penatalaksanaan fisioterapi pada pasien fraktur …eprints.ums.ac.id/55017/11/naskah...

12
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR FIBULA DISTAL DEKSTRA DENGAN MODALITAS TENS DAN TERAPI LATIHAN DI RUMAH SAKIT TK II Dr. SOEDJONO MAGELANG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Diploma III pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : ARNATA ANGGARA PUTRA J100140024 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: vandat

Post on 05-Jun-2019

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR FIBULA

DISTAL DEKSTRA DENGAN MODALITAS TENS DAN TERAPI

LATIHAN DI RUMAH SAKIT TK II

Dr. SOEDJONO MAGELANG

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Diploma III

pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

ARNATA ANGGARA PUTRA

J100140024

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR FIBULA

DISTAL DEKSTRA DENGAN MODALITAS TENS DAN TERAPI LATIHAN

DI RUMAH SAKIT TK II DR. SOEDJONO MAGELANG

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

ARNATA ANGGARA PUTRA

J100140024

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen pembimbing,

Wijianto, SST. FT, M.Or

Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR FIBULA

DISTAL DEKSTRA DENGAN MODALITAS TENS DAN TERAPI LATIHAN

DI RUMAH SAKIT TK II DR. SOEDJONO MAGELANG

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh

Arnata Anggara Putra

J100140024

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji

Pada tanggal 4 Juli 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Nama Penguji Tanda Tangan

Penguji I : Wijianto, SST.FT, M.Or ( )

Penguji II : Umi Budi Rahayu, S.Fis, M.Kes ( )

Penguji III : Arif Pristianto, SST.FT, M.Fis ( )

Disahkan Oleh

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes)

NIK.786/ NIDN. 0617117301

Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebabkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka saya akan pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 4 Juli 2017

Penulis

Arnata Anggara Putra

J100140024

Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR FIBULA

DISTAL DEKSTRA DENGAN MODALITAS TENS DAN TERAPI LATIHAN DI

RUMAH SAKIT TK II DR. SOEDJONO MAGELANG

ABSTRAK

Latar Belakang: Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang, retak atau

patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/rudapaksa,

sehingga mengakibatkan adanya keluhan nyeri, penurunan kekuatan otot dan

keterbatasan gerak. Modalitas fisioterapi untuk kondisi ini yaitu menggunakan

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan terapi latihan.

Tujuan: Untuk mengetahui manfaat pemberian modalitas Transcutaneus

Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan terapi latihan pada kasus Post ORIF

Fraktur Fibula Distal Dekstra dalam menurunkan Nyeri, meningkatkan Kekuatan

Otot dan meningkatkan Lingkup Gerak Sendi.

Hasil: Setelah dilakukan terapi 6x pertemuan diperoleh hasil (1) penurunan nyeri

dari T0 sampai T6 yang diukur dengan skala VAS (Visual Analogue Scale), pada

sendi ankle diperoleh nilai yaitu nyeri diam T0 0- T6 0, nyeri tekan T0 3- T6 2,

nyeri gerak T0 5- T6 4, (2) peningkatan kekuatan otot menggunakan MMT

(Manual Muscle Testing) , diperoleh hasil yaitu otot dorsi fleksor T0 4- T6 4+,

otot plantar fleksor T0 4- T6 4+, (3) peningkatan Lingkup Gerak Sendi

menggunakan Goneometer diperoleh hasil yaitu T0 S : 10°-0°-20°, T6 S : 20°-0°-

20°, T0 F : 15°-0°- 10°, T6 20°-0°- 20°.

Kesimpulan: Penatalaksanaan fisioterapi menggunakan Transcutaneus Electrical

Nerve Stimulation (TENS) dan terapi latihan pada kondisi Post ORIF Fraktur

Fibula Distal Dekstra menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan

Lingkup Gerak Sendi.

Kata kunci: Fraktur Fibula Distal Dekstra, Transcutaneus Electrical Nerve

Stimulation (TENS) dan Terapi latihan

ABSTRACT

Background: Fractures that disconnect bone continuity, fracture or fracture of

intact bone, which is usually caused by trauma / injury, resulting in pain, muscle

loss. Physiotherapy modalities for this condition are by using transcutaneous

electrical (TENS) stimuli and exercise therapy.

Objective: To know the benefits of Transputaneus modal modulation of electrical

nerve stimulation (TENS) and exercise therapy in case of Dextra distal fibular

fracture in decreased Pain, increase Muscle Strength and improve Joint Motion

Scope.

Results: After 6x therapy meeting results (1) reduction of pain from T0 to T6 as

measured by VAS scale (Analog Visual Scale), on the ankle joints obtained ie the

diameter of T0 0- T6 0, press T0 3- T6 2, Pain Motion T0 5- T6 4, (2) increased

muscle strength using MMT (Manual Muscle Testing), obtained result of muscle

dorsi flexor T0 4- T6 4+, flexor plantar flexor T0 4- T6 4+, (3) improvement of

motion scope The joints using the resulting Goneometer are T0 S: 10 ° -0 ° -20 °,

T6 S: 20 ° -0 ° -20 °, T0 F: 15 ° -0 ° - 10 °, T6 20 ° -0 ° - 20 °.

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

2

Concusion: Physiotherapy management using transcutaneous electrical nerve

stimulation (TENS) and exercise therapy on the condition of the distal fibular

fracture dextra drops pain, increasing muscle strength and scope of Joints.

Keywords: Fracture of Fibular the Distal Dextra, Transcutaneous Electrical

Stimulation (TENS) and exercise therapy.

1. Pendahuluan

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya

tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/rudapaksa atau

tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma. Menurut Helmi (2013)

fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang atau patah tulang akibat trauma

atau tenaga fisik. Fraktur distal fibula adalah terputusnya hubungan tulang

fibula bagian distal. Walaupun peran fibula dalam pergerakan ektremitas

bawah sangat sedikit, tetapi terjadinya fraktur pada fibula tetap saja dapat

menimbulkan adanya gangguan aktifitas fungsional tungkai dan kaki.

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan

tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa

(Mansjoer et al, 2007). Fraktur distal fibula adalah terputusnya hubungan

tulang fibula bagian distal juga tulang tibia atau sebagai komponen maleolus

patah pada pergelangan kaki. Insiden dari fibula sulit untuk di tentukan,

karena kebanyakan fraktur fibula di ikuti dengan sendi ankle, tulang fibula

retak hampir 75-85% sama kasusnya dengan patah tulang tibia (Badra, 2012).

Fraktur fibula distal juga termasuk dalam fraktur weber, sehubungan dengan

syndesmosis sendi pergelangan kaki. Fraktur fibula ini termasuk dalam

kategori fraktur tipe A karena terjadi di bawah plafon fibula dan mungkin

terkait dengan malleolus lateral (Jason, 2015).

Dalam hal ini, peran fisioterapi dibutuhkan untuk membantu

pemulihan pasien pasca fraktur, sesuai dengan keputusan menteri kesehatan

Republik Indonesia KEMENKES RI bahwa fisioterapi adalah bentuk

pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk

mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh.

Intervensi fisioterapi yang di gunakan meliputi eletroterapi seperti

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan terapi latihan untuk

penguatan otot.

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

3

2. Metode

Pada kasus ini pasien mengeluh nyeri penulis memberikan modalitas

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dengan hasil yang positif

yaitu adanya penurunan nyeri tekan dan nyeri gerak. Transcutaneus Electrical

Nerve Stimulation (TENS) mampu mengaktivasi serabut saraf, baik serabut

saraf berdiameter besar maupun kecil yang akan menyampaikan berbagai

informasi sensoris ke sistem saraf pusat. Transcutaneus Electrical Nerve

Stimulation (TENS) adalah model arus listrik yang dirancang untuk

memberikan sensasi kesemutan yang nyaman pada sensori tingkat submotorik,

model ini biasanyaa menggunakan amplitudo rendah frekuensi tinggi, kisaran

parameter untuk model ini adalah durasinya 50 hingga 125 μs, frekuensinya

50-110pps, dan amplitudo submotorik yang menghasilkan parastesia atau

sensasi kesemutan (Hayes, 2016).

Menurut Pranata (2016), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

(TENS) bermanfaat mampu merangsang pengeluaran hormon endorphin

sehingga pasien yang mendapatkan intervensi TENS dapat menjadi lebih

relaks, mengalami penurunan nyeri, mengurangi spasme, mencegah atrofi dan

meningkatkan kekuatan otot.

Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan

menggunakan gerak tubuh yang dilakukan secara aktif maupun pasif untuk

memelihara dan perbaiki kekuatan otot, ketahanan dan kemampuan

kardiovaskuler, mobilitas, dan fleksibilitas. Manfaat terapi latihan untuk

mencegah timbulnya komplikasi dan mengatasi gangguan fungsi gerak

(Kisner, 2012). Teknik yang digunakan bisa berupa static contraction, passive

movement, aktive movemnt dan hold relax.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil laporan status klinis Ny. S, usia 52 tahun dengan

diagnosis Fraktur Fibula Distal Dekstra dengan keluhan nyeri, penurunan

LGS dan penurunan kekuatan otot pada dorsi flexi ankle. Setelah

mendapat enam kali terapi dengan modalitas Transcutaneus Electrical

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

4

Nerve Stimulation (TENS), dan Terapi Latihan didapatkan hasil yang

positif. Berikut ini hasil berupa diagram grafik :

3.1.1 Nyeri

Di bawah ini adalah diagram grafik hasil terapi selama

enam kali, grafik tersebut berhubungan dengan hasil evaluasi nyeri

menggunakan Verbal Analogue Scale (VAS) hasil penelitian

didapatkan hasil penurunan nyeri bedasarkan terapi dari T1 sampai

T6 :

Tabel 1 Grafik hasil penurunan nyeri dengan VAS

Gambar grafik diatas merupakan hasil penurunan nyeri,

mendapatkan hasil penurunan pada nyeri tekan dan nyeri gerak,

hasil pada T1 nyeri tekan yaitu 3 dan pada T6 hasilnya 2.

Sedangkan hasil nyeri gerak pada T1 yaitu 5 dan pada T6 hasilnya

4.

3.1.2 Lingkup Gerak Sendi

Dibawah ini grafik hasil penelitian yang mengevaluasi

tentang Lingkup Gerak Sendi dengan evaluasi menggunakan

goneometer setelah mendapat tindakan fisioterapi sebanyak enam

kali terapi :

T 0 T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6

Nyeri Diam 0 0 0 0 0 0 0

Nyeri Tekan 3 3 3 2 2 2 2

Nyeri Gerak 5 5 5 4 4 4 4

0 0 0 0 0 0 0

3 3 3

2 2 2 2

5 5 5

4 4 4 4

0

1

2

3

4

5

6

H

A

S

I

L

Terapi Ke

Nyeri Tekan

Nyeri Gerak

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

5

Tabel 2 Grafik hasil peningkatan LGS dengan goneometer

Sendi T0 T1 T2 dan T3 T4 dan T5 T6

Ankle S : 10°-0°-20° S :10°- 0°- 20° S :15°- 0°- 20° S : 15°- 0°- 20° S : 20°- 0°- 20°

Dexstra F :15°-0°- 10° F : 15°-0°- 10° F :20°- 0°- 15° F : 20° -0° -15° F : 20 - 0°- 20°

Gambar grafik diatas merupakan hasil peningkatan LGS,

mendapatkan hasil peningkatan LGS sendi ankle joint pada

bidang sagital T0 hasil S : 10°-0°-20° dan pada T6 hasilnya S :

20°- 0°- 20°, dan pada bidang frontal hasilnya T0 F :15°-0°- 10°

dan pada T6 hasilnya F : 20 - 0°- 20°.

3.1.3 Kekuatan Otot

Dibawah ini grafik hasil penelitian yang mengevaluasi

tentang kekuatan otot dengan evaluasi menggunakan MMT.

Setelah mendapat tindakan fisioterapi sebanyak enam kali terapi :

Tabel 3 Grafik hasil peningkatan kekuatan otot dengan MMT

Gerakan T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6

Dorsi Fleksor 4 4 4 4 4+ 4+ 4+

Plantar Fleksor 4 4 4 4 4+ 4+ 4+

Gambar tabel diatas merupakan hasil peningkatan kekuatan

otot, didapat hasil grup otot flexor pada T0 hasil 4 yaitu mampu

bergerak penuh dengan LGS penuh melawan gravitasi dan

melawan tahanan minimal pada T6 hasil 4+ yaitu mampu bergerak

penuh dengan LGS penuh melawan gravitasi dan melawan tahanan

sub maksimal, dan group otot ekstensor pada T0 hasil 4 yaitu

mampu bergerak penuh dengan LGS penuh melawan gravitasi dan

melawan tahanan moderat pada T6 hasil 4+ mampu bergerak

penuh dengan LGS penuh melawan gravitasi dan melawan tahanan

sub maksimal.

3.2 Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas pengaruh pemberian

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan Terapi Latihan

kepada pasien atas nama Ny. S usia 52 tahun dengan diagnosa Fraktur

Fibula Distal Dekstra yang terdapat problema fisioterapi berupa nyeri,

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

6

penurunan kekuatan otot, dan penurunan lingkup gerak sendi. Berikut

adalah pembahasan dari hasil terapi :

3.2.1 Penurunan nyeri

Pada kasus ini pasien mengeluh nyeri penulis memberikan

modalitas Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

dengan hasil yang positif yaitu adanya penurunan nyeri tekan dan

nyeri gerak. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

mampu mengaktivasi serabut saraf, baik serabut saraf berdiameter

besar maupun kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi

sensoris ke sistem saraf pusat. Transcutaneus Electrical Nerve

Stimulation (TENS) yang diaplikasikan dengan intensitas

komfortabel akan mengaktivasi serabut saraf tipe Aά dan Aβ yang

selanjutnya memfasilitasi interneuron substansia gelatinosa

sehingga nyeri akan diblokir oleh stimulasi listrik lewat penutupan

gerbang yang berakibat terhentinya masukan afferent diameter

kecil. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) juga

akan meningkatkan aliran darah yang berfungsi untuk mengangkut

materi yang berpengaruh terhadap nyeri seperti bradikinin,

histamine. Keadaan tersebut menyebabkan timbulnya arus antara

bagian yang aktif dan bagian yang rest. Arus tersebut akan

memulihkan beda potensial pada bagian yang aktif dan

menurunkan beda potensial bagian yang istirahat. Akhirnya bagian

yang semula istirahat, menjadi aktif dan seterusnya. Berbaliknya

muatan tersebut menjalar disepanjang saraf (impuls) (James et al,

2008).

3.2.2 Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS)

Pada kasus ini lingkup gerak sendi mengalami peningkatan

yang bagus dengan modalitas terapi latihan yaitu Static

contraction, aktive movement, passive movement, dan hold relax.

Dengan penggunaan terapi latihan yang akan menimbulkan adanya

kontraksi maksimal dari otot yang memendek akan merangsang

golgi tendon sehingga ketegangan otot menjadi berkurang dan

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

7

dengan disertai rileksasi memudahkan penguluran terhadap otot.

Penguluran otot yang berulang-ulang membuat sarcomer yang

memendek menjadi panjang sehingga dapat meningkatkan lingkup

gerak sendi dan mengurangi nyeri. Rileksasi otot juga dapat

mengurangi nyeri karena adanya penurunan intra musculer yang

menekan nosiseptor nyeri (Wismanto, 2011).

3.2.3 Meningkatkan kekuatan otot

Meningkatkan kekuatan otot dengan menggunakan terapi

latihan sangat bagus pada kasus Fraktur Fibula Distal Dekstra.

Salah satunya menggunakan Static contraction. Static contraction

merupakan kontraksi otot tanpa disertai perubahan panjang pendek

otot dan perubahan LGS. Dengan pemberian terapi latihan berupa

static contraction ini dapat meningkatkan pumping action yaitu

suatu rangsangan yang menyebabkan dinding kapiler yang terletak

pada otot melebar sehingga sirkulasi darah lancar, akibat dari

sirkulasi darah lancar maka ”p” atau zat yang menyebabkan adanya

kontraksi otot yang dapat menekan pembuluh darah vena sehingga

vena akan mengalirkan darah ke proksimal yang dapat mengurangi

nyeri dan meningkatkan kekuatan otot (Kisner, 2012).

4. Penutup

Berdasarkan hasil dari pembahasan Pasien dengan diagnosa Post ORIF

Fraktur Fibula Distal Dekstra dengan keluhan adanya nyeri, penurunan

lingkup gerak sendi dan penurunan kekuatan otot. Setelah melakukan terapi

selama enam kali dengan modalitas Transcutaneus Electrical Nerve

Stimulation (TENS) bertujuan untuk menurunkan nyeri, dan terapi latihan

untuk memperbaiki meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan

kekuatan otot.

Dari hasil tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa efek

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dapat membantu

menurunkan nyeri, dan terapi latihan dapat meningkatkan lingkup gerak sendi

dan meningkatkan kekuatan otot.

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN FRAKTUR …eprints.ums.ac.id/55017/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

8

DAFTAR PUSTAKA

Bhadra, A.K., and Roberts C.S. 2012. Nonunion of fibula: a systematic review.

USA: International Orthopaedics 36: 1757-1765. DOI 10.1007.

Hayes, W.K., and Hall, D.K. 2016. Agens modalitas untuk praktik fisioterapi.

Jakarta: perpustakan nasional R.I.

Helmi, Z.N. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba

medika.

James, J. Baker, C and Swain, H. 2008. Prinsip-prinsip Sains unruk

Keperawatan. EMS: Semarang

Jason, P. Tartaglione et al. 2015. Classifications in Brief: Lauge-Hansen

Classification of Ankle Fractures. Clin Orthop Relat Res.

Kisner, C and Colby L.A. 2012. Therapeutic Exercise, Foundation and

Techiques. 6th Edition. Philadelphia: F.A Davis Company.P.A.

Mansjoer, A et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:

Media Aesculapius

Pranata, S. 2016. Literatur Review pengaruh Trancutaneus electrical nerve

stimulation (TENS) . Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah.

Volume: 01. Nomer : 01.2016:1-12.

Wismanto. 2011. Pelatihan Metode Active Isolated Stretching Lebih Efektif Dari

Pada Contract Relax Stretching dalam Meningkatkan Fleksibilitas Otot.

Jurnal fisioterapi. Vol 11.