pedoman penanaman sikap file

55
MILIK NEGARA Tidak perjualbelikan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TAHUN 2015 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Upload: asep-kurniawan

Post on 05-Dec-2015

91 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pedoman Penanaman Sikap

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Penanaman Sikap File

MILIK NEGARA

Tidak perjualbelikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

TAHUN 2015

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Page 2: Pedoman Penanaman Sikap File

MILIK NEGARA

Tidak perjualbelikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

TAHUN 2015

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Page 3: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL

Kurikulum sebagai jantungnya sebuah program pendidikan. Kurikulum

juga sebagai strategi dan cara yang dirancang untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan menyadari betapa pentingnya kedudukan dan peran kurikulum

untuk memberi arah pada program pendidikan dalam pembentukan

kompetensi output pendidikan yang diharapkan. Kompetensi yang selaras

dengan tuntutan zaman dimana anak menjalani kehidupannya.

Kurikulum 2013 mencakup pengembangan pada aspek struktur

kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian

yang bersifat otentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan

pembelajaran konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan

sehingga memberi ruang pada anak untuk mengembangkan potensi dan

bakatnya. Model pendekatan kurikulum tersebut berlaku dan ditetapkan di

seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan Anak Usia Dini

hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan disemua jenjang

ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta

didik yang lebih konsisten sejak awal, sehingga diharapkan peserta didik

mampu berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi

sikap beragama, kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih

luas.

Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia

Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih

siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Menghantarkan anak

usia dini yang siap melanjutkan pendidikan tidak hanya terbatas pada

Page 4: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

ii

kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, akan tetapi dalam

keselurun aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama

antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua dan

masyarakat.

Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan

program PAUD, maka perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan

yang dapat dijadikan sebagai rujukan para pendidik menerapkan kurikulum

2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya.

Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum

2013 PAUD merupakan suatu keniscayaan jika diusung oleh semua

komponen. Terima kasih

Jakarta, Juli 2015

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini

dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D

NIP. 196204291986011001

Page 5: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberkahi

kita semua sehingga Penyusun Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

Pendidikan Anak Usia Dini terselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan. Pedoman

Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini sebagai jembatan

penghubung dari kajian yuridis, filosofis, sosiologis, teoretis, dan pedagogis yang

menjadi landasan pengembangan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini

menjadi langkah praktis dalam menerapkan kurikulum 2013 kepada peserta didik

di satuan PAUD masing-masing.

Pedoman-pedoman disusun sesederhana mungkin agar mampu dipahami

oleh seluruh pendidik Pendidikan Anak Usia Dini yang sangat beragam dan

tersebar dengan tetap merujuk pada kajian-kajian yang melandasinya. Pedoman-

pedoman implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini bersifat

terbuka dan fleksibel, artinya sangat memungkinkan pada penerapannya

disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan budaya setempat. Hal penting yang

diusung dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah keterbukaan

kita menerima perubahan baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, sikap,

dan cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

Untuk semua usaha yang telah dilakukan, kami mengucapkan terima kasih

kepada Tim Penyusun, Tim Penelaah, Tim Reviewer yang telah bekerja keras

memfinalkan pedoman implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

Terima kasih.

Jakarta, Juli 2015

Direktur Pembinaan

Pendidikan Anak Usia Dini,

DR. Erman Syamsuddin

NIP: 195703041983031015

Page 6: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

iv

DAFTAR ISI

Sambutan Direktur Jenderal ......................................................... i

Kata Pengantar ......................................................... iii

Daftar Isi ......................................................... iv

Bab I. Pendahuluan ......................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................... 1

B. Tujuan ......................................................... 2

C. Dasar Hukum ......................................................... 2

D. Sasaran ......................................................... 3

E. Pengertian ......................................................... 4

Bab II. Kompetensi Sikap dalam Kurikulum PAUD ................................ 5

A. Kompetensi Inti Sikap ........................................................ 5

B. Kompetensi Dasar Sikap ..................................................... 6

C. Pemaknaan Kompetensi Dasar Sikap ………………………………. 7

Bab III Memasukan Pengembangan Sikap dalam Rencana Pembelajaran 16

A. Perencanaan ......................................................... 16

B. Pembiasaan ......................................................... 21

Bab IV Strategi Penanaman Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran PAUD 23

Bab V Pembudayaan ........................................................ 40

Bab VI Penilaian Penanaman Sikap ..................................................... 43

A. Tujuan ......................................................... 43

Page 7: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

v

B. Prinsip Penilaian ......................................................... 43

C. Cara Penilaian ......................................................... 44

D. Intrumen Penilaian ......................................................... 44

E. Pengembangan Indikator ................................................. 44

F. Pelaporan ......................................................... 44

Penutup ......................................................... 46

Daftar Pustaka ......................................................... 47

Page 8: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknolgi yang demikian cepat menjadikan

persaingan sumber daya manusia demikian tajam makin mengukuhkan

bahwa pendidikan di masa depan tidak hanya membekali peserta didik

dengan pengetahuan dan keterampilan semata, tetapi yang sangat

penting adalah pengembangan karakter yang kuat, gigih, dan kreatif.

Dalam pola pengembangan sumber daya manusia yang ditetapkan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat jelas bahwa pendidikan

di setiap jenjang mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan dengan komposisi yang berbeda. Semakin awal jenjang

pendidikan tersebut semakin besar komposisi pengembangan kompetensi

sikap.

Sebagai jenjang pendidikan yang paling dasar, Pendidikan Anak Usia

Dini diharapkan menjadi fondasi kuat untuk membentuk sikap dan

karakter peserta didik. Implementasinya dalam Kurikulum 2013 Pendidikan

Anak Usia Dini pengembangan sikap bukan hanya sebagai dampak ikutan

(nurturan) dari pengembangan pengetahuan dan keterampilan, melainkan

komponen yang harus direncanakan secara lebih matang dan mendalam

yang dilaksanakan secara terus menerus sehingga membentuk kebiasaan

lebih lanjut menjadi perilaku yang akhirnya menjadi sikap dan karakter

baik.

Pengembangan sikap memerlukan proses yang konsisten dalam

jangka waktu lama. Namun demikian pelaksanaannya tetap disesuaikan

dengan cara belajar anak usia dini yang dilaksanakan dengan melalui

kegiatan menyenangkan dan bermakna. Hal terpenting dalam

Page 9: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2

pengembangan sikap adalah keteladan dari tim guru yang menjadi model

bagi anak didik. Tanpa hal penting ini pengembangan sikap baik akan

menjadi sia-sia.

Mengingat begitu pentingnya pengembangan sikap dalam proses

penerapan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, maka dipandang

perlu adanya panduan yang dapat dijadikan contoh inspiratif bagi para

guru dalam mengembangkan sikap baik untuk anak didik di Satuan PAUD

masing-masing.

B. Tujuan

1. Tujuan penanaman sikap sejak usia dini adalah :

a. Membangun pemahaman anak tentang sikap, nilai, dan perilaku

baik

b. Membiasakan anak melakukan dan menerapkan sikap baik.

c. Membangun karakter anak yang mendukung keberihasilan di

jenjang pendidikan selanjutnya.

2. Tujuan Pedoman penanaman sikap di PAUD adalah :

a. Sebagai panduan bagi pendidik, pengasuh, pengelola, orang tua,

dan masyarakat tentang cara menanamkan sikap melalui berbagai

kegiatan.

b. Rujukan bagi pengelola, pembina PAUD, dan pemangku

kepentingan lainnya dalam memantau perkembangan sikap anak

usia dini di satuan PAUD.

C. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Page 10: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

3

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak;

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan;

6. Peraturan Presiden RI Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan

Anak Usia Dini Holistik-Integratif;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 63 Tahun 2009

tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 137 Tahun

2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini sebagai

pengganti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun

2009;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 146 Tahun

2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 160 Tahun

2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum

2013.

D. Sasaran

Sasaran atau pengguna pedoman penanaman sikap di Satuan PAUD

meliputi :

Page 11: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

4

1. Guru

2. Pengelola

3. Orang tua

4. Masyarakat

5. Pengambil kebijakan

E. Pengertian

1. Pedoman penanaman sikap adalah acuan yang berisi tentang

pengelolaan kegiatan yang terkait dengan penanaman sikap untuk

anak usia dini.

2. Sikap adalah perilaku yang diharapkan terbangun pada anak sesuai

dengan kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial yang

tercantum dalam Kurikulum 2013 PAUD.

3. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan wahana pendidikan dan

pembinaan anak yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak/Raudhatul

Athfal, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD

Sejenis.

Page 12: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

5

BAB II KOMPETENSI SIKAP DALAM KURIKULUM 2013

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Penanaman sikap pada pendidikan anak usia dini memiliki peran yang

sangat penting dalam membangun karakter anak sejak dini melalui

pembiasaan dan keteladanan. Penanaman sikap ini menjadi prioritas utama

dibandingkan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan. Dalam

kurikulum 2013 PAUD pengembangan sikap mencakup seluruh aspek

perkembangan, artinya sikap berada di aspek nilai agama dan moral, fisik

motorik, kognitif, sosial–emosional, bahasa dan seni. Di dalam struktur

kurikulum 2013 PAUD pengembangan sikap meliputi kompetensi sikap

spiritual dan sikap sosial.

A. Kompetensi Inti Sikap

Kompetensi Inti yang terkait dengan sikap terdiri dari Kompetensi Inti 1

Sikap Spiritual dan Kompetensi Inti 2 Sikap Sosial.

Kompetensi Inti 1 Sikap Spiritual

“Menerima ajaran agama yang dianutnya”

Mencerminkan kecerdasan spiritual sebagai sikap kesadaran mengenal

agama yang dianutnya.

Kompetensi Inti 2 Sikap Sosial

“Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis,

percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu

menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dengan

keluarga, pendidik dan/atau pengasuh, dan teman” Mencerminkan

kecerdasan sosial-emosional sebagai sikap dan perilaku yang

Page 13: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

6

mengenal perasaan diri, orang lain, dan nilai-nilai sosial yang sesuai

dengan norma serta budaya yang berlaku.

Kompetensi Inti tercapai di akhir program PAUD setelah anak selesai

mengikuti layanan PAUD. Kompetensi Inti dikembangkan menjadi

Kompetensi Dasar.

B. Kompetensi Dasar Sikap

Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik,

kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan.

Kompetensi Dasar Sikap dirumuskan dalam Kompetensi Dasar dari Sikap

Spiritual dan Kompetensi Dasar dari Sikap Sosial.

Kompetensi Dasar 1 Sikap spiritual terdiri dari:

Kompetensi Dasar 1.1

Kompetensi Dasar 1.2

“Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-

Nya”

“Menghargai diri sendiri, orang lain, dan

lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada

Tuhan”

Kompetensi Dasar 2 Sikap Sosial terdiri dari:

Kompetensi Dasar 2.1

Kompetensi Dasar 2.2

Kompetensi Dasar 2.3

Kompetensi Dasar 2.4

Kompetensi Dasar 2.5

Kompetensi Dasar 2.6

Kompetensi Dasar 2.7

“Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin

tahu”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya

diri”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat

terhadap aturan sehari-hari untuk melatih

kedisiplinan”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar

Page 14: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

7

Kompetensi Dasar 2.8

Kompetensi Dasar 2.9

Kompetensi Dasar 2.10

Kompetensi Dasar 2.11

Kompetensi Dasar 2.12

Kompetensi Dasar 2.13

Kompetensi Dasar 2.14

(mau menunggu giliran, mau mendengar ketika

orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli

dan mau membantu jika diminta bantuannya”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

menghargai dan toleran kepada orang lain”

“Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

tanggung jawab”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur”

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah

hati dan santun kepada orang tua, pendidik, dan

teman”.

C. Pemaknaan Kompetensi Dasar Sikap

Kompetensi Dasar 1.1

“Mempercayai adanya Tuhan

melalui ciptaan-Nya”

Sikap mempercayai adanya Tuhan

ditandai dengan perilaku anak

mengetahui sifat Tuhan sebagai

pencipta, mengenal ciptaan-

ciptaan Tuhan, mengucapkan

kalimat takjub saat melihat ciptaan Tuhan.

Kompetensi Dasar 1.2

“Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa

syukur kepada Tuhan”

Page 15: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

8

Sikap menghargai diri, orang lain

dan lingkungan terlihat dari

perilaku anak yang terbiasa

merawat kebersihan diri, tidak

menyakiti diri atau teman,

menghargai teman (tidak

mengolok-olok), hormat pada guru

dan orang tua, menjaga dan

merawat tanaman, binatang

peliharaan.

Kompetensi Dasar 2.1

“Memiliki perilaku yang

mencerminkan hidup sehat”

Sikap hidup sehat tercermin dari

kebiasaan anak makan-makanan

bergizi seimbang, mencuci tangan,

menggosok gigi, mandi, berpakaian

bersih, membuang sampah,

menyayangi tanaman, melindungi

diri dari percobaan kekerasan,

menjaga keamanan diri dari tempat

dan benda berbahaya.

Kompetensi Dasar 2.2

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu”

Sikap ingin tahu ditenggarai dengan kebiasaan anak yang selalu tertarik

pada sesuatu yang baru atau yang belum biasa dia lihat, aktif bertanya,

Page 16: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

9

berusaha mencoba atau melakukan

sesuatu untuk mendapatkan jawaban.

Anak tumbuh rasa ingin tahunya,

terpelihara rasa ingin tahunya, dan

dapat mewujudkan rasa ingin tahunya

bila didukung oleh lingkungan yang

tepat.

Kompetensi Dasar 2.3

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif”

Sikap kreatif pada anak

ditunjukkan pada

kebiasaan anak yang

memiliki daya cipta,

banyak gagasan, selalu

aktif untuk melakukan

sesuatu, tertarik pada

sesuatu masalah untuk

diatasi, berani menghadapi

tantangan, senang melakukan hal-hal baru, tidak puas bila selalu

mengulang hal yang sama, menggunakan benda atau bahan belajar untuk

membuat sesuatu, selalu optimis, senang menceritakan impian-impiannya

walaupun terkadang terlalu berlebihan.

Kompetensi Dasar 2.4

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis”

Page 17: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

10

Sikap estetis nampak pada

perilaku anak yang peduli

dan menghargai keindahan

diri sendiri, karya sendiri

atau orang lain, alam dan

lingkungan sekitar, senang

menjaga kerapihan diri,

dan menghargai hasil karya

baik dalam bentuk gambar,

lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni lainnya, merawat kerapihan-

kebersihan-dan keutuhan benda mainan atau milik pribadinya.

Kompetensi Dasar 2.5

“Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

percaya diri”

Sikap percaya diri anak

ditunjukkan dengan

perilaku anak yang tidak

ragu menyapa guru saat

penyambutan, berani

tampil di depan teman,

guru, orang tua dan

lingkungan sosial lainnya,

berani mengemukakan pendapat, menyampaikan keinginan,

berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal sebelumnya dengan

pengawasan guru, bangga menunjukkan hasil karya, senang ikut serta

dalam kegiatan bersama, tidak berpengaruh pada penilaian orang tentang

Page 18: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

11

dirinya. Sikap percaya diri modal dasar bagi keberhasilan anak di masa

depan.

Kompetensi Dasar 2.6

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-

hari untuk melatih kedisiplinan”

Sikap taat terhadap aturan ditunjukkan dengan perilaku anak yang

bersedia mengikuti aturan secara sadar tanpa paksaan, tidak marah ketika

diingatkan aturan oleh temannya, mengingatkan temannya bila bertindak

tidak sesuai aturan.

Kompetensi Dasar 2.7

“Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap sabar

(mau menunggu giliran,

mau mendengar ketika

orang lain berbicara) untuk

melatih kedisiplinan”

Sikap sabar terlihat pada

perilaku anak yang menun-

jukkan kesediaan diri untuk

menahan diri, bersikap tenang, tidak lekas marah dan dapat menunda

keinginan, sikap mau menunggu giliran, mau mendengarkan ketika orang

lain berbicara, tidak menangis saat berpisah dengan ibunya, tidak mudah

mengeluh, tidak tergesa-gesa, selalu menyelesaikan gagasannya hingga

tuntas, dan berusaha tidak menyakiti atau membalas dengan kekerasan.

Page 19: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

12

Kompetensi Dasar 2.8

“Memiliki perilaku yang

mencerminkan kemandirian”

Sikap mandiri ditunjukan dengan

perilaku anak yang tidak

bergantung pada orang lain,

terbiasa mengambil keputusan

secara mandiri, merencanakan,

memilih, memiliki inisiatif untuk

belajar atau melakukan sesuatu tanpa harus dibantu atau dengan bantuan

seperlunya.

Kompetensi Dasar 2.9

“Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap peduli dan

mau membantu jika diminta

bantuannya”

Sikap peduli ditunjukkan dengan

perilaku anak yang mau

mengindahkan dan

memperhatikan kondisi teman,

mau menemani teman melakukan

kegiatan bersama, senang menawarkan bantuan pada teman atau guru,

peka untuk membantu orang lain yang membutuhkan, mampu

menenangkan diri dan temannya dalam berbagai situasi, senang mengajak

temannya untuk berkomunikasi, bereaksi positif kepada semua temannya.

Page 20: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

13

Kompetensi Dasar 2.10

“Perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran kepada orang

lain”

Sikap menghargai dan toleran

ditunjukkan dengan perilaku

anak yang menerima perbedaan

teman dengan dirinya,

menghargai karya teman, tidak

mentertawakan saat teman

berbicara, tidak ingin menang

sendiri, menghargai pendapat

teman, mau berbagi, mendengarkan dengan sabar pendapat teman,

senang berteman dengan semuanya, mengucapkan terima kasih atas

bantuan yang diterima, mengucapkan kata maaf bila salah, memberi tahu

temannya dengan santun bila melakukan kesalahan.

Kompetensi Dasar 2.11

“Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri”

Sikap mudah menyesuaikan

diri dengan lingkungan

nampak dari perilaku anak

yang dapat mengikuti

kegiatan transisi, tetap tenang

saat berada di tempat baru

dengan situasi baru misalnya

saat bertamu, berada di pusat

perbelanjaan, atau saat

Page 21: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

14

bertemu dengan guru baru, menyesuaikan diri dengan cuaca dan kondisi

alam.

Kompetensi Dasar 2.12

“Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap tanggung

jawab”

Sikap tanggung jawab terlihat

pada perilaku anak yang

menunjukkan kesediaan diri

untuk menerima konsekuensi

atau menanggung akibat atas

tindakan yang diperbuat baik

secara sengaja maupun tidak disengaja, mau mengakui kesalahan dengan

meminta maaf, merapihkan/membereskan mainan pada tempat semula,

mengerjakan sesuatu hingga tuntas, mengikuti aturan yang telah

ditetapkan walaupun sekali-kali masih harus diingatkan, senang

menjalankan kegiatan yang jadi tugasnya (misalnya piket sebagai

pemimpin harus membantu menyiapkan alat makan, dst).

Kompetensi Dasar 2.13

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur”

Sikap jujur tercermin dari perilaku anak yang berbicara sesuai fakta, tidak

curang dalam perkataan dan perbuatan, tidak berbohong, menghargai

kepemilikan orang lain, mengembalikan benda yang bukan haknya,

mengerti batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, terus terang, anak

senang melakukan sesuatu sesuai aturan atau kesepakatan, dan mengakui

kelebihan diri atau temannya.

Page 22: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

15

Kompetensi Dasar 2.14

“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun

kepada orang tua, pendidik, dan teman”.

Sikap rendah hati dan santun tercermin dari perilaku anak yang tidak

angkuh, ramah menyapa siapapun, bermuka riang saat berbicara dengan

siapapun, tidak suka melebih-lebihkan diri sendiri, lembut hati, halus dan

baik budi bahasanya, sederhana, tenang, tidak pamer, memiliki sikap

terbuka, tidak ingin menang sendiri, sopan dan hormat pada siapapun,

berbicara secara santun, menghargai teman dan orang yang lebih tua

usianya.

Page 23: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

16

BAB III MEMASUKAN PENGEMBANGAN SIKAP DALAM RENCANA

PEMBELAJARAN

A. Perencanaan

Kompetensi sikap pada kurikulum 2013 bersifat pembiasaan yang

dilakukan guru bersama anak di setiap kegiatan rutin ataupun kegiatan

terstruktur. Kegiatan rutin dimaksud misalnya kegiatan makan, toileting,

penyambutan, penjemputan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan

terstruktur misalnya kegiatan yang direncanakan dilakukan anak di sentra,

area atau kelompok.

Pengembangan kompetensi sikap sama halnya dengan

pengembangan kompetensi lainnya harus direncanakan dan diterapkan

seteliti mungkin, agar sikap yang terbangun pada anak sesuai dengan

yang diharapkan. Pengembangan kompetensi sikap yang direncanakan

dengan baik akan mendorong terbentuknya karakter sejak usia dini.

Untuk mengingatkan guru bahwa sikappun harus dikenalkan lebih

dahulu kepada anak, maka nilai sikap harus dimasukkan ke dalam rencana

pembelajaran, baik rencana pembelajaran di mingguan maupun di harian.

Sebagai contoh di bawah ini RPPM yang memuat penanaman sikap:

Page 24: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)

TAMAN KANAK-KANAK KENCANA

Semester/Bulan/Minggu: I/Juli/Minggu ke 4

Tema : Diriku

Sub Tema : Tubuhku

Sub-sub tema : --

Kelompok : B (usia 5-6 Tahun)

KD Materi Pembelajaran Rencana Kegiatan

1.1

3.1- 4.1

2.1

3.4-4.4

2.5

2.6

3.6-4.6

2.13

3.10-4.10

3.15-4.15

1. tubuhku ciptaan Tuhan,

2. doa sebelum dan sesudah

belajar,

3. kebiasaan mencuci tangan

dan menggosok gigi

4. nama anggota tubuh, fungsi

anggota tubuh, cara merawat

5. senang memberi salam

6. senang mengikuti aturan

7. pengelompokan berdasarkan

warna (merah, biru, kuning),

bentuk dua dimensi (persegi,

segi tiga,), dan jumlah

bilangan (5 - 10),

8. senang bersikap ramah,

9. aku suka mendengar cerita

10. lagu “ Tuhan Ciptakan Aku”

1. Membuat bingkai foto diri warna

merah, biru, kuning

2. Membuat boneka foto diri dari

tanah liat

3. Membuat boneka diri dari satlekok

bulu tangkis dengan tempelan

kertas merah, biru, kuning

4. Menggunting dan menempel

gambar anggota tubuh

5. Melukis dengan cat air

6. Menggambar dengan krayon atau

spidol

7. Mencetak bentuk tubuh dari pasir

8. Membuat kolase bentuk dan bagian

muka dari daun kering

9. Menghitung anggota tubuh

10. Menggambar jari tangan dengan

krayon atau spidol

11. Mengukur tinggi badan dengan tali

rapia

12. Menyusun huruf anggota tubuh

berdasarkan contoh dari kartu kata

bergambar

13. Main peran pergi ke dokter gigi

14. Membuat roti berbentuk muka

15. Membangun rumah dari balok

Page 25: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

18

Kompetensi Dasar dengan Kode 1.1, 2.1, 2.5, 2.6, 2.13 adalah kode untuk

kompetensi sikap. Artinya kompetensi sikap dimasukkan ke dalam RPPM

dan RPPH sehingga terprogram bukan hanya dampak ikutan. Selanjutnya

kompetensi tersebut diturunkan menjadi materi disesuaikan dengan tema

yang digunakan minggu tersebut.

Contoh

KD TEMA MATERI

KD 1.1 Mengenal Tuhan melalui

ciptaannya

Tubuhku Tubuhku ciptaan

Tuhan

KD 2.1 Memiliki perilaku yang

mencerminkan hidup sehat Kebiasaan mencuci

tangan dan

menggosok gigi

DST Dst

Dari contoh RPPM selanjutnya dijabarkan menjadi RKKH, contohnya:

Contoh 1. Model Sentra Seni

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Taman Kanak-Kanak Kenanga

Semester/bulan/Mingg ke : 1/Juli/2

Hari/Tanggal : Senin/14 Juli 2015

Kelompok/Usia : B/5-6 Tahun

Tema/Sub Tema : Diriku/Tubuhku

Materi dalam kegiatan:

1. nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat,

Page 26: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

19

2. pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru, kuning), (Catatan:

materi pengelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah bilangan

disampaikan hari berikutinya),

3. lagu “Tuhan Ciptakan Aku”

Materi yang masuk dalam pembiasaan:

1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

2. Mengucapkan salam

3. Doa sebelum belajar

4. Mengenal aturan bermain

5. Mencuci tangan dan menggosok gigi.

Alat dan Bahan

1. Lidi/irisan bambu/stik es krim, kertas, lem, kertas warna warni untuk

kegiatan membuat bingkai fota diri warna merah, biru, kuning:

2. Kertas Koran untuk alas, tanah liat, celemak untuk menutup baju anak

untuk kegiatan Membuat boneka foto diri dari tanah liat.

3. Kok bekas, kertas warna warni, lem, asesoris mata untuk kegiatan

membuat boneka diri

4. Gambar anggota tubuh, lem, kertas untuk menempel, gunting untuk

kegiatan menggunting dan menempel gambar anggota tubuh.

Pelaksanaan

a. Pembukaan (30 menit)

Bernyayi “Aku Ciptaan Tuhan”

Tepuk “Aku Ciptaan Tuhan”

Doa sebelum belajar

Mengenalkan aturan bermain

Page 27: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

20

Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara merawat tubuh

Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terimakasih terhadap

Tuhan atas tubuhnya

Berdiskusi tentang pengelompokkan warna (merah, biru, kuning)

Guru memberi dukungan dengan cara membacakan buku

b. Inti (60 menit)

1. Anak mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi,

menalar tentang:

a. Anggota tubuhnya

b. Ciri-ciri anggota tubuhnya dan cirri-ciri anggota tubuh

temannya

c. Jumlah bagian anggota tubuhnya

2. Anak mengkreasikan hasil karya sebagai bentuk

mengomunikasikan gagasan:

Kegiatan sentra seni: membuat bingkai foto diri

c. Recalling

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dimainkan anak

2. Menguatkan konsep tentang bagian tubuh, fungsi, dan cara

merawatnya, siapa yang menciptakan bagian tubuh, dan

bagaimana cara mensyukuri ciptaanNya.

3. Menguatkan konsep pengelompokan berdasarkan warna (merah,

biru, kuning).

Page 28: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

21

d. Penutup (15 menit)

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Mengajak anak bersyukur telah bermain yang menyenangkan

3. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan hari ini,

mainan apa yang paling disukai

4. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah yakni

menanyakan bertanya kepada orang tuanya tentang tempat lahir,

tanggal lahir, siapa yang menolong kelahiran, dst.

5. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

6. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

7. Berdoa setelah belajar

B. Pembiasaan

Materi pembiasaan yang dicantumkan dalam RPPH di atas, selanjutnya

dikokohkan ke dalam standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan

setiap hari untuk membangun pembiasaan.

Pembiasaan Masuk dalam SOP

Bersyukur sebagai ciptaan

Tuhan

Sebelum dan sesudah melakukan

kegiatan

Mengucapkan salam Kedatangan/penyambutan anak

Doa sebelum belajar dan

aturan main

Pembukaan

Mencuci tangan dan

menggosok gigi.

Sebelum dan sesudah makan

Page 29: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

22

Mengingat SOP sebagai sarana pengembangan karakter, maka seharusnya

satuan PAUD menyusun SOP sebagai kelengkapan KTSP.

Page 30: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

23

BAB IV

STRATEGI PENANAMAN SIKAP

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PAUD

Penanaman sikap tidak sekedar memberi pengetahuan baik dan buruk

tetapi lebih pada menumbuhkan kesadaran dan menerapkan akan nilai baik

dan buruk dalam perilaku sehari-hari. Oleh karena itu penanaman sikap harus

dilakukan secara lembut dan menyenangkan. Suasana dan lingkungan yang

aman dan nyaman, perlu diciptakan dalam proses penanaman nilai-nilai sikap.

Untuk memperdalam pemahaman sikap yang diharapkan, setiap nilai sikap

yang telah dimasukan ke dalam rencana pembelajaran harus diterapkan

secara berkelanjutan.

Penanaman nilai sikap terus diterapkan dalam bentuk pembiasaan yang

direncanakan secara matang oleh satuan PAUD. Sikap yang diterapkan

dimasukkan dalam RPPH atau dalam SOP. Misalnya di RPPH hari ini

dicantumkan “berdoa sebelum dan sesudah makan”. Dalam RPPH minggu

depan “berdoa sebelum dan sesudah makan” tidak dicantumkan kembali

tetapi dimasukan ke dalam SOP sehingga kegiatan berdoa sebelum dan

sesudah makan terus diterapkan setiap kali anak menjelang dan setelah

makan di setiap hari dan sepanjang tahun.

Page 31: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

24

Ada 5 langkah yang perlu diperhatikan dalam menanamkan sikap pada anak:

1) Anak dikenalkan dengan perilaku dan nilai yang baik dan seharusnya

(knowing the good),

2) Anak diajak membahas untuk memikirkan dan mengerti mengapa ini baik

dan itu tidak baik (thinking the good),

3) Anak diajak merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan (feeling

the good), dan

4) Anak diajak melakukan perilaku yang baik (acting the good.)

5) Anak dibiasakan untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan

(habituating the good).

Contoh sederhana: Guru menanamkan perilaku membuang sampah pada

tempatnya.

1) Anak diajak mengamati halaman yang banyak sampah (kotor, banyak

lalat, bau, dll)

mengeta hui

memikir kan

merasa kan

melaku kan

membiasakan

Page 32: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

25

2) Anak diajak bicara tentang apa yang terjadi bila halaman kotor (lalat yang

kotor bisa menempel pada makanan yang mengakibatkan sakit perut).

3) Anak diajak merasakan bagaimana rasanya bila akibat buang sampah

sembarangan tersebut menimpa dirinya atau keluarganya. Lalu anak

diajak mengambil kesimpulan apa yang harus dilakukan agar akibat

buang sampah sembarangan tersebut tidak terjadi.

4) Bersama-sama membersihkan sampah yang kotor di halaman untuk

dibuang ke tempat sampah.

5) Menyediakan tempat sampah untuk membiasakan anak membuang

sampah pada tempatnya.

Penanaman sikap disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak.

Semakin muda usia anak maka modeling guru/ orang tua menjadi sangat

dominan. Pada anak yang sudah lebih besar maka dukungan guru/orang tua

untuk membangun kesadaran anak lebih diperlukan.

Beberapa contoh menanamkan sikap kepada anak dalam kegiatan

pembelajaran.

1. Mengenalkan sikap “ADANYA TUHAN MELALUI CIPTAAN-NYA”

Kegiatan: Bermain di halaman

a. Guru mengajak anak-anak ke halaman untuk memperhatikan benda-

benda di sekitarnya.

b. Pendidik menanyakan ”apa saja benda yang ditemui anak-anak. Siapa

yang menciptakant bunga, kupu-kupu, batu dst.”

c. Mendiskusikan benda-benda lain ciptaan Tuhan

Page 33: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

26

d. Diskusi kegunaan benda-benda ciptaan Tuhan

e. Diskusi bagaimana jika benda-benda ciptaan Tuhan tidak ada

f. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan agar ciptaan Tuhan yang

ada di halaman itu tidak rusak.

g. Guru mencontohkan

ucapan takjub saat

melihat ciptaan Tuhan,

misalnya, ”...Masya

Allah ... bagus sekali

bunganya...”

atau ” ...Puji Tuhan

halus sekali bulu kelinci

ini...”, dan sebagainya.

h. Mengajak anak untuk

membereskan dan

memelihara tanaman

yang ada di halaman

PAUD.

2. Mengenalkan sikap ” MENGHARGAI DIRI SENDIRI, ORANG LAIN

DAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI RASA SYUKUR KEPADA

TUHAN”

Kegiatan : berdiskusi tentang bersyukur

a. Guru memperlihatkan foto keluarga masing-masing anak.

b. Guru menanyakan ”yang dirasakan” pada keluarga atau teman.

c. Mendiskusikan perasaan anak bila ada keluarga atau teman yang

sakit.

Page 34: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

27

d. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan pada keluarga dan teman.

e. Mendiskusikan bagaimana caranya menyayangi keluarga dan teman?

f. Guru mencontohkan cara berbicara santun pada orang tua dan teman.

g. Anak diajak berdiskusi perilaku yang tidak boleh dilakukan pada

keluarga dan teman

h. Mempraktekkan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan sesuai

agamanya.

3. Menanamkan sikap “PERILAKU HIDUP SEHAT”

Kegiatan: Memeriksa gigi

a. Guru memperlihatkan gambar gigi dan mendiskusikan ”kegunaan gigi”

b. Menanyakan apakah gigi bisa sakit dan bagaimana jika giginya sakit

c. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan agar giginya tidak sakit

d. Mempraktekan cara

menggosok gigi

yang benar.

e. Mengajak anak

secara bergantian

memeriksakan

giginya ke dokter

kunjung.

f. Selagi menunggu

temannya di periksa, anak-anak diajak main tebak-tebakan ”gunanya

melakukan sesuatu untuk merawat kesehatan diri” dengan

menggunakan kartu gambar. Misalnya gambar yang sedang mandi,

mandi gunanya untuk .., mencuci tangan gunanya untuk ...,

Page 35: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

28

mengelap meja gunanya untuk ..., membuang sampah di tempat

sampah gunanya untuk... dst.

4. Menanamkan “SIKAP INGIN TAHU”

Kegiatan : Bermain dengan magnet

Pijakan/Dukungan Guru

a. Guru menyiapkan alat-alat yang akan dijadikan bahan praktek

misalnya” magnet, kaleng, paku, plastik, kertas, daun dll”

b. Anak-anak diminta untuk mengamati bahan-bahan yang disiapkan

c. Anak dipersilakan untuk mencoba menggunakan magnet kepada

benda-benda yang disediakan

d. Berdiskusi

tentang ”benda

yang menempel

dan yang tidak

bisa menempel

di magnet ?”

e. Berdiskusi

mengapa ada

benda yang

menempel dan

ada benda yang tidak menempel pada magnet?

f. Guru memberi penghargaan saat anak dapat mengelompokan benda

yang dapat menempel dan yang tidak dapat menempel

g. Anak dipersilakan mencobakan kepada benda lainnya yang ada di

ruangan atau halaman.

Page 36: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

29

5. Menanamkan “SIKAP KREATIF”

Kegiatan: Memasak kue

a. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk memasak

b. Anak-anak untuk mengamati dan merasakan bahan-bahan yang

tersedia

c. Guru menuliskan resep dengan

gambar atau kata sederhana

d. Anak secara bergilir

menuangkan bahan sesuai

dengan resep yang ditulis atau

yang dibacakan guru, lalu

bersama-sama mengadoni

bahan tersebut sehingga

menjadi adonan yang siap dibentuk

e. Anak berdiskusi gagasan tentang bentuk adonan yang akan dibuat

oleh anak

f. Guru menyampaikan aturan bahwa adonan tidak kotor

g. Anak diperkenankan untuk menggunakan bahan lainnya bila

diperlukan

h. Guru mempertajam gagasan anak dengan bertanya,” mengapa ini..

untuk apa.. apa yang terjadi bila..dst”

i. Anak menuangkan gagasan menjadi karya kreatif.

j. Guru membiasakan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri bila

dia menemukan kesulitan melakukan sesuatu

k. Guru memberi dukungan seperlunya dengan sedikit bantuan, contoh

atau dengan kalimat, misalnya,” bagaimana kalau begini.. bisa tidak

jika ....”

l. Guru memberi penghargaan pada keberhasilan yang dicapai anak

Page 37: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

30

6. Menanamkan “SIKAP ESTETIS”

Kegiatan: Membangun dengan balok unit

a. Guru membacakan

buku cerita yang

sesuai dengan tema

b. Anak dipersilakan

memikirkan rencana

bangunan yang akan

dibuatnya.

c. Guru memperlihatkan

cara menyusun balok

yang rapi sesuai

presisinya.

d. Mendiskusi dengan anak mengapa menyusun balok harus rapi.

e. Anak mengemukakan pendapat bagaimana agar hasil karya menjadi

rapi dan bersih.

f. Anak membangun gagasannya dengan balok unit.

g. Guru menawarkan menggunakan asesoris untuk menambah

keindahan dan keutuhan gagasan.

h. Guru memberikan penghargaan pada setiap hasil karya anak dengan

menekankan pada keindahan dan kerapihan kerjanya.

7. Menanamkan “SIKAP PERCAYA DIRI”

Kegiatan: outbond

a. Guru mengenalkan kegiatan yang akan diikuti anak

b. Guru menyampaikan aturan bermain serta alat pengaman yang harus

digunakan

Page 38: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

31

c. Mendiskusikan siapa

yang akan memulai

d. Guru mendukung

semua anak berani

mencoba permainan

e. Anak mencoba

permainan dengan

pengawasan Tim

Teknis ahli

f. Setelah selesai semua, guru mengajak mendiskusikan apa yang

dirasakan anak saat mengikuti permainan

g. Guru menghargai setiap usaha yang dilakukan anak sebagai proses

pembentukan sikap percaya diri

8. Menanamkan “SIKAP TAAT PADA ATURAN”

Kegiatan : Main peran berkendaraan di

jalan raya

Sebelum bermain:

a. Mendiskusikan keadaan di jalan

raya

b. Mendiskusikan aturan di jalan raya

c. Mendiskusikan mengapa harus

mengikuti aturan

d. Anak menyampaikan contoh

perilaku mentaati aturan

e. Contoh perilaku yang tidak

mengikuti aturan

Page 39: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

32

Setelah bermain:

a. Mendiskusikan aturan di satuan PAUD

b. Mendiskusikan contoh perilaku yang taat aturan

c. Akibat kalau tidak disiplin mengikuti aturan?

d. Bagaimana menerapkan aturan?

e. bagaimana kalau ada teman tidak disiplin mengikuti aturan?

f. Guru menguatkan sikap taat yang ditunjukkan anak dengan kalimat,

misalnya ”Anisa taat pada aturan bermain, karena sudah

mengembalikan mainan ke tempatnya semula.”

9. Menanamkan “SIKAP MANDIRI”

Kegiatan: Membuat patung dari tanah liat

a. Mendiskusikan bahan

main dan kegunaannya

b. Mendiskusikan gagasan

anak membuat sesuatu

dengan tanah liat.

Setiap anak

dipersilakan membuat

sesuai dengan

keinginannya untuk

membangun

kemandirian dalam

berpikir

c. Guru mengenalkan kata mandiri dalam bekerja

d. Mendiskusikan arti mandiri

e. Mendiskusikan contoh perilaku mandiri saat bermain

Page 40: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

33

f. Anak membuat karya dengan tanah liat

g. Guru memberi penghargaan pada usaha anak untuk bekerja secara

mandiri.

h. Setelah kegiatan guru melakukan menguatkan dengan menekankan

pada perilaku mandiri anak, misalnya, ”semua anak-anak ibu sudah

mampu mandiri, mengerjakan sendiri tanpa minta dibantu orang lain.”

10. Menanamkan “SIKAP SABAR”

Kegiatan : Membacakan buku ceritera

a. Guru membacakan buku yang menceritakan anak sabar

b. Diskusi pemahaman tentang sabar

c. Mendiskusikan mengapa harus bersabar

d. Contoh perilaku yang bersabar

e. Apa akibat nya kalau tidak bersabar

f. Bagaimana kalau ada teman yang tidak bersabar?

g. Menerapkan sikap sabar saat bermain, menunggu giliran, menunggu

dijemput, dan kegiatan lainnya.

Page 41: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

34

h. Guru menghargai sikap sabar yang ditunjukkan anak dengan cara

menguatkan melalui kalimat, misalnya, ”terima kasih kamu sudah

sabar menunggu dijemput mama tanpa marah-marah.”

11. Menanamlan “SIKAP PEDULI”

Kegiatan: Makan Bersama

a. Guru mempersilakan semua anak duduk di kursi sekeliling meja.

Kemudian meminta mereka untuk memperhatikan siapa temannya

yang belum hadir.

b. Guru memastikan semua

anak yang sudah duduk

sudah mencuci tangannya

dengan bersih.

c. Guru mengajak semua anak

memperhatikan temannya

apakah ada yang tidak

membawa bekal?

d. Mengajak anak untuk saling

berbagi makanan yang

dibawanya

e. Guru mengucapkan terima

kasih karena anak-anak

sudah mau berbagi dan

peduli dengan teman.

f. Guru menawarkan kepada anak siapa yang akan memimpin doa

sebelum makan. Kemudian mempersilakan makan bekal masing-

masing.

Page 42: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

35

g. Setelah makan guru mengajak semua anak untuk membereskan dan

membersihkan kembali meja dan ruangan dari sisa-sisa

makanan.Setelah semua rapi, guru mengajak anak bercerita tentang

sikap ”peduli”.

12. Menanamkan “SIKAP TOLERAN”

Kegiatan: bermain tebak-tebakan dalam kelompok kecil

a. Guru mengajak anak bermain di halaman. Kemudan anak dibagi

dalam kelompok kecil.

b. Setiap kelompok membuat harus menebak ciri-ciri yang disampaikan

kelompok lain.

c. Guru

memperhatikan

bagaimana anak

berbagi gagasan

dalam kelompom.

d. Guru

memperhatikan

cara kelompok

menentukan dan

mengambil

kesimpulan

tentang ”benda” yang akan di tebak kelompok lainnya.

e. Anak bermain tebak-tebakan. Satu kelompok menyebutkan ciri-ciri,

kelompok lain menebaknya.

f. Setelah bermain guru menanyakan apa yang dirasakan anak.

Page 43: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

36

g. Guru menghargai sikap toleran yang dimunculkan anak ketika

berdiskusi, misalnya. ”tadi ibu melihat saat diskusi kalian saling

menghargai pendapat teman. Itu namanya toleransi.”

h. Guru menyampaikan kosa kata toleran dan meminta anak untuk

memberi contoh sikap toleran.

13. Menanamkan “SIKAP MENYESUAIKAN DIRI”

Strategi: berbelanja di pasar modern

a. Mendiskusikan

tujuan dan

kegiatan yang

akan di lakukan

di supermarket

b. Mendiskusikan

aturan dan

perilaku yang

diharapkan

disupermarket

c. Mencontohkan bersikap tenang selama di situasi dan lingkungan baru

d. Mencontohkan sikap memilah yang harus dilakukan dan tidak boleh

dilakukan

e. Bersikap sabar dan tenang ketika harus mengantri dan menunggu

f. Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal

g. Anak disilakan berbelanja sesuai dengan keperluannya dan uang yang

tersedia

h. Setelah kegiatan guru menanyakan perasaan anak.

i. Guru memberikan penguatan berupa kata bangga karena anak-anak

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan peraturan berbeda.

Page 44: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

37

14. Menanamkan “SIKAP SOPAN”

Kegiatan : Panggung boneka

Gambar : http://little1academymatarammedan.blogspot.com/

a. Guru menyiapkan beberapa boneka dan panggung boneka

b. Anak-anak diminta duduk tertib untuk mengikuti cerita panggung

boneka tentang anak yang sopan.

c. Guru memainkan tokoh boneka sebagai anak yang berperilaku sopan

dan boneka yang menjadi tokoh anak tidak sopan.

d. Guru menerapkan kata ”tolong, maaf, terima kasih, permisi.” sebagai

contoh perilaku sopan dengan nada rendah dan riang.

e. Setelah selesai guru mengajak diskusi tentang tokoh mana yang

disukai anak, mengapa..?

f. Guru menanyakan pada anak perilaku sopan santun dan apa akibatnya

kalau tidak sopan santun

g. Bagaimana kalau ada teman yang tidak sopan?

Page 45: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

38

15. Menanamkan “ SIKAP TANGGUNG JAWAB”

Kegiatan : Membereskan kembali mainan

a. Guru mengajak anak merapikan kembali mainan yang sudah

digunakan sesuai tempat semula

b. Setelah selesai anak diajak duduk untuk mengikuti recalling

c. Guru mengucapkan terima kasih karena anak-anak sudah

bertanggung jawab mengembalikan mainan ke tempat semula

sehingga ruangan rapi kembali.

d. Guru mendiskusikan pengertian tanggung jawab menurut pikiran anak

e. Anak mendiskusikan

contoh perilaku tanggung

jawab

f. Anak mendiskusikan cara

mengajak temannya

untuk bertanggung jawab.

g. Apa kerugiannya bila ada

anak yang tidak

bertanggung jawab.

h. Guru menegaskan kembali apa yang harus dilakukan anak setelah

bermain, setelah makan, setelah bangun tidur, dsb.

i. Mengajak anak bernyanyi atau lainnya tentang tanggung jawab.

16. Menanamkan “SIKAP JUJUR”

Kegiatan: Panggung boneka

a. Guru memainkan boneka tangan dengan tokoh si jujur dan si

pembohong.

Page 46: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

39

b. Tokoh si jujur mencerminkan perilaku yang tidak berbohong,

menghargai miliki teman, mengembalikan benda yang bukan miliknya,

mengakui kesalahannya, meminta izin bila menggunakan benda orang

lain.

c. Setelah selesai bersama anak mendiskusikan

o pengertian jujur menurut anak

o Mengapa harus jujur

o Contoh perilaku jujur dan tidak jujur

Page 47: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

40

BAB V

PEMBUDAYAAN

Penanaman sikap bukan kegiatan yang cukup dilakukan sekali-kali atau hanya

dilakukan selintas saja, tetapi harus dilakukan terus menerus sehingga

menjadi pembiasaan. Pembiasaan yang sudah dilakukan anak pun harus terus

dikuatkan hingga menjadi perilaku yang menetap atau karakter. Untuk itu

perlu langkah serius untuk melakukan pembudayaan terhadap penanaman

sikap pada anak.

Pembudayaan berarti tindaklanjut dari 5 langkah yang diterapkan pada

penanaman sikap seperti yang diuraikan sebelumnya, yaitu:

1. Mengetahui yang baik (knowing the good),

2. Memikirkan yang baik (thinking the good),

3. Merasakan yang baik (feeling the good), dan

4. melakukan yang baik (acting the good.)

5. membiasakan yang baik (habituating the good).

Pembudayaan dilakukan dengan memasukkan proses penanaman sikap ke

dalam kegiatan yang lebih bersifat permanen, yakni dimasukkan ke dalam

program harian. Guna pelaksanaannya menjadi konsisten maka disusun

Standar Operasional Prosedur pelaksanaan kegiatan harian. Standar

Operasional Prosedur (SOP) ditujukan untuk para guru, pengelola, dan semua

orang yang bekerja dengan anak di lembaga PAUD tersebut yang

memfasilitasi anak belajar dan membangun sikap.

Page 48: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

41

SOP menjadi penting sebab penanaman sikap diberikan melalui keteladanan,

pembiasaan, dan pengulangan dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya

penanaman sikap memerlukan 5 K, yakni:

1. Konsensus, ada kesepakatan bersama antar guru dan orang tua tentang

karakter yang akan dibangun dan cara membangunnya.

2. Komitmen, ada ketaatan dan tanggung jawab bersama oleh guru dan orang

tua dalam melaksanakan kesepakatan penerapan karakter pada anak.

3. Konsisten, ada keajegan dalam proses penerapan karakter melalui kegiatan

bermain di lembaga PAUD maupun di keluarga.

4. Kontinu, dilakukan secara terus menerus sepanjang hari sepanjang tahun

hingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan selanjutnya terpatri dalam jiwa dan

pikiran anak sehingga membantuk karakter.

5. Konsekuen, ada konsekuensi yang diterapkan dan harus dipatuhi baik oleh

guru, orang tua, maupun anak bila terjadi pelanggaran terhadap komitmen

pengembangan karakter anak. Konsekuensi yang diterapkan untuk anak tidak

bersifat hukuman fisik. Bentuk dan caranya dapat disepakati dengan anak,

misalnya anak boleh memilih tidak menonton kartun kesukaannya atau

membereskan tempat tidur.

Konsensus

Komitmen

Konsisten

Kontinu

Konsekuensi

5 K

Page 49: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

42

Penanaman karakter pada anak harus dimulai dari guru, karena anak peniru

ulung. Semua yang ditangkap indera anak akan menjadi perilaku anak jika

dilakukan terus-menerus. Guru dan seluruh orang dewasa yang ada di satuan

PAUD harus menyadari bahwa mereka adalah model bagi pengembangan

perilaku anak. Oleh karena itu patut guru dan semua orang dewasa di satuan

PAUD memiliki kesamaan pikir, kesamaan perilaku, dan kesamaan tanggung

jawab dalam menanamkan perilaku pada anak. Untuk membangun perilaku

yang konsisten pada guru dan orang dewasa lainnya, maka perlu disusun

Standar Operasional Prosedur (SOP) pada setiap kegiatan rutin yang

dilakukan sehari-hari bersama anak.

Standar Operasional Prosedur dalam tatanan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak

Usia Dini bukan hanya menjadi lampiran dari KTSP, tetapi dokumen penting

yang memuat prosedur penanaman karakter anak-anak usia dini dibentuk.

SOP disusun oleh satuan PAUD dengan mengacu pada visi, misi dan tujuan

satuan. Contoh pembuatan SOP dipaparkan lebih jauh dalam Pedoman

Penyusunan SOP.

Sama halnya dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan anak

yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, maka pengembangan sikap

pun dilakukan dengan cara yang menyenangkan, jauh dari unsur paksaan dan

tekanan. Pemaksaan dan ancaman tidak akan mampu menumbuhkan

kesadaran dan sikap positif anak.

Page 50: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

43

BAB VI

PENILAIAN PENANAMAN SIKAP

A. Tujuan

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana perubahan sikap

dan perilaku anak-anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kegiatan penilaian dilakukan oleh pendidik secara berkesinambungan dan

terus menerus agar perubahan sikap dan perilaku anak dapat dilihat

secara utuh.

B. Prinsip Penilaian

1. Menyeluruh, artinya penilaian hendaknya mencakup aspek proses dan

hasil penanaman sikap yang secara bertahap menggambarkan

perubahan sikap dan perilaku anak.

2. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana,

bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh

terhadap hasil penanaman sikap kebangsaan.

3. Obyektif, penilaian dilakukan seobyektif mungkin sesuai dengan apa

yang dialami atau terjadi pada diri anak dengan memperhatikan

perbedaan keunikan masing-masing individu.

4. Mendidik, artinya hasil penilaian digunakan untuk membina dan

mendorong anak-anak dalam meningkatkan kemampuan atau

mengembangkan sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter

kebangsaan.

5. Kebermaknaan, artinya hasil penilaian harus bermakna baik bagi

pendidik, orang tua, anak didik dan pihak lain yang memerlukan.

Page 51: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

44

C. Cara Penilaian

Penilaian penanaman sikap dapat dilakukan melalui kegiatan :

1. Pengamatan, yaitu suatu cara untuk mengetahui perkembangan atau

perubahan sikap dan perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari

dengan cara melihat secara langsung.

2. Wawancara, yaitu menanyakan kepada anak secara langsung tentang

kegiatan bermain yang dilakukannya. Pendidik atau pengasuh dapat

menanyai anak-anak ketika mereka melakukan kegiatan dengan

tujuan untuk mengetahui dan memperkuat gagasan mainnya.

D. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian menggunakan format capaian hasil perkembangan

seperti yang tercantum dalam Pedoman Penilaian, karena penilaian

perkembangan sikap menjadi satu kesatuan dengan perkembangan

lainnya.

E. Pengembangan Indikator

Indikator kemampuan sikap dikembangkan dengan merujuk kepada

cakupan setiap Kompetensi Dasar Sikap dengan dasar teori yang relevan.

Indikator perkembangan sikap juga menyatu dengan indikator

pengetahuan dan sikap yang sudah dikelompokkan sesuai dengan aspek

perkembangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Format Penilaian

Pencapaian Perkembangan Anak yang terdapat dalam Pedoman Penilaian.

F. Pelaporan

Sama halnya dengan penilaian, pelaporan perkembangan sikap juga

menyatu dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang

Page 52: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

45

disajikan per kelompok aspek perkembangan. Pelaporan disajikan dalam

bentuk narasi yang menerangkan ketercapaian perkembangan dan aspek

yang masih harus didukung orang tua agar segera mencapai kematangan

perkembangan.

Page 53: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

46

BAB VI

PENUTUP

Pedoman ini sesungguhnya mengukuhkan keyakinan kita semua bahwa

menanamkan sikap sejak usia dini seperti mengukir di atas batu, walaupun

sulit tetapi hasilnya akan terpatri lama. Karena itu penanaman sikap menjadi

tanggungjawab bersama, antara orang tua, pendidik, pengasuh, masyarakat,

dan pemerintah. Untuk itu kebersamaan, keselarasan, dan kemitraan harus

selalu digalang untuk mencapa hasil yang diharapkan. Melalui tangan bapak

ibu guru, pengelola dan pemerhati PAUD harapan melahirkan anak cerdas

diperkokoh dengan sikap tangguh semoga segera terwujud. Semoga. Terima

kasih.

Salam

Penyusun

Page 54: Pedoman Penanaman Sikap File

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

47

Daftar Pustaka

A, Koesoema, Doni, 2007, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, Jakarta.

Mulyana, Rohmat, 2004, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Alfabeta, Bandung.

Buwono X, Sultan Hamengku, 2007, Merajut Kembali Keindonesiaan Kita,

Gramedia, Jakarta.

Tilaar, H.A.R., 2007, Mengindonesia Etnisitas & Identitas: Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan Bangsa Indonesia, PT

Pineka Cipta, Jakarta.

Lincoln, Erik & Amalee, Irfan, 2008, 12 Nilai Dasar Perdamaian, Pelangi Mizan,

Bandung.

Linda & Eyre, Ricard . Teaching Your Children Value, Missouri Department of Elementary and Secondary Education,

Jeferson City. Retrieved 18 March 2010 from www.dese.state.mo.us.

Sulhan, Najib, 2006, Pembangunan Karakter pada Anak: Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif, Surabaya Intelektual Club,

Surabaya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Page 55: Pedoman Penanaman Sikap File

Dicetak oleh:

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TAHUN 2015

hhtp://www.paud.kemdikbud.go.id/