pendahuluan

88
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh. Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian 1

Upload: adel-lisma-rahmawati

Post on 07-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

farmakologi

TRANSCRIPT

Page 1: pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ

pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta

kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi

memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap

dalam tubuh.

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka

makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan,

zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh adalah

karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral, vitamin, dan air

tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di

bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan

kimiawi (enzimatis). Saat kalian mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan

pisang berarti proses pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan, proses

pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau

kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya

proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti, proses

pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi adalah

proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih

sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan

oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

1

Page 2: pendahuluan

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan

makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas

saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari

mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus

(intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan

enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur,

kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa masalah yang di rumuskan

oleh penulis yaitu :

1. Apa pengertian dari sistem pencernaan ?

2. Apa saja organ pada saluran pencernaan ?

3. Bagaimana mekanisme kerja sistem pencernaan terhadap makanan?

4. Bagaimana jika terjadi kelainan dan kerusakan pada saluran pencernaan?

5. Bagaimana cara penanganannya jika terjadi kelainan pada saluran

pencernaan ?

6. Apa sajakah obat-obat yang digunakan jika terjadi kelainan pada saluran

pencernaan?

2

Page 3: pendahuluan

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang di

ajukan penulis adalah :

1. Mengetahui pengertian sistem pencernaan.

2. Mengetahui organ – organ yang bekerja pada saluran pencernaan.

3. Mengetahui mekanisme kerja sistem pencernaan terhadap makanan.

4. Mengetahui kelainan atau kerusakan pada saluran pencernaan.

5. Mengetahui penanganan jika terjadi kelainan pada saluran pencernaan.

6. Mengetahui jenis obat yang digunakan dalam kelainan pada pencernaan.

1.4 Manfaat Makalah

Makalah ini dapat bermanfaat untuk penambahan ilmu yang mempelajar

system hormon. Secara praktis makalah ini bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai wadah penambah wawasan agar mengetahui tentang

system pencernaan pada manusia.

2. Pembaca atau dosen, sebagai media informasi bahwa sistem saluran

pencernaan sangat berpengaruh di dalam tubuh kita.

3

Page 4: pendahuluan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Pustaka

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan

mempersiapkannya untuk diasimilasi oleh tubuh. Saluran pencernaan terdiri

atas bagian-bagian berikut :

·         Mulut

·         Faring

·         Esofagus (kerongkongan)

·         Ventrikulus (lambung)

·         Usus Halus

·         Usus Besar

Pada proses pencernaan, makanan mula-mula dijadikan bagian yang kecil-

kecil dengan cara menggigit dan mengunyah, kemudian dihaluskan  lebih

lanjut oleh aasam klorida dan enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim ini

membantu mencegah, atau menghidrolisis protein, karbohidrat, dan lemak

menjaadi senyawa dasar seperti asam amino, monosakarida dan gliserida.

Senyawa ini kemudian diabsorpsi melalui dinding usus kedalam darah. Jadi

pencernaan merupakan proses yang mengubah bahan makanan menjadi zat

yang dapat diserap kedalam peredaran darah. Bahan-bahan yang tidak berguna

dan malahan sebagian yang toksik, disingkirkan( dikeluarkan) berupa feses.

4

Page 5: pendahuluan

2.2 Pembahasan

2.2.1 Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem saluran pencernaan adalah pintu gerbang masuk zat – zat gizi dari

makanan, vitamin, mineral, dan cairan yang memasuki tubuh. Fungsi sistem

ini adalah mencernakan makanan dengan cara menggilingnya dan kemudian

mengubah secara kimiawi ketiga bahan utamanya (protein, lemak, dan

karbohidrat) menjadi unit-unit yang siap diresorpsi tubuh. Prosese pencernaan

ini dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang terdapat pada ludah, getah

lambung, dan getah pankreas. Produk-produk yang berfaedah bagi tubuh

beserta vitamin, mineral dan cairan melintasi selaput lendir (mukosa) usus

untuk masuk ke aliran darah dan getah bening (limfe).

Dalam sistem pencernaan manusia makanan yang dikonsumsi tak

sepenuhnya menjadi zat-zat gizi yang dapat diserap , sisa – sisa makanan yang

tidak diserap dan tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui anus

sebagai proses metabolisme tubuh. Sistem pencernaan yang baik sangat

berpengaruh pertumbuhan dan perkembangan manusia karena sistem

pencernaan merupakan sistem dasar sebeum sistem-sistem tubuh yang lain

bekerja, karena sumber energy yang didapat dari organ lain bergantung dari

sistem pencernaan dalam memprosesnya.

2.2.2 Organ yang berperan dalam sistem pencernaan

1. MULUT ( ORIS )

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian

yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi,

5

Page 6: pendahuluan

bibir dan pipi, dan bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu rongga mulut

yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis di

sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi

epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus

yang mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga

memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Di dalam mulut terdapat alat-alat

yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: bibir,gigi, lidah, dan kelenjar

ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami

pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.

a. Bibir

Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh

selaput lendir (mukosa). Otot orbikulanis oris menutupi bibir. Levator anguli oris

méngangkat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.

1). Palatum

Terdiri atas 2 bagian yaitu;

a) Palatum Durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum

dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2

tulang palatum.

b) Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang merupakan lipatan

menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput

lendir.Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri, di sebelah kanan dan

kiri dan tiang fauses terdapat saluran lendir menembus ke tonsil.

6

Page 7: pendahuluan

b. Pipi

Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang terdapat

pada pipi adalah otot buksinator.

c. Gigi

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus.

Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham

depan dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga

bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks).

Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk

seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan

permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang berbentuk seperti

pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham

dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk

mengunyah.

Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar

gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun

atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya

terdapat serabut saraf dan pembuluh_pembuluh darah. Pada bayi, gigi sudah mulai

tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut gigi susu. Gigi

anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi

taring, dan 8 gigi geraham.

d. Lidah

Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot

lidah ini dapat digerakkan keseluruh arah.

7

Page 8: pendahuluan

Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu :

Radiks lingua          : Pangkal lidah.

Dorsum lingua        : Punggung lidah.

Apeks lingua           : Ujung lidah.

Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk

menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan

masuk ke jalan nafas. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat puting-puting

pengecap atau ujung saraf pengecap.

Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah

kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lender.

Flika sublingual terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua di sini

terdapat pula lipatan selaput lendir.

Pada pertengahan flika sub lingua ini terdapat saluran dan glaudula parotis, sub

maksilaris dan glandula sub lingualis.

Otot lidah merupakan Otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah

(M. Mandibularis, os Hioid dan prosesus steloid) menyebar ke dalam lidah

membentuk anyaman bengabung dengan otot intrinsik yang terdapat pada lidah.

M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan

tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan

membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga

berfungsi sebagai alat pengecag bp yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan

asam.

8

Page 9: pendahuluan

Gambar 1. Lidah

e. Kelenjar ludah

Kelenjar ludah merupakan; Kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama

duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah ini ada 2 yakni:

-       Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), yang terdapat di

bawah tulang rahang atas pada bagian tengah.

-       Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang tendapat di sebeiah

depan di bawah lidah.

Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di

antara lipatan bawah lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sub

lingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva). Kelenjar ludah

menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). 

Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:

-       Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga

-       Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah

-       Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

9

Page 10: pendahuluan

Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah

juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Didalam

ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah

makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula

sederhana ( maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya.

Enzim ptialin beketja dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga menelan

makanan yang telah kita kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ). Langit-langit

lunak terangkat, menutup rongga hidung, sedangkan lidah tetap menekan langit-

langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes terangkat menutup lubang ke arah

saluran pernapasan.

Gambar 2. Bagian Mulut dan Kelenjar Mulut

2. FARING

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan

kerongkongan (osofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)

yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan

merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan antara

10

Page 11: pendahuluan

jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga

hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan

dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana.

Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan

lubang yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari; Bagian superior = bagian yang sama tinggi dengan

hidung, Bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan

bagian inferior bagian yang sama tinggi dengan faring. Bagian superior

disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan

tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian

ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian superior disebut faring, yaitu

pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan tcnggorokkan (trakea).

Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada faring

terjadi penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian

depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan di

depan dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui

ressus piriformis masuk keosofagus tanpa membahayakan jalan

udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada

waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot

mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.

11

Page 12: pendahuluan

Gambar 3. Faring dan Bagiannya

3. ESOFAGUS ( KERONGKONGAN )

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,

panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di

bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar; Lapisan selaput

lendir(mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan

lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan

di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk

ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. kerongkongan berfungsi

sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada

kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga

dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini

di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis

kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung. Makanan di

dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan

( paring ) berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika telah di kunyah

12

Page 13: pendahuluan

sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses penelanan sehingga

mengeluarkan proses. Kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak

menurut kehendak kita (tidak di sadari).

Gambar 4. Esofagus

4. LAMBUNG ( GASTER )

Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah

kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung

nasi. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian

tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak

berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus

berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak

dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan keluarnya

makanan ke dalam dari lambung.

13

Page 14: pendahuluan

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang,

dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi.

Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga

akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan

makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung

mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang

menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air

lender  (musin), asam lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah

lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.

Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang

masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen

menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan

proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang

terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan

bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain

menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan

hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah

lambung. Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan,

makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung ,

makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter

pilorus.

14

Page 15: pendahuluan

Gambar 5. Lambung ( Gaster )

5. USUS HALUS ( INTESTINUM MINOR )

Intestinum minor adalah bagian dari Sistem Pencernaan Makanan yang

berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya sekitar 6 m,

merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi

hasil pencernaan yang terdiri dari: Lapisan usus halus,mukosa (sebelah

dalam). Lapisan melingkar ( M. sirkuler), lapisan otot memanjang (M.

longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah luar).

Bagian –bagian usus halus yaitu  :

a. Duodenum.

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk sepatu kuda

melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian

kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut Papila

vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus)

15

Page 16: pendahuluan

dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus).

Empedu dibuat di hati, untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus

koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak dengan bantuan

lipase. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di

alirkan ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam—garam

empedu dan zat pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi

mengemulsikan lemak, zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan

dihasilkan dengan cara perombakansel darah merah yang sudah tua di hati.

Pankreas menghasilkan getah pangkreas yang mengandung enzim-enzim

sebagai berikut:

- Amilopsin (amilase pangkreas) yaitu enzim yang mengubah zat tepung

(amilum) menjadi gula yang lebih sederhana.

- Steapsin (lipase pangkreas) yaitu, enzim yang mengubah lemak menjadi

asam lemak dan gliserol.

- Tripsinogen yang belum aktif di aktifkan menjadi tripsin yaitu enzim

yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino

yang siap diserap oleh usus halus.

Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung

kelenjar, yang disebut kelenjar-kelenjar brunner, berfungsi untuk

memproduksi getah intestinum.

16

Page 17: pendahuluan

b. Yeyenum dan Ilieum

Mempunyai panjang sekitar 6 m. Dua per lima bagian atas adalah

yayenum dengan panjang sekitar 2-3 m, dan ileum dengan panjang sekitar

4-5 m. Lekukan yayenum dan ileum melekat pada dinding abdomen

posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas

dikenal sebagai mesenterium.Akar mesenterium memungkinkan keluar

masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh

limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritoneum yang membentuk

mesenterium. Sambungan antara yayenum dan ileum tidak mempunyai

batas yang tegas.Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan

perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoselkalis. Orifisium ini

diperkuat oleh spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup

valvula seikalis atau valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan

dalam kolom assendens tidak masuk kembali kedalam ileum.

Dinding halus juga menghasilkan getah usuus halus yang mengandung

enzim-enzim sebagai berikut:

- Maltosa, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

- Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

- Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

- Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.

17

Page 18: pendahuluan

- Enterokenase, berfungsi mengaktifkan triosinogen (enzim yang

dihasilkan pangkreas) menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan

berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi glukosa, lemak

di cerna menjadi asam lemak dan gliserol dan protein di cerna menjadi

asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan

karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya,proses

penyerapan (absorpsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian di

usus penyerap karbohidrat setiap dalam bentuk glukosa.

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan

mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh

usus halus. Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang

disebut vili. Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus

halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat,

dinding vili banyak mengandung kapiler darah atau pembuluh limfe

(pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-sari

makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk

pembuluh darah atau pembuluh limfe, Glukpsa, Asam amino, Vitamin,

dan Mineral setalah diserap oleh usus halus melalui kapiler darah akan

dibawah oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati.

Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.

Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang

disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol

18

Page 19: pendahuluan

dan asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah bening usus

(pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah.

Se4dangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati

untuk dibudt empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin

A,D,E dan K) diserap oleh usus halus diangkut melalui pembuluh getah

bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk kesistem peredaran

darah.

Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan

yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus

besar. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung

di dalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam

darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.

Sebuàh vilus berisi lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot

yang di ikat bersama oleh jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran

dasar dan ditutupi oleh epitelium.Karena vili keluar dari dinding usus

maka bersentuhan dengan makanan cair dan lemak yang diabsorbsi ke

dalam lakteal kemudian berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke dalam

pembuluh kapiler darah di vili dan oleh vena porta dibawa ke hati untuk

mengalami beberapa perubahan.

Sumber Hasil akhir cernaan Organ absorpsi

19

Page 20: pendahuluan

makanan

Protein

Lemak

Karbohidrat

Asam amino

Gliserin dan asam

lemak.

Monosakharida:

Glukosa

Leavulosa

Galaktosa

Dari epithelium masuk ke

pembuluh darah dan aliran darah.

Dari epithelium vili masuk ke

lacteal dan aliran limfe.

Dari epithelium vili dan dinding

pembuluh darah masuk aliran

darah.

Fungsi usus halus, terdiri dari :

a. Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap melalui

kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

c. Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.

Gambar 6. Usus Halus

6.  USUS BESAR ( INTESTINUM MAYOR )

20

Page 21: pendahuluan

Panjangnya ±. l½ m,lebarnya 5 - 6cm. Lapisan-lapisan usus besar dari

dalam ke luar,Selaput lender,Lapisan otot melingkar,Laplsan otot

memanjang,Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:

-       Menyerap air dan makanan.

-       Tempat tinggal baktert koli.

-       Tempat feses.

Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon

descenden, rectum dan sigmoid.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan

lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga

terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses

pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K.

Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu

(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.

Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan

pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan

oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres

dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang

air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti

dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum,

akibatnya feces dapat terdorong keluar anus.

21

Page 22: pendahuluan

Gambar 7. Usus Besar

2.2.3 Mekanisme Kerja Sistem Pencernaan Terhadap Makanan

Sistem pencernaan pada manusia terdiri dari:

1. Saluran pencernaan (organ pencernaan yang dilewati oleh bahan

makanan), yaitu mulut,  kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus

besar.

2. Kelenjar pencernaan (organ pencernaan yang berfungsi menghasilkan

getah/enzim pencernaan), yaitu mulut, lambung, usus halus, hati, dan

pankreas.

Berdasarkan prosesnya, pencernaan dibagi menjadi:

1. Pencernaan mekanis, yaitu pencernaan yang menyebabkan perubahan

bentuk dan ukuran makanan, contohnya pencernaan oleh gigi.

22

Page 23: pendahuluan

2. Pencernaan kimiawai, perubahan zat makanan dari senyawa kompleks

menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (senyawa

kimia).

Proses pencernaan dimulai dari :

Pertama makanan masuk kedalam mulut makanan tersebut akan dikunyah oleh

gigi dan dibantu dengan siliva(air ludah), air ludah ini mengandung enzim

ptialin(amilase ludah). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung masak menjadi

gula yang dapat larut (maltosa). Setelah itu makanan akan masuk ke faring, disini

makanan akan disaring dengan menggunakan kelenjar limfosit,limfosit berguna

untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi,menyaring dan mematikan

bakteri.selanjutnya di esofagus akan terjadi gerak kristaltik(gerak mendorong

makanan menuju lambung). Dilambung makanan akan dikunyah lagi sampai

halus dan dibantu oleh getah lambung yang mengandung enzim rennin,pepsin dan

lipase gastrik. Rennin berfungsi untuk mengubah kasinogen menjadi

kasein,pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton, dan lipase gastric

berfungsi memulai hidrolisis atas lemak membantu kerja enzim prankreas. Di

duodenum  akan terjadi penyerapan oleh enzim tripsin yang mengubah protein

dan pepton menjadi polipeptida dan asam amino, enzim amilase mengubah semua

gula dan zat tepung menjadi maltosa. Dan enzim lipase berfungsi

menyederhanakan lemak menjadi gliserin dan asam-lemak.kemudian makanan

akan masuk ke usus halus, disini akan terjadi penyerapan sari-sari makanan akan

diserap proses penyerapan ini dibantu oleh beberapa enzim yaitu entrokinase

berfungsi membebaskan tripsin dalam cairan  prankreas, enzim erepsin berfungsi

menyederhanakan semua zat protein menjadi asam amino dan enzim

23

Page 24: pendahuluan

sukrosa,maltosa dan laktosa berfungsi mennyederhanakan semua zat hidrat karbon

menjadi monosakarida,glukosa,galaktosa, dan laevulose. Dan kemudian sisa hasil

pencernaan akan disimpan sementara din rectum sebelum di buang lewat anus.

2.2.4 Kelainan atau Kerusakan Pada Saluran Pencernaan

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan

yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Diantaranya sebagai

berikut :

A. Parotitis

Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang

kelenjar air ludah di bagian bawah telinga, akibatnya kelenjar ludah menjadi

bengkak atau membesar.

B. Xerostomia

Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai

dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat

makanan kurang tercerna dengan baik.

C. Tukak Lambung

Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian

dalam. Maka secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko

timbulnya tukak lambung.

Tukak lambung dan usus sering menghinggapi orang orang berusia 20-50 thn,

dan 4 kali lebih banyak pada pria daripada wanita. Rata rata 90% dari semua

24

Page 25: pendahuluan

tukak lambung diakibatkan oleh infeksi kuman H.PYLORI , dibandingkan

dengan 100% dari tukak usus.

Gejala gejala pada tukak lambung berupa perasaan terbakar dan perih di

lambung 15-60 menit setelah makan, adakalanya memancar ke punggung.

Pada tukak usus rasa nyeri terbakar timbul lebih lambat , yakni 1-4 jam

setelah makan, jadi lazimnya pada perut agak kosong ataupun pada waktu

makan malam. Sebagai komplikasi akan terjadinya pendarahan lambung dan

perforasi. Penderita akan kehilangan darah yang tampak sebagai tinja hitam,

merasa letih dan timbulnya anemia.

Tindakan umum harus ditaati oleh penderita yang terpenting adalah makan 3x

sehari, agar obat dapat diminum secara tertentu pula. Harus menghindari

makanan yang menstimulasi produksi asam dan hentikan merokok.

Disamping itu pola hidup harus tenang dan menjauhkan dari kesibukan

kegelisahan dan factor factor stres serta memperhatikan istirahat yang cukup.

D. Appendiksitis

Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus besar dan

menyebabkan radang selaput rongga perut.

E. Diare

Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun protozoa

pada usus besar. Karena infeksi tersebut, proses penyerapan air di usus besar

terganggu, akibatnya feses menjadi encer.

25

Page 26: pendahuluan

Diare didefinisikan sebagai kelebihan bobot cairan,untuk orang dewasa yang

sehat, batas atas berat air normal dalam feses adalah 200 gr/hari. Karena berat

feses sebagian besar ditentukan oleh air fese, kebanyakan kasus diare

disebabkan oleh gangguan transport ait dan elektrolit di usus

Diare disebabkan oleh adanya peningkatan muatan osmotic di dalam usus

(menyebabkan retensi air didalam lumen),sekresi elektrolit dan air yang

berlebihan kedalam lumen usus, eksudasi protein dan cairan dari mukosa, dan

perubahan motilitas usus mempercepat transit ( dan pengurangan absorpsi

cairan). Pada umumnya, terjadi berbagai proses yang saling

mempengaruhi,yang menyebabkan peningkatan volume dan berat feses yang

disertai dengan peningkatan kandungan air fraksional.

F. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang berlebihan pada

sisa makanan di dalam usus besar. Akibatnya, feses menjadi sangat padat dan

keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk

buang air besar teratur tiap hari dan banyak makan sayuran atau buah-buahan.

konstipasi hanya untuk penurunan frekuensi tapi juga untuk kesulitan

memulai perlewatan, keluarnya feses yang keras dan kecil atau perasaan

buang air besar yang tidak tuntas. Konstipasi memiliki banyak penyebab yang

bersifat sekunder atau reversible, termasuk kekurangan asupan serat

makanan, obat-obatan, gangguan hormonal , kelainan neurogenic, dan

penyakit sistemik. Akan tetapi tidak ditemukan penyebab spesifik pada

kebanyakan kasus konstipasi kronis Hingga 60% pasien yang mengalami

26

Page 27: pendahuluan

konstipasi memiliki waktu transit yang normal di kolon. Pasien ini

mengalami sindrom usus iritabel atau konstipasi tertentu dalam konteks selain

frekuensi feses. Pada pasien lainnya, usaha biasanya dibuat untuk

mengatagorikan penyebab patofisiologi baik sebagai gangguan berupa

penundaan transit di kolon akibat kerusakan dasar pada motilitas kolon

maupun , yang lebih jarang sebagai gangguan defekasi terisolasi pada

defekasi atau evakuasi (gangguan pengeluaran) akibat disfungsi aparat neuron

muskular pada daerah rekto anal. Motilitas kolon bertanggungjawab ntuk

mencampur isi lumen untuk memulai absorpsi air dan memindahan isi lumen

tersebut dari segmen proksimal ke segmen distal dengan cara kontraksi

propulsif. Pada setiap pasien , faktor utama yang menyebabkan konstipasi

(motilitas kolon propulsive versus nonpropulsif) sering kali tidak terlalu jelas.

Akibatnya, pendekatan farmakologi untuk konstipasi tetap bersifat empiris

dan non spesifik.

G. Sindrom Iritasi Usus

Sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome, IBS) merupakan kondisi yang

dialami 15% populasi di Amerika. Pasien mungkin mengeluhan berbagai

macam gejala, ciri yang paling khas adalah kambuhnya nyeri abdomen akibat

perubahan gerakan usus. IBS tampaknya disebabkan oleh berbagai kombinasi

gangguan pada fungsi motorik dengan sensori viseral, yang sering dikaitkan

dengan gangguan afektif yang signifikan. Gangguan terhadap fungsi usus

dapat berupa konstipasi atau diare atau keduanya pada waktu yang berbeda.

Banyak bukti menunjukkan peningkatan sensitivitas viseral spesifik (jika

27

Page 28: pendahuluan

dibandingkan dengan somatik) terhadap zat berbahaya, dan juga stimulasi

fisiologis pada sindrom ini.

H. Mual dan muntah

Mual dan Muntah merupakan refleks protektif yang berfungsi intuk

mengeluarkan bahan toksik dari lambung dan usus serta mencegah poses

pencernaannya lebih lanjut. Muntah merupakan proses yang kompleks, yang

terdiri dari fase praejeksi (relaksasi dan retro pristaltik lambung),retching

(kerja ritmik otot respirasi sebelum terjadinya muntah dan terdiri atas

kontraksi otot-otot abdomen, interkostal, dan diafragmauntuk melawan glotis

yang tertutup), dan relaksasi sfinkgter esofagus bagian atas). Semua proses ini

disertai oleh berbagai perubahan vasomotor. Proses-proses ini tampaknya

dikoordinasi oleh pusat muntah sentral diformasi reticulum lateral diformasi

retucularis lateral pada batang otak tengah yang berdekatan dengan zona

pencetus kemoreseptor (Cemoreseftor Trigerzone, CTZ) diarea postrema

(AP) didasar pentrikel ke empat dan nukleous traktus tunggal (Solitary

Tractnucleous, STN) pada sarafagus. Tidak adanya sawar darah otak

memungkinkan CTZ untuk memantau darah dan cairan serebrospinal secara

konstan terhadap adanya bahan toksik dan untuk menyampaikan informasi ke

pusat muntah guna merangsang mual dan atau muntah. Pusat muntah juga

menerima informasi dari usus terutama oleh sarafagus (melalui STN), dan

juga oleh aferenspelanknik melalui spinalis kordata dua input lain yang

penting untuk pusat muntah berasal dari kortek serebral (khususnya dalam

mengatasi mual dan muntah) dan afaratus vestibula (pada mabuk perjalanan).

Selanjutnya, pusat tersebut mengirim eferent keluar ke nukleous yang

28

Page 29: pendahuluan

bertanggung jawab untuk pernafasan, salivasi dan aktivitas fasomotor, dan

juga mengirim ke otot lurik dan otot polos yang ikut berperan dalam

mekanisme ini. CTZ memiliki banyak reseptor untuk serotonin (5-HT3),

Dopamin (D2) dan Opioid, sedangkan NTS kaya akan reseptor Nkefalin,

histamin, dan ACH dan juga mengandung reseptor 5-HT3. Berbagai

neurotransmiter ini terlibat dalam mual dan muntah dan pemahaman

mengenai sifat neurontransmiter telah menghasilkan pendekatan yang

rasional untuk pengobatan farmakologis.

I. Radang Kerongkongan (refluk oesophagitis)

Kerongkongan tahan terhadap ludah, tetapi peka terhadap getah lambung.

Bila otot penutup cardia tidak menutup dengan sempurnadan peristaltic tidak

bekerja dengan baik, dapat terjadi aliran balik dari isi lambung ke esophagus.

Bila reflux ini berlangsung sering ata untuk jangka waktu yang cukup lama,

mukosanya dapat dirusak oleh asam lambung-pepsin. Luka yang timbul

berubah menjadi peradangan dan akhirnya akan dapat berkembang menjadi

tukak.

Gejala gejala berupa perasaan terbakar dan perih dibelakang tulang dada,

yang disebabkan karna luka luka mukosa bersentuhandengan makanan atau

minuman yang merangsang. Timbul pula perasaan asam atu pahit di mulut

akibat mengalirnya kembali isi lambung.

Terapi tindakan umum yang perlu diamati adalah meninggikan bagian kepala

dari tempat tidur dengan 10-15cm. pengobatan terdiri dari zat zat yang

menetralkan asam lambung(antasida), obat obat penghambat produksi asam,

atau obat obat yang menstimulasi peristaltic lambung.

29

Page 30: pendahuluan

J. Radang Lambung (gastritis)

Bila mukosa lambung sering kali atau dalam waktu cukup lama bersentuhan

dengan aliran balik getah duodenum yang bersifat alkalis. Hal ini disebabkan

karna pylorus bekerja kurang sempurna. Radang lambung dapta pula

disebabkan oleh beberapa obat, seperti rema NSAIDs. Contoh lainya adalh

alcohol dalam kadar tinggi bisa merusak barir mucus lambung.

Gejala gejala umumnya tidak ada, kadang kadang dapat berupa gangguan

pada pencernaan, nyeri lambung, dan muntah. Penangannya hanya dengan

menghindari penyebab penyebab di atas, hindari makan terlalu banyak

sekaligus.

Pengobatanya spesifik tidak diperlukan hanya diberikan H2-BLOKERS

untuk mengurangi sekresi asam.

K. KANKER LAMBUNG

Kanker lambung adalah sejenis kanker saluran cerna dengan insidensi

paling tinggi. Kuman H.pylori melalui gasgritis kronis dan atrofia sel diduga

berangsur angsur menyebabkan berkembangnya tumor ganas.

Factor resiko. Factor yang diduga meningkatkan resiko kanker lambung

adalah merokok, alcohol,dan makanan yang mengandung banyak garam dan

nitrat.

2.2.5 Penanganan Pada Saluran Pencernaan

A. OBAT TUKAK LAMBUNG

30

Page 31: pendahuluan

Berdasarkan mekanisme kerjanya oabt obat tukak lambung usus dapat

digolongkan dalam 7 kelompok, antasida, penghambat asam, zat pelindung

mukosa, antibiotika, obat penguat motilitas, obat penenang dan zat zat pembantu.

ZAT ZAT TERSENDIRI

a. Kalsiumkarbonat adalah karbonat pertama yang digunakan sebagai

antasidum yang memiliki daya kerja lebih baik. Zat ini

menetralkan aam lambung sambil melepaskan banyak gas

karbondioksida yang diduga bisa merangsang dinding dengan

mencetuskan perforasi dari tukak.

b. Magnesuimoksida

Dalam dosis yang sama 1 gr MgO lebih efektif untuk mengikat

asam daripada natriumkarbonat , tetapi memiliki sifat pencahar

sebagai efek samping. Untuk mengatasi hal ini maka zat ini

diberikan dalam kombinasi dengan alumuniumhidrok-sida atau

kalsiumkarbonat.

c. Alumuniumhidroksida

Zat ini sebagian terdiri dari alimuniumhidroksida terikat pada

molekul molekul air. Zat ini berkhasiat adstringens menciutkan

selaput lendir berdasarkan sifat ion-alumunium untuk membentuk

kompleks dengan antara lain protein.

d. Bismutnitrat

31

Page 32: pendahuluan

Bekhasiat adstringens juga dapat mengikat asam asam lemah. Pada

dosis tinggi zat dapat diserap dan mengakibatkan intoksikasi

bismuth dan nitrat.

e. Domperidon

Bekhasiat anti emetis berdasarkan peringatan reseptor dopamine di

CTZ (chemo tringer zone) beserta stimulasi peristaltic dan

pengosongan lambung. Pengosongna lambung dimulai 35 menit

setelah makan.

f. Lansoprazol

Adalah derivate piridil dengan sifat sifat yang dalam garis besar

sama dengan omeprazol. Dosis pada esofagitis dan ulcus 1 dd 30

mg 1 jam sebelum makan pagi selama 4-8 minggu, pada ulcus

duodeni selama 2-4 minggu.

g. Fentonium

Bekhasiat selektif terhadap reseptor reseptor di lambung dan pada

dosis yang diajurkan jarang menimbulkan efek samping yang biasa

terjadi pada antikoligerniklainya. Obat ini digunakan untuk kejang

lambung usus dan saluran urogenital juga pada ulcus pepticum.

h. Asam alginate

Bekhasiat untuk membentuk suatu larutan sangat kental dari Na-

atau Mg alginate. Gel ini mengambang sebagai lapisan tebal pada

permukaan isi lambung dan dengan demikian melindungi mukosa

esophagus terhadap asam lambung.

32

Page 33: pendahuluan

B. OBAT PENCERNAAN

Obat pencernaa digunakan untuk membantu prose pencernaa diseluruh

lambung usus. Obat yang sering kali dugunakan adalah asam hidroklorida, enzim

lambung pepsin dan enzim pancreas. Zat zat ini terutama dipakai pada keadaan

defisiensi dari zat zat pembantu pencernaa bersangkutan. Meskipun tidak ada

kaitanya dengan prose pencernaa, disini akan dibicarakan penguunaan derivate

kolat pada terapi batu empedu.

BATU EMPEDU

Batu empedu lazimnya terbentuk di kantong empedu, dan terdiri dari

kolesterol, garam kalsium, bilirubin, dan protein. Kebanyak batu mengndung 80%

kolesterol. Batu kecil dapat menyumbat saluran empedu yang dindingya

berkontraksi untuk mengeluarkannya.

Penanganan standar berupa pembedahan yang aman dan efektif dengan

jalan laparoscopy(pembedahan via tabung) lebih jarang melalui penghancuran

dengan gelombang gelombang getaran (shock waves).

ZAT ZAT TERSENDIRI

a) HCL

Fungi uatam dari asam ini adalah mengubah pesinogen yang dihasilkan

oleh selapur lendir lambung menjadi pepsin. Suasana asam tersebut juga

penting sekali untuk resorpsi dari garam garam yang esensil untuk tubuh.

Selanjutnya HCL menstimulasi pengosongan isi lambung ke usus 12 jari

dan merangsang sekresi getah lambung pancreas dan hati.

33

Page 34: pendahuluan

b) Pepsin

Enzim yang dikeluarkan oleh mukosa lambung ini bersifat proteolitis

yakni menguraikan zat putih telur menjadi peptide. Di samping pepsin,

beberapa enzim dari usus juga bersifat proteolitis sehingga tidak adanya

pepsin didalam lambung tidaklah menghawatirkan. Kerjanya optimal pada

pH 1,8

c) Temulawak

Rimpang ini sangat terkenal untuk gangguan pencernaan yang berkaitan

dengan kekurangan empedu. Berkhasiat menstimulaisi sekresi empedu

oleh hati dan ekresinya ke duodenum.

C. OBAT DIARE

Diare adalah keadaan buang buang air dengna banyak cairan dan

merupakan gejala dari penyakit penyakit tertentu atau gangguan lainya. Kasus ini

banyka terjadi di Negara Negara berkembang dengna standar hidupnya rendah,

dimana dehidrasi akibat diare merupakan salah 1 penyebab kematian penting pada

anak anak.

Fisiologi. Dalam lambung makanan di cerna menjadi bubur , kemudian di

teruskan ke usus halus untuk di uraikan lebih lanjut oleh enzim enzim. Setelah

terjadi resopsi , sisa chymus tersebut yang terdiri dari 90% air dan sisa sisa

makanan yang sukar dicernakan , diteruskan ke usus besar colon. Bakteri bakteri

yang biasanya selalu berada disini mencernakan lagi sisa sisa (serat serat)

tersebut, sehingga sebagian besar daripadanya dapat diserap pula selama

perjalanan melalui usus besar. Airnya juga diresopsi kembaEBABli sehingga

34

Page 35: pendahuluan

lambat laun isi usus menjadi lebih padat.

PENYEBAB DIARE

Berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan 4 jenis gastroenteritis dan diare

sebagai berikut :

Diare akibat virus, misalnya influenza yang disebabsehingga kan antara

lain oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel sel mukosa

usus, yang menjadi rusak sehingga kapasitas resopsi menurun dan sekresi

air dan elektrolit memegang peranan.

Diare bacterial (invasive) agak sering terjadi tetapi mulai berkurang

berhubungan semakin meningkatnya derajat hygiene masyarakat.bakteri

bakteri tertentu pada keadaan tertentu, misalnya bahan makanan yang

terinfeksi oleh banyak kuman, menjadi invasive dan menyerbu ke mukosa.

Disini bakter bakteri tersebut memperbannyak diri dan membentuk toksin

toksin yang dapat diresopsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat,

seperti demam tinggi, nyeri kepala dan kejang kejang.

Diare parasite

Seperti protozoa , giardia lambia, yang terutama terjadi di daerah

(sub)tropis. Diare akibat parasit parasit ini biasnya bercirikan mencret

cairan yang intermiten.

PENCEGAHAN

Pencegahan diare pada dasarnya harus ditujukan pada tindakan hygine

yang cermat mengenai kebersihan khsusnya cuci tangan sebelum dan sesudah

makan. Daging/ikan yang akan dimakan sebaiknya di masak hingga matang dan

35

Page 36: pendahuluan

hidangan perlu disimpan tertutupseta pada suhu rendah. Profilaksis dengan

antibiotic pada prinsipnya tidak dianjurkan behubungna beresiko terjadinya

resintensi. Obat yang layak digunakan adalah doksisiklin 100mg yang harus

diminum setiap hari selama berada di luar kota.

PENGOBATAN

Garamampuran rehidrasi oral. Suatu larutan dari campuran NaCL 3,5g,

KCI 1,5g. pengobatan ini di sebut dengan ORS (oral rehydration solution.

ORS ini mencakup ORS beras, dan pentakaran ORS beras.

PENGGOLONGAN

Kelompok obat yang sering digunakan pada diare adalah :

Kemoterapeutika. Memberantas nakteri penyebab diare, seperti antibiotic,

sulfonamide, dan kinolon.

Obstipansia. Untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare.

Spamolitika. Zat zat yang dapat melepaskan kejang kejang obat yang

sering kali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan

oksifenonium.

1. OBAT KOLERA

Kollera disebkan oleh hasil gram negative yang berbentuk koma dan

bergerak dengan benang-cambuk. Gejala adanya jontot jontot lendir yang

mengambangdalam faces cair, yang disertai muntah muntah hebat.

Pengobatan. Rehidrasi dengan pemberian larutan ORS/ ORS-beras

sampai berhenti diare. Antibiotik yang dapat digunakan adalah tetrasiklin

4 dd 250 mg atau doksisiklin 2 dd 100 mg selama 3 hari. Sebagai

36

Page 37: pendahuluan

profilaksis dapat pula digunakan tetrasiklin 2 dd 250 mg selama 3 hari,

sedangkan vaksin kolera tidak dianjurkan karena kurang efektif.

2. OBAT DISENTRI BASILER

Disentri basiler adalah penyakit infeksi usus yang diakibatkan oleh

beberapa jenis basil gram negative. Penyebaran diperlancar karna banyak

infeksi sering berlangsung ringan, sedangkan sesudahnya pasien menjadi

pembawa-basil untuk jangka waktu lama yang tetap mengekresi kuman.

Terapi. Kebanyakan disentri bersifat self-limiting dan sembuh sendiri

sesudah 2-7 hari. Obat yang digunakan adalah tetrasiklin 4 dd 250 mg,

kotrimoksazol 2 dd 960 mg atau siprofloksazin 2 dd 500 mg, semuanya

selama 3-5 hari. Juga sebagai single dose 1x500 mg setelah 3 hari diare

cair sudah berhenti.

3. OBAT TIFUS

Tifus perut (typus abdominalis, ‘typhoid fever’) disebabkan oleh antara

lain Salmonella typhi yang sering kali ditularkan pada manusia oleh basil

ternak (telur itik). Tifus, sebetulnya termasuk pada golongan penyakit

demam berhubung adanya beberapa gejala, seperti demam tinggi (dengan

Brady-cardia) dan kepala sangat nyeri.Tetapi penyakit ini juga dibicarakan

disini karena infeksi pertama terjadi di usus.Kuman-kuman memperbanyak

diri disini, lalu menyebar melalui limfe dan darah ke sirkulasi besar dan

hati.Melalui saluran empedu, basil-basil tiba lagi dalam usus dengan

demikian infeksi dipertahankan. Diagnose dilakukan melalui persemaian

darah.

37

Page 38: pendahuluan

Gejalanya bias sangat bervariasi. Semula terjadi demam dengan kenaikan

suhu secara bertahap dalam tiga hari pertama, nyeri kepala konstan yang

berskala hebat, perut kembung dan nyeri, anorexia, nausea dan obstipasi.

Kemudian sering diikuti dengan diare sangat cair, juga bronchitis dan

perdarahan di hidung , apati dan gejala psikis. Komplikasi berbahaya dapat

terjadi misalnya perdarahan usus dan perforasi usus dengan peritonitis.

Terapi. sebagai pilihan utama digunakan kotrimoksazol 2 dd 3 tablet

a91440 mg) pilihan kedua adalah amoksisilin 6 gg I gram selama 2

minggu, juga kloramfenikol 4 dd 750 mgsampai demam hilang, lalu 4 dd

500 mg, total juga 2 minggu. Pada kasus yang parah dengan shock dan

kegelisahandianjurkan penambahan prednisolone untuk membantu

turunnya demam lebih cepat serta memberikan perasaan segar dan

perbaikan pada pasien. Pemberian ini maksimal selama 3 hari agar jangan

memperbesar resiko pendarahan usus.Pada obstipasi tidak boleh diberikan

laksansia terhubung dengan bahaya perforasi dan perdarahan.

Pembawa-basil. Meskipun semua gejala infeksi sudah lenyap, namun

pasien baru dinyatakan sembuh sama sekali bila selama tiga minggu

tinjanya bebas basil. Bila sudah 6 bulan tinjanya masih saja positif,

pasien dianggap sebagai pembawa basil kronis. Orang-orang demikian

tidak boleh bekerja di dapur maupun di industry makanan. Menurut

laporan pengamatan obat dengan jangka waktu yang cukup lama

dengan kotrimoksazol atau sifrofloksasin adalah efektif untuk

membuat orang-orang ini bebas-basil.

38

Page 39: pendahuluan

Paratifus (salmonellosis). Paratifus adalah nama kuno untuk suatu

bentuk gastro-enteritis akibat infeksi akibat salah satu dari ratusan

jenis salmonella lain, antara lain S. parathypi B. bersifat kurang ganas

dari tifus (yang pada hakekatnya adalah peracunan darah masal

dengan salmonella), tetapi jauh lebih sering terjadi, ca 80% dari semua

infeksi salmonella. Penularan terjadi melalui makanan yang terinfeksi

seperti daging, makanan hewani lainnya atau oleh orang pembawa

basil. Masa inkubasinya 8-48 jam. Perbanyakan juga terjadi pada usus

dengan siklus enterohepatis.

Gejala akibat radang mukosa usus yang dimulai akut dengan nausea,

muntah, nyeri perut mirip kolik, diare, dan jarang demam.Biasanya

penyakit ini sembuh dengan spontan (self-limiting) sesudah 2-5 hari,

jarang diare dan demam ringan yang bertahan selama 2 minggu.

Terapi cukup dengan pantangan makan dan hanya minum the (atau

ORS pada bayi dan lansia) pada diare hebat dapat di berikan

loperamida. Pada kasus parah perlu diberikan antibiotika:

kotrimoksazol, amoksisilin, dan kloramfenikol.

D. ANTI EMETIKA

Obat antimual adalah zat-zat yang berkhasiat menekan rasa mual dan

muntah. Berdasarkan mekanisme kerjanya dibedakan enam kelompok

sebagai berikut :

a. Antikolinergik: Skopolamin dan antihistaminika (siklizin, meklizin,

sinarizin, prometazin, dan dimenhidrinat).

39

Page 40: pendahuluan

Obat-obat ini efektif terhadap segala jenis muntah dan banyak

digunakan pada mabuk darat dan mual kehamilan (antihistaminika).

Efekny berdasarkan sifat antikolinergisnya dan mungkin juga karena

blokade reseptor-H1 di CTZ.

b. Antagonis Dopamin. Zat – zat ini hanya efektif pada mual yang

diakibatkan oleh efek samping obat. Mekanisme kerjanya melalui

perintangan neurotransmisi dari CTZ ke pusat muntah dengan jalan

blokade reseptor dopamin.

Propulsiva (prokinetika) : metoklopramida dan domperidon.

Derivat fenotazin: proklorperazin (Torecan)

Derivat butiranfenon: haloperidol dan domperidol

c. Antagonis serotonin : mekanisme kerja kelompok zat agak baru ini

belum begitu jelas, tetapi mungkin karena blokade serotonin yang

memicu refleks muntah dari usus halus dan rangsangan terhadap CTZ.

d. Kortikosteroida. Antara lain deksametason ternyata efektif untuk

muntah yang diakibatkan oleh sitostatika. Mekanisme kerjanya tidak

diketahui. Penggunaannya sering kali bersamaan suatu antagonis

serotonin.

e. Benzodiazepin, mempengaruhi sistem kortikal/limbis dari otak dan

tidak mengurangi frekuensi dan hebatnya emesis, melainkan

memperbaiki sikap pasien terhadap peristiwa muntah terutama

klorazepam. Ternyata efektif terhadap pencegah muntah.

40

Page 41: pendahuluan

f. Kanabinoida (marihuana THC = tetrahidrocanabinol = donobinol).

Efektif pada dosis tinggi untuk sitostatika (MTX, kombinasi

siklopostamida, aderianisin, dan fluoroluracil).

ZAT – ZAT TERSENDIRI

a. Skopolamin : hyoscine, Scopoderm TTS (transdermal).

Alkaloida belladona ini digunakan sebagai spasmolitik pada kejang-

kejang saluran cerna dan urogenital.

Efek samping: tersering adalah gejala antikolinergis umum : mulut

kering, lebih jarang rasa kantuk, gangguang penglihatan, obstipasi, dan

iritasi kulit.

Dosis : 6-15 jam sebelum berangkat plester diletakan dibelakang

telinga (pada kulit tanpa rambut).

b. Antihistaminika

Siklizin dan dimenhidrinat direpsopsi baik, kerjanya cepat,dan dapat

bertahann 4-5 jam. Mekrizin baru mulai bekerja setelah 1-2 jam, tetapi

efeknya lebih lama, antara 12 dan 24 jam.

Efek sampingnya berupa perasaan mengantuk dan efek antikolinergis

yang agk sering dilaporkan pada dimenhidrinat, jarang pada siklizin

dan meklizin. Anak-anak dibawah usia 3 tahun sangat pejka terhadap

efek samping dimenhidrinat.

Dosis masing-masing obat adalah sebagai berikut:

Siklizin (Marzin) : propilaksis 1-2 jam sebelum berangkat

50mg, bila perlu diulang 5jam kemudian.

41

Page 42: pendahuluan

Meklizin (suprimal) : profilaksis 1-2 jam sebelum berangkat

25-50 mg, bila perlu diulang setelah 12 jam.

Dimenhidrinat (Dramamine, Antimo): profilaksis 1 jam

sebelum berangkat 50-100 mg, bila perlu diulang 8 jam

kemudian.

Prometazin (phenergan) : dewasa dan anak-anak >8 tahun :

25mg 0,5-1 jam sebelum perjalanan, bila perlu diulang setelah

6-8jam.

c. Neuroleptika (antipsikotika)

Disamping kerja antipsikotisnya, sejumlah neuritika juga berdaya

antiemetis, khususnya deripat fenotiazid seperti perfenazin,

proklorperazin dan tioetilperazin, begitu pula deripat butinorifenon

(haloperidol).

Efek samping yang terpenting adalah gejala ekstrak piramidal,efek

antikolinergis, dan sedasi yang paloing ringan pada tietilperazin.

Dosis masing-masing adal sebagai berikut:

Haloperidol (halodol) : 2-3 dd 0,5-1mg.

Perfenazid (trilafon) : 3 dd 4-8mg, i.m 5mg.

Proklorperazin (stemetil) : 2-4dd 5-10mg, rektal 1-2dd 25mg.

d. Metoklopiralmida : primperan, opram.

Efektif pada semua jenis muntah, termasuk akibat radio atau kemoterfi

dan migren ; pada mabuk darat obat ini tidak ampuh.

42

Page 43: pendahuluan

Resopsinya dari usus cepat, mulai kerjanya dalam 20 menit, PP-nya

20% dan plasma t ½ lebih kurang 4jam. Eksresinya berlangsung 80%

dalam keadaan utuih melalui kemih .

Efek sampingnya yang terpenting adalah sedasi dan gelisah

berhuibung metokloperamida dapat melintasi rintangan darah sampai

darah otak. Efek samping lainnya berupa gangguan lambung usus serta

gangguan ekstra piramidal, terutama pada anak-anak kecil.

Interaksi. Obat-obat seperti digoksin, yang terutama diserap

dilambung, dikurangi resopsinya bila diberikan bersamaan dengan

metoklopiramida. Resopsi dari obat yang diserap diusus halus justru

dapat di percepat antara lain alkoho,asetosal,diazepam dan levodopa.

Dosis : 3-4 dd 5-10mg, anak-anak maksimal 0,5mg/kg/sehari. Rektal

2-3 dd 20 mg

e. Domperidon: motilium.

Senyawa benzimidazolinon ini adalah propulsivum yang berkhasiat

menstimulasi pristaltik dan pengosongan lambung disamping itu juga

berdaya antiemetis.

Dosis 3-4dd 10-25mg a.c; anak-anak 3-4dd 0,3mg/kg;rektal anak-anak

sampai 2 tahun 2-4 dd 10mg.

f. Ondansetron : Zofran

Senyawa karbazol ini adalah antagonis serotonin selektif. Bekerja

antiemetiskuat dengan mengantagoniskan refleks muntah dari usus

halus dan stimulasi CTZ, yang keduanya dakibatkan oleh serotonin.

43

Page 44: pendahuluan

Resopsinya dari usus agak baik dengan BA rata-rata 75%, PP-nya

73%, dan plasma t ½ nya 3-5jam sebagian besar zat ini dimetabolisasi

didalam hati dan metabolitnya disekresikan lewat ginjal dan kemih

Efek sampingnya berupa nyeri kepala,obstipasi,rasa panas dimuka,

dan perut dibagian atas, jarang sekali gangguan ekstrak piramida dan

reaksi hipersensipitas.

E. LAKSANSIA

1. Laksansia kontak : derivat-derivat antrakinon ( ramnus = cascara

sagrada,sennma rhey) derivat-derivat dipenilmetat (disapodil, pikosulfat,

penoptalien) dan minyak kastor.

Zat-zat ini merangsang secara langsung dinding usus dengan akibta

peningkatan peristaltik dan pengeluaran isi usus dengan cepat mekanisme

kerjanya yang tepat tida diketahui walaupun terdapat perubahan morfologi

dari efitel dinding usus dan perubahan transfor dari air dan elektrolit.

2. Laksansia osmotis : magnesium sulfat/sitrat dan natrium sulfat, gliserol,

manitol,ensorbitol, juga laktulosa dan laktitol.

Garam-gram anorganik ini dari ion-ion dipalen, senyawa poli alkhol, dan

disakarida ini berkhsaiat mencahar berdasarkan lambat absorbsinya dari

usus,sehingga menarik air dari luar susu melalui dinding kedalam usus

oleh proses osmosat. Tinja menjadi lunak dan volumenya diperbesar yang

merupakan suatu rangsangan mekanis atas dinding usus. Peristaltik

diperkuat yang mempermudah pengeluaran isi usus. Pada disakarda,

terbentuknya asam-asam yang merangsang dinding usus juga memegang

44

Page 45: pendahuluan

peranan. Gliserol digunakan dalam bentuk suppositoria karena dapat

menimbulkan refleks depikasi diporousus (rektum).

3. Zat-zat pembesar volume : zat-zat lendir (agar-agar, metilselulosa, dan

CMC) dan zat-zat nabati psyllium, gom sterculia dan katul.

Semua senyawa polisakarida ini sukar dipecah dalam usus dan tidak

diserap (dicernakan) antara lain serat-serat alamiah : selulosa,

hemiselulosa, pektin, lignin, gom-gom dan zat-zat lendir. Zat-zat ini

berdaya menahan air sambil mengembang. Disamping itu, pada

perombakan oleh kuman-kuman usus terbentuklah asam-asam organik dan

gas-gas, sedangkan masa bakteri meningkat ; semua ini turut memperbesar

volume chynius. Dengan demikian, khasiat pencaharnya berdasarkan

rangsangan mekanis dan kimiawi terhadap dinding usus ditambah dengan

pelunakan tinja.

4. Zat-zat pelicin dan emollientia : natrium docusinat, natrium laurilsulfo

asetat, dan paraffin cair. Kedua zat pertama memiliki aktifitas permukaan

(detergensia) dan mempermudah depekasi, karena melunakan tinja dengan

jalan meningkatkan penitrasi air kedalam nya. Paraffin melicinkan

penerusan tinja dan bekerja sebagai bahan pelumas.

ZAT-ZAT TERSENDIRI

1. Laksansia kontak

Tumbuhan yang mengandung glikosida antrakinon

Mekanisme kerjanya berdasarkan stimulasi peristaltik usus besar.

45

Page 46: pendahuluan

Efek samping. Pada penggunaan senna rhey radix, ginjal akan

mengeluarka asam krisopan memberikan warna kuning-coklat kepada

air seni yang bereaksi asam atau merah-ungu bila alkalis.

a. Sennae folium : Eucarbon.

Zat-zat ini memiliki daya laksatifa yang terkuat dari semua zat

antrakinon alami lainnya.

b. Rhey radix : Eucarbon

Akar tunggal dari tumbuhan rhey palmatum (kelembak) berasal

dari RRC merupakan suatu obat pencahar yang dahulu digunakan

sebagai serbuk maupun sebagai ekstrak dalam sirop.

c. Bisakodil : Dulcolax

Derivat dipenilmetan ini adalah laksansia kontak populer yang

bekerja langsung terhadap dinding usus besar (colon) dengan

memperkuat peristaltiknya.

Resopsi. Dalam usus halus, bisakodil direpsopsi sampai 50% dan

setelah didesasetrilasi dalam hati sebagian dikeluarkan dengan

empedu dan mengalami siklus enterihepatis.

Efek samping jarang terjadi dan berupa kejang-kejang perut ;

secara rekatal obat ini dapat merangsang selaput lendir. Tidak

boleh digunakan bersaan dengan susu atau zat-zat yang berisi

alkalis (antasida), karena bisa merusak lapisan enteric coating.

Kehamilan. Obat ini dapat digunakan selama kehamilan walaupun

harus berhati-hati karena dapat menimbulkan kejang perut.

46

Page 47: pendahuluan

Dosis : sebelum tidur 1-2 tablet selaput dari 5mg; suppositoria

10mg (asetat) pada pagi hari.

*Natrium pikosulfat ( lexsoberon adalah deripat sulpat sintesis

dengan khasiat dan sifat yang sama. Zat ini baru aktif setelah

dihidrolisa oleh enzim hidrolase bakterti didalam colon dan

cuecum (usus buntu) menjadi metabolit-metabolitnya. Daya

kerjanya lambat, sesudah 10-12 jam dan sering digunakan sebagai

laksan sebelum pembedahan.

Resorpsinya di usu ringan sekali dan dikeluarkan sebagai

glukuronidnya melalui kemih dan feaces. Secara rektal tidak

efektif.

Dosis: malam hari sebelum tidur 5010 mg, anak-anak dari 4-6

tahun 2,5-5 mg.

d. Fenolftalien : Agarol, Laxadine

Derivat difenilmetan yang kerja laksannya berdasarkan terutama

atas rangsanganya terhadap usus besar. Zat ini sukar larut dalam

air, tidak ada rasanya, dan tidak berbau. Jarang lagi sebagai laksans

umum (bersama agar-agar). Dalam analisa kimia, fenolftalin

digunakan sebagai indikator pada titrasi asam-basa.

Resorpsinya. Di dalam usus kecil, zat ini dilarutkan oleh kegiatan

garam-garam dan empedu. Mulai kerjanya 4-8 jam setelah

pemberian sebagian zat diserap dan masuk ke dalam sirkulasi

untuk kemudian diekskresi dalam empedu. Akibat siklus

enterohepatis,kerjanya bisa bertahan sampai 2-3 hari.

47

Page 48: pendahuluan

Efek sampingnya dapat bersifat serius dan berupa kolik,

kolaps,lupus erythematodes dan reaksi kepekaan pada kulit, juga

pigmentasi, yang dapat bertahan selama beberaopa waktu setelah

pengobatan dihentikan. Zat ini bersifat karsinogen pada tikus dan

di banyak negara telah dibatalkan registrasinya.

Dosis : 50-200 mg (mekanisme 300 mg), diberikan pada malam

hari sebelum tidur.

e. Oleum ricini : Minyak kastor, minyak jarak.

Minyak kastor mengandung trigliserida dari asam risinoleat, suatu

asam lemak tak jenuh. Di dalam usus halus, sebagian zat ini

diuraikan oleh enzim lipase dan menghasilkan asam riniloeat yang

memiliki efek stimulasi terhadap usus halus. Setelah 2-8 jam

timbul defekasi yang cair.

Efek sampingnya berupa kolik, mual dan muntah. Oleum ricini

tidak boleh digunakan oleh wanita hamil.

Dosis : dewasa 15-30 ml; anak-anak 4-15 ml.

2. Laksansia osmotis

a. Magnesiumsulfat : garam Inggris, garam epsom.

Mekanisme kerjanya di dalam usus berdasarkan penarikan air

(osmosis) dari bahan makanan karena tigaperempat dari dosis oral

tidak diserap. Akibatnya adalah pembesaran volume usus dan

meningkatnya peristaltik di usus halus dan usus besar, disamping

melunakkan tinja.

48

Page 49: pendahuluan

Resorpsi, antara 15-30% dari dosis diserap oleh usus, yang dapat

mengakibatkan kadar magnesium darah terlampau tinggi,

khususnya bila fungsi ginjal kurang baik. Oleh karena itu, garam

Inggris hendaknya jangan digunakan untuk waktu yang lama.

Mulai kerjanya setelah 1-3 jam. Boleh digunakan selama

kehamilan; masuk kedalam air susu ibu.

Dosis : 15-30 g sekaligus didalam segelas air dan diminum pada

perut kosong. Daya kerjanya cepat dan efektif.

*magnesiumsitrat dahulu digunakan sebagai sediaan Magnesii

citras effervescens Mixtura Magnesii Citrus yang terdiri dari

campuran magnesium karbonat dan asam sitrat

Efek samping : gangguan fungsi ginjal serius.

b. Natrium sulfat : Garam Glauber

Dosis : 15 g dalam 15-500 ml air. Dosis lebih besar dapat

mengakibatkan muntah-muntah.

c. Laktulosa : Duphalac

Deripat sintesis ini dari laktosa adalah suatu disakarida yang terdiri

dari satu molekul fruktosa dan satu molekul galaktosa. Di dalam

usus halus, laktulosa tidak di resopsi, karena tidak terdapat enzim

yang tepat untuk menghidrolisisnya. Baru didalm usus besar, zatr

ini diuraikan dengan cepat oleh bakteri-bakteri tertentu

(lactobacillus) dan menghasilkan asam laktat dan asam asetat.

Asam-asam organik ini menahan air berdasarkan proses osmosis

dengan efek stimulasi pristaltik, sehingga tinja menjadi luna dan

49

Page 50: pendahuluan

defekasai distimulasi. Efeknya baru tampak setelah 24-48 jam.

Penggunaanya selain sebagai laksatin juga pada comahepaticum

yang sewaktu-waktu terjadi pada penderita cirhosis hati, dimana

amoniak dari usus masuk ke dalam peredaran darah dan otak.

Efek sampingnya berupa perut kembung dan banyak gas terutama

selama hari-hari pertama. Pada operdosis terjadi nyeri perut dan

diare.

Dosis : permulaan 30 ml larutan 50% pada pagi hari, dosis

pemeliharaan 15ml.

*Laktitol (importal) adalah juga deripat sintesis dari laktosa

dengan kerja dan penggunaan sama dengan laktulosa. Disamping

itu, zat ini digunakan sebagai zat pemanis, daya manisnya 40% dari

sakarosa

Dosis : 1 dd 20 gram d.c.pagi atau malam hari.

d. Gliserol

Gliserol digunakan sebagai sediaan rektral untuk segera

mengosongkan usus besar. Secara rektal, zat ini tidak diserap

sedangkan daya kerjanyah sudah tampak setelah 15-30 menit.

Kadar yang tinggi dalam suppositoria dapat menimbulkan iritasi

lokal.

Dosis : dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas 3 gram dalam

suppositoria.

e. Sorbitol : micerolaxsadine, mixrolac, klyx.

50

Page 51: pendahuluan

Alkohol pula ini dilunakan sebagai laksan secar aoral maupun

klisam. Resobsinya dari usus lambat dan tidak menentu. Dalam

hati, sorbitol perlahan-lahan di ubah menjadi fruktosa dan untuk

sebagian kecil langsung menjadi glukosa.

Efek samping pada dosis besar berupa diare dan flatulensi. Hati-

hati pada penderita gangguan penyakit ginjal dan diabetes. Kontra

indikasi pasa gangguan fungsi hati dan encok.

Dosis : 30-50 mg; dalam klisma 120ml dari larutan 250-300mg/ml.

3. Zat-zat yang mengembang

a. Agar-agar : Agarol

Agar-agar adalah zat lendir yang dikeringkan dari tumbuhan genos

Geledium (asia timur) dan terutama terdiri dari hemiselulosa yang

tidak dapat dicerna. Zat ini jarang digunakan tunggal, umumnya

dalam sediaan kombinasi. Mulai kerjanya dalam waktu 24 jam

Dosis : 1-2dd 4-16 gram dengan air tetapi kebanyakan dalam

sediaan kombinasi.

b. Metilselulosa : tiose, methocel.

Metilselulosa adalah metil eter dari selulosa yang terdapat dengan

pelbagai derajat viskositas. Zat ini banyak digunakan sebagai zat

penebal dalam indrustri pangan tersediaan farmasi.

Efek sampingnya berupa kembung (platulensi ) dan bila

digunakan tanpa cukuo air bisa menibulkan obstruksi esofagus.

Dosis : 4 dd 1-1,5 gram dalam segelas air.

51

Page 52: pendahuluan

*Carmellose (carboksimetilselulosa, CMC) adalah derivat carboxi

yang viskositasnya tergantung dari tipe nyah. Efeknyah tampak

dalam waktu 24jam.

Dosis : 4 dd 1-1,5gram dalam segelas air.

c. Pantago : psylium, molax, metamucil polkolon.

Obat ini terutama berguna untuk sembelit, ynag tinjanya kering dan

keras. Selain itu, plantago digunakan pada diare cair kronis untuk

memadatkan tinja.

Efek sampingnya : reaksi alergi (rhynitis)

Dosis : 1-3dd 4-10 gram dalam air.

d. Gom stercuria : gramkaraya, normacol.

Gom ini diperoleh dari antara lain tumbuhan-tumbuhan stercuria

urens yang terdiri dari suatu kompleks polisakarida yang mulai

kerjanya dalam waktu 24jam.

Dosis : 2 dd 5- 10 mg granula p.c

Serat-serat nabati : selulosa lignin dan/pektin.

Khasiat mencaharnya berdasarkan strukturnya yang terdiri dari

rantai selulosa dan berupa bunga krang ubang-lubang lembut

(porous, yang berdaya menyerap dan mengikat molekul air dengan

efek mengembang. Berdasarkan sifatnya yang dpaty mengikat air

dan zat-zat lainnya, selain sebagai laksan, serat-serat nabati juga

digunakan terhadap beberapa gangguan, yaitu :

Untuk menurunkan kadar kolesterol yang meningkat

Sebagai pencegah kangker usus besar

52

Page 53: pendahuluan

Sebagai zat pembantu pada mengurukan tubuh

*Katul adalah selaput luar dari butir-butir beras (gandum) yang

tertinggal pada proses penggilingan. Disamping banyak vitamin dan

mineral, katul juga mengandung banyak serat dengan polisakarida

tersebut.

Efek samping berupa perasaan lambung penuh dan flatulensi.

Efeknya tampak dalam 24 jam. Perlu minum minimal 1,5 liter air

sehari.

Dosis : 20-30 gram sehari dalam 2-3 kali dicampur dengan makanan

4. Zat pelicin dan emollientia.

a. Paraffin cair : paraffin liquidum, agarol

Zat ini tidak dicerna dalam saluran cerna lambung usus dan hanya

bekerja sebagai zat pelicin bagi isi usus dan tinja. Gunanya untuk

melunakan tinja, terutama setelah pemindahan rektal, atau pada

penyakit wasir. Penggunaanya dapat menimbulkan iritasi sekitar

dubur. Zat ini dgunakan sebagi emulsi yang kadang-kadang

mengandung fenolftalin.

Keburukanya adalah sifatnya yang mengurangi penyerapan oleh

tubuh dari zat gizi.

Dosis : 15-30 ml diberikan pada hari sebelum tidur

b. Natrium dokusinat : dioktil-n.a-suposuk-cina, laksadin

Efeknya dimulai 1-3 hari setelahpenggunaanya peroral, secara

rektal sangat cepat, sesudah 5-12 menit.

53

Page 54: pendahuluan

Efek samping jarang dan ringan antara lain gangguan lambung

usus ruang kulit dan iritasi tenggorokan.

Dosis : oral malam hari 50-360mg terektar 100mg dalm

suppositoria.

Natrium laurilsulpo asetat (microlax, mixrolaxadin) adalah

derivat dengan sifat yang sama dan penggunaan sebagai

klisma (9mg) bersama sorbitol 620mg/5ml

2.2.6 Contoh kasus

Semula terjadi demam pada pasien dengan kenaikan suhu secara bertahap dalam

tiga hari pertama, nyeri kepala konstan yang berskala hebat, perut kembung dan

nyeri, anorexia, nausea dan obstipasi. Kemudian sering diikuti dengan diare

sangat cair, juga bronchitis dan perdarahan di hidung , apati dan gejala psikis.

2.2.7 Penanganan

Sebagai pilihan utama digunakan kotrimoksazol 2 dd 3 tablet (1440 mg) pilihan

kedua adalah amoksisilin 6 gg I gram selama 2 minggu, juga kloramfenikol 4 dd

750 mgsampai demam hilang, lalu 4 dd 500 mg, total juga 2 minggu. Pada kasus

yang parah dengan shock dan kegelisahandianjurkan penambahan prednisolone

untuk membantu turunnya demam lebih cepat serta memberikan perasaan segar

dan perbaikan pada pasien. Pemberian ini maksimal selama 3 hari agar jangan

memperbesar resiko pendarahan usus.Pada obstipasi tidak boleh diberikan

laksansia terhubung dengan bahaya perforasi dan perdarahan

54

Page 55: pendahuluan

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Sistem pencernaan merupakan sistem yang sangat penting bagi manusia

karena sistem pencernaan menyerap vitamin, nutrisi, mineral, lemak,

protein dan karbohidrat yang sangat di butuhkan oleh tubuh manusia untuk

melakukan aktfitas sehari-hari. Banyak sekali penyakit yang dapat

mengganggu jalannya saluran pencernaan seperti diare, konstipasi, mual

dan muntah, tukak lambung dan masih banyak lagi.

3.2 Saran

Dilihat dari simpulan yang telah penulis uraikan, maka penulis

merumuskan saran sebagai berikut.

1. Pembaca dapat menerapkan isi makalah yang menerangkan bahwa

pengetahuan tentang sistem saluran pencernaan sangat penting dalam

tubuh makhluk hidup.

2. Sebaiknya kita memperbayak mengonsumsi makanan yang bergizi

agar tubuh kita tidak mengalami kekurangan asupan nutrisi (makanan

yang mengandung karbohidrat, protein, mineral,lemak dan vitamin).

Dan sebaiknya kita juga menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan

mengontrol konsumsi makanan yang kita makan.

55

Page 56: pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

Gibson John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2.

Jakarta: EGC

Pearce Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT

Gramedia

Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4.

Jakarta : EGC

Tambayong Jan. 2001. Anatomi & Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2005. Obat-Obat Penting Edisi 5. Jakarta :

PT. Gramedia

56