penanaman sikap toleransi siswa melalui kegiatan …
TRANSCRIPT
1
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan di Madrasah
Tsanawiah Hidayatullah Karangbaru Kebunsari Ampenan
S A H W A N
Universitas Islam Al-Azhar Mataram, Indonesia
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses Penanaman Sikap Toleransi
Siswa yang dilakaukan oleh para dewan guru dan mengetahui hambatan dan kemudahan
dalam penanaman sikap toleransi melalui Kegiatan keagamaan di Madrasah tsanawiah (MTs)
Hidayatullah Karangbaru Kebunsari Ampeanan.
Dalam tulisan ini peneliti menggunakan Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan fenomenologi, paedagogik, historis, dan psikologis. Topik penelitian
kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, pembimbing ekstrakurikuler, tenaga pendidik yang
lain, dan peserta didik.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik, wawancara,
dan observasi dan dokumentas i . Teknik penyelesaian dan pemaparan data yang digunakan,
yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Dalam penyelesaian dan pemaparan data, peneliti menggunakan analisis kualitatif
dengan langkah-langkah mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan
menyimpulkan hasil akhir.
Nilai Toleransi merupakan suatu perlakuan yang kita laksanakan dengan baik tentang
tolong menolong, saling menghargai, saling mengerti dan yang lainnya, sikap toleransi bisa
ditanamkan melalui kegiatan keagamaan. Kegiatan kegamaan merupakan suatu kegiatan yang
diadakan oleh madrasah untuk meningkatkan minat bakat dan keterapilan peserta didik di bidang
keagamaan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Penanaman sikap toleransi siswa disini bisa di lakukan melalui kegiatan belajar mengajar terlebih lagi kegiatan keagamaan dan
ekstrakurikuler yang dimana lebih menjadi penanaman sikap toleransi yang baik bagi siswa.
Simpulan menggambarkan usaha yang telah dilakukan para dewan guru dalam penanamana
nilai-nilai toleransi di Lingkungan Madrasah Tsanawiah (MTS) Hidayatullah Karangbaru
Kebunsari Ampeanan dilakukan dengan baik dan efektif dengan diterapkannya dalam kegiatan
keseharian seperti pembiasaan saling menghormati, menghargai dan saling tolong menolong baik
dalam ucapan kepada guru, sesama teman dan warga yang lain disitulah tempat penanaman
sikap toleransi peserta didik melalui tauladan yang diperlihatkan para dewan guru kepada para
peserta didik.
Kata kunci: Penanaman, Toleransi, kegiatan keagamaan
2
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Abstract
The purpose of this study was to find out the process of instilling student tolerance attitudes carried
out by the teacher council and to find out the obstacles and conveniences in inculcating tolerance
attitudes through religious activities at Hidayatullah Tsanawiah Madrasah (MTs) Kebunsari
Ampeanan.
In this paper, the researcher uses descriptive qualitative research using phenomenological,
pedagogic, historical, and psychological approaches. The research topics are principals, Islamic
religious education teachers, extracurricular supervisors, other educators, and students.
To get the data in this study the authors use techniques, interviews, and observation and
documentation. Data completion and presentation techniques used, namely data reduction, data
presentation, and data verification.
In completing and presenting data, researchers used qualitative analysis with steps to
collect data, reduce data, present data and conclude final results.
The value of tolerance is a treatment that we carry out well about helping, respecting, understanding
each other and others, tolerance can be instilled through religious activities. Religious activity is an
activity held by madrasas to increase students' interest in talents and skills in the religious field.
The results of the study can be concluded that, inculcating an attitude of tolerance in
students here can be done through teaching and learning activities, especially rel igious and
extracurricular activities which are more inculcating a good tolerance attitude for students.
The conclusions describe the efforts that have been made by the teacher councils in instilling the
values of tolerance in the Hidayatullah Karangbaru Islamic School, Kebunsari Ampeanan, which
are carried out well and effectively by implementing them in daily activities such as the habit of
respecting, appreciating and helping each other both in greeting teachers, fellow friends and other
residents that is where the tolerance of students is planted through the examples shown by the
teacher council to students.
Keywords: Planting, Tolerance, religious activities
3
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Penduhuluan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beranekaragam. Keragamnnya terletak pada
keyakinan dan agama, budaya ras dan suku.
Di samping
keragaman agama yang ada di
Indonesia seperti agama Islam, Katholik,
Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan
Konghucu begitu juga dengan aliran-aliran
kepercayaan yang bersumber dari ajaran
agama, tetapi bersumber pada keyakinan
yang tumbuh di kalangan masyarakat sendiri,
yaitu kepercayaan oleh pemerintah
digolongkan kepada kepercayaan yang
merupakan bagian dari kebudayaan.1
heterogenitas agama tersebut pada
satu sisi menjadi kekayaan budaya dan
memberikan kemaslahatan bagi bangsa
Indonesia karena dapat dijadikan sebagai
sumber kreativitas dan inspirasi yang sangat
kaya bagi proses demokrasi di Negara ini.
Akan tetapi, tidak dapat ditutupi oleh
siapapun bahwa keragaman masyarakat
dalam hal agama, budaya, ras dan suku
tersebut merupakan kerawanan sosial apabila
pembinaan kehidupan beragama tidak tertata
dengan baik.
Pada zaman yang seperti inilah
keminiman sikap toleransi makin terkikis
setiap saatnya dan di samping itu berbagai
metode baru bermunculan dalam penerapan
toleransi salah satunya dengan pendidikan
agama islam yang menerapkan metode
multikultural dapat dijadikan sebagai bahan
perantara pada siswa untuk belajar
1. Ahmad, S. (2012). Piagam Madinah dan Undang-
Undang Dasar NKRI 1945. Jakarta: Sinar Grafika.
mepraktikkan sikap toleransi dengan tanpa
disadari sekalipun.
Pendidikan multikultural merupakan
salah suatu metode pembelajaran yang sangat
penting untuk diterapkan. Mata pelajaran
yang dapat dijadikan wahana
mengembangkan jiwa multikultural salah
satunya melalui pendidikan agama Islam.
Islam bernuansa multikultural dapat
diposisikan bagian dari upaya secara
komprehensif dan sistematis untuk mencegah
dan menanggulangi konflik etnis, agama,
radikalisme agama, separatisme, dan integrasi
bangsa.2 Menanggapi hal tersebut, diperlukan
langkah preventif yang bersifat jangka
panjang, yakni melalui jalur pendidikan.
Pendidikan agama Islam sebagai salah satu
sarana penting peradaban umat, perlu
dimaksimalakan melalui ikhtiar pemanfaatan
konsep-konsep dan teori-teori sosial, terutama
konsep dan teori multikulturalisme. Salah
satu hal penting dari akibat tata kehidupan
multikultural yang ditandai keberagaman
etnis, budaya, dan agama tersebut, adalah
membangun rasa keterbukaan dalam bergaul
dan bersosialisasi. Sebenarnya kita semua
adalah sebagai seorang saudara dan sahabat,
bahkan Islam melalui Al-Qur’an dan
hadisnya juga langsung mengajarkan sikap-
sikap toleran. Selaras dengan QS. Yunus 10:
99 dan Abaqarah 2:256 sebagai berikut.
رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كلُُّهمُْ جَمِيعاً أفََأَنتَ تكُْرِهُ وَلَىْ شَاء
يَكُىنىُاْ مُؤْمِنِينَ النَّاسَ حَتَّى
2 . Abdullah. (2011). Pendidikan Islam
Multikultural di Pesanteren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Artinya “Dan jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman semua
orang yang di muka bumi seluruhnya.
Maka apakah kamu (hendak) memaksa
manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya
شْدُ مِنَ الْغَيِّ ينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّ لا إِكْرَاهَ فِي الدِّ
Tidak ada paksaan untuk memasuki
agama Islam; sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang
sesat.3
Ayat tersebut telah mengisyaratkan
bahwa manusia diberi kebebasan dalam
kepercayaan demikianlah prinsip dasar Al-
Qur’an yang berkaitan dengan masalah
pluralitas dan toleransi. Dalam Islam bahwa
untuk membuat penyesuaian adalah
penerimaan terhadap bagian-bagian yang
secara alamiah berbeda. Menurut Ansori
salah satu tugas pendidikan agama Islam
adalah membuat belajar mengajar di kelas
yang berorientasi kepada menghargai dan
menghormati segala semua perbedaan yang
ada. Pendidikan agama Islam harus
mempunyai peran yang mumpuni untuk
menciptakan metode pembelajaran yang
menjadikan dasar budaya siswa yang
beraneka ragam digunakan sebagai usaha
untuk meningkatkan pembelajaran siswa di
kelas dan lingkungan sekolah.4 Terungkap
bahwa pendidikan agama Islam pada proses
belajar mengajar, tidak lepas dari pandangan
yang kurang baik karena pendidikan agama
Islam lebih banyak berorientasi secara
praktisi. Artinya, banyak anak-anak yang
3 Kementerian Agama RI. (2013). Al-Qur’an
dan Terjemahan. Bandung: Darus Sunnah. 4 Anshori. (2010). Transformasi
Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung Persada Press.
mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran
pendidikan agama Islam, namun dalam
aplikasi pergaulan yang kadang tidak sesuai
dengan tuntunan agama yang telah ia pelajari,
cenderung menyimpang. Metode pendidikan
agama yang berkembang di sekolah kurang
sistematis dan kurang terpadu5.
Sebagai pendidik sebaiknya
menerapkan pembelajaran terpadu yang
memberikan pemahaman dalam keberagaman
yang moderat di sekolah, sehingga tercipta
suasana yang damai dalam persaudaraan. Dunia
pendidikan khususnya di sekolah, pendidik
dan siswa perlu belajar tentang berinteraksi
dan memahami orang lain yang secara
unipersal sehingga dapat mengenal dari
berbagai etnik, budaya, agama dan perbedaan
secara baik dan benar. Bukan sekedar
mengajarkan kesadaran terhadap kebudayaan
dan agama saja, namun perlu diajarkan saling
menghargai dalam semua perbedaan yang ada
sehingga semua kelompok dapat hidup
berdampingan secara aman, damai dalam
perbedaan dan keragaman.
Menurut Ramayulis sistem
pembelajaran toleransi di sekolah dapat
dilakukan dengan berbagai metode
pendekatan, strategi, teknik, dan media yang
ada. Menjadikan siswa tidak hanya
mengetahui dan melakukannya saja, tetapi
juga menjadikan hal yang diketahui dan
dilakukan tersebut menyatu dalam dirinya
yang selalu dipraktekan dalam sosial
kehidupan sehari-hari.6 Sementara itu,
5 Sutrisno. (2011). Pembaharuan dan
Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Fadila tama.
6 Ramayulis. (2015). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
5
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
mengemukakan bahwa pendidikan agama
Islam bukan semata membina knowledge
kemampuan pada siswa, mendidik siswa
untuk menjadi warga negara yang religius
sekaligus inklusif dan bersikap pluralis.
Dengan demikian, orientasi pembelajaran
adalah pembinaan sikap dan perilaku hidup
siswa yang tidak hanya akan tercapai dengan
desain kurikulum yang komprehensif, metode
pendekatan dan teknik pembelajaran yang
sesuai untuk membentuk sikap yang ideal
tersebut, sehingga semua kemampuan baik
kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat
dicapai dalam berbagai strategi yang
melibatkan siswa dalam pembelajaran.7 Itulah
sebenarnya dari salah satu gagasan besar
dalam reformasi pendidikan agama Islam di
negara yang kita cintai dan memiliki ini,
itulah keinginan untuk mengembangkan
proses pembelajaran dengan prinsip baru.
Terdapat berbagai hasil riset dalam
membangun karakter toleran siswa pada
pembelajaran agama Islam. Pembelajaran
pendidikan agama Islam berlandaskan
multikultural sangat penting di lakukan di
sekolah sehingga sekolah menjadi wahana
untuk membangun karakter toleransi siswa
agar mampu bersikap demokratis, humanis
dan pluralis.8 Pendidikan karakter untuk dapat
tumbuh dengan baik jika dimulai dari jiwa
keberagamaan pada anak. Oleh karena itu,
materi pendidikan agama Islam di sekolah
menjadi salah satu penunjang pendidikan
7 . Abidin, Z., & Habibah, N. (2009). Pendidikan
Islam dalam Perspektif Multikulturalism. Jakarta: Balai Litbang.
8 . Erlan, M. (2017). Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural di Sekolah. Pendidikan Isalam, 2(1).
karakter.9 Melalui pembelajaran pendidikan
agama Islam, siswa diajarkan tentang saling
menghormati, menghargai sebagai dasar
keagamaannya, Al-Quran dan hadist sebagai
tuntunan hidup dan syariat sebagai rambu-
rambu hukum dalam bermuamalah dan
beribadah kepada Allah SWT yang di
contohkan Rasulullah SAW sebagai ketetapan
dan keteladan dalam kehidupan dan diajarkan
akhlak sebagai pedoman perilaku manusia
apakah dalam kategori baik ataupun buruk
Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam
keadaan fitrah dan masing-masing memiliki
potensi untuk menjadi manusia yang religius
dan berkarakter mulia. Untuk itu perlu ada
pembinaan yang kontinyu untuk
terbentuknya karakter yang religius. Manusia
yang agamais sangat dibutuhkan oleh bangsa
ini untuk mewujudkan kehidupan yang
nyaman, aman, damai dan sejahtera. Karena
maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi
oleh karakter dan religiusnya manusia itu
sendiri.
Madrasah tsanawiah (MTS) Hidayatullah
Karangbaru Kebunsari Ampeanan adalah
salah satu lembaga pendidikan yang
menjadikan sikap toleransi antar sesama
sebagai program unggulan, penerapan metode
pengajaran berbasis toleransi dalam
pembelajaran juga mendapatkan perhatian
khusus dari pengelola dan penanggung
jawab kegiatan ekstrakurikuler tersebut di
Madrasah tsanawiah (MTS) Hidayatullah
Karangbaru Kebunsari Ampeanan.
9 Nur, A. (2013). Pembentukan Karakter Melalui
Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Islam, 13(1).
6
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Upaya penerapan metode
pembelajaran berbasis toleransi yang
menyenangkan, sangat dibutuhkan, apalagi
peserta didik yang diajarkan adalah peserta
didik yang mempunyai latar belakang
keluarga, suku, etnis yang beragam tentunya
mempunyai karakter yang bermacam-macam
juga. Hal ini harus menjadi perhatian khusus
bagi guru agama dan pembimbing dibidang
ekstrakurikuler dalam proses penanaman sikap
toleransi dalam pembelajaran.
Penerapan metode pembelajaran yang
menyenangkan juga merupakan bagian dari
sistem pendidikan nasional yang telah diatur
oleh pemerintah Indonesia, hal ini dapat kita
fahami dari Undang-Undang No. 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas dan peraturan
Pemerintah No. 19 tentang standart
pendidikan nasional.
Undang-Undang No. 20 pasal 40 ayat 2
berbunyi “guru dan tenaga kependidikan
berkewajiban menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis”, dan Peraturan
Pemerintah No. 19 pasal 19 ayat 1
berbunyi:”proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
memberikan ruang gerak yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik,
serta fsikologi siswa.
Salah satu metode penanaman sikap
toleransi yang menyenangkan dan bisa
memperbaiki akhlak menjadi al-karimah
peserta didik,
Dalam observasi, peneliti melihat
pelaksanaan pembelajaran yang dimulai
dengan breifing wali kelas yang bertujuan
untuk membangun komunikasi positif dengan
peserta didik, dalam mengecek kemudahan
dan kendala yang dialami para dewan guru
dalam menerapkan pembelajaran yang
berbasis toleransi, dalam membangun nilai-
nilai religius peserta didik. Selain itu upaya
peningkatan kualitas pengamalan ini juga
dapat peneliti lihat dari jam pelajaran yang
disediakan sekolah sangat panjang yaitu
08:00-04.00
Dari uraian singkat di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Penanaman Sikap Toleransi Siswa
Melalui Kegiatan keagamaan di
Madrasah Tsanawiah Hidayatullah
karangbaru kebunsari Ampenan”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research) guna
mempelajari secara intensif tentang
interaksi lingkungan, posisi, serta
keadaan lapangan suatu unit penelitian.10
Adapun pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif-
deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia.11
10 Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif:
Konsep, Prinsip dan Operasionalnya, Cet. Ke-1, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2018),h,90.
11 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 60.
7
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Sumber primer (langsung) dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah,
waka kurikulum, waka kesiswaan, guru
pendidikan agama Islam, guru
pembimbing ekstrakulrikuler dan
beberapa anggotanya sebagai subjek atau
informan penelitian yang ada di
lingkungan Madrasah tsanawiah MTs
Hidayatullah Karangbaru Kebunsari
Ampeanan. Sedangkan sumber sekunder
(tidak langsung) merupakan sumber yang
didapatkan dari sumber yang ada di
lingkungan Madrasah tsanawiah MTs
Hidayatullah Karangbaru Kebunsari
Ampeanan, serta sumber-sumber lainnya
yang relevan dengan penelitian ini,
hanya dijadikan sebagai sumber
tambahan dan tidak dijadikan sebagai
sumber utama.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Jenis
observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi terstruktur.
Selanjutnya, untuk menganalisa data
dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif. Analisis deskriptif
bertujuan untuk mengembangkan setiap
ide, gagasan, dengan menginterpretasikan
data sesuai kontekstualisasinya12 yang
berkaitan dengan peran Madrasah
tsanawiah MTs Hidayatullah Karangbaru
Kebunsari Ampeanan, dalam
mengiplementasikan nilai-nilai toleransi
dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kemudian untuk menguji keabsahan data
12 Hasbi Indra, “Pendidikan Madrasah
Dalam Membangun Akhlak Generasi Bangsa.” Journal for Islamic Studies al-Afkar, 3 no. 1 (2020): 90.
yang peneliti peroleh dari penelitian,
peneliti menggunakan triangulasi data.
Triangulasi data diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada.13 Triangulasi pada dasarnya
adalah cek dan ricek. Data yang telah
didapat dicek dan ricek dengan sumber-
sumber lain sebagai pembanding.14 Pembahasan
Toleransi merupakan suatu perilaku
yang kita laksanakan dengan baik tentang
tolong menolong, saling menghargai, saling
mengerti dan masih banyak lagi, dan sikap
toleransi bisa ditanamkan melalui
pembelajaran agama dan kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh
madrasah untuk meningkatkan minat bakat
dan keterapilan peserta didik. Toleransi adalah
sikap saling menghargai anter sesama dalam
bentuk tolong menolong, saling
menghormati dan saling menasehati,
menghargai dan yang lainnya, sikap toleransi
itu tergantung mereka masing-masing untuk
menjalankan sikap toleransi itu sehingga
terjalin sebuah hubungan yang harmonis antar
sesama.15
13 Hardani dkk., Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group,2020), 154
14 Nusa Putra & Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, Cet. Ke-1, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 45.
15 . Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 244
8
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Berdasarkan hasil interview bersama
Bapak Khalid, M.Pd.I. selaku kepala
sekolah,
“Toleransi adalah suatu sikap saling
menghargai dengan saling pengertian saling
menerima keputusan yang ada antara satu
dengan yang lain, begitu juga tentang pola
pikir yang berbeda dengan cara yang baik
karena gagasan, persepsi atau pandangan
orang satu dengan yang lain itu pasti berbeda
maka dari perbedaan itulah akan muncul
saling menghargai atau toleransi antar
mereka”.16
Hal serupa juga dipaparkan oleh
Muhammad Habibi, S.pd. selaku
pembimbing kegiatan ekstrakurikuler
berikut:
“Toleransi ialah suatu sikap manusia untuk
saling menghargai dan saling menerima baik
kelebihan maupun kekurangan begitujuga
dengan pemahaman dan keyakinan. dalam
keadaan apapun kita tetap manusia yang
hakikatnya saling membutuhkan pula
meskipun kita merasa hebat, tanpa uluran
tangan orang lain kehebatan itu tidak pernah
kita capai itu artinya kita selalu membutuhkan
orang lain untuk menyeimbangkan diantara
kita, seumpama kita hebat dalam satu urusan
tapi kita butuh urusan yang lain sehingga
harus mita batuan kepada yang ahli dalam
urusan yang kita butuhkan seperti itulah
gambaran saling membutuhkan orang lain
selanjutnya, jadi kita seharusnya selalu sadar
bahwa kita hanyalah manusia yang memang
diciptakan Tuhan dalam keadaan yang lemah
yang membutuhkan oarng lain meski tanpa
sadar sekalipun”.
16 . Khalid, M.Pdi, wawancara, (Ampenan, 12
Maret 2021).
Lanjutnya:
“Untuk menyikapi hal tersebut yakni
kita sebagai sesama ciptaan Allah SWT dan
sama- sama diciptakan oleh Nya, tidak ada
masalah dalam bertemen dan bertoleransi
dengan yang berbeda Agama maupun se
Agama.17
Hal serupa juga dipaparkan oleh Alfian selaku siswa kelas VII MTs dari bima donggo
sebagai berikut:
“Menurut persepsi saya toleransi itu adalah
kita mampu bergaul dengan warga sekolah
maupun dengan masyarakat dalam semua
keberagaman dan keadaan, dan mentaati
semua peraturan yang sudah disepakati
bersama yang nantinya kita sendiri mampu
saling tolong-menolong, mampu
mengingatkan satu dengan yang lain, sehingga
bisa saling menghargai dan memahami antara
satu dengan yang lainnya baik dengan
seangkatan kita dan menghormati yang lebih
dewasa dan menyayangi yang lebik kecil dari
kita baik dalam beucap dan berkelakuan
sehingga terjadi toleransi yang sempurna baik
dalam bergaul sesama temen maupun dengan
masyarakat salah satu contoh dari teman satu
kelas saya yang tempat asalnya ada yang dari
kalimatan, lombok timur, sumbawa, dompu,
bima dan yang lainnya, kita tetap saling
hormati dan hargai sekalipun kita berasal dari
berbagai ras dan suku kita saling kenal dan
bertemen sehinggga terjadi toleransi
sebgaimana yang di programkan sekolah
yaitu belajar berbasis toleransi. setelah lulus
dipastikan kita mempunyai tujuan yang
berbeda meskipun pertemanan ”
17 Muhammad Habibi, S.Pd, wawancara,
(Ampenan, 15 Maret 2021).
9
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
perbincangan kita tentang masing-masing
agama jikalau seumpama dia berbicara tentang
agama
atau ibadah mereka kita dengarkan saja dengan baik layaknya teman biasa”.18
Hal serupa juga dipaparkan oleh
Abdulloh Ahmad Badawi selaku Siswa VII dari
lombok timur berikut:
“Toleransi ialah suatu sikap manusia untuk
saling menghargai dan saling menerima baik
kelebihan maupun kekurangan orang lain.
Saya paham dalam keadaan apapun kita tetap
manusia yang hakikatnya membutuhkan orang
lain pula meskipun kita merasa hebat
sekalipun tanpa uluran tangan orang lain
padahal kita lupa kita selalu membutuhkan
orang lain untuk menyeimbangkan komunitas
diantara kita semua semisal saya ingin makan
tahu tapi dalam keadaan seperti ini saya
sangat hebat dalam membuat tahu yang
menjadikan saya lupa bahwa saya tetap
membutuhkan minyak sayur untuk
menggoreng, saya tetap butuh alat penggoreng
dan lain sebagainya dan tanpa sadar saya
mengesampingkan pikiran bahwa saya tidak
bisa makan tanpa minyak sayur yang saya beli
dari toko sebelah, jadi kita seharusnya selalu
sadar bahwa kita hanyalah manusia yang
memang diciptakan Tuhan untuk membantu
orang lain meski tanpa sadar sekalipun”.
Lanjutnya:
“Untuk menyikapi hal tersebut yakni
kita sebagai sesama mahluk Allah SWT dan
sama- sama diciptakan oleh Nya, tidak ada
masalah dalam berteman dengan yang berbeda
Agama maupun seagama. Saya ambil contoh
dari teman satu kelas saya yang tempat
asalnya dari sumba, kita sudah terdaftar
18. Alfian, wawancara, (Ampenan, 16 Maret 2021).
sebagai siswa MTs. Hidayatullah karang baru
kebunsari ampenan, kita sudah berteman
hampir dua tahun dan nanti pada tahun
ketiga kita akan masuk kelas VII setelah
lulus dipastikan kita mempunyai tujuan yang
berbeda meskipun pertemanan kita bisa
dibilang kental dalam keadaan itulah saya
maupun teman kalimatan saya tidak boleh
memberatkan keinginan kita kepada teman
kita untuk selalu bersama karena kita
mempunyai tujuan berbeda toh hubungan
pertemanan kita tidak akan putus hanya
karena jarak dan kita bisa saling berkunjung
nantinya jikalau kita sudah sukses”.19
Selanjutnya makna toleransi yang di
paparkan oleh Khoirun Nisa selaku Siswa IX
dari mataram dan masih dengan pertanyaan
yang sama yakni seputar makna toleransi
demikian paparannya:
“Suatu sikap untuk saling menghargai,
menghormati baik dari segi suku, ras, agama
dan lain sebagainya. Untuk saling menghargai
harus meniadakan yang namanya diskriminasi
jadi adanya toleransi yang lahir dalam
lingkungan menunjukkan rasa sosial yang erat
dalam lingkungan tersebut tapi semua itu tetap
dibutuhkan yang namanya proses dan setiap
proses akan berbeda pelaksanaanya jadi kita
harus membuang jauh yang namanya
diskriminasi, pembulian, pelecehan dan lain
sebagainya dalam bentuk sekecil apapun
untuk membangun lingkungan yang indah
untuk kesejahteraan kedepannya”.
Lanjutnya:
“Yang pertama harus kita lakukan
adalah menjunjung tinggi rasa toleransi karena
19 Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara,
(Ampenan, 22 Maret 2021).
10
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
kalau bukan dengan adanya toleransi kita
tidak bisa diterima dalam lingkungan tersebut
jikalau kita tidak bisa menghormati orang
lain maka kita mempunyai resiko orang lain
pun tidak akan bisa
menghormati kita dari segi apapun maka dari
itu kita harus sadar kembali bahwa kita hidup
di lingkungan sosial maka kita harus
melaksanakan had-had yang sudah ada karena
dalam lingkungan masyarakat yang luas
menumbuhkan ketabiatan atau watak yang
berbeda antar individunya dan banyak ciri
khas yang berbeda maka dari itu kita harus
pandai bergaul dalam situasi apapun tanpa
menyalahi aturan yang sudah ada karena
masyarakat yang luas kita bisa
melengkapi ketidak cocokan yang ada”.20
Selanjutnya mengenai upaya
penanaman sikap toleransi di MTs
Hidayatullah karang baru Ampenan yang
disampaikan Bapak Khalid, M.Pd.I selaku
Kepala Sekolah, sebagai berikut:
“Penanaman sikap toleransi terhadap
siswa di MTs Hidayatullah karang baru
Ampenan, pastinya menggunakan cara yag
baik dan mudah di pahami siswa agar
perkembangan dalam pengaplikasiannya juga
lebih mudah, bisa mulai dari guru
mencontohkan dalam kelas ataupun luar kelas
baik dari segi ucapan maupun tindakan,
karena kami selaku guru di Madrasah akan
melaukan yang terbaik untuk masa depa
pesrta didik kami dan masih banyak lagi cara
yang lain”.
Selanjutnya, mengenai penanaman
sikap toleransi siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler di MTs Hidayatullah karang
20 Khoirun Nisa, wawancara, (Ampenan, 24 Maret
2021).
baru Ampenan yang dipaparkan oleh Bapak
Kholid, M.Pd.I. selaku Kepala Sekolah
sebagai berikut:
“Peluang ini sangat bisa, bahkan itu salah satu
jalan yang baik untuk penanaman sikap
toleransi yang dimana kegiatan ekstrakurikuler
itu dalam garis besarnya menuntut untuk
hidup berkelompok atau berkeluarga seperti
contoh: kegiatan pidato, hadroh, olahragabela
diri dan lain sebagainya.21
Selanjutnya dari Bapak Zainudin,
M.Pd. wakil kepala sekolah bagian kurikulum,
yang memaparkan tentang makna
ekstrakurikuler begini penjelasanya:
“Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang sudah direncanakan dengan sedemikian rupa
oleh guru-guru yang bersangkutan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan
dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar
formal atau normal yang bertujuan untuk
membuat para peserta didik mau untuk ikut
serta dalam kegiatan dan menunjukkan skill
yang sudah lama terpendam dalam diri
masing-masing dan semua guru akan merasa
bahagia tentang penambahan wawasan dari
siswa-siswi mereka bahkan mungkin manfaat
dari kegiatan ekstrakurikuler yang pernah
mereka ikuti menjadikan mereka orang yang
sukses nantinya”.
Selanjutnya: “Dan sangat bisa untuk
jalannya pengembangan sikap toleransi
melalui kegiatan ekstrakurikuler, karena dalam
program kegiatan tidak semua siswa itu
diwajibkan engikuti kegiatan ekstrakurikuler
dari mereka membiarkan atau membolehkan
teman-teman yang lainya
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
dalam masa pengembangan diri mereka
21 Khalid, M.Pd.I., wawancara, (Ampenan, 25 Maret
2021)
11
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
masing- masing dan dari mereka tidak
menuntut untuk yag di idekan teman-teman
dan disitulah sikap toleransi siswa itu sangat
kentara”.
Selanjutnya:
“Karena memang toleransi dengan
ekstrakurikuler itu sangat berkaitan karena
toleransi itu memberikan kebebasan seseorag
untuk bisa berkreasi untuk mengembangkan
bakat dan minat di bidang ekstrakurikuler.
Dan kegiatan ekstrakurikuler itu penunjang
untuk mengembangkan sikap toleransi karena
di program kegiatan itu tidak semua siswa
wajib mengikuti kegita ekstrakurikuler dan
disitulah letak para peserta didik bertoleransi
kebebasan untuk mengikuti kegiatan dan
tidak mengikuti kegiatan dan dari
kegiatan ekstrakurikulerlah yang biasa
mengembagkan potensi mereka”.22
Selanjutnya dari Bapak Ismuji
Ibnukastiran, S.Pd.I. selaku Guru PAI yang
memaparkan tentang makna ekstrakurikuler
begini penjelasanya:
“Kegiatan yang dilakukan diluar jam akademik yang berhubungan dengan peningkatan
keterampilan siswa. Jadi kita para guru selain
ingin para siswa pintar dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) kita juga menginginkan
mereka lihai dalam kemampuan yang dilluar
jam mata pelajaran yang dari posisi mereka
bersemangat untuk lebih baik lagi dalam
keterampilan kami sebagai guru juga
mendukung keinginan untuk
berkembangnya keterampilan pada tiap-tiap
siswa dan kami sebagai guru juga tidak pernah
22
Zainudin, M.Pd wawancara, (Ampenan, 26 Maret 2021).
putus doa akan kemakmuran mereka kelak
yang sudah ditanam melalui jerih payahnya
dengan cara mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di Madrasah ”.
Lanjutnya:
“Dan sudah jelas bisa dalam
penanaman sikap toleransi itu melalui
kegiatan ekstrakurikuler karena setiap
kegiatan itu memerlukan kebersamaan dalam
pencapaian pelaksanaan tidak bisa suatu
kegiatan itu hanya dicapai oleh satu orang saja
melainkan harus banyak yang membatu dalam
keberhasilan suatu kegiatan tersebut”.23
Selanjutnya paparan yang sama dari fathul ziz
kelas VIII:
“Suatu kegiatan yang mampu meningkatkan minat dan bakat siswa dalam
keterampilan, sebenarnya saya bersyukur
bisa bersekolah di Madrasah yang begitu
banyak mempunyai kegiatan ekstrakurikuler
didalam sehingga saya bisa belajar banyak
tentang keterampilan-keterampilan yang perlu
dikembangkan tapi sangat disayangkan saya
kurang begitu sering untuk melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler yang sudah saya
lakukan biasanya”24.
Selanjutnya paparan yang sama dari
Abdulloh Ahmad Badawi selaku Siswa VII
dari dari Mataram:
“Ekstrakurikuler adalah suatu
kegiatan tambahan sekolah untuk siswa yang
bertujuan menunjang kemapuan siswa agar
bisa berkembang lebih baik dan bisa
mewujudkan cita-cita dan dimulai dari
kegiatan ekstrakurikuler kita mengerti sedikit
demi sedikit yang namanya berkorban
23 Ismuji Ibnukastiran, S.Pd.I wawancara, (Ampenan, 29 Maret 2021).
24 Fathul ziz, wawancara, (Ampenan, 30 Maret 2021).
12
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
waktu luang tentang terciptanya cita, rela
merasakan lebih banyak lelah untuk hari
esok yang entah apa takdirNya”.
Selanjutnya:
“Kalau perubahan tentunya ada
meskipun cuma sedikit mugkin di karenakan
saya juga kurang begitu aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang mana mengakibatkan
saya kurang mendapat perubahan
perkembangan dalam diri saya, saya merasa
bahwa dalam kegiatan ekstrakurikuler bisa
membuat kami bersatu padu dalam bentuk
kelompok untuk menjalankan tugas yang
sudah ada, kami bisa merasakan kebersamaan
kami yang solid ”.25
Kesimpulan
Bisa ditarik kesimpulan bahwasanya
toleransi dalam aplikasinya adalah sebuah
perbedaan dengan perbedaan itulah yang
mengakrabkan mereka dengan saling
menghargai, menghormati dan tolong
menolong satu sama lainnya di karenakan
semua siswa-siswi MTs. Hidayatullah Karang
Baru Ampenan diajarkan untuk selalu
mempunyai wawasan yang luas. Tapi tidak
menutup kemungkinan dari kebanyak siswa-
siswi Madrasah tersebut tidak bisa melakukan
sikap toleransi dengan baik dan benar karena
sebagian dari mereka juga ada yang merasa
malas untuk untuk bergaul dan bergabung
dengan kawannya yang lain mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang pada dasarnya
adalah jembatan untuk kalangan siswa-siswi
untuk lebih sering berintraksi bertingkah laku
dengan baik dan benar sesuai dengan sikap
25 Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara, (Ampenan, 5
April 2021).
toleransi yang sudah diajarkan dan di
contohkan oleh para pembimbingnya.
Daftar Pustaka
Abdullah. (2011). Pendidikan Islam
Multikultural di Pesanteren. Yogyakarta:
Pustaka
Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara,
(Ampenan, 22 Maret 2021).
Abdulloh Ahmad Badawi, wawancara,
(Ampenan, 5 April 2021).
Abidin, Z., & Habibah, N. (2009).
Pendidikan Islam dalam Perspektif
Multikulturalism.
Ahmad, S. (2012). Piagam Madinah dan
Undang-Undang Dasar NKRI 1945.
Jakarta: Sinar Grafika.
Alfian, wawancara, (Ampenan, 16 Maret
2021).
Anshori. (2010). Transformasi
Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Erlan, M. (2017). Urgensi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Berbasis
Fathul ziz, wawancara, (Ampenan, 30 Maret
2021).
Hardani dkk., Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif, Cet. Ke-1, (Yogyakarta:
CV. Pustaka Ilmu Group,2020), 154
Hasbi Indra, “Pendidikan Madrasah Dalam
Membangun Akhlak Generasi Bangsa.”
Journal for Islamic Studies al-Afkar, 3
no. 1 (2020): 90.
Islam, 13(1).
Ismuji Ibnukastiran, S.Pd.I wawancara,
(Ampenan, 29 Maret 2021).
Jakarta: Balai Litbang.
13
Al-Asfar: Jurnal Studi Islam https://ejournal.rbr.or.id/index.php/asfar
e-ISSN: (2723-7354)
Volume 2 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021 Sahwan, Penanaman Sikap Toleransi Siswa Melalui Kegiatan keagamaan..
Kementerian Agama RI. (2013). Al-Qur’an
dan Terjemahan. Bandung: Darus Sunnah.
Khalid, M.Pd.I., wawancara, (Ampenan, 25
Maret 2021)
Khalid, M.Pdi, wawancara, (Ampenan, 12
Maret 2021).
Khoirun Nisa, wawancara, (Ampenan, 24
Maret 2021).
Muhammad Habibi, S.Pd, wawancara,
(Ampenan, 15 Maret 2021).
Multikultural di Sekolah. Pendidikan
Isalam, 2(1).
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), 60.
Nur, A. (2013). Pembentukan Karakter
Melalui Pendidikan Agama Islam. Pendidikan
Nusa Putra & Santi Lisnawati, Penelitian
Kualitatif Pendidikan Agama Islam,
Cet. Ke-1, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), 45.
Pelajar.
Ramayulis. (2015).
Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta:
Kalam Mulia.
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),
hlm. 244
Sutrisno. (2011). Pembaharuan dan
Pengembangan Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Fadila tama.
Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif:
Konsep, Prinsip dan Operasionalnya,
Cet. Ke-1, (Tulungagung: Akademia
Pustaka, 2018),h,90. Zainudin, M.Pd wawancara, (Ampenan, 26
Maret 2021).