesehatan dituntut untuk berperan aktif menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Teriebih di daerah pedesaan yang memiliki insiden dan prevalen penyakit lebih tinggi, yang penanggulangannya telah sangat memerlukanintervensi medis, dan sementara itu penyebaran tenaga dokter di pedesaan tidak merata. Sekitar 30% puskesmas di Indonesia, tidak memiliki tenaga dokter sehingga perlu diberdayakan tenaga keperawatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang telah memerlukkan intervensi medis. Maka dari itu, kesehatan bagai hak asasi manusia merupakan tanggung jawab pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, kegiatan praktik mandiri keperawatan dilegalkan melalui PERMENKES dengan syarat yang berlaku, namun saat ini syarat-syarat berpraktik mandiri keperawatan belum sepenuhnya ditaati. Selain itu. telah disusun pula RUU keperawatan yang rencananya akan disahkan tahun 2013. RUU ini mengatur juga praktik mandiri keperawatan, namun peraturan yang dirancang tidak sesuai dengan standard kompetensi perawat Indonesia saat ini. Pelayanan / asuhan keperawatan adalah bentuk pelayan / asuhan profesional yang komprehensif mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural yang diberikan kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan dalam memenuhi

Upload: ferio-joelian-chandra

Post on 24-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

PENDAHULUANA.Latar belakang Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia masih mengalamiberbagai masalah kesehatan masyarakat yang bersifat kompleks. Dalam hal ini, tenaga kesehatan dituntut untuk berperan aktif menanggulangi masalah kesehatanmasyarakat. Teriebih di daerah pedesaan yang memiliki insiden dan prevalenpenyakit lebih tinggi, yang penanggulangannya telah sangat memerlukanintervensi medis, dan sementara itu penyebaran tenaga dokter di pedesaan tidakmerata. Sekitar 30% puskesmas di Indonesia, tidak memiliki tenaga doktersehingga perlu diberdayakan tenaga keperawatan dalam menanggulangi masalahkesehatan yang telah memerlukkan intervensi medis. Maka dari itu, kesehatan bagai hak asasi manusia merupakan tanggung jawab pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, kegiatan praktik mandiri keperawatan dilegalkan melalui PERMENKES dengan syarat yang berlaku, namun saat ini syarat-syarat berpraktik mandiri keperawatan belum sepenuhnya ditaati. Selain itu. telah disusun pula RUU keperawatan yang rencananya akan disahkan tahun 2013. RUU ini mengatur juga praktik mandiri keperawatan, namun peraturan yang dirancang tidak sesuai dengan standard kompetensi perawat Indonesia saat ini. Pelayanan / asuhan keperawatan adalah bentuk pelayan / asuhan profesional yang komprehensif mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural yang diberikan kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu baik aktual maupun potensial. Fokus keperawatan adalah respons klien terhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan. Secara universal tanggung jawab perawat yang sangat mendasar adalah memenuhi kebutuhan dasar dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Referat ini dibuat sebagai salah satu sayarat untuk mengikuti ujian dibagian forensik RSUP Dr. Kariadi b. Untuk mengetahui batasan-batasan kompetensi perawat dalam tugas pelayanan di klinik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Standar Kompetensi Perawat Indonesia b. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan Perawat IndonesiaTINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Keperawatan1 Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat balk sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standard pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi. Bdefinisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.Definisi perawat menurut ICN (international council of nursing) tahun 1965. perawat adalah sesecrang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit. a. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan/asuhan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan/asuhan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. b. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan. Asuhan keperawatan langsung merupakan tindakan yang ditetapkan dan dilakukan oleh perawat secara mandiri atas justifikasi ilmiah keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar maupun tindakan kolaborasi yang merupakan tindakan dari hasil konsultasi dengan Profesi kesehatan lain dan atau didasarkan pada keputusan pengobatan oleh tim medik. Asuhan keperawatan tidak langsung merupakan kegiatan yang menuniang dan memfasilitasi keterlaksanaan asuhan keperawatan. c. Perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan tinggi Keperawatan balk di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi. d. Perawat terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis. e. Perawat Ahli Madya adalah perawat yang telah menyelesaikan Pendidikan Jenjang Diploma Tiga (D III) Keperawatan. f. Ners adalah Perawat profesional yang telah menyelesaikan pendidikan profesi dalam bidang keperawatan umum dan memiliki kemampuan sebagai perawat profesionaljenjang pertama {first professional degree). g. Ners spesialis adalah Perawat yang telah menyelesaikan pendidikan Spesialis Keperawatan h. Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya atau membutuhkan pelayanan/asuhan kesehatan dari Perawat. Pperan dan Fungsi Perawat2 praktikke UUNo. ^eperawatan diatur oleh pemerintah lewat 23/1992 tentang kesehatan, yaitu: 32,ayatA: Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pasal53, ayat 1: Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam mclaksanakan tugas sesuai dengar. profesinya. Pasal 53, ayat 2: Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Dan diperbaharui pada UU No. 36/2009 tentang kesehatan, yaitu: Pasal 63: 2. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan. 3. Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya 4. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Peran perawat adalah memberi pelayanan asuhan keperawatan (nursing care), berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan dan dituntun oleh etika protesi (professional ethics).tenaga terbesar (48%). Sehingga dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit dan puskesmas sarana pelayanan kesehatan lainnya, sedangkan masalah kesehatan saat ini adalah tingginya insiden dan prevalen penyakit di pedesaan, yang penanggulangannya sangat memerlukan intervensi medis, sementara itu penyebaran tenaga dokter di pedesaan tidak merata.

B. Hubungan Antara Perawat-Dokter-PasienDalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut Henderson ( dalam asmadi. 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri : 1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (substitute) didalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi. 2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipunkian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudpasien. 3) Perawat sebagai mitraSebagai mitra (panner), perawat dan pasien bersama-sama memmuskan rencana perawatan bag; pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus d.penuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan factor lainnya. seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status social atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual. Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien hams dijalankan sedemikian rupa sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter. C. Tanggung Jawab Hukum Dalam Hubungan Dokter-Perawat Hubungan dokter-perawat adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan pelayanan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkanhambatan-hambatan teknik dalam melakukan sualu korelasi dan pelayanan kesehatan. Hambatan dalam hubungan antara dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi somber utama ketidaksesuaian hubungan tersebut. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya. Kadang-kadang kecacatan atau kematian terjadi karena komunikasi yang kurang baik.5 Dalam praktiknya, kecenderungan terjadinya hambatan dalam hubungan dokter perawat dikarenakan adanya kendala psikologis keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya yang dapat menjadi aspek negatif yang dapat mempengaruhi suatu proses kolaborasi antara dokter perawat, yang akan mempengaruhi selanjutnya pada proses pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh pasien.5 Hambatan yang sering terjadi pada hubungan antara dokter-perawat yang disebut di atas, di mana dapat berpengaruh pada mutu pelayanan medis yang akan diberikan kepada pasien dan tingkat kepuasan pasien, maka perlu pembahasan lebih lanjut mengenai hubungan antara dokter-perawat, guna meningkatkan kualitas pelayanan medis yang akan diberikan. Pada tulisan ini akan membahas hubungan dokter-perawat serta tanggungjawab hukum yang ada. Hubungan dokter dan perawat dalam pemberian asuhan kesehatan kepada pasien merupakan hubungan kemitraan (partnership) yang lebih mengikat dimana seharusnya terjadi harmonisasi tugas, peran dan tanggung jawab dan sistem yang ulum (AMA), 1994, mcnycl antara dokter dan perawat di mana mereka merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega. bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai yang sating mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.

5 Hubungan antara dokter perawat ini juga memiliki hubungan hukum yang dapat terjadi karena rujukan atau pendelegasian yang diberikan oleh dokter kepada perawat. Dalam hubungan rujukan, perawat dapat melakukan tindakan sesuai dengan keputusannya sendiri. Sementara pada hubungan delegasi, tenaga keperawatan tidak dapat mengambil kebijaksanaan sendiri tetapi melakukan tindakan sesuai dengan delegasi yang diberikan oleh dokter. Dalam praktiknya, perawat dapat melakukan tindakan kedokteran di bawah pengawasan dokter. Adanya pendelegasian penanganan dari dokter kepada tenaga perawat, secara yuridis dan moral membebankan tanggung jawab pada dokter karena yang dilakukan oleh perawat merupakan instruksi dokter. Di samping itu, perawat yang menerima pendelegasian dari dokter juga bertanggung jawab apabila tindakan yang dilakukannya tidak sesuai dengan instruksi. Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa tetap tanggung jawab utama ada berada pada tangan dokter, sedangkan perawat hanya menjalankan tugas yang diberikan padanya.