pencucian alat makan piring di warung makan pojok untuk mengetahui angka kuman

32
LAPORAN PRAKTIKUM PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman B Disusun oleh : 1. Eko Agus Purnomo NIM. P07133110055 2. Ema Suryaningtiyas NIM. P07133110056 3. Endah Sumiyaningsih NIM. P07133110057 4. Fidia Dwi Listya NIM. P07133110058 5. Fitria Titi Widyawati NIM. P07133110059 6. Gineung Ayu Pradini NIM. P07133110060 7. Hajar Khoirunnisak NIM. P07133110061 8. Hesti Palupi NIM. P07133110062 9. Imroatul Chasanah NIM. P07133110063

Upload: imroatul-chasanah

Post on 06-Aug-2015

991 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Penyehatan Makanan Minuman

TRANSCRIPT

Page 1: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

LAPORAN PRAKTIKUM

PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK

UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Makanan

dan Minuman B

Disusun oleh :

1. Eko Agus Purnomo NIM. P071331100552. Ema Suryaningtiyas NIM. P071331100563. Endah Sumiyaningsih NIM. P071331100574. Fidia Dwi Listya NIM. P071331100585. Fitria Titi Widyawati NIM. P071331100596. Gineung Ayu Pradini NIM. P071331100607. Hajar Khoirunnisak NIM. P071331100618. Hesti Palupi NIM. P071331100629. Imroatul Chasanah NIM. P0713311006310. Irwan Fitriyanto NIM. P0713311006411. Istiqomah Astri Ayu NIM. P0713311006512.Joko Harjono NIM. P07133110066

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTAJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 2: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebersihan peralatan makan merupakan salah satu hal pokok

dalam sanitasi makanan karena peralatan makan dapat menjadi

media penularan penyakit dari satu orang ke orang lain tanpa disadari.

Menurut UU No.7 tahun 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa

sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap tumbuh dan

berkembangnya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan,

minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan

dapat membahayakan kesehatan manusia. Pengertian tersebut

menyebutkan bahwa salah satu media yang dapat digunakan untuk

tumbuh dan berkembangnya jasad renik adalah peralatan, baik itu

peralatan mengolah, menyajikan, menjual makanan maupun peralatan

makan. Untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukan pencucian

terhadap alat makan.

Keberhasilan suatu proses pencucian dapat dilihat dengan semakin

rendahnya jumlah mikroba dalam alat makan tersebut yang dapat

diketahui dengan uji angka kuman. Di Indonesia telah dibuat

peraturan dalam bentuk Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003

bahwa untuk persyaratan peralatan makan tidak boleh terdapat

bakteri lebih dari 100 koloni/cm2 permukaan alat dan tidak

mengandung E. coli (Depkes RI, 2003).

Hal yang biasa dilakukan penjual makanan untuk mencegah

penularan penyakit melalui alat makan adalah dengan pencucian alat

makan menggunakan sabun dan sebelum digunakan kembali

dilakukan pengelapan. Untuk itu perlu digalakkan metode pencucian

menggunakan bahan desinfektan tanpa dilakukan pengelapan.

Karena pengelapan dimungkinkan terjadinya pencemaran bakteri.

Proses desinfeksi dalam pencucian berfungsi mematikan dan

menghambat pertumbuhan kuman.

Page 3: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

B. Tujuan

1. Umum

Memperbaiki kebersihan piring di Warung Makan Pojok agar tidak

melebihi 100 kuman per cm2 atau 0 E.Coli per cm2.

2. Khusus

a. Mengukur jumlah angka kuman dari permukaan alat makan

(piring) dengan desinfektan di TPM dan desinfektan sampel.

b. Mengetahui jumlah angka kuman dalam permukaan alat makan

(piring) yang memenuhi syarat kesehatan.

c. Merekomendasikan kepada tempat pengolahan makanan,

mengenai jenis desinfektan yang efektif untuk pencucian alat

makan (piring).

d. Merekomendasikan kepada perusahaan produk desinfektan

mengenai keefektifan kerja dalam pencuciaan sanitasi alat

makan (piring) dan keberhasilan desinfektan dalam menurunkan

angka kuman alat makan.

C. Manfaat

1. Ilmu pengetahuan

Sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu-ilmu yang

berhubungan dengan penyehatan makanan dam minuman.

2. Praktikan

Sebagai bahan belajar untuk mengingkatakan kompetensi dalam

bidang sanitasi makanan dan minuman.

3. Pengelola TPM

Sebagai informasi mengenai jenis desinfektan yang efektif dalam

pencuciaan alat makan (piring) dan rekomendasi tentang teknik

pencucian piring yang benar.

4. Perusahaan Desinfektan

Sebagai informasi mengenai keefektifan desinfektan dalam

mengurangi angka kuman di permukaan alat makan.

Page 4: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

D. Waktu dan Tempat

1. Waktu

a. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan

Jum’at, 09 Desember 2011. Pukul 09.30-11.00 WIB

b. Perhitungan Koloni Angka Kuman

Senin, 11 Desember 2011. Pukul 10.00 WIB

2. Tempat

a. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan

Rumah Makan Pojok. Jln. Godean

b. Pemeriksaan Angka Kuman

Laboratorium Dasar Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Jln. Tata

Bumi No.3 Gamping Sleman.

Page 5: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

BAB II

ISI

A. Hasil Pemeriksaan Angka Kuman

Data untuk Rumah Makan yang digunakan sebagai lokasi

praktikum, adalah sebagai berikut :

1. Nama Rumah Makan : Rumah Makan Pojok

2. Alamat Rumah Makan : Jln. Godean

3. Nama Pengusaha : Pak Agus

4. Jumlah Karyawan : 5 orang

Data hasil perhitungan jumlah kuman dengan uji usap alat

makan di Rumah Makan, adalah sebagai berikut :

No.Jenis Desinfektan

Sampel

Jumlah

Kuman/Koloni

Jumlah Angka

Kuman (Kontrol)

1 NON SAB 65

10

2 NON SAB (TPM) 116

3 SAB 14

4 NON SAB 65

5 NON SAB 116

Tabel.1 Hasil perhitungan kuman uji usap alat makan dengan

berbagai

desinfektan sampel dan desinfektan TPM.

Selanjutnya data tersebut diatas dilakukan perhitungan angka kuman

untuk setiap cm2nya. Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Desinfektan NON SAB

Kuman=(K 1−K )101

1

¿(65−10 )10

1

¿550koloni /cm2

Page 6: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

2. Desinfektan NON SAB (TPM)

Kuman=(K 1−K )101

1

¿(116−10 )10

1

¿1060koloni /cm2

3. Desinfektan SAB

Kuman=(K 1−K )101

1

¿(14−10 )10

1

¿40 koloni/cm2

4. Desinfektan NON SAB

Kuman=(K 1−K )101

1

¿(65−10 )10

1

¿550koloni /cm2

5. Desinfektan NON SAB

Kuman=(K 1−K )101

1

¿(116−10 )10

1

¿1060koloni /cm2

Dari lima jenis bahan desinfektan yang kami bawa ternyata

ada yang sama dengan disenfektan yang digunakan TPM (Warung

Page 7: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

Pojok). Dari produk disinfektan Hasil Pemeriksaan Angka Kuman

Piring Uji Usap Alat Makan dengan berbagai desinfektan sampel dan

desinfektan TPM dimasukkan ke dalam tabel dummy. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui keberhasilan desinfektan dalam

menurunkan angka kuman hingga sesuai dengan Permenkes RI No.

715/Menkes/SK/V/2003 bahwa untuk persyaratan peralatan makan

tidak boleh terdapat bakteri lebih dari 100 koloni/cm2 permukaan alat.

Berikut tabel penyajian hasil pemeriksaan uji usap alat makan :

No.Jenis Desinfektan

Sampel

Jumlah Angka Kuman

(koloni/cm2)

1 NON SAB 550

2 NON SAB (TPM) 1060

3 SAB 40

4 NON SAB 550

5 NON SAB 1060

Tabel.2 Hasil perhitungan angka kuman (koloni/cm2)uji usap alat

makan dengan berbagai desinfektan sampel dan

desinfektan TPM

Keterangan :

1. SOS : Desinfektan Non SAB : 550 koloni/cm2

2. WINGS (TPM) : Desinfektan Non SAB : 1060

koloni/cm2

3. SAB : SAB : 40 koloni/cm2

4. LARIS : Desinfektan Non SAB : 550 koloni/cm2

5. MF : Desinfektan Non SAB : 1060

koloni/cm2

B. Teknik Pencucian di TPM

Berikut ini cara pencucian yang dilakukan oleh TPM :

Page 8: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

1. Membasahi piring kotor dengan air.

2. Mencelupan busa ke dalam desinfektan yang sudah dicampur

dengan air.

3. Mengusapkan spons yang telah diberi desinfektan ke piring kotor.

4. Menggosok hingga berbusa dan licinnya hilang

5. Membilas piring dengan air pda bak.

6. Mengeringkan/Meniriskan piring.

7. Sebelum dipakai di usap pakai kain/lap.

Dari hasil pengamatan di lapangan ternyata tidak ada saluran

pembuangan air limbah yang kedap air. Seharusnya sesuai dengan

ketentuan pembuangan air limbah yang benar yaitu saluran terbuat dari

bahan kedap air, dan tidak menjadi sumber pencemaran.

Penanggulannya dengan menggunakan saluran tertutup.

Page 9: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

BAB III

PEMBAHASAN

A. Desinfektan

Pada pemeriksaan angka kuman dengan uji usap alat makan di

Rumah Makan Pojok yang di uji dengan beberapa desinfektan sampel

yang kami sediakan dan desinfektan yang digunakan oleh TPM

tersebut dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan angka kuman dari

kelima desinfektan yang digunakan ada satu yang memenuhi syarat

dari Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 bahwa persyaratan

peralatan makan tidak boleh terdapat bakteri lebih dari 100 koloni/cm2.

Dari kelima disinfektan yang diuji angka kuman yang terendah yaitu

40 koloni/cm2, memenuhi baku mutu. Bila dilhat dari kondisi tempat

pencucian yang digunakan di TPM tersebut sudah memenuhi syarat,.

Namun bila dilihat dari kwalitas air yang digunakan masih sangat perlu

diperhatikan. Karena dalam proses pencucianya tidak menggunakan

air yang mengalir walaupun menggunakan air PDAM serta higyne

sanitasi petugas warung makan yang tidak sesuai dengan kepmenkes

yang ditetapkan yaitu antara lain :tidak boleh memakai perhiasan,

tidak sedang sakit dll.

B. Teknik Pencucian

Dalam pencucian alat makan kami melaksanakan tahapan-

tahapan pencucian sebagai berikut (Ditjen, PMM dan PL 2001) :

1. Tahapan membuang sisa kotoran (scraping)

Memisahkan segala kotoran dan sisa-sisa makanan diatas piring,

gelas, sendok, panci dan lain-lain. Kotoran tersebut dikumpulkan

Page 10: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

bersama sampah dapur lain untuk dibuang , atau dapat pula

dikumpulkan untuk makanan ternak.

2. Merendam dalam air (flushing)

Mengguyur kedalam peralatan yang akan dicuci sehingga

terendam seluruh permukaannya. Sebelumnya semua peralatan

yang akan dicuci telah dibersihkan dari sisa makanan dan

ditempatkan dalam bak yang tersedia, sehingga perendaman

dapat berlangsung sempurna. Perendaman peralatan dapat juga

dilakukan tidak dalam bak, tetapi kurang efektif. Perendaman

dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam

sisa makanan yang menempel sehingga menjadi mudah untuk

dibersihkan. Waktu perendaman sangat tergantung dari kondisi

peralatan minimal waktu perendaman adalah 30 menit sampai 1

jam.

3. Mencuci dengan detergent (washing)

Mencuci peralatan dengan cara menggosok dan

melarutkan siasa makanan dengan zat pencuci atau detergent.

Detergent yang baik yaitu yang terdiri dari detergent cair atau

bubuk. Penggunaan sabun biasa sebaiknya dihindarkan, karena

sabun biasa tidak dapat melarutkan lemak, sehingga pembersihan

lemak tidak sempurna dan kemungkinan masih tersisa bau.

Pada tahap penggosokan ini perlu diperhatikan bagian-

bagian peralatan yang perlu dibersihkan lebih cermat yaitu :

a. Bagian-bagian peralatan yang terkena makanan

b. Bagian peralatan yang kontak dengan tubuh

c. Bagian-bagian yang tidak rata

4. Membilas dengan air bersih (rinsing)

Mencuci peralatan yang telah digosok detergent sampai bersih

dengan cara dibilas air bersih. Setiap alat yang dibersihakan

dibilas dengan cara menggosok-gosok dengan tangan sampai

terasa kesat (tidak licin). Bilamana masih terasa licin berarti pada

Page 11: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

peralatan tersebut masih menempel sisa-sisa lemak atau

detergent. Pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air

bertekanan tinggi yang cukup sehingga dapat melarutkan sia

kotoran atau sisa bahan pencuci.

5. Membebashamakan (sanitizing/ desinfection)

Tindakan sanitasi untuk membebashamakan peralatan setelah

proses pencucian peralatan yang selesai dicuci perlu dijamin

aman dari mikroba dengan cara sanitasi atau dikenal dengan

istilah desinfeksi. Cara desinfeksi yang umum dilakukan ada

beberapa macam yaitu :

1) Dengan rendaman air panas 100 0C selama 2 menit

2) Dengan larutan chlor aktif (50 ppm)

3) Dengan udara panas (oven)

4) Dengan sinar ultra violet

5) Dengan uap panas

6. Mengeringkan (toweliling)

Mengunakan kain lap atau mengeringkan dengan menggunakan

kain atau handuk (towel) dengan maksud untuk menghilangkan

sisa–sisa kotoran yang mungkin masih menempel sebagai akibat

proses pencucian seperti noda detergent. Noda bisa terjadi pada

mesin-mesin pencuci yang sistem desinfeksinya sudah kurang

tepat.Towel yang sudah digunakan dicuci dan disterilkan sehingga

benar–benar steril setiap akan digunakan. Dalam pembersihan

peralatan yang menggunakan tindakan sanitasi kering maka

penggunakan towel sebaiknya tidak digunakan.

Selanjutnya kami membandingkan dengan cara pencucian

yang benar di atas dengan cara pencucian yang ada di TPM

kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan angka kuman di

labaratorium ternyata ada hubungan bahwa teknik pencucian yang

terapkan di warung tersebut kurang benar serta dalam penggunaan

bahan desinfektan tidak sesuai petunjuk yang ada yang dapat di

Page 12: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

mungkinkan tidak optimal kinerja desinfektan terhadap kuman serta

dimungkinkan terjadi pencemaran. Karena bila dilihat dari tahap

pencucian terakhir yang di TPM yaitu di usap dengan kain atau lab

sebelum digunakan, padahal cara tersebut memungkinkan terjadi

pencemaran apalagi kain yang digunakan tidak bersih dan digunakan

berulang-ulang.

Tempat pencucian peralatan tidak tersedia air panas yang

cukup memadai dan tidak ada tiga bilik atau bak pencuci yang

memadai. Seharusnya air untuk pencucian dilengkapi air panas suhu

40° C - 80° C dan air dingin bertekanan 15 psi. Bak pencucian

setidaknya terdiri dari 3 bilik/ bak pencuci yaitu untuk mengguyur,

menyabun, membilas. Tempat pencuci bahan makanan yaitu air

pencuci yang dipakai tidak mengandung larutan pencuci hama

sehingga tidak memakai desinfektan. Seharusnya bahan makanan

dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung larutan Kalium

Permanganat 0,02 %. Maka sangat perlu sekali ada sosialisasi

terhadap para pekerja warung makan agar keamanan pangan dapat

lebih terjamin, apalagi kebanyakan para pekerja warung makan

tingkat pendidikanya rendah.

Page 13: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pemeriksaan dan perhitungan angka kuman dengan uji

usap alat makan (piring) menggunakan berbagai desinfektan

sampel dan juga desinfektan dari TPM didapatkan angka kuman

yang paling rendah setelah melalui uji tersebut adalah sebanyak 40

koloni/cm2 dan memenuhi syarat..

2. Angka kuman terendah dan paling bagus dihasilkan dari pencucian

alat makan (piring) dengan menggunakan desinfektan SAB.

3. Dari desinfektan yang digunakan oleh TPM masih belum

menurunkan angka kuman dalam alat makan (piring) sesuai syarat

pada Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003, sehingga perlu

dilakukan perbaikan dan evaluasi diberbagai bagian untuk

meningkatkan mutu Rumah makan dan makanan dengan

menurunkan angka kuman dalam alat makan sesuai dengan

persyaratan.

4. Teknik pencucian yang digunakan oleh TPM juga belum sesuai

dengan teknik pencucian/sanitasi alat makan/alat masak yang

benar. Sehingga perlu adanya tindakan rekomendasi mengenai

cara pencucian yang baik dan benar kepada TPM.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan koordinasi antara dosen pembimbing mata kuliah,

petugas laboratorium dengan mahasiswa/i.

b. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktik sebaiknya

diperiksa terlebih dahulu.

Page 14: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

2. Bagi TPM

a. Diperlukan perbaikan mutu Rumah Makan terutama dalam

penggunaan desinfektan yang mampu menurunkan angka

kuman alat makan yang sesuai persyaratan dalam Permenkes

RI No. 715/Menkes/SK/V/2003. Dalam hal ini kami

merekomendasikan kepada pengelola TPM agar menggunkan

Desinfektan SAB.

b. Perlu adanya peningkatan pengetahuan pengelola dan juga

karyawan TPM mengenai cara pencucian alat makan (piring)

yang tepat dan benar.

3. Bagi Perusahaan Desinfektan

a. Untuk Desinfektan SAB, cukup efektif dalam menurunkan angka

kuman karena sudah sesuai persyaratan pada Permenkes RI

No. 715/Menkes/SK/V/2003. Oleh karena itu, kami

merekomendasikan desinfektan SAB yang diproduksi oleh

Perusahaan PT. Unilever Indonesia, Cikarang, Bekasi untuk

digunakan TPM tersebut. Serta harus tetap dijaga dalam

penggunaan bahan aktif dan bahan tambahan lainnya agar tetap

aman dipakai oleh konsumen sesuai petunjuk yang tercantum

pada bungkus.

b. Untuk yang Non SAB masih besar angka kuman dalam alat

makan (piring) dan belum memenuhi persyaratan dalam

Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003. Sehingga dalam hal

ini perlu adanya koreksi bagi perusahaan terkait untuk lebih

meningkatkan mutu dan kualitas desinfektan yang diproduksi

terutama dalam fungsinya untuk menurunkan angka kuman

dalam alat makan (piring).

Page 15: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

LAMPIRAN

Page 16: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

a. NamaProduk : Morning Fresh

Perusahaan : PT PZ Cussons Indonesia

Alamat : Jl Halim Perdana KusumaNo 144

Tangerang, Indonesia.

Merk Daftar : Depkes RI PKD 20301900665

BahanAktif :

o Sodium Laureth 4.9 % :

o Sodium Lauryl Sulfate 2.208%

Page 17: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

Sifat Kelarutan

1) Warna : kuning, hijau

2) Bau : ekstrak lemon, ekstrak jeruk nipis

3) pH : 8 (cenderung basa)

4) Kekentalan : kental

5) Sifat tidak iritan

Cara Pemakaian :

1) Menuangkan sedikit cairan morning fresh triple action pada wadah

berisi air.

2) Memasukkan spons basah dalam larutan morning fresh tersebut.

3) Mencuci peralatan makan dan masak lainnya dan membilasnya

bilas hingga bersih.

Harga/Netto:Rp 7.695,00 / 750 ml

Page 18: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

b. NamaProduk : Larisst

Perusahaan : PT SongoGeniMaju

Alamat : Bogor, Indonesia

Merk Daftar : DEPKES RI PKD 20301010334

BahanAktif :

o NatriumAlkilBenzenaSulfonat : Detergen jenis keras sukar

dirusak oleh mikroorganisme meskipun bahan tersebut dibuang

akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan

pencemaran air.

o NatriumLauril Ether Sulfat

Sifat Kelarutan

1) Warna : hijau

2) Bau : ekstrak jeruk nipis

3) pH : cenderung basa

4) Kekentalan : kental

5) Sifat tidak iritan

Cara Pemakaian :

1) Menuangkan 1 sendok teh Larisst pencuci piring kedalam

setengah gelas air

2) Mencuci peralatan dapur seperti biasanya dengan menggunakan

spon, lalu bilas dengan air bersih.

3) Peralatan dapur akan menjadi bersih cemerlang sekaligus bebas

lemak dan harum

Harga/Netto : Rp 4.085,00/400 ml

Page 19: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

c. NamaProduk : S.O.S

Perusahaan : PT FilmaUtama Soap

Alamat : Surabaya-Indonesia

Merk Daftar : Depkes RI PKD 20301700089

BahanAktif :

o LAS : berasal dari petrolium atatu minyak bumi. Bersifat toksisitas

akut, bentuknya gel / pasta berwarna kuning muda. merupakan

garam dari ABS yang rantainya linier, berfungi menghasilkan busa

besar-besar dan membersihkan kotoran-kotoran. Membuat sabun

juga lebih tidak terlalu licin sehingga tidak perlu air banyak-banyak

untuk membilasnya.

Page 20: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

o SLES: Secara fungsional SLES bahan mempunyai andil dalam

meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif ini mempunyai

busa banyak dan bentuknya gel translucent (pasta). SLES juga

termasuk bahan utama pembuatan sabun.

o Triclosan : sebenarnya berfungsi sebagai anti bakteri, namun

ternyata menyebabkan kuman / bakteri kebal terhadap anti biotik.

o Aloevera : sebagai bahan yang berguna untuk regenerasi

selkulit, antioksidan, adstringen, dan antiseptik.

Sifat Kelarutan

1) Warna : hijau

2) Bau : ekstrak lime fresh

3) pH : Cenderung basa

4) Kekentalan : kental

5) Sifat tidak iritan

Cara Pemakaian :

1) Menuangkan cairan SOS pencuci piring secukupnya kedalam

wadah berisi air.

2) Mencuci piring, gelas dan perabot lainnya.

3) Membilas dengan air dan mendapatkan hasil cemerlag, bebas

bakteri, bau amis dan lemak

Harga/Netto: Rp 4.495,00/400 ml

Page 21: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

d. NamaProduk : Sunlight Plus-Anti Bakteri

Perusahaan : PT Unilever Indonesia Tbk

Alamat :Jl Jendral Gatot Subroto Kav.15, Jakarta

12930 Indonesia

Merk Daftar : No. 510183

BahanAktif :

o Natrium Alkil Benzena Sulfonat 12%

o Natrium Lauril Eter Sulfat 5%

o Cocoamido Propil Betain 0.75 %

o Natrium Salisilat 0.5 %

Sifat Kelarutan

1) Warna : hijau

2) Bau : ekstrak jeruk nipis

3) pH : cenderung basa

4) Kekentalan : kental

Page 22: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

5) Sifat tidak iritan

Cara Pemakaian :

1. Melarutkan 1 sendok teh Sunlight Anti Bakteri ke dalam 100 ml air.

Masukkan spons ke dalam larutan tersebut, lalu remas-remas

sampai berbusa. Spons siap digunakan.

2. Untuk hasil terbaik, tuangkan 2-3 tetes Sunlight Anti Bakteri

langsung pada spons yang basah.Remas spons perlahan

beberapa kali sampai berbusa. Untuk lemak yang sangat

membandel takaran dapat ditambah.

3. Untuk mencuci buah dan sayuran tuangkan Sunlight secukupnya

pada wadah berisi air, cuci buah dan sayur, kemudian bilas

dengan air bersih.

4. Untuk hasil lebih higienis setelah pemakaian, bilas spons dari sisa

kotoran hingga bersih dan letakkan di wadah yang kering dan

bersih.

5. Menuangkan 2 sendok teh Sunlight Anti Bakteri pada spons dan

remas-remas untuk meratakan produk, diamkan semalaman

(minimal 6 jam) untuk menjadikn spons lebih bersih higienis.

Spons sekarang siap untuk digunakan untuk membersihkan

kembali.

Harga/ netto : Rp 3850,00 / 200 ml

Page 23: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

e. NamaProduk : Sunlight Active Gel

Perusahaan : PT Unilever Indonesia Tbk

Alamat : Cikarang, Bekasi

Merk Daftar : DEPKES RI PKD 20301700480

BahanAktif :

o LAS : berasal dari petrolium atatu minyak bumi. Bersifat toksisitas

akut, bentuknya gel / pasta berwarna kuning muda. merupakan

garam dari ABS yang rantainya linier, berfungi menghasilkan busa

besar-besar dan membersihkan kotoran-kotoran. Membuat sabun

juga lebih tidak terlalu licin sehingga tidak perlu air banyak-banyak

untuk membilasnya.

o SLES : Secara fungsional SLES bahan mempunyai andil

dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif ini

mempunyai busa banyak dan bentuknya gel translucent (pasta).

SLES juga termasuk bahan utama pembuatan sabun

Page 24: PENCUCIAN ALAT MAKAN PIRING DI WARUNG MAKAN POJOK  UNTUK MENGETAHUI ANGKA KUMAN

o CAPB

Sifat Kelarutan

1) Warna : hijau

2) Bau : ekstrak jeruk nipis

3) pH : basa

4) Kekentalan : sangat kental

5) Sifat tidak iritan

Cara Pemakaian :

1) Menuangkan beberapa tetes Sunlight Active Gel langsung pada

spons basah

2) Membiarkan cairan meresap dan menambahkan sedikit air pada

spons basah tersebut

3) Menekan dan meremas spons sampai mengahasilkan cukup

busa. Spons siapdigunakan untuk mencuci lebih banyak

Harga/Netto : Rp 2000,00 / 50 ml, Rp 4.490,00 / 200 ml