pencitraan diagnostik bagi pasien implan-1

17
 PENCITRAAN DIAGNOSTIK BAGI PASIEN IMPLAN  Terdapat sejumlah pilihan pencitraan untuk pendiagnosaan dan perencanaan dalam perawatan implan. Pilihannya berkisar dari proyeksi standar yang biasa tersedia di praktek hingga teknik radiografi lebih kompleks yang hanya tersedia di pusat radiologi. Proyeksi standar mencakup radiograf intraoral (periapikal, oklusal) dan ekstraoral (panoramik, sefalometri lateral). Teknik pencitraan yang lebih kompleks meliputi tomografi konvensional, tomografi komputer (CT) dan cone beam computed tomography (CBCT). File data pencitraan CT dan CBCT adpat diformat dan ditampilkan dalam komputer menggunakan program simulasi khusus sehingga proses diagnosis dan perencanaan perawatan menjadi lebih interaktif dan mudah dipahami secara visual. Banyak faktor mempengaruhi pemilihan teknik radiografi, termasuk biaya, ketersediaan, pemaparan radiasi dan tipe kasus. Penentuannya didasarkan pada keseimbangan antara faktor- faktor tersebut dan keinginan untuk meminimalkan resiko komplikasi terhadap pasien. Pengidentifikasian struktur anatomi yang vital secara akurat dan kemampuan untuk melakukan bedah pemasangan implan tanpa injuri ke struktur tersebut sangat penting bagi keberhasilan perawatan. Teknik pencitraan diagnostik harus selalu diinterpretasi bersama dengan pemeriksaan klinis yang baik. PROYEKSI STANDAR Pilihan pencitraan diagnostik standar mencakup periapikal, panoramik, sefalometri lateral dan radiograf oklusal. Keuntungan dan kerugian masing-masing diperlihatkan di Tabel 1. Radiograf periapikal Radiograf periapikal menawarkan keuntungan besar selama evaluasi pasien implan. Metode ini memungkinkan pemeriksaan kuantitas dan kualitas linggir alveolus edentulus serta gigi di dekatnya. Ini juga mudah diperoleh di praktek dokter gigi, tidak mahal dan memberikan radiasi yang rendah kepada pasien. Karena proyeksi langsung ini tidak menggunakan layar pembesar, radiograf intraoral menawarkan detail dan resolusi spasial paling jelas dari semua pilihan radiografi. Oleh sebab itu, film ini merupakan metode pilihan bila patologi yang kecil seperti sisa ujung akar perlu dideteksi dan dievaluasi.

Upload: peiter-gozali

Post on 18-Jul-2015

199 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 1/17

PENCITRAAN DIAGNOSTIK BAGI PASIEN IMPLAN 

Terdapat sejumlah pilihan pencitraan untuk pendiagnosaan dan perencanaan dalam

perawatan implan. Pilihannya berkisar dari proyeksi standar yang biasa tersedia di praktek 

hingga teknik radiografi lebih kompleks yang hanya tersedia di pusat radiologi. Proyeksi standar

mencakup radiograf intraoral (periapikal, oklusal) dan ekstraoral (panoramik, sefalometri lateral).

Teknik pencitraan yang lebih kompleks meliputi tomografi konvensional, tomografi komputer

(CT) dan cone beam computed tomography (CBCT). File data pencitraan CT dan CBCT adpat

diformat dan ditampilkan dalam komputer menggunakan program simulasi khusus sehingga

proses diagnosis dan perencanaan perawatan menjadi lebih interaktif dan mudah dipahami secara

visual.

Banyak faktor mempengaruhi pemilihan teknik radiografi, termasuk biaya, ketersediaan,

pemaparan radiasi dan tipe kasus. Penentuannya didasarkan pada keseimbangan antara faktor-

faktor tersebut dan keinginan untuk meminimalkan resiko komplikasi terhadap pasien.

Pengidentifikasian struktur anatomi yang vital secara akurat dan kemampuan untuk melakukan

bedah pemasangan implan tanpa injuri ke struktur tersebut sangat penting bagi keberhasilan

perawatan. Teknik pencitraan diagnostik harus selalu diinterpretasi bersama dengan pemeriksaan

klinis yang baik.

PROYEKSI STANDAR 

Pilihan pencitraan diagnostik standar mencakup periapikal, panoramik, sefalometri lateral

dan radiograf oklusal. Keuntungan dan kerugian masing-masing diperlihatkan di Tabel 1.

Radiograf periapikal

Radiograf periapikal menawarkan keuntungan besar selama evaluasi pasien implan.

Metode ini memungkinkan pemeriksaan kuantitas dan kualitas linggir alveolus edentulus serta

gigi di dekatnya. Ini juga mudah diperoleh di praktek dokter gigi, tidak mahal dan memberikan

radiasi yang rendah kepada pasien. Karena proyeksi langsung ini tidak menggunakan layar

pembesar, radiograf intraoral menawarkan detail dan resolusi spasial paling jelas dari semua

pilihan radiografi. Oleh sebab itu, film ini merupakan metode pilihan bila patologi yang kecil

seperti sisa ujung akar perlu dideteksi dan dievaluasi.

Page 2: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 2/17

Karena cara pengambilannya yang mudah, radiograf periapikal sangat membantu saat

penempatan implan. Radiograf intra-operatif dapat diambil saat pembedahan untuk mengevaluasi

kedekatan gigi tetangga serta struktur anatomi lain yang penting. Rangkaian film periapikal

membantu klinisi untuk menvisualisasikan perubahan arah dan kedalaman prosedur pengeburan.

Radiograf digital bahkan lebih menguntungkan saat pemeriksaan penempatan implan dalam

pembedahan; gambar akan tampak di layar hampir secara langsung dan dapat dimanipulasi untuk 

memperoleh informasi diagnostik yang diperlukan.

Kerugian radiograf periapikal yang paling signifikan adalah kerentanan mereka terhadap

pembesaran struktur anatomis yang tidak dapat diprediksi, sehingga tidak memungkinkan

pengukuran secara akurat. Pemendekan atau perpanjangan dapat diminimalkan dengan

menggunakan teknik  paralelling. Akan tetapi distorsi terutama paling besar di daerah edentulus

dimana kehilangan gigi dan resorpsi alveolus mengharuskan film ditempatkan dalam angulasi

yang signifikan terhadap aksis panjang gigi dan tulang alveolar. Radiograf ini merupakan

gambaran 2 dimensi dari objek 3 dimensi sehingga tidak memberikan informasi mengenai

dimensi bukal-lingual dari linggir alveolus. Struktur yang sebenarnya terpisah dalam dimensi

buko lingual akan tampak saling bertumpuk. Selain itu gambaran periapikal dibatasi oleh ukuran

film yang dipakai.

Sebagai kesimpulan, radiograf periapikal merupakan pencitraan yang menawarkan detail

  jelas dari area kecil dalam lengkung alveolar. Keterbatasan yang harus dipertimbangkan adalahkemungkinan distorsi dan representasi dua dimensional dari struktur anatomis.

Radiograf oklusal

Radiograf oklusal adalah proyeksi intraoral yang menawarkan gambaran beresolusi tinggi,

mudah, ekonomis, dosis rendah dan mencakup area lebih besar daripada film periapikal. Film

oklusal ini dapat memberikan gambaran penampang lintang mandibula atau mengambil area

edentulus yang luas, sehingga memungkinkan pengukuran dimensi bukal lingual mandibula. Ini

dapat menjadi pertimbangan penting saat merencanakan implan pada mandibula yang teresorbsi

berat. Film oklusal memiliki keterbatasan distorsi dan penumpukan anatomis yang sama seperti

film periapikal.

Sebagai kesimpulan, proyeksi film oklusal merupakan gambaran screening yang dapat

meninjau lebar mandibula atau menvisualisasikan area linggir alveolar yang lebih besar daripada

dengan proyeksi periapikal.

Page 3: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 3/17

Radiograf panoramik

Radiograf panoramik seringkali digunakan dalam evaluasi pasien implan karena memiliki

sejumlah kelebihan dibanding metode lainnya. Film panoramik memberikan radiasi yang rendah

dengan hasil yang luas dari kedua lengkung sehingga memungkinkan pemeriksaan area

edentulus secara luas, angulasi gigi yang ada dan dataran oklusal, serta anatomi yang penting

dalam rencana perawatan implan seperti sinus maksila, kavitas nasal, foramen mental dan kanalis

mandibula. Unit panoramik juga tersedia secara luas dan mudah dioperasikan, meski

gambarannya bersifat dua dimensional dan tidak memberikan informasi mengenai lebar

bukolingual dari lengkung alveolar.

Keberadaan bayangan semu, pembesaran horizontal dan vertikal yang tidak dapat

diprediksi, distorsi struktur di luar dari area fokal, proyeksi geometri yang dihasilkan oleh

angulasi vertikal negatif dari sinar x dan kecenderungan kesalahan posisi pasien menghambat

pengukuran yang konsisten dan akurat. Akibatnya, radiograf panoramik tidak memberikan

gambaran sedetail seperti radiograf intraoral.

Distorsi pengukuran lebih prevalen dan bervariasi di sepanjang gambaran panoramik.

Umumnya radiograf panoramik memberikan pembesaran 25% dari ukuran asli. Pabrikan implan

biasanya menyediakan lembar transparan ukuran implan dalam pembesaran 25%. Akan tetapi,

perlu dipahami bahwa pembesaran 25% hanya merupakan perkiraan, pembesaran aslinya

berkisar antara 10-30% di area yang berbeda dalam film yang sama dan sangat bergantung padaposisi pasien saat pengambilan. Oleh sebab itu pengukuran yang akurat pada proyeksi panoramik 

tidak mungkin dilakukan. Walau demikian radiograf panoramik memberikan gambaran

keseluruhan maksila dan mandibula yang dapat digunakan untuk memperkirakan pengukuran

tulang dan mengevaluasi perkiraan hubungan antara gigi dan struktur anatomis lainnya.

Sefalometri lateral

Sefalometri lateral kadangkala digunakan untuk mengevaluasi pasien yang berpotensi

dipasangi implan. Film ini memberikan informasi mengenai ketebalan kortikal, tinggi dan lebar

linggir alveolar di garis median, hubungan skeletal antara maksila dan mandibula serta profil

wajah. Radiograf sefalometri lateral berbiaya rendah, mudah tersedia dan mudah iinterpretasi

dan memiliki pembesaran struktur yang dapat diprediksi. Walau demikian pemakaiannya untuk 

pasien implan dibatasi untuk struktur di garis median, sementara kegunaannya untuk area rahang

lainnya terbatas.

Page 4: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 4/17

PENCITRAAN PENAMPANG LINTANG 

Pencitraan diagnostik penampang lintang mencakup   x-ray tomography konvensional,

computed tomography dan cone-beam computer tomography.

 X-ray tomography konvensional

Pada tomografi konvensional sumber sinar X dan film saling terhubung dan berotasi di

sekitar titik tertentu (fulkrum), biasanya dalam gerakan tomografi yang sederhana (linear) atau

kompleks (eliptik atau hiposikloidal). Struktur yang terletak dalam dataran rotasi (area fokal)

tidak bergerak terhadap tube dan film sehingga tergambar secara tajam. Struktur di luar dataran

rotasi akan kabur, tergantung pada jaraknya dari dataran fokal. Hasil gambarnya adalah

penampang lintang dari struktur dalam dataran yang diambil, yaitu tegak lurus terhadap x-ray.

Penempatan posisi pasien yang benar sangat penting untuk memperoleh penampang

lintang yang tepat dari rahang di daerah implan yang direncanakan. Ketebalan dan penampilan

struktur bergantung pada sudut rotasi dan tipe gerakan (sederhana vs kompleks). Struktur yang

diperoleh selalu diperbesar, namun pembesarannya bersifat uniform, prediktabel dan spesifik 

terhadap alat yang digunakan untuk pengambilan gambar.

  X-ray tomography konvensional menawarkan banyak kelebihan dalam evaluasi pasien

implan. Dengan posisi pasien yang benar, ini dapat menghasilkan gambaran penampang lintang

sesungguhnya dari linggir alveolar dan memberikan informasi diagnostik mengenai ketebalan

kortikal, kepadatan trabekula, tinggi dan lebar alveolus, serta lokasi struktur anatomi vital.Strukturnya diperbesar secara prediktif, sehingga pengukuran tomogram dapat disesuaikan untuk 

memberikan pemeriksaan angular dan linear yang akurat. Dalam tomografi konvensional hanya

sebagian kecil area rahang yang dicitrakan, sehingga dosis terhadap pasien terbatas.

Interpretasi gambar tomografi konvensional membutuhkan pelatihan, karena terkadang

agak sulit, terutama bila anatomi rahang mengalami perubahan akibat ekstraksi traumatik,

resorpsi linggir alveolus, atau kondisi lainnya. Walau gambarannya berupa penampang lintang,

pengaburan struktur di luar dataran fokal menyebabkan potongan tomografis yang kurang jelas

dan struktur yang opak dapat menghasilkan bayangan “semu” sehingga memperumit gambar. Ini

terutama bermasalah pada pasien edentulus sebagian dengan gigi dan restorasi pada salah satu

sisi dari area yang diinginkan. Masalah ini dapat dikurangi dengan pemakaian tomografi

kompleks dan pemilihan lebar pemotongan. Pemotongan tomografi konvensional diperoleh satu

per satu, sehingga pasien harus direposisi untuk setiap area gambar yang diambil. Prosedur ini

Page 5: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 5/17

dapat memakan waktu bila diperlukan evaluasi pada lebih dari satu daerah edentulus.

Keterbatasan terakhir adalah biaya tomografi konvensional lebih tinggi daripada radiograf 

intraoral dan ekstraoral standar.

Computed tomography

Gambaran dental yang umumnya diperoleh dari CT mencakup gambaran aksial,

panoramik dan penampang lintang dari rahang. Selain gambaran dua dimensional yang datar

tersebut, gambaran tiga dimensional kompleks dengan surface rendering juga dapat diperoleh.

Gambaran tersebut dapat memberikan informasi yang mudah dipahami mengenai cacat linggir

alveolar. Gambaran dapat dicetak ke kertas foto atau ditampilkan di layar komputer.

CT scan memiliki sejumlah kelebihan untuk evaluasi pasien implan. Gambaran

penampang lintangnya memberikan evaluasi yang tepat dan mendetail mengenai tinggi dan lebar

linggir alveolar. Gambarannya juga dapat disesuaikan dan dicetak tanpa pembesaran, sehingga

membantu pengukuran secara standar. Format digitalnya juga memungkinkan pengeditan

gambar, lintas komunikasi yang cepat antara radiologis dan ahli bedah, serta pembuatan kopian

gambar dengan jumlah banyak dalam waktu singkat. Berbagai struktur anatomi dapat

divisualisasi dan dianalisa dalam ketiga aksis, sehingga lokasi superoinferior, anteroposterior dan

bukolingual dapat diidentifikasi dengan tepat. Proses CT scan mencitrakan seluruh rahang

(biasanya satu rahang per scan) sehingga beberapa area edentulus dapat divisualisasi dalam satu

pemeriksaan. Kekontrasan dan resolusi tulang dan jaringan lunak sangat baik untuk prosesdiagnostik.

CT scan membutuhkan alat dan penyetelan khusus. Radiologis dan teknisi perlu

mengetahui anatomi, varian anatomi dan patologi rahang, serta pertimbangan yang penting bagi

perencanaan perawatan implan, sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. CT scan 

memberikan dosis radiasi yang jauh lebih tinggi daripada metode lainnya. Karena CT scan 

mencitrakan seluruh lengkung, radiasi dihantarkan ke seluruh area yang terekam, tidak 

tergantung berapa banyak atau sedikit area yang diperlukan. Restorasi logam dapat mengganggu

kualitas diagnostik gambar, sehingga menyulitkan bagi pasien dengan restorasi gigi yang banyak.

Secara umum, biaya CT lebih tinggi secara signifikan daripada tomografi konvensional atau

proyeksi intraoral dan ekstraoral standar lainnya.

Page 6: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 6/17

Cone beam computed tomography

Cone beam computed tomography (CBCT) merupakan teknik pencitraan baru yang

menawarkan kelebihan signifikan untuk mengevaluasi pasien implan. Sama seperti CT scan,

sumber sinar X dan detektor diposisikan secara diametris dan membuat rotasi 360 derajat di

seputar kepala pasien. Namun berbeda dengan bentuk kipas ( fan beam) yang dihasilkan oleh CT

scan, CBCT scan menghasilkan sinar x berbentuk konus (cone-shaped x ray beam), sehingga

mencitrakan area lebih luas. Gambaran diperoleh pada setiap pertambahan 1 derajat. Dengan

demikian, di akhir satu rotasi penuh, diperoleh 360 gambar. Komputer menggunakan gambaran

tersebut untuk menciptakan peta digital tiga dimensional. Setelah peta terbentuk, rekontruksi

multiplanar serta potongan aksial, koronal, sagital maupun oblik dalam berbagai ketebalan dapat

dibangun dari data tersebut.

Secara umum CBCT memiliki keuntungan dan kelebihan yang sama dengan CT, namun

keduanya memiliki perbedaan dasar akibat perbedaan prinsip fisik yang digunakan saat

pengambilan gambar. CT scan lebih baik dalam memberikan resolusi kontras atau kemampuan

untuk membedakan dua objek dengan perbedaan kepadatan yang kecil. CBCT scan memiliki

kemampuan terbatas untuk memisahkan otot dengan lemak atau jaringan ikat dibandingkan CT

scan. Namun karena tulang memiliki kepadatan jauh lebih tinggi daripada jaringan sekelilingnya,

CBCT dan CT scan dengan jelas menampilkan bentuk dan arsitektur tulang. Salah satu kelebihan

signifikan CBCT daripada CT scan adalah pengurangan dosis radiasi yang diterima pasien.CBCT memberikan dosis hampir sama dengan dari rangkaian  full mouth x ray; yaitu 50-100 kali

lebih sedikit daripada dosis radiasi yang terjadi dengan CT scan. Biaya antara CT dan CBCT

scan sebanding.

Program Simulasi Interaktif 

Dalam banyak kasus yang sulit, perencanaan perawatan implan sangat dibantu melalui

pemakaian program khusus. Program ini menggunakan data dari CT atau CBCT scan dan

melakukan simulasi penempatan dan restorasi implan di komputer. Kuantitas dan kualitas tulang

dapat dievaluasi. Panjang, lebar, angulasi dan posisi implan dapat disimulasi dalam posisi yang

diinginkan. Dalam kasus defisiensi atau cacat linggir alvolar atau ketika diindikasikan

augmentasi tulang sinus, volume tulang tambahan yang diperlukan dapat dievaluasi dan

dikuantifikasi. Restorasi implan juga dapat disimulasi dan distribusi gaya mekanis ke implan dan

tulang sekitarnya dapat diprediksi.

Page 7: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 7/17

Program khusus untuk perencanaan perawatan implan, seperti SIM/Plant (Materialise,

Columbia Scientific, Glen Burnie) dapat mentransfer data CBCT atau CT scan. Klinisi dapat

menggunakan gambaran yang telah diformat pada komputer secara interaktif untuk memahami

lebih baik hubungan antara posisi implan dan gigi atau struktur anatomi.

EVALUASI PASIEN 

Evaluasi pasien harus dilakukan secara teratur dan objektif. Pertanyaan spesifik yang

dapat mempengaruhi penempatan dan hasil implan harus dipertimbangkan dan diperiksa dengan

teliti. Keuntungan dan kerugian dari berbagai proyeksi radiografi harus dipertimbangkan dan

dipilih berdasarkan informasi yang diperlukan dari pasien. Tujuan dalam evaluasi radiografi,

apapun teknik pencitraan yang digunakan, harus melibatkan evaluasi untuk (1)

mengesampingkan patologi, (2) mengidentifikasi struktur anatomi dan (3) mengukur kuantitas,kualitas dan lokasi tulang yang ada.

Mengesampingkan patologi

Tulang yang sehat merupakan prasyarat bagi keberhasilan oseointegrasi dan ketahanan

implan dalam jangka panjang. Langkah pertama dalam evaluasi radiografi daerah implan adalah

menentukan kesehatan tulang alveolar dan jaringan lainnya yang tercakup dalam satu proyeksi.

Sisa akar gigi, penyakit periodontal, kista dan tumor harus diidentifikasi dan ditangani sebelum

penempatan implan. Penyakit sistemik seperti osteoporosis dan hiperparatiroidisme dapat

mengubah metabolisme tulang dan mempengaruhi oseointegrasi implan (Gbr 75-10). Area

dengan kualitas tulang yang buruk harus diidentifikasi dan bila perlu dilakukan penyesuaian

rencana perawatan. Sinusitis maksila, polip atau kelainan sinus lainnya harus didiagnosa dan

dirawat, khususnya bila prosedur augmentasi tulang sinus direncanakan.

Mengidentifikasi struktur anatomi

Terdapat sejumlah struktur anatomi vital di dekat area penempatan implan di maksila dan

mandibula. Familiaritas dengan gambaran radiografi struktur tersebut sangat penting saat

perencanaan perawatan dan penempatan implan. Pengetahuan mengenai lokasinya dengan tepat

diperlukan untuk mencegah komplikasi yang tidak dikehendaki. Struktur anatomi yang penting

di maksila meliputi dasar dan dinding anterior sinus maksila, foramen insisivum, dasar dan

dinding lateral kavitas nasal dan fossa kaninus. Struktur anatomi yang penting di mandibula

adalah kanalis mandibula, foramen mentalis, perpanjangan kanal ke anterior dan fossa

Page 8: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 8/17

submandibula. Keberadaan variasi anatomi, seperti penyembuhan daerah ekstraksi yang tidak 

sempurna, lokasi sinus, kanal mandibula ganda atau ketiadaan saluran kortikasi yang jelas juga

harus dikenali.

Memeriksa kuantitas, kualitas dan volume tulang

Tujuan utama dari pencitraan diagnostik bagi pasien implan adalah mengevaluasi volume

tulang yang ada untuk pemasangan implan di lokasi anatomi yang diinginkan. Klinisi ingin

memperkirakan dan memastikan tinggi, lebar dan kepadatan tulang resipien sambil menghindari

kerusakan ke struktur anatomi yang penting. Tergantung pada tekniknya, pencitraan diagnostik 

dapat memperkirakan atau mengukur tinggi koronal-apikal, lebar bukal-lingual dan ruang mesial

distal yang tersedia bagi implan yang akan ditempatkan di dekat gigi atau implan lainnya.

Hal demikian mudah pada kasus dengan kualitas tulang dan volume tulang yang baik,

namun pada kasus dengan resorpsi tulang menengah hingga berat, cacat alveolar atau daerah

ekstraksi yang masih baru, memperoleh gambar diagnostik yang jelas dan akurat bisa

menyulitkan. Pencitraan diagnostik dapat memperlihatkan volume tulang yang tidak adekuat

untuk implan dan mengindikasikan perlunya augmentasi tulang atau bahkan mengesampingkan

kemungkinan implan bagi pasien (Gbr 75-13). Kualitas tulang yang buruk juga mungkin

mengharuskan modifikasi rencana perawatan, seperti menunggu lebih lama untuk penyembuhan

(oseointegrasi) agar memaksimalkan kontak tulang ke implan sebelum pembebanan.

PEMILIHAN PENCITRAAN DIAGNOSTIK SECARA KLINIS 

Radiografi merupakan alat diagnostik yang penting untuk evaluasi pasien implan. Walau

demikian pencitraan radiografi saja tidak cukup. Informasi diagnostik harus dikorelasi dengan

pemeriksaan klinis yang baik. Demikian juga sebaliknya, pemeriksaan klinis saja tidak cukup

untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam merencanakan terapi implan tanpa

pencitraan diagnostik.

Pemeriksaan klinis

Sebelum pengambilan radiograf, diperlukan pemeriksaan klinis yang menyeluruh dari

pasien implan. Ini harus melibatkan etiologi dan durasi kehilangan gigi, riwayat ekstraksi

traumatik dan tinjauan dari catatan dan radiograf terdahulu bila ada. Pemeriksaan klinis dari area

edentulus, mukosa yang menutupinya, gigi tetangga dan antagonis, serta dataran oklusal harus

Page 9: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 9/17

dilakukan. Fungsi sendi temporo mandibula, pembukaan maksimal mandibula dan pergerakan

protrusif dan lateral harus dievaluasi.

Screening film

Pada tahap ini harus dilakukan pemeriksaan keseluruhan dari kesehatan rahang. Film

periapikal memberikan gambaran resolusi tinggi dari alveolus dan struktur sekitarnya, termasuk 

gigi tetangganya. Bagi area edentulus yang luas, dapat digunakan film panoramik, sefalometri

lateral dan film oklusal untuk memperkirakan tinggi dan lebar tulang. Segala kelainan tulang di

daerah calon implan maupun struktur sekitarnya harus diidentifikasi dan dirawat bila

diindikasikan.

Pembuatan panduan radiografis dan pembedahan

Setelah kesehatan jaringan lunak dan keras ditentukan, dilakukan pengambilan model dan

dianalisis secara mendetail. Klinisi harus menentukan jumlah implan dan lokasinya. Selanjutnya

dibuat panduan radiografi, biasanya dengan akrilik bening. Posisi implan diindikasikan melalui

pemakaian objek radiopak seperti bola, silinder atau batangan logam; gutta percha; atau resin

komposit. Jika CT scan hendak dilakukan, pemakaian panduan logam harus dihindari.

Penggunaan panduan demikian sangat membantu dalam informasi diagnostik dari radiograf 

karena menghubungkan anatomi radiografi dengan posisi pasti dari lokasi implan.

Tomografi penampang lintang

Beberapa tipe pencitraan penampang lintang, seperti tomografi konvensional, CT atauCBCT, harus dilakukan sebelum penempatan implan. Film sederhana (2D) mungkin cukup

memadai dalam kasus implan tertentu. Sebagai contoh daerah anterior maksila tunggal dengan

ruang interdental dan volume tulang yang baik serta tidak ada struktur anatomi signifikan yang

beresiko mungkin tidak membutuhkan pencitraan penampang lintang. Di sisi lain, potensi

morbiditas dari struktur anatomi yang buruk serta kemungkinan kegagalan implan, dibarengi

dengan banyaknya ketersediaan fasilitas tomografi, mendukung pemakaian teknik ini dalam

banyak kasus dengan rencana perawatan implan. Pemotongan gambar penampang lintang harus

dilakukan tegak lurus terhadap kurvatura mandibula dan paralel terhadap implan. Penempatan

pasien yang tidak sesuai dapat mengakibatkan over -estimasi tinggi dan lebar tulang.

Page 10: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 10/17

KESIMPULAN 

Berbagai proyeksi radiografi tersedia untuk evaluasi penempatan implan dengan

keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Klinisi harus mengikuti langkah-langkah tertentu

dalam evaluasi pasien, dan radiografi merupakan alat diagnostik yang penting bagi desain implan

dan keberhasilan perawatan pasien implan. Pemilihan metode radiografi yang tepat akan

memberikan informasi diagnostik yang maksimum, membantu menghindari komplikasi tidak 

diinginkan dan memaksimalkan hasil perawatan sambil menghantarkan dosis radiasi serendah

mungkin kepada pasien.

Tabel 1. Keuntungan dan kerugian berbagai proyeksi radiografi

Metode Keuntungan Kerugian

Radiograf periapikal dan

oklusal

Resolusi tinggi dan detail jelas,

pengambilan mudah, dosispemaparan rendah, murah

Pembesaran tidak dapat

diprediksi, area yang tercakupkecil, representasi anatomi 2D

Radiograf panoramik Mudah, mencitrakan seluruhlinggir, dosis pemaparan rendah,

murah

Pembesaran tidak dapatdiprediksi, representasi anatomi

secara 2D, tidak jelas

Radiograf sefalometri

lateral

Mudah, pembesaran dapat

diprediksi, dosis pemaparan

rendah, murah

Pemakaian terbatas di area garis

median, representasi anatomi

secara 2D

Tomografi konvensional Representasi 3D, pembesarandapat diprediksi, detail yang

cukup jelas, dosis pemaparan

rendah, mencitrakan area yangdiinginkan saja

Membutuhkan peralatan khusus;untuk evaluasi lebih dari satu

daerah memakan waktu karena

pasien harus diposisikan ulanguntuk setiap daerah; pengaburan

gambar dapat terjadi tergantung

pada struktur di dekatnya; mahal

CT Representasi 3D, pembesaran

dapat diprediksi, detail yangcukup jelas, format digital,

mencitrakan seluruh lengkung

Membutuhkan alat khusus,

mahal, dosis pemaparan tinggi,mencitrakan seluruh lengkung

CBCT Representasi 3D, pembesaran

dapat diprediksi, detail yangcukup jelas, format digital,

mencitrakan seluruh lengkung,

dosis pemaparan rendah

Membutuhkan alat khusus,

mahal, mencitrakan seluruhlengkung

Page 11: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 11/17

 

Gbr. 1. Radiograf periapikal menawarkan resolusi yang tinggi dan detail yang jelas dari area

edentulus. Penyembuhan soket ekstraksi dengan tulang yang padat (sklerosis soket) dapat terlihat

(tanda panah putih kecil). Beberapa struktur anatomi seperti sinus maksila (tanda panah putih

besar) dan prosesus zygomatik maksila (tanda panah hitam) juga dapat dilihat.

Gbr. 2. Radiograf periapikal intra-operatif bermanfaat dalam memeriksa kedekatan gigi tetangga.

A, Pin panduan 2mm digunakan untuk menentuhkan arah daerah osteotomi dan kedekatannya

dengan akar tetangga. B, Setelah perbaikan sudut, osteotomi dilakukan sepanjang bur akhir. Di

sini pin panduan 3 mm memastikan angulasi dan jarak yang benar dari preparasi osteotomi akhir

sebelum pemasangan implan.

Gbr. 3. Radiograf panoramik. Kedua rahang tergambar dalam film yang sama. Pemeriksaan

keseluruhan dari dimensi linggir alveolar superoinferior dan mesiodistal dapat dilakukan. Posisi

gigi dan akar terhadap calon daerah implan dapat dievaluasi. Struktur anatomi yang penting

seperti sinus maksila dan kanal mandibula dapat diidentifikasi.

Page 12: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 12/17

 

Gbr. 4. Sefalometri lateral dapat digunakan untuk mengevaluasi dimensi lintang linggir alveolar

di garis median. A, Perhatikan garis luar tulang kortikal dari anterior mandibula dan maksila. B,

Template implan dengan pembesaran yang sama ditumpuk di atas area garis median untuk 

memperkirakan tulang yang tersedia di mandibula.

Gbr. 5. Radiograf panoramik (A) dan tomografi konvensional (B) dari lima calon implan di

anterior dan posterior maksila. Perhatikan penanda berbentuk gigi yang memungkinkan klinisi

untuk mengevaluasi dimensi tulang rahang terhadap posisi gigi prostetik yang direncanakan.

Garis kortikal dari linggir alveolar dan dasar kavitas nasal atau sinus maksila dapat dilihat.

Pengukuran tinggi dan lebar bukolingual dapat dilakukan secara akurat. Walau gambarantomografi konvensional difokuskan pada area tertentu, gambarannya seringkali sulit dibaca

karena pengaburan struktur di salah satu sisi dataran.

Page 13: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 13/17

 

Gbr. 6. Radiograf panoramik (A) dan tomografi konvensional (B) dari dua daerah calon implan

di posterior mandibula. Garis kortikal dan arsitektur trabekula dari linggir alveolar dapat dilihat.

Dua tomogram terakhir merupakan gambaran penampang lintang yang sama disertai dengan

interpretasi tinggi tulang dan posisi kanalis mandibula dan foramen mentalis dari ahli radiologi.

Gbr. 7. Pemeriksaan CT untuk evaluasi maksila edentulus sebelum penempatan implan. A,

Gambaran kepala pasien; diindikasikan potongan aksial melalui area yang diinginkan. B,

Potongan aksial melalui marker  digunakan untuk menampilkan orientasi gambaran panoramik 

dan penampang lintang melalui linggir alveolar. C, Gambaran panoramik melalui linggir alveolar

menunjukkan hubungan marker ke gigi di dekatnya. D, Pemotongan lintang melalui area marker 

menunjukkan tinggi dan dimensi bukolingual dari linggir alveolar, serta hubungan marker  ke

linggir. E, Rekonstruksi tiga dimensional memberikan gambaran keseluruhan atas kontur tulang

dan bentuk linggir alveolar.

Page 14: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 14/17

 

Gbr. 8. Gambaran CBCT untuk evaluasi daerah edentulus di area kehilangan gigi #30 sebelum

penempatan implan. A, Rangkaian gambaran panoramik melalui linggir alveolar menunjukkanhubungan marker  ke gigi tetangga. B, Pandangan aksial dan rangkaian penampang lintang

melalui area marker . Baris bawah menunjukkan potongan aksial yang sama seperti baris atas,

namun posisi garis merah pada gambaran panoramik juga ditampilkan untuk membantu

lokalisasi kanalis mandibula. C, Rekonstruksi tiga dimensional memberikan gambaran

keseluruhan atas kontur tulang dan bentuk linggir alveolar. Perhatikan eksostosis kecil di

permukaan lingual linggir alveolar.

Page 15: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 15/17

 

Gbr. 9. Gambaran SIM/Plant. Program SIM/Plant memungkinkan klinisi untuk mengukur tinggi,lebar, kepadatan dan volume tulang di komputer pribadi. Data diformat ulang untuk evaluasi dan

manipulasi secara interaktif. Posisi implan dapat disimulasi pada data pasien sebelum

pembedahan, sehingga ahli bedah dapat mengantisipasi area-area defisiensi terlebih dahulu.

Gbr. 10. Film panoramik (A) dan tomografi konvensional (B) dari pasien pasca menopause.

Perhatikan ruang sumsum yang besar, trabekula yang tipis, dan garis kortikal yang tipis dari tepi

bawah linggir alveolar. B, Hanya terlihat sangat sedikit trabekula dari linggir alveolar. Garis

kortikal menunjukkan area resorpsi (tanda panah putih). Pasien ini memiliki osteoporosis tingkat

lanjut yang telah mempengaruhi mandibula.

Page 16: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 16/17

 

Gbr. 11. Pemeriksaan CBCt dati maksila posterior kiri. Gambaran panoramik (A), koronal (B),

aksial dan penampang lintang (C) dari linggir alveolar. Perhatikan penebalan lapisan

mukoperiosteal dari dasar sinus maksila kiri (tanda panah putih). Pasien memiliki sinusitis

maksila kronis.

Gbr. 12. Gambaran CBCT dari area kehilangan gigi #19 sebelum penempatan implan. A,

Gambaran panoramik dari area yang diinginkan menunjukkan adanya kanalis mandibula

aksesoris. B, Gambaran panoramik yang sama dengan kanalis mandibula aksesoris ditandai

warna biru dan kanalis utama warna merah. C, Gambaran penampang lintang melalui areakehilangan gigi #19. D, Gambaran penampang lintang yang sama dengan penanda warna merah

dan biru. Perhatikan posisi penanda sesuai dengan posisi kanalis mandibula aksesoris dan utama

(bandingkan C dan D).

Page 17: Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1

5/14/2018 Pencitraan Diagnostik Bagi Pasien Implan-1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pencitraan-diagnostik-bagi-pasien-implan-1 17/17

 

Gbr. 13. Evaluasi radiografis pasien dengan kehilangan kongenital insisivus lateral maksila

sebelum penempatan implan. A, radiograf panoramik menunjukkan tinggi dan lebar mesiodistal

linggir alveolar yang memadai. B, tomografi konvensional penampang lintang area edentulus

menunjukkan lebar bukolingual linggir alveolar yang sempit (<4 mm) yang harus ditangani

melalui modifikasi rencana perawatan seperti augmentasi tulang.

Gbr. 14. Evaluasi radiografi pasien dengan area edentulus di posterior kiri mandibula sebelum

penempatan implan. A, Radiograf panoramik menunjukkan tinggi linggir alveolar yang cukup

dengan sedikit atau tidak ada resorpsi. B, Tomografi konvensional penampang lintang

menunjukkan inklinasi lingual linggir alveolar signifikan yang tidak terlihat dalam gambaran

panoramik.

Gbr. 15. Gambaran panoramik (A) dan penampang lintang (B) dari pemeriksaan CBCT sebelum

pemasangan implan di maksila kanan. Penanda sesuai bentuk dan ukuran gigi yang hilang

membantu mengevaluasi linggir alveolar terhadap posisi dan kontur calon pengganti gigi.