1.teknik diesel (prinsip kerja dan bagian diesel)
DESCRIPTION
Teknik DieselTRANSCRIPT
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 0/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DAFTAR ISI
I. Daftar Isi 0
II. Pendahuluan 1
III. Prinsip Kerja Mesin Diesel
I.1 Proses Kerja Mesin Diesel 2
I.2 Proses Kerja Mesin 4 langkah 3
I.3 Tabel Proses Kerja Mesin Diesel 4 Langkah 9
I.4 Diagram P-V Mesin 4 Langkah 15
I.5 Proses Kerja Mesin Diesel 2 Langkah 18
I.6 Tabel Proses Kerja Mesin Diesel 2 Langkah 21
I.7 Diagram P-V Mesin Diesel 2 Langkah 22
I.8 Batasan Ukuran. 26
I.9 Proses Pembakaran. 28
I.10 Derajat Pengabutan 31
I.11 Urutan Penyalaan (Firing Order). 32
I.12 Matrik F.O. 34
I.13 Neraca Kalor. 35
I.14 Perpindahan Panas 37
IV. Bagian-bagian Mesin Diesel 40
II.1 Kepala Silinder 41
II.2 Torak dan Batang Torak 45
II.3 Silinder dan Rangka Mesin 48
II.4 Crank Shaft 50
II.5 Cam Shaft 51
II.6 Transmission Gear 52
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENDAHULUAN
Mesin Diesel pada saat ini sudah banyak mengalami perkembangan dalam
pemakaian untuk angkutan darat dan laut, kemudian pembangkitan dalam daya kecil dan
menengah bahkan sampai daya besar sudah banyak menggunakan Mesin Diesel.
Untuk mempermudah dalam melakukan pemeliharaan Mesin Diesel para teknisi
harus mempunyai dasar-dasar pengetahuan mengenai Mesin Diesel yang baik, agar setiap
melakukan pemeliharaan para teknisi dapat memperlakukan setiap komponen yang berada
dalam mesin, sesuai dengan konstruksinya.
Selain pemahaman tentang konstruksi mesin, dasar pengenalan mesin maka
pengetahuan tentang prinsip kerja Mesin Diesel harus dikuasai dengan baik.
Dasar pengetahuan akan memudahkan dalam mengikuti perkembangan tentang
mesin yang semakin lama semakin kompleks dan dituntut lebih baik lagi kinerjanya,
kemudian dari segi pemakaian bahan bakar, dimensi mesin, tingkat polusi dan
konstruksinya yang semakin kompak dan bobotnya ringan.
Untuk memudahkan mendeteksi / mengatasi gangguan kerja mesin dibutuhkan
pengetahuan serta pengalaman yang proses kerjanya disesuaikan dengan petunjuk pabrik
pembuat mesin, akan membuat kinerja mesin akan tetap terjaga dengan baik.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 2/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I. PRINSIP KERJA MESIN DIESEL
I.1 Proses Kerja Mesin Diesel
Proses kerja Mesin Diesel 4 langkah, dan 2 langkah, mempunyai proses kerja
yang merupakan 1 (satu) siklus kerja Mesin Diesel yaitu :
Langkah Pengisian.
Langkah Kompressi.
Proses Pengabutan Bahan Bakar.
Langkah Usaha.
Proses Pembilasan.
Langkah Pembuangan.
Pada mesin 4 langkah, kerja Pengisian, Kompressi, Usaha dan Pembuangan
masing-masing mempunyai langkah.
Kemudian proses Injeksi bahan bakar terjadi saat piston sebelum mencapai TMA
pada langkah Kompresi dan proses Pembilasan terjadi saat piston sebelum mencapai
TMA pada langkah Pembuangan.
Untuk mesin 2 langkah, kerja Pengisian dan Kompressi terjadi pada satu langkah,
dan kerja Usaha dan Pembuangan terjadi pada satu langkah.
Kemudian proses Injeksi bahan bakar terjadi pada piston sebelum mencapai TMA
kemudian proses Pembilasan terjadi saat piston sebelum mencapai TMB pada
langkah Usaha.
Dari penjelasan di atas untuk menghasilkan Usaha diperlukan bahan bakar yang
dikabutkan pada DERAJAT tertentu dalam ruang bakar sebelum torak mencapai
TMA agar bahan bakar terbakar seluruhnya dan mendapatkan tekanan pembakaran
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 3/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
tinggi.
Dan proses Pembilasan terjadi perbedaan antara Mesin 4 (empat) langkah dengan
Mesin 2 (dua) langkah.
Mesin 4 (empat) langkah, PEMBILASAN terjadi beberapa DERAJAT sebelum
torak mencapai TMA pada AKHIR langkah Pembuangan dan AWAL langkah
Pengisian.
Mesin 2 (dua) langkah, PEMBILASAN terjadi beberapa DERAJAT sebelum torak
mencapai TMB pada PERTENGAHAN langkah Usaha dan AWAL langkah
Pengisian.
I.2 Proses Kerja Mesin 4 langkah
Mesin Diesel merupakan mesin yang proses penyalaan bahan bakarnya terbakar
sendiri tanpa bantuan alat untuk penyalaan.
Proses ini terjadi akibat tekanan kompresi yang tinggi, sehingga temperatur dalam
ruang bakar naik, kemudian bahan bakar dikabutkan, dan bahan bakar mudah
menyala dengan sendirinya.
Mesin Diesel disebut
Compression Ignition Engine.
( Motor dengan bahan bakar penyalaan sendiri ).
Pada Mesin Diesel 4 langkah dengan jumlah silinder lebih dari 1 ( satu ), proses
kerja yang terjadi pada silinder nomor 1 ( satu ) dengan silinder yang lainnya
mempunyai urutan proses kerja yang sama seperti silinder nomor 1 ( satu ) tetapi
mempunyai urutan waktu proses kerja yang terjadi berbeda sesuai dengan urutan
yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat mesin tersebut
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 4/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Proses kerja mesin Diesel 4 langkah adalah proses kerja mesin untuk
menghasilkan 1 (satu) kali pembakaran (Kerja / Usaha) torak bergerak 4 (empat) kali.
Gerakan torak dalam mesin dinamakan langkah torak yang mempunyai titik
berhenti torak bawah dan titik berhenti torak atas gerakan torak tersebut, secara
umum disebut Titik Mati Bawah (TMB) dan Titik Mati Atas (TMA).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 5/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Karena gerakan torak yang menghasilkan Kerja atau Usaha berlangsung secara
berurutan dan terus menerus maka kegiatan untuk menghasilkan Kerja/Usaha disebut
Siklus.
Untuk menyalurkan tenaga hasil pembakaran di atas permukaan torak maka torak
yang mempunyai gerakan lurus dirubah menjadi gerakan putar dengan
menggunakan poros engkol
Dari penjelasan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1 (satu) siklus kerja mesin Diesel 4 langkah mempunyai 4 (empat) kali gerakan torak
dihubungkan dengan gerakan poros engkol .terdiri dari :
T.M.B. - T.M.A. poros engkol berputar 180 0
T.M.A.- T.M.B. poros engkol berputar 180 0
T.M.B.- T.M.A. poros engkol berputar 180 0
T.M.A.- T.M.B. poros engkol berputar 180 0
Urutan langkah proses kerja torak adalah :
1. Langkah Pengisian (Langkah Isap)
2. Langkah Kompresi (Langkah Pemampatan)
3. Langkah Kerja (Langkah Usaha)
4. Langkah Pembuangan (Langkah Buang)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 6/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Prroses kerja mesin 4 langkah untuk tiap silinder terlihat pada gambar dibawah ini
Gambar Proses kerja mesin 4 langkah
Langkah Pengisian
Katup Isap membuka
Katup Buang menutup Torak bergerak dari TMA – TMB
Langkah Kompresi
Katup Isap menutup
Katup Buang menutup
Torak bergerak dari TMB – TMA
Langkah Usaha
Katup Isap menutup
Katup Buang menutup Torak bergerak dari TMA – TMB
langkah Pembuangan
Katup Isap menutup
Katup Buang membuka
Torak bergerak dari TMB– TMA
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 7/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Semakin banyak jumlah silinder sebuah Mesin Diesel proses yang terjadi tetap
sama untuk masing-masing silinder, tetapi waktu prosesnya dibagi secara merata
untuk setiap 2 ( dua ) kali putaran poros engkol atau poros engkol berputar 720 0.
Sehingga pada saat poros engkol berputar 2 (dua ) kali
terjadi proses pembakaran sebanyak sesuai dengan
jumlah silinder yang terdapat pada Mesin Diesel
tersebut, tetapi proses kerjanya terjadi secara
bergantian sesuai dengan urutan yang telah
ditentukan ( Firing Order ).
Akibat dari banyaknya jumlah silinder pada sebuah Mesin Diesel, maka proses
pembakaran yang terjadi akan saling berdekatan pada saat poros engkol berputar 2 (
dua ) kali hal ini akan membuat daya mesin bertambah sesuai dengan jumlah silinder
yang ada pada mesin Diesel tersebut kemudian volume silider dalam mesin tersebut
juga akan mempengaruhi daya mesin.
Contoh ;
Mesin Diesel 4 langkah 6 silinder, maka proses pembakaran yang terjadi pada saat
poros engkol berputar 2 (dua ) kali atau 720 0 adalah 6 ( enam ) kali.
Proses pembakaran ini terjadi 1 ( satu ) kali untuk
masing-masing silinder selama poros engkol berputar
2 (dua ) kali atau seluruh silinder mendapatkan proses
kerja sebanyak 1 (satu ) pada saat poros engkol
berputar 2 ( dua ) kali.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 8/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Jadi :
720 0 putaran poros engkol = 6 (enam) kali pembakaran & masing-masing
1 (satu) kali pembakaran.
Selisih waktu terjadinya pembakaran ( IP) adalah :
720 0
IP =
z
Pengaturan masuk udara dan keluarnya gas bekas diatur oleh katup, yang
disesuaikan dengan langkah torak.
Jumlah katup pada tiap silinder ditentukan oleh pabrik pembuat mesin sesuai dengan
kebutuhan daya yang akan digunakan, hal ini dapat terlihat pada mesin dengan
jumlah silinder dan kapasitas silinder yang sama tetapi ada yang menggunakan 2
buah katup dan ada yang menggunakan 4 buah katup pada tiap silinder.
Nama katup tidak tergantung dari jumlah katup yang
terdapat pada tiap silinder berapapun jumlahnya katup
tetap terdiri dari :
a. Katup Isap ( Intake Valve )
b. Katup Buang ( Exhaust Valve )
Jumlah masing-masing katup pada tiap silinder dapat lebih dari 1 (satu ) dengan
maksud agar aliran udara masuk dan gas buang lebih lancar.
Yang dimaksud aliran udara masuk dan gas buang lebih lancar adalah volume
udara masuk yang dibutuhkan lebih besar jika dibandingkan dengan yang
menggunakan 1 ( satu ) katup, kemudian untuk gas buang volume yang dikeluarkan
lebih besar sehingga kondisi dalam ruang bakar lebih bersih dari sisa-sisa
pembakaran.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 9/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Dari penjelasan diatas disimpulkan sebagai berikut :
Kebutuhan udara bersih ( Oksigen ) untuk proses
pembakaran harus sesuai dengan jumlah bahan bakar
yang dipakai dan ruang bakar harus bersih dari sisa-
sisa pembakaran untuk dapat menghasilkan daya
mesin yang ideal waktu proses pembakaran.
I.3 Tabel Proses Kerja Mesin Diesel 4 Langkah
Blok diagram proses kerja mesin 4 langkah yang dilengkapi dengan arah gerakan
torak, putaran poros engkol dan posisi katup :
No. Proses yang
terjadi
Arah
gerakan
torak
Derajat putaran
poros engkol
Posisi Katup
Isap Buang
1 Pengisian TMA - TMB 180 0 Buka Tutup
2 Kompresi TMB - TMA 180 0 Tutup Tutup
- Pengabutan
bahan bakar
Derajat
sebelum TMA
Sesuai dengan
spesifikasi mesin Tutup Tutup
3 Usaha TMA - TMB 180 0 Tutup Tutup
4 Pembuangan TMB - TMA 180 0 Tutup Buka
- Pembilasan
ruang bakar
Derajat
sebelum TMA
Sesuai dengan
spesifikasi mesin Buka Buka
Dari proses kerja Mesin Diesel 4 langkah, terlihat KESELARASAN GERAK
PISTON dengan GERAK TERBUKA DAN TERTUTUP KATUP ISAP DAN
KATUP BUANG,
Keselarasan gerakan katup dengan torak mempunyai besaran tertentu sesuai dengan
spesifikasi masing-masing mesin.
Penyetelan keselarasan dilaksanakan dengan mengikuti buku petunjuk mesin yang
bersangkutan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 10/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Mekanisme Hubungan Gerakan Piston dan Katup
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 11/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Gerakan piston yang lurus dirubah menjadi gerak putar dengan bantuan batang torak,
untuk memutar poros engkol, pada ujung poros dipasang roda gigi yanng
beringgungan dengan roda gigi poros nok yang digunakan untuk menggerakan
batang penggerak katup (Push Rod) dan mengggerakan katup agar dapat membuka
atau menutup.
Selain menggerakan katup putaran poros engkol juga digunakan untuk menggerakkan
poros Pompa Injeksi.
Putaran poros engkol dengan putaran poros nok serta putaran poros pompa injeksi
mempunyai perbandingan tertentu agar didapat keselarasan yang memberikan hasil
kerja maksimum dari proses pembakaran bahan bakar.
Mekanisme Hubungan Gerakan Piston, Katup dan Pompa Injeksi
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 12/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengaturan Injection Timing dan Valve Timing
Pengaturan roda gigi katup dan pompa injeksi telah ditentukan oleh pabrik pembuat
mesin dan diberi tanda pada msaing-masing roda gigi untuk mencegah kesalahan
pemasangan.
Keterangan gambar:
A. Roda Gigi Poros Engkol (Crankshaft drive wheel).
B. Roda Gigi Penerus (Intermediate gear wheel).
C. Roda Gigi Poros Nok (Camshaft gear wheel).
D. Roda Gigi Pompa Injeksi (Injection Pump Gear Wheel.).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Gambar potongan melintang dari suatu Mesin Diesel
Pada gambar potongan melintang dapat terlihat mekanisme dari susunan mesin tipe
In Line.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Gambar potongan memanjang dari suatu Mesin Diesel
Pada gambar potongan memanjang dapat terlihat mekanisme dari susunan mesin
dengan jumlah silinder lebih dari 1 (satu) silinder .
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 15/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.4 Diagram P-V Mesin 4 Langkah
Perubahan tekanan dan volume dalam silinder pada Mesin Diesel 4 langkah,
dijelaskan pada 2 (dua) diagram P-V dibawah ini.
a. Diagram P-V - Ideal ( Teoritis ).
b. Diagram P-V - Indikator ( Aktual ).
a. Diagram P-V - Ideal ( Teoritis ).
Diagram P-V Ideal (Teoritis) menjelaskan proses kerja mesin diesel 4 langkah secara
ideal dan digunakan oleh perencana mesin pada perhitungan Thermodinamika untuk
menentukan besarnya daya mesin
Diagram P-V Ideal (Teoritis).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 16/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Uraian proses kerja Mesin Diesel 4 langkah tersebut dapat kita jelaskan pada
penjelasan dibawah ini.
Langkah 1 - 2 - Pengisian.
Yaitu udara luar masuk ke dalam silinder akibat pergerakan torak
dari TMA ke TMB sehingga ruang di dalam silinder menjadi
vakum.
Langkah 2 - 3 - Kompresi.
Udara di dalam silinder dimampatkan sehingga tekanan udara dan
temperatur naik.
Proses 3 - 4 - Penyalaan Bahan Bakar.
Pada akhir Langkah kompressi, bahan bakar disemprotkan ke
dalam silinder melalui injektor dalam bentuk kabut agar mudah
terbakar, maka di dalam silinder terjadi pembakaran dengan
tekanan dan temperatur tinggi
Langkah 4 - 5 - Usaha.
Gas pembakaran dengan tekanan dan temperatur yang tinggi, akan
mendorong torak ke bawah dan menghasilkan tenaga putar pada
poros engkol.
Langkah 5 - 6 - Pembuangan.
Gas sisa pembakaran atau disebut gas buang di dorong oleh torak
keluar silinder.
Proses 6 – 1 - Pembilasan.
Terjadi saat katup isap mulai terbuka dan katup buang masih
terbuka, udara masuk terhisap ke dalam silinder akibat kecepatan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 17/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
b. Diagram P-V - Indikator ( Aktual ).
Diagram P-V Indikator (Aktual) merupakan diagram yang didapat dari pengukuran
dengan alat pengukur kondisi kerja dalam ruang bakar dan pengukurannya dilakukan
pada saat mesin Diesel beroperasi.
Alat ini dapat mengetahui besamya tekanan udara masuk, tekanan kompresi, tekanan
pembakaran di dalam ruang bakar, dan besanya daya indicator dapat dihitung melalui
besaran yang ada pada diagram tersebut.
Diagram P-V Indikator (Aktual).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 18/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.5 Proses Kerja Mesin Diesel 2 Langkah
Untuk Mesin Diesel 2 (dua) langkah, kerja Pengisian dan Kompressi terjadi pada
satu langkah, dan kerja Usaha dan Pembuangan terjadi pada satu langkah.
Kemudian proses Injeksi bahan bakar terjadi pada piston sebelum mencapai TMA
kemudian proses Pembilasan terjadi saat piston sebelum mencapai TMB pada
langkah Usaha.
Mesin 2 (dua) langkah, PEMBILASAN terjadi beberapa DERAJAT sebelum torak
mencapai TMB pada PERTENGAHAN langkah Usaha dan AWAL langkah
Pengisian.
Pada Mesin Diesel 2 langkah UDARA MASUK melalui SALURAN yang berada
pada DINDING SILIDER sehingga secara umum disebut LALUAN UDARA
MASUK kemudian untuk GAS BUANG mempunyai KATUP (KATUP BUANG).
Untuk menaikkan daya mesin 2 langkah UDARA MASUK DITEKAN dengan
menggunakan BLOWER yang digerakan secara mekanis dari perputaran mesin.
Gambar Proses kerja Mesin 2 langkah
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 19/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. LANGKAH PERTAMA.
Langkah Pengisian dan Kompresi.
Torak bergerak dari TMB – TMA
Udara masuk melalui Laluan pada
dinding silinder, yang ditekan oleh
Blower (Langkah Pengisian).
Pada saat yang sama katup buang
terbuka, dan gas buang ditekan
keluar oleh udara dari Blower.
Laluan udara masuk, katup buang
tertutup, udara dipampatkan sampai
torak mencapai TMA (Langkah
Kompresi)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 20/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2. LANGKAH KEDUA.
Langkah Usaha dan Pembuangan.
Torak bergerak dari TMA – TMB
Beberapa derajat sebelum TMA
Injektor mengabutkan bahan bakar,
torak terus bergerak ke TMA.
Bahan bakar terbakar dan
mendorong torak ke TMB
(Langkah Usaha).
Katup Gas Buang terbuka beberapa
derajat sebelum Torak mendekati
Laluan Udara Masuk (langkah
Buang)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 21/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.6 Tabel Proses Kerja Mesin Diesel 2 Langkah
Mesin Diesel 2 langkah, tidak mempunyai katup isap, udara masuk melalui lubang
yang terdapat pada dinding silinder dan untuk gas buang menggunakan katup buang.
Untuk memperbaiki pasokan udara masuk dalam ruang bakar LALUAN UDARA
MASUK dibuat banyak mengelilingi lingkaran silinder, dan ditambahkan blower
agar udara yang masuk dapat mencapai kondisi ideal.
Blok diagram proses kerja mesin 2 langkah yang dilengkapi dengan arah gerakan
torak, putaran poros engkol dan posisi katup :
No. Proses yang
terjadi
Arah gerakan
torak Posisi Torak
Posisi
Laluan
Masuk Katup Buang
1 Pengisian
TMB - TMA
Berada ditengah
lintasan torak
Buka Buka
Kompresi Tutup Tutup
Pengabutan
Bahan Bakar
Beberapa derajat
sebelum TMA Tutup Tutup
2
Usaha
TMA - TMB
Bergerak ke
TMB Tutup Tutup
Buang
Beberapa derajat
sebelum lubang
Laluan udara
masuk
Tutup Buka
Pembilasan Beberapa derajat
sebelum TMB Buka Buka
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 22/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.7 Diagram P-V Mesin Diesel 2 Langkah
Perubahan tekanan dan volume dalam silinder pada Mesin Diesel 2 langkah,
dijelaskan pada 2 (dua) diagram P-V dibawah ini.
a. Diagram P-V - Ideal ( Teoritis ).
b. Diagram P-V - Indikator ( Aktual ).
a. Diagram P-V - Ideal ( Teoritis ).
Diagram P-V Ideal (Teoritis) menjelaskan proses kerja mesin diesel 2 langkah secara
ideal dan digunakan oleh perencana mesin pada perhitungan Thermodinamika untuk
menentukan besarnya daya mesin
Diagram P-V Ideal (Teoritis).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 23/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Uraian proses kerja Diagram P-V Ideal (Teoritis) Mesin Diesel 2 langkah tersebut
dapat kita jelaskan pada penjelasan dibawah ini.
Langkah 1 - 5’ - 2 Pengisian.
Torak bergerak dari TMB ke TMA, udara luar masuk ke dalam silinder,
oleh tekanan dari Blower (1 – 5’), karena katup buang masih terbuka
maka terjadi Pembilasan sisa pembakaran.
Katup buang sudah tertutup, tetapi laluan udara masuk masih terbuka,
maka udara dari Blower tertekan masuk kedalam ruang bakar.
Langkah 5’ - 3 Kompresi.
Katup buang tertutup, Laluan udara masuk sudah tertutup dan udara
dalam ruang bakar tertekan sehingga tekanan dan temperatur udara naik.
Langkah 3 - 4 Usaha.
Saat torak mencapai TMA (3) bahan bakar dikabutkan dan terjadi
penyalaan bahan bakar, sehingga tekanan dan temperatur dalam ruang
bakar naik, sehingga mendorong torak ke TMB.
Bahan bakar terbakar secara bertahap dan torak bergerak turun tetapi
tekanan dan temperatur dalam ruang bakar tetap tinggi.
Langkah 4 - 5 Ekspansi.
Torak terus bergerak turun, tekanan dan temperatur dalam ruang bakar
turun hingga torak mendekati lubang pembuangan
Langkah 5 – 2’ - 1 Pembuangan.
Torak terus bergerak turun, lubang pembuangan terbuka dan gas sisa
pembakaran keluar melalui labang pembuangan hingga tekanan dalam
ruang bakar sama dengan tekanan udara luar.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 24/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
b). Diagram P-V Indikator (Aktual)
Penjelasan pada diagram PV ini hampir sama dengan diagram PV aktual pada mesin
4 langkah , yaitu titik-titiknya agak sulit ditetapkan dengan nyata.
Diagram ini diperlukan untuk mengetahui tekanan pembakaran maximum yang dapat
terjadi di dalam silinder, serta jalannya proses pembakaran tersebut, hal ini
diperlukan oleh satuan pemeliharaan untuk melihat hubungan antara beban mesin
dengan tekanan maxsimum dalam silinder.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 25/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Uraian proses kerja Diagram P-V Indikator (Ideal) Mesin Diesel 2 langkah tersebut
dapat kita jelaskan pada penjelasan dibawah ini.
Langkah 1 - 2 Pengisian.
Yaitu udara luar masuk ke dalam silinder akibat pergerakan torak dari
TMB ke TMA ditambah tekanan dari Blower (1 – 5’), karena katup buang
masih terbuka pada saat Pengisian udara masuk terjadi Pembilasan sisa
pembakaran.
Langkah 2 - 3 Kompresi.
Udara di dalam silinder ditekan torak dari TMB ke TMA sehingga
temperatur dan tekanan di dalam silinder naik.
Langkah 3 - 4 Penyalaan Bahan Bakar.
Bahan bakar dikabutkan sebelum torak mencapai Titik Mati Atas (TMA),
bahan bakar terbakar sehingga tekanan dan temperatur dalam ruang bakar
naik dan torak bergerak ke arah TMB, tetapi tekanan dan temperatur
masih naik sampai titik 4.
Langkah 4 - 5 Ekspansi (Usaha).
Torak bergerak ke TMB dimana tekanan serta temperatur pembakaran
terus menurun hingga titik 5.
Langkah 5 – 2’ Pembuangan.
Torak bergerak ke TMB dan tekanan serta temperatur pembakaran terus
menurun hingga titik 5.
Langkah 2’ – 1 – 5’ Pembilasan.
Torak bergerak ke TMB dan katup gas buang masih terbuka serta laluan
udara masuk mulai terbuka, udara bersih masuk dan terisap oleh
kecepatan aliran gas buang, sehingga membersihkan ruang bakar dari sisa
gas buang.
Langkah 5’ – 2 Pembilasan.
Torak bergerak ke TMB dan katup gas buang masih terbuka serta laluan
udara masuk mulai terbuka, udara bersih masuk dan terisap oleh
kecepatan aliran gas buang, sehingga membersihkan ruang bakar dari sisa
gas buang.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 26/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.8 Batasan Ukuran
Batasan ukuran merupakan kondisi dimana suatu mesin dirancang dengan dasar
kondisi hasil pembakaran maksimum dan jika kondisi terebut dilakukan terus
menerus maka pada proses pembakaran yang tinggi akan menghasilkan tekanan dan
temperatur yang tinggi dalam ruang bakar sehingga. mempengaruhi umur pemakaian
komponen serta konstruksi mesin tersebut.
Hasil pembakaran bahan bakar disebut Tekanan Pembakaran atau Tekanan
Indikator.yang berada didalam ruang bakar
Tekanan Indikator dibatasi oleh ;
Jumlah bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang bakar
Sedangkan Jumlah bahan bakar yang disemprotkan dalam ruang bakar
dibatasi oleh :
1. Tekanan maksimum yang dapat diterima oleh kepala silinder dan
torak.
2. Temperatur maksimum yang mampu diterima oleh kepala silinder
dan torak.
3. Jumlah udara yang masuk dalam silinder.
4. Volume ruang bakar yang ada dalam mesin.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 27/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Dari hasil uraian diatas maka ;
Untuk menjaga operasi mesin tetap terjaga keandalannya dilakukan pembatasan pada
variable yang terbaca pada mesin antara lain :
1. Tekanan Pembakaran. 7. Tekanan Minyak Pelumas.
2. Temperatur Udara Masuk. 8. Temperatur.Air Pendingin.
3. Temperatur Bearing. 9. Temperatur Minyak Pelumas.
4. Temperatur Inter Cooler. 10. Temperatur Gas Buang.
5. Temperatur Gas Buang. 11. Temperatur Udara Masuk.
6. Tekanan Air Pendingin 12 Temperatur Bearing.
Tekanan Indikator
Dibatasi oleh
Jumlah Udara
dalam silinder
Tekanan & Temperatur
yang diijinkan
Jumlah bahan bakar yang
dikabutkan
Volume
ruang bakar
Dibatasi oleh
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 28/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.9 Proses Pembakaran.
Proses pembakaran merupakan proses perubahan bahan bakar dari keadaan
unsur padat maupun cair yang kemudian dimasukkan dalam ruang bakar agar
terbakar untuk menghasilkan panas yang akan dirubah pada proses akhir menjadi
gaya gerak (daya), kemudian dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit.
Proses pembakaran pada Mesin Diesel yaitu
Bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder dan
berbentuk butir-butir cairan yang sangat halus (Kabut).
Karena udara di dalam silinder pada saat tersebut sudah
ber temperatur dan ber tekanan tinggi maka butir-butir
tersebut akan menguap kemudian terbakar dengan
sendirinya.
Penguapan butir bahan bakar itu dimulai dari bagian luar
butir –butir bahan bakar, yang merupakan bagian
terpanas.
Proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar pada Mesin Diesel, terjadi
secara bertahap dan berlangsung secara terus menerus sampai bahan bakar terbakar
seluruhnya dalam waktu yang singkat.
Akibat pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar, maka temperatur dan
tekanan dalam ruang bakar naik lagi yang kemudian digunakan untuk mendorong
torak kemudian menggerakkan poros engkol.
Semakin halus butir-butir bahan bakar yang dikabutkan dalam ruang bakar,
proses penyalaan bahan bakar akan semakin lebih baik dan terjadi pada waktu yang
lebih singkat.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 29/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Akibatnya tidak ada bahan bakar yang tersisa pada saat torak bergerak jauh dari
TMA ke TMB.
Proses penyalaan bahan bakar dapat dipercepat, dengan jalan memusarkan
udara yang masuk dalam ruang bakar untuk mempercepat dan memperbaiki proses
pencampuran bahan bakar dengan udara.
Sehingga bahan bakar motor Diesel mudah terbakar di dalam silinder hal ini
terjadi jika perbandingan campuran udara dan bahan bakar mencapai campuran yang
sebaik –baiknya untukterbakar.
Akibat proses penyalaan bahan bakar yang berlangsung secara
bertahap dalam waktu yang lambat maka Mesin Diesel sering
disebut Motor Bakar Tekanan Merata
Proses pembakaran berlangsung seperti yang diterangkan diatas, tetapi jika
butir-butir bahan bakar yang terjadi pada waktu pengabutan terlalu besar atau bakar
bakar mengabutnya berkumpul menjadi satu.
Pengumpulan bahan bakar akan menjadi karbon-karbon yang bertumpuk
menjadi padat dalam ruang bakar, hal ini terjadi karena penguapan dan pencampuran
udara dengan bahan bakar yang ada didalam silinder tidak berlangsung sempurna.
Kondisi seperti ini dapat juga terjadi apabila bahan bakar yang dikabutkan
terlalu banyak, yaitu pada waktu daya mesin akan diperbesar.
Terjadinya pengendapan arang (deposit) dalam ruang bakar tidak dapat dihindari,
karena mesin selalu mengalami perubahan daya selama dioperasikan.
Perubahan daya tersebut terjadi jika beban yang dipikul berubah-ubah setiap saat dan
akan lebih memperbanyak lagi deposit dalam ruang bakar.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 30/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Penumpukan arang (deposit) akan mempengaruhi daya mesin dan dapat
mengakibatkan detonasi yang lebih besar pada kondisi pembebanan normal.
Dampaknya dapat memperpendek usia pemeliharaan mesin, dan jika hal itu
berlangsung terus pada waktu yang lama akan memperbanyak kerusakan bagian-
bagian mesin yang lainnya.
Secara teoritis proses pembakaran dapat terjadi bila ada :
a. Udara (oxygen) yang membakar
b. Bahan bakar (carbon, hidrogen) yang dibakar
c. Kompressi (panas) sebagai katalisator
Tekanan pembakaran di dalam silinder sangat tergantung pada :
a. Injection Timing (Waktu Pengabutan)
b. Cetane Number (Kualitas Bahan Bakar)
c. Tekanan Kompresi.
d. Kehalusan Butir pengabutan.
e. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 31/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.10 Derajat Pengabutan.
Derajat Pengabutan adalah saat dilakukannya pengabutan bahan bakar dalam
ruang bakar yang terjadi pada Langkah Kompresi sebelum torak mencapai Titik Mati
Atas.
Besarnya Derajat Pengabutan untuk bermacam-macam Merek dan Tipe Mesin Diesel
tidak akan sama, sehingga untuk melakukan penyetelan saat pengabutan harus
berpedoman pada Buku Petunjuk Mesin tersebut.
Tujuan Pengabutan bahan bakar terjadi beberapa derajat sebelum torak mencapai
Titik Mati Atas adalah agar pada saat torak berada di Titik Mati Atas bahan bakar
terbakar seluruhnya dan menghasilkan tekanan yang maksimal.
Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan daya dorong yang maksimal,
sehingga daya maksimal mesin dapat tercapai dengan pemakaian bahan bakar
minimal.
Kondisi hasil derajat pengabutan terlihat pada grafik :
Keterangan Gambar:
Ic = Pengabutan terlalu cepat => Tekanan pembakaran rendah
I = Pengabutan normal => Tekanan pembakaran tinggi
le = Pengabutan terlambat => Tekanan pembakaran rendah
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 32/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.11 Urutan Penyalaan (F.O).
Pada mesin yang mempunyai lebih dari 1 (satu) silinder penyalaan bahan bakar
dalam silinder dibuat secara bergantian, hal ini dimaksudkan agar distribusi beban
akibat tekanan tinggi pada proses pembakaran diatas permukaan torak dapat
diteruskan secara merata pada poros engkol
Pengaturan urutan penyalaan bahan bakar untuk mesin yang berselinder banyak
dimaksudkan agar terjadi keseimbangan beban yang dipikul poros engkol juga
merupakan dasar untuk menentukan susunan silinder dan bentuk poros engkol.
Contoh bentuk poros engkol untuk mesin Diesel 4 langkah 8 silinder yang
mempunyai beberapa bentuk poros engkol seperti gambar dibawah ini.
Bentuk poros engkol mesin Diesel 4 langkah 8 silinder.
Gambar PE 1
Gambar PE 2
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 33/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Terlihat pada gambar PE 1 dan PE 2 untuk mesin Diesel 4 langkah 8 silinder
susunan poros engkol yang berbeda, perbedaan ini turut menentukan perbedaan
Urutan Penyalaan bahan bakar (Firing Order) , tetapi Interval penyalaan bahan
bakar tetap sama.
Interval Pembakaran untuk mesin 4 langkah, dengan jumlah silinder lebih dari
satu,berarti semua silinder terjadi penyalaan bahan bakar secara bergantian pada
waktu poros engkol berputar 2 (dua) kali atau poros engkol berputar 720 O .
Interval Pembakaran (I.P) Mesin 4 Langkah :
Merupakan perbedaan derajat putaran poros engkol untuk melakukan proses
pembakaran pada masing-masin silinder.
Dengan mengetahui Interval Pembakaran yang terjadi pada suatu Mesin, kita
dapat dengan mudah mendapatkan proses kerja yang terjadi pada masing-masing
silinder ketika poros engkol berputar 2 (dua) kali, dengan menentukan lebih dahulu
posisii proses kerja pada salah satu silinder.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 34/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.12 Matrik F.O.
Matrik F.O menjelaskan posisi proses kerja yang terjadi di masing-masing silinder
pada 1 (satu) putaran poros engkol.
Proses tersebut dapat dilihat pada contoh Matrik F.O dibawah ini.
Matrik F.O. untuk Mesin Diesel 4 Langkah
Jumlah silinder : 8 silinder
F.O. => 1 – 4 – 6 – 2 – 8 – 5 – 3 – 7
Dengan mengambil contoh :
Torak nomor 1 bergerak dari TMA ke TMB melakukan
Langkah Isap pada putaran Poros Engkol dari 0 o s/d 180
o.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 35/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.13 Neraca Panas.
Pada motor bakar hasil pembakarannya dirubah menjadi gerak mekanik, proses
pembakaran tersebut tidak seluruhnya dapat dirubah menjadi kerja mekanik.
Sebagian panas yang dihasilkan dari proses pembakaran hilang terserap :
a. Air pendingin.
b. Terbuang ke udara luar (gas buang).
c. Mengatasi gaya gesekan.
Energi panas yang terbuang disebut Kerugian Panas.
Hasil Pembakaran dalam ruang bakar disebut Nilai Kalor Pembakaran.
Daya hasil proses pembakaran bahan bakar disebut Daya Indikator atau
(Kerja Indikator).
Kerja Indikator digunakan untuk menggerakkan seluruh bagian – bagian mesin,
tetapi bagian – bagian mesin yang bergerak saling bergesekan sehingga menimbulkan
kerugian yang mengurangi Kerja Indikator.
Kerugian akibat bagian – bagian mesin yang bergesekan
disebut Kerugian Mekanis.
Daya Efektif = Daya yang langsung digunakan dan terdapat pada roda gila.
Dari hasil uraian diatas, kerja dan kerugian yang terjadi merupakan bagian-bagian
dari “ Neraca Panas “ yang dibuat menjadi “ Diagram Neraca Panas “.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 36/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Maka :
DAYA INDIKATOR = NILAI KALORI BAHAN BAKAR – (KERUGIAN
PENDINGINAN + KRUGIAN
PEMBUANGAN).
DAYA EFEKTIF = KERJA INDIKATOR - KERUGIAN
MEKANIS.
NERACA KALOR PADA DAYA MAKSIMUM.
NERACA KALOR ( % )
Kerja Efektif 30 ~ 45
Kerugian Mekanis 11 ~ 4
Kerugian Pendingin 25 ~ 11
Kerugian Pembuangan 34 ~ 40
Jumlah Kalor 100 ~ 100
DIAGRAM NERACA KALOR PADA DAYA MAKSIMUM.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 37/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
I.14 Perpindahan Panas.
Perpindahan Panas yaitu perpindahan panas suatu benda atau fluida atau udara
yang mempunyai temperature yang lebih tinggi ke benda atau fluida atau udara yang
temperaturnya lebih rendah.
Bila dalam suatu sistem terdapat perbedaan suhu, atau bila suatu sistem yang
berbeda disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi.
Proses dengan nama transport energi itu berlangsung,
disebut Perpindahan Panas.
Perpindahan Panas juga dikatakan sebagai Perpindahan Kalor.
Apa yang ada dalam Perpindahan, yang disebut Panas, tidak dapat diukur atau
diamati langsung, tetapi pengaruhnya dapt diamati dan diukur.
Proses Perpindahan Panas harus memperhatikan mekanisme aliran panas dan
waktu yang diperlukan untuk pemindahan panas tersebut.
Pengenalan tentang proses Perpindahan Panas digunakan dalam merancang
bagian-bagian mesin untuk pengoperasian pada suhu tinggi, untuk mendapatkan
Batas Proporsional ( Proportional Limit ) atau Kuat-Lelah ( Flatique Strength )
suatu bahan atau material mesin.
Sifat-siat fisik seperti Konduktivitas Thermal atau viskositas berubah sesuai
dengan perubahan suhu, untuk menjamin pengoperasian suatu mesin pada
jangka waktu yang lama, maka harus diterapkan Faktor Keamanan ( Safety
Factor ) untuk mengatasi kemungkinan kerusakan bagian-bagian mesin lebih
cepat.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 38/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Proses Perpindahan Panas berlangsung dalam 3 (tiga ) cara :
a. Rambatan (Conduction).
b. Aliran (Convection).
c. Pancaran (Radiation).
A. Rambatan (Conduction).
Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi
ke daerah yang bersuhu lebih rendah dai dalam satu medium (padat, cair atau gas)
atau antara medium-medium berlainan yang bersinggungan secara langsung.
B. Aliran (Convection).
Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi
panas, penyimpangan energi dan gerakan mencampur.
Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara
permukaan benda padat dan cairan atau gas.
Cara perpindahan panas konveksi merupakan proses perpindahan panas yang
didukung olehi dua proses yaitu :
1. Proses Konduksi.
2. Proses Perpindahan Massa.
Konveksi diklasifikasikan 2 (dua) bagian berdasarkan pergerakkan aliran nya :
1. Konveksi Alamiah (bebas).
Gerakan pencampurannya berlangsung akibat perbedaan kerapatan yang
disebabkan oleh gradien suhu.
2. Konveksi Paksa.
Gerakan pencampurannya disebabkan oleh suatu alat dari luar, seperti pompa,
kipas.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 39/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
C. Pancaran (Radiation).
Radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah tetapi benda-benda itu terpisah di dalam satu ruang,
bahkan bisa terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut.
Perpindahan panas tersebut terjadinya adalah akibat gelombang elektromagnetis.
Perpindahan panas ini tidak diperlukan zat perantara.
Contoh :
Pancaran panas sinar matahari melewati ruang kosong dan diterima di bumi.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 40/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
II. BAGIAN – BAGIAN UTAMA MESIN DIESEL
1. Piston & Connecting Rod Assy.
2. Cylinder Liner & Engine Block.
3. Crank Shaft.
4. Cam Shaft.
5. Transmission Gear.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 41/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
CYLINDER HEAD
( KEPALA SILINDER )
JENIS KEPALA SILINDER.
KEPALA SILINDER TUNGGAL
A
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 42/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Fungsi Kepala Silinder:
1. Penutup Silinder.
2. Menempatkan Katup.
3. Menempatkan Rocker Arm.
4. Menempatkan Injector.
5. Menempatkan Valve Starting ( Katup Start ).
6. Tempat Saluran Udara Masuk & Gas Buang.
KEPALA SILINDER MAJEMUK
B
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 43/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KOMPONEN YANG TERDAPAT PADA KEPALA SILINDER
1. INJECTOR (PENGABUT ):
2. ROCKER ARM ( PELATUK ).
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Tekanan pengabutan.
2. Besar butir bahan bakar yang
dikabutkan.
3. Arah pengabutan.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan dengan katup.
2. Keausan lubang dengan poros.
3. Kelonggaran arah aksial.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 44/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3. INTAKE VALVE & EXHAUST VALVE ( KATUP MASUK & KATUP
BUANG ).
4. STARTING VALVE.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan dudukan katup dengan
katup.
2. Kekerasan pegas penekan katup.
3. Keausan bidang kontak.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan Rocker Arm dengan katup.
2. Keausan lubang dengan poros.
3. Kelonggaran arah aksial.
4. Bidang Kontak Katup.
5. Kelonggaran Bushing.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 45/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PISTON & CONNECTING ROD
( TORAK & BATANG TORAK )
PISTON ASSY
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 46/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TORAK & RING.
Fungsi :
1. Merapatkan Ruang Bakar.
2. Menerima Tekanan Pembakaran.
3. Menyerap Panas Hasil Pembakaran.
4. Meneruskan tekanan hasil pembakaran.
5. Meneruskan panas pembakaran ke liner.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan torak dengan liner.
2. Elastisitas ring.
3. Penempatan & kelonggaran Gap.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 47/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BATANG TORAK
Fungsi :
1. Meneruskan tekanan torak ke poros engkol..
2. Meneruskan putaran poros engkol ke torak.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
13. Ketirusan batang torak.
14. Kelonggaran pena torak.
15. Kelonggaran poros dengan
bantalan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 48/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
CYLINDER LINER & ENGINE BLOCK
( SILINDER & RANGKA MESIN )
CYLINDER LINER.
Fungsi :
1. Tempat pergerakkan torak.
2. Menampung udara bersih dan gas buang.
3. Menyerap panas hasil pembakaran.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
10. Kelonggaran dengan torak.
11. Permukaan bagian dalam liner.
12. Korosi akibat air pendingin.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 49/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ENGINE BLOCK.
Fungsi :
1. Tempat kedudukan liner& poros engkol.
2. Tempat komponen disatukan.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Keretakan pada lubang kedudukan
liner.
2. Korosi pada saluran pendingin liner.
3. Perubahan bentuk akibat panas
tinggi.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 50/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
CRANK SHAFT
( POROS ENGKOL )
Fungsi :
1. Merubah gerak lurus menjadi gerak bolak-balik atau sebaliknya.
2. Tempat bertumpunya poros engkol.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
7. Kelurusan poros engkol.
8. Kehalusan permukaan poros .
9. Diameter poros.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 51/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
CAM SHAFT
( POROS BUBUNGAN )
Fungsi :
1. Merubah gerak putar menjadi gerak lurus.
2. Mengatur buka & tutup katup.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
4. Tinggi puncak bubungan.
5. Kehalusan permukaan poros .
6. Tinggi puncak merata.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 52/54
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TRANSMISION GEAR
( RODA GIGI PENGATUR )
Fungsi :
1. Mengatur saat membuka & menutup katup.
2. Mengatur waktu pengabutan bahan bakar.
3. Mengatur langkah torak.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Keausan gigi-gigi penerus.
2. Kehalusan permukaan gigi-gigi .
3. Perubahan waktu / timing.