penanaman nilai-nilai pendidikan islam oleh orang tua...

153
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA PADA SISWA TUNAGRAHITA SMPLB NEGERI SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SITI MUASYAROH NIM 11112237 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

Upload: phamtram

Post on 12-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

OLEH ORANG TUA PADA SISWA TUNAGRAHITA

SMPLB NEGERI SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI MU’ASYAROH

NIM 11112237

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

ii

Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

iii

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

iv

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

v

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

QS. Ar-Rahman: 60

Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan

PERSEMBAHAN

Untuk orang tuaku, Bapak Duryadi yang telah berperan ganda sebagai ibu dalam

hidupku dan Alm Ibu Rukini yang semoga selalu dalam rengkuhan Allah SWT

Kakak-kakak, keponakan-keponakan, keluarga besarku

Bapak Kyai, guru-guru, dan para asatidz,

serta siapapun mereka yang pernah berjasa dalam kehidupanku.

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesikan skripsi ini yang berjudul

“Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada Siswa

Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga terang benderang, semoga kita semua diakui sebagai umatnya yang kelak

mendapatkan syafaatnya di akhirat.

Selanjutnya penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Intitut Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak Mukti Ali, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing penulis dalam memempuh studi di IAIN Salatiga.

5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

viii

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi.

7. Bapak, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

8. KH. Mahfudz Ridwan, Lc yang telah memberikan ridho dan bimbingan

dalam menuntut ilmu.

9. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, para asatidz dan para

santri yang telah mendewasakan penulis setiap harinya dalam warna-warni

kehidupan.

10. Teman-teman Jurusan S1 Pendidikan Agama Islam angkatan 2012,

terutama Kelas PAI G yang telah memberikan banyak cerita dan canda

selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga

Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan wawasan yang lebih luas

dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca. Penulis sadar

bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Wassalammu’alaikum wr.wb.

Salatiga, 23 September 2016

Penulis,

Siti Mu‟asyaroh

NIM. 11112237

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

ix

ABSTRAK

Mu‟asyaroh, Siti. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada

Siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga.Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga, Salatiga, 2016

Kata Kunci: Penanaman, Nilai-nilai Pendidikan Islam, Siswa Tunagrahita

Tunagrahita adalah mereka yang memiliki keterbatasan intelegensi. Karena

keterbatasan itu pula sikap sosial seseorang berkurang. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang ditanamkan oleh orang tua

pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga, untuk mengetahui metode

penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada siswa tunagrahita

SMPLB Negeri Salatiga, serta untuk mengetahui faktor penghambat dan

pendukung orang tua dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam pada siswa

tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Metode

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam dan

dokumentasi. Sumber utama penelitian ini adalah orang tua siswa tunagrahita,

anak tunagrahita dan guru pendidikan agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga.

Proses penyajian data dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif-

kualitatif, yaitu dengan cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata

untuk menangkap fakta, fenomena, variabel dan keadaan yang didapatkan ketika

penelitian berlangsung dan menjelaskan data yang didapatkan.

Hasil penelitian ini adalah, (1) Nilai Nilai-nilai pendidikan Islam yang

ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga sudah

berdasarkan ajaran pokok nilai-nilai pendidikan Islam yang meliputi nilai

pendidikan akidah, ibadah, akhlak dan kemasyarakatan. (2) Orang tua

menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, nasihat, pengawasan dan

hukuman.dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam. (3) Dalam proses

penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

menghambat dan mendukung. Ketidaksabaran orang tua, keterbatasan intelegensi

anak, kepribadian anak yang susah diatur, menjadi kendala dalam menanamkan

nilai-nilai pendidikan Islam. Sedangkan motivasi kuat dimiliki orang tua dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam, kepribadian anak yang sudah tumbuh

jiwa kemandirian, lingkungan masyarakat yang masih menjunjung tinggi tradisi

Islam, dan lingkungan sekolah merupakan fakor pendukung dalam meningkatkan

penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada anak tunagrahita yang

bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga.

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL SKRIPSI ………………………………………

LEMBAR BERLOGO………………………………………………..

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………

PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………...

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………….

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………...

ABSTRAK……………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………

DAFTAR TABEL ………………………………………....................

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………....

B. Fokus Penelitian……………………………………………....

I

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

x

xvi

xvii

1

7

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

xi

C. Tujuan Penelitian…………………………………………….....

D. Kegunaan Penelitian…………………………………………..

E. Penegasan Istilah……………………………………………...

F. Tinjauan Pustaka …………………………………………......

G. Metode Penelitian ………………………………………….....

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan …………………………..

2. Kehadiran Peneliti………………………………………….

3. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………...

4. Sumber dan Jenis Data…………………………......………

5. Teknik Pengumpulan Data…………….......……………….

6. Pengecekan Keabsahan Data…………….....………………

7. Tahap-tahap Penelitian……..………………………………

7

8

9

11

14

15

15

16

16

17

21

22

H. Sistematika Penulisan…………………………………………... 23

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Penanaman Nilai Pendidikan Islam ..……………………….... 25

1. Pengertian Nilai Pendidikan Islam…………………........... 25

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam ...............……………... 27

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

xii

3. Macam-macam Nilai Pendidikan Islam ………………….... 30

4. Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam .... 36

B. Anak Tunagrahita ……………………………………............. 43

1. Pengertian Tunagrahita ...................................................…... 43

2. Klasifiksi Tunagrahita ..…………………………………… 45

3. Karakteristik Tunagrahita ......................................………... 48

C. Pendidikan Islam bagi Tunagrahita ....................................…… 51

BAB III: PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. PROFIL SUBYEK PENELITIAN ............…………………... 56

1. Data Informan ………………………………………............ 56

2. Profil Keluarga ...............…………………………………. 57

B. TEMUAN PENELITIAN...................………………………… 66

1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Ditanamkan oleh Orang

Tua pada Siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga ..........

66

2. Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh

Orang Tua pada Siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

3. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung dalam

Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh Orang Tua

77

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

xiii

pada Siswa Tunagrahita ..................................................... 83

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Ditanamkan Orang Tua

pada SiswaTunagrahita SMPLB Negeri Salatiga .....................

89

B. Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh Orang

Tua pada Siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga………

98

C. Faktor Penghambat Dan Faktor Pendukung dalam Penanaman

Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada Siswa

Tunagrahita SMPLB-N Salatiga ……………………………....

102

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 104

B. Saran ………………………………………………………..... 105

C. Penutup ………………………………………………………. 106

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.3: Analisis Data Model Interaktif 54

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.3 Daftar Orang Tua dan Siswa Tunagrahita 57

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Gambar Selama Proses Penelitian

Lampiran II : Lembar Rekaman Observasi

Lampiran III : Data Siswa Tunagrahita Muslim SMPLB Negeri

Salatiga

Lampiran IV : Pedoman Observasi, Dokumentasi dan Wawancara

Lampiran V : Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran VI : Surat Ijin Penelitian

Lampiran VII : Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

Lampiran VIII : Riwayat Hidup Penulis

Lampiran IX : Nota Pembimbing Skripsi

Lampiran X : Lembar Konsultasi

Lampiran XI : Nilai SKK

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

xvii

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses pembekalan pengetahuan dimana

seseorang akan berkembang menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan

sangatlah dibutuhkan dalam setiap tatanan masyarakat. Dalam hal ini,

pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan

diri seseorang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilki.

Muhaimin (2002:37) menuturkan bahwa istilah pendidikan biasanya

lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian yang

lebih mengarah pada afektif.

Pendidikan merupakan hak setiap orang seperti yang tercantum dalam

UUD‟45 Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak

mendapatkan pengajaran”. Negara sudah memberi jaminan kepada semua

warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan, tidak terkecuali warga

negara yang mempunyai keterbatasan fisik, mental, maupun ekonomi.

Keterbatasan warga negara bukan alasan untuk warga negara tersebut tidak

mendapatkan pendidikan”. Sehingga, setiap warga negara Indonesia berhak

mendapatkan pendidikan. Keterbatasan yang dimiliki bukan berarti terbatas

juga dalam mencari ilmu, karena keberlangsungan pendidikan untuk anak

berkebutuhan khusus sudah difasilitasi oleh pemerintah dalam suatu ruang,

yaitu lembaga Pendidikan Luar Biasa (PLB).

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

2

Hal ini sesuai dengan isi dari undang-undang tentang hak atas

pendidikan bagi penyandang kelainan ditetapkan dalam Undang-Undang No.20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 disebutkan bahwa:

“Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta

didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

karena kelainan pisik, emosional, mental, dan sosial”.

Dalam Islam pun juga mengajarkan bahwa setiap individu di mata

Allah SWT adalah sama, tidak pernah membedakan satu sama lain, karena

yang membedakan adalah ketakwaannya. Disinilah dalam mencapai ketakwaan

perlu adanya pendidikan Islam sebagai upaya menanamkan nilai-nilai Islam

dalam diri individu.

Pendidikan Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk

menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai

kholifah di muka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran al-Qur‟an dan sunnah

sehingga terciptalah insan kamil (Arief, 2002:16).

Muhaimin (2002:168) mengungkapkan bahwa pembelajaran

pendidikan agama Islam yang selama ini berlangsung agaknya terasa kurang

terkait atau kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah

pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang

perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik, untuk selanjutnya menjadi

sumber motivasi bagi peserta didik untuk bergerak, berbuat, dan berperilaku

secara konkrit-agamis dalam kehidupan praktis sehari-hari.

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

3

Namun di sisi lain, keberhasilan peserta didik dalam menanamkan

nilai-nilai keagamaan mereka tidak terlepas dari peran orang tua yang selalu

bersinggungan secara langsung dalam lingkungan keluarga. Sebagai teladan

utama kehidupan sebelum guru dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

Islam di lingkungan masyarakat.

Gunarsa (1995:3) menyatakan bahwa mengasuh, membesarkan dan

mendidik anak merupakan satu tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai

halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang dilakukan orang tua

maupun pendidik untuk mencari dan membekali diri dengan pengetahuan-

pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan anak.

Dalam QS At-Tiin ayat 4 Allah SWT befirman:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya”.

Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling

sempurna karena manusia telah diberi akal sebagai alat untuk berpikir.

Manusia juga adalah makhluk yang tertinggi dan mulia. Namun tidak semua

manusia terlahir dengan kesempurnaan karunia Tuhan. Sebagian diantara

mereka terdapat yang memiliki kelainan sehingga menghambat perkembangan

mereka. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan kelainan yang ia

miliki selalu membawa keburukan. Padahal dengan penanganan yang khusus

dan maksimal nantinya akan tergali bakat dan potensi yang dimilikinya.

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

4

Dalam realita sekarang, terdapat sebagian orang tua yang memiiki

anak “berbeda” merasa malu, putus asa, kecewa dan pasrah hanya menerima

sebagai takdir yang diberikan kepada mereka tanpa melakukan hal apapun

yang terbaik untuk anaknya. Banyak juga yang merasa bahwa memiliki anak

yang berkebutuhan khusus adalah sebuah kesia-siaan. Meskipun nantinya

mereka juga mampu tumbuh besar, namun tetap saja mereka tidak mampu

menggantikan sebagai tulang punggung keluarga.

Dalam wikipedia Indonesia (Pratiwi, 2013:14) mengartikan anak yang

memiliki kelainan atau biasa disebut dengan anak berkebutuhan khusus adalah

anak yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada

umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau

fisik.

Anak yang menunjukkan pada ketidakmampuan mental disebut dengan

tunagrahita. Tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki

kecerdasan dibawah rata-rata anak pada umumnya dengan disertai hambatan

dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya. Mereka mengalami

keterlambatan dalam segala bidang, dan itu sifatnya permanen. Rentang

memori mereka pendek terutama yang berhubungan dengan akademik, kurang

dapat berpikir abstrak dan pelik (Apriyanto, 2012:21).

Sedangkan menurut Smart (2012:49) tunagrahita adalah istilah yang

digunakan untuk menyebut anak yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata.

Tunagrahita ditandai dengan ketebatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam

interaksi sosial.

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

5

Aqila Smart (2012:33) mengungkapkan sebagai orang tua anak

berkebutuhan khusus (ABK) pastilah merasakan bahwa anaknya memang

berbeda. Namun, perbedaan itu bukanlah suatu kekurangan bagi anak. Maka,

untuk mencapai bakatnya, orang tua harus memahami anaknya.

Anak tunagrahita merupakan satu dari golongan anak luar biasa.

Adapun golongan anak luar biasa yaitu tunanetra (penyandang hambatan

penglihatan), tunarungu (penyandang hambatan pendengaran), tunagrahita

(penyandang gangguan perkembangan intelegensi), tunadaksa (penyandang

hambatan fisik dan gerak), tunalaras (berperilaku aneh), anak berbakat dan

anak berkesulitan belajar.

Walaupun sang anak memiliki keterbelakangan mental yang kemudian

mengakibatkan kemandirian anak tidak berkembang sesuai usianya dan juga

memiliki kelainan dalam hubungan sosialnya. Tidak menutup kemungkinan

jika para orang tua anak penyandang tunagrahita selalu mendidik, memahami,

mengarahkan dan memotivasi anaknya untuk selalu berkembang dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam. Maka sang anak pun akan terbiasa

dalam menginternalisasi nilai-nilai itu dengan senang hati dan akan

berkembanglah kemandirian serta jiwa sosialnya.

Hal ini, karena pembinaan moral terjadi melalui pengalaman dan

kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Dalam hal ini

agama memiliki peran penting, karena nilai-nilai moral yang datang dari agama

bersifat tetap tidak berubah oleh waktu dan tempat. Berbeda dengan moral

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

6

yang bersumber pada nilai-nilai masyarakat akan berubah karena pengaruh

waktu dan tempat (Islamiyah, 2013:73).

Terkait dengan penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMPLB Negeri Salatiga, sekolah ini memiliki peserta didik dari berbagai jenis

keterbatasan khusus. Antara lain, peserta didik yang memiliki keterbatasan

dalam berbicara (tunawicara), kelainan intelegensi (tunagrahita),

keterbelakangan fungsi gerak dan tubuh (tunadaksa) dan keterbatasan khusus

yang lain.

Namun, diantara seluruh peserta didik berkebutuhan khusus disana

mayoritas adalah peserta didik yang memiliki keterbelakangan mental/

intelegensi atau yang biasa disebut dengan tunagrahita.

Jadi, pada dasarnya, walaupun anak memiliki keterbelakangan

intelegensi dan sosial. Mereka tetap memiliki hak dan kewajiban yang sama

dalam memperoleh pendidikan Islam baik di lingkungan keluarga, sekolah

maupun masyarakat. Serta, selain mendapatkan pembelajaran di sekolah,

khususnya di SMPLB Negeri Salatiga Salatiga, setiap anak juga harus dilatih

dan dibimbing pula oleh orang tua, sebagai suri tauladan bagi anak dimanapun

dan kapanpun mereka berada agar tertanamlah nilai-nilai pendidikan Islam

pada anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka penulis

akan melakukan penelitian dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai

Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada Siswa Tunagrahita SMPLB

Negeri Salatiga”.

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

7

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah nilai-nilai pendidikan Islam yang ditanamkan orang tua pada siswa

tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga?

2. Bagaimana metode penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua

pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga?

3. Apakah faktor penghambat dan faktor pendukung dalam penanaman nilai-

nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Negeri Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka

secara umum tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang ditanamkan orang tua

pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

2. Untuk mengetahui metode penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh

orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam

penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada siswa

tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

8

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Secara Teoritis

a. Secara akademik penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya

kajian bidang pendidikan Islam, terutama dalam ruang lingkup kajian

pendidikan agama Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

b. Memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana upaya orang tua

dalam menananamkan nilai-nilai pendidikan Islam bagi anak

tunagrahita.

2. Secara Praktis

a. Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan mampu memberi motivasi

agar lebih memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya,

sebagai usaha untuk membina keagamaan anak. Walaupun dengan

kondisi anak yang memiliki keterbelakangan mental (seorang

tunagrahita).

b. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai pijakan dalam mengatasi problema keagamaan anak.

Diharapkan masyarakat tidak memandang sebelah mata Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK), khususnya para anak tunagrahita dan

para orang tua yang telah berusaha dalam mendidik dan memberikan

pendidikan terbaik bagi anak tunagrahita.

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

9

c. Bagi para guru, khususnya guru pendidikan agama Islam, penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai landasan untuk lebih

mengembangkan keagamaan anak berkebutuhan khusus, terutama

tunagrahita karena keterbatasan mental dan sosial yang dianggap

sebagai penghambat agar anak tunagrahita tersebut dapat lebih

mendalami pendidikan Islam dan mampu menanamkannya dimanapun

dan kapanpun mereka berada.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dari judul “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam

oleh Orang Tua pada Siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga adalah

sebagai berikut:

1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam

Muhaimin (1983:7) mendeskripsikan bahwa nilai adalah sesuatu yang

dianggap memiliki harga bagi sekelompok orang tertentu.

Nilai itu sendiri adalah hakikat suatu hal yang menyebabkan hal itu

dikejar oleh manusia. Nilai juga berarti keyakinan yang membuat

seseorang bertindak atas dasar pilihannya.

Dengan demikian, penanaman nilai-nilai yang dimaksud disini adalah

proses penanaman dan penghayatan nilai kedalam jiwa seseorang sehingga

dapat tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari seseorang. Nilai yang

telah dihayati tersebut kemudian dapat menyatu pada kepribadian

seseorang.

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

10

Pendidikan sebagai suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan

sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai,

prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan (Langgulung, 1988:62).

Pendidikan adalah suatu usaha yang berproses berisikan bimbingan

yang akan mengarahkan seseorang pada perubahan sikap intelektual dan

sosial.

Pendidikan Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk

menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu mewujudkan eksistensinya

sebagai kholifah di muka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran al-Qur‟an

dan sunnah sehingga terciptanya insan kamil (Arief, 2002:16).

Menurut Achmadi mendefinisikan pendidikan Islam adalah segala

usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber

daya insan yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia

seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah

lain yaitu terbentuknya kepribadian muslim (Achmadi, 1992:14).

Adapun menurut Chabib Thoha (1996:99) mendefinisikan pendidikan

Islam adalah pendidikan yang falsafah dasar dan tujuan serta teori-teori

yang dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan berdasaarkan

nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam al-Qur‟an dan Hadits.

2. Tunagrahita

Anak tunagrahita merupakan satu dari golongan anak luar biasa.

Adapun golongan anak luar biasa yaitu tunanetra (penyandang hambatan

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

11

penglihatan), tunarungu (penyandang hambatan pendengaran), tunagrahita

(penyandang gangguan perkembangan intelegensi), tunadaksa

(penyandang hambatan fisik dan gerak), tunalaras (berperilaku aneh), anak

berbakat dan anak berkesulitan belajar.

Anak tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki

kecerdasan dibawah rata-rata anak pada umumnya dengan disertai

hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya

(Apriyanto, 2012:21-28).

Sementara, pemerintah RI memiliki istilah resmi dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 72 tahun 1991, yaitu tunagrahita merujuk pada anak-

anak yang memiliki keterbelakangan mental (Pratiwi, 2013:46).

Aqila Smart (2012:49) menuturkan bahwa anak tunagrahita ditandai

dengan keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita yaitu seorang yang

memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak pada umumnya dan

mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi dan interaksi sosial. Sehingga

mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

F. Tinjauan Pustaka

Terkait dengan penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada anak

tunagrahita hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian penulis

diantaranya adalah:

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

12

Penelitian Rizqi Nurul Ilmi tentang Strategi Komunikasi Guru dalam

Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama pada Anak Penyandang

Tunagrahita di SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor Tahun 2013. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa adalah adanya bentuk strategi komunikasi

yang digunakan oleh guru untuk mengajar kepada murid penyandang

tunagrahita, cara atau strategi yang digunakan berupa metode ceramah yang

mana guru terlihat lebih aktif untuk penanaman nilai-nilai agama islam pada

anak penyandang tunagrahita di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.

Komunikasi verbal dan non verbal juga digunakan oleh guru dalam kegiatan

belajar mengajar. Adanya materi agama yang diajarkan kepada murid SLB

Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, dan materi ajar pun disesuaikan dengan

kondisi anak muridnya karena keterbatasan mental yang dimiliki menjadi

upaya dan faktor penentu keberhasilan komunikasi guru dalam penanaman

nilai-nilai agama pada anak penyandang tunagrahita di SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor.

Penelitian V Tri Mulyani W tentang Penanaman Nilai Pada anak cacat

mental mampu didik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh

kesimpulan guru diharapkan dapat memberikan penjelasan maupun contoh-

contoh konkret tentang nilai-nilai baik buruk, berguna tidak berguna, disiplin,

jujur, bijaksana, dan sebagainya. Dalam proses penanaman juga, guru

diharapkan memberikan penjelasan singkat mengingat anak cacat mental

didik sangat miskin dalam perbendaharaan kata, guru akan ditiru oleh siswa,

maka guru harus menjadi pelaku dari nilai-nilai tersebut. Guru dalam

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

13

mengajar hendaknya juga menggunakan berbagai metode. Dalam pemakaian

alat peraga misalnya dapat menggunakan warna-warni yang menyolok.

Penanaman nilai hendaknya dimulai sedini mungkin, sehingga menjadi suatu

kebiasaan.

Penelitian Siti Nur Hidayah tentang Pendidikan Agama Pada Anak

Tunagrahita (Studi Terhadap Sistem Pembelajaran PAI di SLB A, B, C, D

Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2011). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Guru di SLB B A,B,C,D Muhammadiyah Susukan dalam

menyampaikan, materi kepada siswa menggunakan beberapa metode

pembelajaran diantaranya meliputi metode ceramah,tanya jawab, pemberian

tugas dan demonstrasi. Selain itu, guru dalam menyampaikan materi kepada

siswa dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan dilakukan secara

berulang-ulang sampai siswa benar-benar paham terhadap materi yang

disampaikan oleh guru.

Skripsi yang ditulis oleh Siti Farihah, Jurusan Kependidikan Islam

Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Yogyakarta Tahun 2006 yang

berjudul “Upaya Orang Tua Dalam Mendidik Anak Autis (Perspektif

Pendidikan Islam)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

upaya orang tua dalam mendidik anak autis dalam proses perkembangan

motorik, komunikasi, sosial dan kognitif serta metodenya. Hasil dari

penelitian menujukkan untuk mendidik perkembangan anak autis, orang tua

memberikan terapi-terapi khusus pada empat perkembangan anak autis yaitu

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

14

melalui terapi okupasi, terapi wicara, sosialisasi, terapi edukasi, reward dan

punishment, metode pembiasaan, dan metode cerita.

Dari beberapa penelitian diatas, memang cukup banyak tulisan ilmiah

yang hampir sama dengan tema Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh

orang tua. Sehingga dari beberapa penelitian yang ada tersebut dapat saling

melengkapi satu sama lain.

Pada penelitian ini, penulis menekankan tentang penanaman nilai-nilai

pendidikan Islam yang diterapkan orang tua pada anaknya yang merupakan

anak tunagrahita yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga

G. Metode Penelitian

Metode lahir dari kata methodos (Yunani) atau methodus (Latin); kata ini

terbentuk dari kata meta (melampaui) dan hodos (jalan). Kata ini sekurang-

kurangnya mengandung dua arti pokok, yaitu (1) jalan atau cara untuk

melakukan sesuatu, prosedur tertentu untuk mengajar atau meneliti; (2)

keteraturan dan tatanan dalam bertindak, pikiran, sistem untuk melakukan

sesuatu. Di dalam metode terdapat jalan, aturan, dan sistem yang mengatur

unsur-unsur yang saling terkait dalam satu rangkaian kerja (Chang, 2014: 12)

Metode penelitian adalah cara yang dipandang sebagai cara mencari

kebenaran secara ilmiah. Penelitian ilmiah merupakan penyaluran hasrat ingin

tahu manusia (Kasiram, 2008:31). Jadi, secara umum, metode penelitian

adalah serangkaian langkah-langkah dan arah yang pasti dalam rangkaian

proses penelitian.

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

15

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Disini

penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan

penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah

yang ada relevansinya dengan penelitian ini.

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kualitatif, yaitu kajian berbagai studi dan

kumpulan berbagai jenis materi empiris, seperti studi kasus, kisah hidup,

pengalaman personal, pengkuan introspektif, wawancara, artifak, berbagai

teks dan produksi kultural, pengamatan, sejarah, interaksional, dan berbagai

teks visual (Setiawan, 2007: 5).

Menurut Strauss dan Corbin (2007:4) istilah penelitian kualitatif

dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada siswa

tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga Salatiga yang dalam prosesnya

menggambarkan dan menganalisis dari hasil data yang diperoleh peneliti

atau menggambarkan permasalah yang akan diteliti secara mendalam.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti kualitatif kedudukan peneliti sebagai instrumen utama.

Kehadiran peneliti dilapangan untuk melakukan pengamatan dan

wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari informan yang

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

16

diperlukan peneliti guna untuk melengkapi data penelitian. Dalam penelitian

ini, peneliti terjun langsung ke lapangan tanpa mewakilkan kehadirannya

pada orang lain agar data dari informan didapat secara akurat.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPLB Negeri Salatiga dan di rumah

orang tua anak tunagrahita dan dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2016

sampai 20 September 2016. Dengan alasan, peneliti ingin mengetahui

bagaimana cara orang tua dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam

pada anak tunagrahita.

4. Sumber dan Jenis Data

Mengungkapkan sebuah karya ilmiah haruslah berdasarkan fakta dan

data yang nyata, baik diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu, dalam penelitian ini dapat memperoleh data melalui data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau

tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang

diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti

menggunakan data ini untuk memperoleh informasi langsung tentang

bagaimana cara orang tua dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

Islam pada anak tunagrahita.

Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari para orangtua,

anak tunagrahita, guru, dan kepala sekolah SMPLB Negeri Salatiga.

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

17

Dalam hal ini penulis mengambil 10 orang tua wali sebagai

responden utama, wakil kepala sekolah, dan guru PAI SMLB Negeri

Salatiga sebagai sumber pelengkap.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam

sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula

rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi

pemerintah. Data ini dapat berupa buletin, majalah, publikasi dari

berbagai organisasi, hasil-hasil studi, hasil survei, studi historis, dan

sebagainya. Data sekunder yang diperoleh penulis adalah data siswa

tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga dan profil keluarga siswa

tunagrahita.

Penulis menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat

penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui

wawancara langsung dengan para narasumber.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2011:186). Ada kalanya wawancara dilaksanakan secara individu

maupun kelompok.

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

18

Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang

penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada anak

tunagrahita yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga dengan pihak-

pihak yang terkait.

b. Observasi

Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki

(Sukandarrumidi,2004:69). Metode ini penulis gunakan sebagai alat

bantu dalam penelitian.

Observasi di dasarkan atas pengamatan langsung. Teknik observasi

juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mengamati perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan

sebenarnya. Observasi juga dapat memungkinkan peneliti mencatat

peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional

maupun pengetahuan yang langsung di peroleh dari data (Moleong,

2008:174).

Adapun pada teknik ini penulis gunakan untuk mencari data

bagaimana proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua

pada anak tunagrahita yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga

Salatiga. Dengan ini, penulis akan mengadakan observasi pada pihak

sekolah dan pihak keluarga.

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

19

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2012: 221).

Guba dan Lincoln mendefinisikan antara dokumen dan record.

Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang

atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau

mengajukan akunting. Sedangkan dokumen adalah setiap bahan tertulis

ataupun film (Moleong, 2011:216).

Teknik ini penulis gunakan untuk memuat data atau data gambar

tentang bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang

tua pada anak tunagrahita yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga.

d. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan

apa yang diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011: 248).

Pengumpulan dan analisis data bersifat interaktif, berlangsung

dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa

disebut strategi pengumpulan dan analisis data. Teknik yang digunakan

fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data

yang telah diperoleh (Sukmadinata, 2012:114).

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

20

Gambar 3.1: Analisis data model interaktif

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif,

yakni cara analisis yang menggunakan kata-kata untuk menjelaskan

fenomena-fenomena yang diperoleh dalam suatu penelitian. Pada tahap

pertama, peneliti sebisa mungkin untuk memperoleh data sebanyak-

banyaknya yang berkaitan dalam penelitian, dimana peneliti

mengumpulkan berbagai data dari orang tua siswa tunagrahita dan dari

pihak SMPLB Negeri Salatiga.

Setelah itu, data-data yang telah diperoleh kemudian direduksi

dengan memilah, memusatkan dan menyederhanakan data yang sudah

diperoleh sebelumnya. Miles (1992:16) mengungkapkan bahwa proses

reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian kualitatif

berlangsung. Melalui tahap ini, akan terlihat mana saja data yang

diperlukan untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai

pendidikan Islam oleh orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri

Salatiga.

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

21

Setelah direduksi, data yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan

kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi maupun narasi, karena jenis

penelitian yang peneliti lakukan yaitu kualitatif deskriptif. Setelah

penyajian data disusun secara sistematis, dilanjutkan tahap selanjutnya

yaitu penarikan kesimpulan sesuai rumusan masalah yang ditetapkan

pada awal penelitian.

6. Pengecekan Keabsahan Temuan

Lexy J.Moleong (2011: 326-327) mengungkapkan masing-masing

teknik pengecekan diuraikan terlebih dahulu ikhtisarnya. Ikhtisar itu terdiri

dari kriteria yang di cek dengan satuatau beberapa teknik pengecekan

tertentu. Kriteria-kriteria mencakup kredibilitas (derajat kepercayaan),

kepastian (uraian rinci), kebergantungan, dan kepastian (audit kepastian).

Peneliti mengupayakan keabsahan data dengan cara mendalami

wawancara secara kontinyu, sambil mengenali subjek dan memperhatikan

suatu peristiwa secara lebih cermat. Hasil analisis sementara selalu

dikonfirmasikan dengan informasi baru yang diperoleh dari sumber lain.

Prosedur ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang

berbeda, misalnya observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang masing-

masing dibandingkan sebagai upaya pengecekan temuan.

Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan

teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009:331).

Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu :

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

22

1) Trianggulasi sumber data

Trianggulasi sumber data untuk mendapatkan data dari sumber

yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2011:241).

2) Trianggulasi metode

Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan

data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama (Moleong, 2011:331)

7. Tahap-tahap Penelitian

Tahap ini terdiri atas tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan,

tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.

1. Tahap Pralapangan

Tahap ini terdiri dari enam tahapan yaitu: menyusun rancangan

penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurusi perizinan, menjajaki

dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan

perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahapan ini terdiri dari tiga bagian yaitu: memahami latar

penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta

sambil mengumpulkan data yang akan di cari tentang penanaman nilai-

nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada anak tunagrahita yang

bersekolah di SMPLB NegeriSalatiga.

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

23

3. Tahap Analisis Data

Pada bagian ini yang dibahas adalah prinsip pokok, tetapi tidak

akan dirinci bagaimana cara analisis data itu dilakukan karena ada bab

khusus yang mempersoalkannya. Yang di uraikan tentang analisis data

dikemukakan pada bab berikutnya (Moleong, 2011:127-148).

4. Tahap Penulisan laporan

Langkah-langkah yang harus di lakukan antara lain:

1. Menyusun materi data sehingga bahan-bahan itu dapat secepatnya

tersedia apabila di perlukan.

2. Penyusunan kerangka laporan.

3. Mengadakan uji silang antara indeks bahan data dengan kerangka baru

yang di susun.

Setelah pekerjaan tersebut selesai, barulah peneliti siap menghadapi

penulisan yang sebenarnya dengan mengikuti kerangka yang telah disusun

itu (Moleong, 2011: 361-362).

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat

sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud

adalah:

BAB I: Pendahuluan meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka,

Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

24

BAB II: Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada kajian atau

landasan teoritis dalam menunjang permasalahan penanaman nilai-nilai

pendidikan Islam oleh orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri

Salatiga

BAB III: Pada bab ini akan dikemukakan tentang profil orang tua dan bentuk

gambaran umum penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada

anak tunagrahita yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga

BAB IV: Pada bab ini berisi pemaparan data beserta analisis deskriptif

penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam oleh orang tua pada anak

tunagrahita yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga

BAB V: Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.

Page 42: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

25

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penanamaman Nilai Pendidikan Islam

1. Pengertian Nilai Pendidikan Islam

Nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah sesuatu itu baik

atau buruk. Nilai-nilai tersusun secara hirarkis dan mengatur rangsangan

kepuasan hati dalam mencapai tujuan kepribadiannya (Sauri & Hufad,

2007: 46).

Sidi Gazalba berpendapat sebagaimana dikutip oleh Muhaimin

(1996:110) bahwa nilai bersifat ideal, abstrak, dan tidak dapat disentuh

oleh panca indra. Sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau

tingkah laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang

berbentuk kenyataan dan konkret. Oleh karena itu, masalah nilai bukan

soal benar dan salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau

tidak.

Dalam kaitannya dengan kejiwaan, nilai ialah sesuatu yang

diinginkan. Seberapa besar keinginan terhadap sesuatu menentukan kadar

nilainya. Misalnya bagi orang yang hampir mati kehausan, air sangat

dibutuhkan, maka nilai air sangat tinggi, lebih tinggi dibandingkan emas

dan berlian. Sedang, bagi orang lain yang tidak haus, nilai air biasa saja

(Achmadi, 2005: 53).

Page 43: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

26

Dengan demikian, nilai merupakan sesuatu yang diyakini

kebenarannya dan dijadikan sebagai acuan seseorang maupun masyarakat

dalam menentukan suatu perkara atau tindakan yang dianggap baik. Nilai

sebagai pendorong dalam kehidupan seseorang yang bermakna dan akan

mewarnai kehidupan seseorang.

Sedangkan, penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan

(KBBI, 2007: 1134).

Istilah penanaman sama halnya dengan internalisasi. Dalam hal ini,

menurut Langgulung (1988:365-371) mengungkapkan bahwa penghayatan

(internalizazion) adalah satu jenis proses belajar dimana manusia-manusia

atau hal-hal tertentu menjadi perangsang bagi seseorang untuk

mengamalkan atau menghayati nilai-nilai tertentu dan perbuatan itu

mendapat ganjaran dari dalam perbuatan itu sendiri.

Dengan kata lain, seseorang merasa puas sebab mengerjakan

pekerjaan itu dan merasa tidak enak jika tidak mengerjakan pekerjaan itu.

Motivasi untuk menghayati nilai atau kepercayaan tertentu adalah

keinginan untuk benar. Maka, penghayatan atau penanaman terhadap suatu

ajaran yang kemudian akan mempribadi dalam diri seorang individu yang

tercermin dalam perilaku yang diwujudkannya..

Pendidikan merupakan sebagai suatu proses spiritual, akhlak,

intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan

Page 44: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

27

memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan

(Langgulung, 1988:62).

Pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir (2001:32) adalah bimbingan

yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang

maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Sedangkan menurut Muhaimin dan Mujib (1993:136) pendidikan

Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan

nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan

potensi fitrahnya gun mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup

dalam segala aspeknya. .

Dengan demikian, penanaman nilai pendidikan Islam yang dimaksud

disini adalah proses penghayatan nilai agama Islam kedalam jiwa

seseorang sehingga dapat tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari

seseorang. Nilai yang telah dihayati tersebut kemudian dapat menyatu

pada kepribadian seseorang.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan adalah suatu proses yang berisikan bimbingan yang akan

mengarahkan seseorang pada perubahan sikap dan kepribadian seorang

Muslim. Sedangkan pendidikan agama Islam merupakan usaha yang lebih

khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan

(religiousitas) subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran Islam (Achmadi, 2005:29 ).

Page 45: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

28

Dengan ini, pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar sebagai

landasan acuan. Melalui dasar ini, kemudian akan memberikan arah bagi

pelaksana pendidikan yang akan dipraktikkan. Untuk itu, dasar terpenting

dari pendidikan Islam dalam menentukan arah adalah al-Qur‟an dan

Sunnah Rasulullah (hadis) sebagai sumber utama yang berisi nilai

kebenaran dalam Islam.

Selain itu, Azyumardi Azra (2002:9) juga mengungkapkan bahwa

nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan al-

Qur‟an dan sunnah juga merupakan dasar pendidikan Islam. Dengan

catatan nilai-nilai tersebut akan mendatangkan kemanfaatan dan

menjauhkan kemudharatan bagi manusia.

Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa‟id Ismail Ali,

sebagaimana dikutip Langgulung terdiri dari atas 6 macam, yaitu: al-

Qur‟an, sunnah, qaul al-shahabat, masalih al-mursalah, urf dan pemikiran

hasil ijtihad intelektual muslim (Al-Rasyidin, 2005:35). Al-Qur‟an

berisikan aturan-aturan yang pasti kebenarannya dan dibuat oleh yang

Maha Benar dan Maha Pintar. Semua perbuatan manusia belum tentu

benar, pasti ada salahnya. Untuk itu, manusia khususnya orang Islam

meyakini bahwa Tuhanlah yang Maha Benar dan aturan Tuhanlah yang

kemudian dijadikan sebagai dasar dalam pendidikan.

Dari berbagai dasar tersebut, kemudian terumuskan tujuan-tujuan

dalam pendidikan Islam, diantaranya:

Page 46: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

29

a. Asy-Syaibani mengemukakan bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam

adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat

b. Abdul Fattah Jalal sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir (2001:46)

mengungkapkan bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah

terwujudnya manusia sebagai hamba Allah SWT.

c. Muhammad Athiyah al-Abrasyi sebagaimana dikutip oleh Zulkarnain

(2008:20) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5

sasaran, yaitu: (1) Pembentukan akhlak mulia. (2) Persiapan kehidupan

dunia dan akhirat.(3) Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara

dari segi-segi kemanfaatannya. (4) Menumbuhkan ruh ilmiah para

pelajar dan memenuhi keinginan untuk mengetahui serta memiliki

kesanggupan untuk mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu. (5)

Mempersiapkan para pelajar untuk suatu profesi tertentu sehingga ia

mudah untuk mencari rezeki.

d. Al-Rasyidin (2005:38) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah membimbing dan membina fitrah seseorang secara maksimal

yang bermuara pada terciptanya pribadi muslim paripurna (insan kamil)

Dari berberapa rumusan tujuan pendidikan diatas, dapat dimaklumi

bahwa tujuan pendidikan Islam mempunyai dua sasaran yang ingin dicapai

yaitu pembinaan individu dan pembinaan sosial sebagai instrumen

kehidupan di dunia dan akhirat. Tujuan individu yang ingin diwujudkan

adalah pembentukan pribadi-pribadi muslim yang berakhlak, beriman, dan

Page 47: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

30

bertakwa dalam rangka mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sedangkan tujuan sosial adalah membangun peradaban manusia yang

Islami serta memajukan kehidupan sosial kemasyarakatan (Zulkarnain,

2008:21)

3. Macam-Macam Nilai dalam Pendidikan Islam

Nawawi (1993:229) mengungkapkan bahwa al-Qur‟an penuh berisi

nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia secara pribadi dan sebagai

anggota masyarakat, seperti dalam kehidupan keluarga, bertetangga, dan

persahabatan. Di samping itu bahkan juga berupa nilai yang mengatur

kehidupan sebagai makhluk yang mengabdi, menghambakan diri dan

menyembah Sang Pencipta.

Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, berikut adalah

pembagian nilai dilihat dari sumber yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat, antara lain:

a. Nilai Ilahiyah

Nilai Ilahiyah adalah nilai yang dititahkan Tuhan melalui para

rasul-Nya, yang berbentuk takwa, iman, adil, yang diabadikan dalam

wahyu ilahi. Nilai ilahi selamanya tidak mengalami perubahan. Nilai-

nilai Ilahi yang fundamental mengandung kemutlakan bagi kehidupan

manusia selaku pribadi dan selaku anggota masyarakat, serta tidak

berkecenderungan untuk berubah-ubah sesuai dengan hawa nafsu

manusia dan berubah-ubah sesuai dengan tuntutan perubahan sosial

dan tuntutan inddividual (Muhaimin dan Mujib, 1993:111)

Page 48: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

31

Muhadjir (dalam Thoha, 1996:64) membagi nilai Ilahiyah terdiri

dari nilai ubudiyah dan muamalah.

b. Nilai Insaniyah

Nilai Insaniyah adalah nilai yang tumbuh atas kesepakatan

manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai

Insaniyah bersifat dinamis, sedangkan keberlakuan dan kebenarannya

relatif (nisbi) yang dibatasi oleh ruang dan waktu (Muhaimin dan

Mujib, 1993:111).

Sedangkan menurut Isna (2001:98) mengungkapkan bahwa nilai

Insaniyah merupakan nilai yang lahir dari kebudayaan masyarakat baik

secara individu maupun kelompok.

Melihat dari uraian diatas, memembuktikan bahwa manusia adalah

makhluk budaya dan sosial. Sebagai makhluk sosial manusia selalu hidup

bersama dalam arti manusia hidup dalam interaksi dan interdependesnsi

sesamanya. Manusia saling membutuhkan sesamanya baik jasmaniah

maupun ruhaniah. Maka, dalam proses interaksi inilah diperlukan nilai-

nilai yang merupakan faktor inheren dengan antar hubungan sosial itu.

Celcius mengatakan “Di mana ada masyarakat, di sana ada hukum”.

Hukum ialah norma-norma atau nilai-nilai untuk mengatur antar hubungan

sosial manusia (Mohammad Noor Syam, 1988:127).

Sedangkan menurut Yusuf Amir Feisal (1995:230) berpendapat

bahwa Islam mengandung berbagai sistem norma yang mencakup norma

akidah, norma syariah dan norma akhlak.

Page 49: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

32

Zulkarnain (2008:27-29) mengungkapkan bahwa berdasarkan dari

dasar-dasar utama pendidikan di atas, maka setiap aspek pendidikan Islam

mengandung beberapa unsur pokok yang mengarah kepada pemahaman

dan pengamalan doktrin Islam secara menyeluruh, pokok yang harus

diperhatikan oleh pendidikan Islam mencakup tauhid, ibadah, akhlak dan

kemasyarakatan sebagai nilai-nilai pendidikan Islam yang perlu

ditanamkan oleh anak. Nilai-nilai pendidikan Islam ini antara lain:

a. Nilai Tauhid/Akidah

Menurut etimologi, akidah adalah ikatan, sangkutan. Disebut

demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan

segala sesuatu (Ali, 2008:199).

Sedangkan menurut terminologi, akidah adalah iman, keyakinan

(Ali, 2008:134).

Setiap muslim haruslah memiliki keyakinan dari hati sehingga

akan tumbuhlah benih-benih iman yang akan menjadi landasan hidup.

Dengan berlandaskan akidah, seorang akan menjalani kehidupannya

dengan penuh makna dan terpenuhilah kebutuhan jiwanya dengan iman.

Dengan demikian, pendidikan akidah merupakan pendidikan

pertama yang harus ditanamkan pada anak. Untuk itu, orang tualah

yang memiliki tanggungjawab utama dalam menanamkan nilai akidah

pada anak dengan sebaik-baiknya.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Al-Ghazali bahwa

apabila akidah tauhid sudah tertanam kokoh pada jiwa anak, maka ia

Page 50: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

33

akan mewarnai kehidupannya sehari-hari karena terpengaruh oleh suatu

pengakuan tentang adanya kekuatan yang menguasainya yaitu Tuhan

Allah Yang Maha Esa. Sehingga timbul rasa takut berbuat kecuali yang

baik-baik saja dan semakin matang perasaan ke-Tuhanannya, semakin

pula matang segala perilakunya (Zainuddin 1991: 99).

Ruang lingkup kajian akidah berkaitan erat dengan rukun iman,

antara lain iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat Allah, iman

kepada kitab suci Allah SWT, iman kepada Nabi & Rasul, iman kepada

hari akhir dan iman kepada qodho dan qodar Allah SWT.

Makbuloh (2013: 95-96) mengungkapkan bahwa orang-orang

mukmin yang mantap imannya hanyalah mereka yang membuktikan

pengakuan iman mereka dengan perkataan dan perbuatan. Iman yang

sempurna itu terhujam mantap dalam hati. Iman yang benar tampak

dalam perbuatan yang benar pula.

Pendidikan Islam pada akhirnya ditujukan untuk menjaga dan

mengaktualisasikan potensi ketauhidan melalui berbagai upaya edukatif

yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam (Zulkarnain, 2008:27).

b. Nilai Ibadah/’ubudiyah

Ibadah menurut bahasa artinya taat, tunduk, turut, ikut dan do‟a.

Karena pada hakikatnya ibadah adalah menumbuhkan kesadaran pada

diri manusia bahwa ia sebagai insan yang diciptakan Allah SWT khusus

untuk mengabdi kepadaNya (Ali, 2008:244-246).

Page 51: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

34

Demikianlah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk

menjalani serangkaian ibadah-ibadah sesuai perintah Allah SWT.

Apalagi sebagai orang tua diharapkan untuk menanamkan pendidikan

ibadah secara mendalam sedikit demi sedikit kepada anak. Agar anak

mampu terbiasa dengan ibadah yang mereka laksanakan.

Mohammad Daud Ali (2008:247) juga mengungkapkan bahwa

Ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdah (ibadah yang

ketentuan pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh Allah dan

dijelaskan oleh Rasul-Nya) dan ibadah umum („ammah) yakni semua

perbuatan yang mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan orang

lain, dilaksanakan dengan ikhlas karena Allah SWT, seperti belajar,

mencari nafkah, menolong orang susah dan sebagainya. Sedangkan

kajian dalam ibadah mahdah berkisar tentang thoharoh (bersuci),

sholat, zakat, puasa dan haji.

Menurut Qomarulhadi muatan ibadah dalam pendidikan Islam

diorientasikan kepada bagaimana manusia mampu memenuhi hal-hal

diantaranya: Menjalin hubungan utuh dan langsung dengan Allah SWT,

menjaga hubungan dengan sesama insan dan kemampuan menjaga dan

menyerahkan dirinya sendiri (Zulkarnain, 2008:28).

Dengan demikian seluruh aspek ibadah dapat digunakan sebagi

media dalam memperbaiki akhlak diri.

c. Akhlak

Page 52: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

35

Rachmat Djatnika mengungkapkan, sebagaimana dikutip

Mohammad Daud Ali (2008:346) akhlaq berasal dari bahasa Arab

akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khulq, yang secara etimologi

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi‟at.

Dr. Ulil Amri Syafri (2014:72) juga mengungkapkan bahwa

secara terminologi para ulama sepakat mengatakan akhlak adalah yang

berhubungan dengan perilaku manusia.

Menurut Imam Ghozali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin

sebagaimana dikutip oleh Syafri (2014:72) mengatakan bahwa akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-

perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

Barmawy Umary mengungkapkan bahwa akhlak dalam diri

manusia timbul dan tumbuh dalam jiwa, kemudian berbuah dalam

segenap anggota yang menggerakkan amal-amal serta menghasilkan

sifat-sifat yang baik serta menjauhi segala larangan terhadap sesuatu

yang buruk yang membawa manusia ke dalam kesesatan (Zulkarnain,

2008:29)

Dengan demikian, akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam

diri seseorang yang diwujudkan dalam perbuatan, berupa perbuatan

baik dan buruk yang dilakukan tanpa berpikir panjang.

Dalam implementasinya, akhlak terpuji mengatur bagaimana cara

menjalin hubungan antara seorang manusia dengan Allah SWT,

Page 53: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

36

manusia dengan manusia lain, manusia dengan alam sekitar dan

manusia dengan diri sendiri. Didalamnya tediri dari konsep-konsep

yang disebut dengan ruang lingkup akhlak, antara lain:

a) Akhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW

b) Akhlak pribadi dan keluarga

c) Akhlak bermasyarakat dan mu’amalah

d. Kemasyarakatan

Bidang kemasyarakatan ini mencakup pengaturan pergaulan

hidup manusia diatas bumi (Zulkarnain, 2008:29)

4. Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

Menurut Abdullah Nashih Ulwan (1992:1) seorang pendidik yang

sadar, akan selalu berusaha mencari metode yang lebih efektif dan mencari

pedoman-pedoman pendidikan yang berpengaruh dalam upaya

mempersiapkan anak secara mental, moral saintifikal, spiritual dan sosial

sehingga anak tersebut mampu meraih puncak kesempurnaan, kedewasaan

dan kematangan berpikir.

Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam, sebaiknya

digunakan metode-metode diantaranya:

a. Metode Keteladanan

Dalam proses pendidikan, setiap pendidik harus berusaha menjadi

teladan bagi anak didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan

teladan dalam keburukan. Dengan keteladanan itu, diharapkan anak

Page 54: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

37

didik akan mencontoh atau meniru segala sesuatu yang baik di dalam

perkataan dan perbuatan pendidiknya (Nawawi, 1993:215).

Keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah

metode paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan

membentuk anak secara moral, spiritual, dan sosial. Sebab seorang

pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak, yang

tingkah laku dan sopan santunnya akan di tiru, disadari atau tidak,

bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri dan

perasaannya, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, yang bersifat

material, indrawi, maupun spiritual. Karenannya keteladanan

merupakan faktor penentu baik buruknya anak didik. Jika seorang

pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, pemberani, dan tidak

berbuat maksiat, maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dengan

sifat-sifat mulia ini.

Allah SWT mengutus nabi Muhammad saw untuk menjadi

panutan yang baik bagi umat Islam sepanjang sejarah , dan bagi semua

umat manusia, di setiap masa dan tempat. Allah SWT berfirman

dalam Qs.Al-Ahzab: 21, sebagai berikut:

لقدكان لكم ف رسول اهلل اسوة حسنة

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah saw itu suri

teladan yang baik bagimu..... (Al-Ahzab: 21).

Dalam sebuah hadits juga di jelaskan bahwa Aisyah r.a pernah

ditanya tentang akhlak Rasulullah saw. Beliau menjawab:

Page 55: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

38

كان خلقه القرآن

Artinya: “Akhlak beliau adalah quran.”

b. Metode Pembiasaan

Pendidikan dengan membentuk kebiasaan harus dilakukan dan

dilatih secara berulang-ulang. Untuk itu, setiap pendidik terutama

orang tua harus mampu memilih kebiasaan-kebiasaan yang baik

sifatnya dan berlaku di masyarakat. Terdapat dua jenis kebiasaan

yang perlu diteruskan melalui proses pendidikan. Kedua jenis

kebiasaan itu adalah:

1) Kebiasaan yang bersifat otomatis, yang harus dilakukan meskipun

seorang anak tidak mengerti makna atau tujuannya. Misalnya

kebiasaan menyikat gigi pada pagi dan malam hari sebelum tidur,

kebiasaan bangun pagi dan segera menunaikan shalat subuh.

2) Kebiasaan yang dilakukan atas dasar pengertian dan kesadaran

akan manfaat dan tujuannya. Misalnya kebiasaan menunaikan

shalat lima waktu yang dipahami betapa meruginya orang yang

meninggalkan sholat (Nawawi, 1993:219-220).

Diantara masalah-masalah yang diakui dan ditetapkan dalam

syari‟at Islam adalah, bahwa pada awal penciptaannya seorang anak

itu dalam keadaan suci dan bertauhid murni, beragama yang lurus dan

beriman kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

Page 56: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

39

ين القيم ولكن هاالت بديل للق اهلل، ذالك الد فطرت اهلل الت فطرالناس علي

اكث رالناسالي علمون

Artinya: ..... fitrah Allah yang dengannya Dia ciptakan manusia, tidak

ada penggantian pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,

tapi kebanyakan manusia tdiak mengetahui (Qs. Ar-Rum:30).

Dari sini dimulailah peran pembiasaan, pengajaran, dan

pendidikan dalam menumbuhkan dann menggiring anak kedalam

tauhd murni, akhlak mulia, keutamaan jiwa, dan untuk melakukan

syari‟at yang hanif (hanif) (Ulwan, 1992:45).

c. Metode Nasihat

Nasihat merupakan cara mendidik yang mengandalkan bahasa,

baik lisan maupun tertulis dalam mewujudkan interaksi antara

pendidik dengan anak didik. Nasehat bersifat penyampaian pesan dari

sumbernya kepada pihak yang memerlukan atau dipandang

memerlukan (Nawawi, 1993:221). Untuk itu, seorang orang tua perlu

memerhatikan perilaku anaknya, apabila terdapat kesalahan yang

dilakukan olehnya, seorang orang tua diharapkan untuk menasehati

anak-anaknya.

Nasihat sangat penting berperan dalam menjelakan kepada anak

tentang segala hakikat, menghiasinya dengan moral yang mulia, dan

mengajarinya tentang prinsip-prinsip Islam. Jiwa yang menerima

nasihat yang tulus dan ikhlas itu jiwa yang suci, hati yang terbuka, dan

Page 57: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

40

akal yang bijak, maka nasihat itu akan lebih cepat mendapat respon

dan akan lebih membekas (Ulwan, 1992:65 & 70).

d. Metode Pengawasan

Setiap orang tua perlu mengawasi setiap perilaku anaknya.

Sehingga dengan pengawasan setiap perbuatan yang dilakukan anak

akan terkendali. Apabila anak melakukan suatu kesalahan akan

langsung diketahui orang tua dan akan dibenarkan. Pengawasan perlu

dilakukan sejak kecil.

Pada saat usianya semakin bertambah, pemeliharaan dan

perlindungan akan semakin rumit, karena tidak sekedar fisik dan

material, tetapi juga mengenai psikis, khususnya yang berkenaan

dengan aqidah, akhlak dan syariah. Anak memerlukan perlindungan

agar tidak mendapat pengaruh buruk dari kawan-kawan dan

masyarakat sekitarnya (Nawawi, 1993:239)

Pendidikan dengan pengawasan berupaya mendampingi anak

dalam membentuk akidah dan moral, dan mengawasinya dalam

mempersiapkannya secara psikis dan sosial, dan menannyakan secara

terus-menerus tentang keadaannya, baik dalam hal pendidikan jasmani

maupun dalam hal belajarnya. Dalam hal ini pendidikan termasuk

dasar terkuat dalam mewujudkan manusia yang seimbang, yang dapat

menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan baik dalam kehidupan

ini (Ulwan, 1992:128-129).

e. Metode Hukuman

Page 58: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

41

Menurut Ulwan (1992:160-161) berikut adalah metode yang

diterapkan Islam dalam memberi sanksi terhadap anak, antara lain:

1) Memperlakukan anak dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Seperti tertera dalam hadits riwayat Bukhari, sebagai berikut:

عليك باالرفق واياك والعنف والفحش

Artinya: “Engkau, wahai pendidik harus bersikap lembut pada

anak. Hindari bersikap keras atau kasar”.

اداال اليمن عن اب موسى االشعري ان النبيصي اهلل عليه وسلم ب عثه ومع

را روالت عسراوعلماوالت ن ف ف قال لما:يس

Artinya: “Dari Abu Musa Al-asy’ari bahwa ketika mengutus

Mu’adz bin Jabbal ke Yaman, Nabi berpesan:

permudahlah, jangan kau persulit. Ajarilah jangan kau

tinggalkan.”

Kedua hadits tersebut menganjurkan kepada setiap pendidik

baik guru maupun orang tua yang akan memberikan sebuah hukuman

kepada anak-anaknya, hendaknya mereka mengutamakan sikap lemah

lembut kepada anak-anaknya dan hindari sikap kekerasan yang akan

menimbulkan pertikaian, serta permudahlah apa yang menjadi

urusannya jangan kau persulit agar mereka juga mudah menyerapnya

dalam hati dan pikirannya dan ajarkan kepada mereka suatu ajaran

yang baik dan yang bisa mendidiknya.

2) Memberi sanksi terhadap anak yang salah

Diantara anak-anak itu kecerdasannya tidak sama, begitu juga

responsi dan sebagainya. Diantara mereka ada yang penurut, mudah

Page 59: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

42

bergaul, ada juga yang berwatak keras. Semua ini kembali kepada

keturunan, lingkungan dan faktor-faktor pertumbuhan dan pendidikan.

Ibnu Khaldun mengatakan: “Barang siapa di perlakukan keras

dan kasar, harga dirnya akan turun, semangatnya akan lemah,

membuatnya malas, dan akan sering berdusta karena takut dimarahi.

Lama-kelamaan kebiasaan jeleknya ini akan menjadi kepribadiannya.

Dan rusaklah arti kemanusiaan yang dimilikinya” (Ulwan. 1992:161-

162).

Selain itu, Rosyadi (2004:216) juga mengungkapkan beberapa metode

yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, antara lain:

1. Metode hiwar (percakapan Qur‟ani dan Nabawi)

2. Mendidik dengan kiah-kisah Qur‟ani dan Nabawi

3. Mendidik dengan amtsal (perumpamaan) Qur‟ani dan Nabawi

4. Metode keteladanan

5. Metode pembiasaan diri dan pengalaman

6. Mendidik dengan mengambil ibrah (pelajaran) dan mau‟izhah

(peringatan)

7. Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat

takut).

Page 60: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

43

B. Anak Tunagrahita

1. Pengertian Tunagrahita

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang perkembangannya

berbeda dengan anak pada umumnya. Karena perbedaan tersebut, anak

berkebutuhan khusus memerlukan perlakuan khusus pula sesuai dengan

kecacatannya agar kemampuannya dapat berkembang. Tunagrahita

merupakan salah satu dari beberapa jenis anak berkebutuhan khusus.

Apriyanto (2012:28) mengungkapkan bahwa tunagrahita merupakan

kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti merugi.

Grahita berarti pikiran. Retardasi mental (mental retardation atau mentally

retarded) berarti terbelakang mental.

Menurut Apriyanto (2012:30) Tunagrahita adalah seseorang yang

mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata mengalami kesulitan dalam

komunikasi dan sosial, terjadi pada masa perkembangan, memerlukan

layanan pendidikan khusus dan kondisi tersebut tidak bisa disembuhkan.

Walaupun demikian, bukan berarti pendidikan bagi anak tunagrahita

hanyalah sia-sia. Melalui pendidikan, fitrah dan bakat mereka akan lebih

berkembang. Karena, di suatu lembaga pendidikan mereka akan dilatih

semaksimal mungkin sehingga terbentuklah bakat yang dimiliki.

Selain itu, orang tua juga sangat menentukan perkembangan

kehidupan mereka, terutama dalam pendidikan agama. Orang tua harus

menanamkan nilai-nilai ajaran agama sejak kecil agar anak tunagrahita

Page 61: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

44

dapat terlatih dalam membiasakan ajaran Islam dan dapat tertananam

dalam kepribadian mereka.

Definisi lain yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama

ialah definisi yang dirumuskan oleh Grossman yang secara resmi

digunakan AAMD (American Association of Mental Deficiency) yaitu

“Mental retardation refers to significantly sub average general intellectual

functioning resulting in or adaptive behaviour and manifested during to

developmental ”

Sedangkan menurut Aqila Smart (2012:49) menuturkan bahwa anak

tunagrahita ditandai dengan keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

dalam interaksi sosial.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita yaitu seorang yang

memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak pada umumnya dan

mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi dan interaksi sosial. Sehingga

mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

2. Klasifikasi Tunagrahita

Berdasarkan perbedaan individual dari setiap penyandang tunagrahita,

perlu adanya pengklasifikasian bagi mereka. Banyak pengarang dan para

ahli yang mengklasifikasikan anak tunagrahita berbeda-beda sesuai bidang

ilmu dan pandangannya masing-masing.

a. Berdasarkan tinggi rendahnya kecerdasan intelegensi yang diukur

dengan menggunakan tes Stanfort Binet dan skala Wescheler (WISC)

tunagrahita digolongkan menjadi empat golongan:

Page 62: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

45

1) Tunagrahita ringan (Moron atau Debil)

Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet,

sedangkan menurut skala Weschler memiliki IQ 69-55. Mereka

dapat membaca, menulis, dan berhitung sederhana serta dapat

dididik menjadi tenaga kerja semi-skilled seperti pekerjaan laundry,

pertanian, peternakan dan pekerjaan rumah tangga. Namun, disisi

lain anak tunagrahita ringan tidak mampu melakukan penyesuaian

sosial secara independen.

2) Tunagrahita sedang (imbesil)

Kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada skala Binet dan 54-40

menurut skala Weschler (WISC).

Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat

belajar secara akademik seperti belajar menulis, membaca, dan

berhitung walaupun masih dapat menulis secara sosial, misalnya

menulis namanya sendiri, alamat rumah, dan lain-lain. Masih dapat

dididik mengurus diri, seperti mandi, berpakaian, makan, minum,

menyapu dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sederhana

lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak tunagrahita sedang

membutuhkan pengawasan yang terus-menerus.

3) Tunagrahita berat dan sangat berat

Page 63: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

46

Tunagrahita berat memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala

Binet dan antara 39-25 menurut skala Weschler. Anak tunagrahita

berat memerlukan perawatan secara total dalam hal berpakaian,

mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan mereka memerlukan

perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.

b. Secara klinis, tunagrahita dapat digolongkan atas dasar tipe atau ciri-

ciri jasmaniah secara berikut (Apriyanto, 2012:33):

1) Sindroma Down atau Sindroma Mongoloid merupakan kelainan

genetik yang terjadi pada kromosom yang dapat dikenal dengan

melihat manifestasi klinis yang cukup khas merupakan kelainan

yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan

mental n mentl.

2) Hydrocephalus yaitu ukuran kepala besar dan berisi cairan

3) Microcephalus yaitu ukuran kepala terlalu kecil dan

Macrosephalus yaitu ukuran kepala terlalu besar.

c. Menurut America Assosciation on Mental Retardation, klasifikasi

tunagrahita antara lain:

1) Educable

Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam

akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 sekolah dasar.

2) Trainable

Page 64: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

47

Mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan

diri, dan penyesuaian sosial. Sangat terbatas kemampuan untuk

pendidikan secara akademik.

3) Custodial

Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus dapat

melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan

kemampuan yang bersifat komunikatif.

d. Penggolongan tunagrahita menurut B3PTKSM sebagaimana yang

dikutip oleh Ramadhan (2012:15) adalah sebagai berikut:

1) Taraf perbatasan (border line) dalam pendidikan disebut sebagai

lamban belajar (slow learner) dengan IQ 70-85

2) Tunagrahita mampu didik (educable mentally retarded) dengan IQ

50-75

3) Tunagrahita mampu latih (trainable mentally retarded) dengan IQ

30-50 atau IQ 30-55

4) Tunagrahita butuh rawat (dependent of proudly mentally retaeded)

dengan IQ 25-30.

3. Karakteristik Tunagrahita

Seperti yang telah diungkapkan diatas, bahwa tunagrahita merupakan

kondisi dimana seorang anak memiliki hambatan kecerdasan yang

Page 65: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

48

menyebabkan tahap perkembangannya kurang maksimal. Selain itu

tunagrahita juga sulit untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

dan orang lain.

Dari keterbatasan itulah yang menyebabkan anak tunagrahita sulit

untuk mengikuti program pendidikan seperti anak pada umumnya. Oleh

karena itu, perlu adanya sekolah khusus dengan pendidikan yang khusus

pula sebagai wadah pembelajaran dalam mengembangkan potensi-potensi

anak tuagrahita. Ada beberapa karakteristik umum tunagrahita, antara lain:

a. Keterbatasan intelegensi

Kemampuan belajar anak sangat kurang, terutama yang bersifat

abstrak, seperti membaca dan menulis, belajar dan menghitung sangat

terbatas. Mereka tidak mengerti apa yang sedang dipelajari dan

cenderung belajar dengan membeo (Smart, 2012:49).

Di dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya dibutuhkan

kemampuan mengingat, kemampuan memahami serta kemampuan

untuk mencari hubungan sebab akibat. Keadaan seperti itu sulit

dilakukan oleh anak tunagrahita karena mengalami kesulitan untuk

berpikir secara abstrak, belajar apapun harus terkait objek yang bersifat

konkrit. Kondisi seperti itu ada hubungannya dengan kelemahan

ingatan jangka pendek, kelemahan dalam bernalar dan sukar sekali

dalam mengembangkan ide (Apriyanto, 2012:49).

Anak tunagrahita tidak akan menerima pelajaran yang bersifat

teoritis. Karena tingkat pemahaman dalam mencerna suatu teori yang

Page 66: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

49

masuk dalam otak terhitung rendah. Dalam setiap materi yang diterima

olehnya juga harus bersifat nyata dan praktek, sehingga mereka dapat

memahami materi itu dengan senang hati.

b. Keterbatasan Sosial

Somantri (2006:105) mengungkapkan bahwa anak tunagrahita

memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat. Oleh

karena itu mereka membutuhkan bantuan. Anak tunagrahita cenderung

berteman dengan anak yang lebih muda usianya, ketergantungan

terhadap orang tua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab

sosial dengan bijaksana. Sehingga mereka harus dibimbing dan diawasi.

Mereka juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu

tanpa memikirkan akibatnya.

Anak tunagrahita sering melakukan tindakan yang tidak sesuai

dengan norma lingkungan dimana mereka berada. Tingkah laku anak

tunagrahita sering dianggap aneh oleh sebagian masyarakat karena

mungkin tindakannya tidak lazim dilihat dari ukuran normatif atau

karena tingkah lakunya tidak sesuai dengan perkembangan umurnya

(Apriyanto, 2012:50)

c. Keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya

Menurut Somantri (2006:106) mengungkapkan bahwa anak

tunagrahita memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan reaksi

pada situasi yang baru dikenalnya. Mereka memperlihatkan reaksi

terbaiknya apabila mengikuti hal-hal yang secara rutin dan konsisten

Page 67: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

50

dialaminya dari hari ke hari. Anak tunagrahita tidak dapat menghadapi

suatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama.

Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam ilmu penguasaan

bahasa. Mereka bukannya mengalami kerusakan artikulasi, melainkan

karena pusat pengolahan (pembendaharaan kata) yang kurang berfungsi

sebagaimana mestinya. Untuk itu mereka membutuhkan kata-kata

konkret yang sering didengarnya. Selain itu, perbedaan dan persamaan

harus ditunjukkan secara berulang-ulang. Latihan-latihan sederhana

seperti mengajarkan konsep besar dan kecil, keras dan lemah, perlu

menggunakan pendekatan yang konkret (Smart, 2012:50)

Mereka juga mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian.

Minatnya sedikit dan cepat beralih perhatian, pelupa, sukar membuat

asosiasi-asosiasi, sukar membuat kreasi baru. Mereka cenderung

menghindar dari berpikir (Apriyanto, 2012:35).

C. Pendidikan Islam bagi Tunagrahita

Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam

kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-

anak. Bagi anak-anak keluarga merupakan lingkungan sosial yang

pertama yang dikenalnya. Dari awal kelahiran, ayah mengazankan ke

telinga bayi yang baru lahir, kemudian mengakikahi, memberi nama yang

baik mengajarkan membaca al-Qur‟an, membimbing untuk shalat dan

perintah agama yang lain. Dengan demikian kehidupan keluarga menjadi

Page 68: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

51

fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak (Jalaluddin,

1996:220-221).

Pembentukan jiwa keagamaan ini juga diperlukan bagi anak

tunagrahita yang notabene-nya adalah tetap sebagai seorang anak yang

memiliki hak dalam memperoleh pendidikan. Hal ini mencakup

pendidikan umum dan pendidikan agama. Untuk itu, perlu kesabaran dan

pemahaman khusus bagi para orang tua dalam mendidik mereka.

Firman Allah SWT dalam QS. Abasa ayat 1-11 yang berbunyi:

Artinya:“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, Karena telah

datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia

ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau Dia (ingin)

mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat

kepadanya?. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup.

Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau

Dia tidak membersihkan diri (beriman) dan Adapun orang yang

datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan

pengajaran) sedang ia takut kepada (Allah), Maka kamu

mengabaikannya.. sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya

ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan” (QS. Abasa: 1-

11).

Diterangkan oleh beberapa kalangan mufassir, “Pada suatu hari,

Rasulullah SAW berdialog dengan beberapa orang pembesar Qurays.

Beliau sangat sering melayani mereka dan sangat menginginkan agar

Page 69: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

52

mereka beriman. Tiba-tiba, datang kepada beliau seorang laki-laki buta,

yaitu Abdullah bin Ummi Maktum. Mulailah Abdullah meminta Nabi

SAW untuk membacakan beberapa ayat al Quran kepadanya dan berkata

„Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku apa yang telah Allah ajarkan kepada

engkau.‟ Rasulullah berpaling darinya dengan wajah yang masam,

menghindar dan tidak suka berbicara dengannya, lalu melanjutkan dialog

dengan orang lain. Setelah selesai melaksanakan urusannya, Rasulullah

SAW pun kembali pulang, tiba-tiba Allah SWT menahan pandangannya

dan menundukkan kepalanya. Selanjutnya turunlah ayat ini dan

keberpalingan Rasulullah dikarenakan beliau sangat menginginkan kalau

sesaat saja saat itu dihentikan pastilah dia tidak akan mendapatkan

kesempatan untuk berbicara dihadapan para pembesar tersebut, sebab

beliau sangat mengharapkan mereka mendapat hidayah (Ar-Rifa‟i, 2000:

911).

Ayat ini adalah sebagai teguran terhadap Nabi Muhammad SAW atas

kekeliruan sikap yang telah diambil oleh beliau. Anak berkebutuhan

khusus atau orang yang memiliki kekurangan juga memerlukan

pendidikan sebagaimana anak normal lainnya. Tidak boleh

mengabaikannya sebab kekurangan yang dimilikinya. Karena Allah SWT

tidak memandang seseorang dari bentuk fisik dan kelemahan-kelemahan

seseorang. Namun, Allah SWT melihat seseorang seberapa dalamnya ia

menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Page 70: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

53

Zakiyah Daradjat (1982:43) mengungkapkan bahwa orang tua harus

memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Terutama pendidikan dari

orang tua lah yang akan menjadi dasar pembinaan kepribadian anak.

Dengan kata lain, orang tua jangan sampai membiarkan pertumbuhan

anak berjalan tanpa bimbingan, atau diserahkan kepada guru-guru sekolah

saja.

Pendidikan, bimbingan dan pelatihan atau apapun istilahnya yang

diperuntukkan untuk anak tunagrahita memiliki tujuan untuk menumbuh

kembangkan kemampuan yang dimiliki anak penyandang tunagrahita. Hal

tersebut tentunya harus dapat mengakomodasi dan memberikan ruang

gerak terhadap berbagai keragaman kondisi anak, baik secara fisik, mental

intelektual, maupun emosional anak (Smart, 2012:98).

Dalam proses pengajaran, orang tua diharapkan dapat memahami

sepenuhnya kekurangan anak untuk dapat belajar dengan baik dan mudah

menangkap apa saja yang telah diajarkan olehnya. Kasih sayang yang

mendalam dan kesabaran yang besar dari guru ataupun orang terdekatnya

sangat diperlukan.

Smart (2012:97) mengungkapkan bahwa orang tua ataupun guru

sebaiknya berbahasa yang lembut, sabar, supel atau murah senyum, rela

berkorban dan memeberikan contoh perilaku yang baik agara anak tersebut

tertarik mencoba dan berusaha mempelajarinya meski dengan keterbatasan

pemahamannya

Page 71: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

54

Membiasakan anak pada hal-hal baik perlu dilakukan orang tua

Pembiasaan ini sebaiknya dilakukan secara bertahap. Orang tua

diharapkan memberikan dorongan dan penghargaan kepada anak-anak

untuk memacu mereka agar mengerjakan suatu kebaikan. Orang tua

hendaknya membuat anak-anak suka meniru perbuatan orang dewasa

sebagai kesempatan untuk membiasakan diri dalam beribadah (Hartati,

2004:37-38).

Jadi, orang tualah yang berkewajiban dalam membimbing, menuntun

dan membina agama pribadi anak. Orang tua mempunyai peran yang

sangat penting dalam pribadi anak. Sehingga dengan sendirinya anak dapat

dengan mudah untuk masuk kedalam apa yang telah diajarkan oleh orang

tuanya. Tidak terkecuali apabila anak memiliki kekurangan fisik, mental

ataupun kekurangan lainnya yang nantinya akan menghambat dalam

proses penanaman agama anak.

BAB III

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Page 72: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

55

A. PROFIL SUBYEK PENELITIAN

1. Data Informan

Tabel 1.4 Daftar Orang Tua dan Siswa Tunagrahita

NO SUAMI ISTRI ANAK USIA Rombel

1 Sugiyanto

Yesi

Erika Indah

Pratiwi

41/37/12 7-C

2 Giyono Rubini Sintiya Saputri 56/51/14 8-C1

3 Tamyiz Mukinah

Adi Nugroho

Febriyanto

65/57/14 9-C

4 Alm Sriyatun M. AliTamimi 47/22 9-C1

5 Sumardi

Siti

Romlah

Mustianah 60/56/27 9-C1

6

Alm

Yusmin

Sumiyati Sugiyarti 54/21 7-C

7 Alm

Sri

Rahayu

Aprila Hana

Dewi Hartatik

47/13 7-C

8 Parjan

Alm Sri

Windarsih

Faisal

Firmansyah

58/16 7-C

9 Ngatman Siti Lathif Mudzi 65/61/14 8-C1

Page 73: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

56

Khalimah Khanafi

10 Giyono

Rosita

Pramastuti

Iqbal Angga

Kusuma

49/44/15 8-C1

2. Profil Keluarga

a. Profil Keluarga Bapak SGY dan Ibu YS

Bapak SGY lahir 41 tahun yang lalu di Gendongan, Salatiga.

Sedangkan istrinya YS lahir pada tahun 1979 lalu di Banyuputih,

Salatiga. SGY dan YS menikah pada tahun 2003. Keluarga ini memiliki

tiga anak, anak pertama perempuan yang bernama ERK yang merupakan

siswi kelas VII SMPLB Negeri Salatiga, anak yang kedua AGT yang

masih duduk di bangku kelas II Sekolah Dasar, dan anak yang ketiga

seorang laki-laki yang masih berusia enam bulan. Selain itu, pendidikan

terakhir SGY adalah SMA/sederajat, sedangkan ibu YS hanya lulusan

SD.

Bapak SGY adalah seorang ahli pijat syaraf dan peternak

pembibitan lele di depan rumahnya. Sedangkan ibu YS adalah seorang

mantan pekerja pabrik rokok yang sekarang berprofesi sebagai ibu rumah

tangga.

Pada saat itu, Bapak SGY dan Ibu YS tidak menyadari jika ERK

memiliki keistimewaan tunagrahita. Kecurigaannya muncul ketika ERK

memasuki sekolah Roudhotul Athfal (RA) yang setara dengan TK.

Page 74: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

57

Ketika duduk di bangku RA, secara fisik ERK berekembang selayaknya

anak berusia lima tahun pada umumnya. Namun yang diherankan oleh

Ibu YS adalah ERK tidak mau diam di kelas. Maunya hanya bermain

saja. Selama dua tahun perkara itu Ibu YS maklumi mungkin karena

masih kecil.

Setelah selesai belajar di RA, ERK melanjutkan pendidikannya di

bangku Madrasah Ibtida‟iyah (MI) yang setara dengan Sekolah Dasar

(SD) selama satu tahun saja. Saat itu kecurigaan Ibu YS terhadap ERK

semakin bertambah ketika melihat ERK yang tidak mau duduk diam di

kelas dan selalu berada di luar kelas. Setiap pulang sekolah Ibu YS harus

pergi ke rumah teman ERK untuk mencatat mata pelajaran pada hari itu.

Lama kelamaan YS tersadar, apakah YS harus begini terus dan

membiarkan ERK tidak berkembang selayaknya anak lain. Kemudian Ibu

YS membawa ERK ke psikolog dan barulah Ibu YS mengetahui yang

sebenarnya. Kemudian ERK di sekolahkan di SLB Negeri Salatiga atas

saran dari psikolog tersebut.

b. Profil Keluarga Bapak GYN dan Ibu RBN

Bapak GYN lahir pada tahun 1960, yaitu 56 tahun yang lalu.

Sedangkan istrinya, Ibu RBN lahir pada tahun 1965, yang saat ini telah

berusia 51 tahun.

Dalam kesehariannya Bapak GYN yang merupakan lulusan SD

menjalani aktivitasnya mencari rumput untuk hewan ternaknya.

Sedangkan Ibu RBN sudah 10 tahun berprofesi sebagai seorang

Page 75: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

58

pembantu rumah tangga di perumahan Gliko Indah, batas kota Salatiga.

Bapak GYN dan Ibu RBN memiliki tiga anak. Anak pertama sudah

menikah, anak yang kedua sudah bekerja di daerah Karangjati, dan anak

ketiga adalah STY, siswa kelas 8-C1.

STY lahir selayaknya anak normal seperti biasanya. Ibu RBN

mulai menyadari kejanggalan STY ketika bersekolah di TK yang kalau

pelajaran menulis tidak mau diam, tapi untuk hafalan mudah hafal, tapi

setelah itu lupa lagi dan tidak ada perkembangannya. Setiap pulang

sekolah juga STY langsung pergi dari rumah, pergi bermain entah

kemana. Seusai pendidikan TK-nya Ibu RBN pernah merasa berputus asa

karena tidak melihat perkembangan yang sewajarnya pada diri STY.

Kemudian Ibu RBN mendapat penuturan dari kepala sekolah TK, bahwa

STY berbeda dari teman-temannya dan disarankan untuk melanjutkan

pendidikannya di SLB N Salatiga.

c. Profil Keluarga Bapak TMY dan Ibu MKN

Bapak TMY lahir di Ambarawa, Kab. Semarang pada tanggal 12

Agustus 1951 lalu. Istrinya, MKN berasal dari Pabelan, Kab. Semarang

yang lahir 57 tahun yang lalu.

Bapak TMY memiliki tiga anak. Anak pertama baru lulus SMK

PGRI dua tahun lalu dan sekarang sudah bekerja. Anak kedua masih

duduk di bangku kelas IX SMP dan anak ketiga yaitu ANF sekarang

masih duduk di bangku kelas IX pula di SMPLB Negeri Salatiga.

Page 76: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

59

Bapak TMY adalah seorang pensiunan PNS yang berlatar belakang

pendidikan terakhir SMP/sederajat. Sedangkan istrinya merupakan

lulusan SD yang saat ini menjadi pekerja swasta. ANF lahir 14 tahun

yang lalu tumbuh dan berkembang layaknya anak seusianya. Namun dari

cara berpikirnya lambat dan bicaranya tidak jelas. Ketika kelas I SD,

ANF tidak naik kelas sampai tiga kali dan setiap kali pulang sekolah

pasti dia menangis karena ANF tidak bisa apa-apa. Kemudian, Bapak

TMY merasa kasihan dan ANF pindah sekolah di SLB Negeri Salatiga.

d. Profil Keluarga Ibu SRY

Ibu SRY adalah seorang janda yang ditinggal meninggal suami

keduanya 6 tahun yang lalu. Suami pertama Ibu SRY, yaitu Bapak

kandung dari TMM masih ada dan menetap di Madura. Ibu SRY lahir di

Sukodono, Banyubiru Kab. Semarang pada tanggal 17 Desember 1969,

tepatnya 47 tahun yang lalu. Beliau adalah seorang penjahit rumahan

yang dikaruniani dua anak. Anak pertama sudah menikah dan anak kedua

yaitu TMM adalah siswa kelas IX SMPLB N Salatiga yang lahir 22

tahun yang lalu.

Ketika berusia delapan bulan, TMM mengalami panas yang tinggi

kemudian diperiksakan ke dokter dan disuntik. Setelah dinyatakan

sembuh kala itu, TMM mengalami keterlambatan dalam berjalan. TMM

mulai dapat berjalan ketika usianya mencapai 3,5 tahun setelah dipijatkan

di ahli pijat Blotongan.

Page 77: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

60

TMM tumbuh di Madura sampai berumur 10 tahun, karena hak

asuh Ibu SRY baru diperoleh kala itu dan diajaklah TMM menetap di

Salatiga. Selama di Madura TMM bersekolah di salah satu Madrasah

Pondok Pesantren. Selama sekolah, setiap teman-teman dan guru-guru

masuk kelas, TMM pasti langsung berada di luar kelas dan TMM tidak

bisa mengikuti pelajaran yang ada di madrasah. Sehingga

perkembangannya mengalami kelambatan. Sesampainya di Salatiga,

TMM langsung dimasukkan di SLB Negeri Salatiga dan berkembanglah

kemandirian TMM setelah bersekolah di sekolah tersebut.

e. Profil Keluarga Bapak SMD dan Ibu SR

Bapak SMD berasal dari Karang Padang, Kecandran, Sidomukti,

Salatiga. Sedangkan istrinya, Ibu SR berasal dari Banyubiru, Kab.

Semarang. Pasangan ini memiliki enam anak dan tiga cucu. Semua

anaknya sudah bekerja kecuali MST yang sekarang masih duduk di

bangku SMPLB Negeri Salatiga.

Bapak SMD adalah lulusan SD yang saat ini sudah tidak bekerja

dikarenakan kondisinya yang semakin tua dan sering sakit-sakitan.

Sedangkan Ibu SR juga lulusan SD adalah seorang ibu rumah tangga

Ketika berusia tujuh bulan, MST mengalami panas tinggi dan step.

Sepengetahuan Ibu SR, MST hanya masuk angin biasa dan dipriksakan

ke dokter saja. Setelah sembuh, ternyata ada kejanggalan pada telapak

tangan MST yang hanya bisa menggenggam. Kejanggalan lain juga

terlihat dari kemampuan berjalan MST yang mengalami keterlambatan.

Page 78: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

61

MST mulai dapat berjalan setelah umurnya mencapai 10 tahun lebih

walaupun sampai saat ini masih terseok-seok.

Setelah tumbuh besar, MST kemudian dimasukkan ke SLB Negeri

Salatiga oleh Ibu SR setelah mendapat nasihat dari salah satu pegawai

puskesmas. MST juga pernah bersekolah di Solo, namun hanya berjalan

satu tahun.

f. Profil Keluarga Ibu SYT

Ibu SYT adalah seorang petani dan janda yang di tinggal

meninggal suaminya tiga tahun lalu disebabkan penyakit darah tinggi

yang menyerangnya. Ibu SYT memiliki empat orang anak. Ketiga

anaknya sudah berkeluarga semua kecuali GYT yang masih duduk di

bangku kelas VII SMPLB N Salatiga. Sedangkan ibu SYT saat ini juga

sudah memiliki tujuh cucu.

Pada saat melahirkan GYT, Ibu SYT merasa bahwa bayinya sehat-

sehat saja. Setelah masa pertumbuhan, GYT juga sudah mampu berjalan

layaknya anak seusianya. Akan tetapi pendengaran dan bicaranya yang

kurang jelas. Selain itu GYT juga memiliki keterlambatan dalam berpikir

yang menyebabkan GYT tidak naik kelas hingga berkali-kali di salah

satu sekolah umum dekat desa tempat tinggalnya. GYT merasa bosan

bersekolah disana dan didukung oleh kakak laki-lakinya, akhirnya GYT

bersekolah di SLB Salatiga pada kenaikan kelas VI.

g. Profil Keluarga Ibu SRH

Page 79: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

62

Ibu SRH adalah wanita berusia 47 tahhun yang merupakan salah

seorang guru di TK Aisyiyah yang terdapat di Kota Salatiga. Suaminya

sudah meninggal dua tahun yang lalu, sehingga ia tinggal bersama ketiga

anaknya dan ditambah satu anak asuh, yaitu HN yang merupakan siswa

kelas VII SMPLB N Salatiga.

Sebenarnya HN adalah anak dari keponakan Ibu SRH. Jadi, Nenek

HN adalah kakak dari Ibu SRH. Sedangkan Bapak dan Ibu kandung HN

sudah bercerai sejak HN masih kecil. Karena sejak umur 3 tahun HN

sudah terbiasa dengan keluarga Ibu SRH maka ketika diajak pindah

bersama ibu kandungnya ke Suruh, HN tidak mau dan juga dilarang oleh

Nenek buyutnya kala itu.

Sejak HN masuk SD umum,ibu kandung HN sudah diberi tahu

masalah perkembangan HN yang terasa sulit di sekolah itu dan HN tidak

bisa mengikuti pelajaran layaknya teman-temannya. Namun hal itu tidak

begitu ditanggapi oleh ibu kandungnya dan akhirnya HN tidak naik kelas.

Oleh sebab itu, HN dipindahkan sekolah ke Suruh bersama keluarga

Ibunya yang baru akan tetapi hanya bertahan satu tahun dan HN tinggal

kelas kembali.

Kemudian HN kembali lagi bersekolah di Sekolah Dasar pertama

kalinya bersama Ibu SRH sampai kelas IV SD. Namun, perkembangan

HN masih saja nol dan pada akhirnya dipindahkan ke SLB Banjaran

Salatiga.

h. Profil Keluarga Bapak PRJ

Page 80: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

63

Di usianya yang telah mencapai 58 tauhun, Bapak PRJ berperan

ganda sebagai ayah dan ibu bagi FSL dan kakaknya yang duduk pada

bangku kuliah mengambil jurusan keperawatan di salah satu universitas

swasta Solo. Istri beliau, Alm. Sri Windarsih sudah meninggal pada

tahun 2009 silam. Sehingga peran ganda pun dikuasainya sejak saat itu.

Bapak PRJ bekerja di Dinas Pendidikan Kota Salatiga dan

menjabat sebagai pengawas yang statusnya saat ini adalah seorang PNS.

Saat mengandung FSL, alm ibunya mengalami kondisi kandungan

yang lemah dan menyebabkan pendarahan pada usia kandungan kurang

lebih dua bulan. Setelah itu diperiksakan ke Rumah Sakit dan diminta

untuk mempertahankan kandungannya. Masa kelahiran juga berjalan

dengan nomal.

Ketika usia FSL mencapai 8 bulan, ia mengalami panas tinggi dan

kejang-kejang. Sepemahaman Bapak PRJ kejadian ini hanya kejadian

biasa layaknya anak kecil pada umumnya. Namun hal itu terulang kedua

kali dan Dokter pun pernah berpesan kalau kejang-kejang begini bisa jadi

ada gangguan di jaringan otak anak.

Ketika usia FSL menginjak usia Taman Kanak-kanak, berbagai

keterbatasan FSL sudah terdeteksi sejak usia ini. FSL menunjukkan

sikapnya dalam bermain yang kurang, sosialisasi kurang, teman juga

kurang dan kelemahan berpikirnya kurang juga, apalagi dalam hal

membaca, menulis dan berhitung.

Page 81: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

64

Namun, Bapak PRJ tetap memasukkan FSL di salah satu Sekolah

Dasar sampai menginjak kelas V dan FSL sudah tidak naik sampai tiga

kali dan akhirnya Bapak PRJ memindahkan FSL ke SLB N Salatiga.

i. Profil Keluarga Bapak NGT dan Ibu SK

Bapak NGT alias Muh. Zuhdi adalah laki-laki berusia 65 tahun

merupakan seorang buruh harian pertukangan yang memiliki istri

bernama SK seorang ibu rumah tangga yang berusia 61 tahun. Pasangan

suami istri ini telah memiliki 7 anak yang 5 diantaranya sudah menikah

semua kecuali 2 anak terakhir, yaitu LTF dan adiknya yang masih

bersekolah jenjang SMP sama halnya dengan LTF yang sekarang kelas

VIII SMPLB N Salatiga.

Kelahiran LTF mengejutkan Bapak NGT karena ketika LTF lahir

ia tidak menangis seperti halnya bayi lain yang baru lahir. Selain itu dari

wajah juga terdapat perbedaan. LTF memiliki wajah yang kebiru-biruan

kala itu. Bapak NGT mengira hal itu adalah peristiwa yang biasa-biasa

saja. Namun, setelah umur LTF bertambah, dari bulan ke bulan, LTF

mengalami keterlambatan dalam berjalan yaitu pada usia 14-15 bulan

baru bisa berjalan. Dalam berbicara LTF mengucapkan kata terakhirnya

saja dan kurang jelas pula pengucapannya. Dalam berkomunikasi LTF

sangat hobi bercerita, akan tetapi hanya penangkapannya yang kurang.

Oleh Bapak NGT, LTF dimasukkan pada salah satu TK dalam

jangka waktu satu tahun. Setelah itu, ketika akan mendaftar pada sebuah

Sekolah Dasar Bapak NGT diberi tahu oleh pihak sekolah bahwa

Page 82: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

65

alangkah baiknya jika LTF bersekolah di sekolah khusus saja. Pada

akhirnya LTF bersekolah di SLB N Salatiga sampai sekarang.

j. Profil Keluarga Bapak GYN dan Ibu RST

Bapak GYN adalah warga asli Sragen yang berusia 49 tahun dan

istrinya warga asli Semarang yang saat ini berusia 44 tahun. Menjadi

pegawai DISBUN dan tinggal di perumahan DISBUN dilalui Bapak

GYN sejak tahun 1999. Sedangkan istrinya adalah seorang ibu rumah

tangga yang mengurusi 2 putra dan satu putrinya di rumah.

Anak pertama Bapak GYN dan Ibu RST lahir pada tahun 1995

mengalami keterbatasan berbicara. Sedangkan AGG anak kedua adalah

anak yang tergolong hiperaktif dan memiliki keterbatasan dalam

intelegensinya. Sedangkan anak ketiga dari Bapak GYN dan Ibu RST

menginjak pada bangku sekolah SMP.

Ketika mengandung AGG, Ibu RST tidak menemukan

kejanggalan-kejanggalan. Namun, ketika umur AGG menginjak dua

tahun, gerakan-gerakan AGG mulai banyak. Ketika masuk TK gerakan-

gerakan dari AGG semakin tidak terkontrol dan tidak bisa diam di kelas.

Setelah itu AGG langsung dimasukkan ke SLB N Salatiga.

B. TEMUAN PENELITIAN

1. Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Ditanamkan Orang Tua pada Siswa

Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

Page 83: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

66

Dalam penanaman nilai-nilai pendidikan Islam, diperlukan adanya

kerjasama oleh setiap anggota keluarga, terutama orang tua. Nilai-nilai

yang ditanamkan oleh orang tua akan menjadi suatu kebiasaan dalam diri

anak.

Keagamaan orang tua pun akan mempengaruhi bagaimana

perkembangan keagamaan anak. Berdasarkan hasil observasi selama

penelitian berlangsung, sebagian besar orang tua dari anak tunagrahita

memiliki tingkat keagamaan tergolong masih awam. Terkecuali kedua

orang tua LTF yang merupakan seorang ustadz mengaji di kampungnya.

Namun, para orang tua tetap mengupayakan pendidikan Islam yang

terbaik bagi anaknya yang notabene nya adalah seorang anak tunagrahita.

Salah satu contoh sebagai salah satu upaya orang tua seperti yang

diungkapkan oleh YS:

“Ketika disekolah juga pernah saya minta tolong dengan seorang

guru untuk mengajari ERK ngaji. Tapi karena gurunya saat itu

hamil dan memiliki bayi jadinya ngajinya berhenti”

(W/MP/YS/06/12-08-16/R-06).

Demikian hal nya dengan orang tua lain yang mengupayakan

pendidikan Islam anaknya dengan memasukkan anaknya ke TPA.

Walaupun berlangsung tidak dalam jangka panjang karena berbagai

faktor.

Di bawah ini akan penulis paparkan nilai-nilai pendidikan Islam

yang ditanamkan oleh orang tua pada anak tunagrahita yang bersekolah

di SMPLB Negeri Salatiga.

a. Tauhid/Akidah

Page 84: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

67

Dalam menanamkan akidah pada anak, ibu SYT mengalami

kesulitan disebabkan karena keterbatasan yang dimiliki oleh GYT

sendiri dalam memahami sesuatu. Sesuai pernyataan ibu SYT:

“Njeh, sebatas tahu kalau tuhannya itu Allah SWT dan

agamanya Islam mbak. Soalnya ya dari kondisinya saja seperti

itu, kurang bisa memahami dengan baik” (W/PN/SYT/08/16-

09-16/R-08).

Sama halnya dengan anak tunagrahita lain yang memiliki

keterbatasan pemahaman dalam hal yang bersifat abstrak. Ungkap Ibu

SRH sebagai berikut:

“Kalau Tuhan Allah tahu, agama Islam agamaku tahu. Tapi

untuk malaikat-malaikat atau kitab-kitab itu masih kurang

mbak, karena keterbatasannya mbak” (W/PN/SRH/09/17-09-

16/R-09).

Bapak PRJ mengungkapkan hal yang sama dengan orang tua

lain dalam menanamkan nilai akidah pada FSL:

“Untuk masalah akidah saya hanya mengajarkan bahwa agama

FSL adalah agama Islam dan Tuhannya adalah Allah SWT.

Dari sisi kemampuan untuk yakin atau tidaknya saya juga tidak

tahu.” (W/PN/PRJ/10/18-09-16/R-10).

Penanaman akidah yang diungkapkan oleh Bapak NGT agak

berbeda dengan orang tua lain, berikut ungkapan Bapak NGT:

“Sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang

buruk mbak. Kami memberitahu kepadanya bahwa perbuatan

ini baik berarti surga. Sedangkan yang ini buruk berarti masuk

neraka.” (W/PN/NGT/11/18-09-16/R-11).

Pernyataan yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ibu RST

dalam menanamkan nilai akidah pada AGG.

“Ya sekarang sudah tahu Tuhannya itu siapa mbak, agamanya

juga dia sudah paham. Dulu pernah mau ikut agama temannya,

agama kristen. Tapi kemudian saya nasihati kalau hal itu tidak

Page 85: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

68

boleh, karena belum tahu itu mbak”(W/PN/GYN/12/18-09-

16/R-12).

Dalam hasil observasi pada tanggal 18 September 2016 AGG

mengungkapkan kembali kepada Ibu RST bahwa AGG adalah umat

Islam tidak boleh ikut dengan agama teman. Dari peristiwa tersebut

membuktikan bahwa AGG mencoba membahas kembali apa yang

telah menjadi nasihat ibunya.

b. Nilai Ibadah

Dalam proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh

Bapak PRJ, beliau lebih menekankan pada penanaman materi akhlak

dan ibadah FSL. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak PRJ sebagai

berikut:

“Kalau di rumah saya coba untuk baca tulis Al-Qur’an, tapi ya

susah. Kemudian juga belajar sama tetangga setiap habis maghrib.

Akhlak dan sholatnya sering saya tekankan juga. Untuk sholatnya

FSL mau, tapi ya kadang kalau di rumah itu harus sering diperintah”

(W/PN/PRJ/10/18-09-16/R-10).

Sama halnya dengan Bapak PRJ, Ibu SRY juga lebih

menekankan pada nilai ibadah dan akhlak yang bersifat konkret

walaupun baru diterapkan sedikit demi sedikit supaya TMM tidak

merasa dipaksakan.

“Ibadah, akhlak saya terapkan sedikit-sedikit semampu saya.

Meskipun dia tidak memahami semuanya tapi saya mencoba

menerapkannya sedikit-sedikit. Alhamdulillah juga sekarang

rutin jama’ah di masjid, kecuali subuhnya yang susah bangun.

Paling sering itu maghrib sama isya’, untuk dhuhur sudah

jama’ah di sekolah. Kalau sore itu rutin habis mandi langsung

jama’ah dimasjid.Tapi untuk bacaan sholatnya ya cuma bisa al-

fatihah saja, untuk lainnya tidak hafal.Yang penting niatnya

dulu, lillahi ta’ala”(W/PN/SRY/05/11-08-16/R-05).

Page 86: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

69

Sedangkan dalam penanaman nilai ibadah GYT, Ibu SYT

mengungkapkan bahwa:

“GYT sudah rutin sholat lima waktu mbak, tapi ya bacaannya

belum bisa. Setiap dhuhur juga sholat berjama’ah di sekolah,

bawa mukena. Yang penting sudah melakukan itu sudah baik

mbak. Sejak dari kelas IV itu sudah bisa mandiri untuk

melakukan sholat dan tidak usah disuruh-suruh. Dulu waktu

kecil rajin sekali mengaji, ikut TPA, tapi sekarang ya masih

sampai iqro’4 belum naik-naik. Puasa dan tarawihnya juga

sudah tidak pernah bolong mbak” (W/PN/SYT/08/16-09-16/R-

08).

Sedangkan Bapak GYN mengupayakan dalam pembiasaan

ibadah, terutama sholat lima waktu. Seperti halnya yang diungkapkan

oleh Bapak GYN sebagai berikut:

“Sholat lima waktunya sekarang sudah lumayan. Kalau dengar

adzan dia bangun terus sholat. Untuk ngajinya sekarang sudah

tidak tertib mbak. dulu ketika kecil ya ikut TPA tapi sekarang

sudah tidak” (W/PN/GYN/12/18-09-16/R-12).

Ibu SRH mengungkapkan bahwa HN masih agak sulit untuk

diatur, dalam ibadah sholat juga masih belum tertib. Berikut penuturan

Ibu SRH:

Pernah TPA tapi ya hanya beberapa kali, disuruh sholat juga

susah, mungkin ya hanya beberapa hari saja. Kalau diajari

iqro’ juga susah paham mbak. Untuk diarahkan juga susah

mbak. Kalau dinasihati suka membantah. Dia mulai puasa dari

kelas IV SD kalau dibangunkan ya masih susah dulu. Mulai

kelas VI kemarin kalau dibangunkan sudah lebih mudah.

Puasanya full satu bulan mbak”(W/PN/SRH/09/17-09-16/R-09).

Sama halnya yang dirasakan Ibu RBN dalam menanamkan nilai

ibadah, STY belum dapat menjalankan perintah agama dengan baik,

Page 87: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

70

padahal Ibu RBN selalu mengajak dan mengingatkannya. Berikut

ungkap Ibu RBN:

“Untuk sholatnya itu pas disekolah saja, yaitu sholat dzuhur

berjama’ah itu saja ketika kelas 7 dulu mbak. Selama kelas 8 ini

tidak mau bawa mukena. Kalau lagi ada kemauan sholat saja,

tidak mau diam dia kemarin pas tarawih saja dia berangkat

sholat jika saya berangkat, tapi ya usil terus orangnya.

Puasanya juga dia belum menjalankannya, tapi ya mending saat

ini dia tidak jajan pas di sekolah. Ketika masih SD dia masih

jajan, jika dilarang malah nangis dia”(W/PN/RBN/07/12-08-

16/R-07).

Ibu SR juga menuturkan bahwa MST agak sulit untuk diminta

sholat. Akan tetapi untuk puasa ramadhan MST sudah rutin

menunaikannya. Ibu SR mengungkapkan:

“Untuk ngajinya sekarang sudah tidak mengaji. Susah ngajinya,

baca iqro saja susah, jadinya sekarang ya tidak ikut ngaji lagi.

Untuk masalah sholat juga susah. Padahal ya sudah diingatkan,

tapi palah jawab, kalau nggak ya pergi keluar rumah. Kemarin

pas tarawih saja ikut jama’ah di mushola tapi cuma beberapa

hari saja, palah nonton sinetron di rumah. Akan tetapi kalau

puasa ramadhan rajin mbak. Kalau yang lain belum bangun ya

dia bangunin saya sama lainnya. Kalau hutang puasa ya nanti

pas senin kamis dibayar puasanya yang bolong itu mbak.

Bolongnya juga karena halangan menstruasi”

(W/PN/SR/03/06-08-16/R-03).

Di sisi lain, Ibu YS sangat menginginkan sekali untuk

menerapkan nilai-nilai Islam seluruhnya. Namun,hal ini terkendala

oleh keterbatasan pemahaman ERK. Berikut ungkapan Ibu YS:

“Pengennya ya, semua nilai dalam Islam yang saya terapkan.

Namun, masalahnya ERK sulit memahami sesuatu. Jadinya saat

ini saya tidak pernah menuntutnya untuk bisa pinter ngaji misal.

Untuk sholat itu ya masih jarang-jarang, kalau mau saja dia

sholat” (W/PN/YS/06/12-08-16/R-06).

Page 88: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

71

Walaupun masih semaunya sendiri untuk menunaikan sholat,

ibu YS selalu mengingatkan putrinya, ERK untuk menunaikan sholat

lima waktu. Hal ini sesuai hasil observasi pada tanggal 20 September

2016 ketika adzan maghrib berkumandang, ERK dan adiknya ijin

pada Ibu YS untuk pergi ke masjid. Kemudian Ibu YS mengijinkan

ERK untuk pergi ke masjid.

c. Nilai Akhlak

Penanaman nilai akhlak dan kemasyarakatan LTF sendiri juga

sudah baik. Seperti ungkapan Bapak NGT sebagai berikut:

“Kalau akhlak pada orang tua itu bagus sekali mbak, dia

perhatian sekali. Kalau dengan anak kecil dia terlalu mengalah.

Bila ada anak kecil/keponakannya dinakali oleh orang lain itu

ya marah beneran mbak” (W/PN/NGT/11/18-09-16/R-11).

Sama halnya yang dituturkan oleh Ibu SRY bahwa akhlak dari

TMM selama ini sudah berkembang lebih baik. Berikut penuturan Ibu

SRY:

“TMM sudah tahu nyapu, sudah mandiri dia.TMM anak yang

suka menolong. Kalau disana ada temannya yang membutuhkan

kursi roda pasti akan cepat dan tanggap dalam menolong”

(W/PN/SRY/05/11-08-16/R-05).

Akhlak yang dimiliki oleh GYT juga sudah bagus. GYT sudah

mampu mandiri dan sudah menegrti tentang sopan santun. Seperti

yang diungkapkan oleh Ibu STY berikut:

“Orangnya patuh sama orang tua, kalau disuruh mencuci baju,

menyapu sudah mau mandiri mbak. sama tetangga juga baik.

Sama orang lain juga bagus. Tidak pernah marah dia mbak,

kalau tidak diganggu dulu dia tidak akan mengganggu juga.

Page 89: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

72

Setiap malam sudah selalu menata pelajarannya sendiri untuk

besuk di setiap malamnya dan setiap hari berangkat naik angkot

sendiri” (W/PN/SYT/08/16-09-16/R-08).

Tidak jauh dari GYT, ERK juga telah mengetahui tentang sopan

santun, bagaimana bersikap kepada orang tua dan orang lain. Ungkap

Ibu YS sebagai berikut:

“Sama orang tua sudah bagus mbak. kalau disuruh apa nanti ya

akan melakukannya meskipun agak nanti-nanti. Sama orang

lain juga bersikap sopan dan ramah pada siapapun”

(W/MP/YS/06/12-08-16/R-06).

Sikap ramah ERK juga selalu ia tunjukkan ketika bertemu

dengan penulis sengaja atupun tidak sengaja ketika penulis sedang

berada di rumah maupun di sekolah.

Demikian halnya dengan akhlak LTF yang sudah tergolong

baik. Seperti yang dituturkan oleh Bapak NGT sebagai berikut:

“Kalau akhlak pada orang tua itu bagus sekali mbak, dia

perhatian sekali. Kalau dengan anak kecil dia terlalu mengalah.

Bila ada anak kecil/ keponakannya dinakali oleh orang lain itu

ya marah beneran mbak” (W/PN/NGT/11/18-09-16/R-11).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 17

September 2016 setelah penulis selesai melakukan wawancara,

penanaman nilai pendidikan Islam juga tampak ketika LTF menaikkan

kakinya diatas kursi, kemudian oleh Bapak NGT menurunkan kaki

LTF dan menasihatinya bahwa hal itu adalah tidak baik.

Ibu RST menuturkan hal yang sama mengenai akhlak AGG,

berikut penuturan Ibu RST:

“Anaknya penurut, bagus. Dulu kalau sama teman-temannya

suka berantem, tapi sekarang sudah tidak lagi. Dulu ya saya

kerasi ketika berantem sama temannya, sukanya mondar-mandir

Page 90: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

73

kesana kemari. Sekarang sudah bisa diarahkan. Kalau saya

minta tolong untuk membuangkan sampah. Nanti ya akan

dibuangkan”

(W/PN/GYN/12/18-09-16/R-12).

Berbeda halnya dengan HN yang masih belum mampu

membiasakan dalam berakhlak yang baik dan menjauhi akhlak buruk.

Berikut penuturan Ibu HN:

“Pernah saya menasihatinya tentang bagaimana batasan-

batasan bergaul dengan lawan jenis mbak, ya didengarkan

alhamdulillah. Sama orang tua kadang-kadang membantah

juga. Pernah juga HN meninggikan suaranya ketika Neneknya

menuduh sembarangan kemudian saat itu saya nasihati

langsung” (W/PN/SRH/09/17-09-16/R-09).

Selain HN, sikap MST juga agak sulit untuk diarahkan. Hal ini

seperti halnya yang diutarakan oleh Ibu SR:

“Dia keras kepala mbak. Kalau saya temani belajar gitu dianya

malah marah. Kalau diingatkan, dinasihati sama orang tua tu

dia malah jengkel mbak. Kadang ya keluar rumah, kadang

banting pintu kamar, kadang juga keluar rumah sambil nangis

dan berteriak membantah. Disangka tetangga kan palah orang

tuanya ngapa-ngapain gitu lho mbak. Sampai –sampai

Bapaknya saja sudah tidak mau lagi menemani belajar. Tapi

herannya saya kok kalau disekolah dia itu patuh sama gurunya,

nilai-nilainya juga bagus mbak” (W/PN/SRY/05/11-08-16/R-

05).

Bapak EPW, selaku guru PAI di sekolah SMPLB Negeri

Salatiga menuturkan bahwa karakteristik dari sebagian dari anak

tunagrahita memang agak susah menerima pendidikan akhlak. EPW

menuturkan:

“Kebanyakan juga diantara siswa tunagrahita itu lebih taat

kepada gurunya dari pada orang tua, mereka sering membantah

pada orang tua. Karena kebiasaannya perintah dari orang tua

itu agak keras Kebanyakan anak tunagrahita juga akhlaknya

kurang maksimal karena memang IQ-nya kurang”

Page 91: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

74

(W/PN/EPW/02/04-08-16/R-02).

d. Kemasyarakatan

Dalam menanamkan nilai kemasyarakatan, lingkungan tempat

tinggal dan penerimaan masyarakat sangat mempengaruhi

perkembangan sosial kemasyarakatan anak tunagrahita. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu SRY berikut:

“Alhamdulillah masyarakat disini bisa menerima kehadiran

anak saya. Setiap ada perilaku yang keliru dari TMM pasti ada

laporan dari masyarakat. Saya malah senang mbak, berarti

masyarakat banyak yang menerimanya. Sosialnya juga bagus

terhadap semua orang mbak” (W/PN/SRY/05/11-08-16/R-05).

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 19 September 2016,

ketika TMM hendak berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat

maghrib, TMM berhenti di depan rumah tetangganya dan berbincang-

bincang agak lama sambil menunggu adzan selesai. Dari sini terlihat

bahwa nilai sosial TMM yang sudah baik.

Dalam bermasyarakat, LTF juga sangat bagus. Bapak NGT

mengungkapkan

“Sama tetangga juga bagus mbak, bermain badminton atau

main ke rumah-rumah tetangga juga sering. Bermainnya tidak

hanya dengan yang lebih kecil, namun yang seumuran dan yang

lebih tua juga baik hubungannya. Kalau ada kegiatan di

mushola atau di masjid itu rajin . Tidak ada yang ditakuti juga,

entah Kyai itu ya bersalaman dan dengan para jama’ah yang

lain juga bersalaman.” (W/PN/NGT/11/18-09-16/R-11).

Begitu juga MST yang sudah mampu bersosialisasi sedikit demi

sedikit. MST sering ikut kegiatan berjanjenan di desa setempat.

Berikut ungkap Ibu SR:

Page 92: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

75

“Sering ikut berjanjenan mbak. Kalau setiap ada pengajian

juga sudah mau ikut, maunya ikut itu kalau diajak salah satu

tetangga saja mbak. Untuk sosialnya sudah bagus sama semua

orang mbak. Kalau mengerjakan sesuatu ya harus maunya

sendiri mbak. (W/PN/SR/03/06-08-16/R-03).

Ibu YS juga menuturkan bahwa sebenarnya aspek sosial ERK

sudah baik. Akan tetapi pasti terdapat beberapa kekurangan. Berikut

penuturan dari Ibu YS:

“Untuk sosialnya sebenarnya bagus mbak tapi ya pastinya

berbeda mbak, soalnya kurang bisa nyambung. Sering

mengikuti acara pidak (ketika ada orang yang meninggal dunia)

dan sering mengikuti kegiatan remaja” (W/MP/YS/06/12-08-

16/R-06).

Berbeda halnya dengan STY yang kurang mampu bersosialisasi

dengan masyarakat. Ungkap Ibu RBN sebagai berikut:

“Sosialnya kalau dirumah kurang mbak, karena mungkin di

merasa nggak bisa nyambung dengan teman-temannya jadi dia

hanya dirumah saja mbak. Jadi kepercayaan dirinya kurang

mbak. kemandiriannya juga kurang” (W/PN/RBN/07/12-08-

16/R-07).

Begitu juga dengan SGT yang masih susah bersosialisasi dengan

para kerabat dan tetangganya. Sebenarnya dia anak yang patuh dan

baik, tapi ketidakpercayaan diri SGT yang kemudian berpengaruh

pada sosialnya. Berikut ungkap Ibu SYT:

“GYT jarang keluar rumah mbak. seringnya di rumah saja main

sama keponakan-keponakan. Tapi ya kalau sama tetangga

sebenarnya baik. Misalkan ada yang meninggal nanti ya ikut

saya yasinan, namun jarang juga mbak. Hanya saja misalkan

ada acara yang ramai-ramai, tujuh belasan, atau perkumpulan

remaja dia tidak berangkat. Cuma mau kalau ikut lomba-lomba

di sekolahan, malu katanya. Soalnya bicaranya kurang jelas

dan kurang nyambung kalau ditanya, karena pendengarannya

juga kurang mbak” (W/PN/SYT/08/16-09-16/R-08).

Page 93: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

76

HN juga anak yang selalu di rumah saja tidak pernah main

kemana-mana. Selain itu HN juga tidak menyukai keramaian. Hal

inilah yang kemudian membuat ia kurang dalam sosialnya. Ungkap

Ibu SRH sebagai berikut:

“HN tidak pernah pergi-pergi dari rumah mbak. kalau pulang

sekolah ya langsung di rumah saja, tidak pernah main kemana-

mana. HN juga tidak pernah ikut kegiatan-kegiatan di sekitar

rumah. Pernah saya suruh memanggilkan anak saya yang

pertama ketika sedang ada acara di rumah tetangga.

Sesampainya di sana HN tidak berani memanggil Kakaknya itu

karena ramai kerumunan orang. Mungkin HN merasa kurang

percaya diri sepertinya mbak” (W/PN/SRH/09/17-09-16/R-09).

Dalam masalah kemasyarakatan FSL mengalami beberapa

kendala dalam bersosialisasi. Akan tetapi, pada dasarnya sikap dengan

orang tua sudah baik. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak PRJ

sebagai berikut:

“Untuk perilakunya, baik tidak ada masalah mbak. FSL anak

yang penurut kalau sama orang tua. Namun, akhlak kepada

orang lain yang agak kurang mbak. Hanya kepada orang-orang

tertentu dia sukanya/cocoknya”(W/PN/PRJ/10/18-09-16/R-10).

2. Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islamoleh Orang Tua

pada Siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

Dalam setiap keluarga memiliki metode dan cara masing-masing

dalam proses menanamkan nilai pendidikan Islam pada anak. Hal ini

karena setiap anak dan orang tua pastilah memiliki karakteristik yang

berbeda. Sehingga, dalam prosesnya pun akan berbeda pula. Dibawah ini

akan penulis paparkan metode orang tua dalam menanamkan nilai

Page 94: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

77

pendidikan Islam pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita berdasarkan

wawancara dengan informan.

a. Metode Keteladanan

Dalam mengawasi dan mendidik perkembangan penanaman nilai

pendidikan Islam LTF, Bapak NGT dan Ibu SK lebih menekankan pada

metode teladan. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak NGT berikut:

“Teladan pasti saya lakukan juga mbak. Misalnya ketika shubuh

saya sudah bangun dulu nanti saya selimuti anak saya LTF yang

masih tidur. Pasti setelah itu dia langsung menyusul di belakang

saya” (W/MP/NGT/11/18-09-16/R-11).

Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibu RBN pada STY. Berikut

pernyataan Ibu RBN:

“Kalau pas mau sholat saja tidak mau diam mbak, kemarin pas

tarawih saja dia akan berangkat sholat jika saya berangkat, tapi

ya usil terus mbak”(W/MP/RBN/07/12-08-16/R-07).

Karena Ibu RBN menyadari bahwa STY merasa lebih dekat

dengan beliau. Jadi, untuk setiap hari Ibu RBN mengusahakan untuk

selalu sholat tarawih.

Bapak TMY juga menggunakan metode demikian pada ANF.

Bapak TMY menuturkan:

“Metode yang saya gunakan ya ngasih teladan mbak. Kalau dulu

misalkan saya sholat ya dia ikut-ikutan sholat. Lama kelamaan

dia tahu sendiri terus ya sholatnya di masjid”

(W/MP/TMY/04/10-08-16/R-04)

Keteladanan selalu Ibu SR terapkan sebagai seorang orang tua

yang memang sudah kewajibannya untuk mendidik dan

Page 95: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

78

mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Seperti halnya pernyataan

Ibu SR berikut:

“Untuk teladan pasti saya terapkan. Kalau saya sendiri itu sholat

jama’ah di mushola pas maghrib sama isya’, selain itu di rumah.

Bapaknya seringnya sholat di rumah mbak, cuma tarawih

sajayang di mushola. Saya ingatkan terus mbak, ya kadang

dianya susah” (W/MP/SR/03/06-08-16/R-03).

Keteladanan orang tua tampak ketika peneliti melakukan

wawancara dan observasi sebagian besar orang tua sangat terbuka

dalam menjawab pertanyaan dan menerima dengan ramah.

b. Metode Pembiasaan

Setiap orang tua memiliki andil dalam perkembangan seorang

anak. Apalagi perkembangan keagamaan anak yang akan menuntunnya

menuju pembiasaan sikap sebagai penuntun hidup. Sebagaimana Ibu

YS yang selalu mengingatkan dan menasihati ERK untuk melaksanakan

sholat dan dalam berakhlak dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya

diungkapkan oleh Ibu YS dibawah ini:

“Harus saya ingatkan terus mbak, nasihat juga selalu saya

terapkan. Untuk ngaji iqro’nya kadang saya belajari sendiri. Tapi

ya kayaknya kurang maksimal mbak kalau saya belajari

sendiri.Saya sendiri juga bingung mau nyari guru ngaji tapi

apakah ada guru ngaji yang mau mengajari anak seperti anak

saya ini”(W/MP/YS/06/12-08-16/R-06).

Sedangkan, LTF sejak kecil sudah dididik untuk mandiri.

Keteladanan dari Bapak NGT dan Ibu SK selalu mereka terapkan.

Berikut penuturan Bapak NGT:

Yang paling penting menurut saya ya pembiasaan sholat saja

mbak. Untuk masalah sholat di mushola saya acungi jempol mbak.

Page 96: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

79

Misalkan ketika shubuh saya sudah bangun dulu nanti saya

selimuti anak saya LTF yang masih tidur. Pasti setelah itu dia

langsung menyusul di belakang saya. Anak saya LTF sudah

terbiasa mandiri dari kecil mbak. Kalau mau mandi ya tidak usah

disuruh-suruh, nanti ambil handuk sendiri dan pergi ke kali.

(W/PN/NGT/11/18-09-16/R-11).

Ibu SRH menekankan dalam pembiasaan untuk membentuk

kemandirian HN dalam mengurus diri. Ungkap Ibu SRH sebagai

berikut:

“Untuk pembiasaan dalam kemandirian diri HN sendiri yang saat

ini saya tekankan. Misalkan mencuci baju, saya suruh untuk

mencuci bajunya sendiri tidak peduli mau tertumpuk atau tidak”

(W/MP/SYT/09/17-09-16/R-09).

Hasil dari metode pembiasaan yang diterapkan oleh orang tua

tampak ketika TMM pergi ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib

berjama‟ah tanpa disuruh (Observasi pada tanggal 20 September 2016)

c. Metode Nasihat

Ibu SRY mengungkapkan bahwa beliau lebih sering

menggunakan metode nasihat dan tidak pernah memakai metode

hukuman. Berikut ungkapan ibu SRY:

“Metode yang paling sering saya terapkan mungkin ya nasihat

mbak. Selain itu saya selalu mengingatkan saja mbak.

Sebenarnya ya sudah kewajiban tapi ya tetap harus diingatkan

mbak. Dari SD dia sudah mandiri, tapi perlu selalu diingatkan”

(W/MP/TMY/04/10-08-16/R-04).

Dalam kesehariannya, GYT merupakan anak yang patuh pada

orang tua. Akan tetapi Ibu SYT sering memberi teladan terlebih dahulu

baru menasihati. Sama halnya yang diungkapkan oleh Ibu SYT berikut:

“Saya selalu memberi contoh dulu mbak. ketika GYT salah ya

saya beri nasihat. Untuk mengingatkan sholat, saya jarang

Page 97: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

80

melakukannya karena alhamdulillah GYT sudah bisa

melaksanakan kewajiban sholatnya dengan baik. Tapi untuk hal

lain tetap saya ingatkan. Misalnya ada tetangga yang meninggal,

nanti kalau saya ajak kadang mau berangkat kadang juga tidak”

Sama halnya dengan metode yang sering diterapkan oleh GYN

dan Ibu RST teladan dan nasihat. Seperti yang diungkapkan oleh GYN

dan Ibu RST:

“Teladan saya menerapkannya, nasihat setiap dia salah ya saya

kasih tahu” (W/MP/GYN/12/18-09-16/R-12).

Hal ini tampak ketika penulis berada di rumah Ibu RBN dan

meminta STY yang baru terlihat dari belakang untuk bersalaman

dengan penulis. (Observasi pada tanggal 12 Juni 2016)

Dalam menasihati STY, Ibu RBN juga harus secara halus, dengan

penuh kasih sayang. Kesabaran Ibu RBN juga selalu dijagadalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam. Berikut penuturan Ibu RBN:

“Harus dihalusi mbak, misalkan saya marahi dia ya palah berani

membantah mbak. Kalau melakukan sesuatu ya berdasarkan

maunya sendiri, tidak mau mendengarkan nasihat”

(W/MP/RBN/07/12-08-16/R-07).

d. Metode Pengawasan

Setelah melakukan berbagai metode dalam menanamkan nilai

pendidikan Islam, orang tua harus mengawasi bagaimana

perkembangan agama yang telah dimiliki anak di manapun dan

kapanpun anak tunagrahita berada.

Sama halnya dengan Ibu SRY juga selalu menggunakan prinsip

pengawasan. Seperti yang diungkapkan Ibu SRY:

Page 98: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

81

“Saya pelan-pelan mbak, dilepas tapi tetap ditarik. Maksudnya

dengan pelan-pelan saya membiarkan anak saya berkembang

dengan lingkungan sosial misalnya, tapi ya tetap saya awasi,

dikontrol dimanapun itu” (W/MP/SRY/05/11-08-16/R-05).

Ibu YS juga selalu mengawasi perkembangan dari ERK. Hal ini

tersirat dari pernyataan berikut:

“Ketika disekolah juga pernah saya minta tolong dengan seorang

guru untuk mengajari ERK ngaji. Tapi karena gurunya saat

ituhamil dan memiliki bayi jadinya ngajinya berhenti”

(W/MP/YS/06/12-08-16/R-06).

Selain itu, metode pengawasan ini tampak ketika ERK ijin pada

Ibu YS untuk pergi ke masjid untuk menunaikan sholat maghrib. Ibu

YS tetap menanyakan bersama siapa nantinya ERK akan pergi.

(Observasi pada tanggal 19 September 2016)

e. Metode Hukuman

Diperlukan berbagai pertimbangan untuk menerapkan metode

hukuman pada anak tunagrahita. Orang tua butuh kesabaran dan rasa

kasih sayang yang lebih dalam mendidik anak tunagrahita, karena

memang keterbatasan pemahaman yang dimiliki oleh anak.

Bapak PRJ telah mampu memahami keterbatasan yang dimiliki

FSL dan tidak berharap lebih dalam pencapaian FSL. Ungkap Bapak

PRJ sebagai berikut:

“Untuk hukuman tidak pernah saya lakukan, membentak juga

saya jarang melakukannya. Kami sadari kondisinya seperti ini

mbak” (W/MP/PRJ/10/18-09-16/R-10).

Page 99: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

82

Begitu juga dengan Bapak TMY yang tidak pernah menghukum

ANF. Hukuman yang diterapkan oleh Bapak TMY adalah dengan diam.

Seprti ungkapan Bapak TMY berikut:

“Tapi kalau hukuman saya sendiri tidak tega mbak.Soalnya anak

saya kecil hatinya.Misal saya bentak sedikit gitu dia sakit hati.

Kalau sudah gitu ya saya nasihati lagi, biar besar hatinya.Kalau

anak saya agak sulit diatur seringnya saya diam saja mbak.Nanti

mereka akan tahu sendiri ketika saya diam pasti ada apa-

apa”(W/MP/TMY/04/10-08-16/R-04)

Sama halnya yang dirasakan oleh Ibu SRY yang tidak tega untuk

menghukum TMM, Membentakpun dilakukan Ibu SRY karena

terpaksa. Ibu SRY menuturkan:

“Untuk hukuman saya tidak pernah mbak, dulu ketika masih kecil

saja TMM sering dihukum Bapaknya saja saya tidak tega mbak.

Mungkin saya cuma suara saja yang agak keras. Tapi ya

sebenarnya nggak tega, bagaimanapun anak sendiri”

(W/MP/SRY/05/11-08-16/R-05).

Hal yang sama Ibu SYT juga tidak pernah memarahi putrinya

GYT selama ini. Ibu SYT mengungkapkan:

“Selain itu saya tidak pernah memarahi anak saya yang putri

mbak. Cuma anak saya yang laki-laki saja yang sering saya agak

kerasi”(W/MP/SYT/08/16-09-16/R-08).

Ungkapan serupa diungkapkan oleh Bapak NGT sebagai berikut:

“Tapi untuk hukuman saya tidak tega melakukannya mbak. LTF

kalau dibentak sedikit dia menangis mbak. Maka dari itu saya

tidak tega untuk membentaknya”(W/MP/NGT/11/18-09-16/R-11).

Berbeda halnya dengan Ibu SRH yang kadang suka membentak

HN ketika ia melakukan kesalahan. Berikut ungkapan Ibu SRH:

“Untuk metode hukuman kadang saya membentak HN mbak kalau

dia melakukan kesalahan” (W/MP/SYT/09/17-09-16/R-09).

Page 100: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

83

3. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung dalam Penanaman Nilai-

Nilai Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada Siswa Tunagrahita

Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam pada anak

tunagrahita bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan perkara yang

mampu mendukung dalam melakukannya.

Dalam melakukan setiap pekerjaan kerapkali muncul masalah-

masalah yang dapat menghambat proses pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Begitu pula dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam pada anak.

Tidak sedikit masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tua dalam

menanamkannya. Ada kalanya permasalahan tersebut bersumber dalam

diri individu anak dan ada kalanya masalah tersebut bersumber dari luar

diri pribadi anak.

a. Faktor yang Mendukung

ANF adalah anak yang penurut, mandiri dan mudah diatur. Selain

itu lingkungan sosialnya juga mampu menerima ANF dengan baik.

Seperti ungkapan Bapak TMY berikut:

“Orangnya penurut mbak, mudah diatur, kalau dibangunin juga

mudah bangun. Dia sudah lumayan mandiri mbak, PR saja dia

mengerjakan sendiri. Sosialnya juga bagus, banyak yang suka

dengannya”(W/FP/TMY/04/10-08-16/R-04).

Begitu juga GYT yang memiliki pribadi mudah diatur dan orang

tuanya selalu mengingatkan dalam pelaksanaan nilai pendidikan Islam.

Bahkan bisa dikatakan jarang Ibu SYT mengingatkan GYT untuk sholat

Page 101: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

84

karena GYT sudah langsung melaksanakan sholat tanpa diperingatkan

dahulu. Ungkap Ibu SYT sebagai berikut:

“GYT mudah diatur, saya juga selalu mengajak dia kalau ada

yasinan. Di sekolah juga banyak kegiatan yang mampu

mengembangkan agamanya”(W/FP/SYT/08/16-09-16/R-08).

Sama halnya dengan GYT dan ANF, ERK anaknya lumayan

mudah diatur dan diarahkan. Lingkungan sekolahnya juga berpengaruh

dengan perkembangan dalam penanaman nilai agama ERK. Hal ini

diketahui dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang

dilaksanakan oleh pihak sekolah. Seperti halnya yang diungkapkan

Bapak WP:

“Proses penanaman nilai PAI untuk tunagrahita di sekolah

secara teoritis memang tidak ditekankan, yang penting dalam

kesehariannya itu dia bisa surat-surat pendek, sholat rutin, sholat

berjama’ah, cara berwudhu, baca al-Qur’an bagi yang mampu.

Selain itu juga ada kegiatan keagamaan di sekolah antara lain:

pesantren kilat, mabit (bermalam di sekolah pada bulan puasa),

halal bi halal, dan PHBI” (W/FP/WP/01/04-08-16/R-01).

Bapak EPW juga menuturkan tentang kegiatan keagamaan yang

ada di sekolah sebagai berikut:

“Setiap pagi mereka datang harus bersalaman dan ada apel

untuk do’a bersama. Untuk muslim dan non muslim berada di

baris yang berbeda. Selain itu jika siswa tidak sholat jama’ah

dhuhur, kita hukum untuk membersihkan kamar mandi.Maka dari

itu biasanya mushola itu penuh”(W/FP/SRY/05/11-08-16/R-05).

Selain itu, lingkungan masyarakat tempat tinggal ERK juga masih

menjunjung tinggi tradisi, misalkan yasinan dan pidak (takziyah).

Dengan adanya tradisi tersebut juga sebagai wahana dalam

menanamkan nilai-nilai tradisi Islam. Berikut ungkapan Ibu YS:

Page 102: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

85

“Lingkungannya bagus, masih ada tradisi-tradisi keagamaan di

desa yang sering diikutinya, seperti pidak dan yasinan

remaja”(W/FP/YS/06/12-08-16/R-06).

Orang tua yang selalu mengingatkan dalam segala hal merupakan

faktor pendukung utama dalam penanaman nilai-nilai pendidikan Islam,

Ibu SRH juga mengungkapkan sebagai berikut:

“Kami sudah tahu dengan keadaan HN sehingga tidak menuntut

banyak. Banyak keluarga dari Nenek kandungnya yang rumahnya

di Karangpete yang perhatian juga” (W/FP/SRH/09/17-09-16/R-

09).

Selain itu terdapat kegiatan rutinan desa yaitu berjanjen

(sholawat) yang dapat menumbuhkan semangat dalam beragama MST.

Berikut ungkapan dari Ibu SR:

“Dari saya sendiri pas tidak terburu-buru selalu mengingatkan

mbak, di desa juga dia sering ikut berjanjenan. Rumahnya dekat

mushola” (W/FP/SR/03/06-08-16/R-03).

Lingkungan rumah FSL yang masih mengedepankan BTA anak-

anak. Seperti ungkapan dari Bapak PRJ berikut:

“Lingkungan rumah disini mendukung walaupun masih

tradisional yang lebih mengedepankan BTA” (W/FP/PRJ/10/18-

09-16/R-10).

Sama halnya yang dirasakan oleh Bapak NGT yang

mengungkapkan:

“Lingkungan rumah saya sangat menerima keadaan anak saya

mbak, keluarga saya juga sangat perhatian dengan

LTF”(W/FP/NGT/11/18-09-16/R-11).

Apabila dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya

mendukung terealisasinya penanaman nilai pendidikan Islam. Maka

Page 103: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

86

orang tua akan lebih mudah dalam menanamkan nilai pendidikan Islam

tersebut pada sang anak.

b. Faktor yang Menghambat

Tunagrahita adalah mereka yang memiliki keterbatasan

intelegensi. Karena keterbatasan itu pula sikap sosial seseorang

berkurang. Sama halnya dalam menanamkan nilai pendidikan Islam

pula mengalami hambatan untuk mencapainya. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak PRJ sebagai berikut:

“Menurut saya faktor penghambat penanaman nilai pendidikan

Islam pada anak saya hanya karena kemampuannya yang

terbatas”(W/FP/PRJ/10/18-09-16/R-10).

Untuk faktor yang menghambat pada ERK bersumber dari pribadi

dalam diri ERK sendiri karena memiliki IQ yang rendah. Sehingga

kemampuan berpikirnya lambat dan sulit untuk memahami sesuatu.

Faktor lain karena ERK malas untuk melakukan sholat, sehingga ERK

melaksanakan sholat jika dia ingin melakukannya saja. Berikut

penuturan dari Ibu YS:

“Faktor yang menghambat penenaman nilai pendidikan Islam

pada ERK yaitu IQ-nya rendah, kemampuan berpikirnya lambat,

mau melakukan sholat harus dari kemauan sendiri”

(W/FP/YS/06/12-08-16/R-06).

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu RBN, STY sendiri

orangnya keras kepala dan semaunya sendiri. Sehingga, walaupun

sudah diberi contoh dan sudah dinasihati tetap saja STY tidak mau

mendengarkannya. Berikut ungkapan dari Ibu RBN:

Page 104: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

87

“Dalam proses penanaman nilai pendidikan Islam harus dihalusi,

misalkan saya marahi dia berani membantah. Kalau melakukan

sesuatu ya berdasarkan maunya sendiri, tidak mau

mendengarkan nasihat” (W/FP/RBN/07/12-08-16/R-07).

Sedangkan faktor utama yang menjadi kendala juga berasal dari

diri individu MST sendiri yang keras kepala dan sering membantah jika

dinasihati. Seperti pernyataan dari Ibu SR:

“Dia keras kepala mbak. Kalau saya temani belajar gitu dianya

malah marah. Kalau diingatkan, dinasihati sama orang tua tu dia

malah jengkel mbak. Kadang ya keluar rumah, kadang banting

pintu kamar, kadang juga keluar rumah sambil nangis dan

berteriak membantah”(W/FP/SR/03/06-08-16/R-03).

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak EPW, bahwa

kebanyakan anak tunagrahita bersifat kurang patuh kepada orang

tuanya. Berikut pernyataan Bapak EPW:

“Kebanyakan untuk anak tunagrahita itu akhlaknya kurang

maksimal karena memang IQ-nya kurang. Kebanyakan juga

diantara siswa tunagrahita itu lebih taat kepada gurunya dari

pada orang tua, mereka sering membantah pada orang

tua.Karena kebiasaannya perintah dari orang tua itu agak

keras”(W/FP/EPW/02/04-08-16/R-02).

Bapak NGT mengungkapkan sebagai berikut:

“Mungkin ya karena keterbatasan kemampuan anak saya

mbak”(W/FP/NGT/11/18-09-16/R-11).

Keterbatasan waktu yang dimiliki Ibu SRH juga membuat

penanaman nilai pendidikan Islam yang akan diterapkan juga terbatas.

Selain itu dari sisi HN sendiri agak susah diatur. Seperti ungkapan dari

Ibu SRH berikut:

“Anaknya susah mbak, kalau dibentak seringnya jengkel, kalau

dihalusi takutnya jadi manja”(W/FP/SRH/09/17-09-16/R-09).

Page 105: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

88

Di sisi lain, keterbatasan dalam pendengaran dan pemahaman

yang dimiliki GYT menjadi faktor penghambat dalam penanaman nilai

pendidikan agama Islam. Ibu SYT mengungkapkan sebagai berikut:

“Mungkin ya karena keterbatasan pendengaran dan pemahaman

yang dimiliki mbak” (W/FP/SYT/08/16-09-16/R-08).

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh GYT tersebut, membuat

GYT menjadi minder sehingga jarang mengikuti kegiatan

kemasyarakatan.

Page 106: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

89

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Ditanamkan Orang Tua pada Siswa

Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

Menurut Muhaimin dan Mujib (1993:110) mengungkapkan bahwa nilai

itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara

obyektif di dalam masyarakat.

Pendidikan, yang mengandung proses alih nilai (transfer of value) perlu

diperhatikan oleh setiap orang, terutama bagi orang tua yang memiliki

keterbelakangan mental (tunagrahita). Islampun memiliki nilai-nilai pendidikan

sebagai upaya dalam menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak. Hal ini

perlu diperhatikan karena anak tunagrahita tidaklah sama dengan anak normal

seperti biasa. Dalam hal penanaman nilai pendidikan Islam pun diperlukan

kesabaran dan ketelatenan yang besar.

Setiap anak tunagrahita yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga

sudah barang tentu mendapat pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai

dengan kurikulum yang berlaku. Namun, pendidikan di sekolah tidaklah cukup

untuk mencetak pribadi yang berbudi luhur. Pendidikan yang lebih utama dan

berpengaruh dalam kehidupan anak adalah pendidikan keluarga. Disini lah

peran orang tua sangat diperlukan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan

Islam pada anak tunagrahita.

Zulkarnain (2008:27-29) mengungkapkan bahwa berdasarkan dari dasar-

dasar utama pendidikan di atas, maka setiap aspek pendidikan Islam

Page 107: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

90

mengandung beberapa unsur pokok yang mengarah kepada pemahaman dan

pengamalan doktrin Islam secara menyeluruh, pokok yang harus diperhatikan

oleh pendidikan Islam mencakup:

1. Tauhid/Akidah

Pendidikan akidah merupakan pendidikan pertama yang harus

ditanamkan pada anak. Untuk itu, orang tualah yang memiliki

tanggungjawab utama dalam menanamkan nilai akidah pada anak dengan

sebaik-baiknya.

Al-Ghazali mengungkapkan bahwa apabila akidah tauhid sudah

tertanam kokoh pada jiwa anak, maka ia akan mewarnai kehidupannya

sehari-hari karena terpengaruh oleh suatu pengakuan tentang adanya

kekuatan yang menguasainya yaitu Tuhan Allah yang maha esa. Sehingga

timbul rasa takut berbuat kecuali yang baik-baik saja dan semakin matang

perasaan ke-Tuhanannya, semakin pula matang segala perilakunya

(Zainuddin 1991: 99).

Berbeda halnya dengan penanaman nilai pendidikan Islam yang

ditanamkan oleh para orang tua untuk anak tunagrahita. Dalam prosesnya,

para orang tua lebih mengedepankan aspek penanaman nilai akhlak dan

ibadahnya. Sedangkan penanaman nilai akidah ditanamkan sesuai dengan

berjalannya waktu. Hal ini mereka lakukan karena para orang tua telah

mengerti bagaimana kemampuan anak tunagrahita dalam memahami

sesuatu yang tergolong lemah. Anak tunagrahita memperoleh penanaman

Page 108: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

91

keyakinan melaui nasihat-nasihat dan pembiasaan mengenai perbuatan yang

baik dan buruk oleh orang tuanya. Dengan mengenalkan bahwa perbuatan

baik akan diberi pahala surga dan perbuatan buruk akan mendapat dosa dan

akan masuk neraka.

Dalam hasil observasi pada tanggal 18 September 2016 AGG

mengungkapkan kembali kepada Ibu RST bahwa AGG adalah umat Islam

tidak boleh ikut dengan agama teman. Dari peristiwa tersebut membuktikan

bahwa AGG mencoba membahas kembali apa yang telah menjadi nasihat

ibunya.

Ruang lingkup kajian akidah berkaitan erat dengan rukun iman, antara

lain iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat Allah, iman kepada

kitab suci Allah SWT, iman kepada Nabi & Rasul, iman kepada hari akhir

dan iman kepada qodho dan qodar Allah SWT.

Sedangkan, proses penanaman nilai akidah pada anak tunagrahita

sebatas pengetahuan tentang apa agama anak dan siapa Tuhan mereka.

Keterbatasan ini dikarenakan sulitnya menumbuhkan pemahaman bagi anak

tunagrahita dalam menerima pengajaran tentang akidah yang banyak

mengandung hal-hal yang abstrak. Sebagian anak juga telah mampu

membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Dari

penanaman nilai keyakinan tersebut, terdapat anak tunagrahita yang telah

mampu mempercayai Allah SWT dan mengiplementasikan bentuk

Page 109: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

92

keyakinannya dengan menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim

seperti sholat lima waktu, berpuasa dan berakhlak baik.

Salah satu sikap dari penanaman nilai tauhid adalah anak selalu

menjaga perkataannya untuk selalu jujur. Contoh penanaman kejujuran dari

anak tunagrahita adalah ketika peneliti menanyakan apakah tadi pagi

melaksanakan sholat shubuh maka anak pun menjawabnya dengan

tersenyum malu.

2. Ibadah/‟ubudiyah

Demikianlah menjadi kewajiban bagi orang tua dalam menanamkan

nilai ibadah bagi anak tunagrahita untuk menjalani serangkaian ibadah-

ibadah sesuai perintah Allah SWT.

Mohammad Daud Ali (2008:247) juga mengungkapkan bahwa Ibadah

dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdah (ibadah yang ketentuan

pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan oleh

Rasul-Nya) dan ibadah umum („ammah) yakni semua perbuatan yang

mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan orang lain, dilaksanakan

dengan ikhlas karena Allah SWT, seperti belajar, mencari nafkah, menolong

orang susah dan sebagainya. Sedangkan kajian dalam ibadah mahdah

berkisar tentang thoharoh (bersuci), sholat, zakat, puasa dan haji.

Para orang tua banyak yang mengalami kesulitan dalam menanamkan

ibadah mahdhah pada diri anak, karena suatu perkara yang dituju bersifat

abstrak. Namun, dalam praktiknya, para orang tua selalu mengingatkan

Page 110: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

93

anaknya untuk menjalankan ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh

seperti halnya sholat 5 waktu, mengaji, dan berpuasa. Sebagian anak

tunagrahita ada yang sudah mampu memahami kewajibannya dalam

beribadah dan sudah rutin melaksanakan sholat 5 waktu dengan berjama‟ah.

Namun, sebagian yang lain belum mampu memahaminya.

Hal ini tampak ketika TMM pergi ke masjid untuk menunaikan shalat

maghrib berjama‟ah tanpa disuruh (Observasi pada tanggal 20 September

2016)

Dalam urusan mengaji, anak tunagrahita masih kesulitan dalam

mengingat-ingat huruf hijaiyah, mereka baru mampu mengeja sedikit demi

sedikit dan belum bisa lancar dan fasih dalam membacanya. Mereka

cenderung menirukan dan menghafalnya, terutama untuk hafalan surat-surat

pendek seperti QS. al-Fatihah, QS. al-Ikhlas, QS. al-Falaq dan al-Ashr.

Maka dari itu banyak dari anak tunagrahita yang sudah tidak rutin mengaji,

karena mereka merasa kesulitan untuk mengenal dan mengingat-ingat huruf

hijaiyah. Mayoritas dari mereka masih rutin mengaji ketika kecil saja.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Apriyanto (2012:49) bahwa di

dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya dibutuhkan kemampuan

mengingat, kemampuan memahami serta kemampuan untuk mencari

hubungan sebab akibat. Keadaan seperti itu sulit dilakukan oleh anak

tunagrahita karena mengalami kesulitan untuk berpikir secara abstrak.

Kondisi seperti itu ada hubungannya dengan kelemahan ingatan jangka

Page 111: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

94

pendek, kelemahan dalam bernalar dan sukar sekali dalam mengembangkan

ide.

3. Akhlak

Barmawy Umary mengungkapkan bahwa akhlak dalam diri manusia

timbul dan tumbuh dalam jiwa, kemudian berbuah dalam segenap anggota

yang menggerakkan amal-amal serta menghasilkan sifat-sifat yang baik

serta menjauhi segala larangan terhadap sesuatu yang buruk yang membawa

manusia ke dalam kesesatan (Zulkarnain, 2008:29)

Dengan demikian, akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam diri

seseorang yang diwujudkan dalam perbuatan, berupa perbuatan baik dan

buruk yang dilakukan tanpa berpikir panjang.

Didalamnya tediri dari konsep-konsep yang disebut dengan ruang

lingkup akhlak, antara lain:

d) Akhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW

Dalam penanaman nilai akhlak kepada Allah SWT, para anak

tunagrahita menunjukkan sikapnya melalui aspek ritual keagamaan. Hal

ini terdiri dari pembiasaan sholat lima waktu, puasa ramadhan dan ritual-

ritual lain sebagai upaya mendekatkan diri pada Allah SWT.

e) Akhlak pribadi dan keluarga

Dalam hal ini kemandirian anak tunagrahita sangat diupayakan.

Kemandirian dalam hal ini meliputi kemampuan mengurus diri sendiri

seperti meyiapkan kebutuhan pribadi seperti makan, perlengkapan

Page 112: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

95

sekolah dan membersihkan rumahnya. Perkara ini sepertinya sederhana

bagi anak normal pada umumnya. Namun, kemampuan mengurus diri ini

tergolong sulit dilakukan dan dibiasakan oleh anak tunagrahita.

Terkait akhlak keluarga, seorang anak tentunya harus patuh dan

taat terhadap perintah dan nasihat-nasihat dari orang tua.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 17

September 2016 setelah penulis selesai melakukan wawancara,

penanaman nilai pendidikan Islam juga tampak ketika LTF menaikkan

kakinya diatas kursi, kemudian oleh Bapak NGT menurunkan kaki LTF

dan menasihatinya bahwa hal itu adalah tidak baik.

Namun, terdapat sebagian anak tunagrahita yang sering

membangkang terhadap petuah-petuah orang tuanya. Hal ini karena

keterbatasan pemahaman yang dimiliki oleh anak tunagrahita yang tidak

tahu menahu tujuan apa yang nantinya akan dicapai setelah

melaksanakan perintah ataupun petuah dari para orang tua.

Selain itu, cara orang tua yang terlalu keras dalam memerintah

ataupun menasihati anak menyebabkan anak menjadi lebih sulit diatur.

Dalam hal ini peneliti mengamati tutur kata dan sikap dari salah

satu anak tunagrahita ketika peneliti melakukan wawancara yang

menunjukkan tutur kata pada orang tua seperti dengan teman sendiri dan

menjawab dengan nada yang agak tinggi tanda tidak setuju dengan

pernyataan dari orang tuanya.

Page 113: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

96

f) Akhlak bermasyarakat dan mu’amalah

Dalam akhlak bermasyarakat, anak tunagrahita memiliki

keterbatasan dalam bidang sosial. Sehingga banyak diantara anak

tunagrahita yang kurang berperan serta dalam kegiatan bermasyarakat.

Diantara akhlak dalam bermuamalah salah satunya adalah bersikap

sopan santun dan menyapa orang lain dengan ramah. Sikap ini

ditunjukkan oleh salah beberapa anak tunagrahita ketika sedang

berkomunikasi dengan tetangganya ketika akan pergi sholat maghrib

berjama‟ah di masjid. Selain itu sikap sopan santun juga ditunjukkan

ketika bertemu dengan peneliti.

4. Kemasyarakatan

Bidang kemasyarakatan ini mencakup pengaturan pergaulan hidup

manusia diatas bumi (Zulkarnain, 2008:29).

Somantri (2006:105) mengungkapkan bahwa anak tunagrahita

memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat. Oleh

karena itu mereka membutuhkan bantuan. Anak tunagrahita cenderung

berteman dengan anak yang lebih muda usianya, ketergantungan terhadap

orang tua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial

dengan bijaksana. Sehingga mereka harus dibimbing dan diawasi. Mereka

juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa

memikirkan akibatnya.

Page 114: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

97

Dalam hal ini terdapat anak tunagrahita yang sudah mampu

bersosialisasi dengan lingkungannya dengan baik, yang tergolong sebagai

tunagrahita ringan. Sebagian yang lain ada yang belum mampu

bersosialisasi dengan orang lain dengan baik, yang tergolong sebagai

tuangrahita sedang. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya,

keluarga dan karakteristik dari anak tunagrahita itu sendiri.

Dalam penerapannya, sebagian anak tunagrahita yang mampu

bersosialisasi dengan baik mereka wujudkan dengan selalu menyapa orang

lain, kemampuan berkomunikasi dengan ramah dan sopan santun serta

dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat seperti takziyah

atau pidak ketika ada orang meninggal, dan ikut serta dalam kegiatan

keagamaan di mushola atau masjid setempat.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 19 September 2016, ketika

TMM hendak berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat maghrib, TMM

berhenti di depan rumah tetangganya dan berbincang-bincang agak lama

sambil menunggu adzan selesai. Dari sini terlihat bahwa nilai sosial TMM

yang sudah baik.

B. Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada

SiswaTunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

Page 115: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

98

Zakiyah Daradjat (1982:43) mengungkapkan bahwa orang tua harus

memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Terutama pendidikan dari orang

tualah yang akan menjadi dasar pembinaan kepribadian anak. Dengan kata lain,

orang tua jangan sampai membiarkan pertumbuhan anak berjalan tanpa

bimbingan, atau diserahkan kepada guru-guru sekolah saja.

Dalam proses pengajaran, orang tua diharapkan dapat memahami

sepenuhnya kekurangan anak untuk dapat belajar dengan baik dan mudah

menangkap apa saja yang telah diajarkan olehnya. Kasih sayang yang

mendalam dan kesabaran yang besar dari guru ataupun orang terdekatnya

sangat diperlukan.

Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam, sebaiknya digunakan

metode-metode diantaranya:

1. Metode Keteladanan

Keteladanan merupakan faktor penentu baik buruknya anak didik. Jika

seorang pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, pemberani, dan

tidak berbuat maksiat, maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dengan

sifat-sifat mulia.

Dalam hal ini setiap orang tua dari anak tunagrahita pasti menjadi

seorang teladan dalam melakukan segala sesuatu. Keteladanan yang

diupayakan oleh orang tua diharapkan nantinya seorang anak mampu

menerima, menjalankan, menghargai dan menghayati dan mengamalkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 116: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

99

Dalam hal ini beberapa orang tua menunjukkan sikap dan tutur kata

yang sopan dengan anak dan dengan peneliti. Hal ini akan mempengaruhi

perkembangan anak dalam kesehariannya.

2. Metode Pembiasaan

Pembiasaan-pembiasaan harus dilatih dan dilakukan secara berulang-

ulang. Maka dari itu orang tua harus memilah-milah kebiasaan baik yang

perlu ditanamkan pada anak.

Dalam hal ini, orang tua melatih pembiasaan seperti kemandirian

dalam mengurus diri sendiri seperti mencuci baju sendiri, mencuci piring,

menjadwal mata pelajaran di hari besuk, dan kemandirian dalam berangkat

sekolah.

Pembisaan yang dilakukan atas dasar pengertian dan kesadaran akan

manfaat dan tujuannya juga selalu orang tua terapkan. Pada pembiasaan ini,

orang tua berupaya membiasakan anak untuk melaksanakan sholat lima

waktu dan pembiasaan bertutur kata baik dan sopan

Pembiasaan yang dipraktikkan oleh anak tunagrahita tergantung

baagaimana kontinuitas dalam penanaman yang dilakukan oleh orang tua.

Karena suatu perbuatan akan menjadi kebiasaan jika dilakukan secara

berulang-ulang.

Contoh dari pembiasaan yang ditanamkan oleh orang tua adalah

ketika peneliti sedang melangsungkan wawancara dan sang anak baru

terlihat, orang tua LTF menyuruh untuk bersalaman dengan peneliti.

3. Metode Nasihat

Page 117: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

100

Nasihat merupakan cara mendidik yang mengandalkan bahasa, baik

lisan maupun tertulis dalam mewujudkan interaksi antara pendidik dengan

anak didik. Melalui metode nasihat, hendaknya orang tua perlu

memperhatikan perilaku anak. Ketika anak melakukan kesalahan hendaknya

orang tua memberitahu manakah yang berdampak baik dan manakah yang

berdampak buruk.

Contoh dari metode nasihat adalah ketika anak sedang duduk dan

kakinya diangkat ke atas kursi kemudian Bapak NGT menegur dan

menyuruh untuk menurunkan kakinya di lantai.

4. Metode Pengawasan

Setiap orang tua perlu mengawasi setiap perilaku anaknya. Sehingga

dengan pengawasan setiap perbuatan yang dilakukan anak akan terkendali.

Pada saat usianya semakin bertambah, pemeliharaan dan perlindungan

akan semakin rumit, karena tidak sekedar fisik dan material, tetapi juga

mengenai psikis, khususnya yang berkenaan dengan aqidah, akhlak dan

syariah. Anak memerlukan perlindungan agar tidak mendapat pengaruh

buruk dari kawan-kawan dan masyarakat sekitarnya (Nawawi, 1993:239)

Pengawasan selalu diterapkan oleh orang tua dalam mengetahui

perkembangan penanaman nilai pendidikan Islam anak tunagrahita. Karena

melalui pengawasan seorang anak akan terkendali dan terkontrol segala

perilakunya.

Page 118: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

101

Contoh dari metode pengawasan yang dilakukan oleh orang tua adalah

ketika sang anak ijin untuk pergi ke masjid. Sang ibu menanyakan bersama

siapa dan akhirnya di ijinkan untuk pergi jama‟ah sholat di masjid.

5. Metode Hukuman

Metode hukuman dalam proses penanaman nilai pendidikan Islam

adalah hanya sebagai teguran agar tidak mengulangi perbuatan buruk yang

telah dilakukannya tersebut.

Hampir dari setiap orang tua tidak pernah memakai metode hukuman

ini. Para orang tua dari anak tunagrahita memahami keterbatasan yang

dimiliki anaknya. Sehingga orang tua juga tidak menuntut apapun dari anak.

Kebanyakan orang tua bersikap halus pada anak dan sebagian yang sering

membentak anak ketika anak melakukan kesalahan.

Smart (2012:97) mengungkapkan bahwa orang tua ataupun guru

sebaiknya berbahasa yang lembut, sabar, supel atau murah senyum, rela

berkorban dan memeberikan contoh perilaku yang baik agara anak tersebut

tertarik mencoba dan berusaha mempelajarinya meski dengan keterbatasan

pemahamannya.

Dengan berbahasa yang lembut dan halus seorang anak akan mampu

menerimanya dengan baik dan akan ringan untuk melakukan apa yang

diperintah orang tua melalui penggunaan tutur kata yang halus tersebut.

Page 119: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

102

C. Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penanaman Nilai-Nilai

Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada SiswaTunagrahita SMPLB-N

Salatiga

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penanaman nilai

pendidikan Islam pada anak tunagrahita baik yang bersifat mendukung maupun

menghambat. Di antara faktor yang mendukung, yaitu:

1. Dari Orang Tua

a. Motivasi yang kuat dimiliki orang tua dalam menanamnkan nilai-nilai

pendidikan Islam pada anak tunagrahita walaupun sedikit demi sedikit.

b. Kesabaran dan ketelatenan orang tua dalam mendidik anak tunagrahita

c. Perhatian dan kasih sayang besar yang ditujukan pada anak karena

merupakan harta titipan yang berharga.

2. Dari Anak Tunagrahita

a. Rasa hormat anak kepada orang tua, sehingga anak menjadi sosok yang

penurut.

b. Anak yang sudah tumbuh jiwa kemandiriannya

3. Dari Lingkungan

a. Lingkungan tempat tinggal yang masih menjunjung tinggi tradisi

keagamaan

b. Lingkungan masyarakat yang menerima kehadiran anak tunagrahita di

tengah-tengah masyarakat

c. Lingkungan sekolah yang terdapat berbagai kegiatan keagamaan dan

menjunjung tinggi nilai luhur

Page 120: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

103

Sedangkan, faktor yang menghambat penanaman nilai pendidikan Islam

pada anak tunagrahita antara lain:

1. Dari Orang Tua

a. Orang tua yang kurang sabar

b. Orang tua belum mengerti sepenuhnya dengan keterbatasan anak

2. Dari Anak

a. Keterbatasan intelegensi (IQ) yang rendah

b. Kepribadian anak yang susah diarahkan/diatur

c. Sifat malas anak dalam menanamkan nilai pendidikan Islam

3. Dari Lingkungan

a. Berada di lingkungan yang jauh dari tradisi-tradisi Islam.

Page 121: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian tentang penanaman nilai-nilai

pendidikan Islam oleh orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB Negeri

Salatiga yang didukung oleh landasan teori, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pendidikan Islam yang ditanamkan orang tua pada siswa

tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga sudah berdasarkan ajaran pokok nilai-

nilai pendidikan Islam yang meliputi nilai pendidikan akidah, ibadah,

akhlak dan kemasyarakatan.

2. Adapun proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua

pada siswa tunagrahita Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Negeri

(SMPLB-N) Salatiga menggunakan metode keteladanan, pembiasaan,

nasihat, pengawasan dan hukuman.

3. Dalam proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada

siswa tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang menghambat dan mendukung. Ketidaksabaran orang tua yang

belum mengerti sepenuhnya dengan keterbatasan anak, keterbatasan

intelegensi anak, kepribadian anak yang susah diatur, sifat malas anak

dalam menanamkan nilai pendidikan Islam. Sedangkan motivasi kuat

dimiliki orang tua dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam,

kesabaran dan ketelatenan orang tua dalam mendidik anak tunagrahita,

Page 122: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

105

perhatian dan kasih sayang yang besar dari keluarga dan orang tua,

kepribadian anak yang sudah tumbuh jiwa kemandirian dan mudah diatur,

lingkungan masyarakat yang masih menjunjung tinggi tradisi Islam,

lingkungan sekitar yang menerima kehadiran anak tunagrahita di tengah

masyarakat, dan lingkungan sekolah yang masih terdapat kegiatan

keagamaan merupakan fakor pendukung dalam meningkatkan penanaman

nilai-nilai pendidikan Islam oleh orang tua pada anak tunagrahita yang

bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga.

B. Saran

1. Untuk siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga

a. Anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki tingkat intelegensi

yang rendah dibanding anaka pada umumnya. Namun ia masih bisa

dilatih dan dididik. Untuk itu janganlah berputus asa dengan

keterbatasan yang kalian miliki.

b. Tidak sedikit juga masyarakat yang memandang sebelah mata kondisi

anak tunagrahita. Namun, tidak menutup kemungkinan sederet prestasi

yang menunggu kedatanganmu

2. Untuk guru dan karyawan SMPLB Negeri Salatiga

a. Selalu tanamkan keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing dan

mendidik anak berkebutuhan khusus.

b. Selalu menjadi teladan dan panutan bagi siswa-siswa.

Page 123: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

106

3. Untuk keluarga dan lingkungan di mana anak tunagrahita tinggal.

a. Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang akan mengantarkan

orang tua ke surga. Motivasi dan berikan dorongan pada anak

berkebutuhan khusus, khususnya tunagrahita agar mereka lebih percaya

diri, mandiri dan mampu membanggakan orang tua.

b. Kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua akan mempengaruhi

perkembangan mental anak tunagrahita. Maka dari itu hargai prestasi

yang diperoleh karena sekecil apapun prestasi yang dimiliki anak

tunagrahita maka akan membuat mereka bersemangat untuk merih

prestasi lainnya.

C. Penutup

Alhamdulillah, penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis sudah

mengupayakan yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan

kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini.

Tak lupa penulis haturkan terimakasih atas bantuan semua pihak yang

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita

berserah diri.

Page 124: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ali, Mohammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press

Al-Rasyidin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis dan

Praktis. Yogyakarta: Ciputat Press

Apriyanto, Nunung. 2012. Seluk Beluk Tunagrahita & Strategi Pembelajarannya.

Jakarta: Javalitera

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Press

Azra, Azyumardi. Pendidikan Isam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium

Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Ar-Rifa‟i, Muhammad Nasib.2000. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir

Ibnu Katsir Jilid 4. Jakarta: Gema Insani Press

Chang, William. 2014. Metodologi Penulisan Esai, Skripsi, Tesis dan Disertasi

untuk Mahasiswa. Jakarta: Penerbit Erlangga

Chaplin, J.P..1898. Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah (Dr. Kartini Kartono).

Jakarta: Rajawali Press.

Daradjat, Zakiah.1982. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental . Jakarta:

Bulan Bintang

Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakrta: Bumi Aksara

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka

Feisal, Yusuf Amir.1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani

Press

Gunarsa 1995. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung

Mulia

Hartati, Netty.2004. Islam dan Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Islamiyah, Djami‟atul. 2013. Psikologi Agama. Salatiga: STAIN Salatiga Press

Isna, Mansur. 2001. Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jalaluddin. 1996. Psikologi Agama. Cet 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Page 125: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Kasiram, Muh. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN-

MALIKI PRESS

Langgulung, Hasan. 1988. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-

Husna

Makbuloh, Deden.2013. PAI: Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di

Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Press

Miles, Matthew B & Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

UI-Press

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bamdung:

PT Remaja Rosdakarya

Muhaimin & Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:

Trigenda Karya.

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nawawi, Haidar.1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas

Pratiwi, Ratih Putri & Afin Murtiningsih. Kiat Sukses Mengasuh Anak

Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ramadhan. M. 2012. Ayo Belajar Mandiri: Pendidikan Ketrampilan &

Kecakapan Hidup untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Jogjakarta: Javalitera

Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Buku Obor

Smart, Aqila. 2012. Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran & Terapi

Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Katahati

Somantri. Sutjihati T.2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika

Aditama

Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: pustaka pelajar offset

Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Bagi Pemula.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Syafri, Ulil Amri. 2014. Pendidikan Berkarakter Berbasis Al-Qur’an. Jakarta:

Rajawali Press

Syam, Mohammad Noor.1986. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat:

Pendidikan Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional

Page 126: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Tafsir, Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan dalam Perspektof Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Thoha. Chabib.1993. Kapita Selekta Pendidikan Islam.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Uhbiyati, Nur. 2009. Long Life Education. Semarang: Walisongo Press

Ulwan, Abdullah Nashih. Pendidikan Anak Menurut Islam: Kaidah-Kaidah

Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Ulwan, Abdullah Nashih.2009. Mencintai dan Mendidik Anak Secara

Islami.Yogyakarta: Darul Hikmah

Zainuddin, dkk.1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi

Aksara

Zulkarnain.2008. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Page 127: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Lampiran I Gambar Selama Proses Penelitian

Keluarga Bapak TMY

Wawancara Keluarga Bapak NGT

Page 128: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

MST ketika akan menjalankan Sholat Ashar

TMM ketika selesai menunaikan Sholat Maghrib

Page 129: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

ERK bersama Adiknya setelah Menunaikan Sholat Maghrib

Bapak PRJ dan FSL

Page 130: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Faktor Pendukung Kegiatan MABIT di SLB N Salatiga

Peringatan Isra‟ Mi‟raj di SLB N Salatiga

Page 131: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Lampiran II

Data Peserta D

idik Tunagrahita Muslim

SMPLB N

egeri Salatiga

No

Nam

aTem

pat LahirTanggal Lahir

Agama

Alamat

RT

RW

Desa/K

elurahanKecam

atanN

ama Ayah

Rom

bel

1Aprila Hana Dewi Hapsari

Salatiga2003-04-23

IslamK

arang Pete9

6K

utowinangunK

ec. TingkirSuyono

7-C

3Eko Yulianto

Kab. Semarang

2002-07-15Islam

Butuh9

6K

rajanK

ec. TengaranAshani

7-C

4Erika Indah Pratiwi

Salatiga2004-04-16

IslamPulutan Lor

32

PulutanK

ec. SidorejoSugiyanto

7-C

5Faisal Firmansyah

Salatiga2000-08-20

IslamN

gepos1

7Tingkir Tengah

Kec. Tingkir

Parjan7-C

6Savitri Dewi Anggraeni

Salatiga1999-02-04

IslamPerum Cindelaras

68

Karang Tengah

Kec. Tuntang

Suratmin7-C

7Sugiarti

Semarang1995-02-21

IslamK

adipiro2

6K

arang TengahK

ec. TuntangYusmin

7-C

8Galih Ari Perdana

Yogyakarta2000-02-23

IslamPadaan

00

GedanganK

ec. TuntangArif Arianto

8-C1

9Iqbal Angga K

usumaSemarang

2001-12-22Islam

Jl. Hasanudin No. 833

96

Mangunsari

Kec. Sidomukti

Giyono8-C1

10Latiful M

udzi Khanafi

Kab. Semarang

2002-09-20Islam

Kadipurwo

48

BenerK

ota SalatigaN

gatman Als. Muh Zuhdi

8-C1

11Sintiya Saputri

Salatiga2002-03-31

IslamSoka

97

Sidorejo LorK

ota SalatigaGiyono

8-C1

12Adi N

ugroho FebriyantoSalatiga

2002-02-09Islam

Jl. Kendalisodo N

o. 135

6K

alicacingK

ec. SidomuktiTamdjis

9-C

13M

. Alpha TeddySalatiga

2001-05-22Islam

Randu Kuning

51

GintangK

ab. BoyolaliSuryadi

9-C

14M

uhammad Ali TamimiK

ab. Semarang1994-03-11

IslamJl. Surowijoyo II Pengilon

83

Mangunsari

Kec. Sidomukti

9-C1

15M

ustianahK

ab. Semarang1989-05-03

IslamK

arang Padang1

3K

ecandranK

ec. SidomuktiSumardi

9-C1

Page 132: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

INSTRUMEN PENELITIAN

I. PEDOMAN OBSERVASI

A. Mengamati kegiatan anak tunagrahita yang menunjukkan proses

penanaman nilai-nilai Pendidikan Islam di rumah keluarga masing-masing.

B. Mengamati metode orang tua dalam memberi pegasuhan dalam rangka

penanaman nilai-nilai Pendidikan Isam.

C. Mengamati faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam menanamkan

nilai-nilai pendidikan Islam

II. PEDOMAN DOKUMENTASI

A. Data siswa tunagrahita SMPLB Negeri Saatiga

B. Keadaan Keluarga Siswa Tunagrahita

C. Identitas Responden

D. Proses Penanaman Pendidikan Islam Anak Tunagrahita

III. PEDOMAN WAWANCARA

A. KEPALA SEKOLAH

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya SMPLB Negeri Salatiga?

2. Kurikulum PAI apa yang diterapkan di SMPLB Negeri Salatiga?

3. Bagaimana keadaan siswa, guru dan karyawan di SMPLB Negeri

Salatiga?

4. Bagaimana karakteristik siswa tunagrahita di SMPLB Negeri

Salatiga?

5. Nilai-nilai pendidikan Isam apa saja kah yang ditanamkan pada siswa

tunagrahita

Page 133: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

6. Bagaimana pelaksanaan proses penanaman nilai-nilai pendidikan

Isam pada siswa tunagrahita di SMPLB Negeri Salatiga?

7. Bagaimana upaya pendidik dalam meningkatkan proses penanaman

nilai-nilai PAI pada siswa tunagrahita dalam kehidupan sehari-hari?

8. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan Isam pada siswa tunagrahita?

9. Apakah ada komunikasi antara pendidik dengan wali murid mengenai

penanaman nilai-nilai pendidikan Isam siswa tunagrahita?

B. GURU PAI

1. Bagaimana karakteristik siswa tunagrahita di SMPLB Negeri

Salatiga?

2. Materi apa yang ditekankan di SMPLB Negeri dalam rangka

menanamkan nilai-nilai pendidikan Isam pada siswa tunagrahita?

3. Sektor dalam penyampaian materi dalam rangka menanamkan nilai-

nilai pendidikan Isam pada tunagrahita?

4. Bagaimana pelaksanaan proses penanaman nilai-nilai pendidikan

Isam pada siswa tunagrahita di SMPLB Negeri Salatiga?

5. Metode apa yang diterapkan dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan Isam pada siswa tunagrahita?

6. Bagaimana upaya pendidik dalam meningkatkan proses penanaman

nilai-nilai PAI pada siswa tunagrahita dalam kehidupan sehari-hari?

7. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan Isam pada siswa tunagrahita?

Page 134: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

8. Tujuan serta hasil seperti apa yang ingin dicapai dalam menanamkan

nilai-nilai pendidikan Isam pada anak tunagrahita?

9. Apakah ada komunikasi antara pendidik dengan wali murid mengenai

penanaman nilai-nilai pendidikan Isam siswa tunagrahita?

10. Bagaimana solusi guru untuk mengatasi hambatan dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan Isam pada siswa tunagrahita?

C. ORANG TUA

1. Identitias narasumber?

2. Bagaimana kondisi/latarbelakang keluarga Bapak/Ibu?

3. Bagaimana latarbelakang/faktor penyebab tungrahita pada anak

Bapak/Ibu?

4. Materi apa saja yang Bapak/Ibu terapkan dalam menanamkan nilai-

nilai pendidikan Islam bagi anak?

5. Bagaimana proses penanaman nilai akidah pada anak Bapak/Ibu ?

6. Bagaimana proses penanaman nilai ibadah pada anak Bapak/Ibu ?

7. Bagaimana proses penanaman nilai akhlak pada anak Bapak/Ibu ?

8. Bagaimana proses penanaman nilai kemasyarakatan pada anak

Bapak/Ibu ?

9. Metode apa yang Bapak/Ibu terapkan dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan Islam pada anak?

Page 135: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

10. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung Bapak/Ibu dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam pada anak?

11. Bagaimana upaya dari Bapak/Ibu untuk meningkatkan proses

penanaman nilai pendidikan Islam anak?

12. Bagaimana keterlibatan antara sekolah dan orang tua dalam upaya

menanamkan niai-nilai pendidikan Islam pada anak?

13. Apa motivasi Bapak/Ibu dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

Islam pada anak?

Page 136: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 137: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 138: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 139: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 140: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 141: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 142: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 143: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 144: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Mu‟asyaroh

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Grobogan, 19 Juli 1995

NIM : 111-12-237

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Dusun Jaten Rt.02/03 Desa Rawoh Kec.

Karangrayung Kab. Grobogan

Pendidikan

SD : SD Negeri 02 Rawoh lulus 2006

SLTP : MTs Yasemi Karangrayung lulus 2009

SLTA : MAN Salatiga lulus 2012

Perguruan Tinggi : IAIN Salatiga lulus 2016

Page 145: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Siti Mu‟asyaroh

NIM : 111-12-237

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

No Tanggal Kegiatan Penyelenggara Sebagai Nilai

Jenis SKK: Sertifikat Kegiatan

1 05-07

September

2012

OPAK STAIN Salatiga DEMA STAIN

Salatiga

Peserta 3

2 08-09

September

2012

OPAK Jurusan Tarbiyah

STAIN Salatiga

HMJ Tarbiyah

STAIN Salatiga

Peserta 3

3 10 September

2012

Orientasi Dasar Keislaman

(ODK)

CEC-ITTAQO

STAIN Salatiga

Peserta 2

4 11 September

2012

Seminar Entrepreneurship dan

Koperasi

Mapala

MITAPASA dan

KSEI STAIN

Salatiga

Peserta 2

5 12 September

2012

Achievment Motivation

Training

JQH dan LDK

STAIN Salatiga

Peserta 2

6 13 September

2012

Library User Education UPT Perpustakaan

STAIN Salatiga

Peserta 2

7 15 Oktober

2012

Pendidikan dan Latihan Calon

Pramuka Pandega ke-22

(PLCPP XXII)

Racana Kusuma

Dilaga-Woro

Srikandhi

Pangkalan STAIN

Salatiga

Peserta 3

8 21 Desember HARLAH Pondok Pesantren Pondok Pesantren Panitia 3

Page 146: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

2012 Edi Mancoro Edi Mancoro

9 05 April 2013 Bedah Buku “Berhenti

Bekerja Semakin Kaya”

bersama Aqua Dwipayana

Komunitas

Pengusaha Muslim

Salatiga

Peserta 2

10 20 April 2013 Seminar Nasional dan Dialog

Publik “Minimnya Pasokan

Energi dalam Negeri,

Pembatasan Subsidi BBM,

dan Peran Masyarakat dalam

Penghematan Energi”

HMJ Tarbiyah &

HMJ Syari‟ah

STAIN Salatiga

Panitia 8

11 28 April 2013 Lomba Temu Tegak (LTT)

ke-X Se-Eks Karisidenan

Surakarta

RACANA Yogi

Praja Parang

Garuda Pangkalan

Universitas Widya

Dharma Klaten

Juri Lomba

Desain

Batik

4

12 10 Juni 203 Khotmil Qur‟an Juz 30

Bilghoib

Pondok Pesantren

Edi Mancoro

Peserta 2

13 03 Agustus

2013

Amalan Ramadhan Racana

XV

Racana Kusuma

Dilaga-Woro

Srikandhi

Pangkalan STAIN

Salatiga

Panitia 4

14 03 Agustus

2013

Asramanisasi Ramadhan 1434

H

Pondok Pesantren

Edi Mancoro

Panitia 3

15 23 September

2013

Pendidikan dan Latihan Calon

Pramuka Pandega ke-23

(PLCPP XXIII)

Racana Kusuma

Dilaga-Woro

Srikandhi

Pangkalan STAIN

Salatiga

Panitia 4

16 30 September Sosialisasi dan Silaturahim HMJ Tarbiyah & Panitia 8

Page 147: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

2013 Nasional “Sosialisasi UU

No.1 Th. 2013, Peran serta

Fungsi OJK & Peran

Pemerintah dalam

Pengawasan LKM (Lembaga

Keuangan Mikro)”

HMJ Syariah

STAIN Salatiga

17 06 Oktober

2013

Temu Pramuka Penggalang

Penegak (TPPP) ke-2

Racana Kusuma

Dilaga-Woro

Srikandhi

Pangkalan STAIN

Salatiga

Panitia 4

18 18 November

2013

Seminar Nasional “Guru

Kreatif dalam Implementasi

Kurikulum 2013”

HMJ Tarbiyah

STAIN Salatiga

Panitia 8

19 23 Maret

20014

Lomba Temu Tegak (LTT)

ke-XI Se-Eks Karisidenan

Surakarta dan sekitarnya

RACANA Yogi

Praja Parang

Garuda Pangkalan

Universitas Widya

Dharma Klaten

Juri Lomba

Sigap Ceria

Putra

4

20 08 Juli 2014 Gerakan Santri Menulis

Sarasehan Jurnalistik

Ramadhan 2014

Suara Merdeka Peserta 3

21 28 Agustus

2014

Latihan Gabungan

(LATGAB) Ke-9 Brigade

Khusus Naga Sandhi STAIN

Salatiga dan Brigade Khusus

Nogo Sosro-Sabuk Inten

STAIN Kudus Bersama

Racana Perguruan Tinggi Se-

Jawa

BRIGSUS Naga

Sandhi Pangkalan

STAIN Salatiga &

BRIGSUS Nogo

Sosro-Sabuk Inten

Pangkalan STAIN

Kudus

Peserta 3

Page 148: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

22 17 Mei 2015 Bedah Novel “Gus Dur dan

Sinta”

UPT Perpustakaan

Pondok Pesantren

Edi Mancoro

Panitia 2

23 08 Juni 2015 Research Dissertation Entitled

of “Student’s Academic

Motivation, Perception of

Parental Academic Support

and Role” at Junior High

Schools in Salatiga 2013 until

2014

Dr. Muna Erawati,

S.Psi, M.Si

Enumerator 5

24 10-11 Juli

2015

Pesantren Kilat Seksi Kerohanian

Islam SMK

Diponegoro

Salatiga

Pemateri 4

25 04 November

2015

Seminar Nasional “Perbankan

Syari‟ah di Indonesia: antara

Teori dan Praktik”

HMJ Hukum

Ekonomi Syari‟ah

Fakultas Syari‟ah

IAIN Salatiga

Peserta 8

26 21 Februari

2016

Bedah Buku “Ulama-Ulama

Aswaja Nusantara yag

Berpengaruh di Negeri Hijaz”

UPT Perpustakaan

Pondok Pesantren

Edi Mancoro

Peserta 2

27 07 Februari

2016

Resik-Resik Dusun Mahasiswa IAIN

Salatiga di Dusun

Kayuares Desa

Ringinanom Kec.

Tempuran Kab.

Magelang

Panitia 3

28 22 Februari

2016

Pelatihan Pembuatan Bros Mahasiswa IAIN

Salatiga di Dusun

Kayuares Desa

Pemateri 4

Page 149: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Ringinanom Kec.

Tempuran Kab.

Magelang

29 27 Februari

2016

Lomba TPA Tingkat Desa

Ringinanom

Mahasiswa IAIN

Salatiga di Dusun

Kayuares Desa

Ringinanom Kec.

Tempuran Kab.

Magelang

Panitia 3

29 31 Maret 2016 Bimbingan Belajar:

Borobudur Smart Bimble

Mahasiswa IAIN

Salatiga di Dusun

Kayuares Desa

Ringinanom Kec.

Tempuran Kab.

Magelang

Pemateri 4

28 31 Maret 2016 Pelatihan Tilawatil Qur‟an

Remaja

Mahasiswa IAIN

Salatiga di Dusun

Kayuares Desa

Ringinanom Kec.

Tempuran Kab.

Magelang

Panitia 3

29 31 Maret 2016 Pelatihan Reparasi Komputer

“Langgeng Jaya Abadi”

Mahasiswa IAIN

Salatiga di Dusun

Kayuares Desa

Ringinanom Kec.

Tempuran Kab.

Magelang

Panitia 3

30 31 Maret 2016 Senam Minggu Pagi Ceria Mahasiswa IAIN

Salatiga di Dusun

Kayuares Desa

Panitia 3

Page 150: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

Ringinanom Kec.

Tempuran Kab.

Magelang

Jenis SKK : Surat Keputusan4

31 17 Januari

2013

Surat Keputusan Ketua

Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga Nomor:

Sti.036/JT.0/PP.009/001/2013

tentang Pengangkatan

Pengurus Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Tarbiyah STAIN Salatiga

Masa Bakti 2012-2013

4

32 26 Agustus

2013

Surat Keputusan Ketua

Jurusan STAIN Salatiga

Nomor:

Sti.24/JT.0/PP.009/022/2013

Tentang Pengangkatan Panitia

Orientasi Perkenalan

Akademik dan

Kemahasiswaan (OPAK)

Pada Jurusan Tarbiyah

STAIN Salatiga

3

33 17 Februari

2014

Surat Keputusan Ketua

STAIN Salatiga Nomor :

Sti.24/K-0/PP.00.9/439/2014

tentang Pengangkatan

Pengurus Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi

Gudep Kota Salatiga 02.237-

4

Page 151: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB

02.238 STAIN Salatiga Masa

Bakti 2014

34 05 April 2014 Surat Keputusan Ketua

STAIN Salatiga Nomor:

Sti.24/K-

0/PP.00.9/1184A/2014 Panitia

dan Pemateri Gladian

Pimpinan Pandega (GPP)

Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi STAIN Salatiga

Tahun 2014

4

35 22 Juli 2014 Surat Keputusan Nomor:

007/YEM/A-k/VII/2014

penetapan Susunan Pengurus

Organisasi Santri PP. Edi

Mancoro masa khidmat 2014-

2015

Pengasuh PP. Edi Mancoro dan

Pengurus Harian Yayasan Edi

Mancoro

7

Page 152: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB
Page 153: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM OLEH ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1228/1/SITI MU'ASYAROH (111... · ditanamkan orang tua pada siswa tunagrahita SMPLB