sifat kimia dan proksimat kulit kayu reaksi tekan … · jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum...

25
iii SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN PINUS RONALD ALAN AMARAL DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: dinhbao

Post on 14-Mar-2019

282 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

iii

SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI

TEKAN PINUS

RONALD ALAN AMARAL

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu
Page 3: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sifat Kimia dan

Proksimat Kulit Kayu Reaksi Tekan Pinus adalah benar karya saya dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Ronald Alan Amaral

NIM E24120033

Page 4: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

ABSTRAK

RONALD ALAN AMARAL. Sifat Kimia dan Proksimat Kulit Kayu Reaksi

Tekan Pinus. Dibimbing oleh DEDED SARIP NAWAWI.

Pembentukan kayu reaksi selama pertumbuhan pohon akan mengakibatkan

perubahan sifat anatomi dan kimia kayu. Hasil penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa pembentukan kayu reaksi juga menyebabkan perubahan sifat

anatomi pada bagian kulit kayu, dan diduga akan menyebabkan perubahan kadar

komponen kimianya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar

komponen kimia kulit kayu pada bagian kayu reaksi dan kayu oposit serta

menguji karakteristik kulit kayu sebagai bahan baku energi biomassa melalui uji

proksimat. Kadar komponen kimia kulit kayu diuji mengacu pada standar TAPPI

dan analisis proksimat berdasarkan standar ASTM. Hasil penelitian menunjukan

kadar lignin dan hemiselulosa pada kulit kayu bagian kayu reaksi lebih tinggi

dibandingkan dengan kulit kayu bagian oposit, sedangkan kadar selulosa dan

holoselulosa lebih rendah pada kulit kayu bagian reaksi dibandingkan dengan

kulit kayu oposit. Berdasarkan hasil analisis proksimat, karakteristik kulit kayu

bagian kayu reaksi lebih baik dibandingkan dengan kulit dari bagian opositnya,

tetapi keduanya memiliki kualitas baik sebagai sumber energi biomassa

Kata kunci : kayu reaksi, kayu tekan, komponen kimia, kulit kayu, analisis

proksimat

ABSTRACT

RONALD ALAN AMARAL. Chemical and proximate properties in the

compression bark of Pine. Supervised by DEDED SARIP NAWAWI.

The reaction wood formation during growth of tree may change the

anatomy and chemical properties of wood. Previously research showed that the

formation of reaction wood, also, changed the anatomical properties of bark. This

study aimed to analyze the differences of chemical components in the bark of

reaction wood and opposite woods parts; and to characterize of the barks as

biomass energy resources. The chemical components of bark was analyzed

according to the TAPPI standard, and proximate analysis was used for the

characterization of bark as biomass energy resources. The results showed that

lignin and hemicellulose contents of bark from compression wood parts were

higher than that of bark from opposite wood parts, however, cellulose and

holocellulose were in the opposite manner. Based on proximate analyses, bark

from reaction wood part tend to has a better characteristics than bark of opposite

wood part, however, both of them have a good characteristics for biomass energy

resources.

Keywords: reaction wood, compression wood, chemical components, bark, proximate analysis

Page 5: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

vii

SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI

TEKAN PINUS

RONALD ALAN AMARAL

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

Pada

Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2016

Page 6: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu
Page 7: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu
Page 8: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul

“Sifat Kimia dan Proksimat Kulit Kayu Reaksi Tekan Pinus” dilaksanakan sejak

bulan Maret 2016 sampai Mei 2016.

Terimakasih penulis ucapkan kepada bapak Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc

selaku pembimbing atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama ini.

Penghargaan turut penulis sampaikan kepada Bapak Supriatin dan Bapak

Gunawan selaku laboran KHH, Bapak Eko selaku laboran Kimia Bersama

FMIPA IPB, serta Bapak Ipan selaku laboran Pusat Antar Universitas. Ucapan

terimakasih juga disampaikan kepada Bapak, Ibu serta seluruh keluarga, teman-

teman sebimbingan dan sahabat-sahabat fahutan 49 atas segala do’a dan kasih

sayangnya.

Bogor,September 2016

Ronald Alan Amaral

Page 9: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Manfaat 1

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Penelitian 2

Pengujian Komponen Kimia 3

Pengujian Proksimat 5

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Keragaman Komponen Kimia Kulit Kayu 7

ɑ -selulosa 7

Hemiselulosa 7

Holoselulosa 7

Lignin 8

Zat Ekstraktif 9

Keragaman Proksimat Kulit Kayu 10

Kadar Air 10

Kadar Zat Terbang 10

Kadar Abu 11

Kadar Karbon Terikat 11

Nilai Kalor 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

RIWAYAT HIDUP 15

Page 10: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

DAFTAR GAMBAR

1. Pengambil sampel uji 2

2. Perbedaan selulosa dan hemiselulosa kulit kayu reaksi dan oposit Pinus 8

3. Perbedaan lignin total kulit kayu reaksi dan oposit Pinus 9

DAFTAR TABEL

1. Sifat kimia kulit kayu reaksi dan oposit Pinus 7

2. Sifat proksimat kulit kayu reaksi dan oposit Pinus 10

Page 11: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kayu reaksi merupakan kayu yang umumnya terbentuk dari respons pohon

terhadap orientasi batang pohon yang tidak normal akibat tiupan angin, salju,

kemiringan, tekanan, atau bentuk tajuk asimetris. Jenis kayu reaksi pada kayu

daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang,

sedangkan kayu reaksi pada jenis daun lebar disebut kayu tarik yang terbentuk

pada sisi atas dari batang (Du & Yamamoto 2007).

Kayu reaksi dapat mengubah sifat anatomi dan kimia dari kayu normal.

Perubahan sifat kimia yang terjadi tergantung pada jenis kayu reaksi yaitu kayu

tekan atau kayu tarik. Kayu tekan memiliki kadar lignin lebih tinggi dan kadar

selulosa lebih rendah dibandingkan dengan kayu normal (Tatsuya et al. 2016),

sedangkan kayu tarik umumnya memiliki kadar selulosa lebih tinggi dan lignin

lebih rendah dibandingkan dengan kayu normal (Wada et al. 1995). Pembentukan

kayu reaksi menyebabkan perubahan sifat-sifat anatomi dari empulur ke kulit

(Lloyd et al. 2004). Perubahan sifat anatomi jaringan kulit kayu diduga dapat

menyebabkan perubahan komposisi komponen kimia penyusunnya. Hal ini karena

jaringan kayu yang berbeda memiliki perbedaan komposisi dan kadar komponen

kimia (Fergus & Goring 1970). Oleh sebab itu, sifat kimia kulit kayu reaksi dan

kayu normal diduga akan berbeda karena sifat kimia sangat erat hubungannya

dengan sifat anatomi.

Kulit kayu merupakan salah satu bagian dari pohon dengan proporsi 10-

35% dari total biomassa hutan (Young 1971). Potensi biomassa kulit tersebut

dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan penggunaan berdasarkan sifat-sifat

dasarnya. Analisis komponen kimia kulit pohon dapat menentukan kemungkinan

digunakannya kulit untuk keperluan industri (Baptista et al. 2013), sehingga dapat

meningkatkan pemanfaatan biomassa hasil hutan lebih baik.

Pinus merupakan jenis pohon berdaun jarum yang termasuk dalam famili

Pinaceae. Pohon Pinus di Indonesia sangat melimpah. Secara alami, pohon Pinus

tumbuh di Aceh, Sumatera Utara, dan daerah Kerinci (Hendromono et al. 2005).

Menurut Handayani dan Indrajaya (2008) menyatakan bahwa pohon Pinus banyak

ditanam di Pulau Jawa oleh Perum Perhutani.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar komponen

kimia kulit kayu pada bagian kayu reaksi dan kayu oposit Pinus serta menguji

karakteristik kulit kayu sebagai bahan energi biomassa melalui uji proksimat.

Manfaat

Hasil penelitian diharapkan memberi informasi terkait pengaruh kayu

reaksi terhadap komponen kimia kulit kayu Pinus sehingga, dapat membantu

dalam usaha pemanfaatan kulit kayu tersebut dan mengenai karakteristik kulit

kayu sebagai sumber energi. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar

dalam pemilihan kulit kayu untuk pengunaan energi biomassa.

Page 12: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

2

B

A

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan selama dua bulan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan

Departemen Hasil Hutan Fahutan IPB. Pengujian kadar lignin terlarut asam

dilakukan di Laboratorium Kimia Bersama Departemen Kimia FMIPA IPB, dan

pengujian nilai kalor dilakukan di Laboratorium Pusat Antar Universitas IPB.

Bahan

Sampel yang digunakan yaitu kulit kayu Pinus yang tumbuh miring.

Sampel uji diambil dari bagian kayu reaksi tekan dan kayu oposit (Gambar 1).

Bahan kimia yang digunakan adalah sodium klorit (NaClO2), asam asetat

(CH3COOH), natrium hidroksida (NaOH), asam sulfat (H2SO4), benzena (C6H6),

etanol (C2H5OH) dan air destilata.

Gambar 1 Pengambilan sampel uji, (A: Kulit kayu reaksi; B: Kulit kayu oposit ;

C: empulur)

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain willey mill dan

saringan bertingkat untuk penyiapan serbuk kulit kayu, dan peralatan sokhlet

untuk penyiapan sampel bebas zat ekstraktif. Pengujian kadar lignin

menggunakan autoclave dan spektrofotometer. Analisis proksimat menggunakan

cawan porselin, tanur listrik dan bomb kalorimeter. Peralatan pendukung lainnya

antara lain, penangas air, oven, timbangan analitik, desikator, dan peralatan gelas

laboratorium.

Prosedur Penelitian

Persiapan Bahan Baku

Persiapan sampel uji mengacu pada TAPPI T 246 om-88 mengenai

penyiapan kayu untuk analisis kimia. Sampel kulit kayu berukuran kecil

berkondisi kering udara digiling menggunakan willey mill dan disaring

C

Page 13: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

3

menggunakan alat saringan bertingkat hingga diperoleh serbuk dengan ukuran 40

– 60 mesh.

Penyiapan Sampel Bebas Zat Ekstraktif

Persiapan serbuk kulit kayu bebas zat ekstraktif dilakukan berdasarkan

TAPPI T 204 om-88. Serbuk sebanyak 10 g diekstraksi dengan campuran pelarut

etanol-benzena (1:2 v/v) selama 6-8 jam. Sampel direndam dalam etanol selama

24 jam. Sampel kemudian diekstraksi dengan air panas selama 3 jam.

Pengujian Komponen Kimia Kulit Kayu

Penentuan Holoselulosa

Penentuan kadar holoselulosa dilakukan dengan metode Browning (1967).

Serbuk bebas ekstraktif sebanyak 2.5 g dimasukan ke dalam Erlenmeyer 500 ml,

dan ditambahkan 100 ml aquades, 1 g NaClO2 dan 1 ml CH3COOH. Sampel

dipanaskan dengan waterbath pada suhu 70-80 oC selama 5 jam dan pada setiap

jam ditambahkan 1 g NaClO2 dan 1 ml asam asetat. Sampel disaring dan dicuci

dengan air destilata panas. Sampel holoselulosa dioven pada suhu 103±2 °C dan

ditimbang.

% Holoselulosa = B

A x 100%'

B : Berat holoselulosa (g)

A : Berat kering serbuk awal (g)

Penentuan ɑ-Selulosa

Penentuan kadar ɑ-selulosa dilakukan dengan metode Browning (1967).

Serbuk holoselulosa sebanyak 1 g direaksikan dengan 16 ml NaOH 17.5% dan

dibiarkan selama 45 menit. Sampel disaring dan dibilas dengan 125 ml NaOH 8%

dan penyaringan diusahakan dalam waktu 5 menit. Sampel dibilas dengan 40 ml

CH3COOH 10% dan air destilata panas sampai bebas asam. Sampel dioven pada

suhu 103±2 oC dan timbang.

% ɑ-selulosa = B

A x 100%

B : Berat ɑ-selulosa (g)

A : Berat kering serbuk awal (g)

Penentuan Kadar Lignin Klason

Pengujian kadar lignin dilakukan berdasarkan TAPPI T 222 om-88 dengan

modifikasi (Dence 1992). Serbuk bebas ekstraktif sebanyak 0.5 g dimasukkan ke

dalam gelas piala 50 ml, kemudian ditambahkan 5 ml asam sulfat 72% secara

perlahan sambil diaduk setiap 15 menit (suhu dijaga tetap pada 20±1 oC). Sampel

direaksikan selama 3 jam, kemudian diencerkan hingga mencapai konsentrasi

Page 14: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

4

asam sulfat 3%. Larutan direaksikan pada suhu 121 oC selama 30 menit dengan

alat autoclave. Lignin diendapkan, disaring dan dibilas dengan air destilata panas

sampai bebas asam. Lignin dioven pada suhu 103±2 oC selama 24 jam,

didinginkan dan ditimbang.

Kadar lignin (%)= A

B x 100%

Keterangan:

A :Berat kering lignin (g)

B :Berat kering serbuk awal (g)

Penentuan Kadar Lignin Terlarut Asam (Acid-Soluble Lignin)

Kadar lignin terlarut asam diukur dari filtrat hasil penyaringan prosedur

lignin klason. Filtrat diencerkan dan digenapkan volumenya menjadi 500 ml.

Lignin terlarut asam diuji menggunakan alat spektrofotometer. Pengukuran

dilakukan dengan absorban UV pada panjang gelombang 205 nm dan koefisien

absorbs 110 l/g.cm. Blanko menggunakan larutan asam sulfat hasil pengenceran

dari 5 ml asam sulfat 72% menjadi 500 ml. Konsentrasi lignin terlarut asam

dihitung dengan menggunakan rumus :

Konsentrasi lignin terlarut asam : A

110 x

Vf

Vi

Kadar lignin terlarut asam (%) : CV

1000 x BKT

Keterangan :

A : Nilai absorbsi pada alat spektrofotometri Vf

Vi : Faktor pengenceran larutan

CV : Konsentrasi lignin terlarut asam dalam liter

BKT : Berat kering sampel kayu

Penentuan Kelarutan Kayu dalam Air

Pengujian kelarutan kayu dalam air berdasarkan TAPPI T 207 om-88.

Pengujian kelarutan kayu dalam air dingin bertujuan untuk mengukur zat

ekstraktif seperti gula, gum. dan zat warna. Serbuk sebanyak 2 g diekstraksi

dengan 300 ml aquades dingin dalam erlenmeyer 500 ml, selama 48 jam pada

suhu ruangan. Serbuk disaring dan dicuci dengan air dingin. Pengeringan

dilakukan pada oven bersuhu 103±2 oC sampai beratnya konstan dan ditimbang.

Pengujian kelarutan kayu dalam air panas bertujuan untuk mengukur zat

ekstraktif seperti gula, gum, zat warna, dan pati. Serbuk sebanyak 2 g diekstraksi

dengan 100 ml air panas. Sampel dipanaskan dengan penangas air selama 3 jam

dan diaduk sesekali. Sampel disaring dengan air panas. Pengeringan dilakukan

pada oven 103±2 oC sampai beratnya konstan dan ditimbang.

% Kelarutan : A-B

A x 100%

Page 15: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

5

A : Berat kering serbuk awal (g)

B : Berat kering serbuk setelah ekstraksi (g)

Penentuan Kelarutan Kayu dalam NaOH 1%

Pengujian ini berdasarkan TAPPI T 212 om-93. Serbuk kulit kayu

sebanyak 2 g diekstraksi dengan 100 ml NaOH 1% pada suhu 100 oC selama 1

jam sambil diaduk pada saat reaksi selama 5, 10, 15, 25 menit. Sampel disaring

dan dibilas dengan air destilata panas sampai filtrat tidak berwarna. Sampel

dibilas dengan 25 ml CH3COOH 10% sebanyak 2 kali, dan dibilas lagi dengan air

panas sampai bebas asam. Sampel dikeringkan dengan oven bersuhu 103±2 oC

hingga beratnya konstan.

% Kelarutan = A-B

A x 100%

A : Berat kering serbuk awal (g)

B : Berat kering serbuk setelah ekstraksi (g)

Penentuan Kelarutan Kayu dalam Etanol-Benzena (1:2)

Pengujian ini berdasarkan pada standar TAPPI T 204 om-88. Serbuk kulit

kayu sebanyak 10 g dimasukkan ke dalam thimble yang telah diketahui beratnya.

Thimbel dimasukkan kedalam sokhlet dan diekstraksi dengan 300 ml etanol-

benzena (1:2) selama 6-8 jam. Thimble dicuci dengan C2H5OH dan diangin-

anginkan. Thimble dioven pada suhu 103±2 oC dan dirimbang

% Kelarutan : A-B

Ax100%

A : Berat kering serbuk awal (g)

B : Berat kering serbuk setelah ekstraksi (g)

Pengujian Kadar Proksimat Kulit Kayu

Pengukuran Kadar Air (TAPPI T 12 os-75)

Serbuk kulit kayu sebanyak 2 g ditimbang dalam cawan yang sudah

diketahui beratnya dan dioven pada suhu 103±2 oC sampai berat konstan dan

ditimbang

Kadar Air (%) = A-B

B x 100%

A : Berat serbuk awal (g)

B : Berat serbuk kering oven (g)

Kadar Zat Terbang

Kadar zat terbang diuji berdasarkan standar ASTM E-872. Sebanyak 2 g

serbuk kulit kayu ditimbang dalam cawan porselen. Cawan berisi sampel

Page 16: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

6

dimasukkan ke dalam tanur listrik dan dipirolisis pada suhu 950 oC selama 7

menit. Sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar zat terbang

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kadar zat terbang (%) = B

A x 100%

B : Kehilangan berat sampel (g)

A : Berat kering sampel awal (g)

Pengukuran Kadar Abu

Kadar abu merupakan kandungan bahan mineral dalam bahan yang

merupakan sisa dari proses pembakaran sampel. Pengukuran kadar abu merujuk

pada standar ASTM D-1102. Sampel serbuk kulit kayu sebanyak 2 g ditempatkan

dalam cawan porselen dan diabukan dalam tanur pada suhu 600 oC selama 6 jam.

Sampel abu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar abu dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Kadar abu (%) = B

A x 100%

B : Berat abu (g)

A : Berat kering sampel (g)

Kadar Karbon Terikat (Fixed Carbon)

Karbon terikat merupakan kandungan karbon dalam sampel setelah

penghilangan zat terbang dan abu. Kadar karbon terikat dihitung sebagai berikut:

Kadar karbon terikat (%) = 100% - kadar zat terbang (%) - kadar abu (%).

Nilai Kalor

Nilai kalor kayu diukur dengan menggunakan alat bomb kalorimeter yang

dilakukan di Laboratorium Pusat Antar Universitas IPB. Nilai kalor dinyatakan

dalam nilai kalor kasar (gross calorific value) (kkal/kg). Pengujian nilai kalor

mengacu pada ASTM E711/D2015.

Analisis Data

Data hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis

sederhana menggunakan software microsoft excel.

Page 17: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen Kimia Kulit Kayu

Sifat kimia kulit kayu penting diketahui sebagai dasar penentuan

penggunan kulit kayu. Komponen kimia kulit kayu meliputi ɑ-selulosa,

hemiselulosa, lignin, dan zat ekstraktif. Perbedaan posisi kulit kayu menunjukkan

sifat kimia yang berbeda (Tabel 1).

Tabel 1 Sifat kimia kulit kayu reaksi dan oposit Pinus

Sifat Kimia Kulit Kayu Oposit

(%)

Kulit Kayu Reaksi

(%)

Holoselulosa 49.86 41.95

ɑ-selulosa 31.35 22.63

Hemiselulosa 18.52 19.31

Lignin Klason 31.29 40.37

Lignin Terlarut Asam 0.34 0.26

Kelarutan Air panas 10.32 14.30

Kelarutan Air Dingin 9.72 13.48

Kelarutan NaOH 1% 32.76 35.65

Kelarutan Etanol-Benzena 10.09 11.46

ɑ-Selulosa dan Hemiselulosa

Kulit kayu pada bagian reaksi memiliki kadar selulosa lebih rendah dan

kadar hemiselulosa lebih tinggi dibandingkan dengan bagian kulit kayu oposit

(Gambar 2). Kecenderungan perbedaan tersebut sama dengan sifat kimia bagian

kayu reaksi. Umumnya, kayu reaksi tekan memiliki kadar selulosa lebih rendah

dibandingkan dengan kayu opositnya (Marko et al. 2007). Dalam kayu reaksi

tekan, rendahnya kadar selulosa diduga berkaitan dengan tidak adanya lapisan S3

(Tarmian et al. 2009). Sementara itu, kadar hemiselulosa pada kulit kayu reaksi

tekan lebih tinggi dibandingkan dengan bagian kulit kayu opositnya. Hal ini

disebabkan kayu reaksi tekan memiliki kadar galaktosa lebih tinggi dibandingkan

dengan kayu oposit (Roger 1984). Hemiselulosa kayu daun jarum terutama

disusun oleh galaktoglukomanan (Sjostrom 1981), dan kadar galaktosa tinggi

merupakan salah satu ciri dari kayu reaksi tekan (Timell 1986).

Holoselulosa

Holoselulosa merupakan fraksi polisakarida total penyusun sel kayu yang

berupa hemiselulosa dan selulosa. Kadar holoselulosa bagian kulit kayu reaksi

tekan lebih rendah dibandingkan dengan bagian uli kayu opositnya (Gambar 2).

Komposisi holoselulosa kulit kayu reaksi tekan berbeda dibandingkan dengan

kulit kayu oposit. Nisbah selulosa terhadap hemiselulosa pada holoselulosa kulit

kayu reaksi sebesar 1:0.59, sedangkan pada holoselulosa bagian kulit kayu oposit

sebesar 1:0.85. Kayu reaksi tekan memiliki kadar selulosa rendah, sedangkan

kadar galaktosa tinggi (Barry et al. 2013), dan galaktosa adalah salah satu

Page 18: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

8

monomer gula penyusun hemiselulosa utama jenis kayu daun jarum (Sjostrom

1981). Holoselulosa berperan penting dalam pembuatan pulp, semakin tinggi

kadar holoselulosa maka rendemen pulp yang dihasilkan akan tinggi (Sutiya et al.

2012).

Gambar 2 Perbedaan selulosa dan hemiselulosa kulit kayu reaksi dan oposit Pinus.

Lignin

Kadar lignin dinyatakan sebagai lignin total, lignin klason, dan lignin

terlarut asam. Lignin klason merupakan residu hasil reaksi hidrolisis dan

kondensasi dengan menggunakan asam sulfat 72% dan 3%, sedangkan lignin

terlarut asam adalah fraksi lignin terlarut selama reaksi tersebut (Yasuda et al.

2001). Kulit kayu reaksi tekan Pinus memiliki kadar lignin klason lebih tinggi

dan kadar lignin terlarut asam lebih rendah dibandingkan dengan kulit kayu

opositnya, dan secara total kadar lignin kulit kayu reaksi tekan lebih tinggi

dibandingkan dengan kulit kayu opositnya (Gambar 3). Dalam hal kayu reaksi

tekan, lignin klason kayu reaksi memiliki kadar p-hydroxyphenyl (H) unit lebih

tinggi dibandingkan dengan kayu oposit (Gindl 2002), dan hal tersebut diduga

berlaku juga untuk lignin kulit kayu reaksi tekan. Selain itu, perbedaan kadar

lignin juga bisa terjadi akibat dinding sekunder yang menebal (Lin & Dence

1992).

Data pada Tabel 1 juga menunjukkan bahwa walaupun kadar lignin klason

kulit kayu reaksi tinggi tetapi kadar lignin terlarut asam rendah. Lignin kayu daun

jarum umumnya memiliki kadar lignin terlarut asam lebih rendah dibandingkan

dengan jenis kayu daun lebar. Matshushita et al. (2004) menyatakan bahwa

pembentukan lignin terlarut asam dipengaruhi oleh adanya unit siringil lignin,

sedangkan kayu Pinus termasuk jenis kayu daun jarum yang ligninnya tidak

mengandung unit siringil tetapi disusun oleh unit guaiasil dan p-hidroksifenil

(Timell 1986), sehingga kadar lignin terlarut asamnya sangat rendah. Kadar lignin

terlarut asam kulit kayu reaksi tekan lebih rendah dibandingkan dengan kayu

oposit. Hal ini diduga berkaitan dengan kerapatan dari polimer lignin. Lignin kulit

kayu reaksi tekan diduga lebih rapat (condensed) dibandingkan dengan lignin

kayu oposit karena tingginya kadar unit p-hidroksifenil pada lignin kulit kayu

reaksi tekan. Kayu reaksi tidak disukai di industri pulp dan kertas karena

tingginya kadar lignin dan ligninnya sulit didelignifikasi.

31,3522,64

18,52

19,31

0

10

20

30

40

50

60

Kulit Kayu Oposit Kulit Kayu Reaksi

Kad

ar H

olo

selu

losa

(%

)

Hemiselulosa (%)

ɑ-selulosa (%)

Page 19: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

9

Gambar 3 Perbedaan lignin total kulit kayu reaksi dan oposit Pinus.

Zat Ekstraktif

Hasil penelitian menunjukan kadar kelarutan kulit kayu reaksi dalam air

panas 14.30% dan kelarutan air dingin 13.48%, sedangkan untuk kulit kayu oposit

memiliki kelarutan air panas 10.32% dan kelarutan air dingin 9.72%. Kelarutan

dalam air dingin menggambarkan besarnya komponen tanin, gum, karbohidrat

dan zat warna yang terlarut, sedangkan kelarutan dalam air panas menunjukan

seberapa besar zat ekstraktif seperti tanin, gam, gula atau zat warna dalam kayu

dan pati. Berdasarkan pada Tabel 1, kelarutan dalam air dari kulit kayu reaksi

tekan lebih tinggi dibandingkan dengan kulit kayu oposit, yang salah satunya

diduga karena semakin tingginya kadar pati pada kulit kayu reaksi tekan.

Kelarutan dalam NaOH 1% dapat digunakan untuk menduga bagian

karbohidrat dan lignin dengan berat molekul rendah. Kadar ekstraktif larut dalam

NaOH 1% pada kulit kayu reaksi Pinus 35.65%, sedangkan kulit kayu oposit

memiliki kelarutan dalam NaOH 1% sebesar 32.76%. Kelarutan sampel kulit kayu

reaksi tekan lebih tinggi dibandingkan dengan sampel kulit kayu oposit. Hal ini

disebabkan tingginya senyawa berbobot molekul rendah yang sejalan dengan

tingginya kadar hemiselulosa dan rendahnya kadar ɑ-selulosa. Hemiselulosa

merupakan fraksi polisakarida yang bersifat mudah larut karena bersifat amorf,

sedangkan ɑ-selulosa adalah selulosa yang paling tahan terhadap pelarut karena

sifat kristalinnya (Onnerud & Gellerstedt 2003).

Komponen kimia kayu yang terlarut dalam etanol-benzena adalah lemak,

resin dan minyak. Kadar ekstraktif larut etanol-benzena kulit kayu reaksi tekan

Pinus 11.46%, sedangkan kadar zat ekstraktif kulit kayu oposit Pinus 10.09%.

Kelarutan dalam etanol-benzena (1:2) kulit kayu reaksi lebih tinggi dibandingkan

dengan kulit kayu opositnya (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Timell (1986) yang menyatakan kayu reaksi tekan memiliki ekstraktif lebih tinggi

dibandingkan dengan kayu oposit. Hasil penelitian menunjukan kadar zat

ekstraktif larut etanol-benzena sampel kulit kayu Pinus tergolong tinggi (>6.3%).

Perbedaan kadar ekstraktif dan komposisinya dipengaruhi oleh tempat tumbuh,

umur dan bagian pada pohon. Kulit kayu memiliki kadar ekstraktif yang tinggi

dapat mempengaruhi proses pengolahannya sehingga perlu adanya pertimbangan

dalam penggunaannya di industri, misalnya industri pulp dan kertas, industri kayu

lapis dan papan partikel.

31.29

40.37

31.64

40.63

0.35 0.26

0

0,4

0,8

1,2

1,6

2

0

10

20

30

40

50

Kulit Kayu Oposit Kulit Kayu Reaksi

Lig

nin

Ter

laru

t A

sam

(%

)

Lig

nin

Kla

son d

an L

ignin

To

tal

(%)

Posisi Sampel

Lignin Klason (%) Lignin Total (%) Lignin Terlarut Asam(%)

Page 20: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

10

Proksimat Kulit Kayu

Berdasarkan kadar komponen kimianya (Tabel 1), kulit kayu Pinus

merupakan biomassa yang berpotensi digunakan untuk bahan energi, karena

berkadar lignin dan zat ekstraktif tinggi. Untuk melihat kesesuaian karakteristik

kulit kayu Pinus sebagai bahan energi biomassa diduga dengan pengujian

proksimat yang terdiri atas kadar air, zat terbang, karbon terikat, kadar abu, dan

nilai kalor (Eddy et al. 2014), dan hasilnya disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Sifat proksimat kulit kayu reaksi dan oposit Pinus

Sifat Proksimat Kulit Kayu Oposit (%) Kulit Kayu Reaksi (%)

Kadar Air 10.83 11.22

Kadar Zat Terbang 72.47 62.50

Kadar Abu 2.47 1.81

Kadar Karbon Terikat 25.06 35.69

Nilai Kalor (kkal/kg) 4456 4548

Kadar Air

Kadar air biomassa merupakan informasi yang diperlukan untuk bahan

energi terkait dengan penanganan bahan. Nilai kalor bersih saat konversi energi

dipengaruhi kadar air bahan baku. Semakin tinggi kadar air pada bahan bakar

akan semakin rendah nilai kalor yang dihasilkan (Haygreen & Bowyer 1996).

Kadar air kulit kayu reaksi tekan 11.22%, sedangkan kadar air kulit kayu oposit

10.83%. Semakin tinggi kadar air kayu maka efisiensi energi menjadi semakin

rendah karena dalam proses konversi energi dari kayu tersebut akan lebih banyak

kalor yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air menjadi uap sehingga energi yang

tersisa dalam bahan bakar menjadi lebih kecil. Kadar air yang tinggi juga akan

menyebabkan sulitnya pembakaran awal. Bahan akan mudah digunakan sebagai

bahan bakar pada kondisi kering dengan kadar air maksimal 12%. Peningkatan

kadar air kayu sebesar 1% akan menyebabkan penurunan nilai kalor kayu sekitar

50.87 kkal/kg (Cahyono et al. 2008).

Kadar Zat Terbang

Kadar zat terbang merupakan jumlah kandungan senyawa yang mudah

menguap. Zat terbang terdiri atas metana, senyawa hidrokarbon, hidrogen dan

nitrogen (Alfi 2009). Kadar zat terbang kulit kayu reaksi Pinus 62.50%,

sedangkan kadar zat terbang kulit kayu oposit 72.47%. Kadar zat terbang kulit

kayu reaksi tekan lebih rendah dibandingkan dengan kulit kayu opositnya (Tabel

2).

Perbedaan zat terbang terjadi karena degradasi komponen kimia kayu,

terutama holoselulosa (selulosa dan hemiselulosa) yang merupakan komponen

yang sensitif terhadap degradasi suhu, dan menghasilkan volatil. Data pada Tabel

1 dan 2 menunjukkan bahwa tingginya kadar zat terbang pada kulit kayu oposit

berkaitan dengan tingginya kadar holoselulosa, dan sebaliknya bagian kulit kayu

reaksi menghasilkan zat terbang rendah karena memiliki kadar holoselulosa

Page 21: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

11

rendah. Stabilitas termal holoselulosa rendah karena holoselulosa merupakan

polihidroksi yang terdegradasi pada suhu 180-360 °C (Renata et al. 2014),

sedangkan lignin terdegradasi pada suhu sekitar 900 °C (Chunfei et al. 2013).

Besarnya kadar zat terbang yang dimiliki kulit kayu yang diuji lebih rendah 85%,

sehingga kulit kayu tergolong baik digunakan sebagai sumber energi biomassa

(Ragland & Aerts 1991).

Kadar Abu

Kadar abu merupakan residu anorganik setelah pengabuan bahan mudah

terbakar. Kadar abu dari biomassa mempengaruhi mutu bahan energi biomassa

dan konversi energi. Energi yang tersedia dari bahan bakar berkurang sebanding

dengan besarnya kadar abu (Almeida et al. 2010). Kadar abu pada kulit kayu

reaksi tekan lebih rendah dibandingkan dengan kulit kayu oposit. Kadar abu kulit

kayu reaksi tekan 1.81%, sedangkan kulit kayu oposit 2.47% (Tabel 2)

Menurut Qi et al. (2016) kayu reaksi tekan memiliki kadar abu yang lebih

rendah dibandingkan dengan kayu opositnya. Kadar abu tinggi dapat menjadi

masalah pada saat konversi energi karena dapat mengalami pelunakan (melting)

pada suhu tinggi akan menggumpal dan membentuk kerak sehingga akan

menutupi reaktor. Bahan energi biomassa dengan kadar abu <5% termasuk

kelompok bahan energi biomassa yang tidak menyebabkan pembentukan kerak

metal “non-slagging fuel” dan biomassa dengan kadar abu <1.5% termasuk

kelompok bahan energi biomassa “excellent non-slagging fuel” (Rajvanshi 1986).

Kadar Karbon Terikat

Karbon terikat (Fixed carbon) merupakan fraksi karbon selain fraksi abu,

air, dan zat terbang (Djatmiko et al. 1981). Karbon terikat sangat berpengaruh

pada rendemen arang dalam proses karbonisasi dan berkontribusi pada nilai kalor

kayu. Kadar karbon terikat pada kulit kayu reaksi tekan (35.69%) lebih tinggi

dibandingkan dengan kulit kayu opositnya (25.06%).

Kadar karbon terikat dipengaruhi oleh kadar zat terbang dan kadar abu.

Sampel kulit kayu reaksi memiliki kadar karbon terikat tinggi karena memiliki

kadar zat terbang dan kadar abu rendah (Tabel 2). Tinggi rendahnya kadar karbon

terikat yang dihasilkan selain dipengaruhi oleh kadar abu dan zat terbang juga

dipengaruhi oleh kandungan lignin (Pari 2004). Lignin merupakan parameter

penting dalam produksi arang. Biomassa dengan kadar lignin tinggi menghasilkan

produk arang tinggi selama proses pirolisis (Renata et al. 2014). Selain lignin,

nilai karbon terikat juga dipengaruhi oleh zat ekstraktif (Michael et al. 2013).

Stahl et al. (2004) menyatakan bahwa kadar karbon terikat untuk kayu energi

minimal 16%, oleh karena itu kulit kayu dapat dijadikan bioenergi.

Nilai Kalor

Nilai kalor merupakan parameter utama yang digunakan untuk menilai

mutu bahan baku energi. Nilai kalor merupakan hasil interaksi dari komponen

kimia penyusun biomassa. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap nilai kalor

kayu yaitu kadar karbon, zat terbang, kadar abu, dan kadar air bahan (Basu 2012).

Page 22: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

12

Nilai kalor pada kulit kayu reaksi Pinus sebesar 4548 kkal/kg, sedangkan kulit

kayu oposit memiliki nilai kalor 4456 kkal/kg.

Berdasarkan Tabel 1 dan 2, terdapat hubungan positif antara nilai kalor

dengan kadar lignin dan zat ekstraktif, tetapi holoselulosa berkorelasi negatif

dengan nilai kalor. Perbedaan nilai kalor terjadi akibat konstituen biokimia utama,

yang meliputi zat ekstraktif, holoselulosa, dan lignin. Lignin dan ekstraktif

memiliki nilai kalor sekitar 6480 kkal/kg dan 6408 kkal/kg, dan lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai kalor holoselulosa 4152 kkal/kg (Yang et al. 2007).

Menurut Demirbas (2003) nilai kalor dari bahan bakar biomassa memiliki

korelasi yang sangat signifikan dengan kandungan lignin, dan kandungan lignin

yang lebih tinggi mengakibatkan lebih tingginya nilai kalor.

SIMPULAN

Pembentukan kayu reaksi tekan pada pohon Pinus, selain menyebabkan

perbedaan sifat kimia pada bagian kayunya, juga menyebabkan perubahan sifat

kimia bagian kulitnya. Kulit bagian kayu reaksi tekan memiliki kadar selulosa

lebih rendah, hemiselulosa lebih tinggi, dan kadar lignin lebih tinggi dibandingkan

dengan kulit bagian kayu opositnya. Komposisi kimia tersebut menyebabkan,

kulit bagian kayu reaksi tekan memiliki zat terbang lebih rendah, karbon terikat

dan nilai kalor lebih tinggi dibandingkan dengan kulit kayu opositnya.

Berdasarkan karakteristik proksimat, kulit kayu Pinus sesuai untuk sumber energi

biomassa.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian kulit kayu reaksi dan oposit Pinus dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku energi karena memiliki kadar lignin dan

ekstraktif yang tinggi, serta memiliki nilai proksimat yang sesuai dengan standar.

Kulit kayu tidak sesuai penggunaannya sebagai pulp, kertas, dan kayu lapis

karena memiliki ekstraktif tinggi dan selulosa rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Alfi R. 2009. Pembuatan arang aktif dari serbuk kayu gergajian campuran.

Wanamukti For. Res. J. 9(1):37-42.

Almeida G, Brito JO, Perré P. 2010. Alterations in energy properties of eucalyptus

wood and bark subjected to torrefaction: The potential of mass loss as a

synthetic indicator. Biores. Technol. 101:9778–9784.

Baptista I, Miranda I, Quilho T, Gominho J, Pereira H. 2013.

Characterisation and fractioning of Tectona grandis bar in view of its

valorization as a biorefinery raw material. Ind. Crop. Prod. 50:166-175. Barry G, John B, Pekka S, Joseph G. 2014. The Biology of Reaction Wood. New

York (US): Springer-Verlag.

Basu P. 2012. Biomass Gasification and Pyrolysis: Practical Design and Theory.

New York (US): Academic Pr.

Page 23: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

13

Cahyono TD, Zahrial C, Fauzi F. 2008. Analisis nilai kalor dan kelayakan

ekonomis kayu sebagai bahan bakar subtitusi batu bara di pabrik semen.

Forum Pascasarjana 31(2):105-110.

Chunfei W, Zichun W, Jun H, Paul TW. 2013. Pyrolysis/gasification of cellulose,

hemicellulose and lignin for hydrogen production in the presence of various

nickel-based catalysts. Fuel 106:697–706.

Demirbas A. 2003. Relationships between lignin contents and fixed carbon

contents of biomass samples. Energy Convers. Manag. 44:1481–1486.

Djatmiko B, Ketaran, Setyahartini S. 1981. Arang Pengolahan dan Kegunaannya.

Bogor (ID): IPB Pr.

Du S, Yamamoto F. 2007. An overview of the biology of reaction wood

formation. J. Integr. Plant Bio. 49(2):131-143.

Eddy E, Purwo S, Ahmad S. 2014. Analisa proksimat dan nilai kalor pada briket

bioarang limbah ampas tebu dan arang kayu. Aptek 6(1): 57-64.

Fergus BJ, Goring DAI. 1970. The location of guaiacyl and syringyl lignins in

birch xylem tissue. Holzforschung :113-117.

Gindl W. 2002. Comparing mechanical properties of normal and compression

wood in Norway spruce: the role of lignin in compression parallel to the

grain. Holzforschung 56:395–401.

Haygreen JG, Bowyer JL. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu: Suatu Pengantar.

Hadikusumo SA. Penerjemah: Prawirohatmodjo S, editor. Yogyakarta

(ID): Gadjah Mada University Pr. Terjemahan dari: Forest Products and

Wood Science: an Introduuction.

Hendramono Y, Heryati, Mindawati N. 2006. Review Hasil Penelitian Teknik

Silvikultur Hutan Tanaman Industri. Bogor (ID): Puslitbang Hutan

Tanaman.

Indrajaya Y, Handayani W. 2008. Potensi hutan Pinus merkusii Jungh. et de

Vriese sebagai pengendali tanah longsor di Jawa. Info Hutan 5(3):231-

240.

Lin SY, Dence CW. 1992. Methods in Lignin Chemistry. Berlin (DE): Springer-

Verlag.

Lloyd AD, Jenny G, Geoff MD. 2004. Within-tree variation in anatomical

properties of compression wood in radiata pine. IAWA 25(3):253 –271.

Marko P, Klaas K, Ingo G, Pekka S, Martin M, Ritva S. 2007. The effect of axial

strain on crystalline cellulose in Norway spruce. Wood Sci. Technol.

41:565–583.

Matsushita JY, Kakehi A, Miyawaki S, Yasuda S. 2004. Formation and chemical

structures of acid soluble lignin II: reaction of aromatic nuclei model

compound with xylan in the presence of a counterpart for condensation

and behavior of lignin model compound with guaiacyl and syringil nuclei

in 72% sulfuric acid. Wood Sci. 50:136-141.

Michael M, Joel B, Ammar B, Jeremy V. 2013. Pyrolysis of extractive rich

agroindustrial residues. Analytical Appl. Pyr. 104:448–460. Onnerud H, Gellerstedt G. 2003. Inhomogeneities in the chemical structure of

spruce lignin. Holzforschung 57:165 – 170.

Pari G. 2004. Kajian struktur arang aktif dari serbuk gergaji kayu sebagai

adsorben emisi formaldehida kayu lapis [Disertasi]. Bogor (ID): IPB Pr.

Page 24: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

14

Qi Y, Jang JH, Hidayat W, Lee AH, Lee SH, Kim NH. 2016. Carbonization of

reaction wood from Paulownia tomentosa and Pinus densiflora branch

woods. Wood Sci. Techol. (in press).

Ragland KW, Aerts DJ. 1991. Properties of Wood for Combutions Analysis.

Wisconsis (US): Madison Pr.

Rajvanshi AK. 1986. Biomass Gasification. India (IN): CRC Pr.

Renata MB, Julio COF, Maria SBF, Dulce MAM, Marcus AFM, Flavia MA,

Joana MFB. 2014. Characterization and comparative study of pyrolysis

kinetics. J Therm. Anal. Calorim. 115:1915–1920.

Roger CP. 1984. The Chemical Composition of Wood. Washington DC (US):

American Chemical Society.

Sjostrom E. 1981. Wood Chemistry, Fundamentals and Applications. New York

(US): Academic Pr.

Stahl R, Henrich E, Gehrmann HJ, Vodegel S, Koch M. 2004. Definition of

Standard Biomass. Germany (DE): Forschungszentrum Karlsruhe.

Sutiya B, Istikowati WT, Rahmadi A, Sunardi. 2012. Kandungan kimia dan sifat

serat alang-alang (Impecta cylindrical) sebagai gambaran bahan baku

pulp dan kertas. Bioscientae 9(1):8-19.

Tarmian A, Remond R, Faezipour M, Karimi A, Perre P. 2009. Reaction wood

drying kinetics: tension wood in Fagus sylvatica and compression wood in

Picea abies. Wood Sci. Technol. 43:113-130.

Tatsuya S, Hiroyuki Y, Miyuki M, Mikuri I, Masato Y, Saori S, Sujan KC

Yoshihito S, Isao T, Noboru Y. 2016. Negative gravitropism of Ginkgo

biloba: growth stress and reaction wood formation. Holzforschung

70(3):267–274.

Timell TE. 1986. Compression Wood in Gymnosperms. New York (US):

Springer-Verlag.

Wada M, Okano T, Sugiyama J, Horii F. 1995. Characterization of tension and

normally lignified wood cellulose in Populus maximowiczii. Cellulose

2:223-233.

Yang H, Yan R, Chen HP, Lee DH, Zheng CG. 2007. Characteristics of

hemicellulose, cellulose and lignin pyrolysis. Fuel 86:1781–1788.

Yasuda S, Fukushima K, Kakehi A. 2001. Formation and chemical structures of

acid soluble lignin I: sulfuric acid treatment time and acid-soluble lignin

content of hardwood. Wood Sci. 47:69-72.

Young HE. 1971. Preliminary estimates of bark percentage and chemical elements

in complete trees of eight species in Maine. J For. Prod. 21:56-59.

Page 25: SIFAT KIMIA DAN PROKSIMAT KULIT KAYU REAKSI TEKAN … · Jenis kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan yang terbentuk pada sisi bawah permukaan batang, sedangkan kayu

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 24 April 1995 dari ayah (alm)

Yahya Siregar dan ibu Tri Winarni. Penulis adalah putra ke 3 dari lima

bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 16 Bandung dan pada

tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur undangan dan diterima di Departemen Hasil Hutan, Fakultas

Kehutanan.

Selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, Penulis telah

mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Gunung Papandayan

dan Sancang Timur pada tahun 2014. Praktek Pengolahan Hutan (P2H) di Hutan

Pendidikan Gunung Walat pada tahun 2015, serta Praktek Kerja Lapang (PKL) di

PGT Garahan, Jember pada tahun 2016.

Penulis aktif mengikuti organisasi di kampus, antara lain anggota divisi

olahraga dan seni Paguyuban Mahasiswa Bandung (PAMAUNG) 2013-2014,

anggota divisi kimia hasil hutan Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan 2013-2014,

kepala divisi jaringan dan kerjasama Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan 2014-

2015. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa

(PKM) tahun 2014.

Penulis pernah menerima beasiswa PPA 2013, Korindo 2014-2015, dan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2015-2016. Dalam menyelesaikan studi di IPB,

penulis melakukan penelitian yang berjudul “Sifat Kimia dan Proksimat Kulit

Kayu Reaksi Tekan Pinus” di bawah bimbingan Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc.

s