pemerintah kabupaten bandung dinas...

171
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Raya Soreang Km. 17 Bandung Telp. (022) 5891703 Fax. (022) 5891703 E-mail : [email protected] SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG Nomor : Lampiran : - T e n t a n g PENUNJUKAN TIM PENYUSUN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG KEPALA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan bahwa keharusan dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas Daerah; b Bahwa Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan penyusunan Rencana Kerja Dinas Daerah; c Bahwa pembangunan pertanian, perkebunan, dan kehutanan di Kabupaten Bandung diupayakan menuju pembangunan berkelanjutan yang merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan baku industri; memperluas lapangan kerja; memperluas lapangan berusaha; meningkatkan kesejahteraan petani, pekebun, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan; mengentaskan kemiskinan khususnya di pedesaan; serta menjaga kelestarian lingkungan; d Bahwa untuk lebih meningkatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan Kabupaten Bandung diperlukan sinergitas para pelaku yang terlibat dalam pembangunan pertanian, khususnya pemerintah, swasta, dan masyarakat; e Bahwa pembangunan pertanian yang terarah, efektif, dan efisien diperlukan perencanaan yang terstruktur dengan tujuan dan sasaran yang tepat; f Bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, pemerintah berkewajiban menyusun rencana kerja yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan; Mengingat : a Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 33 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Upload: danghuong

Post on 14-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Raya Soreang Km. 17 Bandung Telp. (022) 5891703 Fax. (022) 5891703

E-mail : [email protected]

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANDUNG

Nomor : Lampiran : -

T e n t a n g

PENUNJUKAN TIM PENYUSUN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANDUNG

KEPALA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

Menimbang : a Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan bahwa keharusan dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas Daerah;

b Bahwa Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan penyusunan Rencana Kerja Dinas Daerah;

c Bahwa pembangunan pertanian, perkebunan, dan kehutanan di Kabupaten Bandung diupayakan menuju pembangunan berkelanjutan yang merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan baku industri; memperluas lapangan kerja; memperluas lapangan berusaha; meningkatkan kesejahteraan petani, pekebun, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan; mengentaskan kemiskinan khususnya di pedesaan; serta menjaga kelestarian lingkungan;

d Bahwa untuk lebih meningkatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan Kabupaten Bandung diperlukan sinergitas para pelaku yang terlibat dalam pembangunan pertanian, khususnya pemerintah, swasta, dan masyarakat;

e Bahwa pembangunan pertanian yang terarah, efektif, dan efisien diperlukan perencanaan yang terstruktur dengan tujuan dan sasaran yang tepat;

f Bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, pemerintah berkewajiban menyusun rencana kerja yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan;

Mengingat : a Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 33 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

c Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan lembaran Negara Nomor 4844);

d Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 120 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

e Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

f Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

g Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

h Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

i Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelengaraan Pemerintah Daerah;

j Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

k Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

l Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

m Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013;

n Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;

o Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 20);

p Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Teknis Daerah Kabupaten Bandung;

q Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027;

r Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rincian tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten Nomor 5);

s Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rincian tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten Nomor 6);

Memperhatikan : Rencana Strategis Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015;

M E M U T U S K A N

Menetapkan

PERTAMA : Tim Penyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, sebagai berikut:

Pengarah : Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Ketua : Sekretaris Dinas

Sekretaris : Kepala Sub bagian Penyusunan Program

Kelompok 1 : Perencanaan Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan

Ketua: Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan

Anggota : 1. Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan 2. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

3. Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Kelompok 2 : Perencanaan Pengembangan Pertanian Hortikultura

Ketua: Kepala Bidang Hortikultura

Anggota : 1. Kepala Seksi Produksi Sayuran 2. Kepala Seksi Produksi Tanaman Buah-buahan,

Tanaman Hias, dan Tanaman Obat-obatan 3. Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura

Kelompok 3 : Perencanaan Pengembangan Perkebunan

Ketua: Kepala Bidang Perkebunan

Anggota : 1. Kepala Seksi Produksi Perkebunan 2. Kepala Seksi Pengendalian 3. Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan

1. Kepala Seksi Produksi Perkebunan 2. Kepala Seksi Pengendalian Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kelompok 4 : Perencanaan Kehutanan

Ketua: Kepala Bidang Kehutanan

1. Kepala Seksi Pengembangan dan Penataan Sumberdaya Kehutanan

2. Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah 3. Kepala Seksi Perlindungan dan Pengendalian Hutan

Kelompok 5 : Perumusan dan Penyusunan Dokumen Renja

Ketua: Kepala Sub Bagian Penyusunan Program

1. Arie Kusnawa,S.Hut 2. Aep Suradi P, SP. 3. Budi Karya Nugraha, Amd.Hut 4. Deffi Setiadi, S.Hut 5. Adam Setia Perbawa 6. Harli Dessy,S.Hut 7. Uden Koswara 8. Donny Ramdhani,Amd.Hut

KEDUA : Tugas dan Kewajiban Tim Penyusun 1. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan tahun sebelumnya;

2. Menyusun database pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan;

3. Menyusun program dan kegiatan prioritas untuk menunjang pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan berdasarkan hasil evaluasi dan data serta informasi;

4. Menyusun jadwal pelaksanaan dan melaksanakan Forum SKPD untuk mensinkronkan program dan kegiatan prioritas Dinas dengan SKPD terkait dan usulan masyarakat;

5. Menyusun kriteria teknis pembangunan pertanian, perkebunan, dan kehutanan berdasarkan program dan kegiatan prioritas;

6. Menyusun kebutuhan pendanaan program dan kegiatan prioritas; 7. Menyusun Rencana Kerja tahunan berdasarkan RPJMD dan

RKPD Kabupaten Bandung serta Renstra Dinas.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan diadakan perbaikan apabila dipandang perlu.

Ditetapkan di Soreang

Pada tanggal 13 November 2012 KEPALA DINAS PERTANIAN,

PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda

NIP. 19640923 199203 1 005

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………

DAFTAR TABEL................................................................................................................. ....

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................

ii

iii

v

BAB I PENDAHULUAN

1.1

1.1a

Latar Belakang...........……………………………………………......

Belum optimalnya jaringan irigasi........................................

1

2

1.1b

1.1.c

1.1d

1.1e

1.2

1.3

1.4

Benih..............................................................………………………...

Ketersediaan Pupuk....................................................................

Tenaga Kerja...................................................................................

Penyuluhan Program-program pertanian.........................

Dasar hukum pelaksanaan program dan kegiatan........

Tujuan, Sasaran, Keluaran........................................................

Sistematika Penulisan.................................................................

2

2

2

2

8

10

10

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan kegiatan tahun

2014....................................................................................................

12

2.2

2.3

Anggaran Belanja..........................................................................

Analisis Pencapaian Kinerja Kegiatan................................

14

68

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Rencana Program dan kegiatan provinsi Jawa Barat

dan Nasional...................................................................................

117

3.2

3.3

3.3.1

3.3.2

Tujuan dan Sasaran Renja 2016...........................................

Program dan Kegiatan..............................................................

Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan.............................................................

Program perlindungan dan Konservasi Hutan.............

119

123

133

137

BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 138

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................................... 139

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Target dan realisasi anggaran pendapatan dinas

pertanian, perkebunan dan kehutanan kabupaten

bandung tahun 2014.........................................................................

13

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Target dan realisasi belanja tidak langsung...........................

Target dan realisasi belanja langsung tahun 2012..............

14

15

Tabel 2.4

Tabel 2.5

Target dan realisasi belanja langsung program tahun

2014..........................................................................................................

Laju pertumbuhan ekonomi dan distribusi persentase

PDRB Kabupaten Bandung (Harga Konstan).........................

16

20

Tabel 2.7 Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) kabupaten bandung

tahun 2007-2013................................................................................

23

Tabel 2.8 Perkembangan dan kondisi P3A mitra cai tahun di

Kabupaten bandung Tahun 2014................................................

25

Tabel 2.9

Tabel 2.10

Kelompok UPJA sesuai jenis alat tahun 2009/2010...........

Pengukuran sasaran kinerja tahun 2014.................................

26

28

Tabel 2.11 Target dan realisasi jumlah produksi padi palawija di

kabupaten bandung tahun 2014..................................................

30

Tabel 2.12

Tabel 2.13

Realisasi penyaluran pupuk tahun 2013-2014 (Ton)........

Fasilitasi pengembangan unik pengolahan pupuk

organik tahun 2013-2014...............................................................

35

36

Tabel 2.14 Perbandingan jumlah alat mesin pertanian ditingkat

petani kabupaten bandung tahun 2013 dan tahun 2014.

39

Tabel 2.14b Rencana dan realisasi stimulan pengendalian OPT

tahun 2014............................................................................................

42

Tabel 2.15 Perkumpulan petani pemakai air (P3A) yang sudah

mempunyai SK bupati dan berbadan hukum.......................

43

Tabel 2.16 Potensi air permukaan bendungan desa dikabupaten

bandung..................................................................................................

45

Tabel 2.17

Tabel 2.18

Tabel 2.19

Pembangunan urusan irigasi.........................................................

Penerapan teknologi ditingkat petani tahun 2012-2014..

Pengukuran sasaran strategis 2 tahun 2014..........................

46

49

51

Tabel 2.20 Realiasi luas tanam, panen, produksi dan produktivitas

komoditas sayuran di kabupaten bandung tahun 2014....

53

Tabel 2.21 Realisasi produksi tanaman buah-buahan dikabupaten

bandung tahun 2014.........................................................................

58

Tabel 2.22 Realisasi tanaman hias dikabupaten bandung tahun

2014..........................................................................................................

59

Tabel 2.23 Realisasi tanaman hias dikabupaten bandung tahun

2014..........................................................................................................

60

Tabel 2.24 Realisasi produksi tanaman obat tahun 2014....................... 61

iv

Tabel 2.25 Realisasi produksi komoditi perkebunan ............................... 62

Tabel 2.26 Rumah kemasan hortikultura kabupaten bandung............. 63

Tabel 2.27

Tabel 2.28

Unit pengolahan hasil perkebunan kabupaten bandung..

Pengukuran sasaran strategis 3 tahun 2014..........................

64

65

Tabel 2.29 Luas penanaman hutan dan lahan kritis.................................. 66

Tabel 2.30

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Usulan program dan kegiatan dari para pemangku

kepentingan tahun 2016.................................................................

Komoditas unggulan kabupaten bandung dan nasional...

Program dan kegiatan tahun 2014.............................................

Sasaran dan indikator kinerja program peningkatan

kesejahteraan petani.........................................................................

89

121

123

125

Tabel 3.4 Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada

program peningkatan ketahanan pangan................................

127

Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel 3.7

Tabel 3.8

Tabel 3.9

Tabel 3.10

Sasaran dan indikator kinerja program peningkatan

pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan.............

Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada

program peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan...................................................................

Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada

program peningkatan produksi pertanian/perkebunan..

Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada

program pemanfaatan potensi sumber daya hutan............

Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada

program rehabilitasi hutan dan lahan.......................................

Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada

program perlindungan dan konsevasi hutan.........................

131

132

134

136

137

138

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kontribusi Sektor Pertanian dalam membangun

wilayah................................................................................................

4

Gambar 2.1 Sektor pertanian dan struktur ekonomi Kabupaten

Bandung..............................................................................................

21

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.6

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Peran sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten

Bandung 2013..................................................................................

Perkembangan Produktivitas Padi kabupaten bandung

.............................................................................................

Perkembangan indeks pertanaman padi kabupaten

bandung...............................................................................................

Pengembangan Pertanian Organik Kelompok tani

Sarinah..................................................................................................

Kerangka migrasi strategi pembangunan sub- sektor

tanaman pangan dan perkebunan kabupaten

bandung..............................................................................................

Kerangka migrasi strategi pembangunan sub-sektor

kehutanan..........................................................................................

22

33

33

48

120

120

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana kerja 2016 Dinas pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung merupakan periode pertama dari pembangunan 5 tahun

periode 2016-2020. Seiring Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten

Bandung Tahun 2015, rencana kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Tahun 2016 sangat didominasi dengan peningkatan ketahanan pangan dalam

kualitas dan kuantitas produk pertanian, kelembagaan agribinis, dan struktur

ekonomi pasar agribisnis, serta pemantapan pembangunan lingkungan yang juga

merupakan identitas lokal.

Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor

penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian

tersebut digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan

pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa negara,

penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan,

penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan

emisi gas rumah kaca

Pada tingkat ASEAN, negara-negara ASEAN tergabung dalam suatu

komunitas yang disebut Masyarakat Asean (Asean Community), pada tahap awal

dalam mewujudkan “Satu Visi-Satu Identitas-Satu Komunitas” mesti diwujudkan

target satau sasaran bersama Masyarakat Asean tersebut, diantaranya melaui

Penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) pada

Tahun 2015.

Menurut Santoso 2008, bagi Indonesia MEA akan menjadi kesempatan

yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan

tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan ekspor yang pada

akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Disisi lain, muncul tanatangan baru

bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjual

belikan, contohnya komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil dan barang

elektronik.

Secara khusus perihal keamanan pangan, Kabinet Kerja telah

menetapkan swasembada padi dan peningkatan produksi jagung dan kedelai

harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun secara nasional. Target produksi tahun

2015 untuk padi sebesar 73,4 juta ton, jagung sebesar 20,3 juta ton dan kedelai

sebesar 0,92 juta ton. Target produksi tahun 2016 untuk padi sebesar 76,2 juta

ton, jagung sebesar 21,4 juta ton dan kedelai sebesar 1,27 juta ton. Target

Produksi Tahun 2017 untuk padi sebesar 78,1 juta ton, jagung sebesar 22,4 juta

ton dan kedelai sebesar 2,03 juta ton. Untuk pencapaian swasembada padi dan

peningkatan produksi jagung dan kedelai, lahan merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 2

produksi utama yang tidak tergantikan. Berdasarkan hasil Audit Lahan

Kementerian Pertanian Tahun 2012 secara nasional, luas baku sawah 8.132.346

hektar. Indeks Pertanaman rata-rata nasional 140% dan produktivitas rata-rata

nasional padi 5,13 ton/ha, jagung 4,93 ton/ha dan kedelai 1,51 ton/ha (ARAM II

BPS 2104).

Pada tahun 2015 dalam rangka pencapaian swasembada pangan

terdapat 5 (lima) masalah besar yang harus dihadapai oleh pemerintah, yaitu :

I.1.a. Belum optimalnya jaringan irigasi

Kerusakan infrastruktur jaringan irigasi kini mencapai 52%. Menurut

Keputusan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Nomor 293/KPTS/M/2014 tanggal

10 Juni tahun 2014, sawah yang mempunyai jaringan irigasi seluas 7.145.168

hektar dengan tingkat kerusakan jaringan irigasi primer dan sekunder seluas

3.288.993 hektar serta kerusakan jaringan tersier seluas 2.069.484 hektar. Skala

prioritas perbaikan jaringan irigasi jadi prioritas revolusi anggaran Kementrian

Pertanian, termasuk dari APBN Perubahan.

I.1.b. Benih

Masalah kedua terkait persoalan benih.Rrealisasi benih pada 2014 secara

nasional kurang dari 20%. Anggaran yang disediakan pemerintah tidak terserap

baik oleh petani.

I.1.c. Ketersediaan Pupuk

Ketersediaan pupuk disusupi distributor pupuk ilegal. Ini terjadi di enam

wilayah produksi utama di Jawa Tengah. Distributor ilegal memasok petani

dengan pupuk non subsidi sehingga merugikan petani.

I.1.d. Tenaga kerja

Permasalahan ketenagakerjaan berhubungan dengan persoalan

penurunan jumlah tenaga kerja. Rata-rata setiap tahun ada 500 ribu rumah

tangga petani yang beralih profesi. Pada tahun 2003, berdasarkan data Biro

Pusat Statistik, ada sekitar 31 juta tenaga kerja di sektor pertanian, tetapi pada

2013 tinggal 26,5 juta.

I.1.e. Penyuluhan program-program pertanian pertanian.

Penyuluhan program-program pertanian belum optimal. Persoalannya ada

pada jumlah tenaga penyuluh yang terbatas dalam mendukung program-

program pertanian.

Penerapan perjanjian Free Trade dalam pembangunan ekonomi wilayah

serta peluncuran target MDGs 2015 dalam upaya pengentasan kemiskinan, besar

ataupun kecil, telah memberikan dampak terhadap arah kebijakan pembangunan

di segala strata dan sektor sampai ke tingkat yang paling bawah, termasuk di

dalamnya pembangunan pertanian di daerah. Disamping itu, perubahan struktur

dan tuntutan kemasyarakatan akan produk yang berkualitas dan berwawasan

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 3

lingkungan juga telah berimbas terhadap akuntabilitas arah pembangunan

pertanian dan kehutanan. Pemerintah sebagai fasilitator, mediator, dan promoter

dalam pembangunan pertanian berkewajiban dalam menentukan arah kebijakan

pembangunan yang dimaksud. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan

agribisnis dituntut mampu beresolusi pada sistem dan manajemen produksi

dalam rantai pasokan produk pertanian, sehingga menghasilkan produk-produk

pertanian yang memiliki karakteristik:

1. Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal, yang mencirikan produk

pertanian unggulan daerah;

2. Mampu berdaya saing secara global; dan

3. Green Products

Selain itu, sektor pertanian merupakan sektor strategis yang harus

didukung keberlagsungannya sebagai faktor pendorong percepatan

pembangunan wilayah pedesaan dan juga merupakan sektor yang memperkuat

ketahanan pangan, sebagai bahan baku pengolahan untuk agroindustri

pedesaan, membuka kesempatan kerja dan perbaikan pendapatan petani. Jika

dilihat dari fungsi, sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam

pembangunan wilayah di Kabupaten Bandung, yang dibuktikan dengan

kontribusinya terhadap perekonomian daerah sebesar 7,45% atau 3,073 Triliun

pada tahun 2009 (BPS, 2009), sebesar 7,53% atau 3,471Triliun pada tahun 2010

(BPS, 2010) dan sebesar 7,76% atau 3,978 Triliun pada tahun 2011 (BPS, 2011).

Menurut World Bank (2008), lima karakteristik yang harus dipenuhi untuk

pembangunan pertanian berkelanjutan dalam pembangunan wilayah adalah (1)

Established Preconditions; (2) Comprehensive; (3) Differentiated dan kemitraan

yang solid; (4) berkelanjutan, sinergitas antara ekonomi, sosial, dan lingkungan;

dan (5) Feasible dalam manajemen data, penganggaran, program, kebijakan,

dan dampak. Karakteristik tersebut harus menjadi agenda khusus dari hirarki

kepemerintahan. Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan yang merupakan

lembaga teknis di Kabupaten Bandung telah menyusun strategi yang mampu

mengkolaborasikan partisipasi masyarakat tani lokal, hirarki pemerintahan,

stakeholder pendukung lainnya (seperti lembaga penelitian/ universitas sebagai

mediator dan fasilitator transfer teknologi, lembaga financial, dan lembaga

lainnya). Meningkatnya geliat usaha agribisnis dan berkembangnya diferensiasi

usaha berbasis agribisnis yang tersinergi dengan pembangunan lingkungan

menjadi salah satu arah kebijakan pembangunan yang secara makro ekonomi

dapat dilihat dari adanya peningkatan PDRB sektor pertanian di Kabupaten

Bandung.

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 4

Gambar 1 Kontribusi Sektor Pertanian dalam Pembangunan Wilayah

Menurut Abdul Ajid, D (2001), pembangunan pertanian merupakan suatu

rangkaian panjang dari perubahan atau peningkatan kapasitas, kualitas,

profesionalitas, dan produktivitas faktor-faktor produksi pendukungnya, disertai

dengan penataan dan pengembangan lingkungan fisik dan sosialnya sebagai

manifestasi dari akumulasi dan aplikasi kemajuan ilmu dan teknologi, akumulasi

modal serta organisasi dan manajemen. Dalam konteks pembangunan di

Indonesia, pembangunan pertanian pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan

beberapa pencapaian utama yaitu (1) terwujudnya sistem pertanian

berdayasaing; (2) tercapainya ketahanan pangan yang mandiri; dan (3)

terciptanya kesempatan kerja penuh bagi masyarakat pertanian. Pencapaian

ketiga tujuan tersebut diharapkan dapat menghapus masyarakat pertanian dari

lingkaran kemiskinan yang selama ini menjadi simpul kritis pembangunan

nasional dan mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing global

berbasis sumberdaya lokal.

Di samping itu, dalam pembangunan pertanian proses industrialisasi serta

berkembangnya sektor jasa telah mendorong perubahan sasaran pembangunan

pertanian dari sekedar dalam bentuk pertanian primer menjadi suatu sektor

ekonomi modern dalam bentuk agribisnis. Sistem agribisnis merupakan totalitas

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 5

atau kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang

berupa kegiatan ekonomi input produksi, informasi dan teknologi, subsistem

usahatani, yaitu kegiatan produksi pertanian primer tanaman dan hewan,

subsistem agribisnis pengolahan, subsistem pemasaran, dan subsistem

penunjang, yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan yang kondusif

bagi pengembangan agribisnis (Hafsah, 1999).

Pembangunan pertanian dalan konteks agribisnis, sesuai dengan arah

pembangunan nasional jangka panjang 2005–2025 yang diorientasikan pada

peningkatan kualitas hidup masyarakat pertanian melalui perwujudan sistem

pertanian industrial yang berdaya saing. Sistem pertanian industrial dicirikan oleh

usaha pertanian bernilai tambah tinggi dan terintegrasi dalam satu relasi

kemitraan sinergis dan adil dengan bertumpu pada sumberdaya nasional,

kearifan lokal serta ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan lingkungan.

Sistem pertanian industrial adalah sosok pertanian ideal yang merupakan

keharusan agar usaha pertanian dapat bertahan hidup dan tumbuh berkembang

secara berkelanjutan dalam tatanan lingkungan persaingan global yang makin

ketat (Departemen Pertanian, 2005).

Sistem pertanian industrial harus memiliki karakteristik usaha tani yang

bernilai tinggi melalui intensifikasi, diversifikasi, atau multi usaha intensif.

Kabupaten Bandung sebagai salah satu sentra produksi pertanian Jawa Barat,

regionalisasi pengembangan komoditas unggulan diarahkan untuk meningkatkan

efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian dan mendorong investasi baru

berdasarkan keunggulan komparatif wilayah. Oleh karena itu, efisiensi

pemanfaatan sumberdaya alam dan perubahan struktur ekonomi tersebut

ditujukan untuk mengembangkan komoditas unggulan bernilai tinggi (high value

commodities).

Pembangunan pertanian yang dijadikan fokus kembali strategi

pembangunan nasional sejak digulirkannya program revitalisasi pertanian tahun

2005, telah mendorong berbagai pihak menitikberatkan dan mengubah arah

pembangunan pertanian menjadi pengembangan pertanian yang berbasis

kompetitif dan komparatif. Menurut Dudung, A (2001), pembangunan pertanian

merupakan suatu rangkaian panjang dari perubahan atau peningkatan kapasitas,

kualitas, profesionalitas, dan produktivitas faktor-faktor produksi pendukungnya,

disertai dengan penataan dan pengembangan lingkungan fisik dan sosialnya

sebagai manifestasi dari akumulasi dan aplikasi kemajuan ilmu dan teknologi,

akumulasi modal serta organisasi dan manajemen. Berlangsungnya proses

industrialisasi serta berkembangnya sektor jasa mendorong perubahan sasaran

pembangunan pertanian dari sekedar dalam bentuk pertanian primer menjadi

suatu sektor ekonomi modern dalam bentuk agribisnis.

Sistem agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis

yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi input

produksi, informasi dan teknologi, subsistem usahatani, yaitu kegiatan produksi

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 6

pertanian primer tanaman dan hewan, subsistem agribisnis pengolahan,

subsistem pemasaran, dan subsistem penunjang, yaitu dukungan sarana dan

prasarana serta lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis

(Hafsah, 1999).

Sektor pertanian yang telah terabaikan sejak dicapainya masa

keemasannya pada periode 1980-an ternyata tampaknya telah menjelma

menjadi satu-satunya solusi yang paling rasional di dalam mengatasi

permasalahan di dalam pembangunan nasional yang selama ini sangat

bergantung pada sektor industri. Stagnasi yang dialami oleh sektor industri pada

dua dekade terakhir ini, terutama pada tingkat penyerapan tenaga kerja yang

cenderung semakin rendah, merupakan indikator kurang berhasilnya strategi

pembangunan yang dianut selama ini. Selain itu, tingkat impor barang ekonomi,

terutama pangan, juga merupakan sinyal yang menunjukkan ketimpangan

kinerja dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kombinasi dari kedua

kondisi ini adalah pangsa tingkat kemiskinan yang cenderung semakin besar

antar waktu.

Mungkin telah tiba waktunya untuk kembali menyandarkan pertumbuhan

ekonomi nasional kepada sektor pertanian. Telah banyak kajian yang dilakukan

untuk mengidentifikasi peran sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan

ekonomi. Ravallion and Datt (1996) dan Datt and Ravallion (1998) yang

melakukan penelitian di negara-negara berkembang (least developing countries)

menghasilkan beberapa temuan penting; (1) ternyata kinerja sektor primer

(pertanian) secara signifikan memiki dampak terhadap laju kemiskinan,

sementara sebaliknya untuk sektor sekunder (industri); (2) pertumbuhan

ekonomi pedesaan ternyata dapat mereduksi tingkat kemiskinan di pedesaan dan

juga di perkotaan, sementara pertumbuhan di perkotaan hanya akan mereduksi

kemiskinan di perkotaan saja.

Selanjutnya Timmer (1997) yang meneliti hubungan antara pertumbuhan

ekonomi dan kemiskinan di 35 negara berkembang menemukan bahwa meskipun

produktivitas tenaga kerja di dalam sektor pertanian termasuk rendah namun

secara konsisten dapat menjadi kontributor utama di dalam upaya pengentasan

kemiskinan untuk keseluruhan sektor di dalam perekonomian. Delgado et.al.

(1998) yang melakukan penelitian di beberapa negara miskin di Asia dan Afrika

menunjukkan bahwa jika pendapatan nasional dapat didistribusikan secara

merata pada rumahtangga perdesaan dan pertanian maka akselerasi

pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan.

Pada tingkat mikro, dikotomi paradigma pembangunan antara sektor

pertanian dan industri tentunya sangat mewarnai dinamika perekonomian di

Kabupaten Bandung. Sebagai kabupaten dengan PDRB sektor industri yang

relatif sangat tinggi, tidaklah berlebihan jika Kabupaten Bandung merupakan

salah satu wilayah yang menjadi tulang punggung perekonomian regional Jawa

Barat. Dan tidaklah juga berlebihan bahwa fokus pengembangan wilayah lebih

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 7

dititikberatkan pada sektor ini. Namun begitu, gejala-gejala stagnasi sektor

industri telah mulai terlihat; dimana tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor

industri memiliki kecenderungan semakin rendah seiring dengan semakin

tingginya difusi teknologi manufaktur. Selanjutnya, keterkaitan yang semakin

erat dengan pasar global menyebabkan sektor industri semakin memerlukan

sumberdaya yang tidak bersifat lokal (tenaga kerja terdidik dan input produksi

yang spesifik); dalam hal ini transfer sumberdaya dilakukan lintas regional yang

berimplikasi pada terlewatinya peluang untuk menciptakan multiplier effect di

tingkat regional.

Pengabaian atas kondisi-kondisi faktual tersebut diperkirakan akan

memicu kembali berputarnya vicious circle, baik di tingkat mikro kabupaten

maupun regional Jawa Barat dan nasional. Ketika sektor industri diperkirakan

akan mengalami turbulensi sebagai hasil dari proses liberalisasi maka diperlukan

paradigma baru dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung yang

dapat menjamin keberlangsungan pertumbuhan ekonomi wilayah dan sektoral.

Seperti temuan yang telah banyak dihasilkan oleh kajian-kajian sebelumnya,

sektor pertanian merupakan opsi yang paling rasional untuk digunakan sebagai

motor pembangunan; tentunya dengan beragam kendala yang melingkupinya.

Dinas Pertanian Kabupaten Bandung merupakan Satuan Kerja Pemerintah

Daerah (SKPD) yang berperan dan berwenang dalam pengembangan sektor

pertanian di Kabupaten Bandung. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,

wewenang dan peran yang dimiliki oleh Dinas tersebut tentunya akan mengalami

perubahan yang cukup signifikan mengingat bahwa pada waktu sekarang dan ke

depan, tugas pokok yang diemban akan semakin berat; dimana selain harus

menjamin keberlangsungan pertumbuhan sektor, serta juga sebagai sektor yang

diharapkan menjadi motor alternatif pertumbuhan ekonomi wilayah.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perencanaan strategis dalam

pembangunan dan pengembangan sektor pertanian dalam konteks

pembangunan wilayah di Kabupaten Bandung. Meskipun selama ini perencanaan

pembangunan selalu menghadapi dilema antara penempatan prioritas pada

pembangunan sektoral atau pembangunan wilayah, namun pada paradigma baru

ini perencanaan pembangunan harus bersifat holistik. Jika sebelumnya

pendekatan regional lebih menitikberatkan pada daerah “mana” yang perlu

mendapat prioritas untuk dikembangkan, baru kemudian ditentukan sektor yang

sesuai untuk dikembangkan di masing-masing daerah dan pendekatan sektoral

selalu dimulai dengan pertanyaan yang menyangkut sektor “apa” yang perlu

dikembangkan untuk mencapai tujuan pembangunan secara keseluruhan, maka

sekarang kedua pendekatan tersebut harus bersinergi. Keunggulan wilayah dan

suatu sektor sangat ditentukan oleh derajat kesinergian kedua pendekatan

tersebut. Peran berbagai sektor di berbagai dareah inilah yang selanjutnya

dibutuhkan untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 8

1.2. Dasar Hukum Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Program dan kegiatan Tahun 2014 pada Dinas Pertanian, Perkebunan,

dan Kehutanan Kabupaten Bandung mempertimbangkan landasan hukum,

sebagai berikut:

a. Landasan Idiil Pancasila

b. Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945

c. Landasan Operasional :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400).

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

Penylenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4124

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 9

13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

14. Kepmendagri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman

Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD).

15. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor

28 Tahun 2010; Nomor 0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK 95/PMK

07/2010, tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014.

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang

Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di

Kabupaten Bandung.

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 8 Tahun 2005 tentang Tata

Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunaan Daerah.

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang

Alokasi Dana Perimbangan Desa di Kabupaten Bandung sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 24

Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten

Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Perimbangan Desa

di Kabupaten Bandung.

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Pedoman Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung.

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 11 tahun 2011 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Bandung Tahun 2011-2015.

23. Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan No.

521.1/1600/prog/2011 tanggal 15 Desember 2011 tentang Rencana

Strategis Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten

Bandung Tahun 2011-2015.

24. Rancangan RPKD Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 10

1.3. Tujuan, Sasaran dan Keluaran

Penyusunan Rencana Kerja tahun 2016 bertujuan untuk menentukan

pedoman dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di bidang

pertanian Tahun 2015 yang didasarkan pada Rencana Strategis Dinas 2011-2015

dan hasil evaluasi kegiatan tahun 2005-2010. Selanjutnya, Rencana Kerja juga

bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk program pembangunan pertanian

setiap tahunnya yang sangat diperlukan untuk perbaikan program tahun

berikutnya.

Sasaran penyusunan Rencana Kerja ini adalah pengambil kebijakan di

bidang pertanian khususnya pihak eksekutif dan legislatif, personil Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung, para petani, dan

stakeholders yang terkait dengan bidang pertanian.

Keluaran yang diharapkan dari penyusunan Rencana Kerja ini adalah

tersusunnya Rencana pelaksanaan pembangunan pertanian, perkebunan, dan

kehutanan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2016 sebagai arah

atau pedoman pelaksanaan pembangunan di bidang pertanian. Rencana Kerja

disusun berdasarkan atas skala prioritas pengembangan komoditas dan

kewilayahan yang disusun dalam program pembangunan pertanian dengan

target dan sasaran yang terukur dan hasil

evaluasi pelaksanaan pembangunan 2011-

2015.

1.4. Sistematika Penulisan

Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2016

Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung disusun berdasarkan

sistematika penulisan sebagai berikut;

Bab I : PENDAHULUAN mencakup justifikasi mengenai pentingnya penyusunan rencana kerja. Selanjutnya dipaparkan pula kerangka pemikiran yang melandasi penyusunan ini dan landasan penyusunan renja. Kerangka pemikiran dan metode kajian juga terdapat di bab ini.

Bab II : EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN mencakup paparan mengenai kondisi internal, eksternal dan pemetaan wilayah basis produksi komoditas pertanian dan evaluasi program/kegiatan di tahun-tahun sebelumnya. Lebih lanjut, Bab ini menmuat review terhadap hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dan perkiraan capaian tahun berjalan.

Bab III : TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN memaparkan telaahan terhadap kebijakan nasional dan propinsi sebagaimana dimaksud yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas

Establishment among

members to develop

agribusiness

agglomeration through

using local resources

BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 11

pembangunan nasional dan daerah propinsi yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi. Lebih lanjut, bab ini juga memuat tujuan dan sasaran program dan kegiatan Tahun 2016.

Bab IV : PENUTUP

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 12

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2014

Kebijakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 diarahkan

untuk memenuhi tujuan dan sasaran pembangunan pertanian Kabupaten

Bandung. Tujuan yang ingin dicapai dari program kerja Dinas Pertanian,

perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2014 adalah:

a. Meningkatkan kesejahteraan petani

b. Meningkatkan keunggulan

c. Meningkatkan posisi tawar petani

d. Meningkatkan kesempatan kerja

e. Meningkatkan ketahanan pangan

f. Meningkatkan layanan kepada petani

g. Kelestarian sumberdaya alam dan terkendalinya kerusakan lingkungan

h. Memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah

i. Bertumbuhnya usaha petani

Selama periode lima tahun ke depan (2016-2020), sasaran pembangunan

pertanian, perkebunan, dan kehutanan diarahkan untuk mengembangkan

pertanian berlandaskan pondasi yang telah dibangun pada periode Renstra 2011-

2015. Tahun 2014, sebagai tahun ketiga dalam periode Renstra 2011-2015

ditujukan untuk mengidentifikasi potensi, peluang pengembangan, maupun

masalah dan tantangan, dan secara simultan menata ulang dan atau memperkuat

infrastruktur pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Adapun sasaran yang ingin

dicapai dalam program kerja Tahun 2014 adalah:

a. Pengembangan manajemen data dan informasi pertanian, perkebunan, dan

kehutanan, melalui:

1) Tersusunnya profil pembangunan pertanian, perkebunan, dan

kehutanan;

2) Tersusunnya data pokok kondisi pertanian, perkebunan dan kehutanan

berupa kondisi perkembangan komoditas tanaman pangan,

hortikultura, dan perkebunan, perkembangan lahan pertanian, dan

kondisi sumberdaya manusia pertanian secara berkala bulanan,

triwulanan, semesteran, dan tahunan;

3) Tersusunnya sasaran luas tanam, luas panen, produksi, dan

produktivitas komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

4) Berkembangnya manajemen database berbasis komputerisasi dan

Internet;

5) Berkembangnya interface dan fitur admin yang mudah dioperasikan

untuk website Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 13

6) Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan pertanian,

perkebunan, dan kehutanan tahunan.

b. Meningkatnya wawasan, pengetahuan dan ketrampilan petani dan pelaku

agribisnis pertanian

c. Mendorong terbentuknya pola kemitraan usaha tani di daerah sentra

komoditas pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan, melalui

kegiatan forum kemitraan, temu usaha pelaku, dan

d. Meningkatnya hasil produksi, keragaman produksi dan konsumsi pertanian

e. Terbaharuinya Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RP-

RHL) dengan data lahan kritis terbaru

f. Terselenggaranya rehabilitasi hutan dan lahan

Pada Tahun 2014, di awal penyusunan anggaran pendapatan Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung ditargetkan untuk

menghasilkan pendapatan sebesar Rp 156.420.000,- (Seratus lima puluh enam

juta empat ratus dua puluh ribu rupiah), namum pada saat perubahan

anggaran terdapat perubahan menjadi Rp. 161.420.000,- (Seratus enam puluh

satu juta empat ratus dua puluh ribu rupiah) dari hasil pengelolaan balai-balai

benih. Pada tahun 2014 lokasi sawah Solokanjeruk yang dikelola UPTD telah

diserahterimakan pengelolaannya ke Provinsi Jawa Barat, sehingga sawah yang

dikelola UPTD hanya sawah yang berlokasi di Buah Batu dan Jelekong. Sampai

dengan bulan Desember 2014, realisasi pendapatan dari balai benih/kebun

bibit tersebut mencapai Rp. 161.422.800,- (Searatus enam puluh satu juta

empat ratus dua puluh dua ribu delapan ratus rupian) atau 100,001% dari

target pendapatan yang ditetapkan. Anggaran pendapatan pada tahun 2014

mengalami kenaikan target sebesar Rp. 10.489.550,- (Sepuluh juta empat ratus

delapan puluh sembilan ribu lima ratus lima puluh rupiah) atau sebesar 6.95%

jika dibandingkan dengan target anggaran pendatapan tahun 2013 yaitu

sebesar Rp. 150.930.450,- (Seratus lima puluh juta sembilan ratus tiga puluh

ribu empat ratus lima puluh rupiah).

Adapun perincian anggaran pendapatan Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten bandung dan realisasinya tahun 2012 dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2014

No SUMBER PENDAPATAN Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Sawah lokasi Buah Batu dan Jelekong 161.420.000 161.422.800 100.001

J u m l a h

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 14

2.2. Anggaran Belanja

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 mendapatkan

alokasi anggaran Belanja sebesar Rp. 35.077.472.184,- (Tiga puluh lima milyar

tujuh puluh tujuh juta empat ratus tujuh puluh dua ribu seratus delapan puluh

empat rupiah), yang terdiri dari belanja tidak langsung Rp 4.706.102.375,-

(Empat milyar tujuh ratus enam juta seratus dua ribu tiga ratus tujuh puluh

lima rupiah) dan belanja langsung Rp 30.532.789.809,- (Tiga puluh milyar lima

ratus tiga puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh sembilan ribu delapan ratus

sembilan rupiah).

1. Belanja Tidak Langsung (BTL)

Belanja tidak langsung merupakan alokasi belanja untuk membiayai gaji

pegawai beserta tunjangannya. Pada tahun 2014, Dinas Pertanian mendapatkan

alokasi BTL sebesar Rp 4.706.102.375,- atau 15 % dari total anggaran belanja.

Dari target tersebut, terealisasi pada tahun 2014 sebesar Rp 4.514.614.404,-

(Empat Milyar Lima Ratus Empat Belas Juta Juta Enam Ratus Empat Belas Ribu

Empat Ratus Empat Rupiah) atau 95.93 % dari alokasi BTL Tahun 2014.

Tabel 2.2 Target dan realisasi Belanja Tidak Langsung

No Belanja Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Gaji dan Tunjangan 3.679.347.000 3.520.856.615 74.81

2 Tambahan Penghasilan PNS 1.026.755.375 993.757.789 21.12

J u m l a h 4.706.102.375 4.514.614.404 95.93

2. Belanja Langsung

Belanja langsung dialokasikan untuk membiayai belanja langsung

peningkatan kinerja aparatur dinas dan belanja langsung masyarakat. Pada

tahun 2014, target anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 30.532.789.809,-

dan pada tahun 2014 terealisasi sebesar Rp. 25.821.805.013,- atau 84.57%

dari target yang telah ditetapkan, yang terdiri dari belanja langsung SKPD Rp

1.255.404.193,- dan belanja langsung urusan pilihan Rp24.566.400.820,-.

Berikut Rincian target dan realisasi pada belanja SKPD Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan Tahun Anggaran 2014. Rincian Belanja Langsung

Rutin dapat dilihat pada Tabel 2.3.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 15

Tabel 2.3. Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Tahun 2012

No. URAIAN

TARGET

TA.2014

(Rp)

REALISASI

TA.2014

(Rp)

%

SISA

ANGGA

RAN

I. BELANJA SKPD

1. Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

417.157.000 405.265.609 97.15 11.891.391

2. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana

Aparatur

847.272.743 771.686.584 91.08 75.586.159

3. Program Peningkatan

Disiplin Aparatur

27.650.000 27.650.000 100.00 0

4. Program Peningkatan

Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja

dan keuangan

53.775.000 50.802.000 94.47 2.973.000

Belanja Langsung Pilihan

Anggaran belanja langsung pilihan Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar

Rp.30.532.789.809,- yang dialokasikan untuk membiayai sebanyak 9 program

dan 26 kegiatan. Anggaran tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Bandung

Tahun 2014; (DAK) bidang perkebunan/pertanian, bantuan gubernur dan Dana

Bagi Hasil Cukai Tembakau APBN 2014. Total realisasi anggaran Belanja

Langsung Pilihan sebesar Rp 29.186.935.066,- dan terdapat sisa anggaran

sebesar Rp 4.607.148.846,-.Perincian belanja dapat dilihat pada Tabel 2.4.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 16

Tabel 2.4 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Program Tahun 2014

PROGRAM /KEGIATAN ANGGARAN

(RP)

REALISASi

(RP)

PERSENTASE SISA (RP)

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 300.000.000,00 294.220.000,00 98,07% 5.780.000,00

Pelatihan petani dan pelaku agribisnis 300.000.000,00 294.220.000,00 98,07% 5.780.000,00

Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) 5.243.144.066,00 5.061.375.440,00 96,53% 181.768.626,00

Penyusunan data base potensi produksi pangan 507.294.066,00 492.058.050,00 97,00% 15.236.016,00

Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian 321.350.000,00 317.480.000,00 98,80% 3.870.000,00

Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian 598.000.000,00 577.992.680,00 96,65% 20.007.320,00

Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija 824.000.000,00 792.353.760,00 96,16% 31.646.240,00

Pengembangan diversifikasi tanaman 150.000.000,00 141.740.000,00 94,49% 8.260.000,00

Pengembangan pertanian pada lahan kering 1.914.500.000,00 1.820.919.550,00 95,11% 93.580.450,00

Pengembangan perbenihan/perbibitan 313.000.000,00 311.654.800,00 99,57% 1.345.200,00

Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian 615.000.000,00 607.176.600,00 98,73% 7.823.400,00

Program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan

1.034.550.000,00 1.020.299.250,00 98,62% 14.250.750,00

Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan

daerah

541.250.000,00 535.113.250,00 98,87% 6.136.750,00

Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil

pertanian/perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan

493.300.000,00 485.186.000,00 98,36% 8.114.000,00

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 17

PROGRAM /KEGIATAN ANGGARAN

(RP)

REALISASi

(RP)

PERSENTASE SISA (RP)

Program peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

10.407.479.400,00 9.222.096.730,00 88,61% 1.185.382.670,00

Penelitian dan pengembanan teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna

5.922.753.400,00 4.988.772.900,00 84,23% 933.980.500,00

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna

3.020.750.000,00 2.904.070.930,00 96,14% 116.679.070,00

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna

1.463.976.000,00 1.329.252.900,00 90,80% 134.723.100,00

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 5.087.871.600,00 4.663.539.620,00 91,66% 424.331.980,00

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan 2.079.292.000,00 1.737.271.150,00 83,55% 342.020.850,00

Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 1.430.360.000,00 1.400.775.155,00 97,93% 29.584.845,00

Peningkatan Kualitas dan Pasca Panen Tanaman Tembakau 1.578.219.600,00 1.525.493.315,00 96,66% 52.726.285,00

Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan 378.260.000 364.874.600,00 96,46% 13.385.400,00

Pengembangan hasil hutan non kayu 378.260.000,00 364.874.600,00 96,46% 13.385.400,00

Program rehabilitasi hutan dan lahan 6.491.099.000,00 3.750.213.620,00 57,77% 2.740.885.380,00

Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan 489.481.000,00 468.518.660,00 95,72% 20.962.340,00

Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan

dan lahan

801.618.000,00 769.409.460,00 95,98% 32.208.540,00

Konservasi Lahan dan Air (Embung, Jalan Tani, Dam Penahan,

Sapras Pendukung) (Bantuan Gubernur)

2.500.000.000,00 2.332.267.500,00 93,29% 167.732.500,00

Pengadaan Lahan Leuweung Sabilulungan (Bantuan Gubernur) 2.500.000.000,00 0,00 0,00% 2.500.000.000,00

Fasilitasi Implementasi Green Province ( Bantuan Gubernur ) 200.000.000,00 180.018.000,00 90,01% 19.982.000,00

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 18

PROGRAM /KEGIATAN ANGGARAN

(RP)

REALISASI

(RP)

PERSENTASE SISA (RP)

Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan 144.531.000,00 143.681.560,00 99,41% 849.440,00

Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan 144.531.000,00 143.681.560,00 99,41% 849.440,00

Program perencanaan dan pengembangan hutan 100.000.000,00 46.100.000,00 46,10% 53.900.000,00

Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat 100.000.000,00 46.100.000,00 46,10% 53.900.000,00

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 19

Evaluasi dan Analisis Kinerja Pelaksanaan Program/Kegiatan 2014

Pada tahun 2014 kondisi pertanian masih sangat dipengaruhi oleh iklim

yang tidak mudah untuk diprediksi lagi. Kemapuan yang dipunyai belum sampai

pada tahap dapat memberikan rekayasa iklim sehingga kondusif untuk pertanian.

Pada tahun 2014 pengaruh iklim ini sangat banyak dirasakan terutama pada

komoditas komoditas yang memerlukan air dalam jumlah banyak serta,

komoditas yang memerlukan pengaturan penyiraman yang intensif seperti

tembakau. Berikut secara jelas mengenai evaluasi kinerja pelaksanaan

program/kegiatan tahun 2014.

Visi pembangunan dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung periode 2011-2015 adalah “Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pengembangan agribisnis berkelanjutan berbasis

sumberdaya lokal menuju keunggulan bersaing global, maju, mandiri, dan

berwawasan lingkungan”.

Sejalan dengan visi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung, pemahaman yang komprehensif atas kondisi aktual sektor

pertanian merupakan suatu komponen yang esensial dalam proses implementasi

rencana strategis pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung. Secara umum,

pembangunan sektor pertanian diarahkan pada upaya-upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian melalui perbaikan kinerja

ekonomi di dalam sektor pertanian itu sendiri.

Kinerja dan perkembangan sektor pertanian di kabupaten Bandung dapat

dilihat melalui perkembangan indikator-indikator ekonomi yang terdiri dari

pangsa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian relatif terhadap

total PDRB Kabupaten Bandung, pangsa PDRB subsektor tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan kehutanan relatif terhadap total PDRB sektor

pertanian, tingkat penyerapan tenaga kerja dan perkembangan volume produksi

komoditas masing-masing subsektor.

Berdasarkan nilai pertumbuhan nominal sektor pertanian rata-rata

memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB kabupaten sebesar 10

persen, sementara sektor industri pengolahan dan perdagangan berkontribusi

sebesar lebih dari 60 persen dalam pembentukan PDRB kabupaten. Kondisi ini

menunjukkan fenomena serupa dengan kondisi sektor pertanian nasional,

dimana struktur perekonomian telah mengalami transformasi dari sektor

pertanian ke sektor-sektor industri pengolahan.

Perkembangan sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura)

perkebunan dan kehutanan dalam pembangunan daerah Kabupaten Bandung

khususnya di bidang perekonomian diantaranya dapat dilihat melalui

perkembangan indikator-indikator yang mengusungnya, seperti kontribusinya

dalam pembentukan PDRB, LPE, kesempatan kerja dan perdagangan, disamping

itu perkembangan sektor pertanian juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 20

pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, dan pelestarian lingkungan hidup di

Kabupaten Bandung.

Hasil pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian pada Tahun 2010

dan 2013, secara nyata memberikan konstribusi terhadap Produk Domestik

Regional (PDRB) pada tahun 2014 mencapai Rp 5.171.118,06 juta bila

dibandingkan dengan realisasi pencapaian PDRB sektor pertanian pada tahun

2012 sebesar Rp. 4.518.784,28 juta (berdasarkan harga berlaku).

Tabel 2.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Bandung (harga Konstan)

No Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan (%) Distribusi Persentase PDRB (%)

2010 2011* 2012** 2013*** 2010 2011* 2012** 2013***

A1 Pertanian (Tan Bahan Makanan, Perkebunan dan Kehutanan)

1 Pertanian 6,66 5,38 5,86 4,93 7,37 7,33 7,31 7,23

2 Pertambangan dan Penggalian 4,87 3,00 (1,75) (4,23) 1,30 1,27 1.17 1,06

3 Industri pengolahan 5,24 5,19 5,40 5,03 60,61 60,18 59,75 59,23

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,32 8,21 12,53 8,19 1,82 1,86 1,97 2,01

5 Bangunan/Kontruksi 7,17 8,10 5,04 8,97 1,75 1,79 1,77 1,82

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,21 7,88 8,67 9,10 15,99 16,28 16,67 17,16

7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,78 7,62 7,90 6,44 4,11 4,17 4,24 4,26

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,26 7,15 8,28 3,87 2,18 2,21 2,25 2,21

9 Jasa-jasa 5,60 6,99 5,05 9,28 4,86 4,91 4,86 5,01

PDRB 5,88 5,99 6,26 5,96 100 100 100 100

Sumber : Produk Domestik regional Bruto semesteran Kabupaten bandung 2013, BPS Kabupaten Bandung

PDRB sektor pertanian Kabupaten Bandung tahun 2012 mengalami

peningkatan dari tahun 2011 dan 2010 dan kontribusi PDRB Pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Bandung sebesar 7,88 dan meningkat 0,55 bila dibandingkan

dengan Tahun 2011. Sampai saat ini, penyumbang terbesar terhadap PDRB

tahun 2011 (harga berlaku) sektor pertanian di Kabupaten Bandung adalah

produksi pertanian tanaman pangan, disusul oleh produksi perkebunan,

peternakan, perikanan dan terakhir produksi kehutanan, dan PDRB Kabupaten

Bandung juga dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dan Sektor

Pertanian masih tetap menempati posisi ketiga terbesar dibawah Sektor Industri

Pengolahan serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 21

Sektor Pertanian dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2013

Gambar.2.1 Sektor Pertanian dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung

Berdasarkan data Sensus Pertanian 2013 BPS, ternyata Rumah tangga usaha

pertanian di kabupaten Bandung mengalami penurunan dari data ST 2003 yaitu

dari 187.728 menjadi 141.833 rumah tangga, kemudian Rumah Tangga Usaha

Pengguna Lahan pun sama mengalami penurunan yaitu dari 178.056 menjadi

141.747 rumah Tangga.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 22

Gambar 2.2 Peran Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Bandung 2013

Sejalan dengan meningkatkan peran sektor pertanian terhadap PDRB

Kabupaten Bandung serta meningkatnya kinerja sektor pertanian pada tahun

2013, yang ditandai dengan naiknya LPE sektor pertanian, penting pula dilihat

struktur mata pencaharian penduduk berdasarkan lapangan usaha, dan

berdasarkan data dari BPS (suseda 2008), sektor pertanian mampu

menyerap/menyediakan lapangan kerja bagi 20,66 % penduduk Kabupaten

Bandung. Selain berperan dalam memberikan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat, sektor pertanian pun terbukti relatif paling tahan terhadap krisis

dibandingkan dengan sektor lainnya.

Dengan berdasarkan pada hal-hal tersebut diatas maka sektor pertanian

masih sangatlah layak untuk lebih dikembangkan lagi menjadi core bisnis di

Kabupaten Bandung. Selain itu Sektor pertanian pun merupakan sektor yang

cukup stategis yang harus didukung keberlangsungannya sebagai faktor

pendorong paling utama dalam percepatan pembangunan perdesaan.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Dalam mengukur upaya kemajuan pembangunan di bidang pertanian

adalah dengan mengamati konstribusi PDRB sub sector pertanian terhadap PDRB

Kabupaten Bandung yang ditandai dengan meningkat, menurun atau tetap

sebagai hubungan timbal balik antara nilai PDRB dengan konstribusi kinerja

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan. Pada Tahun 2011 terjadi kondisi

iklim yang ekstrem seigga curah hujan menjadi sangat sedikit juga masih

terjadinya fluktuasi harga minyak mentah dunia dan bencana alam yang tak

diduga-duga sehingga secara tidak langsung mempengaruhi pencapaian Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan ternyata LPE Kabupaten Bandung secara

keseluruhan pada tahun 2007 sampai tahun 2011 terus mengalami peningkatan.

Pertanian 22%

Perdagangan

19%

535.120

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 23

Tabel 2.7. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bandung Tahun

2007-2013

No Tahun

PDRB (juta Rupiah)

(atas dasar harga

berlaku)

Laju Pertumbuhan

Ekonomi (%)

1 2007 2.465.321,20 2,51

2 2008 2.728.755,88 3,97

3 2009 3.013.007,10 5,31

4 2010 3.471.661,92 5,88

5 2011 3.978.936,25 5,94

6 2012 3.073.205,18 6,15

7 2013 5.96

Dalam perdagangan, baik lokal (regional/nasional) maupun ekspor,

sektor pertanian Kabupaten Bandung merupakan salah satu pemasok utama

komoditi beras dan sayuran dataran tinggi maupun dataran rendah bagi

daerah perkotaan/konsumen potensial seperti : Jakarta, Bogor, Tangerang

dan Bekasi, serta pasar lokal baik di Kota Bandung, ataupun di Kabupaten

Bandung Barat serta pasar-pasar di Kabupaten Bandung sendiri.

Untuk komoditas beras, sampai saat ini Kabupaten Bandung memasok

kurang lebih 50-70 ton per hari ke Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta.

Sedangkan pada komoditas sayuran, 50% produksi sayuran Kabupaten

Bandung dijual ke pasar Jakarta dan sekitarnya, 25% dijual ke pasar Kota

Bandung dan sisanya dijual ke pasar lokal di Kabupaten Bandung dan

Bandung Barat, khusus untuk komoditas kentang, Kabupaten bandung

merupakan penghasil produklsi tertinggi di Jawa Barat, yaitu mencapai 70%

dan sisanya sebesar 30% untuk tingkat Nasional. Sedangkan sebagian dari

komoditas Perkebunan (sepert teh, kopi, cengkeh) dan Hortikultura (sayuran

dan buah-buahan) baik yang berasal dari perkebunan Negara, perkebunan

besar swasta dan perkebunan rakyat merupakan komoditas yang sebagian di

ekspor.

Petani

A. Rumah Tangga Petani (RTP)

Petani dan keluarga tani perlu mengetahui dan meyakini adanya

kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki penghidupan dan kehidupan,

serta berkeinginan untuk itu, maka mereka perlu menerapkan teknologi baru

untuk hasil produksi yang tinggi dan bermutu, mengorganisasikan dan

mengelola serta memanfaatkan perkembangan dari permintaan usaha taninya

secara lebih efektif juga efesien, dan memanfaatkan perkembangan dari

permintaan dan harga pasar untuk keuntungan yang lebih besar. Secara

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 24

umum pembinaan penyuluh pertanian diarahkan untuk memantapkan

kemampuan, peranan dan peran serta petani beserta keluarganya sebagai

upaya mencapai pertanian yang tangguh.

B. Kelompok Tani dan Gapoktan

Kelompok tani merupakan kumpulan orang-orang yang bergerak

dalam bidang pertanian yang terikat secara informal dalam satu wilayah

kelompok yang bekerja samaatas dasar saling percaya, saling asah dan saling

asuh untuk keberhasilan usaha taninya yang diketuai oleh seorang kontak tani

dan berperan sebagai uit produksi, wahana kerjasama dan kelas belajar.

Peranan Kelompok tani dalam pelaksanaan prongam pembangunan pertanian

semakin penting dan strategis, sehingga pembinaannya perlu lebih diarahkan

dan diintensifkan.

Berdasarkan jenisnya, kelompok tani di Kab. Bandung tahun 2012

dibagi menjadi tiga yaitu Tani Dewasa sebanyak (terbagi dalam kelas pemula,

lanjut, madya dan utama), Wanita Tani dan Pemuda Tani.

Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi dalam

mengelola usaha taninya, kelompok tani bergabung menjadi Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN). Selain itu, beberapa petani atau Kelompok Tani

juga saling bergabung membentuk Asosiasi atau Paguyuban dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan, meningkat kuantitas dan kualitas produk serta

meningkatkan pemasaran baik di tingkat lokal, regional ataupun eksport ke

mancanegara. Asosiasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi Asosiasi

Industri Kecil Menengah Agro (AIKMA) dan Asosiasi Pedagang Komoditi Agro

(APKA).

C. Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengunaan air di

tingkat Kelompok Tani maka diharapkan adanya peran serta aktif dari

organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dalam kegiatan pengaturan

air ditingkat usahatani, yaitu dalam pengelolaan air irigasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi tersier dan pedesaan yang sasarannya adalah terlaksananya

pemberian air yang optimal untuk setiap jenis tanaman guna menunjang

peningkatan produksi pangan. Selain tujuan tersebut P3A Mitra Cai juga

diharapkan dapat menunjang pelaksanaan Iuran Pelayanan Air Irigasi (IPAIR)

dalam rangka menggerakan partisipasi mesyarakat petani pemakai air dalam

pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 25

Tabel 2.8 Perkembangan dan Kondisi P3A Mitra Cai Tahun di Kabupaten

Bandung Tahun 2014

No Kecamatan

Jml

Desa

Jml

P3A

(Unit)

Luas

Areal

(Ha)

Jumlah P3A Menurut

Kondisinya

Berbadan

Huku

m SB SDB BB SK Bupati

1 Soreang 10 4 1.900 - 4 1 4 -

2 Pasirjambu 10 6 210 - 2 4 2 -

3 Ciwidey 7 9 1.573 - 9 - 8 -

4 Nagreg 6 3 461 - - 3 - -

5 Rancabali 5 2 460 - - 2 - 1

6 Margaasih 6 2 318 - 2 - 2 -

7 Bojongsoang 6 - 1.339 - - - - -

8 Dayeuhkolot 6 - 160 - - - - -

9 Banjaran 11 21 1.642 - 17 4 17 -

10 Pameungpeuk 6 15 1.746 - 15 - 15 -

11 Pangalengan 13 3 517 - 3 - 3 -

12 Katapang 7 11 987 1 9 2 8 3

13 Majalaya 11 11 1.285 1 4 7 5 1

14 Ciparay 14 20 2.669 2 14 6 12 1

15 Pacet 13 24 1.783 - 3 21 3 1

16 Kertasari 7 2 360 - 1 1 1 -

17 Cicalengka 12 11 1.116 - 6 5 6 4

18 Cikancung 9 7 912 - 2 5 2 -

19 Rancaekek 13 16 3.100 - 2 14 2 -

20 Paseh 12 10 1.581 - - 10 - -

21 Ibun 12 14 1.147 - 1 13 1 -

22 Cileunyi 6 3 1.000 - - 3 - -

23 Cimenyan 9 2 224 - - 2 - -

24 Cilengkrang 6 1 234 - - 1 - -

25 Margahayu 5 - 69 - - - - -

26 Baleendah 8 14 1.292 - - 14 - -

27 Arjasari 11 9 1.613 - - 9 - -

28 Cimaung 10 10 2.445 - - 10 - 1

29 Solokan Jeruk 7 8 1.767 - - 8 - -

30 Cangkuang 7 - 1.803 - - - - -

31 Kutawaringin 11 6 499 6 6 -

JUMLAH 277* 244 36.212 4 100 145 97 12

Sumber: Bidang Pangan DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2013

Keterangan : - SB; Sudah Berkembang, SDB; Sedang Berkembang, BB; Belum Berkembang

- * 277 = 267 Desa dan 9 Kelurahan

Kelompok Usaha Pelayanan Jasa Alsin (UPJA)

Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsin dimulai Tahun 2013 Yang

dilaksanakan di 3 Kecamatan, sampai Tahun 2013 telah berkembang hingga 9

Kecamatan. Pengembangan sentra penumbuhan Usaha Pelayanan Jasa Alsin

merupakan salah satu alternative dalam rangka meningkatkan efektivitas dan

evisiensi usahatani dan memasyarakatkan penggunaan alat panen dan pasca

panen. Kondisi saat ini di Kabupaten Bandung telah terbentuk sebanyak 13

Kelompok UPJA dengan rincian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 26

Tabel 2.9 Kelompok UPJA Sesuai Jenis Alat Tahun 2009/2010

No Kecamatan Traktor

Tangan

Power

Thresher

Pompa

Air Dryer

Rice

Miling

Unit

Jumlah

Alsin

(Unit)

Jumlah

UPJA

(Kelp)

1 Soreang 2 1 1 - - 4 1

2 Bojongsoang - - 1 - - 1 1

3 Banjaran 1 - - 1 - 2 1

4 Ciparay 2 1 3 - - 6 2

5 Baleendah 1 1 1 - - 3 1

JUMLAH 6 3 6 1 16 5

Sumber: Bid.Tan.Pangan dan UPTD Alsin Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, 2009

Dalam perdagangan, baik lokal (regional/nasional) maupun ekspor,

sektor pertanian Kabupaten Bandung merupakan salah satu pemasok utama

komoditi beras dan sayuran dataran tinggi maupun dataran rendah bagi

daerah perkotaan/konsumen potensial seperti : Jakarta, Bogor, Tangerang

dan Bekasi, serta pasar lokal baik di Kota Bandung, ataupun di Kabupaten

Bandung Barat serta pasar-pasar di Kabupaten Bandung sendiri.

Untuk komoditas beras, sampai saat ini Kabupaten Bandung memasok

kurang lebih 50-70 ton per hari ke Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta.

Sedangkan pada komoditas sayuran, 50% produksi sayuran Kabupaten

Bandung dijual ke pasar Jakarta dan sekitarnya, 25% dijual ke pasar Kota

Bandung dan sisanya dijual ke pasar lokal di Kabupaten Bandung dan

Bandung Barat, khusus untuk komoditas kentang, Kabupaten bandung

merupakan penghasil produklsi tertinggi di Jawa Barat, yaitu mencapai 70%

dan sisanya sebesar 30% untuk tingkat Nasional. Sedangkan sebagian dari

komoditas Perkebunan (sepert teh, kopi, cengkeh) dan Hortikultura (sayuran

dan buah-buahan) baik yang berasal dari perkebunan Negara, perkebunan

besar swasta dan perkebunan rakyat merupakan komoditas yang sebagian di

ekspor.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian

di Kabupaten Bandung tahun 2012, yang telah ditetapkan dalam Indikator

kinerja utama, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan menetapkan

beberapa langkah rencana tindak tahun 2012 ke dalam 8 program dan 22

kegiatan. Untuk mengevaluasi tingkat efektivitas program/kegiatan tersebut,

indikator kinerja menjadi acuan penilaian sasaran strategis.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 27

Sasaran Strategis 1

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan

produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah

meningkatnya swasembada pangan lokal melalui peningkatan lahan dan

komoditas pangan unggulan lokal. Hal ini merupakan salah satu langkah

perwujudan tercapainya ketahanan pangan sampai tingkat rumah tangga,

terutama dalam keberlanjutan ketersediaan pangan.Keadaan ini dicirikan antara

lain dengan tersedianya pangan yang cukup serta harga yang terjangkau oleh

daya beli masyarakat dan terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang

tercermindari tersedianya berbagai komoditas pangan, baik produk segar

maupun produk olahan.

Untuk mewujudkan ketersediaan pangan sampai tingkat rumah tangga

tersebut, pemerintah mengupayakan strategi antara lain berbagai usaha

peningkatan produksi dan produktivitas lahan dan pangan. Selain itu,

peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat tani dalam desiminasi

teknologi mulai dari budidaya tanaman pangan pada sisi on-farm juga teknologi

pasca panen dan pengolahan hasil pada sisi off-farm.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran seperti yang

telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang ada, baik berupa

keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian

di Kabupaten Bandung,apabila dibandingkan dengan tahun 2014 maupun

terhadap sasaran/target yang telah ditentukan, ataupun juga terhadap realisasi

pencapaian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014 ini.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 28

Tabel 2.10 pengukuran sasaran kinerja tahunan 2014

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA REALISASI

Meningkatkan

swasembada

pangan lokal

melalui

peningkatan

produktivitas

lahan dan

komoditas

pangan

unggulan

lokal

1. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan unggulan: - Padi (ton)

509.667

543.078

- Jagung (Ton) 77.514 81.078

- Ubi Kayu (Ton) 121.579

127.846

2. Jumlah produktivitas komoditas tanaman pangan: - Padi (kui/ha)

64,14

62.87

- Jagung (kui/ha) 65,54 66.41

- Ubi Kayu (kui/ha) 197,40 185.47

Tabel 2.10 menunjukkan bahwa ketersediaan pangan yang diindikasikan

oleh jumlah produksi tanaman pangan mengalami pertumbuhan positif dan

melebihi target kinerja yang telah ditetapkan. Pencapaian jumlah hasil produksi

padi sampai Desember 2014 ini mencapai 543.078 ton GKG atau dengan hasil

Produksi sebesar 91,62 % dari target produksi dengan produktivitas sebesar

62.87 kuintal/hektar. Pencapaian produksi berhasil melampaui target/sasaran

namun dalam hal produktivitas ternyata tidak mampu mencapai target hal ini

dimungkinkan karena gabah yang dihasilkan perhektarnya terkena dampak iklim

yang cukup ektrem serta adanya dampak serangan organisme pengganggu

tanaman walau tidak signifikan berpengaruh.

Sedangkanrealisasi produksi jagung mencapai 81.078 ton (Jagung pipilan

kering atau sebesar 94.00 % dari total target. Hasil panen jagung terbagi ke

dalam dua bentuk produk yaitu jagung dipanen muda dan jagung kering (bentuk

pipilan kering). Pada tahun 2014 ini hasil dari kerja keras para ketua kelompok

tani serta para stakeholder, berhasil panen kering seluas 12.029 ha melebihi

target sebesar 93,37 % atau dari luasan 11.828 hektar, walaupun dilapangan

masih sangat banyak petani yang lebih menginginkan panen muda karena kalau

dilihat dari sisi ekonomi lebih cepat dan mudah dalm pemeliharaan serta

pergulirannya sehingga lebih menguntungkan.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 29

Dalam Tabel 2.10 dapat dilihat bahwa peningkatan padi di Kabupaten

Bandung tahun 2014 ini terjadi dalam peningkatan produksi per satuan luas bila

dibandingkan dengan realisasi MT tahun tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan

kondisi iklim terutaman curah hujan ketersediaan air kurang mendukung

terutama untuk pertanaman padi serta tanaman pangan/palawija lainnya, yaitu

menyebabkan terjadinya pematangan biji padi menjadi sedikit terganggu karena

intensitas cahaya/panas matahari serta kelembabab udara cukup tinggi sehingga

sedikit mempengaruhi proses evavotraspirasi dan fotosintesis sehingga biji/bulir

padi berat massanya menjadi sedikit berkurang sehingga produktivitas per

hektarnya menjadi berkurang dari sasaran yang ditetapkan, kemudian pada

beberapa titik sentra produksi mengalami serangan hama penyakit tanaman

walaupun dalm intensitas rendah tapi cukup mempengaruhi hasil berat per

satuan luas tanam.

Lebih lanjut, peningkatan produksi tersebut juga didukung oleh

peningkatan luas tanam melalui peningkatan indeks pertanaman padi serta

penurunan persentase kehilangan hasil akibat proses pasca panen dan

pengolahan hasil. Peningkatan IP tersebut dilaksanakan melalui

perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi dan/atau pembangunan jaringan irigasi

baru, serta pembinaan yang dilakukan terhadap kelompok pengguna air melalui

berbagai program dan kegiatan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten

Bandung, Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian serta Program WISMP

(Water Resources and Irrigation sector Management Project), sehingga luas

tanam padi dapat meningkat dan menggenjot Indeks Pertanaman (IP) dari 2.27

pada tahun 2013 menjadi 2.507 pada tahun 2014 atau melebihi target sebesar

9.48% dari target sebesar 2.29, dan semua itu dinilai cukup efektif. Dengan

demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan terhadap pencapaian jumlah

produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa diminimalisasi melalui

peningkatan IP dan produktivitas komoditas, disamping pengendalian OPT secara

sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 30

Tabel 2.11 Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten Bandung Tahun 2014

No Uraian Komoditi

Realisasi

2013

(Ha)

Target

2014

(Ha)

Realisasi

2014

(Ha)

Realisasi

Thdp

Target

2014

%

thdp

201

3

A PADI

1 Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 89,069 76,604 86,651 113.11 97.29

Luas panen (ha) 86,499 73,656 81,759 111.00 94.52

Produksi (ton) 570,703 486,127 524,355 107.86 91.88

Produktivitas

(kwt/ha) 65.98 66.00 64.13 97.17 97.21

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 5,093 6,077 2,810 46.24 55.17

Luas panen (ha) 5,646 5,808 4,622 79.58 81.86

Produksi (ton) 22,079 23,540 18,723 79.54 84.80

Produktivitas

(kwt/ha) 39.11 40.53 40.51 99.94 103.59

JUMLAH PADI

Luas Tanam (ha) 94,162 82,681 89,461 108.20 95.01

Luas panen (ha) 92,145 79,464 86,381 108.70 93.74

Produksi (ton) 592,782

509,66

7 543,078 106.56 91.62

Produktivitas

(kwt/ha) 64.33 64.14 62.87 98.02 97.73

B PALAWIJA

1 Jagung

Luas Tanam (ha) 13,589 13,143 12,319 93.73 90.65

Luas panen (ha) 13,076 11,828 12,209 103.22 93.37

Produksi (ton) 86,256 77,515 81,078 104.60 94.00

Produktivitas

(kwt/ha) 65.97 65.54 66.41 101.33 100.67

2 Kedelai

Luas Tanam (ha) 364 250 295 118.00 81.04

Luas panen (ha) 159 150 275 183.33 172.96

Produksi (ton) 246 212 387 182.38 157.38

Produktivitas

(kwt/ha) 15.46 14.14 14.07 99.48 90.99

3 Kacang Tanah

Luas Tanam (ha) 1,722 2,145 2,069 96.46 120.15

Luas panen (ha) 1,691 2,038 2,258 110.79 133.53

No Uraian Komoditi Realisasi Target Realisasi Realisasi %

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 31

2013

(Ha)

2014

(Ha)

2014

(Ha)

Thdp

Target

2014

thdp

201

3

Produksi (ton) 2,437 3,018 3,198 105.95 131.20

Produktivitas

(kwt/ha) 14.41 14.81 14.16 95.63 98.25

4 Ubi Kayu

Luas Tanam (ha) 6,886 6,483 5,952 91.81 86.44

Luas panen (ha) 6,506 6,159 6,893 111.92 105.95

Produksi (ton) 124,960 121,578 127,846 105.16 102.31

Produktivitas

(kwt/ha) 192.07 197.40 185.47 93.96 96.57

5 Ubi Jalar

Luas Tanam (ha) 1,777 2,140 2,494 116.54 140.35

Luas panen (ha) 1,686 2,033 2,545 125.18 150.95

Produksi (ton) 22,267 27,527 29,009 105.38 130.28

Produktivitas

(kwt/ha) 132.07 135.40 117.58 86.84 89.03

JUMLAH PALAWIJA

Luas Tanam (ha) 24,338 24,161 23,129 95.73 95.03

Luas panen (ha) 23,118 22,208 24,180 108.88 104.59

Produksi (ton) 236,166

229,85

0 241,517 105.08 102.27

Produktivitas

(kwt/ha) 102.16 103.50 99.88 96.51 97.77

Sumber: Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, 2014

Indikator kinerja lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

pencapaian sasaran strategis 1: “Meningkatkan swasembada pangan lokal

melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal”

untuk mendorong tercapainya pengamanan produksi pangan diantaranya adalah:

1. Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih

serta sarana dan prasarana lainnya.

2. Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian.

3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi teknologi

budidaya tanaman: (1) Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu;

(2) System Rice of Intesification; (3) penggunaan pupuk berimbang.

4. Peningkatan sarana prasarana pasca panen.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 32

5. Pemberdayaan kelembagaan pertanian tanaman pangan.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

tersebut di atas secara langsung dapat berdampak pada peningkatan luas

pertanaman pertanian tanaman pangan yang merupakan upaya dalam

pencapaian peningkatan produksi 5% terutama komoditas padi di Kabupaten

Bandung. Grafik Indeks Pertanaman (IP) dibawah menunjukkan adanya

peningkatan nilai dari 1,92 di tahun 2009, 1,98 di tahun 2011, 2.01 pada tahun

2012, 2,27 pada Tahun 2013 dan 2.52 pada tahun 2014 serta produktivitas padi

meningkat dari 55,63 kuintal/ha di tahun 2005 menjadi 61,20 kuintal/ha di tahun

2011, dan menjadi 64,33 kuintal/ha pada Tahun 2013 tetapi mengalami

penurunan menjadi 62.87 kuintal/ha pada tahun 2014.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 33

Gambar 2.3 perkembangan produktivitas padi Kabupaten Bandung

Gambar 2.4 perkembangan indeks pertanaman padi Kabupaten Bandung

Pada tahun 2014 sekarang ini, selain meningkatkan

produksi/produktivitas padi, program/kegiatan ditujukan pula untuk

mengidentifikasi komoditi-komoditi lain selain dari komoditas padi sebagai

pangan alternatif. Ubi kayu dan Ubi jalar memang sudah dikembangkan

sebelumnya serta merupakan komoditas lokal penduduk yang diusahakan

menjadi komoditi alternatif dan komoditi yang khusus dikembangkan adalah

50,00

52,00

54,00

56,00

58,00

60,00

62,00

64,00

66,00

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pro

duktivi

tas

Padi (k

uin

tal/

hek

tar)

Produktivitas Padi

1,50

1,70

1,90

2,10

2,30

2,50

2,70

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Ind

eks

Pe

rtan

aman

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 34

kedelai. Ubi kayu sentra pengembanganya di daerah cileunyi, cilengkrang,

Cikancung, Nagreg dan Cicalengka. Lebih lanjut, pengembangan kedelai ini

dilaksanakan di Kecamatan Cimaung, Cikancung, Cicalengka, Baleendah,

Margaasih dan Kutawaringin dengan total luas tanam pada tahun 2014 ini

seluas 295 Ha dan luas panenmencapai 275 ha dengan provitas yang lumayan

masih relative kecil yaitu sebesar 13,90 Kuintal/Ha.

Secara garis besar, pengembangan komoditi tersebut dievaluasi

cukup memberikan hasil yang positif terutama untuk komoditi ubi kayu, dan

ubi jalar karena sudah biasa petani melakukan penanaman, Namun, untuk

komoditas kedelai ternyata masih belum cukup menggembirakan karena

ternyata para petani lebih suka memanen kedelai dalam keadaan muda

(dijadikan makanan/kacang bulu). Selain itu, hasil dari kegiatan tahun 2013

yang mengujicobakan talas jepang ternyata tidak berhasil seperti yang

diharapkan yang disebabkan oleh beberapa kendala diantaranya dari segi

suhu/iklim kursng mendukung, pemasaran serta ketertarikan petani ternyata

minim sekali, akan tetapi pada komoditas sorgum terdapat kelompok usaha

pengolahan sorgum dan ganyong dan telah memiliki spesifik pasar, walaupun

masih dalam skala rumah tangga. Ubi kayu di Kecamatan Cimenyan menjadi

produk olahan populer yaitu tape singkong.

Sayuran dataran rendah dialokasikan untuk mengganti tanaman

padi pada periode kering tahun 2014 sebagai upaya untuk mengurangi

dampak negatif kekeringan pada petani. Sehingga dapat memberikan multifier

effects bagi petani itu sendiri. Komoditi yang dikembangkan terutama

kangkung, mentimun, cabe dan bawang merah.

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida,

benih serta sarana dan prasarana lainnya

1. Pupuk

Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan

kegiatan pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 35

tahun meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat,

akan tetapi seperti halnya pada tahun sebelumnya, Tahun 2014 merupakan

periode mengurangi penggunaan pupuk kimia mulai dengan tujuan untuk

mengurangi tingkat degradasi lahan/mengembalikan tingkat kesuburan tanah,

karena pupuk organic mampu memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar

sifat-sifat fisik, biologi maupun kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan

otomatis ketersediaan unsur hara serta penyerapannya oleh tanaman menjadi

maksimal, juga bisa membentuk iklim mikro yang sesuai dengan perakaran

tanaman, namun ternyata penggunan pupuk organik (tabel) mengalami

penurunan, ini tidak serta merta menandakan bahwa pemakaian pupuk

organik tidaklah berhasil, melainkan menunjukan suatu indikasi keberhasilan

dari program yang ada yaitu diantaranya berarti di lapangan ternyata para

petani banyak yang menggunakan pupuk organik hasil buatan sendiri

petani/kelompok tani. Cara yang ditempuh diantaranya yaitu dengan cara

mensosialisasikan kembali penggunaan pupuk organik terutama pupuk

organik buatan sendiri/kompos maupun buatan pabrik yang lebih ramah

terhadap lingkungan ataupun dengan cara melakukan pemupukan yang

berimbang antara pupuk an organik dan pupuk organik. Realisasi penyaluran

pupuk tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 2.12 Realisasi penyaluran pupuk tahun 2013 – 2014 (Ton)

No

Jenis

Sarana

Produksi

Realisasi

Tahun

2013

Sasaran

Tahun

2014

Realisasi

Tahun

2014

% Tase

Realisasi

- Target

2014

Sisa

Alokasi

2014

1 Urea 24,701 24,406 24,864 01.87 1,543

2 SP- 36 5,929 5,080 4,113 80.95 968

3 ZA 6,534 4,608 3,859 3.74 749

4 NPK 18,239 18,256 16,751 1.76 1,505

5 Organik 1,300 1,345 787 8.51 558 Sumber : Bidang Tanaman Pangan DISTANBUNHUT 2014

Lebih lanjut, sebagaimana sebagian diatas dipaparkan upaya penerapan

pupuk organic itu diantaranya adalah tetap diadakanya pengembangan unit-unit

pengolahan pupuk organik dalam bentuk rumah kompos, disamping

mensosialisasikan penggunaan kembali pupuk organik dan menjaga kualitas

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 36

lingkungan melalui pemanfaatan kembali limbah peternakan dan pertanian, juga

memberikan alternatif usaha bagi kelompok masyarakat tani di luar agribisnis.

Langkah strategis yang telah dilakukan sampai dengan Tahun 2014, adalah:

1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-alat

pengolahan pupuk organik.

2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi

pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten Bandung

(KP3)

Tabel 2.12 Fasilitasi Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik Tahun

2013-2014

No Jenis Sarana Volume Lokasi 1. Alat Pengolahan Pupuk Organik 8 unit Cicalengka, Cimenyan, Pasirjambu,

Pameungpeuk, Kertasari, Ibun

Sumber: Bidang Teknis Distanbunhut, 2014

Melalui upaya pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik, Kelompok

Usaha Ekonomi Pedesaan (KUEP) “Taruna Mukti” Kampung Papakmanggu

Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu telah berhasil menyalurkan pupuk

organik kurang lebih 7.000 Ton/tahun. Penyaluran produk pupuk organik

tersebut tersebar dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang dan

Kabupaten Subang, juga telah bekerjasama dengan PT. PN VIII dan PT.

Agrimas sebagai pasar/pengguna produk.

Gambar 2.5 Unit Pengolahan Pupuk Organik KUEP

Taruna Mukti

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 37

2. Pengelolaan Benih

Kegiatan pada tahun 2013/2014 ini Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan membantu/memfasilitasi BKPPP dan BPSB dalam melakukan

pengawasan dan sertifikasi benih terhadap para penangkar benih.

Selanjutnya, Balai benih Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan di

Solokan Jerukdan Jelekong sebagai UPTD dari Dinas Pertanian Perkebunan

dan Kehutanan terus mengembangkan dan memantau penggunaan benih

bermutu/berlabel di lapangan. Pada musom tanam 2013/2014, telah dapat

menyalurkan benih padi sebanyak 525 Ton untuk kegiatan SLPTT dan 20,20

Ton benih jagung. Disamping itu,13,5 Ton benih kedelai disalurkan sebagai

upaya uji coba budidaya kedelai di Kabupaten Bandung guna mendukung

tercapainya swasembada kedelai nasional.Cadangan Benih Daerah dan

Bantuan Penggantian Bencana sebanyak 11,5 Ton dari APBD Kabupaten

Bandung.

Pada Tahun 2014, dalam upaya mengejar penyerapan teknologi

pertanian, UPTD Benih menampung serta menyediakan benih

berlabel/bermutu untuk disebar/ditanam oleh para petani di wilayah

kabupaten bandung, dan menurut data dari UPTD benih bermutu/berlabel

yang banyak ditanam/digunakan oleh para petani di Kabupaten Bandung ini

adalah Varietas Ciherang (67%), Sintanur (3%), Mekongga (10%), IR-64

(10%) dan benih Lokal sebanyak 10%.

Lebih lanjut, pengelolaan benih/bibit tanaman lainnya seperti

hortikultura, perkebunan dan kehutanan sebelum disebar ke lapangan

dikontrol dan dikendalikan kualitasnya melalui upaya penyertaan sertifikasi

benih/bibit tersebut. Penyaluran benih harus melalui uji lapangan dan adaptasi

sehingga tidak berdampak negative terhadap pertanaman lainnya di lapangan.

Upaya menciptakan benih/bibit baru khas lokal mulai menempati

prioritas target kinerja, dari tahun 2013 beberapa komoditi unggulan

kabupaten dikembangkan sistem penangkarannya melalui kerjasama dengan

balai penelitian. Jeruk besar cikoneng di Desa Cibiru Wetan Kecamatan

Cileunyi menjadi sasaran pertama dikarenakan komoditi ini memiliki spesifik

unik. Krisan dan tanaman hias lainnya dilaksanakan melalui pengembangan

kebun percobaan seluas 1,5 hektar dengan berbagai sarana prasarana yang

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 38

telah dibangun untuk menunjang pengembangan penangkaran dan uji

adaptasi khusus tanaman hias di Kecamatan Pasirjambu. Penangkaran

kentang dan stroberi juga mulai dikelola secara intensif dan tersebar di

Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Rancabali dan Pasirjambu.

3. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian

Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian

ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut, akan

mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan dengan kuantitas

dan kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan dengan secara manual.

Perkembangan Alat Mesin Pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan baik dari jumlah alat maupun ketrampilan operator. Peningkatan

tersebut disebabkan adanya swadaya masyarakat maupun dukungan dari

pemerintah Pusat, Propinsi ataupun Kabupaten. Meskipun demikian, program

mekanisasi pertanian secara bertahap perlu terus dikembangkan karena

semakin terbatasnya tenaga kerja di pedesaan terutama buruh tani,

meningkatnya efisiensi dan efektivitas pemanfaatan alat itu sendiri,

meningkatnya tuntutan konsumen terhadap mutu dan kualitas produk

pertanian. Pada tahun 2014 ini jumlah alat mesin pertanian yang diberikan ke

tingkat petani mengalami kenaikan dari tahun 2013, hal ini dikarenakan alat

mesin lebih spesifik dalam penggunaan dari tahun-tahun sebelumnya seperti

traktor atau alt penanaman padi.

Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan dapat

berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi usaha tani,

pendapatan usaha tani, peningkatan minat generasi muda untuk terus bekerja

di sektor pertanian, sehingga diharapkan usaha tani dan bisnis pertanian

dapat terus berkembang serta dapat meningkatkan minat para generasi muda

agar tidak merasa minder dalam bergumul dengan lumpur dan bercinta

dengan tanah dan terus bekerja pada sektor pertanian dalam merajut masa

depan keluarga.

Pada tahun 2014 ini, sebagai langkah strategis dalam mengelola alat

mesin pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan terus mengembangkan dan meningkatkan Unit Pelayanan Jasa

Alsintan yang bertujuan untuk mengelola dan memelihara alat dan mesin

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 39

pertanian yang telah ada di lapangan. Dengan UPJA ini, kelompok-kelompok

masyarakat mendapatkan alternatif usaha dalam bidang penyewaan alat

mesin pertanian tersebut. Hal tersebut dapat memberikan efek positif pada

kedua belah pihak. Di sisi petani, akan mempermudah pekerjaan dan

mempercepat waktu usahanya dengan pembayaran sewa setelah panen, di

sisi lain, UPJA akan mendapatkan keuntungan sebagai penghasilan dan

pemeliharaan aset UPJA. Kehadiran UPJA di perdesaan diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani

dalam rangka penyediaan pelayanan jasa alsintan guna mendukung

tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat sejalan

dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya dukung lahan,

rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan secara individu

yang kurang menguntungkan.

Tabel 2.14 Perbandingan Jumlah Alat Mesin Pertanian di tingkat petani

Kabupaten Bandung Tahun 2013 dan Tahun 2014

N

o Jenis Alsintan

Tahun 2013 (Unit) Tahun 2014 (Unit)

Total

Yang

dapa

t

digu

naka

n

Rusa

k Total

Yang

dapat

digun

akan

Rusa

k

1 Alat Pengolahan

Lahan 456 402 54 833 746 87

2 Alat Pemupukan 243 135 108 243 135 108

3 Alat Pemberantasan

OPT 46.472 45.669 803

46.55

6 45.753 803

4 Pompa Air 425 411 14 571 533 38

5 Sabit Bergerigi 219 194 25 998 987 11

6 Alat Pengolah Padi 1.726 1.519 207 1.750 1.543 207

7 Alat Pengolah

Jagung 18 18 0 18 18 0

8 Alat Pengolah Non

Jagung 154 135 19 154 135 19

9 Perajang 3 3 0 3 3 0

10 Grader 409 363 46 409 363 46 Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT; Statistik DISTANBUNHUT Kab. Bandung 2014.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 40

Pada Tahun 2014, pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan telah merencanakan memberikan stimulan berupa

alat mesin pertanian kepada kelompok tani sebagai langkah dalam

pengembangan UPJA, berupa alat dan mesin baik pada sub sistem on-farm

maupun sub sistem pasca panen dan pengolahan hasil. Hal tersebut dilakukan

dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha kelompok tani.

Stimulan alat tersebut berupa:

1. Traktor besarsebanyak 40 unit.

2. Pompa Air 3” sebanyak 25 Unit

3. Pompa Air 4” sebanyak 2 Unit

4. Mesin giling padi sebanyak 2 unit

5. Mesin Pemipil Jagung sebanyak 1 Unit

6. Mesin Penepung sebanyak 2 unit

7. Mesin Potong Rumput sebanyak 50 unit

8. Alat Budidaya Jamur sebanyak 1 unit

9. Motor Roda Tiga sebanyak 1 unit

Lebih lanjut, pengembangan UPJA di Kabupaten telah dilaksanakan di

Kecamatan Kutawaringin dan Ciparay. Kedua UPJA center tersebut diharapkan

dapat memberikan efek positif untuk menjawab kebutuhan masyarakat tani

akan alat dan mesin pertanian, dan sampai dengan tahun 2014 ini UPJA yang

berkembang di Kabupaten Bandung ini telah terbentuk sebanyak 17 unit.

Strategi

lainnya, yaitu

melalui kegiatan dari

tahun 2013 sampai

sekarang yaitu

pengembangan

bengkel keliling

kabupaten dan

sekarang telah

terealisasi namun

belum 100 %

terealisasi dalam hal pelayanan dan kelengkapan alatnya, Tujuan dari bengkel

keliling ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tani

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 41

dalam merenovasi/memperbaiki alat mesin pertanian yang mengalami

kerusakan. Operasionalisasi bengkel keliling akan dibangun kerjasama antara

Distanbunhut, BKPPP, dan swasta sebagai supplier spare part.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah

pengendalian OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya seefektif dan

seefisien mungkin dalam mengendalikan serangan OPT maupun menangani

bencana alam. Hal ini memberikan efek positif dalam meminimalisasi

kemungkinan terjadinya puso yang diakibatkan oleh serangan OPT dan

bencana alam kekeringan/banjir. Melalui pembentukan Brigade Proteksi

Tanaman di tingkat kecamatan dan desa se-Kabupaten Bandung pengendalian

dan penanganan tersebut dapat segera dilakukan secara cepat, tepat, dan

akurat.

Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang bertugas

sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan produksi pangan

di Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan oleh serangan OPT dan

bencana alam. Agen tersebut terdiri dari Petugas Pengendali OPT (POPT)

dinas dan para petani di desa dan kecamatan se-Kabupaten Bandung. Setiap

kejadian di lapangan akan segera ditangani secara cepat dan tepat dengan

memotong jalur koordinasi/birokrasi. Teknologi pengendalian OPT yang telah

dilaksanakan adalah: (1) Spot Stop; (2) Trips Barrier System; (3) Agen hayati.

Selain itu, pengembangan desa-desa PHT yang bekerjsama dengan

BPTPH Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu prioritas langkah untuk

mengendalikan serangan OPT. Melalui kombinasi Desa PHT dan brigade

proteksi tanaman diharapkan akan mengurangi dampak negatif dari serangan

OPT dan bencana alam terhadap jumlah produksi dan keadaan puso. Berikut

rencana stimulan yang telah disalurkan untuk pengendalian OPT, yang berasal

dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN, adalah:

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 42

Tabel 2.14 Rencana dan Realisasi Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2014

No Sarana Rencana Realisasi

1. Sarana pengendali agen hayati

a. Trichogaamma sp

b. metharizium sp

c. Beauveria sp

952 pias

800 bungkus

800 bungkus

952 pias

800 bungkus

800 bungkus

2. Teknologi trip barrier system 10 paket 10 paket

3. Obat-obatan pengendalian OPT

a. Rodentisida anti oagulan

b. Insektisida

c. Fungisida

d. Rodentisida/pengasapan

150 kg

150L

100 kg

40 dus

150 kg

150L

100 kg

40 dus

4. Masker 100 buah 100 buah Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT

Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian

1. Pengelolaan Infrastruktur Pengairan

Pada sisi pengelolaan infrastruktur pengairan, Pelaksanaannya

ditentukan oleh beberapa peraturan termasuk pengaturan kewenangan

diantaranya.Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dan Peraturan

Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi mengamanatkan bahwa

tanggung jawab pengelolaan jaringan irigasi tersier sampai ke tingkat

usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi desa (JIDES) menjadi hak dan

tanggung jawab petani pemakai air (P3A) sesuai dengan kemampuannya.

Pengelolaan pengairan pada tahun 2014 ini didukung oleh kegiatan WISMP

dengan sumber dana Loan Pemerintah Pusat, kegiatan WISMP ini dikelola oleh

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan, BAPEEDA dan SDAPE. Kegiatan

yang dilakukan meliputi, fisik infrastruktur dan pembinaan pemakai air

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 43

Tabel 2.15 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang sudah mempunyai SK

Bupati dan Berbadan Hukum

Kecamatan Desa

Daerah

Irigasi

(DI)

Nama

Kelompo

k P3A

S.K Bupati

Bandu

ng

Berbadan

Huku

m

Ket

B / SB / BB

Sudah

Belum

Sudah

Belum

Arjasari Wargaluyu Gunung

Karung Wargi Mukti - - SB

Baleendah Warga Mekar Cisarea Banyu Wangi - - SB

Jelekong Cisarea Suka Jadi 2 - - SB

Manggahang Cisarea Sari Mukti - - SB

Bojong Malaka Andir Ciherang Wargi Saluyu - - SB

Ciherang Tani Mulya - - SB

Ciherang Jati Mekar - - SB

Rancamanyar Ciherang Madia Mulya - - SB

Ciherang Madia Mulya - - SB

Banjaran Kiangroke Ciherang Cibolerang - - SB

Ciherang Lemah Duhur - - SB

Cangkuang Cangkuang Ciherang Pa Sarwan 1 - - SB

Ciherang Kubang - - SB

Ciluncat Ciherang Pa Sarwan 2 - - SB

Ciherang Bebera - - SB

Ciherang Gulaweng - - SB

Tanjungsari Ciherang Tirta Karya - - SB

Ciherang Tirta Abadi - - SB

Nagrak Ciherang Plantap - - SB

Cicalengka Bbkn. Peuteuy Loa Jogo Mekar Harapan - - SB

Dampit Loa Jogo Tunas Harapan - - SB

Cikancung Cikasungka Cikasungka Mutiara Bumi - - SB

Mandalasari Cikasungka Biru - - SB

Hegarmanah Cikasungka Endek Yusuf - - SB

Cimaung Cikalong Cikalong Banyumukti - - SB

Ciparay Ciparay Cirasea Sumber Rejeki - - SB

Sumbersari Cirasea Sumber Jaya - - SB

Cirasea Sumber Tangan - - SB

Cirasea Sumber rahayu - - SB

Cirasea Sumber bakti - - SB

Cirasea Tani Mukti - - SB

Cirasea Sumber Hurip - - SB

Sarimukti Cirasea Sri Mahi - - SB

Ciheulang Cirasea Sariwangi 1 - - SB

Cirasea Sariwangi 2 - - SB

Cirasea Sariwangi 3 - - SB

Serang Mekar Cirasea Galih Mukti - - SB

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 44

Cikoneng Wanir Suka Galih 1 - - SB

Wanir Suka Galih 2 - - SB

Sagara Cipta Wanir Tirta Gara - - SB

Pakutandang Wanir Rarandang - - SB

Manggu Harja Wanir Cinta Jamri 1 - - SB

Gunung Leutik Wanir Bukit Culah - - SB

Katapang Banyusari Kiaraeunyeuh Dewi Suci - - SB

Sangkanhurip Juntihilir Tirta Rahayu - - SB

Pacet Mekarjaya Pamunggaran Cipta Mekar - - SB

Toblolera Tirta Jaya - - SB

Jamla Mekar Jaya -

-

SB

Mekarsari Cikatulampa Sugih Mukti - - SB

Cijambe Sumber Asri - - SB

Sawah Asem Mekar Hasil - - SB

Maruyung Bj. Cipatat Tirta Sejati - - SB

Sukarame Cijagra Tunas Harapan - - SB

Cijamburaya Cigura - - SB

Rumbia Rumbia - - SB

Mandala Haji Sawah Jeruk Tirta arum - - SB

Nagrak Cidodol Gerak 1 - - SB

Cipanbanteng Gerak 2 - - SB

Cikawao Tasulampa Gumati - - SB

Girimulya Pasanggrahan Giri mukti 1 - - SB

Cipeujeuh Wanir Saluyu - - SB

Wanir Barokah - - SB

Tanjung Wangi Wanir Mekar Wangi - - SB

Giri Mulya Cihejo 1 Sayuran - - SB

Cikitu Cihejo 2 Marga Laksana - - SB

Pangauban Geudeum Pangauban - - SB

Cipamekar Mekar Mukti - - SB

Cinangela Ciharupat Sumber

Harapan - - SB

Rancabali Alamendah Cibodas Alenda - - SB

Rancaekek Sukamanah Citarik Mekarwangi - - SB Sumber: Bidang Pangan DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2013

Keterangan : SB; Sudah Berkembang, SDB; Sedang Berkembang, BB; Belum Berkembang

Potensi sumber daya air permukaan di wilayah Kabupaten Bandung

dari sisi kuantitas dapat dikatakan cukup baik apabila hanya dilihat secara

jumlah volume keseluruhan dalam setahun. Namun apabila ditinjau dari

periode waktu dan lokasi setiap Satuan Wilayah Sungai (SWS), kondisi

ketersediaan sumber air ini diperkirakan mempunyai 3 macam fluktuasi yaitu

fluktuasi tinggi, Sedang dan Rendah. Potensi sumber daya air yang dimiliki

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 45

oleh Kabupaten Bandung berupa mata air dan situ-situ serta curah hujan.

Untuk pemanfaatan sumber air tersebut telah dibangun bangunan

pengambilan utama berupabendungan, embung dan bangunan irigasi-irigasi,

bendungan-bendungan yang ada ini dimanfaatkan selain untuk mengairi lahan

pertanian juga untu pembangkit tenaga listrik.

Potensi air permukaan sungai dan air permukaan bendungan yang ada di

Kabupaten Bandung dapat dilihat pada dibawah ini.

Tabel 2.16 Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung

No Lokasi Nama Sungai/

DAM

Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa

1 Soreang - Sadu - Cibeureum 20,0947

- Buninagara - Leuwikuya 97,4462

2 Pasirjambu - Buninagara - Leuwikuya -

3 Ciwidey - Panyocokan - Cigadog 30,2745

4 Margaasih - Lagadar - Malang 20,1326

5 Katapang - Parungserab - Leuwikuya 18,6567

- Banyusari - Kiarawuyeuh 8,7039

- Juntigirang - Juntihilir 6,5847

- Banyusari - Baros 2,1192

6 Majalaya - Wangisagara - Wangisagara 63,8793

7 Ciparay - Pakutandang - Cirasea 93,5105

8 Pacet - Maruyung - Wanir 71,1452

9 Rancaekek - Rancaekek kulon - Ciajasana 46,1848

10 Ibun - Lampegan - Cikaro 125

11 Cangkuang - Jatisari - Ciherang 95,7811

Pengelolaan sumberdaya air ini, dilaksanakan program pengontrolan

dan pemeliharan juga rehabilitasi saluran-saluran irigasi tersier yang ada

melalui pengembangan jaringan irigasi dan pembuatan cek dam/dam parit,

agar supaya tidak terjadi kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada

musim penghujan dan juga pembuatan sumur pantek serta embung. Tujuan

utama pengelolaan/pemeliharaan air irigasi ini adalah untuk (1) meningkatkan

indeks pertanaman (IP) dan (2) mengurangi dampak bencana alam

kekeringan dan banjir.Upaya pemeliharaan saluran irigasi tersebut,

dianggarkan baik berasal dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa

Barat, maupun APBN.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 46

Pada Tahun 2014, telah direalisasikan beberapa kegiatan pengelolaan

air irigasi tersier di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung, baik

itu kegiatan rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES) maupun Jaringan

Tingkat Usaha Tani (JITUT) sebagai usaha rehabilitasi jaringan air. Tahun

2014 ini terealisasi dibeberapa wilayah yaitu : (1) Kecamatan Rancaekek

sebanyak 4 paket, (2) Kecamatan Bojongsoang sebanyak 4 paket, (3)

Kecamatan Ciparay sebanyak 1 Paket, (4) Kecamatan Solokanjeruk sebanyak

5 Paket, (5) Kecamatan Kutawaringin 1 paket, dan (6) Kecamatan Cicalengka

1 paket. Sedangkan untuk mendukung kestabilan supply air, maka dibangun

juga 6 paket cekdam, masing-masing lokasi 1 paket yaitu di Kecamatan : (1)

Rancabali, (2) Cimaung, (3) Arjasari, (4) Kutawaringin, (5) Cangkuang, dan

(6) Cicalengka.

Pengelolaan Lahan

Pengelolaan lahan ditujukan untuk mengoptimal penggunaan lahan bagi

pengusahaan agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, sehingga

dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan berproduktif. Lebih lanjut,

pengotimalisasi lahan tersebut termasuk pembangunan infrastruktur dasar/jalan,

optimalisasi dan konservasi.

Pengelolaan lahan tersebut juga merupakan langkah strategis yang

dilakukan oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan untuk menjaga dan

mengamankan ketersediaan pangan lokal. Langkah strategis yang dilakukan

bersumber dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN Kementerian Pertanian,

yang meliputi:

Tabel 2.17 Pembangunan Urusan Irigasi

1 Irigasi Air Permukaan

a. - Pembangunan Rumah Pompa 25 unit

- Pengadaan Pompa 6" 25 Unit

b. Pipanisasi

- Pengadaan Paralon + Pemasangan Paket

2 Pembangunan Dam Parit

- Cek Dam 20 unit

Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi teknologi budidaya tanaman

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 47

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa pada tahun 2014

penerapan teknologi budidaya pertanian terutama padi dan palawija melalui

metode PTT/SLPTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu)

mengalami kenaikan dalam skala presentase di tingkat petani terutama dalam

hal pemupukan berimbang, begitupun dalam hal penggunaan benih bermutu,

namun demikian ternyata penggunaan benih bermutu pun terkadang hasilnya

tidak semua menunjukan penigkatan hasil signifikan ini dimungkinkan karena

benih tersebut tidak sesuai dengan iklim mikro di tempat/lahan para petani itu

berada. Penerapan teknologi pertanian tanaman pangan melalui metode PTT

(Pengelolaan Tanaman Terpadu) di tingkat petani dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 2.18 Penerapan Teknologi di Tingkat Petani thn 2012-2014

No Metode Teknologi

Penerapan

Tahun

2013

(Ha)

Penerapan

Tahun

2014

(Ha)

Perkembangan

Tahun 2014

thdp 2013

1 Pupuk Berimbang 22.637 25.000 110,44

2 Benih Bermutu/Berlabel 24.477 25.000 102,14

3 Penerapan SRI 2.500 1.000 40,00

4 S L P T T 16.600 27.000 162,65 Sumber: Bidang Pangan DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2014

Berdasarkan data Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa desiminasi teknologi

khususnya pada peningkatan produktivitas tanaman pangan dapat dikatakan

telah menyebar hampir ke seluruh kawasan/lahan pertanian terutama lahan

sawah di Kabupaten Bandung. Hal ini terbukti penggunaan pupuk berimbang

dan benih bermutu/berlabel meningkat menjadi 25.000 hektar dari luas lahan

sawah yang telah menerapkan teknologi pupuk berimbang dan benih berlabel

atau 70,06% dari total luas lahan sawah di Kabupaten Bandung.

Lebih lanjut, 27.000 hektar atau 75,67% dari total luas lahan sawah

telah mengikuti dan menerapkan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu

(PTT). SL-PTT tersebut termasuk didalamnya SL-PTT padi sawah non/inbrida

seluas 25.000 Ha, padi sawah hibrida seluas 1.000 Ha, padi lading seluas

1.000 Ha dan SL-PTT jagung juga seluas 1.000 hektar. Kemudian 1.000

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 48

hektar lahan juga telah menerapkan teknologi System Rice of Intensification

(SRI). Pada Tahun 2013 dan 2014, Penerapan SRI fokus pengembangan

pertaniannya tetap dilaksanakan di Kecamatan Bojongsoang, Ciparay,

Baleendah, Banjaran, dan Solokanjeruk, yang memberikan dampak positif

bagi petani. Petani secara antusias mengembangkan pertanian padi

organik.Jumlah kelompok tani yang telah mendapat sertifikasi organik dari

Inofice sebanyak 2 kelompok di Kecamatan Ciparay dan Bojongsoang. Salah

satu diantaranya telah mendapatkan kerjasama dengan eksportir PT. Amazing

Farm dan PT. Sarinah Agro Mandiri dalam hal pemasaran, yaitu Kelompok

Tani “Organik Sarinah” Kecamatan Ciparay dengan produksi rata-rata 11,44

kuintal/ha GKP. Lebih lanjut, untuk meningkatkan keberdayaan kelembagaan

pertanian organik di Kabupaten Bandung berkembang ke wilayah Kecamatan

Bojongsoang melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan) harapan jaya.

Berbagai fasilitasi telah diberikan seperti, SL-Iklim, SLPTT, SLPHT, SRI dan

pengamatan rutin oleh Brigade Proteksi “sabilulungan”.

Gambar 2.6

pengembangan

pertanian

organik

Kelompok tani

Sarinah.

Peningkatan Sarana Prasarana Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung pada tahun

2014 untuk komoditas padi dan jagung menunjukkan penurunan tingkat

kehilangan/kerusakan hasil tanaman pangan sebesar 3,82%, hal ini salah

satunya dapat dilihat dari tingkat penurunan angka kehilangan hasil dalam

hal pemanenan serta pengolahan pasca panennya. Berdasarkan data yang

ada, tingkat kehilangan hasil komoditas padi pada tahun 2013 dalam

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 49

penanganan pasca panen mencapai 10,47% dan pada tahun 2014 ini

menurun 3,82% menjadi 10,07%. Sedangkan pada komoditas jagung angka

kehilangan hasil tahun 2013 sebesar 4,14%, pada tahun 2014 masih tetap

sebesar 4.14% ditunjukkan pada Tabel 3.11. Nilai-nilai penurunan kehilangan

hasil tersebut diukur pada kelompok tani yang mendapatkan intervensi

bantuan.

Penurunan tingkat kehilangan hasil tersebut didukung adanya

penggunaan alat mesin pertanian yang semakin modern, tingkat kesadaran

petani dan ketrampilan petani yang semakin meningkat sejalan dengan upaya

pembinaan yang cukup intensif dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung.

Tabel 4.10. Realisasi Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi dan Jagung Tahun 2011 s.d 2014

No Komponen Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Padi Jagung Padi Jagung Padi Jagung Padi Jagung

1 Panen 2,35 0,29 0,58 0,27 0,51 0,27 0,50 0,27

2 Perontokan 3,35 2,76 3,33 2,76 3,28 2,76 3,15 2,75

3 Pengeringan 3,03 0,71 3,83 0,70 3,82 0,70 3,75 0,70

4 Pengilingan 2,42 0,41 3,01 0,41 2,86 0,41 2,67 0,40

JUMLAH 11,52 4,17 10,75 4,14 10,47 4,14 10,07 4,12

Sumber : Bidang Tanaman Pangan DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2014

Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Bandung yang didukung oleh

anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian dan APBD

Provinsi Jawa Barat telah memberikan stimulan barang dan peningkatan

keterampilan dan pengetahuan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil

tanaman pangan sebagai upaya dalam pengembangan dan pemberdayaan

kelompok-kelompok pengolahan hasil berbasis komoditas tanaman pangan,

berupa:

Penggilingan padi/power thresher/peda thresher sebanyak 4 unit

Terpal sebanyak 100 lembar

Pemipil Jagung sebanyak 1 Unit

Combine harvester sebanyak 1 unit di Kecamatan Solokanjeruk;

Mesin pengolahan tanaman pangan hasil 1 paket

Fasilitasi rumah kemasan Padi Organik 1 Paket

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 50

Revitalisasi penggilingan padi 1 paket.

Sasaran Strategis 2

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian

melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi

pertanian

Sasaran strategis ini diarahkan untuk mengembangkan kelompok-

kelompok usaha agribisnis yang berbasis komoditas hortikultura dan

perkebunan unggul lokal Kabupaten Bandung. Agribisnis hortikultura dan

perkebunan dikembangkan berdasarkan pada potensi satu kawasan

tertentu.Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan transformasi desa-

desa dengan memperkenalkan unsur-unsur urbanisme ke dalam lingkungan

pedesaan yang spesifik yang didalamnya menekankan kekuatan lokal untuk

berkembang aktif dalam struktur ekonomi wilayah.

Selain itu, pertimbangan kaidah-kaidah konservasi air dan tanah

menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan hortikultura dan perkebunan

di Kabupaten Bandung. Penentuan kawasan-kawasan didasarkan pada: (1)

potensi yang dimiliki; (2) sumberdaya pertanian yang memadai; (3) sesuai

kaidah konservasi dan tercantum dalam RTRW Kabupaten Bandung; dan (4)

memiliki peluang komparatif dan kompetitif.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran strategis 2

seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang

ada, baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan

pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung,apabila dibandingkan dengan

tahun 2014 maupun terhadap sasaran/target yang telah ditentukan,ataupun

juga terhadap realisasi pencapaian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun

2014 ini.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 51

Tabel 2.19 pengukuran sasaran strategis 2 Tahun 2014

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi

Meningkatkan

keunggulan

komparatif dan

kompetitif produk

pertanian melalui

pengembangan

agribisnis dalam

aglomerasi

ekonomi pertanian

1. Jumlah produksifitas

komoditas unggulan:

- Sayuran (kui/ha)

- Buah-buahan

(kui/ha)

- Biofarmaka (kg/m2)

- Tan. Hias

(tangkai/ha)

- Kopi (Ton/ha)

- Teh (Ton/ha)

- Cengkeh (Ton/ha)

- Tembakau

210,19

102,00

3,19

17,14

1,19

2,35

0,22

0,95

178.61

117.74

5.612

22.60

1.017

2,282

0.209

0.4

2. Jumlah kelompok tani

yang telah memiliki

registrasi kebun

a. Hortikultura (kel)

45

65

3. Jumlah kelompok usaha

rumah kemasan dan UPH:

a. Hortikultura (kel)

b. Perkebunan (kel)

10

8

13

9

Pencapaian Jumlah Produksi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

Produksi serta produktivitas komoditas pertanian khususnya komoditas

hortikultura dan perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten Bandung tahun

2014 ini mengalami peningkatan yang cukup baik walaupun tidak signifikan

seperti tahun sebelumnya karena di tahun 2014 menghadapi kendala-kendala

yang cukup sulit seperti keadaan alam yang cukup ekstreem khususnya iklim

yang kering, namun disisi lain iklim tersebut membantu dalam pertumbuhan

serta perkembangan bunga dan pembuahan komoditas hortikultura dan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 52

perkebunan sehingga umumnya mampu menaikan produksi dan

produktivitasnya asalkan kondisi air nya tetap terjaga dan terpenuhi. Selain

itu, muncul pula tantangan internal diantaranya adalah peralihan komoditas

karena alasan-alasan tertentu, pengurangan lahan produktif karena digunakan

untuk keperluan lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas

hortikultura berbenturan dengan isu-isu lingkungan tentang kaidah-kaidah

konservasi.

Berikut diantaranya peningkatan produksi dari komoditas hortikultura

dan perkebunan antara lain; Bawang merah dari 31.699 ton menjadi 32.770

ton, Kubis dari 100.150 ton menjadi 107.192 ton, cabe rawit dari 8.142 ton

menjadi 12.363 ton, tetapi pada komoditas unggulan yang lain ternyata

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu kentang menurun lebih

kurang 14%, cabe besar sekitar 0.11%, tomat menurun sekitar 25,7% dan

stroberi juga mengalami penurunan sekitar 54% an ini dimungkinkan karena

tahun sebelumnya stroberi terus digenjot sehingga produksi sekarang menjadi

titik jenuh dari tanaman itu sendiri ataupun juga dikarenakan tanaman/bibit

mungkin kualitas nya sudah menurun. Kemudian produksi tanaman

perkebunan rakyat yaitu; hasil olahan teh 3.612 ton naik 1,03% dari tahun

2013, kopi mencapai 6.803 ton naik 1,02%, cengkeh naik 1,08% menjadi 118

ton serta tembakau naik sebesar 0,36% dari tahun 2013.

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung adalah kentang, tomat,

cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas tersebut kecuali kentang,

tomat dan cabe seperti dibahas diatas mengalami peningkatan dalam hal

produksi dan produktivitas. Disamping itu, terdapat komoditas-komoditas

spesifikasi lokal dan eksklusif yang dikembangkan atas kerjasama antara

petani dengan pelaku pasar (ritel, industri, dan eksportir), seperti wortel,

brokoli, paprika, dan sayuran eksklusif lainnya. Komoditas tersebut tersebar di

Kecamatan Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Cimenyan, dan

Kertasari.

Penetapan Kabupaten Bandung sebagai kabupaten stroberi pada Tahun 2012

membawa perubahan terhadap fokus strategis pembanganun hortikultura. Pada

Tahun 2013, stroberi menjadi prioritas pengembangan yang diimplementasikan

ke dalam beberapa program/kegiatan, yaitu (1) pengembangan penangkaran

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 53

stroberi yang tersebar di Kecamatan Rancabali dan Pasirjambu.Identifikasi

benih/bibit unggul stroberi merupakan salah satu langkah aksi untuk

menghasilkan benih/bibit spesifik lokal Kabupaten Bandung, namun pada tahun

2014 ini ternyata produksi stroberi mengalami penurunan tetapi dari segi

penanaman dan panen ternyata mengalami kenaikan ini disebabkan karena pada

awal dan akhir tahun 2014 terjadi kenaikan iklim/curah hujan sehingga buah

banyak yang busuk kemudian menjelang akhir tahun terjadi kemarau yang cukup

panjang sehingga kelembapan dan evapotranspirasi tinggi kemudian

menyebabkan busuk buah atau buah menjadi belah (luka) kemudian membusuk,

selain itu dari kualitas bibit juga ternyata sudah lama sehingga buah yang ada

menjadi rendah produksinya. Mudah-mudahan tahun 2015 yang akan datang,

melalui melalui kerjasama sister city pada 2013 dengan pemerintah Korea

Selatan yang berupaya untuk mengadopsi benih stroberi yang berasal dari Korea

ke Kabupaten Bandung, bisa berhasil dan kembali menaikan produksi.

Tabel 2.20 Realisasi Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Sayuran di Kabupaten Bandung Tahun 2014

No Uraian Komoditi

Realisasi

2012 (Ton)

Realisasi

2013 (Ton)

Realisasi

2014 (Ton)

% Th.2014

thdp

Th.2013 1 2 3 4 5 6

1 Bawang Merah

Luas Tanam (ha) 3,116 2,911 3,086 106.01

Luas panen (ha) 3,265 2,915 3,027 103.84

Produksi (ton) 39,222 31,699 32,770 103.38

Produktivitas

(kwt/ha) 120.13 108.74 108.26 99.55

2 Kentang

Luas Tanam (ha) 6,711 4,814 4,380 90.98

Luas panen (ha) 7,036 5,372 4,676 87.04

Produksi (ton) 131,007 108,832 93,968 86.34

Produktivitas

(kwt/ha) 186.19 202.59 200.96 99.19

3 Kubis

Luas Tanam (ha) 5,266 4,004 4,457 111.31

Luas panen (ha) 5,242 4,331 4,683 108.13

Produksi (ton) 125,606 100,150 107,192 107.03

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 54

No Uraian Komoditi

Realisasi

2012 (Ton)

Realisasi

2013 (Ton)

Realisasi

2014 (Ton)

% Th.2014

thdp

Th.2013 1 2 3 4 5 6

Produktivitas

(kwt/ha) 239.61 231.24 228.90 98.99

4* Cabe

Luas Tanam (ha) 226 718 753 104.87

Luas panen (ha) 691 596 702 117.79

Produksi (ton) 20,376 17,598 17,579 99.89

Produktivitas

(kwt/ha) 29.49 295.26 250.41 84.81

5* Tomat

Luas Tanam (ha) 1,174 1,189 1,125 94.62

Luas panen (ha) 1,097 1,215 1,105 90.95

Produksi (ton) 94,486 67,900 49,749 73.27

Produktivitas

(kwt/ha) 861.31 229.15 450.22 196.47

6 Bawang Daun

Luas Tanam (ha) 3,549 1,189 4,117 346.26

Luas panen (ha) 3,512 1,215 4,112 338.44

Produksi (ton) 54,115 67,900 68,401 100.74

Produktivitas

(kwt/ha) 154.086 229.15 166.34 72.59

7 Kembang Kol

Luas Tanam (ha) 512 575 592 102.96

Luas panen (ha) 511 602 573 95.18

Produksi (ton) 9,958 9,777 11,258 115.15

Produktivitas

(kwt/ha) 194.88 162.40 196.48 120.98

8 Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3,176 3,635 2,938 80.83

Luas panen (ha) 3,218 3,476 3,145 90.48

Produksi (ton) 67,581 71,079 66,486 93.54

Produktivitas

(kwt/ha) 210.01 204.48 211.40 103.38

9 Wortel

Luas Tanam (ha) 1,745 2,212 1,914 86.53

Luas panen (ha) 1,796 2,003 1,924 96.06

Produksi (ton) 40,316 42,507 40,950 96.34

Produktivitas

(kwt/ha) 224.48 212.22 212.84 100.29

10 Lobak

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 55

No Uraian Komoditi

Realisasi

2012 (Ton)

Realisasi

2013 (Ton)

Realisasi

2014 (Ton)

% Th.2014

thdp

Th.2013 1 2 3 4 5 6

Luas Tanam (ha) 306 643 504 78.38

Luas panen (ha) 313 512 493 96.29

Produksi (ton) 7,228 10,977 10,798 98.37

Produktivitas

(kwt/ha) 230.91 214.39 219.03 102.17

11 Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1,690 1,421 1,837 129.28

Luas panen (ha) 1,538 1,684 1,795 106.59

Produksi (ton) 9,833 16,150 18,663 115.56

Produktivitas

(kwt/ha) 63.93 95.90 103.97 108.41

12

* Kacang Panjang

Luas Tanam (ha) 119 116 142 122.41

Luas panen (ha) 156 145 127 87.59

Produksi (ton) 3,620 3,538 3,050 86.20

Produktivitas

(kwt/ha) 232.03 243.97 240.12 98.42

13

* Jamur

Luas Tanam (m2) 11,413 12,715 48,979 385.21

Luas panen (m2) 20,205 12,749 41,565 326.03

Produksi (ku) 29,530 232,460 44,113 18.98

Produktivitas (kg/m2) 14.62 18.23 10.61 58.21

14

* Terung

Luas Tanam (ha) 160 176 214 121.59

Luas panen (ha) 186 157 202 128.66

Produksi (ton) 4,964 4,475 6,801 151.97

Produktivitas

(kwt/ha) 266.89 285.04 336.68 118.11

15

* Buncis

Luas Tanam (ha) 850 749 654 87.32

Luas panen (ha) 789 786 660 83.97

Produksi (ton) 18,279 18,230 16,572 90.90

Produktivitas

(kwt/ha) 231.68 231.94 251.09 108.26

16 Ketimun

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 56

*

Luas Tanam (ha) 460 471 554 117.62

Luas panen (ha) 538 460 525 114.13

Produksi (ton) 18,164 17,340 19,039 109.80

Produktivitas

(kwt/ha) 337.62 213.96 362.64 169.49

17

* Labu Siam

Luas Tanam (ha) 87 73 37 50.68

Luas panen (ha) 69 78 42 53.85

Produksi (ton) 60,089 59,990 61,666 102.79

Produktivitas

(kwt/ha) 8,708.49 830.59 14,682.36 1,767.70

18

* Kangkung

Luas Tanam (ha) 260 457 408 89.28

Luas panen (ha) 255 473 384 81.18

Produksi (ton) 9,495 9,326 6,856 73.52

Produktivitas

(kwt/ha) 372.37 126.50 178.53 141.13

19

* Bayam

Luas Tanam (ha) 259 206 156 75.73

Luas panen (ha) 267 212 159 75.00

Produksi (ton) 2,953 2,124 1,645 77.43

Produktivitas

(kwt/ha) 110.61 92.90 103.45 111.36

20

* Seledri

Luas Tanam (ha) 1,516 1,692 1,902 112.41

Luas panen (ha) 1,441 1,565 1,842 117.70

Produksi (ton) 28,516 30,099 39,191 130.21

Produktivitas

(kwt/ha) 197.89 191.82 212.76 110.92

21

* Cabe Rawit

Luas Tanam (ha) 282 398 530 133.17

Luas panen (ha) 324 331 452 136.56

Produksi (ton) 8,150 8,142 12,363 151.85

Produktivitas

(kwt/ha) 251.54 75.37 273.51 362.88

Jumlah Sayuran

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 57

No Uraian Komoditi

Realisasi

2012 (Ton)

Realisasi

2013 (Ton)

Realisasi

2014 (Ton)

% Th.2014

thdp

Th.2013 1 2 3 4 5 6

Luas Tanam (ha) 42,877 43,170 30,430 70.49

Luas panen (ha) 52,449 43,523 30,773 70.71

Produksi (ton) 783,488 927,418 6,821,105 735.49

Produktivitas

(kwt/ha) 14.94 213.09 2,216.59 1,040.23

22

* Strowberry**)

Luas Tanam (ha) 148 94 214 227.66

Luas panen (ha) 141 91 108 118.68

Produksi (ton) 151,959 154,316 71,443 46.30

Produktivitas

(kwt/ha) 10,777.21 1,918.16 6,615.10 344.87

Sumber : Bidang hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 2014

Ket **) Termasuk dalam komoditas tanaman buah-buahan semusim

Produksi komoditas buah-buahan unggulan seperti alpukat, durian, pisang

di Kabupaten Bandung pada tahun 2014 umumnya dapat melampaui target serta

memperlihatkan realisasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2013,

tetapi ada juga yang tidak bisa melampaui realisasi tahun 2013, ini disebabkan

oleh kondisi alam yang cukup kering sehingga dalam proses pembungaan dan

pembuahan tanaman banyak yang gugur karena evavotranspirasi dari tanaman

itu sendiri cukup tinggi, disamping itu pula sudah banyak tanaman yang tua dan

tidak produktif lagi, serta tanaman muda sebagai penggatinya belum produktif

menghasilkan buah. Untuk selengkapnya mengenai realisasi produksi, dapat

dilihat pada Tabel 2.21 di bawah ini.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 58

Tabel 2.21 Realisasi Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Bandung Tahun 2014

NO KOMODITA

S

Produksi

Thn

2012

(Ton)

Produksi

Thn

2013

(Ton)

Tanam Baru

Thn

2014

(Pohon)

Tan. yg Menghsilkan

Thn 2014 (Pohon)

Produksi

Thn

2014

(Ton)

1 Alpukat 32,982 46,997 18,158 108,350 63,848

2 Belimbing 1,533 6,183 253 9,571 1,806

3 Duku 321 384 140 24,228 37

4 Jambu Air 3,217 12,441 1,151 29,773 5,817

5 Jambu Biji 11,016 30,848 16,301 57,734 20,253

6 Jeruk Siam 0 0 18,835 18,725 3,246

7 Jeruk Besar 4,991 7,850 1,832 55,585 999

8 Mangga 10,674 43,626 2,426 44,782 9,578

9 Manggis 316 112 269 77,428 99

10 Nangka 22,605 36,922 1,332 50,386 42,231

11 Nenas 3 30 20 53,841 9

12 Pepaya 4,107 8,257 9,865 16,822 2,972

13 Pisang 63,028 122,958 63,778 386,185 210,884

14 Rambutan 4,598 3,272 620 13,136 10,920

15 Salak 147 156 25 5,174 113

16 Sawo 2,080 5,021 246 17,133 2,831

17 Markisa 0 0 1,000 33,332 20

NO KOMODITA

S

Produksi

Thn

2012

(Ton)

Produksi

Thn

2013

(Ton)

Tanam Baru

Thn

2014

(Pohon)

Tan. yg Menghsilkan

Thn 2014 (Pohon)

Produksi

Thn

2014

(Ton)

18 Sirsak 2,260 2,963 57 159,880 575

19 Sukun 8,688 15,537 658 35,386 9,988

21 Durian 5,647 8,556 1,772 18,839 6,165

22

Jumlah 178,213 352,113 138,738 1,216,290 392,391

Sumber : Bidang Hortikultura,DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2014

Tahun 2014 menjadi ajang untuk menciptakan kawasan buah-buahan lokal di

Kabupaten Bandung. Alpukat, jambu kristal, dan jeruk menjadi komoditi

unggulan yang dikembangkan. Kertasari dipusatkan dalam pengembangan

alpukat. Mulai dari penangkaran bibit alpukat hingga pengembangan kawasan.

Cileunyi merupakan salah satu produsen jeruk besar di Kabupaten Bandung

diarahkan untuk menghasil bibit spesifik lokal melalui jeruk besar cikoneng.

Stimulan green house, bibit, dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Cimaung dan Banjaran dikembangkan sebagai sentra jambu kristal/jambu biji.

Bila dilihat dari potensi tanaman hias. Kabupaten Bandung merupakan

salah satu sentra produksi tanaman hias di tingkat Provinsi Jawa Barat dan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 59

Nasional. Produksi komoditas tanaman hias dan obat-obatan unggulan seperti

Anggrek, Krisan, Mawar dan Gerbera. Krisan menjadi primadona pengembangan

tanaman hias. Kawasan 3.000 m2 diperuntukan bagi pengembangan krisan.

Penangkaran benih, intensifikasi, dan ekstensifikasi merupakan langkah strategis.

Pada Tahun 2013, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan mengembangkan

kebun percobaan yang diperuntukan khusus sebagai laboratorium lapangan

tanaman hias.Adopsi teknologi dan adaptasi benih/bibit tanaman hias baru di

Kabupaten Bandung diujicobakan di kebun percobaan tersebut. Dengan luas

kurang lebih 1 hektar yang berlokasi di Kecamatan Pasirjambu, berbagai

tanaman hias dikembangkan, dan dari usaha tersebut dapat terlihat pada tahun

2014 ini komoditas yang dikembangkan tersebut diatas mengalami kenaikan

yang cukup besar baik dilihat dari luas tanam baru, panen serta produksinya.

Komoditas tanaman obat di Kabupaten Bandung tahun 2014 yaitu

diantaranya jahe, lengkuas dan yang lainnya kecuali kencur memperlihatkan

realisasi produksi yang meningkat dibanding target dan realisasi tahun 2013, ini

disebabkan karena selain bantuan program/kegiatan dari dinas untuk

mendukung produksi tanaman obat dan juga dikarenakan tanaman/tambah

tanam baru yang ditanam baru tahun 2013 sebagian baru menghasilkan produksi

di tahun 2014. Realisasi produksi tanaman hias tersaji pada tabel 2.22

Tabel 2.22 Realisasi Tanaman Hias di Kabupaten Bandung Tahun 2014

Sumber : Bid. Hortikultura, DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2013

No Komoditas Luas Tanam

Baru (m2)

Realisasi Produksi

2013 (Tangkai)

1 Anggrek 2,335 58,538

2 Anthurium Bunga 119 3,082

3 Gladiul 219 3,710

4 Helicania 396 5,303

5 Krisan 12,490 431,558

6 Mawar 1,142 32,661

7 Melati 140 2,274

8 Palem 375 1,771

9 Sedap Malem 9,234 62,519

10 Gerbera 1,435 11,893

11 Anyelir 267 11,192

12 Dracaena - 34

Jumlah 28,152 624,535

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 60

Tabel 2.23 Realisasi Tanaman Hias di Kabupaten Bandung Tahun 2014

No Komoditas Luas Tanam

Baru

Luas Panen ( m² ) Produksi (Kilogram)

Habis

dibongka

r

Belum habis

dibongkar

Habis

dibongkar

Belum habis

dibongkar

1 Anggrek 10,543 13,242 5,100 98,938 23,916

2 Anthurium 16 161 90 850 559

3 Anyelir 55 75 42 641 717

4 Gerbera 63 642 851 3,326 5,084

5 Gladiol - 64 40 320 258

6 Heliconia 101 822 1,850 2,425 8,426

7 Krisan 10,130 14,175 24,590 748,174 1,578,460

8 Mawar 97 721 2,832 11,299 20,346

9 Sedap Malam 7,545 8,518 14,589 107,248 64,666

10 Dracaena 30 - - - -

11 Melati - 117 185 116 248

12 Palem 65 49 342 114 4,077

13 Aglanome - 63 166 83 2,012

14 Adenium 30 63 170 602 1,925

15 Euphorbia 138 214 290 1,300 3,219

16 Phylodendron - - - - -

17 Pakis - 26 - 269 -

18 Monstera - 12 55 48 55

19 Ixora/Soka - 61 - 60 53

20 Cordyline - - - - -

21 Diffenbachia 50 4 700 4 17,500

22 Sansieviera 164 997 1,355 4,902 28,732

23 Anthurium daun 12 12 12 116 194

24 Caladium - - - - -

Total 29,039 40,038 53,259 980,835 1,760,447

Sumber : Bid. Hortikultura, DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2014 Total Provitas 2,741,282

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 61

Tabel 2.24 Realisasi Produksi Tanaman Obat Tahun 2014

No KOMODITAS

Tahun 2013 Tahun 2014

Luas

Tan

am

Bar

u

Produksi

habis

dibo

ngka

r

Tanam

Bar

u

(m²)

Panen (m2) Produksi (Kg)

Habis/

dibon

gkar

Belum

Habi

s

Habis/

dibong

kar

Belum

Habis

1 JAHE 103,710 269,910 479,584 222,482 - 828,002 -

2 LAOS 97,950 101,729 66,124 109,193 - 489,199 -

3 KENCUR 18,126 38,892 14,861 20,760 - 35,276 -

4 KUNYIT 24,300 104,213 92,338 67,000 - 157,556 -

5 LEMPUYANG 1,656 8,756 21,151 3,400 - 8,029 -

6 TEMULAWAK 3,952 11,963 24,450 6,620 - 19,857 -

7 TEMUIRENG 930 1,628 - 12,700 - 3,495 -

8 TEMUKUNCI 0 0 475 20 - 35 -

9 DLINGGO 0 0 - - - - -

10 KAPULAGA 12,835 11,691 197,835 31,015 80,874 41,439 67,609

11 MENGKUDU 323 25,891 14,552 235 1,647 763 5,189

12 MAHKOTA

DEWA

0 0 2,203 292 1,392 729 5,768

13 KEJIBELING 360 2,462 7,225 310 2,979 242 1,882

14 SAMBILOTO 78 725 5,027 3,357 470 3,689 338

15 LIDAH BUAYA 0 0 30,893 427 173,836 745 1,011,618

JUMLAH 264,220 577,860 956,718 477,811 261,198 1,589,056 1,092,404

Produktivitas (Kg/M²) 5.612

Sumber : Bid. Hortikultura, DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2014

Tanaman Perkebunan

Upaya peningkatan fungsi lahan serta penanaman baru komoditas

(Replanting) perkebunan di Kabupaten Bandung dilaksanakan dalam rangka

optimalisasi penggunaan lahan perkebunan yang telah ada, supaya terjadi

peningkatan produksi komoditas perkebunan, terutama produksi tanaman

perkebunan unggulan Kabupaten Bandung, yaitu Teh, Kopi, cengkeh dan

Tembakau.

Dikarenakan kondisi iklim yang sedikit kurang mendukung untuk terjadinya

proses pembuahan serta adanya serangan OPT komoditi perkebunan seperti karat

daun, hama Pbko, embun jelaga dan kutu dompolan mengakibatkan produktivitas

kopo tidak signifikan meningkat walaupun sebenarnya mencapai target dan naik

dari tahun sebelumnya. Pencapaian produksi tanaman Perkebunan unggulan

(Perkebunan Rakyat) tahun 2014 di Kabupaten Bandung adalah diantaranya

terlihat pada tabel berikut:

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 62

Tabel 2.25 Realisasi produksi komoditi perkebunan

Komoditi

Produksi 2012

(berdasar Ton

Hasil)

Produksi 2013

(berdasar Ton

Hasil)

Produksi 2014

(berdasar Ton

Hasil)

%

Olah

an

2014

/

2013

Provitas

2014 Hasil

Olah

an

Bahan

Men

tah

Hasil

Olah

an

Bahan

Ment

ah

Hasil

Olah

an

Bahan

Menta

h

Cengkeh 62 248 110 440 118 474 1.08 0.21

Kopi 6,362 25,450 6,638 26,550 6,803 27,212 1.02 1.02

Teh 3,142 15,708 3,518 17,592 3,612 18,060 1.03 2.28

Tembakau 1,321 6,603 1,678 8,393 610 3,048 0.36 0.40

Jumlah 10,887 48,010 11,944 52,975 11,143 48,793 0.93 0.98

Sumber. Bid. Perkebunan DISTANBUNHUT 2014

Pengembangan Agribisnis Berbasis Komoditas Hortikultura dan

Perkebunan

Sejalan dengan pemenuhan dalam pencapaian jumlah produksi, pengembangan

agribisnis berbasis komoditas hortikultura juga menjadi sasaran dalam

pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Pengembangan agribisnis

ditujukan untuk meningkatkan keberdayaan kelembagaan petani. Manajemen

kelembagaan petani dikelola, sehingga terjalin kerjasama/kemitraan bisnis di

antara para pelaku usaha dalam satu kesatuan system agribisnis, di mulai dari

sistem off-farm hulu, on-farm, on-farm hilir dan pasar.

Seperti halnya komoditas tanaman pangan, pengembangan agribisnis

hortikultura dan perkebunan tidak lepas dari pengelolaan faktor-faktor yang

mempengaruhi pada sisi pencapaian produksi. Pengembangan pupuk organik,

pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi dan pengembangan dan penyediaan

sarana produksi benih menjadi fokus utama pada sub sistem off-farm hulu.

Melalui pengembangan agribisnis berbasis hortikultura dan perkebunan

tersebut, beberapa kelompok usaha telah berhasil mengembangkan unit-unit

pasca panen dan pengolahan hasil dalam bentuk rumah kemasan (packing

house) pada komoditas hortikultura dan UPH pada komoditas perkebunan.

Kelompok-kelompok tersebut telah bekerjasama/berkemitraan dengan

perusahaan, ekportir, dan industry pengolahan lainnya. Lebih lanjut, kelompok

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 63

usaha Jaya Alam Lestari Kecamatan Pasirjambu telah mendapatkan sertifikat

organik untuk produk hortikulturan – sayuran – organik.

Pengembangan unit-unit pengolahan hasil dan rumah kemasan diarahkan

untuk meningkatkan nilai tambah produk. Berbagai fasilitasi telah digulirkan pada

kelompok-kelompok usaha hortikultura dan perkebunan. Peningkatan kapasitas

pelaku usaha, stimulan mesin dan alat pasca panen dan pengolahan hasil dan

pengembangan jaringan kerjasama kemitraan. Berikut unit rumah kemasan di

Kabupaten Bandung.

Tabel 2.26 Rumah Kemasan Hortikultura Kabupaten Bandung

No Unit Rumah Kemasan Lokasi Komoditi Tujuan Pasar/

Kemitraan

1. Jaya Alam Lestari Pasirjambu Sayuran Supermarket

2. Madani Pasirjambu Sayuran Lyco Farm

3. Lyco Farm Pasirjambu Sayuran Supermarket

4. Adi Farm Pangalengan Sayuran Alamandah

5. Barokah Tani Agro Pasirjambu Sayuran, Stroberi

Luar Bandung

6. Hataki Pasirjambu Sayuran

7. Abo Farm Ciwidey Sayuran Lyco Farm

8. Katata Pangalengan Sayuran

9. Al-ittifaq Rancabali Sayuran

10. Taruna Mulya Pangalengan Sayuran

11. Bongkor Cimenyan Sayuran

12. Patarema Pangalengan Kentang PT. MOU

13. Putra Sari Bumi Kertasari Sayuran

14. Mekartani Cikancung Sayuran MTJ

15. Mandalawangi Cikancung Sayuran

16. Muttaqin Cileunyi Sayuran

Keterangan: profil kelompok rumah kemasan bidang hortikultura, 2014

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 64

Tabel 2.27 Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung

No UPH Lokasi Produksi Tujuan Pasar/

Kemitraan

1. Rahayu Pangalengan 612 Ton Luar Negeri

2. Trikarya Mandiri Ciwidey 360 Ton Luar negeri

3. Pancawargi Ibun 100 Ton Lokal

4. Mekar Saluyu Ciparay 612 Ton Lokal

5. Mekar Tani Kertasari 200 Ton Regional

6. Giri Senang Cilengkrang 84 Ton Regional

7. Margamulya Pangalengan 300 Ton Luar Negeri

Keterangan: profil unit pengolahan hasil kopi bidang perkebunan, 2014

Pada tahun 2013, kegiatan gebyar promosi kopi java preanger Kabupaten

Bandung memberikan dampak positif terhadap pengembangan kemitraan

pemasaran hasil kopi, kemudian pada tahun 2014 ini Dinas Pertanian Perkebunan

da Kehutanan kembali mengadakan festival kopi yang bertajuk “Bandung Coffe

Festival II 2014” yang bertaraf Internasional. Melalui unit pemasaran Provinsi

Jawa Barat, telah dilaksanakan kerjasama pemasaran kopi dengan Negara

Maroko, kemudian 2014 ini dengan Korea sebanyak 18 ton untuk komoditi kopi

java preanger Kabupaten Bandung.

Sasaran Strategis 3

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas

lingkungan hutan dan lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung dilaksanakan melalui 2

mekanisme pendekatan: (1) pendekatan vegetatif dan (2) pendekatan ekonomi

dengan mengembangkan agribisnis di sekitar hutan. Kedua mekanisme tersebut

saling berkesinambungan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 65

Tabel 2.28 Pengukuran sasaran strategis 3 Tahun 2014

Indikator Kinerja Uraian Tahun 2014 Realisasi

Target Realisasi % 2013 2012

Prosentase luas lahan kritis

yang ditanami 47,58 66,37 139,49 63,72 32,86

Luas hutan

rakyat/agroforesty 7.910 6.251 79,027 4.659 2,335

Rata-Rata 65,74

Pengelolaan Lahan Kritis

Adanya praktek-praktek budidaya pertanian yang tidak memperhatikan

kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta banyaknya penelantaran lahan-lahan

kering yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama telah meningkatkan

rusaknya keseimbangan, daya dukung wilayah penyangga serta daya tampung

lingkungan terutama pada lahan-lahan yang terdapat di daerah-daerah hulu dengan

fungsi sebagai daerah resapan air. Kondisi yang sama,dan dengan ditambah

banyaknya pemukiman pendudukpun terjadi di daerah sepanjang aliran sungai (DAS),

keadaan ini pada akhirnya turut berpengaruh sebagai faktor penyebab atau faktor

yang mempercepat terjadinya bencana alam di Kabupaten Bandungseperti banjir,

longsor, kekeringan serta makin tingginya kualitas pencemaran yang terjadi di

beberapa badan sungai di Kabupaten Bandung, baik pencemaran dari rumah tangga

maupun industri.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan pada tahun 2012 dan tahun 2014 ini telah melakukan upaya-upaya

untuk mengurangi luas lahan kritis di Kabupaten Bandung melalui penanaman

komoditas tanaman tahunan produktif seperti buah-buahan dan kayu-kayuan,

baik melalui kegiatan yang dibiayai APBD Kabupaten, Propinsi maupun APBN TA.

2014. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan dan berhasil menanami lahan kritis serta tegalan sampai dengan

tahun 2014 seluas 39.804,57 Ha.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 66

Tabel 2.29 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis

NO

LUAS PENANAMAN

HUTAN DAN LAHAN

KRITIS

(KECAMATAN)

2011 (Ha) 2012 (Ha) 2013 (Ha) 2014 (Ha)

1 Soreang 160.00 200.91 245.50 93

2 Pasirjambu 113.00 547.25 223.86 5

3 Ciwidey 50.00 356.82 72.50 2

4 Nagreg 125.00 97.15 198.86 43

5 Rancabali 160.00 230.00 121.61 44

6 Margaasih - - 115.45 -

7 Bojongsoang - 77.27 - -

8 Dayeuhkolot - 11.81 - -

9 Banjaran 285.00 - 40.45 112

10 Pameungpeuk - - 1.27 5

11 Pangalengan 505.00 306.82 493.05 330

12 Katapang - 38.35 - -

13 Majalaya - 2.27 0.90 1

14 Ciparay 55.00 256.82 177.91 -

15 Pacet 445.00 716.77 287.04 61

16 Kertasari 25.00 212.50 154.76 56

17 Cicalengka 200.00 203.41 470.67 295

18 Cikancung 100.00 305.19 333.40 77

19 Rancaekek 1.00 - - 1

20 Paseh 125.00 160.23 414.32 240

21 Ibun 135.00 2.27 237.04 45

22 Cileunyi 225.00 484.30 115.45 43

23 Cimenyan 185.00 297.05 21.60 1

24 Cilengkrang 235.00 169.32 239.32 43

25 Margahayu 1.00 - - 4

26 Baleendah 70.00 198.56 82.49 2

27 Arjasari 470.00 446.89 276.14 40

28 Cimaung 285.00 207.73 174.78 46

29 Solokan Jeruk - - 48.87 4

30 Cangkuang 131.00 422.50 76.36 -

31 Kutawaringin 81.00 108.64 35.91 1

32 Tersebar di Kab. - 147.73 11,098.22

JUMLAH 4,167.00 6,208.56 15,757.73 1.592

Sumber; Bidang Kehutanan Distanbunhut Kab. Bandung 2014.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 67

Saat ini upaya mempertahankan dan melestarikan hutan rakyat diakui

cukup berat dan masih mengalami banyak kendala. Hasil kajian LPM ITB (2001)

menunjukkan gambaran kondisi kerusakan lahan yang diakibatkan oleh

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan

air serta terjadinya penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya

di Kabupaten Bandung cukup memprihatinkan sehingga menyebabkan tingkat

erosi yang terjadi di Kabupaten Bandung berkisar mulai dari kategori sedang

sampai dengan berat.

Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan dan Kebun

Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dan kebun salah satunya

diarahkan untuk menambah penghasilan/pendapatan masyarakat/petani dan

juga diharapkan dapat mengurangi jumlah perambah dan penjarah hutan serta

mencegah terjadinya kembali aktivitas perambahan hutan. Upaya ini dilakukan

melalui program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Kontribusi

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung dalam

mendukung PHBM di antaranya dilaksanakan melalui:

- Penyediaan bibit Kopi;

- Pemberian bantuan peralatan pengolahan Kopi;

- Penyediaan bibit kayu-kayuan; Kicangkudu, Kikancing, Jabon, Kihoe,

Manglid, Maesopsi, Campoleh, Petai, Sukun, Nangka, Gamelina, Mangga

dan Mahoni Uganda.

- Terfasilitasinya budidaya jamur tiram

- Memfasilitasi perkembangan Usaha AUK masyarakat disekitar hutan untuk

usaha budidaya Ulat Sutra dan Jamur Kayu tani diantaranya 2 kelompok

tani dari petani ulat sutra dan 7 kelompok tani jamur kayu.

Pemberdayaan masyarakat disekitar hutan dan kebun ini secara tidak

langsung mampu menurunkan jumlah perambah hutan dimana para perambah

itu umumnya merusak/mengganggu keseimbangan ekosistem hutan, kemudian

dampak lainnya adalah semakin terkendalinya berbagai gangguan terhadap

sumber daya hutan sehingga kerusakan lingkungan dapat diminimalisir dan yang

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 68

paling utama adalah mampu meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan

petani/masyarakat disekitar hutan.

4.1.1 Analisis Pencapaian Kinerja Kegiatan

Program/kegiatan Tahun 2014 lebih kurang sama dengan tahun 2013

diarahkan pada penataan kelembagaan pelaku usaha pertanian tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan kehutanan termasuk didalamnya penguatan

kemitraan atau kerjasama dengan pihak-pihak lain yang dapat mendukung

pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Bandung. Berikut analisi

pencapaian kinerja kegiatan Tahun 2014.

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

1. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah) dan terealisasi sebesar Rp. 294.220.000,-

atau sebesar 98,07% dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai

kegiatan. Adapun langkah/proses kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

b. Pelaksanaan kegiatan, meliputi:

1. Terlaksananya fasilitasi kemitraan dan pendampingan usaha kelompok

2. Terlaksananya sekolah lapang tanaman hias

3. Pelatihan penangkaran stroberi

4. Terlaksananya adopsi penangkaran benih hortikultura

5. Terlaksananya penyusunan SOP/GAP tanaman hias

6. Terlaksananya penyusunan SOP budidaya Hortikultura

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini diantaranya adalah:

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 69

(1) Meningkatnya kemampuan petani terhadap teknik budidaya tanaman

hias, sayuran biofarmaka umumnya tanaman hortikultura

Adapun hasil dari pelaksanaan kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku

Agribisnis adalah meningkatnya pemahaman masyarakat petani Hortikultura

tentang agribisnis serta Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman

Hortikultura, sehingga memiliki motivasi untuk melaksanakan penyusunan

SOP GAP dan SOP hortikultura dalam rangka memperoleh sertifikasi registrasi

kebun, dan samapai 204 ini terdapat beberapa komoditas yang telah memiliki

registrasi kebun, yaitu buah naga, lidah buaya, stroberi, berbagai jenis

sayuran, jambu biji dan tanaman obat.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

1. Penyusunan Database Potensi Produk Pangan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

507.294.066,- (Lima ratus tujuh juta dua ratus Sembilan puluh empat ribu

enampuluh enam rupiah) dan terealisasi sebesar Rp. 492.058.050.- atau sebesar

96,99 % dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Petunjuk Teknis;

b. Pelaksanaan kegiatan, meliputi:

1. Berkembangnya teknologi pengelolaan data dan informasi Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan seperti:

a. Pengembangan dan pemeliharaan jaringan (network) computer

2. Tersusunnya laporan perkembangan dan sasaran pelaksanaan rapat

koordinasi Perstatistikan dan peningkatan seperti :

a. Apresiasi Statistik Pertanian

b. Sinkronisasi data Statistik Pertanian

3. Terciptanya rapat koordinasi perencanaan pembangunan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 70

4. Tersusunnya rencana kerja Dinas tahunan

5. Terlaksananya pengembangan kajian STA dan UPH Kabupaten Bandung

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini diantaranya adalah:

(1) Tersajinya Data Laporan Tahunan, Semesteran, Triwulanan dan Bulanan,

Perkembangan/peningkatan indeks pertanaman, Panen, Produksi dan

Produktivitas komoditas padi palawija

(2) Meningkatnya pemahaman petugas pengumpul data dalam penyusunan statistik

pertanian

(3) Tersajinya Data Pokok realisasi produksi pertanian

Adapun hasil dari pelaksanaan kegiatan penyusunan database potensi produk

pangan daerah, adalah sebagai berikut:

(1) Lebih lancarnya kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian

(2) Meningkatnya pemahaman petugas statistik tingkat kecamatan (terutama

yang baru) mengenai pengumpulan dan pengolahan data statistik

pertanian seperti pengisian format data statistik pertanian SP Padi, SP

Palawija, SP Benih Tanaman Pangan dan SP Alat mesin pertanian

tanaman pangan secara rutin serta SP hortikultura dalam periode

tertentu.

(3) Menetapkan angka sasaran luas tanam, luas panen, produksi, dan

produktivitas kecamatan setiap bulan untuk masing-masing kecamatan.

(4) Menyeragamkan komitmen prosedur pengumpulan antara petugas

dilapangan dengan petugas tingkat kabupaten.

(5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas kinerja petugas pengumpul

data statistik pertanian tingkatkecamatan.

(6) Tersusunnya laporan kegiatan pembangunan pertanian, yaitu laporan bulanan,

laporan triwulanan, laporan tahunan dan rencana kinerja.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat bermanfaat dalam mendukung penyediaan

data dan informasi pembangunan pertanian secara akurat dan tepat waktu.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 71

2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kebijakan Subsidi Pertanian

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

321.350.000.-(Tiga ratus duapuluh satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah), dan

terealisasi sebesar Rp. 317.480.000,- atau sebesar 96,65% dari target anggaran,

yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Langkah/proses kegiatannya adalah,

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Terlaksananya penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok)

2. Terlaksananya analisa pupuk dan pestisida

3. Terlaksananya penguatan Komisi pengawasan pupuk dan pestisida.

4. Terlaksannya pelatihan pengolahan hasil

5. Terlaksananya verifikasi dan validasi pupuk bersubsidi

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas

tentang penyaluran pupuk bersubsidi, serta terkumpulnya RDKK tiap kecamatan.

3. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

598.000.000., dan terealisasi sebesar Rp. 577.992.680,- atau sebesar 96,66% dari

target anggaran, yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Langkah/proses

kegiatannya adalah, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 72

1. Terlaksananya pengadaan stimulant alat mesin pasca panen pengolahan

jagung (Corn Sheller)

2. Terlaksananya fasilitasi gudang alsin pasca panen tanmanam pangan

3. Terlaksananya revitalisasi penggilingan padi kecil

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan

hasil pertanian, adalah sebagai berikut:

(1) Meningkatnya pengetahuan petani dalam pengolahan hasil terutama

komoditas tanaman pangan

(2) Tersedianya data lossiss padi

(3) Capaian penurunan hasil dari produksi padi dan jagung

(4) Meningkatnya daya saing petani/pelaku usaha dalam memasarkan

produk-produk hasil olahannya.

(5) Meningkatnya kualitas produk pertanian segardan olahan komoditi padi,

palawija dan tanaman hortikultura.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan jenis olahan

hasil tanaman pangan, yang pada akhirnya dapat mencapai target prsentase

kehilangan hasil padi pada saat panen dan pasca panen sebesar 10,07%.

3. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi Palawija

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

824.000.000.- dan terealisasi sebesar Rp. 792.353.760.- atau sebesar 96,16% dari

target. Anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Terlaksananya bimbingan teknis penerapan teknologi produksi serealia dan

kabi

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 73

2. Terlaksananya bimbingan teknis pengembangan dan pemanfaatan pupuk

organik

3. Terlaksananya rapat koordinasi P2BN

4. Terlaksananya workshop SLPTT

5. Terlaksananya rakor P2BN di tingkat Kabupaten

6. Terlaksananya mapping pencapaian dan pemanfaatan pupuk organik

7. Stimulan lahan pertanian abadi berupa traktor dan hand sprayer

8. Terlaksananya pengadaan benih padi dan jagung

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan pengembangan intensifikasi tanaman

padi palawija, adalah:

(1) Penerapan pupuk organik

(2) Peningtkatan dan penerapan benih bermutu

(3) Terlaksananya Sosialisasi SLPTT

(4) Tercapainya peningkatan produksi padi dan palawija

Adapun hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan pengembangan

intensifikasi tanaman padi dan palawija, adalah:

Pelaksanaan kegiatan ini dapat bermanfaat dalam peningkatan aktivitas

ekonomi masyarakat terutama kelompok tani padi dan palawija antara lain:

- Penerapan Teknologi pertanian di tingkat Petani mendorong peningkatan

Produksi padi mencapai 2 - 5%.

4. Pengembangan Diversifikasi Tanaman

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

150.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 141.740.000,- atau sebesar 95,11% dari

target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 74

- Penyusunan juklak dan juknis.

a. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Terlaksananya diversifikasi pola tanam tanaman pangan dengan komoditas

kedelai

2. Terlaksananya rapat koordinasi mapping akabi lainnya

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman,

adalah Terlaksananya pengembangan alternative pangan selain beras

Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat bermanfaat dalam peningkatan aktivitas

ekonomi masyarakat terutama kelompok tani dan sebagai dasar untuk

pengembangan komoditi alternatif pangan pengganti beras.

5. Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

1.914.500.000,-, dan terealisasi sebesar Rp. 1.820.919.550.- atau sebesar 95,11%

dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan dan monitoring kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan pengembangan pertanian pada lahan

kering, adalah ;

1) Terfasilitasinya sarana penyimpanbenih kentang

2) Terfasilitasinya kegiatan pengembangan kawasan stroberi

3) Terfasilitasi pengembangan kawasan jeruk

4) Terfasilitasinya kegiatan pengembangan alpukat

5) Terfasilitasinya kebutuhan bibit buah-buahan dalam mendukung

pengembangan hortikultura ramah lingkungan.

6) Terfasilitasinya budidaya pengembangan tanaman hias

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 75

7) Terfasilitasinya kegiatan pengembangan dan pelayanan klinik tanaman

8) Aterlaksananya pengembangan buah-buahan di lahan kering

6. Pengembangan Perbenihan dan Pembibitan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

313.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 311.654.800.- atau sebesar 99,57%

dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatannya, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

a. Pelaksanaan kegiatan, berlokasi di Kecamatan Baleendah dan Bojongsoang, yang

meliputi:

1. Terlaksananya pengadaan Benih Padi VUB Kelas SS (Label Ungu) dan kelas ES

(label biru)

2. Terlaksananya demplot padi gogo

3. Terlaksananya sebagian dari proses sertifikasi benih unggul lokal dan

bersertifikat

4. Terfasilitasinya alat pengolah tanah dan benih untuk komoditas tanaman

pangan.

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan.

d. Evalusi dan Pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Perbenihan dan

Pembibitan pertanian/perkebunan, adalah terlaksananya pengembangan

benih/bibit pertanian/ perkebunan dan hasil yang didapat dari kegiatan

Pengembangan Perbenihan dan Pembibitan pertanian/perkebunan tersebut,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Terlaksananya revitalisasi balai benih padi jelekong;

2) Tercapainya pendapatan dinas sebesar Rp. 161.422.800,-.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 76

7. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian/Perkebunan.

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

615.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 607.176.600,- atau sebesar 98,73%dari

target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan.Adapun

langkah/proses kegiatannya, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan meliputi:

1. Terlaksananya musyawarah perencanaan pembangunan perkebunan dan

rapat evaluasi;

2. Terlaksananya pengembangan usaha tani konservasi lahan terpadu

3. Terfasilitasinya sosialisasi kegiatan simakit;

4. Terfasilitasinya koordinasi gangguan usaha perkebunan;

5. Terlaksananya kegiatan IBK (Indikator Blok Kerja)

6. Terlaksananya kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman

perkebunan.

c. Monitoring, Evalusi dan Pelaporan.

d. Evalusi dan Pelaporan

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Pertanian / Perkebunan adalah:

Tercapainya produktivitas komoditi perkebunan unggulan: kopi (1,02

kuintal/ha), teh (2,28 kuintal/ha), cengkeh (0,21 kuintal/ha) dan tembakau

(0,40 kuintal/ha);

Berkembangnya 8 unit usaha kelompok tani.

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/

Perkebunan

1. Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/ Perkebunan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 77

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

541.250.000,, dan terealisasi sebesar Rp.535.113.250.- atau sebesar 98,87% dari

target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun langkah/proses

kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

a. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Terlaksananya workshop asosiasi pasar tani Kabupaten Bandung

2. Terlaksananya workshop asosiasi petani dan pengolah jamur

3. Terlaksananya workshop asosiasi pengolah hasil produk pertanian

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Penelitian dan Pengembangan

Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, adalah:

(1) Terlaksananya penguatan kelembagaan pasar tani

(2) Terjalinnya kerjasama usaha

Adapun hasil dari pelaksanaan kegiatan Penelitian dan Pengembangan

Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, adalah pedoman dan acuan

arah kebijakan dalam pengembangan dan pembangunan komoditas unggulan

pertanian di Kabupaten Bandung dan penguatan lembaga perbenihan komoditas

pertanian unggul, Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam

penguasaan teknologi pasca panen yaitu dalam pengolahan serta pemasaran

hasilnya.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat bermanfaat dalam pendukungan dan

penyediaan informasi pembangunan pertanian, sehingga segala data tentang

pertanian dapat tersediasecara cepat, akurat dan tepat, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan keakuratan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program serta

kegiatan pembangunan pertanian yang akuntabel. Selain itu kegiatan ini juga dapat

bermanfaat dalam peningkatan kapasitas produksi dan pemasaransebesar

±2%,dalam perkembangan kegiatan usaha agribisnis serta terciptanya masyarakat

tani yang mampu bersinergi, berintergrasi dan berkemitraan dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat tani, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis usaha agribisnis lokal unggulan.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 78

2. Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/perkebunan Unggulan

Daerah

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

541.250.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 535.113.250,- atau sebesar 98,87% dari

target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

b. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

c. Pelaksanaan kegiatan, serta keluaran dari kegiatan tersebut diantaranya meliputi:

1. Terfasilitasinya pameran/gelar pasar tani tingkat lokal kabupaten, propinsi dan

nasional;

2. Terfasilitasinya gelar pasar tani/pameran/festival komoditas unggulan

pertanian produk unggulan lokal (Jamur dan Stroberi) tingkat kabupaten

3. Terfasilitasinya agro expo tingkat kabupaten

4. Terfasilitasinya sarana kelembagaan promosi.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Penelitian dan Pengembangan

Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, adalah: Terpromosikannya

produk komoditas unggulan lokal kabupaten ketingkat nasional serta mendapatkan

rekor muri dari produksi dodol stroberi terpanjang yang diselenggarakan di TMII

DKI Jakarta.

3. Pembangunan Pusat-pusat Penampungan Produksi Hasil

Pertanian/ Perkebunan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

493.300.000,- dan terealisasi di sebesar Rp. 485.186.000.- atau sebesar 98,35%

dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 79

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan meliputi:

1. Terlaksananya bimbingan penggunaan teknologi digital marketing

2. Terfasilitasinya penyusunan database/profil kelompok PUA hortikultura

3. Terfasilitasinya pengembangan legalitas asosiasi pengolahan hasil

hortikultura dan asosiasi petani sayuran

4. Terlaksananya adopsi teknologi pengolahan hasil hortikultura

5. Terfasilitasinya pendampingan dan sarana kelompok rumah kemasan

6. Terfasilitasinya bangunan gudang penyimpanan bawang

7. Terfasilitasinya alat pengolahan produk segar

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pusat-pusat

Penampungan Produksi Hasil Pertanian/Perkebunan, adalah:

(1) Meningkatnya nilai jual dan mutu produk hortikultura

(2) Meningkatnya nilai tambah dan berkurangnya resiko kerusakan produk

hortikultura

(3) Terfasilitasinya lebih kurang 16 unit kelompok usaha rumah kemasan di

Kabupaten Bandung

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan

Tepat Guna

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

3.020.750.000.-, dan terealisasi sebesar Rp. 2.904.070.930,- atau sebesar 96,14%

dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan.

Adapun langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 80

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan sertankeluaran dari kegiatan ini, meliputi:

1. Terlaksanany bimbingan Desa PHT (Pengendalian Hama Terpadu)

2. Terlaksananya bintek perlindungan tanaman dalam rangka pengamanan

produksi hasil pertanian

3. Terfasilitasinya kelengkapan mobil bengkel keliling

4. Terfasilitasinya bintek penerapan teknologi tepatguna pertanian

5. Terfasailitasinya penguatan brigade proteksi tanaman perkebunan dan

kehutanan melalui penyediaan/ pengadaan Bahan obat-obatan pertanian yaitu

:

- Rodentisida 150 kg;

- Insektisida 150 liter;

- Fungisida 100 kg;

- Rodentisida / pengasapan 40 dus;

d. Pelaksanaan monitoring kegiatan;

e. Evaluasi dan pelaporan.

Adapun hasil dari pelaksanaan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana

teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, adalah meningkatnya pengetahuan

dan keterampilan kelompok tani serta terpenuhinya kebutuhan alat dan mesin

pertanian bagi petani sehingga diharapkan mampu mempermudah dan meningkatkan

hasil produksi dan produktivitas pertanian.

2. Pemeliharaan Rutin Berkala Sarana dan Prasarana Teknologi

Pertanian/ Perkebunan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan Rp. 1.463.976.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 1.329.252.000 atau sebesar 90,80% dari target

anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun langkah/proses

kegiatannya, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 81

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Terlaksananya bintek teknis pengelolaan air

2. Terlaksananya identifikasi kelembagaan P3A dan GP3A mitra cai

3. Terlasananya revitalisasi P3A dan GP3A mitra cai

4. Terlaksananya penguatan kelembagaan P3A dan GP3A mitra cai

5. Terfasilitasinya pelatihan GP3A dalam kegiatan pasca panen dan

pemasaran produksi pertanian

6. Terlaksananya rancangan perda tentang perlindungan lahan berkelanjutan

7. Terlaksananya pelatihan Dana Investasi Agribisnis (DIA)

8. Terlaksananya Pengesahan/legalisasi P3A dan GP3A mitra cai

9. Terlaksananya kegiatan sekolah lapangan iklim

10. Terlaksananya rehabilitasi jaringan irigasi

c. Evaluasi dan pelaporan.

Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala sarana

prasarana teknologi pertanian/perkebunan, diantaranya adalah sebagai berikut:

- Tercapainya Indeks Pertanaman (IP) sebesar 2,52.

- Tercapainya produksi komoditas pangan utama lebih kurang 2 s.d 5 %.

3. Kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pertanian dan

perkebunan tepat guna

Pada tahun anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan Rp. 5.922.753.400,-

untuk membiayai kegiatan di bidang Tanaman pangan dan terealisasi sebersar Rp.

4.988.772.900,- atau sebesar 84,23% dari target anggaran yang digunakan untuk

membiayai kegiatan. Adapun langkah/ proses kegiatan nya adalah :

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Pembangunan Jalan Usaha Tani sebanyak 27 paket

2. Pembangunan cekdam/dam parit sebanyak 27 paket;

3. Pengembangan irigasi air permukaan sebanyak 6 paket;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 82

4. Rehabilitasi bangunan balai benih pertanian Kab. Bandung.

c. Evaluasi dan pelaporan,

Hasil dari penelitian dan pengembangan teknologi pertanian dan perkebunan

tepat guna adalah diantaranya meningkatnya kualitas infrastruktur dasar pertanian.

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

(1) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan Rp. 2.079.292.000,-

dan untuk membiayai kegiatan pembangunan perkebunan dan terealisasi sebesar

Rp. 1.737.271.150 atau sebesar 83,55% dari target anggaran yang digunakan

untuk membiayai kegiatan. Adapun langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

1. Pelaksanaan rapat koordinasi;

2. Identifikasi CP/CL;

3. Penyusunan juklak dan juknis.

Pelaksanaan kegiatan, meliputi:

1. Terfasilitasinya rehabilitasi areal pengembangan perkebunan

2. Terlaksananya pengadaan bibit kopi, benih kopi, bibit cengkeh

3. Terfasilitasi dan terlaksananya sarana prasarana pasca panen perkebunan

4. Terlaksananya pembuatan SOP kopi dan Cengkeh

d. Evaluasi dan pelaporan.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat bermanfaat dalam peningkatan aktivitas

ekonomi masyarakat kelompok tani:

- Tercapainya produksi komoditas utama kopi, teh, cengkeh, tembakau

- Tersdianya SOP kopi dan cengkeh

(2) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/ Perkebunan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan Rp. 1.430.360.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 1.400.775.155,- atau sebesar 97,93% dari target

anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan terutama di bidang

hortikultura.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 83

Adapun langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

(1) Pelaksanaan rapat koordinasi;

(2) Identifikasi CP/CL;

(3) Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Terlaksananya penyediaan benih kentang bermutu

2. Terlaksananya pengadaan bibit jamur tiram dan cabe

3. Terlaksananya pengembangan benih bawang merah

4. Terlaksanaya pengembangan sayuran dataran rendah

5. Terfasilitasinya screen house penangkaran bibit kentang dan cabe

6. Terfasiltasinya pengembangan jamur dan pembangunan kubung jamur

7. Terfasilitasinya relokasi dan renovasi green house pembibitan tanaman

hortikultura

8. Terfasilitasinya gerakan pemanfaatan lahan pekarangan sekolah dengan

dengan tanaman sayuran khususnya tanaman cabe

9. Terlaksananya sarana pengairan irigasi sprinkle

c. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Bibit Unggul Pertanian

/Perkebunan diantaranya, adalah:

(1) Tercapainya kawasan sayuran khas local

(2) Berkembangnya benih local kentang

(3) Bertambahnya kapasitas dari green house pembibitan hortikultura

(3) Kegiatan peningkatan kualitas dan pasca panen tanaman tembakau

Pada anggaran Tahun 2014 kegiatan ini dianggarkan dari pembiayaan dana

bagi hasil sebesar Rp. 1. 578.219.600.- dan terealisasi sebesar Rp. 1.525.493.315,-

atau sebesar 96,66% dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai

kegiatan terutama di bidang Perkebunan. Adapun langkah/ proses kegiatan,

sebagai berikut:

- Terlaksananya kegiatan sosialisasi, monitoring serta evaluasi DBHCT.

- Terlaksananya pengembangan kualitas tanaman pasca panen tembakau

- Terlaksananya bintek dan aplikasi pengendalian OPT tembakau

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 84

- Pengembangan pasca panen dan pengolahan hasil tembakau

- Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya petani tembakau

- Terlaksananya system kebersamaan ekonomi

- Terlaksananya pemurnian benih tembakau tahap I

- Terlaksananya inventarisasi dan validasi data tembakau

- Terlaksananya workshop serta peningkatan hasil tembakau melalui system

GAP

Evaluasi dan pelaporan

Keluaran dari peningkatan kualitas dan pasca panen tembakau adalah:

Meningkatnya pemahaman petani tembakau dalam melaksanakan kegiatan

DBHCT di lapangan

Meningkatnya PSK (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani dalam

menangani/mengendalikan OPT dilapangan

Meningkatkan kualitas serta produksi tanaman tembakau

Berkembangnya kelompok usaha berbasis perkebunan

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan -

Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

378.260.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 364.874.600,- atau sebesar 96,46 %

dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan terutama di

bidang Kehutanan. Adapun langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

(1) Pelaksanaan rapat koordinasi;

(2) Identifikasi CP/CL;

(3) Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1. Terlaksananya Budidaya Aneka Usaha Kehutanan Non Kayu meliputi

usaha budidaya jamur dan lebah madu

2. Terlaksananya kontrak bisnis

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 85

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

adalah; Meningkatnya pendapatan masyarakat pedesaan di sekitar hutan serta

terlaksananya pembibitan tanaman kehutanan.

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1. Pembuatan Benih / Bibit Tanaman Hutan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

489.481.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 468.518.660-. atau sebesar 95,72% dari

target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

- Pelaksanaan rapat koordinasi;

- Identifikasi CP/CL;

- Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi;

1. Tersedianya benih tanaman kehutanan

2. Tersedianya sarana pembuatan pembibitan tanamn kehutanan

3. Terfasilitasinya pupuk kandang, NPK dan pengadaan bibit jeruk

c. Pelaksanaan monitoring kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Pembuatan Benih/Bibit Tanaman Hutan,

adalah:

(1) Terlaksananya pembibitan tanaman kehutanan

2. Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan

Lahan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan Rp. 801.618.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 769.409.460.- atau sebesar 95,98 % dari target

anggaran yang digunakan. Adapun langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

(1) Pelaksanaan rapat koordinasi;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 86

(2) Identifikasi CPCL;

(3) Penyusunan juklak dan juknis

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

1) Memfasilitasi/mendukung terlaksananya lomba-lomba RTH

2) Terlaksananya pemberdayaan masyarakat/kelompok tani penghijauan

3) Terlaksananya RHL (rehabilitai lahan) melalui kegiatan kemah kerja bupati

4) Terlaksanaya bintek RHL serta FGD RHL

5) Terlaksananya pembuatan Gully Plug

c. Pelaksanaan pengawasan, pembinaan dan monitor kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Peran Serta Masyarakat dalam

Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah:

(1) Meninhkatnya kesejahteraan masyarakat/kelompok tani penghijauan

(2) Berkurangnya lahan kritis

(3) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan

(4) Tertanaminya lahan kritis seluas 1.592 hektar.

3. Konservasi Lahan dan Air

Pada tahun anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan dari pembiayaan Ban

gub Rp. 2.500.000.000.- dan terealisasi sebesar Rp. 2.332.267.500,- atau sebesar

93,29% dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kegiatan yang meliputi:

1) Terlaksananya pembangunan sarana pengairan embung

2) Terbangunnya gully-plug

3) Terlaksananya pembangunan sumur resapan

4) Terbangunnya dam penahan

5) Terfasilitasinya bibit tanaman keras dan MPTS

4. Pengadaan leuweung sabilulungan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini berasal dari Ban Gub dianggarkan

Rp. 2.500.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 000.000.000.- atau sebesar 0 %

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 87

dari target anggaran yang digunakan. Adapun langkah/proses kegiatan, sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

(1) Pelaksanaan rapat koordinasi;

(2) Identifikasi CPCL;

(3) Penyusunan juklak dan juknis

c. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

c. Pelaksanaan pengawasan, pembinaan dan monitor kegiatan;

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini tidak ada karena kegiatan ini tidak

jadi direalisasikan karena Kegiatan Pengadaan Lahan Leuweung Sabilulungan pada

rekening 2.02.16.10 dengan total anggaran berasal dari Dana Bantuan Gubernur

sebesar Rp. 2.500.000.000,- tersebut tidak dapat terlaksana di Tahun 2014, Hal

tersebut disebabkan oleh rangkaian waktu proses pengadaan tanah dengan luas

lebih dari 5 Ha tidak mencukupi, proses tersebut mulai penetapan angggaran,

persiapan pelaksanaan pengadaan tanah, proses penentuan harga oleh tim

apraisal, negosiasi, proses pembayaran dan sertifikasi tanah. Solusi atas hal

tersebut adalah Anggaran akan diluncurkan di Tahun 2015, hal tersebut sudah

dikoordinasikan dengan Kepala DPPK, BAPPEDA, serta telah disampaikan surat

permohonan dan lampiran berupa SP2D yang telah terbit dengan nilai Rp.

1.387.915.500,- kepada Bupati Bandung dengan tembusan ke DPPK dan BAPPEDA

dalam rangka peluncuran anggaran tersebut untuk dilaksanakan pada tahun 2015.

5. Fasilitasi Implementasi Green Province

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini berasal dari Ban Gub dianggarkan

Rp. 200.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 180.018.000.- atau sebesar 90,01 %

dari target anggaran yang digunakan. Adapun langkah/proses kegiatan, sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

(1) Pelaksanaan rapat koordinasi;

(2) Identifikasi CPCL;

(3) Penyusunan juklak dan juknis

b. Pelaksanaan kegiatan,

c. Pelaksanaan pengawasan, pembinaan dan monitor kegiatan;

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 88

d. Evaluasi dan pelaporan.

Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Dokumen Rencana Strategis

Pengelolaan Kawasan Lindung (RSPKL) dan Rencana Tindak Pengelolaan Kawasan

Lindung (RTPKL) untuk jangka waktu 2015 – 2019 wilayah kabupaten.

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Pencegahan Dan Dampak Kebakaran Hutan Dan Lahan

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan dari pembiayaan

APBD sebesar Rp. 100.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 46.100.000,- atau

sebesar 46,10% dari target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan.

Adapun langkah/proses kegiatanya adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

Identifikasi CP/CL;

Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

- Terlaksananya Sosialisasi Pencegahan Dan pengendalian Kebakaran Hutan

Dan Lahan serta mencegah bertambahnya kerusakan hutan akibat

perbuatan manusia dan hewan

- Terlaksananya informasi kebakaran hutan yang akan digunakan sebagai

sumber air untuk pelaksanaan pemadaman

c. Sosialisasi, koordinasi dan konsultasi

d. Pelaksanaan pengawasan, pembinaan dan monitoring kegiatan;

e. Evaluasi dan pelaporan.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pencegahan dan Dampak

Kebakaran Hutan dan Lahan adalah tersedianya peralatan monitoring kegiatan

dan pengendalian kebakaran hutan dn lahan, tersosialisasikanya undang-

undang tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan melalui

himbauan dan penyuluhan, mengetahui tipe aktifitas masyarakat yang

memungkinkan menjadi sumber api dalam kebakaran hutan dan lahan.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 89

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat

Pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp.

100.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 46.100.000,- atau sebesar 46,10% dari

target anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan. Adapun

langkah/proses kegiatanya adalah sebagai berikut:

f. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

Identifikasi CP/CL;

Penyusunan juklak dan juknis.

g. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

- Terlaksananya pengembangan kelembagaan petani

- Terbentuknya kelompok masyarakat pecinta lingkungan

- Terlaksananya workshop PLKSDA – BM

Hasil dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi pendampingan kelompok

usaha perhutanan rakyat adalah diantaranya terbentuknya kelompok

masyarakat pecinta lingkungan yang produktif.

Tabel 2.33 Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku

Kepentingan Tahun 2016

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 90

Prioritas Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Kecamatan Sifat

Sasaran Manfaat Volume B R L

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Bantuan Bibit Kopi Desa Ancolmekar Kecamatan Arjasari Ya Petani 100 kg

2 penyediaan mesin traktor Desa Rancakole Kecamatan Arjasari Ya para petani 4 unit

3 Pengadaan traktor Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Ya Modernisasi dan peningkatan hasil pertanian

1 unit

4 Kebun Bibit Desa di Dusun 1 dan 2 Desa Patrolsari Kecamatan Arjasari Ya Meningkatkan Perekonomian

1 Paket

5 Pengadaan Traktor Desa Baros Kecamatan Arjasari Ya Kelompok Tani GunaTani dan Campaka

2 Buah

6 Bantuan Bibit Padi Kelompok Sugih Mukti

Desa Mangunjaya Kecamatan Arjasari Ya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

1 kep

7 Bantuan Kelompok Tani Manggu Manis dan Kelompok Sawit

Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Ya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

1 Paket

8 Bantuan Traktor Kelompok manggu Manis dan Sawit

Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Ya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

1 Paket

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 91

9 Bantuan Alat Kompos Kelompok Manggu Manis

Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Ya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

1 Paket

10 Pengadaan Mesin Pipit Jagung Kelompok Manggu Manis

Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Ya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

1 Paket

11 MS power teser Desa Banjaran Kulon Kecamatan Banjaran Ya 53 KK 53 KK

12 SPLHT Pertanian Desa Banjaran Kulon Kecamatan Banjaran Ya 53 KK 53 KK

13 Irigasi di Selajami Desa Neglasari Banjaran Kecamatan Banjaran Ya Pertanian 1 unit

14 Bantuan Hand Sprayer Desa Banjaran Wetan Kecamatan Banjaran Ya Meningkatkan efektifitas pengolahan lahan

4 unit

15 Tanaman Keras / Alpukat (pengembangan agrobisnis buah-buahan)

Desa Banjaran Wetan Kecamatan Banjaran Ya Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

10 ha

16 Bintek Sistim Tanam jajar legawa Desa Banjaran Wetan Kecamatan Banjaran Ya meningkatnya efektivitas

1 paket

17 bintek pupuk organik gapoktan Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Ya meningkatkan kualitas ekonomi

1 paket

18 bintek jajar legowo Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Ya sasaran ekonomi 1 paket

19 bintek jamur legowo gapoktan Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Ya peningkatan ekonomi 1 paket

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 92

20 peningkatan argo bisnis budidaya jamur

Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Ya meningkatkan kesjahteraan perkebunan

1 paket

21 Bintek pengololaan Pupuk Organik Desa Pasirmulya Kecamatan Banjaran Ya peningkatan pangan 1 paket

22 Pengadaan Mesin PencacahTanaman

Desa Buahbatu Kecamatan Bojongsoang Ya Optimalisasi Produksi Tani

1 paket

23 Bantuan Kelompok Tani "MUNCUL JAYA"

Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang Ya Kesejahteraan Petani 50 Orang

24 Pengering Padi Desa Lengkong Kecamatan Bojongsoang Ya Ketahanan Pangan 1 Unit

25 Traktor Desa Lengkong Kecamatan Bojongsoang Ya Meningkatkan Kualitas Panen

1 Unit

26 Pengadaan Tracktor Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang Ya Mempercepat pengolahan lahan pertanian

7 Unit

27 Penyediaan tanaman keras dan buah-buahan untuk penghijauan

Desa Tanjungsari Kecamatan Cangkuang Ya menjaga keseimbangan alam dan ketersediaan buah dan makanan

400 pohon

28 Pembuatan Pupuk Organik Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya meningkatkan produksi pangan yang sehat

1 unit

29 Budi Daya Jamur Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya meningkatkan ekonomi anggota kelompok tani

3 kelompok

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 93

30 Pelatihan Budi daya Jamur Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya untuk meningkatkan hasil kelompok

8 kelompok

31 Embung-embung Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya Penampungan air hujan untuk persediaan di musim kemarau

50 m2

32 Bibit Kayu-Kayuan Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya meningkatkan produktifitas para petani

50000 batang

33 Kebun Bibit Desa Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya meningkatkan produksi pangan desa

40000 Batang

34 Pengadaan Cultivator Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya meningkatkan produksi perkebunan

6 Unit

35 Traktor Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya meningkatkan produksi padi

2 Unit

36 Pengadaan Mesin Rumput Desa Margaasih Cicalengkan Kecamatan Cicalengka Ya menjagga keindahan dan kerapihan lingkungan

9 Unit

37 Pengadaan Bibit Kopi dan Cengkeh Desa BabakanPeuteuy Kecamatan Cicalengka Ya Meningkatkan Perekonomian Petani

2000 Pohon

38 JIDES Desa BabakanPeuteuy Kecamatan Cicalengka Ya Sarana Pertanian 300 m2

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 94

39 Pengadaan Benih Padi unggul Desa Cikuya Kecamatan Cicalengka Ya Meningkatkan hasil produksi pertanian

3 ton

40 Jaringan irigasi desa Desa Cikuya Kecamatan Cicalengka Ya Meningkatkan hasil pertanian

100 meter

41 Budidaya Tanaman bambu Desa Tanjungwangi Cicalengka

Kecamatan Cicalengka Ya Peningkatan Ekonomi Masyarakat

1 paket

42 Budidaya Tanaman Cengkeh Desa Tanjungwangi Cicalengka

Kecamatan Cicalengka Ya Peningkatan Ekonomi Masyarakat

1 paket

43 Budidaya Pohon Aren Desa Tanjungwangi Cicalengka

Kecamatan Cicalengka Ya Peningkatan Ekonomi Masyarakat

1 paket

44 Pengadan Cultivator Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Ya terpenuhinya 1 Unit

45 Pengadaan Combine Hasvester Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Ya terpenuhinya 1 unit

46 Pengadaan Caplak Sistem legowo Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Ya terpenuhinya 1 Kegiatan

47 Pengadaan Hand Spayer Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Ya terpenuhinya alat 10 unit

48 Pembangunanan saluran irigasi sekunder (solokan Kopral)

Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Ya tercapainya saluran irigasi yang baik

200 M

49 Jaringan Irigasi Desa Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Ya terpenuhinya sarana irigasi desa yang memadai

250 M

50 Pengadaan Mesin Traktor Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Ya Masyarakat Desa 1 Kelompok

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 95

51 Kirmir Irigasi Desa Cidampit Desa Dampit Kecamatan Cicalengka Ya Meningkatkan Perekonomian

100000000 500

52 Pengadaan Bibit Pertanian Desa Srirahayu Kecamatan Cikancung Ya Peningkatan ekonomi gapoktan

5 gapoktan

53 Pengadaan Bibit Pohon untuk Penghijauan Desa

Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Ya Masyarakat 500 Buah

54 Pembibitan Tanaman Jagung,Cabe Desa Mekarlakasana Kecamatan Cikancung Ya Gapoktan 1 Kelompok

55 Bantuan Mesin Traktor Desa Cikancung Kecamatan Cikancung Ya Kelompok Tani 4 4 Kelompok

56 Bantuan untuk Pengadaan Program System Rice Intensification (S.R.I)

Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Ya Masyarakat 1 Kelompok

57 Pengadaan Usaha Pelayanan Jasa Asiltan

Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Ya Masyarakat 1 Unit

58 Pmbangunan Jalur Irigasi Desa (JIDES)

Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Ya Masyarakat 400 m

59 Pengadaan Alat Rambet Tandur Jajar Legowo

Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Ya Masyarakat 10 Unit

60 Pengadaan Traktor Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Ya Masyarakat 1 Unit

61 bantuan pengadaan mesin traktor Desa Hegarmanah Kecamatan Cikancung Ya peningkatan produktifitas pertanian

2 unit

62 PENGADAAN MESIN PEMBUAT KOMPOS

Desa Mandalasari Kecamatan Cikancung Ya PENINGKATAN PEREKONOMIAN

1 UNIT

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 96

63 PENGADAAN MESIN TRAKTOR Desa Mandalasari Kecamatan Cikancung Ya EFEKTIFITAS PENGOLAHAN LAHAN

4 UNIT

64 Pengadaan Obat Pertanian Desa Mekarlakasana Kecamatan Cikancung Ya Gapoktan 1 Kelompok

65 Pengadaan bibit Kebun Raya Desa Mekarlakasana Kecamatan Cikancung Ya Ekonomi Kerakyatan 9 Kelompok

66 pembangunan dam dan saluran irigasi ciburial bebedahan

Desa Hegarmanah Kecamatan Cikancung Ya peningkatan produktipitas pertanian

1500 meter

67 Bantuan Alat Pengolahan Kopi, Kelompok Tani Giri Mukti

Desa Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang Ya Peningkatan Kesejahteraan Petani

1 set unit

68 Bantuan Bibit Cengkeh Desa Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang Ya Meningkatkan Penghijauan dan meningkatkah hasil perkebunan WargaMasyarakat

500 pohon

69 Penyediaan alat pertanian Desa Girimekar Kecamatan Cilengkrang Ya Meningkatkan Usaha Pertanian

1 Unit

70 Pelatihan /Peningkatan SDM Kelompok Tani

Desa Cipanjalu Kecamatan Cilengkrang Ya Meningkatkan perekonomian

5 klp

71 culcipator Desa Ciporeat Kecamatan Cilengkrang Ya pertanian 5 unit

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 97

72 Bibit Kapolaga Desa Ciporeat Kecamatan Cilengkrang Ya Penghijauan 5000 pohon

73 budi daya jamur tiram Desa Ciporeat Kecamatan Cilengkrang Ya pertanian 3000 log

74 BANTUAN ALAT PERTANIAN MESIN CULTIVATOR BAGI KELOMPOK TANI GIRI MULYA

Desa Cileunyi kulon Kecamatan Cileunyi Ya MENINGKATKAN HASIL PANEN

1 KELOMPOK

75 BANTUAN GL-PTT UNTUK KELOMPOK TANI

Desa Cileunyi kulon Kecamatan Cileunyi Ya KETAHANAN PANGAN 1 KELOMPOK

76 Bantuan Kebun Bibit Desa (KBD) Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Ya Untuk Penyediaan Kebutuhan Tanaman Kayu-kayuan dan Buah-buahan

30000 M2

77 BINTEK BUDI DAYA LELE, DAN NILA Desa Cibiru Hilir Kecamatan Cileunyi Ya Peningkatan Pendapatan petani

1 unit

78 Pengadaan Alat Pertanian Kelompok Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Ya Mempercepat pengolahan tanah

1 unit

79 Pertanian Desa Warjabakti Kecamatan Cimaung Ya peralatan pertanian 1 paket

80 Percetakan sawah baru Desa Sukamaju Cimaung Kecamatan Cimaung Ya peningkatan hasil usaha pertanian

50 ha

81 Program penghijauan Desa Sukamaju Cimaung Kecamatan Cimaung Ya peningkatan kesehatan 50 ha

82 Kelompok tani Desa Warjabakti Kecamatan Cimaung Ya Gapoktan 1 paket

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 98

83 pertanian Desa Warjabakti Kecamatan Cimaung Ya sarana alat pertanian 1 paket

84 Pertanian Desa Warjabakti Kecamatan Cimaung Ya Penghijauan 1 paket

85 pengadaan bibit pertanian Desa Malasari Kecamatan Cimaung Ya peningkatan hasil usaha pertanian

1 paket

86 pengadaan mesin rumput Desa Malasari Kecamatan Cimaung Ya masyarakat desa 1 paket

87 Pengadaan suprayer Desa Malasari Kecamatan Cimaung Ya peningkatan hasil usaha pertanian

1 paket

88 penghijauan tanaman keras Desa Mekarsari Cimaung Kecamatan Cimaung Ya mencegah erosi 1 paket

89 Bantuan bibit pertanian Desa Mekarsari Cimaung Kecamatan Cimaung Ya meningkatkan kualitas pertanian

1 paket

90 perbaikan saluran JIDES batu kasur sawah Rema

Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung Ya meningkatkan kualitas pertanian

250 meter

91 Rehabilitasi jalan usaha tani sawah limus

Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung Ya meningkatkan sarana pertanian

1750 meter

92 pegadaan traktor Desa Campakamulya Kecamatan Cimaung Ya meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat

1 paket

93 alat traktor Desa Cimaung Kecamatan Cimaung Ya peningkatan hasil pertanian

7 unit

94 Lumbung padi Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Ya Peningkatan hasil usaha pertanian

1 paket

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 99

95 Pelatihan pasca panen Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Ya Peningkatan hasil usaha pertanian

1 paket

96 PENGADAAN ALAT KULTIPATOR Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Ya PENINGKATAN PERTANIAN

1 UNIT

97 PENGERASAN JALAN USAHA TANI Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Ya ANGKUTAN HASIL PERTANIAN

2500 METER PERSEGI

98 KEGIATAN AGROFORESTRI PENANAMAN CALIFTUS,GAMELINA DAN BAWANG MERAH

Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Ya LINGKUNGAN HIDUP 25 HA

99 HEAD PAYER Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Ya MENINGKATKAN PERTANIAN

4 UNIT

100 pembuatan sumur resapan Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Ya resapan air 50 unit

101 Budidaya Jamur Kayu dan Pelatihan Manajmen Pemasarannya

Desa Sindanglaya Kecamatan Cimenyan Ya meningkatkan kualitas produksi dan penunjang produksi lainnya

1 Kelompok

102 Pengadaan program SRI untuk Kelompok Tani

Desa Sindanglaya Kecamatan Cimenyan Ya meningkatkan kualitas hasil tani dengan sistim pemupukan yang ramah lingkungan

1 Kelompok

103 Kursus Tani DEMPAM PHT Desa Mekar Manik Kecamatan Cimenyan Ya Peningkatan SDM para Petani

1 Unit

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 100

104 Bantuan Bibit Bawang Merah Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan Ya Peningkatan Pendapatan Petani

1000 Kg

105 Penanaman AGRO PORESTIK Cikawari-Barukai Suren,Ekaliptus,Duren,Alpukat

Desa Mekar Manik Kecamatan Cimenyan Ya Menanggulangi Lahan Kritis

2 Unit

106 Pengadaan Mesin Bajak Sawah Desa Sindanglaya Kecamatan Cimenyan Ya Sebagai penunjang kebutuhan garapan bagi anggota kelompok tani

1 Unit

107 PERTANIAN Bibit & Pupuk

Desa Mekar Manik Kecamatan Cimenyan Ya Peningkatan ekonomi para petani

9 Kelompok

108 Mesin Pompa Air Desa Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Ya Penunjang kerja petani /terutama di musim kemarau

1 Unit

109 MESIN POMPA SAPRODI Desa Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Ya Mempercepat Kinerja Petani

5 Unit

110 MESIN POTONG RUMPUT Desa Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Ya Untuk mempercepat pekerjaan petani/dalam menggarap lahan

1 Unit

111 AGRO FORESTRI ( EKALITUS, SUREN, ALPUKAT, DUREN, MANGGA )

Desa Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Ya Untuk penahan lahan dari erosi/dan penghijauan lahan

25 Hektar

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 101

112 SUMUR RESAPAN AIR Desa Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Ya Resapan Air Hujan agar Tidak terlalu Deras ke Daerah D Bawahnya

20 Unit

113 Pengadaan Bibit Tanaman Kayu Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan Ya Penghijauan dan Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani

10000000 Batang

114 Mesin pengolah pupuk ternak (UVO) Desa Mekarsaluyu Kecamatan Cimenyan Ya Meningkatkan Produksi Pengolahan Pupuk Pertanian

1 Unit

115 pengadaan bibit Jambu Kristal Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Ya Kelompok tani ciburial 1 kelompok

116 Pengadaan Bibit tanaman Jagung Desa Mekarsaluyu Kecamatan Cimenyan Ya Meningkatkan produksi tanaman pertanian jagung kelompok tani Desa

1 Paket

117 Bantuan Pengadaan Alat KULTIVATOR untuk kelompok tani Ciburial

Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Ya membantu sarana prasarana Kelompok Tani Ciburial dalam meningkatkan usaha pertanian

1 unit

118 Bantuan PIPANISASI untuk Lahan Usaha Tani

Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Ya Kelompok Tani Ciburial 8 Km

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 102

119 Bantuan Stup Lebah Madu untuk pengembangan Kelompok Budidaya Lebah Madu Cibengang

Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Ya meningkatkan produktivitas kelompok budidaya lebah madu

2 kelompok

120 Bantuan pengadaan bibit Kopi, Cengkeh, Jeruk Purut, Alpukat

Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Ya meningkatkan pendapatan petani

1 kelompok

121 Bantuan pengadaan POMPA AIR untuk pengairan Lahan Usaha Tani Desa Ciburial

Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Ya pengembangan kelompok tani

2 unit

122 Pengadaan Talektor Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Ya Peningkatan Pertanian 1 unit

123 Pembangunan dan Pengembangan Agribisnis Pertanian JITUT dan JIDES ( Padi, Singkong dan Ubi Jalar )

Desa Sindanglaya Kecamatan Cimenyan Ya memperbaiki manajemen usaha tani samapai tingkat bahan konsumsi

1 Kelompok

124 pengadaan traktor Desa Cikoneng Ciparay Kecamatan Ciparay Ya meningkatkan hasil pertanian padi

1 unit

125 Pelatihan pertanian Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Ya Menigkatkan kualitas pertanian

1 Kelompok

126 Pengadaan Jamur Tiram Desa Bumiwangi Kecamatan Ciparay Ya Kelompok Jamur Tiram lampingsari dan itarka sabilulungan

4000 Buah

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 103

127 Bantuan Mesin Traktor dan Pompa Air

Desa Sarimahi Kecamatan Ciparay Ya Masyarakat Se Desa Sarimahi

16 kelompok

128 Budidaya Jamur Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Ya Peningkatan Pendapatan Keluarga

150 Kelompok

129 Pengadaan Bibit Tanaman Keras dan buah - buahan

Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Ya Untuk Penhjijauan 1 paket

130 Bantuan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis

Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Ya Penghijuan hutan/lahan kritis

1 paket

131 Pengadaan Traktor bagi petani sawah

Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Ya Kelompok Tani dalam upaya meningkatkan hasil pertanian

10 Unit

132 Bantuan Mesin Traktor Desa Panyocokan Kecamatan Ciwidey Ya Warga Masyarakat dan Gapoktan

2 unit

133 Bantuan Mesin Pengolahan Biji Kopi Desa Panyocokan Kecamatan Ciwidey Ya Gapoktan 10 Unit

134 Ternak Lele Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Ya Peningkatan Pendapatan Keluarga

5 paket

135 Bantuan Kelompok Tani Desa Lebakmuncang Kecamatan Ciwidey Ya Memberikan Bantuan Modal Kepada Kelompok Tani di Desa Lebakmuncang

6 ls

136 Pengadaan Alat Traktor Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Ya Peningkatan Pengahsilan Pertanian

1 unit

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 104

137 Bantuan mesin traktor Desa Sukawening Kecamatan Ciwidey Ya Tersedianya mesin traktor untuk kebutuhan pertanian

1 Unit

138 Bantuan Bibit Pohon KSB Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey Ya Adanya Linmas Siap 1 paket

139 Pengadaan Bibit Padi dan Sayuran Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Dayeuhkolot Ya Pengembangan agribisnis pertanian ramah lingkungan dan aman konsumsi

1 Paket

140 Pengadaan bibit sayuran bernilai ekonomi tinggi, buah-buahan termasuk didalamnya pengembangan agribisnis strawberry, serta tanaman hias

Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Dayeuhkolot Ya Pengembangan agribisnis unggulan hortikultura

1 Paket

141 Pengadaan Traktor Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Dayeuhkolot Ya Program/kegiatan pengembangan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA)

1 Unit

142 Pengadaan Pupuk Organik Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Dayeuhkolot Ya Pengembangan Hasil Produksi

1 Paket

143 Pengadaan Bibit Padi Desa Laksana Kecamatan Ibun Ya Peningkatan Pertanian 2 Kelompok

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 105

144 Bibit Tanaman Desa Talun Kecamatan Ibun Ya Reboisasi lingkungan 1 Paket

145 Bantuan Bibit Kelompok Tani Desa Talun Kecamatan Ibun Ya Lebih giat dalam bercocok tanam

1 Paket

146 Traktor Sawah Desa Dukuh Kecamatan Ibun Ya Petani Sawah 1 Unit

147 Bantuan Modal Pertanian Desa Dukuh Kecamatan Ibun Ya Petani 2 Kelompok

148 Traktor Darat Desa Dukuh Kecamatan Ibun Ya Petani 1 Unit

149 Bibit Jeruk Desa Sudi Kecamatan Ibun Ya Peningkatan ekonomi pertanian

2000 Pohon

150 Pelatihan Pembuatan Kompos Desa Ibun Kecamatan Ibun Ya Meningkatkan SDM Petani

1 Paket

151 Lumbung Pangan Masyarakat Desa Cibeet Kecamatan Ibun Ya Kesejahteraan Masyarakat

1 Unit

152 Bantuan pupuk Desa Neglasari Ibun Kecamatan Ibun Ya Membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian.

2 ton

153 Pelatihan Sayuran Organik Desa Cilampeni Kecamatan Katapang Ya Peningkatan Ekonomi 1 Paket

154 Bantuan Holtikultura Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Ya membantu tambahan modal untuk kelompok tani

1 Unit

155 Alat Pengolah hasil Pertanian Desa Cihawuk Kecamatan Kertasari Ya Menambah ekonomi masyarakat

1 Set

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 106

156 Unit Pengelolaan Pupuk Organik Desa Santosa Kecamatan Kertasari Ya Pemanfaatan Limbah ternak

1 unit

157 Bantuan Alat pertanian Mesin cebor ( Dompleng )

Desa Santosa Kecamatan Kertasari Ya meningkatkan Swasembada Pangan

1 Unit

158 Bantuan Mesin pencacah kopi Desa Santosa Kecamatan Kertasari Ya Meningkatkan swasembada pangan

1 unit

159 Bantuan Bibit Kentang Desa Neglawangi Kecamatan Kertasari Ya Para Petani akan lebih mudah mendapatkan bibit

100000000 1 hk

160 Pembuatan Demplot persemaian kebun Bibit desa

Desa Santosa Kecamatan Kertasari Ya Penambahan hasil ekonomi dan Penghijauan

1 kelompok

161 penanggulangan hama tanaman padi

Desa Gajahmekar Kecamatan Kutawaringin Ya Petani 5 KELOMPOK

162 Pengadaan Mesin Rumput Desa Jatisari Kutawaringin Kecamatan Kutawaringin Ya Menambah Keindahan Lingkungan

1 Unit

163 Bantuan Hand Tractor Desa Kutawaringin Kecamatan Kutawaringin Ya Meningkatkan Hasil Pertanian

1 Unit

164 Bibit Pertanian Desa Cilame Kecamatan Kutawaringin Ya Meningkatkan kesejahteraan Anggota Kelompok Tani

7 Kelompok

165 PEMBELIAN HAND TRACHTOR Desa Sukamukti Kecamatan Majalaya Ya UNTUK KELOMPOK TANI MEKARWANGI

1 KELOMPOK

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 107

166 power thesseer Desa Sukamaju Majalaya Kecamatan Majalaya Ya kesejahteraan petani 1 buah

167 Pengadaan alat power treser untuk kelompok tani tengger

Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Ya Ketahanan pangan 1 unit

168 Pemberian Bantuan Power Theser untuk Kelompok Tani Puja Mukti

Desa Bojong Majalaya Kecamatan Majalaya Ya Meningkatkat Produksi Pertanian dan efisiensi Panen

1 unit

169 Pengadaan alat perontok padi Power Thesser untuk kelompok tani Bojong Kukun

Desa Majakerta Kecamatan Majalaya Ya efektifitas waktu danpeningkatan hasil panen

1 unit

170 Bintek jajar tanam legowo 2 kelompok

Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Ya Meningkatkan pengetahuan para petani

20 orang

171 Pengadaan hand traktor Desa Mekar Rahayu Kecamatan Margaasih Ya pertanian 2 unit

172 Bantuan tanaman buah-buahan dan kayu kayuan

Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Ya Penghijauan 1 paket

173 Bantuan Pelatihan Tani Peternak Desa Nagreg Kecamatan Nagreg Ya Kelompok Tani 1 Paket

174 Bantuan Bibit Tanaman Buah-buahan

Desa Nagreg Kecamatan Nagreg Ya Kelompok Tani 5000 Pohon

175 Bantuan Pengadaan Benih Jagung Desa Nagreg Kecamatan Nagreg Ya Kelompok Tani 2 Kelompok

176 Bantuan pengadaan Bibit Kayu Desa Nagreg Kecamatan Nagreg Ya Kelompok Tani 5000 Pohon

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 108

177 Pelatihan Persemaian Bagi Poktan Desa Nagreg Kecamatan Nagreg Ya POKTAN 4 Kelompok

178 Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan.

Desa Nagreg Kecamatan Nagreg Ya POKTAN 4 Kelompok

179 pengadaan alat penunjang sektor pertanian (traktor dan alat angkut triseda)

Desa Mandala wangi Kecamatan Nagreg Ya petani 2 unit

180 BANTUAN BIBIT JAGUNG Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Ya MASYARAKAT DESA 10 KELOMPOK

181 bantuan kelompok tani Desa Girimulya Kecamatan Pacet Ya meningkatkan produktipitas pertanian

3 kelompok

182 Sarana dan prasarana caplak jalur legowo

Desa Bojongmanggu Kecamatan Pameungpeuk

Ya Meningkatkan produksi pertanian

10 buah

183 Bantuan mesin perontok padi untuk GAPOKTAN

Desa Bojongkunci Kecamatan Pameungpeuk

Ya Miningkatkan pertanian

1 unit

184 Bantuan sarana dan prasarana caplak jalur legowo

Desa Bojongkunci Kecamatan Pameungpeuk

Ya Peningkatan produksi padi

10 buah

185 Sarana dan prasarana calpak jalur legowo

Desa Sukasari Kecamatan Pameungpeuk

Ya Meningkatkan produksi pertanian

10 buah

186 KRPL Desa Sukasari Kecamatan Pameungpeuk

Ya Pelestarian lingkungan 40 rumah

187 Mesin Traktor Desa Rancamulya Kecamatan Pameungpeuk

Ya Meningkatkan Penghasilan

3 unit

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 109

188 Mesin Pompa Air Desa Rancamulya Kecamatan Pameungpeuk

Ya Meningkatkan hasil pertanian

3 unit

189 Sarana dan prasarana caplak jalur legowo

Desa Rancamulya Kecamatan Pameungpeuk

Ya Peningkatan produksi pertanian

10 buah

190 bantuan Traktor Desa Rancatungku Kecamatan Pameungpeuk

Ya Meningkatkan pertanian

2 unit

191 Sarana dan prasarana caplak jalur legowo

Desa Rancatungku Kecamatan Pameungpeuk

Ya Peningkatan produksi pertanian

10 buah

192 Perbaikan saluran tersier Desa Rancatungku Kecamatan Pameungpeuk

Ya Meningkatkan produksi pertanian

200 meter

193 pembibitan kentang (green house) Desa Margamulya Pangalengan

Kecamatan Pangalengan Ya petani sewilayah pangalengan

1 unit

194 kegiatan pertanian hidroponik Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Ya meningkatkan kesejahtraan para Anggota

1 kelompok

195 Penanaman Pohon 24 RW Desa Margamulya Pangalengan

Kecamatan Pangalengan Ya Penghijauan 12000 Pohon

196 Pengadaan Bibit Pertanian Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan Ya Sarana Pertanian 1 Paket

197 Pengadaan Bibit Kentang (G! dan G3)

Desa Tribaktimulya Kecamatan Pangalengan Ya Peningkatan ekonomi pertanian

5 ton

198 pengadaan bibit unggulan (kopi) Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan Ya Petani / Masyarakat Desa

50000 Pohon

199 pengadaan bibit kayu putih Desa Sukamanah Pangalengan

Kecamatan Pangalengan Ya penghijauan 5000 buah

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 110

200 pengadaan Bibit Kopi Desa Wanasuka Kecamatan Pangalengan Ya Penyediaan bibit kopi untuk peningkatan ekonomi petani

100 kg

201 Mesin giling pelepas kulit kopi Desa Wanasuka Kecamatan Pangalengan Ya Meninkatkan sarana pertanian

1 unit

202 Mesin Kubota Desa Wanasuka Kecamatan Pangalengan Ya Meningkatkan sarana pertanian

1 unit

203 Pengadaan Cultifator Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Ya Membajak lahan Pertanian

3 Unit

204 pengadaan bibit unggulan ( Kentang) Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan Ya Petani / masyarakat desa

3000 Kg

205 Bantuan Bibit Teh Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan Ya Ekonomi Masyarakat 100000 Pohon

206 Pembibitan Kopi Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan Ya Peningkatan kesejahteraan masyarakat

1 Kelompok

207 Pengembangan Budidaya Jamur Tiram

Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Ya Pemberdayaan Karang Truna

5000 Polybag

208 Pengadaan Bibit Kentang G2 Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Ya Meningkatkan Produksi Pertanian

2 Ton

209 Pengadaan Cultifator Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan Ya Sarana Pertanian 10 Unit

210 bantuan bibit Kentang (Poktan) Kp Citiis

Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan Ya Perekonomian 5 Kwintal

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 111

211 Pengadaan Bibit Bunga Hias Desa Sukamanah Pangalengan

Kecamatan Pangalengan Ya Mengurangi Pengangguran

2 Kelompok

212 Pengadaan Bibit Kentang Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Ya meningkatkan penghasilan petani

1 kelompok

213 Pengadaan Sarana Lumbung Pangan Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan Ya Sarana Pertanian 1 Paket

214 Pengadaan Pompa air Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan Ya Sarana Pertanian 10 Unit

215 Hand Player Desa MekarPawitan Kecamatan Paseh Ya Pertanian 5 UNIT

216 Traktor Kelompok MJ Desa MekarPawitan Kecamatan Paseh Ya Pertanian 2 UNIT

217 Pompa Air Kelompok MJ Desa MekarPawitan Kecamatan Paseh Ya Pertanian 5 UNIT

218 Pembangunan Jaringan Irigasi Desa Desa Cigentur Kecamatan Paseh Ya memperlancar saluran air

350 meter persegi

219 Pengadaan Racun Tikus Gapoktan Tani Jaya

Desa Cigentur Kecamatan Paseh Ya Pengadaan Pertanian 5 Kelompok

220 Mesin Pencacah Sampah Organik Desa Cipedes Kecamatan Paseh Ya Menunjang Kelompok Ecovillege dalam penanggulangan sampah organik menjadi kompos/bahan kompos

1 Unit

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 112

221 Pengadaan bibit pohon penghijauan berupa tanaman buah/berbuah

Desa Cipedes Kecamatan Paseh Ya Sasaran Lahan Kritis dan pemanfaatan halaman guna penghijauan lingkungan

5000 Pohon

222 Pengadaan Bibit tanaman kayu Desa Cijagra Kecamatan Paseh Ya meningkatkan Produksi Petani

1 Unit

223 bantuan alat heler padi Desa Drawati Kecamatan Paseh Ya Pengolahan pangan 1 unit

224 bantuan bibit cengkeh poktan Ciaremas

Desa Drawati Kecamatan Paseh Ya penghijauan dan perekonomian

5000 pohon

225 PENGADAAN BIBIT PADI Desa Karangtunggal Kecamatan Paseh Ya Peningkatan hasil pertanian

300 KG

226 Pengadaan Bibit Kayu-kayuan dan Buah-buahan

Desa Cipaku Kecamatan Paseh Ya Konservasi dan Rehabilitasi lahan

1 Paket

227 PENGADAAN ALAT PERTANIAN SEMPROTAN HAMA

Desa Karangtunggal Kecamatan Paseh Ya PENINGKATAN PRODUK HASIL PERTANIAN

10 UNIT

228 Pembangunan Jides poktan Pasir Kihiang

Desa Drawati Kecamatan Paseh Ya pengairan sawah 100 m

229 Pembanguanan Guliplug Desa Drawati Kecamatan Paseh Ya penahan erosi tanah 1000 m

230 Pengadaan Bibit Pohon Buah-buahan

Desa Cipedes Kecamatan Paseh Ya Perbaikan Lahan Kritis dan Pemanfaatan lahan pekarangan

6000 Pohon

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 113

231 Bantuan Pembangunan Resapan Air Desa Cigentur Kecamatan Paseh Ya Tersedianya Resapan Air

30 Unit

232 Pelatihan Budidaya Jamur Desa Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Ya meningkatkan perekonomian petani

20 Org

233 PENGHIJAUAN LAHAN RAWAN BENCANA LONGSOR

Desa Margamulya Pasirjambu

Kecamatan Pasirjambu Ya PENGHIJAUAN 5000 POHON

234 Bantuan bibit pohon kayu putih Desa Tenjolaya Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Ya Masyarakat 20000 pohon

235 PENGHIJAUAN (TANAMAN MENGGUNAKAN POLYBAG)

Desa Cibodas Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Ya Pemanpaatan halaman 1 Paket

236 PERSEMAIAN Desa Cibodas Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Ya Ekonomi Warga 1 Paket

237 BIBIT KOPI, BIBIT KAYU DAN SAYURAN

Desa Cibodas Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Ya KELOMPOK TANI MANDIRI

1 kELOMPOK

238 Peluasan Tanaman STEVIA, untuk Bahan Baku Gula

Desa Cibodas Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Ya KELOMPOK TANI MULYA SARI CIBODAS

2 Ha

239 BINTEK PESTISIDA NABATI Desa Margamulya Pasirjambu

Kecamatan Pasirjambu Ya PENINGKATAN PERTANIAN

6 KELOMPOK

240 BINTEK PEMBUATAN KOMPOS JERAMI

Desa Margamulya Pasirjambu

Kecamatan Pasirjambu Ya PENINGKAYAN PERTANIAN

6 KELOMPOK

241 PELATIHAN OLAHAN SAYURAN Desa Margamulya Pasirjambu

Kecamatan Pasirjambu Ya PENINGKTAKAN PEREKONOMIAN

2 KELOMPOK

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 114

242 BANTUAN MESIN PERONTOK PADI Desa Margamulya Pasirjambu

Kecamatan Pasirjambu Ya PENINGKTAN PERTANIAN

2 KELOMPOK

243 Bantuan Modal Tani nanas Madu Desa Cipelah Kecamatan Rancabali Ya Kelompok Tani Nanas Madu Curug Tilu

1 kelompok

244 Pengadaan Hand Traktor Kelompok Tani Padi "Giri Luyu"

Desa Cipelah Kecamatan Rancabali Ya tersedianya sarana produksi pertanian

1 unit

245 Pengadaan alat paska panen Desa Sukaresmi Kecamatan Rancabali Ya meningkatkan hasil pertanian

1 paket

246 Pengadaan Traktor Desa Sukamanah Rancaekek Kecamatan Rancaekek Ya Untuk peningkatan pengolahan lahan pertanian

2 unit

247 Pengadaan bibit unggul ternak Lele

Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek Ya kelompok tani/meningkatkan produksi pertanian

15000 ekor

248 Pengadaan Mesin Traktor Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek Ya Gapoktan Desa Rancaekek Wetan

3 unit

249 Pengadaan Mesin Perontok Padi Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek Ya Gapoktan Desa Rancaekek wetan

3 unit

250 Bantuan Bibit Pohon buah untuk gerak tim PKK

Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek Ya Peningkatan pendapatan masyarakat Desa

1000 buah

251 pengadaan traktor Desa Jelegong Rancaekek Kecamatan Rancaekek Ya meningkatkan pengelolaan lahan pertanian

3 unit

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 115

252 BUDIDAYA JAMUR Desa Sangiang Kecamatan Rancaekek Ya SUPAYA WARGA BISA MEMBUKA USAHA DAN MENDAPATKAN PENGHASILAN

8 KELOMPOK

253 Kirmir JUT rancaeundeuk Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya warga desa cibodas 86400 720 m x 120 m

254 Bantuan Mesin Traktor Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya Kelompok Tani 12 12

255 Pembanguna JUT Bilung-Cimande dan pembangunan jembatan sungai Abri

Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya warga desa cibodas dan desa langensari

1600 800 m x 2 m

256 Bantuan Mesin Pompa Air Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya kelompok tani 8 8

257 Kirmir Irigasi/Jides Cidankanteh Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya warga desa cibodas 1700 1700

258 Kirmir irigasi/Jides Daerah Irigasi Pancaksuji

Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya warga desa cibodas-padamukti

2000 2000 x 1

259 Batuan Alat dan Pengolahan Hasil Pertanian

Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya kelompok wanita tani mekar tani

1 1

260 Kirmir irigasi/Jides solokan tengah Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya desa cibodas 3500 3500 m x 1 m

261 Kirmir irigasi/jides sikembar Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya desa cibodas-desa langensari

2000 2000 m x 1 m

262 Bantuan Hand Sprayer Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya kelompok tani desa cibodas

12 12

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 116

263 Kirmir irigasi/Jides Legok Ranca Bayawak

Desa Cibodas Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Ya Masyarakat Petani Desa Cibodas

1000 1000 m x 1 m

264 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Desa Panyadap Kecamatan Solokanjeruk Ya Pembinaan Teknis 1 Ls

265 Penyediaan Pupuk Desa Panyadap Kecamatan Solokanjeruk Ya Pertanian 1 Ls

266 Penghijauan Penanaman Pohon Pelindungan Disepanjang Jalan Desa Pamekaran

Desa Pamekaran Kecamatan Soreang Ya Kenyamanan Dan Keindahan Lingkungan

1 Paket

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 12

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 116

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Dalam rangka perencanaan program dan kegiatan diperlukan elemen

pokok pendukung lain berupa: Indikator kerja sebagai parameter penilaian dari

keberhasilan program dan kegiatan, kelompok sasaran merupakan objek dari

program/kegiatan dan pendanaan indikatif sebagai indikasi awal besaran dana

yang diperlukan untuk terlaksananya program dan kegiatan. Berikut adalah

program/kegiatan, indikator kerja, kelompok sasaran serta pendanaan indikatif

dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016.

3.1. Rencana Program dan Kegiatan Propinsi Jawa Barat dan Nasional

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

Propinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 dan sesuai dengan misi 2 Propinsi Jawa

Barat yaitu meningkatkan pembangunan perekonomian regional berbasis potensi

lokal yang mencakup bidang pertanian dan bidang ketahanan pangan, yang

meliputi program:

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

2. Program Peningkatan Produksi Pertanian

3. Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian

4. Program Pemasaran dan pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,

Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Selanjutnya sesuai dengan misi 2 Propinsi Jawa Barat: Membangun

Perkonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan, terdapat beberrapa strategi Bidang

Pertanian, Tanaman Pangan dan kehutanan sebagai beriut.

Bidang Ketahanan Pangan melalui strategi meningkatkan ketersediaan,

akses pangan masyarakat, kualitas, keragaman dan keamanan pangan, dengan

arah kebijakan peningkatan ketersediaan, penguatan cadangan,distribusi, akses

dan penganekaragaman pangan, serta keamanan konsumsi pangan masyarakat

dan penanganan daerah rawan pangan

Bidang Pertanian melalui strategi pertama, mempertahankan dan

menggantikan luas baku lahan sawah yang beralih fungsi lahan dari pertanian ke

non pertanian dengan arah kebijakan mencetak lahan sawah baru untuk

mencapai lahan pertanian berkelanjutan. Strategi kedua, meningkatkan produksi,

inovasi dan nilai tambah hasil pertanian, perkebunan dan peternakan, dengan

arah kebijakan meningkatkan produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian,

perkebunan dan peternakan, dengan arah kebijakan(a) peningkatan produksi

dan produktivitas komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan; (b)

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 117

peningkatan kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan dan

peternakan; (c) peningkatan kuantitas pengendalian hama dan penyakit tanaman

dan ternak; (d) pengembangan usaha dan sarana prasarana pengolahan serta

pemasaran produk pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Bidang Kehutanan, melalui strategi, meningkatkan produktivitas hutan

dan pengembangan aneka usaha kehutanan, dengan arah kebijakan peningkatan

produktivitas hutan dan pengembangan aneka usaha kehutanan, serta

pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi dilaksanakan melalui

10 (sepuluh) skenario pembangunan Common Goals berbasis tematik sektoral.

Adapun operasionalisasi Common Goals dilaksanakan berdasarkan 5 (lima)

strategi yaitu: Pertama, pelibatan komunitas berbasis masyarakat dengan prinsip

penguatan aktor lokal (strengthening local actor); Kedua, integrasi seluruh

potensi nyata pembangunan dan daya saing di seluruh kabupaten/kota; Ketiga,

penerapan manajemen pemerintahan model hibrida sebagai penghela

percepatan pembangunan, yaitu mengkombinasi manajemen berbasisdaerah

otonom Kabupaten/Kota dengan manajemen kewilayahan; Keempat, penguatan

komitmen pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas pemerintahan;

serta Kelima, peningkatan peran multi pihak dalam proses perencanaan,

pelaksanaan dan mutu serta akuntabilitas pembangunan. Penjabaran tematik

sektoral untuk 10 (sepuluh) Common Goals terkait dengan pengembangan sektor

pertanian, perkebunan dan kehutanan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan ekonomi pertanian; a. Jabar sebagai sentra produksi benih/bibit nasional b. Pengembangan agribisnis, forest business, marine business, dan

agroindustry c. Perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, pemenuhan 13 juta ton

GKG dan swasembada protein hewani d. Jawa Barat bebas rawan pangan e. Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi)

disentra produksi pangan 2. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan kebencanaan

a. Konservasi dan rehabilitasi kawasan lindung 45%

Disamping itu, dalam mewujudkan rencana strategis Dinas Pertanian,

Perkebunan, dan Kehutanan, program nasional di bidang pertanian dan

perkebunan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman

Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan

2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu

Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 118

3. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan

Berkelanjutan

4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

5. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,

Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian

6. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

7. Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing

Program nasional di bidang kehutanan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Program Pemantapan Kawasan Hutan

2. Program Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS

3. Program Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industry kehutanan

4. Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja 2016

Rencana kerja Tahun 2016 merupakan periode keempat dari Rencana

Strategis 2010-2015 yang ditujukan untuk mengkonsolidasikan kerjasama dan

kemitraan dari semua aktor-aktor ekonomi yang terlibat secara langsung atau

tidak langsung dalam sektor agribisnis dan pembangunan lingkungan beserta

semua pemangku kepentingan di sektor ini. Lebih lanjut, rencana kerja 2016

diwarnai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk agribisnis,

kelembagaan agribinis, dan struktur ekonomi pasar agribisnis, yang merupakan

identitas lokal serta peningkatan kualitas infrastruktur dasar pertanian.

Visi pembangunan dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung adalah “Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pengembangan agribisnis berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal menuju

keunggulan bersaing global, maju, mandiri, dan berwawasan lingkungan”

Untuk mencapai visi Pembangunan Pertanian tersebut, Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung mengemban misi

yang harus dilaksanakan, yaitu:

1. Mendorong peningkatan peran sektor pertanian Kabupaten Bandung dalam

perekonomian regional dan nasional.

2. Meningkatkan akses dan ketersediaan sumberdaya pertanian yang bersifat

lokal dengan memanfaatkan teknologi untuk menjamin keberlanjutan usaha

pertanian.

3. Meningkatkan peran dan keterkaitan antar pelaku usaha melalui integrasi

wilayah produksi dan konsumsi komoditas serta produk pertanian.

4. Meningkatkan partisipasi setiap usaha pertanian terhadap pasar bebas

melalui pembenahan pola produksi, kelembagaan dan pasar.

5. Membangun agribisnis berwawasan lingkungan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 119

Gambar 3.1. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Tanaman

Pangan dan Perkebunan Kab. Bandung

Gambar 3.2. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Kehutanan

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA

SA

RK

EL

EM

BA

GA

AN

PR

OD

UK

5 Penerapan Integral Chain Care selanjutnya

(penekanan pada good manufacturing

practices, HACCP dan sistim traceability).

6 Adopsi teknologi yang tersedia untuk

pengembangan komoditas menjadi produk

derivatif;.

1 Pemetaan komoditas aktual dan potensi.

2 Penentuan fokus pengembangan komoditas.

3 Inventarisasi dan inisisasi pemanfaatan teknologi yang

tersedia pada tingkat nasional dan internasional.

4 Penyesuaian dan penerapan standar komoditas dan

terdiferensiasi. Sosialisasi dan inisiasi penerapan Integral

Chain Care tahap awal (penekanan pada sektor budidaya;

good agricultural practices, good pesticide practices).

6 Penetrasi pasar nasional untuk

komoditas terfokus beserta

produk dan produk derivatifnya.

Pemanfaatan peluang pasar

global (extenderization).

12 Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi dan SCNM untuk

menciptakan co-innovation pada

produk. Pengembangan sistem

inovasi agribisnis.

13 Proses regenerasi dan suksesi

pada generasi muda

agripreneur.

7 Pengembangan industri

pertanian di sektor hilir.

7 Pemetaan cluster komoditas dan produk.

8 Pengembangan sistem informasi cluster.

9 Pengarahan dan pemanfaatan dana corporate

social responsibility untuk pembentukan

cluster.

10 Menciptakan iklim kondusif untuk merangsang

pembentukan aliansi strategis antar pelaku

usaha dan stakeholders. Pengembangan

biopartnership pada industri agrofarmaka.

11 Pengembangan collaborative decision making.

4 Transformasi perilaku pasar yang informal

(open negotiation based) menjadi formal

(contract based).

5 Penetrasi pasar (penekanan pada niche

market dan pasar industri).

1 Competitive intelligent. Pemetaan karakteristik dan

perilaku pasar.

2 Inventarisasi kendala barriers to entry pada pasar.

3 Pengembangan promosi generik. Inisiasi penetrasi pasar

(penekanan pada pasar ritel moderen).

1 Inisiasi untuk mentransformasi kelembagaan petani

berbasis produksi menjadi berbasis pasar (nilai).

2 Pengembangan aglomerasi di sektor pertanian.

3 Pemetaan dan identifikasi keterkaitan di antara jaringan

pelaku usaha dan stakeholders di sektor pertanian.

4 Menginisiasi pembentukan forum pada (3.) dan

merancang proses kolaborasi di dalam rantai pasokan.

5 Pemetaan industri penunjang komoditas dan produk.

6 Inisiasi pembentukan klaster agribisnis pangan dan

perkebunan. Pengembangan supply chain and network

management (SCNM).

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PASA

RKE

LEM

BAG

AAN

PRO

DUK

1 Identifikasi pasar barang dan

jasa lingkungan; menyusun

target pasar. Penyusunan paket-

paket produksi barang dan jasa

lingkungan.

2 Pemenuhan kebutuhan

infrastruktur minimal dengan

memanfaatkan jaringan dengan

swasta.

3 Inisiasi pengintegrasian objek

hutan ke dalam jaringan

kepariwisataan nasional dan

internasional.

1 Pemetaan stakeholders

kehutanan; terutama masyarakat

sekitar hutan. Pembentukan

komunitas hutan. Inisiasi

pembentukan jaringan bisnis

dan pendidikan.

2 Pembakuan mekanisme sharing

manfaat dan tanggung jawab

dengan stakeholders.

Pengembangan sistim

pendidikan lingkungan.

3 Pemberlakuan audit sosial

terhadap stakeholders.

Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi untuk

menciptakan co-innovation

pada produk lingkungan.

1 Inventarisasi detil mengenai

interaksi antara hutan dengan

objek lainnya (aspek tekno-

sosio-ekonomi).

2 Adopsi dan pembakuan standar

mengenai pengelolaan hutan

sesuai konvensi internasional.

3 Konvergensi sistim pertanian

dengan produk dan jasa

lingkungan.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 120

Tahun 2016, pembangunan pertanian, perkebunan, dan kehutanan

ditujukan untuk memperkuat ketersediaan pangan secara lokal, membangun

konsolidasi pelaku agribisnis dalam manajemen rantai pasok komoditas

hortikultura dan perkebunan unggul. Dalam rangka peningkatan produksi

pertanian dalam periode lima tahun ke depan, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan akan lebih difokuskan pada komoditas yang menjadi produk unggulan

di Kabupaten Bandung. Komoditas tersebut berjumlah 17 komoditas, yang terdiri

dari 3 komoditas tanaman pangan, 11 komoditas hortikultura dan 3 komoditas

perkebunan.

Tabel 3.1. Komoditas Unggulan Kabupaten Bandung dan Nasional

Komoditas Kabupaten Bandung Nasional

Pangan Non Pangan Pangan Non Pangan

Tanaman Pangan Padi, Jagung,

dan Ubi kayu

padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar

Hortikultura cabe, bawang merah, kentang, kubis, tomat, stroberi, alpukat

Jahe,

tanaman

hias

cabe, bawang merah, kentang, mangga, pisang, jeruk, durian, manggis

rimpang, tanaman hias

Perkebunan kopi, teh Cengkeh,

tembakau

kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, teh, tebu

karet, kapas, tembakau, cengkeh, jarak pagar, nilam, kemiri sunan

Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Lokal

Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada dua hal yakni

sustainabilitas dalam peningkatan kualitas dan jumlah produk pertanian, baik

segar maupun produk olahan untuk mendukung peningkatan daya saing dan

ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (segar dan olahan) diukur dari

peningkatan jumlah produk pertanian yang mendapatkan sertifikasi jaminan

mutu (SNI, Organik, Good Agricultural Practices, Good Handling Practices, Good

Manucfacturing Practices). Sat ini, sekitar 80 % produk pertanian

diperdagangkan dalam bentuk segar sedangkan 20% dalam bentuk olahan

sehingga nilai tambahnya sangat kecil.

Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan dalam periode 2011-2015

menargetkan terbentuknya kelompok-kelompok usaha agribisnis berbasis

komoditas unggulan lokal dan produk pertanian yang ramah lingkungan.

Pengembangan agribisnis tersebut dalam pendekatan keterpaduan antara sub

sistem hulu sampai dengan sub sistem hilir, terutama untuk komoditas-

komoditas yang memiliki karakteristik high value commodities, seperti stroberi,

sayuran eksklusif, biofarmaka, tanaman hias dan kopi. Jalinan kerjasama antara

semua pelaku usaha agribisnis yang terlibat dalam manajemen rantai pasok

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 121

pertanian melalui pengembangan rumah kemasan menjadi target utama dalam

penciptaan agribisnis yang mandiri dan maju serta mampu berdaya saing dalam

pasar internal dan eksternal.

Seperti diketahui bahwa nilai pendapatan petani dapat bersumber dari

usaha pertanian dan usaha non-pertanian. Nilai pendapatan yang bersumber dari

usaha pertanian akan diperoleh dari selisih nilai penjualan komoditas usahatani

yang dihasilkan dengan biaya usahatani yang dikeluarkan. Nilai penjualan hasil

usahatani akan ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan serta harga jual.

Makin besar volume produksi yang dihasilkan makin besar pula volume fisik yang

dapat dijual, di mana upaya peningkatan volume produksi ini merupakan hal

yang sudah banyak dipaparkan pada saat mengupayakan target peningkatan

produksi. Sementara itu, walaupun komoditas pertanian berhasil ditingkatkan

produksinya, hal tersebut hanya akan secara nyata meningkatkan nilai penjualan

manakala harga jual paling tidak konstan atau lebih baik lagi kalau juga

meningkat.

Oleh karena itu hal fundamental yang perlu diupayakan dalam rangka

peningkatan nilai jual ini adalah mempertahankan agar harga jual tidak

mengalami penurunan. Salah satu upaya dalam menstabilkan harga produk

pertanian adalah melalui pendekatan kemitraan bisnis dalam pengembangan

rumah kemasan dan keterpaduan agribisnis. Selama periode 2016-20120, Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan menargetkan adanya pengembangan 4

kelompok usaha rumah kemasan yang mampu menjalin kerjasama dengan

petani-petani kecil sebagai sumber pasokan bahan baku di Kecamatan

Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, dan Arjasari. Selain itu pengembangan

pertanian yang ramah lingkungan, baik padi, sayuran, maupun kopi menjadi

sasaran target utama dalam menghadapi kerentanan kualitas lingkungan,

keamanan pangan, dan perubahan persepsi konsumen pangan. Sasaran utama

dalam pengembangan agribisnis, adalah (1) meningkatkan kualitas produk

pertanian; (2) meningkatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan pertanian serta

aksesibilitas permodalan dan kemitraan usaha; dan (3) meningkatkan

aksesibilitas pasar produk pertanian unggulan.

Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan melalui Konservasi Berbasis

Ekonomi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kawasan hutan di Kabupaten Bandung meliputi kawasan hutan negara dan

kawsan hutan rakyat. Pengelolaan kawasan tersebut dilakukan melalui dua

pendekatan yaitu (1) vegetatif dan (2) ekonomi. Hal tersebut dikarenakan

adanya ketidakefektifan kinerja jika dilakukan hanya melalui pendekatan

vegetatif. Maka dari itu, dalam kurun waktu lima tahun ke depan pada periode

2011-2015, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan menitikberatkan pada

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 122

pendekatan ekonomi dalam membangun dan mengendalikan kawasan hutan di

wilayah Kabupaten Bandung.

Usaha ekonomi merupakan pola penataan aktivitas ekonomi masyarakat di

sekitar hutan berbasis hasil kayu dan non-kayu – lebah madu, jamur, bambu,

ulat sutera – melalui alternatif usaha agribisnis dan agroforestry. Program dan

kegiatan ini akan mendorong perekonomian masyarakat di sekitar hutan dengan

tetap menjaga stabilitas kawasan kehutanan.

Pendekatan kedua dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan adalah melalui

pendekatan vegetatif dan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

dalam upaya vegetatif merupakan upaya meningkatkan kontribusi masyarakat

dalam pengelolaan hutan dan lahan, seperti pengembangan KBR.

3.3. Program dan Kegiatan

Menindaklanjuti rencana migrasi strategi pembangunan tersebut,

khususnya dalam jangka pendek, maka Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung merumuskan program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Program dan kegiatan Tahun 2014

Program Kegiatan

1. Program Peningkatan

Kesejahteraan Petani

(1) Pelatihan petani dan Pelaku Agribisnis

2. Program Peningkatan Ketahanan

Pangan Pertanian/Perkebunan

(1) Penyusunan Database Potensi Produk

Pertanian/Perkebunan

(2) Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan

Hasil Pertanian

(3) Pengembangan Intensifikasi Tanaman

Padi/Palawija

(4) Pengembangan Diversifikasi Pangan

(5) Pengembangan Pertanian pada Lahan

Kering

(6) Pengembangan Perbenihan / Pembibitan

(7) Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya

Pertanian

(8) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan

Mutu Produk Pertanian/Perkebunan

3. Program Peningkatan Pemasaran

Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan

(1) Penelitian dan Pengembangan Pemasaran

Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

(2) Promosi atas Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan Unggul Daerah

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 123

Program Kegiatan

(3) Pembangunan Pusat-pusat Penampungan

Produksi Hasil Pertanian/Perkebunan

4. Program Peningkatan Penerapan

Teknologi Pertanian/Perkebunan

(1) Pengadaan Sarana dan Prasarana

Teknologi Pertanian/perkebunan tepat

Guna

(2) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan

Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan

Tepat Guna

5. Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan

(1) Penyediaan Sarana Produksi

Pertanian/Perkebunan

(2) Pengembangan Bibit Unggul

Pertanian/Perkebunan

6. Program Pemanfataan Potensi

Sumberdaya Hutan

(1) Pengembangan Hasil Hutan Non-Kayu

(2) Pengembangan Industri dan Pemasaran

Hasil Hutan

7. Program Rehabilitasi Hutan dan

Lahan

(1) Pembuatan Bibit/Benih Tanaman

Kehutanan

(2) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

8. Program Perlindungan dan

Konservasi Hutan

(1) Pengembangan Pengujian dan

Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

(2) Sosialisasi Pencegahan kebakaran

Selain itu program dan kegiatan tersebut, dalam pencapaian arah

kebijakan, sasaran, dan tujuan pembangunan pertanian, perkebunan, dan

kehutanan di Kabupaten Bandung, didorong melalui penitikberatan pada program

unggulan, yaitu:

1. Pengembangan Managemen Database Berbasis Komputerisasi

2. Pengembangan pertanian padi organik (SRI)

3. Penumbuhan group pasca panen dan pengolahan hasil komoditas pangan

(padi, Jagung, ubi kayu)

4. Pengembangan usaha agribisnis stoberi untuk menunjang pengembangan

OVOP di wilayah paciran

5. Pengembangan agribisnis komoditas unggulan perkebunan (kopi)

6. Pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan agribisnis

berbasis komoditas unggulan lokal

7. Pengembangan rumah kemasan

8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

9. Konservasi hutan dan lahan melalui pengembangan ekonomi kerakyatan

yang berdaya saing

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 124

Indikator Kinerja dan Kelompok Sasaran

Sasaran pertama adalah Peningkatan PDRB Sektor Pertanian Sebesar

2,19%. Dalam mendorong tercapainya sasaran tersebut, maka di fokuskan

terhadap program/kegiatan peningkatan ekonomi dari sektor pertanian.

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Sasaran dan tujuan utama pembangunan sektor pertanian diantaranya

adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama dalam kegiatan

pertanian. Seperti kita etahui bahwa sektor pertanianmerupakan salah satu

sektor perekonomian dengan penyerapan tenaga kerja terbesar diantara sektor

perekonomian yang lain, sehingga sebagai subjek pertanian, kesejahteraan

petani sangat penting artinya bagi perekonomian baik regional maupun nasional.

Isu kesejahteraan petani juga merupakan salah satu arah kebijakan yang diambil

oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung pada

tahun 2014 dengan sasatan dan indikator kinerja yang ingin dicapai, seperti

terlihat pada Tabel 3.5. berikut.

Tabel 3.5. Sasaran dan indikator kinerja Program Peningkatan Kesejahteraan

Petani

Program/Kegiatan Indikator Kinerja

- Kegiatan Petani dan

Pelaku Agribisnis

(1) Berkembangnya kelompok usaha agribisnis hortikultura

di kecamatan Pangalengan, Kertasari, Pasirjambu,

Ciwidey, Rancabali, Cimenyan, Arjasari, Cileunyi,

Cimaung dan Cikancung

(2) Meningkatnya kemampuan, keterampilan pelaku agribisnis

hortikultura dengan cara :

- pembentukan kelompok usaha holtikultura organik

(GAP) dan SLPHT sayuran

- pengadopsian teknologi sub sistem hulu (GAP) untuk

komoditas buah-buahan, tanaman hias dan

biofarmaka

- peningkatan kemampuan managemen agribisnis dan

wirausaha hortikultura,

- peningkatan kemampuan manajemen agribisnis dan

wirausaha hortikultura

- Terfasilitasinya proses kemitraan usaha agribisnis

berbasis komoditas hortikultura

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 125

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Target utama program peningkatan ketahanan pangan adalah

meningkatnya produksi tanaman pangan dan produktivitas bahan pangan tahun

2015, menurunnya kehilangan hasil tanaman pangan sebesar 0.2-5% pertahun

dan berkembangnya kelompok usaha agribisnis berbasis komoditas tanaman

pangan dan perkebunan. Disamping itu program peningkatan ketahanan pangan

ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas pangan

utama (food crops) lokal, baik itu serealia maupun palawija dalam pendukungan

ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Adapun teknis pelaksanaan kegiatan

diarahkan dalam pemenuhan:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui potensi

sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan, kemampuan

SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data dan

informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan jenis usaha

pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha dilakukan dengan

studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan dan keberlanjutan usaha.

Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati - hati karena hasilnya menentukan

kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang pengembangan

pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi dan potensi wilayahnya. Mata

pelajaran diberikan secara teori dan praktek baik berupa teknis maupun

manajemen usaha. Kegiatan ini akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan

metode belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan untuk

peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam manajerial usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi atau

kombinasi keduanya. Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan produksi/pengolahan pangan.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis dan

manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu tahun atau

satu kali proses produksi/pengolahan pangan sampai dengan pemasarannya.

Apabila dalam proses pendampingan menghadapi permasalahan yang sulit

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 126

dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta bantuan kepada

dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan selama

beberapa bulan dengan frekwensi kunjungan sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai kelompok dapat

mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan

kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan

pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas sesuai dengan

bidangnya.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian

tahapan kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi

masyarakat tani pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai

pada tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel 3.6 Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program

peningkatan ketahanan pangan

Program/Kegiatan Sasaran dan Indikator Kinerja

1. Keg. Penyusunan

Database Potensi

Produk Pangan.

a. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi

agribisnis, pembangunan pertanian dan kehutanan

b. Tersusunnya laporan dan sasaran data base produk

pangan (luas tanam, panen, produksi dan

produktivitas), hortikultura, perkebunan baik secara

bulanan, triwulanan, semesteran maupun tahunan

c. Sinkronisasi data dan informasi statistik pertanian

d. Tersusunnya data potensi dan pelaku usaha

agribisnis komoditas unggulan pertanian,

perkebunan dan kehutanan

e. Terlaksananya perencanaan pembangunan

pertanian, perkebunan dan kehutanan melalui rapat

koordinasi perencanaan pembangunan

f. Terevaluasinya dan termonitoringnya kegiatan

pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan

2. Keg. Penanganan

Pasca Panen dan

Pengolahan Hasil

Pertanian.

a) Berkembangnya pertanian padi organik (SRI)

dengan indikator :

- meningkatnya mutu dan produktivitas produk padi

organik untuk penyesuanian standar kualitas dan

keamanan pangan (GHP, GMP)

- tersertifikasinya propuk padi organik (GHP)

- tumbuhnya forum komunikasi kemitraan bisnis

produk organik di 16 kecamatan.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 127

b) Tumbuhnya grup pasca panen komoditas pangan

(padi, jagung, ubi kayu) di 15 kecamatan melalui

- Terbentuknya 5 grup pengolahan hasil dan

pasca panen komoditas pangan (padi, jagung,

ubi kayu)

- Terbimbingnya 2 kelompok melalui kegiatan

bimbingan teknis pengolahan hasil dan

penanganan pasca panen (padi, jagung,

ubikayu),

- Terbimbingnya 5 kelompok melalui bimbingan

teknis kelembagaan

c) Terinventarisasinya pelaku olahan hasil pertanian

dan pengilingan padi, jagung, dan ubi kayu

d) Meningkatnya penanganan hasil pertanian tanaman

pangan dengan menurunnya kehilangan/kerusakan

tanaman sebesar 0,2-5%/tahun dan terbentuknya

kelompok tani yang menerapkan penanganan pasca

panen sesuai GHP dan standar mutu

e) Terevaluasinya dan termonitornya data losis dan

pertumbuhan grup pasca panen

(3) Kegiatan

Pengembangan

intensifikasi tanaman

padi palawija

a) Berkembangnya pertanian padi organik (SRI) di 15

kecamatan melalui kegiatan

- perluasan areal pengembangan padi organik,

- peningkatan kinerja sistem pemenuhan input

produksi,

- terfasilitasinya alat pangolahan pupuk (UPPO)

dan rumah kompos,

- peningkatan mutu dan produktifitas produk padi

organik untuk penyesuaian standar kualitas dan

keamanan pangan melalui pelatihan, sosialisasi

dan bintek SOP GAP, penerapan tehnologi

berimbang

b) Berkembangnya Agribisnis Jagung dan Ubi Kayu

melalui:

- perluasan pengembangan jagung,

- peningkatan kinerja sistem pemenuhan input

produksi dan peningkatan mutu dan

produktivitas produk untuk penyesuaian standar

kualitas dan keamanan pangan di Kec. Nagreg,

Cikancung, Cicalengka, Arjasari, Cilengkrang,

Cimaung, Cimenyan

c) Terevaluasinya dan termonitornya pengembangan

agribisnis tanasman pangan

(4) Kegiatan

Pengembangan

a) berkembangnya diversifikasi tanaman pangan untuk

pengembangan umbi-umbian dan kacang-kacangan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 128

Difersifikasi tanaman

yang tepat dan berkelanjutan termasuk untuk bahan

bakar nabati melalui

a) perluasan areal pengembangan SLPTT ubi kayu,

b) pembentukan 1 kelompok agribisnis ubi kayu,

c) peningkatan kinerja sistem pemenuhan input

produksi, d) peningkatan mutu dan produktivitas

produk untuk penyesuaian standar kualitas dan

keamanan pangan (melalui bimbimbingan teknis

SOP, GAP, GHP) di kecamatan Nagreg, Cicalengka,

Cilengkrang, Arjasari dan Cimenyan

c) Termonitornya dan terevaluasinya serta

tersosialisasinya pengembangan agribisnis tanaman

pangan

(5) Keg. Pengembangan

Pertanian pada Lahan

Kering

a) pengembangan pertanian hortikultura organik

(sayuran, buah-buahan, paprika) melalui

pengembangan agribisnis pertanian organik,

peningkatan kinerja sistem pemenuhan input

produksi, peningkatan mutu dan produktivitas

produk padi organik

b) pengembangan usaha agribisnis stroberi untuk

menunjang pengembangan OVOP di wilayah paciran

(Pangalengan, Ciwidey, Rancabali), peningkatan

mutu dan produktivitas produk organik untuk

penyesuaian standar kualitas dan keamanan

c) meningkatnya sistem pengawasan dan pengendalian

saprodi untuk menunjang konservasi di DAS hulu

dan daerah rawan bencana melauia bantuan bibit

buah-buahan dan SL Pertanian Konservasi

d) meningkatnya assesibilitas petani terhadap lembaga

permodal

e) Termonitornya dan terevaluasinya serta

tersosialisasinya pengembangan agribisnis

hortikultura organik dan stroberi

(6) Kegiatan

Pengembangan

Perbenihan /

Perbibitan

a) Terfasilitasinya penyediaan benih bermutu dalam

mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan

keamanan pangan di Kecamatan Solokanjeruk,

Baleendah dan Pangalengan melalui peningkatan

ketersediaan benih bermutu pangan sebesar 2%,

dan hortikultura sebesar 1%

b) Berkembangnya benih lokal melalui teknologi mutu

benih dan penerapan sistem pengujian benih pada

tanaman pangan dan hortikultura

c) Termonitornya dan terevaluasinya serta

tersosialisasinya pengembangan perbenihan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 129

(7) Kegiatan Penelitian

dan Pengembangan

Sumber Daya

Pertanian

a) Berkembangnya kemitraan usaha agribisnis produk

higienis berbasis komoditas perkebunan melalui

kegiatan forum pembangunan perkebunan,

sosialisasi pengembangan green product

perkebunan (kopi), fasilitasi proses kemitraan dan

peningkatan mutu hasil lokal

b) Tersusunnya dokumen perencanaan dan

pengawasan pengembangan agribisnis perkebunan

(teh, kopi) dan pengelolaan lahan dan air melalui

kegiatan konservasi

c) Terkendalinya gangguan usaha perkebunan (OPT

dan lainnya) di wilayah sentra perkebunan

d) Termonitornya dan terevaluasinya serta

tersosialisasinya forum kemitraan, pengembangan

green product dan konservasi lahan

(8) Kegiatan Peningkatan

Produksi,

Produktivitas dan

Mutu produk

Perkebunan, Produk

Pertanian

a) Berkembangnya agribisnis tembakau melalui

perluasan areal tembakau di kecamatan Paseh, Ibun

dan Cikancung, terbentuknya kelompok tani

tembakau di Arjasari, Cimaung, Soreang,

Pasirjambu, Kutawaringin dan Ciwidey

b) Meningkatnya kinerja sistem pemenuhan input

produksi dan peningkatan hasil mutu hasil produk

(tembakau, kopi, cengkeh)

c) Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas

kelembagaan petani tembakau

d) Berkembangnya kemitraan usaha agribisnis

tembakau untuk menunjang peningkatan

aksesibilitas pemasaran produk tembakau

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/

Perkebunan

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan menjadi

keharusan dalam mempertahankan kontinuitas usaha agribisnis pada berbagai

komoditas unggulan di sektor pertanian. Menurut Abdul Adjid, D (2001), pasar

merupakan suatu tempat yang terbentuk dari usaha dua pihak yang akan

berinteraksi, yaitu pembelian dan penjualan. Dengan kata lain, pasar menjadi

sentra aktivitas ekonomi di dalam lingkungan dunia usaha termasuk di sektor

pertanian. Stabilitas dan mekanisme pasar termasuk ke dalam sasaran utama

dalam menciptakan masyarakat ekonomi yang berswasembada. Maka dari itu,

program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 130

merupakan hal mutlak yang harus dilaksanakan dalam pembangunan pertanian

di Kabupaten Bandung.

Pada tahun 2014, program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian,perkebunan dan kehutanan diarahkan untuk menyusun, mendeteksi,

dan merestrukturisasi mekanisme dan stabilitas jaringan pasar komoditas

unggulan pertanian, perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Bandung. Adapun

sasaran kegiatan yang ingin dicapai, sebagai berikut:

Tabel 3.7. Sasaran dan indikator kinerja program peningkatan pemasaran hasil

produksi pertanian/perkebunan

Program/Kegiatan Sasaran dan Indikator Kinerja

1. Penelitian dan

Pengembangan

Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian / Perkebunan

a) Terbentuknya forum kemitraan dan pemasaran

hasil pertanian di Kabupaten Bandung dengan

adanya lembaga pemasaran hasil bagi petani,

kerjasama antara petani dengan pasar modern

dan tradisional serta peningkatan sebesar 2%

terhadap jaringan pasar antar kecamatan

b) Tersusunya data dan informasi pelaku usaha dan

harga pasar komoditas unggulan pertanian,

perkebunan dan kehutanan lokal

c) Termonitornya dan terevaluasinya serta

tersosialisasinya pengembangan pemasaran hasil

komoditas unggulan daerah

2. Promosi Atas Hasil

Produksi Pertanian /

Perkebunan Unggul

Daerah

a) meningkatnya jumlah pemasaran hasil pertanian,

perkebunan dan kehutanan melalui pembentukan

brand produk lokal di Kabupaten Bandung melalui:

- pelaksanaan pameran komoditas unggulan

pertanian,

- gelar pasar tani produk unggulan,

- Agro Expo

b)Termonitornya dan terevaluasinya serta

tersosialisasinya komoditas unggulan daerah

3. Pembangunan Pusat-

pusat Penampungan

Produksi Hasil pertanian

/ Perkebunan Masyarakat

yang Akan Dipasarkan

a. berkembangnya usaha rumah kemasan di

kecamatan pasirjambu, pangalengan dan

rancabali dengan pengembangan usaha rumah

kemasan melalui:

- fasilitasi sarana prasarana penunjang

pengembangan rumah kemasan hortikultura

- pembentukan kerjasama petani dengan pasar

modern

b. Termonitornya dan terevaluasinya serta

tersosialisasinya pengembangan rumah kemasan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 131

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

ditujukan sebagai usaha pendukungan dalam peningkatan produksi tanaman

unggulan pertanian, seperti padi, jagung, kentang, cabe, tomat, bawang merah,

kubis, alpukat, manggis, kopi, coklat, dan teh. Adapun sasaran kegiatan yang

ingin dicapai pada tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel 3.8. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program

peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan

Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja

1. Pengadaan Sarana dan

Prasarana Teknologi

Pertanian / Perkebunan

Tepat Guna

a) Terselenggaranya sistem penyediaan dan

pengawasan sarana produksi tanaman pangan

yang efisien dan berkelanjutan di lokasi

penerapan budidaya yang tepat melalui:

- penguatan UPJA pemula di kutawaringin

- penguatan UPJA berkembang,

- fasilitasi sarana prasarana pengembangan

agribisnis padi dan sayuran dan

b) Terkendalinya serangan OPT di lokasi

penerapan budidaya dengan proporsi luas

serangan OPT utama hortikultura terhadap luas

panen maksimal 5% dari luas serangan

2. Pemeliharaan Rutin /

Berkala Sarana dan

Prasarana Teknologi

Pertanian / Perkebunan

Tepat Guna

a) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam

pengelolaan lahan dan air melalui upaya

pemberdayaan lahan pertanian, pengelolaan air

irigasi pertanian dan perluasan areal pertanian di

Kabupaten Bandung melalui :

- pengelolaan air irigasi,

- optimasi lahan pertanian dan jalan usaha

tani

- penyediaan pengembangan sumber air

alternatif skala irigasi pedesaan,

pengembangan air tanah, pompanisasi air

permukaan yang berfungsi

- penyediaan optimalisasi pemanfaatan air

irigasi melalui perbaikan JITUT/JIDES yang

berfungsi

b) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam

pengelolaan lahan dan air melalui upaya

pembnerdayaan kelembagaan petani melalui

revitalisasi P3A Mitra Cai dan revitalisasi GP3A

Mitra Cai

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 132

3.3.1. Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan

Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan ditujukan untuk

meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas hortikultura dan

perkebunan spsesifik lokalita. Adapun teknis pelaksanaan kegiatan diarahkan

dalam pemenuhan:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui potensi

sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan, kemampuan

SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data dan

informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan jenis

usaha pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha dilakukan

dengan studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan dan keberlanjutan

usaha. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati - hati karena hasilnya

menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang pengembangan

pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi dan potensi wilayahnya. Mata

pelajaran diberikan secara teori dan praktek baik berupa teknis maupun

manajemen usaha. Kegiatan ini akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan

metode belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan untuk

peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam manajerial usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi atau

kombinasi keduanya. Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan produksi/pengolahan.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis dan

manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu tahun atau

satu kali proses produksi/pengolahan hortikultura dan perkebunan sampai

dengan pemasarannya. Apabila dalam proses pendampingan menghadapi

permasalahan yang sulit dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta

bantuan kepada dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 133

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan selama

beberapa bulan dengan frekuensi kunjungan sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai kelompok dapat

mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan

kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan

pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas sesuai dengan

bidangnya.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian

tahapan kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi

masyarakat tani pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai

pada tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel 3.9. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program

peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan

Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja

1. Penyediaan Sarana

Produksi Pertanian /

Perkebunan

a) pengembangan agribisnis komoditas unggulan

perkebunan di pangalengan, ciwidey, pasir jambu,

kertasari, rancabali, ibun, pacet dan soreang

melalui :

- rehabilitasi areal pengembangan perkebunan

(kopi, teh, cengkeh) dan pembangunan

komoditas usaha kopi dan tembakau;

- Pembentukan kelompok usaha agibisnis

tanaman perkebunan

- Peningkatan kinerja sistem pemenuhan input

produksi;

- Peningkatan mutu dan produktivitas produk

kebun untuk penyesuaian standar kualitas dan

keamanan pangan (GAP, GHP, dan GMP)

- pembangunan pusat penampungan pucuk hasil

perkebunan

b) Terlaksananya pengembangan fasilitasi terpadu

dalam pengelolaan lahan dan air melalui upaya

pemberdayaan lahan pertanian, pengelolaan air

irigasi pertanian dan pengembangan agribisnis

perkebunan di kecamatan pasirjambu, cimenyan,

cikancung, ibun, nagreg, kutawaringin melalui:

- Fasilitasi alat mesin dan benih

- konservasi lahan terpadu pada lahan kering

untuk menunjang perluasan tutupan vegetasi

pada potensi lahan kritis melalui pemberdayaan

lembaga petani

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 134

- monitoring dan evaluasi

2. Pengembangan Bibit

Unggul Pertanian /

Perkebunan

a) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas

hortikultura unggulan daerah di Pangalengan,

Kertasari, Cimaung, Arjasari, Ciwidey, Pasirjambu,

Rancabali, Cimenyan,

b) meningkatnya laju peningkatan produktivitas

kebun/lahan usaha hortikultura dengan perincian:

- buah-buahan 1,5%

- sayuran 2,5%

- biofarmaka 1%

- tanaman hias 1%

c) meningkatnya kinerja sistem pemenuhan input

produksi melalui :

- pengawasan dan pengendalian pengadaan

sarana produksi dengan pengadaan bibit/benih

bersertifikasi;

- Pengawasan dan pengendalian dalam

penyediaan prasarana produksi dengan fasilitasi

pengelolaan lahan dan irigasi, screen house dan

green house, SLPHT, rumah kompos.

d) Meningkatnya mutu dan produktivitas produk organik

untuk penyesuaian standar kualitas dan keamanan

pangan melalui penerapan GAP petani stroberi dan

stimulan sarana pengolahan produk segar dan

produk olahan hortikultura

e) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam

pengelolaan lahan dan air melalui upaya

pemberdayaan lahan pertanian, pengelolaan air

irigasi pertanian dan pemberdayaan kelembagaan

petani melalui pemberian bantuan bibit buah-

buahan, biofarmaka, SL pertanian hortikultura

f) Monitoring dan evaluasi

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan merupakan salah satu

kebijakan untuk membantu masyarakat sekitar hutan meningkatkan

kesejahteraannya melalui pengembnagan agribisnis hasil hutan non-kayu seperti

pada komoditas lebah madu, jamur tiram dan ulat sutera. Indikator kinerja dan

sasaran program ini adalah :

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 135

Tabel 3.10. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja

1. Pengembangan Hasil

Hutan Non-Kayu

a) Berkembangnya agribisnis non kayu berbasis komoditas

lebah madu di Kecamatan Cicalengka, Nagreg, Cikancug,

Cangkuang dan Paseh

b) Berkembangnya agribisnis hasil non kayu berbasis

komoditas jamur tiram di Kecamatan Ciwidey, Pasirjambu,

Kutawaringin, Cicalengka dan Pangalengan

c) Pengembangan agribisnis hasil nonkayu berbasis

komoditas ulat sutera di Kecamatan Pangalengan dan

Pasirjambu

d) Pengembangan agribisnis hasil nonkayu berbasis

komoditas bambu di Kecamatan Banjaran

e) Termanfaatkannya lahan bawah tegakan di Kecamatan

Arjasari seluas 20 ha.

f) Monitoring dan evaluasi

2. Pengembangan

Industri dan

Pemasaran Hasil

Hutan

a) Berkembangnya kemitraan agribisnis kehutanan dengan

adanya pelaksanaan forum pertemuan petani kayu rakyat

dan petani hasil hutan non-kayu dengan industri.

b) Monitoring dan evaluasi

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program rehabilitasi hutan dan lahan merupakan kebijakan yang ditujukan

dalam pelestarian dan konservasi lingkungan, bertujuan untuk:

a. Meningkatkan akselerasi penanggulangan lahan kritis;

b. Mendukung dan mengembangkan program perbaikan lingkungan melalui

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) melalui pemberdayaan

masyarakat tani di sekitar hutan dalam peningkatan peran aktif

masyarakat;

c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adapun sasaran yang diharapkan, adalah:

a. Terpenuhinya masalah kekurangan bibit tanaman untuk penanaman pada

lahan kritis;

b. Tercapainya sasaran percepatan penanganan lahan kritis;

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 136

c. Mendorong tercapainya Kabupaten Bandung Hijau dan Lestari dan JABAR

hijau

Tabel 3.11. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja

1. Pembuatan

bibit/benih tanaman

kehutanan

a) Tersedianya kebun bibit tanaman untuk

penghijauan di Kecamatan Pasirjambu,

Kutawaringin, Baleendah, Soreang, Margasih,

Dayeuhkolot, Katapang, Margahayu,

Pameungpeuk

b) Tersedianya kebun bibit rakyat untuk

mengurangi luasan lahan kritis (3.000 ha)

c) Tersedianya lahan Agroforestry

2. Peningkatan Peran

Serta Masyarakat

Dalam Rehabilitasi

Hutan dan Lahan

a) Terlaksananya pencanangan Bulan Menanam

Nasional

b) Terlaksananya pencanangan JABAR hijau

berbasis sekolah di Kec. Arjasari seluas 50 ha

c) Terlaksananya pembuatan bangunan sipil teknis

di Kec. Ciparay

d) Tertanganinya rehabilitasi lahan kritis seluas

500 ha di Kecamatan Kertasari, Pangalengan,

Cikancung, Paseh, Pacet, Arjasari, Cimaung,

Ibun, Ciparay, Baleendah, Cilengkrang,

Rancaekek

e) Terlaksananya pembuatan bangunan sipil teknis

untuk mengendalikan terjadinya bencana di

Kec. Kertasari, Pangalengan, Cikancung, Paseh,

Pacet, Arjasari, Cimaung

f) Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi

dan sosialisasi rehabilitasi lahan dan hutan

3.3.2. Program Perlindungan dan Konservasi Hutan

Program perlindungan dan konservasi hutan merupakan kebijakan yang

ditujukan dalam melindungi kawasan hutan dan melakukan konservasi hutan di

Kabupaten Bandung dengan mengajak peran serta masyarakat baik masyarakat

sekitar hutan maupun masyarakat Kabupaten Bandung pada umumnya.

Indikator kinerja dan sasaran ayng ingin dicapai dari program ini terlihat pada

tabel berikut :

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2016 137

Tabel 3.12. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program

Perlindungan dan Konservasi Hutan

Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja

1. Pengembangan Pengujian

dan Pengendalian

Peredaran Hasil Hutan

a) Tumbuhnya kesadaran hukum masyarakat yang

menggunakan hasil hutan kayu dengan

terlaksananya sosialisasi Permenhut peredaran

hasil hutan

b) Terlaksananya pemasangan rambu/papan

larangan untuk mencegah kerusakan hutan

c) Tumbuhnya kesadaran hukum masyarakat

pengusaha industri kayu dalam perijinan hasil

dengan terlaksananya sosialisasi Permenhut ijin

usaha industri hasil hutan kayu

2. Sosialisasi pencegahan dan

dampak kebakaran hutan

dan lahan

a) Meningkatnya kepedulian masyarakat akan

kelestarian hutan

b) Meningkatnya ketrampilan dan keahlian

masyarakat dalam pengendalian gangguan /

kebakaran hutan

c) Tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam

pengelolaan hutan dan lahan

d) Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi dan

sosialisasi perlindungan, pengendalian dan

konservasi hutan

BAB IV PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015

BAB IV

PENUTUP

Perjuangan dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian tentunya memerlukan berbagai pengorbanan serta yang terpenting adalah kerjasama intensif dan berkesinambungan, intern maupun ekstern. Selanjutnya dalam menggerakan perekonomian sektor pertanian tentunya perlu dilakukan kolaborasi dalam pengawasan dan pembinaan, hal ini mutlak diperlukan untuk menjaga kesinambungan pergerakan ekonomi pertanian.

Kebijakan pembangunan pertanian yang berada instansi lintas sektoral harus dapat dioptimalkan dengan menghilangkan adanya kebijakan yang saling bertentangan atau terdapat perilaku pemangku kepentingan yang tumpang tindih. Kebijakan pendukung yang ada juga harus bersifat operasional, sehingga rancangan kebijakan harus diketahui sejak awal dan dipahami oleh para pemangku kepentingan

Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Kabupaten Bandung 2016 disusun

sebagai salah satu upaya untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor

pertanian. Renja ini memaparkan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan

ancaman sebagai implikasi dari perubahan kondisi ekonomi yang selalu terjadi

antar waktu. Dengan menggunakan seluruh komponen tersebut maka program,

kebijakan dan kegiatan pembangunan dan pengembangan sektor pertanian

dapat diformulasikan. Diharapkan dengan tersusunnya Renja dapat menjadi

sebuah panduan baku dalam mengawal proses pembangunan pertanian di

Kabupaten Bandung secara berkelanjutan.

Dalam pelaksanaannya tentunya akan banyak permasalahan dan

tantangan yang dihadapi. Tidak semuanya dapat diselesaikan dibawah

kewenangan Kementerian Pertanian. Untuk itulah diperlukan dukungan dari

instansi lain. Beberapa bentuk dukungan yang diharapkan dari instansi lain.

Bandung, 2015 Kepala Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung,

Ir. H. A. Tisna Umaran, MP. Pembina Utama Muda

NIP. 19640923 199203 1 005

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016

DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2017

KABUPATEN BANDUNG

SKPD : Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Lokasi Kebutuhan

Dana/Pagu Indikatif Sumber Dana

Target

Capaian

Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu

Indikatif

(2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

x xx 1Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Terfasilitasinya kegiatan surat

menyurat pelaksaksanaan

tugas kedinasan

100 % 657.299.384 1 659.994.786

x xx 1 1 Penyediaan jasa surat menyurat 1.917.200 APBD Kabupaten 2.013.165

Belanja Perangko, Materai dan buku

cek

Tersedianya sarana surat

menyuratKabupaten Bandung 100 % 1.917.200 SKPD 1 2.013.165

x xx 1 2Penyediaan jasa komunikasi, sumber

daya air dan listrik 62.650.164 APBD Kabupaten 40.194.000

Penyediaan Biaya, Telefon, Air dan

Internet Dinas

Tersedianya sarana telefon (12

bulan, Air (12 bulan dan

Internet (12 bulan)

Kabupaten Bandung 100 % 62.650.164 SKPD 1 40.194.000

x xx 1 3Penyediaan jasa peralatan dan

perlengkapan kantor 8.700.000 APBD Kabupaten 9.570.000

Penyediaan Peralatan an Perlengkapan

Kantor

Terlaksananya penyediaan

peralatan dan Perlengkapan

Kantor

Kabupaten Bandung 100 % 8.700.000 SKPD 1 9.570.000

x xx 1 7Penyediaan jasa administrasi

keuangan 59.862.000 APBD Kabupaten 62.885.100

Pelaksanaan administrasi keuangan

meliputi, SPJ dan Laporan Keuangan

DINAS

Terfasilitasinya

penyelenggaraan administrasi

keuangan (Laporan Keuangan)

Kabupaten Bandung 1804 OJ 59.862.000 SKPD 1084 OJ 62.885.100

x xx 1 8 Penyediaan jasa kebersihan kantor 100.920.000 APBD Kabupaten 100.920.000

Pengadaan Jasa Kebersihan KantorTerlaksananya Petugas

Kebersihan KantorKabupaten Bandung 12 Bulan 100.920.000 SKPD 12 Bulan 100.920.000

x xx 1 10 Penyediaan alat tulis kantor 89.229.800 APBD Kabupaten 93.691.290

Penyediaan Kebutuhan Alat Tulis

Kantor

Tersedianya alat tulis kantor

dinasKabupaten Bandung 100 % 89.229.800 SKPD 1 93.691.290

x xx 1 11Penyedia Barang Cetakan dan

Penggandaan 73.658.200 APBD Kabupaten 77.341.110

Penyediaan barang cetakTersedianya barang cetak dan

penggandaanKabupaten Bandung 100 % 73.658.200 SKPD 1 77.341.110

x xx 1 12Penyediaan komponen instalasi

listrik/penerangan bangunan kantor 7.227.000 APBD Kabupaten 7.588.350

(1) (5)

Belanja Rutin

KodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintah

Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program

/Kegiatan

Rencana Tahun 2016 (Tahun Rencana)

Catatan Penting

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2017

Target Capaian Kinerja

Penyediaan alat alat instalasi listrik

(penerangan)

Tersedianya alat instalasi

listrikKabupaten Bandung 12 komponen 7.227.000 SKPD

12

komponen 7.588.350

x xx 1 13Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor 91.821.620 APBD Kabupaten 96.412.701

Penyediaan Peralatan dan

Perlengkapan Gedung dan Kantor

Tersedianya peralatan dan

perlengkapan gedung dan

kantor

Kabupaten Bandung 3 paket 91.821.620 SKPD 3 paket 96.412.701

x xx 1 14 Penyediaan peralatan rumah tangga 9.893.400 APBD Kabupaten 10.388.070

Penyediaan Peralatan Gedung KantorTersedianya peralatan gedung

dan kantorKabupaten Bandung 3 Paket 9.893.400 SKPD 3 Paket 10.388.070

x xx 1 15Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan perundang - undangan 13.200.000 APBD Kabupaten 13.860.000

penyediaan bahan bacaan berupa

bahan bacaan aparatur koran/majalah

Tersedianya bahan bacaan

aparatur koran/majalahKabupaten Bandung 13

Surat

kabar/majala

h

13.200.000 SKPD

13 surat

kabar/majala

h

13.860.000

x xx 1 16 Penyediaan makanan dan minuman 13.585.000 APBD Kabupaten 14.264.250

Penyediaan jamuan makan dan

minuman untuk kegiatan dinas

Tersedianya jamuan makan

dan minuman tamuKabupaten Bandung 100 % 13.585.000 SKPD 1 14.264.250

x xx 1 17Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi

ke luar daerah 32.340.000 APBD Kabupaten 33.957.000

Tercapainya koordinasi dan konsultasi

kedinasan

Terpenuhinya pelaksanaan

koordinasi dan konsultasi

kedinasan

Kabupaten Bandung 23 OK 32.340.000 SKPD 23 OK 33.957.000

x xx 1 19Penyediaan Tenaga Pendukung

Administrasi Teknis dan Perkantoran 50.000.000 APBD Kabupaten 52.500.000

Pemeliharaan website dinas pertanian

Tersedianya pengembangan

dan pemeliharaan website

dinas pertanian

Kabupaten Bandung 12 bulan 50.000.000 SKPD 12 bulan 52.500.000

x xx 1 20Rapat - rapat Koordinasi dan

Konsultasi Dalam Daerah 42.295.000 APBD Kabupaten 44.409.750

Penyediaan fasilitas koordinasi dan

konsultasi dalam daerah

Terlaksananya koordinasi dan

konsultasi dalam daerahKabupaten Bandung 100 % 42.295.000 SKPD 1 44.409.750

x xx 2Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur

Terfasilitasinya sarana dan

prasarana aparatur100 % 735.878.280 1 807.955.944

x xx 2 7Pengadaan perlengkapan gedung

kantor 22.000.000 APBD Kabupaten 23.100.000

Penyediaan perlengkapan gedung

kantor

Tersedianya sarana dan

prasarana perlengkapan

gedung/kantor

Kabupaten Bandung 1 Paket 22.000.000 SKPD 1 Paket 23.100.000

x xx 2 22Pemeliharaan rutin/berkala gedung

kantor 137.825.000 APBD Kabupaten 180.000.000

Penyediaan pemeliharaan rutin

gedung kantor

Tersedianya pemeliharaan

gedung kantorKabupaten Bandung 1 paket 137.825.000 SKPD 1 paket 180.000.000

x xx 2 24Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas/operasional 576.053.280 APBD Kabupaten 604.855.944

Penyediaan suku cadang dan pajak

kendaraan (11 roda 4, 50 roda dua)

tersedianya pemeliharaan

kendaraan dinas layak pakaiKabupaten Bandung 100 % 576.053.280 SKPD 1 604.855.944

x xx 3Program peningkatan disiplin

aparaturTerfasilitasinya pakain Dinas 68 orang 29.150.000 68 orang 30.607.500

x xx 3 2Pengadaan pakaian dinas beserta

perlengkapannya 29.150.000 APBD Kabupaten 30.607.500

Penyediaan Pakain DinasTerlaksananya penyediaan

pakain DinasKabupaten Bandung 68 orang 29.150.000 SKPD 68 orang 30.607.500

x xx 6

Program peningkatan pengembangan

sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

Tercapainya sistem pelaporan

kinerja dan keuangan100 % 59.152.500 1 62.110.125

x xx 6 1Penyusunan laporan capaian kinerja

dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 38.500.000 APBD Kabupaten 40.425.000

Penyediaan Laporan Capaian Kinerja

dan ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

Bulanan, Triwulanan dan Tahunan

Terlaksananya Manajemem

Pelaporan dan

Pertanggungjawaban

Penyelenggaraan Kedinasan

Kabupaten Bandung 100 % 38.500.000 SKPD 1 40.425.000

x xx 6 2Penyusunan laporan keuangan

semesteran 10.780.000 APBD Kabupaten 11.319.000

Penyediaan Pelaporan keuangan

Laporan Semesteran

Terlaksananya Manejemen

Pelaporan dan

Pertanggungjawaban

Penyelenggaraan Kedinasan

Kabupaten Bandung 100 % 10.780.000 SKPD 1 11.319.000

x xx 6 4Penyusunan Laporan Keuangan Akhir

Tahun 9.872.500 APBD Kabupaten 10.366.125

Tersedianya Pelaporan Keuangan Akhir

Tahun

Terlaksananya Manejemen

Pelaporan dan

Pertanggungjawaban

Penyelenggaraan Kedinasan

Kabupaten Bandung 100 % 9.872.500 SKPD 1 10.366.125

Jumlah Belanja Renja Rutin 1.481.480.164 1.560.668.355

2 Urusan Pilihan

2 1 Pertanian

2 1 15Program Peningkatan Kesejahteraan

Petani

Jumlah kelompok tani yang

memiliki registrasi kebun40 Kelompok 100.000.000

50

Kelompok 315.000.000

2 1 15 1 Pelatihan petani dan pelaku agribisnis 100.000.000 APBD Kabupaten 315.000.000

Tersedianya Pelatihan Petani dan

Pelaku Agribisnis

Tersusunnya SOP GAP

Komoditas Buah - buahan dan

Terfasilitasinya Sarana dan

Pelatihan Petani Agribisnis

Hortikultura

Kabupaten Bandung 100 % 15.000.000 SKPD 1 315.000.000

Belanja Renja

Pelatihan pasca panendesa Desa Cipinang,

Kecamatan Cimaung1 paket 20.000.000 Wilayah - -

Pelatihan Budidaya Jamur

Desa Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

20 Org 20.000.000 Wilayah - -

PELATIHAN OLAHAN SAYURAN

DESA Desa

Margamulya

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

2 KELOMPOK 10.000.000 Wilayah - -

Pelatihan /Peningkatan SDM Kelompok

Tani

Gapoktan Desa Desa

Cipanjalu, Kecamatan

Cilengkrang

5 klp 15.000.000 Wilayah - -

Budidaya Jamur Kayu dan Pelatihan

Manajmen Pemasarannya

RT. 03 RW. 05 Desa

Sindanglaya,

Kecamatan Cimenyan

1 Kelompok 20.000.000 Wilayah - -

2 1 16Program Peningkatan Ketahan

Pangan (pertanian/perkebunan)

Peningkatan Produktifitas

Padi64,76 kuintal/Ha 4.776.297.600

6496

Kuintal/Ha 5.404.894.605

2 1 16 2Penyusunan data base potensi

produksi pangan 472.500.000 APBD Kabupaten 496.125.000

Tersedianya Database Potensi Produksi

Pangan, Hortikultura dan Kehutanan

Pengembangan Teknologi

Informasi dan Komunikasi

Agribisnis, Pembangunan

Pertanian dan Kehutanan,

Terpenuhinya Data Statistik

Pertanian, Tercapainya

Penetapan Angka Sasaran

Pertanian tahun 2017,

Pengembangan Pemetaan

Lahan Sawah diKabupaten

Bandung

Kabupaten Bandung 100 % 472.500.000 SKPD 1 496.125.000

2 1 16 12Penanganan pasca panen dan

pengolahan hasil pertanian 433.900.000 APBD Kabupaten 600.000.000

Tersedianya Penanganan Pasca Panen

dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan

Berkembangnya Penanganan

Pasca Panen dan Pengolahan

Hasil Tanaman Pangan di

Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung 100 % 308.900.000 SKPD 1 600.000.000

Pengadaan Mesin Pipit Jagung

Kelompok Manggu Manis

Desa Arjasari,

Kecamatan Arjasari1 Paket 25.000.000 Wilayah - -

bantuan alat heler padi01/03 Desa Drawati,

Kecamatan Paseh1 unit 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan alat paska panen

03/01 Desa

Sukaresmi,

Kecamatan Rancabali

1 paket 50.000.000 Wilayah - -

Bantuan Alat Penggilingan Keripik

singkong

Rw 11 Desa sukapura

Kertasari, Kecamatan

Kertasari

1 unit 25.000.000 Wilayah - -

2 1 16 15Pengembangan intensifikasi tanaman

padi, palawija 1.520.000.000 APBD Kabupaten 1.784.440.875

Berkembangnya Intensifikasi Padi dan

Palawija di Kabupaten Bandung

Tercapainya Bimtek Padi dan

Palawija, Terlaksananya

Bimtek SLPTT, Tersedianya

Benih Padi dan Palawija

Kabupaten Bandung 100 % 1.131.000.000 SKPD 1 1.784.440.875

Bantuan Pengadaan Benih Jagung

Desa Nagreg Desa

Nagreg, Kecamatan

Nagreg

2 Kelompok 15.000.000 Wilayah - -

BANTUAN BIBIT JAGUNGDESA Desa Ciaro,

Kecamatan Nagreg10 KELOMPOK 25.000.000 Wilayah - -

Bantuan untuk Pengadaan Program

System Rice Intensification (S.R.I)

RW 001 Desa

Cikasungka,

Kecamatan Cikancung

1 Kelompok 40.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Alat Rambet Tandur Jajar

Legowo

RW 003 Desa

Cikasungka,

Kecamatan Cikancung

10 Unit 50.000.000 Wilayah - -

Bantuan Bibit Kelompok Tani

Dusun I dan Dusun II

Desa Talun Desa

Talun, Kecamatan

Ibun

1 Paket 25.000.000 Wilayah - -

BANTUAN GL-PTT UNTUK KELOMPOK

TANI

Desa Cileunyi Kulon,

Kecamatan Cileunyi1 KELOMPOK 50.000.000 Wilayah - -

Bibit Pertanian

Desa Cilame Desa

Cilame, Kecamatan

Kutawaringin

7 Kelompok 35.000.000 Wilayah - -

Sarana dan prasarana caplak jalur

legowo

gapoktan Desa

Bojongmanggu,

Kecamatan

Pameungpeuk

10 buah 7.000.000 Wilayah - -

Bantuan sarana dan prasarana caplak

jalur legowo

gapoktan setia bakti

Desa Bojongkunci,

Kecamatan

Pameungpeuk

10 buah 7.000.000 Wilayah - -

Sarana dan prasarana calpak jalur

legowo

gapoktan setia bakti

Desa Sukasari,

Kecamatan

Pameungpeuk

10 buah 7.000.000 Wilayah - -

Sarana dan prasarana caplak jalur

legowo

kelompok tani Desa

Rancamulya,

Kecamatan

Pameungpeuk

10 buah 7.000.000 Wilayah - -

Sarana dan prasarana caplak jalur

legowo

gapoktan Desa

Rancatungku,

Kecamatan

Pameungpeuk

10 buah 7.000.000 Wilayah - -

Bintek jajar tanam legowo 2 kelompokDesa Majalaya,

Kecamatan Majalaya20 orang 4.000.000 Wilayah - -

Bantuan Kelompok Tani "MUNCUL

JAYA"

Rw. 17 Desa

Bojongsari,

Kecamatan

Bojongsoang

50 Orang 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan program SRI untuk

Kelompok Tani

Kelompok

Sindanglaya Makmur

Desa Sindanglaya,

Kecamatan Cimenyan

1 Kelompok 50.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Caplak Sistem legowo

Desa Nagrog (

Kelompok Tani Giri

Mukti) Desa Nagrog,

Kecamatan

Cicalengka

1 Kegiatan 15.000.000 Wilayah - -

Bintek Sistim Tanam jajar legawa

Desa Banjaran

Wetan, Kecamatan

Banjaran

1 paket 20.000.000 Wilayah - -

2 1 16 16 Pengembangan diversifikasi tanaman 157.500.000 APBD Kabupaten 165.375.000

Berkembangan Diversifikasi Tanaman

Pangan

Berkembangnya Diversifikasi

Tanaman PanganKabupaten Bandung 100 % 157.500.000 SKPD 1 165.375.000

2 1 16 17Pengembangan pertanian pada lahan

kering 1.200.000.000 APBD Kabupaten 1.316.936.250

Terfasilitasinya Pengembangan

Pertanian pada Lahan Kering

Bertambahnya Kelompok Tani

yang Memahami Penerapan

Teknologi Budidaya

Hortikultura, Berkembangnya

Pontensi Hortikultura di

Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung 100 % 851.000.000 SKPD 1 1.316.936.250

kegiatan pertanian hidroponik

KTI Desa Margamukti,

Kecamatan

Pangalengan

1 kelompok 25.000.000 Wilayah - -

Pengembangan Budidaya Jamur Tiram

Karang Taruna Desa

Desa Pangalengan,

Kecamatan

Pangalengan

5000 Polybag 30.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Bunga Hias

06/09 Desa

Sukamanah

Pangalengan,

Kecamatan

Pangalengan

2 Kelompok 50.000.000 Wilayah - -

Budi Daya Jamur

Rw. 11,12,06 Desa

Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

3 kelompok 75.000.000 Wilayah - -

Budidaya Pohon Aren

RW 02 Desa

Tanjungwangi

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

1 paket 15.000.000 Wilayah - -

Bibit Jeruk

Rw 01-09 Desa Sudi

Desa Sudi,

Kecamatan Ibun

2000 Pohon 20.000.000 Wilayah - -

Pelatihan Sayuran OrganikDesa Desa Cilampeni,

Kecamatan Katapang1 Paket 20.000.000 Wilayah - -

BUDIDAYA JAMUR

dari RW. 001, RW.

002, RW. DAN RW.

006 Desa Sangiang,

Kecamatan

Rancaekek

8 KELOMPOK 20.000.000 Wilayah - -

Budidaya JamurRW 24 Desa Ciwidey,

Kecamatan Ciwidey4 Kelompok 15.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Jamur Tiram

RW-06 dan

Karangtaruna Desa

Desa Bumiwangi,

Kecamatan Ciparay

4000 Buah 20.000.000 Wilayah - -

budi daya jamur tiram

Ciporeat Desa

Ciporeat, Kecamatan

Cilengkrang

3000 log 9.000.000 Wilayah - -

Tanaman Keras / Alpukat

(pengembangan agrobisnis buah-

buahan)

Desa Banjaran

Wetan, Kecamatan

Banjaran

1000 pohon 10.000.000 Wilayah - -

peningkatan argo bisnis budidaya

jamur

01 Desa Margahurip,

Kecamatan Banjaran1 paket 40.000.000 Wilayah - -

2 1 16 20Pengembangan

perbenihan/perbibitan 341.250.000 APBD Kabupaten 358.312.500

Tersedianya Perbenihan dan

Pembibitan

Pengembangan Kualitas

Perbenihan dan Pembibitan

Kabupaten Bandung,

Tersedianya Benih dan Bibit

Kabupaten Bandung 100 % 341.250.000 SKPD 1 358.312.500

2 1 16 25Penelitian dan pengembangan

sumberdaya pertanian 651.147.600 APBD Kabupaten 683.704.980

Terpenuhinya Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Pertanian

Tersedianya Pelatihan

Pengendalian OPT,

Tersedianya Sarana dan

Prasarana Pengendalian OPT

Kabupaten Bandung 100 % 651.147.600 SKPD 1 683.704.980

2 1 17Program peningkatan pemasaran

hasil produksi pertanian/perkebunan

Jumlah kelompok yang

bermitra dengan pasar

modern

2 kelompok 1.400.000.000 4 kelompok 1.522.500.000

2 1 17 7

Promosi atas hasil produksi

pertanian/perkebunan unggulan

daerah

600.000.000 APBD Kabupaten 630.000.000

Terlaksananya Promosi Atas Hasil

Produksi Pertanian/Perkebunan

Unggul Daerah

Terlaksananya

Penyelenggaraan Pameran di

Tingkat Kabupaten, Provinsi

maupun

Nasional/Internasional

Kabupaten Bandung 100 % 600.000.000 SKPD 1 630.000.000

2 1 17 9

Pembangunan pusat-pusat

penampungan produksi hasil

pertanian/perkebunan masyarakat

yang akan dipasarkan

800.000.000 APBD Kabupaten 892.500.000

Terfasilitasinya Pembangunan Pusat -

pusat Penampungan Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan

Terlatihnya Petani di

Kabupaten Bandung dalam

Pengolahan Hasil, Tertatanya

Manejemen Asosiasi Petani

Hortikultura, Meningkatnya

Fasilitas Pengolahan dan

Produk Olahan Hortikultura

Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung 100 % 800.000.000 SKPD 1 892.500.000

2 1 18Program peningkatan penerapan

teknologi pertanian/perkebunanProduktifitas padi 64,76 Kuintal/Ha 4.000.000.000

6496

Kuintal/Ha 4.305.000.000

2 1 18 1

Penelitian dan pengembanan

teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna

- APBD Kabupaten -

Pelatihan Budi daya Jamur

Desa Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

8 kelompok - Wilayah - -

2 1 18 2

Pengadaan sarana dan prasarana

teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna

2.600.000.000 APBD Kabupaten 2.835.000.000

Terfasilitasinya Sarana dan Prasarana

Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat

Guna

Tersedianya Alat Penunjang

Pertanian, Meningkatnya

Brigade Proteksi di Tingkat

Kecamatan dan Desa

Kabupaten Bandung 100 % 267.750.000 SKPD 1 2.835.000.000

Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan.

Desa Nagreg Desa

Nagreg, Kecamatan

Nagreg

1 Unit 25.000.000 Wilayah - -

pengadaan alat penunjang sektor

pertanian (traktor dan alat angkut

triseda)

rw 03 rw 04 Desa

Mandala Wangi,

Kecamatan Nagreg

2 unit 45.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Cultifator

Desa Pangalengan

Desa Pangalengan,

Kecamatan

Pangalengan

2 Unit 46.000.000 Wilayah - -

Bantuan Mesin Traktor

Desa Cikancung Desa

Cikancung,

Kecamatan Cikancung

4 4 Kelompok 80.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Usaha Pelayanan Jasa

Asiltan

RW 004 Desa

Cikasungka,

Kecamatan Cikancung

1 Unit 70.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Traktor

RW 003 Desa

Cikasungka,

Kecamatan Cikancung

1 Unit 20.000.000 Wilayah - -

PENGADAAN MESIN PEMBUAT

KOMPOS

RW.01 Desa

Mandalasari,

Kecamatan Cikancung

1 UNIT 25.000.000 Wilayah - -

PENGADAAN MESIN TRAKTOR

DESA MANDALASARI

Desa Mandalasari,

Kecamatan Cikancung

4 UNIT 80.000.000 Wilayah - -

Mesin Kubota

RW.01 Desa

Wanasuka,

Kecamatan

Pangalengan

1 unit 7.500.000 Wilayah - -

Pengadaan Cultivator

Desa Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

6 Unit 150.000.000 Wilayah - -

Traktor

Desa Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

2 Unit 40.000.000 Wilayah - -

Jaringan irigasi desa

Kelompok Tani Marga

Saluyu Desa Cikuya,

Kecamatan

Cicalengka

100 meter 50.000.000 Wilayah - -

Pengadan Cultivator

Desa Nagrog (

Kelompok Tani Hurip

Mukti) Desa Nagrog,

Kecamatan

Cicalengka

1 Unit 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Combine Hasvester

Desa Nagrog (

Kelompok Tani Giri

Mukti) Desa Nagrog,

Kecamatan

Cicalengka

1 unit 75.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Mesin Traktor

RW 001 Desa

Panenjoan,

Kecamatan

Cicalengka

1 Kelompok 25.000.000 Wilayah - -

Traktor SawahRw.08 Desa Dukuh,

Kecamatan Ibun1 Unit 20.000.000 Wilayah - -

Traktor DaratRw.06 Desa Dukuh,

Kecamatan Ibun1 Unit 20.000.000 Wilayah - -

BANTUAN ALAT PERTANIAN MESIN

CULTIVATOR BAGI KELOMPOK TANI

GIRI MULYA

Desa Cileunyi Kulon,

Kecamatan Cileunyi1 KELOMPOK 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Alat Pertanian Kelompok

desa cimekar Desa

Cimekar, Kecamatan

Cileunyi

1 unit 30.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Mesin Traktor

RW.07,08,09 Desa

Rancaekek Wetan,

Kecamatan

Rancaekek

3 unit 57.000.000 Wilayah - -

penyediaan mesin traktor

4 dusun Desa

Rancakole,

Kecamatan Arjasari

1 unit 25.000.000 Wilayah - -

penanggulangan hama tanaman padi

Desa Gajahmekar,

Kecamatan

Kutawaringin

5 KELOMPOK 50.000.000 Wilayah - -

Pengadaan traktor

desa batukarut Desa

Batukarut,

Kecamatan Arjasari

1 unit 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Mesin Rumput

Kp. Bunijaya RW.11

Desa Jatisari

Kutawaringin,

Kecamatan

Kutawaringin

1 Unit 2.000.000 Wilayah - -

Bantuan Hand Tractor

Desa Kutawaringin

Desa Kutawaringin,

Kecamatan

Kutawaringin

1 Unit 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Tracktor

RW,1,2,3,4,5,6 dan

11 Desa Bandasari,

Kecamatan

Cangkuang

3 Unit 75.000.000 Wilayah - -

Bantuan Kelompok Tani Manggu Manis

dan Kelompok Sawit

Desa Arjasari,

Kecamatan Arjasari1 UNIT 4.000.000 Wilayah - -

Bantuan Traktor Kelompok manggu

Manis dan Sawit

Desa Arjasari,

Kecamatan Arjasari1 Paket 25.000.000 Wilayah - -

Bantuan mesin perontok padi untuk

GAPOKTAN

01 Desa Bojongkunci,

Kecamatan

Pameungpeuk

1 unit 27.000.000 Wilayah - -

Mesin Traktor

Gapoktan Desa

Rancamulya,

Kecamatan

Pameungpeuk

3 unit 75.000.000 Wilayah - -

Mesin Pompa Air

Gapoktan Desa

Rancamulya,

Kecamatan

Pameungpeuk

3 unit 15.000.000 Wilayah - -

Pengadaan hand traktor

21 Desa Mekar

Rahayu, Kecamatan

Margaasih

2 unit 50.000.000 Wilayah - -

bantuan Traktor

09 Desa

Rancatungku,

Kecamatan

Pameungpeuk

2 unit 100.000.000 Wilayah - -

Hand Player

RW 01,05,06,13 Desa

Mekarpawitan,

Kecamatan Paseh

10 UNIT 50.000.000 Wilayah - -

Traktor Kelompok MJ

RW 01,05 Desa

Mekarpawitan,

Kecamatan Paseh

2 UNIT 50.000.000 Wilayah - -

Pompa Air Kelompok MJ

RW 01,05,09,13 Desa

Mekarpawitan,

Kecamatan Paseh

5 UNIT 15.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Racun Tikus Gapoktan Tani

Jaya

Rw.01 s/d RW.08

Desa Cigentur,

Kecamatan Paseh

5 Kelompok 5.000.000 Wilayah - -

PENGADAAN ALAT PERTANIAN

SEMPROTAN HAMA

01/09 Desa

Karangtunggal,

Kecamatan Paseh

10 UNIT 15.000.000 Wilayah - -

Pemberian Bantuan Power Theser

untuk Kelompok Tani Puja Mukti

Desa Bojong

Majalaya, Kecamatan

Majalaya

1 unit 27.000.000 Wilayah - -

Pengadaan alat perontok padi Power

Thesser untuk kelompok tani Bojong

Kukun

Desa Majakerta,

Kecamatan Majalaya1 unit 27.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Mesin Suprayer

Desa Desa Mekarsari

Pacet, Kecamatan

Pacet

2 Unit 1.500.000 Wilayah - -

Bantuan Mesin Kultivator

Desa Desa Mekarsari

Pacet, Kecamatan

Pacet

1 Unit 23.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Hand Traktor Kelompok

Tani Padi "Giri Luyu"

002/007 Desa

Cipelah, Kecamatan

Rancabali

1 unit 30.000.000 Wilayah - -

Bantuan Mesin Traktor

Desa Panyocokan

Desa Panyocokan,

Kecamatan Ciwidey

1 unit 25.000.000 Wilayah - -

Bantuan Mesin Pengolahan Biji Kopi

Desa Panyocokan

Desa Panyocokan,

Kecamatan Ciwidey

1 Unit 30.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Alat TraktorRW.04 Desa Ciwidey,

Kecamatan Ciwidey1 unit 25.000.000 Wilayah - -

pengadaan mesin rumputdesa Desa Malasari,

Kecamatan Cimaung1 paket 15.000.000 Wilayah - -

Pengadaan suprayer04 Desa Malasari,

Kecamatan Cimaung1 paket 10.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Mesin PencacahTanaman

RW 01,02,03,04,05

Desa Buahbatu,

Kecamatan

Bojongsoang

1 paket 37.500.000 Wilayah - -

Pengering Padi

Desa Lengkong Desa

Lengkong, Kecamatan

Bojongsoang

1 Unit 10.000.000 Wilayah - -

Traktor

Desa Lengkong Desa

Lengkong, Kecamatan

Bojongsoang

1 Unit 25.000.000 Wilayah - -

pegadaan traktor

2 Desa

Campakamulya,

Kecamatan Cimaung

1 paket 25.000.000 Wilayah - -

BINTEK PESTISIDA NABATI

DESA Desa

Margamulya

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

6 KELOMPOK 15.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Traktor

Gapoktan Jaya Raksa

Desa Cangkuang

Wetan, Kecamatan

Dayeuhkolot

1 Unit 15.000.000 Wilayah - -

BANTUAN MESIN PERONTOK PADI

DESA Desa

Margamulya

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

2 KELOMPOK 25.000.000 Wilayah - -

pengadaan traktor

01/11 Desa Cikoneng

Ciparay, Kecamatan

Ciparay

1 unit 25.000.000 Wilayah - -

Bantuan Mesin Traktor dan Pompa Air

00/01-16 Desa

Sarimahi, Kecamatan

Ciparay

1 paket 30.000.000 Wilayah - -

Penyediaan alat pertanian

RW.01 S/19 Desa

Girimekar,

Kecamatan

Cilengkrang

1 Unit 45.000.000 Wilayah - -

culcipator

desa Desa Ciporeat,

Kecamatan

Cilengkrang

2 unit 46.000.000 Wilayah - -

PENGADAAN ALAT KULTIPATOR

kELOMPOK tANI Desa

Cikadut, Kecamatan

Cimenyan

1 UNIT 23.000.000 Wilayah - -

HEAD PAYER

RW 07,10,11,12 Desa

Cikadut, Kecamatan

Cimenyan

4 UNIT 12.000.000 Wilayah - -

Mesin Pompa AirDesa Mandala Mekar,

Kecamatan Cimenyan1 Unit 10.000.000 Wilayah - -

MESIN POTONG RUMPUTDesa Mandala Mekar,

Kecamatan Cimenyan1 Unit 1.750.000 Wilayah - -

Alat Pengolah hasil Pertanian

Desa Cihawuk Desa

Cihawuk, Kecamatan

Kertasari

1 Set 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Mesin Perontok Padi

RW.11 RW.20 Desa

Rancaekek Wetan

Desa Rancaekek

Wetan, Kecamatan

Rancaekek

3 unit 21.000.000 Wilayah - -

pengadaan traktor

Desa Jelegong,

Kecamatan

Rancaekek

3 unit 90.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Hand Spayer

Desa Nagrog

(Gapoktan) Desa

Nagrog, Kecamatan

Cicalengka

15 unit 65.000.000 Wilayah - -

MS power teserDesa Banjaran Kulon,

Kecamatan Banjaran4 unit 20.000.000 Wilayah - -

Bantuan Hand Sprayer

RW 09 Kp. Sirahranca

Desa Banjaran

Wetan, Kecamatan

Banjaran

4 unit 4.000.000 Wilayah - -

2 1 18 3

Pemeliharaan rutin/berkala sarana

dan prasarana teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna

1.400.000.000 APBD Kabupaten 1.470.000.000

Terfasilitasinya Pemeliharaan Rutin

Berkala Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

Terlaksananya Bimtek

Pengelolaan Air,

Terlaksananya Adopsi

Teknologi Pengolahan

Pengairan Pertanian

Kabupaten Bandung 100 % 843.000.000 SKPD 1 1.470.000.000

pembangunan dam dan saluran irigasi

ciburial bebedahan

rw 05 rw 04 dan rw

03 Desa Hegarmanah,

Kecamatan Cikancung

1500 meter 75.000.000 Wilayah - -

JIDES

RW 007 dan 008 Desa

BabakanPeuteuy,

Kecamatan

Cicalengka

300 m2 45.000.000 Wilayah - -

Kirmir Irigasi Desa Cidampit

002/006 Desa

Dampit, Kecamatan

Cicalengka

100000000 500 100.000.000 Wilayah - -

Perbaikan saluran tersier

kelompok tani sayang

sari Desa

Rancatungku,

Kecamatan

Pameungpeuk

200 meter 100.000.000 Wilayah - -

Pembangunan Jaringan Irigasi Desa01/05 Desa Cigentur,

Kecamatan Paseh100 meter persegi 50.000.000 Wilayah - -

Pembangunan Jides poktan Pasir

Kihiang

02/02 Desa Drawati,

Kecamatan Paseh100 m 100.000.000 Wilayah - -

power thesseer

Balekambang 1 Desa

Sukamaju Majalaya,

Kecamatan Majalaya

1 buah 27.000.000 Wilayah - -

perbaikan saluran JIDES batu kasur

sawah Rema

07 Desa Pasirhuni,

Kecamatan Cimaung30 Ha 30.000.000 Wilayah - -

Rehabilitasi jalan usaha tani sawah

limus

07 Desa Pasirhuni,

Kecamatan Cimaung1750 meter 30.000.000 Wilayah - -

2 1 19Program peningkatan produksi

pertanian/perkebunanProduktifitas Sayuran 218,5 Kuintal/Ha 2.422.969.400

220

Kuintal/Ha 4.585.745.829

2 1 19 2Penyediaan sarana produksi

pertanian/perkebunan 1.500.000.000 APBD Kabupaten 1.890.000.000

Tersedianya Sarana Produksi

Pertanian/Perkebunan

Terlaksananya Sarana dan

Prasarana Pasca Panen

Produksi Hasil Perkebunan,

Terlaksananya Pengadaan

UPH Kopi dan Pembuatan

Embung

Kabupaten Bandung 100 % 659.000.000 SKPD 1 1.890.000.000

pengadaan Bibit Kopi

01/02 Desa

Wanasuka,

Kecamatan

Pangalengan

100 kg 2.000.000 Wilayah - -

Mesin giling pelepas kulit kopi

RW01 Desa

Wanasuka,

Kecamatan

Pangalengan

1 unit 20.000.000 Wilayah - -

Bantuan Bibit Tanaman Buah-buahan

Desa Nagreg Desa

Nagreg, Kecamatan

Nagreg

5000 Pohon 25.000.000 Wilayah - -

Bantuan Bibit Teh

RW 12 Desa

Sukaluyu, Kecamatan

Pangalengan

100000 Pohon 50.000.000 Wilayah - -

Pembibitan Kopi

02/05 Desa

Banjarsari,

Kecamatan

Pangalengan

1 Kelompok 45.000.000 Wilayah - -

Pmbangunan Jalur Irigasi Desa (JIDES)

RW 004 Desa

Cikasungka,

Kecamatan Cikancung

400 m 60.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Obat Pertanian

Rw.07 Desa

Mekarlaksana,

Kecamatan Cikancung

1 Kelompok 50.000.000 Wilayah - -

Pembuatan Pupuk Organik

Desa Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

1 unit 60.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Kopi dan Cengkeh

RW 007 s/d RW 014

Desa

BabakanPeuteuy,

Kecamatan

Cicalengka

2000 Pohon 30.000.000 Wilayah - -

Budidaya Tanaman Cengkeh

RW 08-06 Desa

Tanjungwangi

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

1 paket 40.000.000 Wilayah - -

Pembangunanan saluran irigasi

sekunder (solokan Kopral)

RW. 18 Kp. Sawah

Lega Desa Nagrog,

Kecamatan

Cicalengka

200 M 50.000.000 Wilayah - -

Jaringan Irigasi Desa

RW. 16 Kp. Cibodas /

RW. 03 Kp. Sawah

Lega Desa Nagrog,

Kecamatan

Cicalengka

250 M 50.000.000 Wilayah - -

Bantuan Bibit KopiDesa Ancolmekar,

Kecamatan Arjasari100 kg 5.000.000 Wilayah - -

Bantuan Alat Kompos Kelompok

Manggu Manis

02 Desa Arjasari,

Kecamatan Arjasari1 Paket 25.000.000 Wilayah - -

Mesin Pencacah Sampah Organik08 Desa Cipedes,

Kecamatan Paseh1 Unit 20.000.000 Wilayah - -

bantuan bibit cengkeh poktan

Ciaremas

01/03 Desa Drawati,

Kecamatan Paseh5000 pohon 50.000.000 Wilayah - -

Pengadaan alat power treser untuk

kelompok tani tengger

RW 01-17 Desa

Majalaya, Kecamatan

Majalaya

1 unit 27.000.000 Wilayah - -

Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik

Desa Panyadap Desa

Panyadap,

Kecamatan

Solokanjeruk

1 Ls 25.000.000 Wilayah - -

Peluasan Tanaman STEVIA, untuk

Bahan Baku Gula

Desa Cibodas

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

2 Ha 50.000.000 Wilayah - -

BINTEK PEMBUATAN KOMPOS JERAMI

DESA Desa

Margamulya

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

6 KELOMPOK 12.000.000 Wilayah - -

Bantuan Alat Pengolahan Kopi,

Kelompok Tani Giri Mukti

Desa Cilengkrang,

Kecamatan

Cilengkrang

1 set unit 50.000.000 Wilayah - -

Bantuan Bibit Cengkeh

Desa Cilengkrang,

Kecamatan

Cilengkrang

500 pohon 50.000.000 Wilayah - -

Bantuan Mesin pencacah kopi

RW 06 sukatingal

Desa Santosa,

Kecamatan Kertasari

1 unit 20.000.000 Wilayah - -

Bantuan Alat Penggilingan Kopi

Rw 08 Desa sukapura

Kertasari, Kecamatan

Kertasari

1 Unit 25.000.000 Wilayah - -

2 1 19 3Pengembangan bibit unggul

pertanian/perkebunan 767.969.400 APBD Kabupaten 1.470.000.000

Terlaksananya Pengembangan Bibit

Unggul Pertanian/Perkebunan

Berkembangnya Kawasan

Budidaya Komoditas

Hortikultura, Terolahnya

Lahan Pertanian dengan Baik,

Termaksimalkannya Lahan

Pekarangan Rumah oleh

Hortikultura, Bertambahany

Petani Penangkar di

Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung 100 % 496.469.400 SKPD 1 1.470.000.000

Pengadaan Bibit Pertanian

Dusun I dan II Desa

Margamekar,

Kecamatan

Pangalengan

1 Paket 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Kentang (G! dan G3)

01/01 Desa

Tribaktimulya,

Kecamatan

Pangalengan

1 ton 25.000.000 Wilayah - -

Pembibitan Tanaman Jagung,Cabe

Rw.05 Desa

Mekarlaksana,

Kecamatan Cikancung

1 Kelompok 15.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Kentang G2

Desa Pangalengan

Desa Pangalengan,

Kecamatan

Pangalengan

2 Ton 25.000.000 Wilayah - -

bantuan bibit Kentang (Poktan) Kp

Citiis

10 Desa Warnasari,

Kecamatan

Pangalengan

5 Kwintal 25.000.000 Wilayah - -

Kebun Bibit Desa

Rw. 09 Desa

Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

40000 Batang 60.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Benih Padi unggul

Gapoktan Desa

Cikuya, Kecamatan

Cicalengka

3 ton 24.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Padi

Desa Laksana Desa

Laksana, Kecamatan

Ibun

2 Kelompok 40.000.000 Wilayah - -

Bantuan Bibit Bawang MerahDesa Cimenyan,

Kecamatan Cimenyan1000 Kg 10.000.000 Wilayah - -

Bantuan Bibit Kentang

02/03 Desa

Neglawangi,

Kecamatan Kertasari

1 paket 20.000.000 Wilayah - -

Bantuan HoltikulturaDesa Tarumajaya,

Kecamatan Kertasari1 Unit 2.500.000 Wilayah - -

2 1 19 7Peningkatan Kualitas dan Pasca Panen

Tanaman Tembakau 50.000.000 APBD Kabupaten 1.225.745.829

Tersedianya Penanganan Kualitas dan

Pasca Panen Tembakau

Terlaksananya Bimtek

Penanganan Pasca Panen

Tanaman Tembakau,

Meningkatnya Produksi

Tanaman Tembakau dan

Meningkatnya Produktivitas

Tanaman Tembakau

Kabupaten Bandung 100 % 50.000.000 SKPD 1 1.225.745.829

2 1 19 8Pengembangan bibit unggul

pertanian/perkebunan 100.000.000 APBD Kabupaten -

pengadaan bibit unggulan ( Kentang)

Kp.Baru Wangi RW 03

Desa Margaluyu,

Kecamatan

Pangalengan

1 Ton 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Pertanian

Rw.01, Rw.95. Rw.07.

Rw.10. Rw.13 Desa

Srirahayu, Kecamatan

Cikancung

5 gapoktan 50.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Kentang

rw 14 Desa Pulosari,

Kecamatan

Pangalengan

1 Ton 25.000.000 Wilayah - -

2 1 19 9Penyediaan Sarana Produksi

Pertanian/Perkebunan 5.000.000 APBD Kabupaten -

Pengadaan Pupuk Organik

Gapoktan Jaya Raksa

Desa Cangkuang

Wetan, Kecamatan

Dayeuhkolot

1 Paket 5.000.000 Wilayah - -

2 2 Kehutanan

2 2 15Program Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Hutan

Komoditas Hasil Hutan Bukan

Kayu Yang Diusahakan5 Komoditas 515.000.000 5 Komoditas 600.000.000

2 2 15 3 Pengembangan hasil hutan non-kayu 515.000.000 APBD Kabupaten 600.000.000

Pengembangan hasil hutan selain kayu

seperti: jamur, lebah madu, tanaman

obat obatan dan alain lain)

Terlaksananya pengembangan

hasil hutan non kayuKabupaten Bandung 5 Kecamatan 500.000.000 SKPD 5 kecamatan 600.000.000

Budidaya Tanaman bambu

RW 03 Desa

Tanjungwangi

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

1 paket 15.000.000 Wilayah - -

2 2 16 Program rehabilitasi hutan dan lahanTerlaksananya rehabiltasi

lahan kritis 54,94 % 1.680.000.000 1 2.500.000.000

2 2 16 2Pembuatan bibit/benih tanaman

kehutanan 430.000.000 APBD Kabupaten 500.000.000

Kecamatan Arjasari

Kecamatan Cikancung

Kecamatan Pacet

Kecamatan Kertasari

5 kelompok 500.000.000 terlaksanany pembuatan bibit

tanaman kehutanan5 kelompok 215.000.000 SKPD

penyediaan benih untuk masyarakat

dengan memberdayakan kelompokt

tani kehutanan

Kecamatan

Pasirjambu

pengadaan bibit kayu putih

03/13 Desa

Sukamanah

Pangalengan,

Kecamatan

Pangalengan

5000 buah 10.000.000 Wilayah - -

Bibit Kayu-Kayuan

Rw. 07,12,06,10 Desa

Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

50000 batang 75.000.000 Wilayah - -

Bibit Tanaman

Desa Talun Desa

Talun, Kecamatan

Ibun

1 Paket 50.000.000 Wilayah - -

Bantuan Kebun Bibit Desa (KBD)

Desa Cinunuk Desa

Cinunuk, Kecamatan

Cileunyi

30000 M2 50.000.000 Wilayah - -

Kebun Bibit Desa di Dusun 1 dan 2Desa Patrolsari,

Kecamatan Arjasari1 Paket 20.000.000 Wilayah - -

PERSEMAIAN

RT 03, RT 04 / RW 01

Suraja Desa Cibodas

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

1 Paket 10.000.000 Wilayah - -

2 2 16 6Peningkatan peran serta masyarakat

dalam rehabilitasi hutan dan lahan 1.250.000.000 APBD Kabupaten 2.000.000.000

penyediaan sarana, prasarana

stimulasi kegiatan yang membetuk

peran serta masyarakat dalam

rehabilitasi hutan dan lahan

Terlaksananya kegiatan yang

menunjang peningkatan peran

serta masyarakat dalam

rehabilitasi hutan dan lahan

Kabupaten Bandung 5 paket 500.000.000 SKPD 5 paket 2.000.000.000

Bantuan pengadaan Bibit Kayu

Desa Nagreg Desa

Nagreg, Kecamatan

Nagreg

3000 Pohon 15.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Pohon untuk

Penghijauan Desa

RW 001 s.d RW 012

Desa Cikasungka,

Kecamatan Cikancung

500 Buah 5.000.000 Wilayah - -

Pengadaan bibit Kebun Raya

Rw.01 s/d Rw.09

Desa Mekarlaksana,

Kecamatan Cikancung

9 Kelompok 90.000.000 Wilayah - -

5 kelompok 500.000.000 terlaksanany pembuatan bibit

tanaman kehutanan5 kelompok 215.000.000 SKPD

penyediaan benih untuk masyarakat

dengan memberdayakan kelompokt

tani kehutanan

Embung-embung

Sampalan (Tanah

carik Desa) Desa

Margaasih

Cicalengka,

Kecamatan

Cicalengka

50 m2 35.000.000 Wilayah - -

Penghijauan Penanaman Pohon

Pelindungan Disepanjang Jalan Desa

Pamekaran

Desa Pamekaran

Desa Pamekaran,

Kecamatan Soreang

1 Paket 10.000.000 Wilayah - -

Pengadaan bibit pohon penghijauan

berupa tanaman buah/berbuah

05, 06 dan 10 Desa

Cipedes, Kecamatan

Paseh

5000 Pohon 25.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit tanaman kayu

Rw 01 s/d 09 Desa

Cijagra, Kecamatan

Paseh

1 Unit 20.000.000 Wilayah - -

Konservasi lahan Sungai Cimadin

Desa Cipaku Desa

Cipaku, Kecamatan

Paseh

1 Unit 75.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Kayu-kayuan dan

Buah-buahan

Desa Cipaku Desa

Cipaku, Kecamatan

Paseh

1 Paket 50.000.000 Wilayah - -

Pembanguanan Guliplug04/01 Desa Drawati,

Kecamatan Paseh1000 m 65.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Pohon Buah-buahan

01 s/d 15 Desa

Cipedes, Kecamatan

Paseh

6000 Pohon 60.000.000 Wilayah - -

Bantuan Pembangunan Resapan AirRW.04 Desa Cigentur,

Kecamatan Paseh10 Unit 65.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Tanaman Keras dan

buah - buahan

Desa Desa Ciwidey,

Kecamatan Ciwidey1 paket 10.000.000 Wilayah - -

Bantuan Rehabilitasi hutan dan lahan

kritis

Dusun III Desa

Nengkelan,

Kecamatan Ciwidey

1 paket 10.000.000 Wilayah - -

PENGHIJAUAN LAHAN RAWAN

BENCANA LONGSOR

01,02,05,10,11,13,16

Desa Margamulya

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

1 Kelompok 25.000.000 Wilayah - -

Bantuan bibit pohon kayu putih

RW 09, RW 10, RW

12, RW 13, RW 16,

RW 17 dan RW 21

Desa Tenjolaya

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

20000 pohon 20.000.000 Wilayah - -

PENGHIJAUAN (TANAMAN

MENGGUNAKAN POLYBAG)

RT 01 - RT 04 RW 01

Suraja Desa Cibodas

Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

1 Paket 5.000.000 Wilayah - -

BIBIT KOPI, BIBIT KAYU DAN SAYURAN

RT 02 / RW 02

CIBODAS Desa

Cibodas Pasirjambu,

Kecamatan

Pasirjambu

1 kELOMPOK 5.000.000 Wilayah - -

Bantuan tanaman buah-buahan dan

kayu kayuan

Desa Margahayu

Tengah Desa

Margahayu Tengah,

Kecamatan

Margahayu

1 paket 15.000.000 Wilayah - -

Bibit Kapolaga

Ciporeat Desa

Ciporeat, Kecamatan

Cilengkrang

5000 pohon 15.000.000 Wilayah - -

Penyediaan tanaman keras dan buah-

buahan untuk penghijauan

Desa Tanjungsari,

Kecamatan

Cangkuang

400 pohon 15.000.000 Wilayah - -

KEGIATAN AGROFORESTRI

PENANAMAN CALIFTUS,GAMELINA

DAN BAWANG MERAH

RW 09,10,11,12 Desa

Cikadut, Kecamatan

Cimenyan

25 HA 30.000.000 Wilayah - -

pembuatan sumur resapan

RW 05,10,11,12 Desa

Cikadut, Kecamatan

Cimenyan

5 unit 30.000.000 Wilayah - -

Pengadaan Bibit Tanaman KayuDesa Cimenyan,

Kecamatan Cimenyan10000000 Batang 5.000.000 Wilayah - -

Penanaman AGRO PORESTIK Cikawari-

Barukai Suren,Ekaliptus,Duren,Alpukat

Desa Mekarmanik,

Kecamatan Cimenyan2 Unit 50.000.000 Wilayah - -

2 2 17Perlindungan dan konservasi sumber

daya hutanLuas Hutan Rakyat 12925 Ha 350.000.000 12925 Ha 350.000.000

2 2 17 1Pencegahan dan pengendalian

kebakaran hutan dan lahan 350.000.000 APBD Kabupaten 350.000.000

Penyediaan sarana prasarana

pencegahan dan pengendalian

kebakaran hutan dan lahan

Tersedianya sarana dan

prasarana pencegahan dan

pengendalian kebakaran

hutan dan lahan

Kabupaten Bandung 2 paket 350.000.000 SKPD 2paket 350.000.000

Jumlah Belanja Renja Sektor 9.209.517.000 19.583.140.434

Jumlah Belanja Renja Kewilayahan 6.034.750.000 -

Jumlah Total 16.725.747.164 21.143.808.789

NIP.                                              NIP.                                              NIP                                           

a.n. Kepala Bappeda,

Kabid ............................................................................................................ Kasubid .................................................................... Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

______________________________ ______________________________ ______________________________

Soreang, Maret 2015

Mengetahui/Menyetujui, Verifikator,