kabutapen parigi moutong.pdf

41
TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Pengembangan Wilayah yang dibimbing oleh Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd Oleh: Rendra Zainal Maliki 100721407139 Off K UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Maret 2012

Upload: proliga

Post on 26-Nov-2015

522 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

    KABUPATEN PARIGI MOUTONG

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Geografi Pengembangan Wilayah

    yang dibimbing oleh Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd

    Oleh:

    Rendra Zainal Maliki

    100721407139

    Off K

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    JURUSAN GEOGRAFI

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

    Maret 2012

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan suatu wilayah dan ruang sangat diperlukan untuk mencapai

    suatu kesejahteraan masyarakat dengan pemanfaatan ruang secara maksimal

    dengan tetap memperhatikan lingkungan keadaan sekitarnya. Rencana Tata Ruang

    Wilayah merupakan salah satu wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang

    melalui suatu penataan pada sektoral-sektoral penyusunan suatu ruang itu sendiri,

    namun perencanaan tata ruang yang ada di Kabupaten merupakan penjabaran dari

    Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi tetapi merupakan sinkronasi dari Rencana

    Tata Ruang yang ada di wilayah Propinsi.

    Bentuk permukaan tanah di daerah Kabupaten Parigi Moutong bervariasi dari

    dataran sampai bergunung. Daerah yang mempunyai dataran cukup luas adalah

    Kecamatan Bolano Lambunu (pemekaran dari Kecamatan Moutong), Kecamatan

    Sausu dan Kecamatan Tomini. Landform wilayah Kabupaten Parigi Moutong

    terdiri dari dataran rendah dan perbukitan serta pegunungan yang membentang

    sepanjang pantai dari utara sampai selatan dengan ketinggian rata-rata di atas

    permukaan laut (15 -375) m. Ditinjau dari kondisi yang ada saat ini Kabupaten

    Parigi Moutong memiliki wilayah seluas 6.231,85 km2. Secara adminisratif terdiri

    dari 20 Kecamatan serta 117 desa dan memiliki kondisi yang beranekaragam baik

    sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun perkembangan wilayah. Posisi

    Kabupaten Parigi Moutong sangat strategis sebagai pusat pengembangan

    perekonomian karena terletak dekat dengan Kota Palu untuk wilayah Parigi dan

    dekat Kota Gorontalo untuk wilayah Moutong karena Kabupaten Parigi Moutong

    terdiri dari dua wilayah yakni Parigi dan Moutong. Namun demikian dari sisi

    ekonomi sampai saat ini belum dikembangkan secara maksimal, karena selama ini

    kegiatan perekonomian masih terpusat di kawasan Palu sebagai Kota di Sulawesi

    Tengah.

  • 3

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

    1. Apa visi dan misi Kabupaten Parigi Moutong?

    2. Bagaimana kondisi geografis Kabupaten Parigi Moutong?

    3. Apa saja dan bagaimana aspek-aspek di Kabupaten Parigi Moutong?

    4. Bagaimana penatagunaan ruang di Kabupaten Parigi Moutong?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut di atas adalah sebagai

    berikut.

    1. Mengetahui kondisi geografis dan potensi di wilayah Kabupaten Parigi

    Moutong.

    2. Mengetahui penatagunaan ruang di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.

    3. Mengetahui permasalahan dan bagaimana cara mengatasi permasalahan

    yang timbul akibat dari pengembangan wilayah di Kabupaten Parigi

    Moutong.

    4. Mengetahui pengembangan wilayah di Kabupaten Parigi Moutong

  • 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Visi dan Misi Kabupaten Parigi Moutong

    Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menyusun RPJMD Kabupaten

    Parigi Moutong tahun 2008-2013. RPJMD Kabupaten Parigi Moutong Tahun

    2008-2013 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten

    Parigi Moutong untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang memuat Visi, Misi,

    Strategi Pembangunan Daerah, Sasaran, Arah Kebijakan Daerah, Kebijakan dan

    Program Pembangunan Daerah serta Kaidah Pelaksanaanya. Visi Kabupaten Parigi

    Moutong adalah "Terwujudnya Kabupaten Parigi Moutong Yang Terdepan

    Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Berdaya Saing Tinggi Di

    Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2020".

    Untuk mencapai Visi Kabupaten Parigi Moutong yang telah disebutkan di

    atas maka Kabupaten Parigi Moutong menetapkan Misi yang akan dilaksanakan

    sebagai berikut:

    1. Mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa.

    2. Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing berdasarkan keimanan

    dan ketakwaan.

    3. Percepatan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pertumbuhan

    ekonomi dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

    4. Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

    untuk kesejahteraan masyarakat.

    5. Menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapat daerah.

    6. Meningkatkan kualitas lingkungan sebagai wujud komitmen terhadap

    konsepsi pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

    2.2 Kondisi Geografis Kabupaten Parigi Moutong

    Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi yang

    membentang sepanjang Teluk Tomini yang secara geografis terletak pada posisi

    11922" - 12422" Bujur Timur dan posisi 0348" Lintang Selatan 0222" Lintang

    Utara. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati oleh garis meridian 120 Bujur

    Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu untuk wilayah yang termasuk dalam

  • 5

    Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas

    wilayah seluas 6.231,85 km2 dengan batas Administratif Pemerintahan sebagai

    berikut :

    1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli dan Propinsi

    Gorontalo.

    2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Propinsi Sulawesi

    Selatan.

    3. Sebelah barat berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

    4. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Tomini.

    Peta Administrasi Kabupaten Parigi Moutong

  • 6

    Kondisi topografi terdiri dari dataran rendah dan pegunungan. Secara

    keseluruhan luas wilayah Kabupaten Parigi Moutong sekitar 6.231,85 km2 terdiri

    dari 165.565 ha lahan perkebunan, 155.766 ha lahan persawahan, dan areal hutan

    seluas 396.236 ha.

    2.3 Aspek-Aspek Geografi Kabupaten Parigi Moutong

    a. Aspek Fisik

    Kabupaten Parigi Moutong berada pada ketinggian 0 2900 m dpl dan

    garis pantai yang memiliki bibir pantai sepanjang 472 km di Teluk Tomini

    membentang dari ujung Kecamatan Sausu di bagian selatan hingga Kecamatan

    Moutong yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo di sisi utara. Bentuk

    permukaan tanah di daerah Kabupaten Parigi Moutong bervariasi dari dataran

    sampai bergunung. Daerah yang mempunyai dataran cukup luas adalah Kecamatan

    Bolano Lambunu (pemekaran dari Kecamatan Moutong), Kecamatan Sausu dan

    Kecamatan Tomini. Keadaan topografi dengan luas kemiringan lahan rata-rata :

    Datar (0 8)% = 146.134 Ha.

    Bergelombang (8 15)% = 60.443 Ha.

    Curam (15 45)%=142.186 Ha.

    Sangat curam ( >45)% = 1.97 Ha.

    Landform wilayah Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari dataran rendah dan

    perbukitan serta pegunungan yang membentang sepanjang pantai dari utara sampai

    selatan dengan ketinggian rata-rata di atas permukaan laut (15 -375) m.

    Potensi dari bentang alamnya terdapat pegunungan yang dapat digunakan

    sebagai kawasan wisata. Kawasan hutannya merupakan lingkungan hidup yang

    dapat meningkatkan pendapatan daerah karena selain sebagai kawasan konservasi

    juga menghasilkan produk-produk dasar misalnya kayu bakar, rotan, jati, dan

    sebagainya. Secara keseluruhan luas wilayah ada sekitar 6.231,85km2. Sedangkan

    ditinjau dari jenis tanahnya, jenis tanah di Kabupaten Parigi Moutong dibagi

    menjadi 4 (empat) golongan, yaitu:

    1. Jenis tanah pedsolik merah kuning, 49, 93% (3.111,87 km2),

    2. Jenis tanah persolik merah kelabu, 8,49% (529,32 km2),

    3. Jenis tanah latosol, 38, 49% (2.398,64 km2), dan

  • 7

    4. Jenis tanah alluvial, 3.08% (192,02 km2).

    Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah yang berbukit dan bergunung

    terutama pada bagian barat dan bagian utara. Dataran rendah dan landai banyak di

    temukan di bagian tengah hingga timur, berbatasan dengan laut.

    Berdasarkan ketinggian lahan, Kabupaten Parigi Moutong pada umumnya

    berada pada ketinggian antara 0-2900m dpl dan garis pantai yang memiliki bibir

    pantai sepanjang 472 km di Teluk Tomini, membentang dari ujung selatan

    Kecamatan Sausu di bagian selatan hingga Kecamatan Moutong yang berbatasan

    dengan Provinsi Gorontalo di sisi utara. Titik terendah pada daerah pinggiran

    pantai yang berbatasan dengan permukaan air laut dan titik tertinggi pada Gunung

    Malino di Kecamatan Moutong.

    Tipe iklim di Kabupaten Parigi Moutong adalah tropis dengan dua musim

    yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim Parigi Moutong dipengaruhi

    oleh musim barat yang kering, terjadi sekitar bulan Oktober sampai Maret yang di

    tamdai dengan suhu yang panas dan kurangnya hujan, dan musim timur yang

    banyak membawa uap air yang terjadi sekitar bulan April sampai September yang

    di tandai dengan banyaknya turun hujan.

    Suhu udara maksimum tertinggi di Kabupaten Parigi Moutong terjadi pada

    bulan Oktober (35.9oC), dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada bulan

    Juni (31.1oC), sementara suhu udara minimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober

    (24.3oC), dah suhu udara minimum terendah terjadi bulan April dan Bulan Mei

    (22.6oC). (Sumber RPJPD Parigi Moutong).

    b. Aspek Biotis

    Aspek biotis yang ada di Kabupaten Parigi Moutong beraneka ragam baik

    berupa tanaman pangan, perkebunan, kehutanan maupun hewan ternak.

    Tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari padi,

    jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Sayur-sayuran

    di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari lombok, mentimun, tomat, terong dan

    bawang merah. Buah-buahan terdiri dari durian, rambutan, semangka, salak,

    mangga, pepaya, nanas, dan pisang. Untuk tanaman perkebunan terdiri dari kakao,

    kelapa, cengkeh, kopi, kapuk, kemiri dan jambu mete. Kehutanan di Kabupaten

    Parigi Moutong terdiri dari meranti, palapi, nyatoh, motoa, cempaka, rimba

  • 8

    campuran, rotan dan damar. Di Kabupaten Parigi Moutong cukup menjadi

    perhatian pemerintah dalam hal peternakan dengan cara memberikan bantuan,

    maupun usaha oleh masyarakat sendiri seperti: Peternakan kambing, sapi, kuda,

    babi, ayam kampung/ itik. Perikanan di daerah Kabupaten Parigi Moutong berupa

    jenis ikan laut dan tawar seperti ikan pelagis, damersal, batu, Cakalang, dan

    bandeng.

    c. Aspek Manusia dan Sosial

    1. Pendidikan

    Penduduk Kabupaten Parigi Moutong sebagian besar tergolong dalam usia

    muda (5-9 tahun) yang umumnya berada pada usia taman kanak-kanak (TK) dan

    Sekolah Dasar (SD). Jumlah murid TK dari tahun ketahun mengalami peningkatan.

    Pada tahun 2006 jumlah murid sebanayak 3.972 orang, pada tahun 2007 meningkat

    menjadi 4.549 oarang. Jumlah guru TK meningkat dari 232 orang pada tahun 2006

    menjadi 314 pada tahun 2007. Jumlah unit sekolah TK meningkat menjadi 141 unit

    pada tahun 2007, bertambah sebanyak 30 unit, dari tahun sebelumnya sebanyak

    111 unit.

    Jumlah murid SD mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada

    tahun 2006 jumlah murid SD sebanyak 53.057 orang, pada tahun 2007 meningkat

    menjadi 54.310 orang. Jumlah guru SD juga meningkat dari 2.316 orang pada

    tahun 2006 menjadi 2.429 orang pada tahun 2007. Jumlah unit sekolah SD

    meningkat menjadi 337 unit pada tahun 2007, bertambah sebanyak 13 unit, dari

    tahun sebelumnya sebanyak 324 unit.

    Jumlah murid SLTP mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada

    tahun 2006 jumlah murid SLTP sebanyak 10.629 orang, pada tahun 2007

    meningkat menjadi 11.460 orang. Jumlah guru SLTP turun dari 712 orang pada

    tahun 2006 menjadi 703 orang pada tahun 2007. Jumlah unit sekolah SLTP tetap

    45 unit dari tahun 2006 hingga 2007.

    Jumlah murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 2007 sebanyak

    3.093 orang, dengan jumlah guru 398 orang, dan 36 unit sekolah.

    Jumlah murid Sekolah Menengah Umum (SMU) mengalami peningkatan

    dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 jumlah murid sebanyak 5.123 orang, dan

    pada tahun 2007 meningkat menjadi 5.555 oarang. Jumlah guru SMU juga

  • 9

    meningkat dari 278 orang pada tahun 2006 menjadi 313 orang pada tahun 2007.

    Jumlah unit sekolah SMU tidak bertambah dari tahun sebelumnya, yaitu 14 unit.

    Jumlah murid Madrasah Aliyah (MAN) pada tahun 2007 sebanyak 1.858

    orang, dengan jumlah guru 221 orang, dan 14 unit sekolah.

    Jumlah murid Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) mengalami peningka-

    tan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 menjadi 900 orang. Jumlah guru SMK

    juga menigkatan dari 47 orang pada tahun 2006 menjadi 49 orang pada tahun 2007.

    Jumlah unit sekolah SMK tidak bertambah dari tahun sebelumnya, yaitu 4 unit.

    2. Kesehatan dan Keluarga Berencana

    Sampai tahun 2007, di Kabupatem Parigi Moutong telah ditempatkan 567

    tenaga kesehatan sebagai berikut: (1) 4 dokter spesialis; (2) 33 dokter umum; (3) 6

    dokter gigi; (4) 25 Sarjana Kesehatan Masyarakat; (5) 18 Apoteker; (6) 216 Bidan;

    (7) 191 perawat; (8) 12 perawat gigi; dan (9) 62 sanitarian.

    Di Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007 terdapat 2 RSU Pemerintah,

    1 RSu Swasta, 1 Rumah Bersalin Pemerintah, 1 Rumah Sakit Bersalin Swasta, 16

    Puskesmas, dan 84 Puskesmas Pembantu.

    Untuk melayani kebutuhan masyarakat Parigi Moutong maka pemerintah

    daerah perlu melakukan perhitungan kembali kebutuhan tenaga medis, serta

    berbagai fasilitas kesehatan yang diperlukan masyarakat.

    Program Keluarga Berencana dijalankan dengan aktif pada Periode 2004-

    3007, ini di tandai dengan adanya kecendrungan adanya tren yang menaik pada: (1)

    akseptor baru, seiring dengan pasangan usia subur (PUS); (2) peserta pengguna

    kontrasepsi pil, suntik, susuk dan UID, dimana pil dan suntik adalah kontarasepsi

    yang banyak di gunakan oleh PUS; dan (3) sarana atau tempat pelayanan

    kontrasepsi mengalami peningkatan.

    Pada tahun 2007 di Kabupaten Parigi Moutong terdapat 65 Klinik KB milik

    Departemen Kesehatan, 3 Klinik KB Swasta. Jumlah Akseptor sebanyak 8.041,

    dengan rincian: 7.842 akseptor pada Klinik milik Departemen Kesehatan, dan

    199akseptor pada Klinik Swasta. Peringkat metode yang digunakan oleh PUS di

    Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007 adalah sebagai berikut: (1) suntik,

    sebanyak 4.28; (2) PIL, sebanyak 2.926; (3) Implant, sebanyak 690; (4) IUD,

    sebanyak 109; (5) MO, sebanyak 21; dan (6) kondom, sebanyak 10.

  • 10

    3. Agama

    Persentase pemeluk agama di Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai

    berikut: (1) Pemeluk Agama Islam, 75.96%; (2) Pemeluk Agama Kristen, 11.34%;

    (3)Pemeluk Agama Hindu, 10.25%; (4)Pemeluk Agama katolik, dan 1,46%; (5)

    Pemeluk Agama Budha, 0.99%.

    Tempat peribadatan yang tersedia di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2007

    adalah: (1) Mesjid, sebanyak 494 buah; (2) Musshala/Langgar sebanyak 260 buah;

    (3) Gereja Kristen, sebanyak 153 buah; (4) Pura, sebanyak 161 buah; (5) Gereja

    katolik sebanyak 14 buah; dan (^) Vihara, 1 buah.

    Kondisi kehidupan social antar dan antara umat beragama di Kabupaten

    Parigi Moutong berjalan baik. Kondisi ini dapat menjadi modal sosial yang penting

    dalam input pembangunan. Kabupaten Parigi Moutong sangat kondusif untuk

    membangun dan berhasil melaksanakan pembangunan.

    4. Politik

    Pemilihan anggita legislatif dan pemilihan presiden berlangsung dengan

    baik, sehingga proses politik yang dilakukan melalui pemilihan umum di

    Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2004 dapat dikatakan cukup berhasil. Iklim

    poltik di daerah yang baik, merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam

    pembangunan.

    d. Aspek Abstrak

    Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi yang

    membentang sepenjang Teluk Tomini yang secara Geografis terletak pada posisi

    2o22" Lintang Utara dan 348" Lintang Selatan, 11922" - 12422" Bujur Timur.

    Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

    - Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli, dan Propinsi

    Gorontalo

    - Sebelah Barat : Berbatasan dengan Palu dan Kabupaten Donggala

    - Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Tomini

    - Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Propinsi Sulawesi

    Selatan.

  • 11

    Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas wilayah seluas 6.231,85km2,

    yaitu sekitar 19,6% dari total wilayah Propinsi Sulawesi Tengah, berada pada

    urutan kelima dari sepuluh Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tengah, dengan

    IbuKota Kabupaten di Parigi. Secara adminisratif, Kabupaten Parigi Moutong

    terdiri dari 20 Kecamatan dan 175 desa serta 5 kelurahan.

    Ketersediaan sarana angkutan Umum di wilayah Pedesaan di Kabupaten

    Parigi Moutong yakni termasuk di daerah-daerah yang memiliki produksi yang

    potensial diketahui masih terbatas. Sehingga perlu adanya pembangunan sarana

    angkutan umum Pedesaan yang dapat melayani seluruh pelosok wilayah

    Kabupaten Parigi Moutong terutama dapat menjadi penghubung pusat-pusat

    produksi dengan Pasar.

    2.4 Potensi Wilayah di Kabupaten Parigi Moutong

    1. Potensi Ekonomi

    Berdasarkan potensi dasar, potensi-potensi yang ada di Kabupaten Parigi

    Moutong dibagi menjadi:

    a. Potensi Pertanian (Tanaman Pangan)

    Kontribusi sector pertanian cukup dominan dalam PDRb, karenanya per-

    tanian dapat dijadiakan andalan perekonomian di Kabupaten Parigi Moutong.

    Pada tahun 2007, luas panen padi 51.107 ha denagn produksi 237.239 ton

    meningkat dari tahun 2006 dimana luas panen padi 46.204 ha denagn produksi

    210.921 ton. Lokasi penanaman padi sawah tersebar di 14 Kecamatan di

    Kabupaten Parigi Mouotng.

    Produksi tanaman Palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau,

    ubi kayu dan ubi jalar) pada tahun 2007 juga mengalami kenaikan.

    Jenis sayuran yang ditanam di Kabupaten Parigi Moutong adalah: bawang

    merah, bayam, buncis, cabe, kacang panjang,, kangkung, ketimun, kubis, labu

    siam, petsai/sawi, terong, tomat, petai, wortel, melinjo, dan sukun.

    b. Potensi Perkebunan

    Perkebunan di Kabupaten Parigi Moutong termasuk salah satu sub sektor

    pertanian yang mempunyai peranan yang besar terhadap pendapatan masyarakat.

  • 12

    Jenis tanaman yang telah diusahakan di antaranya kelapa, kakao, cengkeh, dan

    kopi.

    Dari keseluruhan luas areal perkebunan tahun 2007 yang tercatat 96.710 ha,

    didominasi tanaman kakao/coklat sebesar 61.780 ha, kemudian tanaman kelapa

    seluas 27.517 ha, cengkeh, 2.834 ha, sedangkan jenis tanaman lainnya dibawah 300

    ha.

    Produksi tanaman coklat, tahun 2007 meningkat 0.07% dari tahun

    sebelumnya, yaitu dari 28. 566 ton yang di tanam pada areal seluas 61.799 ha,

    dengan tingkat produktifitas 462.39 kg/ha; menjadi 28.586 ton yang di tanam pada

    areal seluas 61.780, dengan tingkat produktifitas 462.71 kg/ha. Lokasi Kecamatan

    sausu, torue, Parigi, Parigi selatan, ampibabo, kasimbar, tinombo, tinombo selatan,

    tomini, mepanga, Moutong, dan bolano lambunu.

    Produksi tanaman tanaman kopi, tahun 2007 sama dengan tahun

    sebelumnya, yaitu 98 ton yang di tanam pada areal seluas 331 ha, dengan tingkat

    produktifitas 296.07 kg/ha. Lokasi Kecamatan Parigi, Parigi selatan, ampibabo,

    kasimbar, tinombo, tinombo selatan, tomini, mepanga, Moutong, dan bolano

    lambunu.

    Produksi tanaman cengkeh, tahun 2007 sama dengan tahun sebelumnya,

    yaitu 1.151 ton yang ditanam pada areal seluas 2.834 ha, dengan tingkat

    produktifitas 404.14 kg/ha. Luas tanam pada tahun 2007 berbeda 1 ha dari tahun

    2006, yaitu seluas 2.833 ha. Lokasi Kecamatan sausu, torue, Parigi, Parigi selatan,

    ampibabo, kasimbar, tinombo, tinombo selatan, tomini, mepanga, Moutong, dan

    bolano lambunu.

    Produksi tanaman Kelapa, tahun 2007 meningkat 0.28% dari tahun

    sebelumnya, yaitu dari 36.370 ton yang ditanam pada areal seluas 27.518 ha,

    dengan tingkat produktifitas 1.325,31 kg/ha menjadi 36.473 ton yang di tanam

    pada areal seluas 27.517 ha. Dengan tingkat produktifitas 1.325.47 ha. Lokasi

    Kecamatan sausu, torue, Parigi, Parigi selatan, ampibabo, kasimbar, tinombo,

    tinombo selatan, tomini, mepanga, Moutong, dan bolano lambunu.

    c. Potensi Kehutanan

    Luas kawasan hutan di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2007 tercatat

    seluas 603.538 hektar yang terdiri dari: (1) kawasan lindung seluas 202.443,58 ha

  • 13

    (hutan suaka alam 56.432,57 dan hutan wisata seluas 56.432,57 ha, dan hutan

    lindungseluas 146.001.01 ha); (2) kawasan Budidaya seluas 401.094,42 (hutan

    produksi terbatas seluas 112.687, 62 hektar hutan produksi tetap seluas 23.555,99

    hektar, hutan produksi yang dapat dikonservasi seluas 14.306,47 ha, dan areal

    penggunaan lain seluas 250.544,34).

    Produk hasil hutan di Kabupaten Parigi Moutong terutama kayu dan rotan,

    dengan besar produksi tahun 2007 sebagai berikut: (1) rotan, 3.004,9 ton; (2)

    Damar, 3.0 ton: (3) Kayu Bulat, 8.738 m3; (4) Kayu Gergajian, 6.123,6 m

    3; dan (5)

    Kayu Hitam Gergajian, 621,7m3.

    d. Potensi Perikanan

    Komoditas perikanan dapat menjadi salah satu sector andalan di Kabupaten

    Parigi Moutong. Untuk itu, peningkatan produksi hasil-hasil perikanan harus terus

    diupayakan dari tahun ke tahun. Salah satu keberhasilan pembangunan sub sector

    perikanan dapat dilihat dari kenaikan produksinya.

    Produksi perikanan laut di Kabupaten Parigi mouotng tercatat selama tahun

    2006 sebesar 11.448,27 ton sedangkan perikanan darat sebesar 726.13 ton, terdiri

    dari budidaya tambak 722.27 ton dan budidaya kolam 3.86 ton. Produksi ikan

    olahan yang diawetkan melalui penggraman 476 ton dan pengasapan 148 ton.

    Jika dilihat menurut Kecamatan, populasi terbanyak rumah tangga

    perikanan laut dan rumah tangga perikanan budidaya ada di Kecamatan Parigi yaitu

    sebanyak 1.498 RTP, di ikuti oleh Kecamatan Bolano Lambunu sebanyak 1.498

    RTP, Kecamatan Sausu 1.315 RTP, Kecamatan Ampibabo 1.138 RTP, Kecamatan

    Moutong sebanyak 778 RTP, Kecamatan Parigi Selatan 638 RTP, Kecamatan

    Tomini 528 RTP, Kecamatan Mepanga 508 RTP, Kecamatan Tinombo Selatan 402

    RTP, Kecamatan Tinombo 374 RTP, Kecamatan Torue 314 RTP, dan Kecamatan

    yang RTP-nya paling sedikit adalah Kecamatan Kasimbar yaitu sebanyak 240 RTP.

    Alat tangkap yang paling banyak digunakan di Kabupaten Prigi Moutong

    baik jumlah banyaknya perusahaan industri, penyerapan tenaga kerja dan besarnya

    investasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

  • 14

    e. Potensi Peternakan

    Populasi ternak besar di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari kerbau,

    sapi, dan kuda sedangkan ternak ternak kecil yang terdiri dari kambing dan babi.

    Polulasi kerbau pada tahun 2007 sebanyak 97 ekor, berkurang 2 ekor dari

    tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 99 ekor. Pemotongan kerbau pada tahun

    2007 sebanyak 15 ekor. Lokasi populasi kerbau hampir di seluruh Kecamatan di

    Kabupaten Parigi Moutong, kecuali Kecamatan Ampibabo.

    Populasi sapi berkurang 1718 ekor atau 5.63% dari 25.154 ekor pada tahun

    2007 menjadi 23.736 ekor pada tahun 2007. Pemotongan sapi pada tahun 2007

    sebanyak 2.218 ekor. Lokasi populasi sapi tersebar di 14 Kecamatan di Kabupaten

    Parigi Moutong.

    Populasi kuda bertambah 12 ekor, dari 317 ekor pada tahun 2006 menjadi

    329 ekor di tahun 2007. Lokasi populasi kuda tersebar di hamper seluruh

    Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, kecuali Kecamatan Ampibabo.

    Populasi kambing pada tahun 2007 sebanyak 23.736 ekor, meningkat

    2.44% atau bertambah 566 ekor dari tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak

    23.170 ekor. Pemotongan kambing tahun 2007 sebanyak 5.485 ekor. Lokasi

    populasi kambing tersebar di 14 Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.

    Populasi babi tahun 2007 sebanyak 28.129 ekor, meningkat 2.77% atau

    bertambah 759 ekor dari tahun 2006 sebanyak 27.370 ekor. Pemotongan babi tahun

    2007 sebanyak 9.634 ekor. Lokasi populasi babi tersebar di hamper seluruh

    kecamatn di Kabupaten Parigi Moutong, kecuali tomini.

    f. Potensi Industri

    Perkembangan sektor di Kabupaten Parigi Moutong baik jumlah

    perusahaan industri, penyerapan tenaga kerja dan besarnya investasi cenderung

    meningkat dari tahun ke tahun.

    Jumlah industri kecil di Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007

    sebanyak 321 unit, jika di hitung dari tahun 2003 meningkat sebesar 38.36%.

    Jumlah tenaga kerja untuk Industri kecil pada tahun 2007 sebanyak 1.122 orang,

    jika di hitung dari tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja 21.42%.

    nilai investasi Industri kecil pada tahun 2007 sebesar Rp 5.118.330.000 menigkat

  • 15

    27.8% dibandingkan tahun 2004, dengan nilai output pada tahun 2007sebesar Rp

    4.326.955.00. Lokasi Industri Kecil di Kecamatan: Sausu, Parigi, Parigi Selatan,

    Ampibabo, Kasimbar, Toribulu, Tinombo, Tomini, Mepanga,Moutong, dan Bolano

    Lambunu.

    g. Potensi Mineral

    Berdasarkan hasil penyelidikan umum yang telah dilakukan oleh Dinas

    Pertambangan dan Energi Kabupaten Parigi Moutong, beberapa potensi kandungan

    bahan galian atau sumber daya mineral yang ada di Kabupaten Parigi Moutong

    adalah:

    (1) Batu bara, batu bara dapat dimanfaatkan sebagai sumber enrgi/bahan bakar.

    Lokasi bahan galian dibukit Malino Besar, Dusun Despot Swakarsa Desa

    Ongka di Kecamatan Bolano Lambunu. Dari hasil analisa Grap sampling

    memiliki nilai kalori 1820 Kkal.

    (2) Emas (Au) dan Perak (Ag) termasuk dalam golongan mineral logam-logam

    berharga. Terdapatnya emas di Kabupaten Parigi Moutong berada dalam

    tubuh batuan dan endapan alluvial yang beasosiasi dengan mineral perak.

    Lokasi yang diindikasikan terdapat emas dan perak di Kabupaten Parigi

    Moutong adalah: (a) Sungai Mentawa Sausu, Sungai Taure, dan Sungai

    Dolago Kecamatan sausu; (b) Sungai Tombi Ampibabo Kecamatan

    Ampibabo; (c) Sungai Tamborong Siaga Maninili, Sungai Tada, Sungai

    Marantasi Kecamatan Tinombo; (d) Sungai Moutong Kecamatan Moutong;

    (e) Sungai Gangga-Lemusa, Sungai Uwelutu Binangga Kecamatan Parigi;

    dan (f) Sungai Bugis Swakarsa Wanagading, Perbukitan Gunung Sari,

    Perbukitan Santigi Kecamatan Bolano Lambunu.

    h. Potensi Perhubungan

    1. Jalan dan angkutan darat

    Pada tahun 2007 ruas jalan yang ada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong

    sepanjang 1.517,6 km. Permukaan jalan yang diaspal sepanjang 860.1 km dan

    permukaan jalan yang tidak diaspal (kerikil dan tanah) sepanjang 657,5 km. kondisi

    jalan adalah sebagai berikut: (a) kondisi jalan yang baik, sepanjang 249,9 km; (b)

  • 16

    kondisi jalanyang rusak sepanjang 470,7 km; dan (c) kondisi jalan yang rusak berat

    sepanjang324,3 km.

    Menurut pemerintah yang berwenang, panjang jalan di Kabupaten Parigi

    Moutong pada tahun 2007 sepanjang 1.517,60 dengan perincian sebagai berikut:

    (a) Jalan Negara, sepanjang 415.50 km (diaspal); (b) jalan Propinsi, sepanjang

    5.300 km (diaspal); dan Jalan Kabupaten, sepanjang 1.049, 10 km 9391.60 km

    diaspal, 480,40 kerikil, dan 177,10 tanah).

    Panjang jalan rusak dan rusak berat sebesar 52.38% (sepanjang 795 km)

    sedangkan panjang jalan dlam kondisi baik dan sedang sebesar 47.61% (sepanjang

    722.6 km). jalan merupakan penghubung antar dan antara wilayah. Melihat kondisi

    seperti ini maka perlu dilakukan upaya perbaikan jalan. Selain hal itu untuk

    menunjang kelancaran arus perekonomian Kabupaten Parigi Moutong, perlu

    disediakan sarana transportasi darat yang memadai sehingga arus lalu lintas dapat

    beroprasi dengan baik.

    2. Angkutan Udara dan Laut

    Masyarkat Kabupaten Parigi Moutong saat ini memanfaatkan sarana

    perhubungan udara yang ada di Kota Palu, yaitu bandara Udara Mutiara Palu.

    Untuk mencapai bandara mutiara di Kota Palu, ditempuh dengan transportasi darat

    lebih dahulu. Kondisi ini tidak menjadi kendala yang berarti karena jarak IbuKota

    Kabupaten Parigi Moutong relative dekat Kota Palu.

    Kondisi alam Kabupaten Parigi Moutong yang sebagian besar wilayahnya

    terletak dekat pantai, memungkinkan beroprasinya armada lautguna menunjang

    kelancaran kegiatan perokonomian di Kabupaten Parigi Moutong.

    3. Pos dan telekomunikasi

    Pada tahun 2007 terdapat 8 kantor pos di Kabupaten Parigi Moutong,

    dengan rincian sebagai berikut: (a) Kecamatan Sausu 2 unit; (b) Kecamatan Parigi

    1 unit; (c) Kecamatan Ampibabo 1 unit; (d) Kecamatan Tinombo, 1 unit; (e)

    Kecamatan Tomini 1 unit; (f) Kecamatan Mepanga 1 unit; dan (g) Kecamatan

    Moutong 1 unit.

    Pelanggan sarana telekomunikasi di Kabupaten Parigi Moutong pada tahun

    2007 sebanyak 2.257 pelanggan, denagn rincian sebagai berikut; (a) Kecamatan

    Sausu 417 pelanggan; (b) Kecamatan Parigi 1080 pelanggan; (c) Kecamatan Ti-

  • 17

    nombo 209 pelanggan; (d) Kecamatan Mepanga 236 pelanggan; (e) Kecamatan

    Moutong 266 pelanggan; dan Kecamatan Bolano Lambunu 49 pelanggan. Di lihat

    dari Kepala Keluarga (KK) yang ada di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2007

    yaitu sebanyak 90.623 KK maka pelanggan telekomunikasi dalam satu wilayah

    Kabupaten Parigi Moutong sebesar 2.49.

    4. Perdagangan

    Perdagangan merupakan sector ekonomi yang sangat berperan dalam

    menunjang pembangunan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong. Pada tahun 2007

    komoditi yang di ekspor dari Kabupaten Parigi Moutong adalah kopra sebesar

    4.655 ton, menurun sebesar 66.99% disbanding tahun 2006 yang tercatat mencapai

    14.103 ton.

    5. Pariwisata dan Perhotelan

    Kepariwisataan di Kabupaten aprigi Moutong berpontensi menjadi sektor

    andalan yang mampu menggalakan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sektor

    lain yang terkait. Hal ini dimaskud agar lapangan kerja, pendapatan masyarakat,

    pendapatan daerah serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya

    pengembangan dan pendayaaguaan berbagai potensi kepariwisataan.

    Kegiatan kepariwisataan mencakup kegiatan wisatawan domestic maupun

    mancanegara dan beberapa kegiatan usaha pelayanan kepada wisatawan seperti

    hotel, usaha perjalanan wisata, pramuwisata, rumah makan, tempat reksreasi, dan

    sebagainya.

    2. Potensi Penduduk dan Tenaga Kerja

    1. Penduduk

    Dari hasil pendataan penduduk akhir tahun 2009 menujukan bahwa jumlah

    penduduk Kabupaten Parigi Moutong mencapai 389.596**) jiwa. Hal ini

    menunjukan bahwa terjadi kenaikan terhadap jumlah penduduk dari tahun 2008

    sebesar 382.596 jiwa. Kabupaten Parigi Moutong yang memiliki 20 Kecamatan,

    175 desa, dan luas wilayah 6.231,85 km2, secara umum pada tahun 2008 memiliki

    kepadatan penduduk 63 jiwa per km2

    yang mengalami sedikit peningkatan bila di

    bandingkan dengan kepadatan penduduk pada tahun 2007 sebesar 378.230 jiwa.

    Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Bolano Lambunu dengan jumlah sekitar

  • 18

    57ribu jiwa, sementara yang paling sedikit adalah penduduk di Kecamatan Parigi

    Utara sekitar 5 ribu jiwa. Namun begitu bila di lihat menurut kepadatan penduduk,

    wilayah Parigi merupakan wilayah yang padat penduduknya di bandingkan dengan

    wilayah lain (Sumber RKPD Parigi Moutong).

    2. Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Berdasarkan data Diskertrans Kabupaten aprigi mouotng, jumlah pencari

    kerja pada tahun 2007 sebanyak 4.961 orang. Jumlah lowongan 365, dan yang

    tersalurkan kurang lebih seperlima belas dari jumlah pencari kerja terdaftar.

    Kondisi ini menunjukan pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan

    pertumbuhan pencari kerja. Pencari kerja terbanyak berpendidikan SMU, diikuti

    pencari kerja berpendidikan sarjana diploma.

    Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah penerima transmigrasi yang

    potensial di Propinsi Sulawesi Tengah. Jumlah transmigrasi yang di tempatkan

    sampai tahun 2007, baik transmigrasi umum maupun transmigrasi swakarsa

    sebanyak 17.708 KK dengan total jiwa sebanyak 77.037 orang.

    Urutan penempatan transmigrasi adalah sebagai berikut: (a) tertinggi di

    Kecamatan Bolano Lambunu, 5.395 KK atau 21.922 jiwa; (b) Kecamatan Sausu,

    4.773 KK atau 20.931 jiwa; (c) Kecamatan Toure, 2.149 KK atau 10.855 jiwa; (d)

    Kecamatan Mepanga, 1992 KK atau 8.497 jiwa; (e) Kecamatan Parigi Selatan, 749

    KK 4.263 jiwa; (f) Kecamatan Kasimbar, 1.058 KK atau 3.885 jiwa; (g)

    Kecamatan Moutong 853 KK atau 3.506 jiwa; (h) Kecamatan Parigi, 190 KK atau

    1.006 jiwa; (i) Kecamatan Toribulu, 211 KK atau 886 jiwa; (j) Kecamatan

    Tinombo Selatan, 160 KK atau 674 jiwa; dan (k) Kecamatan Ampibabo, 175 KK

    atau 612.

    Transmigrasi swakarsa di Kabupaten Parigi Moutong berasal dari: DKI

    Jakarta, DIY, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan NTB. SDM

    transmigran dan keterampilan yang dimiliki, dapat merupakan input potensial

    dalam proses pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong.

    3. Potensi Lingkungan Hidup

    Lingkungan hidup harus dipelihara kelastariannya untuk kehidupan yang

    selalu baik dan aman bagi manusia manisia saat ini dan masa yang akan datang.

    Kabupaten Parigi Moutong merupakan kawasan yang terdiri dari daerah dataran

  • 19

    rendah dan daerah pegunungan. Kabupaten Parigi Moutong memiliki potensi

    bentang alam berupa kawasan pegunungan sehingga banyak potensi alam yang

    dapat digunakan sebagai kawasan wisata. Potensi sumberdaya airnya cukup banyak

    diambil dari mata air dan sungai. Kabupaten Parigi Moutong juga mempunyai

    daerah yang berfungsi sebagai waduk/ bendungan yang juga berfungsi sebagai

    irigasi dan pengendalian banjir. Kawasan hutan yang dimiliki juga dapat

    meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena selain sebagian kawasan

    konservasi juga menghasilkan produk-produk dasar misalnya kayu bakar, kayu

    kayu jati, dan sebagainya.

    4. Potensi Struktur Ruang

    Potensi struktur ruang didasarkan atas struktur hierarki Kota/orde Kota

    dengan melihat kelengkapan fasilitas yang terdapat di setiap Kota. Di Kabupaten

    Parigi Moutong dibagi menjadi 3 orde yang di antaranya adalah:

    a. Orde I yaitu pada Kecamatan Parigi dimana kawasan tersebut mempunyai

    potensi sebagai pusat pemerintahan atau pusat perdagangan dan jasa,

    pengumpul, dan distribusi komoditi pertanian, pusat pendidikan tingkat lokal,

    pariwisata, kegiatan industri dengan ditunjang pula oleh pola jaringan jalan

    yang telah memenuhi struktur Kota, kelengkapan fasilitas serta kelengkapan

    sarana transportasinya dan sebagainya.

    b. Orde II yang terdiri atas Moutong dan Tinombo

    c. Orde III, IV dan V terdiri dari semua Kota yang berfungsi sebagai Kecamatan

    selain yang disebutkan di atas.

    2.5 Penatagunaan Ruang di Kabupaten Parigi Moutong

    1. Penatagunaan Ruang untuk Tanah

    Penatagunaan yang terkait dengan tanah di Kabupaten Parigi Moutong dibagi

    menjadi dua bagian pokok yaitu tanah yang digunakan sebagai kawasan lindung

    dan budidaya. Kedua fungsi tanah diatas dalam konstelasi tata ruang wilayah

    memiliki interaksi yang saling mempengaruhi, sehingga apabila salah satu fungsi

    tanah mengalami gangguan maka fungsi tanah yang lain akan ikut terpengaruhi.

    1.1 Kawasan Lindung

  • 20

    Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

    melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber

    daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan

    yang berkelanjutan. Penetapan kawasan lindung di Kabupaten Parigi Moutong

    pada dasarnya merupakan penetapan fungsi kawasan agar wilayah yang seharusnya

    dilindungi dan memiliki fungsi perlindungan dapat dipertahankan guna

    menghindari adanya inefiensi program pembangunan jangka panjang dan

    mempertahankan ekosistem sebagai kawasan pelindung sekitarnya. Dalam

    penetapan kawasan lindung tersebut tidak harus didasarkan pada faktor fisiknya

    saja namun juga dalam rangka keseimbangan hidrologis, keseimbangan flora dan

    faunanya, perlindungan cagar alam dan perlindungan terhadap dampak lingkungan

    lainnya. Kawasan yang menjadi kawasan lindung ini adalah:

    1.1.1 Kawasan Perlindungan Bawahannya

    Kawasan perlindungan bawahannya adalah kawasan yang perlu

    dilindungi dan dilestarikan karena mempunyai fungsi perlindungan

    terhadap sumber alam dibawahnya dimana sumber alam tersebut

    merupakan unsur penting sebagai penyangga kehidupan. Kawasan

    bawahannya ini berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi, bencana

    banjir, sedimen, serta sebagai wilayah resapan air, terutama pada

    wilayah bertanaman keras, perkebunan atau hutan. Pengamanan

    kawasan bawahannya dilakukan melalui pengamanan terhadap fungsi

    hidrologis dengan mengamankan mata air yang ada, diupayakan untuk

    meningkatkan daya serap air melalui pengembangan tanaman yang

    potensial, melindungi wilayah resapan air dan mengamankan saluran

    sungai dari pelumpuran, pendangkalan dan pencemaran. Kawasan

    perlindungan bawahannya terdiri dari:

    a. Kawasan Hutan Lindung Mutlak

    Kriteria kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan dengan

    faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai

    skor 175/ kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40%

    atau lebih, kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m

  • 21

    diatas permukaan laut. Untuk lokasi dari kawasan ini di Kecamatan

    bolano lambunu, Mepanga dan Tomini.

    b. Kawasan Resapan Air

    Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi,

    struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk

    geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-

    besaran untuk jenis kawasan ini terletak di 14 Kecamatan da

    Kabupaten Parigi Moutong.

    1.1.2 Kawasan Perlindungan Setempat

    Kawasan Perlindungan Setempat terdiri dari kawasan sekitar

    mata air, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk dan kawasan

    sekitar rawa. Pengamanan terhadap kawasan perlindungan setempat

    dilakukan dengan menetapkan beberapa kriteria yang digunakan

    untuk melindungi dan menjaga kelestarian serta keseimbangan

    lingkungan. Pengamanan tersebut dimaksudkan untuk mencegah

    terjadinya pencemaran dan erosi sehingga mengakibatkan

    pendangkalan air sungai dan pelumpuran. Adapun kriteria-kriteria

    yang digunakan adalah sebagai berikut:

    a. Potensi air bawah tanah

    Potensi air bawah tanah di Kabupaten Parigi Moutong tersedia

    dalam jumlah yang cukup besar yaitu mencapai 30-50liter/detik, ini

    di karenakan masih banyak terdapt daerah-daerah tangkapan air.

    Beberapa mata air terdapat pada hulu sungai serta tebing-tebing

    sungai dengan debit yang tidak terlalu besar.

    b. Kawasan Sungai

    Pada kawasan sekitar sungai harus dilindungi dan dijaga, yaitu

    dengan menjaga kualitas air agar air sungai tetap bersih. Air sungai

    yang berada pada Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong di

    gunakan oleh masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, dan untuk

    minum. Selain itu agar sungai tidak terjadi pendangkalan maka

  • 22

    untuk menghindarinya di perlukan pengerukan sungai setiap 6

    bulan sekali.

    1.1.3 Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor

    Kawasan rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Parigi

    Moutong terdapat di Kecamatan Parigi di Desa Kebon Kopi.

    Sedangkan untuk daerah rawan banjir terdapat di Kecamatan Taopa,

    Bolano Lambunu, Mepanga dan Parigi.

    Kawasan Budidaya

    Kawasan budidaya ini dikembangkan dalam rangka kaitannya dengan

    pemanfaatan lahan dengan menggali pada tata ruang yang optimal. Di Kabupaten

    Parigi Moutong sebagian besar terdiri dari kawasan Pedesaan, maka sistem yang

    digunakan untuk pengembangan kawasan budidaya lebih berorientasi pada wilayah

    Pedesaan, kawasan Pedesaan sebagian besar merupakan kawasan budidaya

    tanaman pangan yaitu kawasan pertanian, kegiatan penunjang, dan permukiman.

    1.2.1 Kawasan Permukiman

    Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang

    diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada

    di daerah perKotaan atau pada daerah Pedesaan. Adapun kriteria dari kawasan

    yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bencana

    alam, sehat, dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha, selain itu kawasan

    yang apabila digunakan untuk permukiman dapat memberikan manfaat. Kawasan

    permukiman dibagi menjadi 2 yaitu permukiman Pedesaan dan permukiman

    PerKotaan.

    Kawasan permukiman Pedesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman

    yang pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan,

    perkebunan dan pemanfaatan lahannya. Kawasan permukiman Pedesaan di

    Kabupaten Parigi Moutong memiliki prosentase yang lebih tinggi dibanding

    dengan permukiman pada kawasan perKotaan. Hal ini disebabkan oleh mayoritas

    wilayah Kabupaten Parigi Moutong termasuk dalam kawasan Pedesaan.

  • 23

    Kawasan permukiman perKotaan adalah kawasan yang digunakan untuk

    kegiatan permukiman dengan kegiatan utama non pertanian dan pada umumnya

    ditunjang oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Di Kabupaten

    Parigi Moutong wilayah yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman

    perKotaan adalah kawasan Parigi serta Kecamatan yang sesuai wilayah yang

    didominasi kegiatannya yang bersifat keKotaan dan merupakan orientasi

    pergerakan bagi penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya.

    1.2.2 Kawasan Pertanian

    Sektor pertanian merupakan salah satu yang mempunyai nilai strategis dalam

    menunjang pertumbuhan dan perkembangan di Kabupaten Parigi Moutong sebab

    sektor ini masih dominan dan mempunyai daya serap tenaga kerja yang besar.

    Namun perkembangan kegiatan penduduk yang mengarah pada kegiatan non

    pertanian (misalnya industri, perumahan dan sebagainya) cenderung mengurangi

    lahan pertanian yang ada. Kawasan ini terutama berkembang pada sekitar wilayah

    perKotaan dan wilayah yang terletak pada jalur utama jalan. Kondisi ini

    menjadikan lahan pertanian atau yang ada dari tahun ke tahun luas lahanya

    cenderung mengalami penyusutan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah

    produksi. Sektor pertanian di Kabupaten Parigi Moutong dikelompokkan menjadi

    beberapa yaitu pertanian dan perkebunan yang hampir terdapat di semua

    Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.

    1.2.3 Kawasan Perikanan

    Sektor perikanan di Kabupaten Parigi Moutong meliputi jenis-jenis perairan

    umum. Jenis ikan yang berpotensi adalah perikanan umum karena produksi yang

    dihasilkan lebih banyak dibandingkan jenis lainnya. Perikanan umum ini sebagian

    besar dijumpai di 14 Kecamatan dui Kabupaten Parigi Moutong.

    1.2.4 Kawasan Peternakan

    Kabupaten Parigi Moutong mempunyai potensi pengembangan ternak yang

    cukup besar, pengembangan potensinya, meliputi:

    Peternakan Besar (kerbau, Sapi, Kuda, Kambing Babi) yang terletak di semua

    Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.

  • 24

    Peternakan Kecil (Ayam Ras, Ayam kampong, Itik) yang tersebar di 14

    Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.

    1.2.5 Kawasan Pariwisata

    Kawasan pariwisata yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong dapat

    dikelompokkan dalam beberapa obyek yang meliputi peninggalan sejarah dan

    taman wisata. Salah satu rumah peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Parigi

    Moutong terdapat di Kecamatan Tinombo dengan jarak 160 km dari Kota Parigi

    dimana terdapat rumah kediaman dan peninggalan Raja Kuti Tombolotutu yaitu

    raja yang berkuasa sejak tahun 1929 sampai wafat tahun 1965, menguasai kerajaan

    Tomini dan Moutong.

    Kabupaten Parigi Moutong Sebagai Lintas Segi Tiga Emas Sulawesi, yang

    menghubungkan Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, sangat

    strategis dan potensial dalam pengembangan kepariwisataan, didukung oleh

    panorama alam yang indah sepanjang jalur jalan Trans Sulawesi.

    Potensi pariwisata tersebut antara lain adalah: Pantai Purwosari terletak di desa

    Purwosari dengan jarak tempuh 24 km dalam waktu jam dari ibu Kota

    Kabupaten, Pantai Pesona berada di desa Pesona yang yang jaraknya 97 dari

    IbuKota Kabupaten Parigi Moutong dan 5 Km dari ibu Kota Kecamatan,

    bentangan pantai sepanjang 1 Km dan kedaan laut yang dangkal menjadikan daya

    tarik tersendiri yang menjadikan pantai pesona sebagai obyek wisata unggulan di

  • 25

    Kec. Kasimbar, Pantai Juna Yasa berada didesa Kasimbar selatan memiliki daya

    tarik yang luar biasa karena dipantai ini memiliki hamparan pasir putih dan

    terdapat terumbu karang yang sangat indah, Pulau Kelelawar ini terdapat didesa

    Tomoli dengan jarak 60 Km dengan waktu tempuh 3 Jam dari Kota Parigi,

    lokasi obyek wisata ini menjadi tempat berkembang biaknya habitat kelelawar

    yang berwarna kuning, coklat dan hitam Obyek Wisata Air Terjun dan Tebing

    Alam Likunggavali berada di desa Marantale yang jarak tempuhnya dari Ibukota

    kabupaten adalah 22 Km,Likunggavali artinya Batu yang berbentuk lingkaran

    wajan.

    . Pulau ini diapit oleh dua tanjung hutan bakau yang berbentuk pintu

    gerbang, dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata di Kabupaten Parigi

    Moutong mulai dari bagian utara Molosipat sampai ke selatan Maleali.

  • 26

  • 27

    1.2.6 Kawasan Industri

    Kegiatan industri yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong adalah

    termasuk dalam kategori aneka industri kecil/ kerajian. Untuk industri yang

  • 28

    memiliki skala besar diarahkan di sekitar Kecamatan Parigi karena letak

    wilayahnya yang dekat dengan Ibu Kota Propinsi yaitu Kota Palu, sedangkan untuk

    skala menengah diarahkan ke Kecamatan Moutong. Untuk wilayah tertentu yang

    sudah memiliki potensi pengembangan industri lainnya seperti Industri Pertanian

    dan kehutanan di Kecamatan: Sausu, Parigi, Parigi Selatan, Ampibabo, Kasimbar,

    Toribuly, Tomini, Tinombo, Mepanga, Moutong, dan Bolano Lambunu.

    1.2.7 Kawasan Hutan

    Kabupaten Parigi Moutong memiliki kawasan hutan yang tersebar secara

    merata pada wilayah Kecamatan karena Kabupaten Parigi Moutong sebagian besar

    wilayahnya masih berupa hutan dengan tekstur pegunungan. Diman hamper semua

    Kecamatan sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan.

    1.2.8 Kawasan Pertambangan

    Kabupaten Parigi Moutong memiliki sumber daya potensial yang berupa

    panas bumi berupa mata air panas dengan temperature 60 C pada temperatur udara

    29 C dengan debit air panas 1 liter/detik, tingkat keasaman terukur dilapangan

    9,48 dan daya hantar listrik 430 m/cm. Sedangkan tipe air panasnya ada dalam

    tipe air panas Bikarbonat Sulfat. Dalam perannya merupakan salah satu penun-

    jang pembangunan perekonomian di Kabupaten Parigi Moutong.

    2. Penatagunaan Ruang untuk Air

    Pemanfaatan air baku di Kabupaten Parigi Moutong harus digunakan

    seoptimal mungkin sebab keberadaannya sangat vital bagi kehidupan manusia

    dan makhluk lainnya. Air baku ini pada umumnya dapat dibagi menjadi 3

    kelompok yakni:

    Untuk air permukaan

    Karena selalu mengalir dari sumber/ mata air maka dapat dipergunakan

    untuk berbagai keperluan, baik keperluan irigasi, air bersih, ataupun penggunaan

    lainnya. Di Kabupaten Parigi Moutong yang terdapat sumber mata air hampir

    tersebar merata di 14 Kecamatan dan memiliki debit yang cukup besar terdapat. di

    Air tanah dangkal

  • 29

    Air ini akan didapat bila dilakukan suatu usaha (misalnya dipompa) dan

    penggunaannya lebih terbatas. Air tanah dangkal akan digunakan oleh sebagian

    besar penduduk melalui penggunaan sumur pribadi ataupun umum dan terkadang

    juga keperluan industri. Untuk sumber air dangkal hampir terdapat di seluruh

    wilayah Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong baik di kawasan

    yang merupakan perKotaan maupun pedesaaan.

    Air tanah dalam

    Merupakan sumber air yang cukup besar tetapi lokasinya jauh di dalam

    tanah. Sumber air ini sebaiknya tidak dipergunakan untuk pemanfaatan sehari-hari,

    bahkan disarankan untuk tidak dilakukan penggalian dan pemompaan.

    3. Penatagunaan Ruang untuk Udara

    Pengaturan yang berkaitan dengan penataan ruang untuk udara berupa

    pengaturan ruang bebas bagi keberadaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT),

    ruang udara yang berada diatas kawasan lindung terutama kawasan suaka alam

    dimana di dalamnya terdapat marga satwa , ruang udara yang berada di kawasan

    industri. Pengaturan-pengaturan ini diperlukan dalam rangka:

    Memberikan perlindungan bagi jenis burung dan spesies langka yang

    dilindungi.

    Untuk kawasan industri, pengaturan ruang udara diperlukan dalam rangka

    memberikan sekat bagi kawasan tersebut sehingga pemfungsian Buffer

    Zone (zona penyangga) dapat maksimal.

    Untuk menghindari kecelakaan akibat dari kontak dengan tegangan tinggi.

    2.6 Permasalahan yang ada di Kabupaten Parigi Moutong beserta

    Penyelesaiannya

    1. Masalah Ekonomi

    Masalah perekonomian tidak terlepas pada masalah kawasan budidaya yang

    dapat mengangkat pendapatan daerah.

    1.1 Kawasan Pertanian

  • 30

    Penggunaan tanah di Kabupaten Parigi Moutong sebagian besar digunakan

    sebagai tanah pertanian. Pemanfaatan lahan pertanian khususnya tanaman pangan

    menghadapi permasalahan yang tingginya tekanan penduduk dan ketergantungan

    kehidupan terhadap tanah pertanian sehingga timbul pemanfaatan lahan tanpa

    memperhatikan segi kemampuan tanah dan kurang memperhatikan kaidah-kaidah

    konservasi tanah yang dapat mempercepat penurunan daya dukung lahan dan

    kualitas lingkungan. Saat ini lahan pertanian banyak mendapatkan tekanan dengan

    adanya perluasan kawasan permukiman di perKotaan. Sedangkan masalah yang

    timbul berkaitan dengan segi teknisnya adalah sebagai berikut:

    Pengetahuan dan ketrampilan akan SDM kurang.

    Curah hujan yang cukup tinggi.

    Banyak dijumpai lahan-lahan konservasi dengan lapisan olah yang tipis.

    Adapun pemecahan bagi masalah-masalah tersebut di atas adalah:

    Peningkatan pembinaan SDM melalui kelompok tani dan bimbingan

    dengan cara sebagai berikut:

    - Penerangan dan penyuluhan pertanian.

    - Membina dan mendorong berkembangnya organisasi petani.

    - Meningkatkan partisipasi petani dalam setiap tahapan kemonitor-

    ingan dan pemecahan masalah.

    - Mendorong terwujudnya hubungan yang melembaga antara petani

    dengan KUD dan antara petani dengan perusahaan inti.

    Adanya perlakuan khusus pada lahan-lahan konservasi yang meliputi:

    - Pembuatan terasering.

    - Pembinaan pola tanam pada lahan konservasi.

    - Pembuatan guludan yang tidak boleh sealur dengan aliran air.

    1.2 Kawasan Perkebunan

    Permasalah kawasan perkebunan dalam rangka peningkatan produksi

    perkebunan ada yang bersifat teknis dan sosial ekonomis. Dalam pengelolaan

    sumber daya alam dan lingkungan masalah yang dihadapi adalah adanya akibat-

    akibat samping dari kegiatan perkebunan yang mempengaruhi keadaan sumber

  • 31

    daya alam dan lingkungan hidup, terutama mengenai produktivitas dan

    kelestariannya penyediaan pupuk, sistem pengairan, dan kelangkaan produk.

    Adapun usaha-usaha penyelesaian masalah-masalah tersebut meliputi:

    Pengelolaan lahan sebagai sumber daya alam yang tercakup dalam

    sektor perkebunan ditangani lebih intensif.

    Pengembangan pupuk dengan memanfaatkan pupuk alternatif yaitu

    kompos, blontong (limbah dari pabrik gula).

    Sistem pengairan dengan memanfaatkan air hujan.

    1.3 Kawasan Perikanan

    Permasalahan yang ada dalam kawasan perikanan adalah sebagai

    berikut:

    Pola pemanfaatan sumber yang tidak merata.

    Belum adanya pranata sosial masyarakat yang sepenuhnya mendorong

    pemanfaatan sumber secara lestari menjadi penyebab kritisnya sumber

    perikanan.

    Pemasaran produksi yang masih secara lokal.

    Keterampilan dan tenaga kerja (SDM) masih kurang.

    Belum ada keseimbangan antara biaya pakan dan pemeliharaan yang

    cenderung tinggi dengan harga penjualan.

    Sarana yang masih kurang memadai.

    Arahan pengelolaan budidaya perikanan yaitu dengan pemberian

    kredit lunak bagi petani ikan tawar, pengadaan bibit unggul dan bantuan

    pemasaran. Juga perlu dilakukan penetapan kawasan yang dapat dijadikan

    sentra bagi perikanan.

    1.4 Kawasan Peternakan

    Pada sektor peternakan di Kabupaten Parigi Moutong yang ditinjau

    berdasarkan hasil produksi potensi yaitu Sapi dimana banyak masalah yang

    ditimbulkan pada produksi keju dan susu adalah sebagai berikut: Adanya

    barang impor yang lebih murah.

    SDM yang masih perlu pembinaan.

    Peluang pasar yang kecil.

  • 32

    Perkembangan kawasan terbangun sehingga peternakan jenis ini mulai

    tergusur.

    Beberapa usaha-usaha yang diterapkan dengan harapan dapat

    mengurangi masalah pada sektor ini antara lain:

    Pembinaan terhadap SDM.

    1.5 Kawasan Permukiman

    Kawasan permukiman di Kabupaten Parigi Moutong memusat di ibu

    Kota Kecamatan dan lainnya tersebar di wilayah Pedesaan. Perkem-

    bangannya cenderung mengarah kepada sepanjang jalan utama ibu Kota

    Kecamatan dan pada kawasan pertanian yang subur atau kawasan yang

    potensial untuk pertanian. Akibatnya adalah berkurangnya luas lahan

    pertanian yang potensial.

    1.6 Kawasan/Kegiatan Industri

    Permasalahan Kawasan/ Kegiatan Industri di Kabupaten Parigi Moutong

    adalah:

    Kurang tersedianya bahan baku industri dan tenaga kerja siap pakai.

    Belum adanya kawasan industri dan minat investasi yang besar untuk

    pengembangan kawasan industri, sehingga perlu penyediaan lokasi dan

    prasarana lebih lanjut.

    Masalah pengembangan kawasan industri dikaitkan dengan

    perkembangan di Kabupaten Parigi Moutong maupun pemanfaatan

    lahan tidak subur juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian

    dalam penataan ruang di Kabupaten Parigi Moutong.

    Untuk menanggapi masalah-masalah yang ada disektor industri

    sebagai usaha peningkatan pada sektor ini adalah sebagai berikut:

    Pembinaan baik pada industri unggulan maupun non unggulan.

    Pengembangan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan

    sebagai industri unggulan.

  • 33

    Pemantauan dan pengendlaian pencemaran lingkungan akan kerusakan

    yang ditimbulkan dari industri.

    Bantuan pinjaman dan bantuan modal pada industri kecil dan menengah

    yang dilakukan dengan menyusun proposal pinjaman kepada para

    kreditor baik melalui Bank BUMN, proyek bantuan dana bergulir dari

    pemda dan instasional.

    1.7 Kawasan Pertambangan

    Kegiatan pertambangan di Kabupaten Parigi Moutong pada umumnya

    termasuk pertambangan galian golongan C dimana bentuk

    pengusahaannya merupakan kegiatan penggalian. Masalah yang dihadapi

    dalam upaya pengembangan dan eksploitas bahan-bahan tambang ini antara

    lain adalah:

    Sebagian besar lokasinya berada tersebar secara sporadik.

    Kualitas bahan tambang yang kurang memenuhi syarat.

    Kurangnya tenaga ahli di bidang pertambangan.

    Terbatasnya teknologi, modal, dan data.

    Usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam skala kecil sering sukar

    dikendalikan dan dikontrol kegiatannya.

    Adapun usaha yang dilakukan sehubungan dengan adanya masalah

    yang timbul dari sektor pertambangan adalah:

    a. Yang berkaitan dengan lokasi penambangan meliputi:

    Sistem yang dipakai untuk menjaga kualitas lingkungan.

    Tetap memperhatikan lingkungan sekitar dan menekan seminimal

    mungkin dampak dari PIL dan Andal.

    Menjaga jarak terhadap tanggul sungai, jalan, bangunan, dan lain-

    lain.

    b. Adanya sistem penampuan dalam pemasaran.

    c. Adanya dukungan dari harga penjualan.

    1.8 Kawasan Pariwisata

  • 34

    Eksplotasi secara maksimal dan berbagai potensi pariwisata yang ada

    di Kabupaten Parigi Moutong masih belum dilaksanakan. Permasalahan-

    permasalahan dalam sektor ini adalah:

    Kurangnya keterpaduan perencanaan.

    Kurangnya SDM yang terampil.

    Kurangnya peran serta masyarakat.

    Kurangnya informasi.

    Kurangnya pelestarian lingkungan.

    Masih langkanya cinderamata di tiap-tiap obyek wisata.

    Persaingan mendapatkan wisatawan mancanegara yang besar.

    Kurangnya produk mutu dan pelayanan.

    Adapun langkah-langkah pemecahan masalah-masalah tersebut antara

    lain:

    Sumber Daya Manusia

    1. Penataan manajemen kepariwisataan bagi pejabat yang menangani

    pariwisata.

    2. Penataran pengelola obyek dan daya tarik wisata.

    3. Temu pendapat serta wisata.

    Peran serta dunia usaha

    1. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan.

    2. Penyelenggaraan dan mengikuti berbagai bentuk pameran

    kepariwisataan baik tingkat regional maupun nasional.

    3. Peningkatan pengadaan sarana akomodasi, transportasi dan

    sebagainya.

    Peran serta masyarakat

    1. Penyuluhan dan bimbingan masyarakat.

  • 35

    2. Peningkatan sadar wisata masyarakat dengan memasyarakatkan

    sapta pesona di lingkungan sehari-hari dengan jalan kampanye sadar

    wisata.

    3. Melibatkan peran serta aktif masyarakat dalam rangka program

    pengembangan kepariwisataan melalui desa wisata.

    Kelestarian lingkungan

    Sebagai usaha menujukan masyarakat yang sadar wisata melalui

    sadar lingkungan, maka masyarakat akan mencapai potensi wilayahnya

    dengan memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan yang lestari

    yang mampu menarik wisatawan.

    1.9 Kawasan Kehutanan

    Kenaikan harga komoditas kayu yang secara tidak langsung akan

    memancing tindak pelanggaran hutan.

    Terbatasnya aparat keamanan di sektor kehutanan baik intern maupun

    ekstern.

    Kurang lengkapnya sarana dan prasarana menuju wana wisata.

    Untuk mengatasi hambatan yang ada maka dilakukan upaya-upaya

    sebagai berikut:

    Usaha pengawetan

    1. Pembuatan terasiring.

    2. Membuat anggelan.

    Usaha pemeliharaan

    1. Penerapan tanaman balita.

    2. Untuk di atas balita melalui penanaman tegakan.

    Kemitraan

    Penanaman

    Pengembangan wana wisata hutan

  • 36

    2. Masalah Kependudukan

    Penduduk dalam suatu kawasan satu wilayah merupakan obyek dan subyek

    kegiatan perencanaan. Kondisi penduduk menjadi tolak ukur penyediaan ruang

    untuk kegiatan suatu wilayah, kawasan maupun suatu daerah. Adapun masalah-

    masalah yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong meliputi:

    Masih banyaknya tenaga kerja pengangguran dan setengah pengangguran.

    Masih banyak pengangguran pada usia produktif.

    Masih banyak pengangguran pada usia setengah produktif.

    Masih kurangnya pengetahuan dan ketrampilan pada kaum wanita.

    Angka kenakalan remaja yang semakin meningkat.

    Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah.

    Produktivitas yang masih rendah.

    3. Masalah Lingkungan Hidup

    3.1 Fisik umum

    Kondisi fisik Kabupaten Parigi Moutong secara umum memunculkan

    suatu permasalahan yaitu banjir akibat aliran sungai yang melintasi wilayah

    Kabupaten Parigi Moutong yang akan mempengaruhi kondisi fisik

    sekitarnya.

    3.2 Kelestarian Lingkungan Hidup

    Erosi

    Erosi yang terjadi disebabkan oleh kemiringan tanah dan curah

    hujan yang turun setiap tahunnya disamping faktor penutup lahan. Erosi

    yang paling besar terjadi pada lahan tegalan, karena mempunyai frekuensi

    pengolahan tanah yang cukup besar. Daerah-daerah yang mempunyai

  • 37

    erosi cukup tinggi terjadi pada daerah yang mempunyai kemiringan

    lereng 15%-40% atau lebih dari 40%, wilayah tersebut meliputi sebagian

    besar di bagian Utara dan Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Secara

    umum hujan di Kabupaten Parigi Moutong di atas 1300 mm per tahun

    yang hampir meliputi semua Kecamatan.

    3. 3 Keserasian Pola Penggunaan Tanah (Land Use Conflict)

    Menurut pengamatan dari hasil praktik, kegiatan masyarakat terutama

    pertanian mengakibatkan kerusakan lahan. Hal ini disebabkan oleh

    pemanfaatan lahan yang melebihi kemampuan lahan dan tidak disertai

    dengan teknik konservasi tanah yang baik dan benar serta sesuai.

    Penggunaan lahan yang tidak sesuai juga disebabkan oleh kondisi sosial

    ekonomi masyarakat setempat yang mempengaruhi tata cara kehidupan

    mereka.

    4. Masalah Struktur Ruang

    a. Sistem Pusat-pusat Keserasian Fungsi/ Peranan Pusat Kota

    Kendala yang mempengaruhi pusat Kota di Kabupaten Parigi Moutong

    ada 2 yaitu: kendala alami yang berupa bentuk fisik dari wilayah yang berupa

    pegunungan yang terdapat di bagian Barat, dan kendala buatan antara lain

    berupa jaringan-jaringan listrik tegangan tinggi dan kawasan-kawasan tertentu

    yang karena peraturan perundangan dilindungi. Dari faktor tersebut secara

    tidak langsung akan membentuk hierarki Kota yang berwujud:

    Masih terbatasnya fasilitas pada setiap pusat pertumbuhan.

    Masih kuatnya pengaruh secara langsung Kota Parigi Moutong sehingga

    orientasi tehadap Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) kurang

    berjalan.

    b. Sistem Jaringan Transportasi

    Sistem jaringan transportasi dipengaruhi oleh kondisis fisik dasar

    wilayah. Prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Parigi Moutong secara

    keseluruhan telah mencapai semua wilayah Kecamatan yang berada di wilayah

    Kabupaten Parigi Moutong. Untuk Kecamatan yang letaknya jauh dari pusat

    Kota kondisi sarana dan prasarana serta kelancaran transportasi berpengaruh

    pada banyaknya watu perjalanan dan ongkos transportasi.

  • 38

    2.7 Pengembangan Wilayah Kabupaten Parigi Moutong

    Berdasarkan kondisi yang ada di Kabupaten Parigi Moutong penetapan

    sistem tata ruang wilayah yang direncanakan adalah dengan membagi wilayah

    yang ada menjadi 7 Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) dengan kegiatan

    utamanya, yaitu:

    SSWP A berpusat di Kecamatan Parigi

    Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Parigi, Sausu, Parigi Selatan,

    Ampibabo, serta desa-desa yang ada di wilayah kecamatan tersebut. Kegiatan

    utama pada SSWP ini adalah pertanian, perdagangan, industri kecil/menengah

    dan pendidikan.

    SSWP B berpusat di Kecamatan Parigi Selatan

    Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Parigi Moutong, Parigi, Sausu serta

    Ampibabo. Karena wilayah Parigi Selatan dan Parigi dekat dengan Ibu Kota

    Palu. Kegiatan utamanya adalah pertanian, perdagangan, pendidikan,

    pariwisata, industri kecil/menengah.

    SSWP C berpusat di Kecamatan Tinombo

    Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Tinombo dan Tinombo Selatan.

    Kegiatan utamanya adalah pertanian, perhubungan, perdagangan, industri kecil

    dan pariwisata.

    SSWP D berpusat di Kecamatan Mepanga

    Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Bolano Lambunu, Mepanga,

    Tomini, Kegiatan utamanya adalah pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan

    jasa, pertanian, pendidikan, pariwisata dan industri.

    SSWP E berpusat di Kecamatan Bolano Lambunu

    Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Bolano Lambunu, Taopa, Mepanga

    Kegiatan utamanya adalah pertanian, industri kecil, pendidikan, perdagangan,

    perhubungan dan pariwisata.

    SSWP F berpusat di Kecamatan Moutong

  • 39

    Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Moutong, Taopa, BOlano Lambunu

    Kegiatan utamanya adalah pertanian, perdagangan, pertambangan, dan

    industri.

    Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas

    1. Wilayah yang termasuk tertinggal/terisolasi/kurang berkembang dan

    masyarakatnya relatif terbelakang.

    Penyebabnya adalah kondisi alam yang kurang menunjang untuk

    kegiatan dan kehidupan sehari-hari. Wilayah yang tergolong di dalamnya

    adalah Kecamatan Toribulu, Toreu, Siniu, Tomini, dan Tinombo Selatan.

    Oleh karena itu diperlukan pengembangan kegiatan ekonomi di wilayah ini

    untuk menunjang kegiatan perekonomian masyarakatnya. Misalnya

    pengembangan pertanian dan kerajinan serta penyuluhan tentang

    peningkatan pemanfaatan SDM dan SDA dengan tetap memperhatikan

    kualitas lingkungan hidup.

    2. Pengembangan Kawasan Pusat Pedagangan (CBD)

    Dengan letaknya yang dekat dengan Kota Palu, Kecamatan Parigi dan

    Toboli sangat berpotensi dan layak untuk dikembangkan.

    3. Kawasan yang Strategis dan Memberikan Prospek Pengembangan yang Baik

    Prospek pengembangan yang baik adalah untuk menumbuhkan

    perekonomian secara lebih merata. Peninjauan terhadap sektor yang

    potensial dan mempunyai kaitan erat dengan pengembangan wilayah adalah

    sektor pertanian, perdagangan, dan agroindustri. Kawasan yang

    dikembangkan untuk Parigi, Toboli, Moutong.

    4. Kawasan Strategis lainnya yang Memiliki Prospek Pengembangan Baik

    Kawasan ini adalah Kabupaten Parigi Moutong bagian Barat karena

    mempunyai sederetan kawasan wisata yang berpotensi besar untuk

    meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Wilayah pembangunan tersebut akan dapat lebih tercapai bila setiap

    wilayah memiliki satuan wilayah pengembangan dimana wilayah pusat

    diharapkan dapat menjalankan pembangunan yang ada terhadap wilayah

  • 40

    sekitarnya melalui proses penetesan ke bawah. Bila proses ini dapat

    berlangsung dengan baik maka masalah pertumbuhan ekonomi wilayah dan

    pemerataan pembangunan akan lebih mudah tercapai baik secara

    konsepsional maupun secara nyata, hal ini akan dapat dilakukan dengan

    menetapkan stuktur ruang wilayah yang ideal.

    Selama ini upaya dalam pengembangan wilayah sering tidak

    mencapai sasaran yang dikehendaki karena tidak adanya prioritas dalam

    pengembangan wilayah, baik pemanfaatan ruang maupun pengembangan

    ekonominya. Dalam pengembangan wilayah diperlukan adanya suatu strategi

    pengembangan wilayah dengan melakukan beberapa tindakan yang

    didasarkan pada kondisi potensi, permasalahan, kebutuhan pengembangan

    dan ditunjang dengan persyaratan yang diperlukan apabila strategi tersebut

    diperlukan dalam pengembangan wilayah.

    Pengembangan wilayah Kabupaten Parigi Moutong sekarang lebih

    ditujukan dalam hal pembangunan ekonomi dengan arah pengembangannya

    menuju ke arah Selatan yaitu ke arah Kota Palu. Pengembangan yang lebih

    dipusatkan pada bidang ekonomi dimaksudkan agar kesejahteraan masyarakat

    di Kabupaten Parigi Moutong dapat meningkat dan makmur. Salah satu upaya

    yang telah dilakukan adalah dengan membangun Terminal di Toboli yang

    dilengkapi pertokoan dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

    Pembangunan ini diharapkan nantinya dapat menarik para investor-investor

    lain untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Parigi Moutong. Investor

    yang masuk dapat menanamkan modalnya disini dapat dijadikan sumber

    pemasukan pajak daerah yang nantinya dapat digunakan untuk

    pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah Kabupaten Parigi Moutong

    juga didukung dengan perbaikan dan pelebaran jalan raya yang bertujuan

    memudahkan proses transportasi masyarakat. Kemudahan sarana transportasi

    juga menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor yang dapat

    digunakan sebagai akses, sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya

    disini. Hal yang masih harus diupayakan kembali adalah kendaraan umum

    yang masih perlu dibuatkan trayek baru ataupun jalur baru sehingga jalur

    lintasan yang menghubungkan antar wilayah dapat lancar dan tidak terputus.

  • 41

    Dalam pengembangan sektor pariwisata dilakukan dengan

    menggabungkan obyek wisata menjadi salah satu paket wisata.

    Pengembangan ini dilakukan dengan usaha perbaikan infrastruktur atau

    fasilitas yang ada di suatu kawasan wisata. Obyek wisata yang ada di

    Kabupaten Parigi Moutong tidak hanya ada obyek wisata alam tetapi juga

    terdapat obyek wisata sejarah. Obyek wisata alam berupa air terjun dan

    gunung, sedangkan dalam obyek wisata sejarah terdapat Petilasan Jayabaya.

    Semua obyek wisata ini dirawat dan dilestarikan menjadi suatu wisata yang

    dapat menarik perhatian bagi para pengunjung.

    Strategi dalam pengembangan tata ruang yaitu dengan membuat

    sistem pewilayahan dengan pusat pertumbuhan masing-masing wilayah

    pengembangan. pengembangan wilayah diharapkan berawal dari wilayah

    yang ditentukan sebagai pusat pertumbuhan yang akan memberikan dampak

    pertumbuhan terhadap wilayah-wilayah pendukung di suatu wilayah yang

    bersangkutan. Dalam membuat struktur tata ruang wilayah Kabupaten Parigi

    Moutong dikembangkan dengan sub satuan pengembangan wilayah sebagai

    upaya membuat regeneralisasi di satuan wilayah pengembangan, hal ini

    dilakukan dengan memberikan kemandirian kepada setiap Kecamatan untuk

    dapat berkembang dengan baik. Selain itu arah kebijaksanaan pengembangan

    disesuaikan dengan arah kebijaksanaan yang terdapat dalam RTRW propinsi

    Jawa Timur dan mendukung peningkatan pemerataan pembangunan daerah.

    Strategi dalam pengembangan sumberdaya manusia dilakukan dengan

    meningkatkan pendidikan dan memperbaiki pendidikan dalam masyarakat.

    Selain itu, peran serta swasta menjadi salah satu kemitraan pemerintah

    diharapkan mampu mengurangi beban pemerintah denagn mengikutsertakan

    dalam pelaksanaan kontruksi, pengoperasian serta pembiayaan. Sedangkan

    peran serta masyarakat dalam pengembangan wilayah Kabupaten Parigi

    Moutong adalah dalam hal pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan

    ruang.