kabutapen parigi moutong.pdf
TRANSCRIPT
-
TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Geografi Pengembangan Wilayah
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd
Oleh:
Rendra Zainal Maliki
100721407139
Off K
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
Maret 2012
-
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan suatu wilayah dan ruang sangat diperlukan untuk mencapai
suatu kesejahteraan masyarakat dengan pemanfaatan ruang secara maksimal
dengan tetap memperhatikan lingkungan keadaan sekitarnya. Rencana Tata Ruang
Wilayah merupakan salah satu wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang
melalui suatu penataan pada sektoral-sektoral penyusunan suatu ruang itu sendiri,
namun perencanaan tata ruang yang ada di Kabupaten merupakan penjabaran dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi tetapi merupakan sinkronasi dari Rencana
Tata Ruang yang ada di wilayah Propinsi.
Bentuk permukaan tanah di daerah Kabupaten Parigi Moutong bervariasi dari
dataran sampai bergunung. Daerah yang mempunyai dataran cukup luas adalah
Kecamatan Bolano Lambunu (pemekaran dari Kecamatan Moutong), Kecamatan
Sausu dan Kecamatan Tomini. Landform wilayah Kabupaten Parigi Moutong
terdiri dari dataran rendah dan perbukitan serta pegunungan yang membentang
sepanjang pantai dari utara sampai selatan dengan ketinggian rata-rata di atas
permukaan laut (15 -375) m. Ditinjau dari kondisi yang ada saat ini Kabupaten
Parigi Moutong memiliki wilayah seluas 6.231,85 km2. Secara adminisratif terdiri
dari 20 Kecamatan serta 117 desa dan memiliki kondisi yang beranekaragam baik
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun perkembangan wilayah. Posisi
Kabupaten Parigi Moutong sangat strategis sebagai pusat pengembangan
perekonomian karena terletak dekat dengan Kota Palu untuk wilayah Parigi dan
dekat Kota Gorontalo untuk wilayah Moutong karena Kabupaten Parigi Moutong
terdiri dari dua wilayah yakni Parigi dan Moutong. Namun demikian dari sisi
ekonomi sampai saat ini belum dikembangkan secara maksimal, karena selama ini
kegiatan perekonomian masih terpusat di kawasan Palu sebagai Kota di Sulawesi
Tengah.
-
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa visi dan misi Kabupaten Parigi Moutong?
2. Bagaimana kondisi geografis Kabupaten Parigi Moutong?
3. Apa saja dan bagaimana aspek-aspek di Kabupaten Parigi Moutong?
4. Bagaimana penatagunaan ruang di Kabupaten Parigi Moutong?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut di atas adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui kondisi geografis dan potensi di wilayah Kabupaten Parigi
Moutong.
2. Mengetahui penatagunaan ruang di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
3. Mengetahui permasalahan dan bagaimana cara mengatasi permasalahan
yang timbul akibat dari pengembangan wilayah di Kabupaten Parigi
Moutong.
4. Mengetahui pengembangan wilayah di Kabupaten Parigi Moutong
-
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Visi dan Misi Kabupaten Parigi Moutong
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menyusun RPJMD Kabupaten
Parigi Moutong tahun 2008-2013. RPJMD Kabupaten Parigi Moutong Tahun
2008-2013 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten
Parigi Moutong untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang memuat Visi, Misi,
Strategi Pembangunan Daerah, Sasaran, Arah Kebijakan Daerah, Kebijakan dan
Program Pembangunan Daerah serta Kaidah Pelaksanaanya. Visi Kabupaten Parigi
Moutong adalah "Terwujudnya Kabupaten Parigi Moutong Yang Terdepan
Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Berdaya Saing Tinggi Di
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2020".
Untuk mencapai Visi Kabupaten Parigi Moutong yang telah disebutkan di
atas maka Kabupaten Parigi Moutong menetapkan Misi yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa.
2. Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing berdasarkan keimanan
dan ketakwaan.
3. Percepatan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
4. Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
untuk kesejahteraan masyarakat.
5. Menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapat daerah.
6. Meningkatkan kualitas lingkungan sebagai wujud komitmen terhadap
konsepsi pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2.2 Kondisi Geografis Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi yang
membentang sepanjang Teluk Tomini yang secara geografis terletak pada posisi
11922" - 12422" Bujur Timur dan posisi 0348" Lintang Selatan 0222" Lintang
Utara. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati oleh garis meridian 120 Bujur
Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu untuk wilayah yang termasuk dalam
-
5
Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas
wilayah seluas 6.231,85 km2 dengan batas Administratif Pemerintahan sebagai
berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli dan Propinsi
Gorontalo.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Propinsi Sulawesi
Selatan.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
4. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Tomini.
Peta Administrasi Kabupaten Parigi Moutong
-
6
Kondisi topografi terdiri dari dataran rendah dan pegunungan. Secara
keseluruhan luas wilayah Kabupaten Parigi Moutong sekitar 6.231,85 km2 terdiri
dari 165.565 ha lahan perkebunan, 155.766 ha lahan persawahan, dan areal hutan
seluas 396.236 ha.
2.3 Aspek-Aspek Geografi Kabupaten Parigi Moutong
a. Aspek Fisik
Kabupaten Parigi Moutong berada pada ketinggian 0 2900 m dpl dan
garis pantai yang memiliki bibir pantai sepanjang 472 km di Teluk Tomini
membentang dari ujung Kecamatan Sausu di bagian selatan hingga Kecamatan
Moutong yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo di sisi utara. Bentuk
permukaan tanah di daerah Kabupaten Parigi Moutong bervariasi dari dataran
sampai bergunung. Daerah yang mempunyai dataran cukup luas adalah Kecamatan
Bolano Lambunu (pemekaran dari Kecamatan Moutong), Kecamatan Sausu dan
Kecamatan Tomini. Keadaan topografi dengan luas kemiringan lahan rata-rata :
Datar (0 8)% = 146.134 Ha.
Bergelombang (8 15)% = 60.443 Ha.
Curam (15 45)%=142.186 Ha.
Sangat curam ( >45)% = 1.97 Ha.
Landform wilayah Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari dataran rendah dan
perbukitan serta pegunungan yang membentang sepanjang pantai dari utara sampai
selatan dengan ketinggian rata-rata di atas permukaan laut (15 -375) m.
Potensi dari bentang alamnya terdapat pegunungan yang dapat digunakan
sebagai kawasan wisata. Kawasan hutannya merupakan lingkungan hidup yang
dapat meningkatkan pendapatan daerah karena selain sebagai kawasan konservasi
juga menghasilkan produk-produk dasar misalnya kayu bakar, rotan, jati, dan
sebagainya. Secara keseluruhan luas wilayah ada sekitar 6.231,85km2. Sedangkan
ditinjau dari jenis tanahnya, jenis tanah di Kabupaten Parigi Moutong dibagi
menjadi 4 (empat) golongan, yaitu:
1. Jenis tanah pedsolik merah kuning, 49, 93% (3.111,87 km2),
2. Jenis tanah persolik merah kelabu, 8,49% (529,32 km2),
3. Jenis tanah latosol, 38, 49% (2.398,64 km2), dan
-
7
4. Jenis tanah alluvial, 3.08% (192,02 km2).
Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah yang berbukit dan bergunung
terutama pada bagian barat dan bagian utara. Dataran rendah dan landai banyak di
temukan di bagian tengah hingga timur, berbatasan dengan laut.
Berdasarkan ketinggian lahan, Kabupaten Parigi Moutong pada umumnya
berada pada ketinggian antara 0-2900m dpl dan garis pantai yang memiliki bibir
pantai sepanjang 472 km di Teluk Tomini, membentang dari ujung selatan
Kecamatan Sausu di bagian selatan hingga Kecamatan Moutong yang berbatasan
dengan Provinsi Gorontalo di sisi utara. Titik terendah pada daerah pinggiran
pantai yang berbatasan dengan permukaan air laut dan titik tertinggi pada Gunung
Malino di Kecamatan Moutong.
Tipe iklim di Kabupaten Parigi Moutong adalah tropis dengan dua musim
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim Parigi Moutong dipengaruhi
oleh musim barat yang kering, terjadi sekitar bulan Oktober sampai Maret yang di
tamdai dengan suhu yang panas dan kurangnya hujan, dan musim timur yang
banyak membawa uap air yang terjadi sekitar bulan April sampai September yang
di tandai dengan banyaknya turun hujan.
Suhu udara maksimum tertinggi di Kabupaten Parigi Moutong terjadi pada
bulan Oktober (35.9oC), dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada bulan
Juni (31.1oC), sementara suhu udara minimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober
(24.3oC), dah suhu udara minimum terendah terjadi bulan April dan Bulan Mei
(22.6oC). (Sumber RPJPD Parigi Moutong).
b. Aspek Biotis
Aspek biotis yang ada di Kabupaten Parigi Moutong beraneka ragam baik
berupa tanaman pangan, perkebunan, kehutanan maupun hewan ternak.
Tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari padi,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Sayur-sayuran
di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari lombok, mentimun, tomat, terong dan
bawang merah. Buah-buahan terdiri dari durian, rambutan, semangka, salak,
mangga, pepaya, nanas, dan pisang. Untuk tanaman perkebunan terdiri dari kakao,
kelapa, cengkeh, kopi, kapuk, kemiri dan jambu mete. Kehutanan di Kabupaten
Parigi Moutong terdiri dari meranti, palapi, nyatoh, motoa, cempaka, rimba
-
8
campuran, rotan dan damar. Di Kabupaten Parigi Moutong cukup menjadi
perhatian pemerintah dalam hal peternakan dengan cara memberikan bantuan,
maupun usaha oleh masyarakat sendiri seperti: Peternakan kambing, sapi, kuda,
babi, ayam kampung/ itik. Perikanan di daerah Kabupaten Parigi Moutong berupa
jenis ikan laut dan tawar seperti ikan pelagis, damersal, batu, Cakalang, dan
bandeng.
c. Aspek Manusia dan Sosial
1. Pendidikan
Penduduk Kabupaten Parigi Moutong sebagian besar tergolong dalam usia
muda (5-9 tahun) yang umumnya berada pada usia taman kanak-kanak (TK) dan
Sekolah Dasar (SD). Jumlah murid TK dari tahun ketahun mengalami peningkatan.
Pada tahun 2006 jumlah murid sebanayak 3.972 orang, pada tahun 2007 meningkat
menjadi 4.549 oarang. Jumlah guru TK meningkat dari 232 orang pada tahun 2006
menjadi 314 pada tahun 2007. Jumlah unit sekolah TK meningkat menjadi 141 unit
pada tahun 2007, bertambah sebanyak 30 unit, dari tahun sebelumnya sebanyak
111 unit.
Jumlah murid SD mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2006 jumlah murid SD sebanyak 53.057 orang, pada tahun 2007 meningkat
menjadi 54.310 orang. Jumlah guru SD juga meningkat dari 2.316 orang pada
tahun 2006 menjadi 2.429 orang pada tahun 2007. Jumlah unit sekolah SD
meningkat menjadi 337 unit pada tahun 2007, bertambah sebanyak 13 unit, dari
tahun sebelumnya sebanyak 324 unit.
Jumlah murid SLTP mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2006 jumlah murid SLTP sebanyak 10.629 orang, pada tahun 2007
meningkat menjadi 11.460 orang. Jumlah guru SLTP turun dari 712 orang pada
tahun 2006 menjadi 703 orang pada tahun 2007. Jumlah unit sekolah SLTP tetap
45 unit dari tahun 2006 hingga 2007.
Jumlah murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 2007 sebanyak
3.093 orang, dengan jumlah guru 398 orang, dan 36 unit sekolah.
Jumlah murid Sekolah Menengah Umum (SMU) mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 jumlah murid sebanyak 5.123 orang, dan
pada tahun 2007 meningkat menjadi 5.555 oarang. Jumlah guru SMU juga
-
9
meningkat dari 278 orang pada tahun 2006 menjadi 313 orang pada tahun 2007.
Jumlah unit sekolah SMU tidak bertambah dari tahun sebelumnya, yaitu 14 unit.
Jumlah murid Madrasah Aliyah (MAN) pada tahun 2007 sebanyak 1.858
orang, dengan jumlah guru 221 orang, dan 14 unit sekolah.
Jumlah murid Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) mengalami peningka-
tan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 menjadi 900 orang. Jumlah guru SMK
juga menigkatan dari 47 orang pada tahun 2006 menjadi 49 orang pada tahun 2007.
Jumlah unit sekolah SMK tidak bertambah dari tahun sebelumnya, yaitu 4 unit.
2. Kesehatan dan Keluarga Berencana
Sampai tahun 2007, di Kabupatem Parigi Moutong telah ditempatkan 567
tenaga kesehatan sebagai berikut: (1) 4 dokter spesialis; (2) 33 dokter umum; (3) 6
dokter gigi; (4) 25 Sarjana Kesehatan Masyarakat; (5) 18 Apoteker; (6) 216 Bidan;
(7) 191 perawat; (8) 12 perawat gigi; dan (9) 62 sanitarian.
Di Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007 terdapat 2 RSU Pemerintah,
1 RSu Swasta, 1 Rumah Bersalin Pemerintah, 1 Rumah Sakit Bersalin Swasta, 16
Puskesmas, dan 84 Puskesmas Pembantu.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat Parigi Moutong maka pemerintah
daerah perlu melakukan perhitungan kembali kebutuhan tenaga medis, serta
berbagai fasilitas kesehatan yang diperlukan masyarakat.
Program Keluarga Berencana dijalankan dengan aktif pada Periode 2004-
3007, ini di tandai dengan adanya kecendrungan adanya tren yang menaik pada: (1)
akseptor baru, seiring dengan pasangan usia subur (PUS); (2) peserta pengguna
kontrasepsi pil, suntik, susuk dan UID, dimana pil dan suntik adalah kontarasepsi
yang banyak di gunakan oleh PUS; dan (3) sarana atau tempat pelayanan
kontrasepsi mengalami peningkatan.
Pada tahun 2007 di Kabupaten Parigi Moutong terdapat 65 Klinik KB milik
Departemen Kesehatan, 3 Klinik KB Swasta. Jumlah Akseptor sebanyak 8.041,
dengan rincian: 7.842 akseptor pada Klinik milik Departemen Kesehatan, dan
199akseptor pada Klinik Swasta. Peringkat metode yang digunakan oleh PUS di
Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007 adalah sebagai berikut: (1) suntik,
sebanyak 4.28; (2) PIL, sebanyak 2.926; (3) Implant, sebanyak 690; (4) IUD,
sebanyak 109; (5) MO, sebanyak 21; dan (6) kondom, sebanyak 10.
-
10
3. Agama
Persentase pemeluk agama di Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai
berikut: (1) Pemeluk Agama Islam, 75.96%; (2) Pemeluk Agama Kristen, 11.34%;
(3)Pemeluk Agama Hindu, 10.25%; (4)Pemeluk Agama katolik, dan 1,46%; (5)
Pemeluk Agama Budha, 0.99%.
Tempat peribadatan yang tersedia di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2007
adalah: (1) Mesjid, sebanyak 494 buah; (2) Musshala/Langgar sebanyak 260 buah;
(3) Gereja Kristen, sebanyak 153 buah; (4) Pura, sebanyak 161 buah; (5) Gereja
katolik sebanyak 14 buah; dan (^) Vihara, 1 buah.
Kondisi kehidupan social antar dan antara umat beragama di Kabupaten
Parigi Moutong berjalan baik. Kondisi ini dapat menjadi modal sosial yang penting
dalam input pembangunan. Kabupaten Parigi Moutong sangat kondusif untuk
membangun dan berhasil melaksanakan pembangunan.
4. Politik
Pemilihan anggita legislatif dan pemilihan presiden berlangsung dengan
baik, sehingga proses politik yang dilakukan melalui pemilihan umum di
Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2004 dapat dikatakan cukup berhasil. Iklim
poltik di daerah yang baik, merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
pembangunan.
d. Aspek Abstrak
Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi yang
membentang sepenjang Teluk Tomini yang secara Geografis terletak pada posisi
2o22" Lintang Utara dan 348" Lintang Selatan, 11922" - 12422" Bujur Timur.
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli, dan Propinsi
Gorontalo
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Palu dan Kabupaten Donggala
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Tomini
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Propinsi Sulawesi
Selatan.
-
11
Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas wilayah seluas 6.231,85km2,
yaitu sekitar 19,6% dari total wilayah Propinsi Sulawesi Tengah, berada pada
urutan kelima dari sepuluh Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tengah, dengan
IbuKota Kabupaten di Parigi. Secara adminisratif, Kabupaten Parigi Moutong
terdiri dari 20 Kecamatan dan 175 desa serta 5 kelurahan.
Ketersediaan sarana angkutan Umum di wilayah Pedesaan di Kabupaten
Parigi Moutong yakni termasuk di daerah-daerah yang memiliki produksi yang
potensial diketahui masih terbatas. Sehingga perlu adanya pembangunan sarana
angkutan umum Pedesaan yang dapat melayani seluruh pelosok wilayah
Kabupaten Parigi Moutong terutama dapat menjadi penghubung pusat-pusat
produksi dengan Pasar.
2.4 Potensi Wilayah di Kabupaten Parigi Moutong
1. Potensi Ekonomi
Berdasarkan potensi dasar, potensi-potensi yang ada di Kabupaten Parigi
Moutong dibagi menjadi:
a. Potensi Pertanian (Tanaman Pangan)
Kontribusi sector pertanian cukup dominan dalam PDRb, karenanya per-
tanian dapat dijadiakan andalan perekonomian di Kabupaten Parigi Moutong.
Pada tahun 2007, luas panen padi 51.107 ha denagn produksi 237.239 ton
meningkat dari tahun 2006 dimana luas panen padi 46.204 ha denagn produksi
210.921 ton. Lokasi penanaman padi sawah tersebar di 14 Kecamatan di
Kabupaten Parigi Mouotng.
Produksi tanaman Palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau,
ubi kayu dan ubi jalar) pada tahun 2007 juga mengalami kenaikan.
Jenis sayuran yang ditanam di Kabupaten Parigi Moutong adalah: bawang
merah, bayam, buncis, cabe, kacang panjang,, kangkung, ketimun, kubis, labu
siam, petsai/sawi, terong, tomat, petai, wortel, melinjo, dan sukun.
b. Potensi Perkebunan
Perkebunan di Kabupaten Parigi Moutong termasuk salah satu sub sektor
pertanian yang mempunyai peranan yang besar terhadap pendapatan masyarakat.
-
12
Jenis tanaman yang telah diusahakan di antaranya kelapa, kakao, cengkeh, dan
kopi.
Dari keseluruhan luas areal perkebunan tahun 2007 yang tercatat 96.710 ha,
didominasi tanaman kakao/coklat sebesar 61.780 ha, kemudian tanaman kelapa
seluas 27.517 ha, cengkeh, 2.834 ha, sedangkan jenis tanaman lainnya dibawah 300
ha.
Produksi tanaman coklat, tahun 2007 meningkat 0.07% dari tahun
sebelumnya, yaitu dari 28. 566 ton yang di tanam pada areal seluas 61.799 ha,
dengan tingkat produktifitas 462.39 kg/ha; menjadi 28.586 ton yang di tanam pada
areal seluas 61.780, dengan tingkat produktifitas 462.71 kg/ha. Lokasi Kecamatan
sausu, torue, Parigi, Parigi selatan, ampibabo, kasimbar, tinombo, tinombo selatan,
tomini, mepanga, Moutong, dan bolano lambunu.
Produksi tanaman tanaman kopi, tahun 2007 sama dengan tahun
sebelumnya, yaitu 98 ton yang di tanam pada areal seluas 331 ha, dengan tingkat
produktifitas 296.07 kg/ha. Lokasi Kecamatan Parigi, Parigi selatan, ampibabo,
kasimbar, tinombo, tinombo selatan, tomini, mepanga, Moutong, dan bolano
lambunu.
Produksi tanaman cengkeh, tahun 2007 sama dengan tahun sebelumnya,
yaitu 1.151 ton yang ditanam pada areal seluas 2.834 ha, dengan tingkat
produktifitas 404.14 kg/ha. Luas tanam pada tahun 2007 berbeda 1 ha dari tahun
2006, yaitu seluas 2.833 ha. Lokasi Kecamatan sausu, torue, Parigi, Parigi selatan,
ampibabo, kasimbar, tinombo, tinombo selatan, tomini, mepanga, Moutong, dan
bolano lambunu.
Produksi tanaman Kelapa, tahun 2007 meningkat 0.28% dari tahun
sebelumnya, yaitu dari 36.370 ton yang ditanam pada areal seluas 27.518 ha,
dengan tingkat produktifitas 1.325,31 kg/ha menjadi 36.473 ton yang di tanam
pada areal seluas 27.517 ha. Dengan tingkat produktifitas 1.325.47 ha. Lokasi
Kecamatan sausu, torue, Parigi, Parigi selatan, ampibabo, kasimbar, tinombo,
tinombo selatan, tomini, mepanga, Moutong, dan bolano lambunu.
c. Potensi Kehutanan
Luas kawasan hutan di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2007 tercatat
seluas 603.538 hektar yang terdiri dari: (1) kawasan lindung seluas 202.443,58 ha
-
13
(hutan suaka alam 56.432,57 dan hutan wisata seluas 56.432,57 ha, dan hutan
lindungseluas 146.001.01 ha); (2) kawasan Budidaya seluas 401.094,42 (hutan
produksi terbatas seluas 112.687, 62 hektar hutan produksi tetap seluas 23.555,99
hektar, hutan produksi yang dapat dikonservasi seluas 14.306,47 ha, dan areal
penggunaan lain seluas 250.544,34).
Produk hasil hutan di Kabupaten Parigi Moutong terutama kayu dan rotan,
dengan besar produksi tahun 2007 sebagai berikut: (1) rotan, 3.004,9 ton; (2)
Damar, 3.0 ton: (3) Kayu Bulat, 8.738 m3; (4) Kayu Gergajian, 6.123,6 m
3; dan (5)
Kayu Hitam Gergajian, 621,7m3.
d. Potensi Perikanan
Komoditas perikanan dapat menjadi salah satu sector andalan di Kabupaten
Parigi Moutong. Untuk itu, peningkatan produksi hasil-hasil perikanan harus terus
diupayakan dari tahun ke tahun. Salah satu keberhasilan pembangunan sub sector
perikanan dapat dilihat dari kenaikan produksinya.
Produksi perikanan laut di Kabupaten Parigi mouotng tercatat selama tahun
2006 sebesar 11.448,27 ton sedangkan perikanan darat sebesar 726.13 ton, terdiri
dari budidaya tambak 722.27 ton dan budidaya kolam 3.86 ton. Produksi ikan
olahan yang diawetkan melalui penggraman 476 ton dan pengasapan 148 ton.
Jika dilihat menurut Kecamatan, populasi terbanyak rumah tangga
perikanan laut dan rumah tangga perikanan budidaya ada di Kecamatan Parigi yaitu
sebanyak 1.498 RTP, di ikuti oleh Kecamatan Bolano Lambunu sebanyak 1.498
RTP, Kecamatan Sausu 1.315 RTP, Kecamatan Ampibabo 1.138 RTP, Kecamatan
Moutong sebanyak 778 RTP, Kecamatan Parigi Selatan 638 RTP, Kecamatan
Tomini 528 RTP, Kecamatan Mepanga 508 RTP, Kecamatan Tinombo Selatan 402
RTP, Kecamatan Tinombo 374 RTP, Kecamatan Torue 314 RTP, dan Kecamatan
yang RTP-nya paling sedikit adalah Kecamatan Kasimbar yaitu sebanyak 240 RTP.
Alat tangkap yang paling banyak digunakan di Kabupaten Prigi Moutong
baik jumlah banyaknya perusahaan industri, penyerapan tenaga kerja dan besarnya
investasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
-
14
e. Potensi Peternakan
Populasi ternak besar di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari kerbau,
sapi, dan kuda sedangkan ternak ternak kecil yang terdiri dari kambing dan babi.
Polulasi kerbau pada tahun 2007 sebanyak 97 ekor, berkurang 2 ekor dari
tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 99 ekor. Pemotongan kerbau pada tahun
2007 sebanyak 15 ekor. Lokasi populasi kerbau hampir di seluruh Kecamatan di
Kabupaten Parigi Moutong, kecuali Kecamatan Ampibabo.
Populasi sapi berkurang 1718 ekor atau 5.63% dari 25.154 ekor pada tahun
2007 menjadi 23.736 ekor pada tahun 2007. Pemotongan sapi pada tahun 2007
sebanyak 2.218 ekor. Lokasi populasi sapi tersebar di 14 Kecamatan di Kabupaten
Parigi Moutong.
Populasi kuda bertambah 12 ekor, dari 317 ekor pada tahun 2006 menjadi
329 ekor di tahun 2007. Lokasi populasi kuda tersebar di hamper seluruh
Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, kecuali Kecamatan Ampibabo.
Populasi kambing pada tahun 2007 sebanyak 23.736 ekor, meningkat
2.44% atau bertambah 566 ekor dari tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak
23.170 ekor. Pemotongan kambing tahun 2007 sebanyak 5.485 ekor. Lokasi
populasi kambing tersebar di 14 Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.
Populasi babi tahun 2007 sebanyak 28.129 ekor, meningkat 2.77% atau
bertambah 759 ekor dari tahun 2006 sebanyak 27.370 ekor. Pemotongan babi tahun
2007 sebanyak 9.634 ekor. Lokasi populasi babi tersebar di hamper seluruh
kecamatn di Kabupaten Parigi Moutong, kecuali tomini.
f. Potensi Industri
Perkembangan sektor di Kabupaten Parigi Moutong baik jumlah
perusahaan industri, penyerapan tenaga kerja dan besarnya investasi cenderung
meningkat dari tahun ke tahun.
Jumlah industri kecil di Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007
sebanyak 321 unit, jika di hitung dari tahun 2003 meningkat sebesar 38.36%.
Jumlah tenaga kerja untuk Industri kecil pada tahun 2007 sebanyak 1.122 orang,
jika di hitung dari tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja 21.42%.
nilai investasi Industri kecil pada tahun 2007 sebesar Rp 5.118.330.000 menigkat
-
15
27.8% dibandingkan tahun 2004, dengan nilai output pada tahun 2007sebesar Rp
4.326.955.00. Lokasi Industri Kecil di Kecamatan: Sausu, Parigi, Parigi Selatan,
Ampibabo, Kasimbar, Toribulu, Tinombo, Tomini, Mepanga,Moutong, dan Bolano
Lambunu.
g. Potensi Mineral
Berdasarkan hasil penyelidikan umum yang telah dilakukan oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Parigi Moutong, beberapa potensi kandungan
bahan galian atau sumber daya mineral yang ada di Kabupaten Parigi Moutong
adalah:
(1) Batu bara, batu bara dapat dimanfaatkan sebagai sumber enrgi/bahan bakar.
Lokasi bahan galian dibukit Malino Besar, Dusun Despot Swakarsa Desa
Ongka di Kecamatan Bolano Lambunu. Dari hasil analisa Grap sampling
memiliki nilai kalori 1820 Kkal.
(2) Emas (Au) dan Perak (Ag) termasuk dalam golongan mineral logam-logam
berharga. Terdapatnya emas di Kabupaten Parigi Moutong berada dalam
tubuh batuan dan endapan alluvial yang beasosiasi dengan mineral perak.
Lokasi yang diindikasikan terdapat emas dan perak di Kabupaten Parigi
Moutong adalah: (a) Sungai Mentawa Sausu, Sungai Taure, dan Sungai
Dolago Kecamatan sausu; (b) Sungai Tombi Ampibabo Kecamatan
Ampibabo; (c) Sungai Tamborong Siaga Maninili, Sungai Tada, Sungai
Marantasi Kecamatan Tinombo; (d) Sungai Moutong Kecamatan Moutong;
(e) Sungai Gangga-Lemusa, Sungai Uwelutu Binangga Kecamatan Parigi;
dan (f) Sungai Bugis Swakarsa Wanagading, Perbukitan Gunung Sari,
Perbukitan Santigi Kecamatan Bolano Lambunu.
h. Potensi Perhubungan
1. Jalan dan angkutan darat
Pada tahun 2007 ruas jalan yang ada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong
sepanjang 1.517,6 km. Permukaan jalan yang diaspal sepanjang 860.1 km dan
permukaan jalan yang tidak diaspal (kerikil dan tanah) sepanjang 657,5 km. kondisi
jalan adalah sebagai berikut: (a) kondisi jalan yang baik, sepanjang 249,9 km; (b)
-
16
kondisi jalanyang rusak sepanjang 470,7 km; dan (c) kondisi jalan yang rusak berat
sepanjang324,3 km.
Menurut pemerintah yang berwenang, panjang jalan di Kabupaten Parigi
Moutong pada tahun 2007 sepanjang 1.517,60 dengan perincian sebagai berikut:
(a) Jalan Negara, sepanjang 415.50 km (diaspal); (b) jalan Propinsi, sepanjang
5.300 km (diaspal); dan Jalan Kabupaten, sepanjang 1.049, 10 km 9391.60 km
diaspal, 480,40 kerikil, dan 177,10 tanah).
Panjang jalan rusak dan rusak berat sebesar 52.38% (sepanjang 795 km)
sedangkan panjang jalan dlam kondisi baik dan sedang sebesar 47.61% (sepanjang
722.6 km). jalan merupakan penghubung antar dan antara wilayah. Melihat kondisi
seperti ini maka perlu dilakukan upaya perbaikan jalan. Selain hal itu untuk
menunjang kelancaran arus perekonomian Kabupaten Parigi Moutong, perlu
disediakan sarana transportasi darat yang memadai sehingga arus lalu lintas dapat
beroprasi dengan baik.
2. Angkutan Udara dan Laut
Masyarkat Kabupaten Parigi Moutong saat ini memanfaatkan sarana
perhubungan udara yang ada di Kota Palu, yaitu bandara Udara Mutiara Palu.
Untuk mencapai bandara mutiara di Kota Palu, ditempuh dengan transportasi darat
lebih dahulu. Kondisi ini tidak menjadi kendala yang berarti karena jarak IbuKota
Kabupaten Parigi Moutong relative dekat Kota Palu.
Kondisi alam Kabupaten Parigi Moutong yang sebagian besar wilayahnya
terletak dekat pantai, memungkinkan beroprasinya armada lautguna menunjang
kelancaran kegiatan perokonomian di Kabupaten Parigi Moutong.
3. Pos dan telekomunikasi
Pada tahun 2007 terdapat 8 kantor pos di Kabupaten Parigi Moutong,
dengan rincian sebagai berikut: (a) Kecamatan Sausu 2 unit; (b) Kecamatan Parigi
1 unit; (c) Kecamatan Ampibabo 1 unit; (d) Kecamatan Tinombo, 1 unit; (e)
Kecamatan Tomini 1 unit; (f) Kecamatan Mepanga 1 unit; dan (g) Kecamatan
Moutong 1 unit.
Pelanggan sarana telekomunikasi di Kabupaten Parigi Moutong pada tahun
2007 sebanyak 2.257 pelanggan, denagn rincian sebagai berikut; (a) Kecamatan
Sausu 417 pelanggan; (b) Kecamatan Parigi 1080 pelanggan; (c) Kecamatan Ti-
-
17
nombo 209 pelanggan; (d) Kecamatan Mepanga 236 pelanggan; (e) Kecamatan
Moutong 266 pelanggan; dan Kecamatan Bolano Lambunu 49 pelanggan. Di lihat
dari Kepala Keluarga (KK) yang ada di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2007
yaitu sebanyak 90.623 KK maka pelanggan telekomunikasi dalam satu wilayah
Kabupaten Parigi Moutong sebesar 2.49.
4. Perdagangan
Perdagangan merupakan sector ekonomi yang sangat berperan dalam
menunjang pembangunan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong. Pada tahun 2007
komoditi yang di ekspor dari Kabupaten Parigi Moutong adalah kopra sebesar
4.655 ton, menurun sebesar 66.99% disbanding tahun 2006 yang tercatat mencapai
14.103 ton.
5. Pariwisata dan Perhotelan
Kepariwisataan di Kabupaten aprigi Moutong berpontensi menjadi sektor
andalan yang mampu menggalakan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sektor
lain yang terkait. Hal ini dimaskud agar lapangan kerja, pendapatan masyarakat,
pendapatan daerah serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya
pengembangan dan pendayaaguaan berbagai potensi kepariwisataan.
Kegiatan kepariwisataan mencakup kegiatan wisatawan domestic maupun
mancanegara dan beberapa kegiatan usaha pelayanan kepada wisatawan seperti
hotel, usaha perjalanan wisata, pramuwisata, rumah makan, tempat reksreasi, dan
sebagainya.
2. Potensi Penduduk dan Tenaga Kerja
1. Penduduk
Dari hasil pendataan penduduk akhir tahun 2009 menujukan bahwa jumlah
penduduk Kabupaten Parigi Moutong mencapai 389.596**) jiwa. Hal ini
menunjukan bahwa terjadi kenaikan terhadap jumlah penduduk dari tahun 2008
sebesar 382.596 jiwa. Kabupaten Parigi Moutong yang memiliki 20 Kecamatan,
175 desa, dan luas wilayah 6.231,85 km2, secara umum pada tahun 2008 memiliki
kepadatan penduduk 63 jiwa per km2
yang mengalami sedikit peningkatan bila di
bandingkan dengan kepadatan penduduk pada tahun 2007 sebesar 378.230 jiwa.
Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Bolano Lambunu dengan jumlah sekitar
-
18
57ribu jiwa, sementara yang paling sedikit adalah penduduk di Kecamatan Parigi
Utara sekitar 5 ribu jiwa. Namun begitu bila di lihat menurut kepadatan penduduk,
wilayah Parigi merupakan wilayah yang padat penduduknya di bandingkan dengan
wilayah lain (Sumber RKPD Parigi Moutong).
2. Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Berdasarkan data Diskertrans Kabupaten aprigi mouotng, jumlah pencari
kerja pada tahun 2007 sebanyak 4.961 orang. Jumlah lowongan 365, dan yang
tersalurkan kurang lebih seperlima belas dari jumlah pencari kerja terdaftar.
Kondisi ini menunjukan pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan
pertumbuhan pencari kerja. Pencari kerja terbanyak berpendidikan SMU, diikuti
pencari kerja berpendidikan sarjana diploma.
Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah penerima transmigrasi yang
potensial di Propinsi Sulawesi Tengah. Jumlah transmigrasi yang di tempatkan
sampai tahun 2007, baik transmigrasi umum maupun transmigrasi swakarsa
sebanyak 17.708 KK dengan total jiwa sebanyak 77.037 orang.
Urutan penempatan transmigrasi adalah sebagai berikut: (a) tertinggi di
Kecamatan Bolano Lambunu, 5.395 KK atau 21.922 jiwa; (b) Kecamatan Sausu,
4.773 KK atau 20.931 jiwa; (c) Kecamatan Toure, 2.149 KK atau 10.855 jiwa; (d)
Kecamatan Mepanga, 1992 KK atau 8.497 jiwa; (e) Kecamatan Parigi Selatan, 749
KK 4.263 jiwa; (f) Kecamatan Kasimbar, 1.058 KK atau 3.885 jiwa; (g)
Kecamatan Moutong 853 KK atau 3.506 jiwa; (h) Kecamatan Parigi, 190 KK atau
1.006 jiwa; (i) Kecamatan Toribulu, 211 KK atau 886 jiwa; (j) Kecamatan
Tinombo Selatan, 160 KK atau 674 jiwa; dan (k) Kecamatan Ampibabo, 175 KK
atau 612.
Transmigrasi swakarsa di Kabupaten Parigi Moutong berasal dari: DKI
Jakarta, DIY, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan NTB. SDM
transmigran dan keterampilan yang dimiliki, dapat merupakan input potensial
dalam proses pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong.
3. Potensi Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup harus dipelihara kelastariannya untuk kehidupan yang
selalu baik dan aman bagi manusia manisia saat ini dan masa yang akan datang.
Kabupaten Parigi Moutong merupakan kawasan yang terdiri dari daerah dataran
-
19
rendah dan daerah pegunungan. Kabupaten Parigi Moutong memiliki potensi
bentang alam berupa kawasan pegunungan sehingga banyak potensi alam yang
dapat digunakan sebagai kawasan wisata. Potensi sumberdaya airnya cukup banyak
diambil dari mata air dan sungai. Kabupaten Parigi Moutong juga mempunyai
daerah yang berfungsi sebagai waduk/ bendungan yang juga berfungsi sebagai
irigasi dan pengendalian banjir. Kawasan hutan yang dimiliki juga dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena selain sebagian kawasan
konservasi juga menghasilkan produk-produk dasar misalnya kayu bakar, kayu
kayu jati, dan sebagainya.
4. Potensi Struktur Ruang
Potensi struktur ruang didasarkan atas struktur hierarki Kota/orde Kota
dengan melihat kelengkapan fasilitas yang terdapat di setiap Kota. Di Kabupaten
Parigi Moutong dibagi menjadi 3 orde yang di antaranya adalah:
a. Orde I yaitu pada Kecamatan Parigi dimana kawasan tersebut mempunyai
potensi sebagai pusat pemerintahan atau pusat perdagangan dan jasa,
pengumpul, dan distribusi komoditi pertanian, pusat pendidikan tingkat lokal,
pariwisata, kegiatan industri dengan ditunjang pula oleh pola jaringan jalan
yang telah memenuhi struktur Kota, kelengkapan fasilitas serta kelengkapan
sarana transportasinya dan sebagainya.
b. Orde II yang terdiri atas Moutong dan Tinombo
c. Orde III, IV dan V terdiri dari semua Kota yang berfungsi sebagai Kecamatan
selain yang disebutkan di atas.
2.5 Penatagunaan Ruang di Kabupaten Parigi Moutong
1. Penatagunaan Ruang untuk Tanah
Penatagunaan yang terkait dengan tanah di Kabupaten Parigi Moutong dibagi
menjadi dua bagian pokok yaitu tanah yang digunakan sebagai kawasan lindung
dan budidaya. Kedua fungsi tanah diatas dalam konstelasi tata ruang wilayah
memiliki interaksi yang saling mempengaruhi, sehingga apabila salah satu fungsi
tanah mengalami gangguan maka fungsi tanah yang lain akan ikut terpengaruhi.
1.1 Kawasan Lindung
-
20
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber
daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan
yang berkelanjutan. Penetapan kawasan lindung di Kabupaten Parigi Moutong
pada dasarnya merupakan penetapan fungsi kawasan agar wilayah yang seharusnya
dilindungi dan memiliki fungsi perlindungan dapat dipertahankan guna
menghindari adanya inefiensi program pembangunan jangka panjang dan
mempertahankan ekosistem sebagai kawasan pelindung sekitarnya. Dalam
penetapan kawasan lindung tersebut tidak harus didasarkan pada faktor fisiknya
saja namun juga dalam rangka keseimbangan hidrologis, keseimbangan flora dan
faunanya, perlindungan cagar alam dan perlindungan terhadap dampak lingkungan
lainnya. Kawasan yang menjadi kawasan lindung ini adalah:
1.1.1 Kawasan Perlindungan Bawahannya
Kawasan perlindungan bawahannya adalah kawasan yang perlu
dilindungi dan dilestarikan karena mempunyai fungsi perlindungan
terhadap sumber alam dibawahnya dimana sumber alam tersebut
merupakan unsur penting sebagai penyangga kehidupan. Kawasan
bawahannya ini berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi, bencana
banjir, sedimen, serta sebagai wilayah resapan air, terutama pada
wilayah bertanaman keras, perkebunan atau hutan. Pengamanan
kawasan bawahannya dilakukan melalui pengamanan terhadap fungsi
hidrologis dengan mengamankan mata air yang ada, diupayakan untuk
meningkatkan daya serap air melalui pengembangan tanaman yang
potensial, melindungi wilayah resapan air dan mengamankan saluran
sungai dari pelumpuran, pendangkalan dan pencemaran. Kawasan
perlindungan bawahannya terdiri dari:
a. Kawasan Hutan Lindung Mutlak
Kriteria kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan dengan
faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai
skor 175/ kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40%
atau lebih, kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m
-
21
diatas permukaan laut. Untuk lokasi dari kawasan ini di Kecamatan
bolano lambunu, Mepanga dan Tomini.
b. Kawasan Resapan Air
Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi,
struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk
geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-
besaran untuk jenis kawasan ini terletak di 14 Kecamatan da
Kabupaten Parigi Moutong.
1.1.2 Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Perlindungan Setempat terdiri dari kawasan sekitar
mata air, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk dan kawasan
sekitar rawa. Pengamanan terhadap kawasan perlindungan setempat
dilakukan dengan menetapkan beberapa kriteria yang digunakan
untuk melindungi dan menjaga kelestarian serta keseimbangan
lingkungan. Pengamanan tersebut dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya pencemaran dan erosi sehingga mengakibatkan
pendangkalan air sungai dan pelumpuran. Adapun kriteria-kriteria
yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Potensi air bawah tanah
Potensi air bawah tanah di Kabupaten Parigi Moutong tersedia
dalam jumlah yang cukup besar yaitu mencapai 30-50liter/detik, ini
di karenakan masih banyak terdapt daerah-daerah tangkapan air.
Beberapa mata air terdapat pada hulu sungai serta tebing-tebing
sungai dengan debit yang tidak terlalu besar.
b. Kawasan Sungai
Pada kawasan sekitar sungai harus dilindungi dan dijaga, yaitu
dengan menjaga kualitas air agar air sungai tetap bersih. Air sungai
yang berada pada Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong di
gunakan oleh masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, dan untuk
minum. Selain itu agar sungai tidak terjadi pendangkalan maka
-
22
untuk menghindarinya di perlukan pengerukan sungai setiap 6
bulan sekali.
1.1.3 Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor
Kawasan rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Parigi
Moutong terdapat di Kecamatan Parigi di Desa Kebon Kopi.
Sedangkan untuk daerah rawan banjir terdapat di Kecamatan Taopa,
Bolano Lambunu, Mepanga dan Parigi.
Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya ini dikembangkan dalam rangka kaitannya dengan
pemanfaatan lahan dengan menggali pada tata ruang yang optimal. Di Kabupaten
Parigi Moutong sebagian besar terdiri dari kawasan Pedesaan, maka sistem yang
digunakan untuk pengembangan kawasan budidaya lebih berorientasi pada wilayah
Pedesaan, kawasan Pedesaan sebagian besar merupakan kawasan budidaya
tanaman pangan yaitu kawasan pertanian, kegiatan penunjang, dan permukiman.
1.2.1 Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang
diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada
di daerah perKotaan atau pada daerah Pedesaan. Adapun kriteria dari kawasan
yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bencana
alam, sehat, dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha, selain itu kawasan
yang apabila digunakan untuk permukiman dapat memberikan manfaat. Kawasan
permukiman dibagi menjadi 2 yaitu permukiman Pedesaan dan permukiman
PerKotaan.
Kawasan permukiman Pedesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman
yang pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan,
perkebunan dan pemanfaatan lahannya. Kawasan permukiman Pedesaan di
Kabupaten Parigi Moutong memiliki prosentase yang lebih tinggi dibanding
dengan permukiman pada kawasan perKotaan. Hal ini disebabkan oleh mayoritas
wilayah Kabupaten Parigi Moutong termasuk dalam kawasan Pedesaan.
-
23
Kawasan permukiman perKotaan adalah kawasan yang digunakan untuk
kegiatan permukiman dengan kegiatan utama non pertanian dan pada umumnya
ditunjang oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Di Kabupaten
Parigi Moutong wilayah yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman
perKotaan adalah kawasan Parigi serta Kecamatan yang sesuai wilayah yang
didominasi kegiatannya yang bersifat keKotaan dan merupakan orientasi
pergerakan bagi penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya.
1.2.2 Kawasan Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu yang mempunyai nilai strategis dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan di Kabupaten Parigi Moutong sebab
sektor ini masih dominan dan mempunyai daya serap tenaga kerja yang besar.
Namun perkembangan kegiatan penduduk yang mengarah pada kegiatan non
pertanian (misalnya industri, perumahan dan sebagainya) cenderung mengurangi
lahan pertanian yang ada. Kawasan ini terutama berkembang pada sekitar wilayah
perKotaan dan wilayah yang terletak pada jalur utama jalan. Kondisi ini
menjadikan lahan pertanian atau yang ada dari tahun ke tahun luas lahanya
cenderung mengalami penyusutan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah
produksi. Sektor pertanian di Kabupaten Parigi Moutong dikelompokkan menjadi
beberapa yaitu pertanian dan perkebunan yang hampir terdapat di semua
Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.
1.2.3 Kawasan Perikanan
Sektor perikanan di Kabupaten Parigi Moutong meliputi jenis-jenis perairan
umum. Jenis ikan yang berpotensi adalah perikanan umum karena produksi yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan jenis lainnya. Perikanan umum ini sebagian
besar dijumpai di 14 Kecamatan dui Kabupaten Parigi Moutong.
1.2.4 Kawasan Peternakan
Kabupaten Parigi Moutong mempunyai potensi pengembangan ternak yang
cukup besar, pengembangan potensinya, meliputi:
Peternakan Besar (kerbau, Sapi, Kuda, Kambing Babi) yang terletak di semua
Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.
-
24
Peternakan Kecil (Ayam Ras, Ayam kampong, Itik) yang tersebar di 14
Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.
1.2.5 Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong dapat
dikelompokkan dalam beberapa obyek yang meliputi peninggalan sejarah dan
taman wisata. Salah satu rumah peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Parigi
Moutong terdapat di Kecamatan Tinombo dengan jarak 160 km dari Kota Parigi
dimana terdapat rumah kediaman dan peninggalan Raja Kuti Tombolotutu yaitu
raja yang berkuasa sejak tahun 1929 sampai wafat tahun 1965, menguasai kerajaan
Tomini dan Moutong.
Kabupaten Parigi Moutong Sebagai Lintas Segi Tiga Emas Sulawesi, yang
menghubungkan Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, sangat
strategis dan potensial dalam pengembangan kepariwisataan, didukung oleh
panorama alam yang indah sepanjang jalur jalan Trans Sulawesi.
Potensi pariwisata tersebut antara lain adalah: Pantai Purwosari terletak di desa
Purwosari dengan jarak tempuh 24 km dalam waktu jam dari ibu Kota
Kabupaten, Pantai Pesona berada di desa Pesona yang yang jaraknya 97 dari
IbuKota Kabupaten Parigi Moutong dan 5 Km dari ibu Kota Kecamatan,
bentangan pantai sepanjang 1 Km dan kedaan laut yang dangkal menjadikan daya
tarik tersendiri yang menjadikan pantai pesona sebagai obyek wisata unggulan di
-
25
Kec. Kasimbar, Pantai Juna Yasa berada didesa Kasimbar selatan memiliki daya
tarik yang luar biasa karena dipantai ini memiliki hamparan pasir putih dan
terdapat terumbu karang yang sangat indah, Pulau Kelelawar ini terdapat didesa
Tomoli dengan jarak 60 Km dengan waktu tempuh 3 Jam dari Kota Parigi,
lokasi obyek wisata ini menjadi tempat berkembang biaknya habitat kelelawar
yang berwarna kuning, coklat dan hitam Obyek Wisata Air Terjun dan Tebing
Alam Likunggavali berada di desa Marantale yang jarak tempuhnya dari Ibukota
kabupaten adalah 22 Km,Likunggavali artinya Batu yang berbentuk lingkaran
wajan.
. Pulau ini diapit oleh dua tanjung hutan bakau yang berbentuk pintu
gerbang, dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata di Kabupaten Parigi
Moutong mulai dari bagian utara Molosipat sampai ke selatan Maleali.
-
26
-
27
1.2.6 Kawasan Industri
Kegiatan industri yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong adalah
termasuk dalam kategori aneka industri kecil/ kerajian. Untuk industri yang
-
28
memiliki skala besar diarahkan di sekitar Kecamatan Parigi karena letak
wilayahnya yang dekat dengan Ibu Kota Propinsi yaitu Kota Palu, sedangkan untuk
skala menengah diarahkan ke Kecamatan Moutong. Untuk wilayah tertentu yang
sudah memiliki potensi pengembangan industri lainnya seperti Industri Pertanian
dan kehutanan di Kecamatan: Sausu, Parigi, Parigi Selatan, Ampibabo, Kasimbar,
Toribuly, Tomini, Tinombo, Mepanga, Moutong, dan Bolano Lambunu.
1.2.7 Kawasan Hutan
Kabupaten Parigi Moutong memiliki kawasan hutan yang tersebar secara
merata pada wilayah Kecamatan karena Kabupaten Parigi Moutong sebagian besar
wilayahnya masih berupa hutan dengan tekstur pegunungan. Diman hamper semua
Kecamatan sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan.
1.2.8 Kawasan Pertambangan
Kabupaten Parigi Moutong memiliki sumber daya potensial yang berupa
panas bumi berupa mata air panas dengan temperature 60 C pada temperatur udara
29 C dengan debit air panas 1 liter/detik, tingkat keasaman terukur dilapangan
9,48 dan daya hantar listrik 430 m/cm. Sedangkan tipe air panasnya ada dalam
tipe air panas Bikarbonat Sulfat. Dalam perannya merupakan salah satu penun-
jang pembangunan perekonomian di Kabupaten Parigi Moutong.
2. Penatagunaan Ruang untuk Air
Pemanfaatan air baku di Kabupaten Parigi Moutong harus digunakan
seoptimal mungkin sebab keberadaannya sangat vital bagi kehidupan manusia
dan makhluk lainnya. Air baku ini pada umumnya dapat dibagi menjadi 3
kelompok yakni:
Untuk air permukaan
Karena selalu mengalir dari sumber/ mata air maka dapat dipergunakan
untuk berbagai keperluan, baik keperluan irigasi, air bersih, ataupun penggunaan
lainnya. Di Kabupaten Parigi Moutong yang terdapat sumber mata air hampir
tersebar merata di 14 Kecamatan dan memiliki debit yang cukup besar terdapat. di
Air tanah dangkal
-
29
Air ini akan didapat bila dilakukan suatu usaha (misalnya dipompa) dan
penggunaannya lebih terbatas. Air tanah dangkal akan digunakan oleh sebagian
besar penduduk melalui penggunaan sumur pribadi ataupun umum dan terkadang
juga keperluan industri. Untuk sumber air dangkal hampir terdapat di seluruh
wilayah Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong baik di kawasan
yang merupakan perKotaan maupun pedesaaan.
Air tanah dalam
Merupakan sumber air yang cukup besar tetapi lokasinya jauh di dalam
tanah. Sumber air ini sebaiknya tidak dipergunakan untuk pemanfaatan sehari-hari,
bahkan disarankan untuk tidak dilakukan penggalian dan pemompaan.
3. Penatagunaan Ruang untuk Udara
Pengaturan yang berkaitan dengan penataan ruang untuk udara berupa
pengaturan ruang bebas bagi keberadaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT),
ruang udara yang berada diatas kawasan lindung terutama kawasan suaka alam
dimana di dalamnya terdapat marga satwa , ruang udara yang berada di kawasan
industri. Pengaturan-pengaturan ini diperlukan dalam rangka:
Memberikan perlindungan bagi jenis burung dan spesies langka yang
dilindungi.
Untuk kawasan industri, pengaturan ruang udara diperlukan dalam rangka
memberikan sekat bagi kawasan tersebut sehingga pemfungsian Buffer
Zone (zona penyangga) dapat maksimal.
Untuk menghindari kecelakaan akibat dari kontak dengan tegangan tinggi.
2.6 Permasalahan yang ada di Kabupaten Parigi Moutong beserta
Penyelesaiannya
1. Masalah Ekonomi
Masalah perekonomian tidak terlepas pada masalah kawasan budidaya yang
dapat mengangkat pendapatan daerah.
1.1 Kawasan Pertanian
-
30
Penggunaan tanah di Kabupaten Parigi Moutong sebagian besar digunakan
sebagai tanah pertanian. Pemanfaatan lahan pertanian khususnya tanaman pangan
menghadapi permasalahan yang tingginya tekanan penduduk dan ketergantungan
kehidupan terhadap tanah pertanian sehingga timbul pemanfaatan lahan tanpa
memperhatikan segi kemampuan tanah dan kurang memperhatikan kaidah-kaidah
konservasi tanah yang dapat mempercepat penurunan daya dukung lahan dan
kualitas lingkungan. Saat ini lahan pertanian banyak mendapatkan tekanan dengan
adanya perluasan kawasan permukiman di perKotaan. Sedangkan masalah yang
timbul berkaitan dengan segi teknisnya adalah sebagai berikut:
Pengetahuan dan ketrampilan akan SDM kurang.
Curah hujan yang cukup tinggi.
Banyak dijumpai lahan-lahan konservasi dengan lapisan olah yang tipis.
Adapun pemecahan bagi masalah-masalah tersebut di atas adalah:
Peningkatan pembinaan SDM melalui kelompok tani dan bimbingan
dengan cara sebagai berikut:
- Penerangan dan penyuluhan pertanian.
- Membina dan mendorong berkembangnya organisasi petani.
- Meningkatkan partisipasi petani dalam setiap tahapan kemonitor-
ingan dan pemecahan masalah.
- Mendorong terwujudnya hubungan yang melembaga antara petani
dengan KUD dan antara petani dengan perusahaan inti.
Adanya perlakuan khusus pada lahan-lahan konservasi yang meliputi:
- Pembuatan terasering.
- Pembinaan pola tanam pada lahan konservasi.
- Pembuatan guludan yang tidak boleh sealur dengan aliran air.
1.2 Kawasan Perkebunan
Permasalah kawasan perkebunan dalam rangka peningkatan produksi
perkebunan ada yang bersifat teknis dan sosial ekonomis. Dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan masalah yang dihadapi adalah adanya akibat-
akibat samping dari kegiatan perkebunan yang mempengaruhi keadaan sumber
-
31
daya alam dan lingkungan hidup, terutama mengenai produktivitas dan
kelestariannya penyediaan pupuk, sistem pengairan, dan kelangkaan produk.
Adapun usaha-usaha penyelesaian masalah-masalah tersebut meliputi:
Pengelolaan lahan sebagai sumber daya alam yang tercakup dalam
sektor perkebunan ditangani lebih intensif.
Pengembangan pupuk dengan memanfaatkan pupuk alternatif yaitu
kompos, blontong (limbah dari pabrik gula).
Sistem pengairan dengan memanfaatkan air hujan.
1.3 Kawasan Perikanan
Permasalahan yang ada dalam kawasan perikanan adalah sebagai
berikut:
Pola pemanfaatan sumber yang tidak merata.
Belum adanya pranata sosial masyarakat yang sepenuhnya mendorong
pemanfaatan sumber secara lestari menjadi penyebab kritisnya sumber
perikanan.
Pemasaran produksi yang masih secara lokal.
Keterampilan dan tenaga kerja (SDM) masih kurang.
Belum ada keseimbangan antara biaya pakan dan pemeliharaan yang
cenderung tinggi dengan harga penjualan.
Sarana yang masih kurang memadai.
Arahan pengelolaan budidaya perikanan yaitu dengan pemberian
kredit lunak bagi petani ikan tawar, pengadaan bibit unggul dan bantuan
pemasaran. Juga perlu dilakukan penetapan kawasan yang dapat dijadikan
sentra bagi perikanan.
1.4 Kawasan Peternakan
Pada sektor peternakan di Kabupaten Parigi Moutong yang ditinjau
berdasarkan hasil produksi potensi yaitu Sapi dimana banyak masalah yang
ditimbulkan pada produksi keju dan susu adalah sebagai berikut: Adanya
barang impor yang lebih murah.
SDM yang masih perlu pembinaan.
Peluang pasar yang kecil.
-
32
Perkembangan kawasan terbangun sehingga peternakan jenis ini mulai
tergusur.
Beberapa usaha-usaha yang diterapkan dengan harapan dapat
mengurangi masalah pada sektor ini antara lain:
Pembinaan terhadap SDM.
1.5 Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman di Kabupaten Parigi Moutong memusat di ibu
Kota Kecamatan dan lainnya tersebar di wilayah Pedesaan. Perkem-
bangannya cenderung mengarah kepada sepanjang jalan utama ibu Kota
Kecamatan dan pada kawasan pertanian yang subur atau kawasan yang
potensial untuk pertanian. Akibatnya adalah berkurangnya luas lahan
pertanian yang potensial.
1.6 Kawasan/Kegiatan Industri
Permasalahan Kawasan/ Kegiatan Industri di Kabupaten Parigi Moutong
adalah:
Kurang tersedianya bahan baku industri dan tenaga kerja siap pakai.
Belum adanya kawasan industri dan minat investasi yang besar untuk
pengembangan kawasan industri, sehingga perlu penyediaan lokasi dan
prasarana lebih lanjut.
Masalah pengembangan kawasan industri dikaitkan dengan
perkembangan di Kabupaten Parigi Moutong maupun pemanfaatan
lahan tidak subur juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian
dalam penataan ruang di Kabupaten Parigi Moutong.
Untuk menanggapi masalah-masalah yang ada disektor industri
sebagai usaha peningkatan pada sektor ini adalah sebagai berikut:
Pembinaan baik pada industri unggulan maupun non unggulan.
Pengembangan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan
sebagai industri unggulan.
-
33
Pemantauan dan pengendlaian pencemaran lingkungan akan kerusakan
yang ditimbulkan dari industri.
Bantuan pinjaman dan bantuan modal pada industri kecil dan menengah
yang dilakukan dengan menyusun proposal pinjaman kepada para
kreditor baik melalui Bank BUMN, proyek bantuan dana bergulir dari
pemda dan instasional.
1.7 Kawasan Pertambangan
Kegiatan pertambangan di Kabupaten Parigi Moutong pada umumnya
termasuk pertambangan galian golongan C dimana bentuk
pengusahaannya merupakan kegiatan penggalian. Masalah yang dihadapi
dalam upaya pengembangan dan eksploitas bahan-bahan tambang ini antara
lain adalah:
Sebagian besar lokasinya berada tersebar secara sporadik.
Kualitas bahan tambang yang kurang memenuhi syarat.
Kurangnya tenaga ahli di bidang pertambangan.
Terbatasnya teknologi, modal, dan data.
Usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam skala kecil sering sukar
dikendalikan dan dikontrol kegiatannya.
Adapun usaha yang dilakukan sehubungan dengan adanya masalah
yang timbul dari sektor pertambangan adalah:
a. Yang berkaitan dengan lokasi penambangan meliputi:
Sistem yang dipakai untuk menjaga kualitas lingkungan.
Tetap memperhatikan lingkungan sekitar dan menekan seminimal
mungkin dampak dari PIL dan Andal.
Menjaga jarak terhadap tanggul sungai, jalan, bangunan, dan lain-
lain.
b. Adanya sistem penampuan dalam pemasaran.
c. Adanya dukungan dari harga penjualan.
1.8 Kawasan Pariwisata
-
34
Eksplotasi secara maksimal dan berbagai potensi pariwisata yang ada
di Kabupaten Parigi Moutong masih belum dilaksanakan. Permasalahan-
permasalahan dalam sektor ini adalah:
Kurangnya keterpaduan perencanaan.
Kurangnya SDM yang terampil.
Kurangnya peran serta masyarakat.
Kurangnya informasi.
Kurangnya pelestarian lingkungan.
Masih langkanya cinderamata di tiap-tiap obyek wisata.
Persaingan mendapatkan wisatawan mancanegara yang besar.
Kurangnya produk mutu dan pelayanan.
Adapun langkah-langkah pemecahan masalah-masalah tersebut antara
lain:
Sumber Daya Manusia
1. Penataan manajemen kepariwisataan bagi pejabat yang menangani
pariwisata.
2. Penataran pengelola obyek dan daya tarik wisata.
3. Temu pendapat serta wisata.
Peran serta dunia usaha
1. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan.
2. Penyelenggaraan dan mengikuti berbagai bentuk pameran
kepariwisataan baik tingkat regional maupun nasional.
3. Peningkatan pengadaan sarana akomodasi, transportasi dan
sebagainya.
Peran serta masyarakat
1. Penyuluhan dan bimbingan masyarakat.
-
35
2. Peningkatan sadar wisata masyarakat dengan memasyarakatkan
sapta pesona di lingkungan sehari-hari dengan jalan kampanye sadar
wisata.
3. Melibatkan peran serta aktif masyarakat dalam rangka program
pengembangan kepariwisataan melalui desa wisata.
Kelestarian lingkungan
Sebagai usaha menujukan masyarakat yang sadar wisata melalui
sadar lingkungan, maka masyarakat akan mencapai potensi wilayahnya
dengan memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan yang lestari
yang mampu menarik wisatawan.
1.9 Kawasan Kehutanan
Kenaikan harga komoditas kayu yang secara tidak langsung akan
memancing tindak pelanggaran hutan.
Terbatasnya aparat keamanan di sektor kehutanan baik intern maupun
ekstern.
Kurang lengkapnya sarana dan prasarana menuju wana wisata.
Untuk mengatasi hambatan yang ada maka dilakukan upaya-upaya
sebagai berikut:
Usaha pengawetan
1. Pembuatan terasiring.
2. Membuat anggelan.
Usaha pemeliharaan
1. Penerapan tanaman balita.
2. Untuk di atas balita melalui penanaman tegakan.
Kemitraan
Penanaman
Pengembangan wana wisata hutan
-
36
2. Masalah Kependudukan
Penduduk dalam suatu kawasan satu wilayah merupakan obyek dan subyek
kegiatan perencanaan. Kondisi penduduk menjadi tolak ukur penyediaan ruang
untuk kegiatan suatu wilayah, kawasan maupun suatu daerah. Adapun masalah-
masalah yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong meliputi:
Masih banyaknya tenaga kerja pengangguran dan setengah pengangguran.
Masih banyak pengangguran pada usia produktif.
Masih banyak pengangguran pada usia setengah produktif.
Masih kurangnya pengetahuan dan ketrampilan pada kaum wanita.
Angka kenakalan remaja yang semakin meningkat.
Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah.
Produktivitas yang masih rendah.
3. Masalah Lingkungan Hidup
3.1 Fisik umum
Kondisi fisik Kabupaten Parigi Moutong secara umum memunculkan
suatu permasalahan yaitu banjir akibat aliran sungai yang melintasi wilayah
Kabupaten Parigi Moutong yang akan mempengaruhi kondisi fisik
sekitarnya.
3.2 Kelestarian Lingkungan Hidup
Erosi
Erosi yang terjadi disebabkan oleh kemiringan tanah dan curah
hujan yang turun setiap tahunnya disamping faktor penutup lahan. Erosi
yang paling besar terjadi pada lahan tegalan, karena mempunyai frekuensi
pengolahan tanah yang cukup besar. Daerah-daerah yang mempunyai
-
37
erosi cukup tinggi terjadi pada daerah yang mempunyai kemiringan
lereng 15%-40% atau lebih dari 40%, wilayah tersebut meliputi sebagian
besar di bagian Utara dan Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Secara
umum hujan di Kabupaten Parigi Moutong di atas 1300 mm per tahun
yang hampir meliputi semua Kecamatan.
3. 3 Keserasian Pola Penggunaan Tanah (Land Use Conflict)
Menurut pengamatan dari hasil praktik, kegiatan masyarakat terutama
pertanian mengakibatkan kerusakan lahan. Hal ini disebabkan oleh
pemanfaatan lahan yang melebihi kemampuan lahan dan tidak disertai
dengan teknik konservasi tanah yang baik dan benar serta sesuai.
Penggunaan lahan yang tidak sesuai juga disebabkan oleh kondisi sosial
ekonomi masyarakat setempat yang mempengaruhi tata cara kehidupan
mereka.
4. Masalah Struktur Ruang
a. Sistem Pusat-pusat Keserasian Fungsi/ Peranan Pusat Kota
Kendala yang mempengaruhi pusat Kota di Kabupaten Parigi Moutong
ada 2 yaitu: kendala alami yang berupa bentuk fisik dari wilayah yang berupa
pegunungan yang terdapat di bagian Barat, dan kendala buatan antara lain
berupa jaringan-jaringan listrik tegangan tinggi dan kawasan-kawasan tertentu
yang karena peraturan perundangan dilindungi. Dari faktor tersebut secara
tidak langsung akan membentuk hierarki Kota yang berwujud:
Masih terbatasnya fasilitas pada setiap pusat pertumbuhan.
Masih kuatnya pengaruh secara langsung Kota Parigi Moutong sehingga
orientasi tehadap Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) kurang
berjalan.
b. Sistem Jaringan Transportasi
Sistem jaringan transportasi dipengaruhi oleh kondisis fisik dasar
wilayah. Prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Parigi Moutong secara
keseluruhan telah mencapai semua wilayah Kecamatan yang berada di wilayah
Kabupaten Parigi Moutong. Untuk Kecamatan yang letaknya jauh dari pusat
Kota kondisi sarana dan prasarana serta kelancaran transportasi berpengaruh
pada banyaknya watu perjalanan dan ongkos transportasi.
-
38
2.7 Pengembangan Wilayah Kabupaten Parigi Moutong
Berdasarkan kondisi yang ada di Kabupaten Parigi Moutong penetapan
sistem tata ruang wilayah yang direncanakan adalah dengan membagi wilayah
yang ada menjadi 7 Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) dengan kegiatan
utamanya, yaitu:
SSWP A berpusat di Kecamatan Parigi
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Parigi, Sausu, Parigi Selatan,
Ampibabo, serta desa-desa yang ada di wilayah kecamatan tersebut. Kegiatan
utama pada SSWP ini adalah pertanian, perdagangan, industri kecil/menengah
dan pendidikan.
SSWP B berpusat di Kecamatan Parigi Selatan
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Parigi Moutong, Parigi, Sausu serta
Ampibabo. Karena wilayah Parigi Selatan dan Parigi dekat dengan Ibu Kota
Palu. Kegiatan utamanya adalah pertanian, perdagangan, pendidikan,
pariwisata, industri kecil/menengah.
SSWP C berpusat di Kecamatan Tinombo
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Tinombo dan Tinombo Selatan.
Kegiatan utamanya adalah pertanian, perhubungan, perdagangan, industri kecil
dan pariwisata.
SSWP D berpusat di Kecamatan Mepanga
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Bolano Lambunu, Mepanga,
Tomini, Kegiatan utamanya adalah pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan
jasa, pertanian, pendidikan, pariwisata dan industri.
SSWP E berpusat di Kecamatan Bolano Lambunu
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Bolano Lambunu, Taopa, Mepanga
Kegiatan utamanya adalah pertanian, industri kecil, pendidikan, perdagangan,
perhubungan dan pariwisata.
SSWP F berpusat di Kecamatan Moutong
-
39
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Moutong, Taopa, BOlano Lambunu
Kegiatan utamanya adalah pertanian, perdagangan, pertambangan, dan
industri.
Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
1. Wilayah yang termasuk tertinggal/terisolasi/kurang berkembang dan
masyarakatnya relatif terbelakang.
Penyebabnya adalah kondisi alam yang kurang menunjang untuk
kegiatan dan kehidupan sehari-hari. Wilayah yang tergolong di dalamnya
adalah Kecamatan Toribulu, Toreu, Siniu, Tomini, dan Tinombo Selatan.
Oleh karena itu diperlukan pengembangan kegiatan ekonomi di wilayah ini
untuk menunjang kegiatan perekonomian masyarakatnya. Misalnya
pengembangan pertanian dan kerajinan serta penyuluhan tentang
peningkatan pemanfaatan SDM dan SDA dengan tetap memperhatikan
kualitas lingkungan hidup.
2. Pengembangan Kawasan Pusat Pedagangan (CBD)
Dengan letaknya yang dekat dengan Kota Palu, Kecamatan Parigi dan
Toboli sangat berpotensi dan layak untuk dikembangkan.
3. Kawasan yang Strategis dan Memberikan Prospek Pengembangan yang Baik
Prospek pengembangan yang baik adalah untuk menumbuhkan
perekonomian secara lebih merata. Peninjauan terhadap sektor yang
potensial dan mempunyai kaitan erat dengan pengembangan wilayah adalah
sektor pertanian, perdagangan, dan agroindustri. Kawasan yang
dikembangkan untuk Parigi, Toboli, Moutong.
4. Kawasan Strategis lainnya yang Memiliki Prospek Pengembangan Baik
Kawasan ini adalah Kabupaten Parigi Moutong bagian Barat karena
mempunyai sederetan kawasan wisata yang berpotensi besar untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Wilayah pembangunan tersebut akan dapat lebih tercapai bila setiap
wilayah memiliki satuan wilayah pengembangan dimana wilayah pusat
diharapkan dapat menjalankan pembangunan yang ada terhadap wilayah
-
40
sekitarnya melalui proses penetesan ke bawah. Bila proses ini dapat
berlangsung dengan baik maka masalah pertumbuhan ekonomi wilayah dan
pemerataan pembangunan akan lebih mudah tercapai baik secara
konsepsional maupun secara nyata, hal ini akan dapat dilakukan dengan
menetapkan stuktur ruang wilayah yang ideal.
Selama ini upaya dalam pengembangan wilayah sering tidak
mencapai sasaran yang dikehendaki karena tidak adanya prioritas dalam
pengembangan wilayah, baik pemanfaatan ruang maupun pengembangan
ekonominya. Dalam pengembangan wilayah diperlukan adanya suatu strategi
pengembangan wilayah dengan melakukan beberapa tindakan yang
didasarkan pada kondisi potensi, permasalahan, kebutuhan pengembangan
dan ditunjang dengan persyaratan yang diperlukan apabila strategi tersebut
diperlukan dalam pengembangan wilayah.
Pengembangan wilayah Kabupaten Parigi Moutong sekarang lebih
ditujukan dalam hal pembangunan ekonomi dengan arah pengembangannya
menuju ke arah Selatan yaitu ke arah Kota Palu. Pengembangan yang lebih
dipusatkan pada bidang ekonomi dimaksudkan agar kesejahteraan masyarakat
di Kabupaten Parigi Moutong dapat meningkat dan makmur. Salah satu upaya
yang telah dilakukan adalah dengan membangun Terminal di Toboli yang
dilengkapi pertokoan dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Pembangunan ini diharapkan nantinya dapat menarik para investor-investor
lain untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Parigi Moutong. Investor
yang masuk dapat menanamkan modalnya disini dapat dijadikan sumber
pemasukan pajak daerah yang nantinya dapat digunakan untuk
pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah Kabupaten Parigi Moutong
juga didukung dengan perbaikan dan pelebaran jalan raya yang bertujuan
memudahkan proses transportasi masyarakat. Kemudahan sarana transportasi
juga menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor yang dapat
digunakan sebagai akses, sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya
disini. Hal yang masih harus diupayakan kembali adalah kendaraan umum
yang masih perlu dibuatkan trayek baru ataupun jalur baru sehingga jalur
lintasan yang menghubungkan antar wilayah dapat lancar dan tidak terputus.
-
41
Dalam pengembangan sektor pariwisata dilakukan dengan
menggabungkan obyek wisata menjadi salah satu paket wisata.
Pengembangan ini dilakukan dengan usaha perbaikan infrastruktur atau
fasilitas yang ada di suatu kawasan wisata. Obyek wisata yang ada di
Kabupaten Parigi Moutong tidak hanya ada obyek wisata alam tetapi juga
terdapat obyek wisata sejarah. Obyek wisata alam berupa air terjun dan
gunung, sedangkan dalam obyek wisata sejarah terdapat Petilasan Jayabaya.
Semua obyek wisata ini dirawat dan dilestarikan menjadi suatu wisata yang
dapat menarik perhatian bagi para pengunjung.
Strategi dalam pengembangan tata ruang yaitu dengan membuat
sistem pewilayahan dengan pusat pertumbuhan masing-masing wilayah
pengembangan. pengembangan wilayah diharapkan berawal dari wilayah
yang ditentukan sebagai pusat pertumbuhan yang akan memberikan dampak
pertumbuhan terhadap wilayah-wilayah pendukung di suatu wilayah yang
bersangkutan. Dalam membuat struktur tata ruang wilayah Kabupaten Parigi
Moutong dikembangkan dengan sub satuan pengembangan wilayah sebagai
upaya membuat regeneralisasi di satuan wilayah pengembangan, hal ini
dilakukan dengan memberikan kemandirian kepada setiap Kecamatan untuk
dapat berkembang dengan baik. Selain itu arah kebijaksanaan pengembangan
disesuaikan dengan arah kebijaksanaan yang terdapat dalam RTRW propinsi
Jawa Timur dan mendukung peningkatan pemerataan pembangunan daerah.
Strategi dalam pengembangan sumberdaya manusia dilakukan dengan
meningkatkan pendidikan dan memperbaiki pendidikan dalam masyarakat.
Selain itu, peran serta swasta menjadi salah satu kemitraan pemerintah
diharapkan mampu mengurangi beban pemerintah denagn mengikutsertakan
dalam pelaksanaan kontruksi, pengoperasian serta pembiayaan. Sedangkan
peran serta masyarakat dalam pengembangan wilayah Kabupaten Parigi
Moutong adalah dalam hal pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang.