pemeriksaan refleks

16
PEMERIKSAAN REFLEKS A. REFLEKS Refleks adalah suatu respons involunter terhadap sebuah stimulus. Secara sederhana lengkung refleks terdiri dari organ reseptor, neuron aferen, neuron efektor dan organ efektor. Sebagai contoh ialah refleks patella. Pada otot terdapat serabut intrafusal sebagai organ reseptor yang dapat menerima sensor berupa regangan otot, lalu neuron aferen akan berjalan menuju medula spinalis melalui ganglion posterior medulla spinalis. Akson neuron aferen tersebut akan langsung bersinaps dengan lower motor neuron untuk meneruskan impuls dan mengkontraksikan otot melalui serabut ekstrafusal agar tidak terjadi overstretching otot Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis. Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya tidak terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat dimanfaatkan praktisi agar dapat mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem syaraf dari refleks. Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom.

Upload: reenata-raynata

Post on 24-Nov-2015

120 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fisioterapi unhas

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN REFLEKSA. REFLEKSRefleks adalah suatu respons involunter terhadap sebuah stimulus. Secara sederhana lengkung refleks terdiri dari organ reseptor, neuron aferen, neuron efektor dan organ efektor. Sebagai contoh ialah refleks patella. Pada otot terdapat serabut intrafusal sebagai organ reseptor yang dapat menerima sensor berupa regangan otot, lalu neuron aferen akan berjalan menuju medula spinalis melalui ganglion posterior medulla spinalis. Akson neuron aferen tersebut akan langsung bersinaps dengan lower motor neuron untuk meneruskan impuls dan mengkontraksikan otot melalui serabut ekstrafusal agar tidak terjadi overstretching ototRefleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis. Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya tidak terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat dimanfaatkan praktisi agar dapat mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem syaraf dari refleks.Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom.Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yangditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti padaorang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga dewasa,namun lama-kelamaan akan menghilang karena dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal.

B. REFLEKS FISIOLOGIS Refleks Rahang bawah (jaw)Cara : - Minta pasien membuka sedikit mulut. - Pemeriksan menempatkan telunjuk melintang di dagu pasien - Telunjuk pemeriksa diketok menggunakan reflek hammer Respon : (+) kontraksi otot masseter, mulut merapat (-) tidak adanya gerakan merapatkan mulut Refleks BisepsCara: - Pegang lengan Pasien (semifleksi) - Tempatkan ibu jari di atas tendon otot biceps - Ketok ibu jari dengan reflek hammerRespon: (+) Gerakan Fleksi lengan bawah

Refleks TrisepsCara: - pegang lengan bawah pasien (semifleksi) - Ketok pada tendon insersi m.Triseps yang berada sedikit di atas olekranon Respon : (+) Ekstensi lengan bawah

Refleks Bachioradialis Cara: - Fleksikan lengan bawah pasien , sedikit dipronasikan - Ketok pada Proc. Stiloideus Radius Respon: Lengan bawah akan Fleksi dan supinasi Refleks PatellaCara:- Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai - Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang tepat -Tangan pemeriksa memegang paha pasien - Ketuk tendon patela dengan palu reflek menggunakan tangan yang lain.Respon: pemeriksa akan merasakan kontraksi otot kuadrisep, ekstensi tungkai bawah.Catatan: Pada saat pemeriksaan perhatian pasien dialihkan dengan menyuruhnya menarik kedua tangannya yang tercekam

C. Refleks Patologis Refleks BabinskiCara: - Pasien diminta berbaring dan tungkai diluruskan - Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral (jangan sampai menyebabkan rasa nyeri)Respon: timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau membuka.

Refleks ChaddokCara:- Lakukan goresan pada bagian maleolus lateralRespon: timbul respon seperti refleks babinski Refleks GordonCara: - Lakukan goresan/ memencet / mencubit m. Gastrocnemius Respon: timbul respon seperti refleks babinski Refleks OppenheimCara: - Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua jari telunjuk dan tengah (seperti mengurut)Respon: (+) timbul respon seperti refleks babinski Refleks SchaeferCara: -lakukan goresan pada tendon AchillesRespon: (+) timbul respon seperti refleks babinski Refleks Hoffman TromerCara: - Jepit jari tengah pasien diantara telunjuk dan ibu jari pemeriksa - Lakukan goresan kuat pada ujung jari tengah pasienRespon: Fleksi jari telunjuk , aduksi ibu jari

Klonus PatellaCara: - Pegang patella pasien - Tungkai diekstensikan , dilemaskan - Dorong Patella dengan kejutan (dengan cepat) kearah distal sambil diberikan tahanan entengRespon: - Teregangnya otot betis - Kontrasi ritmik m.Quadriceps, gerakan bolak-balik patella

Klonus kaki Cara: -Pemeriksa menempatkan telapak tangan di telapak kaki pasien - Dorong telapak kaki paasien dengan cepat , hingga terjadi dorso fleksi - Beri tahanan ringanRespon: Gerakan ritmik kaki; plantar fleksi dan dorso fleksi secara bergantian

Selain pemeriksaan tersebut di atas juga ada beberapa pemeriksaan lain seperti:Pemeriksaan fungsi luhur:1. Apraxia : hilangnya kemampuan untuk melakukan gerakan volunter atas perintah2. Alexia : ketidakmampuan mengenal bahasa tertulis3. Agraphia : ketidakmampuan untuk menulis kata-kata4. Fingeragnosia: kesukaran dalam mengenal, menyebut, memilih dan membedakan jari-jari, baik punya sendiri maupun orang lain terutama jari tengah.5. Disorientasi kiri-kanan: ketidakmampuan mengenal sisi tubuh baik tubuh sendiri maupun orang lain.6. Acalculia : kesukaran dalam melakukan penghitungan aritmatika sederhana.

D. Refleks Primitif Refleks Mata BonekaTujuan: Untuk menentukan mati batang otakCara: - Minta pasien berbaring - Putar kepala pasien/bayi (ditolehkan ke samping kanan dan kiri) Respon: - Bola mata bergerak - Apabila bola mata tidak bergerak sama sekali dimungkinkan ada kematian batang otak (hingga bayi berusia 8 bln) Refleks RootingCara: Terjadi secara alamiRespon: - Bayi yang baru lahir akan menggerakkan kepalanya mencari objek untuk menyusui, hingga berhasil menemukan objek tersebut - Apabila tidak terjadi seperti respon di atas, itu menandakan system pencernaan bayi belum aktif Refleks SuckingCara: - Terjadi secara alami ketika bayi lahir - Sentuhkan jari pada ujung bibir bayiRespon : - Bayi akan langsung menghisap apapun yang disentuhkan di mulutnya

Refleks Moro

Refleks ini timbul ketika si kecil terkejut, umumnya karena ia merasa akan jatuh atau karena ada suara yang sangat keras. Reaksi yang timbul setelah terkejut adalah membuka kedua lengan dan tungkainya dan kepala bergerak ke belakang. Terkadang tangannya menggapai benda-benda yang ada di dekatnya. Biasanya akan menangis terlebih dahulu saat dikejutkan. Refleks ini mulai menghilang antara usia 3-6 bulan. Cara pemeriksaan : letakkan bayi di tempat tidur, fisioterapis lalu bertepuk tangan dengan suara yg sedikit keras, lalu perhatikan reaksi bayi, apakah reaksi moro muncul/tidak.

Interpretasi : 1.Reaksi positif adalah normal pada usia bayi 3-6 bulan2.Reaksi positif setelah usia 6 bulan merupakan suatu indikasi ketelambatan refleksif kematangan.3.Reaksi negative adalah normal setelah usia 6 bulan

Refleks Galant Refleks ini juga dikenal sebagai reflek Galants infantile, ditemukan oleh seorang neurolog dari Rusia, Johann Susman Galant. Reflek ini muncul sejak lahir dan berlangsung sampai pada usia empat hingga 6 bulan. Reflex ini terlihat saat punggung tengah atau punggunggung bawah bayi di bagian kanan atau kiri tulang punggung di usap. Tubuh bayi akan melengkung ke sisi yang diusap.

Cara pemeriksaan: Refleks galant ditimbulkan dengan menggosok satu sisi punggung sepanjang garis paravertebral 2-3 cm dari garis tengah mulai dari bahu hingga bokong.

Interpretasi: Respons normal adalah perlengkungan lateral dari badan ke arah sisi yang distimulisasi dengan bahu dan sendi panggul bergerak ke arah sisi yang digosok.Refleks galant secara normal hilang setelah 2-3 bulan. Jika reflek ini menetap hingga lewat 6 bulan, dimungkinkan ada patologis.

Asimetric Tonic Neck Reflex (ATNR) Merupakan refleks mempertahankan posisi leher / kepala. Timbul bila kita membaringkan bayi secara telentang. Ketika dibaringkan dan wajahnya dipaling ke salah satu arah, misalnya kanan, tangannya akan membentuk posisi seperti pemain anggar dalam posisi siap, tangan kanannya lurus dan tangan kiri ditekuk. Refleks ini sering juga disebut fencing reflex (posisi pemain anggar). Menghilang saat bayi berusia 3-4 bulan. Cara pemeriksaan:Pasien terlentang , kepala dalam mid-posisi dan kedua lengan dan kedua tungkai ekstensi. Kemudian palingkan kepala ke salah satu sisiInterpretasi :a. Reaksi negatif -Tidak ada reaksi dari anggota badan pada salah satu sisib. Reaksi positif - Kedua lengan dan kedua tungkai ekstensi pada arah sisi wajah, atau peningkatan tonus ekstensor, fleksi lengan dan tungkai sisi yang berlawanan, atau peningkatan tonus fleksorBila tak ada respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan sarafs ebaliknya bila gerak refleks itu menetap kemungkunan ada kelainan otak.

Refleks Primary Standing (Positive Supporting Reaction)

Reflex ini merupakan reaksi yang muncul saat bayi di pegang vertical dan kakinya dibiarkan menyentuh lantai atau permukaan lainnya. Maka bayi akan langsung berposisi seperti berdiri dengan sedikit fleksi hip dan knee. Pada posisi ini bayi akan berdiri dengan jari kakinyaatau menyilangkan kedua kakinya. Akan muncul selama 4 bulan pertama kehidupannya secara involunter sampai mereka bisa menyanggah sendiri proporsi berat badannya saat umur 10 bulan secara sadar.

Cara pemeriksaan : Pegang bayi pada kedua ketiaknya dan menghadap ke depan. Lalu perlahan letakkan ujung jari kakinya ke lantai dan perhatikan posisi kedua kakinya.

Interpretasi : Reflex ini muncul involunter saat berumur 4 bulan dan bertahap akan berkembang hingga usia 10 bulan ke atas. jika reaksi positif, maka dicurigai ada gangguan perkembangan motorik bayi.

5. Refleks Automatic Walking (Stepping Reflex)Timbul ketika kita memegangi bayi pada posisi berdiri dan sedikit menekan. Bayi akan mengangkat kakinya secara bergantian seakan -akan berjalan. Refleks ini mulai berkurang setelah 1 minggu dan akan menghilang setelah 2 bulan.Cara pemeriksaan: pegangi bayi di ketiak/dibawah lengannya. Biarkan jari-jari kakinya menyentuh lantai. Lalu perhatikan reaksinya.

Interpretasi : Bila tidak ada respons, menunjukkan ada kelainan pada motorik kasar, cidera perifer (semua saraf selaian otak dan saraf tulang belakang) atau kemungkinan ada retak pada tulang atau tulang di betis.

6. Refleks Grasp (Hand And Feet) Reflex ini muncul Ketika telapak tangannya disentuh atau meletakkan benda seperti jari Ibunya atau pensil, jari-jari menutup dan menggenggam benda yang menyentuh telapak tangannya. Ia akan memegang erat dan kekuatannya akan meningkat ketika benda tersebut ditarik keluar. Refleks ini akan hilang saat bayi berusia 5 bulan.

Cara pemeriksaan : letakkan jari atau pensil ke telapak tangan si bayi, lalu perhatikan apa yang terjadi Interpretasi : Bayi akan menggenggam benda yang kita letakkan di telapak tangannya .Bila tak ada respons atau respons menetap, menunjukkan kelainan saraf otak. Refleks ini juga kurang terlihat pada bayi prematur.