pencucian alat makan piring di warung makan pojok untuk mengetahui angka kuman
DESCRIPTION
Mata Kuliah Penyehatan Makanan MinumanTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK
UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Makanan
dan Minuman B
Disusun oleh :
1. Eko Agus Purnomo NIM. P071331100552. Ema Suryaningtiyas NIM. P071331100563. Endah Sumiyaningsih NIM. P071331100574. Fidia Dwi Listya NIM. P071331100585. Fitria Titi Widyawati NIM. P071331100596. Gineung Ayu Pradini NIM. P071331100607. Hajar Khoirunnisak NIM. P071331100618. Hesti Palupi NIM. P071331100629. Imroatul Chasanah NIM. P0713311006310. Irwan Fitriyanto NIM. P0713311006411. Istiqomah Astri Ayu NIM. P0713311006512.Joko Harjono NIM. P07133110066
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTAJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebersihan peralatan makan merupakan salah satu hal pokok
dalam sanitasi makanan karena peralatan makan dapat menjadi
media penularan penyakit dari satu orang ke orang lain tanpa disadari.
Menurut UU No.7 tahun 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa
sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap tumbuh dan
berkembangnya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan,
minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan
dapat membahayakan kesehatan manusia. Pengertian tersebut
menyebutkan bahwa salah satu media yang dapat digunakan untuk
tumbuh dan berkembangnya jasad renik adalah peralatan, baik itu
peralatan mengolah, menyajikan, menjual makanan maupun peralatan
makan. Untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukan pencucian
terhadap alat makan.
Keberhasilan suatu proses pencucian dapat dilihat dengan semakin
rendahnya jumlah mikroba dalam alat makan tersebut yang dapat
diketahui dengan uji angka kuman. Di Indonesia telah dibuat
peraturan dalam bentuk Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003
bahwa untuk persyaratan peralatan makan tidak boleh terdapat
bakteri lebih dari 100 koloni/cm2 permukaan alat dan tidak
mengandung E. coli (Depkes RI, 2003).
Hal yang biasa dilakukan penjual makanan untuk mencegah
penularan penyakit melalui alat makan adalah dengan pencucian alat
makan menggunakan sabun dan sebelum digunakan kembali
dilakukan pengelapan. Untuk itu perlu digalakkan metode pencucian
menggunakan bahan desinfektan tanpa dilakukan pengelapan.
Karena pengelapan dimungkinkan terjadinya pencemaran bakteri.
Proses desinfeksi dalam pencucian berfungsi mematikan dan
menghambat pertumbuhan kuman.
B. Tujuan
1. Umum
Memperbaiki kebersihan piring di Warung Makan Pojok agar tidak
melebihi 100 kuman per cm2 atau 0 E.Coli per cm2.
2. Khusus
a. Mengukur jumlah angka kuman dari permukaan alat makan
(piring) dengan desinfektan di TPM dan desinfektan sampel.
b. Mengetahui jumlah angka kuman dalam permukaan alat makan
(piring) yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Merekomendasikan kepada tempat pengolahan makanan,
mengenai jenis desinfektan yang efektif untuk pencucian alat
makan (piring).
d. Merekomendasikan kepada perusahaan produk desinfektan
mengenai keefektifan kerja dalam pencuciaan sanitasi alat
makan (piring) dan keberhasilan desinfektan dalam menurunkan
angka kuman alat makan.
C. Manfaat
1. Ilmu pengetahuan
Sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan penyehatan makanan dam minuman.
2. Praktikan
Sebagai bahan belajar untuk mengingkatakan kompetensi dalam
bidang sanitasi makanan dan minuman.
3. Pengelola TPM
Sebagai informasi mengenai jenis desinfektan yang efektif dalam
pencuciaan alat makan (piring) dan rekomendasi tentang teknik
pencucian piring yang benar.
4. Perusahaan Desinfektan
Sebagai informasi mengenai keefektifan desinfektan dalam
mengurangi angka kuman di permukaan alat makan.
D. Waktu dan Tempat
1. Waktu
a. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan
Jum’at, 09 Desember 2011. Pukul 09.30-11.00 WIB
b. Perhitungan Koloni Angka Kuman
Senin, 11 Desember 2011. Pukul 10.00 WIB
2. Tempat
a. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan
Rumah Makan Pojok. Jln. Godean
b. Pemeriksaan Angka Kuman
Laboratorium Dasar Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Jln. Tata
Bumi No.3 Gamping Sleman.
BAB II
ISI
A. Hasil Pemeriksaan Angka Kuman
Data untuk Rumah Makan yang digunakan sebagai lokasi
praktikum, adalah sebagai berikut :
1. Nama Rumah Makan : Rumah Makan Pojok
2. Alamat Rumah Makan : Jln. Godean
3. Nama Pengusaha : Pak Agus
4. Jumlah Karyawan : 5 orang
Data hasil perhitungan jumlah kuman dengan uji usap alat
makan di Rumah Makan, adalah sebagai berikut :
No.Jenis Desinfektan
Sampel
Jumlah
Kuman/Koloni
Jumlah Angka
Kuman (Kontrol)
1 NON SAB 65
10
2 NON SAB (TPM) 116
3 SAB 14
4 NON SAB 65
5 NON SAB 116
Tabel.1 Hasil perhitungan kuman uji usap alat makan dengan
berbagai
desinfektan sampel dan desinfektan TPM.
Selanjutnya data tersebut diatas dilakukan perhitungan angka kuman
untuk setiap cm2nya. Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Desinfektan NON SAB
Kuman=(K 1−K )101
1
¿(65−10 )10
1
¿550koloni /cm2
2. Desinfektan NON SAB (TPM)
Kuman=(K 1−K )101
1
¿(116−10 )10
1
¿1060koloni /cm2
3. Desinfektan SAB
Kuman=(K 1−K )101
1
¿(14−10 )10
1
¿40 koloni/cm2
4. Desinfektan NON SAB
Kuman=(K 1−K )101
1
¿(65−10 )10
1
¿550koloni /cm2
5. Desinfektan NON SAB
Kuman=(K 1−K )101
1
¿(116−10 )10
1
¿1060koloni /cm2
Dari lima jenis bahan desinfektan yang kami bawa ternyata
ada yang sama dengan disenfektan yang digunakan TPM (Warung
Pojok). Dari produk disinfektan Hasil Pemeriksaan Angka Kuman
Piring Uji Usap Alat Makan dengan berbagai desinfektan sampel dan
desinfektan TPM dimasukkan ke dalam tabel dummy. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan desinfektan dalam
menurunkan angka kuman hingga sesuai dengan Permenkes RI No.
715/Menkes/SK/V/2003 bahwa untuk persyaratan peralatan makan
tidak boleh terdapat bakteri lebih dari 100 koloni/cm2 permukaan alat.
Berikut tabel penyajian hasil pemeriksaan uji usap alat makan :
No.Jenis Desinfektan
Sampel
Jumlah Angka Kuman
(koloni/cm2)
1 NON SAB 550
2 NON SAB (TPM) 1060
3 SAB 40
4 NON SAB 550
5 NON SAB 1060
Tabel.2 Hasil perhitungan angka kuman (koloni/cm2)uji usap alat
makan dengan berbagai desinfektan sampel dan
desinfektan TPM
Keterangan :
1. SOS : Desinfektan Non SAB : 550 koloni/cm2
2. WINGS (TPM) : Desinfektan Non SAB : 1060
koloni/cm2
3. SAB : SAB : 40 koloni/cm2
4. LARIS : Desinfektan Non SAB : 550 koloni/cm2
5. MF : Desinfektan Non SAB : 1060
koloni/cm2
B. Teknik Pencucian di TPM
Berikut ini cara pencucian yang dilakukan oleh TPM :
1. Membasahi piring kotor dengan air.
2. Mencelupan busa ke dalam desinfektan yang sudah dicampur
dengan air.
3. Mengusapkan spons yang telah diberi desinfektan ke piring kotor.
4. Menggosok hingga berbusa dan licinnya hilang
5. Membilas piring dengan air pda bak.
6. Mengeringkan/Meniriskan piring.
7. Sebelum dipakai di usap pakai kain/lap.
Dari hasil pengamatan di lapangan ternyata tidak ada saluran
pembuangan air limbah yang kedap air. Seharusnya sesuai dengan
ketentuan pembuangan air limbah yang benar yaitu saluran terbuat dari
bahan kedap air, dan tidak menjadi sumber pencemaran.
Penanggulannya dengan menggunakan saluran tertutup.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Desinfektan
Pada pemeriksaan angka kuman dengan uji usap alat makan di
Rumah Makan Pojok yang di uji dengan beberapa desinfektan sampel
yang kami sediakan dan desinfektan yang digunakan oleh TPM
tersebut dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan angka kuman dari
kelima desinfektan yang digunakan ada satu yang memenuhi syarat
dari Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 bahwa persyaratan
peralatan makan tidak boleh terdapat bakteri lebih dari 100 koloni/cm2.
Dari kelima disinfektan yang diuji angka kuman yang terendah yaitu
40 koloni/cm2, memenuhi baku mutu. Bila dilhat dari kondisi tempat
pencucian yang digunakan di TPM tersebut sudah memenuhi syarat,.
Namun bila dilihat dari kwalitas air yang digunakan masih sangat perlu
diperhatikan. Karena dalam proses pencucianya tidak menggunakan
air yang mengalir walaupun menggunakan air PDAM serta higyne
sanitasi petugas warung makan yang tidak sesuai dengan kepmenkes
yang ditetapkan yaitu antara lain :tidak boleh memakai perhiasan,
tidak sedang sakit dll.
B. Teknik Pencucian
Dalam pencucian alat makan kami melaksanakan tahapan-
tahapan pencucian sebagai berikut (Ditjen, PMM dan PL 2001) :
1. Tahapan membuang sisa kotoran (scraping)
Memisahkan segala kotoran dan sisa-sisa makanan diatas piring,
gelas, sendok, panci dan lain-lain. Kotoran tersebut dikumpulkan
bersama sampah dapur lain untuk dibuang , atau dapat pula
dikumpulkan untuk makanan ternak.
2. Merendam dalam air (flushing)
Mengguyur kedalam peralatan yang akan dicuci sehingga
terendam seluruh permukaannya. Sebelumnya semua peralatan
yang akan dicuci telah dibersihkan dari sisa makanan dan
ditempatkan dalam bak yang tersedia, sehingga perendaman
dapat berlangsung sempurna. Perendaman peralatan dapat juga
dilakukan tidak dalam bak, tetapi kurang efektif. Perendaman
dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam
sisa makanan yang menempel sehingga menjadi mudah untuk
dibersihkan. Waktu perendaman sangat tergantung dari kondisi
peralatan minimal waktu perendaman adalah 30 menit sampai 1
jam.
3. Mencuci dengan detergent (washing)
Mencuci peralatan dengan cara menggosok dan
melarutkan siasa makanan dengan zat pencuci atau detergent.
Detergent yang baik yaitu yang terdiri dari detergent cair atau
bubuk. Penggunaan sabun biasa sebaiknya dihindarkan, karena
sabun biasa tidak dapat melarutkan lemak, sehingga pembersihan
lemak tidak sempurna dan kemungkinan masih tersisa bau.
Pada tahap penggosokan ini perlu diperhatikan bagian-
bagian peralatan yang perlu dibersihkan lebih cermat yaitu :
a. Bagian-bagian peralatan yang terkena makanan
b. Bagian peralatan yang kontak dengan tubuh
c. Bagian-bagian yang tidak rata
4. Membilas dengan air bersih (rinsing)
Mencuci peralatan yang telah digosok detergent sampai bersih
dengan cara dibilas air bersih. Setiap alat yang dibersihakan
dibilas dengan cara menggosok-gosok dengan tangan sampai
terasa kesat (tidak licin). Bilamana masih terasa licin berarti pada
peralatan tersebut masih menempel sisa-sisa lemak atau
detergent. Pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air
bertekanan tinggi yang cukup sehingga dapat melarutkan sia
kotoran atau sisa bahan pencuci.
5. Membebashamakan (sanitizing/ desinfection)
Tindakan sanitasi untuk membebashamakan peralatan setelah
proses pencucian peralatan yang selesai dicuci perlu dijamin
aman dari mikroba dengan cara sanitasi atau dikenal dengan
istilah desinfeksi. Cara desinfeksi yang umum dilakukan ada
beberapa macam yaitu :
1) Dengan rendaman air panas 100 0C selama 2 menit
2) Dengan larutan chlor aktif (50 ppm)
3) Dengan udara panas (oven)
4) Dengan sinar ultra violet
5) Dengan uap panas
6. Mengeringkan (toweliling)
Mengunakan kain lap atau mengeringkan dengan menggunakan
kain atau handuk (towel) dengan maksud untuk menghilangkan
sisa–sisa kotoran yang mungkin masih menempel sebagai akibat
proses pencucian seperti noda detergent. Noda bisa terjadi pada
mesin-mesin pencuci yang sistem desinfeksinya sudah kurang
tepat.Towel yang sudah digunakan dicuci dan disterilkan sehingga
benar–benar steril setiap akan digunakan. Dalam pembersihan
peralatan yang menggunakan tindakan sanitasi kering maka
penggunakan towel sebaiknya tidak digunakan.
Selanjutnya kami membandingkan dengan cara pencucian
yang benar di atas dengan cara pencucian yang ada di TPM
kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan angka kuman di
labaratorium ternyata ada hubungan bahwa teknik pencucian yang
terapkan di warung tersebut kurang benar serta dalam penggunaan
bahan desinfektan tidak sesuai petunjuk yang ada yang dapat di
mungkinkan tidak optimal kinerja desinfektan terhadap kuman serta
dimungkinkan terjadi pencemaran. Karena bila dilihat dari tahap
pencucian terakhir yang di TPM yaitu di usap dengan kain atau lab
sebelum digunakan, padahal cara tersebut memungkinkan terjadi
pencemaran apalagi kain yang digunakan tidak bersih dan digunakan
berulang-ulang.
Tempat pencucian peralatan tidak tersedia air panas yang
cukup memadai dan tidak ada tiga bilik atau bak pencuci yang
memadai. Seharusnya air untuk pencucian dilengkapi air panas suhu
40° C - 80° C dan air dingin bertekanan 15 psi. Bak pencucian
setidaknya terdiri dari 3 bilik/ bak pencuci yaitu untuk mengguyur,
menyabun, membilas. Tempat pencuci bahan makanan yaitu air
pencuci yang dipakai tidak mengandung larutan pencuci hama
sehingga tidak memakai desinfektan. Seharusnya bahan makanan
dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung larutan Kalium
Permanganat 0,02 %. Maka sangat perlu sekali ada sosialisasi
terhadap para pekerja warung makan agar keamanan pangan dapat
lebih terjamin, apalagi kebanyakan para pekerja warung makan
tingkat pendidikanya rendah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil pemeriksaan dan perhitungan angka kuman dengan uji
usap alat makan (piring) menggunakan berbagai desinfektan
sampel dan juga desinfektan dari TPM didapatkan angka kuman
yang paling rendah setelah melalui uji tersebut adalah sebanyak 40
koloni/cm2 dan memenuhi syarat..
2. Angka kuman terendah dan paling bagus dihasilkan dari pencucian
alat makan (piring) dengan menggunakan desinfektan SAB.
3. Dari desinfektan yang digunakan oleh TPM masih belum
menurunkan angka kuman dalam alat makan (piring) sesuai syarat
pada Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003, sehingga perlu
dilakukan perbaikan dan evaluasi diberbagai bagian untuk
meningkatkan mutu Rumah makan dan makanan dengan
menurunkan angka kuman dalam alat makan sesuai dengan
persyaratan.
4. Teknik pencucian yang digunakan oleh TPM juga belum sesuai
dengan teknik pencucian/sanitasi alat makan/alat masak yang
benar. Sehingga perlu adanya tindakan rekomendasi mengenai
cara pencucian yang baik dan benar kepada TPM.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan koordinasi antara dosen pembimbing mata kuliah,
petugas laboratorium dengan mahasiswa/i.
b. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktik sebaiknya
diperiksa terlebih dahulu.
2. Bagi TPM
a. Diperlukan perbaikan mutu Rumah Makan terutama dalam
penggunaan desinfektan yang mampu menurunkan angka
kuman alat makan yang sesuai persyaratan dalam Permenkes
RI No. 715/Menkes/SK/V/2003. Dalam hal ini kami
merekomendasikan kepada pengelola TPM agar menggunkan
Desinfektan SAB.
b. Perlu adanya peningkatan pengetahuan pengelola dan juga
karyawan TPM mengenai cara pencucian alat makan (piring)
yang tepat dan benar.
3. Bagi Perusahaan Desinfektan
a. Untuk Desinfektan SAB, cukup efektif dalam menurunkan angka
kuman karena sudah sesuai persyaratan pada Permenkes RI
No. 715/Menkes/SK/V/2003. Oleh karena itu, kami
merekomendasikan desinfektan SAB yang diproduksi oleh
Perusahaan PT. Unilever Indonesia, Cikarang, Bekasi untuk
digunakan TPM tersebut. Serta harus tetap dijaga dalam
penggunaan bahan aktif dan bahan tambahan lainnya agar tetap
aman dipakai oleh konsumen sesuai petunjuk yang tercantum
pada bungkus.
b. Untuk yang Non SAB masih besar angka kuman dalam alat
makan (piring) dan belum memenuhi persyaratan dalam
Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003. Sehingga dalam hal
ini perlu adanya koreksi bagi perusahaan terkait untuk lebih
meningkatkan mutu dan kualitas desinfektan yang diproduksi
terutama dalam fungsinya untuk menurunkan angka kuman
dalam alat makan (piring).
LAMPIRAN
a. NamaProduk : Morning Fresh
Perusahaan : PT PZ Cussons Indonesia
Alamat : Jl Halim Perdana KusumaNo 144
Tangerang, Indonesia.
Merk Daftar : Depkes RI PKD 20301900665
BahanAktif :
o Sodium Laureth 4.9 % :
o Sodium Lauryl Sulfate 2.208%
Sifat Kelarutan
1) Warna : kuning, hijau
2) Bau : ekstrak lemon, ekstrak jeruk nipis
3) pH : 8 (cenderung basa)
4) Kekentalan : kental
5) Sifat tidak iritan
Cara Pemakaian :
1) Menuangkan sedikit cairan morning fresh triple action pada wadah
berisi air.
2) Memasukkan spons basah dalam larutan morning fresh tersebut.
3) Mencuci peralatan makan dan masak lainnya dan membilasnya
bilas hingga bersih.
Harga/Netto:Rp 7.695,00 / 750 ml
b. NamaProduk : Larisst
Perusahaan : PT SongoGeniMaju
Alamat : Bogor, Indonesia
Merk Daftar : DEPKES RI PKD 20301010334
BahanAktif :
o NatriumAlkilBenzenaSulfonat : Detergen jenis keras sukar
dirusak oleh mikroorganisme meskipun bahan tersebut dibuang
akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan
pencemaran air.
o NatriumLauril Ether Sulfat
Sifat Kelarutan
1) Warna : hijau
2) Bau : ekstrak jeruk nipis
3) pH : cenderung basa
4) Kekentalan : kental
5) Sifat tidak iritan
Cara Pemakaian :
1) Menuangkan 1 sendok teh Larisst pencuci piring kedalam
setengah gelas air
2) Mencuci peralatan dapur seperti biasanya dengan menggunakan
spon, lalu bilas dengan air bersih.
3) Peralatan dapur akan menjadi bersih cemerlang sekaligus bebas
lemak dan harum
Harga/Netto : Rp 4.085,00/400 ml
c. NamaProduk : S.O.S
Perusahaan : PT FilmaUtama Soap
Alamat : Surabaya-Indonesia
Merk Daftar : Depkes RI PKD 20301700089
BahanAktif :
o LAS : berasal dari petrolium atatu minyak bumi. Bersifat toksisitas
akut, bentuknya gel / pasta berwarna kuning muda. merupakan
garam dari ABS yang rantainya linier, berfungi menghasilkan busa
besar-besar dan membersihkan kotoran-kotoran. Membuat sabun
juga lebih tidak terlalu licin sehingga tidak perlu air banyak-banyak
untuk membilasnya.
o SLES: Secara fungsional SLES bahan mempunyai andil dalam
meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif ini mempunyai
busa banyak dan bentuknya gel translucent (pasta). SLES juga
termasuk bahan utama pembuatan sabun.
o Triclosan : sebenarnya berfungsi sebagai anti bakteri, namun
ternyata menyebabkan kuman / bakteri kebal terhadap anti biotik.
o Aloevera : sebagai bahan yang berguna untuk regenerasi
selkulit, antioksidan, adstringen, dan antiseptik.
Sifat Kelarutan
1) Warna : hijau
2) Bau : ekstrak lime fresh
3) pH : Cenderung basa
4) Kekentalan : kental
5) Sifat tidak iritan
Cara Pemakaian :
1) Menuangkan cairan SOS pencuci piring secukupnya kedalam
wadah berisi air.
2) Mencuci piring, gelas dan perabot lainnya.
3) Membilas dengan air dan mendapatkan hasil cemerlag, bebas
bakteri, bau amis dan lemak
Harga/Netto: Rp 4.495,00/400 ml
d. NamaProduk : Sunlight Plus-Anti Bakteri
Perusahaan : PT Unilever Indonesia Tbk
Alamat :Jl Jendral Gatot Subroto Kav.15, Jakarta
12930 Indonesia
Merk Daftar : No. 510183
BahanAktif :
o Natrium Alkil Benzena Sulfonat 12%
o Natrium Lauril Eter Sulfat 5%
o Cocoamido Propil Betain 0.75 %
o Natrium Salisilat 0.5 %
Sifat Kelarutan
1) Warna : hijau
2) Bau : ekstrak jeruk nipis
3) pH : cenderung basa
4) Kekentalan : kental
5) Sifat tidak iritan
Cara Pemakaian :
1. Melarutkan 1 sendok teh Sunlight Anti Bakteri ke dalam 100 ml air.
Masukkan spons ke dalam larutan tersebut, lalu remas-remas
sampai berbusa. Spons siap digunakan.
2. Untuk hasil terbaik, tuangkan 2-3 tetes Sunlight Anti Bakteri
langsung pada spons yang basah.Remas spons perlahan
beberapa kali sampai berbusa. Untuk lemak yang sangat
membandel takaran dapat ditambah.
3. Untuk mencuci buah dan sayuran tuangkan Sunlight secukupnya
pada wadah berisi air, cuci buah dan sayur, kemudian bilas
dengan air bersih.
4. Untuk hasil lebih higienis setelah pemakaian, bilas spons dari sisa
kotoran hingga bersih dan letakkan di wadah yang kering dan
bersih.
5. Menuangkan 2 sendok teh Sunlight Anti Bakteri pada spons dan
remas-remas untuk meratakan produk, diamkan semalaman
(minimal 6 jam) untuk menjadikn spons lebih bersih higienis.
Spons sekarang siap untuk digunakan untuk membersihkan
kembali.
Harga/ netto : Rp 3850,00 / 200 ml
e. NamaProduk : Sunlight Active Gel
Perusahaan : PT Unilever Indonesia Tbk
Alamat : Cikarang, Bekasi
Merk Daftar : DEPKES RI PKD 20301700480
BahanAktif :
o LAS : berasal dari petrolium atatu minyak bumi. Bersifat toksisitas
akut, bentuknya gel / pasta berwarna kuning muda. merupakan
garam dari ABS yang rantainya linier, berfungi menghasilkan busa
besar-besar dan membersihkan kotoran-kotoran. Membuat sabun
juga lebih tidak terlalu licin sehingga tidak perlu air banyak-banyak
untuk membilasnya.
o SLES : Secara fungsional SLES bahan mempunyai andil
dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif ini
mempunyai busa banyak dan bentuknya gel translucent (pasta).
SLES juga termasuk bahan utama pembuatan sabun
o CAPB
Sifat Kelarutan
1) Warna : hijau
2) Bau : ekstrak jeruk nipis
3) pH : basa
4) Kekentalan : sangat kental
5) Sifat tidak iritan
Cara Pemakaian :
1) Menuangkan beberapa tetes Sunlight Active Gel langsung pada
spons basah
2) Membiarkan cairan meresap dan menambahkan sedikit air pada
spons basah tersebut
3) Menekan dan meremas spons sampai mengahasilkan cukup
busa. Spons siapdigunakan untuk mencuci lebih banyak
Harga/Netto : Rp 2000,00 / 50 ml, Rp 4.490,00 / 200 ml