pemgantar ekonomi politik.doc

21
PENGANTAR EKONOMI POLITIK “BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAI UNASMAN” I. Produksi Barang-Barang Kebutuhan Adalah Basis Dari Kehidupan Sosial Kita harus memulainya dari pemahaman yang sangat mendasar. Bahwa untuk mempertahankan dan melanjutkan hidupnya, manusia harus dapat mencukupi kebutuhan utamanya yaitu: makanan, pakaian dan tempat tinggal. Oleh karena itu manusia harus memproduksi semua kebutuhan-kebutuhannya. Dalam proses produksi inilah, manusia menggunakan dan mengembangkan alat-alat produksi (alat alat kerja dan obyek kerja) disamping tenaga kerja nya sendiri. Dari mulai tangan, kapak, palu, lembing, palu, cangkul hingga komputer serta mesin-mesin modern seperti sekarang ini. Alat-alat produksi (ada teknologi didalamnya) dan tenaga kerja manusia (ada pengalaman, ilmu pengetahuan didalamnya) tidak pernah bersifat surut melainkan terus maju disebut sebagai Tenaga produktif masyarakat yaitu kekuatan yang mendorong perkembangan masyarakat. II. Hubungan Produksi, Tenaga Produktif dan Cara Produksi Dalam suatu aktivitas proses produksi guna memenuhi kebutuhannya manusia berhubungan dengan manusia lain. Karena Proses produksi selalu merupakan hasil saling hubungan antar manusia, maka sifat dari produksi juga selalu bersifat sosial . Saling hubungan

Upload: hadrawi-hadramaut-awhy

Post on 02-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

PENGANTAR EKONOMI POLITIK

“BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAI UNASMAN”

I. Produksi Barang-Barang Kebutuhan Adalah Basis Dari Kehidupan Sosial

Kita harus memulainya dari pemahaman yang sangat mendasar. Bahwa untuk

mempertahankan dan melanjutkan hidupnya, manusia harus dapat mencukupi kebutuhan

utamanya yaitu: makanan, pakaian dan tempat tinggal. Oleh karena itu manusia harus

memproduksi semua kebutuhan-kebutuhannya. Dalam proses produksi inilah, manusia

menggunakan dan mengembangkan alat-alat produksi (alat alat kerja dan obyek kerja)

disamping tenaga kerjanya sendiri. Dari mulai tangan, kapak, palu, lembing, palu,

cangkul hingga komputer serta mesin-mesin modern seperti sekarang ini. Alat-alat

produksi (ada teknologi didalamnya) dan tenaga kerja manusia (ada pengalaman, ilmu

pengetahuan didalamnya) tidak pernah bersifat surut melainkan terus maju disebut

sebagai Tenaga produktif masyarakat yaitu kekuatan yang mendorong perkembangan

masyarakat.

 II. Hubungan Produksi, Tenaga Produktif dan Cara Produksi

Dalam suatu aktivitas proses produksi guna memenuhi kebutuhannya manusia

berhubungan dengan manusia lain. Karena Proses produksi selalu merupakan hasil saling

hubungan antar manusia, maka sifat dari produksi juga selalu bersifat sosial. Saling

hubungan antar manusia dalam suatu proses produksi ini disebut sebagai hubungan sosial

produksi. Dari kegiatan produksi ini kemudian muncul kegiatan berikutnya yaitu

distribusi dan pertukaran barang. Hubungan sosial produksi dalam sebauh masyarakat

bisa bersifat kerja sama atau bersifat penghisapan. Hal ini tergantung siapakah yang

memiliki atau menguasai seluruh alat-alat produksi (alat-alat kerja dan obyek kerja).

Hubungan sosial produksi dan tenaga produktif (alat-alat produksi dan tenaga kerja)

inilah kemudian membentuk suatu cara produksi dalam suatu masyarakat. Misalnya cara

produksi komunal primitif, perbudakan, feodalisme, kapitalisme dan sosialisme.

Perubahan yang terjadi dari suatu cara produksi tertentu ke cara produksi yang lain terjadi

akibat berkembangnya tenaga produktif dalam suatu masyarakat yang akhirnya

Page 2: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

mendorong hubungan produksi lama tidak dapat dipertahankan lagi dan menuntut adanya

hubungan produksi baru. Inilah hukum dasar sejarah masyarakat dan merupakan sumber

utama dari semua perubahan sosial yang ada.

 III. Kelas-Kelas Dalam Masyarakat

Berdasarkan Posisi dan hubungannya dengan alat-alat produksi inilah masyarakat

kemudian terbagi kedalam kelompok-kelompok yang disebut kelas-kelas. Misalnya

Dalam suatu masyarakat berkelas selalu terdapat dua kelas utama yang berbeda yang

saling bertentangan berdasarkan posisi dan hubungan mereka dengan alat-alat produksi.

Tetapi, tidak semua cara produksi masyarakat terdapat pembagian kelas-kelas. Dalam

sejarah umat manusia terdapat suatu masa dimana belum terdapat pembagian masyarakat

ke dalam kelas-kelas. Misalnya dalam cara produksi komunal primitif, alat-alat produksi

dimiliki secara bersama (atau alat produksi adalah milik sosial). Posisi dan hubungan

mereka atas alat-alat produksi adalah sama. Semua orang bekerja dan hasil produksinya

dibagi secara adil diantara mereka. Karena alat produksi masih primitif hasil produksinya

pun belum berlebihan diatas dari yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga tidak ada

basis/alasan orang/kelompok untuk menguasai hasil kerja orang lain. Oleh karena itu

tidak ada pembagian kelas-kelas dalam masa ini. Yang ada hanyalah pembagian kerja,

ada yang berburu, bercocok tanam dan lain-lain.

Masyarakat berkelas muncul pertama kali ketika kekuatan-kekuatan produksi (alat-alat

kerja dan tenaga kerja) berkembang hingga menghasilkan produksi berlebih. Kelebihan

produksi inilah yang pertama kali menjadi awal untuk kelompok lain untuk mengambil

kelebihan produksi yang ada. Dalam setiap masyarakat berkelas yang ada selalu didapati

adanya pengambilan/perampasan atas hasil produksi. Perampasan atas hasil produksi

inilah yang kemudian sering dinamakan dengan penghisapan.

Lain halnya dalam cara produksi setelah komunal primitif yaitu perbudakan, yang

menghasilkan dua kelas utama yaitu budak dan pemilik budak. Dalam masa perbudakan

alat-alat produksi beserta budaknya sekaligus dikuasai oleh pemilik budak. Budaklah

yang bekerja menghasilkan produksi. Hasil produksi seluruhnya dikuasai oleh pemilik

Page 3: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

budak. Budak sama artinya dengan sapi, kerbau atau kuda. Pemilik budak cukup hanya

memberi makan budaknya.

Sementara dalam masa feodalisme (berasal dari kata feodum yang berarti tanah) dimana

terdapat dua kelas utama yaitu tuan feodal (bangsawan pemilik tanah) dengan kaum tani

hamba atau petani yang pembayar upeti. Produksi utama yang dihasilkan didapatkan dari

mengolah tanah. Tanah beserta alat-alat kerjanya dikuasai oleh tuan feodal atau

bangsawan pemilik tanah. Kaum Tani hambalah yang mengerjakan proses produksi. Ia

harus menyerahkan (memberikan upeti) sebagian besar dari hasil produksinya kepada

tuan feodal atau para bangsawan pemilik tanah.

Begitu pula halnya dalam sistem kapitalisme yang menghasilkan dua kelas utama

yaitu kelas kapitalis dan kelas buruh. Proses kegiatan produksi utamanya adalah

ditujukan bukan untuk sesuai dengan kebutuhan manusia, melainkan untuk menghasilkan

barang–barang dagangan untuk dijual ke pasar, untuk mendapatkan keuntungan yang

menjadi milik kapitalis. Keuntungan yang didapat ini kemudian dipergunakan untuk

melipatgandakan modalnya. Keuntungan yang didapatkan dari hasil kerja buruh ini,

dirampas dan menjadi milik kapitalis. Buruh berbeda dengan budak atau tani hamba.

Buruh, adalah manusia bebas. Ia bukan miliknya kapitalis. Tetapi 7 jam kerja sehari atau

lebih dalam hidupnya menjadi milik kapitalis yang membeli tenaga kerjanya. Buruh juga

bebas menjual tenaga kerjanya kepada kapitalis manapun dan kapanpun ia mau. Ia dapat

keluar dari kapitalis yang satu ke kapitalis yang lain. Tetapi akibat sumber satu-satunya

agar ia dapat hidup hanya menjual tenaga kerjanya untuk upah, maka ia tidak dapat pergi

meninggalkan seluruh kelas kapitalis. Artinya buruh diikat, dibelenggu, diperbudak

oleh seluruh kapitalis, oleh sistem kekuasaan modal, oleh sistem kapitalisme. Kita

akan membahas persoalan lebih detail lagi.

Page 4: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

KAPITALISME

Kapitalisme, adalah sebuah nama yang diberikan terhadap sistem sosial dimana alat-alat

produksi, tanah, pabrik-pabrik dan lain-lain dikuasai oleh segelintir orang yaitu kelas

kapitalis (pemilik modal). Jadi kelas ini hidup dari kepemilikannya atas alat-alat

produksi. Sementara kelas lain (buruh) yang tidak menguasai alat produksi, hidup dengan

bekerja (menjual tenaga kerjanya) kepada kelas kapitalis untuk mendapatkan upah.

Kepemilikan alat-alat produksi kemudian dipergunakan untuk menghasilkan barang-

barang untuk dijual ke pasaran untuk mendapatkan untung. Keuntungan ini kemudian

dipergunakan kembali untuk menambah modal mereka untuk produksi barang kembali,

jual kepasar, dapat untung. Begitu seterusnya. Inilah yang kemudian sering dikatakan

bahwa tujuan dari kapitalis adalah untuk mengakumulasi kapital (modal) secara

terus menerus.

Pengusaha yang pandai adalah seorang yang membayar sekecil mungkin terhadap apa

yang dibelinya dan menerima sebanyak mungkin terhadap apa yang dijualnya. Tahap

awal menuju keuntungan yang tinggi adalah menurunkan biaya-biaya produksi. Salah

satu biaya produksi adalah upah buruh. Oleh karena itulah kepentingan pengusaha untuk

membayar upah serendah mungkin. Selain itu pengusaha juga berkepentingan untuk

mendapatkan hasil kerja buruhnya sebanyak mungkin.

Page 5: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

Kepentingan dari para pemilik modal ini bertentangan dengan kepentingan orang-

orang yang bekerja (buruh) kepada mereka. Kelas buruh berkepentingan terhadap

meningkatnya upah, meningkatnya kesejahteraannya. Kedua kelas ini bertindak

sebagaimana kepentingan (keharusan) yang ada pada mereka. Masing-masing hanya

dapat berhasil dengan mengorbankan yang lain. Itulah mengapa, dalam masyarakat

kapitalis, selalu ada pertentangan antara dua kelas tersebut.

I. NILAI LEBIH

Kelas buruh yang tidak memiliki alat produksi harus menjual tenaga kerjanya untuk

mendapatkan upah untuk membeli sejumlah barang untuk kebutuhan hidupnya. Tetapi

apakah upah itu? Bagaimana upah itu ditentukan?

Upah adalah jumlah uang yang dibayar oleh kapitalis untuk waktu kerja tertentu.

Yang dibeli kapitalis dari buruh adalah bukan kerjanya melainkan tenaga kerjanya.

Setelah ia membeli tenaga kerja buruh, ia kemudian menyuruh kaum buruh untuk selama

waktu yang ditentukan, misalnya untuk kerja 7 jam sehari, 40 jam seminggu atau 26 hari

dalam sebulan (bagi buruh bulanan).

Tetapi bagaimana kapitalis atau (pemerintah dalam masyarakat kapitalis) menentukan

upah buruhnya sebesar 591.000 perbulan (di DKI misalny) atau 20 ribu per hari (untuk 7

jam kerja misalnya)? Jawabanya karena tenaga kerjanya adalah barang dagangan yang

sama nilainya dengan barang dagangan lain. Yaitu ditentukan oleh jumlah kebutuhan

sosial untuk memproduksikannya (cukup agar buruh tetap punya tenaga untuk bisa terus

bekerja). Yaitu kebutuhan hidupnya yang penting yaitu kebutuhan pangan (Misalnya 3

kali makan), sandang (membeli pakaian, sepatu dll) dan papan (biaya tempat tinggal)

termasuk juga untuk untuk menghidupi keluarganya. Dengan kata lain cukup untuk

bertahan hidup, dan sanggup membesarkan anak-anak untuk menggantikannya saat ia

terlalu tua untuk bekerja, atau mati. Lihat misalnya konsep upah minimum yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Jadi upah yang dibayarkan oleh kapitalis bukanlah berdasarkan berapa besar jumlah

barang dan keuntungan yang diperoleh kapitalis. Misalnya saja sebuah perusahan besar

Page 6: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

(yang telah memperdagangkan sahamnyadi pasar saham) sering mengumumkan

keuntungan perusahaan selama setahun untung berapa ratus milyar. Tetapi dari manakah

keuntungan ini di dapat?

Jelas keuntungan yang didapat dari hasil kegiatan produksinya. Tetapi yang

mengerjakan produksi bukanlah pemilik modal melainkan para buruh yang bekerja di

perusahaannya lah yang menghasilkan produksi ini. Yang merubah kapas menjadi

banang, merubah benang menjadi kain, merubah kain menjadi pakaian dan semua contoh

kegiatan produksi atau jasa lainnya. Kerja kaum buruh lah yang menciptakan nilai baru

dari barang-barang sebelumnya.

Contoh sederhana misalnya. Seorang buruh di pabrik garmen dibayar 20.000 untuk

kerja selama 8 jam sehari. Dalam 8 jam kerja ia bisa menghasilkan 10 potong pakaian

dari kain 30 meter. Harga kain sebelum menjadi pakaian permeternya adalah 5000 atau

150.000 untuk 30 meter kain. Sementara untuk biaya benang dan biaya-biaya produksi

lainnya (misalnya listrik, keausan mesin dan alat-alat kerja lain) dihitung oleh pengusaha

sebesar 50.000 seharinya. Total biaya produksi adalah 20.000 (untuk upah buruh) +

150.000 (untuk kain) + 50.000 (biaya produksi lainnya) sebesar 220.000. Tetapi

pengusaha dapat menjual harga satu kainnya sebesar 50.000 untuk satu potong pakian

atau 500.000 untuk 10 potong pakaian di pasaran. Oleh karena itu kemudian ia

mendapatkan keuntungan sebesar 500.000 – 220.000 = 280.000.

Jadi kerja 8 jam kerja seorang buruh garmen tadi telah menciptakan nilai baru sebesar

sebesar 240.000. Tetapi ia hanya dibayar sebesar 20.000. Sementara 220.000 menjadi

milik pengusaha. Inilah yang disebut nilai lebih. Padahal bila ia dibayar 20.000, ia

seharusnya cukup bekerja selama kurang dari 1 jam dan dapat pulang ke kontrakannya.

Tetapi tidak, ia tetap harus bekerja selama 8 jam karena ia telah disewa oleh pengusaha

untuk bekerja selama 8 jam. Jadi buruh pabrik garmen tadi bekerja kurang dari satu jam

untuk dirinya (untuk menghasilkan nilai 20.000 yang ia dapatkan) dan selebihnya ia

bekerja selama 7 jam lebih untuk pengusaha (220.000).

Page 7: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

II. Akumulasi Kapital Dan Krisis Kapitalisme

Seperti yang di jelaskan sebelumnya bahwa kapitalisme hidup pertama dari kepemilikan

mereka atas alat-alat produksi yang seharusnya menjadi milik sosial (lihat sejarah

masyarakat bahwa pada awalnya alat-alat produksi ini adalah milik bersama/sosial).

Kepemilikan alat-alat produksi ini dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang yang

dijual ke pasaran untuk mendapatkan untung. Keuntungan ini kemudian dipergunakan

kembali untuk menambah modal mereka untuk produksi barang kembali, jual kepasar,

dapat untung. Begitu seterusnya. Inilah yang kemudian sering dikatakan bahwa tujuan

dari kapitalis adalah untuk mengakumulasi kapital (modal) secara terus menerus.

Sederhananya, kapital menuntut kapitalis untuk terus mengakumulasi modal, untuk

menjadi kaya, kaya sekaya-kayanya untuk semakin kaya lagi, dan tidak ada kata cukup

untuk menambah kekayaan. Ini semua bukanlah persoalan kapitalisnya serakah atau

rakus atau karena kapitalisnya adalah orang yang tidak taat agama, orang Cina,

Amerika, Jepang, Korea, Arab dll. Semua kapitalis adalah sama. Karena memang

tuntutan ini bukan karena ada watak-watak serakah dari individu-individu kapitalis.

Melainkan tuntutan dari cara kerja sistem kapitalisme menuntut setiap kapitalis untuk

menjadi demikian. Penjelasannya seperti di bawah ini.

Misal bahwa harga ditentukan oleh komposisi permintaan dan penawaran. Adanya

permintaan yang besar terhadap suatu barang, sementara penawaran (persedian) yang ada

lebih kecil dari permintaan pasar menyebabkan harga suatu barang barang dagangan

meningkat. Kejadian ini menyebabkan kapital akan bergerak ke keadaan dimana

permintaan meningkat, yang menyebabkan kapital berkembang.

Ketika harga suatu barang dagangan tinggi akibat permintaan lebih besar daripada barang

yang tersedia di pasar, maka untuk memperbesar keuntungan maka si kapitalis

meningkatkan jumlah barang dagangannya. Ini dilakukan dengan cara

meningkatkan/menambah jumlah mesin yang ia miliki, menambah jumlah buruh,

melakukan pembagian tugas/kerja yang lebih canggih (lebih kecil), melakukan

percepatan, dan meningkatkan efisiensi dalam pabrik.

Page 8: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

Tetapi mesin-mesin juga menciptakan kelebihan populasi pekerja, mereka juga

mengubah watak buruh. Buruh-buruh trampil menjadi tidak berguna ketrampilannya

karena ketrampilannya telah diganti oleh mesin. Lihat misalnya para sarjana yang kerja di

perbankan, atau di perusahaan-perusahaan lainnya, mereka yang telatih menggunakan

komputer, memiliki kemampuan akutansi, memiliki bermacam keahlian. Semua

ketrampilan dan keahlian ini menjadi tidak berguna. Karena dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi terjadi proses mekanisasi kerja. Kerjanya kini hanya

memasukkan data-data setiap harinya. Terus berulang-ulang. Dengan penggantian mesin,

anak-anak juga dapat dipekerjakan.

Penambahan mesin-mesin baru yang lebih modern/canggih (ingat sifat dari teknologi

yang terus berkembang) memungkinkan seorang buruh dapat memproduksi sebanyak tiga

kali lipat, sepuluh kali lipat, tujuh belas, atau puluhan kali lipat dari sebelumnya. Dengan

cara ini, maka hasil produksi dapat jauh lebih besar. Harga biaya produksi bisa lebih

diperkecil.

Tetapi semua tindakan kapitalis diatas tidak saja dilakukan oleh satu kapitalis saja

melainkan kapitalis yang lain juga melakukan tindakan yang sama. Masing-masing

berlomba untuk dapat menguasai pasar, bahkan dengan menurunkan harga barang

dagangan tadi (walaupun harganya tetap diatas biaya produksi). Persaingan ini terus

terjadi. Dimana disatu titik akan menyebabkan beberapa kapitalis yang kalah dalam

persaiangan ini terpaksa kalah, bangkrut atau pindah ke usaha lain yang berkembang.

Kapitalis-kapitalis yang modalnya lebih besar memenangkan pertarungan ini.

Sejak satu abad yang lalu, dengan mesin-mesin baru yang lebih canggih (hasil dari

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) kemampuan produksi kapitalisme telah dapat

memenuhi jumlah dari permintaan yang ada, bahkan telah jauh diatasnya. Hingga

akhirnya produksi barang jauh lebih besar dibanding dengan kemampuan pasar untuk

membeli barang-barang ini. Akhirnya si kapitalis kini bukan saja harus memikirkan

bagaimana mendapatkan untung dari penjualan barang produksinya melainkan juga

bagaimana dapat menjual barang dagangannya yang berlimpah (diatas permintaan pasar)

yang juga harus bersaing dengan kapitalis lain, menyebabkan kebangkrutan dari beberapa

Page 9: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

kapitalis. Kebangkrutan jelas juga membawa akibat terphknya buruh di perusahaan yang

kalah bersaing ini. Rakyat pekerja dilempar ke jalan-jalan menjadi pengangguran.

Sementara itu, barang-barang produksi melimpah di pasar, sementara masyarakat tidak

memiliki daya beli untuk mengkonsumsi barang—barang ini. Ini juga menyebabkan

kebangkrutan kembali dari perusahaan-perusahaan yang ada. Inilah cara kerja

kapitalisme, dimana didalam keteraturannya (ketertibannya) terkandung

ketidaktertibannya, liar, anarki produksi.

III. NEGARA

Klas kapitalis, melalui penghisapannya terhadap klas pekerja, telah mendapatkan

kenyamanan, kekayaan dan martabat. Sementara klas buruh justru mendapatkan

kemiskinan, dan kesengsaraan.

Mengapa kelas yang sebenarnya minoritas dalam jumlah populasi di bumi ini (kapitalis)

justru lebih diuntungkan dibandingkan dengan kelas mayoritas penduduk dunia (buruh).

Kondisi terus bertahan hingga saat ini karena terdapat sistem kekuasaan sosial ekonomi

oleh kelas minoritas yang kaya terhadap mayoritas kelas buruh. Alat untuk

mempertahankan penindasan satu kelas terhadap kelas lain adalah negara.

Dalam pertentangan kelas kapitalis dan kelas buruh kelas kapitalis menggunakan negara

sebagai sebuah senjata yang sangat diperlukan melawan pihak yang tidak memiliki.

Kita sering didengungkan oleh kampanye pemerintahan kapitalis bahwa mereka

mewakili semua orang, yang kaya dan miskin. Tetapi sebenarnya, sejak masyarakat

kapitalis yang didasarkan atas kepemilikan pribadi atas alat produksi serangan apapun

terhadap kepemilikan kapitalis akan dihadapi dengan kekerasan dari pemeritnahan

kapitalis. Melalui kekuatan tentara, UU, hukum, pengadilan dan penjara negara telah

berfungsi menjadi anjing penjaga dari keberlangsungan sistem kepemilikan pribadi yang

menguntungkan kelasminoritas. Klas yang berkuasa secara ekonomi –yang memiliki alat-

alat produksi– juga berkuasa secara politik.

Sejak negara sebagai alat melalui salah satu klas yang menentukan dan mempertahankan

Page 10: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

dominasinya/kekuasannya terhadap klas yang lain, kebebasan sejati bagi sebagian besar

yang tertindas tak dapat terwujud.

Negara terwujud untuk menjalankan keputusan-keputusan dari klas yang mengontrol

pemerintah. Dalam masyarakat kapitalis negara menjalankan keputusan-keputusan dari

klas kapitalis. Keputusan-keputusn tersebut dipola untuk mempertahankan sistem

kapitalis dimana klas pekerja harus bekerja melayani pemilik alat-alat produksi.

MONOPOLI

Persaingan, sesuai teori, adalah sesuatu yang baik, Tetapi pemodal menemukan bahwa

praktek tidak sesuai dengan teori. Mereka menemukan bahwa persaingan mengurangi

keuntungan sedangkan penggabungan meningkatkan keuntungan. Bila semua kapitalis

tertarik pada keuntungan jadi mengapa bersaing? Lebih baik bergabung.

Melalui penggabungan modal industri dan keuangan berkemampuan untuk berkembang

hingga ke tingkat yang begitu besar dimana dalam beberapa industri saat ini sedikit dari

perusahaan, secara nyata, menghasilkan lebih dari setengah jumlah keseluruhan produksi

atau mendekati jumlah seluruhnya. Misalnya perusahaan sofware komputer Microsoft

atau yang lain (kawan-kawan bisa sebutkan contohnya di Indonesia).

Tidak sulit untuk melihat bahwa dengan dominasi yang luas seperti itu, monopoli

kapitalis berada di posisi sebagai penentu harga-harga. Dan mereka memang melakukan

hal itu. Mereka menetapkannya pada titik dimana mereka dapat membuat keuntungan

tertinggi. Mereka menentukannya melalui persetujuan diantara mereka sendiri, atau

melalui pengumuman harga perusahaan terkuat dan perusahaan sisanya memainkan peran

sebagai “pengikut”, atau, seperti seringkali terjadi, mereka mengontrol paten dasar dan

memberikan surat ijin untuk memproduksi hanya sebatas persetujuan yang telah

ditentukan.

Monopoli membuat kemungkinan bagi para pemegang monopoli untuk mengerjakan

tujuannya – membuat keuntungan yang besar. Industri yang bersifat bersaing

menghasilkan keuntungan pada saat-saat yang baik dan memperlihatkan defisit di saat-

Page 11: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

saat buruk. Tetapi bagi industri yang bersifat monopoli, polanya berbeda – mereka

menghasilkan keuntungan yang besar di saat-saat yang baik, dan beberapa keuntungan di

saat buruk.

IMPERIALISME DAN PERANG

Pada akhir abad ke 19 dan permulaan abad ke-20, pertukaran komoditi telah menciptakan

internasionalisasi hubungan ekonomi dan internasionalisasi kapital, bersamaan dengan

peningkatan produksi sekala besar, sehingga kompetisi digantikan dengan monopoli.

Dengan kata lain, dalam persaingan bebas, kenaikan produksi berskala luas akan diambil

alih oleh monopoli.

Ciri dominan bisnis kapitalis adalah perusahaan-perusahaan yang tidak bisa lagi

berkompetisi baik di dalam negerinya sendiri maupun ketika berhubungan dengan negeri-

negeri lain, berubah menjadi monopoli persekutuan pengusaha, semacam perserikatan

pengusaha (trust), membagi-bagi pasar dunia bagi kepentingan akumulasi kapitalnya

masing-masing.

Ciri khas penguasa berubah menjadi pemilik kapital keuangan, kekuatan yang secara

khas bergerak dan luwes secara khas jalin menjalin baik di dalam negerinya sendiri

maupun secara internasional yang menghindari individualitas dan dipisahkan dari proses

produksi langsung yang secara khas mudah dikonsentrasikan atau suatu kekuatan yang

secara khas memang sudah memiliki langkah panjang di jalanan yang menuju pusat

konsentrasi, sehingga tangan beberapa ratus milyuner saja dan jutawan saja bisa

menggenggam dunia.

Kemampuan produksi sebuah barang telah melampaui jumlah penduduk dalam suatu

negeri yang mengkonsumsi barang-barang dagangan ini. Tetapi tuntutan kapitalisme

bahwa barang-barang ini harus tetap dijual ke pasar untuk mendapatkan keuntungan. Ini

berarti bahwa kaum kapitalis harus menjual barang-barang tersebut keluar negeri. Mereka

harus menemukan pasar luar negeri yang akan menyerap kelebihan penjualan pabrik

mereka. Inilah kemudian yang menyebabkan terjadinya penjajahan (kolonialisme) dari

suatu bangsa atas bangsa lain. Kepentingan untuk melakukan penjajahan ke negeri lain

Page 12: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

bukan saja untuk menjual barang-barang dagangan mereka, melainkan juga kebutuhan

akan persediaan bahan-bahan mentah yang sangat besar bagi kegiatan produksi mereka

seperti karet, minyak, timah, tembaga, nikel. Mereka menginginkan untuk mengontrol

sendiri sumber-sumber bahan-bahan mentah yang penting tersebut. Kedua faktor inilah

yang kemudian menimbulkan imperialisme, membangkitkan peperangan antar satu

negeri dengan negeri lain. Perebutan pasar di negeri-negeri jajahan akhirnya

menimbulkan perang. Semua perang-perang yang terjadi baik perang dunia I, II maupun

perang dikomandoi oleh AS saat ini tidak terlepas dari kerangka untuk mendapatkan

pasar-pasar baru.

Zaman imperilisme, ditandai oleh kendali setiap oligarki keuangan negeri-negeri kapitalis

maju, yang menggunakan kekuasaaan paksaan dan kekerasan terorganisir (mesin-mesin

negara yang mereka pimpin) untuk mempertahankan dominasi imperialnya terhadap

kehidupan ekonomi dan politik negeri-negeri terbelakang, serta untuk meningkatkan

kesejahteraan mereka dengan mengorbankan kelas pekerja di negerinya sendiri dan

negeri-negeri lain.

Kapitalisme Neoliberal

Perang dunia II telah berhasil membangkitkan kembali perkembangan modal di

negeri-negeri dunia I. Perkembangan ini telah memacu ekspansi modal dari negeri-

negeri imperialis dunia pertama bergerak ke negeri-negeri miskin di dunia III. Sejak

tahun 1960-an munculnya perusahaan-perusahaan transnasional dunia I di negeri-negeri

dunia III terjadi cukup masif. Namun tuntutan perluasan pasar atas tuntutan dari

perkembangan modal di negeri-negeri dunia I dirasakan dihambat akibat sejumlah

proteksi dari negara-negara dunia III. Oleh karena itu kemudian pemerintah negara-

negara imperialis yang tergabung dalam kelompok G7 melihat kebutuhan untuk

melakukan sejumlah reformasi strukturural di negara-negara dunia III. Dalam pertemuan

tahunan mereka pada tahun 1976 dihasilkan sebuah kesepkatan untuk melakukan

reformasi neoliberal yang pada intinya berisi: pencabutan berbagai subsidi negara,

kemudahan masuknya investasi asing, privatisasi, liberalisasi perdagangan.

Page 13: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

Kekuasaan negara-negara imperialis dalam mengontrol lembaga-lembaga

keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia ia telah berhasil mendorong kebijakan

neoliberal ini untuk menjadi kebijakan global di seluruh negeri. Lembaga-lembaga

keuangan interanasional ini berfungsi tidak lebih sebagai agen pemerintaha negeri-negeri

imperialis untuk menjalankan kebijakan ekonomi neoliberal. Ekspor modal melalui

hutang luar negeri dari IMF dan Bank dunia menjadi senjata untuk menekan pemerintah

negeri-negeri dunia III untuk menjalakan kapitalisme neoliberal.

Walaupun demikian kebijakan ekonomi neoliberal telah terbukti gagal

dipraktekkan di sejumlah negara. Paket reformasi neoliberal telah menyebabkan negara

miskin dunia ketiga menjadi lebih miskin lagi. Kaum kapitalis bersama pemerintahan

negeri-negeri imperialis mencoba mempertahankan kebijakan ini dengan cara

memunculkan sebuah propaganda (ideologi) tentang globalisasi. Dalam pandangan ini,

perkembangan ekonomi telah menjadi global. Aturan-aturan sebuah negara tidak lagi

relevan dalam situasi perekonomian dunia saat ini. Oleh karena itu globalisasi dunia

dalam makna globalisasi neoliberal tidak dapat dilawan oleh siapapun karena merupakan

tuntutan dari perkembangan ekonomi dunia.

Kenyataannya justru menunjukkan berlainan. Misalnya saja arus investasi dan

jumlah barang dunia justru terkonsentrasi di negeri-negeri imperialis. Yang menjadi

kenyataan dalam kebijakan ekonomi neoliberal saat ini adalah GLOBALISASI

KEMISKINAN dan krisis global sistem kapitalisme.

Kapitalisme telah terbukti tidak mampu mensejahterahkan rakyat pekerja, dan

rakyat miskin bukan saja di negeri-negeri miskin dunia III melainkan juga kini di negri-

negeri dunia I. Tingkat kesejahteraan rakyat pekerja di negeri-negeri dunia I telah

merosot. Wajar kemudian bila kemudian mulai bangkitnya perlawanan baik dari kaum

buruh, pemuda, mahasiswa, perempuan, aktivitis lingkungan menentang keberadaan

kapitalisme. Begitu pula halnya di negeri-negeri miskin dunia III, mulai menyadari

bahwa perjuangan kaum buruh tidak dapat dilakukan hanya sebatas perjuangan menuntut

perbaikan upah semata tanpa menghapuskan akar dari penghisapand dan kemiskinan

serta ketidakadilan yaitu sistem kapitalisme. Perjuangan harus ditujukan untuk

Page 14: PEMGANTAR EKONOMI POLITIK.doc

melakukan perjuangan politik yaitu untuk demokrasi rakyat miskin dan perjuangan untuk

sebuah sistem masyarakat yang adil yaitu SOSIALISME