penanganan penyimpanan kentang bibit (solanum tuberosum l

92
PENANGANAN PENYIMPANAN KENTANG BIBIT (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT OLEH: AFIFAH FARIDA JUFRI A24070013 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: hakhanh

Post on 31-Dec-2016

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

PENANGANAN PENYIMPANAN KENTANG BIBIT

(Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM,

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

OLEH:

AFIFAH FARIDA JUFRI

A24070013

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

RINGKASAN

AFIFAH FARIDA JUFRI. Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit

(Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa

Barat. Dibawah bimbingan MEGAYANI SRI RAHAYU dan ASEP

SETIAWAN.

Magang dilakukan untuk memperoleh pengalaman dan mempelajari

kegiatan budidaya tanaman kentang, penanganan pasca panen kentang konsumsi

dan kentang bibit serta pemasarannya baik secara teknis maupun manajerial.

Magang dilaksanakan mulai 14 Februari-14 Juni 2011 di Hikmah Farm, Desa

Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan perusahaan sesuai

standar operasional.

Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang

mengandung jenis karbohidrat. Tanaman kentang memiliki potensi dan prospek

yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan

ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008).

Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha dan

pada tahun 2010 menurun menjadi 15.95 ton/ha (BPS, 2011). Penurunan

produktivitas kentang tersebut disebabkan karena penanganan pascapanen kentang

bibit yang kurang baik terutama selama penyimpanan yang menyebabkan

penurunan kualitas kentang bibit.

Hikmah Farm merupakan perusahaan kentang bibit bersertifikat dengan

produksi mencapai 1 000 ton/tahun. Ketersediaan bibit berkualitas di Hikmah

Farm didukung oleh cara penyimpanan umbi yang baik. Umbi kentang memiliki

masa dormansi sehingga umbi tidak bisa langsung ditanam setelah panen.

Penanganan umbi selama masa penyimpanan akan mempengaruhi pertumbuhan

tunas umbi. Hikmah Farm memiliki gudang penyimpanan bersuhu dingin (40C),

penyimpanan dengan suhu ruang (250C) dan penyimpanan dengan perlakuan gas

CS2.

Page 3: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

Hasil pengamatan terhadap pengaruh suhu simpan dan diameter umbi

terhadap masa dormansi menunjukkan umbi yang disimpan di suhu dingin (40C)

belum mengalami pertunasan setelah 16 minggu penyimpanan sedangkan umbi

yang disimpan di suhu ruang mulai bertunas pada minggu ke-12 dan mencapai

100% pada minggu ke 16. Penurunan bobot umbi yang disimpan di suhu ruang

lebih besar daripada umbi yang disimpan di suhu dingin. Hama penyakit lebih

banyak ditemui pada umbi yang disimpan di suhu ruang yaitu sebesar 16.47%.

Hasil pengamatan pengaruh perlakuan penyimpanan umbi terhadap

pertumbuhan tunas menunjukkan bahwa umbi yang disimpan menggunakan

metode II (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dilanjutkan

pemberian gas CS2) mengalami pertumbuhan tunas yang lebih lambat daripada

metode simpan I (penyimpanan umbi selama 4 bulan di suhu ruang) dan metode

simpan III (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dan 3 bulan di suhu

dingin.

Page 4: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

PENANGANAN PENYIMPANAN KENTANG BIBIT

(Solanum tuberosum L.) ) DI HIKMAH FARM,

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

AFIFAH FARIDA JUFRI

A24070013

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 5: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

Judul : PENANGANAN PENYIMPANAN KENTANG BIBIT

(Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM,

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Nama : AFIFAH FARIDA JUFRI

NIM : A24070013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Megayani Sri Rahayu, MS Dr. Ir. Asep Setiawan, MS

NIP. 19640520 198803 2 001 NIP. 19620916 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen

Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian, IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr

NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Kelulusan:

Page 6: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 25 Mei 1989. Penulis

merupakan anak ketiga dari Bapak Jufri Hasan dan Jamalia Farida.

Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri 002 Sukajadi, Pekanbaru. Tahun

2004 menyelesaikan studi di SLTP Negeri 13 Pekanbaru dan tahun 2008 penulis

lulus dari SMA negeri 8 Pekanbaru. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI

pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Tahun 2009 penulis aktif

sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Faperta (BEM A), tahun 2010

menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi. Tahun 2010-2011 penulis

menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Tanaman Pangan dan Ekologi

Pertanian.

Page 7: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di

HIKMAH FARM, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat” dengan baik. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut

Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS dan Dr. Ir. Asep Setiawan, MS sebagai

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, MS sebagai dosen penguji yang telah

memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Prof. Slamet Susanto sebagai dosen pembimbing akademik atas bimbingan

selama pelaksanaan kuliah

4. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura dan staf

Komisi Pendidikan yang telah membantu penulis selama menjadi

mahasiswa Agronomi dan Hortikultura.

5. Kedua orang tua dan empat saudara penulis atas dukungan, doa dan

semangat kepada penulis.

6. H. Moch. Adung dan Hj. Cucun Cunarsih sebagai pemilik perusahaan

yang bersedia menerima penulis untuk melaksanakan magang di Hikmah

Farm

7. Ir. Bunyan Ismail sebagai pembimbing lapang selama penulis

melaksanakan kegiatan di Hikmah Farm

8. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M, SSi, Ir. Ela Nurlaela dan seluruh staf

dan karyawan Hikmah Farm atas bimbingan dan bantuan kepada penulis

selama magang di Hikmah Farm.

9. Gina R. Utami dan Anne Syaifurrahmah sebagai teman satu bimbingan

yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

Page 8: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

10. Seluruh teman-teman AGH 44 Bersatu, karena AGH 44 adalah keluarga.

11. Seluruh teman-teman IPB selama penulis menjadi mahasiswa IPB

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan

Bogor, 12 September 2011

Penulis

Page 9: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1

Tujuan ....................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4

Botani Kentang ......................................................................................... 4

Pembibitan Kentang .................................................................................. 5

Penyimpanan Kentang ............................................................................... 6

Dormansi .................................................................................................. 7

METODE MAGANG ........................................................................................ 10

Tempat dan Waktu ................................................................................... 10

Metode Pelaksanaan ................................................................................ 10

Pengamatan dan Pengumpulan Data ........................................................ 11

Analisis Data dan Informasi ..................................................................... 12 KEADAAN UMUM .......................................................................................... 13

Sejarah Perusahaan .................................................................................. 13

Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif ............................... 13

Sarana dan Prasarana Perusahaan ............................................................ 14

Kemitraan Perusahaan ............................................................................. 15

Keadaan Iklim dan Tanah ........................................................................ 15

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ............................................................. 16

Keadaan Tanaman dan Produksi .............................................................. 16

Struktur Organisasi .................................................................................. 17

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ....................................................... 20

Aspek Teknis ............................................................................................ 20

Pembibitan ....................................................................................... 20

Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH ..................................... 21

Persiapan Lahan ............................................................................... 23

Penanaman ....................................................................................... 25

Pemeliharaan Tanaman ..................................................................... 28

Panen................................................................................................ 35

Pasca Panen ...................................................................................... 37

Pemasaran ........................................................................................ 41

Aspek Manajerial .................................................................................... 43

Page 10: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

PEMBAHASAN ................................................................................................ 45

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 54

Kesimpulan ............................................................................................... 54

Saran ........................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 55

LAMPIRAN .................................................................................................... 58

Page 11: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Sarana dan Prasarana Hikmah Farm ....................................................... 14

2. Luas Areal Produksi Hikmah Farm ......................................................... 16

3. Standar Pemerikasaan Lapang ................................................................ 22

4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang.................................................... 22

5. Dosis Pestisida Kebun Pasir Angin ......................................................... 31

6. Ukuran Diameter Bibit Kentang ............................................................. 37

7. Bobot Umbi dan Jumlah Umbi per kg ..................................................... 38

8. Harga Bibit ............................................................................................. 41

9. Produksi dan Produktivitas Bibit Kentang Kebun Kiara Jeuntas

Varietas Granola ..................................................................................... 45

10. Persentase Umbi yang Terserang Hama dan Penyakit selama

4 Bulan Penyimpanan di Suhu kamar dan Suhu Dingin .......................... 46

11. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan

Perbedaan Suhu Simpan ......................................................................... 49

12. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan

Ukuran Umbi (Diameter) ........................................................................ 49

13. Waktu Muncul Tunas Terhadap Perlakuan Penyimpanan ........................ 51

14. Perkembangan Tunas dan Penurunan Bobot Umbi pada 8 MSP .............. 51

Page 12: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit ............................................................ 20

2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas Berumur 2 Minggu .............. 21

3. Tanaman Kentang ................................................................................... 22

4. Bedengan ............................................................................................... 25

5. Pemberian Pupuk .................................................................................. 27

6. Penyiangan Gulma ................................................................................. 28

7. Pemupukan Susulan ............................................................................... 29

8. Akibat Pembumbunan yang Terlambat ................................................... 30

9. Pengairan Sistem Furrow ....................................................................... 31

10. Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................................... 30

11. Tanaman Off Type ................................................................................... 35

12. Langkah-Langkah Pemanenan Umbi ...................................................... 36

13. Hasil Penyortiran di Lapangan ................................................................ 38

14. Mesin Grading........................................................................................ 38

15. Gudang Penyimpanan ............................................................................. 39

16. Kemasan Kentang .................................................................................. 40

Page 13: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas ........... 59

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Mandor........................ 61

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Kepala Kebun .............. 63

4. Lokasi dan Peta Wilayah Perusahaan ...................................................... 67

5. Data Curah Hujan .................................................................................. 68

6. Data Panen ............................................................................................. 69

7. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................. 70

8. Jabatan Hikmah Farm ............................................................................. 71

9. Kebutuhan Bibit per Hektar .................................................................... 72

10. Produksi Kentang Konsumsi dan Kentang Bibit Hikmah Farm ............... 73

11. Analisis Biaya Produksi Pembibitan G2 per Ha tahun 2009 .................... 74

12. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi Berdasarkan Diameter

dan Suhu Penyimpanan ......................................................................... 75

13. Sidik Ragam Jumlah Tunas .................................................................... 76

14. Sidik Ragam Panjang Tunas ................................................................... 77

15. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi ..................................................... 78

Page 14: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian masyarakatnya bekerja

pada bidang pertanian, salah satunya tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura

memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kebutuhan pangan, peningkatan

ekspor, peningkatan pendapatan petani dan pemenuhan gizi keluarga. Salah satu

tanaman hortikultura yang memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan pangan

adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L). Tanaman kentang memiliki

potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam

rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato

Center, 2008).

Tanaman kentang berasal dari Amerika Latin daerah pegunungan Andes

di Bolivia dan Peru dan menyebar ke Eropa melalui pedagang Spanyol. Tanaman

kentang masuk ke Indonesia di sekitar Cimahi, Bandung sejak penjajahan Belanda

pada tahun 1794. Tanaman kentang berkembang dengan pesat dan menyebar di

Brastagi (Sumut), Kerinci (Jambi), Pangalengan (Jabar), Dieng (Jateng), Tengger

(Jatim) dan Toraja (Sulsel). Kentang di Indonesia difungsikan menjadi sayuran

dan bahan pelengkap menu utama. Kebutuhan kentang mulai meningkat pada

tahun 1900an saat restoran cepat saji masuk dengan kentang goreng (Sunarjono,

2004).

Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang

mengandung jenis karbohidrat kompleks. Kandungan karbohidrat pada kentang

mencapai sekitar 18%, protein 2.4% dan lemak 0.1%. Total energi yang diperoleh

dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal (Astawan, 2004), sehingga kentang

dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Kentang juga mengandung vitamin C

yang mencapai 31 mg dalam 100 gram kentang. Kentang dapat dimanfaatkan

sebagai campuran dalam olahan kue, perkedel, kroket, bubur, kripik kentang

(potato chip), kentang goreng, kukus, rebus, dan salad.

Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha

dan pada tahun 2010 menurun menjadi 15.95 ton/ha (BPS, 2011). Produktivitas

kentang di Indonesia masih berada dibawah produktivitas kentang di Eropa yang

Page 15: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

2

mencapai 25.0 ton/ha (The International Potato Center, 2008). Rendahnya

produktivitas tersebut disebabkan oleh teknik budidaya yang belum optimal,

penanganan pasca panen yang kurang baik dan kurangnya ketersediaan bibit yang

bermutu dan bersertifikat. Data Direktorat Jendral Hortikultura (2010)

menunjukkan bahwa pada tahun 2008 kebutuhan bibit kentang sebesar 96 277 ton

sedangkan ketersediaan bibit bersertifikat dalam negeri hanya sebesar 8 066 ton

(8.3%). Hidayat (2010) menyatakan pemenuhan kebutuhan bibit kentang

bersertifikat secara nasional hingga kini hanya mencapai 10%, sedangkan sisanya

menggunakan bibit hasil seleksi sendiri yang berkualitas rendah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan bibit dan rendahnya

mutu kentang bibit adalah cara penyimpanan di gudang (Pantastico, 1975).

Penyimpanan kentang bibit bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kerugian

akibat kerusakan panen yang dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit

pada bibit.

Kentang bibit memiliki masa dormansi dimana umbi kentang tidak akan

bertunas sampai waktu tertentu. Selama masa dormansi, kentang bibit dapat

disimpan di gudang bersuhu dingin (cool storage) dan di gudang terang bersuhu

ruang. Penyimpanan kentang bibit pada gudang bersuhu dingin dapat

memperpanjang masa dormansi sedangkan penyimpanan di suhu ruang akan

menyebabkan umbi bertunas sesuai masa dormansinya. Masa dormansi kentang

bibit dapat dipercepat dengan pemberian gas CS2 atau penyimpanan kentang bibit

pada suhu berganti.

Penyimpanan kentang bibit di suhu dingin dilakukan jika produksi kentang

bibit melebihi permintaan pasar sehingga pertunasan kentang bibit dapat ditunda

karena masa dormansi menjadi lebih panjang. Penyimpanan kentang bibit di suhu

ruang dilakukan jika produksi bibit sama dengan permintaan pasar sehingga

pertunasan kentang sesuai dengan waktu tanam. Pematahan dormansi tersebut

dilakukan jika produksi bibit lebih sedikit daripada permintaan bibit saat musim

tanam. Pengaturan penyimpanan kentang bibit tersebut dapat menjaga

ketersediaan kentang bibit.

Daerah sentra produksi kentang di Indonesia adalah Pangalengan, Jawa

Barat. Perusahaan yang dapat menyediakan kentang bibit dalam produksi tinggi di

Page 16: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

3

Jawa Barat adalah Hikmah Farm. Hikmah Farm dapat menghasilkan sekitar 600

ton/tahun kentang konsumsi dan 1 000 ton/tahun kentang bibit. Hikmah Farm

memiliki tiga gudang penyimpanan bibit kentang yaitu suhu ruang, suhu dingin

dan menggunakan gas sehingga Hikmah Farm dapat memenuhi permintaan bibit.

Tujuan Magang

Kegiatan magang ini bertujuan memperluas wawasan dan meningkatkan

kemampuan profesional serta pengalaman kerja baik secara teknis maupun

manajerial melalui kerja nyata di perusahaan. Tujuan khusus dari kegiatan

magang ini untuk mengetahui pengaruh suhu simpan dan diameter umbi terhadap

masa dormansi dan pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap pertumbuhan

tunas bibit kentang di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Page 17: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai “The King of

Vegetable” dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras,

gandum dan jagung (The International Potato Center, 2008). Tanaman kentang

berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia dan telah menjadi

makanan penting di Eropa. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan dapat

bertahan di habitat tumbuhnya (in situ) dengan baik karena umbinya memiliki

kadar air, pati, dan cadangan hara lain yang memungkinkan untuk regenerasi

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kentang diklasifikasikan ke dalam kelas Magnoliopsida, Sub kelas

Asteridae, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies

Solanum tuberosum. Tanaman Solanum tuberosum dibagi menjadi dua subspesies,

yaitu S. andigena dan S. tuberosum. S. andigena tumbuh di daerah pegunungan

Andes dengan kondisi panjang hari yang pendek sedangkan S.tuberosum yang

dapat tumbuh pada panjang hari yang lebih lama dan dikembangkan di seluruh

dunia (The International Potato Center, 2008)

Tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan tanaman herba

tahunan. Tinggi tanaman mencapai 100 cm dari permukaan tanah. Daun tanaman

kentang menyirip majemuk dengan lembar daun bertangkai, dan batang di bawah

permukaan tanah (stolon). Stolon tersebut dapat menimbun dan menyimpan

produk fotosintesis pada bagian ujungnya sehingga membentuk umbi. Pada umbi

terdapat banyak mata yang bersisik yang dapat menjadi tanaman baru. Warna

daging umbi biasanya kuning muda atau putih tetapi ada kultivar yang berwarna

kuning cerah, jingga, merah atau ungu. Bentuk umbi beragam, ada yang

memanjang, kotak, bulat atau pipih (Sunarjono, 2004)

Menurut Williams et al. (1993), kentang merupakan tanaman daerah

beriklim sedang (subtropis) dan dataran tinggi (1 000 - 3 000 meter). Suhu yang

optimum untuk tanaman kentang sekitar 160 sampai 21

0C dengan kelembaban

udara 80-90%. Nonnecke (1989) menyatakan bahwa pembentukan umbi yang

optimum dapat terbentuk pada suhu 160C, berkurang pada 21

0C dan berhenti pada

Page 18: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

5

suhu 290C. Tanaman kentang sensitif terhadap kondisi lingkungan yang terlalu

dingin. Kentang dapat tumbuh baik pada tanah dengan pH 5.0-5.5. Menurut

Sunarjono (2004) pada tanah asam, kentang mudah terserang nematoda sedangkan

pada tanah basa tanaman kentang dapat keracunan unsur K dan mudah terserang

penyakit kudis.

Pembibitan Kentang

Kegiatan pemeliharaan dan pembibitan kentang bibit lebih intensif

daripada kentang konsumsi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada

pembibitan selain pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan seleksi

tanaman (rouging). Rouging adalah membuang tanaman yang menyimpang dari

tanaman utama dengan tujuan untuk menjaga kemurnian tanaman. Tanaman yang

menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman

abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et

al., 1997).

Waktu panen tanaman kentang untuk pembibitan yang baik adalah ketika

bagian atas tanaman sudah mati dan mengering. Umur panen tergantung varietas

dan iklim. Umbi yang siap panen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat

dengan daging umbi dan tidak terkelupas jika ditekan. Umbi yang telah dipanen

harus di sortasi dan grading di lapangan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

mencegah terbawanya kentang bibit yang telah terinfeksi penyakit ke gudang

penyimpanan.

Pembibitan kentang adalah kegiatan menghasilkan umbi kentang yang

diarahkan untuk dipergunakan sebagai bahan tanam musim berikutnya (Sahat, et

al.,1989). Tanaman kentang pada umumnya diperbanyak dengan umbi. Umbi

kentang terbentuk dari pembengkakan stolon. Kentang yang diperbanyak melalui

umbi yaitu penanaman umbi kentang yang telah mengalami pertunasan dan siap

tanam. Menurut Beukema dan Zaag (2007), ada 5 bentuk bibit kentang yaitu bibit

dorman, bibit muda (apical dominance), bibit normal, bibit dengan tunas

bercabang dan bibit yang sudah tua.

Bibit dorman adalah bibit yang masih dalam masa istirahat dan tidak

memiliki tunas. Bibit muda (apical dominance) yaitu bibit yang memiliki satu

Page 19: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

6

mata tunas yang tumbuh pada ujung umbi (tunas apikal). Bibit normal yaitu bibit

yang memiliki banyak tunas (multiple sprout growth) sedangkan bibit dengan

tunas yang telah bercabang (branched sprout growth) mulai memasuki fase tua.

Bibit yang sudah tua (senility) yaitu tunas bibit telah bercabang dan umbi telah

keriput karena kehilangan bobot yang tinggi akibat respirasi dan kekurangan

cadangan makanan.

Bibit yang paling baik ditanam adalah bibit dengan fase bibit muda dan

bibit muda dengan banyak tunas. Bibit yang ditanam pada fase tersebut akan lebih

tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan memiliki jumlah batang yang

normal yang dapat mempengaruhi produksi umbi. Bibit yang memiliki tunas yang

telah bercabang akan tumbuh dengan cepat, tetapi tanaman ini akan mudah

terserang hama dan penyakit. Hasil dari penggunaan umbi ini akan menghasilkan

jumlah batang yang banyak tetapi tidak produktif, tanaman akan lebih cepat mati

dan produksi yang dihasilkan rendah. Umbi tidak akan tumbuh jika menggunakan

bibit yang dorman dan bibit tua. Pada bibit tua, umbi akan mengalami

kemunduran daya berkecambah.

Penyimpanan Kentang Bibit

Umbi kentang memiliki masa dormansi dan membutuhkan waktu untuk

bertunas. Lama dormansi tergantung varietas, cuaca, keadaan saat tanam, umur

umbi ketika panen dan kondisi gudang penyimpanan. Kondisi gudang

penyimpanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan selama umbi

mengalami masa dormansi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan selama

penyimpanan umbi yaitu suhu, kelembaban dan sirkulasi udara pada gudang.

Suhu yang rendah (30-5

0C) selama penyimpanan dapat memperpanjang

umur fisiologis dan meningkatkan produksi (Sahat, et al., 1989). Penyimpanan

bibit kentang dengan suhu dibawah 20C akan merusak pertumbuhan tunas

(Nonnecke, 1989) sedangkan penyimpanan umbi pada suhu tinggi (180-25

0C)

dapat mempercepat pertunasan. Kelembaban gudang yang baik untuk pembibitan

yaitu sekitar 75-90%. Kelembaban yang terlalu kering akan menyebabkan

besarnya kehilangan bobot pada umbi, sedangkan kelembaban yang terlalu tinggi

dapat mempermudah pengembunan yang menyebabkan umbi lembab dan akan

Page 20: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

7

mengalami pembusukan. Sirkulasi udara gudang yang baik akan mencegah infeksi

hama dan penyakit pada umbi. Sirkulasi udara pada gudang dapat dijaga dengan

tidak menumpuk umbi terlalu padat.

Dormansi

Dormansi pada umbi kentang yaitu umbi tidak akan bertunas sampai

waktu tertentu walaupun telah diberikan kondisi pertumbuhan tunas yang paling

optimum (Higashiyama, 1994). Dormansi pada umbi kentang dipengaruhi oleh

varietas, umur umbi ketika panen, keadaan lingkungan saat tanam, dan kondisi

simpan umbi (Beukema dan Zaag, 2007).

Varietas kentang yang berbeda akan mempengaruhi umur dormansi dan

perkembangan fisiologi. Menurut Rowe (1993) ada 5 tahap perkembangan

fisiologi umbi kentang mulai dari umbi bertunas, membentuk tanaman, induksi

dan pertumbuhan stolon, pembentukan umbi dan pemasakan umbi. Masa

pemasakan umbi akan mempengaruhi waktu panen umbi. Menurut Beukema dan

Zaag (2007) umbi yang dipanen lebih muda akan memiliki masa dormansi yang

lebih lama daripada umbi yang dipanen lebih tua

Perkembangan fisiologi umbi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

tanam seperti musim ketika tanam, suhu lingkungan, dan kondisi tanah. Umbi

akan memiliki masa dormansi yang lebih pendek ketika tumbuh dengan kondisi

suhu yang tinggi (Olsen dan Hornbacher, 2002).

Suhu gudang penyimpanan dapat mempengaruhi lama masa dormansi

umbi kentang. Kentang akan memiliki masa dormansi yang lebih panjang jika

disimpan pada suhu 40C daripada disimpan dengan suhu 25

0C. Penyimpanan

umbi kentang pada suhu yang berubah-ubah dari rendah ke tinggi akan lebih

mempercepat masa dormansi daripada umbi yang disimpan pada suhu tinggi yang

konstan (Beukema dan Zaag, 2007).

Dormansi memiliki keuntungan dan kekurangan dalam musim tanam.

Dormansi dapat mempertahankan umur umbi lebih lama, dapat mencegah

pertunasan di lapangan dan merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidup.

Kekurangan dari dormansi yaitu umbi kentang tidak dapat ditanam sepanjang

tahun, dan membutuhkan waktu yang lama untuk bertunas sehingga dibutuhkan

Page 21: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

8

cara untuk mematahkan sifat dormansi pada umbi kentang (Goldsworthy dan

Fisher, 1992). Pematahan dormansi sangat penting dalam memproduksi umbi

kentang diluar musim tanam. Pematahan dormansi pada umbi dapat dilakukan

dengan cara perlakuan suhu dan perlakuan kimia.

Perlakuan suhu

Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan menyimpan umbi pada suhu

180-25

0C. Umbi akan mulai bertunas setelah 3-4 bulan penyimpanan.

Penyimpanan pada suhu ini merupakan pematahan dormansi untuk varietas umbi

yang memiliki masa dormansi yang lebih pendek (Bryan, 1989). Selain

penyimpanan pada suhu tinggi, pematahan dormansi juga dapat dilakukan dengan

suhu berganti. Suhu berganti yaitu dengan menyimpan umbi pada suhu dingin

dilanjutkan dengan menyimpan umbi pada suhu tinggi. Selama penyimpanan

umbi pada suhu dingin, kegiatan respirasi umbi akan menurun tetapi setelah

pemindahan umbi ke suhu ruang maka laju respirasi akan melebihi umbi yang

disimpan di suhu dingin (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

Perlakuan kimia

Pematahan dormansi dapat menggunakan GA3 (Asam giberelin), CS2 (gas

karbon disulfide), atau gas rindite. Zat kimia tersebut akan mempengaruhi enzim-

enzim yang terdapat pada umbi kentang. Pematahan dormansi dengan perlakuan

kimia menyebabkan pembentukan tunas umbi yang dominan adalah tunas apikal

sehingga jumlah mata tunas yang tumbuh menjadi sedikit.

Asam giberelin dapat mematahkan dormansi umbi kentang dengan cara

memotong atau melukai umbi agar GA3 dapat menembus umbi (Bryan, 1989).

GA3 dapat merangsang sintesis enzim-enzim yang berhubungan dengan hidrolisis

terutama α-amilase. Umbi yang telah diberi GA3 disimpan pada suhu ruang.

Penggunaan GA3 dengan konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan elongasi

pada batang saat ditanam, dan akan menyebabkan perubahan bentuk pada umbi

(Beukema dan Zaag, 2007).

CS2 merupakan cairan kimia yang mudah menguap, terbakar dan beracun.

Umbi kentang harus bebas dari luka ketika diberikan gas CS2 dan diaplikasikan

pada ruang yang kedap udara (Bryan, 1989). Setelah aplikasi umbi disimpan di

suhu ruang (18-250C) dan akan bertunas setelah 2-4 minggu. Menurut Salimi

Page 22: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

9

(2010) keuntungan penggunaan CS2 yaitu dapat menghasilkan tunas yang lebih

pendek, tebal, sehat dan tahan terhadap kerusakan, biaya relatif murah karena

menggunakan konsentrasi yang rendah sekitar 12-25 ml/m3 untuk ukuran bibit

yang normal dibandingkan menggunkan gas rindite.

Page 23: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

10

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada 14

Februari sampai dengan 14 Juni 2011. Pelaksanaan magang bertempat di Hikmah

Farm yang berlokasi di jalan PTPN VIII Kertamanah Km 1, Desa Margamukti,

Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan selama magang meliputi aspek teknis dan manajerial. Kegiatan

tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan dengan mengikuti standar

operasional perusahaan. Jurnal harian kegiatan magang yang telah dilakukan

dibuat selama kegiatan magang.

Kegiatan aspek teknis dilakukan selama satu bulan pertama. Kegiatan

yang dilakukan mengikuti kegiatan karyawan harian lepas (KHL) mencakup

teknik budidaya di lapangan hingga kegiatan pasca panen di gudang. Kegiatan

selama menjadi KHL terlampir pada Lampiran 1.

Kegiatan aspek manajerial dilakukan pada bulan kedua sampai dengan

keempat. Mahasiswa melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor pada bulan

kedua dan sebagai pendamping kepala kebun pada bulan ketiga dan keempat.

Kegiatan pendamping mandor adalah membantu pembuatan perencanaan biaya

dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan,

membantu mengawasi pekerjaan KHL, membantu melakukan persiapan sebelum

kegiatan di kebun, membantu membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan

mandor. Kegiatan pendamping kepala kebun meliputi membantu dalam

penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), membantu

pengawasan dan pengelolaan tenaga kerja, dan melakukan analisa terhadap setiap

kegiatan yang dilakukan mulai dari kegiatan budidaya hingga pascapanen

digudang. Kagiatan pada aspek manejerial dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

Page 24: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

11

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan cara mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan di

lapangan, dan wawancara langsung dengan pekerja. Data primer meliputi teknik

budidaya tanaman di lapangan, panen hingga pasca panen. Data primer

produktivitas dikumpulkan pada saat panen. Data sekunder diperoleh dari

perusahaan meliputi kondisi kebun seperti jenis tanaman, jenis tanah, kondisi

pertanaman, topografi, iklim dan curah hujan, produktivitas, data organisasi,

jumlah karyawan, dan status karyawan.

Aspek umum pada magang ini mencakup kegiatan budidaya tanaman di

lapangan untuk pembibitan, penanganan pasca panen kentang bibit terutama hama

dan penyakit di gudang hingga pemasaran kentang bibit.

Pada aspek khusus dilakukan dua pengamatan yaitu pengaruh suhu dan

diameter umbi terhadap masa dormansi umbi (Pengamatan khusus 1) dan

pengaruh metode penyimpanan umbi kentang terhadap pertumbuhan tunas

(Pengamatan khusus 2).

Pengamatan khusus 1 menggunakan kentang varietas Granola generasi 3

(G3). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak

(completely randomized design) dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu dan

ukuran umbi. Faktor suhu terdiri atas dua taraf yaitu suhu kamar (180-25

0C) dan

suhu dingin (40C). Faktor ukuran umbi terdiri atas dua taraf yaitu umbi besar

(> 55 mm) dan umbi sedang (45 – 55 mm). Jumlah umbi yang diamati adalah 10

umbi setiap perlakuan dimana setiap satu umbi merupakan satu ulangan. Variabel

yang diamati adalah penurunan bobot umbi dan waktu muncul tunas.

Pengamatan khusus 2 menggunakan kentang varietas Granola generasi 4

(G4). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak

(completely randomized design) dengan faktor tunggal yaitu perlakukan metode

penyimpanan umbi yang terdiri atas 3 taraf yaitu metode simpan I, metode simpan

II dan metode simpan III. Metode simpan I adalah penyimpanan umbi selama 4

bulan pada suhu kamar, metode simpan II adalah penyimpanan umbi selama 2

bulan pada suhu kamar dilanjutkan dengan pemberian gas CS2 selama 24 jam dan

Page 25: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

12

metode simpan III adalah penyimpanan umbi selama 2 bulan pada suhu kamar

dilanjutkan 3 bulan di suhu dingin. Umbi yang telah mendapat perlakuan tersebut

disimpan dalam suhu kamar selama 8 minggu dan setiap minggunya dilakukan

pengamatan pertumbuhan tunas dengan variabel pengamatan yaitu waktu muncul

tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan penurunan bobot umbi kentang. Jumlah

sample umbi yang diamati dari setiap perlakuan adalah 10 umbi dimana setiap

satu umbi merupakan satu ulangan.

Analisis Data dan Informasi

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus pertama dilakukan

menggunakan RAL dua faktor dengan model aditif linier yang digunakan:

Yijk =µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j

µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan suhu ke-i

βj = pengaruh perlakuan diameter ke-j

αβij = pengaruh interaksi perlakuan αi dan βj

εijk = galat percobaan

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus kedua dilakukan

menggunakan RAL faktor tunggal dengan model aditif linier sebagai berikut:

Yijk =µ + αi + βj + εijk

dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j

µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan penyimpanan ke-i

εijk = galat percobaan

Uji lanjut terhadap nilai tengah dilakukan menggunakan DMRT (Duncan

Multiple Range Test) jika hasil analisis ragam berbeda nyata.

Page 26: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

13

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Sejarah Perusahaan

Hikmah Farm merupakan salah satu produsen kentang bibit yang didirikan

oleh H. Moch. Adung Safei bersama istrinya Hj. Cucun Cunarsih. Awal

berdirinya Hikmah Farm dimulai tahun 1962 yang berkonsentrasi pada produk

kentang sayur. Pada tahun 1982 H. Adung resmi mendirikan PD. Hikmah sebagai

perusahaan kentang sayur segar karena permintaan kentang sayur yang terus

meningkat.

PD. Hikmah mulai mengembangkan bisnis untuk memproduksi kentang

bibit skala besar pada tahun 1995 setelah menjalin kerja sama operasi (KSO)

dengan PTPN VIII dalam penggunaan lahan. PD Hikmah terdaftar sebagai

produsen dan pedagang bibit kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan

Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor : 074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II /

2003. PD. Hikmah menjadi Hikmah Farm pada tahun 2005 sebagai bentuk

pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi didalam usaha agribisnis.

Kebun Hikmah Farm saat ini seluas 204 ha dengan sepertiga bagian milik

perusahaan dan dua pertiga bagian milik mitra. Hikmah Farm memperluas

kegiatan produksi dengan memasuki industri makanan berbasis kentang yang

dipasarkan di super market dengan merk dagang ”Balados” dan memulai

mengembangkan tanaman perkebunan yaitu teh dan kopi. Saat ini Hikmah Farm

menuju perusahaan komersial yang dikelola dengan manajemen modern dan

tenaga professional.

Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif

Hikmah Farm berada 43 km kearah Selatan Bandung, Jawa Barat. Kantor

Hikmah Farm terletak di Jalan PT. Perkebunan VIII Kertamanah Km 1, Desa

Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.

Akses transportasi dan jaringan telekomunikasi yang baik memudahkan untuk

menemukan lokasi perusahaan.

Page 27: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

14

Hikmah Farm terletak pada 07011’ LS dan 107

035’ LB. Lokasi Hikmah

Farm di kelilingi oleh pegunungan. Gunung Tilu, Lamajang, dan Panglima

membatasi di sebelah Barat, gunung Nini, Kaharu dan Puncak Gede di sebelah

Timur dan Gunung Waring di sebelah Selatan. Wilayah administratif Hikmah

Farm berbatasan dengan Kecamatan Cimaung di sebelah Utara, kecamatan

Kertasari di sebelah Timur, kebupaten Garut di sebelah Selatan dan Kecamatan

Pasir Jambu di sebelah Barat. Lokasi perusahaan dan wilayah administratif

Hikmah Farm disajikan pada Lampiran 4.

Sarana dan Prasarana Perusahaan

Hikmah farm dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang

kegiatan produksi perusahaan. Sarana dan prasarana Hikmah Farm disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Sarana dan Prasarana di Hikmah Farm

Fasilitas Jumlah

(Unit)

Fungsi

Kantor 1 Sebagai pusat kegiatan administrasi

Gudang permanen 2

- Gudang biru Tempat pemeriksaan dan penyimpanan kentang

bibit bersertifikat

- Gudang

konsumsi

Tempat penyimpanan kentang sayur, pencucian,

dan pengepakan kentang konsumsi yang akan

dipasarkan

Gudang semi

permanen

5

- Gudang hitam Tempat penyimpanan kentang bibit di cool

storage

- Gudang kuning Tempat penyimpanan kentang sebelum disortasi

dan di grading.

- Gudang wetan Tempat penyimpanan kentang bibit dari lapangan

- Gudang kidul Tempat penyimpanan kentang konsumsi

- Gudang pupuk Tempat penyimpanan pupuk

Screen house 6 Lahan produksi kentang bibit dari generasi ke-0

(G0) menjadi generasi ke-1 (G1)

Green House 4 Lahan aklimatisasi planlet menjadi kentang bibit

G0

Irigasi sprinkler Tidak

terdata

Untuk memudahkan penyiraman tanaman

Pabrik 1 Tempat pengolahan kentang

Radio monitor Tidak

terdata

Untuk memudahkan komunikasi di kebun antar

mandor

Page 28: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

15

Fasilitas Jumlah

(unit)

Fungsi

Komputer 5 Untuk memudahkan pembukuan kegiatan dan

administrasi

Truk 6 Untuk pengangkutan hasil panen ke gudang atau

bahan tanam ke lahan

Mobil jeep 3 Untuk mengangkut peralatan penyemprotan hama

dan penyakit

Mobil box 1 Untuk pengangkutan kentang konsumsi yang akan

dipasarkan

Sumber : Hikmah Farm, 2011

Kemitraan Perusahaan

Hikmah Farm melakukan kemitraan dengan beberapa pihak dalam

penggunaan lahan dan penelitian dan pengembagan tanaman kentang. Hikmah

Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dalam penggunaan lahan produksi

dengan PTPN VIII, BPPTK (Badan Pusat Penelitian Teh dan Kina), dan

pemerintah desa. Hikmah Farm juga melakukan kerjasama dengan petani

Pangalengan mencakup penyediaan lahan, peminjaman modal untuk produksi dan

pemasaran hasil panen. Hasil yang diperoleh akan dibagi menggunakan sistem

bagi hasil antara petani dan Hikmah Farm.

Kerjasama untuk penelitian dan pengembangan tanaman kentang

dilakukan dengan IPB (Institut Pertanian Bogor), Balitsa (Balai Penelitian Sayur),

Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) Pangalengan, dan Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH). Mitra utama Hikmah Farm dalam pemasaran kentang konsumsi

adalah Yogya Toserba, PT. Lion Superindo, Hero, Lottemart, Setia Budi, Circle-K

Bali dan Siantar top.

Keadaan Iklim dan Tanah

Hikmah Farm terletak pada daerah Pangalengan dengan curah hujan 2 555

mm/tahun dengan ketinggian tempat antara 1 200-1 700 m di atas permukaan laut

(mdpl). Data Curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 5. Suhu udara berkisar

antara 110C sampai dengan 27

0C. Pertumbuhan umbi kentang akan terhambat

apabila suhu tanah kurang dari 100C dan lebih dari 30

0C. Pangalengan memiliki

topografi lahan datar sampai berombak antara 80-45

0. Jenis tanah di Pangalengan

Page 29: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

16

sebagian besar adalah andosol dengan struktur tanah lempung berliat sampai

lempung berdebu. pH tanah andosol berkisar antara 5.0-6.5 yang cocok untuk

budidaya tanaman kentang.

Luas Areal Produksi dan Tata Guna Lahan

Hikmah Farm memiliki luas areal produksi 204 ha yang terletak di

beberapa lokasi. Luas areal produksi tersebut dapat mengalami perubahan setiap

tahun karena penggunaan lahan sebagian besar bersifat kemitraan dengan

perkebunan dan desa. Pada saat pihak mitra akan menggunakan areal kebun, maka

Hikmah Farm tidak dapat menggunakan lahan tersebut. Luas areal kebun dan

komoditas yang ditanam di Hikmah Farm dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di Hikmah Farm

Areal Kebun Luas

(ha) Komoditas yang ditanam

1 Legok Bako 2 Kentang, kubis, jagung dan wortel

Pasir Angin 3 Kentang, kubis, jagung dan wortel

Cikole 11 Kentang, kubis, jagung dan wortel

Kiara Jeuntas 20 Kentang, kubis, jagung dan wortel

Sukamenak 7 Kentang, kubis, jagung, dan rumput gajah

Ciarileu 17 Kentang, kubis dan jagung

Gunung

Cupu 25 Kentang

2 Purbasari 1 25 Kentang, kubis, wortel, jagung

3 Gambung 27 Kentang, kubis, sawi, wortel, cabai dan jagung

4 Purbasari 2 27 Kentang, kubis, wortel, jagung

5 Cibercek 40 Kopi, teh

Total 204

Sumber: Hikmah Farm, 2011

Keadaan Tanaman dan Produksi

Hikmah Farm memproduksi tanaman kentang sebagai komoditas utama.

Produksi kentang di Hikmah Farm pada tahun 2007 untuk kentang konsumsi

sebesar 1 412 075 kg dan untuk kentang bibit sebesar 746 883 kg. Produksi

tersebut mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 607 579 kg untuk

kentang konsumsi dan meningkat untuk kentang bibit menjadi 1 080 096 kg

(Hikmah Farm, 2011). Data produksi kentang konsumsi dan kentang bibit di

Page 30: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

17

Hikmah Farm dari tahun 2007-2009 disajikan pada Lampiran 6. Varietas kentang

yang diproduksi yaitu Granola sebanyak 75%, Nadia sebanyak 20% dan varietas

lain sebanyak 5%. Hikmah Farm juga memproduksi komoditas lain sebagai

tanaman rotasi terhadap tanaman kentang yaitu jagung, kubis, wortel, cabai dan

sawi.

Hikmah Farm memproduksi kentang bibit bersertifikat dimulai dari benih

sumber (G0) sampai dengan benih sebar (G4). Kelas benih yang diproduksi yaitu

benih sumber (Breeder Seed-G0), benih dasar-1 (Foundation Seed 1-G1), benih

dasar-2 (Foundation Seed 2-G2), benih pokok (Stock Seed-G3) dan benih sebar

(Extention seed-G4). Pengkelasan benih tersebut berasal dari turunan generasi.

Benih sumber (G0) diperoleh dari bahan tanam yang dihasilkan dari kultur

jaringan dengan cara aklimatisasi. Penanaman G0 akan menghasilkan G1,

penanaman G1 akan menghasilkan G2, dan begitu seterusnya sampai

menghasilkan G4. Produksi benih G0 dilakukan di green house, benih G1

dilakukan di screen house dan benih G2 sampai G4 dilakukan di lapangan. Mutu

bibit kentang di Hikmah Farm diawasi oleh perusahaan dan pihak BPSBTPH

Jawa Barat.

Struktur Organisasi

Hikmah Farm dipimpin oleh H. Moch. Adung sebagai direktur utama yang

bertugas untuk mengelola perusahaan secara umum dan merencanakan strategi

perusahaan. Direktur utama dibantu oleh Hj. Cucun Cunarsih sebagai internal

audit yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan sistematis terhadap sistem,

prosedur dan kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. Direktur utama

langsung membawahi direktur produksi, direktur pemasaran dan direktur

administrasi dan keuangan. Struktur organisasi dan jabatan perusahaan Hikmah

Farm disajikan pada Lampiran 7 dan 8.

Direktur produksi dijabat oleh Ir. Wildan Mustofa, MM yang membawahi

manajer penelitian dan pengembangan, manajer area kebun dan mitra. Manajer

penelitian dan pengembangan (R&D) berperan untuk mengembangkan inovasi-

inovasi baru dalam budidaya tanaman, penanganan pasca panen dan pemasaran.

Jabatan untuk manajer R&D masih sering kosong karena kurangnya sumber daya

Page 31: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

18

manusia yang ada di Hikmah Farm. Manajer area dibantu oleh kepala kebun

bertugas untuk merencanakan dan mengontrol kegiatan produksi yang

dilaksanakan di kebun. Manajer Area 1 dijabat oleh Shoheh Sopandi, manajer area

2 dijabat oleh Aep Saepullah, manajer area 3 dijabat oleh H. Khoeruman dan

manajer area 4 dijabat oleh Ir. Bunyan Ismail, MSc. Kepala kebun dibantu oleh

beberapa mandor kebun yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan

budidaya dan seorang mandor pestisida yang bertangggung jawab terhadap

pengendalian hama dan penyakit.

Direktur pemasaran dijabat oleh Pipin Walid M yang berperan dalam

mengelola perencanaan pemasaran, manajemen penjualan dan kegiatan distribusi.

Direktur pemasaran dibantu oleh manajer humas, manajer pengembangan bisnis,

dan manajer penjualan. Manajer humas bertugas dalam promosi dan komunikasi

pelanggan, dan melakukan hubungan yang baik dengan pelanggan. Manajer

pengembangan bisnis bertugas dalam mencari pasar, dan melakukan inovasi dan

pengembangan terhadap produk, melakukan riset terhadap kepuasan pelanggan.

Manajer penjualan bertugas dalam hal penjualan dan pengaturan distribusi produk

kepada pelanggan. Jabatan untuk manajer humas, manajer pengembangan bisnis,

dan manajer penjualan masih kosong sehingga saat ini masih dipegang langsung

oleh direktur pemasaran.

Direktur administrasi dan keuangan dijabat oleh Atieq Mustikaningtyas,

S.Si yang bertanggungjawab terhadap kegiatan administrasi dan keuangan

perusahaan. Direktur administrasi dan keuangan membawahi manajer sumberdaya

manusia yang bertanggungjawab terhadap pengembangan SDM dan manajer

keuangan yang berperan dalam pengaturan keuangan perusahaan dan kegiatan

pembukuan.

Tenaga kerja Hikmah Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap.

Tenaga kerja tetap merupakan staf kantor yang bekerja secara tetap di kantor yang

terdiri dari satu orang internal audit, empat orang manajer area, lima orang staf

administrasi, dua orang staf penjualan produk, tujuh orang kepala kebun, 24 orang

mandor, dan enam orang supir. Tenaga kerja tidak tetap merupakan karyawan

kebun yang bekerja secara harian, borongan, dan musiman. Total karyawan tidak

tetap di Hikmah Farm yaitu 689 orang.

Page 32: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

19

Karyawan kebun dan karyawan kantor masuk setiap hari. Pekerjaan di

kebun dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB dengan waktu

istirahat pukul 9.30 WIB-10.00 WIB. Kegiatan untuk hari Jumat berakhir pada

pukul 10.30 WIB. Karyawan wanita di gudang dan pabrik pada hari Jumat tetap

bekerja sampai pukul 12.30 WIB. Karyawan kantor masuk pada pukul 06.00 WIB

sampai dengan 15.00 WIB. Karyawan kantor mendapatkan libur secara bergilir

dalam satu bulan.

Karyawan akan menerima upah setiap awal bulan. Upah karyawan harian

akan dihitung berdasarkan jumlah hari kerja harian, kerja borongan dan lembur

selama satu bulan. Upah akan diberikan setiap awal bulan sebesar Rp. 12 000 per

HKW (hari kerja wanita) dan Rp. 13 500 per HKP (hari kerja pria). Upah

borongan akan dihitung sesuai prestasi kerja karyawan. Upah lembur akan

dihitung sebesar Rp. 1 500 – 2 000 per jam sehingga upah yang diperoleh akan

berbeda setiap karyawan.

Page 33: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

20

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek teknis

Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm

meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca

panen dan pemasaran.

Pembibitan

Pembibitan kentang yaitu kegiatan yang menghasilkan bahan tanam untuk

ditanam kembali pada musim tanam selanjutnya. Tanaman kentang dapat

dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakkan secara

vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang, tunas dan umbi, sedangkan

secara generatif menggunakan biji. Hikmah Farm melakukan perkembangbiakkan

tanaman kentang menggunakan umbi dan stek tunas dari planlet. Planlet tanaman

kentang diperoleh dari Balitsa untuk varietas Granola dan IPB untuk Varietas

Nadia. Pola perbanyakan kentang bibit disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit

Mother Plant

Planlet

G0

G1

G2

G3

G4

Petani

Di Lapangan

Di Screen House

Kultur Jaringan

Di Green House

Stek tunas

Page 34: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

21

Hikmah Farm melakukan perbanyakan kentang bibit dimulai dari

aklimatisasi planlet ke green house untuk memperoleh bibit G0 (generasi ke-0),

penanaman kentang bibit G0 untuk mendapatkan bibit G1 di screen house,

penanaman kentang bibit G1 untuk memperoleh bibit G2 hingga penanaman

kentang bibit G3 untuk memperoleh kentang bibit G4 yang dilakukan di lapangan.

Umbi G0 diperoleh dari aklimatisasi planlet ke media tanam di green

house dengan cara stek. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam yang

bersifat porous, ringan dan dapat menahan air. Tanaman dari aklimatisasi planlet

tersebut akan tumbuh dan memiliki beberapa daun setelah 2-3 minggu. Tanaman

yang telah memiliki daun dapat dilakukan stek tunas untuk memperbanyak

tanaman sampai tanaman telah memiliki daun trifoleat. Jarak tanam yang

digunakan adalah 5cm x 5cm. Pembuatan jarak tanam dilakukan menggunakan

alat kayu berjari dengan jarak yang sesuai. Umbi kentang G0 yang dihasilkan dari

tanaman hasil stek tersebut sebesar telur puyuh. Tanaman kentang hasil

penyetekan tunas setelah berumur 2 minggu disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas

Berumur 2 Minggu.

Umbi G1 diperoleh dari hasil penanaman umbi G0 di screen house.

Penanaman dilakukan dengan cara tugal pada bedengan 1.5 m x 6 m dan jarak

tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 30 cm. Penanaman G1 dilakukan di screen

house untuk mengurangi tanaman yang terserang hama dan penyakit yang akan

mempengaruhi produksi kentang bibit dan mutu kentang bibit. Tanaman kentang

G1 di screen house disajikan pada Gambar 3 (a). Umbi G2 diperoleh dari hasil

penanaman umbi G1, umbi G3 diperoleh dari hasil penanaman umbi G2 dan G4

diperoleh dari penanaman umbi G3. Penanaman untuk memperoleh kentang bibit

Page 35: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

22

G2, G3 dan G4 dilakukan di lapangan. Contoh tanaman kentang yang di tanam di

lapangan disajikan pada Gambar 3 (b).

Gambar 3. Tanaman Kentang. Tanaman Kentang yang Menghasilkan Kentang

Bibit G1 di Screen House (a), Tanaman Kentang di Lapangan untuk

Menghasilkan Kentang Bibit G2, G3 dan G4.

Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH

Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih bersertifikat.

Penangkar harus mengajukan surat permohonan pemeriksaan kepada BPSBTPH

untuk melakukan pemeriksaan benih kentang di lapangan dan di gudang dan akan

mendapat sertifikat setelah lulus pemeriksaan. Pemeriksaan di lapangan meliputi

pemeriksaan kondisi tanah dan pemeriksaan tanaman pada saat berumur 30-40

HST, 40-50 HST dan 50-70 HST. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Pemeriksaan Tanaman di Lapang

Faktor Jumlah

Benih

Dasar

(G1)

Benih

Dasar

(G2)

Benih

Pokok

(G3)

Benih

Sebar

(G4)

Isolasi (min) - 10 m 10 m 10 m

Virus (PLRV, PVS,

PVX, PVY) (max) 0.0% 0.1% 0.5% 2.0%

Layu bakteri (max) 0.1% 0.5% 1.0% 1.0%

Busuk daun, dan

penyakit lain serangan

berat

(max) 2.0% 10.0% 10.0% 10.0%

Nematoda sista kentang

(NSK) 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5%

Sumber: BPSBTPH, 2011

a. b.

Page 36: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

23

Pemeriksaan umbi di gudang dilakukan setelah umbi di sortasi dan di

grading. Kriteria lulus pemeriksaan di gudang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang

Faktor Jumlah

Benih

Dasar

(G1)

Benih

Dasar

(G2)

Benih

Pokok

(G3)

Benih

Sebar (G4)

Busuk coklat dan busuk

lunak (max) 0.0% 0.3% 0.5% 0.5%

kudis, powdery scab,

kudis lak, dan hawar ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

busuk kering (max) 00.1% 1.0% 3.0% 3.0%

Kerusakan oleh

penggerek ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

Nematoda bintil akar (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

Nematoda sista kuning (max)

0.0% 0.0% 0.0%

Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5%

Kerusakan Mekanis dan

serangga (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

Sumber BPSBTPH, 2011

BPSBTPH akan memberikan satu kali kesempatan untuk pemeriksaan

ulang jika pemeriksaan di lapangan atau digudang tidak lulus. Pemeriksaan

dilakukan dengan cara mengambil sampel 1 000 tanaman di lapangan dan 1 000

umbi di gudang secara acak.

Umbi yang telah lulus pemeriksaan diberi label sertifikasi untuk

memperjelas identitas kentang bibit yang akan dijual ke petani. Label yang

digunakan yaitu label berwarna putih untuk kentang bibit G2, label berwarna ungu

untuk kentang bibit G3 dan label berwarna biru untuk kentang bibit G4. Kentang

bibit yang telah mendapat sertifikat disimpan di gudang penyimpanan bersuhu

dingin atau bersuhu ruang. Kentang bibit tersebut akan dilakukan penyortiran

kembali saat akan dijual dan akan di tanam.

Persiapan lahan

a. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, memutuskan

dan memusnahkan siklus hama dan penyakit tanaman yang berada didalam tanah,

dan melancarkan sirkulasi udara didalam tanah. Tanah yang gembur akan

Page 37: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

24

membantu dalam penyerapan air. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh Hikmah

Farm menggunakan sistem pengolahan tanah minimum untuk umbi G2-G4 dan

pengolahan tanah sempurna untuk umbi G1.

Sistem pengolahan tanah minimum yang dilakukan adalah sistem ngalaci

pada bedengan bekas jagung atau kubis. Sistem ngalaci yaitu membersihkan

bedengan dari gulma dan bekas tanaman untuk penanaman kentang G2 sampai

dengan G4. Pengolahan lahan dengan sistem ngalaci lebih mudah dilakukan

daripada mengolah tanah dengan sistem pengolahan sempurna dan dapat

menghemat waktu dalam pengerjaannya. Sistem ngalaci dapat menjaga

kelembaban tanah pada musim kemarau karena pengolahan tanah yang minimum.

Sistem pengolahan tanah sempurna menggunakan alat garu dan cangkul

yang dilakukan di screen house untuk penanaman bibit G1. Tanah yang telah

diolah diberi basamid dengan bahan aktif dazomet 98% yang berfungsi sebagai

fumigan untuk mengendalikan nematoda dan penyakit kemudian ditutupi mulsa

selama satu minggu. Penutupan mulsa bertujuan agar hama dan penyakit yang ada

didalam tanah mati. Tanah tersebut dapat ditanami tanaman kentang setelah mulsa

dibuka selama dua minggu agar gas yang ditimbulkan dapat menguap dan tidak

menyebabkan tanaman mati.

b. Pembuatan bedengan

Bedengan pada tanaman kentang bertujuan untuk melindungi akar dan

umbi dari genangan air, memudahkan dalam penyiangan gulma, pemanenan,

pemupukan, penyemprotan pestisida dan pengairan. Akar dan umbi kentang

sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah busuk dan mengganggu

pertumbuhan (Samadi, 2007).

Pembuatan bedengan memperhatikan topografi lahan dan arah aliran air.

Bedengan dengan topografi datar dibuat searah dengan aliran air dan memanjang

kearah barat-timur untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal. Bedengan

untuk topografi berbukit dibuat searah dengan kemiringan tanah atau dengan

pembuatan teras. Bedengan yang dibuat dengan menggunakan teras atau

mengikuti kemiringan tanah dapat dilihat pada Gambar 4. Penanaman kentang

pada bedengan yang dibuat menggunakan teras menghasilkan produksi yang lebih

baik daripada penanaman pada bedengan yang searah dengan topografi. Hal ini

Page 38: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

25

karena bedeng yang searah dengan topografi akan lebih mudah kehilangan top soil

daripada bedeng yang dibuat dengan pembuatan teras sehingga tanah menjadi

keras yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang.

Faktor yang perlu diperhatikan selama pembuatan bedeng selain arah

aliran air yaitu arah jalan untuk penyemprotan pestisida. Arah jalan tersebut akan

mempengaruhi kemudahan penyemprot untuk melakukan penyemprotan tanaman

kentang selama pemeliharaan.

Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan

dengan Mengikuti Topografi Lahan (b)

Ukuran bedengan tergantung musim tanam dan topografi lahan. Panjang

bedengan untuk penanaman pada musim hujan lebih pendek daripada musim

kemarau karena pada musim hujan tanaman rentan terhadap penyakit. Bedengan

yang panjang dapat menyebabkan jamur dan cendawan berkembang dengan baik

karena jumlah tanaman akan lebih banyak sehingga menyebabkan tanah menjadi

lebih lembab.

Penanaman

a. Pengaturan waktu tanam

Pengaturan waktu tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman

kentang. Indonesia memiliki dua musim yang memiliki kondisi agroklimat yang

berbeda dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit

tanaman kentang. Menurut Samadi (2007), waktu yang tepat untuk menanam

kentang adalah pada akhir musim hujan sekitar bulan April-Juni. Penanaman pada

musim kemarau akan mengalami kurangnya ketersediaan air sehingga diperlukan

pengaturan irigasi yang baik sedangkan pada musim hujan akan menyebabkan

a. b.

Page 39: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

26

berkembangnya pertumbuhan cendawan patogen yang dapat menurunkan

produktivitas tanaman.

Hikmah Farm melakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan dan

awal musim kemarau. Kebun-kebun yang sulit air biasanya penanaman kentang

dilakukan pada musim hujan dengan pengendalian hama dan penyakit yang lebih

intensif dan pembuatan selokan yang lebih tinggi agar umbi tidak busuk

sedangkan pada musim kemarau akan ditanami tanaman rotasi seperti jagung atau

diberakan selama 4-6 bulan. Kebun yang mempunyai sistem irigasi dilakukan

penanaman kentang pada akhir musim hujan.

b. Pembuatan jarak tanam

Tujuan pembuatan jarak tanam untuk mengurangi persaingan antar

tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara, air, mengurangi

timbulnya penyakit dan akan mempengaruhi umbi yang dihasilkan. Penanaman

kentang untuk kentang bibit menggunakan jarak tanam yang rapat agar

menghasilkan umbi yang kecil dan banyak sedangkan untuk kentang konsumsi

menggunakan jarak tanam yang lebih lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran

besar (Rubatzky, 1998). Jarak tanam yang digunakan Hikmah Farm untuk

penanaman G0 yaitu 5cm x 5cm, penanaman G1 dengan jarak 30cm x 20cm dan

penanaman G2-G4 menggunakan jarak tanam tergantung pada ukuran bibit yang

digunakan dan tujuan penanaman. Jarak tanam untuk penanaman G2-G4 dapat

dilihat pada Lampiran 9.

c. Pemupukan Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian

pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki

struktur tanah, dan mengikat serta menyimpan air tanah (Sutedjo, 2008). Pupuk

kandang yang digunakan untuk menanam kentang di Hikmah Farm adalah

kotoran sapi atau ayam dengan dosis 16-20 ton/ha.

Pupuk buatan yang digunakan adalah pupuk kimia yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman yang kurang tersedia di dalam tanah.

Dosis penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi

ketersediaanya didalam tanah sehingga kebutuhan pupuk setiap kebun berbeda.

Page 40: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

27

Tanaman kentang membutuhkan sekitar 100-150 kg/ha unsur N, 250 kg/ha untuk

P2O5 dan 200 kg/ha untuk K2O. Pupuk kimia berupa pupuk hayati emas (PHE)

juga diberikan saat tanam dengan dosis 200 kg/ha. PHE mengandung bakteri

penambat nitrogen yang bukan pensimbiosis mikroba pelarut hara fosfat dan

kalium serta menyediakan mikroba pemantap agregat.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di alur dilarikan. Pemberian

pupuk secara alur dapat dilihat pada Gambar 5. Pemupukan dengan cara alur

memudahkan pekerjaan pemupukan dan mengurangi tenaga kerja sehingga dapat

menekan biaya produksi. Menurut Suriatna (1991) pemupukan dengan cara alur

baik dilakukan pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar dan jumlah akar

tanaman yang sedikit.

Gambar 5. Pemberian Pupuk. Pupuk Kandang (a) dan Pupuk buatan (b)

d. Penanaman

Penanaman kentang di Hikmah Farm dilakukan dengan dua cara yaitu

membuat lubang tanam dan menanam secara langsung. Penanaman pada lubang

tanam dilakukan untuk ukuran umbi yang sangat kecil (diameter < 35 mm).

Penanaman umbi yang berukuran kecil di butuhkan ajir agar tanaman tidak rebah.

Penanaman bibit dengan cara alur di bedengan dilakukan untuk bibit G1-

G4 dengan ukuran bibit yang lebih besar dengan diameter 45 mm-55 mm. Ukuran

bedengan untuk penanaman bibit G1-G4 lebih kecil yaitu 6m x 0.75m sehingga

pada satu bedengan hanya ditanam satu alur tanaman kentang. Bibit kentang

diletakkan pada alur tanam dengan jarak tertentu sesuai ukuran bibit yang

digunakan. Bibit yang yang telah diletakkan di alur, ditutup dengan tanah

sehingga akan terbentuk bedengan. Untuk mencegah rebahnya tanaman,

dilakukan beberapa tahap pembumbunan.

a. b.

Page 41: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

28

Bibit yang baik di tanam adalah bibit yang telah bertunas. Ada tiga kriteria

bibit yang siap tanam yaitu:

a. Bibit muda yaitu bibit yang hanya bertunas pada tunas apikal. Bibit akan

memiliki jumlah batang yang sedikit dengan ukuran umbi yang besar dan

jumlah yang sedikit. Bibit ini akan lebih tahan terhadap serangan hama dan

penyakit karena banyak cadangan bibit. Bibit muda biasanya ditanam dengan

tujuan tanam untuk kentang konsumsi.

b. Bibit normal yaitu bibit yang memiliki beberapa tunas selain tunas apical.

Bibit ini akan memiliki jumlah batang yang lebih banyak dengan ukuran umbi

yang lebih kecil. Bibit ini sering digunakan untuk menghasilkan tanaman

kentang untuk menghasilkan bibit.

c. Bibit tua yaitu bibit yang kadaluwarsa. Bibit ini memiliki tunas yang telah

bercabang, lemah dan akan menghasilkan tanaman yang rentan terhadap

serangan penyakit karena cadangan makanan telah berkurang dan bibit

mengkerut.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman diperlukan untuk memperoleh tanaman yang sehat

dan berproduksi baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi tanaman adalah keadaan bibit sebelum tanam dan pemeliharaan selama

fase pertumbuhan. Kegiatan yang dilakukan selama pemeliharaan tanaman adalah

pemupukan susulan, pembumbunan, penyiangan gulma, pengairan, pengendalian

hama dan penyakit, dan rouging.

a. Penyiangan gulma

Gulma merupakan tanaman pengganggu yang akan melakukan persaingan

dengan tanaman utama dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari.

Penyiangan gulma sangat diperlukan terutama pada fase kritis yaitu fase awal

pertumbuhan vegetatif dan fase pembentukan umbi. Penyiangan gulma dilakukan

pada umur tanaman 20-30 HST sebelum pemberian pupuk susulan. Gulma yang

tumbuh disekitar tanaman kentang termasuk kelompok teki-tekian. Penyiangan

gulma dilakukan secara manual menggunakan tangan dan cangkul dapat dilihat

pada Gambar 6.

Page 42: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

29

Gambar 6. Penyiangan gulma. Secara manual (a) dan Menggunakan Cangkul (b)

b. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada

tanaman kentang saat fase pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan

maksimal. Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 30 HST

bersamaan dengan pembumbunan pertama tanaman. Pupuk yang digunakan

Hikmah Farm adalah Phonska dengan dosis 200-250 kg/ha. Pemupukan susulan

dilakukan oleh Hikmah Farm dengan cara sebar diantara dua bedengan yang telah

bersih dari gulma atau meletakkan pupuk diantara dua tanaman kemudian di

timbun dengan tanah. Pemberian pupuk susulan dengan cara sebar di antara dua

bedengan dapat dilihat pada Gambar 7. Cara sebar lebih sering dilakukan karena

lebih efisien dalam tenaga kerja dan waktu daripada cara meletakkan pupuk

diantara dua tanaman. Kekurangan pemupukan dengan cara sebar yaitu

penggunaan pupuk lebih banyak dan kurang efektif terhadap tanaman.

Gambar 7. Pemupukan Susulan

a. b.

Page 43: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

30

c. Pembumbunan

Pembumbunan yaitu kegiatan untuk mempertinggi permukaan tanah di

sekitar tanaman. Pembumbunan bertujuan untuk merangsang pembentukan akar

yang akan mempengaruhi jumlah umbi, membantu pembesaran umbi, menjaga

umbi agar terhindar dari sinar matahari, menjaga tanaman agar tidak rebah dan

mencegah tanaman tergenang air. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman

berumur 30 HST dan 40-45 HST bersamaan dengan penyiangan gulma.

Pembumbunan yang terlambat akan mengakibatkan tanaman rebah, umbi

berwarna hijau dan mudah terserang hama dan penyakit yang dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Akibat Pembumbunan yang terlambat. Tanaman Kentang Rebah (a),

Umbi Kentang yang Berwarna Hijau (b), Tanaman Layu Bakteri (c)

d. Pengairan

Air selain berfungsi sebagai zat makanan, juga dapat mengatur temperatur

dan kelembapan tanah. Pemberian air yang kurang dari kebutuhan tanaman

menyebabkan tidak seimbangnya antara penguapan dan air yang diserap oleh

tanaman. Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air, terutama pada

fase stolonisasi dan inisiasi umbi. Kekurangan air pada awal pembentukan umbi

dapat meningkatkan terjadinya spindled tuber dan dapat menyebabkan umbi

pecah (Samadi, 2007). Kelebihan air akan menyebabkan tanah terlalu lembab dan

akan memicu busuk umbi pada kentang. Pengaturan pengairan sangat diperlukan

oleh tanaman kentang.

Pengairan yang dilakukan Hikmah Farm menggunakan sistem sprinkler

dan sistem irigasi alur (furrow). Sistem sprinkler digunakan di kebun milik

a. b. c.

Page 44: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

31

perusahaan yang memiliki sumber air. Sistem sprinkler digunakan pada musim

kemarau. Irigasi sprinkler juga digunakan pada tanaman G0 dan G1. Sistem

furrow digunakan di kebun yang jauh dari sumber air untuk tanaman G2, G3 dan

G4. Pengairan sistem furrow dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit

ke lahan yang berasal dari air yang di tampung pada bak saat hujan. Pengairan

sistem furrow disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengairan Sistem Furrow

e. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman kentang. Pengendalian hama dan penyakit lebih bersifat mencegah

sebelum hama dan penyakit menyerang dan menyebar ke tanaman kentang yang

lain. Pengendalian tersebut bersifat memutuskan daur hidup hama dan vektor

pembawa penaykit.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman akan berbeda pada musim

hujan dan musim kemarau. Hama lebih dominan menyerang tanaman pada musim

kemarau dan penyakit lebih dominan menyerang tanaman pada musim hujan.

Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit dipengaruhi

oleh sifat hama dan penyakit yang menyerang dan musim ketika penanaman.

Pestisida sistemik digunakan pada musim hujan sedangkan pestisida kontak

digunakan pada musim kemarau.

Penyemprotan pada musim hujan akan lebih sering daripada musim

kemarau. Jadwal penyemprotan pada musim hujan yaitu antara 01-03 yang artinya

penyemprotan bisa dilakukan setiap hari sampai tiga hari sekali sedangkan pada

Page 45: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

32

musim kemarau dilakukan pada 04-05 yaitu 4-5 hari sekali. Penyemprotan

dilakukan pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dosis pestisida yang digunakan setiap kebun akan berbeda tergantung

hama dan penyakit yang menyerang. Salah satu contoh dosis yang digunakan di

kebun Pasir Angin pada tanggal 18 Februari 2011disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Dosis Pestisida di Kebun Pasir Angin.

Umur

Tanaman Merk Dagang Fungsi

Konsentrasi

per 20 L

Sangat Muda

(10-40 HST)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc

Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram

Muda

(40-65 hari)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc

Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram

Tua

(70 HST-

panen)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc

Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram

Sumber : mandor pestisida

Page 46: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

33

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang di Hikmah

Farm yaitu:

1. Penyakit busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytophthora infestans. Gejala awal

penyakit ini yaitu bercak pada bagian tepi dan ujung daun, bercak melebar dan

terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Pengendalian penyakit dapat

dilakukan dengan cara menanam bibit yang sehat, tidak menanam tanaman di

bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis, menjaga kebersihan dan sanitasi

lahan, serta melakukan penyemprotan dengan fungisida.

2. Penyakit layu

Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dan

cendawan Fusarium ocysporum. Gejala yang disebabkan oleh bakteri akan

mengalami kelayuan pada tanaman. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu

menggunakan bibit yang sehat, menjaga sanitasi kebun, mengatur drainase air,

dan melakukan rotasi tanaman.

3. Penyakit kanker batang (Damping off)

Penyakit kanker batang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani yang

menyerang tunas umbi kentang yang baru muncul dan tanaman muda.

Pengendalian dapat dilakukan dengan tidak menanam bibit terlalu dalam,

menggunakan umbi yang sehat, menjaga kelembaban tanah, melakukan rotasi

tanaman dan menggunakan fungisida.

4. Penyakit kudis (Scab)

Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Streptomyces scabies yang

menyerang kulit umbi dan menular melalui tanah. Pengendalian penyakit ini dapat

dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat, dan melakukan rotasi tanaman.

5. Penyakit busuk lunak (Soft rot)

Penyakit busuk lunak disebabkan oleh Erwinia carotovora dan menular

melalui tanah. Gejala dapat dilihat pada umbi di gudang penyimpanan yaitu warna

umbi berubah menjadi cokelat keabu-abuan dan lunak berair. Pengendalian dapat

dilakukan dengan cara tidak menanam ketika tanah basah, menggunakan umbi

yang sehat dan umbi disimpan di ruang penyimpanan dengan ventilasi yang baik.

Page 47: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

34

6. Penyakit mosaik

Penyakit mosaik disebabkan oleh virus. PLRV (Potato Leaf Roll Virus)

menyebabkan daun menggulung, PVX (Potato Virus X) menyebabkan penyakit

mosaik laten pada daun, dan PVY (Potato Virus Y) menyebabkan penyakit mosaik

atau nekrosis lokal. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu memangkas atau

mencabut tanaman yang terkena virus, melakukan rotasi tanaman, menggunakan

bibit yang sehat dan mengendalikan serangga atau binatang yang dapat menjadi

vektor penularan virus.

7. Ulat grayak

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama dari larva ngengat

berwarna abu-abu. Gejala yang ditimbulkan adalah tidak ada daun yang tersisa

kecuali tulang-tulang daun. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara

penyemprotan insektisida atau memangkas daun yang sudah tertempeli telur.

8. Kutu daun

Hama kutu daun yang menyerang adalah Aphids gossypii, Aphids spiraecola

dan Myzus persicae. Kutu-kutu tersebut menginfeksi daun sehingga daun berkerut

atau keriting dan akhirnya layu. Hama Myzus persicae dapat menularkan penyakit

virus PLRV dan PVY. Pemberantasan dapat dilakukan dengan memangkas

tanaman atau penyemprotan pestisida.

9. Orong-orong

Orong-orong (Gryllotalpa sp.) lebih sering menyerang umbi pada musim

kemarau. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan insektisida

berbentuk tepung bersamaan dengan pemberian pupuk dasar.

10. Uret

Hama uret (Holotrichia javana) menyerang dan memakan umbi didalam

tanah. Umbi yang terserang akan berlubang dan membusuk. Hama ini

berkembang pada musim kemarau. Pengendalian hama ini dengan memberantas

kumbang yang menjadi induknya.

e. Roguing

Roguing merupakan kegiatan membuang tanaman yang menyimpang (off

type) dari tanaman utama untuk memurnikan varietas kentang. Tanaman yang

menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman

Page 48: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

35

abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et

al., 1997). Roguing dilakukan hanya pada kegiatan pembibitan kentang. Kegiatan

roguing dilakukan minimal dua kali sebelum pemeriksaan di lapang antara umur

25-35 HST dan 45-50 HST. Tanaman hasil roguing harus dibuang dari lahan

untuk mencegah penyebaran penyakit oleh virus pada tanaman yang sehat.

Tanaman kentang yang terkena virus dan bakteri yang harus di rouging dapat

dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Tanaman Off Type. Tanaman Terserang Virus Mosaik (a), Tanaman

Terserang Layu Bakteri (b) dan Tanaman Terserang Busuk Daun (c)

Panen

Penanganan panen yang perlu diperhatikan yaitu umur tanaman saat panen

dan teknik pemanenan. Umur panen tergantung dari varietas kentang. Umur

panen untuk kentang konsumsi antara 100-110 hari sedangkan untuk kentang bibit

antara 110-120 hari. Menurut Samadi (2007), kondisi yang sangat dingin pada

awal pertumbuhan pada tanaman akan menghambat pertunasan sehingga akan

memperpanjang masa pertumbuhan yang menyebabkan umur panen akan lebih

lama daripada umur tanaman normal.

Penentuan waktu panen dapat dilihat dari fisik tanaman yaitu daun-daun

tanaman mulai menguning dan batang tanaman mengering bukan karena penyakit.

Umbi kentang yang dapat dipanen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat pada

daging umbi dan tidak terkelupas saat terkena gesekan. Waktu panen yang baik

dilakukan pada pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah. Pemanenan yang

dilakukan saat hujan akan menyebabkan umbi basah sehingga umbi cepat busuk

saat disimpan.

a. b. c.

Page 49: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

36

Metode dan peralatan yang digunakan untuk pemanenan tanaman kentang

tergantung pada luas lahan yang di panen, karakteristik tanah, topografi, tujuan

kentang yang akan dipanen untuk disimpan atau di jual langsung ke pasar (Smith,

1968). Teknik pemanenan yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu menggunakan

cangkul atau cungkil bambu. Penggunaan cangkul dilakukan untuk tanaman

kentang G2-G4 yang ditanam di lahan sedangkan cungkil bambu dilakukan untuk

tanaman kentang G1 di screen house. Umbi dipanen dengan cara membongkar

bedengan secara hati-hati agar tidak mengalami kerusakan mekanik. Umbi yang

telah dipanen dilakukan penjemuran untuk mengeringkan tanah-tanah yang

menempel pada umbi agar tidak terbawa ke gudang penyimpanan yang dapat

menjadi sumber penyakit. Langkah-langkah pemanenan kentang dapat dilihat

pada Gambar 12.

Gambar 12. Langkah-langkah Pemanenan Umbi. Pembongkaran Bedeng (a),

Penjemuran Umbi (b), Penyortiran dan Grading di Lahan (c), Umbi

dimasukkan ke Karung Jala (d), Pengangkutan (e)

Umbi kentang yang telah kering kemudian di sortasi dan grading.

Penyortiran dilakukan berdasarkan umbi yang baik, afkir dan busuk sedangkan

grading dilakukan berdasarkan ukuran umbi yaitu ukuran besar (AL), sedang

a.

d. e.

c. b.

Page 50: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

37

(AB) dan kecil (Ares). Umbi-umbi yang telah di sortasi dan di grading

dimasukkan ke karung jala kemudian diangkut ke truk untuk dikirim ke gudang

penyimpanan. Umbi afkir yaitu umbi yang rusak mekanik karena cangkul akan di

jual langsung ke bandar untuk dijual ke pasar tradisional. Data panen beberapa

kebun di Hikmah Farm dapat dilihat pada Lampiran 10.

Lahan bekas panen disewakan ke seorang bandar untuk mengambil hasil

panen yang masih tertinggal dilahan saat panen. Kegiatan ini dikenal dengan

sistem ngasag. Harga sewa lahan asagan sekitar 40% dari harga kentang yang

baik sesuai produksi yang dihasilkan. Penyewaan lahan dihitung dengan luasan

tumbak (16 m2) untuk harga 1 kg kentang yang baik. Umbi kentang hasil asagan

akan dibeli kembali oleh Hikmah Farm jika umbi hasil panen adalah G2 dan G3.

Kendala yang dihadapi selama panen yaitu sarana transportasi dan cuaca

yang sering berubah. Jalan kebun yang terjal menyulitkan dalam pengangkutan

hasil panen dan hujan yang mengharuskan kegiatan panen dihentikan untuk

mencegah umbi terkena air hujan.

Pasca panen

Penanganan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan kondisi umbi

dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama

penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas pada umbi untuk kentang konsumsi,

umbi rusak dan busuk, atau munculnya solanin selama penyimpanan. Penanganan

pasca panen yang kurang tepat akan menurunkan jumlah produksi dan mutu

produksi. Kegiatan pasca panen di Hikmah Farm meliputi:

a. Sortasi dan Grading

Kegiatan sortasi dan grading dilakukan dari lapangan sampai ke gudang

penyimpanan. Kentang bibit yang telah di sortasi dan di grading di lapangan

dibawa ke gudang penyimpanan (gudang kuning) sedangkan kentang konsumsi

dibawa ke gudang konsumsi. Selama di gudang penyimpanan, umbi kentang

kembali di sortasi dan di grading.

Sortasi di gudang bertujuan untuk mencegah penyebaran hama dan

penyakit oleh umbi yang terbawa dari lapangan. Sortasi yaitu memisahkan umbi

Page 51: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

38

yang sehat, umbi yang afkir dan umbi yang busuk. Hasil sortasi dapat dilihat pada

Gambar 13.

Gambar 13. Hasil Penyortiran di Lapangan. Umbi Sehat (a), Umbi afkir (b), Umbi

Busuk (c)

Umbi yang telah di sortasi akan di grading menggunakan mesin grading.

Mesin grading yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Mesin Grading

Umbi kentang di grading berdasarkan diameter umbi. Ukuran diameter

kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Diameter Bibit Kentang

Generasi ukuran diameter (mm)

L M S SS

G1 > 60 45-60

34-45 <35 G2

G3 >55 45-55

G4 >50 45-50

Kentang bibit yang telah disortasi dan digrading dikirim ke gudang biru

kemudian dilakukan penyortiran terakhir dan diperiksa oleh BPSBTPH untuk

b. a. c.

Page 52: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

39

mendapatkan sertifikat. Setelah mendapatkan sertifikat, kentang bibit disimpan di

cool storage (gudang hitam) dan dilakukan penyortiran kembali sebelum tanam.

Umbi kentang konsumsi di grading berdasarkan bobot umbi. Bobot umbi kentang

konsumsi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot Umbi (Gram)

Ukuran umbi Bobot umbi

(gram)

AL (besar) 200-500

AB (sedang) 125-150

ABC (kecil) 68-80

Ares (sangat kecil) <50

b. Penyimpanan

Penyimpanan umbi kentang bertujuan untuk mencegah terjadinya

pembusukan, penyusutan berat dan zat gizi, dan pertunasan. Penyimpanan umbi

kentang dengan kondisi ruang simpan yang dilengkapi dengan pengaturan

kelembaban dan suhu yang tepat dapat mempertahankan umbi hingga 10 bulan

dan mencegah serangan hama yang merusak umbi.

Gudang penyimpanan umbi di Hikmah Farm ada dua, yaitu gudang

bersuhu dingin (cool storage) dan gudang tanpa pendingin (suhu ruang). Gudang

penyimpanan tanpa pendingin ada dua, yaitu gudang terang dan gudang gelap.

Gudang penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Gudang Penyimpanan. Gudang Bersuhu Dingin (40C) untuk Kentang

Bibit (a), Gudang Terang Bersuhu Ruang (18-250C) untuk Kentang

Bibit (b), dan Gudang Gelap Bersuhu Ruang (18-250C) untuk

Kentang Konsumsi (c)

a. b. c.

Page 53: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

40

Kentang bibit yang telah mendapat sertifikat akan disimpan di gudang

penyimpanan bersuhu dingin 40C(cool storage) dan gudang terang bersuhu ruang

(180-25

0C) sedangkan kentang konsumsi disimpan di gudang gelap bersuhu ruang.

Penyimpanan pada gudang gelap untuk menghindari munculnya warna hijau yang

mengandung racun solanin dan dapat menurunkan kualitas kentang konsumsi.

c. Pencucian

Kegiatan pencucian hanya dilakukan pada kentang konsumsi untuk

supermarket untuk membersihkan kotoran tanah yang tertempel pada umbi

kentang. Umbi yang telah dicuci harus dikeringkan sebelum pengemasan untuk

menghindari kebusukan dan serangan hama pada umbi.

d. Pengemasan

Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan,

mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan dan

perhitungan (Satuhu, 2004). Syarat kemasan yang baik yaitu tidak mengandung

toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk,

dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas (Rahardi, 2003).

Jenis kemasan yang digunakan oleh Hikmah Farm tergantung jenis umbi

kentang yang dijual. Penjualan untuk kentang bibit di kemas dalam peti kayu

untuk pengiriman ke luar daerah, tolok dan krat untuk pengiriman jarak dekat.

Kemasan untuk penjualan kentang konsumsi yaitu polynet berkapasitas 1 kg, 1.5

kg, dan 2 kg, dan karung jala bekapasitas 5 kg, 10 kg, 20 kg dan 40 kg. Pada

setiap kemasan di beri label dengan identitas jenis varietas, ukuran umbi dan

bobot umbi. Jenis kemasan dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Kemasan Kentang. Kemasan Kentang Konsumsi dengan Polynet (a),

Kemasan Kentang Konsumsi dengan Karung Jala (b), dan Kemasan

Kentang Bibit dengan Peti Kayu (c)

a. b. c.

Page 54: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

41

e. Pengangkutan

Pengangkutan bertujuan untuk memudahkan distribusi kentang yang siap

dijual ke konsumen. Selama pengangkutan kondisi lingkungan harus tetap terjaga

untuk menjaga kualitas umbi yang di angkut. Pengangkutan pada malam dan pagi

hari dapat mengurangi beban panas (heat load) pada kendaraan yang mengangkut

hasil panen (Kitinoja dan Kader, 2002). Pengangkutan barang yang dilakukan

Hikmah Farm tergantung dari permintaan. Pengangkutan kentang konsumsi ke

supermarket di sekitar Bandung dilakukan pada pagi hari sedangkan untuk di luar

kota dilakukan pada malam hari. Pengangkutan kentang bibit dilakukan oleh

konsumen yang membeli bibit.

Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke

konsumen. Keberlangsungan usaha pertanian didukung oleh rencana pemasaran

yang baik untuk mendapatkan hasil yang efisien. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pemasaran yaitu produk yang dihasilkan, target pasar, kebutuhan

konsumen, dan sistem harga.

Produk yang dihasilkan oleh Hikmah Farm yaitu kentang bibit

bersertifikat, kentang sayur, sayuran lain hasil rotasi (wortel, kubis, sawi, cabai

dan jagung) dan olahan kentang. Olahan kentang yang dikembangkan oleh

Hikmah Farm yaitu keripik kentang dengan merk dagang “Balados”, “Orito” dan

“Kendo”. Hikmah Farm terus melakukan inovasi produk dan meningkatkan

kualitas produk untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar.

Pemasaran kentang sayur mencakup pasar modern dan pasar tradisional di

sekitar daerah Bandung dan Jakarta. Pasar modern tujuan Hikmah Farm

diantaranya Setia Budi, Yogya, Lotte Mart, Superindo, Hero dan Siantar Top

sedangkan untuk pasar tradisional yaitu pasar Cibitung-Bekasi, pasar induk

Caringin, Pasar Indok Ciroyom-Bogor, pasar Pangalengan dan pasar induk

Bandung. Olahan kentang untuk keripik “Balados” di kirim ke Circle-K Bali dan

untuk “Orito” dan “Kendo” di kirim ke toko Kartika Sari, Bandung.

Kentang bibit bersertifikat yang di produksi oleh Hikmah Farm telah

mencapai seluruh Indonesia. Hikmah Farm telah memasuki sekitar 42.5% pasar

Page 55: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

42

kentang bibit untuk Jawa Barat (Hikmah Farm, 2010). Pemasaran untuk kentang

bibit bersertifikat yang dilakukan oleh Hikmah Farm yaitu dengan cara konsumen

lebih dulu memesan jumlah bibit yang diinginkan sebelum membeli.

Harga produk ditentukan oleh harga dasar yang dapat berubah setiap saat

yang akan menjadi standar penentuan harga jual di pasaran. Harga kentang

konsumsi untuk supermarket akan lebih tinggi daripada pasar tradisional. Harga

yang ditetapkan oleh Hikmah Farm untuk kentang konsumsi pasar tradisional

berbeda setiap ukuran umbi. Ukuran AB dijual Rp. 5 250/kg, ABC seharga

Rp. 4 500- 4 800/kg, dan umbi yang afkir ukuran AL seharga Rp. 4 500,-/kg.

Kentang bibit bersertifikat ditentukan oleh generasi dari kentang bibit tersebut.

Harga jual kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Harga Bibit

Generasi bibit Harga (Rp/kg)

G1 75 000 – 100 000

G2 20 000 – 25 000

G3 11 000 – 15 000

G4 10 000 – 12 000

Harga untuk olahan kentang “Balados” sebesar Rp. 3 850 dengan berat 45

gram, sedangkan untuk kentang “Orito” sebesar Rp. 12 000 dan untuk kentang

“Kendo” seharga Rp. 12 500 per 200 gram.

Page 56: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

43

Aspek manajerial

Hikmah Farm memiliki sistem kerja yang telah diatur dengan baik.

Karyawan kebun, mandor, kepala kebun, dan manajer area telah mengetahui tugas

pokok dan tanggung jawab yang harus dilakukan.

Hikmah Farm memiliki karyawan harian kebun yang dibawahi oleh

seorang mandor dan karyawan gudang yang dibawahi oleh kepala gudang.

Karyawan kebun bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di lapangan

mulai dari penanaman, pemeliharaan, dan panen sedangkan karyawan gudang

bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di gudang yaitu sortasi dan

grading umbi kentang. Setiap karyawan harus menyelesaikan kegiatan yang telah

diberikan oleh mandor.

Setiap kebun terdiri dari mandor kebun dan mandor pestisida. Mandor

kebun yaitu mandor yang bertanggung jawab atas kegiatan budidaya di lapangan

mulai penanaman sampai panen sedangkan mandor pestisida yaitu mandor yang

bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian hama dan penyakit di lapangan.

Setiap mandor mengawasi beberapa karyawan kebun. Jumlah karyawan kebun

yang diawasi oleh mandor kebun sekitar 20-30 orang sedangkan karyawan kebun

yang diawasi oleh mandor obat sekitar 5-10 orang.

Tugas pokok mandor di lapangan secara umum meliputi mempersiapkan

kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan selama di kebun, mengawasi dan

memberi arahan kepada karyawan kebun, menentukan jumlah karyawan dalam

setiap kegiatan yang akan dilakukan, menulis daftar hadir dan prestasi kerja yang

telah dilakukan karyawan. Daftar hadir dan prestasi kerja akan mempengaruhi

besar upah yang akan diterima oleh karyawan. Setiap mandor bertanggung jawab

kepada kepala kebun baik untuk kegiatan yang dilakukan di lapangan,

perkembangan tanaman dan hasil kerja karyawan selama di kebun. Mandor dapat

memberikan kebijakan kegiatan terhadap karyawan setelah mendapat persetujuan

dari kepala kebun.

Setiap kepala kebun memegang satu areal kebun yang akan

dipertanggungjawabkan kepada mananjer area. Kepala kebun memiliki beberapa

mandor yang terdiri dari mandor kebun dan mandor pestisida. Secara umum tugas

pokok kepala kebun di lapangan yaitu mengawasi dan mengontrol kegiatan yang

Page 57: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

44

dilakukan mandor dan karyawan kebun. Kepala kebun bertugas membantu

manajer area untuk menentukan dan merencanakan waktu tanam, komoditas yang

akan ditanam, pemeliharaan tanaman dan panen.

Kepala kebun mempunyai tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di

kebun dengan memberikan laporan melalui buku besar kebun. Kepala kebun

membuat laporan harian kebun mencakup jumlah karyawan yang hadir, dan

modal yang telah dikeluarkan selama kegiatan. Laporan tersebut akan dilaporkan

ke manajer area untuk melihat dan menganalisa biaya usaha tani.

Hikmah Farm memiliki 5 area kebun yang dipegang oleh seorang manajer

area. Manajer area bertanggung jawab kepada perusahaan atas keadaan kebun,

keadaan tanaman, hasil produksi dan pendapatan yang diperoleh dari kebun

tersebut. Manajer area bertugas untuk mengawasi tugas kepala kebun di lapangan,

menetukan jenis tanaman yang akan di tanam dan bersama kepala kebun membuat

laporan hasil analisis usaha tani yang akan dipertanggungjawabkan kepada

perusahaan. Contoh laporan hasil analisis usaha tani untuk produksi kentang bibit

G2 tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran 11.

Page 58: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

45

PEMBAHASAN

Hikmah Farm

Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana

jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota

keluarga tersebut memegang jabatan dari direktur utama, internal audit, direktur

produksi, direktur administrasi dan keuangan, direktur penjualan, kepala kebun

sampai kepala gudang. Mandor dan karyawan harian lepas diisi oleh masyarakat

sekitar yang bukan anggota keluarga.

Peranan keluarga di Hikmah Farm sangat besar dalam mengambil

keputusan bagi perusahaan. Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan keluarga

adalah lebih cepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan karena jabatan-

jabatan penting dipegang oleh keluarga yang loyal terhadap perusahaan milik

keluarganya. Hikmah Farm sedang mengalami kendala dalam pergantian

kepemimpinan perusahaan.

Hikmah Farm saat ini sedang mengalami kekosongan jabatan untuk posisi

manajer marketing, manajer keuangan, manajer R&D, dan manajer humas.

Kekosongan yang dialami oleh perusahaan disebabkan karena kurangnya sumber

daya manusia untuk mengisi posisi tersebut. Hikmah Farm sedang dalam masa

transisi menuju perubahan dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang

dikelola dengan manajemen modern dan professional.

Produksi Kentang Bibit

Produksi kentang bibit Hikmah Farm mencapai 1 000 ton/tahun. Hikmah

Farm memproduksi kentang bibit mulai G1 sampai G4. Varietas yang diproduksi

adalah 75% varietas Granola, 20% Nadia dan 5% varietas lain.

Kentang bibit yang dihasilkan Hikmah Farm adalah kentang bibit

bersertifikat. Proses produksi mulai dari penanaman di lapang hingga

penyimpanan di gudang mendapat pengawasan dari Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH).

Page 59: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

46

Bibit G0 diperoleh melalui aklimatisasi planlet kentang di green house.

Bibit G1 diperoleh dari penanaman bibit G0 di screen house, sedangkan bibit G2,

G3 dan G4 diperoleh dari penanaman bibit generasi sebelumnya dan ditanam di

lapangan. Produksi bibit G0 dan G1 memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif

karena bibit tersebut merupakan induk untuk pembibitan selanjutnya.

Kesehatan tanaman dan umbi hasil untuk pembibitan sangat diperhatikan

agar bibit dapat digunakan sampai generasi ke-4. Bibit yang tidak sehat akan

menurunkan produksi dari generasi selanjutnya. Secara teoritis produksi bibit dari

generasi ke generasi akan mengalami penurunan. Penurunan terjadi karena daya

tahan bibit terhadap penyakit untuk generasi selanjutnya semakin rendah sehingga

tanaman mudah terserang hama dan penyakit (Gildemacher et al., 2007).

Produksi kentang bibit Hikmah Farm di kebun Kiara Jeuntas dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Produksi dan Produktivitas Kentang Bibit varietas Granola di

Kebun Kiara Jeuntas.

Luas Lahan

(ha) Generasi

Total

Produksi

(kg)

Bibit

Afkir

Produktivitas

(kg/ha)

persentase

Afkir (%)

0.78 G2 16 823.19 303.19 21 568.19 1.8

0.8 G3 12 997.96 310.96 16 247.45 2.39

2 G4 39 562.4 777.4 19 781.20 1.96

Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang

Kentang bibit G2 dihasilkan dari kentang G1. Kentang bibit G3 dihasilkan

dari penanaman G2 dan kentang bibit G4 dihasilkan dari penanaman G3. Tabel 9

menunjukkan bahwa G2 memiliki produktivitas yang paling tinggi yaitu sebesar

21 568.19 kg/ha. G3 memiliki produktivitas terendah yaitu 16 247.45 kg/ha.

Rendahnya produksi bibit G3 dibandingkan G4 antara lain disebabkan oleh

penggunaan bibit G2 yang terinfeksi penyakit, cara penanaman yang kurang baik

dan keadaan lingkungan saat tanam yang kurang menuntungkan.

Pada Tabel 9 juga dapat dilihat bahwa persentase bibit afkir pada G3 lebih

tinggi dari bibit lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa bibit yang digunakan ketika

Page 60: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

47

menanam memiliki kualitas yang rendah. Selain itu ketika panen G3 banyak umbi

yang dibuang karena busuk dan tidak layak untuk panen.

Persentase Umbi Terserang Hama dan Penyakit

Penyortiran dilakukan terhadap umbi yang akan dijadikan bibit untuk

mencegah penyebaran hama dan penyakit. Sortasi bibit merupakan kegiatan

penting yang harus dilakukan sebelum dan selama bibit disimpan di gudang baik

di suhu dingin atau di suhu ruang. Sortasi bibit merupakan kegiatan memisahkan

umbi yang sehat dan umbi yang mengalami kerusakan akibat kerusakan mekanik

dan serangan hama dan penyakit. Penyortiran untuk kentang bibit dilakukan mulai

dari lapangan hingga ke gudang.

Kerusakan umbi selama penyimpanan dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu tumpukan umbi selama penyimpanan, suhu penyimpanan dan sirkulasi

udara. Umbi yang disimpan dengan tumpukan yang lebih tinggi menyebabkan

sirkulasi udara kurang baik sehingga gudang menjadi lebih lembab. Udara yang

lembab akan mendukung perkembangan hama dan penyakit. Secara teoritis

gudang dengan suhu kamar (180-25

0C) memberikan kondisi yang baik bagi

perkembangan hama dan penyakit gudang. Gudang dengan suhu dingin (40C)

dapat menekan perkembangan patogen. Persentase jumlah umbi yang terserang

hama dan penyakit dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Persentase Umbi yang Terserang Hama dan Penyakit Selama 4

Bulan di Suhu Kamar dan Suhu dingin.

Suhu

simpan

Jumlah umbi

awal

Jumlah umbi yang rusak

Total Persentase

(%) 4

MSS

8

MSS

12

MSS

16

MSS

……………………….umbi……………………..

Suhu

Kamar 170 10 10 5 3 28 16.47

Suhu

dingin 167 5 3 8 5 21 12.57

Keterangan : Hasil Pengamatan di gudang

MSS = Minggu setelah simpan

Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase kerusakan umbi selama

penyimpanan di suhu kamar lebih tinggi (16.47%) daripada penyimpanan umbi di

Page 61: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

48

suhu dingin (12.57%). Pada minggu ke-16 setelah penyimpanan, jumlah umbi

yang mengalami kerusakan akibat hama dan penyakit berkurang, hal ini karena

selama 3 bulan pertama dilakukan sortasi terhadap umbi yang mengalami

kerusakan oleh hama dan penyakit. Berdasarkan pengamatan kerusakan umbi

terutama disebabkan oleh hama penggerek umbi kentang (Phthorimaea

operculella Zell.), penyakit busuk kering (Fusarium spp.), penyakit busuk lunak

(Erwinia carotovora) dan penyakit busuk mata (Ralstonia solanacearum).

Serangan hama Phthorimaea operculella Zell berasal dari lapangan. Telur

yang menempel di mata umbi akan menetas dan akan memakan mata tunas umbi.

Hama penggerek umbi kentang ini lebih sering ditemui pada musim kemarau.

Perkembangan bakteri Erwinia carotovara akan lebih cepat bila kondisi

ruangan lebih panas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bibit yang

diinkubasikan pada temperature antara 250-30

0C mampu mempercepat

perkembangan infeksi bakteri Erwinia spp (Perombelon, 1976). Kerusakan bibit

yang paling banyak ditemui disebabkan oleh Ralstonia ssolanacearum. Menurut

Sequeira dan Graham (1977) bahwa penyakit bakteri yang paling berbahaya

adalah R. solanacearum yang menyerang pada fase awal dan tidak dapat dideteksi

dengan mata telanjang.

Kentang yang telah disortasi akan diperiksa kembali oleh BPSBTPH untuk

mendapatkan sertifikat dan disimpan di suhu dingin dan suhu ruang. Kentang

akan disimpan di suhu dingin apabila permintaan terhadap bibit rendah tetapi

produksi bibit tinggi. Hal ini untuk memperpanjang masa dormansi agar tunas

muncul tepat waktu, yaitu pada saat akan tanam. Penyimpanan umbi kentang di

suhu ruang dilakukan ketika produksi bibit rendah dan permintaan bibit tinggi.

Pengaruh Suhu Simpan dan Diameter Umbi

terhadap Masa Dormansi Umbi

Umbi kentang yang telah dipanen akan mengalami masa dormansi dimana

umbi tidak akan bertunas untuk waktu tertentu. Selama masa dormansi umbi

kentang dapat disimpan sampai umbi bertunas dan dapat menjadi bibit kentang

yang siap tanam.

Page 62: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

49

Cara penyimpanan umbi bibit merupakan salah satu faktor yang

menentukan mutu bibit. Cara penyimpanan yang kurang tepat dapat mempercepat

kehilangan bobot umbi dan mutu akibat serangan hama dan penyakit selama

penyimpanan. Umbi bibit kentang dapat disimpan di gudang bersuhu ruang dan

suhu dingin. Hikmah Farm memiliki dua gudang penyimpanan yaitu gudang

bersuhu dingin (40C) dan gudang bersuhu ruang (18

0-25

0C).

Penyimpanan kentang di suhu dingin (40C) dapat memperpanjang masa

dormansi kentang sedangkan umbi yang disimpan di gudang bersuhu ruang akan

lebih cepat bertunas. Menurut Beukema dan Zaag (2007), penyimpanan umbi

kentang pada suhu dingin dapat menunda pertunasan sampai 12 bulan sedangkan

penyimpanan pada suhu 180-25

0C umbi akan bertunas setelah 3-4 bulan. Selama

kegiatan magang, diamati perkembangan pertunasan umbi yang disimpan di suhu

dingin dan suhu ruang. Varietas yang diamati adalah varietas granola generasi ke-

3 (G3). Pengamatan dilakukan setiap empat minggu selama empat bulan pada 10

umbi dengan setiap satu umbi merupakan satu ulangan. Penggunaan umbi 10

umbi tersebut karena persediaan yang terbatas.

Pengamatan secara visual menunjukkan bahwa umbi yang disimpan pada

suhu kamar mulai bertunas pada minggu ke 12 sedangkan umbi yang disimpan

pada suhu dingin belum bertunas hingga minggu ke 16. Jumlah umbi dengan

ukuran diameter > 55 mm yang bertunas telah mencapai 100% pada minggu ke-

16 sedangkan umbi dengan diameter 45-55 mm baru mencapai 90%. Umbi

dikatakan telah bertunas ketika tunas telah muncul pada mata tunas apikal (mata

tunas yang berada diujung umbi) dan umbi dikatakan telah bertunas 100% ketika

seluruh umbi yang diamati telah bertunas.

Umbi yang disimpan di suhu kamar lebih cepat bertunas karena proses

respirasi yang tinggi sehingga terjadi perombakan cadangan makanan.

Perombakan cadangan makanan tersebut akan mendorong pertumbuhan tunas.

Suhu yang lebih dingin menyebabkan kegiatan respirasi yang terjadi pada umbi

lebih rendah sehingga pertumbuhan tunas akan membutuhkan waktu yang lebih

lama (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

Selama penyimpanan, bobot umbi akan mengalami penurunan. Umbi

kentang terdiri dari 80% air. Kehilangan bobot dapat disebabkan oleh kehilangan

Page 63: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

50

air. Air dalam umbi lebih mudah hilang di suhu ruang daripada di suhu dingin

melalui proses evaporasi. Evaporasi umbi kentang akan lebih besar terjadi pada

suhu kamar daripada suhu dingin (Beukema dan Zaag, 2007). Penurunan bobot

setelah tumbuh tunas menjadi lebih besar karena proses respirasi dan

evapotranspirasi akan menjadi lebih tinggi. Perbedaan penurunan bobot akibat

suhu penyimpanan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan

Perbedaan Suhu Penyimpanan.

Perlakuan Penurunan bobot umbi

4 MSP 8 MSP 12 MSP 16 MSP

…………………...gram..…..……...………

Suhu Dingin 1.95a 2.35

a 1.6

a 2.3

a

Suhu Kamar 3.5b 2.95

b 3.05

b 4.45

b

Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda

menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

MSP = Minggu Setelah Perlakuan

Penurunan bobot umbi dari 4-16 MSP antara umbi yang disimpan di

suhu dingin dan suhu ruang berbeda nyata. Umbi yang disimpan di suhu kamar

mengalami kehilangan bobot yang lebih besar daripada umbi yang disimpan di

suhu dingin. Kehilangan bobot yang paling besar pada penyimpanan suhu ruang

terjadi pada minggu ke-16 yaitu sebesar 4.45 gram. Hal ini karena pada minggu

ke-16 tunas pada umbi telah muncul. Pertumbuhan tunas tersebut semakin

meningkatkan respirasi dan evaporasi. Peningkatan respirasi dan evaporasi

tersebut akan meningkatkan kehilangan cadangan makanan dan air pada umbi

sehingga bobot umbi akan berkurang. Penurunan bobot umbi yang disimpan di

suhu dingin tidak mengalami penurunan yang signifikan dari 4 -16 MSP. Suhu

dingin yang rendah dapat menekan kegiatan respirasi dan evaporasi pada umbi

sehingga bobot umbi yang hilang rendah. Penurunan bobot tidak berbeda nyata

jika dilihat dari ukuran umbi. Data dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Bedasarkan

Ukuran Umbi (Diameter)

Diameter

(mm)

Penurunan bobot umbi

4 MSP 8 MSP 12 MSP 16 MSP

………………………….gram…………………………..

> 55 2.9a 2.8a 2.55a 3.3a

45-55 2.55a 2.5a 2.1a 3.45a

Page 64: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

51

Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda

menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

MSP = Minggu Setelah Perlakuan

Pada Tabel 12 dapat dilihat penurunan bobot umbi berdasarkan diameter

umbi dari 4 -16 MSP tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena perbedaan

ukuran umbi yang tidak terlalu berbeda yaitu diameter > 55 mm untuk ukuran L

(besar) dan 45-55 mm untuk ukuran M (sedang).

Pengaruh Metode Penyimpanan Umbi Kentang

terhadap Pertumbuhan Tunas

Umbi kentang akan mulai bertunas setelah masa dormansi berakhir. Lama

masa dormansi kentang dipengaruhi oleh varietas kentang, umur umbi saat panen,

keadaan lingkungan saat tanam dan kondisi simpan umbi (Beukema dan Zaag,

2007). Masa dormansi dapat dipercepat dengan menyimpan umbi pada suhu yang

lebih tinggi (180-25

0C), menyimpan umbi dengan suhu yang berganti dan

menggunakan perlakuan kimia. Penyimpanan umbi dengan suhu berganti yaitu

umbi disimpan di suhu dingin dengan waktu tertentu kemudian menyimpan umbi

tersebut pada suhu yang tinggi. Pematahan dormansi dengan perlakuan kimia

dapat menggunakan giberelin (GA3) atau gas karbon disulfide (CS2).

Pematahan dormansi menggunakan suhu dan perlakuan kimia

mempengaruhi jumlah tunas dan pertumbuhan tunas. Jumlah tunas yang muncul

akan mempengaruhi jumlah batang pada tanaman.

Penyimpanan umbi pada suhu ruang (Metode Simpan I) diharapkan

mempercepat pertumbuhan tunas dan memiliki jumlah tunas yang banyak.

Penyimpanan pada suhu berganti (Metode Simpan III) diharapkan dapat menekan

pertumbuhan tunas ketika penyimpanan di suhu dingin dan kecepatan tumbuh

tunas akan menjadi lebih cepat ketika umbi dipindah ke suhu tinggi. Kecepatan

pertumbuhan tunas tersebut diduga karena umbi yang mengalami stress

lingkungan simpan akan mempengaruhi kegiatan respirasi dan mendorong

pertumbuhan tunas. Penyimpanan menggunakan CS2 (Metode Simpan II)

diharapkan dapat mengurangi jumlah tunas yang muncul akibat adanya fenomena

dominasi apikal.

Page 65: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

52

Pengamatan secara visual menunjukkan bahwa umbi yang disimpan

dengan metode simpan I (suhu kamar) mulai bertunas setelah 1 MSP dan

mencapai 100% setelah 3 MSP, umbi yang disimpan dengan metode simpan III

(suhu berganti) mulai bertunas pada 2 MSP dan mencapai 100% pada 3 MSP, dan

umbi yang diberi gas CS2 (metode penyimpanan II) mulai bertunas pada 3 MSP

dan mencapai 100% pada 7MSP yang dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Waktu Muncul Tunas pada Umbi yang disimpan berdasarkan

Metode Simpan

Perlakuan Waktu muncul tunas (MSP)

1 2 3 4 5 6 7 8

………..…………………….%.......................................

Metode Simpan I

(Suhu kamar 4 bulan)

60 70 100

Metode Simpan II

( suhu kamar 2 bulan +

Gas CS2)

0 0 10 60 70 90 100 100

Metode Simpan III

(Suhu kamar2 bulan + suhu

dingin 3 bulan)

0 20 100

Pada Tabel 13 juga dapat dilihat bahwa metode simpan II (gas) terlihat

paling berhasil memperlambat munculnya tunas dibandingkan dua metode

penyimpanan lainnya. Meskipun demikian dari percobaan ini belum dapat ditarik

kesimpulan yang konklusif bahwa penyebab nya adalah akibat pemberian gas CS

2 semata. Hal ini disebabkan oleh berbedanya lama penyimpanan umbi dalam

ketiga metode penyimpanan tersebut.

Jumlah tunas yang dihasilkan oleh umbi yang mendapat perlakuan metode

simpan I (suhu ruang selama empat bulan) dan umbi yang mendapat perlakuan

metode simpan III (disimpan dengan suhu berganti) memiliki jumlah tunas yang

tidak berbeda nyata yaitu 8 dan 7 tunas. Umbi yang mendapatkan perlakuan

Metode Simpan II (gas) memiliki jumlah tunas yang nyata lebih sedikit (6 tunas)

daripada dua perlakuan lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil ini diduga

akibat Gas CS2 yang merangsang pertumbuhan tunas apikal sedangkan

pertumbuhan tunas apikal akan menghambat pertumbuhan tunas samping.

Page 66: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

53

Tabel 14. Pengaruh Metode Simpan terhadap pertumbuhan tunas pada 8

MSP**

Perlakuan

Pertumbuhan Tunas*

Jumlah

Tunas

(tunas)

Panjang

Tunas

(cm)

Penurunan Bobot

Umbi (gram)

Metode Simpan I

(Suhu kamar 4 bulan)

8b 1.2b 1.44b

Metode Simpan II

(Suhu kamar 2 bulan +

Gas CS2)

6a 0.73a 2ab

Metode Simpan III

(Suhu kamar2 bulan +

suhu dingin 3 bulan)

7b 1.17b 2.66b

Keterangan : *) Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda

menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%;

**) 8 MSP = 8 Minggu Setelah Perlakuan. Pengamatan pertumbuhan

tunas dilakukan dengan cara mengamati bibit yang telah 8 minggu

disimpan pada suhu kamar setelah sebelumnya bibit tersebut

mendapat perlakuan metode simpan.

Pada tabel 14 juga dapat dilihat bahwa panjang tunas yang dihasilkan oleh

metode simpan II nyata lebih pendek daripada metode simpan lainnya. Hal ini

karena umbi yang disimpan dengan metode simpan II mulai bertunas pada minggu

ketiga sehingga mempengaruhi pertumbuhan panjang tunas. Jumlah tunas dan

panjang tunas tidak mempengaruhi penurunan bobot umbi. Pada tabel dapat

dilihat penurunan bobot umbi terhadap ketiga metode simpan tidak berbeda nyata.

Page 67: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

54

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Produktivitas kentang umumnya lebih tinggi jika menggunakan bibit

dari kelas yang lebih tinggi, akan tetapi mutu dari bibit yang digunakan juga

sangat menentukan tingkat produktivitas.

Persentase umbi terserang hama dan penyakit cenderung lebih sedikit

ditemukan pada umbi yang disimpan pada suhu dingin (4oC) dibandingkan umbi

yang disimpan pada suhu kamar (18 o

C – 25o C).

Masa dormansi umbi akan lebih lama jika umbi disimpan pada suhu 40C,

sehingga dapat disimpan lebih lama pada suhu dingin daripada suhu kamar.

Umbi kentang yang telah disimpan selama 2 bulan pada suhu kamar

diikuti dengan pemberian gas CS2 selama 24 jam (Metode Simpan II) memiliki

pertumbuhan tunas yang lebih lambat.

Berbagai metode penyimpanan yang diterapkan di Hikmah Farm

bermanfaat untuk mengatur ketersedian bibit.

Saran

Penelitian yang lebih detail dan komprehensif untuk mengevaluasi

pengaruh metode penyimpanan umbi terhadap pertumbuhan dan produktivitas

dilapangan perlu dilakukan di Hikmah Farm.

Page 68: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

55

DAFTAR PUSTAKA

Astawan. 2004. Kentang : Sumber Vitamin C dan Pencegah Hipertensi.

http://www.gizi.net. [20 September 2010]

Badan Pusat Statistik, 2011. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Kentang 2009-2010. http://www.bps.go .id [5 Juli 2011]

Beukema, H.P dan D. E van der Zaag. 2007. Introduction to Potato Production.

Edisi 3. Pudoc Wageningen. Netherland. 179 p.

Bryan, J.E. 1989. Breaking dormancy of potato tubers. CIP Research Guide

International Potato Center, Lima, Peru. 16p.

Departemen Pertanian. 2009. Data produksi berdasarkan komoditas.

http://www.deptan.go.id. [5 Oktober 2010]

Dirjen Hortikultura. 2010. Produksi tanaman sayuran di Indonesia periode 2003-

2008. Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian. Jakarta.

http://www.deptan.go.id. [2 Oktober 2010]

Gildemacher, P. Demo, P. Kinyae, M. Nyongesa, dan P. Mundia. 2007. Memilih

tanaman terbaik untuk benih kentang. Salam. 20:16-18.

Goldsworthy,P.T., dan N.M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik

(diterjemahkan dari : the Physiology of Tropical Field Crops, penerjemah

: Tohari). Fakultas Pertanian. UGM. Yoyakarta. 837 hal.

Higashiyama, K. 1994. Penanaman Bibit Kentang. Japan International

Cooperation. BBK. 32 hal.

Kitinoja, L dan Kader, A. A. 2002. Praktik-parktik Penanganan Pasca Panen Skala

Kecil : Manual untuk Produk Hortikultura. Edisi ke 4. (diterjemahkan dari

Small-scale Post harvest handling Practices : A manual for Horticultural

Crops ; penerjemah : I Made S. Utama). Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana. Denpasar-Bali. 258 hal.

Muchtadi, D., dan B. Ajarsari. 1996. Penanganan pasca panen dalam

meningkatkan nilai tambah komoditas sayuran. Prosiding seminar nasional

komoditas sayuran. Balai penelitian tanaman sayuran. Bandung. Hal 91-

105

Nonnecke, I. L. 1989. Vegetable Production. AVI Book. New York.

Olsen, N. dan A. Hornbacher. 2002. Effect of the season on the seed potato

physiology and performance. Idaho Potato Center

Page 69: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

56

Pantastico, 1975. Kandungan zat pati dan menuanya daun merupakan petunjuk-

petunjuk pemanenan bagi kentang dalam teknik penyimpanan bibit

kentang oleh Ir. Wawan Wintarasa. Dinas pertanian tanman pangan

propinis DT. Jawa Barat. Balai Benih Induk kentang. Pangalengan japan

Internasional Cooperation Agency. 1997

Perombelon, M. C. M. 1976. Effect of environmental factor during the growing

season on the level of potato tuber contamination by Erwinia carotovora.

Phytopath Z. 85:97-116.

Rismawati, L. 2010. Penanganan Pasca Panen Kentang ( Solanum Tuberosum L.)

di Hikmah Farm, Pengalengan, Bandung- Jawa Barat. Departemen

Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian. IPB.

Rowe, R. C. 1993. Potato Health Management. Department of Plant Pathology.

Ohio State University. America.

Rubatzky, V. E., dan M. Yamguchi. 1998. Sayuran Dunia 1: Prinsip, Produksi dan

Gizi (diterjemahkan dari:World Vegetables:Principles, Production and

Nutritive Values, penerjemah: C. Herison). ITB. Bandung. 313 hal.

Sahat, S. D.D Widjajanto, I. Hidayat, dan S. Kusumo. 1989. Pembibitan kentang.

Dalam Asandhi, A. A, et al (Eds). Kentang Edisi 2. Balitsan. Lembang.

209 hal.

Samadi, B. 2007. Analisis Usaha Tani Kentang. Kanisius. Yogyakarta.

Satuhu, S. 2004. Penanganan dan pengolahan buah. Penebar swadaya. Jakarta.

142 hal

Sequeira, L. and T.L.Graham. 1977. Agglutination of avirulent strains of

Pseudomonas solanacearum by potato lectin. Physiol. Plant. Pathol.

11:43-54.

Smith, O. 1968. Structure of the potato plant, p. 16-20. In Ora Smith (Ed).

Potatoes:Production, Storing, Processing. The AVI Publishing Company.

Inc. London.

Sulaeman, E. R., W. Wintarasa, dan N. Sumarna. 1997. Perbanyakan bibit

kentang berkualitas tinggi bebas penyakit. Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Jabar. Balai Benih Induk Kentang Pangalengan. Japan

International Cooperation Agency.

Suriatna, S. 1991. Pupuk dan Pemupukan. Medingatama Sarana Perkasa. Jakarta.

64 hal.

Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakartaa. 177

hal.

Page 70: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

57

Sunarjono, H. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. Agromedia. Jakarta. 110

hal.

The International Potato Center . 2008. Facts and Figures: 2008 – The

International Year of the Potato. CIP. http://www.potato2008.org [5

Oktober 2010]

Ummah, K. 2010. Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberosum. L) di Hikmah

farm, Pangalengan, Bandung-Jawa Barat. Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian. IPB

Williams, C.N., J.O. Uzo, and W.T.H Peregrine. 1993. Vegetable production in

the tropics. Longman group UK limited. London.374p.

Page 71: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

58

LAMPIRAN

Page 72: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

59

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Hikmah Farm

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Penulis Karyawan

14/02/2011 Survey lapangan

dan diskusi dengan pembimbing

lapangan

- - Kebun dan kantor

hikmah farm

15/02/2011 Mensterilkan screen dari media tanam

G0

240 kg/HK 369,6 kg/HK Screen kertamanah

16/02/2011 Diskusi dengan

pembimbing lapangan

- - Kantor Hikmah Farm

Penyortiran benih

kentang G3

462 kg/HK 600 kg/HK Gudang kuning

17/02/2011 Pemasangan mulsa 583,3 m2/HK 458,3 m

2/Hk Screen house

18/02/2011 Pemupukan dasar

untuk tanaman kubis

- 355,5 m2/HK Gudang hitam

19/02/2011 Panen tanaman

kentang Varietas

Nadia G3

93 m2/HK 400 m

2/HK Kebun Gambung

20/02/2011 Libur - -

21/02/2011 Penanaman kentang

varietas Nadia G3

66,65 m2/HK 133,3 m

2/HK Kebun Kiara Jeuntas

22/02/2011 Penyortiran umbi

kentang Varietas Nadia G4

500 kg/HK 708,6 kg/HK Gudang Kuning

diskusi dengan

pembimbing

lapangan

Kantor Hikmah Farm

23/02/2011 Pemeliharaan-

penyiangan gulma

149,7m2/HK 217,5m

2/HK Kebun Kiara Jeuntas

24/02/2011 Panen kentang

varietas Granola G4

100m2/HK - Kebun Ciarileu

25/02/2011 Sortasi dan grading

kentang konsumsi

476m2/HK - Gudang Ritel

26/02/2011 Panen Kentang

Varietas Granola G1

25m2/HK 35,5m

2/HK Screen House

27/02/2011 Libur - -

28/02/2011 Pengolahan lahan 32m2/HK 171m

2/HK Kebun Cikole

01/03/2011 Penyemprotan

pestisida

- 500m2/Hk Kebun Kiara Jeuntas

Panen kentang varietas Granola G2

112,5m2/HK -

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 73: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

60

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Penulis Karyawan

02/03/2011 Panen kentang varietas garnola G2

100m2/HK - Kebun Kiara Jeuntas

04/03/2011 Menggoreng keripik kentang

- 33kg/HK Pabrik pengolahan

05/03/2011 Sortasi bibit kentang granola G4

217kg/Hk 746kg/HK Gudang biru

06/03/2011 Libur

07/03/2011 Penanaman kentang

varietas Granola G4

112,5 m2/HK - Kebun Gambung

08/03/2011 Panen kentang

varietas granola G2 100m2/HK -

Kebun Kiara Jeuntas

09/03/2011 Penyortiran kentang

konsumsi varietas granola 600 kg/HK 738 kg/HK

Gudang ritel

10/03/2011 Penyortiran bibit

kentang varietas

Granola 600 kg/HK 738 kg/HK

Gudang Kuning

11/03/2011 Pengolahan lahan 42.75 m2/HK 171 m

2/HK Kebun Cikole

12/03/2011 Panen Kentang Varietas nadia G4 112.5 m2/HK -

Kebun Kiara Jeuntas

Roguing tanaman kentang 30HST

13/03/2011 Libur - -

Page 74: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

61

Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Hikmah

Farm

Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah KHL

(orang)

Prestasi Kerja Lama Kegiatan

(jam)

Lokasi

14/03/2011 Penyortiran, pencucian, dan

packing kentang

konsumsi

5 1 ton kentang 5 Gudang Ritel

15/03/2011 Pemanenan kentang bibit

varietas Granola

G3

22 450 tumbak 4.5 Kebun Legok Bako

16/03/2011 Panen kentang bibit

Varietas Nadia G2

9 350 tumbak 5.5 Kebun

Legok Bako

17/03/2011 Packing kentang

konsumsi

9 3 ton kentang 5.5 Gudang

Ritel

18/03/2011 Penanaman

kentang bibit varietas Granola

G1

12 94 tumbak 5 Screen

House

19/03/2011 Panen kentang varietas Granola

G4

35 500 tumbak 4.5 Kebun Purbasari

20/03/2011 Libur - - - -

21/03/2011 Pemupukan

susulan ke-2 dan

pembubunan tanaman kentan

20 570 tumbak 4,5 Kebun Kiara

Jeuntas

22/03/2011 Penyiangan gulma

tanaman kentang

5 440 tumbak 4,5 Kebun Kiara

Jeuntas

23/03/2011 Pemasaran kentang

ke Bandung

- - - -

24/03/2011 Pencampuran pupuk kimia untuk

pupuk dasar

tanaman kentang

4 Luas arel 2.5 ha 2.5 Gudang pupuk

Pengolahan

kentang

2 40 kg umbi 2.5 Pabrik

pengolahan

25/03/2011 Pengolahan lahan untuk tanaman

kentang

15 104 tumbak 4 Kebun cikole

26/03/2011 Pemupukan

susulan ke-2 dan

pembubunan tanaman kentan

22 784 tumbak 5 Kebun Kiara

Jeuntas

27/03/2011 Libur - - - -

Lampiran 2 (lanjutan)

Page 75: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

62

Tanggal Uraian Kegiatan

Jumlah

KHL

(orang)

Prestasi Kerja Lama

Kegiatan

(jam)

Lokasi

28/03/2011 Membuat aliran parit 17 625 Tumbak 5 Kebun Cikole

29/03/2011 Pemanenan kentang

bibit varietas Nadia G2

33 500 Tumbak 5 Kebun

Ciarileu

30/03/2011 Pemupukan dasar 11 500 Tumbak 4 Kebun

Cikole

31/03/2011 Diskusi dengan Manager Operasional

- - - -

01/04/2011 Grading umbi kentang varietas

Granola G1

17 4920 kg 3 Gudang kuning

02/04/2011 Penanaman kentang varietas Nadia G2

26 654 Tumbak 5 Kebun cikole

03/04/2011 Libur - - - -

04/04/2011 Pengamatan ke

Gambung

- - - Kebun

gambung

05/04/2011 Penanaman kentang

varietas Nadia G1

24 603.6 Tumbak 5 Kebun

Cikole

06/04/2011 Penyortiran umbi

kentang varietas

Nadia G3

9 - 5,5 Gudang

Kuning

07/04/2011 Bongkar dan tanam the

12 50 tunggul teh.

5 Kebun Gunung

Cupu

08/04/2011 Pemupukan dasar 18 500 Tumbak 4 Kebun

Cikole 09/04/2011 Pencucian kentang

konsumsi

14 1 ton kentang 1,5 Gudang ritel

Bongkar muat pupuk

ZA

3 750 kg 0,5 Gudang

pupuk

Penyortiran kentang

konsumsi

14 3 Gudang

Kidul

10/04/2011 Libur - - - -

Page 76: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

63

Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Kepala Kebun di

Hikmah Farm

Tanggal Uraian Kegiatan

Jumlah

mandor

(orang)

Prestasi Kerja

Lama

Kegiatan

(jam)

11/04/2011 Panen kentang

varietas granola G4

3

2.1

tumbak

5 Kebun

Ciarileu

12/04/2011 Panen kentang

varietas granola G4

10 5 Kebun

Ciarileu

13/04/2011 Panen kentang

varietas granola G4

10 5 Kebun

Ciarileu

14/04/2011 Penanaman kubis 2 1.5

tumbak

5 Legok Bako

15/04/2011 Pengamatan aspek khusus

- - - Gudang Hitam

16/04/2011 Panen kentang varietas granola G4

9 737 tumbak

5 Kebun Pasir Angin

17/04/2011 Libur - - - -

18/04/2011 Panen kentang

varietas granola G4

6 5 Kebun pasir

Angin

19/04/2011 Penyetekan tanaman

kentang

1 2.5

bedengan

5 Green

House

20/04/2011 Pemupukan dasar (pukan dan pupuk

kimia)

7 4 ha 5 Kebun Cikole

21/04/2011 Penanaman kentang varietas Granola G4

5 654 tumbak

6 Kebun Cikole

22/04/2011 Pengamatan aspek khusus

- - - Gudang Hitam

23/04/2011 Pengupasaan kentang untuk

pengolahan kentang

1 120 kg 5 Pabrik pengolahan

24/04/2011 Libur - - - -

25/04/2011 Pengamatan aspek khusus

- - - Kebun Gambung

26/04/2011 Penanaman kentang varietas Granola G1

4 511 tumbak

5 Kebun cikole

27/04/2011 Penyortiran kentang konsumsi

1 3 ton kentang

5 Gudang Ritel

28/04/2011 Penyiangan gulma 2 500 tumbak

5 Kebun Cikole

29/04/2011 Pengamatan aspek

khusus

- - - Gudang

Hitam

Page 77: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

64

Lampiran 3 (lanjutan)

Tanggal Uraian Kegiatan

Jumlah

mandor

(orang)

Prestasi Kerja

Lama

Kegiatan

(jam)

Lokasi

30/04/2011 Penyiangan

gulma

1 352 tumbak 5 Kebun

Cikole 01/05/2011 Libur - - -

02/05/2011 Pengamatan

aspek khusus

- - - Kebun

Gambung 03/05/2011 Pembumbunan

pertaman

tanaman kentang

1 570 tumbak 3.5 Kebun

Cikole

04/05/2011 Pengamatan

aspek khusus

- - - Kebun

Gambung

05/05/2011 Pencarian data

Curah Hujan

- - - PTPN VIII

Kertamanah

06/05/2011 Pengamatan aspek khusus

- - - Gudang Hitam

07/05/2011 Penyortiran

Kentang

1 2 ton 5 Gudang

Wetan 08/05/2011 Libur

09/05/2011 Pencarian

Literatur

- - - Balitsa

10/05/2011 Pencarian Literatur

- - - Balitsa

11/05/2011 Pembumbunan

pertama tanaman

kentang

2 1.8 ha 5 Kebun

Cikole

12/05/2011 Pengambilan data curah hujan

- - - PTPN VIII Kertamanah

13/05/2011 Pengamatan

aspek khusus

- - - Gudang

Hitam 14/05/2011 Pemanenan

kentang varietas

granola G1

2 300 5 Screen

house

15/05/2011 Libur - - - -

16/05/2011 Persiapan pupuk

untuk

penanaman kubis

1 Luas 2. 5 ha 5 Gudang

pupuk

17/05/2011 Pengamatan

aspek khusus

- - - Kebun

Gambung

18/05/2011 Penyoriran

kentang

konsumsi

1 184 karung 5 Gudang

kidul

Page 78: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

65

Lampiran 3 (lanjutan)

Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah mandor

(orang)

Prestasi

Kerja

Lama Kegiatan

(jam)

Lokasi

19/05/2011 Pemeriksaan lapangan

oleh BPSBTPH

- 5 blok 3 Kebun Cikole

20/05/2011 Pengamatan aspek

khusus

- - - Gudang Hitam

21/05/2011 Pembumbunan pertaman tanaman kentang

1 500 tumbak

5 Kebun Cikole

22/05/2011 Libur - - - -

24/05/2011 Survey harga sayuran - - - Pasar Pangalengan

25/05/2011 Penyortiran bibit kentan

Nadia G2 dari kebun Ciarileu

1 100

karung

5 Gudang Kuning

26/05/2011 Penyortiran bibit kentang

Nadia G2 dari kebun

Ciarileu

1 5 Gudang Kuning

27/05/2011 Pengamatan aspek

khusus

- - - Gudang Hitam

28/05/2011 Penyortiran bibit kentang

Granola G2 dari kebun

Purbasari

1 5 Gudang kuning

29/05/2011 Libur - - - -

30/05/2011 Penyortiran kentang konsumsi untuk Hero

1 5 ton 5 Gudang ritel

31/05/2011 Penyortiran kemtang

konsumsi untuk Siantar Top

1 6 ton 5 Gudang kidul

01/06/2011 Pembukuan stok gudang - - 5 Gudang Kuning

02/06/2011 Pembukuan stok gudang - - 5 Gudang Kuning

03/06/2011 Pengamatan aspek khusus

- - - Gudang Hitam

04/06/2011 Pengairan (Furrow) 1 - 5 Kebun Cikole

05/06/2011 Libur - - - -

06/06/2011 Pembukuan stok gudang - - 5 Gudang Kuning

07/06/2011 Pengiriman pupuk - - 5 Kebun

Gambung

08/06/2011 Pencarian data suhu,

kelembaban, dan pH tanah

- - - BBI

09/06/2011 Panen kentang varietas

Nadia G3

5 500

tumbak

5 Kebun Kiara

Jeuntas

10/06/2011 Pengolahan Kentang 1 160 kg 5 Pabrik

Pengolahan

Lampiran 3 (Lanjutan)

Page 79: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

66

Tanggal Uraian Kegiatan

Jumlah

mandor (orang)

Prestasi

Kerja

Lama

Kegiatan (jam)

Lokasi

11/06/2011 Libur - - - -

12/06/2011 Pengamatan aspek

khusus

- - - Gudang

Hitam

13/06/2011 Panen Kentang varietas

Granola Lokal

3 400

tumbak

5 Kebun

Gambung

14/06/2011 Pengamatan aspek

khusus

- - - Gudang Ritel

Keterangan : 1 tumbak = 16 m2

Page 80: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

67

Lampiran 4. Lokasi Peta dan Wilayah Perusahaan Hikmah Farm

Perbesaran : 2 km: 2 mi

Kantor Hikmah Farm(0 Km) Kebun Ciarileu (6 Km)

Kebun SMI (500 m) Kebun Kiara Jeuntas (8 Km)

Kebun Pasir Angin (2 Km) Kebun Gn. Cupu (10 Km)

Kebun Cikole (3 Km) Kebun Purbasari (20 km)

Kebun Legok Bako (6 Km) Kebun Gambung ( 23 Km)

Kbn. Prrbasari

Kbn. Gambung

U

Page 81: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

68

Lampiran 5. Data Curah Hujan

Bulan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM

Jan 27.0 318.0 15.0 106.0 19.0 199.0 24.0 286.0 29.0 498.0 22.0 122.0

Feb 25.0 357.0 24.0 423.0 27.0 205.0 28.0 457.0 27.0 629.0 17.0 351.0

Mar 15.0 163.0 29.0 323.0 28.0 518.0 25.0 368.0 27.0 473.0 26.0 350.0

Apr 24.0 272.0 28.0 435.5 20.0 281.5 21.0 228.5 19.0 238.0 27.0 380.0

Mei 18.0 102.0 15.0 129.5 10.0 69.5 24.0 234.5 27.0 248.0 BL BL

Jun 5.0 25.0 14.0 107.5 3.0 17.0 12.0 56.0 22.0 253.0 BL BL

Jul 3.0 4.0 4.0 8.5 2.0 4.0 4.0 6.0 20.0 146.0 BL BL

Agu TH TH 3.0 10.5 5.0 44.0 1.0 0.1 17.0 220.5 BL BL

Sept 1.0 12.0 5.0 19.0 8.0 38.0 6.0 80.0 27.0 338.0 BL BL

Okt 3.0 18.0 15.0 259.0 21.0 311.0 12.0 197.0 23.0 252.0 BL BL

Nov 12.0 81.0 22.0 224.0 26.0 534.5 23.0 395.0 29.0 357.0 BL BL

Des 27.0 517.0 31.0 468.0 26.0 469.0 15.0 166.0 28.0 625.0 BL BL

Jumlah 160.0 1.869.0 205.0 2.513.5 195.0 2.690.5 195.0 2.474.1 295.0 4.277.5 92.0 1.203.0

Sumber : PTPN VIII Kertamanah

Keterangan :

TH : Tidak Hujan BL : Belum ada data

HH : hari Hujan

MM : millimeter Ketinggian : 1 500 – 1 700 mdpl

Page 82: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

69

Lampiran 6. Produksi Kentang Konsumsi dan Kentang Bibit Hikmah Farm 2007-2009

Tahun Kelas Benih Produksi Kentang Konsumsi

(Kg)

Bakal Benih (Kg)

2007 G1 - -

G 2 147 191 110 104

G 3 322 822 341 088

G 4 607 402 200 163

G 5 334 660 95 527

Total 1 412 075 746 883

2008 G 1 41 441 75 501

G 2 150 098 344 415

G 3 336 211 452 135 G 4 498 260 7 146 G 5 48 256 30 685

Total 1 074 266 909 882

2009 G 1 - -

G 2 94 235 362 035

G 3 168 138 380 962

G 4 127 149 232 221

G 5 218 057 104 878

Total 607 579 1 080 096

Sumber : Hikmah Farm 2011

Page 83: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

70

Lampiran 7. Struktur Organisasi Perusahaan Hikmah Farm

STRUKTUR ORGANISASI HIKMAH FARM 2010

Keterrangan : Kotak berwarna abu-abu menunjukan posisi tersebut belum terisi Sumber : Hikmah Farm 2011

Presiden

Operation Dir Marketing Dir Finance Dir

PPIC manager

Area manager

Seed manager

Mitra R&D manager

Sales manager

PR manager

BD manager

HR&GA manager

Finance manager

Kepala Kebun

Mandor

KHL

Internal auditor

Page 84: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

71

Lampiran 8. Jabatan Perusahaan Hikmah Farm

Presiden Director : H. Moch. Adung S.

Internal Auditor : Hj. Cucun Cunarsih

Operation Director : Ir. Wildan Mustofa, MM

Finance Manager : Ir. Ela Nurlaela

HR & GA Manager : Atieq Mustikaningtyas, S.Si

Sales Manager : Pipin Walid M

Area Manager : 1. Shoheh Sopandi

2. Aep Saepullah

3. H. Khoeruman NA

4. Ir. Bunyan Ismail M.sc

Page 85: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

72

Lampiran 9. Kebutuhan Bibit per Hektar

No Jarak Tanam (cm) Kebutuhan per hektar

(bibit)

1 75 x 42.5 26 600

2 75 x 40 28 300

3 75 x 37.5 30 200

4 75 x 35 32 300

5 75 x 32.5 34 800

6 75 x 30 37 700

7 75 x 27.5 41 200

8 75 x 25 45 300

9 75 x 22.5 50 300

10 75 x 20 56 600

Sumber : Hikmah Farm 2011

Page 86: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

73

Lampiran 10. Data Panen beberapa Kebun Hikmah Farm

Tanggal Kebun

Luas

lahan (ha)

Varietas/G

enerasi

Kentang

konsumsi (kg)

Kentang

Bibit (kg)

BS Total

Produksi

Produktivitas

(kg)/ha

20/02/2011 Gambung

blok Kobokan

2 Nadia/G4

5 092 3 344 509

26/02/2011 4 788 2 888 377

27/02/2011 2 318 1 824 268

28/02/2011 3 648 2 736 447

Total 15 846 10 792 1 601 2 8239 14 119.50

22/02/2011 Ciarileu

blok Undang

Dini

1.7 Granola/G

4

9 462 9 538 173

24/02/2011 10 716 9 728 170

25/04/2011 10 374 1 444 345

Total 30 552 20 710 688 51 950 30 558.82

01/03/2011 Kiara

Jeuntas

Kaler

0.78 Granola/G

2

2 304 9 779

02/03/2011 798 3 639 303.19

Total 3 102 13 418 303.19 16 823.19 21 568.19

02/03/2011 Kiara

Jeuntas Kaler

0.8 Granola/G

3

1 772 8 007 310.96

06/03/2011 503 2 405

Total 2 275 10 412 310.96 12 997.96 16 247.45

06/03/2011 Kiara

Jeuntas

Kaler

2 Granola/G

4

2 148 4 898 777.4

08/03/2011 4 202 10 071

09/03/2011 3 315 7 161

10/03/2011 3570 3420

Total 13 235 25 550 777.4 39 562.4 19 781.20

10/03/2011 Kiara

Jeuntas

Kaler

2 Nadia/G4

6 499 4 252 777.4

12/03/2011 7 978 4 673

13/03/2011 973 1 302

Total 15 450 10 227 777.4 26 454.4 13 227.20

14/03/2011 Legok Bako

0.9 Granola/G

3 5 040 13 484 338

Total 5 040 13 484 338 18 862 20 957.78

15/03/2011 Legok

Bako 0.85 Nadia/G2 4 680 16 895 468

Total 4 680 16 895 468 22 043 25 932.94

Keterangan : BS = Below Standar (Umbi Afkir) Sumber : Pengamatan di Lapang

Page 87: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

74

Tabel 11. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G2 per Ha Tahun 2009

Sumber : Khoirul Ummah, 2010. Skripsi S1 Dept Agh, Faperta IPB

No Komponen Volume Harga

Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

A Biaya Produksi

1 Lahan 1 ha 5 000 000 5 000 000

2 Benih G1

- Bibit Ukuran L 8 000 umbi 1 500 12 000 000

- Bibit Ukuran M 10 000 umbi 1 500 15 000 000

- BIbit Ukuran S 16 000 umbi 2 500 40 000 000

3 Pupuk

- Organik 18 000 kg 110 1 980 000

- PHE 200 kg 5 500 1 100 000

- Phonska 500 kg 1 750 875 000

- Superfos 600 kg 1 500 900 000

- Urea 100 kg 1 200 120 000

- Kiserit 200 kg 2 500 500 000

- Kornkali 150 kg 2 500 375 000

- Guano 800 kg 2 500 2 000 000

4 Unsur Hara

- Multigrand-K 3 kg 15 000 45 000

5 Pestisida

- Aminil 6 kg 112 500 675 000

- Acrobat 0.6 kg 600 000 360 000

- Aquarez 1.35 l 110 000 148 500

- Alika 1 500 ml 300 450 000

- Equation 1 200 g 250 300 000

- Agrifos 6 l 45 000 270 000

6 Upah Tenaga Kerja

- Pengolahan Tanah 76 HOK 12 000 912 000

- Pemupukan Dasar 38 HOK 12 000 456 000

- Penanaman 50 HOK 8 500 425 000

- Penyiangan Gulma 38 HOK 85 00 323 000

- Pembumbunan 38 HOK 12 000 456 000

- Pengendalian HPT 81 HOK 9 500 769 500

- Pemanenan 114 HOK 8 500 969 000

- Sortasi 270 HOK 8 500 2 295 000

- Keamanan 100 HOK 8 500 8 500 000

7 Pemeliharaan alat-alat 1 000 000

8 Lain-lain

- Biaya tak terdga 10% 90 509 000 9 050 900

Total Biaya Produksi 99 559 900

B Penerimaan

- Bibit Ukuran XL 304 kg 3 500 861 000

- Bibit Ukuran L 3 667 kg 15 000 44 550 000

- Bibit Ukuran M 9 112 kg 18 000 132 840 000

- Bibit Ukuran S 6 074 kg 23 000 113 137 000

- Bibit Afkir 354 kg 2 500 735 000

Total Penerimaan 292 123 000

C Pendapatan Usaha Tani 196 563 100

D R/C 1.97

Page 88: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

75

Lampiran 12. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi Berdasarkan Diameter dan Suhu

Penyimpanan

Keterangan :

KK : Koefisien keragaman *:Nyata pada taraf 5 %

**Nyata pada taraf 1 %

MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)

4 Diameter 1 1.225 1.225 1.03 0.3163 39.966

Suhu 1 24.025 24.025 20.26 <0.0001**

interaksi 1 2.025 2.025 1.71 0.1996

Galat 36 42.700 1.186

total koreksi 39 69.975

8 Diameter 1 0.900 0.900 1.12 0.2976 33.868

Suhu 1 3.600 3.600 4.47 0.0415*

interaksi 1 3.600 3.600 4.47 0.0415*

Galat 36 29.00 0.8055

total koreksi 39 37.100

12 Diameter 1 2.025 2.025 1.16 0.2896 56.943

Suhu 1 21.025 21.025 12.00 0.0014**

interaksi 1 0.625 0.625 0.36 0.5542

Galat 36 63.100 1.752

total koreksi 39 86.775

16 Diameter 1 0.225 0.225 0.15 0.6979 35.91

Suhu 1 46.225 46.225 31.46 <0.001**

interaksi 1 0.025 0.025 0.02 0.8969

Galat 36 52.900 1.469

total koreksi 39 99.375

Page 89: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

76

Lampiran 13. Sidik Ragam Jumlah Tunas

MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)

1 perlakuan 2 2.72 1.362 7.76 0.0025** 44.85 (tr)

Galat 24 4.211 0.1754

Total

Koreksi

26 6.93

2 perlakuan 2 4.072 2.036 5.11 0.014* 52.814 (tr)

Galat 24 9.55 0.398

Total

Koreksi

26 13.63

3 perlakuan 2 53.851 26.92 13.85 0.0001** 31.63

Galat 24 46.66 1.944

Total Koreksi

26 100.518

4 perlakuan 2 40.96 204.814 10.58 0.0005** 28,671

Galat 24 46.444 1.935

Total

Koreksi

26 87.497

5 perlakuan 2 37.815 18.925 11.55 0.0003** 24,341

Galat 24 39.33 1.638

Total

Koreksi

26 77.185

6 perlakuan 2 32.00 16.00 9.44 0.0009** 22,529

Galat 24 40.667 1.694

Total

Koreksi

26 72.667

7 perlakuan 2 30.030 15.015 16.90 <0.0001** 14.586

Galat 24 20.430 0.888

Total Koreksi

26 50.461

8 perlakuan 2 18.667 9.33 8.84 0.0013** 14.677

Galat 24 25.333 1.05

Total

Koreksi

26 44.00

Keterangan : MSP = Minggu Setelah Perlakuan

Tr : Hasil dari transformasi menggunakan rumus

*: berbeda nyata pada taraf 5 %

** : berbeda nyata pada taraf 1%

Page 90: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

77

Lapiran 14. Sidik Ragam Panjang Tunas

MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)

1 perlakuan 2 0.1489 0.074 0.80 0.462tn 38.063(tr)

Galat 24 22.460 0.093

Total Koreksi 26 23.950

2 perlakuan 2 0.186 0.09 5.72 0.0093** 16.728(tr)

Galat 24 0.391 0.01

Total Koreksi 26 0.578

3 perlakuan 2 0.575 0.288 10.61 0.005** 51.11

Galat 24 0.651 0.028

Total Koreksi 26 1.22

4 perlakuan 2 0.660 0.33 10.85 0.0005** 41.613

Galat 24 0.700 0.03

Total Koreksi 26 1.36

5 perlakuan 2 0.64 0.32 6.61 0.0052** 42.42

Galat 24 1.17 0.04

Total Koreksi 26 1.82

6 perlakuan 2 0.849 0.424 11.64 0.0003** 35.32

Galat 24 0.875 0.036

Total Koreksi 26 1.725

7 perlakuan 2 0.962 0.481 10.65 0.0005** 28.134

Galat 24 1.084 0.451

Total Koreksi 26 2.046

8 perlakuan 2 1.247 0.623 8.93 0.0013** 25.478

Galat 24 1.675 0.069

Total Koreksi 26 2.922

Keterangan :

MSP = Minggu Setelah Perlakuan

Tr : Hasil dari transformasi menggunakan rumus

tn : tidak nyata

*: berbeda nyata pada uji DMRT dengan taraf 5 % ** : berbeda sangat nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%

Page 91: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l
Page 92: Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l

lxxix

Lampiran 15. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi

MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)

1 perlakuan 2 1.407 0.703 2.81 0.079tn 44.21

Galat 24 6.000 0.250

Total

Koreksi

26 7.407

2 perlakuan 2 2.568 1.284 13.56 0.0001** 25.45(tr)

Galat 24 2.273 0.094

Total

Koreksi

26 4.841

3 perlakuan 2 0.87 0.43 4.66 0.0195** 27.71(tr)

Galat 24 2.261 0.094

Total

Koreksi

26 3.13

4 perlakuan 2 0.210 0.105 1.07 0.357tn 29.88(tr)

Galat 24 2.355 0.098

Total Koreksi

26 2.565

5 perlakuan 2 1.43 0.715 7.48 0.003** 28.575(tr)

Galat 24 2.229 0.095

Total

Koreksi

26 3.728

6 perlakuan 2 0.086 0.043 0.45 0.645tn 27.78(tr)

Galat 24 2.321 0.096

Total

Koreksi

26 2.407

7 perlakuan 2 1.177 0.588 5.65 0.0098** 27.73(tr)

Galat 24 2.501 0.1042

Total

Koreksi

26 3.678

8 perlakuan 2 1.04 0.52 3.45 0.048* 25.365(tr)

Galat 24 3.641 0.151

Total Koreksi

26 4.689

Keterangan:

MSP = Minggu Setelah Perlakuan

Tr : Hasil dari transformasi menggunakan rumus

tn : tidak nyata

*: berbeda nyata pada uji DMRT dengan taraf 5 %

** : berbeda sangat nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%

78