gaggiing refleks laporan

Upload: danang-dewantara-ananda-putra

Post on 05-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    1/28

    LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 4

    GAGGING REFLEKS

    ANGGOTA KELOMPOK TUTORIAL VI

    DANANG DEWANTARA 111610101062

    REDO SETYAWAN 111610101068

    MAHADA MUTIAH DINI 111610101071

    CICIK KHILDAR RIZQI 111610101075

    YUNITA SASKIA 111610101078

    ANGGI FARADIBA 111610101080

    MUSRIATUL WAHIDA 111610101081

    YURIKE FIRIA SARI 111610101082

    ISTIBSYAROH 111610101084

    MARIA DEVITHA 111610101085

    SISKA 111610101086

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS JEMBER

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    2/28

    PENDAHULUAN

    1.1LATAR BELAKANGGagging reflex merupakan salah satu alarm dari tubuh yang menandakan bahwa

    sedang terdapat racun yangb masuk kedalam tubuh. Gagging reflex atau yang biasa

    disebut dengan reflex muntah ini merupakan suatu proses yang komplek yang

    melibatkan otak dan saluran gastrointestinal. Dimana muntah ini terjadi melalui

    rangsang yang dibawa ke otak oleh saraf aferen dan akan dibawa keluar dari otak oleh

    saraf eferen dihantarkan ke bagian glandula salivarius, otot abdominal, pusat

    pernapasan dan saraf cranial. Selanjutnya reaksireaksi yang ditimbulkan dari bagian

    bagian tersebut dapat menimbulkan terjadinya muntah.

    Sebelumnya terjadinya reflex muntah ini biasanya juga timbul perasaan mual pada

    perut. Mual dan muntah ini merupakan hal yang saling berkaitan, dimana mual

    merupakan perasaan bahwa lambung ingin mengosongkan diri sedangkan muntah

    merupakan aksi ari pengosongan perut secara paksa. Mual dan muntah ini juga turut

    membawa implikasi yang lain seperti gangguan keseimbangan metabolik,

    kegagalan penjagaan diri sendiri dan upaya untuk melakukan sesuatu,

    pengurangan nutrisi atau zat makanan kurang/tiada nafsu makan (anoreksia), saluran

    esophagus yang luka dan adanya kemoterapi pada penyakit seperti kanker,

    mengakibatkan terjadinya gagging refleks.

    Sesuai dengan paparan kasus yang ada pada skenario, dimana pasien dengan usia

    60 tahun ( tinggi badan = 160 cm dan berat badan 58 kg) mengaku telah mengalami

    muntah selama 2 minggu setiap kali habis makan serta rasa mual di pagi hari. Oleh

    karena itu, proses terjadinya mual dan muntah serta hal hal yang berkaitan

    dengannya akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan di bawah ini.

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    3/28

    1.2RUMUSAN MASALAHa. Bagaimana gejala awal dari gagging reflex ?b. Apa saja factorfactor yang menyebabkan terjadinya gagging reflex ?c. Bagaiman mekanisme dari gagging reflex dan area sensitive mana saja yang dapat

    memicu timbulnya gagging reflex apabila tersentuh ?

    d. Mengapa pasien sering muntahmuntah di pagi hari ?e. Apa hubungan antara berat badan dan tinggi badan terhadap timbunya gagging

    reflex ?

    f. Bagaimana cara pencegahan terhadap gagging reflex ?

    1.3TUJUANa. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya gagging reflexb. Untuk mengetahui factorfactor yang dapat memicu timbulnya gagging reflexc. Untuk mengetahui cara pencegahan terhadap gagging reflexd. Untuk mengetahui gejalagejala yang timbul sebelum terjadinya gagging reflexe. Untuk mengetahui hubungan tinggi badan serta berat badan dengan terjadinya reflex

    muntah .

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    4/28

    BAB II ISI

    Pada diskusi tutorial ini dilakukan dengan tujuh tahapan ( seven jump ), dimana

    hasil diskusi dari tiaptiap step ini akan dibahas lebih lanjut dibawah ini.

    1. STEP I ( DEFINISI KATAKATA SULIT )a. Gagging reflex atau reflex muntah merupakan suatu mekanisme pertahanan

    tubuh dengan cara pengeluaran isi lambung secara paksa akibat abnormalitas isi

    usus atau kontraksi yang terjadi akibat adanya stimulasi pada daerah daerah

    sensitive penyebab muntah ( seperti : palatum molle, uvula, dan lain lain )

    b. Mual merupakan geajala yang terjadi sebelum muntah atau gerakan eksitasibawah sadar pada daerah medulla yang merupakan pusat pengatur muntah.

    2. STEP II ( MENDESKRIPSIKAN PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN)a. Bagaimana gejala awal dari gagging reflex ?b. Apa saja factorfactor yang menyebabkan terjadinya gagging reflex ?c. Bagaiman mekanisme dari gagging reflex dan area sensitive mana saja yang

    dapat memicu timbulnya gagging reflex apabila tersentuh ?

    d. Mengapa pasien sering muntahmuntah di pagi hari ?e. Apa hubungan antara berat badan dan tinggi badan terhadap timbunya gagging

    reflex ?

    f. Bagaimana cara pencegahan terhadap gagging reflex ?3. STEP III ( BRAIN STORMING)

    a. Gejala awal timbulnya gagging reflex ini diantaranya ialah mual, suhu tubuhmeningkat, batuk , pucat, tremor ( jika rasa ingin muntah dutahan terus menerus

    dapat merangsang otot sehingga timbul tremor), penigkatam kuantitas air ludah

    berkeringat dingin, dan meningkatnya denyut jantung dan pernapasan.

    b. Factorfactor yang menyebabkan terjadinya gagging reflex ialah

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    5/28

    1. Kelainan sistemik. Beberapa penyakit kronis dapat menimbulkan reaksimuntah misalnya gangguan saluran pernafasan, deviasi septum, polip hidung

    dan luka lambung dapat meningkatkan refleks muntah.

    2. Factor psikologi. Reflek muntah yang aktif secara abnormal dapat tejadikarena pengalaman sebelumnya yang memicu episode muntah. Secara

    psikologik. Ketakutan adalah faktor di bawah sadar yang selalu

    mempengaruhi orang untuk muntah misalnya pasien pada waktu pencetakan

    ketakutan untuk menelan benda asing, pemakaian alat-alat yang dimasukan

    dalam mulut pasien.

    3. Faktor fisiologik. Faktor fisiologik yang dapat menyebabkan muntah dibagi2 yaitu sebagai berikut.

    (a). Faktor ekstra oral

    Berupa rangsangan yang datang dari luar rongga mulut dapat berupa

    rangsangan penglihatan, pendengaran dan penciuman.

    (b). Faktor intra oral

    Daerah pada sekitar mulut yang mempunyai respon rangsangan taktil

    yang berbeda. Ada yang hiposensitif dan ada yang hipersensitif, daerah

    anterior palatum kurang sensitif dari sebelah posterior. Pada pencetakan,

    bahan cetak jangan sampai berlebihan sehingga pada palatum di bagian

    postenor dapat merangsang muntah.

    4. Factor iaterogenik . factor iaterogenik ini bisa berupa perlakuan yang kurangbaik tidak hati-hati dan pemakaian alat dengan temperatur yang ekstrim

    dapat merangsang timbulnya muntah .

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    6/28

    5. Faktor kehamilan. Pada ibu hamil pada trimester biasanya sering mengalamireflex muntah atau yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.

    c. Mekanisme dari gagging reflex ialah

    Dimana areaarea sensitive yang dapat menyebabkan gagging reflex ialah palatum

    mole, uvula, bagian posterior dari lidah ( 1/3 ), dinding faring posterior, trakea bagian

    atas.

    d. Pasien sering muntahmuntah di pagi hari disebabkan karena lamanya jangkawaktu antara tidur dan bangun sehingga perut dalam keadaan kosong. Perut

    yang kosong ini dapat menyebabkan produksi HCl di dalam lambung meningkat

    sehingga merangsang terjadinya muntah. Selain itu, juga diketahui bahwa pasien

    berumur 60 tahun, dimana pada usia 60 tahun ini tubuh telah mengalami

    degenerasi yang menyebabkan kelemahan dan atrofi pada saluran cerna. Hal ini

    juga dapat mengakibatkan sekresi HCl melebihi batas normal.

    Adanya iritasi

    / sentuhan

    Area

    sensitive

    Diteruskan oleh

    serabut saraf eferenMedulla

    oblongata

    Dilanjutkan oleh

    serabut saraf aferen

    inspirasi dalam dan penutupan glotis

    Antiperistaltik dimulai

    Kontraksi diafragma turun menekan

    lambung

    Mulai dari ileum sampai taraktus GI

    Penigkatan tekanan

    intra abdomen

    Isi abdomen terdorong

    ke atasTerdorong ke esophagus

    Keluar melalui mulut

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    7/28

    e. Tinggi badan dan berat badan diketahui tidak memiliki hubungan sama sekaliterhadap timbulnya gagging reflex. Karena seorang yang memiliki berat badan

    dan tinggi badan yang ideal, belum tentu mudah mengalami gagging reflex

    daripada orang yang gemuk ( obesitas). Kedua hal tersebut hanya berperan

    sebagai data pendukung dalam pemeriksaan atau bisa dikatakan hanya pada

    digunakan pada diagnosa untuk mengetahui suatu penyakit sistemik.

    f. Cara pencegahan terhadap gagging reflex ialah dengan diberi minum air es,diperintahkan untuk melakukan relaksasi dan dialihkan perhatiannya.

    4. STEP IV ( MAPING)FAKTOR PENYEBAB MUNTAH

    IRITASI ATAU SENTUHAN

    DITERUSKAN OLEH SARAF AFEREN

    KE MEDULA (OTAK)

    DILANJUTKAN OLEH SERABUT EFEREN

    KONTRAKSI DIAFRAGMA MENEKAN LAMBUNG ANTIPERISTALTIK MENDORONG MAKANAN

    KELAMBUNG DARI USUS HALUS

    KONTRAKSI KUAT OTOT PERUT MENYEBABKAN PENIGKATAN TEKANAN INTRA ABDOMEN

    ISI ABDOMEN TERDORONG KE ATAS ( ESOFAGUS)

    KELUAR DARI MULUT / MUNTAH

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    8/28

    5. STEP V ( LEARNING OBJECTIVE )1. Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya gagging reflex2. Mampu menjelaskan factor factor yang dapat memicu timbulnya gagging

    reflex

    3. Mampu menjelaskan cara pencegahan terhadap gagging reflex4. Mampu menjelaskan gejala gejala yang timbul sebelum terjadinya gagging

    reflex

    5. Mampu menjelaskan hubungan tinggi badan serta berat badan dengan terjadinyareflex muntah .

    6. STEP VIIa. Mekanisme dari gagging reflex.

    Muntah merupakan suatu cara dimana traktus gastro intestinal

    membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas

    traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang atau bahkan

    sangat terangsang. Distensi yang berlebihan atau iritasi duodenum

    menyebabkan suatu rangsangan khusus yang kuat untuk muntah. Impuls

    ditransmisikan, baik oleh saraf aferen vagal maupun oleh saraf simpatis ke

    pusat muntah bilateral di medula, yang terletak didekat traktus solitaries

    lebih kurang pada tingkat nukleus motorik dorsalis vagus. Reaksi

    motorik otomatis yang sesuai kemudian menimbulkan perilaku muntah.

    Impuls-impuls motorik yang menyebabkan muntah ditransmisikan dari pusat

    muntah melalui saraf kranialis V, VII, IX, X, dan XII ke traktus gastrointestinal

    bagian atas dan melalui saraf spinalis ke diafragma dan otot abdomen.

    Pada tahap awal dari iritasi gastrointestinal atau distensi yang

    berlebihan, antiperistaltik mulai terjadi, sering beberapa menit sebelum

    muntah terjadi. Antiperistaltik dapat dimulai sampai sejauh ileum di

    traktus gastrointestinal dan gelombang antiperistaltik bergerak mundur naik ke

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    9/28

    usus halus dengan kecepatan dua sampai 3cm/detik; proses ini benar-benar

    dapat mendorong sebagian besar isi usus kembali ke duodenum dan lambung

    dalam waktu 2-5 menit. Kemudian, pada saat bagian atas traktus

    gastrointestinal, terutama duodenum, menjadi sangat meregang dimana

    peregangan ini menjadi faktor pencetus yang menimbulkan tindakan

    muntah yang sebenarnya. Pada saat muntah, kontraksi intrinsik kuat

    terjadi baik pada duodenum maupun pada lambung, bersama dengan

    relaksasi sebagian dari sfingter esophagus. bagian bawah, sehingga

    membuat muntahan mulai bergerak ke dalam esophagus. Dari sini, kerja

    muntah spesifik yang melibatkan otot-otot abdomen mengambil alih

    dan mendorong muntahan ke luar. (Guyton and Hall .1997. Buku Ajar

    Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : Egc.)

    Selain itu, diketahui bahwa menurunnya serotonin dalam darah juga dapat

    menyebabkan terjadinya mual dan muntah. Dimana hubungan pengeluaran

    serotonin dengan terjadinya muntah akan digambarkan pada bagan dibawah ini.

    OTAK BAGIAN TENGAH :

    INGATAN TERHADAP RANGSANGAN

    YANG KURANG BAIK

    SISTEM BAU :

    BAU TIDAK SEDAP

    MENINGKATNYA

    RESEPTOR KIMIA

    KARENA KEHAMILAN

    SISTEM KESEIMBANGAN: MABUK

    PERJALANAN

    PENGELUARAN SEROTONIN

    SISTEM VISERA :

    INFEKSI BAKTERI DAN INFEKSI VIRUS

    PUSAT MUAL DAN MUNTAH :

    PUSAT SALIVA, PUSAT

    PERNAPASAN DAN NERVUS

    KRANIAL

    PENGELUARAN DOPAMIN

    DAN SEROTONIN

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    10/28

    ( Dr. Ida Ayu Candranita Manuaba, Sp.OG, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obsteri

    untuk Mahasiswa Kebidanan . Jakarta : Egc)

    MEKANISME :

    Pemicu somatik dan psikogenik

    Rangsangan pada trigger zone

    Melalui saraf aferren

    Menstimulasi vomiting center pada SSP

    Melalui saraf efferen

    Motor cascade bereaksi

    Peningkatan kontraksi non-peristaltik dalam usus Penurunan gerakan peristaltik

    NERVUS FRENIKUSNERVUS SPINALIS NERVUS VAGUS

    DINDING ABDOMEN

    TERJADI MUAL DAN MUNTAH SAAT

    KONTRAKSI BERSAMA

    LAMBUNG ESOFAGUSDIAFRAGMA

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    11/28

    Mendorong isi usus halus dan sekresi pankreas ke dalam lambung

    Aktivitas lambung tertekan

    Otot pernafasan berkontraksi melawan celah suara yang tertutup

    Terjadi pembesaran kerongkongan & Kontraksi abdominal

    Isi lambung didorong ke kerongkongan

    Muntah

    Bagan Tersebut diatas juga masih tentang mekanisme gagging refleks

    dengan sumber lain tetapi pada intinya sama hanya hal ini lebih pada

    fisiologisnya . Mekanisme fisiologis gagging reflex dimulai setelah adanya

    rangsangan yang diberikan kepada pusat muntah (Vomiting Center/VC) atau

    pada zona pemicu kemoreseptor (Chemoreseptor Trigger Zone/CTZ) yang

    berada pada sistem saraf pusat (Central Nervous System). Pusat-pusat

    koordinasi ini dapat diaktifkan dengan berbagai cara, diantaranya :

    Adanya stress fisiologis, berlangsung karena adanya sinyal yang dikirimkanmelalui lapisan otak luar dan limbic system ke VC.

    Adanya gerakan, berlangsung jika VC distimulasi melalui sistem pengaturanotot (vestibular atau vestibulocerebullar system) dari labirin yang terdapat

    pada telinga bagian dalam.

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    12/28

    Kemudian sinyal kimia dari aliran darah dan cairan cerebrospinal (jaringan saraf

    sampai tulang ekor) dideteksi oleh CTZ. Ujung-ujung saraf yang ada didalam

    saluran pencernaan merupakan penstimulir muntah jika terjadi iritasi saluran

    pencernaan, kembung, dan tertundanya proses pengosongan lambung. Ketika

    VC distimulasi, maka motor dari cascade akan bereaksi menyebabkan muntah.

    Akibatnya kontraksi non peristaltik didalam usus halus meningkat dan sebagian

    isi dari usus dua belas jari masuk ke dalam lambung. Kondisi ini diikuti dengan

    melambatnya gerakan peristaltik yang akan mendorong masuknya isi usus

    halus dan sekresi pankreas ke dalam lambung sehingga aktivitas lambung

    tertekan. Sementara itu, otot-otot pernapasan akan berkontraksi untuk

    melawan celah suara yang tertutup sehingga terjadi pembesaran

    kerongkongan. Pada saat otot perut (abdominal) berkontraksi, isi lambung

    akan didorong masuk ke dalam kerongkongan. Relaksasi dari otot-otot perut

    memungkinkan isi kerongkongan masuk kembali ke dalam lambung. Siklus dari

    muntah berlangsung cepat hingga semua isi lambung yang masuk ke

    kerongkongan dikeluarkan semua melalui mulut. Pada kondisi muntah juga

    terjadi peningkatan produksi saliva, peningkatan kecepatan pernapasan dan

    detak jantung, pembesaran pupil, dan berkeringat dingin.

    (Guyton and Hall .2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta :

    Egc.)

    b. Factorfactor yang mempengaruhi gagging reflex :1. Kelainan sistemik :

    Kelainan lokal dan sistemik seperti obstruksi nasal, sinusitis, polip,

    mulut kering, kemacetan mukosa pada saluran pernapasan bagian atas, dan

    medikasi yang menyebabkan mual sebagai efek sampingnya dapat

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    13/28

    menyebabkan gagging reflex. Penyakit gastrointestinal kronis, terutama

    gastritis kronis, ulserasi peptikum, dan karsinoma pada perut dapat

    menurunkan ambang batas intraoral untuk berkontribusi pada gagging

    reflex.

    (G. S. Bassi, BDS.Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5.

    etiology and management of gagging : A review of the literature)

    2. Psikologi :Faktor psikologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kondisi klasik

    (classical conditioning) dan pengkondisian instrumental (operantconditioning)

    - Classical conditioning

    Classical conditioning terjadi bila ada stimulus yang awalnya bersifat

    netral namun menyebabkan respon perilaku tertentu. Pada kasus ini pasien

    dapat mengalami gagging reflex hanya dengan mencium bau dari kamar

    periksa, atau suara dari dental handpiece. Pasien mengasosiasikan stimulus

    ini secara luas sebagai penyebab gagging reflex, dan karenanya respon

    muntah yang disebabkan oleh stimulus ini berkembang.

    - Operant conditioning

    Operant conditioning adalah suatu proses pelatihan dimana

    konsekuensi dari respon mengubah kemungkinan bahwa individu akan

    menghasilkan respon itu lagi. Dalam operant conditioning ini, beberapa pola

    perilaku dapat diperkuat karena pasien berusaha mempertahankan perhatian

    dan simpati mereka (penguatan positif), menghindari situasi stres (penguatan

    negatif), atau mencapai hasil yang diinginkan lainnya. Contohnya, seorang

    pasien yang muntah dengan tidak sengaja akan belajar untuk

    mengasosiasikannya dengan menghentikan pengobatan untuk sementara.

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    14/28

    (G. S. Bassi, BDS.Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5.

    etiology and management of gagging : A review of the literature)

    3. Fisiologi :a. ekstra oral : penglihatan.pendengaran,penciuman.b. intra oral : daerah sekitar mulut yang mempunyai respon rangsang, eg :

    palatum mole.

    (Guyton and Hall .1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta

    : Egc.)

    4. AnatomiAbnormalitas anatomi dan sensitivitas orofaringeal dipercaya sebagai

    faktor penyebab gagging reflex. Sebuah studi membandingkan perbedaan

    anatomi antara gaggers dan nongaggers, dan didapatkan bahwa pada

    kelompok yang mempunyai kecenderungan muntah lebih tinggi terdapat

    perbedaan postur lidah, tulang hyoid, dan palatum lunak. Distribusi jalur

    dari nerural aferen, terutama nervus vagus, lebih besar pada gaggers

    dibandingkan dengan nongaggers, sehingga gaggers lebih peka terhadap

    stimulus auditori, olfaktori, dan visual.

    (G. S. Bassi, BDS.Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5.

    etiology and management of gagging : A review of the literature)

    5. Perubahan arah tubuh yang cepat.Gerakan arah tubuh yang cepat ini juga dapat menyebabkan terjadinya

    muntah pada orangorang tertentu. Mekanisme peristiwa ini adalah sebagai

    berikut : gerakan merangsang reseptor dari labirin, dan impulsditransmisikan terutama melalui inti vestibular kedalam sereblum, kemudian

    ke zona pencetus kemoreseptor, dan akhirnya ke pusat muntah untuk

    menyebabkan muntah.

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    15/28

    (Guyton and Hall .2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta

    : Egc.)

    6. Iaterogenik :Teknik klinik yang tidak mumpuni dapat menyebabkan pasien

    mengalami muntah, bahkan pada pasien yang sebelumnya tidak memiliki

    kecenderungan untuk muntah. Sebagai contoh, bahan perawatan seperti

    logam yang berlebih atau prostesis yang tidak stabil atau buruk, terutama

    aspek posterior gigi tiruan rahang atas dan daerah lingual posterior prostesis

    mandibula, dapat mengenai "trigger zones" dan menyebabkan gaggingreflex pada pasien.

    (G. S. Bassi, BDS.Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5.

    etiology and management of gagging : A review of the literature)

    c. Cara pencegahan terhadap gagging reflex

    Penanganan pada Gagging Refleks meliputi :

    - relaksasi yaitu dengan cara bernafas dengan teratur.

    - Sedasi/tidur untuk merilekskan pikiran dan menghilangkan perasaan mual.

    - hipnotik:menimbulkan kesan rileks dan santai.

    (Guyton and Hall .1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta :

    Egc.)

    Manajemen

    Manajemen untuk menghadapi pasien dengan kecenderungan muntahdapat dilakukan pada praktek kedokteran gigi pada umumnya. Namun, pasien

    dengan masalah gagging yang parah awalnya mungkin memerlukan rujukan ke

    dokter yang berwenang dalam pengelolaan pasien seperti ini. Hal ini bukan

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    16/28

    berarti praktisi pada umumnya tidak dapat mengatasi masalah gagging reflex

    pada pasien. Seringkali, pasien dapat menerapkan teknik manajemen yang

    diberikan oleh praktisi sehingga dapat mencegah gagging reflex.

    Penilaian

    Pengelolaan pasien dengan refleks muntah mungkin dipengaruhi oleh

    tingkat keparahan dan etiologinya. Dokter perlu mengetahui riwayat rinci,

    bersikap simpatik, dan menciptakan suasana yang tenang dan meyakinkan.

    Sikap dokter terhadap pasien dapat berpengaruh terhadap hasil pengobatan. Jika

    dokter gigi mencoba untuk mengidentifikasi situasi yang memicu refleks

    muntah, maka dokter dapat lebih mengoptimalkan perawatan pada pasien dan

    keberhasilan operasi.

    Pasien harus diberitahu tentang segala hal yang terlibat dalam

    pemeriksaan intraoral, dan pemeriksaan hanya dilakukan jika pasien telah

    memberi izin. Dokter gigi harus mencoba untuk menghindari rangsangan refleks

    muntah dan situasi yang dapat membuat pasien stres, sehingga pemeriksaan

    yang dilakukan mungkin menjadi terbatas. Di sini, peran dokter gigi adalah

    bersikap simpatik terhadap kesulitan pasien dan membangun dialog yang

    bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan pasien. (G. S. Bassi, BDS. Jurnal

    Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5. etiology and management of

    gagging : A review of the literature)

    TEKNIK MENCEGAH GAGGING REFLEX

    Behavior Modification

    Metode ini merupakan metode jangka panjang yang paling berhasil

    dalam pengelolaan pasien gagging reflex. Umumnya, tujuan dari metode ini

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    17/28

    adalah untuk mengurangi kecemasan dan membuat pasien melupakan faktor-

    faktor yang dapat menyebabkan gagging reflex. Relaksasi, pengalihan perhatian,

    saran, dan desensitisasi sistematis adalah metode yang dapat digunakan dan

    dapat dikombinasi.

    Relaksasi

    Refleks muntah dapat timbul karena rasa cemas. Relaksasi dapat

    membantu memperbaiki atau merubah cara berpikir pasien yang dapat

    menyebabkan rasa cemas berlebihan. Contohnya adalah dengan meminta pasien

    untuk rileks pada otot-otot tertentu, dimulai dari kaki dan berlanjut ke atas,

    sementara dokter terus memberikan jaminan rasa aman dan tenang pada pasien.

    Distraksi

    Teknik distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien dan teknik

    ini memungkinkan untuk prosedur perawatan yang singkat. Seorang dokter

    dapat mengajak pasien berkomunikasi, atau meminta pasien untuk

    berkonsentrasi pada pernapasan, misalnya menghirup udara melalui hidung dan

    menghembuskannya melalui mulut. Hal ini sangat bermanfaat terutama sebelum

    memulai pengobatan, agar pasien mampu memvisualisasikan rasa nyaman dan

    aman.

    Metode ini dapat dilakukan juga dengan meminta pasien untuk

    melakukan kegiatan yang menyebabkan kelelahan otot, misalnya dengan

    meminta pasien menaikkan kaki dan menahannya untuk beberapa saat. Ketika

    otot pasien semakin lelah, maka diperlukan usaha lebih untuk menahan kaki

    dalam posisi tinggi, sehingga mengalihkan perhatian pasien dari prosedur

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    18/28

    intraoral. Teknik distraksi dapat dikombinasi dengan prosedur relaksasi, jika

    pasien sulit untuk mengatasi refleks muntah dengan teknik relaksasi saja.

    Teknik distraksi bermanfaat untuk pasien dengan refleks muntah yang

    ringan, dan pada prosedur perawatan yang singkat. Namun, teknik-teknik ini

    mungkin tidak memadai jika digunakan pada pasien dengan refleks muntah

    yang parah tanpa kombinasi dengan teknik lainnya.

    Sugesti

    Teknik distraksi dapat disempurnakan dengan memasukkan unsur

    sugesti. Dokter dapat meyakinkan pasien bahwa muntah tidak akan terjadi

    selama prosedur perawatan. Citra visual dapat digunakan untuk meningkatkan

    sugesti, dengan memberikan pandangan-pandangan yang positif. Teknik

    hipnosis dapat membantu pasien untuk rileks dan mencegah refleks muntah saat

    perawatan gigi yang akan dilakukan. Ada beberapa kontraindikasi terhadap

    teknik hipnosis, tetapi seharusnya hanya digunakan setelah dokter telah

    menerima pelatihan yang tepat. Seorang hipnoterapis yang berpengalaman dapat

    menggunakan pendekatan sugesti yang canggih untuk membantu mengatasi

    refleks muntah. (G. S. Bassi, BDS.Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91

    Nomer 5. etiology and management of gagging : A review of the literature)

    TEKNIK FARMAKOLOGI

    Anestesi lokal

    Penggunaan anestesi lokal untuk gagging reflex telah dikritik oleh

    beberapa penulis tetapi beberapa pihak yang mendukung beranggapan bahwa

    jika permukaan mukosa peka, maka pasien cenderung muntah. Anestesi lokal

    dapat digunakan dalam bentuk spray, gel, tablet hisap, larutan kumur, atau

    injeksi. Sebenarnya, anestesi topikal dapat bekerja pada beberapa pasien, namun

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    19/28

    justru dapat meningkatkan mual dan muntah, dan mungkin gagal untuk

    menekan refleks muntah. Pengendapan bius lokal di sekitar posterior foramen

    palatina telah digunakan untuk pasien yang muntah ketika palatum bagian

    posterior disentuh. Namun, pemberian suntikan lokal tidak mungkin dilakukan

    dan mungkin justru dapat menyebabkan refleks muntah. Selain itu, injeksi

    larutan anestesi lokal dapat menggelembung dalam jaringan lunak yang dapat

    mengganggu retensi dari protesa.

    Sedasi

    Apabila refleks muntah diakibatkan oleh rasa cemas yang berlebihan,

    maka menghilangkan atau mengurangi rasa cemas dapat mencegah refleks

    muntah. Penggunaan sedasi sadar dengan cara inhalasi, oral, atau intravena

    dapat menghilangkan refleks muntah selama perawatan gigi untuk sementara,

    juga mempertahankan refleks yang melindungi jalan napas pasien.

    Pendekatan psikologis seperti teknik relaksasi dan sugesti dapat

    ditingkatkan bersamaan dengan sedasi. Sebuah laporan oleh Rosen memberikan

    contoh rinci bagaimana sugesti yang positif dapat digunakan bersamaan dengan

    sedasi nitrogen oksida.

    Penggunaan sedasi oral biasanya hanya digunakan pada pasien dengan

    refleks muntah ringan. Sedangkan sedasi intravena digunakan pada pasien

    dimana sedasi inhalasi tidak efektif terhadap pasien tersebut.

    (G. S. Bassi, BDS.Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5.

    etiology and management of gagging : A review of the literature)

    TEKNIK PENCEGAHAN MUNTAH SAAT PENCETAKAN RAHANG

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    20/28

    Pada waktu pencetakan memerlukan teknik kerja yang cermat dan

    menenangkan mental dan fisiknya (6).

    Teknik Pencetakan yang Cermat

    Operator harus tenang dan cermat pada saat mencetak rahang. Cara pencetakan yang cermat dilakukan dengan mendudukkan dengan posisi

    kepala, tubuh berada dalam satu garis lurus, tegak dan rileks.

    Ukuran sendok cetak sedikit lebih besar dari rahang untuk ketebalan daribahan cetak.

    Bahan cetak jangan sampai berlebihan sehingga dapat merangsang muntah Pencetakan dengan posisi yang benar operator di belakang kanan untuk

    rahang atas dan di depan untuk rahang bawah.

    Pencetakan dilakukan pada rahang bawah lebih dahulu dan pasien dimintabernafas melalui hidung dan bahan cetak jangan diperlihatkan pasien dan

    konsistensinya jangan encer.

    Bagian posterior sendok cetak ditekan terlebih dulu, kepala penderitaditundukkan sampai dagu menyentuh dada.

    Persiapan mental pasien dan pengalihan perhatian

    Dengan dialihkan berkonsentrasi pada berbagai aktivitas, perhatian dapat

    dialihkan dari rangsang muntah (7). Metode yang dapat digunakan untuk

    mengalihkan rangsang muntah antara lain sebagai berikut.

    Jangan pernah mengatakan muntah pada pasien selama proses pengerasanbahan cetak karena merupakan saat penting sehingga memerlukan untuk

    mengalihkan perhatian penderita terhadap apa yang dilakukan.

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    21/28

    Dalam mengalihkan perhatian pasien pada rangsangan muntah dapatdilakukan dengan lembut dan bijaksana, dan pada saat lain dengan kata atau

    tindakan keras.

    Pada pencetakan dianjurkan memanipulasi jaringan mulut dan muka untukmengalihkan perhatian dan mengadakan pembicaraan dan menjelaskan

    tentang pencetakan yang akurat.

    Pada pasien yang kurang dapat mentolerir terhadap rangsangan muntahdisarankan pada waktu pencetakan pasien diajak melakukan percakapan

    dengan topik tertentu. Misalnya menghitung secara cepat sampai 50 atau

    100 dan meminta pasien untuk membaca dengan keras.

    Menurut Krol (10), untuk mengalihkan perhatian pasien diinstuksikan untukmengangkat kakinya dan menahannya di udara. Karena otot pasien lelah

    maka perhatian akan muntah dapat dialihkan.

    (Subijanto Marto Sudarmo . Management of vomiting in infant and children .

    Divisi Gastroenterologi Laboratotrium Ilmu Kesehatan Anak . RSUD

    Dr.Soetomo/FK Unair)

    Pengobatan

    Pengobatan mutah ditujukan pada penyebab spesifik mutah yang dapat

    diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui

    penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak

    dengan gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis gastrointestinal tract yang

    merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS), appendiciyis,

    batu ginjal, obstruksi usus, tekanan intrakranial yang meningkat. Hanya pada keadaan

    tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    22/28

    (motion sickness), nausea dan mutah pasca operasi, khemoterapi kanker, cyclic

    vomiting, gastroparesis, dan gangguan motilitas gastrointestinal3,4.

    Obata-obatan antiemetik termasuk prokinetik, metoklopramide,

    domperidome, cisapride, dan bethanechol. Metoklopramide cukup efektif, cisapride

    sebagai prokinetik memberikan hasil yang baik, sebenarnya komplikasi jarang terjadi.

    Antihistamines

    Dimenhydrinate (dramamine) berhasil untuk terapi terutam pada mabuk

    (motion sickness) atau kelainan vestibuler.

    Anticholinergic

    Scopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada mutah oleh karena

    faktor vestibular atau stimulus oleh mediator proemetik3,4,7

    .

    Phenothiazines dan Butyrophenones

    Prochlorperazine (Comphazine), Clorpromazine (Thorazine) dan Butyrophenon

    haloperidol (Haldol) tidak dianjurkan pada anak tetapi mutah pada orang dewasa

    karena obat, radiasi, pembedahan tetapi dengan efek samping extrapyramidal yang

    irreversibel dan kelainan darah3,4,7.

    Cannabinoids

    Tetrahydrocannabinol adalah komponen aktif dari marihuana dan nabilone

    suatu sintetik dari derivat cannabinoid efektif untuk terapi mutah oleh karena

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    23/28

    khemotherapi. Alternatif lain dapat diberikan metoclopramide dosis tinggi

    dandiphenhydramine untuk menghilangkan efek samping extrapyramidal3,4.

    Anxiolytics, sedative, dan tricyclic antidepresan

    Diazepam (valium) dan derivat yang terkait mempunyai efek antiemetik pada

    dewasa dan anak terutama oleh karena faktor psikogenik3,4

    .

    Steroid

    Steroid mempunyai sifat antiemetik, tetapi kelompok obat ini tak digunakan

    sebagai obat primer pada mutah. Efek samping antiemetik yang menguntungkan padapengobatan steroid oleh indikasi lain3,8,9.

    Betadrenergic antagonist

    Propanolol efektif untuk mencegah mutah oleh karena migraine.

    (Subijanto Marto Sudarmo . Management of vomiting in infant and children .

    Divisi Gastroenterologi Laboratotrium Ilmu Kesehatan Anak . RSUD

    Dr.Soetomo/FK Unair)

    d. Gejala awal timbulnya gagging reflex

    Gagging Refleks didefinisikan sebagai keluarnya isi lambung dengan

    kekuatan bagaikan menyemprot melalui mulut. Hal ini dapat terjadi

    sebagai reflek protektif untuk mengeluarkan bahan toksik dari dalam

    tubuh atau untuk mengurangi tekanan dalam organ intestinal yang

    dibawahnya didapatkan obstruksi, kejadian ini biasanya didahului

    nausea dan retching.

    1. Nausea :

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    24/28

    Suatu perasaan yang tidak nyaman didaerah epigastrik,

    cukup sukar untuk membuat definisi yang sempurna. Kejadian ini

    biasanya disertai dengan menurunnya tonus otot lambung, kontraksi,

    sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal, hipersalivasi,

    keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan pada

    rithme pernafasan. Refluk duodenogastrik dapat terjadi selama periode

    nausea yang disertai peristaltik retrograde dari duodenum kearah

    anthrum lambung atau secara bersamaan terjadi kontraksi anthrum dan

    duodenum

    2. Retching :Adalah upaya yang kuat dan involunter untuk mutah, tampak

    sebagai upaya persiapan untuk mutah. Upaya ini terdiri dari kontraksi

    spamodik otot diafragma baik (costal dan crural) dan dinding perut serta

    dalam waktu yang sama terjadi relaksasi LES (lower eosopheal

    sphingter). LES juga tertarik keatas oleh kontraksi otot bergaris

    longitudinal dari bagian natas esofagus. Selama retching isi lambung

    didorong masuk esofagus oleh tekanan intraabdominal dan adanya

    peningkatan tekanan negatif dari intratorakal, bahan mutahan yang

    ada diesofagus akan kembali lagi kelambung oleh karena adanya

    peristaltik eosofagus. Mutah berbeda dengan retching bahan

    mutahan dikeluarkan dari mulut. Pertama ekspulsi bahan mutahan

    kedalam esofagus dilakukan oleh retching, yang kemudian diikuti oleh

    relaksasi diafragma crura dan kembalinya tekanan intratorakal dari

    negatif menjadi positif. UES (upper eosophageal sphingter) juga relaksasi

    sebagai respons terhadap meningkatnya tekanan intraluminal eosofagus

    sumber : Penatalaksanaan Muntah pada Bayi dan Anak .

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    25/28

    (Subijanto Marto Sudarmo . Management of vomiting in infant and

    children . Divisi Gastroenterologi Laboratotrium Ilmu Kesehatan Anak .

    RSUD Dr.Soetomo/FK Unair)

    Kondisi muntah selalu diawali dengan gejala-gejala yang

    mengindikasikan bahwa seseorang akan muntah karena adanya gangguan

    didalam tubuhnya, diantaranya :

    Mual Suhu tubuh meningkat Batuk Pucat Tremor; jika rasa ingin muntah ditahan terus menerus dapat merangsang

    otot sehingga timbul tremor.

    Peningkatan kuantitas air ludah Berkeringat dingin Meningkatnya kecepatan denyut jantung (takikardi) dan pernapasan Pembesaran pupil Lakrimasi Nyeri pada perut; dapat mengindikasikan adanya ulkus peptik, obstruksi

    intestinum, dan penyakit-penyakit peradangan. Muntah dapat meredakan

    rasa sakit yang terdapat pada perut akibat adanya ulkus didalam saluran

    cerna, namun pada penyakit radang, muntah tidak terlalu mempengaruhi

    rasa sakit di perut.

    Diare, demam, dan myalgia; mengindikasikan pada penyakit infeksi.

    Turunnya berat badan dan malnutrisi; mengindikasikan penyakit telahkronis.

    Sakit kepala; terjadi akibat adanya lesi pada sistem saraf.

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    26/28

    Nyeri dada, disfagia atau jaundice; mengarah pada penyakit jantung danesofagus.

    (Ganong, F William. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Jilid 1 Edisi

    17. Jakarta : EGC) & (Guyton. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

    Jakarta : EGC)

    e. Hubungan tinggi badan dan berat badan terhadap gagging refleksTinggi badan dan berat badan diketahui tidak memiliki hubungan sama

    sekali terhadap timbulnya gagging reflex. Karena seorang yang memiliki berat

    badan dan tinggi badan yang ideal, belum tentu mudah mengalami gagging reflex

    daripada orang yang gemuk (obesitas). Kedua hal tersebut hanya berperan sebagai

    Anamnesa atau data pendukung dalam pemeriksaan atau bisa dikatakan hanya pada

    digunakan pada diagnosa untuk mengetahui suatu penyakit sistemik.

    (Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    27/28

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    Refleks muntah (gagging reflex) yaitu mekanisme fisiologis yang melindungitubuh dari bahaya substansi asing yang masuk melalui mulut.

    TB maupun BB tidak mempengaruhi gagging reflex tetapi hanya berperan dalammembantu penegakan diagnosis suatu penyakit.

    Terdapat banyak macam gejala awal yang menyertai muntah. Mayoritasdiantaranya yaitu hipersaliva, meningkatnya denyut jantung, bernapas dalam, suhu

    tubuh meningkat, mual, tremor serta keringat dingin.

    Refleks muntah diawali oleh adanya suatu rangsang yang memberikansinyal kepada pusat muntah/vomiting center yang kemudian diteruskan ke

    batang otak hingga kembali ke saraf motorik pada tubuh dan terjadilah

    muntah.

    Mual di pagi hari ditimbulkan oleh produksi asam HCl yang terlalu tinggi akibatdari lamanya jangka waktu mulai tidur hingga bangun sehingga perut dalam

    keadaan kosong. Selain itu, peningkatan produksi asam HCl juga

    dipengaruhi oleh factor usia yang menyebabkan sel mengalami degenerative

    sehingga terjadi kelemahan dan atrofi pada saluran cerna.

    Refleks muntah dapat dicegah atupun diminimalisasi dengan berbagai caradiantaranya berkumur dengan air es, mengalihkan perhatian pasien, relaksasi terapi

    obat-obatan, psikologi, dll.

  • 8/2/2019 gaggiing refleks laporan

    28/28

    DAFTAR PUSTAKA

    Dr. Ida Ayu Candranita Manuaba, Sp.OG, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obsteri untuk

    Mahasiswa Kebidanan . Jakarta : Egc)

    Ganong, F William. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Jilid 1 Edisi 17 . Jakarta :

    EGC

    Guyton, Arthur C. and Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta :

    EGC

    Guyton , Arthur C. and Hall. 2003 . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta :

    EGC

    G. S. Bassi, BDS. Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5. etiology and

    management of gagging : A review of the literature

    Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

    Subijanto Marto Sudarmo . Management of vomiting in infant and children . Divisi

    Gastroenterologi Laboratotrium Ilmu Kesehatan Anak . RSUD Dr.Soetomo/FK Unair