bulletin pustaka maya 2012-09 september · pdf filebersama di meja makan. tak ada lagi omelan...

4
eorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. a merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah- ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. khirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. "Ini adalah rumahmu, " katanya, "hadiah dari kami." Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri. tulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. ada akhir perjalanan k i t a terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh b e r b e d a . Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. enungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. "Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri". (adapted from "The Builder", Unknown). @LAN : \\sdc\ebook ; \\192.168.2.5\ebook No. 017 - SEPTEMBER - 2012 Konten : Tukang Kayu [1] - Meja Kayu [2] Mengasah Kapak [3] - Musuh Dalam Mimpi [3] - Mungkin Ya, Mungkin Tidak [4]

Upload: hoangque

Post on 10-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bulletin PUSTAKA MAYA 2012-09 SEPTEMBER · PDF filebersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda

eorang tukang kayu tua bermaksud pensiundari pekerjaannya di sebuah perusahaankonstruksi real estate. Ia menyampaikan

keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan.Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilanganpenghasilan bulanannya, tetapi keputusan itusudah bulat.

a merasa lelah. Ia ingin beristirahat danmenikmati sisa hari tuanya dengan penuhkedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salahseorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon padatukang kayutersebut untukm e m b u a t k a nsebuah rumahuntuk dirinya.Tukang kayum e n g a n g g u km e n y e t u j u ip e r m o h o n a npribadi pemilikperusahaan itu.Tapi, sebenarnyaia merasaterpaksa. Ia inginsegera berhenti.Hatinya tidaks e p e n u h n y ad i c u r a h k a n .Dengan ogah-ogahan iam e n g e r j a k a nproyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahansekedarnya.

khirnya selesailah rumah yang diminta.Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik.Sungguh sayang ia harus mengakhiri

kariernya dengan prestasi yang tidak begitumengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itudatang melihat rumah yang dimintanya, iamenyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukangkayu. "Ini adalah rumahmu, " katanya, "hadiah darikami." Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapamalu dan menyesalnya. Seandainya saja ia

mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakanrumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akanmengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang takterlalu bagus hasil karyanya sendiri.

tulah yang terjadi pada kehidupan kita.Kadangkala, banyak dari kita yangmembangun kehidupan dengan cara yang

membingungkan. Lebih memilih berusaha alakadarnya ketimbang mengupayakan yang baik.Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalamhidup kita tidak memberikan yang terbaik.

ada akhirperjalanank i t a

terkejut saatmelihat apa yangtelah kita lakukandan menemukandiri kita hidup didalam sebuahrumah yang kitaciptakan sendiri.Seandainya kitam e n y a d a r i n y asejak semula kitaakan menjalanihidup ini dengancara yang jauhb e r b e d a .R e n u n g k a nbahwa kita adalahsi tukang kayu.

enungkan rumah yang sedang kita bangun.Setiap hari kita memukul paku, memasangpapan, mendirikan dinding dan atap. Mari

kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknyaseolah-olah hanya mengerjakannya sekali sajadalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidupsatu hari, maka dalam satu hari itu kita pantasuntuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Hidupkita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kitaperbuat hari ini. "Hidup adalah proyek yang kaukerjakan sendiri". (adapted from "The Builder",Unknown).

@LAN :\\sdc\ebook ;\\192.168.2.5\ebook

No. 017 - SEPTEMBER - 2012

Konten :

Tukang Kayu [1] - Meja Kayu [2]Mengasah Kapak [3] - Musuh Dalam Mimpi [3] - Mungkin Ya, Mungkin Tidak [4]

Page 2: Bulletin PUSTAKA MAYA 2012-09 SEPTEMBER · PDF filebersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda

H A L . 2H A L . 2

uatu ketika, ada seorang kakek yang harustinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggalpula menantu, dan anak mereka yang berusia

6 tahun. Tangan orang tua ini begitu rapuh, dansering bergerak tak menentu. Penglihatannyaburam, dan cara berjalannya pun ringkih.

eluarga itu biasa makan bersama di ruangmakan. Namun, sang orangtua yang pikuni n i

s e r i n gm e n g a c a u k a ns e g a l a n y a .Tangannya yangbergetar danmata yangr a b u n ,m e m b u a t n y asusah untukm e n y a n t a pm a k a n a n .Sendok dangarpu kerapjatuh ke bawah.Saat si kakekmeraih gelas,segera saja susuitu tumpahm e m b a s a h itaplak.

nak dan

menantunya punmenjadi gusar.Mereka merasadirepotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukansesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosanmembereskan semuanya untuk pak tua ini." Lalu,kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuahmeja kecil di sudut ruangan.

isana, sang kakek akan duduk untukmakan sendirian, saat semuanyamenyantap makanan. Karena sering

memecahkan piring, keduanya juga memberikanmangkuk kayu untuk si kakek. Sering, saat keluargaitu sibuk dengan makan malam mereka, terdengarisak sedih dari sudut ruangan.Ada air mata yangtampak mengalir dari gurat keriput si kakek.Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selaluomelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangisemua dalam diam.

uatu malam, sebelum tidur, sang ayahmemperhatikan anaknya yang sedangmemainkan mainan kayu. Dengan lembut

ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?".Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat mejakayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besarnanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekattempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyumdan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itumembuat kedua orangtuanya begitu sedih danterpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi.

Lalu, air matapunmulai bergulirdari kedua pipimereka. Walautak ada kata-katayang terucap,kedua orangtuaini mengerti, adasesuatu yangharus diperbaiki.

a l a mi t u ,

m e r e k amenuntun tangansi kakek untukkembali makanbersama di mejamakan. Tak adalagi omelan yangkeluar saat adapiring yang jatuh,makanan yangtumpah atautaplak yangternoda. Kini,mereka bisa

makan bersama lagi di meja utama. [AuthorUnknown]

eman, anak-anak adalah persepsi dari kita.Mata mereka akan selalu mengamati, telingamereka akan selalu menyimak, dan pikiran

mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kitalakukan. Mereka adalah peniru. Jika merekamelihat kita memperlakukan orang lain dengansopan, hal itu pula yang akan dilakukan olehmereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak,akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa"yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masadepan anak-anak.

ari, susunlah bangunan itu dengan bijak.Untuk anak-anak kita, untuk masa depankita, untuk semuanya. Sebab, untuk

mereka lah kita akan selalu belajar, bahwa berbuatbaik pada orang lain, adalah sama halnya dengantabungan masa depan. Terima kasih telahmembaca.

Page 3: Bulletin PUSTAKA MAYA 2012-09 SEPTEMBER · PDF filebersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda

H A L . 3

i suatu waktu, adalah seorang pemotongkayu yang sangat kuat. Dia melamarpekerjaan ke seorang pedagang kayu, dan

dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yangditerimanya sangat bagus. Karenanya sangpemotong kayu memutuskan untuk bekerja sebaikmungkin.

ang majikan memberinya sebuah kapak danmenunjukkan area kerjanya. Hari pertamasang pemotong kayu berhasil merobohkan

18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesandan berkata, "Selamat, kerjakanlahseperti itu!" Sangat termotivasi olehpujian majikannya, keesokan harinyasang pemotong kayu bekerja lebihkeras lagi, tetapi dia hanya berhasilmerobohkan 15 batang pohon. Hariketiga dia bekerja lebih keras lagi,tetapi hanya berhasil merobohkan 10batang pohon.

ari-hari berikutnya pohon yang berhasildirobohkannya makin sedikit. "Akumungkin telah kehilangan kekuatanku",

pikir pemotong kayu itu. Dia menemui majikannyadan meminta maaf, sambil mengatakan tidakmengerti apa yang terjadi. "Kapan saat terakhir

anda mengasah kapak?" sang majikan bertanya."Mengasah? Saya tidak punya waktu untukmengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapakpohon."

ehidupan kita sama seperti itu. Seringkalikita sangat sibuk sehingga tidak lagimempunyai waktu untuk mengasah kapak.

"Pada istilah sekarang, setiap orang lebih sibuk darisebelumnya, tetapi lebih tidak berbahagia darisebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupabagaimana caranya untuk tetap tajam? Tidaklah

salah dengan aktivitas dan kerja keras.Tetapi tidaklah seharusnya kitasedemikian sibuknya sehinggamengabaikan hal2-hal yang sebenarnyasangat penting dalam hidup, sepertikehidupan pribadi, menyediakan waktuuntuk membaca, dlsb. Kita semuamembutuhkan waktu untuk relaks,

untuk berpikir dan merenung, untuk belajar danbertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktuuntuk mengasah kapak, kita akan tumpul dankehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang,memikirkan cara bekerja lebih efektif danmenambahkan banyak nilai kedalamnya. Disadursecara bebas dari: Sharpen The Axe.

da seorang lelaki. Suatu malam ia bermimpiburuk. Dalam mimpinya ia melihat seorangserdadu bertopi putih, bersepatu putih. Di

pinggangnya terselip sebilahpedang yang bersarung hitam.Ketika kedua mata merekaberpapasan, serdadu tersebutdengan serta-merta mengeluarkankata-kata cacian, kata-kata jahatyang sungguh pedas yang ditujukanpadanya. Serdadu tersebut jugasecara kejam meludahi wajahnya.Sungguh suatu penghinaan yangteramat besar. Selama hidupnya belum pernah iadihina seperti ini.

etika bangun pagi, dipenuhi denganperasaan yang kurang enak iamenceritakan kisah hina yang menimpa

dirinya dalam mimpi semalam. 'Sejak kecil hinggakini saya belum pernah dihina oleh orang lain. Tapimalam tadi, saya bukan saja dihina, bahkanwajahku pun diludahi. Aku sungguh tidak bisaterima diperlakukan secara demikian. Aku harus

menemukan orang ini dan memberikan imbalanyang setimpal. Kata lelaki itu penuh rasa bencisambil menggertakan giginya.

ejak itu, setiap hari setelahbangun tidur ia akan berdiridi persimpangan jalan yang

ramai dilewati orang, denganharapan suatu saat bisamenemukan musuh yang dilihatnyadalam mimpi itu. Seminggu,sebulan, setahun kini berlalu. Orangyang dicari itu tak pernahmenunjukkan batang hidungnya.

Lelaki tersebut telah menghabiskan separuh dariwaktu hidupnya hanya demi sesuatu yang tidaknyata. Ia meracuni hatinya sendiri dengan rasabenci hasil ciptaannya sendiri.

ering kita menciptakan musuh yang tidakreal, dan memupuk kebencian dalam hatiyang pada baliknya merupakan racun yang

menghancurkan diri sendiri. Ketika Andamembenci, Anda sendirilah yang menjadi korbankebencian Anda.

Page 4: Bulletin PUSTAKA MAYA 2012-09 SEPTEMBER · PDF filebersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda

Jl. Jakarta 79 Bandung@LAN : \\sdc\ebook atau\\192.168.2.5\ebookPhone: 022-7272-672Fax: 022-7271-693E-mail: [email protected]

Selain menyediakan bahan bacaan berupa buku atau hard-copy, PERPUSTAKAANIM juga me-nyediakan bahan bacaan berupa konten digital ebook dan file sejenis-nya (soft-copy) diberi nama atau code-name “PUSTAKA-MAYA”.Kenapa namanya PUSTAKA-MAYA ? Karena sumber ebooknya hampir 90%berasal dari internet atau dunia maya.

Bulletin ini digunakan sebagai wahana informasi dalam menyajikan informasi sepu-tar PUSTAKA-MAYA. PUSTAKA-MAYA dikelola bersama oleh bagian PER-PUSTAKAAN (penanggungjawab konten oleh Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M.)dan bagian PUSKOM (penanggungjawab hardware oleh Patah Herwanto, S.T.,M.Kom.). Dibawah pembinaan Pembantu Ketua bidang Akademik (Chairuddin, Ir.,M.T., M.M. dan Leni Susanti, S.E., M.Si.).

Edisi FULL-COLOR Digital Bulletin

PUSTAKA-MAYA tersimpan di folder :

\\sdc\ebook\4_REFERENSI_UMUM\Bul

etin_Pustaka_Maya

PUSTAKA-MAYA menuju GLOBAL MULTIMEDIA EDUTAINTMENT

PUSTAKA-MAYA

@ Indonesia-Mandiri

ada jaman dahulu, ada sebuah desa dimana tinggal seorang tua yang sangatbijaksana. Penduduk desa percaya bahwa

orang tua itu selalu dapat menjawab pertanyaanmereka atau memecahkan persoalan mereka.Suatu hari, seorang petani di desa itu datangmenemui orang tua yang bijak ini dan berkatadengan putus asa, “Pak Tua yang bijaksana,tolonglah saya. Saya sedang mendapat musibah.Kerbau saya mati dan saya tak punya binatanglain yang dapat membajak sawah! Bukankah inimusibah paling buruk yangmenimpa saya?” Orang tua yangbijak tersebut menjawab,“Mungkin ya, mungkin tidak.”Petani itu bergegas kembali kedesa dan menceritakan kepadatetangga-tetangganya bahwaorang tua yang bijak itu kinisudah menjadi gila. Tentu sajainilah musibah terburuk yangdialaminya. Mengapa orang tuaitu tidak melihatnya?

amun, keesokan harinya tiba-tiba munculseekor kuda yang masih muda dan kuatdi dekat tanah milik petani itu. Karena tak

punya kerbau lagi untuk membajak sawahnya,petani itu berpikir untuk menangkap kuda itusebagai ganti kerbaunya. Dan akhirnyaditangkapnyalah kuda itu. Betapa gembiranya sipetani. Membajak sawah tak pernah semudah inirasanya. Ia datang kembali ke orang tua yang bijakitu dan meminta maaf, “Pak Tua yang bijaksana,Anda memang benar. Kehilangan kerbau bukanlahmusibah yang paling buruk yang menimpa dirisaya. Inilah rahmat terselubung bagi saya! Sayatak akan pernah bisa memiliki kuda baruseandainya kerbau saya tidak hilang. Anda pastisetuju bahwa inilah hal terbaik yang pernah saya

dapatkan.” Orang tua itu menjawabnya sekali lagi,“Mungkin ya, mungkin tidak.” Lagi-lagi begini,pikir si petani. Pastilah orang tua yang bijak itusudah benar-benar gila sekarang.! Tetapi sekalilagi si petani tidak mengetahui apa yang terjadi.

eberapa hari kemudian anak laki-laki sipetani jatuh dari kuda yag sedangdinaikinya. Kakinya patah dan tak bisa lagi

membantu ayahnya bertani. Tidak, pikir si petani.Sekarang kami akan mati kelaparan. Sekali lagi sipetani datang menemui orang tua yang bijak itu.

Kali ini ia berkata, “BagaimanaAnda bisa tahu bahwamendapatkan kuda bukanlahsesuatu yang baik bagi saya? Lagi-lagi anda benar. Anak sayaterluka dan tak bisa lagimembantu saya bertani. Kali inisaya benar-benar yakin bahwainilah hal terburuk yang pernahmenimpa saya. Sekarang pastiAnda setuju.” Tetapi seperti yangterjadi sebelumnya, orang tua

yang bijak itu dengan tenang menatap si petanidan dengan suaranya yang sejuk berkata sekalilagi, “Mungkin ya, mungkin tidak.” Marah karenamerasa orang tua yang bijak tersebut menjadibegitu bodoh, si petani langsung pulang kedesanya.

eesokan harinya, datanglah tentara yangbertugas mengumpulkan semua pemudayang bertubuh sehat untuk dijadikan

prajurit dalam perang yang baru saja meletus.Anak laki-laki si petani adalah satu-satunyapemuda di desa itu yang tidak di ikutsertakan. Iatetap hidup, sementara pemuda lainnyakemungkinan besar akan mati dalam peperangan.(“Don’t Sweat the Small Stuff”- Richard Carlson,Ph.D.).