pencemaran laut

3
PENCEMARAN TELUK JAKARTA OLEH LOGAM BERAT STUDI KASUS Pengamatan kadar logam berat dalam air laut di Teluk Jakarta yang diteliti adalah Hg, Pb,Cd, Cu, dan Ni. Pengamatan ini terkait kematian massal ikan-ikan yang tejadi di Teluk Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam berat dalam air di Teluk Jakarta sudah tergolong tinggi. Misalnya di perairan Muara Angke menunjukkan bahwa air laut, udang, kerang-kerangan dan beberapa jenis ikan yang hidup di muara Angke telah tercemar merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd). Sisanya pencemar berasal dari daratan adan dibuang ke Kali Angke. Penelitian dilakukan di perairan Teluk Jakarta dengan ditetapkan empat lokasi stasiun. Stasiun tersebut yaitu depan muara Sungai Dadap, Cengkareng Drain, muara Sungai Angke dan muara Baru. Stasiun tersebut merupakan lokasi pembuangan limbah dari PLTU dan tempat berlabuh/bersandar kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-barang yang diperlukan oleh industri dan masyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut. (sumber: Makara, Sains, Volume 8 No.2 Agustus 2004 ISSN 1693- 6671 Hal 52-58) PROSES TERJADI Pada umumnya muara sungai mengalami proses terjadinya sedimentasi, dimana logam yang sukar mengalami proses pengenceran yang berada di kolom air lama kelamaan akan turun ke dasar dan mengendap dalam sedimen, sehingga kadar logam tersebut cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dengan nilai pH yang bersifat basa (pH = 7,37- 8,22 %o) dimana logam tersebut sukar larut dan akan mengendap ke dasar perairan.

Upload: estasaragih

Post on 31-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pencemaran Teluk Jakarta oleh logam berat

TRANSCRIPT

Page 1: Pencemaran Laut

PENCEMARAN TELUK JAKARTA OLEH LOGAM BERAT

STUDI KASUS

Pengamatan kadar logam berat dalam air laut di Teluk Jakarta yang diteliti adalah Hg,

Pb,Cd, Cu, dan Ni. Pengamatan ini terkait kematian massal ikan-ikan yang tejadi di Teluk Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam berat dalam air di Teluk Jakarta sudah

tergolong tinggi. Misalnya di perairan Muara Angke menunjukkan bahwa air laut, udang,

kerang-kerangan dan beberapa jenis ikan yang hidup di muara Angke telah tercemar merkuri

(Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd). Sisanya pencemar berasal dari daratan adan dibuang ke

Kali Angke.

Penelitian dilakukan di perairan Teluk Jakarta dengan ditetapkan empat lokasi stasiun.

Stasiun tersebut yaitu depan muara Sungai Dadap, Cengkareng Drain, muara Sungai Angke dan

muara Baru. Stasiun tersebut merupakan lokasi pembuangan limbah dari PLTU dan tempat

berlabuh/bersandar kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-barang yang diperlukan

oleh industri dan masyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut.

(sumber: Makara, Sains, Volume 8 No.2 Agustus 2004 ISSN 1693-6671 Hal 52-58)

PROSES TERJADI

Pada umumnya muara sungai mengalami proses terjadinya sedimentasi, dimana logam

yang sukar mengalami proses pengenceran yang berada di kolom air lama kelamaan akan turun

ke dasar dan mengendap dalam sedimen, sehingga kadar logam tersebut cukup tinggi, hal ini

dapat dilihat dengan nilai pH yang bersifat basa (pH = 7,37-8,22 %o) dimana logam tersebut

sukar larut dan akan mengendap ke dasar perairan.

(sumber: Makara, Sains, Volume 8 No.2 Agustus 2004 ISSN 1693-6671 Hal 52-58)

Secara umum limbah yang masuk ke Teluk Jakarta sebagian besar berasal dari kegiatan

industri pengolahan, industri pertanian (agroindustri), dan sumber domestik. Namun yang

berpotensi menjadi pencemar adalah industri pulp, industri kertas, industri makanan dan

minuman serta industri farmasi, hal ini disebabkan karena limbah industri tersebut

mengandung merkuri (Hg), kadnium (Cd), timah (Pb), tembaga (Cu) dan seng (Zn) yang

termasuk dalam logam berat. Logam berat yang terakumulasi dalam tubuh biota dapat

mengganggu kesehatan hingga bersifat karsinogenik. Partikel logam berat dan yang

mengandung senyawa karbon dapat mempunyai efek karsinogenik, atau menjadi carrier

pencemar toksik lain yang berupa gas atau semi-gas karena menempel pada permukaannya.

Logam berat yang masuk ke perairan tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga akan

mengendap pada sedimen hingga ribuan tahun serta dapat terakumulasi dalam tubuh biota,

dengan cara melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan dan melalui kulit (Darmono,

Page 2: Pencemaran Laut

2001). Hal ini mengakibatkan terakumulasinya bahan-bahan beracun dan berbahaya tersebut,

yang pada akhirnya mengakibatkan terganggunya kehidupan biota pada perairan yang

tercemar tersebut. Dari hasil penelitian PKSPL-IPB (2004) didapatkan nilai konsentrasi

beberapa logam berat relatif tinggi, bahkan telah melewati standar baku mutu air laut untuk

biota laut seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun

2004.

Tabel 1. Kandungan Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Hg Teluk Jakarta 2004

No Parameter Satuan Ancol Dadap Baku mutu

1 Timbal (Pb) mg/l 0,120 0,093 0,008

2 Kadmium (Cd) mg/l 0,068 0,054 0,001

3 Copper (Cu) mg/l 0,068 0,059 0,008

4 Merkuri (Hg) mg/l 0,005 0,006 0,001

Sumber : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan -IPB (2004)

Limbah domestik yang terbawa dari daratan akan terdekomposisi setelah mengalami

pengendapan selanjutnya akan mengalami pembusukan dan penguraian. Bahan organik di

dalam air secara alami akan mengalami proses dekomposisi oleh bakteri. Hasil dekomposisi

adalah bahan-bahan anorganik yang sesungguhnya sangat bermanfaat bagi tumbuhan air, baik

yang mikro (fitoplankton) maupun yang berukuran makro. Proses dekomposisi bahan organik

di dalam air sangat membutuhkan adanya kehadiran oksigen terlarut di dalam air, yang

malangnya, dengan kondisi air stagnan, difusi oksigen dari udara ke dalam air menjadi terbatas.

Akibatnya adalah proses dekomposisi bahan organik berlangsung dalam kondisi kurang/tanpa

oksigen (anaerobic decomposition) yang menghasilkan berbagai senyawa toksik bagi

lingkungan, seperti gas H2S dan methan yang berbau sangat busuk dan toksik (Damar, 2004).

(sumber: http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/sumber-pencemar-teluk-jakarta.html)

UPAYA PENGOLAHAN/ PENGELOLAAN

Belum ada usaha maksimal yang dilakukan. Sejauh ini telah dilakukan berbagai upaya

rehabilitasi, seperti Program Kali Bersih yang ada sejak 1989, dan yang terbaru Program Laut

Bersih. Namun menurut Ahmad, upaya tersebut belum maksimal karena sifatnya masih sebatas

kampanye dan tidak berkesinambungan.

(sumber: http://www.tempo.co/read/news/2010/02/28/057228793/Perairan-Teluk-Jakarta-

Tercemar-Logam-Berat)