penanganan diesel

20
II. Penanganan 1. Sistim penyalaan Sistem untuk starting mesin adalah dengan menggunakan udara tekan ataupun dengan motor listrik. Gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem starting dapat diatasi dengan cara berikut. Pada mesin yang menggunakan sistem udara tekan, cranking speed yang terlalu pelan diakibatkan ; 1. Tekanan udara dalam tangki yang terlalu rendah, untuk itu isi udara tekan sampai tekanan yang ditentukan. 2. Periksa pipa udara tekan dari kebocoran, bila ditemukan kebocoran perbaiki. 3. Kebocoran pada katup udara, bila ditemukan kebocoran bongkarlah , perbaiki atau ganti bagian yang rusak. Pada mesin yang menggunakan motor listrik, cranking speed yang terlalu pelan diakibatkan : 1. Baterei yang lemah dan mati, untuk itu isi aki atau bila perlu ganti.

Upload: fahroes-salam-8805

Post on 02-Aug-2015

165 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanganan Diesel

II. Penanganan

1. Sistim penyalaan

Sistem untuk starting mesin adalah dengan menggunakan udara tekan ataupun

dengan motor listrik. Gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem starting dapat

diatasi dengan cara berikut.

Pada mesin yang menggunakan sistem udara tekan, cranking speed yang terlalu

pelan diakibatkan ;

1. Tekanan udara dalam tangki yang terlalu rendah, untuk itu isi udara tekan

sampai tekanan yang ditentukan.

2. Periksa pipa udara tekan dari kebocoran, bila ditemukan kebocoran perbaiki.

3. Kebocoran pada katup udara, bila ditemukan kebocoran bongkarlah , perbaiki

atau ganti bagian yang rusak.

Pada mesin yang menggunakan motor listrik, cranking speed yang terlalu pelan

diakibatkan :

1. Baterei yang lemah dan mati, untuk itu isi aki atau bila perlu ganti.

2. Terminal baterei yang kotor dapat mengakibatkan arus listrik tidak mengalir,

bersihkan terminal dan lapisi dengan gemuk.

3. Sambungan lepas/kendor ataupun kabel putus, kencangkan sambungan yang

kendor, ganti kabel yang putus.

Kerusakan yang dapat terjadi pada glow plug:

1. Kerusakan sekring. Bila sekring rusak/putus ganti dengan yang baru

2. Tegangan baterai terlalu rendah. Isi baterai yang terlalu rendah tegangannya.

Page 2: Penanganan Diesel

2. Sistem Mekanis Mesin.

a. Valveguide aus atau seal katup rusak.

Sesuaikan dengan spesifikasi dari service manual untuk keausan maksimum yang

diijinkan dari valve guide tersebut. Bila keausan melebihi batas lakukan

penggantian. Seal stem katup yang rusak dapat mengakibatkan kebocoran

minyak pelumas ke ruang bakar, apabila rusak lakukan penggantian.

Gambar.1. Valve guide & valve stem seal

b. Kebocoran pada katup

Kebocoran pada katup disebabkan karena kontak antara katup dan dudukannya

kurang sempurna, untuk mengatasinya kedudukan katup pada dudukannya harus

disempurnakan lagi, atau dlam bahasa sehari-harinya disebut skirklep. Apabila

kerusakan sudah parah klep harus diganti, dan tetap perlu juga dilakukan skirklep.

c. Keausan silinder, ring piston dan piston

Keausan pada dinding silinder, ring piston maupun piston mengakibatkan

kerenggangan antara piston/ring piston bertambah, bila kerenggangan melebihi

batas yang ditentukan pada buku manual, ring piston dan piston harus diganti,

Page 3: Penanganan Diesel

sedang diganti atau tidaknya silinder tergantung tingkat keausan dan juga jenis

mesinnya. Keausan ini dapat terjadi karena pelumasan yang kurang.

Kebocoran pada silinder bukan hanya terjadi karena keausan saja, pada mesin

yang masih baru biasanya kompresinya belum begitu bagus karena penyesuaian

piston dan ring piston ke dinding silinder belum sempurna. Setelah mesin

dijalankan selama beberapa waktu maka permukaan yang saling bergesekan tadi

akan saling menyesuaikan diri, hal ini di sebut run in . Prosedur run in yang salah

bisa mengakibatkan penyesuaian silinder dengan piston dan ring piston kurang

bagus.

d. Piston dan dinding silinder tergores.

Goresan yang terjadi pada piston maupun

dinding silinder dapat disebabkan oleh

pelumas kotor, udara masuk ke silinder kotor,

ataupun bahan bakar kotor. Karena minyak

pelumas, udara masuk dan bahan-bakar harus

dijaga kebersihannya.

Gambar.2. Goresan pada dinding silinder

e. Ring Piston Patah

Apabila ring piston patah mengakibatkan kompresi bocor, ring piston yang patah

akan menimbulkan goresan pada dinding silinder dan piston. Sehingga bila ring

piston patah maka penggantian bukan hanya pada ring piston tapi juga piston dan

mungkin silindernya.

Page 4: Penanganan Diesel

f. Keausan dan kerusakan pada bantalan.

Apabila big end bearing dan main bearing mengalami keausan maka harus

dilakukan overhaul pada mesin. Keausan bantalan yang terlalu besar akan

mengakibatkan vibrasi/getaran yang besar. ( Lihat gambar lampiran )

g. Cylinder head gasket leakage

Periksalah kemungkinan bocor di sepajang permukaan silinder head gasket. Jika

terlihat maka pasang head gasket yang baru.

3. Sistim bahan bakar

a. Udara dalam sistim bahan bakar

Disebabkan karena adanya kemungkinan kebocoran udara,gangguan

aliran,kerusakan pompa bahan bakar,kerusakan penggerak pompa bahan bakar

atau kesalahan instalasi. Cara yang paling baik untuk melihat keberadaan air

adalah dengan menggunakan selang yang transparan pada jalur return.Jika

terdapat udara didalam sistem ini, mesin biasanya akan sulit di start, putarannya

kasar dan mengeluarkan asap putih yang banyak. Adapun penanganan yang

dapat dilakukanadalah :

Page 5: Penanganan Diesel

1. Jika mesin tidak bisa distart, longgarkan mur pada saluran fuel injeksi

sepanjang head adapter dan crank mesin sampai bahan bakar keluar,

kemudian kencangkan mur saluran bahan bakar dan start mesin.

2. Jika masih tidak bisa berputar secara halus atau asap putih keluarnya masih

banyak, kendorkan mur saluran bahan bakar secara bersamaan sepanjang

head adapter sampai bahan bakar yang keluar bebas dari udara, kemudian

kencangkan mur saluran bahan bakar

3. Jika udara tidak dapat dikeluarkan dengan cara ini, berilah tekanan udara

sebesar 35 kPa ( 5 psi ) pada tanki bahan bakar.

b. Kualitas bahan bakar

Bahan-bakar yang digunakan untuk mesin diesel harus memenuhi syarat –syarat

tertentu, seperti terlihat dalam tabel berikut ini :

Page 6: Penanganan Diesel

c. Air dalam sistim bahan bakar

Periksa sistem bahan bakar dari kemungkinan terkontaminasi air, buang bahan

bakar, dan isi kembali,

d. Saringan bahan-bakar tersumbat

Apabila saringan bahan-bakar tersumbat dapat mengakibatkan suplai bahan-

bakar kurang bahkan mungkin tidak ada samasekali, bersihkan atau ganti bila

saringan bahan-bakar tersumbat.

4. Sistim injeksi

Gambar.3. Injektor

Page 7: Penanganan Diesel

a. Saat penyemprotan kurang tepat

Saat penyemprotan bahan-bakar yang terlalu awal mengakibatkan terjadinya

knocking/ketukan , sebaliknya bila penyemprotan bahan-bakar terlambat

menimbulkan asap putih. Saat penyemprotan yang kurang tepat dapat diakibatkan

karena penyetelan yang kurang tepat, untuk itu lakukan penyetelan ulang.

Keausan kam ataupun permukaan bagian yang menempel pada kam bisa

mengakibatkan saat penyemprotan yang tidak tepat, untuk kasus seperti ini harus

dilakukan penggantian bagian yang aus.

Gambar.4. Profil Cam

b. Kerusakan pada nozzle.

Gangguan yang mungkin timbul pada nozzle adalah :

1. Lubang nozzle tersumbat. Bersihkan nozzle bila masih bisa, atau bial perlu

ganti nozzle.

2. Lubang nozzle aus. Nozzle yang aus menyembabkan proses pengabutan tidak

bagus, sehingga perlu diganti.

3. Katup nozzle macet karena rusak atau ada kotoran. Lepaskan nozzle, lakukan

pembongkaran, bersihkan dari kotoran atau perbaiki.

Page 8: Penanganan Diesel

4. Terjadinya kebocoran pada nozzle, kebocoran terjadi pada sambungan-

sambungan, bersihkan sambungan-sambungan dan bila ada paking yang tidak

bagus/rusak gantilah.

5. Pegas katup patah, ganti pegas katup yang patah.

c. Penyemprotan bahan-bakar tidak sesuai kebutuhan

Hal hal yang menyebabkan penyemprotan bahan–bakar tidak sesuai kebutuhan

adalah :

1 Penyetelan penyetop gerigi pengatur bahan-bakar tidak tepat. Bagian ini

biasanya disegel, bila ingin melakukan penyetelan segel harus dibuka dahulu.

2 Plunyer pompa sudah aus. Plunyer pompa yang aus dapat disebabkan oleh

karena bahan-bakar yang kotor, untuk itu bersihkan saringan bahan-bakar

atau ganti bila perlu. Bila keausan sudah parah plunyer harus diganti.

3 Sekrup penetap yang terdapat pada mekanisme pemutar plunyer pompa

kendor, Apabila sekrup kendor lakukan pengencangan.

4 Kebocoran pada saluran bahan-bakar. Bila kebocoran terjadi pada pipa

bahan bakar harus dilakukan penggantian, bila kebocoaran terjadi pada baut

sambungan, kencangkan baut sambungan.

5 Kebocoran pada rumah katup. Bila hal ini terjadi, perbaiki atau ganti katu dan

dudukannya.

Page 9: Penanganan Diesel

6 Kotoran pada katup pompa. Apabila katup-katup pada pompa kotor harus

dibersihkan.

d. Kerja pompa bahan bakar tidak bagus

Gangguan/kerusakan yang dapat terjadi pada pompa antara lain :

1. Plunyer pompa sudah aus. Plunyer pompa yang aus dapat disebabkan oleh

karena bahan-bakar yang kotor, untuk itu bersihkan saringan bahan-bakar atau

ganti bila perlu. Bila keausan sudah parah plunyer harus diganti.

2. Sekrup penetap yang terdapat pada mekanisme pemutar plunyer pompa

kendor, Apabila sekrup kendor lakukan pengencangan.

3. Kebocoran pada rumah katup. Bila hal ini terjadi, perbaiki atau ganti katu dan

dudukannya.

4. Kotoran pada katup pompa. Apabila katup-katup pada pompa kotor harus

dibersihkan.

e. Tidak ada penyemprotan bahan bakar.

Hal-hal yang menyebabkan tidak adanya penyembrotan bahan bakar :

1. Bahan bakar di tangki tidak cukup. Bila bahan bakar dalam tangki terlalu

sedikit tekanan bahan bakar akan kurang sehingga bakan bakar tidak dapat

disemprotkan. Isilah bahan bakar sampai cukup.

2. Pipa bahan bakar tersumbat. Bersihkan pipa bahan yang tersumbat.

Page 10: Penanganan Diesel

3. Udara dalam sistim bahan bakar lihat (II.3.a).

4. Plunyer pompa injeksi sudah aus. ( lihat II.3.d)

5. Sambungan-sambungan antara governor dan pompa longgar atau terlepas.

Perbaiki dan kencangkan bagian yang lepas/longgar.

6. Kotoran atau karat pada pegas katup pompa. Bersihkan bagian yang kotor.

7. Pegas pompa patah. Gantilah pegas yang patah .

f. Kebocoran bahan bakar

Kebocoran bahan-bakar dapat terjadi di saluran bahan-bakar, pompa injeksi,

saluran injeksi bahan-bakar, injektor dan juga pada sambungan-sambungan.

Periksa semua bagian terhadap kemungkinan adanya kebocoran. Perbaiki atau

ganti bagian yang rusak.

5. Sistim pemasukan udara dan sistin pembuangan.

a. Hambatan udara masuk

Hambatan yang terdapat dalam sistem pemasukan udara mengakibatkan suplai

udara ke mesin berkurang. Hambatan ini dapat terjadi karena :

1. Saringan udara kotor. Periksa apakah saringan udara (air cleaner) memiliki

indikator tahanan ( restriction indicator). Jika tidak ada dapat diganti dengan

water manometer (manometer air) atau vacuum gauge (yang diukur dalam

Page 11: Penanganan Diesel

inch air). Hubungan air cleaner & inlet turbocharger dengan pipa. Bersihkan

atau ganti saringan udara yang terlalu kotor.

2. Kerusakan pada saluran udara masuk.

3. Hambatan pada intercooler.

4. Gangguan pada turbocharger. (untuk lebih detailnya lihat pada

troubleshooting turbocharger )

b. Temperatur udara yang terlalu tinggi

Kemungkinan kondisi temperatur udara yang terlalu tinggi di Indonesia sangat

tinggi, untuk itu kondisi kerja dari intercooler yang berfungsi menjaga temperatur

udara harus terjaga.

c. Temperatur udara yang terlalu rendah.

Kondisi temperatur udara yang terlalu rendah jarang terjadi di Indonesia.

d. Tekanan balik gas buang terlalu tinggi.

Tekanan balik gas buang yang berlebihan dapat disebabkan adanya

kekurangsempurnaan pipa gas buang atau hambatan di muffler. Tekanan balik ini

dapat diukur pada bagian exhaust manifold dari turbocharger dengan manometer

atau gauge yang tersedia. Apabila ada bagian yang rusak sebaiknya diganti.

Menumpuknya kotoran dapat mengakibatkan naiknya tekanan balik, untuk itu

bersihkan saluran buang dari kotoran.

6. Sistim pelumasan

Page 12: Penanganan Diesel

a. Grade minyak pelumas tidak tepat

Minyak pelumas yang terlalu kental mengakibatkan kerugian mekanis yang besar ,

hal ini bisa mengakibatkan mesin susah distart. Pelumas yang terlalu kental bisa

mengakibatkan pelumas tidak terhisap oleh pompa atau kerja pompa terlampau

berat sehingga tekanan pelumas terlalu rendah.Untuk mengatasinya pelumas

dipanasi dulu atau bisa juga dengan mengganti dengan pelumas yang lebih encer.

Kekentalan ( viskositas ) dinyatakan dengan suatu grade tertentu , salahsatunya

adalah SAE grade sistim, semakin besar angkanya semakin besar kekentalannya.

Angka ini menyatakan kekentalan minyak pelumas pada sutu suhu tertentu.

b. Minyak pelumas di karter terlalu banyak atau terlalu sedikit

Jumlah minyak pelumas di karter harus berada pada level/ketinggian tertentu,

untuk mengetahui ketinggian minyak pelumas pada karter dapat dilakukan dengan

melihat dipstik. Tambahlah minyak pelumas bila jumlahnya terlalu sedikit,

demikian pula sebaliknya.

c. Kebocoran pada saluran minyak pelumas

Periksa adanya kebocoran pada saluran minyak pelumas, lakuakn perbaikan pada

bagian yang rusak.

7. Sistem pendingin

Gangguan-gangguan yang mungkin terjadi:

Page 13: Penanganan Diesel

a. Jumlah cairan pendingin yang terlalu sedikit disebabkan adanya kebocoran

atau memang pemberian coolant yang terlalu sedikit. Saat engine dingin,

pastikan coolant cukup

b. Kebocoran di saluran atau sambungan. Periksa semua kondisi hoses dan

sambungan-sambungan untuk melihat kebocoran (visual). Jika tidak terlihat

kebocoran, periksalah apakah ada kemungkinan erusakan di hoses atau

kendornya clamp.

c. Sirkulasi tidak lancar

Periksa kotoran-kotoran dalam pipa saluran karena dapat menghalangi aliran

pendingin Periksa juga radiator dari lapisan-lapisan diantara fin-fin radiator

yang dapat menghalangi aliran udara.. Bersihkan exterior dan interior radiator.

Periksa juga dari kondisi cacat, rusak, dll. Periksa juga benar/ tidaknya ukuran

radiator yang dipakai.

d. Tanki expansi terlalu kecil atau pemasangannya tidak benar

Tanki expansi dapat menjadi bagian dari radiator atau dipasang terpisah dari

radiator. Tanki expansi ini haruslah cukup besar untuk menahan expansi dari

coolant saat coolant menghangat (warm) atau adanya perubahan tekanan

dengan sangat mendadak

Pastikan tanki expansi dipasang dengan benar dan ukurannya sesuai dengan

rekomendasi dari manufaktur.

Page 14: Penanganan Diesel

Gambar.5. Sistim Pendingin

8. Sistim pengaturan bahan bakar.

a. Gangguan pada governor

Putaran mesin diesel untuk pembangkit listrik harus relatif konstan pada putaran

tertentu meskipun bebannya berubah. Bila beban berubah maka bahan-bakar

yang dibutuhkan berubah pula. Governor berfungsi untuk mengatur jumlah bahan-

bakar yang disuplai ke mesin, dimana governor akan menggerakkan sistem

pengatur bahan bakar.

Gangguan yang terjadi pada governor:

1. Penyetelan kompensasi tidak tepat. Setel ulang needle valve dan

compensation adjusting pointer.

2. Minyak di governor kotor. Bila minyak kotor harus dibuang, bersihkan governor

dan isi kembali dengan yang bersih.

3. Bila ketinggian minyak yang terlalu rendah, udara masuk ke governor dan

menyebabkan minyak berbuih. Untuk mengatasinya tambah minyak sampai

ketinggian yang disyaratkan. Bila minyak masih saja berbuih, buang minyak

dan ganti dengan tipe berbeda.

4. Oil varnish yang menyebabkan komponen lengket. Untuk mengatasi governor

dibersihkan.

5. Governor aus. Untuk hal ini harus dilakukan perbaikan pada governor.

Page 15: Penanganan Diesel

b. Gangguan pada fuel control linkage

Fuel control linkage harus bergerak bebas agar pengaturan bahan-bakar bagus.

Pemeriksaan kondisi fuel control linkage perlu dilakukan untuk mengetahui

kemungkinan adanya bagian yang lengket, rusak, sambungan yang kendor.

( Lihat pada gambar lampiran )