pendahuluan a.latar belakangeprints.umm.ac.id/39384/2/jiptummpp-gdl-agungariyo-51241... ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Roh atau hidup matinya suatu perusahaan ada pada lingkungan masyarakat
atau konsumen. Perilaku konsumen yang banyak memberikan keputusan
pembelian pada produk dari suatu perusahaan akan memberikan kehidupan bagi
perusahaan tersebut melalui laba penjualan. Keputusan pembelian bagian dari
ilmu perilaku konsumen.
Tingginya tingkat persaingan yang terjadi menuntut perusahaan untuk
mempunyai strategi yang tepat dalam mencapai tujuannya. Mengingat
keberadaan konsumen merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan, maka
perusahaan harus benar-benar menyadari betapa sentralnya peranan konsumen.
Perusahaan harus mengerti keinginan dan kebutuhan konsumen dalam usahanya
agar konsumen mendapat kepuasan yang optimal.
Segala jenis perusahaan tidak terlepas dari dampak perilaku konsumen
yang bisa menciptakan keputusan pembelian untuk produk barang dan jasanya.
Tidak jarang perusahaan menciptakan produk barang dan jasanya untuk perilaku
konsumen tertentu. Seperti halnya perusahaan asuransi jiwa, perusahaan asuransi
merupakan lembaga keuangan non bank yang menyediakan jasa melayani
manajemen resiko, baik dari sisi pribadi, keluarga maupun lembaga pada masa
yang akan datang. Menurut Thakkar (2012) asuransi jiwa merupakan suatu cara
perlindungan terhadap kehidupan manusia, pada dasarnya untuk perlindungan
finansial dari kematian mendadak.
2
Pengambilan keputusan konsumen mempunyai arti penting bagi maju
mundurnya suatu organisasi atau perusahaan, terutama karena masa depan suatu
perusahaan banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan konsumen.
Pentingnya pengambilan keputusan dilihat dari segi kekuasaan untuk membuat
keputusan. Pengambilan keputusan selain dilihat dari segi kekuasaan juga dilihat
dari segi kehadirannya, kita tidak dapat mengerti, apakah meramalkan tindakan-
tindakan manajemen sehingga kita tidak dapat menyempurnakan efektivitas
manajemen.
Pengambilan keputusan oleh konsumen dalam membeli suatu barang jasa
asuransi tentunya berbeda, tergantung pada jenis keputusan pembelian yang
diinginkannya. Pentingnya keputusan pembelian terhadap konsumen adalah
keputusan seseorang dimana suatu konsumen dapat memilih salah satu dari
beberapa alternative pilihan yang ada dan proses integrasi yang mengkombinasi
sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan
memilih salah satu diantaranya.
Kenyataannya jika dibandingkan dengan industri perbankan, industri
perasuransian masih kurang banyak mendapat perhatian konsumen. Sebagian
besar konsumen cenderung memisahkan sebagian penghasilannya untuk disimpan
di bank daripada digunakan untuk asuransi. Konsumen masih sering merasakan
bahwa asuransi tak melindungi aktivitasnya, bahkan cenderung merugikannya
meskipun kesan itu tak semuanya benar.
Menjadi penting bagi perusahaan, terutama perusahaan asuransi jiwa
untuk menganalisa perilaku konsumen dari segi faktor maupun prosesnya.
3
Sehingga diharapkan mampu menciptakan produk serta pelayanan bagi
masyarakat sesuai dengan karakter dan kebutuhan mereka.
Banyak penelitian dan teori yang menyatakan bahwa perilaku konsumen
berhasil mempengaruhi keputusan pembelian pada jasa keuangan asuransi jiwa.
Arizal (2015) mengungkapkan bahwa sebagian besar responden menyatakan
bahwa faktor sosial, fakor pribadi, faktor psikologis, faktor produk dan faktor
premi adalah faktor yang sangat mempengaruhi responden dalam membeli polis
asuransi jiwa.
Menurut Kotler (2009) perusahaan yang berpengalaman dan cerdas akan
berupaya untuk mendalami dan mengetahui secara mendalam bagaimana proses
keputusan pembelian konsumen terjadi. Proses keputusan pembelian menyangkut
proses pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian. Jelas, proses pembelian dimulai jauh
sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi dalam waktu lama
setelahnya.
Pengenalan masalah terjadi ketika konsumen menyadari akan masalah atau
kebutuhan akan produk yang dipicu oleh rangsangan dari dalam atau luar.
Rangsangan masalah dari dalam misalnya kebutuhan dasar seseorang, misalnya
rasa lapar, haus, seks dan terus meningkat ke tingkat maksimal dan menjadi motif,
atau kebutuhan bisa terjadi dari lingkungan luar. Semisal, konsumen tergiur oleh
sofa baru milik tetangga, atau baru saja melihat baliho tentang suatu tempat
destinasi wisata yang memungkinkan konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian.
4
Setelah proses pengenalan masalah, konsumen sering melakukan aktifitas
pencarian informasi. Pencarian informasi tersebut bisa dilakukan kepada pribadi ;
keluarga, teman, tetangga, rekan kerja. Komersial; iklan, situs, koran, sales atau
distributor, kemasan, brosur. Publik ; media sosial atau suatu komunitas
pemeringkat atau surveyor yang bersangkutan dengan perusahaan penyedia
barang atau jasa. Eksperimental ; penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk
(Kotler, 2009).
Evaluasi alternatif, setelah konsumen memproses beberapa informasi
dasar. Secara garis besar, konsumen akan memproses ulang informasi merk
kompetitif. Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat
masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan
berbeda dan memberikan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan
mereka.
Dalam tahap tersebut, pembeli atau konsumen membentu perbandingan
antarmerk dalam daftar mereka. Konsumen bisa jadi menargetkan suatu keinginan
atau manfaat yang dituju akan suatu produk yang akan ia pilih. Dalam maksud
pilihan, konsumen telah masuk kedalam proses berikutnya, subkeputusan.
Subkeputusan itu adalah merek, penyalur, kuantitas (jumlah), waktu, dan metode
pembayaran.
Setelah tahap pembelian, konsumen mungkin mengklaim bahwa produk
yang digunakannya tidak sesuai pada manfaat seharusnya. Konsumen mungkin
kecewa dengan produk yang dibelinya, dan memberikan informasi yang negatif
5
kepada keluarga, teman, tetangga tentang kekecewaannya akan membeli suatu
produk. Sehingga hal tersebut berdampak pada berkurangnya loyalitas konsumen
dan citra merek. Namun konsumen yang puas dengan produk yang dibelinya,
mungkin mereka akan membeli produk itu kembali dalam jumlah yang lebih besar
serta mereferensikan beberapa rekan kerja, saudara, tetangga dan teman. Tindakan
itu termasuk perilaku pascapembelian.
Dalam rencana memutuskan pembelian, banyak faktor yang akan
mempengaruhi konsumen. Salah satunya adalah harga dari produk tersebut,
apakah harga tersebut bisa dibilang rendah atau murah oleh calon konsumen, atau
apakah harganya sesuai dengan manfaat produk. Arizal (2015) menyatakan bahwa
faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis, faktor produk, faktor premi adalah
faktor yang sangat mempengaruhi responden dalam membeli polis asuransi jiwa.
Menurut Suryani (2008) Sebelum memasarkan produknya di pasar, perusahaan
perlu menetapkan harga produk. Harga merupakan salah satu unsur pemasaran
yang penting dalam dunia perdagangan dewasa ini khususnya dalam dunia
persaingan bagi setiap perusahaan.
Harga premi menjadi salah satu faktor mengapa calon nasabah
mempertimbangkan untuk membeli polis asuransi jiwa tersebut, terbentuknya
harga tersebut merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual dalam menilai
suatu produk. Harga dengan demikian merupakan aspek pertama yang
diperhatikan pembeli.
Harga merupakan salah satu aspek yang ikut menentukan pilihan untuk
memuaskan kebutuhannya. Semakin rendah harga premi suatu produk jasa
6
asuransi jiwa semakin cepat keputusan pembelian konsumen. Intan (2013)
menyatakan dalam penelitiannya bahwa harga premi berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian asuransi jiwa.
Namun wawancara yang dilakukan penulis kepada 15 konsumen atau
nasabah Prudential Malang, 9 mengungkapkan bahwa asuransi konvensional
seperti Prudential terasa mahal ditambah lagi manfaat jasa belum tentu diterima
setiap bulannya. Tiga nasabah mengatakan bahwa kendala pada asuransi
Prudential bukan pada premi namun lamanya jangka tenor membayar premi,
sehingga terasa mahal jika masih ditambah kebutuhan hidup yang lain. Dua
nasabah mengatakan tidak mahal jika manfaatnya benar-benar tepat didapatkan
oleh konsumen, dalam hal ini adalah kesungguh-sungguhan perusahaan
membayar klaim, (Pra Reset, 2016)
Faktor perilaku konsumen lain yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian menurut Suryani (2008) salah satunya adalah produk. Alat bauran
pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Seorang konsumen, sebelum
menciptakan keputusan pembelian pada suatu barang atau jasa, haruslah paham
produk apa yang dia lihat saat ini. Bagaimana manfaatnya, fiturnya, jenis
produknya dan lain-lain.
Alasan seseorang bisa membeli produk tertentu merupakan merupakan
faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk merancang jasa agar sesuai
dengan keinginan konsumen. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya inovasi-
inovasi dalam industri asuransi sehingga menciptakan iklim kompetitif yang
sangat ketat.
7
Darmadi (2001) berpendapat persepsi konsumen terhadap kualitas
keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau
jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian
konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Produk merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikomsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan. Produk yang di maksudkan dalam hal ini dapat berupa
barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau ide.
Pertumbuhan telah terjadi sangat cepat di dalam industri asuransi, produk
mereka semakin variatif dan inovatif, sehingga sangat jelas di era ini semakin
banyak masyarakat yang berminat untuk memiliki asuransi sebagai program
pengelola keuangan pribadi, keluarga maupun lembaga. Perusahaan haruslah peka
terhadap persepsi harga oleh konsumen, persepsi manfaat jasa, serta iklim
kebutuhan masyarakat yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian.
Dalam memutuskan untuk membeli produk asuransi jiwa, masyarakat
lebih condong ke arah manfaat produk jasa asuransi bagi dirinya dan keluarganya.
Dalam melakukan keputusan pembelian asuransi jiwa, konsumen banyak
dipengaruhi faktor produk. Faktor produk jasa asuransi dapat menciptakan
keputusan pembelian (Tri, 2011).
Hal yang serupa juga diungkapkan Harsini (2015) bahwa faktor produk
mempengaruhi keputusan untuk membeli asuransi jiwa. Konsumen produk
asuransi yang sering disebut sebagai pemegang polis, merupakan konsumen yang
8
memiliki karakteristik khusus, sehingga tidak mudah bagi para tenaga pemasar
asuransi untuk menjual produknya. Diperlukan ketrampilan tersendiri untuk
meyakinkan calon konsumen supaya tertarik untuk membeli produk asuransi.
Para agen asuransi harus dapat menjelaskan tentang keuntungan produk yang
ditawarkan pada para pemegang polis. Kerja agen asuransi selaku pemasar
terdukung melalui penyediaan berbagai produk dengan variasi premi sesuai
dengan target pasarnya.
AAJI (2015) Mengungkapkan produk jasa asuransi jiwa adalah janji yang
tertulis di dalam polis asuransi, yang dibuat oleh penanggung pada tertanggung,
untuk memberikan kompensasi keuangan apabila sesuatu terjadi kepada
tertanggung. Penanggung menawarkan berbagai produk yang sesuai dengan
persyaratan dan kebutuhan calon tertanggung. Calon tertanggung bebas untuk
memilih setiap jenis produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Produk Prudential sendiri sejauh ini telah memberikan banyak manfaat
kepada nasabah-nasabahnya berupa kompensasi keuangan kepada yang
mengalami resiko kehidupan, dibuktikan pada terakhir tahun 2015 Prudential
menjadi perusahaan asuransi pembayar klaim terbesar nasional, senilai 9,4 triliun.
Sementara hasil wawancara yang diperoleh penulis dari 15 responden mengenai
produk Prudential adalah, 11 nasabah berpendapat bahwa produk Prudential tidak
bermanfaat bagi kehidupan mereka, karena sejauh ini mereka tidak mengalami
resiko kehidupan dan tidak berharap resiko tersebut terjadi. 4 konsumen
mendapatkan manfaat dari perusahaan Prudential atas resiko yang diterima namun
9
masih mengalami kesulitan dan waktu yang lama dalam proses klaim, (Pra Reset,
2016).
Faktor lain selain karena pengaruh harga premi dan produk, masyarakat
membeli asuransi jiwa juga difaktori oleh kelompok referensi. Dalam mengambil
keputusan pembelian, seorang konsumen membutuhkan berbagai sumber
informasi yang akan dijadikan sebagai referensi dalam menetapkan keputusan
pembelian. Sumber informasi dapat berasal dari ajakan keluarga, informasi rekan
kerja, kelompok keanggotaan dan juga saran dari tenaga pemasar atau konsultan
keuangan.
Semakin inspiratif ajakan kelompok referensi, semakin cepat keputusan
pembelian konsumen. Masyarakat akan mudah melakukan keputusan pembelian
pada produk asuransi jiwa jika telah mendapatkan referensi atau sumber dari
saudara, keluarga atau teman. Kelompok referensi dan keluarga adalah aspek
lingkungan mikro bagi konsumen. Interaksi sosial dengan kelompok referensi dan
keluarga sering terjadi secara langsung dan tatap muka sehingga dapat
memberikan pengaruh langsung dan tanggapan langsung. Ujianto (2003)
menyatakan kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk asuransi jiwa.
Kelompok referensi melibatkan satu orang atau lebih sebagai dasar
referensi atau sebagai titik pembanding dalam membentuk tanggapan afeksi, dan
kognisi serta menyatakan perilaku seseorang. Seseorang yang memiliki dasar
referensi yang kuat terutama dari lingkungan keluarga, akan mudah membuat
keputusan pembelian. Sementara ini penulis berhipotesis bahwasanya kebutuhan
10
untuk rasa aman bagi keluarganya, tingkat penghasilan atau keadaan ekonomi
keluarga, dan kelompok referensi berepengaruh terhadap keputusan pembelian
pada produk asuransi jiwa.
Beberapa konsumen yang menjadi nasabah Prudential dari 15 konsumen
yang penulis temui dan wawancara diperoleh hasil 6 nasabah mendapatkan
masukan serta saran yang positif dari tenaga pemasar mengenai jasa asuransi
Prudential, namun mereka tidak membeli pada awalnya dengan alasan keuangan
dan kemantapan. 9 nasabah mengakui tidak pernah mendapatkan aspirasi dari
kelompok referensi manapun, justru mendapatkan isu negatif mengenai jasa
asuransi, (Pra Reset, 2016).
Wikipedia (2015) menyatakan Asuransi jiwa adalah produk keuangan
yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang
disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Di sini
terlukis bahwa dalam asuransi jiwa, risiko yang dihadapi adalah risiko kematian
dan hidup seseorang terlalu lama
Hal ini sudah barang tentu akan membawa banyak aspek, apabila risiko
yang terdapat pada diri seseorang tidak diasuransikan kepada perusahaan asuransi
jiwa. Umpamanya jaminan untuk keturunan, seorang bapak jika terjadi resiko
meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, si anak tidak akan
telantar dalam hidupnya.
Bisa juga terjadi terhadap seseorang yang telah mencapai umur
ketuaannya dan tidak mampu untuk mencari nafkah atau membiayai anak-
anaknya, maka membeli asuransi jiwa, risiko yang mungkin diderita dalam arti
11
kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung oleh
perusahaan asuransi. Ternyata disini, bahwa lembaga asuransi jiwa ada faedahnya
dengan tujuan utama ialah untuk menanggung atau menjamin seseorang terhadap
kerugian-kerugian finansial.
Tujuan dari asuransi jiwa adalah untuk mengganti kerugian finansial dari
individu, keluarga dan perusahaan yang timbul pada waktu sumber daya manusia
mengalami resiko sakit, cacat atau meninggal. Ini adalah sesuatu yang sangat
penting dan merupakan tanggung jawab mulia dalam masyarakat. Sayangnya
meskipun kesadaran akan nilai asuransi itu ada dan nyata, namun konsumen
biasanya tidak berinisiatif membeli asuransi yang secukupnya untuk memenuhi
kebutuhan. Masyarakat beranggapan pembelian polis asuransi memerlukan
prosedur yang rumit, klaim rumit, dan mereka tidak jarang mendapatkan citra
yang buruk tentang asuransi. Oleh karena keraguan-keraguan ini, maka kebutuhan
masyarakat untuk perlindungan terhadap kerugian finansial tidak akan tercapai
jika asuransi tidak dipasarkan secara aktif dan efektif.
Namun di era-era baru ini perkembangan dan peningkatan terhadap
penggunaan jasa asuransi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam triwulan
III tahun 2015 ini. Otoritas Jasa Keuangan (2015) mencatat peningkatan
perkembangan industri asuransi di tanah air. Hal ini semakin menjelaskan bahwa
masyarakat mulai memahami asuransi merupakan bagian dari manajemen risiko
yang harus dipersiapkan dalam kehidupan baik sebagai proteksi diri, usaha dan
lain-lain.
12
Ternyata tidak selamanya produk asuransi jiwa memiliki tingkat keputusan
pembelian yang sedikit. Menurut OJK (2015) premi industri asuransi nasional kita
sampai dengan September 2015 juga telah mengalami peningkatan sebesar 17,1%
dan meningkat sebesar 11,9% dari posisi yang sama tahun pada 2014. Premi yang
terbesar disumbangkan oleh perusahaan asuransi jiwa.
Dalam siaran pers AAJI (2015), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
melaporkan kinerja positif industri asuransi jiwa di tanah air pada kuartal pertama
2015. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan total pendapatan industri yang
meningkat sebesar 15,9% atau senilai Rp 44,80 triliun.
Peningkatan masyarakat dalam penggunaan jasa asuransi juga
diperlihatkan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total pendapatan premi
industri asuransi jiwa pada kuartal kedua 2015 meningkat 26,6% menjadi Rp
67,82 triliun, AAJI (2015). Liputan6 (2015) juga mengungkapkan hal serupa, total
pendapatan industri asuransi jiwa meningkat kuat, yaitu sebesar 42 persen
menjadi Rp 99,88 triliun dari Rp 69,97 triliun yang diperoleh di kuartal II-2015.
PT Prudential Life Corporation adalah perusahaan yang menyediakan jasa
asuransi jiwa. Beroperasi pertama kali di inggris sejak tahun 1848 dan berekspansi
ke berbagai negara, yaitu Eropa, Amerika, dan Asia. Di indonesia PT Prudential
Life Corporation lahir pada tahun 1995 dengan nama PT Prudential Life
Indonesia, hingga saat ini PT Prudential Life Indonesia masih aktif melayani
puluhan juta keluarga indonesia dalam hal perencanaan keuangan yang terproteksi
(Prudential, 2015).
13
Tabel 1.1 Pendapatan Premi Prudential dari tahun ke tahun (selama 5 tahun)
Tahun Jumlah Premi dari Tahun ke Tahun
2010 5,3 Triliun
2011 8 Triliun
2012 9,9 Triliun
2013 10,4 Triliun
2014 11,1 Triliun
2015 9,7 Triliun
Sumber : Unit Link Annual Report Prudential 2010 hingga 2015
Annual report Prudential (2010) hingga Annual report Prudential (2015)
mencatat pada tahun 2010 pendapatan premi bisnis baru di Prudential sebesar 5,3
Triliun dan meningkat menjadi 8 Triliun di tahun 2011, di tahun 2012 meningkat
menjadi 9,9 triliun, tahun 2013 10,4 triliun, 2014 11,1 triliun dan pada tahun 2015
pendapatan premi bisnis baru merosot ke angka 9,7 triliun.
Hal ini menunjukkan adanya indikasi menurunnya keputusan pembelian
masyarakat pada produk asuransi jiwa Prudential. Sementara kepala Department
komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo (2015) mengatakan, kesadaran masyarakat
akan pentingnya menggunakan asuransi kian meningkat. Hal tersebut bisa dilihat
dari pertumbuhan tertanggung individu sebesar 13,8 persen menjadi 15,5 juta
orang di akhir 2014, dibanding tahun 2013 sebesar 13,6 juta orang dan tahun 2015
sejumlah 17,85 Juta orang. Liputan6.com (2015) mencatatkan pendapatan premi
industri asuransi pada akhir tahun 2016 meningkat pendapatan industri asuransi
14
jiwa meningkat kuat, yaitu sebesar 42 persen menjadi Rp 99,88 triliun dari Rp
69,9 trilliun.
Tabel 1.2 Total klaim yang dibayarkan Prudential Indonesia pada tertanggung selama
2 Tahun
Tahun Total klaim yang dibayarkan
2014 9,4 triliun
2015 9,1 triliun
Sumber : Unit Link Annual Report Prudential 2014 & 2015
Annual report Prudential (2014) dan Annual report Prudential (2015)
mencatat total klaim yang dibayarkan kepada nasabah di tahun 2014 sebesar 9,4
triliun dan di tahun berikutnya 9,1 triliun, salah satu pembayaran klaim terbesar di
industri asuransi jiwa indonesia. Melihat kondisi tersebut peran Prudential di
Indonesia sangatlah penting. Perusahaan juga telah melakukan sejumlah kegiatan
tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility– CSR) dengan ragam
program yang antara lain mendukung visi OJK menuju masyarakat cerdas
keuangan, di antaranya Pasar Keuangan 2015, Pasar Rakyat Syariah 2015, Si
Molek (Mobil Literasi Keuangan), taman literasi keuangan dan program tutorial
aktuaris.Selain itu Prudential adalah perusahaan asuransi terkemuka di indonesia
dengan berbagai pencapaian yang luar biasa serta market leader untuk produk jasa
asuransi jiwa.
Ditambah lagi kini muncul bantuan dari pemerintah berupa program BPJS
(badan penyelenggara jaminan sosial) yang menyediakan jasa perlindungan biaya
rumah sakit terhadap tertanggung, namun dengan harga yang jauh lebih rendah
15
daripada asuransi konvensional seperti Prudential. Kabiro Perasuransian
Bapepam-LK Isa Rachmatarwata dalam kompas (2012) menjelaskan masyarakat
menganggap berasuransi kini harus menyetor premi mahal. Anggapan inilah yang
menyebabkan penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah.
"Orang jadi takut berasuransi hanya gara-gara mendengar premi asuransi
mahal. Padahal kan tidak seperti itu," kata Isa pekan lalu. Dari isu tersebut penulis
ingin mengkaji apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian asuransi
jiwa Prudential.
Otoritas Jasa Keuangan (2015), menyatakan tantangan dalam industri
asuransi adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap asuransi;
2. Rendahnya aksesibilitas dan distribusi produk asuransi di tengah-tengah
masyarakat;
3. Inovasi produk asuransi yang masih rendah;
4. Terbatasnya risk coverage industri asuransi nasional;
5. Masih kentalnya isu sulit melakukan klaim asuransi.
Tidak dapat dipungkiri apabila jauhnya masyarakat terhadap produk
asuransi selain dari tingkat literasi keuangan yang rendah juga disebabkan
banyaknya cerita-cerita negatif mengenai pelayanan perusahaan-perusahaan
asuransi, khususnya sulitnya melakukan klaim. Ini yang tentunya membuat
masyarakat enggan untuk memanfaatkan produk asuransi.
OJK (2016) minat masyarakat untuk berasuransi masih tergolong rendah.
Sampai dengan akhir September 2015, tingkat penetrasi asuransi konvensional
16
baru mencapai 2,51 persen, dengan jumlah peserta asuransi yang masih tergolong
rendah, inovasi produk yang masih rendah pula serta masih kentalnya isu sulit
melakukan klaim, penulis tertarik apakah produk dan kelompok referensi
berpengaruh terhadap keputusan pembelian asuransi jiwa Prudential.
Dari fenomena yang penulis kumpulkan maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam apakah harga, produk, dan kelompok referensi berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Kemudian, faktor apakah yang
paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian polis asuransi jiwa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar
belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah harga, produk, dan kelompok referensi berpengaruh secara
simultan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam memilih produk
asuransi jiwa Prudential?
2. Apakah harga premi, produk, dan kelompok referensi berpengaruh secara
parsial terhadap keputusan pembelian konsumen dalam memilih produk
asuransi jiwa Prudential?
3. Variabel manakah yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian konsumen dalam memilih produk asuransi jiwa Prudential?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana diuraikan sebelumnya,
maka tujuan penelitian ini adalah :
17
1. Untuk mengetahui apakah harga, produk, dan kelompok referensi berpengaruh
secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen dalam memilih produk
asuransi jiwa Prudential.
2. Untuk mengetahui apakah harga, produk, dan kelompok referensi berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam memilih produk
asuransi jiwa Prudential.
3. Untuk mengetahui variabel manakah yang dominan pengaruhnya terhadap
keputusan konsumen pembelian konsumen dalam memilih produk asuransi jiwa
Prudential.
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka
manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan, diharapkan menjadi masukan tambahan dan sumbangan
pemikiran mengenai harga terhadap cepat atau lambatnya keputusan pembelian,
berikutnya mengenai produk terhadap cepat atau lambatnya keputusan pembelian,
dan mengenai pengaruh kelompok referensi terhadap cepat atau lambatnya
keputusan pembelian.
2. Bagi akademisi dan masyarakat, diharapkan menjadi wawasan tambahan
mengenai industri asuransi dan juga sebagai referensi tentang produk asuransi.
Bagi penulis, untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi secepat-cepatnya agar bisa
berkarya dan berguna bagi nusa dan bangsa.