penataan kelembagaan lpse di lingkungan - · pdf filemeningkatkan efisiensi dan efektivitas...
TRANSCRIPT
PENATAAN KELEMBAGAAN LPSE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
Biro Organisasi
Kementerian Dalam Negeri
Good Governance
Intinya adalah meningkatkan sinergi pencapaian tujuan Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat
Swasta (max. profit)
Pemerintah (opt. services)
Masyarakat (max. utility)
Good
Governance
A. LATAR BELAKANG
Pengadaan Yang Kredibel
1. Transparan: Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, dapat diketahui secara luas oleh penyedia barang/jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya;
2. Konsisten: Dijamin oleh penerapan prinsip-prinsip dan metode yang konsisten;
3. Akuntabel: Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yg berlaku dalam pengadaan barang/jasa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan dan dikenakan sanksi jika tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan;
Pengadaan yang menerapkan Prinsip-Prinsip Good Governance terutama:
A. LATAR BELAKANG
Melalui Sistem Pengadaan yang Kredibel (Transparan, Konsisten, dan Akuntabel);
Meningkatkan Efisiensi dan efektivitas
Penggunaan Keuangan Negara dan Daerah
(Sesuai Maksud dan Tujuan Perpres)
Tercipta Persaingan Sehat Diantara Penyedia Barang/Jasa Publik;
Memperkecil Peluang Terjadinya Tindak Pidana Korupsi dalam Pengadaan
PENGADAAN YANG KREDIBEL MENINGKATKAN EFISIENSI
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGADAAN B/J
PRINSIP PENGADAAN
B/J
Efisien
Efektif
Transparan
Terbuka Bersaing
Adil/Tidak Diskriminatif
Akuntabel
5
6
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
OPD dgn PERDA berdasarkan urusan.
PERDA mengatur : Pembentukan, susunan, kedudukan, tugas pokok perangkat daerah.
Rincian tugas, fungsi, dan taker dgn Peraturan Gub/Bup/Wal.
1. Jumlah dan besaran organisasi cenderung
maksimal.
2. Belanja Birokrasi lebih besar dari pada belanja
publik.
3. Pembentukan SKPD tidak selalu sesuai dengan
kebutuhan dan potensi daerah.
Kondisi Organisasi Perangkat Daerah saat ini
MANDATES
VISION
MISSION
ENVIRONMENTAL
SCAN
INTERNAL
ANALYSIS
KEY
ISSUES STRATEGY PENATAAN
KELEMBAGAAN
INSTANSI
PEMERINTAH
FRAMEWORK PENATAAN ORGANISASI
UU NO.32
TH 2004
UU NO.5
TH 1974
PP NO.41
TH 2007
PASCA
AMANDEMEN
PP NO.84
TH 2000
PP NO.8
TH 2003
UU NO.22
TH 1999
UUD
1945
SEBELUM
AMANDEMEN
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PEMERINTAHAN DAERAH
UU NO 23
TH 2014
PP 41 / 2007
Psl. 120 s.d Psl. 128:
Perangkat Daerah Provinsi:
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Dinas Daerah;
d. Lembaga Teknis Daerah;
Perangkat Daerah Kab/Kota:
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Dinas Daerah;
d. Lembaga Teknis Daerah;
e. Kecamatan;
f. Kelurahan.
PP ?
Psl. 209:
Perangkat Daerah Provinsi:
a. sekretariat daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas; dan
e. badan.
Perangkat Daerah Kab/Kota:
a. sekretariat daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas;
e. badan; dan
f. Kecamatan.
UU 32/2004 UU 23/2014
PENGATURAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
DALAM UU TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
URUSAN KONKURUEN UU 23/ 2014
PILIHAN
1. kelautan dan perikanan;
2. pariwisata; 3. pertanian; 4. kehutanan; 5. energi dan sumber
daya mineral; 6. perdagangan; 7. perindustrian; dan 8. transmigrasi.
1. pendidikan; 2. kesehatan; 3. pekerjaan umum dan
penataan ruang; 4. sosial; 5. perumahan rakyat dan
kawasan permukiman; 6. ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat.
WAJIB
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1. pertanahan; 2. lingkungan hidup; 3. administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil; 4. pengendalian penduduk dan keluarga
berencana; 5. perhubungan; 6. komunikasi dan informatika; 7. koperasi, usaha kecil, dan menengah; 8. penanaman modal; 9. kepemudaan dan olah raga; 10. pemberdayaan masyarakat dan desa; 11. statistik; 12. persandian; 13. kebudayaan; 14. tenaga kerja; 15. pemberdayaan perempuan
danperlindungan anak; dan 16. ketahanan pangan 17. perpustakaan; dan 18. kearsipan.
tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
berkaitan dengan pelayanan dasar
KLASIFIKASI DINAS
dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang BESAR
Tipe A
dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang SEDANG
Tipe B
dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang KECIL
Tipe C
Jumlah penduduk
Luas wilayah
Besaran Urusan Pemerintahan
Kemampuan Keuangan Daerah
Potensi
Tenaga kerja
Pemanfaatan lahan
Urusan Pilihan
UrusanWajib
perencanaan keuangan
KLASIFIKASI BADAN
dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang BESAR
Tipe A
dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang SEDANG
Tipe B
dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang KECIL
Tipe C
Jumlah penduduk
Luas wilayah
Kemampuan Keuangan Daerah
Cakupan tugas
Fungsi lain litbang Kepegawain &
diklat
FUNGSI PENUNJANG
KLASIFIKASI KECAMATAN
dibentuk untuk Kecamatan dengan beban kerja yang BESAR
Tipe A
dibentuk untuk Kecamatan dengan beban kerja yang KECIL
Tipe B
Jumlah penduduk
Luas wilayah
Jumlah Desa/Kelurahan
Kewenangan merupakan Dasar terbentuknya
kelembagaan
Kelembagaan merupakan Wahana untuk melaksanakan
kewenangan
Kelembagaan yang dibentuk Sama dengan bobot
Kewenangan Yang dimiliki
Prinsip Structure follows function
HUBUNGAN ANTARA KEWENANGAN (URUSAN PEMERINTAHAN)
DENGAN KELEMBAGAAN
MENINGKATKAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI - Memaksimalkan penggunaan produksi DN - Pengunaan SNI dalam spesifikasi teknis - Usaha asing di atas 20 miliar untuk pengadaan barang, 100
miliar untuk jasa konstruksi, dan 10 miliar untuk jasa konsultansi
- Preferensi harga untuk produksi DN
KEMANDIRIAN INDUSTRI ALUTSISTA DAN ALMATSUS DALAM NEGERI
PENINGKATAN PERAN UMKM DAN KELOMPOK MASYARAKAT - Paket pekerjaan s.d. 2,5 miliar untuk usaha kecil - Memperbanyak paket untuk usaha kecil
16
KEBIJAKAN UMUM
PERHATIAN THD ASPEK PEMANFAATAN SDA DAN PELESTARIAN
PENINGKATAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI & TRANSAKSI ELEKTRONIK
- e-Procurement = lebih cepat, murah, bebas premanisme/mafia dan WAJIB tahun 2012 untuk sebagian paket
- Mendorong pembentukan LPSE
MENYEDERHANAKAN KETENTUAN & TATA CARA - Cukup surat pernyataan - Sertifikat badan usaha tidak diperlukan
17
KEBIJAKAN UMUM
MENINGKATKAN PROFESIONALISME PARA PIHAK
- Sertifikat bagi pejabat pengadaan/panitia/PPK - Unit Layanan Pengadaan (ULP) menggantikan panitia yang adhoc menjadi Permanen dan Profesional, dan
harus dibentuk paling lambat tahun 2014
MENINGKATKAN PAJAK - Mempunyai NPWP - Melampirkan bukti dan laporan pembayaran pajak
MENUMBUHKEMBANGKAN PERAN USAHA NASIONAL, INDUSTRI KREATIF
INOVATIF, BUDAYA, & HASIL PENELITIAN
- Sistem Sayembara dan Kontes
- Perbaikan sistem Swakelola (mendorong SBK)
18
KEBIJAKAN UMUM
MANFAATKAN SARANA/PRASARANA PENELITIAN & PENGEMBANGAN DALAM NEGERI
- Aturan Khusus untuk pengadaan alustista dan alamtsus
PELAKSANAAN PBJ DI WILAYAH RI TERMASUK
KANTOR PERW. RI
MENGHARUSKAN PENGUMUMAN SECARA TERBUKA - Mengumumkan di surat kabar sampai dengan berakhirnya kontrak dengan surat kabar
19
KEBIJAKAN UMUM
1) Pemerintah provinsi/Kabupaten/Kota membentuk 1 (satu) LPSE untuk memfasilitasi ULP dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik.
2) k/L/l dapat membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik.
3) K/L/I yang tidak membentuk LPSE dapat melaksanakan pengadaan barangijasa secara elektronik dengan menjadi pengguna LPSE K/L/D/I
4) Penyelenggaraan LPSE didahului dengan Kesepakatan Tingkat Pelayanan (Service Level Agreement/SLA) antara K/L/D/Idengan LKPP.
Pembetukan LPSE
1) LPSE dapat menjadi unit kerja tersendiri atau menjadi fungsi salah satu unit kerja dengan memaksimalkan organisasi yang ada atau bersifat ad-hoc (kepanitiaan).
2) Unit kerja yang melaksanakan fungsi LPSE harus dipisahkan dengan unit kerja yang melaksanakan fungsi ULP untuk menghindari pertentangan kepentingan.
3) Ketentuan penetapan organisasi LPSE yang menjadi unit tersendiri ditentukan berdasarkan kriteria yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala LKPP dan berdasarkan persetujuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur