pemerintah propinsi jawa timur peraturan daerah...

25
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PETERNAKAN PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan kegiatan bidang peternakan di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur sesuai dengan kewenangan dan ketentuan berdasarkan Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, maka perlu diadakan penataan kembali Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 1979 juncto Nomor 27 Tahun 1981 dan Nomor 16 Tahun 1991 ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur dengan menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam suatu Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang -undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32) ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Upload: truongdung

Post on 07-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURPERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR 29 TAHUN 2000TENTANG

DINAS PETERNAKAN PROPINSI JAWA TIMURDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan kegiatan

bidang peternakan di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur

sesuai dengan kewenangan dan ketentuan berdasarkan Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

maka perlu diadakan penataan kembali Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 1979 juncto

Nomor 27 Tahun 1981 dan Nomor 16 Tahun 1991 ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur dengan menuangkan

ketentuan-ketentuannya dalam suatu Peraturan Daerah Propinsi

Jawa Timur.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950

Peraturan tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang -undang

Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur

(Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32) ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Peternakan dan Kehewanan (Lembaran Negara

Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lebaran Negara Nomor 2824);

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3839) ;

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 1999 Nomor 72);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai

Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000

Nomor 165);

7. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik

Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan Bentuk

Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah

dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun

1999 Nomor 70).

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG DINAS

PETERNAKAN PROPINSI JAWA TIMUR.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2

BAB 1

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur ;

b. Gubernur, adalah Gubernur Jawa Timur ;

c. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Propinsi Jawa

Timur ;

d. Dinas Peternakan, adalah Dinas Peternakan Propinsi Jawa

Timur ;

e. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa

Timur ;

f. Wakil Kepala Dinas, adalah Wakil Kepala Dinas Peternakan

Propinsi Jawa Timur;

g. Hewan, adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang

dipelihara maupun yang hidup secara liar;

h. Hewan piaraan, adalah hewan yang cara hidupnya untuk

sebagian ditentukan oleh manusia untuk maksud tertentu ;

i. Rumpun, adalah segolongan. hewan dari suatu jenis yang

mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama ;

j. Ternak, adalah hewan piaraan yang hidupnya yakni mengenai

tempat perkembangbiakannya serta manfaatnya diatur dan

diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus sebagai

penghasilan bahan-bahan dan jasa - jasa yang berguna bagi

kepentingan hidup manusia ;

k. Peternak, adalah orang atau badan hukum dan atau buruh

peternakan, yang mata pencahariannya sebagian atau

seluruhnya, bersumber dari peternakan ;

l. Peternakan, adalah pengusahaan ternak ;

m. Peternakan murni, adalah peternakan dimana perkembang-

biakan ternaknya dilakukan dengan jalan pemacekan antara

hewan-hewan yang termasuk satu rumpun ;

n. Persilangan, adalah cara peternakan yang perkembangbiakan

ternaknya dilakukan dengan jalan pemacekan antara hewan-

hewan dari satu jenis tetapi berlainan rumpun ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3

o. Perusahaan peternakan, adalah usaha peternakan, yang

dilakukan ditempat tertentu serta perkembangbiakan

ternak dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak ;

p. Penyakit hewan menular, adalah penyakit hewan yang

membahayakan, karena secara cepat dapat menjalar dari

hewan pada hewan atau pada maru.sia dan disebabkan oleh

virus, bakteri, cacing, protozoa dan parasit;

q. Antropozoonosis, adalah penyakit yang dapat menular dari

hewan pada manusia atau sebaliknya;

r. Kesehatan masyarakat veteriner, adalah segala urusan yang

berhubungan dengan hewan atau tidak langsung

mempengaruhi kesehatan manusia;

s. Ahli adalah dokter-dokter hewan dan atau Sarjana-sarjana

Peternakan, disamping orang-orang lain yang berdasarkan

pendidikan dan ilmu pengetahuannya ditetapkan sebagai ahli

oleh Menteri Pertanian;

t. Kesejahteraan hewan adalah usaha manusia untuk memelihara

hewan yang meliputi pemeliharaan kelestarian hidup hewan

pemeliharaan dan perlindungan yang wajar.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 2

(1) Dinas Peternakan merupakan unsur pelaksana Pemerintah

Propinsi di bidang peternakan;

(2) Dinas Peternakan dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 3

Dinas Peternakan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang peternakan.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4

Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,

Dinas Peternakan mempunyai fungsi:

a. penyusunan perencanaan dalam pembangunan di bidang

peternakan;

b. pelaksanaan pembinaan umum dibidang peternakan

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Gvbemur;

c. pengolahan data dan pengembangan serta penerapan teknologi

tepat guna peternakan;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dibidang peternakan;

e. pelaksanaan pemberian izin dan pembinaan usaha sesuai

dengan tugasnya;

f. pelaksanaan bimbingan penyuluhan;

g. pelaksanaan pengamanan ternak sesuai dengan tugasnya;

h. pelaksanaan pengkajian penerapan teknologi anjuran di tingkat

usaha tani;

i. pelaksanaan pengelolaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas

(UPTD).

BAB III

ORGANISASI

Bagian Pertama

Susunan Organisasi

Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Dinas Peternakan terdiri atas :

a. Kepala Dinas;

b. Wakil Kepala Dinas;

c. Bagian Tata Usaha;

d. Sub Dinas Penyusunan Program;

e. Sub Dinas Kesehatan Hewan;

f. Sub Dinas Budidaya dan Pengembangan ternak;

g. Sub Dinas Bina Usaha;

h. Kelompok Jabatan Fungsional;

i. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5

(2) Bagian Tata Usaha dan masing-masing Sub Dinas dipimpin oleh

seorang Kepala Bagian dan Kepala Sub Dinas yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Bagian Kedua

Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas

Pasal 6

Kepala Dinas mempunyai tugas rnemimpin, melakukan koordinasi,

pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di

bidang peternakan ;

Pasal 7

Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas :

a. mewakili Kepala Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan;

b. memimpin kegiatan pengawasan intern Dinas;

c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bagian Ketiga

Bagian Tata Usaha

Pasal 8

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

administrasi umum, kepegawaian, tatalaksana, keuangan dan

perlengkapan.

Pasal 9

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 8, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

a. pengelolaan administrasi kepegawaian dan tatalaksana;

b. pengelolaan administrasi keuangan;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6

c. pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat dan

kearsipan ;

d. pengelolaan administrasi perlengkapan perkantoran dan

mengurus pemeliharaan, kebersihan dan keamanan kantor;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 10

(1) Bagian Tata Usaha terdiri dari atas :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian ;

c. Sub Bagian Keuangan ;

d. Sub Bagian Perlengkapan ;

(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bagian Tata Usaha.

Pasal 11

(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas :

a. melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, pengetikan,

penggandaan dan tata usaha kearsipan ;

b. mengurus administrasi perjalanan dinas, tugas-tugas

keprotokolan ;

c. melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan

penyelenggaraan rapat dinas ;

d. melaksanakan peningkatan penyempurnaan organisasi, tata

kerja, sistem dan cara kerja serta menyelenggarakan tugas-

tugas peningkatan hasil guna aparatur pemerintah ;

e. menghimpun, mengatur dan mensistematisasi data/ informasi

dibidang organisasi dan ketatalaksanaan ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bagian Tata Usaha;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7

(2) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :

a. menyelenggarakan tata usaha kepegawaian ;

b. menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai;

c. mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai

serta kesejahteraan pegawai ;

d. menghimpun dan menyusun dokumentasi peraturan

perundang-undangan ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bagian Tata Usaha.

(3) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka

penyusunan anggaran keuangan;

b. melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan

dan pembayaran gaji pegawai;

c. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

pengelolaan keuangan;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bagian Tata Usaha. ;

(4) Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas :

a. merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana dalam

rangka kelancaran pelaksanaan tugas ;

b. menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka

menyusun rencana kebutuhan perlengkapan kantor ;

c. melaksanakan pengelolaan barang inventaris;

d. melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan dan

perlengkapan;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bagian Tula Usaha.

Bagian Keempat

Sub Dinas Penyusunan Program

Pasal 12

Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai tugas menyusun dan

merencanakan program, melakukan evaluasi dan pembuatan laporan.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12, Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan

program peternakan ;

b. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana dan

program peternakan ;

c. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program

peternakan;

d. penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan

peternakan;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 14

(1) Sub Dinas Penyusunan Program terdiri atas :

a. Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data;

b. Seksi Perencanaan dan Perumusan;

c. Seksi Evaluasi dan Pengendalian;

d. Seksi Data dan Informasi

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas

Penyusunan Program.

Pasal 15

(1) Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data mempunyai tugas :

a. mengumpulkan data dibidang peternakan;

b. mengolah, menganalisa dan menyusun data tentang

peternakan;

c. menyiapkan bahan dalam rangka membangun dan

mengembangkan sistem pengolahan data peternakan;

d. menyusun monografi atau peta potensi peternakan;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9

(2) Seksi Perencanaan dan Perumusan mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan penyusuran rencana dibidang peternakan;

b. menyusun program kerja dan rencana kegiatan pembangunan

peternakan;

c. menyusun perumusan usulan kegiatan pembangunan

peternakan;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program ;

(3) Seksi Evaluasi dan Pengendalian mempunyai tugas :

a. melakukan evaluasi pelaksanaan rencana dan program

pembangunan peternakan;

b. menyiapkan bahan dan saran pertimbangan kepada pimpinan

dalam pengembangan dan pengendalian dibidang

peternakan;

c. menyusun laporan hasil-hasil pelaksanaan program

pembangunan peternakan;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program ;

(4) Seksi Data dan Informasi mempunyai tugas :

a. menyiapkan penggandaan dan penyebaran informasi

pembangunan peternakan ;

b. menyusun dan mendokumentasikan data dan laporan

peternakan;

c. melaksanakan pelayanan kebutuhan informasi pembangunan

peternakan kepada masyarakat;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program.

Bagian Kelima

Sub Dinas Kesehatan Hewan

Pasal 16

Sub Dinas Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan pedoman dan fasilitasi terhadap pengamatan,

penanggulangan, pemberantasan penyakit hewan, pengujian dan

pengawasan obat-obatan, kesehatan bahan asal hewan dan hasil

bahan asal hewan serta pengaruhnya terhadap kesehatan

masyarakat.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 10

Pasal 17

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 16, Sub Dinas Kesehatan Hevvan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan fasilitasi pengamatan penyakit hewan dan

pelayanan medik veteriner ;

b. pemberian bimbingan dalam penanggulangan dan

pemberantasan penyakit hewan ;

c. pengawasan dan pengujian kesehatan bahan asal hewan dan

hasil bahan asal hewan ;

d. pelaksanaan fasilitasi pelayanan perizinan, pengujian dan

pengawasan obat hewan dan residu ;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 18

(1) Sub Dinas Kesehatan Hewan terdiri atas :

a. Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dari Pelayanan medik

veteriner;

b. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan;

c. Seksi Kesehatan masyarakat veteriner;

d. Seksi Pengawasan Obat Hewan dan residu.

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas

Kesehatan Hewan.

Pasal 19

(1) Seksi pengamiitan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik

Veteriner mempunyai tugas :

a. melaksanakan pengamatan, penyidikan dan pemetaan

penyakit hewan lintas Kabupaten/kota ;

b. melaksanakan perizinan dan pengawasan terhadap semua

bentuk pelayanan medik veteriner;

c. menetapkan standar teknis rumah sakit hewan dan satuan

pelayanan peternakan terpadu;

d. melaksanakan tugas-tugas Inin yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Kesehalan Hewan. ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 11

(2) Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan

mempunyai tugas :

a. melaksanakan program pencegahan penyakit hewan menular

lintas Kabupaten/Kota ;

b. melaksanakan tindak pemberantasan dan penanggulangan

penyakit hewan;

c. melaksanakan pengendalian wabah penyakit hewan menular

lintas Kabupaten/kota;

d. melaksanakan pengawasan penyakit-penyakit

anthropozoonosis;

e. melakukan pengawasan kesehatan lalu lintas hewan antar

Propinsi ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Kesehatan Hewan ;

(3) Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner merapunyai tugas :

a. melaksanakan pengendalian tindak karantina hewan ekspor,

impor dan antar pulau;

b. mengawasi lain lintas ternak antar Propinsi;

c. melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan

terhadap sanitasi peternakan, tempat penampungan ternak,

hasil ternak dan produk asal ternak;

d. melaksanakan pengendalian dan pengawasan Rumah Potong

Hewan dan pemotongan hewan betina produktif;

e. menetapkan standar teknis Rumah Potong Hewan;

f. melaksanakan pengawasan peredaran dan sertifikasi bahan

asal hewan dan hasil bahan asal hewan ;

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Kesehatan Hewan.

(4) Seksi Pengawasan Obat Hewan dan Residu mempunyai tugas :

a. mengawasi peredaran obat hewan dan vaksin di tingkat

importir, distributor dan grosir;

b. melaksanakan pengujian obat hewan yang beredar;

c. melaksanakan pengawasan lintas Kabupaten/Kota terhadap

peredaran produk hewan yang mengandung residu bahan

kimia;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 12

d. melaksanakan pengujian residu terhadap semua produk

hewan yang beredar dan akan dikonsumsi masyarakat;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Kesehatan Hewan.

Bagian Keenam

Sub Dinas Budidaya dan Pengembangan Ternak

Pasal 20

Sub Dinas Budidaya dan Pengembangan Ternak mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan peningkatan produksi ternak, mutu bibit

ternak, dan pengolahan hasil ternak serta pengembangan dan

teknologi peternakan.

Pasal 21

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 20, Sub Dinas Budidaya dan Pengembangan Ternak

mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan pembinaan dalam usaha peningkatan produksi

ternak, terutama dalam peningkatan mutu bibit ternak;

b. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan dalam

rangka peningkatan mutu makanan ternak;

c. elaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan pengolahan

hasil ternak;

d. pelaksanaan perencanaan, pengadaan, penyebaran dan

bimbingan pengembangan peternakan.dan teknologi

peternakan;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain ynng diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 22

(1) Sub Dinas Budidaya dan Pengembangan Ternak terdiri atas :

a. Seksi Pembibitan Ternak;

b. Seksi Pengembangan Kawasan Peternakan;

c. Seksi Pakan dan Teknologi Peternakan;

d. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 13

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas

Budidaya dan Pengembangan Ternak.

Pasal 23

(1) Seksi Pembibitan ternak mempunyai tugas :

a. menetapkan standar bibit ternak ;

b. mengatur sistem pengembangbiakan (breeding system) dan

penyebaran ternak serta melestarikan plasma nutfah ;

c. memberikan izin pemasukan dan pengeluaran bibit ternak lintas

Kabupaten/Kota ;

d. melaksanakan bimbingan produksi bibit dan peningkatan mutu

genetik ternak;

e. melaksanakan pengawasan dan pengembangan serta

budidaya aneka ternak;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Budidaya dan Pengembangan Ternak ;

(2) Seksi Pengembangan Kawasan peternakan mempunyai tugas :

a. merumuskan sistem dan pola pengembangan kawasan

peternakan lintas Kabupaten/Kota;

b. menetapkan kawasan peternakan terpadu berdasarkan

kesepakatan antar Kabupaten/Kota;

c. melaksanakan bimbingan dan pengembangan kawasan

peternakan;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Budidaya dan Pengembangan Ternak ;

(3) Seksi Pakan dan Teknologi Peternakan mempunyai tugas :

a. melaksanakan bimbingan penerapan teknologi peternakan ;

b. melaksanakan kajian, pengenalan dan pengembangan

teknologi tepat guna peternakan ;

c. melaksanakan uji lapangan dan rekayasa pengembangan

teknologi terapan peternakan ;

d. melaksanakan Pemantauan dan menyiapkan evaluasi

produksi, pengadaan, peredaran dan penggunaan pakan

ternak;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 14

e. melaksanakan kajian dan pengujian kualitas pakan ternak yang

beredar;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Budidaya dan Pengembangan ternak ;

(4) Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak mempunyai

tugas :

a. merencanakan, melaksanakan penyebaran dan

pengembangan ternak

b. mengadakan koordinasi penyebaran dan pengembangan

ternak;

c. melaksanakan evaluasi dan pelaporan penyebaran dan

pengembangan ternak ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Budidaya dan Pengembangan Ternak.

Bagian Ketujuh

Sub Dinas Bina Usaha

Pasal 24

Sub Dinas Bina Usaha mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi

permodalan, pengembangan pelayanan perusahaan peternakan dan

kemitraan serta penataan bina usaha peternakan.

Pasal 25

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24, Sub Dinas Bina Usaha mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja permodalan, pengembangan

pelayanan peternak, kemitraan dan pengolahan agroindustri

hasiI peternakan ;

b. penyusunan standarisasi perizinan usaha peternakan,

pengelolaan lingkungan dan teknologi pasca panen ;

c. pelaksanaan pemantauan harga pasar dan

pengembangan agribisnis ;

d. pengawasan dan pengendalian perizinan usaha

peternakan, kemitraan, pengelolaan lingkungan, promosi dan

teknologi pascapanen;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 15

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 26

(1) Sub Dinas Bina Usaha terdiri atnas :

a. Seksi Sumberdaya

b. Seksi Pelayanan Usaha, Pengolahan Hasil dan Pemasaran ;

c. Seksi Penataan Kelembagaan Peternakan ;

d. Seksi Agribisnis ;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertan^v,ung jawab kepada Kepala Sub

Dinas Bina Usaha.

Pasal 27

(1) Seksi Sumberdaya mempunyai tugas :

a. menyusun pedoman Unit Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan

Unit Pemantauan Lingkungan (UPL);

b. melaksanakan fasilitasi terhadap tata guna dan pemanfaatan

lahan usaha peternakan ;

c. mengadakan pengawasan dan pemantauan ketenagakerjaan,

perkreditan dan investasi permodaian usaha peternakan;

d. melaksanakan fasilitasi pemanfaatan sarana usaha

peternakan;

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Bina Usaha;

(2) Seksi Pelayanan Usaha, Pengolahan Hasil dan Pemasaran

mempunyai tugas ;

a. melaksanakan pengawasan dan pemberian izin usaha

peternakan ;

b. melaksanakan pemantauan tata niaga ternak antar propinsi;

c. melaksanakan fasilitasi dan standarisasi pengolahan hasil

peternakan, teknologi pasca panen dan peningkatan

ketrampilan peternak ;

d. melaksanakan promosi ternak unggulan dan hasil peternakan

serta penyebaran informassi harga pasar;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 16

e. melaksanakan pengawasan mutu hasil peternakan ;

f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Bina Usaha ;

(3) Seksi Penataan Bina Usaha Peternakan mempunyai tugas :

a. melaksanakan penataan dan pengembangan kelompok tani

ternak dan asosiasi peternakan ;

b. melaksanakan pengembangan swadaya peternak ;

c. melaksanakan pengawasan dan evaluasi kinerja hasil kerja

sama kelembagaan peternakan antar Kabupaten/Kota,

Propinsi dan Negara;

d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Bina Usaha ;

(4) Seksi Agribisnis Peternakan mempunyai tugas :

a. melaksanakan fasilitasi manajemen usaha tani ternak;

b. melaksanakan penataan dan pengembangan agribisnis

dibidang peternakan lintas Kabupaten/Kota ;

c. melaksanakan fasilitasi pengembangan kemitraan usaha

peternakan dan usaha agribisnis ;

d. melaksanakan fasilitasi kepada peternak/kelompok tani

ternak dalam mengembangkan agroindustri peternakan;

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Bina Usaha.

Bagian Kedelapan

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 28

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas teknis Dinas Peternakan sesuai bidang keahlian dan

kebutuhan.

Pasal 29

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28, terdiri atas sejumlah pegawai dalam jenjang Jabatan

Fungsional yang terbagi dalam beibagai kelompok sesuai dengan

bidang keahliannya ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 17

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang

ditunjuk oleh Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas ;

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja ;

(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

Bagian Kesembilan

Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pasal 30

Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana Dinas dalam

melaksanakan fungsi pelayanan di bidang peternakan sebagaimana

telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur

Nomor 19 Tahun 2000 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas

Peternakan Propinsi Jawa Timur.

B A B IV

TATA KERJA

Pasal 31

Semua unit kerja dilingkungan Dinas Peternakan dalam

melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi.

Pasal 32

(1) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas Peternakan

berkewajiban memimpin bawahannya masing-masing dan

memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas

bawahan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 18

(2) Setiap pimpinan unit kerja dilingkungan Dinas Peternakan wajib

menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada

atasannya;

(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari

bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan

penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk kepada bawahannya;

(4) Setiap laporan disampaikan kepada pejabat lain yang secara

fungsional mempunyai hubungan kerja.

Pasal 33

(1) Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada

bawahan setiap pimpinan unit kerja mengadakan rapat berkala ;

(2) Setiap pimpinan unit kerja wajib mengawasi bawahannya dan

mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B A B V

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN

Pasal 34

(1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan

oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat

atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku ;

(2) Kepala Bagian dan Kepala Sub Dinas, Kepala UPTD, Kepala Sub

bagian, Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur

dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Kepala

Dinas melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangnn yang berlaku.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 19

BAR VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan

sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tidak

terpisahkan dari peraturan Daerah ini

Pasal 36

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Propinsi

Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 5 Tahun 1979 junctis Nomor 27

Tahun 1981 dan Nomor 16 Tahun 1991 tentang Dinas Peternakan

Daerah Propinsi Jawa Timur dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 37

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang

mengenni pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.

Pasal 38

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam

Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 18 Desember 2000

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd.

IMAM UTOMO. S

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 20

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 2 Januari

2001 Nomor 3 Tahun 2001 Seri D.

A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR

Sekretaris Daerah

ttd.

Drs. SOENARJO, MSi

Pembina Utama Madya

NIP 510 040 479

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 21

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR : 29 TAHUN 2000

TANGGAL : 18 DESEMBER 2000

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 22

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PETERNAKAN

PROPINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR 29 TAHUN 2000

TENTANG

DINAS PETERNAKAN PROPINSI JAWA TIMUR

I. PENJELASAN UMUM

Dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 5 Tahun

1979 tentang Dinas Peternakan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, yang

selanjutnya dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 16

Tahun 1991 tentang Dinas Peternakan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur telah

diadakan penyempurnaan dalam bentuk penambahan dan pengurangan Sub Dinas dan

Seksi-seksi serta Sub Bagian sehingga lengkapnya Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Peternakan Daerah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Timur.

Sehubungan dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 lentang

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, Kewenangan

Propinsi sebagai Daerah Otonom meliputi penyelenggaraan kewenangan pemerintahan

otonom yang beisifat lintas Kabupaten/Kota dan kewenangan pemerintahan bidang lainnya,

sedangkan kewenangan Propinsi sebagai wilayah administrasi merupakan pelaksanaan

kewenangan Pemerintah yang didekonsentrasikan kepada Gubernur. Untuk kewenangan

pemerintahan bidang lainnya di bidang peteniakan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat

(5) angka 1 terdiri atas :

a. Penetapan standar pelayanan minimal dalam bidang pertanian yang wajib

dilaksanakan Kabupaten/Kota ;

b. Penetapan standar pembibilan/perbenihan pertanian ;

c. Penetapan standar teknis Rumah Potong, Rumah Sakit Hewan dan satuan

pelayanan petenakan terpadu ;

d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, aparat pertanian

teknis fungsional, ketrampilan dan diklat kejuruan tingkat menengah ;

e. Promosi ekspor komoditas pertanian unggulan daerah propinsi;

f. Penyediaan dukungan kerjasama antar Kabupaten dalam bidang pertanian ;

g. Pengaturan dan pelaksana penanggulangan wabah hama penyakit di bidang pertanian

lintas Kabupaten/Kota ;

h. Pengaturan penggunaan bibit pertanian ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

i. Penetapan kawasan pertanian terpadu berdasarkan kesepakatan dengan

Kabupaten/Kota

j. Pelaksanaan penyelidikan penyakil di bidang portanian lintas Kabupaten/Kota ;

k. Penyediaan dukungan pengendalian eradikasi organisme pengganggu tumbuhan

hama dan penyakit di bidang pertanian ;

l. Pemanlauan, peramalan dan pengendalian serta penanggulangan eksplosi

organisme pengganggu tumbuhan dan penyakit di bidang pertanian.

Dengan bertambahnya beban dan kewenangan sebagaimana diatas maka perlu

dliadakan penataan kembali organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Propinsi Jawa

Timur dengan menuangkannya dalam suatu Peraturan Daerah Propinsi JawaTimur.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal I sampai dengan 14 : Cukup jelas

Pasal 15 aval (1) huruf a :

sampai dengan c

huruf d :

huruf c :

ayat (2) sampai :

dengan(4)

Pasal 16 sampai dengan 22 :

Pasal 23 ayat (1) huruf a :

huruf b sampai :

dengan f

ayat (2) :

ayat (3) buruf a :

dan b

Cukup jelas

Yang dimaksud peta potensi peternakan adalah peta yang

memuat populasi ternak seluruh komoditi, data pengeluaran

dan pemasukan ternak, produksi hasil ternak.

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas.

Yang dimaksud bibit ternak adalah yang meliputi telur tetas,

semen, embrio dan ternak bibit.

Cukup jelas.

Cukup jelas

Cukup jelas

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2

huruf c :

huruf d :

sampai dengan f

ayat (4) :

Pasal 24 sampai dengan 26 :

Pasal 27 ayat (1) dan (2) :

ayat (3) huruf a :

huruf b :

huruf c dan sampai

dengan f

ayat (4) huruf a :

huruf b

huruf c :

dan d

pasal 28 sampai dengan 38

Yang dimaksud melaksanakan fasilitasi rekayasa dan

pengembangan tehnologi terapan, pakan serta alat dan mesin

adalah melaksanakan pengembangan tehnologi yang dikaji

Iembaga penelitian yang dapat diterapkan oleh peternak dan

melaksanakan penyederhanaan alat dan mesin dengan cara

kerjasama dengan perguruan tinggi/balai sehingga dapat

digunakan oleh peternak.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan melaksanakan pengembangan

swadaya peternak adalah semua kegiatan yang menyangkut

pengembangan kelembagaan peternak, pemupukan modal

dan pengembangan usaha yang berkaitan dengan agrobisnis.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimasksud agrobisnis peternakan adalah semua

aktifitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana

produksi-produksi yang dihasilkan oleh usaha tani dan

agroindustri yang saling terkait satu sama lain.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3