pencegahan kusta.doc
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Pencegahan Kusta.doc
1/3
3. Pencegahan kusta
a. Pencegahan Primer (Primary Prevention)
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan
seseorang yang telah memiliki faktor resiko agar tidak sakit. Tujuan dari
pencegahan primer adalah untuk mengurangi insidensi penyakit dengan
cara mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan faktor-faktor
resikonya (Harahap !"#3).
$ntuk mencegah terjadinya penyakit kusta upaya yang dilakukan
adalah memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal
personal hygiene deteksi dini adanya penyakit kusta dan penggerakan
peran serta masyarakat untuk segera memeriksakan diri atau
menganjurkan orang-orang yang dicurigai untuk memeriksakan diri ke
puskesmas (Harahap !"#3).
b. Pencegahan %ekunder (%econdary Prevention)
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan penyakit dini
yaitu mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
progresifitas penyakit dan menghindari komplikasi. Tujuan pencegahan
sekunder adalah untuk mengobati penderita dan mengurangi akibat-akibat
yang lebih serius dari penyakit yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian
pengobatan (Harahap !"#3).
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan melakukan
diagnosis dini dan pemeriksaan neuritis deteksi dini adanya reaksi kusta
pengobatan secara teratur melalui kemoterapi atau tindakan bedah
(Harahap !"#3).
$ntuk menetapkan diagnosa penyakit kusta perlu dicari tanda-
tanda pokok atau &cardinal sign' pada badan yaitu #) esi (*elainan) kulit yang mati rasa
*elainan kulit+lesi dapat berbentuk bercak keputih-putihan
(hypopigmentasi) atau kemerah-merahan (eritematousa) yang mati
rasa (anestesi) (Harahap !"#3).
!) Penebalan saraf tepi
,apat disertai rasa nyeri dan juga dapat disertai atau tanpa
gangguan fungsi saraf. angguan fungsi saraf ini merupakan akibat
dari peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer) (Harahap !"#3).
angguan fungsi saraf ini bias berupa
-
7/25/2019 Pencegahan Kusta.doc
2/3
a) angguan fungsi sensoris mati rasa
b) angguan fungsi motoris kelemahan otot (Parese) atau
kelumpuhan (Paralise)
c) angguan fungsi otonom kulit kering dan retak-retak.
3) ,itemukan asil Tahan /sam
/danya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (T/
Positif). Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang
meragukan. %eseorang dinyatakan sebagai penderita kusta bilamana
terdapat satu dari tandatanda utama di atas. /pabila hanya ditemukan
cardinal sign ke-! dan petugas ragu perlu dirujuk kepada 0/%12
atau ahli kusta jika masih ragu orang tersebut dianggap sebagai kasus
yang dicurigai (suspek) (Harahap !"#3).Tanda-tanda tersangka kusta (suspek)
a) Tanda-tanda pada kulit
(#) ercak+*elainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
(!) *ulit mengkilap
(3) ercak yang tidak gatal
() /danya bagian-bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak
berambut.
(4) epuh tidak nyeri.
(Harahap !"#3).
b) Tanda-tanda pada saraf
(#) 2asa kesemutan tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan
atau muka.
(!) angguan gerak anggota badan atau bagian muka
(3) /danya cacat (deformitas)
() uka (ulkus) yang tidak mau sembuh
(Harahap !"#3).
c. Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention)Tujuan pencegahan tertier adalah untuk mengurangi
ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi. 2ehabilitasi adalah upaya
yang dilakukan untuk memulihkan seseorang yang sakit sehingga menjadi
manusia yang lebih berdaya guna produktif mengikuti gaya hidup yang
memuaskan dan untuk memberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin
sesuai tingkatan penyakit dan ketidakmampuannya (Harahap !"#3).
Pencegahan tertier meliputi
#) Pencegahan *ecacatan
-
7/25/2019 Pencegahan Kusta.doc
3/3
Pencegahan cacat kusta jauh lebih baik dan lebih ekonomis
daripada penanggulangannya. Pencegahan ini harus dilakukan sedini
mungkin baik oleh petugas kesehatan maupun oleh penderita itu
sendiri dan keluarganya (Harahap !"#3).
$paya pencegahan cacat terdiri atas
a) $paya pencegahan cacat primer yang meliputi
(#) ,iagnosa dini dan penatalaksanaan neuritis
(!) Pengobatan secara teratur dan adekuat
(3) ,eteksi dini adanya reaksi kusta
() Penatalaksanaan reaksi kusta
(Harahap !"#3).
b) $paya pencegahan cacat sekunder yang meliputi
(#) Pera5atan diri sendiri untuk mencegah luka
(!) atihan fisioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhanuntuk mencegah terjadinya kontraktur.
(3) edah rekonstruksi untuk koreksi otot yang mengalami
kelumpuhan agar tidak mendapat tekanan yang berlebihan.
() edah septik untuk mengurangi perluasan infeksi.
(4) Pera5atan mata tangan dan atau kaki yang anestesi atau
mengalami kelumpuhan otot.
(Harahap !"#3).
!) 2ehabilitasi
2ehabilitasi yang dilakukan meliputi rehabilitasi medik
rehabilitasi sosial dan rehabilitasi ekonomi. $saha rehabilitasi medis
yang dapat dilakukan untuk cacat tubuh ialah antara lain dengan jalan
operasi dan fisioterapi. 6eskipun hasilnya tidak sempurna kembali ke
asal tetapi fungsinya dan secara kosmetik dapat diperbaiki (Harahap
!"#3).
7ara lain adalah kekaryaan yaitu memberi lapangan pekerjaan
yang sesuai cacat tubuhnya sehingga dapat berprestasi dan dapatmeningkatkan rasa percaya diri selain itu dapat dilakukan terapi
psikologik (keji5aan) (Harahap !"#3).
DAFTAR PUSTAKA
Harahap 6ar5ali. !"#3.Ilmu Penyakit Anak. 8akarta Hipokrates.