penanaman sikap toleransi siswa melalui kegiatan …

13
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar e-ISSN: (2723-7354) Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan.. Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan di Madrasah Tsanawiah Hidayatullah Karangbaru Kebunsari Ampenan S A H W A N [email protected] Universitas Islam Al-Azhar Mataram, Indonesia Abstrak Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses Penanaman Sikap Toleransi Siswa yang dilakaukan oleh para dewan guru dan mengetahui hambatan dan kemudahan dalam penanaman sikap toleransi melalui Kegiatan keagamaan di Madrasah tsanawiah (MTs) Hidayatullah Karangbaru Kebunsari Ampeanan. Dalam tulisan ini peneliti menggunakan Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, paedagogik, historis, dan psikologis. Topik penelitian kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, pembimbing ekstrakurikuler, tenaga pendidik yang lain, dan peserta didik. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik, wawancara, dan observasi dan dokumentasi . Teknik penyelesaian dan pemaparan data yang digunakan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Dalam penyelesaian dan pemaparan data, peneliti menggunakan analisis kualitatif dengan langkah-langkah mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan menyimpulkan hasil akhir. Nilai Toleransi merupakan suatu perlakuan yang kita laksanakan dengan baik tentang tolong menolong, saling menghargai, saling mengerti dan yang lainnya, sikap toleransi bisa ditanamkan melalui kegiatan keagamaan. Kegiatan kegamaan merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh madrasah untuk meningkatkan minat bakat dan keterapilan peserta didik di bidang keagamaan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Penanaman sikap toleransi siswa disini bisa di lakukan melalui kegiatan belajar mengajar terlebih lagi kegiatan keagamaan dan ekstrakurikuler yang dimana lebih menjadi penanaman sikap toleransi yang baik bagi siswa. Simpulan menggambarkan usaha yang telah dilakukan para dewan guru dalam penanamana nilai-nilai toleransi di Lingkungan Madrasah Tsanawiah (MTS) Hidayatullah Karangbaru Kebunsari Ampeanan dilakukan dengan baik dan efektif dengan diterapkannya dalam kegiatan keseharian seperti pembiasaan saling menghormati, menghargai dan saling tolong menolong baik dalam ucapan kepada guru, sesama teman dan warga yang lain disitulah tempat penanaman sikap toleransi peserta didik melalui tauladan yang diperlihatkan para dewan guru kepada para peserta didik. Kata kunci: Penanaman, Toleransi, kegiatan keagamaan

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

1

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan di Madrasah

Tsanawiah Hidayatullah Karangbaru Kebunsari Ampenan

S A H W A N

[email protected]

Universitas Islam Al-Azhar Mataram, Indonesia

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses Penanaman Sikap Toleransi

Siswa yang dilakaukan oleh para dewan guru dan mengetahui hambatan dan kemudahan

dalam penanaman sikap toleransi melalui Kegiatan keagamaan di Madrasah tsanawiah (MTs)

Hidayatullah Karangbaru Kebunsari Ampeanan.

Dalam tulisan ini peneliti menggunakan Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan

menggunakan pendekatan fenomenologi, paedagogik, historis, dan psikologis. Topik penelitian

kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, pembimbing ekstrakurikuler, tenaga pendidik yang

lain, dan peserta didik.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik, wawancara,

dan observasi dan dokumentas i . Teknik penyelesaian dan pemaparan data yang digunakan,

yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Dalam penyelesaian dan pemaparan data, peneliti menggunakan analisis kualitatif

dengan langkah-langkah mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan

menyimpulkan hasil akhir.

Nilai Toleransi merupakan suatu perlakuan yang kita laksanakan dengan baik tentang

tolong menolong, saling menghargai, saling mengerti dan yang lainnya, sikap toleransi bisa

ditanamkan melalui kegiatan keagamaan. Kegiatan kegamaan merupakan suatu kegiatan yang

diadakan oleh madrasah untuk meningkatkan minat bakat dan keterapilan peserta didik di bidang

keagamaan.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Penanaman sikap toleransi siswa disini bisa di lakukan melalui kegiatan belajar mengajar terlebih lagi kegiatan keagamaan dan

ekstrakurikuler yang dimana lebih menjadi penanaman sikap toleransi yang baik bagi siswa.

Simpulan menggambarkan usaha yang telah dilakukan para dewan guru dalam penanamana

nilai-nilai toleransi di Lingkungan Madrasah Tsanawiah (MTS) Hidayatullah Karangbaru

Kebunsari Ampeanan dilakukan dengan baik dan efektif dengan diterapkannya dalam kegiatan

keseharian seperti pembiasaan saling menghormati, menghargai dan saling tolong menolong baik

dalam ucapan kepada guru, sesama teman dan warga yang lain disitulah tempat penanaman

sikap toleransi peserta didik melalui tauladan yang diperlihatkan para dewan guru kepada para

peserta didik.

Kata kunci: Penanaman, Toleransi, kegiatan keagamaan

Page 2: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

2

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Abstract

The purpose of this study was to find out the process of instilling student tolerance attitudes carried

out by the teacher council and to find out the obstacles and conveniences in inculcating tolerance

attitudes through religious activities at Hidayatullah Tsanawiah Madrasah (MTs) Kebunsari

Ampeanan.

In this paper, the researcher uses descriptive qualitative research using phenomenological,

pedagogic, historical, and psychological approaches. The research topics are principals, Islamic

religious education teachers, extracurricular supervisors, other educators, and students.

To get the data in this study the authors use techniques, interviews, and observation and

documentation. Data completion and presentation techniques used, namely data reduction, data

presentation, and data verification.

In completing and presenting data, researchers used qualitative analysis with steps to

collect data, reduce data, present data and conclude final results.

The value of tolerance is a treatment that we carry out well about helping, respecting, understanding

each other and others, tolerance can be instilled through religious activities. Religious activity is an

activity held by madrasas to increase students' interest in talents and skills in the religious field.

The results of the study can be concluded that, inculcating an attitude of tolerance in

students here can be done through teaching and learning activities, especially rel igious and

extracurricular activities which are more inculcating a good tolerance attitude for students.

The conclusions describe the efforts that have been made by the teacher councils in instilling the

values of tolerance in the Hidayatullah Karangbaru Islamic School, Kebunsari Ampeanan, which

are carried out well and effectively by implementing them in daily activities such as the habit of

respecting, appreciating and helping each other both in greeting teachers, fellow friends and other

residents that is where the tolerance of students is planted through the examples shown by the

teacher council to students.

Keywords: Planting, Tolerance, religious activities

Page 3: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

3

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Penduhuluan

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang

beranekaragam. Keragamnnya terletak pada

keyakinan dan agama, budaya ras dan suku.

Di samping

keragaman agama yang ada di

Indonesia seperti agama Islam, Katholik,

Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan

Konghucu begitu juga dengan aliran-aliran

kepercayaan yang bersumber dari ajaran

agama, tetapi bersumber pada keyakinan

yang tumbuh di kalangan masyarakat sendiri,

yaitu kepercayaan oleh pemerintah

digolongkan kepada kepercayaan yang

merupakan bagian dari kebudayaan.1

heterogenitas agama tersebut pada

satu sisi menjadi kekayaan budaya dan

memberikan kemaslahatan bagi bangsa

Indonesia karena dapat dijadikan sebagai

sumber kreativitas dan inspirasi yang sangat

kaya bagi proses demokrasi di Negara ini.

Akan tetapi, tidak dapat ditutupi oleh

siapapun bahwa keragaman masyarakat

dalam hal agama, budaya, ras dan suku

tersebut merupakan kerawanan sosial apabila

pembinaan kehidupan beragama tidak tertata

dengan baik.

Pada zaman yang seperti inilah

keminiman sikap toleransi makin terkikis

setiap saatnya dan di samping itu berbagai

metode baru bermunculan dalam penerapan

toleransi salah satunya dengan pendidikan

agama islam yang menerapkan metode

multikultural dapat dijadikan sebagai bahan

perantara pada siswa untuk belajar

1. Ahmad, S. (2012). Piagam Madinah dan Undang-

Undang Dasar NKRI 1945. Jakarta: Sinar Grafika.

mepraktikkan sikap toleransi dengan tanpa

disadari sekalipun.

Pendidikan multikultural merupakan

salah suatu metode pembelajaran yang sangat

penting untuk diterapkan. Mata pelajaran

yang dapat dijadikan wahana

mengembangkan jiwa multikultural salah

satunya melalui pendidikan agama Islam.

Islam bernuansa multikultural dapat

diposisikan bagian dari upaya secara

komprehensif dan sistematis untuk mencegah

dan menanggulangi konflik etnis, agama,

radikalisme agama, separatisme, dan integrasi

bangsa.2 Menanggapi hal tersebut, diperlukan

langkah preventif yang bersifat jangka

panjang, yakni melalui jalur pendidikan.

Pendidikan agama Islam sebagai salah satu

sarana penting peradaban umat, perlu

dimaksimalakan melalui ikhtiar pemanfaatan

konsep-konsep dan teori-teori sosial, terutama

konsep dan teori multikulturalisme. Salah

satu hal penting dari akibat tata kehidupan

multikultural yang ditandai keberagaman

etnis, budaya, dan agama tersebut, adalah

membangun rasa keterbukaan dalam bergaul

dan bersosialisasi. Sebenarnya kita semua

adalah sebagai seorang saudara dan sahabat,

bahkan Islam melalui Al-Qur’an dan

hadisnya juga langsung mengajarkan sikap-

sikap toleran. Selaras dengan QS. Yunus 10:

99 dan Abaqarah 2:256 sebagai berikut.

رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كلُُّهمُْ جَمِيعاً أفََأَنتَ تكُْرِهُ وَلَىْ شَاء

يَكُىنىُاْ مُؤْمِنِينَ النَّاسَ حَتَّى

2 . Abdullah. (2011). Pendidikan Islam

Multikultural di Pesanteren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 4: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

4

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Artinya “Dan jikalau Tuhanmu

menghendaki, tentulah beriman semua

orang yang di muka bumi seluruhnya.

Maka apakah kamu (hendak) memaksa

manusia supaya mereka menjadi

orang-orang yang beriman semuanya

شْدُ مِنَ الْغَيِّ ينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّ لا إِكْرَاهَ فِي الدِّ

Tidak ada paksaan untuk memasuki

agama Islam; sesungguhnya telah jelas

jalan yang benar daripada jalan yang

sesat.3

Ayat tersebut telah mengisyaratkan

bahwa manusia diberi kebebasan dalam

kepercayaan demikianlah prinsip dasar Al-

Qur’an yang berkaitan dengan masalah

pluralitas dan toleransi. Dalam Islam bahwa

untuk membuat penyesuaian adalah

penerimaan terhadap bagian-bagian yang

secara alamiah berbeda. Menurut Ansori

salah satu tugas pendidikan agama Islam

adalah membuat belajar mengajar di kelas

yang berorientasi kepada menghargai dan

menghormati segala semua perbedaan yang

ada. Pendidikan agama Islam harus

mempunyai peran yang mumpuni untuk

menciptakan metode pembelajaran yang

menjadikan dasar budaya siswa yang

beraneka ragam digunakan sebagai usaha

untuk meningkatkan pembelajaran siswa di

kelas dan lingkungan sekolah.4 Terungkap

bahwa pendidikan agama Islam pada proses

belajar mengajar, tidak lepas dari pandangan

yang kurang baik karena pendidikan agama

Islam lebih banyak berorientasi secara

praktisi. Artinya, banyak anak-anak yang

3 Kementerian Agama RI. (2013). Al-Qur’an

dan Terjemahan. Bandung: Darus Sunnah. 4 Anshori. (2010). Transformasi

Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung Persada Press.

mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran

pendidikan agama Islam, namun dalam

aplikasi pergaulan yang kadang tidak sesuai

dengan tuntunan agama yang telah ia pelajari,

cenderung menyimpang. Metode pendidikan

agama yang berkembang di sekolah kurang

sistematis dan kurang terpadu5.

Sebagai pendidik sebaiknya

menerapkan pembelajaran terpadu yang

memberikan pemahaman dalam keberagaman

yang moderat di sekolah, sehingga tercipta

suasana yang damai dalam persaudaraan. Dunia

pendidikan khususnya di sekolah, pendidik

dan siswa perlu belajar tentang berinteraksi

dan memahami orang lain yang secara

unipersal sehingga dapat mengenal dari

berbagai etnik, budaya, agama dan perbedaan

secara baik dan benar. Bukan sekedar

mengajarkan kesadaran terhadap kebudayaan

dan agama saja, namun perlu diajarkan saling

menghargai dalam semua perbedaan yang ada

sehingga semua kelompok dapat hidup

berdampingan secara aman, damai dalam

perbedaan dan keragaman.

Menurut Ramayulis sistem

pembelajaran toleransi di sekolah dapat

dilakukan dengan berbagai metode

pendekatan, strategi, teknik, dan media yang

ada. Menjadikan siswa tidak hanya

mengetahui dan melakukannya saja, tetapi

juga menjadikan hal yang diketahui dan

dilakukan tersebut menyatu dalam dirinya

yang selalu dipraktekan dalam sosial

kehidupan sehari-hari.6 Sementara itu,

5 Sutrisno. (2011). Pembaharuan dan

Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Fadila tama.

6 Ramayulis. (2015). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Page 5: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

5

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

mengemukakan bahwa pendidikan agama

Islam bukan semata membina knowledge

kemampuan pada siswa, mendidik siswa

untuk menjadi warga negara yang religius

sekaligus inklusif dan bersikap pluralis.

Dengan demikian, orientasi pembelajaran

adalah pembinaan sikap dan perilaku hidup

siswa yang tidak hanya akan tercapai dengan

desain kurikulum yang komprehensif, metode

pendekatan dan teknik pembelajaran yang

sesuai untuk membentuk sikap yang ideal

tersebut, sehingga semua kemampuan baik

kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat

dicapai dalam berbagai strategi yang

melibatkan siswa dalam pembelajaran.7 Itulah

sebenarnya dari salah satu gagasan besar

dalam reformasi pendidikan agama Islam di

negara yang kita cintai dan memiliki ini,

itulah keinginan untuk mengembangkan

proses pembelajaran dengan prinsip baru.

Terdapat berbagai hasil riset dalam

membangun karakter toleran siswa pada

pembelajaran agama Islam. Pembelajaran

pendidikan agama Islam berlandaskan

multikultural sangat penting di lakukan di

sekolah sehingga sekolah menjadi wahana

untuk membangun karakter toleransi siswa

agar mampu bersikap demokratis, humanis

dan pluralis.8 Pendidikan karakter untuk dapat

tumbuh dengan baik jika dimulai dari jiwa

keberagamaan pada anak. Oleh karena itu,

materi pendidikan agama Islam di sekolah

menjadi salah satu penunjang pendidikan

7 . Abidin, Z., & Habibah, N. (2009). Pendidikan

Islam dalam Perspektif Multikulturalism. Jakarta: Balai Litbang.

8 . Erlan, M. (2017). Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural di Sekolah. Pendidikan Isalam, 2(1).

karakter.9 Melalui pembelajaran pendidikan

agama Islam, siswa diajarkan tentang saling

menghormati, menghargai sebagai dasar

keagamaannya, Al-Quran dan hadist sebagai

tuntunan hidup dan syariat sebagai rambu-

rambu hukum dalam bermuamalah dan

beribadah kepada Allah SWT yang di

contohkan Rasulullah SAW sebagai ketetapan

dan keteladan dalam kehidupan dan diajarkan

akhlak sebagai pedoman perilaku manusia

apakah dalam kategori baik ataupun buruk

Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam

keadaan fitrah dan masing-masing memiliki

potensi untuk menjadi manusia yang religius

dan berkarakter mulia. Untuk itu perlu ada

pembinaan yang kontinyu untuk

terbentuknya karakter yang religius. Manusia

yang agamais sangat dibutuhkan oleh bangsa

ini untuk mewujudkan kehidupan yang

nyaman, aman, damai dan sejahtera. Karena

maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi

oleh karakter dan religiusnya manusia itu

sendiri.

Madrasah tsanawiah (MTS) Hidayatullah

Karangbaru Kebunsari Ampeanan adalah

salah satu lembaga pendidikan yang

menjadikan sikap toleransi antar sesama

sebagai program unggulan, penerapan metode

pengajaran berbasis toleransi dalam

pembelajaran juga mendapatkan perhatian

khusus dari pengelola dan penanggung

jawab kegiatan ekstrakurikuler tersebut di

Madrasah tsanawiah (MTS) Hidayatullah

Karangbaru Kebunsari Ampeanan.

9 Nur, A. (2013). Pembentukan Karakter Melalui

Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Islam, 13(1).

Page 6: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

6

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Upaya penerapan metode

pembelajaran berbasis toleransi yang

menyenangkan, sangat dibutuhkan, apalagi

peserta didik yang diajarkan adalah peserta

didik yang mempunyai latar belakang

keluarga, suku, etnis yang beragam tentunya

mempunyai karakter yang bermacam-macam

juga. Hal ini harus menjadi perhatian khusus

bagi guru agama dan pembimbing dibidang

ekstrakurikuler dalam proses penanaman sikap

toleransi dalam pembelajaran.

Penerapan metode pembelajaran yang

menyenangkan juga merupakan bagian dari

sistem pendidikan nasional yang telah diatur

oleh pemerintah Indonesia, hal ini dapat kita

fahami dari Undang-Undang No. 20 tahun

2003 tentang Sisdiknas dan peraturan

Pemerintah No. 19 tentang standart

pendidikan nasional.

Undang-Undang No. 20 pasal 40 ayat 2

berbunyi “guru dan tenaga kependidikan

berkewajiban menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis dan dialogis”, dan Peraturan

Pemerintah No. 19 pasal 19 ayat 1

berbunyi:”proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,

memberikan ruang gerak yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik,

serta fsikologi siswa.

Salah satu metode penanaman sikap

toleransi yang menyenangkan dan bisa

memperbaiki akhlak menjadi al-karimah

peserta didik,

Dalam observasi, peneliti melihat

pelaksanaan pembelajaran yang dimulai

dengan breifing wali kelas yang bertujuan

untuk membangun komunikasi positif dengan

peserta didik, dalam mengecek kemudahan

dan kendala yang dialami para dewan guru

dalam menerapkan pembelajaran yang

berbasis toleransi, dalam membangun nilai-

nilai religius peserta didik. Selain itu upaya

peningkatan kualitas pengamalan ini juga

dapat peneliti lihat dari jam pelajaran yang

disediakan sekolah sangat panjang yaitu

08:00-04.00

Dari uraian singkat di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Penanaman Sikap Toleransi Siswa

Melalui Kegiatan keagamaan di

Madrasah Tsanawiah Hidayatullah

karangbaru kebunsari Ampenan”.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research) guna

mempelajari secara intensif tentang

interaksi lingkungan, posisi, serta

keadaan lapangan suatu unit penelitian.10

Adapun pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kualitatif-

deskriptif ditujukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun

rekayasa manusia.11

10 Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif:

Konsep, Prinsip dan Operasionalnya, Cet. Ke-1, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2018),h,90.

11 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 60.

Page 7: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

7

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Sumber primer (langsung) dalam

penelitian ini adalah kepala sekolah,

waka kurikulum, waka kesiswaan, guru

pendidikan agama Islam, guru

pembimbing ekstrakulrikuler dan

beberapa anggotanya sebagai subjek atau

informan penelitian yang ada di

lingkungan Madrasah tsanawiah MTs

Hidayatullah Karangbaru Kebunsari

Ampeanan. Sedangkan sumber sekunder

(tidak langsung) merupakan sumber yang

didapatkan dari sumber yang ada di

lingkungan Madrasah tsanawiah MTs

Hidayatullah Karangbaru Kebunsari

Ampeanan, serta sumber-sumber lainnya

yang relevan dengan penelitian ini,

hanya dijadikan sebagai sumber

tambahan dan tidak dijadikan sebagai

sumber utama.

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi. Jenis

observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi terstruktur.

Selanjutnya, untuk menganalisa data

dalam penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif. Analisis deskriptif

bertujuan untuk mengembangkan setiap

ide, gagasan, dengan menginterpretasikan

data sesuai kontekstualisasinya12 yang

berkaitan dengan peran Madrasah

tsanawiah MTs Hidayatullah Karangbaru

Kebunsari Ampeanan, dalam

mengiplementasikan nilai-nilai toleransi

dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Kemudian untuk menguji keabsahan data

12 Hasbi Indra, “Pendidikan Madrasah

Dalam Membangun Akhlak Generasi Bangsa.” Journal for Islamic Studies al-Afkar, 3 no. 1 (2020): 90.

yang peneliti peroleh dari penelitian,

peneliti menggunakan triangulasi data.

Triangulasi data diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada.13 Triangulasi pada dasarnya

adalah cek dan ricek. Data yang telah

didapat dicek dan ricek dengan sumber-

sumber lain sebagai pembanding.14 Pembahasan

Toleransi merupakan suatu perilaku

yang kita laksanakan dengan baik tentang

tolong menolong, saling menghargai, saling

mengerti dan masih banyak lagi, dan sikap

toleransi bisa ditanamkan melalui

pembelajaran agama dan kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler

merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh

madrasah untuk meningkatkan minat bakat

dan keterapilan peserta didik. Toleransi adalah

sikap saling menghargai anter sesama dalam

bentuk tolong menolong, saling

menghormati dan saling menasehati,

menghargai dan yang lainnya, sikap toleransi

itu tergantung mereka masing-masing untuk

menjalankan sikap toleransi itu sehingga

terjalin sebuah hubungan yang harmonis antar

sesama.15

13 Hardani dkk., Metode Penelitian Kualitatif &

Kuantitatif, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group,2020), 154

14 Nusa Putra & Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, Cet. Ke-1, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 45.

15 . Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 244

Page 8: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

8

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Berdasarkan hasil interview bersama

Bapak Khalid, M.Pd.I. selaku kepala

sekolah,

“Toleransi adalah suatu sikap saling

menghargai dengan saling pengertian saling

menerima keputusan yang ada antara satu

dengan yang lain, begitu juga tentang pola

pikir yang berbeda dengan cara yang baik

karena gagasan, persepsi atau pandangan

orang satu dengan yang lain itu pasti berbeda

maka dari perbedaan itulah akan muncul

saling menghargai atau toleransi antar

mereka”.16

Hal serupa juga dipaparkan oleh

Muhammad Habibi, S.pd. selaku

pembimbing kegiatan ekstrakurikuler

berikut:

“Toleransi ialah suatu sikap manusia untuk

saling menghargai dan saling menerima baik

kelebihan maupun kekurangan begitujuga

dengan pemahaman dan keyakinan. dalam

keadaan apapun kita tetap manusia yang

hakikatnya saling membutuhkan pula

meskipun kita merasa hebat, tanpa uluran

tangan orang lain kehebatan itu tidak pernah

kita capai itu artinya kita selalu membutuhkan

orang lain untuk menyeimbangkan diantara

kita, seumpama kita hebat dalam satu urusan

tapi kita butuh urusan yang lain sehingga

harus mita batuan kepada yang ahli dalam

urusan yang kita butuhkan seperti itulah

gambaran saling membutuhkan orang lain

selanjutnya, jadi kita seharusnya selalu sadar

bahwa kita hanyalah manusia yang memang

diciptakan Tuhan dalam keadaan yang lemah

yang membutuhkan oarng lain meski tanpa

sadar sekalipun”.

16 . Khalid, M.Pdi, wawancara, (Ampenan, 12

Maret 2021).

Lanjutnya:

“Untuk menyikapi hal tersebut yakni

kita sebagai sesama ciptaan Allah SWT dan

sama- sama diciptakan oleh Nya, tidak ada

masalah dalam bertemen dan bertoleransi

dengan yang berbeda Agama maupun se

Agama.17

Hal serupa juga dipaparkan oleh Alfian selaku siswa kelas VII MTs dari bima donggo

sebagai berikut:

“Menurut persepsi saya toleransi itu adalah

kita mampu bergaul dengan warga sekolah

maupun dengan masyarakat dalam semua

keberagaman dan keadaan, dan mentaati

semua peraturan yang sudah disepakati

bersama yang nantinya kita sendiri mampu

saling tolong-menolong, mampu

mengingatkan satu dengan yang lain, sehingga

bisa saling menghargai dan memahami antara

satu dengan yang lainnya baik dengan

seangkatan kita dan menghormati yang lebih

dewasa dan menyayangi yang lebik kecil dari

kita baik dalam beucap dan berkelakuan

sehingga terjadi toleransi yang sempurna baik

dalam bergaul sesama temen maupun dengan

masyarakat salah satu contoh dari teman satu

kelas saya yang tempat asalnya ada yang dari

kalimatan, lombok timur, sumbawa, dompu,

bima dan yang lainnya, kita tetap saling

hormati dan hargai sekalipun kita berasal dari

berbagai ras dan suku kita saling kenal dan

bertemen sehinggga terjadi toleransi

sebgaimana yang di programkan sekolah

yaitu belajar berbasis toleransi. setelah lulus

dipastikan kita mempunyai tujuan yang

berbeda meskipun pertemanan ”

17 Muhammad Habibi, S.Pd, wawancara,

(Ampenan, 15 Maret 2021).

Page 9: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

9

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

perbincangan kita tentang masing-masing

agama jikalau seumpama dia berbicara tentang

agama

atau ibadah mereka kita dengarkan saja dengan baik layaknya teman biasa”.18

Hal serupa juga dipaparkan oleh

Abdulloh Ahmad Badawi selaku Siswa VII dari

lombok timur berikut:

“Toleransi ialah suatu sikap manusia untuk

saling menghargai dan saling menerima baik

kelebihan maupun kekurangan orang lain.

Saya paham dalam keadaan apapun kita tetap

manusia yang hakikatnya membutuhkan orang

lain pula meskipun kita merasa hebat

sekalipun tanpa uluran tangan orang lain

padahal kita lupa kita selalu membutuhkan

orang lain untuk menyeimbangkan komunitas

diantara kita semua semisal saya ingin makan

tahu tapi dalam keadaan seperti ini saya

sangat hebat dalam membuat tahu yang

menjadikan saya lupa bahwa saya tetap

membutuhkan minyak sayur untuk

menggoreng, saya tetap butuh alat penggoreng

dan lain sebagainya dan tanpa sadar saya

mengesampingkan pikiran bahwa saya tidak

bisa makan tanpa minyak sayur yang saya beli

dari toko sebelah, jadi kita seharusnya selalu

sadar bahwa kita hanyalah manusia yang

memang diciptakan Tuhan untuk membantu

orang lain meski tanpa sadar sekalipun”.

Lanjutnya:

“Untuk menyikapi hal tersebut yakni

kita sebagai sesama mahluk Allah SWT dan

sama- sama diciptakan oleh Nya, tidak ada

masalah dalam berteman dengan yang berbeda

Agama maupun seagama. Saya ambil contoh

dari teman satu kelas saya yang tempat

asalnya dari sumba, kita sudah terdaftar

18. Alfian, wawancara, (Ampenan, 16 Maret 2021).

sebagai siswa MTs. Hidayatullah karang baru

kebunsari ampenan, kita sudah berteman

hampir dua tahun dan nanti pada tahun

ketiga kita akan masuk kelas VII setelah

lulus dipastikan kita mempunyai tujuan yang

berbeda meskipun pertemanan kita bisa

dibilang kental dalam keadaan itulah saya

maupun teman kalimatan saya tidak boleh

memberatkan keinginan kita kepada teman

kita untuk selalu bersama karena kita

mempunyai tujuan berbeda toh hubungan

pertemanan kita tidak akan putus hanya

karena jarak dan kita bisa saling berkunjung

nantinya jikalau kita sudah sukses”.19

Selanjutnya makna toleransi yang di

paparkan oleh Khoirun Nisa selaku Siswa IX

dari mataram dan masih dengan pertanyaan

yang sama yakni seputar makna toleransi

demikian paparannya:

“Suatu sikap untuk saling menghargai,

menghormati baik dari segi suku, ras, agama

dan lain sebagainya. Untuk saling menghargai

harus meniadakan yang namanya diskriminasi

jadi adanya toleransi yang lahir dalam

lingkungan menunjukkan rasa sosial yang erat

dalam lingkungan tersebut tapi semua itu tetap

dibutuhkan yang namanya proses dan setiap

proses akan berbeda pelaksanaanya jadi kita

harus membuang jauh yang namanya

diskriminasi, pembulian, pelecehan dan lain

sebagainya dalam bentuk sekecil apapun

untuk membangun lingkungan yang indah

untuk kesejahteraan kedepannya”.

Lanjutnya:

“Yang pertama harus kita lakukan

adalah menjunjung tinggi rasa toleransi karena

19 Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara,

(Ampenan, 22 Maret 2021).

Page 10: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

10

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

kalau bukan dengan adanya toleransi kita

tidak bisa diterima dalam lingkungan tersebut

jikalau kita tidak bisa menghormati orang

lain maka kita mempunyai resiko orang lain

pun tidak akan bisa

menghormati kita dari segi apapun maka dari

itu kita harus sadar kembali bahwa kita hidup

di lingkungan sosial maka kita harus

melaksanakan had-had yang sudah ada karena

dalam lingkungan masyarakat yang luas

menumbuhkan ketabiatan atau watak yang

berbeda antar individunya dan banyak ciri

khas yang berbeda maka dari itu kita harus

pandai bergaul dalam situasi apapun tanpa

menyalahi aturan yang sudah ada karena

masyarakat yang luas kita bisa

melengkapi ketidak cocokan yang ada”.20

Selanjutnya mengenai upaya

penanaman sikap toleransi di MTs

Hidayatullah karang baru Ampenan yang

disampaikan Bapak Khalid, M.Pd.I selaku

Kepala Sekolah, sebagai berikut:

“Penanaman sikap toleransi terhadap

siswa di MTs Hidayatullah karang baru

Ampenan, pastinya menggunakan cara yag

baik dan mudah di pahami siswa agar

perkembangan dalam pengaplikasiannya juga

lebih mudah, bisa mulai dari guru

mencontohkan dalam kelas ataupun luar kelas

baik dari segi ucapan maupun tindakan,

karena kami selaku guru di Madrasah akan

melaukan yang terbaik untuk masa depa

pesrta didik kami dan masih banyak lagi cara

yang lain”.

Selanjutnya, mengenai penanaman

sikap toleransi siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler di MTs Hidayatullah karang

20 Khoirun Nisa, wawancara, (Ampenan, 24 Maret

2021).

baru Ampenan yang dipaparkan oleh Bapak

Kholid, M.Pd.I. selaku Kepala Sekolah

sebagai berikut:

“Peluang ini sangat bisa, bahkan itu salah satu

jalan yang baik untuk penanaman sikap

toleransi yang dimana kegiatan ekstrakurikuler

itu dalam garis besarnya menuntut untuk

hidup berkelompok atau berkeluarga seperti

contoh: kegiatan pidato, hadroh, olahragabela

diri dan lain sebagainya.21

Selanjutnya dari Bapak Zainudin,

M.Pd. wakil kepala sekolah bagian kurikulum,

yang memaparkan tentang makna

ekstrakurikuler begini penjelasanya:

“Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang sudah direncanakan dengan sedemikian rupa

oleh guru-guru yang bersangkutan dalam

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan

dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar

formal atau normal yang bertujuan untuk

membuat para peserta didik mau untuk ikut

serta dalam kegiatan dan menunjukkan skill

yang sudah lama terpendam dalam diri

masing-masing dan semua guru akan merasa

bahagia tentang penambahan wawasan dari

siswa-siswi mereka bahkan mungkin manfaat

dari kegiatan ekstrakurikuler yang pernah

mereka ikuti menjadikan mereka orang yang

sukses nantinya”.

Selanjutnya: “Dan sangat bisa untuk

jalannya pengembangan sikap toleransi

melalui kegiatan ekstrakurikuler, karena dalam

program kegiatan tidak semua siswa itu

diwajibkan engikuti kegiatan ekstrakurikuler

dari mereka membiarkan atau membolehkan

teman-teman yang lainya

untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

dalam masa pengembangan diri mereka

21 Khalid, M.Pd.I., wawancara, (Ampenan, 25 Maret

2021)

Page 11: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

11

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

masing- masing dan dari mereka tidak

menuntut untuk yag di idekan teman-teman

dan disitulah sikap toleransi siswa itu sangat

kentara”.

Selanjutnya:

“Karena memang toleransi dengan

ekstrakurikuler itu sangat berkaitan karena

toleransi itu memberikan kebebasan seseorag

untuk bisa berkreasi untuk mengembangkan

bakat dan minat di bidang ekstrakurikuler.

Dan kegiatan ekstrakurikuler itu penunjang

untuk mengembangkan sikap toleransi karena

di program kegiatan itu tidak semua siswa

wajib mengikuti kegita ekstrakurikuler dan

disitulah letak para peserta didik bertoleransi

kebebasan untuk mengikuti kegiatan dan

tidak mengikuti kegiatan dan dari

kegiatan ekstrakurikulerlah yang biasa

mengembagkan potensi mereka”.22

Selanjutnya dari Bapak Ismuji

Ibnukastiran, S.Pd.I. selaku Guru PAI yang

memaparkan tentang makna ekstrakurikuler

begini penjelasanya:

“Kegiatan yang dilakukan diluar jam akademik yang berhubungan dengan peningkatan

keterampilan siswa. Jadi kita para guru selain

ingin para siswa pintar dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM) kita juga menginginkan

mereka lihai dalam kemampuan yang dilluar

jam mata pelajaran yang dari posisi mereka

bersemangat untuk lebih baik lagi dalam

keterampilan kami sebagai guru juga

mendukung keinginan untuk

berkembangnya keterampilan pada tiap-tiap

siswa dan kami sebagai guru juga tidak pernah

22

Zainudin, M.Pd wawancara, (Ampenan, 26 Maret 2021).

putus doa akan kemakmuran mereka kelak

yang sudah ditanam melalui jerih payahnya

dengan cara mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di Madrasah ”.

Lanjutnya:

“Dan sudah jelas bisa dalam

penanaman sikap toleransi itu melalui

kegiatan ekstrakurikuler karena setiap

kegiatan itu memerlukan kebersamaan dalam

pencapaian pelaksanaan tidak bisa suatu

kegiatan itu hanya dicapai oleh satu orang saja

melainkan harus banyak yang membatu dalam

keberhasilan suatu kegiatan tersebut”.23

Selanjutnya paparan yang sama dari fathul ziz

kelas VIII:

“Suatu kegiatan yang mampu meningkatkan minat dan bakat siswa dalam

keterampilan, sebenarnya saya bersyukur

bisa bersekolah di Madrasah yang begitu

banyak mempunyai kegiatan ekstrakurikuler

didalam sehingga saya bisa belajar banyak

tentang keterampilan-keterampilan yang perlu

dikembangkan tapi sangat disayangkan saya

kurang begitu sering untuk melaksanakan

kegiatan ekstrakurikuler yang sudah saya

lakukan biasanya”24.

Selanjutnya paparan yang sama dari

Abdulloh Ahmad Badawi selaku Siswa VII

dari dari Mataram:

“Ekstrakurikuler adalah suatu

kegiatan tambahan sekolah untuk siswa yang

bertujuan menunjang kemapuan siswa agar

bisa berkembang lebih baik dan bisa

mewujudkan cita-cita dan dimulai dari

kegiatan ekstrakurikuler kita mengerti sedikit

demi sedikit yang namanya berkorban

23 Ismuji Ibnukastiran, S.Pd.I wawancara, (Ampenan, 29 Maret 2021).

24 Fathul ziz, wawancara, (Ampenan, 30 Maret 2021).

Page 12: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

12

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

waktu luang tentang terciptanya cita, rela

merasakan lebih banyak lelah untuk hari

esok yang entah apa takdirNya”.

Selanjutnya:

“Kalau perubahan tentunya ada

meskipun cuma sedikit mugkin di karenakan

saya juga kurang begitu aktif dalam kegiatan

ekstrakurikuler yang mana mengakibatkan

saya kurang mendapat perubahan

perkembangan dalam diri saya, saya merasa

bahwa dalam kegiatan ekstrakurikuler bisa

membuat kami bersatu padu dalam bentuk

kelompok untuk menjalankan tugas yang

sudah ada, kami bisa merasakan kebersamaan

kami yang solid ”.25

Kesimpulan

Bisa ditarik kesimpulan bahwasanya

toleransi dalam aplikasinya adalah sebuah

perbedaan dengan perbedaan itulah yang

mengakrabkan mereka dengan saling

menghargai, menghormati dan tolong

menolong satu sama lainnya di karenakan

semua siswa-siswi MTs. Hidayatullah Karang

Baru Ampenan diajarkan untuk selalu

mempunyai wawasan yang luas. Tapi tidak

menutup kemungkinan dari kebanyak siswa-

siswi Madrasah tersebut tidak bisa melakukan

sikap toleransi dengan baik dan benar karena

sebagian dari mereka juga ada yang merasa

malas untuk untuk bergaul dan bergabung

dengan kawannya yang lain mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler yang pada dasarnya

adalah jembatan untuk kalangan siswa-siswi

untuk lebih sering berintraksi bertingkah laku

dengan baik dan benar sesuai dengan sikap

25 Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara, (Ampenan, 5

April 2021).

toleransi yang sudah diajarkan dan di

contohkan oleh para pembimbingnya.

Daftar Pustaka

Abdullah. (2011). Pendidikan Islam

Multikultural di Pesanteren. Yogyakarta:

Pustaka

Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara,

(Ampenan, 22 Maret 2021).

Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara,

(Ampenan, 5 April 2021).

Abidin, Z., & Habibah, N. (2009).

Pendidikan Islam dalam Perspektif

Multikulturalism.

Ahmad, S. (2012). Piagam Madinah dan

Undang-Undang Dasar NKRI 1945.

Jakarta: Sinar Grafika.

Alfian, wawancara, (Ampenan, 16 Maret

2021).

Anshori. (2010). Transformasi

Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Erlan, M. (2017). Urgensi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Berbasis

Fathul ziz, wawancara, (Ampenan, 30 Maret

2021).

Hardani dkk., Metode Penelitian Kualitatif &

Kuantitatif, Cet. Ke-1, (Yogyakarta:

CV. Pustaka Ilmu Group,2020), 154

Hasbi Indra, “Pendidikan Madrasah Dalam

Membangun Akhlak Generasi Bangsa.”

Journal for Islamic Studies al-Afkar, 3

no. 1 (2020): 90.

Islam, 13(1).

Ismuji Ibnukastiran, S.Pd.I wawancara,

(Ampenan, 29 Maret 2021).

Jakarta: Balai Litbang.

Page 13: Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan …

13

Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar

e-ISSN: (2723-7354)

Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..

Kementerian Agama RI. (2013). Al-Qur’an

dan Terjemahan. Bandung: Darus Sunnah.

Khalid, M.Pd.I., wawancara, (Ampenan, 25

Maret 2021)

Khalid, M.Pdi, wawancara, (Ampenan, 12

Maret 2021).

Khoirun Nisa, wawancara, (Ampenan, 24

Maret 2021).

Muhammad Habibi, S.Pd, wawancara,

(Ampenan, 15 Maret 2021).

Multikultural di Sekolah. Pendidikan

Isalam, 2(1).

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian

Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), 60.

Nur, A. (2013). Pembentukan Karakter

Melalui Pendidikan Agama Islam. Pendidikan

Nusa Putra & Santi Lisnawati, Penelitian

Kualitatif Pendidikan Agama Islam,

Cet. Ke-1, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2012), 45.

Pelajar.

Ramayulis. (2015).

Ilmu Pendidikan

Islam. Jakarta:

Kalam Mulia.

Sugiyono, metode penelitian kuantitatif,

kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),

hlm. 244

Sutrisno. (2011). Pembaharuan dan

Pengembangan Pendidikan Islam.

Yogyakarta: Fadila tama.

Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif:

Konsep, Prinsip dan Operasionalnya,

Cet. Ke-1, (Tulungagung: Akademia

Pustaka, 2018),h,90. Zainudin, M.Pd wawancara, (Ampenan, 26

Maret 2021).