pemeriksaan penunjang kad

6
Pemeriksaan Penunjang Evaluasi Laboratorium awal pasien dengan kecurigaan KAD meliputi penentuan kadar glukosa plasma, urea nitrogen/kreatinin serum, keton, elektrolit (dengan anion gap), osmolaritas, analisa urine, benda keton urin dengan dipstik, analisa gas darah pemeriksaan sel darah lengkap dengan hitung jenis, dan elektrokardiogram. Kultur bakteri dari air seni, darah, dan tenggorokan dan lain-lain harus dilakukan dan antibiotik yang sesuai harus diberikan jika dicurigai ada infeksi. HbA1c mungkin bermanfaat untuk menentukan apakah episode akut ini adalah akumulasi dari suatu proses evolusiner yang tidak didiagnosis atau DM yang tidak terkontrol ,atau suatu episode akut pada pasien yang terkendali dengan baik. Foto thorax harus dikerjakan jika ada indikasi. Konsentrasi natrium serum pada umumnya berkurang oleh karena perubahan osmotik yang terjadi terus menerus dari intrasellular ke extracellular dalam keadaan hiperglikemia. Konsentrasi kalium serum mungkin meningkat oleh karena pergeseran kalium extracellular yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin, hypertonisitas, dan asidemia. Pasien dengan konsentrasi kalium serum rendah atau lownormal pada saat masuk, mungkin akan kekurangan kalium yang berat pada saat perawatan sehingga perlu diberi kalium dan perlu monitoring jantung yang ketat, sebab terapi krisis hiperglikemia akan menurunkan kalium lebih lanjut dan dapat menimbulkan disritmia jantung.

Upload: epparlente

Post on 24-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan Penunjang KAD

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Penunjang Evaluasi Laboratorium awal pasien dengan kecurigaan KAD meliputi penentuan kadar glukosa plasma, urea nitrogen/kreatinin serum, keton, elektrolit (dengan anion gap), osmolaritas, analisa urine, benda keton urin dengan dipstik, analisa gas darah pemeriksaan sel darah lengkap dengan hitung jenis, dan elektrokardiogram.Kultur bakteri dari air seni, darah, dan tenggorokan dan lain-lain harus dilakukan dan antibiotik yang sesuai harus diberikan jika dicurigai ada infeksi. HbA1c mungkin bermanfaat untuk menentukan apakah episode akut ini adalah akumulasi dari suatu proses evolusiner yang tidak didiagnosis atau DM yang tidak terkontrol ,atau suatu episode akut pada pasien yang terkendali dengan baik. Foto thorax harus dikerjakan jika ada indikasi.Konsentrasi natrium serum pada umumnya berkurang oleh karena perubahan osmotik yang terjadi terus menerus dari intrasellular ke extracellular dalam keadaan hiperglikemia. Konsentrasi kalium serum mungkin meningkat oleh karena pergeseran kalium extracellular yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin, hypertonisitas, dan asidemia. Pasien dengan konsentrasi kalium serum rendah atau lownormal pada saat masuk, mungkin akan kekurangan kalium yang berat pada saat perawatan sehingga perlu diberi kalium dan perlu monitoring jantung yang ketat, sebab terapi krisis hiperglikemia akan menurunkan kalium lebih lanjut dan dapat menimbulkan disritmia jantung.Adanya stupor atau koma pada pasien DM tanpa peningkatan osmolalitas efektif ( > 320 mOsm/kg) perlu pertimbangan kemungkinan lain penyebab perubahan status mental. Pada mayoritas pasien DKA kadar amilase meningkat, tetapi ini mungkin berkaitan dengan sumber nonpankreatik. Serum lipase bermanfaat untuk menentukan diagnosa banding dengan pancreatitis (American Diabetes Association, 2004). Pemeriksaan Laboratorium 1. Glukosa.Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan sebagian lainnya mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000 mg/dl atau lebih yang biasanya bergantung pada derajat dehidrasi. Harus disadari bahwa ketoasidosis diabetik tidak selalu berhubungan dengan kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat mengalami asidosis berat disertai kadar glukosa yang berkisar dari 100 200 mg/dl, sementara sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan ketoasidosis diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai 400-500 mg/dl.2. Natrium.Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler. Untuk setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium serum meningkat dengan jumlah yang sesuai.3. Kalium.Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan perawatan. EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di tingkat potasium.4. Bikarbonat.Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg) mencerminkan kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi metabolik. Akumulasi badan keton (yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh hasil pengukuran keton dalam darah dan urin. Gunakan tingkat ini dalam hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai derajat asidosis.5. Sel darah lengkap (CBC).Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.6. Gas darah arteri (ABG).pH sering 330 mOsm / kg H2O. Jika osmolalitas kurang dari > 330 mOsm / kg H2O ini, maka pasien jatuh pada kondisi koma.11. FosforJika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk, alkoholisme kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.12. Tingkat BUN meningkat.Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.13. Kadar kreatininKenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami insufisiensi renal.

Tabel Sifat-sifat penting dari tiga bentuk dekompensasi (peruraian) metabolik pada diabetes.Sifat-sifatDiabeticketoacidosis(KAD)Hyperosmolarnon ketoticcoma(HONK)Asidosis laktat

Glukosa plasmaTinggiSangat tinggiBervariasi

KetoneAdaTidak adaBervariasi

AsidosisSedang/hebatTidak adaHebat

DehidrasiDominanDominanBervariasi

HiperventilasiAdaTidak adaAda

Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara:1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.3. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.4. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.5. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.6. Aseton plasma: Positif secara mencolok7. As. Lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meninggkat8. Elektrolit: Na normal/menurun; K normal/meningkat semu; F turun9. Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normal10. Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3 (asidosismetabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik11. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat, leukositosis, hemokonsentrasi12. Ureum/creatinin: meningkat/normal13. Amilase darah: meningkat mengindikasikan pancreatitis akut