penanganan ruptur uteri pasca abortus
TRANSCRIPT
PENANGANAN RUPTUR UTERI PASCA ABORTUS
Oleh:
Herlina
Supervisor Pembimbing:
dr. Maya Mewengkang, SpOG
RUPTUR UTERI
Robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang otot-otot rahim (miomentrium)Angka kejadian ruptura uteri di Indonesia
1 : 92
Gejala (awal)
Gejala Ruptur Uteri Membakat
His kuat terus menerus
Nyeri perut
Gelisah
Nadi – Napas cepat
Cincin Bandl meningkat
Gejala (lanjutan)
Setelah Ruptur Terjadi
Tanda2 syok, perdarahan, teraba bagian2 janin, nyeri tekan, >>
bayi †
Penanganan
Hentikan sumber
perdarahan
Histerektomi
Histerorafi
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama : Ny. L.M. Umur : 20 tahun Alamat : Wanea Lingk. III Agama : Kristen Protestan Bangsa : Indonesia Pendidikan :Tamat SLTA Pekerjaan : IRT MRS : 11 Juni 2012 , 18.20
WITA
Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut (+) 1 hari SMRS Keluar darah 1 minggu SMRS
menghebat 1 hari SMRS, vol ± 100 cc, bergumpal
riwayat SC Oktober 2011 minum obat aborsi 1 minggu SMRS BAB /BAK biasa
Riwayat Haid : Menarche usia 12 thn, teratur, 5 hari
Riwayat kehamilan: A1 , 2010, abortus, dikuret (+) bidan P2, Oktober 2011, ♀ 2900 gram,
aterm, SC a.i KPD 3 hari
P3, 2012, hamil ini
Status Praesens
TD : 80/60 mmHg
SB : 37,3°c Nadi : 124x/m Resp : 20x/m BB : 52kg TB : 154 cm KU : cukup Kes : CM
Kulit : pucat Mata : konj.
anemis Perut :
datar, nyeri tekan (+)
Status LokalisPerut: I : datar
P : nyeri tekan (+)
P : WD (-) A : BU (+)
Normal
Status Ginekologis
I : fluksus (+), vulva tak IO : fluksus (+), vulva tak, porsio licin,
livid (-), OUE terbuka PD : fluksus (+), vulva tak, porsio
kenyal, NG (-), OUE terbuka CU : ~ 16-18 minggu AP : lemas, massa (-) CD : menonjol RT : sfingter cekat, mukosa licin,
ampula kosong.
Hasil Px Lab
Hb : 8,2 gr/dl Hct : 27,9 vol % Leukosit : 12. 800 /mm3
Trombosit : 191 103/mm3
Hasil Px USG Kesan :
involusi uterus + cairan bebas di tepi uterus
Resume Masuk
P1A2, 20 tahun MRS – IRDO tgl 11 Juni 2012, pkl 18.20 WITA, dengan k.u nyeri perut bagian bawah. Nyeri perut tiba-tiba sejak 1 hari SMRS. Keluar darah segar 1 minggu SMRS, menghebat 1 hari SMRS, darah bergumpal2, 1 minggu SMRS, pasien mengkonsumsi obat penggugur kandungan. Riwayat SC Oktober 2010 atas indikasi KPD.
Diagnosa kerja
P1A2, 20 TAHUN DENGAN AKUT
ABDOMEN E.C. SUSP. RUPTUR UTERUS,
BEKAS SC <1 TAHUN, ANEMIA
SIKAP/ TERAPI/ RENCANA
Resusitasi hemodinamik Rencana laparatomi Konseling informed consent Sedia donor setuju operasi Lapor konsulen Observasi T, N, R, S, perdarahan Hb serial Uterotonika Jika keadaan memburuk : laparatomi
CITO
Laporan Operasi (06.30-08.30)
keluar darah dan bekuan darah ±1000cc
uterus m> uk.12x15x8 cm Lokasi segmen bawah rahim,uk.4 x
1,5cm Kedua tuba dan ovarium baik Nekrotomi figure of eight
KU post op stabilDx: P1A2, 20 post histerorafi a.i
ruptur uteri
Hari/Tanggal
Keluhan Status Diagnosa Sikap
12 Juni 2012 S: (-), flatus (-)
KU : Cukup , Kes: CMKontraksi uterus : BaikT: 120/80 N:84 R:24 S:36,5Lab: Hb 2 jam post op
9,4
P1A2, 20 post
histerorafi hari I
a.i ruptur uteri
IVFD RL:D5 = 2 :2 , 20gttInj .Ceftriakson 3x 1gMetronidazol drips 2 x 500 mgInj Vitamin C 3x1 ampul
13 Juni 2012 S: (-)Flatus (+)Peristaltik (+)
KU : Cukup , Kes: CMT: 120/80 N:88 R:24 S:36,8Lab : leu 7500, eri 3,34, Hb 10,2, Hct 29,6, trombo 262.000
P1A2, 20 post
histerorafi hari II
a.i ruptur uteri
IVFD affDiet TKTPCefadroksil 3 x 500mg tabSF 1x1 tab
14 Juni 2012 S: (-) KU : Cukup , Kes: CMT: 120/80 N:88 R:24 S:36,3Luka operasi : kering
P1A2, 20 post
histerorafi hari III
a.i ruptur uteri
Diet TKTPCefadroksil 3 x 500mg tabSF 1x1 tabKonseling KB (suntik)
15 Juni 2012 S: (-) KU : Cukup , Kes: CMT: 120/80 N:88 R:24 S:36,8Luka operasi keringRENCANA PULANG
P1A2, 20 post
histerorafi hari IV
a.i ruptur uteri
Diet TKTPCefadroksil 3 x 500mg tabSF 1x1 tabKonseling KB (suntik)
DiagnosisPenangananKomplikasiPrognosis
Diskusi
Kepustakaan:• Gelisah, pucat• Nyeri hebat perut bwh• Nyeri tekan• Nadi cepat• Cincin van Bandl• Perdarahan • Pucat • Pernafasan cepat• Tekanan darah turun
Pada pasien didapatkan :• Pucat • Nyeri hebat• Nyeri tekan • Perdarahan• Hipotensi• Nadi cepatAnamnesis:• Pasien dtg dgn nyeri hebat• Perdarahan• 1 mngg lalu konsumsi obat penggugur kandungan• Bekas SC Oktober 2011
Diagnosis
Penggolongan
Menurut waktu terjadinya : ruptur uteri gravidarum
Lokasi :Segmen bawah
rahim
Etiologi:Ruptur uteri traumatika
Gejala klinis:ruptur uteri sebenarnya
Penanganan
Pada pasien ini dilakukan:Histerorafi melalui
laparatomi
Usia20 thn
Komplikasi
Janin : Hipoksia Anoksia Asidosis kematian
IBU:• perdarahan• syok hipovolemik• infeksi • trauma v.u ureter • kematian
Prognosis
DUBIA AD MALAM
Kesimpulan
Diagnosis ruptur uteri pada pasien ini berdasarkan hasil anamnesis serta pemeriksaan fisik dan kebidanan. Penanganan pasien ini sudah sesuai dengan prosedurnya
yakni yang utama adalah stabilisasi keadaan pasien, baru kemudian dilakukan histerorafi, mengingat usia pasien yang masih sangat muda. Dengan konseling yang baik terhadap pasien maka dapat
dihindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya ruptur, mengingat pasien ini memiliki riwayat operasi cesar.
Saran
Pasien dengan riwayat SC perlu diberitahukan bahaya jika terjadi kehamilan pada bekas SC kurang dari 1 tahun.
Sarankan pada setiap pasien yang berisiko tinggi dalam kehamilan untuk melakukan kontrol secara teratur dan teliti untuk mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi.
Perlu diedukasikan pada pasien perlunya KB karena bahaya yang dapat terjadi jika pasien hamil dalam rentan waktu belum 1 tahun dari operasi cesar sebelumnya.
Perlu diberitahukan pada pasien tentang bahaya penggunaan obat penggugur kandungan diluar indikasi dan pengawasan.