pemetaan obyek wisata dan ya pada obyek wisata alam di kabupaten pacitan

35
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan social dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang- orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa “where once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia. Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 – 1996. Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional. Penugasan

Upload: ponimin-arditya

Post on 16-Jun-2015

1.447 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism

Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan social dan ekonomi. Diawali

dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada

awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh

John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa “where once travel was considered a

privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak

hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula

Indonesia.

Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati dampak

dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 – 1996. Badai krisis ekonomi

yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga

bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization

kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000

tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut

mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia

internasional. Penugasan ini makin rumit terutama setelah dihadapkan pada tantangan baru

akibat terjadinya tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran Pemerintah

dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana

pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama

sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih

pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para

pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.

Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat,

karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan

1

Page 2: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

2

dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan

masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based

tourism development .

Marpaung, Bahar dalam Siti Nurkhasanah menyataka bahwa: “sesuai perkembangan,

kepariwisataan memberikan keuntungan baik bagi wisatawwan maupun warga setempat.

Pariwisata dapat memberikan keuntungan yang standar kepada warga setempat melalui

keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata”.

World Travel and Tourism Council (WTTC, 2000) dalam Siti Nurkhasanah menyatakan

bahwa:

Industri pariwisata telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi 200 juta orang diseluruh

dunia, atau 8 % dari jumlah lapangan pekerjaanyang ada atau 1 dari 12,4 jenis pekerjaan

yanga ada. menurut perhitungan, angka ini akan terus berkembang sejalan dengan

tersedianya 5,5 juta jenis pekerjaan baru pada tahun 2010 nanti atau sama dengan 150

juta orang yang bekerja pada berbagai jenis pekerjaan dengan total Gross Domestic

Product (GDP) sebesar US$6.591 milyar.

Dalam perkembangan pariwisata sekarang ini cukup menarik untuk dijadikan kajian

penelitian geografi, karena terdapat hubungan keruangan, lingkungan dan waktu dimana aneka

bentuk kehidupan manusia tergantung pada lingkungan.

Wisata alam berpotensi untuk dikembangkan karena banyak orang yang menaruh minat

dari wisata ini. menurut Fandeli, Nurdin dalam Siti Nurkhasanah (2005:5) “ wisatawan pada

umumnya berasal daeri kota, menginginkan suasana baru di pedesaan atau di alam yang jauh dari

kebisingan dan hiruk pikuk kehidupan kota”.

Dengan adanya program otonomi daerah, maka setiap daerah harus mampu mengelola

sumberdaya yang ada pada daerah tersebut. moisalnya pengembangan sumber daya alam,

sumber daya manusia dan IPTEK. Dengan pengembangan sumberdaya yang ada, diharapkan

daerah mampu mensejahterakan kehidupan masyarakatnya.

Perencanaan yang matang melalui penyiapan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

daerah di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota sudah harus dimulai untuk menemukenali

Page 3: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

3

wilayah yang akan dijadikan sebagai lokasi pengembangan kepariwisataan yang tetap ditujukan

untuk meningkatkan peran serta dan kesejahteraan masyarakat seluas-luasnya.

Penyiapan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi tinggi di bidang pelayanan

jasa kepariwisataan juga menjadi hal yang perlu dilakukan. Kemampuan masyarakat dalam

berinteraksi dan bersosialisasi perlu dilengkapi pula dengan kemampuan teknis, operasional dan

manajerial dalam penyediaan barang dan jasa kepariwisataan. Stigma bahwa pekerja di bidang

pariwisata merupakan pelayan harus mulai diubah menjadi pekerja profesional yang berkelas

dunia. Kemampuan masyarakat dalam mengembangkan kompetensi mereka di bidang

kepariwisataan dipercaya akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan serta pengalaman

berwisata bagi wisman maupun wisnus.

Berdasarkan berbagai kondisi tersebut, pengembangan pariwisata di Kabupaten Pacitan

harus difokuskan pada pengembangan pariwisata berbasis bahari dengan dukungan fasilitas dan

aksesibilitas. Fokus pembangunan kepariwisataan ini akan mampu memposisikan obyek wisata

yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah sebagai destinasi utama pariwisata Kabupaten

Pacitan yang berbeda dengan daerah lainnya seperti Bali dengan alamnya (pantai). Fokus

pembangunan kepariwisataan ini perlu dibicarakan dan menjadi komitmen seluruh stakeholders

dalam pembangunan kepariwisataan di daerah.

Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai

daerah wisata. Dengan panorama alam berupa pantai, goa, dan kerajinan akik dapat dijadikan

aset yang berharga. Bila dilihat dilapangan, pengembangan potensi tersebut kurang maksimal.

misalnya fasilitas dan aksessibilitas sangat kurang mendukung sebagai kawasan wisata. Arahan

dan strategi pengembangannya adalah dengan pengembangan wista temetis yang terpadudan

saling melengkapi antara kawasan yang potensial dan kurang potensial dikembangkan. Strategi

pengembangan dapat dijabarkan dalam bentuk perumusan rencana pengembangan yang meliputi:

1. pengembangan struktur wilayah pengembangan pariwisata (WPP) Kabupaten Pacitan.

2. pembuatan jalur wisata yang dapat mempermudah wisatawan untuk menuju obyek

wisata.

3. identifikasi serta penetapan lokasi bagi pusat-pusat pelayanan pada tingkat WPP.

4. identifikasi serta penetapan loaksim pembangunan fasilitas penunjang wisata dan

infrastruktur.

Page 4: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

4

Di Kabupaten Pacitan terdapat obyek wisata alam yang berupa pantai, sumber air hangat

dan goa.

No Obyek Wisata Lokasi

1 Pantai Klayar Kecamatan Donorojo

2 Pantai Srau Kecamatan Pringkuku

3 Pantai Watu Karung Kecamatan Pringkuku

4 Pantai Teleng Ria Kecamatan Pacitan

5 Goa Gong Kecamatan Punung

6 Goa Tabuhan Kecamatan Punung

7 Pemandian Air Hangat Tirta Husada Kecamatan Arjosari

Di obyek wisata tersebut, wisatawan dapat menikmati panorama pantai, goa, dan

hangatnya air yang mengandung belerang. obyek wisata tersebut dapat mendatangkan wisatawan

domestic maupun wisatawan asing yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi

masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Pacitan.

Oleh karena itu perlu adanya pengembangan yang lebih optimal pada obyek wisata yang

kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Misalnya obyek wisata yang jauh dari kota Pacitan

dan memiliki aksesibilitas dan fasilitas yang kurang memadai. Untuk melakukan pembangunan

pada obyek wisata tersebut diperluakan kerja sama antara masyarakat, pemerintah dan pihak

pengelola. Selain itu juga diperlukan strategi pengembanagan dengan mengidentifikasi

poermasalahan maupun potensi dasar yang mendukung sehingga tujuan dari pengembangan

obyek wisata dapat tercapai dengan baik.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi obyek wisata alam di Kabupaten Pacitan?

2. Bagaimana pengembangan pariwisata di Kabupaten Pacitan?

Page 5: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan massalah dapat dijelaskan bahwa tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui potensi obyek wisata yang berada di Kabupaten Pacitan.

2. Mengetahui lnagkah pengembangan pariwisata di Kabupaten Pacitan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau

wawassan tentang geografi pariwisata sehubungan dengan pengembangan kepariwisataan.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan lebih lanjut pada Dinas Pariwisata Kabupaten

Pacitan dalam pengembangan obyek wisata.

Page 6: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemetaan

Ada beberapa pengertian pemetaan. Pengertian pemetaan menurut Wikipedia adalah

proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi)

dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy

maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun raster.

a) Peta

Bentuk lain dari Peta

1. Atlas

Atlas adalah gabungan dari beberapa peta yang dikumpulkan dalam sebuah buku yang memiliki

judul atlas serta jenis-jenis atlas yang ada di buku tersebut.

2. Globe

Globe atau Bola Dunia adalah suatu bentuk tiruan bola bumi yang dibuat dalam skala yang kecil

untuk dapat lebih memahami bentuk asli planet bumi.

Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara

pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta.

Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :

1. Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal

2. Proyeksi Kerucut

3. Proyeksi Silinder

6

Page 7: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

7

Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :

1. Proyeksi normal 2. Proyeksi miring

3. Proyeksi transversal

Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan :

1. Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut

2. Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang

jarak

3. Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas

suatu daerah pada bidang lengkung

Peta dapat diklasifikasikan menurut jenis, skala, fungsi, dan macam persoalan (maksud

dan tujuan). Ditinjau dari jenisnya peta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta

garis. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari mosaik foto udara / ortofoto yang dilengkapi

garis kontur, nama, dan legenda (Prihandito 1989: 3). Peta ini meliputi peta foto yang sudah

direktifikasi dan peta ortofoto. Adapun peta garis adalah peta yang menyajikan detil alam dan

buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan (Prihandito 1989: 3). Peta ini terdiri atas

peta topografi dan peta tematik.

 Peta dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu peta berdasarkan isinya, berdasarkan

skalanya dan berdasarkan tujuanya.

Jenis peta berdasarkan isinya

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum

ini memuat semua penampakan yang terdapat dalam suatu daerah, baik kenampakan alam

maupun kenampakan social budaya.

Page 8: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

8

Peta umum dikelompokan lagi menjadi dua, yaitu:

o Peta topografi

Peta topografi yaitu peta yang menggamabrkan bentuk tinggi rendahnya permukaan

bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur, yaitu garis yang

menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.

o Peta Chorografi

Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan

bumi dengan skala lebih kecil antara 1:250.000 sampai 1:1000.000 atau lebih. Peta

chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, Negara bahkan

dunia. Dalam peta chorografi juga digambarkan semua kenampakan yang ada pada

suatu wilayah diantaranya gunung, sungai, danau, jalan batas wilayah, kota, rawa

dll. Atlas adalah salah satu kumulan peta chorografi.

2. Peta khusus atau Tematik

Disebut peta khusus karena peta tersebut hanya menggambakan satu atau dua

kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan, baik kondisi fisik maupun

social budaya. Contoh: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran

penduduk dll.

Jenis peta berdasarkan skalanya

Skala adalah perbandingan antara ukuran di peta dengan ukuran sesungguhnya di

lapangan. Jenisnya ada Skala Numerik dan Skala Grafik. Skala Numerik adalah Skala yang

ditampilkan dengan simbol angka, misalnya 1:25.000 yaitu 1 cm di peta sama dengan 25.000 cm

(250 M) di lapangan. Skala Grafik adalah Skala yang ditampilkan dalam bentuk grafik/gambar

yang menyatakan perbandingan panjang ukuran di peta dengan ukuran sebenarnya di lapangan.

Page 9: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

9

Berdasarkan skalanya peta dapat di kelompokan dalam empat jenis, yaitu :

1. Peta kadaster/teknik adalah peta dengan skala antara 1:100 sampai 1:5000.

2. Peta skala besar adalah peta dengan skala 1:5000 sampai 1:250.000

3. Peta skala sedang adalah peta dengan skala 1:250.000 sampai 1:500.000

4. Peta skala kecil adalah peta dengan skala 1:500.000 sampai 1:1000.000

Jenis Peta berdasarkan tujuanya

1. Peta pendidikan

2. Peta ilmu Pengetahuan

3. Peta Informasi Umum

4. Peta turis

5. Peta navigasi

6. Peta Aplikasi

7. Peta Perencanaan

Peta sangatlah penting bagi kehidupan manusia, secara umum fungsi peta dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Menunjukan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi

2. Memperlihatkan Ukuran dan arah suatu tempat di permukaan bumi

3. Menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi

4. Membantu mengetuhi kondisi suatu daerah

5. Menyajikan data potensi suatu wilayah

6. Alat anlisis

Page 10: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

10

7. Alat untuk mempelajari fenomena geografi di permukaan bumi

Adapun unsur buatan manusia di antaranya adalah: sarana perhubungan (jalan, rel kereta

api, jembatan, terowongan, kanal), konstruksi (gedung, bendungan, jalur pipa, jaringan listrik),

daerah khusus (daerah yang ditanami tumbuhan, taman, makam, permukiman, lapangan olah

raga), dan batas administratif (Prihandito 1989: 22; Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10). Tinggalan-

tinggalan arkeologis atau bersejarah seperti bangunan megalitik, candi, gereja, dan reruntuhan

bangunan kuna, seringkali juga ditampilkan dalam peta topografi (lihat McIntosh, 1986: 44).

Selain menyajikan data keruangan, peta topografi juga memuat data non-keruangan, antara lain

grid, graticul (garis lintang dan bujur), arah utara, skala, dan legenda (keterangan mengenai

simbol-simbol yang digunakan pada peta) (Prihandito 1989: 117-120; Hascaryo dan Sonjaya

2000: 10).

Pemanfaatan Peta

Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat digunakan

sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti peta arkeologi dan peta

turis (lihat Prihandito 1989: 17). Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang terlalu

berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan. Pemetaan tersebut,

meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data

arkeologis (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).

2. Pariwisata

Ada banyak definisi tentang pariwisata. pengertian pariwisata menurut Pendit dalam Siti

Nurkhasanah (1994 : 37), “pariwisata adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata,

termasuk pengusahaan obyek dan daerah tujuan wisata sert usaha usaha yang terkait dibidang

tersebut”. Menurut Spillane (1994:21), “ pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke

tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari

keseimbangan atau keserasian atau kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social,

budaya, alam dan ilmu”.

Page 11: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

11

Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk

mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.

1. Wisata Budaya

Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup

seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar

negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya

dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan

mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama,

seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

2. Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih–lebih di danau,

pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan,

kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah

di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah

atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia

banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–

pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil

disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.

3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan

yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar

alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi

oleh undang–undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta

alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan

kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan

masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran

Page 12: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

12

hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta

tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang

telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya

4. Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi.

Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas

bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi,

musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center)

di Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila

dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan

sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di

Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan

nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini

dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang

menarik serta menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan.

5. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan

yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya

dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi

maupun melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan

suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang

dikunjungi.

6. Wisata Buru

Page 13: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

13

Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah atau hutan

tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro

perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk

berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah yang memang

disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah

membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak

banteng atau babi hutan.

7. Wisata Ziarah

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan

kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh

perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam orang besar atau

pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman

tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak

dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin,

keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.

Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana

Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang Budha ke tempat–tempat suci

agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci

atau keramat yang dikunjungi oleh umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi

Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali

Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro

perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi

dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.

Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kapada

kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang

memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang. Pada hakekatnya semua

ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung

dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan–gagasan yang dimiliki

Page 14: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

14

oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di

dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan

industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan hati

mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang

melahirkan gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu. Termasuk gagasan–gagasan untuk

menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.

3. Potensi Pariwisata

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat di

kembangkanatau sesuatu yang dapat menjadi actual (Badudu : 689). Potensi pariwisata adalah

obyek atau atraksi wisata yang dapat dipublikasikan, dipasarkan, dikelola serta dikembangkan

menjadi tempat peristirahatan atau bersenang-senang dalam smentara waktu (recreation) dan

dapat diambil manfaat dari obyek tersebut ( Cholil, 2000:14).

Menurut Wagito dalam Fandeli(1995:8), potensi yang dimiliki Indonesia antara lain:

1. Alamnya yang indah baik darat, gunung, pantai, dan laut.

2. Sumber daya manusia yang banyak dan upah relative murah.

3.Seni budaya yang beraneka ragam disebabkan oleh banyaknya suku bangsa di seluruh

nusantara.

4. Letak geografisnya yang sangat strategis, yaitu berada di katulistiwa dan diantara 2 benua.

5. Kondisi iklimnya yang baik sepanjang tahun dapat untuk kegiatan berwisata

6. Sikap masyarakat yang ramah dan bersahabat.

7. pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

8. stabilitas politik dan keamanan yang mantap.

9. wilayah yang luas dan sebagian belum terjangkau.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Page 15: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

15

Darsini Puji Astuti (1999) melakukan penelitian dengan judul Potensi Dan Prospek

Obyek Wisata Pemandian Umbul Cokro Kecamatan Tulung Kabupaten Daerah Tingkat Ii Klaten

Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagai sumber data dalam

penelitian adalah informan yang tediri dari 50 orang warga desa dan 35 orang wisatawan,

dokumentasi dan arsip,. Tehnik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan analisis

dokumen. tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, validitas data yang

digunakan adalah trisnggulasi data. Tehnik analisisnya menggunakan analisa dengan model

interaktif. Hsail penelitiannya adalah (1) potensi pokok yang terdapat pada Obyek wisata Umbul

Cokro adalah sumber mata air dan kolam renang disamping itu juga terdapat potensi pendukung

berupa pemandangan alam dan jembatan gantung. (2) Obyek wisata Umbul Cokro merupakan

obyek wisata yang berkembang dan memiliki prospek yang bagus,hal ini dapat dilihat dari

potensi obyek wisata yang berupa sumber mata air dan kolam renang, jumlah pengunjung yang

meningkat, dan rencana pengembangan obyek wisata yang terpadu.

Singgih Prihadi (2005) dengan judul penelitian Analisis Potensi Obyek Wisata

Pendukung Dan Arah Pengembangannya Di Kawasan Wisata Utama Waduk Serba Guna

Wonogiri Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode

diskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulkan data berupa wawancara, observasi, lapangan

dan dokumentasi. Teknik analisisnya menggunakan analiis dengan model interaktif melalui

seleksi data, penyajian data dan penyimpulan data dan melakukan scoring pada masing-masing

variabel. Hasil penelitian ini adalah, (1) sebaran obyek wisata pendukung disekitar kawasan

utama waduk serba guna Wonogiri sebanyak 10 obyek. (2) Obyek wisata potensial ada 2 obyek,

dan kategori agak potensial ada 8 obyek. (3) Arah pengembangannya dibgi menjadi 4 arahan,

yaitu: obyek wisata alam, obyek wisata pertanian, obyek wisata inat khusus, dan obyek wisata

masal.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada dasarnya menunjukan arahan enalaran untuk dapat sampai pada

penemuan jawaban konseptual atau masalah yang dirumuskan.

Page 16: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

16

Salah satu tujuan mengelola obyek wisata adalah untuk menyeimbangkan keadaan

lingkungan tempat wisata dengan keinginan wisatawan sehingga tenmpat wisata tetap terjaga

kelestariannya dan wisatawan merasa puas dengan kenikmatan yang diperoleh selama berwisata.

Obyek Wisata

Parameter Potensi:

- Iklim

- Aksestabilitas

- Sarana dan prasarana

- Daya tarik wisata

Faktor Pendukung :

- masyarakat

- Pemerintah

- pengelola

Analisis Data (pengharkatan) Analisis faktor pendukung

Obyek wisata sangat potensial

Obyek wisata potensial

Obyek wisata kurang potensial

Pengembangan obyek wisata

Page 17: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah obyek-obyek wisata alam di Kabupaten Pacitan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, diawali dari penyusunan proposal sampai

dengan penulisan laporan penelitian, yaitu dimulai bulan Januari sampai Juni 2010.

No Jadwal Penyusunan

Skripsi

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusunan proposal

2 Penyusunan instrumen

3 Pengumpulan data

Peningkatan jumlah wisatawan

Page 18: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

18

4 Analisis data

5 Penulisan laporan

penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian yangdilakukan ini mempunyai tujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan

menguji kebenaran suatu teori. Agar tujuan tersebut dapat dicapai maka diperlukan metode yang

tepat.

Menurut Surahmad (1994 : 131) “ metode merupakan cara utama yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji suatu hipotesis dengan menggunakan teknik dan

cara tertentu”.

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2001; 3)

“suatu prosedur penelitian yang menghasilkandata diskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang atau pelaku yang diamati”.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dilapangan pada waktu penelitian

dilakukan, wawancara dengan penduduk, pengelola, pemerintah setempat, dan pengisian angket

oleh wisatawan.

17

Page 19: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

19

Data yang diperoleh dari pengamatan dilapangan antara lain:

a. daya tarik obyek wisata( tingkat kelangkaan, nilai wisata, ketersediaan lahan untuk

rekreasi,dll)

b. sarana dan prasarana (air bersih, tempat ibadah, MCK, parker, listrik, warung makan).

c. aksesibilitas (jarak dari jalan raya, kendaraan menuju obyek, jalan menuju obyek).

Instrument yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket bagi

pengunjung).

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pihak yang terkait dengan penelitian ini, misalnya

pemerintah, pengelola, dsb. Data yang dikumpulkan adalah data curah hujan, kunjungan

wisatawan, komposisi penduduk dan persebarannya, peta administrasi Kabupaten Pacitan.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel dengan cara purposive sampling, yaitu

dengan menentukan orang yang dapat dipercaya menjadi informan serta mengetahui masalah

penelitian. Dalam hal ini responden adalah penduduk, wisatawan, pemerintah, dan pengelola

obyek wisata. Pengambilan data pada setiap obyek meliputi 5 orang penduduk dan 15 orang

wisatawan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang telah dibuat untuk diisi oleh responden.

2. Wawancara

Page 20: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

20

Wawancara dilakukan secara berstruktur dengan informan yang bertindak sebagai

responden.

3. Pengamatan dan observasi

Untuk mendapatkan data primer selain wawancara juga menggunakan teknik

pengamatan. Data yang dikumpulkan adalah sarana dan prasareana, aksesibilitas, dan

daya tarik obyek.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencatat dokumen dari pemerintah, pengelola obyek.

F. Analisis Data

1. Analisis Potensi Obyek Wisata Alam

Untuk menentukan potensi wisata menggunakan teknik skor pada setiap obyek. Kriteria

dan asumsi yang digunakan dalam penskoran masing-masing parameter adalah sebagai berikut:

1. Daya tarik obyek wisata

Parameter ini menjadi prioritas yang utama dalam penilaian. Faktor yang dinilai adalah:

- Daya tarik obyek wisata

Meliputi tingkat kelangkaan, nilai wisata, ketersediaan lahan untuk rekreasi, kebersihan

lokasi.

- Aksisibilitas

Meliputi jarak dari jalan raya, kendaraan menuju obyek, jalan menuju obyek.

- Sarana dan prasarana

Meliputi sarana air bersih, tempat ibadah, akomodasi, MCK, warung makan.

1. Analisis Faktor Yang Mendukung Pengembangan Obyek Wisata Alam

Page 21: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

21

Sesuai jenis penelitian dan karakteristik datanya yang bersifat kualitatif, maka teknik

analisis data yang digunakan adalah diskriptif yaitu teknik analisis data yang digunakan untuk

menjawab maslah yang didapat dari penelitian dan dihubungkan dengan teori yang

melandasinya.

Dari data yang dikumpulkan, dianalisis supaya mudah dibaca dan memberi informasi

yang jelas. Model analisis data yang digunakan adlah model analisis interaktif dimulai dari

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Prihadi, Singgih. 2005. Analisis Potensi Obyek Wisata Pendukung Dan Arah

Pengembangannya Di Kawasan Utama Waduk Serba Guna Wonogiri Kecamatan

Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

Desky, M.A. 2001. Managemen Perjalanan Wisata. Yogyakarta : Adicita.

Departemen Kehutanan. 1993. Kriteria Penilaian dan Pengembangan Obyek Wisata

Alam. Bogor.

Khasanah. Nur. 2007. Studi Tentang Potensi Wisata Dan Pengembangannya Pada

Obyek Wisata Alam Di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Skripai.

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Page 22: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

22

PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM DAN

PENGEMBANGANNYA PADA OBYEK WISATA ALAM DI

KABUPATEN PACITAN TAHUN 2010

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

21

Page 23: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

23

Tedy Arditya Rochman

K5406041

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................. ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................................................. 6

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................................................ 14

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................................................... 15

Page 24: Pemetaan Obyek Wisata Dan ya Pada Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Pacitan

ii

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 17

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................................................... 17

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian ....................................................................................... 18

C. Sumber Data .................................................................................................................... 18

D. Teknik Sampling ............................................................................................................. 19

E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................19

F.Analisis Data ...................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 21