pendahuluan -...

21
1 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu pembangunan kesehatan juga merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945 dan Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Menurut Paradigma Sehat (2010) pembangunan kesehatan diharapkan dapat mewujudkan kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang semula hanya berupa penyembuhan saja, secara berangsur-angsur berkembang sehingga mencakup upaya peningkatan (promotif), upaya pencegahan (preventif), upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan peran serta masyarakat. Dalam paradigma sehat tersebut diharapkan akan mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat baik secara makro maupun mikro. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif

Upload: vokiet

Post on 14-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu pembangunan kesehatan

juga merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat, yaitu hak untuk

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar

1945 dan Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Menurut Paradigma Sehat (2010) pembangunan kesehatan diharapkan

dapat mewujudkan kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar terwujud

kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang

semula hanya berupa penyembuhan saja, secara berangsur-angsur berkembang

sehingga mencakup upaya peningkatan (promotif), upaya pencegahan (preventif),

upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang bersifat

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan peran serta

masyarakat.

Dalam paradigma sehat tersebut diharapkan akan mengubah cara pandang

terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat baik secara makro

maupun mikro. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus

memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberi sumbangan

dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro berarti bahwa

pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif

Page 2: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

2

tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Keempat aspek tersebut

merupakan tanggung jawab dan tugas dari para pelayan kesehatan yang salah

satunya adalah tenaga fisioterapis.

Berbagai perubahan dalam masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya

berbagai macam transisi kesehatan, dimana transisi kesehatan ini terjadi karena

adanya transisi demografi dan transisi epidemiologi. Transisi demografi dapat

dilihat dari adanya peningkatan pendapatan, tingginya tingkat pendidikan di

masyarakat dan meningkatnya usia harapan hidup, sedangkan transisi

epidemiologi merupakan kecenderungan meningkatnya penyakit tidak menular

atau kronik.

Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari

lembaga kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa angka harapan hidup

penduduk Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2010 angka

harapan hidup usia diatas 60 tahun mencapai 20,7 juta orang dan diprediksi akan

terus bertambah hingga mencapai 71 juta orang pada tahun 2050. Secara global

termasuk Indonesia, peningkatan angka harapan hidup untuk usia di atas 60 tahun

menjadi tren (Nursila, 2012). Meningkatnya jumlah kelompok usia lanjut

membawa konsekuensi meningkatnya penyakit-penyakit degeneratif di Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seperti penyakit jantung koroner, diabetes

melitus, hipertensi, dan lain sebagainya. "Ibarat kendaraan bermotor, semakin tua

usianya, biaya perawatannya semakin mahal, keluhan-keluhannya juga semakin

beragam. Semua ini harus diantisipasi agar selain usia harapan hidupnya tinggi,

tetapi juga kualitas hidupnya baik," (Purnomo, 2012). Penyakit degeneratif

Page 3: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

3

tersebut membutuhkan adanya longterm care, dan salah satunya adalah kebutuhan

untuk fisioterapi.

Menurut sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik,

angka usia harapan hidup di Propinsi DIY mengalami peningkatan yaitu mencapai

usia 74 tahun pada tahun 2010. Perkembangan angka usia harapan hidup di

Propinsi DIY disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 1.1 Angka Usia Harapan Hidup di DIY

Sumber: BPS Provinsi DIY

Selain angka harapan hidup yang semakin meningkat, perubahan perilaku

yang terjadi di masyarakat akan berdampak kepada kesehatan dan tumbuh

kembang anak dan balita. Tumbuh kembang anak dan balita harus mendapatkan

pemantauan dan perhatian ekstra agar kelak bangsa Indonesia mampu bersaing

dengan bangsa lain dalam segala aspek kehidupan. Sesuai dengan Peraturan

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, No. 04

Tahun 2011, partisipasi anak dalam pembangunan menentukan kualitas hasil dan

Page 4: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

4

manfaat pembangunan bagi anak-anak serta berpengaruh terhadap proses tumbuh

kembang anak.

Berkaitan dengan pertumbuhan dan kesehatan anak, di dalam kehidupan

sehari-hari banyak dijumpai berbagai macam karakter, sikap dan tingkah laku

anak-anak yang agak berbeda dari kebanyakan anak-anak yang lain. Hal ini

terkadang kurang diperhatikan dan disadari oleh para orang tua yang tidak

menyadari kemungkinan bahwa anak tersebut mengalami gangguan tumbuh

kembang atau mengalami cedera otak. Terlepas dari faktor penyebab gangguan

tumbuh kembang, jika tidak diperhatikan dan ditangani dengan cepat, maka dapat

merugikan anak di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sosial kelak.

Berdasarkan paparan di atas, peranan anak-anak dan balita di masa depan

sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa, sedangkan meningkatnya usia

harapan hidup akan membutuhkan kualitas hidup agar dapat berpartisipasi dalam

pembangunan. Fisioterapi sebagai salah satu disiplin ilmu di bidang kesehatan

dapat berperan dalam bidangnya menyelenggarakan pelayanan kesehatan

profesional yang bertanggung jawab atas kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat, khususnya dalam masalah kapasitas fisik dan kemampuan fungsional

penderita, sehingga diupayakan penderita mampu memenuhi kebutuhan hidupnya

secara mandiri dan mampu produktif tanpa dihalangi oleh permasalahan-

permasalahan kesehatan yang ada.

1.1. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal menghasilkan faktor-faktor yang

dipertimbangkan untuk pengambilan keputusan dan perumusan strategi yang

Page 5: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

5

menguntungkan bagi perusahaan. Faktor lingkungan eksternal yang dianalisis

meliputi gambaran umum industri, pemain utama dalam industri, pasar sasaran

utama, kekuatan kompetitif serta hambatan dalam industri. Hasil dari identifikasi

faktor eksternal ini didapatkan dari pengumpulan data sekunder yang

dikumpulkan dari beberapa sumber dan data primer yang meliputi pengamatan

dan wawancara langsung dengan tenaga fisioterapis serta masyarakat sebagai

penguat informasi dari data sekunder tersebut.

1.1.1. Gambaran Umum Industri

Fisioterapi merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang berupa intervensi

fisik non-farmakologis dengan tujuan utama kuratif dan rehabilitatif gangguan

kesehatan. Aplikasi fisioterapi dewasa ini terus menerus mengalami

perkembangan baik dari sisi prosedur pelaksanaan maupun alat-alat pendukung

yang digunakan. Industri yang terkait dalam perencanaan bisnis ini adalah industri

jasa (pelayanan) dan industri kesehatan, sehingga sedikit banyak harus memahami

dan mengetahui kondisi serta perkembangan dari industri jasa dan industri

kesehatan di Propinsi DIY. Saat ini industri jasa masih memainkan peranan yang

penting terhadap perekonomian di Propinsi DIY, seperti terlihat dalam tabel

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berikut ini. Secara nominal PDRB

Propinsi DIY mengalami kenaikan sebesar Rp. 18,86 trilyun rupiah selama kurun

waktu lima tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

Page 6: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

6

Tabel 1.1 Nilai PDRB DIY Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut

Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2007-2011

Lapangan Usaha Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian 4.941.800 5.993.781 6.366.771 6.644.695 7.370.795

Pertambangan & Penggalian 258.761 280.106 293.983 304.660 361.793

Industri Pengolahan 4.475.680 5.062.275 5.528.856 6.396.639 7.434.020

Listrik, Gas & Air Bersih 423.370 488.334 560.316 607.072 675.912

Konstruksi 3.470.711 4.075.606 4.431.411 4.833.423 5.580.599

Perdagangan, Hotel & Restoran 6.326.700 7.321.299 8.165.613 9.008.181 10.246.578

Pengangkutan & Komunikasi 3.318.453 3.739.697 3.809.094 4.119.970 4.572.928

Keu, Real Estate & Jasa Perusahaan 3.188.428 3.724.285 4.090.675 4.11 9.970 5.158.229

Jasa-jasa 6.512.834 7.416.303 8.160.329 4.552.667 10.381.238

PDRB 32.916.736 38.101.684 41.407.049 45.625.589 51.782.092

Sumber: BPS Provinsi DIY, 2012

Sedangkan untuk analisis industri kesehatan, yang disoroti adalah besarnya

jumlah tenaga fisioterapis yang dapat melayani masyarakat. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 disebutkan bahwa tenaga

fisioterapis, okupasi terapis dan terapi wicara termasuk dalam tenaga keterapian

fisik. Untuk Propinsi DIY, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, jumlah tenaga

fisioterapis terbanyak berada di Kota Yogyakarta dengan jumlah tenaga

fisioterapis sebanyak 39 orang yang melayani masyarakat berdasarkan rujukan

dari dokter maupun kehendak pasien sendiri. Jika melalui rujukan dokter sifatnya

adalah rehabilitatif, sedangkan yang dilakukan tanpa rujukan atau atas kehendak

sendiri biasanya bersifat preventif. Adapun gambaran jumlah tenaga keterapian

fisik di Propinsi DIY sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan sebagai

berikut.

Page 7: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

7

Gambar 1.2 Distribusi Keterapian Fisik Per Kabupaten/Kota di Propinsi DIY

Sumber: Profil SDMK Propinsi DIY Tahun 2011

Dari Gambar 1.2 diatas, distribusi tenaga fisioterapis untuk Provinsi DIY

sangat tidak merata, paling banyak terdapat di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 39

orang dan paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 2 orang.

Dengan jumlah tenaga fisioterapis terbanyak berada di Kota Yogyakarta, maka hal

ini merupakan peluang dan potensi untuk mendirikan tempat praktek fisioterapi.

1.1.2. Pemain Utama Dalam Industri

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan, pemain

utama untuk industri kesehatan di Propinsi DIY termasuk di dalamnya untuk

pelayanan fisioterapi adalah Rumah Sakit Dr. Sardjito yang merupakan rumah

sakit negeri milik pemerintah dan merupakan rumah sakit terbesar di Propinsi

DIY yang beralamat di Jalan Kesehatan No. 1 Sekip Yogyakarta 55284 Telepon

(0274) 587 333. Saat ini beberapa rumah sakit di Yogyakarta sudah mempunyai

praktek fisioterapi seperti disajikan dalam tabel di bawah ini.

Page 8: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

8

Tabel 1.2 Daftar Rumah Sakit di Kota Yogyakarta yang Memiliki Praktek Fisioterapi

NO NAMA ALAMAT 1. RS Dr. Sardjito Jl. Kesehatan No. 1 Sekip Yogyakarta 2. RSUD Kota Yogyakarta Jl. Wirosaban No. 1 Yogyakarta 3. RS Bethesda Jl. Jend. Sudirman No. 70 Yogyakarta 4. RS Bethesda Lempuyangwangi Jl. Hayam Wuruk No. 6 Yogyakarta 6. RS Panti Rapih Jl. Cik Ditiro No. 30 Yogyakarta 7. RS PKU Muhammadiyah Jl. KHA Dahlan No. 20 Yogyakarta 8. RS DKT/ RS Dr. Soetarto Jl. Jawadi 19 Yogyakarta 9. RS Happy Land Medical Center Jl. Ipda Tut Harsono (timoho) 53 Yogyakarta

10. RSI Hidayatullah Jl. Veteran 184 Yogyakarta 11. RS Ludiro Husada Tama Jl. Wiratama 4 Yogyakarta 12. RSK Anak Empat Lima (45) Jl. Patangpuluhan 35 Yogyakarta 13. RSK Bedah Soedirman Jl. Sidobali UH II/402 Yogyakarta 14. RSK Puri Nirmala Jl. Jayaningprangan 13 Yogyakarta 15. RS Permata Bunda Jl. Ngeksigondo 56 Yogyakarta 16. RS Bakti Ibu Jl. Golo 32 Yogyakarta

Sumber: Hasil survei berdasarkan data dari Situs Resmi Pemerintah Kota Yogyakarta (2013) http://www.jogjakota.go.id/ Diakses 3 Mei 2013

1.1.3. Pasar Sasaran Utama

Potensi pasar bagi pengguna jasa layanan kesehatan di Propinsi DIY

cukup besar, pada dasarnya penduduk dalam semua kelompok usia dapat

menggunakan jasa layanan kesehatan termasuk layanan fisioterapi. Mereka

berpotensi menggunakan jasa layanan kesehatan meskipun yang mereka gunakan

berbeda untuk setiap kelompok umur. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah

satu tenaga fisioterapis di Rumah Sakit Condong Catur Yogyakarta, masyarakat

yang paling banyak menggunakan layanan fisioterapi adalah penduduk kelompok

bayi dan balita sampai dengan anak-anak usia 0-5 tahun serta penduduk usia

lanjut yang berusia lebih dari 56 tahun.

Page 9: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

9

1.1.4. Kekuatan Kompetitif

Kekuatan kompetitif merupakan faktor mendasar dan paling penting dalam

menentukan formulasi strategi bagi perusahaan. Setiap industri baik industri jasa

maupun industri manufaktur memiliki struktur yang mendasar yaitu berupa

karakteristik ekonomi yang dapat menimbulkan suatu karakteristik kompetitif.

Analisis kekuatan yang digunakan adalah model dari Michael E. Porter yaitu Five

Forces. Model dari Porter (2008) menyatakan bahwa ada lima faktor yang

mempengaruhi kelangsungan hidup suatu industri atau bisnis, yaitu:

A. Persaingan Antar Pelaku Industri

Persaingan tempat praktek fisioterapi di Kota Yogyakarta telah diramaikan

oleh beberapa rumah sakit baik negeri maupun swasta serta praktek fisioterapi

yang dimiliki oleh lembaga maupun perorangan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan salah satu tenaga fisioterapis, saat ini yang menjadi pesaing utama adalah

Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, sedangkan berdasarkan hasil pengamatan

terhadap beberapa pesaing yang berlokasi cukup dekat dengan rencana pendirian

bisnis ini adalah tempat praktek fisioterapi dokter anak Prof. Dr. Sunartini

Hapsara, Sp.A(K), Ph.D, serta tempat praktek fisioterapi Children House. Berikut

ini merupakan gambaran singkat terhadap pesaing.

a. Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta

Rumah Sakit Dr. Sardjito merupakan rumah sakit terbesar di Propinsi DIY,

dimana rumah sakit ini selalu mengembangkan diri untuk menjadi rumah

sakit bertaraf internasional agar mampu menangani permasalahan kesehatan

Page 10: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

10

dengan lebih baik. Pelayanan fisioterapi di rumah sakit ini termasuk dalam

Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), yang akan membantu dalam rehabilitasi

medis dan sosial medik yang meliputi terapi okupasi, terapi wicara, ortotik

dan prostetik, sosial medik dan psikologi.

b. Praktek Fisioterapi Prof. Dr. Sunartini Hapsara, Sp.A(K), Ph.D.

Tempat praktek fisioterapi ini menyatu dengan tempat praktek dokter anak

yang cukup terkenal yaitu Prof. Dr. Sunartini Hapsara, Sp.A(K), Ph.D. yang

beralamat di Jalan Pangeran Romo No. 4 Tinalan Yogyakarta. Tempat

praktek ini melayani fisioterapi dan terapi wicara untuk anak-anak

berkebutuhan khusus. Pasien yang datang terbanyak karena adanya rujukan

dari dokter anak tersebut.

c. Praktek Fisioterapi Children House

Tempat praktek fisioterapi Children House merupakan binaan dari Prof. Dr.

Sunartini Hapsara, Sp.A(K), Ph.D. Children House melayani fisioterapi

untuk anak-anak dari golongan tidak mampu yang beralamat di Bakung,

Bangunharjo, Sewon Bantul.

B. Ancaman Masuknya Pesaing Baru

Entry barrier bisnis praktek fisioterapi cukup tinggi, hal ini disebabkan

praktek mandiri fisioterapi memerlukan modal yang cukup besar dan

membutuhkan karyawan yang memiliki keahlian khusus sebagai fisioterapis.

Sebagai sebuah bisnis di bidang jasa, keahlian karyawan sangat penting untuk

mendukung keberhasilan bisnis ini. Munculnya pendatang baru dalam suatu

Page 11: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

11

industri berkeinginan untuk merebut pangsa pasar yang sudah ada. Ancaman

adanya pendatang baru akan bergantung kepada hambatan dan reaksi pesaing

yang dapat diatasi oleh pesaing.

Berdasarkan dari hasil wawancara, beberapa hambatan yang mungkin

muncul untuk klinik fisioterapi antara lain faktor kenyamanan tempat,

kelengkapan alat yang digunakan untuk melayani konsumen dan kendala dalam

mendapatkan atau mendatangkan konsumen.

C. Kemampuan Tawar Menawar dari Pembeli

Tawar menawar dari konsumen pada bisnis praktek fisioterapi adalah

rendah. Konsumen pada umumnya memahami kebutuhan akan fisioterapi, namun

dari segi penyedia jasa masih terbatas sehingga konsumen jarang melakukan

tawar menawar. Pada kondisi konsumen terdesak membutuhkan layanan

fisioterapi, konsumen akan berupaya menegosiasikan waktu tindakan, sehingga

dapat segera ditangani. Harga yang diberlakukan sudah ditetapkan sehingga tidak

ada tawar menawar. Setiap tempat praktek fisioterapi menetapkan harga yang

berbeda-beda, sehingga konsumen bebas membandingkan harga. Bagi konsumen

yang sensitif terhadap harga, akan memilih layanan dari jasa praktek fisioterapi

yang menawarkan harga yang lebih murah. Namun demikian konsumen

cenderung tidak sensitif terhadap harga, dan cenderung mengkorelasikan harga

yang dibayar dengan kualitas.

Page 12: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

12

D. Kemampuan Tawar Menawar dari Pemasok

Tempat praktek fisioterapi membutuhkan beberapa pemasok agar kegiatan

operasional perusahaan dapat berjalan lancar. Pemasok dalam bisnis ini meliputi

apotek, penyedia alat-alat kesehatan, toko dan supermarket.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga fisioterapis, kemampuan

tawar menawar dari pemasok pada bisnis layanan fisioterapi ini cukup rendah

karena disebabkan banyak sekali pemasok yang dapat dipilih untuk menyediakan

barang-barang kebutuhan operasional dari bisnis ini.

E. Ancaman Jasa Pengganti

Ancaman jasa pengganti untuk bisnis ini dikatakan hampir tidak ada atau

sangat kecil, karena layanan yang ditawarkan merupakan kebutuhan dan

merupakan gaya hidup kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara,

ancaman jasa pengganti layanan fisioterapi yang mungkin dapat muncul adalah

jika masyarakat memilih untuk mendatangi tukang pijat tradisional untuk

mengobati sakitnya atau bagi orang tua yang mempunyai bayi dan anak balita

akan mendatangi dukun pijat bayi untuk memijat anaknya.

1.1.5. Hambatan Dalam Industri

Hambatan dalam pelaksanaan praktek fisioterapi dapat berasal dari

konsumen (pasien) dan tenaga fisioterapis. Hambatan yang berasal dari konsumen

yaitu ketika konsumen dapat memilih, menilai dan membandingkan tempat

Page 13: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

13

pelayanan atau praktek fisioterapi yang sesuai dengan keinginannya, sehingga

mengakibatkan konsumen berpindah ke tempat praktek fisioterapi yang lain.

Hambatan lain yang berasal dari tenaga fisioterapi yaitu jumlah tenaga

fisioterapi yang masih belum ideal jika dibandingkan dengan kebutuhan

fisioterapi di masyarakat. Menurut ketua umum Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI)

Pusat, presentase fisioterapis di Indonesia masih belum sebanding dengan

kebutuhan, saat ini baru ada 5.600 fisioterapis di tanah air atau satu berbanding 40

ribu warga. “idealnya satu terapis berbanding 15 ribu warga” (Sumarno, 2013). Di

Indonesia tidak semua kota memiliki universitas atau sekolah pendidikan sarjana

fisioterapi, sehingga diperkirakan dapat terjadi kekurangan tenaga fisioterapis

yang memenuhi syarat, padahal kebutuhan akan layanan fisioterapi cenderung

mengalami kenaikan. Daftar alamat institusi pendidikan fisioterapi yang ada di

Indonesia dapat dilihat dalam lampiran 1.

1.2. Analisis Lingkungan Internal

Dalam melakukan analisis lingkungan internal perusahaan dibutuhkan

pengumpulan informasi mengenai status kepemilikan, status hukum perusahaan,

rencana pendirian perusahaan, lokasi perusahaan serta peralatan atau fasilitas yang

akan menunjang bisnis praktek fisioterapi.

1.2.1. Status Kepemilikan

Rencana tempat praktek fisioterapi ini akan diberi nama “Rumah

Fisioterapi Kotagede (RFK)” dan rencananya akan di miliki oleh satu orang

sebagai pemilik modal tunggal.

Page 14: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

14

1.2.2. Status Hukum Perusahaan

Status hukum usaha ini adalah swasta perseorangan. Sesuai dengan

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia maka pendirian

klinik fisioterapi harus mengajukan perizinan ke Dinas Kesehatan sesuai dengan

domisili tempat praktek fisioterapi. Permohonan ijin kepada Dinas Kesehatan

setempat dilampiri persyaratan yang telah ditentukan dan mengisi formulir yang

telah disediakan. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah:

a. Pembuatan akta pendirian klinik

b. Daftar alat perlengkapan penunjang pelayanan fisioterapi

c. Data ketenagaan yang bekerja di klinik fisioterapi

d. Fotokopi Izin Gangguan (HO)

e. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

f. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemohon/pemilik

g. Fotokopi Surat Ijin Fisioterapi dan Surat Ijin Praktek Fisioterapi bagi tenaga

fisioterapis

h. Fotokopi ijazah fisioterapi

i. Hasil pemeriksaan kualitas air dari laboratorium Dinas Kesehatan

j. Salinan/fotokopi denah bangunan dan denah lokasi

k. Struktur organisasi

l. Surat permohonan pendirian klinik

m. Surat rekomendasi dari ikatan profesi (Ikatan Fisioterapi Indonesia)

n. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter

Page 15: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

15

o. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak

milik/sewa/kontrak

1.2.3. Rencana Pendirian Perusahaan

Rancangan pendirian klinik fisioterapi diharapkan dapat membantu

pengambilan keputusan rencana bisnis yang cepat, tepat dan efisien. Oleh karena

itu penyusunan sebuah rencana bisnis adalah salah satu tahap penting dalam setiap

pendirian bisnis baru. Dalam mendirikan suatu usaha diperlukan rencana yang

baik agar dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dan memiliki

gambaran yang jelas dan tegas terhadap sesuatu yang akan dikerjakan.

Perancangan rencana pendirian praktek fisioterapi ini akan memudahkan dan

membantu masyarakat yang memerlukan penanganan oleh ahli fisioterapi.

1.2.4. Lokasi Perusahaan

Rencana lokasi usaha ini bertempat di wilayah Selatan Kota Yogyakarta,

tepatnya di daerah Kotagede Yogyakarta. Secara administratif lokasi tersebut

berada di wilayah Kecamatan Kotagede, Kelurahan Purbayan, Kota Yogyakarta,

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Keunggulan yang diharapkan dari

pemilihan lokasi praktek fisioterapi ini adalah:

a. Dekat dengan pemukiman dan perumahan penduduk.

b. Dekat dengan ruas jalan utama dan jalan lingkar timur dan lingkar selatan

Yogyakarta.

Page 16: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

16

1.2.5. Peralatan atau Fasilitas Penunjang

Rencana fasilitas yang dimiliki oleh usaha ini ada dua yaitu rencana

fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan praktek fisioterapi dan rencana

fasilitas non kesehatan. Rencana fasilitas non kesehatan terdiri dari ruang tunggu,

ruang kantor dan ruang tindakan yang luas dan nyaman, kamar mandi serta areal

parkir kendaraan. Pendirian praktek fisioterapi tentunya tidak lepas dari

kebutuhan fisik sebagai sarana untuk melaksanakan segala kegiatan untuk

terlaksananya pelayanan kepada pasien, kebutuhan tersebut antara lain:

a. Tempat praktek

Tempat praktek merupakan sebuah lokasi berbentuk rumah yang

representatif untuk dapat menyelenggarakan sebuah klinik fisioterapi.

Tempat praktek yang akan dipilih harus strategis, diantaranya terletak di

pinggir jalan beraspal yang dekat dengan pemukiman penduduk, dan

tentunya harus memenuhi syarat-syarat, antara lain :

1. Memiliki minimal dua ruang tindakan yang representatif.

2. Memiliki satu ruang khusus untuk karyawan.

3. Memiliki ruang tunggu untuk pasien dan keluarga pasien yang nyaman.

4. Memiliki kamar kecil dengan sumber air bersih dan pembuangan air

kotor yang sempurna.

5. Memiliki dapur sederhana.

6. Memiliki tempat parkir motor dan mobil yang tidak mengganggu

fasilitas umum.

Page 17: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

17

b. Infrastuktur

Infrastruktur disini merupakan sarana pendukung yaitu sarana non medis

dan non alat yang dibutuhkan untuk mendukung penyelenggaraan

beroperasinya suatu tempat praktek fisioterapi. Sarana pendukung yang

dibutuhkan tercantum dalam Tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3 Sarana Pendukung Untuk Praktek Fisioterapi

No Nama Barang 1 Air Conditioner (AC) 2 Meja dan Kursi Tamu 3 Lemari 4 Dispenser Air 5 Lampu Emergency 6 Televisi 7 Telepon 8 Papan Nama 9 Komputer

10 Mainan anak 11 Alat Tulis Kertas (ATK)

Sumber: hasil survei di RS. Condong Catur Yogyakarta

c. Peralatan

Peralatan adalah semua peralatan medis atau merupakan sarana medis yang

menjadi pendukung untuk kelancaran kegiatan operasional dari layanan dan

tindakan fisioterapi bagi konsumen. Daftar sarana medis yang digunakan

untuk praktek fisioterapi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 18: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

18

Tabel 1.4 Sarana Medis Untuk Praktek Fisioterapi

No Nama Barang 1 Matras Besar 2 Standing Infra Red 3 Guling Bobath 4 Bantal 5 Reflex Hammer 6 Short Wave Diathermy 7 Stetoskop 8 Tensimeter 9 Termometer 10 Timbangan Bayi 11 Timer 12 Ultrasound 13 Tripod 14 Walker 15 Tens

Sumber: hasil survei di RS. Condong Catur Yogyakarta

1.3. Siklus Bisnis

Siklus bisnis dari praktek fisioterapi diperkirakan selalu mengalami

peningkatan untuk setiap periode waktu tertentu. Hal ini terjadi seiring dengan

meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan kesehatan khususnya

kebutuhan akan layanan fisioterapi.

Jasa fisioterapi ini akan tetap diperlukan meskipun terjadi beberapa

perubahan indikator ekonomi antara lain pengaruh inflasi dan pendapatan riil

masyarakat. Efek inflasi bagi usaha ini adalah adanya kenaikan harga layanan

fisioterapi yang didorong oleh kenaikan biaya operasional. Sedangkan efek dari

pendapatan riil masyarakat berhubungan dengan daya beli konsumen. Jika harga-

harga naik sementara pendapatan riil tidak berubah maka daya beli dapat

Page 19: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

19

mengalami penurunan. Pengaruh inflasi dan pendapatan riil masyarakat secara

garis besar tidak berpengaruh secara signifikan karena usaha ini masih dapat

tumbuh berkembang dan akan tetap dibutuhkan masyarakat karena menyangkut

masalah kesehatan.

1.4. Rumusan Masalah

Seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat dalam bidang

kesehatan, maka kebutuhan jasa fisioterapi menjadi sangat penting. Berdasarkan

hasil observasi dan wawancara, pengguna potensial fisioterapi yang terdiri dari

orang tua, anak-anak dan balita diperkirakan banyak membutuhkan penanganan

kasus fisioterapi yang merupakan rujukan dari dokter maupun atas inisiatif

sendiri. Dengan demikian permintaan akan jasa fisioterapi akan sangat tinggi.

Untuk kedepan hal ini akan menjadi suatu kebutuhan utama dan berikut solusinya.

Saat ini praktek fisioterapi khususnya di Kota Yogyakarta masih banyak

dilakukan di rumah sakit pemerintah maupun beberapa rumah sakit swasta,

sementara praktek mandiri fisioterapi belum menjangkau hingga ke pelosok

daerah, sehingga masih terbuka peluang yang sangat besar untuk mendirikan

tempat praktek fisioterapi di daerah atau di pinggiran Kota Yogyakarta.

1.5 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang dihadapi, tujuan penelitian ini adalah:

a. Menyusun perencanaan bisnis untuk mendirikan klinik fisioterapi yang

representatif di wilayah Kotagede dan sekitarnya.

Page 20: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

20

b. Membuat acuan pelaksanaan kegiatan yang lebih komprehensif dan terukur.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan rencana bisnis pendirian Rumah

Fisioterapi Kotagede ini adalah:

a. Memberikan arah dan tujuan bagi rencana pendirian Rumah Fisioterapi

Kotagede.

b. Menjadi landasan dasar dan kerangka acuan pelaksanaan operasional di

lapangan.

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tesis ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan bab demi

bab yang akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN : membahas latar belakang, lingkungan eksternal dan

internal perusahaan, siklus bisnis, rumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat

penulisan rencana bisnis ini.

BAB II : LANDASAN TEORI: membahas dan menganalisis beberapa teori dan

hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III : METODE PENELITIAN : membahas tentang sumber data, metode

pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : STRATEGI DAN RENCANA : membahas mengenai tujuan dan

sasaran perusahaan secara umum yang dipandang melalui fungsi-fungsi yang

Page 21: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74157/potongan/S2-2014... · Berkaitan dengan transisi demografi di Indonesia, menurut data dari lembaga

21

terdapat dalam perusahaan yaitu rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

sumber daya manusia dan rencana keuangan.

BAB V : RENCANA AKSI : membahas mengenai rencana kegiatan pelaksanaan

perencanaan bisnis yang berkaitan dengan fungsi-fungsi yang terkait dengan

perusahaan.