pencegahan pencemaran.docx

Upload: galihmery-damaianti

Post on 17-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

INDUSTRI KERTAS(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pencegahan pencemaran)

Disusun Oleh :Galih Mery Damaiati(1206314610)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013PENCEGAHAN PENCEMARANPage 37

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Industri Kertas ini. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah Industri Kertas ini. Pihak-pihak yang turut membantu penulisan antara lain:1. Bapak Heri Hermansyah dan Ibu Roekmijati selaku dosen pengampu mata kuliah pencegahan pencemaran yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan dan nasihat dalam pembuatan makalah ini2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulisPenulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh sebab itu saya memohon maaf apabila terjadi kesalahan teknis maupun non teknis didalam makalah ini. Akhir kata, saya berharap agar makalah ini dapat menjadi sumber referensi di bidang Teknik Kimia yang bermanfaat bagi banyak pihak.

TerimakasihDepok, 14 April 2014

PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I PENDAHULUAN51.1 Latar Belakang51.2 Industri Kertas61.2.1 Sejarah dan Perkembangan Industri Kertas di Indonesia61.2.2 Definisi Kertas71.2.3 Unit Proses Industri Kertas8BAB II PEMBAHASAN152.1 Jenis-jenis Limbah Industri Kertas152.1.1 Limbah Padat152.1.2 Limbah Gas152.1.3 Limbah Cair152.2 Minimisasi Limbah172.2.1 Reduksi Pada Sumber192.2.2 Pemanfaatan Limbah222.3 Pengolahan Limbah Industri Kertas232.3.1 Pengolahan Limbah Padat232.3.2 Pengolahan Limbah Gas232.3.3 Pengolahan Limbah Cair242.4 Perancangan Equipment Pengolahan Limbah282.5 Analisis Hasil Pengolahan Limbah Industri Kertas332.5.1 Analisis Hasil Pengolahan Limbah Padat332.5.2 Analisis Hasil Pengolahan Limbah Gas332.5.3 Analisis Hasil Pengolahan Limbah Cair332.5.4 Baku Mutu Limbah Industri Kertas34BAB III PENUTUP353.1 Kesimpulan353.2 Saran36DAFTAR PUSTAKABAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sejumlah produk barang dan jasa mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan industri yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Hal ini akan berdampak positif terhadap peningkatan kondisi perekonomian, namun disisi lain menimbulkan berbagai dampak negatif karena kegiatan industri juga menghasilkan material non produk (non product output) yang berupa pencemar. Yang termasuk material non produk adalah berupa bahan, energi dan air yang dipakai dalam proses produksi, namun tidak berakhir menjadi produk akhir. Keluaran bukan produk dapat juga dikatakan sebagai aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah, dan akibatnya membuat perusahaan mengeluarkan biaya lebih. Disamping itu, keluaran bukan produk yang berupa bahan pencemar seringkali mengarah pada suatu kondisi yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan hidup. Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp dan 278 juta ton kertas dan karton. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3,5% per tahun. Limbah cair industri pulp dan kertas yang terbuang ke ekosistem disekitarnya dapat menyebabkan kematian pada ikan, kerang dan invertebrata akuatik lainnya dan juga menimbulkan resiko terhadap masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya yang mencemari lingkungan. Limbah padat dan gas yang dihasilkan industri kertas juga mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem di alam. Dalam percobaan laboratorium, effluen industri kertas menyebabkan penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan pemangsa dari ikan, serta menyebabkan kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan. Oleh karenanya diperlukan suatu strategi pengolahan limbah yang optimal dan minimalisasi limbah yang efektif agar dapat mengurangi biaya produksi sehingga akan meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat serta perbaikan kualitas lingkungan. Prinsip efisiensi disini adalah dengan penggunaan sedikit energi dan sumber daya melalui kinerja yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi jumlah limbah dan pencemaran terhadap lingkungan.

1.2 Industri Kertas1.2.1 Sejarah dan Perkembangan Industri Kertas di IndonesiaBerkembangnya industri pulp dan kertas pada dasarnya tidak terlepas dari meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kertas. Dewasa ini, kebutuhan akan kertas tidak hanya sebatas kertas tulis dan cetak saja namun telah merambah ke berbagai corak, bentuk dan penggunaannya menurut kebutuhan seperti kertas industri, kertas pembersih dan lainnya. Menurut Michiel van Dijk, perkembangan industri pulp dan kertas indonesia dibagi ke dalam empat periode, yaitu periode awal, periode substitusi impor, periode integrasi, produksi skala besar dan ekspor, dan periode krisis ekonomi. a) Periode Awal (1923-1974)Sejarah perkembangan industri pulp dan kertas di indonesia ditandai pertama kali dengan berdirinya pabrik kertas pertama yaitu N.V Papier Fabriek Nijmegen. Pabrik kertas ini memproduksi kertas budaya, khususnya jenis kertas tulis dan cetak dengan kapasitas produksi sebesar 3.000 ton per tahun. Setelah kemerdekaan, pemerintah berupaya untuk memperkuat industri pulp dan kertas indonesia dengan membangun beberapa pabrik kertas dengan kapasitas 3.000-9.000 ton per tahun.b) Periode Substitusi Impor (1974-1984)Antara tahun 1974 sampai dengan 1984, industri pulp dan kertas di indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah pabrik kertas bertambah dari 7 pabrik menjadi 33 pabrik dengan peningkatan kapasitas produksi dari 67.000 menjadi 606.000 ton per tahun. Konsumsi domestik yang semula sebesar 65.000 ton pada tahun 1976 meningkat menjadi 413.000 ton pada tahun 1978. c) Periode Integrasi dan promosi ekspor (1984-1997)Industri pulp dan kertas indonesia mengalami perluasan pesat selama tahun 1980an , yaitu sekitar 24 persen per tahun. Pada tahun 1987, indonesia berhasil menjadi pengekspor bersih kertas. Sedangkan pada tahun 1995. Indonesia berhasil menjadi pengekspor benih pulp dan berhasil menduduki peringkat ketujuh dan keenam belas dalam daftar eksporter pulp dan kertas terbesar dunia pada tahun 1996.d) Periode krisis ekonomi (1997-sekarang)Kapasitas produksi pulp pada 1998 mencapai 4.3 juta ton. Namun, dikarenakan tidak adanya investasi baru karena krisis ekonomi yang menyerang indonesia, sejak tahun tersebut kapasitas produksinya hanya naik menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2000. Pada tahun 2005, kapasitas produksi pulp nasional menjadi 6,4 juta ton. Industri kertas juga mengalami hal serupa, pada 1997 kapasitasnya 7,5 juta ton. Namun, karena minimnya investasi baru, pada 2005 kapasitasnya sebesar 10,4 juta ton.

1.2.2 Definisi KertasKertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda disebut papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya yaitu tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat unutk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam.Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai yang dapat dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lalu.

1.2.3 1.2.4 Unit Proses Industri KertasDalam proses produksi kertas dilakukan beberapa tahapan proses utama, yaitu penyediaan bahan baku, pulping, cleaning, refining, oksigen delignification, bleaching, mixing, blending, dan paper making.a) Penyediaan Bahan BakuPenyediaan bahan baku adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku yang siap digunakan dalam proses pembentukan kertas. Proses bahan baku ini dilakukan melalui proses penghancuran lembaran pulp dan pencampuran bahan kimia untuk mendapatkan kualitas kertas yang baik.Dalam pemilihan jenis kayu yang akan digunakan dalam pembuatan kertas, terdapat 2 jenis kayu yang biasa digunakan yaitu kayu lunak (softwood) dan kayu keras (hard wood). Kayu lunak adalah kayu yang tumbuh dari tumbuhan konifer seperti pohon pinus. Sedangkan kayu keras adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun. Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli.Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat. Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.b) PulpingPulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan alat yang disebut Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai rotor. Pulper ini dinamakan hydra pulper. Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan menguraikan serat, rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah. Kapasitas pulper mencapai 22 ton. Terdapat beberapa jenis proses pembuatan pulp yaitu proses mekanik, proses kimia dan proses semikimia. Proses MekanikProses mekanik merupakan proses pembuatan pulp dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan. Proses KimiaPembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia terbagi menjadi beberapa proses yaitu:>> Proses Sulfat (Proses Kraft)Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran kurang lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan kedalam tempat penampung yang kemudian akan digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan ke dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap dan di aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut. Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110 lb/in2. Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.>> Proses SodaProses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440F). Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester. Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan kemudian akan dihasilkan pulp kering.>> Proses SulfitMula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat. Berikut adalah reaksi yang terjadi pada proses ini:

S + O2 SO2 2SO2 + H2O + CaCO3 Ca(HSO3)2 + CO22SO2 + H2O + MgCO3 Mg(HSO3)2 + CO2

Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 bebas, lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bisulfit. Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan cairan asam dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon cairan asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 oC.Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp. Proses SemikimiaPulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini meliputi menghancurkan dan mencerna kayu dengan bahan kimia. Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna.Lalu dilanjutkan dengan menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.Pada proses pulping ini ditambahkan beberapa bahan tambahan yaitu dyestuff dan fluorescent agent. Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan pada proses pembentukan kertas paper machin. Sedangkan fluorescent Agent yang disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) berfungsin memberikan efek pemutihan.

c) CleaningCleaning adalah proses pembersihan atau pencucian bubur serat yang telah dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan. pulp yang masih kotor akan membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar. Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.

d) RefiningRefining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.

e) Oksigen delignificationPenghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

f) BleachingBleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini : Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam Ekstraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH. Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam. Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana asam. Hipoklorit, mereaksikan NaClo dalam media basa. Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa. Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam. Xylanase, biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral. Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

g) MixingMixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan penunjang bubur kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat ion ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.

h) BlendingBlending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke proses pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat dikontrol oleh alat yang dinamakan CRC (Consistence Recording Controller).

i) Paper makingPulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut. Berikut ini merupakan gambaran proses pembuatan pulp dan kertas.

Dibawah ini adalah diagram alir proses pembuatan pulp dan kertas :

Gambar 1.1 Diagram alir proses pembutan pulp dan kertasBAB IIPEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Limbah Industri Kertas2.1.1 Limbah PadatIndustri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa lumpur yang mengandung kapur. Selain itu pada proses persiapan bahan baku juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu.

2.1.2 Limbah GasLimbah gas yang dihasilkan dari industri kertas ini antara lain adalah gas sulfur yang berbau busuk seperti H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia. Limbah gas lainnya adalah CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime kiln (tanur kapur). Kemudian terdapat juga sisa bahan kimia menguap akibat panas di unit pencucian.

2.1.3 Limbah CairLimbah cair yang dihasilkan oleh industri kertas ini meliputi padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen dan debu. Terdapat juga senyawa organik koloid terlarut serat hemiselulosa, gula, lignin, alkohol, zat pengurai serat dan zat sintesis yang menghasilkan BOD tinggi. Selain itu terdapat limbah cair berupa bahan anorganik terlarut seperti NaOH, klorin dan lain-lain.

Secara keseluruhan limbah yang dihasilkan dari pabrik kertas ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Jenis LimbahSumber Limbah

Limbah Padat1. Lumpur2. Potongan Kayu3. Kulit kayu

4. Proses pengolahan limbah cair

5. Unit penyediaan bahan baku

6. Unit penyediaan bahan baku

Limbah Gas1. H2S2. CO23. Sox4. Nox5. Cl26. CIO2

7. Tungku recovery, lime kiln

8. Emisi pembakaran bahan bakar fosil

9. Unit ketel uap penghasil steam

10. Unit ketel uap penghasil steam

11. Unit delignification

12. Unit delignification

Limbah Cair1. Padatan Tersuspensi(partikel kayu, serat dan pigmen)2. Senyawa organik koloid terlarut(Serat hemiselulosa, gula dan lignin)3. Zat pengurai serat dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggiSeluruh unit produksi

Tabel 2.1. Limbah industi pulp dan kertas

2.2 Minimisasi Limbah

Industri pulp dan kertas menghasilkan 3 jenis limbah berdasarkan bentuknya. Yaitu padat, cair dan gas. Proses minimisasi limbah berarti upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang keluar dari proses produksi dengan jalan reduksi limbah pada sumbernya atau dengan jalan pemanfaatan. Pemafaatan dapat dilakukan dengan recycle, reuse, dan recovery. Zero Waste dapat diimplementasikan dengan memaksimalkanrecycling, minimasi limbah, mengurangi konsumsi dan memastikan bahwa suatu produk dibuat untuk dapat digunakan kembali, diperbaiki atau di-recyclekembali ke alam maupun pasar. Konsep zero waste diartikan sebagai konsep untuk mengupayakan agar suatu kegiatan itu menghasilkan limbah dalam jumlah yang sekecil-kecilnya, bahkan kalau bisa, tidak menghasilkan limbah sama sekali. Upaya ini disebut sebagai minimasi limbah.

Gambar 2.1. Hirarki Pengelolaan LimbahGambar 2.2. Upaya Pelaksanaan Minimisasi LimbProduk awet dan tak banyak limbahPreventive maintenance dan pengaturan kondisi operasiProduk tak berbahayaTeknologi bersihModifikasi proses dan alatModifikasi BahanPengelolaan BahanHouseKeeping dan SegregasiBahan BakuProdukTeknologiOperasiReduksi Pada sumberMinimisasi LimbahPemanfaatan LimbahRecoveryReuseRecycleahSesuai bagan diatas, dalam minimasi limbah industri pulp dan kertas ini terdapat dua hal yang harus dilakukan, yaitu reduksi pada sumber dan pemanfaatan limbah. Reduksi pada sumber dapat dilakukan dengan perubahan bahan baku industri, perubahan proses produksi, dan pada pemanfaatan limbah dapat dilakukan daur ulang limbah. Perubahan bahan baku dan perubahan proses produksi dimaksudkan untuk menekan jumlah limbah yang dihasilkan, termasuk di dalamnya adalah efisiensi pemakaian bahan-bahan dalam proses produksi. Bila dalam proses produksi ini masih menghasilkan limbah, maka upaya minimasi dilakukan dengan daur ulang atau pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan. Limbah yang dibuang ke lingkungan hanyalah limbah yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan kembali.

Dari proses produksi industri pulp dan kertas akan dihasilkan limbah yang salah satunya adalah limbah sludge. Satu industri pulp dan kertas tiap hari menghasilkan sludge berkisar antara 30 40 ton, sementara pemanfaatan sludge per hari hanya 12 ton. Sehingga masih banyak sludge yang tersisa yang belum dimanfaatkan. Penanggulangan sludge di beberapa industri pulp dan kertas di Indonesia, sebagian besar hanya dibenamkan ke dalam tanah atau dibakar. Penanggulangan dengan cara ini mempunyai beberapa resiko antara lain jika dibenamkan ke dalam tanah membutuhkan areal yang luas, sedangkan jika dibakar memerlukan biaya yang cukup besar dan dapat mencemari udara.2.2.1 Reduksi Pada Sumber. Bahan Baku Pada industri pulp dan kertas, bahan baku utama yang digunakan adalah serat yang berasal dari tanaman (dengan kandungan utama berupa selulosa). Dalam proses produksinya, ditemukan adanya serat yang hilang dan terbawa bersama air limbah. Adanya serat dalam air limbah ini tentu akan menambah beban pada instalasi pengolahan air limbah yang pada akhirnya akan menambah beban pencemaran pada lingkungan (sungai). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya menangkap kembali serat ini agar tidak terbuang dan dapat digunakan kembali sebagai bahan baku. Alat yang dapat digunakan untuk menangkap serat adalah disc filter. Disc filter mempunyai efisiensi penangkapan serat yang bervariasi tergantung pada kecepatan putaran dan jumlah serat yang digunakan sebagai pemancing yang disebut sweetener. Kadar serat dalam air sebelum dan setelah melewati disc filter, meliputi :>> White water : air yang mengandung serat yang berasal dari proses produksi>> Sweetener : serat pancingan yang berfungsi sebagai prefilter.>> Cloudy filtrate: filtrat yang akan dibuang sebagai limbah>> Clear filtrate: airnya dapat dimanfaatkan kembali sebagai air proses>> Filtered stock: serat yang berhasil disaring oleh disc filter dan dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku. OperasiMinimisasi limbah denga cara reduksi pada sumber, mencakup pemeliharan dan perawatan yang baik (good house keeping) dengan menerapkan kebiasaan baru dalam pengoperasian dan pemeliharan alat industri antara lain dengan mencegah terjadinya ceceran dan tumpahan bahan. Selain itu dapat juga dilakukan pemisahkan atau segregasi limbah menurut jenisnya untuk memudahkan pengelolaan kerugian akibat kerusakan peralatan dan mesin. TeknologiMinimisasi limbah dalam bidang teknologi dapat dilakukan dengan perubahan proses produksi dengan pengendalian di dalam pabrik. Karena banyak bahan perusak lingkungan dihasilkan oleh pabrik konvensional penghasil pulp yang dikelantang dengan proses kraft atau sulfit, maka banyak industri baru dirancang untuk pembuatan pulp secara termo-mekanik atau kimia-mekanik. Proses sulfit dan kraft tanpa pengambilan kembali bahan kima khususnya yang menimbulkan pencemaran, sebaiknya dipertimbangkan untuk tidak digunakan dalam pabrik baru. Pengelantangan adalah penghilangan senyawa lignin pada pulp agar dihasilkan warna yang lebih putih pada pulp. Pengelantangan dengan menggunakan senyawa klorin menimbulkan hidrokarbin klor dengan kadar yang tidak dapat diterima oleh lingkungan, termasuk dioksin. Akhir-akhir ini pengelantang dengan menggunakan oksigen dan peroksida mulai digunakan untuk menggantikan klor. Pengelantangan dengan menggunakan oksigen menghasilkan produk dengan kualitas lebih tinggi daripada yang menggunakan klor. Langkah-langkah yang harus dilakukan agar lebih efisien yaitu: Sistem pengambilan kembali bahan kimia secara efisien Pelepasan kulit kayu secara kering Pembakaran limbah dan pengambilan panas kembali Mendaur ulang air bilasan pada unit pengelantangan (delignification) ke ketel pengambilan kembali bahan kimia. Sistem pencucian brownstock bertahap banyak dengan aliran berlawanan yang efisien Penggunaan klor dioksida untuk menggantikan klorin dalam proses delignification konvensional. Pemasakan berlanjut dalam proses pembuatan pulp secara kimia. Pengurangan lignin oksigen setelah pemasakan secara kimia. Pengendalian penggunaan klor yang ketat dalam unit delignification dengan cara pemantauan, apabila klor sisa dikurangi maka zat organik klor juga berkurang. Konservasi dan daur ulang air dalam pabrik kertas dapat mengurangi volume air limbah sebesar 77% Sistem deteksi dan pengambilan kembali tumpahan.

TeknologiMinimisasi limbah dalam bidang produk dapat dilakukan dengan Merubah formulasi produk untuk mengurangi dampak kesehatan bagi konsumen. Merubah bahan pengemasan untuk mengurangi dampak lingkungan dan Mengurangi kemasan yang tidak perlu. Seperti contohnya Proses Delignification atau pengelantangan dengan menggunakan senyawa klorin menimbulkan hidrokarbin klor dengan kadar yang tidak dapat diterima oleh lingkungan, termasuk dioksin. Akhir-akhir ini pengelantang dengan menggunakan oksigen dan peroksida mulai digunakan untuk menggantikan klor. Pengelantangan dengan menggunakan oksigen menghasilkan produk dengan kualitas lebih tinggi daripada yang menggunakan klor2.2.2 Pemanfaatan LimbahDi tengah-tengah produksi kertas yang semakin melonjak, bahan baku kertas dunia menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Selain itu, peningkatan produksi kertas dapat pula meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan. Sehingga pemecahan masalah-masalah tersebut harus segera dilakukan, yaitu dengan menerapkan produksi bersih misalnya melalui tindakan recovery white water, reuse, recycle atau house keeping. Pada Recovery white water, kegiatan yang dilakukan adalah mengolah air sisa produksi atau back water dengan menambahkan zat kimia untuk memisahkan serat dengan air. Serat yang berhasil dipisahkan akan dipress untuk mengurangi kadar air kemudian dikirim ke tempat penyimpanan bahan baku untuk diproses kembali ke dalam pulper. Sedangkan white water akan dikirim ke tangki air untuk digunakan kembali sebagai media pembuburan bahan baku dalam proses produksi. Alat yang digunakan untuk memisahkan serat dan air ini disebut purgomat dan pengoperasiannya dikendalikan atau dilakukan dengan menggunakan komputer di ruang Distribution Control System (DCS). Pengolahan air sisa produksi ini merupakan upaya untuk menghemat penggunaan air dari sungai dan mengurangi terbentuknya limbah cair yang harus diolah. Selain itu serat yang diperoleh dari proses recovery ini digunakan kembali untuk proses produksi, hal ini dapat menghemat penggunaan sumber daya alam dan sangat menguntungkan dari segi ekonomi bagi perusahaan.Lumpur yang dihasilkan dari unit pengolahan limbah cair mengandung kapur sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Limbah padat lainnya yang dapat dimanfaatkan adalah potongan kayu dan kulit kayu. Potongan kayu dan kulit kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau digunakan sebagai filler komposit pada properti. Selain itu bahan organik yang dapat digunakan kembali adalah NaOH yang terdapat pada air buangan diunit washer. NaOH yang terkandung dapat digunakan kembali dengan cara didistilasi atau dimurnikan terlebih dahulu.

2.3 Pengolahan Limbah Industri KertasPengolahan limbah dilakukan hanya jika setelah dilakukan minimisasi masih terdapat limbah.2.3.1 Pengolahan Limbah PadatIndustri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa lumpur yang mengandung kapur yang harus diolah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Selain itu pada proses persiapan bahan baku juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu. Untuk limbah padat potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu dilakukan penyusutan ukuran, penimbunan dan pengomposan, dan pembakaran.Proses penyusutan ukuran dilakukan dengan cara memotong dan mencacah potongan kayu dan kulit menjadi ukuran yang lebih kecil dan lebih seragam hal ini bertujuan untuk memudahkan proses selanjutnya atau potongan-potongan kayu tersebut dapat langsung dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Selanjutnya dilakukan penimbunan dan pengomposan pada sebagian limbah padat tersebut tujuannya agar setelah dilakukan pengomposan, limbah padat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena potongan kayu dan kulit kayu merupakan bahan organik. Sebagian limbah padat lainnya dapat langsung dibakar menggunakan bark boiler. Untuk limbah padat yang berupa lumpur mengandung kapur dilakukan pengolahan limbah secara hayati yaitu diuraikan dengan bantuan bakteri aerob dan anaerob. Bakteri tersebut akan menguraikan kandungan kapur yang terkandung pada lumpur. Setelah itu lumpur yang telah bersih dapat dibuang ke lahan pembuangan (landfill) atau dibakar (incinerated), sebagian lagi dilakukan pengomposan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

2.3.2 Pengolahan Limbah GasUntuk limbah gas berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp, seperti pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit biasanya pabrik pulp akan menggunakan alat berupa blow gas treatment yang akan menghasilkan udara bersih yang dapat langsung dibuang ke lingkungan. Selain itu terdapat beberapa proses yang menghasilkan emisi udara seperti kondensat tercemar yang berasal dari proses digester. Kemudian kondensat tercemar tersebut dikumpulkan dan dialirkan ke unit penanganan kondensat di evaporator plant pada unit ini dilakukan penguapan sehingga airnya akan menguap dan terpisah dari bahan pencemarnya.

Gambar 2.3 blow gas treatmentSelanjutnya terdapat juga sisa bahan kimia menguap akibat panas pada unit pencucian. Uap tersebut akan dihisap blower dan diarahkan ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini akan digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida.

2.3.3 Pengolahan Limbah CairLimbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga, yaitu : FisikPada unit operasi ini, tahap awal akan dilakukan proses screening (penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Screening dilakukan untuk memisahkan sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran besar setelah diolah pada proses chipper.

Gambar 2.4 Proses Screening (penyaringan)

Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih berukuran besar akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Prinsip kerja bak pengendap ini adalah berdasarkan dasar gaya berat. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Agar terjadi proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Bak penjernih bulat yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan 80% zat padat yang tersuspensi dan 50-995 BOD.

Gambar 2.5 Bak Pengendapan

Berikut ini adalah proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini yaitu :>> Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih mengandung mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan pemasak dalam serat dibersihkan dengan mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject dipakai screen.

>> Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor yang disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan. KimiaPengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi. Beberapa proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :>> Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan kimia chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen peroksida. Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian untuk meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke unit pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan injeksi larutan sulfur dioksida.Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya industri pulp seharusnya memberikan bahan pengendap secukupnya dan sedikit larutan hypo untuk membunuh bakteri dan jamur sebelum mengalami proses pengendapan di dalam settling basin dan penyaringan sehingga dihasilkan air proses yang bersih dan bebas jamur.>> Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH (sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah cair.>> Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun. BiologiTujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah menggumpalkan dan menghilangkan atau menguraikan padatan organik terlarut yang biodegradable dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari. Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya mengadopsi proses pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang tumbuh membutuhkan energi berupa unsure karbon (C) dimana unsure karbon (C) tersebut dengan mudah diperoleh dari senyawa organic dalam air limbah, sehingga senyawa organic tersebut terurai menjadi CO2 dan H2O.

Gambar 2.6 Aerated Lagoon (laguna aerasi)Salah satu limbah yang menggunakan pengolahan unit ini ialah hasil perasan sludge yang berasal dari primary clarifier yang berupa larutan. Larutan ini didinginkan di 6 unit menara pendingin sebelum dialirkan ke kolam activated sludge untuk mengurangi kandungan organik secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dan gas oksigen dari udara yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan nitrogen.

Gambar 2.5 kolam activated sludge2.4 Perancangan Equipment Pengolahan LimbahPada sub-bab ini akan dibahas perancangan alat untuk pengolahan limbah gas dikhususkan untuk penyisihan senyawa H2S dengan menggunakan kolom absorber. Pada tabel dibawah ini disajikan jumlah limbah dalam satuan konsentrasi. Jenis LimbahSumber Limbahkonsentrasi

Limbah Padat1. Lumpur2. Potongan Kayu3. Kulit kayu

4. Proses pengolahan limbah cair10 ton

5. Unit penyediaan bahan baku0,2 ton

6. Unit penyediaan bahan baku0,1 ton

Limbah Gas1. H2S2. CO23. Sox4. Nox5. Cl26. CIO2

7. Tungku recovery, lime kiln0,612 ppm

8. Emisi pembakaran bahan bakar fosil0,7 ppm

9. Unit ketel uap penghasil steam0,7 ppm

10. Unit ketel uap penghasil steam0,9 ppm

11. Unit delignification0,009 ppm

12. Unit delignification0,12 ppm

Limbah Cair1. Padatan Tersuspensi(partikel kayu, serat dan pigmen)2. Senyawa organik koloid terlarut(Serat hemiselulosa, gula dan lignin)3. Zat pengurai serat dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggiSeluruh unit produksi

Tabel 2.2 Asumsi Kadar Limbah Industri Kertas dalam Satuan Konsentrasi

Dari data tabel diatas diketahui kadar polutas H2S sebanyak 0,612 ppm yang setara dengan 1,8 % molar akan dilakukan proses absorpsi untuk mengurangi konsentrasinya hingga mencapai kurang dari 0,1 % molar. Jenis kolom absorbsi yang digunakan adalah jenis Sieve tray (talam-saring) dan menggunakan cairan absorben dimethyl ether of polyethylene glycol (DME/PEG). Data-data yang diketahu sebagai berikut :Konsentrasi H2S1,8% molar

Konsentrasi yang ingin dicapai0,1 % molar

Konsentrasi cairan DME awal0,01 % molar

Rasio kesetimbangan uap cair (m)1,41

Rasio molar cairan terhadap gas (L/G)bottom2,115

Rasio molar cairan terhadap gas (L/G)top2,326

Konstanta Murphree (EMGE)0,65

Jawab : Tahap 1. Menghitung faktor-faktor absorpsi untuk rasio molar cairan terhadap gas di bagian dasar dan puncak kolom. Untuk didasar kolom :

Untuk dipuncak kolom :

Maka :

Lalu menentukan konsentrasi gas dan cairan disetiap posisi:

Konsentrasi dibagian inlet: yN+1 = 0,018Konsentrasi dibagian inlet: y1 = 0,001Konsentrasi polutan di cairan absorben segar: x0 = 0,0001Kemudian menghitung tahap ideal dengan menggunakan persamaan :

Menentukan jumlah talam sesungguhnya secara analitis melalui persamaan korelasi efisien keseluruhan dan jumlah talam sebagai berikut:

Dilakukan evaluasi perhitungan, dengan nilai yang telah diperoleh, apakah dengan 8 buah talam dapat menurunkan konsentrasi polutan mencapai 0,1%.

Lalu menghitung yi menggunakan persamaan :

Hasil yi diatas menyatakan konsentrasi gas keluar turun menjadi 0,095%Tahap 2. Diketahui data spasi talam pada tabel dibawah ini. jika diinginkan diameter talam sebesar 1,5 m maka dari tabel tersebut jarak antar spasi yang direkomendasikan sebesar 0,6 m.

maka kita dapat menentukan tinggi menara absorbsi tersebut:Z = 8x0,6 = 4,8 mDari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan tinggi menara 4,8 m, diameter 1,5 m dan proses absorpsi berjalan 4 tahap dengan 8 jumlah talam diperoleh penurunan konsentrasi polutan gas H2S dari 1,8% menjadi 0,095%

Gambar 2.7 Skema Kolom Absorber

2.5 Analisis Hasil Pengolahan Limbah Industri Kertas2.5.1 Analisis Hasil Pengolahan Limbah PadatSetelah dilakukan pengolahan limbah padat yang meliputi penyusutan ukuran, penimbunan dan pengomposan, serta pembakaran. Dari proses-proses pengolahan tersebut telah memberikan hasil yang cukup baik dalam usaha pemusnahan limbah padat industri kertas ini. Dimana untuk limbah potongan kayu dan kulit kayu yang telah dilakukan penyusutan ukuran, sebagian dapat langsung dilakukan penimbunan dan proses pengomposan. Kemudian sebagian limbah padat lainnya dapat langsung dibakar. Adapun kelemahan dari proses pembakaran ini adalah menimbulkan bahan pencemar baru yaitu emisi hasil pembakaran.2.5.2 Analisis Hasil Pengolahan Limbah GasBeberapa unit proses pada industri kertas ini tentunya menghasilkan limbah gas berupa emisi udara, untuk industri besar biasanya telah menggunakan blow gas treatment untuk pengolahan emisi udara yang dihasilkan. Dimana blow gas treatment ini berbentuk seperti cerobong yang memiliki prinsip kerja absorpsi. Umpan gas yang masih mengandung pengotor seperti gas H2S dan CO2 akan masuk kedalam kolom absorpsi kemudian akan dikontakkan dengan dimethyl ether of polyethylene glycol. Gas H2S dan CO2 akan terserap oleh dimethyl ether of polyethylene glycol dan kemudian akan keluar sebagai gas bersih yang langsung dapat dilepas ke udara. Pengolahan seperti sangat efektif untuk menanggulangi limbah gas di industri.2.5.3 Analisis Hasil Pengolahan Limbah CairSetelah dilakukan rangkaian pengolahan limbah cair tersebut diketahui terjadi pengurangan BOD, COD dan TSS serta telah bersih dari logam berat berbahaya. Jika sebelum dilakukan pengolahan limbah, diketahui limbah cair mengandung BOD, COD dan nilai TSS yang tinggi serta masih mengandung logam berat. Maka setelah dilakukan pengolahan limbah ini diperoleh nilai BOD, COD dan nilai TSS yang telah sesuai baku mutu yaitu untuk BOD5 sebesar 150 mg/L. COD sebesar 350 mg/L dan nilai TSS sebesar 150 mg/L. 2.5.4 Baku Mutu Limbah Industri KertasBerdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (nomor : kep-51/menlh/10/1995) tanggal 23 oktober 1995.

Gambar 2.8 Baku Mutu Limbah Industri Kertas

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanSemakin berkembang pesatnya industri kertas di indonesia berarti semakin bertambah juga jumlah limbah yang dihasilkan. Jenis limbah yang dihasilkan oleh industri kertas ini meliputi limbah padat, limbah gas dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan pada industri kertas ini meliputi potongan kayu dan kulit kayu serta lumpur yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair. Limbah padat ini diolah dengan cara penyusutan ukuran, penimbunan dan pengomposan serta pembakaran. Dimana pengolahan tersebut telah memberikan hasil yang cukup baik yaitu semua limbah padat yang dihasilkan dapat diolah dan dimanfaatkan kembali seperti dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan dimanfaatkan sebagai pupuk.Limbah gas yang dihasilkan oleh industri kertas ini meliputi emisi udara yang dihasilkan dari beberapa proses produksi. Dimana emisi udara tersebut mengandung gas CO2 dan H2S. Pengolahan limbah gas tersebut dilakukan dengan cara melewatkannya pada sebuah cerobong yang merupakan kolom absorpsi sehingga akan dihasilkan udara bersih yang dapat langsung dibuang ke lingkungan.Limbah cair yang dihasilkan oleh industri kertas ini meliputi padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen dan debu. Terdapat juga senyawa organik koloid terlarut serat hemiselulosa, gula, lignin, alkohol, zat pengurai serat dan zat sintesis yang menghasilkan BOD tinggi. Adapun pengolahan limbah cair ini meliputi flokulasi dan sedimentasi atau pengendapan yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi tersebut. Kemudian limbah cair tersebut di masukkan lewatkan ke Aerated Lagoon dan kemudian dialirkan kolam activated sludge. Laguna aerasi (Aerated Lagoon) efektif mengurangi kadar BOD hingga 80% pada buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari. Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan tinggi menara 4,8 m, diameter 1,5 m dan proses absorpsi berjalan 4 tahap dengan 8 jumlah talam diperoleh penurunan konsentrasi polutan gas H2S dari 1,8% menjadi 0,095%3.2 Saran> Kerusakan dan tingkat pencemaran yang tinggi pada badan air/sungai dapat diupayakan mengelolah jika peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga terkait ikut dalam pendayagunaan limbah. > Pembangunan instalasi pengolahan limbah cair, padat dan gas yang telah terintegrasi sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke badan air, udara dan lingkungan sudah masuk dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Proses Pembuatan Pulp dengan Proses Kimia.

Afmar, Mulyadi. 1999. Faktor Kunci dan Efektif Penerapan Cleaner Production di Industri. Prosiding Seminar teknik Kimia Soehadi Reksowardojo 1999. Bandung : Jurusan Teknik Kimia dan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB, 1999, hlm. II.15-II.22.

http://www.ekodokcell.co.cc/2010/05/proses-pembuatan-pulp-dengan-proses.html.

Anonim. 2010. Kertas. http://www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/ Praweda/Kimia/0205%20Kim%202-6h.htm.

Defence, Fund. 2010. Pulp and Paper. http://www.edf.org/pubs/Reports/ptf/ index.html.

Dzar, abu. 2009. Proses Pembuatan dan Pengelolaan Limbah Industri PULP.

http://fandikasbara.wordpress.com

Hoo, Andi. 2009. Proses Pembuatan Kertas Daur Ulang. http://andihoo.blogspot. com/2009/11/proses-pembuatan-kertas-daur-ulang.html. http://rizkizuriadi.blogspot.com/2011/07/makalah-pulp-and-paper.html