pemerintah kabupaten parigi...

43
PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005 1 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mengendalikan pembangunan agar sesuai dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang; b. bahwa agar bangunan gedung dapat menjamin keselamatan penghuni dan lingkungannya harus diselenggarakan secara tertib, diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung; c. bahwa agar bangunan gedung dapat terselenggara secara tertib dan terwujud sesuai dengan fungsinya, diperlukan peran masyarakat dan upaya pembinaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung; 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

Upload: phamquynh

Post on 19-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

1 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

NOMOR 4 TAHUN 2005

TENTANG

BANGUNAN GEDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PARIGI MOUTONG,

Menimbang :

Mengingat :

a. bahwa untuk mengendalikan pembangunan agar sesuai

dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu

dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang;

b. bahwa agar bangunan gedung dapat menjamin keselamatan

penghuni dan lingkungannya harus diselenggarakan secara

tertib, diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta

dipenuhinya persyaratan administrasi dan teknis bangunan

gedung;

c. bahwa agar bangunan gedung dapat terselenggara secara

tertib dan terwujud sesuai dengan fungsinya, diperlukan

peran masyarakat dan upaya pembinaan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk

Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung;

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

2 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3186);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981

Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah

Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985

Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3318);

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan

Dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3469);

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar

Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3470);

7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3501);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3699);

9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3833);

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

3 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Parigi Moutong Di Provinsi

Sulawesi Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2002 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4185);

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4247);

12. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437);

14. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4438);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3258);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin

Usaha Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1987 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3352);

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

4 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

17. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha

Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3955);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3957);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993

tentang Izin Mendirikan Bangunan Dan Undang-Undang

Gangguan Bagi Perusahaan Industri;

20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 66/PRT/1993

tentang Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam

Rangka Penanaman Modal;

21. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441/KPTS/1998

tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

22. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468/KPTS/1998

tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan

Gedung Dan Lingkungan;

23. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000

tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya

Kebakaran Pada Bangunan Gedung;

24. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000

tentang Ketentuan Teknis Manajemen Terhadap Bahaya

Kebakaran Di Perkotaan;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Parigi Moutong Nomor 1 Tahun

2004 tentang Kewenangan Kabupaten Parigi Moutong

Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Tahun 2004

Nomor 4 Seri E Nomor 3).

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

5 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

dan

BUPATI PARIGI MOUTONG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah yang dimaksud dengan :

1. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalah Kesatuan masyarakat

umum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai Unsur

Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong.

4. Kabupaten adalah Kabupaten Parigi Moutong.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Parigi Moutong yang selanjutnya

disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah.

6. Dinas adalah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Parigi

Moutong.

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah

Kabupaten Parigi Moutong.

8. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan atau

melayang dalam suatu lingkungan secara tetap sebagian atau seluruhnya

terletak diatas atau dibawah permukaan tanah dan atau perairan yang berupa

bangunan gedung dan atau bukan gedung .

9. Bangunan Gedung Negara adalah Bangunan Gedung untuk keperluan dinas

yang menjadi atau akan menjadi kekayaan Negara dan dibangun dengan dana

yang bersumber dari APBN atau APBD atau sumber pembiayaan lainnya yang

diatur sesuai peraturan yang berlaku .

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

6 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

10. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukanya, sebagian atau seluruhnya berada di

atas dan/atau di dalam tanah dan/atau perairan yang berfungsi sebagai

tempat manusia melakukan kegiatan baik untuk hunian atau tempat tinggal,

kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya

maupun kegiatan khusus .

11. Bangunan Permanen adalah bangunan yang didalam peninjauannya dari segi

konstruksi dan umur bangunan tersebut dapat dipergunakan atau dinyatakan

lebih dari 15 (lima belas) tahun.

12. Bangunan Semi Permanen adalah bangunan yang dalam peninjauannya dari

segi konstruksi dan umur bangunan tersebut dapat dipergunakan atau

dinyatakan antara 5 (lima) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun.

13. Bangunan Sementara/Darurat adalah bangunan yang dalam peninjauannya

dari segi konstruksi dan umur bangunan tersebut dapat dipergunakan atau

dinyatakan kurang dari 5 (lima) tahun .

14. Kapling/Pekarangan adalah suatu perpetakan tanah, yang menurut

pertimbangan pemerintah Propinsi/Kabupaten Parigi Moutong dapat

dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan .

15. Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya

atau sebagian termaksud pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan

tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan .

16. Merubah Bangunan adalah pekerjaan mengganti dan/atau menambah bagian

bangunan yang ada termasuk pekerjaan membongkar yang berhubungan

dengan pekerjaan mengganti dan/ atau menambah bagian bangunan tersebut .

17. Merobohkan Bangunan adalah pekerjaan meniadakan sebagian atau seluruh

bagian bangunan ditinjau dari segi fungsi bangunan dan/atau konstruksi .

18. Garis Sempadan adalah garis pada halaman pekarangan perumahan yang

ditarik sejajar dengan garis as jalan, tepi sungai atau as pagar, dan merupakan

batas antara kapling/pekarangan yang tidak dibolehkan dibangun bangunan .

19. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah bilangan pokok atas perbandingan

antara luas lantai dasar bangunan dengan luas kapling/pekarangan .

20. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah bilangan pokok atas perbandingan

antara luas keseluruhan lantai bangunan dengan luas kapling/pekarangan .

21. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah bilangan pokok atas perbandingan antara

luas daerah hijau dengan luas kapling/pekarangan.

22. Daerah Hijau Bangunan adalah Ruang Terbuka pada bangunan yang

dimanfatkan untuk penghijauan.

23. Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari permukaan tanah, dimana

bangunan tersebut didirikan, sampai dengan titik puncak bangunan .

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

7 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

24. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah Izin yang diberikan dalam mendirikan

bangunan.

25. Izin Perubahan Bangunan (IPB) adalah Izin yang diberikan untuk mengubah

bangunan sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB.

26. Izin Penghapusan Bangunan (IHB) adalah Izin yang diberikan untuk

menghapus/ merobohkan bangunan secara total baik secara fisik maupun

secara fungsi, sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB.

27. Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan beserta sarana

dan prasarananya agar selalu layak fungsi.

28. Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan atau mengganti bagian

bangunan, komponen, bahan bangunan dan atau sarana dan prasarana agar

bangunan tersebut tetap layak fungsi .

29. Pelestarian adalah kegiatan perawatan, pemugaran serta pemeliharaan

bangunan dan lingkungannya untuk mengembalikan keandalan tersebut

sesuai dengan aslinya menurut periode yang ditetapkan.

30. Pengkaji Teknis adalah orang perorangan, atau badan hukum yang mempunyai

sertifikat keahlian untuk melaksanakan pengkajian teknis atas kelayakan

fungsi bangunan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

31. Prasarana dan Sarana Bangunan Gedung adalah fasilitas kelengkapan didalam

dan diluar bangunan gedung yang mendukung pemenuhan terselenggaranya

fungsi bangunan gedung tersebut .

32. Pengguna Bangunan adalah pemilik bangunan gedung dan atau bukan pemilik

bangunan gedung berdasarkan kesepakatan dengan pemilik bangunan gedung

yang menggunakan dan atau mengelola bangunan gedung atau bagian

bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.

33. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, badan, kelompok dan lembaga atau

organisasi yang kegiatannnya dibidang bangunan gedung termasuk

masyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yang berkepentingan dengan

penyelengaraan bangunan gedung.

34. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan

mengolah data atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan,

pemenuhan kewajiban berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

35. Penyidikan Tindak Pidana adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk

mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang

tindak pidana yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

8 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

BAB II

AZAS, TUJUAN DAN LINGKUP BANGUNAN GEDUNG

Pasal 2

Untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung yang akan atau

dilaksanakan di daerah Kabupaten adalah berlandaskan pada asas pemanfaatan,

keselamatan, keseimbangan, keserasian, serta kesinambungan bangunan gedung

dengan tata wilayah lingkungannya.

Pasal 3

Tujuan bangunan gedung adalah :

a. untuk mewujudkan bangunan gedung yang berfungsi sesuai dengan tata

bangunan gedung yang serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungannya;

b. untuk mewujudkan ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung yang

terjamin keandalan teknis bangunannya dari aspek keselamatan, kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan, serta efisien dalam penggunaan sumberdaya

sesuai dengan tata lingkungannya;

c. untuk mewujudkan kepastian hukum di dalam pelaksanaan dan

penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung.

Pasal 4

Di dalam penyelenggaraan pengaturan tentang bangunan gedung di Kabupaten ini

adalah juga meliputi beberapa aspek diantaranya penyelenggaraan, persyaratan,

peran masyarakat, pembinaan sanksi hukum serta hal lain yang menyangkut

keselamatan dan kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bangunan yang

dimaksud.

BAB III

FUNGSI, KLASIFIKASI DAN PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG

Pasal 5

Fungsi bangunan gedung adalah sebagai berikut :

a. sebagai fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi

khusus;

b. hunian meliputi tempat tinggal, bangunan tinggal utama, rumah tinggal deret,

rumah susun, serta rumah tinggal sementara;

c. fungsi keagamaan adalah meliputi masjid, gereja, pura wihara, kelenteng serta

bangunan fungsi agama yang diatur berdasarkan peraturan yang berlaku;

d. bangunan dengan fungsi sosial budaya adalah untuk pendidikan,

kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium dan pelayanan umum lainnya;

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

9 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

e. bangunan dengan fungsi usaha adalah perdagangan, perindustrian, perhotelan

wisata, rekreasi, terminal dan usaha lainnya sesuai peruntukannya;

f. bangunan dengan fungsi khusus adalah instalasi pertahanan, keamanan

Negara, reactor nuklir serta yang diputuskan oleh kebijakan tertentu untuk

bangunan dimaksud;

g. perubahan fungsi yang ditetapkan harus mendapat persetujuan dan penetapan

kembali oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 6

Klasifikasi bangunan gedung terdiri dari :

a. Menurut fungsinya, bangunan di wilayah Kabupaten Parigi Moutong

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. bangunan Rumah Tinggal dan semacamnya;

2. bangunan Pelayanan Umum;

3. bangunan Perdagangan dan Jasa;

4. bangunan Industri;

5. bangunan Pergudangan;

6. bangunan Perkantoran;

7. bangunan Transportasi;

8. bangunan Khusus;

9. bangunan Keagamaan.

b. Menurut umurnya, bangunan dalam wilayah Kabupaten, diklasifikasikan atas

1. bangunan permanent;

2. bangunan semi permanen;

3. bangunan sementara.

c. Menurut wilayahnya bangunan dalam wilayah Kabupaten, diklasifikasikan atas

1. bangunan di kawasan Perkotaan;

2. bangunan di kawasan Pedesaan;

3. bangunan di Kawasan Khusus / Tertentu.

d. Menurut Lokasinya bangunan dalam wilayah Kabupaten, diklasfisikasikan atas

1. bangunan di tepi jalan arteri;

2. bangunan di tepi jalan kolektor;

3. bangunan di tepi jalan antar lingkungan (lokal);

4. bangunan di tepi jalan lingkungan;

5. bangunan di tepi jalan desa;

6. bangunan di tepi jalan setapak.

e. Menurut ketinggiannya, bangunan dalam wilayah Kabupaten, diklasfisikasikan

atas

1. bangunan bertingkat rendah (Satu sampai dengan Dua Lantai);

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

10 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

2. bangunan bertingkat sedang (Tiga sampai dengan Lima Lantai);

3. bangunan bertingkat tinggi (Enam Lantai keatas).

f. Menurut luasnya, bangunan dalam wilayah Kabupaten, diklasfisikasikan atas

1. bangunan dengan luas kurang dari 100 M²;

2. bangunan dengan luas antara 100 - 500 M²;

3. bangunan dengan luas antara 500 - 1000 M²;

4. bangunan dengan luas diatas 1000 M².

g. Menurut statusnya, bangunan dalam wilayah Kabupaten, diklasfisikasikan

atas

1. bangunan Pemerintah;

2. bangunan Swasta.

Pasal 7

(1) Setiap orang, badan/lembaga sebelum membangun bangunan gedung di

wilayah Kabupaten, diharuskan memiliki IMB dari Bupati.

(2) Setiap orang, badan/lembaga sebelum merubah bangunan gedung di wilayah

Kabupaten, diharuskan memiliki IPB dari Bupati.

(3) Setiap orang, badan/lembaga sebelum merobohkan bangunan gedung di

wilayah Kabupaten, diharuskan memiliki IHB dari Bupati.

BAB IV

PERSYARATAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Bagian Pertama

Persyaratan Umum

Pasal 8

(1) Setiap bangunan harus memenuhi persyaratan teknis, persyaratan

lingkungan, persyaratan hukum dan administrasi agar bangunan dapat

dimanfaatkan sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan .

(2) Fungsi bangunan yang didirikan harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang

telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang .

(3) Perletakan bangunan pada lokasi harus di gambar dalam gambar situasi .

(4) Gambar situasi bangunan yang telah disetujui Dinas menjadi kelengkapan

IMB .

(5) Gambar situasi perletakan bangunan memuat penjelasan tentang :

a. bentuk Kapling/Pekarangan yang sesuai dengan Peta Badan Pertanahan

Nasional;

b. fungsi bangunan;

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

11 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

c. nama jalan menuju kapling dan sekeliling kapling;

d. peruntukan bangunan sekeliling kapling;

e. letak bangunan di atas kapling;

f. koefisien hijau bangunan;

g. koefisien dasar bangunan;

h. garis sempadan bangunan;

i. arah angin rata-rata;

j. skala gambar.

Bagian Kedua

Persyaratan Bangunan

Paragraf 1

Garis Sempadan

Pasal 9

(1) Garis Sempadan Pondasi Bangunan terluar yang sejajar dengan as jalan

(rencana jalan)/ tepi sungai/tepi pantai ditentukan berdasarkan lebar

jalan/rencana jalan lebar sungai/ kondisi pantai, fungsi jalan dan peruntukan

kapling/kawasan .

(2) Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), apabila tidak ditentukan lain adalah setengah lebar daerah milik

jalan (DMJ) dihitung dari tepi jalan/pagar .

(3) Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), untuk daerah pantai apabila tidak ditentukan lain adalah 100 meter

dari garis pasang tertinggi pada pantai yang bersangkutan .

(4) Untuk lebar jalan/sungai yang kurang dari 5 meter, letak garis sempadan

adalah 2,5 meter dihitung dari tepi jalan/sungai.

(5) Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar pada bagian samping yang

berbatasan dengan tetangga apabila tidak ditentukan lain adalah minimal 2

meter dari batas kapling, atau atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang

saling berbatasan .

(6) Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar pada bagian belakang yang

berbatasan dengan tetangga apabila tidak ditentukan lain adalah minimal 2

meter dari batas kapling, atau dasar kesepakatan dengan tetangga yang saling

berbatasan.

Pasal 10

(1) Garis Sempadan Pagar terluar yang berbatasan dengan jalan ditentukan

berhimpit dengan batas terluar milik jalan.

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

12 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(2) Garis Pagar disudut persimpangan jalan ditentukan dengan

serongan/tikungan atas dasar fungsi dan peranan jalan.

(3) Tiang pagar yang berbatasan dengan jalan ditentukan maksimum 1,5 meter

dari permukaan halaman/trotoar dengan bentuk transparan atau tembus

pandang dan tidak membahayakan

Pasal 11

(1) Garis sempadan jalan masuk ke kapling apabila tidak ditentukan lain adalah

berhimpit dengan batas terluar garis pagar.

(2) Pembuatan jalan masuk harus mendapat Izin dari Kepala Dinas.

Pasal 12

(1) Teras/Balkon tidak dibenarkan diberi dinding sebagai ruang tertutup.

(2) Balkon bangunan tidak dibenarkan mengarah/menghadap ke kapling

tetangga.

(3) Garis terluar balkon bangunan tidak dibenarkan melewati batas pekarangan

yang berbatasan dengan tetangga.

Pasal 13

(1) Garis terluar suatu tritis/overstock yang menghadap ke arah tetangga tidak

dibenarkan melewati batas pekarangan yang berbatasan dengan tetangga.

(2) Apabila garis sempadan bangunan yang ditetapkan berhimpit dengan garis

sempadan pagar, cucuran atap suatu tritis/overstock harus diberi talang dan

pipa talang harus disalurkan sampai ke tanah.

(3) Dilarang menempatkan lubang angin/ventilasi/jendela pada dinding yang

berbatasan dengan tetangga.

Paragraf 2

Garis Sempadan Pantai / Danau / Sungai

Pasal 14

(1) Garis sempadan untuk bangunan gedung yang dibangun ditepi

pantai/danau/sungai, apabila tidak ditetapkan lain adalah sebesar 100 meter

dari garis pasang tertinggi untuk bangunan gedung di tepi pantai, dan 50

meter untuk bangunan gedung di tepi danau/ sungai.

(2) Untuk bangunan dan kawasan tertentu besarnya garis sempadan

pantai/danau/sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

peraturan Bupati setelah mendapat pertimbangan dari para ahli.

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

13 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Paragraf 3

Jarak Antara Bangunan

Pasal 15

(1) Jarak antara masa/blok bangunan satu lantai ujung yang satu dengan

lainnya dalam satu kapling atau antara kapling minimum 4 meter .

(2) Setiap bangunan umum harus mempunyai jarak masa/blok bangunan

dengan bangunan di sekitarnya minimum 6 meter dan 3 meter dengan batas

kapling .

(3) Untuk bangunan bertingkat, setiap kenaikan satu lantai jarak antara

masa/blok bangunan yang satu dengan yang lainnya di tambah dengan 0,5

meter .

(4) Untuk bangunan tertentu, ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(1), ayat (2), dan ayat (3) dikecualikan.

Paragraf 4

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Pasal 16

(1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian

lingkungan/resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya

kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan,

keselamatan dan kenyamanan bangunan .

(2) Ketentuan besarnya KDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan

dengan Rencana Tata Ruang Daerah atau sesuai dengan ketentuan Per Undang-

undangan .

(3) Setiap bangunan umum, apabila tidak ditentukan lain, ditetapkan KDB

maksimum 60 % (enam puluh perseratus).

(4) Setiap bangunan gedung yang dibangun dan dimanfaatkan harus memenuhi

kepadatan bangunan yang diatur dalam KDB sesuai yang ditetapkan untuk lokasi

yang bersangkutan.

Paragraf 5

Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Pasal 17

(1) Koefisien Lantai Banguinan (KLB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian

lingkungan/resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya

kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi bangunan, keselamatan dan

kenyamanan umum .

(2) Ketentuan besarnya KLB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan

dengan Rencana Tata Ruang Daerah atau sesuai dengan ketentuan Perundang-

undangan .

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

14 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Paragraf 6

Koefisien Daerah Hijau (KDH)

Pasal 18

(1) Koefisien Daerah Hijau (KDH) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian

lingkungan/ resapan air permukaan tanah .

(2) Ketentuan besarnya KDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan

dengan rencana tata ruang daerah atau sesuai dengan ketentuan Perundang-

undangan.

(3) Setiap bangunan umum, apabila tidak ditentukan lain, ditetapkan KDH

maksimum 30 % (tiga puluh perseratus).

Paragraf 7

Ketinggian Bangunan

Pasal 19

(1) Ketinggian bangunan ditentukan sesuai dengan rencana tata ruang.

(2) Untuk masing-masing lokasi yang belum dibuat tata ruangnya, ketinggian

maksimum bangunan ditetapkan oleh Kepala Dinas dengan

mempertimbangkan lebar jalan, fungsi bangunan, keselamatan bangunan,

serta keserasian dengan lingkungan.

(3) Ketinggian bangunan deret maksimum 4 (empat) lantai dan selebihnya harus

berjarak dengan persil tetangga minimal 5 (lima) m2.

Bagian Ketiga

Persyaratan Lingkungan

Paragraf 1

Keserasian Lingkungan

Pasal 20

(1) Setiap bangunan tidak diperbolehkan menghalangi pandangan lalu lintas.

(2) Setiap bangunan langsung atau tidak langsung tidak diperbolehkan

mengganggu atau menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan umum,

keseimbangan/pelestarian lingkungan dan kesehatan lingkungan.

(3) Setiap bangunan langsung atau tidak langsung tidak diperbolehkan dibangun

/ berada di atas sungai/saluran/selokan/parit pengairan.

Paragraf 2

Pengendalian Dampak Lingkungan

Pasal 21

(1) Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku bagi

bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan.

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

15 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(2) Setiap pemohon yang mengajukan permohonan mendirikan bangunan yang

mempunyai usaha atau jenis kegiatan bangunan sama atau lebih dari 5

hektar, diwajibkan untuk melengkapi persyaratan Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun

1991 pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 serta KC. 11/MENLH/3/94.

(3) Untuk kawasan industri, perhotelan, perumahan, real estate, pariwisata,

gedung bertingkat yang mempunyai ketinggian 60 meter atau lebih,

pelabuhan diwajibkan melengkapi persyaratan Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL).

(4) Bagi pemohon Izin Mendirikan Bangunan kurang dari 5 hektar dalam

mengajukan permohonannya harus disertai rekomendasi dari Dinas

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Paragraf 3

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Pasal 22

(1) Persyaratan untuk suatu kawasan lebih lanjut akan disusun dan ditetapkan

dalam RTBL.

(2) Dalam Penyusunan RTBL tersebut dapat mengikutsertakan masyarakat,

pengusaha dan para ahli sesuai dengan kondisi dan kawasan masyarakat

setempat.

(3) RTBL yang telah disusun dan ditetapkan akan ditinjau kembali setiap 3

tahun.

(4) Pemanfaatan RTBL dalam rangka meningkatkan kualitas bangunan gedung

dan lingkungan yang berkelanjutan harus sesuai dengan aspek fungsional,

ekonomi, sosial termasuk ekologi dari bangunan gedung dimaksud.

BAB V

PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN

Bagian Pertama

Persyaratan Arsitektur

Pasal 23

(1) Setiap bangunan harus mempertimbangkan perletakan ruang sesuai dengan

fungsi ruang dan hubungan ruang di dalamnya.

(2) Setiap bangunan harus mempertimbangkan faktor keindahan, kandungan

lokal, dan sosial budaya setempat.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

16 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(3) Setiap bangunan harus mempertimbangkan segi-segi pengembangan konsepsi

arsitektur bangunan tradisional, hingga secara estetika dapat mencerminkan

perwujudan corak budaya setempat.

Bagian Kedua

Persyaratan Struktur

Paragraf 1

Bangunan Satu Lantai

Pasal 24

(1) Bangunan satu lantai adalah bangunan yang berdiri langsung di atas pondasi

pada bangunan dan tidak terdapat pemanfaatan lain selain pada lantai

dasarnya.

(2) Bangunan satu lantai temporer tidak diperkenankan dibangun di pinggir jalan

utama/ arteri kota kecuali dengan Izin Bupati dan Unsur Bangunan

dinyatakan tidak lebih dari 2 (dua) tahun.

(3) Bangunan satu lantai semi permanen tidak diperkenankan dibangun di

pinggir jalan utama/arteri kota.

(4) Bangunan satu lantai semi permanen dapat diubah menjadi permanen setelah

diperiksa oleh Dinas dan dinyatakan memenuhi syarat.

Paragraf 2

Bangunan Bertingkat

Pasal 25

Yang dimaksud dengan bangunan bertingkat adalah :

b. bangunan bertingkat pemanen dengan ketinggian dua sampai lima lantai.

c. bangunan bertingkat semi permanen dengan ketinggian dua lantai.

Pasal 26

(1) Bangunan bertingkat semi permanen tidak diperkenankan dibangun di jalan

utama.

(2) Bangunan bertingkat semi permanen tidak dapat dibangun menjadi bangunan

permanen.

Paragraf 3

Bangunan Tinggi

Pasal 27

(1) Yang termasuk kelompok ini adalah Bangunan tinggi permanen dengan

jumlah lantai lebih dari 5 (lima) .

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

17 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(2) Untuk bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 8 (delapan), perencanaan

dan pelaksanaannya harus mendapat rekomendasi teknis dari Menteri

Pekerjaan Umum.

Paragraf 4

Ketahanan Konstruksi

Pasal 28

(1) Setiap bangunan harus dibangun dengan mempertimbangkan kekuatan,

kekakuan dan kestabilan dari segi struktur.

(2) Peraturan/standar tehnis yang harus dipakai ialah peraturan atau standar

tehnis yang berlaku di Indonesia yang meliputi SNI (Standar Nasional

Indonesia) tentang tata cara, spesifikasi, dan metode uji yang berkaitan

dengan bangunan gedung.

(3) Setiap bangunan dan bagian konstruksinya harus diperhitungkan terhadap

beban sendiri, beban yang dipikul, beban angin, getaran dan gaya gempa

sesuai dengan peraturan pembebanan yang berlaku.

(4) Setiap bangunan dan bagian konstruksinya yang dinyatakan mempunyai

tingkat gaya angin atau gaya gempa yang cukup besar harus direncanakan

dengan konstruksi yang sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.

(5) Setiap bangunan bertingkat lebih dari dua lantai, dalam pengajuan perIzinan

mendirikan bangunan harus menyertakan perhitungan strukturnya.

(6) Dinas yang mempunyai kewajiban dan wewenang untuk memeriksa konstruksi

bangunan yang dibangun atau akan dibangun, baik dalam rancangan

bangunannya maupun pada masa pelaksanaan pembangunan terutama untuk

ketahanan terhadap gempa.

Bagian Ketiga

Persyaratan Bahan Bangunan

Pasal 29

(1) Penggunaan bahan bangunan diupayakan semaksimal mungkin menggunakan

bahan bangunan produk dalam negeri/setempat, dengan kandungan lokal

minimal 60% (enam puluh perseratus).

(2) Penggunaan bahan bangunan harus mempertimbangkan keawetan dan kesehatan

dalam pemanfaatan bangunan.

(3) Bahan bangunan yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat teknis sesuai

dengan fungsinya seperti yang di persyaratkan dalam standard Nasional Indonesia

(SNI) tentang spesifikasi bahan bangunan yang berlaku.

(4) Penggunaan bahan bangunan yang mengandung racun atau bahan kimia yang

berbahaya, harus mendapat rekomendasi dari instansi terkait dan dilaksanakan

oleh ahlinya.

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

18 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(5) Pengecualian dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

mendapat rekomendasi dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

Bagian Keempat

Persyaratan Utilitas

Paragraf 1

Jaringan Air Bersih

Pasal 30

(1) Jenis, mutu, sifat bahan, dan peralatan instalasi air bersih harus memenuhi

standar dan ketentuan teknis yang berlaku.

(2) Pemilihan sistim dan penempatan instalasi air minum harus disesuaikan dan

aman terhadap sistim lingkungan, bangunan-bangunan lain, bagian-bagian

lain dari bangunan dan instalasi-instalasi lain sehingga tidak saling

membahayakan, menggangu dan merugikan serta memudahkan pengamatan

dan pemeliharaan.

(3) Pengadaan sumber air minum diambil dari PDAM atau sumber lain yang

dibenarkan secara resmi oleh yang berwenang.

Paragraf 2

Jaringan Air Hujan

Pasal 31

(1) Pada dasarnya air hujan harus dibuang atau dialihkan kesaluran umum kota.

(2) Jika hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memungkinkan, berhubung

belum tersedianya saluran umum kota ataupun sebab-sebab lain yang dapat

diterima oleh yang berwenang, maka pembuangan air hujan harus dilakukan

melalui proses peresapan ataupun cara-cara lain yang ditentukan oleh Dinas.

(3) Saluran Air Hujan:

a. Dalam tiap-tiap pekarangan harus dibuat saluran pembuangan air hujan.

b. Saluran dimaksud harus mempunyai ukuran cukup besar dan kemiringan

yang cukup untuk dapat mengalirkan seluruh air hujan dengan baik.

c. Air hujan yang jatuh di atas atap harus segera disalurkan ke saluran di atas

permukaan tanah dengan pipa atau saluran pasangan terbuka.

d. Saluran harus dibuat sesuai dengan Ketentuan Perundang-undangan.

Paragraf 3

Jaringan air kotor

Pasal 32

(1) Semua air kotor yang asalnya dari dapur, Kamar mandi, wc, dan tempat cuci,

pembuangan harus melalui pipa-pipa tertutup dan sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

19 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(2) Pembuangan air kotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diolah

melalui proses penyaringan sebelum dialirkan ke saluran umum.

(3) Jika hal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak memungkinkan,

berhubung belum tersedianya saluran umum ataupun sebab-sebab lain yang

dapat diterima oleh yang berwenang, maka pembuangan air hujan harus

dilakukan melalui proses peresapan ataupun cara-cara lain yang ditentukan

oleh Dinas.

(4) Letak sumur-sumur peresapan berjarak minimal 10 (sepuluh) meter dari

sumber air minum atau air bersih terdekat dan/atau tidak berada dibagian

atas kemiringan tanah terhadap letak sumber air minum atau bersih,

sepanjang tidak ada ketentuan lain yang disyaratkan atau diakibatkan oleh

suatu kondisi tanah.

Paragraf 4

Tempat Pembuangan Sampah

Pasal 33

(1) Setiap pembuangan baru dan/atau perluasan suatu bangunan yang

diperuntukkan sebagai tempat kediaman diharuskan memperlengkapi dengan

tempat atau kotak atau lubang pembuangan sampah yang ditempatkan dan

dibuat sedemikian rupa sehingga kesehatan umum terjamin.

(2) Dalam hal di daerah lingkungan perkotaan yang tersedia kotak-kotak sampah

induk, maka sampah dapat ditampung untuk diangkut oleh petugas.

(3) Dalam hal jauh dari kotak sampah induk maka sampah-sampah dapat

dibakar dengan cara-cara yang aman atau dengan cara lainnya.

Bagian Kelima

Persyaratan Kelengkapan Prasarana dan Sarana

Pasal 34

(1) Setiap bangunan harus memiliki prasarana dan sarana bangunan yanag

mencukupi agar dapat terselenggaranya fungsi bangunan yang telah di

tetapkan.

(2) Setiap bangunan umum harus memiliki kelengkapan prasarana dan sarana

bangunan yang memadai,seperti:

a. sarana pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran .

b. tempat parkir .

c. sarana transportasi vertikal .

d. sarana tata udara .

e. fasilitas penyandang cacat .

f. sarana penyelamatan.

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

20 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 35

(1) Setiap bangunan harus memiliki cara, sarana dan alat/perlengkapan

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang bersumber dari

listrik, gas, api, dan sejenisnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam:

a. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000, tentang

Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada

Bangunan Gedung dan Lingkungan.

b. Standar Nasional Indonesia (SNI).

c. Ketentuan atau Standar lain yang berlaku .

(2) Setiap Bangunan umum harus dilengkapi petunjuk secara jelas tentang:

a. Cara pencegahan dari bahaya kebakaran .

b. Cara penanggulangan bahaya kebakaran.

c. Cara penyelematan dari bahaya kebakaran.

d. Cara pendeteksian sumber kebakaran.

e. Tanda-tanda penunjuk arah jalan keluar yang jelas.

Bagian Keenam

Persyaratan Kenyamanan dan Kesehatan Dalam Bangunan

Pasal 36

(1) Setiap bangunan yang dibangun harus mempertimbangkan faktor kenyamanan

dan kesehatan bagi pengguna / penghuni yang berada di dalam dan disekitar

bangunan .

(2) Dalam merencanakan bangunan harus memperhatikan :

a. Sirkulasi udara di dalam bangunan, dan setiap ruang harus mendapatkan

udara segar yang cukup;

b. Jumlah sinar/penerangan yang cukup sesuai dengan fungsi ruangnya;

c. Tingkat kebisingan yang dapat di terima .

BAB VI

PERIZINAN DAN PENGAWASAN BANGUNAN

Bagian Pertama

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Paragraf 1

Arah Perencanaan

Pasal 37

Sebelum mengajukan permohonan IMB, pemohon harus meminta keterangan

tentang arahan perencanaan Kepada Dinas tentang rencana-rencana mendirikan

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

21 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

bangunan yang terdiri atas :

a. Jenis / Peruntukan Bangunan;

b. Luas lantai bangunan yang diIzinkan;

c. Jumlah lantai / lapis bangunan di atas / di bawah permukaan tanah yang

diizinkan;

d. Garis Sempadan yang berlaku;

e. KDB, KLB, dan KDH yang diIzinkan;

f. Persyaratan-persyaratan bangunan;

g. Persyaratan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Bangunan;

h. Hal-hal yang dipandang perlu;

Paragraf 2

Perencanaan Bangunan

Pasal 38

(1) Perencanaan bangunan rumah tinggal satu lantai dengan luas kurang dari 50

M² dapat dilakukan oleh orang yang ahli atau berpengalaman dengan tingkat

pendidikan serendah-rendahnya SLTA.

(2) Perencanaan bangunan sampai dengan dua lantai dapat dilakukan oleh orang

yang ahli dengan tingkat pendidikan serendah-rendahnya D3 (Sarjana Muda

Teknik Arsitek)

(3) Perencanaan bangunan lebih dari dua lantai atau bangunan umum atau

bangunan spesifik harus dilakukan oleh Badan Hukum yang telah mendapat

kualifikasi sesuai bidangnya.

(4) Perencana bertanggung jawab bahwa bangunan yang direncanakannya telah

memenuhi persyaratan teknis dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

(5) Ketentuan ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tidak berlaku bagi perencanaan:

a. Bangunan yang sifatnya sementara dengan syarat bahwa luas dan

tingginya tidak bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

Dinas.

b. Pekerjaan pemeliharaan / perbaikan bangunan, yaitu :

1. Memperbaiki bangunan dengan tidak mengubah konstruksi dan luas

lantai bangunan;

2. Pekerjaan memplester, memperbaiki petak bangunan dan lapis lantai

bangunan;

3. Memperbaiki penutup atap tanpa mengubah konstruksinya;

4. Memperbaiki lobang cahaya / udara tidak melebihi dari 1 M²;

5. Membuat pemisah halaman tanpa konstruksi;

6. Memperbaiki langit-langit tanpa mengubah jaringan lain;

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

22 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 39

Perencanaan bangunan terdiri atas :

a. Perencanaan Arsitektur;

b. Perencanaan Konstruksi;

c. Perencanaan Utilitas.

Paragraf 3

Tata Cara Mengajukan

Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (PIMB)

Pasal 40

(1) PIMB harus diajukan sendiri secara tertulis oleh Pemohon kepada Bupati atau

Dinas yang berwenang.

(2) Lembar isian PIMB tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur

lebih lanjut dengan Surat keputusan Bupati .

(3) PIMB harus dilampiri dengan :

a. Foto Copy Bukti Pemilikan Tanah;

b. Foto Copy KTP;

c. Foto Copy Bukti Pembayaran PBB;

d.. Satu Set Gambar Bangunan;

e. Perhitungan Struktur Untuk Bangunan Bertingkat;

f. Persetujuan atau Izin pemilik tanah untuk bangunan yang didirikan di

atas tanah yang bukan miliknya;

g. Untuk badan usaha yang bermohon harus melampirkan Bukti Tanda

Lunas Pajak (Fiskal).

Pasal 41

(1) Dinas mengadakan penelitian PIMB yang diajukan sesuai dengan syarat-syarat

administrasi bangunan gedung dan tehnis menurut ketentuan dari peraturan

yang berlaku.

(2) Dinas memberikan tanda terima PIMB apabila semua persyaratan administrasi

telah terpenuhi .

(3) Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah permohonan diterima

sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Dinas menetapkan besarnya retribusi yang

wajib dibayarkan berdasarkan ketentuan yang berlaku, atau menolak PIMB yang

diajukan karena tidak memenuhi persyaratan tehnis.

(4) Pemohon membayar retribusi berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) untuk PIMB yang memenuhi persyaratan teknik .

(5) Setelah pemohon melunasi retribusi yang telah ditetapkan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4). Dinas memberikan Izin sementara untuk melaksanakan

pembangunan fisik .

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

23 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(6) Untuk PIMB yang ditolak, harus diperbaiki mengikuti ketentuan yang berlaku

atau petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Dinas, kemudian untuk diajukan

kembali.

(7) Besarnya Retribusi akan diatur dalam Peraturan Daerah.

Paragraf 4

Keputusan Izin Mendirikan Bangunan

Pasal 42

(1) Izin Mendirikan Bangunan diberikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah

dikeluarkannya Izin Sementara .

(2) Izin Mendirikan Bangunan ditanda tangani oleh Bupati atau Dinas yang

berwenang yang ditunjuk olehnya .

(3) Izin Mendirikan Bangunan hanya berlaku kepada nama yang tercantum dalam

surat permohonan Izin Mendirikan Bangunan .

(4) Pemohon yang selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berlakunya Izin

Mendirikan Bangunan belum memulai pelaksanaan pekerjaannya maka Surat

Izin Mendirikan Bangunan batal dengan sendirinya.

(5) Perubahan nama pada Surat Izin Mendirikan bangunan dikenakan bea balik

nama sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

(6) Izin Mendirikan Bangunan dapat bersifat sementara kalau dipandang perlu

oleh Bupati dan diberikan jangka waktu selama-lamanya 1 (satu) tahun .

Pasal 43

Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (PIMB) ditolak apabila :

a. Bangunan yang akan didirikan dinilai tidak memenuhi persyaratan teknik

bangunan;

b. Tidak memenuhi persyaratan/ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 38

Peraturan Daerah ini tidak terpenuhi;

c. Bangunan yang akan didirikan diatas lokasi/tanah yang penggunaannya tidak

sesuai dengan rencana Kota yang sudah diterapkan dalam Rencana Umum

Tata Ruang Wilayah;

d. Bangunan mengganggu atau memperburuk lingkungan sekitarnya;

e. Bangunan akan mengganggu lalu lintas, aliran air (air hujan), cahaya atau

bangunan-bangunan yang telah ada;

f. sifat bangunan tidak sesuai dengan sekitarnya;

g. Tanah bangunan untuk kesehatan tidak mengIzinkan;

h. Rencana bangunan tersebut menyebabkan terganggunya jalan yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah;

i. Apabila adanya keberatan yang diajukan dan dibebankan oleh Pemerintah Daerah;

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

24 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

j. Apabila pada lokasi tersebut sudah ada rencana pemerintah;

k. Apabila bertentangan dengan undang-undang, Peraturan Daerah Propinsi atau

peraturan lainnya yang tingkatnya lebih tinggi dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 44

Izin mendirikan bangunan tidak diperlakukan dalam hal:

a. Membuat lubang-lubang Ventilasi, penerangan dan sebagainya yang luasnya

tidak lebih dari 1 m² dengan sisi terpanjang mendatar tidak lebih dari 2 (dua)

meter;

b. Membongkar bangunan yang menurut pertimbangan Dinas yang berwenang

tidak membahayakan;

c. Pemeliharaan/perbaikan bangunan dengan tidak merubah denah, konstruksi

maupun arsitektur dari bangunan semula;

d. Mendirikan bangunan yang tidak permanen untuk memelihara binatang jinak

atau taman-taman, dengan persyaratan :

1. Di tempatkan di halaman belakang;

2. Luas tidak melebihi 10 (sepuluh) m² dan tingginya tidak melebihi 1½

meter.

e. Membuat kolam hias, taman dan patung-patung, tiang bendera di halaman

pekarangan rumah;

f. Membongkar bangunan yang termasuk dalam kelas tidak permanent;

g. Mendirikan bangunan sementara yang pendiriannya telah memperoleh Izin

dari Bupati untuk paling lama 1 (satu) bulan;

h. Mendirikan perlengkapan bangunan yang pendiriannya telah diperoleh Izin

selama mendirikan suatu bangunan.

Pasal 45

Dilarang mendirikan, merubah dan merobohkan bangunan apabila :

a. Tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan, Izin Merubah Bangunan dan Izin

Merobohkan Bangunan;

b. Menyimpang dari ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat lebih lanjut dari Izin

mendirikan, merubah dan merobohkan bangunan;

c. Menyimpang dari rencana pembangunan yang menjadi dasar pemberian Izin

Mendirikan, Merubah dan Merobohkan bangunan;

d. Menyimpang dari peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam

peraturan daerah ini;

e. Mendirikan bangunan, Merubah bangunan dan Merobohkan bangunan di atas

tanah orang lain tanpa Izin pemiliknya atau kuasanya yang sah.

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

25 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 46

(1) Bupati dapat mencabut Surat Mendirikan, Merubah dan Merobohkan

Bangunan, apabila:

a. Dalam waktu 6 (enam) bulan setelah tanggal Izin di berikan pemegang Izin

masih belum melakukan pekerjaan yang sungguh-sungguh dan

meyakinkan;

b. Pekerjaan-pekerjaan itu terhenti selama 3 (tiga) bulan dan ternyata tidak

akan dilanjutkan;

c. Izin yang telah diberikan, kemudian ternyata di dasarkan pada

keterangan-keterangan yang keliru;

d. Pembangunan itu kemudian ternyata menyimpang dari rencana dan

syarat-syarat yang di sahkan.

(2) Pencabutan Izin Mendirikan, Merubah dan Merobohkan Bangunan diberikan

dalam bentuk Surat Keputusan Bupati kepada pemegang Izin di sertai

dengan alasan-alasannya.

(3) Sebelum keputusan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan,

pemegang Izin terlebih dahulu diberitahu dan diberi peringatan secara

tertulis dan kepadanya diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan-

keberatannya.

Pasal 47

(1) Pemohon Izin Mendirikan Bangunan wajib memberitahukan secara tertulis

kepada Dinas tentang :

a. Saat akan dimulainya pekerjaan mendirikan bangunan tersebut

sebagaimana yang tercantum dalam Izin Mendirikan Bangunan,

sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pekerjaan dimulai;

b. Saat akan dimulainya bagian-bagian pekerjaan mendirikan bangunan,

sepanjang hal itu dipersyaratkan dalam IMB, sekurang-kurangnya 24

jam sebelum bagian itu selesai di kerjakan.

(2) Pekerjaan mendirikan bangunan dalam IMB baru dapat mulai di kerjakan

setelah Dinas menetapkan garis sempadan pagar, garis sempadan bangunan,

serta ketinggian permukaan tanah pekarangan tempat bangunan akan

didirikan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam IMB .

(3) Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah diterima pemberitahuan

sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), Dinas tidak melaksanakan

tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka pemohon dapat

memulai pekerjaannya .

(4) Pekerjaan mendirikan bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan rencana

yang diajukan dan ditetapkan dalam IMB.

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

26 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 48

(1) Selama pekerjaan mendirikan bangunan dilaksanakan, pemohon IMB dapat

diwajibkan untuk menutup lokasi tempat mendirikan bangunan dengan pagar

pengaman yang mengelilingi dengan pintu rapat .

(2) Bilamana terdapat sarana kota yang mengganggu atau terkena rencana

pembangunan, maka pelaksanaan pemindahan / pengamanan harus di

kerjakan oleh pihak berwenang, atas biaya pemilik IMB.

Pasal 49

(1) Pelaksana pekerjaan mendirikan bangunan sampai dua lantai dapat

dilakukan oleh pelaksana perorangan yang ahli atau berpengalaman dengan

tingkat pendidikan serendah-rendahnya SLTA.

(2) Pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan dengan luas lebih dari 500 M²

atau bertingkat lebih dari dua lantai atau bangunan spesifik harus dilakukan

oleh pelaksana yang berbadan hukum yang memiliki kualifikasi sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Paragraf 5

Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

Pasal 50

(1) Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilakukan oleh Pengawas yang

sudah mendapat Izin .

(2) Selama pekerjaan mendirikan bangunan dilakukan, pemohon IMB diwajibkan

agar menempatkan salinan gambar IMB beserta lampirannya di lokasi

pekerjaan untuk kepentingan pemeriksaan oleh petugas.

(3) Petugas Dinas berwenang untuk :

a. Memasuki dan memeriksa tempat pelaksanaan pekerjaan mendirikan

bangunan setiap saat pada jam kerja;

b. Memeriksa apakah bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan

Persyaratan Umum Bahan Bangunan (PUBB) dan Rencana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS);

c. Memerintahkan menyingkirkan bahan bangunan yang tidak memenuhi

syarat, demikian pula alat-alat yang dianggap berbahaya serta merugikan

keselamatan/kesehatan umum;

d. Memerintahkan membongkar atau menghentikan segera pekerjaan

mendirikan bangunan, sebagian atau seluruhnya untuk sementara waktu,

apabila :

1. Pelaksanaan mendirikan bangunan menyiimpang dari Izin yang telah

diberikan atau syarat-syarat yang telah di tetapkan;

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

27 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

2. Peringatan tertulis dari Dinas tidak dipenuhi dalam jangka waktu yang

telah ditetapkan.

Paragraf 6

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 51

(1) Pelaksanaan mendirikan bangunan harus mengikuti ketentuan-ketentuan

peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku .

(2) Pemegang Izin mendirikan bangunan diwajibkan untuk selalu berusaha

menyediakan air bersih yang memenuhi kesehatan lingkungan tempat

pekerjaan di tempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dicapai oleh para

pekerja yang membutuhkannya .

(3) Pemegang Izin mendirikan bangunan diwajibkan selalu berupaya

menyediakan perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan lengkap

dan banyaknya sesuai dengan jumlah orang yang dipekerjakan, ditempatkan

sedemikian rupa di dalam lingkungan pekerjaan sehingga mudah dicapai bila

diperlukan

(4) Pemegang Izin mendirikan bangunan diwajibkan sedikit-dikitnya menyediakan

satu MCK (Mandi Cuci Kakus) sementara, bila mempekerjakan sampai dengan

20 orang pekerja, untuk 10 orang berikutnya setiap kelipatan disediakan

tambahan masing-masing 1 (satu) MCK lagi .

Bagian Kedua

Izin Perubahan bangunan (IPB)

Paragraf 1

Izin Perubahan Bangunan (IPB)

Pasal 52

Apabila terjadi perubahan bangunan sesuai yang telah ditetapkan dalam IMB,

pemilik IMB di wajibkan mengajukan permohonan yang baru kepada Bupati.

Paragraf 2

Tata Cara Pengajuan IPB

Pasal 53

(1) Permohonan Izin Perubahan Bangunan (PIPB) diajukan secara tertulis kepada

Bupati oleh perorangan, badan / lembaga melalui Dinas dengan mengisi

formulir yang disediakan.

(2) Formulir isian PIPB sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) akan diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

28 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Paragraf 3

Penerbitan IPB

Pasal 54

(1) Dinas melakukan Penelitian atas PIPB yang diajukan mengenai syarat-syarat

administrasi, teknik dan lingkungan menurut peraturan yang berlaku pada saat

PIPB diajukan.

(2) Dinas memberikan tanda terima PIPB apabila persyaratan administrasi telah

terpenuhi.

(3) Dinas memberikan Izin apabila bangunan yang diajukan IPBnya telah memenuhi

persyaratan tehnis dan lingkungan.

(4) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah diterbitkannya Izin

sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3), Dinas menetapkan besarnya retribusi

yang wajib dibayar oleh pemohon sesuai dengan peraturan yang berlaku .

(5) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pemohon wajib

membayar retribusi .

(6) Dalam jangka waktu paling lama 30(tiga puluh) hari kerja setelah retribusi di

lunasi, Bupati mengeluarkan Izin Perubahan Bangunan untuk bangunan yang

bersangkutan kepada pemohon IPB.

(7) Besarnya Retribusi akan diatur dalam Peraturan Daerah.

Paragraf 4

Pengawasan IPB

Pasal 55

(1) Dalam rangka pengawasan perubahan bangunan, petugas dinas dapat meminta

kepada pemilik bangunan untuk memperlihatkan IPB beserta lampirannya.

(2) Dinas dapat menghentikan pekerjaan mengubah bangunan apabila perubahannya

tidak sesuai dengan IPB.

(3) Dalam hal terjadi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka setelah diberikan

peringatan tertulis serta apabila dalam waktu yang ditetapkan penghuni tetap

tidak memenuhi ketentuan seperti yang ditetapkan dalam IPB, Bupati akan

mencabut IPB yang telah diterbitkan.

Bagian Ketiga

Izin Merobohkan Bangunan (IHB)

Paragraf 1

Petunjuk Merobohkan Bangunan

Pasal 56

(1) Bupati dapat memerintahkan kepada pemilik untuk merobohkan bangunan

yang dinyatakan :

Page 29: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

29 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

a. Rapuh .

b. Membahayakan keselamatan umum.

c. Tidak sesuai dengan tata ruang kota dan ketentuan lain yang berlaku.

(2) Pemilik bangunan dapat mengajukan permohonan untuk merobohkan

bangunannya.

(3) Sebelum mengajukan permohonan Izin merobohkan bangunan pemohon

harus terlebih dahulu meminta petunjuk tentang rencana merobohkan

bangunan kepada Dinas yang meliputi .

a. Tujuan atau alasan merobohkan bangunan.

b. Persyaratan merobohkan bangunan.

c. Cara merobohkan bangunan.

d. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

Paragraf 2

Perencanaan Merobohkan Bangunan

Pasal 57

(1) Rencana merobohkan bangunan dibuat oleh perencana bangunan.

(2) Pengecualian ayat (1) tidak berlaku bagi :

a. Bangunan sederhana.

b. Bangunan tidak bertingkat.

(3) Perencanaan merobohkan bangunan meliputi .

a. Sistem merobohkan bangunan

b. Pengendalian pelaksanaan merobohkan bangunan.

Paragraf 3

Tata Cara Mengajukan

Permohonan Izin Merobohkan Bangunan (PIHB)

Pasal 58

(1) PIHB harus diajukan sendiri secara tertulis kepada Bupati oleh perorangan

atau badan / lembaga dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Dinas.

(2) Formulir isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan

Bupati

Paragraf 4

Penerbitan IHB

Pasal 59

(1) Dinas mengadakan penelitian atas PIHB yang diajukan mengenai syarat-

syarat administrasi, teknik dan lingkungan menurut peraturan yang berlaku

pada saat PIHB diajukan.

Page 30: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

30 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

(2) Dinas memberikan tanda terima PIHB apabila persyaratan administrasi

telah terpenuhi.

(3) Dinas memberikan rekomendasi aman atas rencana merobohkan bangunan

apabila perencanaan merobohkan bangunan yang diajukan IHBnya telah

memenuhi persyaratan keamanan teknis dan keselamatan lingkungan.

(4) Dalam waktu lima hari kerja setelah diterbitkannya rekomendasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), Dinas menetapkan besarnya retribusi yang wajib

dibayar oleh pemohon sesuai dengan peraturan yang berlaku

(5) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pemohon wajib

membayar retribusi.

(6) Dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah retribusi

dilunasi, Bupati mengeluarkan Izin merobohkan bangunan untuk bangunan

yang bersangkutan kepada pemohon IHB.

(7) Besarnya Retribusi akan diatur dalam Peraturan Daerah.

Paragraf 5

Pelaksanaan Merobohkan Bangunan

Pasal 60

(1) Pekerjaan merobohkan bangunan baru dapat dimulai sekurang-kurangnya 5

(lima) hari kerja setelah IHB diterima .

(2) Pekerjaan merobohkan bangunan dilaksanakan berdasarkan tata cara dan

rencana yang di sahkan dalam IHB .

paragraf 6

Pegawasan Pelaksanan Merobohkan Bangunan

Pasal 61

(1) Selama pekerjaan merobohkan bangunan dilaksanakan, pemilik IHB harus

menempatkan salinan IHB beserta lampirannya di lokasi pekerjaan untuk

kepentingan pemeriksaan petugas

(2) Petugas berwenang :

a. Memasuki dan memeriksa tempat pelaksanaan pekerjaan merobohkan

bangunan .

b. Memeriksa apakah perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk

merobohkan bangunan atau bagian-bagian bangunan yang dirobohkan

sesuai dengan persyaratan yang disahkan dalam IHB;

c. Melarang perlengkapan, peralatan dan cara yang digunakan untuk

merobohkan bangunan yang berbahaya bagi pekerja, masyarakat sekitar

dan lingkungan, serta memerintahkan mentaati cara-cara yang telah

disahkan dalam IHB.

Page 31: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

31 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

BAB VII

SANKSI ADMINISTRASI

PASAL 62

Setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban pemenuhan

fungsi, dan/atau penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud

dalam pasal 7, pasal 9, pasal 12, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 20, pasal 21,

pasal 51 dan pasal 52 dikenai sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana.

PASAL 63

(1) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 62 dapat berupa :

a. Peringatan Tertulis;

b. Pembatasan kegiatan pembangunan;

c. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan

pembangunan;

d. Penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan gedung;

e. Pembekuan izin mendirikan bangunan;

f. Pencabutan izin mendirikan bangunan;

g. Pembekuan sertifikat layak fungsi bangunan gedung;

h. Pencabutan sertifikat layak fungsi bangunan gedung; atau

i. Perintah pembongkaran bangunan gedung.

(2) Selain pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dikenakan sanksi denda paling banyak 10% dari nilai bangunan yang

sedang atau telah dibangun.

BAB VIII

PENYIDIKAN

PASAL 64

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak

pidana terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah ini, sebagaimana dimaksud

dalam Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan

berkenan dengan tindak pidana pelanggaran Perturan Daerah ini agar

keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan

dengan tindak pidana;

Page 32: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

32 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

c. Memintah keterangans dan bahan bukti dari orang pribadi atau adan

sehubungan dengan tindak pidanas;

d. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,

pencatatan, dan dokumen –dokumen lain, serta melakukan penyitaan

terhadap bahan buktii tersebut;

e. Memintah bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidakan tindak pidana;

f. Menyuruh berhenti dan/atau, melarang sesorang meninggalkan ruangan

atau tempatt pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa

identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana yang di

maksud pada huruf c;

g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;

h. Memanggil seseorang yang berkaitan dengan tindak ptdana;

i. Menghentikan penyidikan;

j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan;

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya

penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum

melaui Penyidik Pejabat Polisi negara Republik Indonesia , sesuai dengan

ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara Pidana.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

PASAL 64

(1) Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang tidak memenuhi

ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana penjara paling

lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak 10% dari nilai bangunan

jika mengakibatkan kerugian harta benda orang lain.

(2) Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dipidana penjara paling

lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak 15% dari nilai bangunan

gedung jika mengakibatkan cacat seumur hidup.

(3) Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dipidana penjara paling

lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak 20% dari nilai bangunan

gedung jika mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.

(4) Dalam proses peradilan atas tindakan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)

hakim memperhatikan pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung.

(5) Pelaksanaan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

dan ayat (3) sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

Page 33: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

33 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 65

(1) Bangunan yang telah memperoleh Izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah

sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini dinyatakan masih tetap berlaku.

(2) Bagi bangunan yang telah ada sebelum Peraturan Daerah ini berlaku yang

belum memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan dalam tempo 6 (enam) bulan

terhitung sejak tanggal Perundangan Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk

memiliki Izin Mendirikan Bangunan. Penyesuaian bangunan tersebut dengan

syarat-syarat tercantum dalam Peraturan Daerah ini diberikan tenggang

waktu 2 (dua) tahun .

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 66

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi

Moutong.

Ditetapkan di Parigi Pada tanggal 25 Juli 2005

Diundangkan di Parigi Pada tanggal 25 Juli 2005

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Drs. TASWIN BORMAN, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 010 081 665

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2005 NOMOR 5 SERI E NOMOR 7

Page 34: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

34 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

NOMOR 4 TAHUN 2005

TENTANG

BANGUNAN GEDUNG

I. UMUM

Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,

mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak,

perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia. Oleh karena itu penyelenggaraan

bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan

kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan

bangunan gedung yang fungsional, andal, berjati diri, serta seimbang, serasi dan

selaras dengan lingkungannya.

Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang.

Oleh karena itu dalam pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada

pengaturan tata ruang. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hokum dalam

penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi

persyaratan administrasi dan tehnis bangunan gedung, serta harus

diselenggarakan secara tertib.

Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan bangunan gedung dilandasi

oleh asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan dan keserasian bangunan

gedung dengan lingkungannya bagi kepentingan masyarakat yang

berperikemanusiaan dan keadilan.

Dengan diberlakukannya semua penyelenggaraan bangunan gedung

baik pembangunan maupun pemanfaatan, yang dilakukan di wilayah Kabupaten

Parigi Moutong yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat serta oleh

pihak asing, wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum dalam Peraturan

daerah ini. Pengaturan dalam Peraturan Daerah ini juga memberikan ketentuan

pertimbangan kondisi social, ekonomi dan budaya masyarakat. Berkaitan dengan

hal tersebut, pemerintah terus mendorong, memberdayakan dan meningkatkan

Page 35: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

35 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi ketentuan dalam peraturan

daerah ini secara bertahap sehingga jaminan keamanan, keselamatan dan

kesehatan masyarakat dalam menyelenggarakan bangunan gedung dan

lingkungannya dapat dinikmati oleh semua pihak secara adil dan dijiwai dengan

pelaksanaan tata pemerintahan yang baik.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

huruf a

angka 1

Bangunan Rumah Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat ini

adalah Bangunan yang peruntukannya untuk ditinggali secara tetap.

angka 2

Bangunan Pelayanan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat ini

adalah Bangunan gedung dengan fungsi utama untuk bangunan

pendidikan, bangunan pelayanan kesehatan, bangunan peribadatan

dan bangunan kebudayaan.

angka 3

Bangunan Perdagangan dan Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat

ini adalah Bangunan gedung dengan fungsi utama untuk bangunan

pertokoan, pusat perbelanjaan, mal, dan pasar.

angka 4

Bangunan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

Bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai industri kecil,

industri sedang dan industri besar/berat.

angka 5

Bangunan Pergudangan sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

Bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat penyimpanan.

Page 36: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

36 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

angka 6

Bangunan Perkantoran sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

Bangunan gedung dengan fungsi utama untuk tujuan-tujuan usaha

profesional baik itu perkantoran pemerintah maupun swasta.

angka 7

Bangunan Transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

Bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai terminal, stasiun bis,

stasiun kereta api, halte bus, bandar udara, dan pelabuhan laut.

angka 8

Bangunan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

meliputi bangunan gedung dengan tingkat kerahasian tinggi atau

tingkat resiko bahaya tinggi seperti bangunan kemiliteran.

angka 9

Cukup Jelas

Huruf b

Cukup Jelas

Huruf c

Angka 1

Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotan,

pemusatan dan distribusi jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan

ekonomi.

Angka 2

awasan pedesaan sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan

sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan ekonomi.

Angka 3

Kawasan khusus/tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat ini

adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai

strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.

Huruf d

Angka 1

Bangunan di tepi jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan

umum dengan cirri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata

tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Page 37: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

37 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Angka 2

Bangunan tepi jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan

pengumpulan / pembagian dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang,

kecepatan rata-rata sedang dan jumlah masuk dibatasi.

Angka 3

Bangunan tepi jalan antar lingkungan (lokal) adalah jalan yang

melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jauh dekat

kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalam masuk tidak di batasi.

Angka 4

Cukup jelas

Angka 5

Bangunan tepi jalan desa adalah jalan yang memiliki lebar badan

jalan kurang dari 7 meter samapi dengan 3 meter

Angka 6

Bangunan tepi jalan setapak adalah jalan yang memiliki lebar badan

jalan kurang dari 2 meter

Huruf e

Cukup Jelas

Huruf f

Cukup Jelas

Huruf g

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Page 38: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

38 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 15

ayat (1)

Cukup Jelas

ayat (2)

Cukup Jelas

ayat (3)

Cukup Jelas

ayat (4)

Untuk bangunan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

bangunan-bangunan pada kompleks pertokoan dan/atau pergudangan.

Pasal 16

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup Jelas

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal 20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Cukup Jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26

Cukup Jelas

Pasal 27

Cukup Jelas

Pasal 28

Cukup Jelas

Pasal 29

Cukup Jelas

Page 39: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

39 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 30

Cukup Jelas

Pasal 31

Cukup Jelas

Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 33

Cukup Jelas

Pasal 34

ayat (1)

Cukup Jelas

ayat (2)

huruf a

Cukup Jelas

huruf b

Cukup Jelas

huruf c

Untuk transportasi vertical sebagaimana dimaksud pada ayat ini

adalah tangga, baik tangga manual maupun escalator atau lift.

huruf d

Cukup Jelas

huruf e

Cukup Jelas

huruf f

Cukup Jelas

Pasal 35

Cukup Jelas

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37

Cukup Jelas

Pasal 38

ayat (1)

Orang ahli atau berpengalaman dengan tingkat pendidikan serendah-

rendahnya SLTA sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah STM

jurusan Bangunan Gedung.

ayat (2)

Orang ahli atau berpengalaman sebagaimana dimaksud pada ayat ini

adalah D3 Jurusan Arsitek.

Page 40: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

40 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

ayat (3)

Cukup Jelas

ayat (4)

Cukup Jelas

ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 39

huruf a

Cukup Jelas

huruf b

Cukup Jelas

huruf c

Utilitas sebagaimana dimaksud pada pasal ini adalah sarana penunjang

yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan

sosial, ekonomi dan budaya.

Pasal 40

ayat (1)

Cukup Jelas

ayat (2)

Cukup Jelas

ayat (3)

huruf a

Bukti Pemilikan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah

sertifikat atau akte tanah.

huruf b

Cukup Jelas

huruf c

Cukup Jelas

huruf d

Cukup Jelas

huruf e

Cukup Jelas

huruf f

Persetujuan atau Izin pemilik tanah sebagaimana dimaksud pada

ayat ini adalah pernyataan dengan menandatangani pernyataan

persetujuan tetangga.

huruf g

Cukup Jelas

Page 41: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

41 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 41

Cukup Jelas

Pasal 42

ayat (1)

Cukup Jelas

ayat (2)

Cukup Jelas

ayat (3)

Cukup Jelas

ayat (4)

Cukup Jelas

ayat (5)

Cukup Jelas

ayat (6)

Izin bangunan dapat bersifat sementara sebagaimana dimaksud pada

ayat ini adalah pemberian Izin berupa Surat Keterangan IMB.

Pasal 43

Cukup Jelas

Pasal 44

Cukup Jelas

Pasal 45

Cukup Jelas

Pasal 46

Cukup Jelas

Pasal 47

Cukup Jelas

Pasal 48

Cukup Jelas

Pasal 49

Cukup Jelas

Pasal 50

Cukup Jelas

Pasal 51

Cukup Jelas

Pasal 52

Perubahan Bangunan yang dimaksud pada pasal ini adalah:

1. Perubahan Fungsi Bangunan,

2. Perubahan Bentuk Bangunan.

Page 42: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

42 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc

Pasal 53

Cukup Jelas

Pasal 54

Cukup Jelas

Pasal 55

Cukup Jelas

Pasal 56

Cukup Jelas

Pasal 57

Cukup Jelas

Pasal 58

Cukup Jelas

Pasal 59

Cukup Jelas

Pasal 60

Cukup Jelas

Pasal 61

Cukup Jelas

Pasal 62

Cukup Jelas

Pasal 63

Cukup Jelas

Pasal 64

Cukup Jelas

Pasal 65

Cukup Jelas

Pasal 66

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 24

Page 43: PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONGditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2005/KabupatenParigiMoutong... · dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong perlu ... penghuni dan

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2005

43 G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Bangunan Gedung.doc