penatalaksanaan keputihan

Upload: jerrod-wilson

Post on 31-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PenatalaksanaanPreventif Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:a. Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan tertularnya penyakit karena hubungan seksual, salah satunya dengan menggunakan kondom.Kondom dinilai cukup efektif dalam mencegah penularan PHS

TRANSCRIPT

PenatalaksanaanPreventifPencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:a.Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan tertularnyapenyakit karena hubungan seksual, salah satunya dengan menggunakan kondom.Kondom dinilai cukup efektif dalam mencegah penularan PHS.b.Pemakaian obat atau cara profilaksis. Pemakaian antiseptik cair untuk membersihkan vagina pada hubungan yang dicurigai menularkan penyakit kelamin relatif tidak ada manfaatnya jika tidak disertai dengan pengobatan terhadap mikroorganismepenyebab penyakitnya. Pemakaian obat antibiotik dengan dosis profilaksis atau dosis yang tidak tepat juga akan merugikan karena selain kuman tidak terbunuh juga terdapat kemungkinan kebal terhadap obat jenis tersebut. Pemakain obat mengandung estriol baik krem maupun obat minum bermanfaat pada pasien menopause dengan gejala yang berat.c.Pemeriksaan dini. Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukanpemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan pemeriksaan pap smear dapat diamatiadanya perubahan sel-sel normal menjadi kanker yang terjadi secara berangsur-angsur, bukan secara mendadak.

KuratifTerapi leukorea harus disesuaikan dengan etiologinyaa.Parasit. Pada infeksi trikomonas vaginalis diberikan metronidazol 3x250 mg peroral selama 10 hari. Karena sering timbul rekurens, maka dalam terapi harus diperhatikan adanya infeksi kronis yang menyertainya, pemakaian kondom dan pengobatanpasangannya. Selain itu dapat juga digunakan sediaan klotrimazol 1x100 mg intravaginal selama 7 hari.b.Jamur. Pada infeksi kandida albikans dapat diberikan mikostatin 10.000 unit intravaginal selama 14 hari. Untuk mencegah timbulnya residif tablet vaginal, mikostatin ini dapat diberikan seminggu sebelum haid selama beberapa bulan. Obat lainnya adalah itrakonazol 2x200 mg peroral dosis seharic.Bakteri. 1. Untuk gonokokkus dapat diberikan: tetrasiklin 4x250 mg peroral/hari selama10 hari atau dengan kanamisin dosis 2 gram IM. Obat lainnya adalah sefalosporin dengan dosis awal 1 gram selanjutnya 2x500 mg/hari selama 2hari. Sedangkan pada wanita hamil dapat diberikan eritromisin 4x250 mgperoral/hari selama 10 hari atau spektinomisin dosis 4 gram IM.2.Gardnerella vaginalis dapat diberikan clindamycin 2x300 mg peroral/ hari selama 7 hari. Obat lainnya metronidazole 3x250 mg peroral/hari selama 7 hari (untuk pasien dan suaminya).3.Klamidia trakomatis diberikan tetrasiklin 4x500 mg peroral/hari selama 7 10 hari.4.Treponema pallidum diberikan Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit IM dosistunggal atau Doksisiklin 2x200 mg peroral selama 2 minggu.d.Virus.1.Virus Herpes tipe 2: dapat diberikan obat anti virus dan simtomatis untukmengurangi rasa nyeri dan gatal, serta pemberian obat topikal larutan neutralred 1% atau larutan proflavin 0,1%.2.Human papiloma virus: pemberian vaksinasi mungkin cara pengobatan yangrasional untuk virus ini, tetapi vaksin ini masih dalam penelitian.3.Kondiloma akuminata dapat diobati dengan menggunakan suntikan interferon suatu pengatur kekebalan. Dapat diberikan obat topikal podofilin 25% ataupodofilotoksin 0,5% ditempat dimana kutil berada. Bila kondilomaberukuran besar dilakukan kauterisasi.e.Vaginitis lainnya.1.Vaginitis atropika. Pengobatan yang diberikan adalah pemberian kremestrogen dan obat peroral yaitu stilbestrol 0,5 mg/hari selama 25 haripersiklus atau etinil estradiol 0,01 mg/hari selama 21 hari persiklus.2.Vaginitis kronis/rekurens. Perlu diperhatikan semua faktor predisposisi timbulnya keluhan leukorea serta pengobatan pada pasangannya. Bila pada kultur ditemukan hasil positif sebaiknya diberikan pengobatan sebelum menstruasi selama 3 bulan berturut-turut dengan clotrimazole 1x100 mg intravaginal selama 5 hari atau ketokonazole 2x200 mg dimulai hari pertama haid.3.Vaginitis alergika. Pengobatan pada kasus ini adalah dengan menghindari alergen penyebabnya, misalnya terhadap tissue, sabun, tampon, pembalut wanita. Pada kasus yang dicurigai vaginitis alergika tetapi tidak diketahuipenyebabnya dapat diberikan antihistamin.4.Vaginitis psikosomatis. Untuk mengobati pasien ini perlu pendekatanpsikologis bahwa ia sebenarnya tidak menderita kelainan yang berarti dan haltersebut timbul akibat konflik emosional. Pendekatan yang memandangpasien sebagai manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya harus dipikirkan

Komplikasi1. Pada kasus yang tidak diobati, infeksi vagina sederhana dapat menyebar ke traktus reproduksi bagian atas dan menyebabkan penyakit lain yang lebih serius, dan dalam waktu yang lama dapat terjadi infertilitas2. Seperti halnya apabila benda asing bertahan di dalam tubuh dapat terjaditoxic shocksyndrome3. Polip servikalis umumnya tidak membahayakan walaupun dapat menyebabkan infertilitas pada waktu berkembang sangat besar4. Adanya komplikasi yang spesifik berhubungan dengan leukorea pada kehamilan seperti kelahiran prematur, ruptur membrane yang prematur, berat badan bayi lahirrendah, dan endometritis paska kelahiran.

Pencegahan1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual. 3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya. 1. Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor Albus Patologis Yang Disebabkan Olehinfeksi Pada Penderita Rawat Jalan Di Klinik Ginekologi Rumah Sakit UmumDr.Kariadi Semarang. Semarang: Bagian Obstetri Dan Ginekologi FakultasKedokteran Universitas Diponegoro. 2004. (Diakses tanggal 2 mei 2013). Diunduhdari:http://eprints.undip.ac.id/12387/1/2004PPDS3634.pdf2. Tidy C. vaginal discharge. (Diakses tanggal 2 mei 2013). Diunduh dari: http://www.patient.co.uk/doctor/Vaginal-Discharge.htm3. www.medikaholistik.com. Search : Vaginitis. Available at feb 7, 2008.