pemilahan kayu

Upload: hernawanmh

Post on 10-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pemilahan kayu struktur kayu dan bambu

TRANSCRIPT

Pemilahan Kayu ( Grading )Pada zaman dahulu pemilahan kelas kuat kayu dilakukan dengan cara observasi visual. Beberapa parameter visual yang dapat diamati pada kayu dan berhubungan erat dengan kekuatan adalah : lebar cincin tahunan, kemiringan serat, mata kayu, dan keberadaan jamur atau serangga perusak kayu, dan retak. Namun cara ini relatif susah dilakukan karena apabila pengamat tidak mempunyai keahlian khusus dan pengalaman atau tidak terbiasa mengamati dan memilah-milah, maka pemilahan kelas kuat kayu akan lama dan hasilnya menjadi tidak reliable.Oleh karena itu cara yang saat ini sering dilakukan adalah pemilahan dengan menggunakan grading machine. Pemilahan menggunakan grading machine sudah banyak dilakukan di banyak negara termasuk Indonesia. Prinsip pengujian dengan grading machine adalah pengujian lentur statik. Pengujian lentur statik ini umumnya juga bertujuan untuk mengetahui modulus elastisitas kayu ( E ). Batang kayu yang telah dibentuk menjadi ukuran struktur ataupun yang masih utuh ( kayu log ) dibebani beban terpusat dan kemudian dicatat besarnya lendutan tepat di bawah beban bekerja. Dari data beban dan lendutan maka nilai modulus elastisitas lentur (MOE) yang merupakan kemiringan kurva beban-lendutan dapat diperoleh. Tegangan lainnya dapat diperoleh berdasarkan persamaan empirik dari nilai MOE yang telah diperoleh.

Cara yang lainnya adalah dengan menggunakan metode Dynamic MOE Test. Batang kayu yang telah dibentuk menjadi ukuran struktur diletakkan pada dua tumpuan di tiap-tiap ujung kayu. Kemudian kita pukul salah satu ujung kayu menggunakan palu, getaran yang timbul akan diterima oleh Dynamic MOE Tester, kemudian nilai dari modulus elastisitas kayu (E) akan secara otomatis tertera dalam Dynamic MOE Tester.

Cara penentuan yang paling modern adalah dengan memperkirakan menggunakan rumus berikut :

Ew : 16.500 G0.7 , dimana G adalah berat jenis kayu pada air standar ( 15 % )Berdasarkan penggolongan kelas kuat kayu secara masinal menurut SNI-5 (2002), maka nama kayu perdagangan tidak lagi dapat digunakan sepenuhnya sebagai penentu kelas kuat kayu. Tetapi nilai berat jenisnyalah yang akan sangat menentukan. Walaupun masyarakat telah mengenal beberapa jenis kayu seperti kayu bengkirai, meranti, kamper, jati, dan sengon dan telah mampu mengurutkan kelas kuat kayu dari kayu-kayu tersebut, sifat non-homogen menyebabkan panjangnya interval berat jenis kayu pada satu macam kayu. Sebagai contoh kayu bengkirai, berat jenis kayu pada kondisi kering udara berkisar antara 0.16 sampai 1.16. Karena kekuatan kayu berkorelasi linier dengan berat jenis, maka kayu bengkirai seharusnya tidak terletak pada satu kelas kuat agar penggunaanya dapat optimal.