jenis pemeriksaan penunjang yang sering di …...jenis pemeriksaan penunjang yang sering di gunakan...

24
JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2019

Upload: others

Post on 27-Jan-2020

56 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING

DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

STIKES HANG TUAH SURABAYA

TAHUN 2019

Page 2: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK

DIAGNOSIS PENYAKIT

1. Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan

penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk

melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu

1. Hemoglobin

2. Hematokrit

3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)

4. Trombosit (platelet)

5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)

8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

9. Platelet Disribution Width (PDW)

10. Red Cell Distribution Width (RDW)

Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke

suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar

nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan

tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang

dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.

Hemoglobin Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai

media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida

dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat

darah berwarna merah. Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang

kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium

klinik, yaitu : • Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl • Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl • Umur 1

Page 3: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

bulan : 11-15 gram/dl • Anak anak : 11-13 gram/dl • Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl •

Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl • Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl • Perempuan tua : 11.7-13.8

gram/dl .

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak

penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan

sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll). Sedangkan

kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi

dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi,

dll.

Leukosit (White Blood Cell / WBC) Leukosit merupakan komponen darah yang

berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses

metabolik toksin, dll. Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah. Penurunan kadar

leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll,

sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi

kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll

Trombosit (platelet) Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi

membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan

dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping

(trombosit bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.

Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan.

Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah

(DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC) Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen

darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru

untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-

paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada

Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah

dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria

berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%. Seperti telah

ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga

peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit- penyakit yang sama.

Page 4: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus

hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok,

preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia,

hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Biasanya digunakan untuk membantu

mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah).

Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain : MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume

Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan

femtoliter (fl) MCV = Hematokrit Eritrosit x 10 Nilai normal = 82-92 fl

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu

banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg) MCH = Hemoglobin,

Eritrosit x 10 Nilai normal = 27-31 pg MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin

Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar

hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat

adalah “gr/dl”), MCHC = Hemoglobin Hematokrit x 100 Nilai normal = 32-37 % Laju

Endap Darah Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan

sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED

merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,

infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,

malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). International Commitee for

Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode

Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua

kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi. Nilai

normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam

Perempuan : 0 – 20 mm/jam

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count) Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui

jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki

fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit,

eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik

mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif

dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel

Page 5: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl. Nilai

normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%

Platelet Disribution Width (PDW) PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit.

Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar

PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil. Red Cell

Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang

tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada

anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat

hasil RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.

2. EKG

Elektrokardiografi merupakan alat yang sederhana, sangat berguna dan tersedia untuk

mendiagnosa kelainan jantung. EKG yang dilakukan segera setelah penderita tiba di rumah sakit

dapat digunakan untuk mengidentifikasi penderita yang memiliki resiko tinggi yang memerlukan

penanganan segera.Perubahan gambaran EKG pada fase akut stroke telah dilaporkan sejak tahun

1947. Sejak saat itu, banyak penelitian yang mempublikasikan perubahan gambaran EKG,

seperti aritmia, abnormalitas hantaran dan repolarisasi pada penderita akut stroke

(Khechinashvili dkk, 2002). Abnormalitas EKG paling sering terjadi pada penderita perdarahan

subarakhnoid, tetapi abnormalitas ini juga ditemukan pada penderita stroke iskemik perdarahan

intrakranial, trauma kapitis, prosedur bedah saraf, meningitis akut, tumor intrakranial dan

epilepsi (Mieghem dkk, 2004). Abnormalitas EKG yang paling sering berhubungan dengan

stroke adalah perpanjangan interval QT, dimana dijumpai pada 71 % penderita perdarahan

subarakhnoid, 64 % penderita perdarahan intraparenkim dan 38 % penderita stroke iskemik

(Familloni dkk, 2006). Pada beberapa studi stroke iskemik, prognostik yang terpenting dari

parameter EKG , khususnya perubahan ST segment dan perpanjangan interval QT telah

dibuktikan. Namun, sedikit penelitian pada dispersi QT dan dispersi QT corrected (QTc)

(Familloni dkk, 2006). Dispersi QT adalah perbedaan antara interval QT maksimal dan minimal

pada EKG 12 sadapan yang merupakan marker repolarisasi ventrikel yang heterogen (Lazar dkk,

2003). Studi yang telah dilakukan menunjukkan dispersi QT merupakan prediktor outcome yang

jelek pada berbagai penyakit jantung. Peningkatan dispersi QT berhubungan dengan aritmia

jantung dan kematian mendadak penderita infark miokard, hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung

Page 6: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

kongestif, penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan gagal ginjal tahap akhir (Afsar dkk,

2003; Lazar dkk, 2008). Beberapa studi juga telah meneliti bermaknasi pengukuran dispersi QT

pada penderita stroke (Randell dkk, 1999; Eckardt dkk, 1999; Afsar dkk, 2003; Lazar dkk, 2003

). Menurut Jain dkk (2004), perubahan EKG yang paling sering dijumpai pada penderita

perdarahan subarakhnoid adalah prolongation interval QT, ST segmen elevasi atau depresi,

gelombang T inverted dan prevalensinyaberkisar antara 50-100%.

3. Pemeriksaan Elektrolit Plasma Untuk Mendeteksi Gangguan Keseimbangan Cairan

Tubuh.

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Cairan

tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah

zat kimia yang menghasilakn patikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada

dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan

cairan intravena (IV) dan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh. Jumlah penderita ginjal di

Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 150 ribu pasien. Jumlah penderita bisa dikurangi jika ilmu

kedokteran bisa lebih efektif mencegah atau menunda kerusakan tahap akhiran. Faktor-faktor

yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain : umur, iklim, diet,

stress, kondisi sakit. Seharusnya pemasukan air (intake) seharusnya seimbang dengan

pengeluaran air (output). Bila kesehatan baik, tubuh mempertahankan sifat kenetralan

elektriknya. Ini berarti bahwa ada suatu keseimbangan atau kesamaan antara kelompok kation

dan anion. Untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan cairan tubuh dapat dilakukan

pemeriksaan elektrolit plasma yang meliputi pemeriksaan Na, K, CI dan pemeriksaan Ca.

Pemeriksaan elektrolit plasma tersebut menggunakan banyak metode dan cara. Baik secara

konvensional maupun menggunakan teknologi terbaru yang telah diotomatisasi dengan

komputer. Apabila hasil pemeriksaan dibawah maupun diatas batas nilai normal maka dapat

dikatakan bahwa ada ketidak seimbangan elektrolit plasma dan cairan pada tubuh.

Page 7: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

4. Pemeriksaan Laboratorium Berkala Sebagai Deteksi Dini Penyakit Kronis Pada

Lansia

Populasi lansia di dunia pada tahun 2002 diperkirakan sekitar 605 juta. Pada tahun 2025

jumlah populasi lansia diperkirakan sebesar 1,2 miliar dan sebanyak 840 juta terdapat di negara

yang sedang berkembang. Menua merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh

semua orang dan tak seorangpun dapat menghindari. Peningkatan populasi lansia sedemikian

besar dan harus ditunjang dengan konsep proses menua yang sehat (healthy aging). Dengan

konsep ini maka akan diperoleh kualitas hidup lansia yang lebih baik. Healthy aging dapat

dicapai dengan jalan peningkatan mutu kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit

dan pemulihan kesehatan. Pemeriksaan laboratorium secara berkala merupakan salah satu cara

untuk mencapai healthy aging. Untuk dapat membuat keputusan atau memilih pemeriksaan

laboratorium yang diperlukan maka perlu diketahui permasalahan kesehatan yang dialami oleh

lansia. Penilaian pertanda radang merupakan pemeriksaan penyaring yang sangat bermanfaat

untuk diagnosis dini berbagai penyakit kronis pada lansia. Pemeriksaan laboratorium umum ini

adalah sekumpulan pemeriksaan laboratorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia

untuk mendeteksi gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia. Panel ini

ditujukan untuk mereka yang berusia lebih dari 55 tahun yang belum diketahui adanya

gangguan/penyakit tertentu (terutama penyakit degeneratif) pada waktu sebelumnya. Jenis tes

yang termasuk dalam panel ini meliputi pemeriksaan hematologi rutin, urin rutin, feses rutin,

glukosa puasa, profil lipid, apo B, fungsi hati, fungsi ginjal, fungsi tiroid dan homosistein.

Pemeriksaan hematologi rutin meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit,

jumlah eritrosit, jumlah trombosit, hitung jenis dan laju endap darah. Pemeriksaan ini bertujuan

untuk mendeteksi adanya kelainan/penyakit darah seperti anemia, leukemia, inflamasi, dan

infeksi. Pemeriksaan urin rutin meliputi pemeriksaan kimiawi urin dan pemeriksaan sedimen

urin. Pemeriksaan kimiawi urin yang terlengkap meliputi pemeriksaan protein, glukosa,

bilirubin, urobilinogen, berat jenis, pH, leukosit esterase, darah, nitrit dan keton. Tujuan

pemeriksaan ini adalah untuk menunjang diagnosis kelainan di luar ginjal seperti kelainan

metabolisme karbohidrat, fungsi hati, kelainan ginjal dan saluran kemih seperti infeksi traktus

urinarius.(9) Pemeriksaan sedimen urin meliputi pemeriksaan unsur organik seperti epitel,

leukosit, eritrosit, silinder, spermatozoa, parasit, bakteri, jamur dan unsur anorganik seperti zat

amorf, kristal normal, dan kristal abnormal. Tujuan pemeriksaan sedimen ini untuk

Page 8: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

mengidentifikasi/mendeteksi kelainan ginjal dan saluran kemih. Misalnya adanya leukosit yang

banyak di dalam urin menandakan adanya infeksi atau radang pada ginjal dan atau saluran

kemih, adanya silinder leukosit menandakan adanya radang atau infeksi pada ginjal. Selain itu

pemeriksaan sedimen dapat dipakai untuk memantau perjalanan penyakit ginjal dan saluran

kemih setelah pengobatan.

Pemeriksaan feses rutin bertujuan untuk mengetahui adanya penyakit saluran pencernaan,

penyebab anemia, infeksi parasit, ikterus, penyebab diare dan konstipasi. Pemeriksaan glukosa

puasa merupakan pemeriksaan kadar glukosa di tubuh setelah puasa (tidak ada asupan kalori)

selama minimal 8 jam. Pemeriksaan ini bertujuan untuk pemeriksaan penyaring adanya diabetes

melitus. Dalam keadaan normal kadarnya kurang dari 110 mg/dL. Pemeriksaan profil lipid

meliputi pemeriksaan kolesterol total, kolesterol low density lipoprotein (LDL), kolesterol high

density lipoprotein (HDL), trigliserida. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui adanya

dislipidemia yang berhubungan dengan adanya penyakit jantung koroner.

Pemeriksaan fungsi hati meliputi pemeriksaan bilirubin total, bilirubin direk, serum

glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT), serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT),

gamma glutamyl transpepetidase (γ GT), alkali fosfatase, total protein, albumin, globulin, lactic

dehidrogenase (LDH). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kelainan pada hati maupun

saluran empedu. Pemeriksaan fungsi ginjal meliputi pemeriksaan ureum, kreatinin, dan cystatin

C. pemeriksaan ini bertujuan mengetahui kelainan pada ginjal. Pemeriksaan fungsi tiroid

meliputi pemeriksaan thyroid stimulating hormone sensitive (TSHs) dan free thyroxine 4 (FT4)

sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengetahui kelainan kelenjar tiroid. Pemeriksaan

homosistein digunakan untuk memperkirakan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan

memperkirakan risiko terjadinya demensia. Kadar homosistein dalam darah yang tinggi dapat

menyebabkan gangguan/kerusakan pada pembuluh darah. Beberapa penelitian membuktikan

bahwa hiperhomosisteinemia merupakan faktor risiko independen untuk penyakit

kardiovaskular. Kerusakan/gangguan pada pembuluh darah dapat terjadi melalui beberapa

mekanisme, diantaranya adalah dengan cara melukai sel dinding pembuluh darah, meningkatkan

oksidasi LDL, meningkatkan tromboksan yang dapat menyebabkan terjadinya agregasi trombosit

dan meningkatkan pembentukan sel otot polos. Hiperhomosisteinemia memiliki efek radikal

bebas, sehingga dapat merusak sel saraf. Neuron sangat sensitif dengan adanya serangan radikal

bebas. Dari penelitian Kruman dkk seperti dikutip oleh Miller dkk pada binatang percobaan

Page 9: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

dilaporkan bahwa homosisteinemia menginduksi apoptosis (kematian) pada neuron.

Hiperhomosisteinemia juga dapat merusak pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan

demensia dan stroke.

Panel lansia dengan hipertensi Panel ini ditujukan bagi mereka yang telah berusia lebih

dari 55 tahun dan diketahui menderita hipertensi. Tujuan panel ini adalah untuk mendeteksi

faktor risiko yang dapat memperparah kondisi hipertensi agar dapat diatasi secepatnya sehingga

pasien dapat tetap hidup berkualitas. Jenis pemeriksaan yang terdapat pada panel ini meliputi

pemeriksaan kalium, natrium, mikroalbumin dan cystatin C. Pemeriksaan kalium dan natrium

bermanfaat untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan elektrolit, juga berguna untuk

memantau penggunaan obat diuretika pada penderita hipertensi. Pada penderita hipertensi,

pemeriksaan mikroalbuminuria bermanfaat untuk mendeteksi kerusakan glomerulus ginjal dan

merupakan penanda terjadinya kerusakan sel endotel (disfungsi endotel). Dengan demikian

pemeriksaan mikroalbumin dapat digunakan untuk memperkirakan terjadinya kerusakan organ

khususnya ginjal dan jantungCystatin C merupakan penanda laju filtrasi glomerulus yang

bermanfaat untuk deteksi dini kerusakan ginjal.

Panel lansia dengan penyakit kardiovaskular (PKV) Panel ini ditujukan bagi mereka yang

telah berusia lebih dari 55 tahun yang sebelumnya pernah didiagnosis PKV (penyakit jantung

koroner, stroke, infark jantung, gagal jantung). Tujuan dari panel ini adalah untuk

memperkirakan kemungkinan berkembangnya penyakit kardiovaskular yang sudah ada

sebelumnya.Jenis pemeriksaan yang terdapat pada panel ini meliputi pemeriksaan hs CRP, brain

natriuretic peptide (BNP) dan troponin I. Pemeriksaan hs CRP merupakan penanda inflamasi di

mana proses inflamasi berkaitan dengan perkembangan aterosklerosis, mempengaruhi stabilitas

plak aterosklerosis yang sudah terbentuk sebelumnya dan dapat menentukan prognosis. BNP

adalah suatu peptide dengan 32 asam amino yang dilepaskan oleh ventrikel jantung sebagai

respons terhadap dekompensasi jantung dan volume overload. Pemeriksaan BNP bermanfaat

untuk diagnosis dini CHF, dan untuk memperkirakan morbiditas dan mortalitas pada pasien

CHF. Pemeriksaan BNP perlu dilakukan pada i) pasien yang berisiko tinggi (DM, hipertensi)

sebagai skrining penyakit jantung atau untuk skrining sebelum ekokardiografi, ii) pasien dengan

sesak nafas, iii) pasien yang mengalami infark jantung, dan iv) pasien yang menderita CHF.

Nilai BNP yang tinggi, yang diukur 72 jam setelah acute coronary syndrome dihubungkan

dengan risiko kematian, infark miokard dan CHF yang meningkat. Nilai rujukan BNP yang

Page 10: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

digunakan dengan metode immunochemiluminescent (ICL) yang saat ini tersedia di Indonesia

adalah 68-112 pg/mL.Troponin I merupakan penanda adanya kerusakan otot jantung yang sangat

sensitif dan spesifik, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi dini infark miokard akut.

Pemeriksaan troponin I dapat dimanfaatkan untuk pasien dengan keadaan klinis seperti : i)

pasien nyeri dada, tetapi tidak terdiagnosis dengan elektrokardiografi (EKG), ii) untuk

memastikan bukan infark miokard, iii) pasien dengan nyeri dada atau EKG abnormal yang

mengalami trauma atau pembedahan dan memerlukan konfirmasi, iv) pasien dengan nyeri dada

2-6 hari sebelum masuk rumah sakit, di mana petanda yang lain seperti CKMB telah kembali

normal pada sebagian. Terdapat 3 sistem untuk memberikan oksigen kepada pasien tanpa

intubasi. Untuk konsentrasi oksigen rendah, kanula hidung dapat memberikan oksigen antara

24% (IL/menit) sampai 36% (4 -5L/menit). Konsentrasi oksigen sedang (40-60%) dicapai

dengan pemberian lewat masker oksigen, sedangkan konsentrasi hingga 100% hanya dapat

dicapai dengan menggunakan stingkup muka reservoir. Pada kegawatan napas trauma diberikan

oksigen 6L/menit dengan sungkup muka. Pada penderita kritis berikan 100% oksigen, meskipun

secara umum terapi oksigen memberikan manfaat yang bermakna pada bentuk hipoksik

hipoksemia dan anemi hipoksemia. Efek samping yang sering dikhawatirkan adalah keracunan

oksigen, tetapi hal tersebut terjadi setelah 24-48 jam terapi oksigen dengan fraksi inspirasi

oksigen (Fi02)>60%. Oleh karena itu sedapat mungkin setelah masa kritis, terapi oksigen

diturunkan bertahap sampai Fi02<60% dengan target untuk mendapatkan minimal saturasi

oksigen (Sa02) 90%. Apabila tekanan oksigen arteri (pa02) tetap rendah (kurang dari 60 mmHg)

meskipun telah diberikan oksigen 50% berarti terdapat shunt yang bermakna dari kolaps alveoli

dan perlu dipertimbangkan pemberian inflasi paru dengan manuver reekspansi paru atau intubasi

endotrakhea dan ventilasi mekanik. Pada kasus PPOM maka Pa02 dipertahankan sekitar sedikit

diatas 60 mmHg saja untuk menghindari hilangnya rangsang respirasi.

5. Terapi Oksigen

Indikasi klinisnya: Henti jantung paru,Gagal nafas, Gagal jantung atau ami,Syok,Meningkatnya

kebutuhan o2 (luka bakar, infeksi berat, multiple trauma), Keracunan co, Post operasi,

dll.Metode & peralatan min. yang harus diperhatikan pada therapi O2: Mengatur % fraksi O2 (%

FiO2),Mencegah akumulasi kelebihan CO2 , Resistensi minimal untuk pernafasan, Efesiensi &

ekonomis dalam penggunanan 02, Diterima pasien Pa02 kurang dari 60 mmHg. Perkiraan

Page 11: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

konsentrasi oksigen pada alat masker semi rigid Kecepatan aliran02 % Fi02 yang pasti 4 1/mnt

0,35 6 1/mnt 0,50 8 1/mnt 0,55 10 1/mnt 0,60 12 l/mnt 0,64 15 l/mnt 0,70 Tidak ada

peralatan yang dapat memberi O2 100 %, walaupun O2 dengan kecepatan > dari Peak

Inspiratory flow rate (PIFR)

✓ Metode Pemberian Oksigen

I. Sistem Aliran Rendah 1. Kateter Nasal Oksigen : Aliran 1 - 6 liter/ menit menghasilkan

oksigen dengan konsentrasi 24-44 % tergantung pola ventilasi pasien. Bahaya : Iritasi lambung,

pengeringan mukosa hidung, kemungkinan distensi lambung, epistaksis.

2. Kanula Nasal Oksigen : Aliran 1 - 6 liter / menit menghasilkan 02 dengan konsentrasi 24 - 44

% tergantung pada polaventilasi pasien. Bahaya : Iritasi hidung, pengeringan mukosa hidung,

nyeri sinus dan epitaksis

3. Sungkup muka sederhana Oksigen : Aliran 5-8 liter/ menit menghasilkan 0 2 dengan

konsentrasi 40 - 60 %. Bahaya : Aspirasi bila muntah, penumpukan C02 pada aliran 02 rendah,

Empisema subcutan kedalam jaringan mata pada aliran 02 tinggi dan nekrose, apabila sungkup

muka dipasang terlalu ketat.

4. Sungkup muka" Rebreathing " dengan kantong 02 Oksigen : Aliran 8-12 l/menit

menghasilkan oksigen dnegan konsentrasi 60 - 80%. Bahaya : Terjadi aspirasi bila muntah,

empisema subkutan kedalam jaringan mata pada aliran 02 tinggi dan nekrose, apabila sungkup

muka dipasang terlalu ketat.

5.Sungkup muka" Non Rebreathing" dengan kantong 02 Oksigen : Aliran 8-12 l/menit

menghasilkan konsentrasi 02 90 %. Bahaya : Sama dengan sungkup muka "Rebreathing".

SistemAliran tinggi 1. Sungkup muka venturi (venturi mask) Oksigen : Aliran 4 -14 It / menit

menghasilkan konsentrasi 02 30 - 55 %. Bahaya : Terjadi aspirasi bila muntah dan nekrosis

karena pemasangan sungkup yang terialu ketat. 2. Sungkup muka Aerosol (Ambu Bag) Oksigen

: Aliran lebih dan 10 V menit menghasilkan konsentrasi 02 100 %. Bahaya : Penumpukan air

pada aspirasi bila muntah serta nekrosis karena pemasangan sungkup muka yang terialu ketat.

Page 12: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

BAHAYA TERAPI OKSIGEN

Keracunan 02 pada pemberian jangka lama dan berlebihan dapat dihindari dengan pemantauan

AGD dan Oksimetri 1. Nekrose C02 ( pemberian dengan Fi02 tinggi) pada pasien dependent on

Hypoxic drive misal kronik bronchitis, depresi pemafasan berat dengan penurunan kesadaran .

Jika terapi oksigen diyakini merusak C02, terapi 02 diturunkan perlahan-lahan karena secara

tiba-tiba sangat berbahaya 2. Toxicitas paru, pada pemberian Fi02 tinggi ( mekanisme secara

pasti tidak diketahui). Terjadi penurunan secara progresif compliance paru karena perdarahan

interstisiil dan oedema intra alviolar 3. Retrolental fibroplasias. Pemberian dengan Fi02 tinggi

pada bayi premature pada bayi BB < 1200 gr. Kebutaan 4. Barotrauma ( Ruptur Alveoli dengan

emfisema interstisiil dan mediastinum), jika 02 diberikan langsung pada jalan nafas dengan alat

cylinder Pressure atau auflet dinding langsung.

6. CT SCAN

Deskripsi CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. Tujuan

utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial, lesi yang memenuhi

rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya perubahan struktur

otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentikasi infark , hidrosefalus dan

atrofi otak. Bagian basilar dan posterior tidak begitu baik diperlihatkan oleh Ct Scan. Ct Scan

mulai dipergunakan sejak tahun 1970 dalam alat bantu dalam proses diagnosa dan pengobatan

pada pasien neurologis. Gambaran Ct Scan adalah hasil rekonstruksi komputer terhadap gambar

X-Ray. Gambaran dari berbagai lapisan secara multiple dilakukan dengan cara mengukur

densitas dari substansi yang dilalui oleh sinar X.

Patofisiologi Prinsip kerja Pada alat konvensional ube sinar X berputar secara fisik dalam bentuk

sirkuler. Sedangkan pada alat elektron beam tomography (EBT) yang berputar adalah aliran

elektronnya saja. Data yang dihasilkan akan memperlihatkan densitas dari berbagai lapisan. Pada

saat sinar X melalui sebuah lapisan maka lapisan tersebut akan mengabsorbsi sinar dan sisanya

akan melalui lapisan tersebut yang akan ditangkap oleh detektor yang sensitif terhadap elektron.

Jumlah radiasi yang diabsorbsi akan tergantung pada densitas jaringan yang dilaluinya. Pada

tulang energi yang melalui (penterasi) jaringan itu lebih sedikit maka akan muncul gambaran

berwarna putih atau abu-abu yang terang. Sedangkan pada cairan serebrospinal dan udara akan

menghasilkan gambaran lebih gelap. Ct Scan dapat memberikan gambaran pada potongan 0,5 -

11,3 cm dan memberikan gambaran akurat pada abnormalitas yang sangat kecil. CT Scan

Page 13: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

digunakan di dalam kedokteran sebagai alat diagnostik dan sebagai pemandu untuk prosedur

intervensi. Kadang-kadang membandingkan material seperti kontras yang diodinasi kedalam

pembuluh darah . Ini berguna bagi menyoroti struktur seperti pembuluh darah yang jika tidak

akan sukar untuk menggambarkan jaringan sekitarnya. Penggunaan material kontras dapat juga

membantu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan/tisu.

Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT scan adalah radiodensitas. Ukuran tersebut

berkisar antara skala -1024 to +3071 pada skala housfield unit. Hounsfileds sendiri adalah

pengukuran densitas dari jaringan. Peningkatan teknologi CT Scan adalah menurunkan dosis

radiasi yang diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan

kemampuan merekonstruksi gambar. sebagai contoh, untuk lihat di penempatan yang sama dari

suatu penjuru/sudut berbeda) telah meningkat dari waktu ke waktu. Meski demikian, dosis

radiasi dari CT meneliti beberapa kali lebih tinggi dibanding penyinaran konvensional meneliti.

Sinar-X adalah suatu format radiasi pengion dan tentunya berbahaya.

Gambaran jaringan pada CT Scan

Jaringan Hounsfield Unit Warna abu-abu Udara Lemak Cairan serebrospinal Otak Darah

Tulang -1000 -100 0 30 100 1000 Hitam (↓↓↓) Hitam (↓↓) Hitam (↓) Abu-abu (-) Putih (↑↑)

Putih (↑↑↑)

Pada cranial : - diagnosa dari cerebrovascular accidents dan intracranial hemorrhage - deteksi

tumor; Ct scan dengan kontras lebih sensitif dari MRI - deteksi peningkatan intracranial pressure

sebelum dilakukan lumbar puncture atau evaluasi fungsi ventriculoperitoneal shunt. - Evaluasi

fraktur wajah atau kranial - Pada kepala/leher/wajah/mulut CT scanning digunakan pada

rencana operasi bagi deformitas kraniofasial dan dentofasial dan evaluasi tumor sinus, nasal,

orbital, dan rencana rekonstruksi implant dental

Pada dada - mendeteksi perubahan akut ataupun kronik parenklim paru - evaluasi proses

intrestitial kronik (emfisema, fibrosis) - evaluasi mediatinum dan limfadenopati menggunakan

kontrast per IV - metode pemeriksaan utama pada emboli paru, dan disecsi aorta menggunakan

kontras IV

Pada abdomen dan pelvik - diagnosa pada batu ginjal, apendisitis, pankreatitis, diverkulitis,

anerisma aorta abdomen, obstruksi usus - pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda

solid - CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah ultrasonografi

Page 14: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

Pada Ekstremitas digunakan pada fraktur kompleks Asuhan Keperawatan Tidak ada

kontraindikasi medis terhadap pelaksanaan CT Scan pada klien. Namaun sebagai radioaktif

terlebih lagi adanya penggunaan zat kontras maka perawat harus memperhatikan beberapa hal.

Berikut ini adalah asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien yang akan dilakukan

pemeriksaan diagnostik CT Scan.

Pengkajian Pengkajian terutama ditujukan kepada penggunaan zat kontrast. Zat yang

umum digunakan adalah iodium atau barium. Kaji apakah ada adanya reaksi terhadap zat kontras

seperti hematoma pada tempat injeksi dan nadi pada area sekitarnya Sedangkan sebelum

pemberian perlu diaji apakah klien memiliki elargi tertentu contohnya terhadap iodium atau

terhadap ikan yang dikeringkan. Penggunaan kontras dapat berbahaya karena dapat mengiritasi

pembuluh darah. Sedangkan klien yang memiliki kecenderungan alergi dapat mengalami shock

anafilaktik. Diagnosa Pelaksanaan CT Scan sendiri tidak memiliki bahaya yang fatal kecuali

pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi. Sedangkan bahaya sesungguhnya dapat

terjadi pada penggunaan kontrast. Diagnosa yang dapat muncul adalah resiko trauma b.d iritasi

dan alergi akibat pemberian benda kontras Sebagai sebuah alat yang asing maka CT Scan juga

dapat memunculkan rasa cemas pada klien., pada klien dengan resiko tertentu ini akan

membahayakan dirinya.

7. MRI

Deskripsi MRI adalah sebuah metode pemeriksaan diagnostik yang mulai digunakan sejak tahun

1980. gambar yang dihasilkan juga merupakan hasil rekonstruksi komputer. Namun berbeda

dengan CT-Scan MRI tidak menggunakan radiasi ion melainkan menggunakan medan magnet

dan radiofrekuensi. MRI merupakan studi pilihan bagi evaluasi pada sebagian besar lesi pada

otak dan spinal. MRI melakukan scan terhadap nukleus hidrogen yang merupakan atom

terbanyak ditubuh manusia.

Patofisiologi Prinsip kerja Alat yang digunakan akan menghasilkan medan magnet dengan

kekuatan 3000 kali dari medan magnet bumi. Medan magnet yang dihasilkan oleh alat ini akan

memberikan instruksi kepada proton yang ada dinukleus hidrogen. Pada keadaan normal proton

akan berada dalam arah atau letak yang acak. Namun saat diberikan medan magnet maka proton

akan menempatkan diri pada kutub medan magnet. Kemudian akan dikirimkan radiofrekuensi

yang akan menyebabkan vibrasi dari proton. Sinyal radio yang dihasilkan akan direkan dan

Page 15: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

direkonstruksi menjadi gambaran jaringan. Gambar yang dihasilkan oleh MRI berlawanan dari

CT scan. Tulang akan terlihat hitam pada MRI. Penggunaan kontras dapat digunakan untuk

memperkuat gambar. Keuntungan CT Scan dan MRI Keuntungan penggunaan CT Scan adalah :

- dapat digunakan pada pasien dengan implant metal - lebih sedikit menghasilkan klaustrofobia -

waktu yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga tepat untuk pasien emergensi. Keuntungan

penggunaan MRI - tidak terpapar radiasi - diferensiasi yang lebih baik antara abu-abu dan putih

sehingga sangat baik pada diagnosa MS dan infrak lakunar - gambaran lebih baik pada fossa

posterior - gambaran lebih baik pada medula spinal - visualisasi lebih baik secara noninvasif

menggunakan MR angiograf Aplikasi Pada klinis MRI digunakan untuk membedakan antara

jaringan normal dengan patologis seperti tumor otak. Selain itu alat ini menyebabkan klien tidak

terpapar radiasi yang meningkatkan resiko malignansi terutama pada fetus. Selain penggunaan

dalam diagnosa konvensional ada berapa penggunaan alternatif antara lain : - MRI fungsional :

penggunaan MRI untuk memperlihatkan aktifitas otak - MRI Intraoperatif : pada operasi

neurologis, aman dan tidak menghasilkan komplikasi

8.PEMERIKSAAN KREATIN

Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam

hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate,

CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP

(adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin

kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara

ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan

dalam urin.

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total

daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan

efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat

atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.

Prosedur

Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml

sampeldarah vena dalam tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup hijau

(heparin). Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang

Page 16: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

dikonsumsi oleh penderita yang daptmeningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada pembatasan

asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji dilakukan, penderita

dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah. Kadar kreatinin diukur dengan metode

kolorimetri menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analyzer kimiawi.

Nilai Rujukan

DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit lebih rendah

karena massa otot yang lebih rendah daripada pria).

ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun): 0,3-0,6

mg/dl. Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya

usia, akibat pertambahan massa otot.

LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan produksi

kreatinin.

Masalah Klinis

Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap

lebihsensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan

kadar nitrogen urea darah (BUN). Sedikit peningkatan kadar BUN dapat menandakan terjadinya

hipovolemia (kekurangan volume cairan); namun kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat

menjadi indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi

glomerulus.

Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah : gagal ginjal akut dan

kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis, eklampsia, pre-

eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok berkepanjangan,

gagal jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung kemih, testis,

uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein (mis. daging sapi [kadar tinggi],

unggas, dan ikan [efek minimal]).

Page 17: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah : Amfoterisin B, sefalosporin

(sefazolin, sefalotin), aminoglikosid (gentamisin), kanamisin, metisilin, simetidin, asam

askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litium karbonat, mitramisin,

metildopa, triamteren. Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada : distrofi otot (tahap

akhir), myasthenia gravis.

Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan kreatinin dan BUN hampir selalu disatukan

(dengan darah yang sama). Kadar kreatinin dan BUN sering diperbandingkan. Rasio

BUN/kreatinin biasanya berada pada kisaran 12-20. Jika kadar BUN meningkat dan kreatinin

serum tetap normal, kemungkinan terjadi uremia non-renal (prarenal); dan jika keduanya

meningkat, dicurigai terjadi kerusakan ginjal (peningkatan BUN lebih pesat daripada kreatinin).

Pada dialisis atau transplantasi ginjal yang berhasil, urea turun lebih cepat daripada kreatinin.

Pada gangguan ginjal jangka panjang yang parah, kadar urea terus meningkat, sedangkan kadar

kreatinin cenderung mendatar, mungkin akibat akskresi melalui saluran cerna.

Rasio BUN/kreatinin rendah (<12)>20) dengan kreatinin normal dijumpai pada uremia prarenal,

diet tinggi protein, perdarahan saluran cerna, keadaan katabolik. Rasio BUN/kreatinin tinggi

(>20) dengan kreatinin tinggi dijumpai pada azotemia prarenal dengan penyakit ginjal, gagal

ginjal, azotemia pascarenal.

9.PEMERIKSAAN URINE RUTIN (URINALISIS )

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi

saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau

perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan

skrining terhadap status kesehatan umum.

Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum dan

uretra pada wanita, dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu temuan

laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari

uretra dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu agar membuang beberapa

millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. Pasien perlu membersihkan daerah

genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih

Page 18: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

sebelum menampung specimen. Kadang-kadang diperlukan kateterisasi untuk memperoleh

spesimen yang tidak tercemar.

Meskipun urine yang diambil secara acak (random) atau urine sewaktu cukup bagus untuk

pemeriksaan, namun urine pertama pagi hari adalah yang paling bagus. Urine satu malam

mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsure-unsur yang terbentuk

mengalami pemekatan.

Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin. Hindari sinar matahari langsung

pada waktu menangani spesimen urin. Jangan gunakan urin yang mengandung antiseptik.

Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil. Penundaan pemeriksaan

terhadap spesimen urine harus dihindari karena dapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus

dilakukan selambat-lambatnya 4 jam setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan

pemeriksan antara lain : unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulai mengalami kerusakan

dalam 2 jam, urat dan fosfat yang semula larut dapat mengendap sehingga mengaburkan

pemeriksaan mikroskopik elemen lain, bilirubin dan urobilinogen dapat mengalami oksidasi bila

terpajan sinar matahari, bakteri berkembangbiak dan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan

mikrobiologik dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan keton, jika ada, akan menguap.

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK

Urinalisis dimulai dengan mengamati penampakan makroskopik : warna dan kekeruhan. Urine

normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh

pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine; urine encer

hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya

terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine

basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.

Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada pengambilan acak

(random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus dilakukan secara berjangka selama

24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat.

Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya

infeksi, dehidrasi, darah di urin (hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam

tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urin. Kencing berbusa sangat mungkin

mewakili jumlah besar protein dalam urin (proteinuria).

Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urine adalah :

Page 19: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

• Merah : Penyebab patologik : hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin. Penyebab

nonpatologik : banyak macam obat dan zat warna, bit, rhubab (kelembak), senna.

• Oranye : Penyebab patologik : pigmen empedu. Penyebab nonpatologik : obat untuk

infeksi saliran kemih (piridium), obat lain termasuk fenotiazin.

• Kuning : Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin. Penyebab

nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.

• Hijau : Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas). Penyebab

nonpatologik : preparat vitamin, obat psikoaktif, diuretik.

• Biru : tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran.

• Coklat : Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen empedu. Pengaruh obat :

levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.

• Hitam atau hitam kecoklatan : Penyebab patologik : melanin, asam homogentisat,

indikans, urobilinogen, methemoglobin. Pengaruh obat : levodopa, cascara, kompleks besi,

fenol.

10. PEMERIKSAAN SEROLOGIS

Uji serologis adalah pengujian yang menggunakan serum sebagai sampel. Prinsip utama uji

serologis adalah mereaksikan antibodi dengan antigen yang sesuai. Antibodi adalah zat

kekebalan yang dilepaskan oleh sel darah putih untuk mengenali serta menetralisir antigen (bibit

penyakit baik virus maupun bakteri) yang ada dalam tubuh.

Fungsi uji serologis adalah :

• Membantu dalam mendiagnosa penyakit

Ayam yang divaksin atau terinfeksi virus lapangan akan terbentuk antibodi (IgA, IgG dan IgM).

IgG ialah antibodi utama dalam serum. Antibodi ini terdeteksi paling cepat 7

hari post infeksi/vaksinasi. Uji serologi dapat dipakai untuk membantu menentukan adanya

infeksi lapangan atau dari hasil kerja vaksin. Contohnya ayam layer umur 60 hari yang belum

pernah divaksin AI. Hasil uji serologi terdeteksi adanya titer antibodi AI. Hal ini

mengindikasikan adanya virus AI lapangan.

Contoh lain adalah adanya kasus penurunan produksi telur tanpa gejala dan perubahan yang

spesifik. Uji serologi dapat dilakukan terhadap penyakit-penyakit yang dominan mengganggu

produksi telur yaitu titer ND, IB, EDS dan AI.

• Monitoring titer antibodi

Page 20: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

Karena perbedaan kondisi peternakan, kadang titer antibodi lebih cepat turun daripada yang

seharusnya. Penyebabnya adalah tingginya infeksi lapang, ayam stres atau

penyakit immunosupressif seperti Gumboro atau CRD. Dengan uji serologis rutin tiap bulan,

diharapkan status titer antibodi ayam tetap terpantau dan dapat memperkirakan kapan ayam akan

divaksinasi kembali.

• Mengetahui keberhasilan vaksinasi

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan vaksinasi maka pemeriksaan uji serologis dapat

dilakukan pada 2-3 minggu post vaksinasi aktif atau 3-4 minggu post vaksinasi inaktif.

• Pemetaan baseline titer

Baseline titer adalah level minimal titer antibodi agar peternakan aman dari infeksi penyakit

tertentu di lingkungan peternakan itu sendiri. Baseline titer bersifat spesifik untuk satu penyakit

dan satu peternakan. Daerah yang sering terinfeksi ND tentu baseline titernya lebih tinggi

dibanding daerah jarang kasus ND. Sering terjadi, peternakan yang memiliki titer antibodi ND

rendah justru tidak pernah terserang ND, namun titer antibodi ND yang tinggi di peternakan lain,

ternyata tidak dapat membebaskan peternakan tersebut dari serangan ND.

Pemantauan titer antibodi sebaiknya dilakukan secara rutin agar diketahui status ayam sakit atau

sehat, mengevaluasi program vaksinasi, mendeteksi serangan penyakit sedini mungkin dan juga

pemetaan baseline titer. Pada ayam petelur, pemetaan baseline titer setidaknya memerlukan data

pemantauan titer antibodi selama satu periode pemeliharaan, begitu juga ayam pedaging.

• Mengukur antibodi maternal

Antibodi maternal merupakan antibodi yang diwariskan dari induk ayam kepada anaknya.

Antibodi maternal ini akan berkurang (menurun) secara periodik. Pada saat antibodi maternal

rendah (di bawah standar protektif) peluang ayam terinfeksi penyakit semakin besar. Oleh karena

itu perlu dilakukan vaksinasi untuk menggertak pembentukan antibodi dalam tubuh ayam yang

protektif.

Uji serologis untuk mengukur antibodi maternal dilakukan ketika DOC. Pengukuran antibodi

maternal sering dilakukan pada kasus Gumboro. Laboratorium pemeriksa akan memprediksi

kapan titer antibodi maternal turun dan memperkirakan waktu vaksinasi pertama dilakukan.

Gambaran antibodi maternal ini juga digunakan sebagai dasar pemilihan jenis vaksin Gumboro

yang akan digunakan. Vaksin intermediate plus(Medivac Gumboro A) dapat bekerja akan

Page 21: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

menggertak pembentukan antibodi secara optimal ketika titer antibodi maternal 500 (ELISA)

sedangkan vaksin intermediate (Medivac Gumboro B) pada titer antibodi maternal di 200

(ELISA).

11. ULTRASONOGRAFI

Ultrasonografi (ultrasound) atau USG adalah metode diagnostik yang menggunakan resonansi

gelombang suara frekuensi tinggi untuk membentuk gambar jaringan dan organ tubuh.

Ultrasonografi dikembangkan dari teknologi SONAR yang mulai digunakan pada Perang Dunia

II untuk navigasi laut. Pada 1950-an, para ilmuwan mulai memanfaatkan teknologi itu untuk

pemindaian tubuh manusia, dengan gambar-gambar awal tampak seperti rekaman seismograf

(pencatat gempa bumi) yaitu berupa garis-garis. Pada 1970-an, pencitraan pertama yang

menampilkan penampang anatomi manusia mulai dihasilkan. Berkat kemajuan komputer, kini

USG dapat memberikan gambar visual yang dinamis dan rinci mengenai tubuh manusia.

Sebagian mesin USG bahkan bisa menampilkan gambar berwarna.

Ketika menjalani pemindaian, dokter akan menempatkan alat yang

disebut probe atau transducer pada kulit di atas bagian tubuh Anda yang diperiksa. Probe itu

berbentuk seperti pena tumpul yang lebar. Pelumas jeli dioleskan pada kulit Anda

agar probe dapat meluncur dengan baik pada kulit Anda. Probe dihubungkan dengan kabel ke

mesin USG, yang terhubung ke monitor. Sinyal gelombang suara dikirimkan terus-menerus

oleh probe selama pemindaian. Gema yang terpantul dari jaringan dan organ tubuh akan

terdeteksi olehprobe dan dikirimkan ke mesin USG untuk diolah dan ditampilkan sebagai

gambar di monitor. Gambar akan terus-menerus diperbarui sehingga pemindaian bisa

menunjukkan gambar yang bergerak. Misalnya, janin yang bergerak di dalam rahim atau katup

jantung yang membuka dan menutup. Dokter dapat memindah-mindah posisi probe di atas kulit

untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda.

Pemindaian USG umumnya dilakukan dari luar tubuh. Namun, prosedur USG tertentu dilakukan

dengan memasukkan probe khusus ke dalam tubuh, misalnya ke dalam vagina (untuk

pemeriksaan rahim atau panggul), rektum (untuk pemeriksaan prostat ) atau esofagus (untuk

pemeriksaan jantung dan paru).

Page 22: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemindaian biasanya berlangsung 10-45 menit, tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.

Rekaman hasilnya kemudian dapat dicetak sebagai gambar diam atau direkam sebagai video

untuk interpretasi lebih lanjut.

Persiapan USG

Beberapa pemeriksaan USG memerlukan persiapan khusus sebelumnya. Misalnya, Anda

mungkin diminta untuk berpuasa selama beberapa jam sebelum pemindaian perut bagian atas.

Pemindaian panggul mungkin memerlukan kandung kemih dalam keadaan kosong.

Pada prosedur khusus yang disebut Contrast Enhanced Ultrasound (CEUS) yang mempelajari

aliran darah, larutan gas gelembung mikro disuntikkan ke dalam aliran darah sebagai agen

kontras sebelum pemindaian dilakukan.

Kegunaan USG

Penggunaan USG paling banyak adalah untuk mempelajari janin dalam kandungan (kehamilan),

organ perut, panggul, otot dan tendon, payudara, jantung dan pembuluh darah. Keunggulan USG

dibandingkan dengan MRI adalah kemudahan operasionalnya, ketersediaannya yang lebih luas

(karena harga yang lebih terjangkau) dan interaktivitasnya karena memberikan gambar dinamis

secara langsung. Dibandingkan CT dan rontgen, USG memiliki keunggulan karena tidak

radioaktif. Namun demikian, USG memiliki keterbatasannya sendiri, misalnya untuk

penyelidikan jaringan yang terhalang tulang dan kondisi otak dan neurologis yang kompleks.

Setiap perangkat memiliki bidang penerapan masing-masing di mana mereka paling tepat

digunakan.

▪ Kehamilan: untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin, termasuk bila ada

kelainan (seperti spina bifida). Lihat 7 Manfaat USG Kehamilan untuk informasi lebih

lanjut.

▪ Organ perut: untuk menyelidiki sakit perut, mual, muntah , suara abnormal dan benjolan.

Struktur yang diperiksa mungkin termasuk kandung empedu, saluran empedu, hati,

pankreas, limpa, ginjal dan pembuluh darah besar. USG sulit untuk memeriksa struktur

yang mengandung udara seperti lambung dan usus karena udara tidak memantulkan

gelombang suara.

▪ Panggul: untuk menyelidiki nyeri panggul wanita atau keluhan haid tidak normal, fibroid,

kista atau kondisi lain yang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita.

▪ Otot dan tendon: untuk memeriksa daerah seperti bahu, pinggul atau siku.

Page 23: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

▪ Payudara: untuk menyelidiki lebih lanjut kelainan yang ditemui pada pemeriksaan fisik

atau mammogram.

▪ Jantung dan pembuluh darah: USG untuk jantung disebut juga sebagai ekokardiogram,

yang dapat memeriksa ukuran, bentuk dan gerakan jantung. Ekokardiogram dapat

menyelidiki berbagai kelainan dalam struktur jantung, irama jantung, katup dan aliran

darah jantung, dll. Jenis khusus ultrasonografi yang disebut USG Doppler digunakan untuk

mendeteksi kecepatan dan arah aliran darah di daerah tertentu tubuh seperti arteri leher dan

vena kaki.

▪ Organ lainnya: untuk menyelidiki berbagai kondisi di mata, sistem kemih, dan jaring

lunak lainnya.

Efek samping

USG adalah prosedur yang sangat aman dan tanpa efek samping apa pun. Pemindaiannya

sendiri tidak menyebabkan rasa sakit dan umumnya non-invasif (di luar tubuh), sehingga Anda

tidak memerlukan waktu pemulihan.

Page 24: JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI …...JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SERING DI GUNAKAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT 1. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/PEMERIKSAAN%20DARAH%20

LENGKAP.pdf

2. http://prodia.co.id/pemeriksaan-penunjang/ekg/pdf

3. http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/kreatinin-darah-serum.html

4. http://kaahil.wordpress.com/2013/05/11/lengkap-hasil-pemeriksaan-urine-

rutin-urinalisis-makroskopik-glukosa-protein-bilirubin-

urobilinogenkeasamanph-berat-jenisbj-darah-keton-nitrit-lekosit-esterase-

mikroskopik-eritro/

5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/741/1/08E00113.pdf

6. http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREA

SI/PRODI._

HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf

7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24579/4/Chapter%20II.pdf

8. http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Pusparini(1).pdf

9. http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Genap%20II%20-

%20Terapi%20Oksigen.pdf

10. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25636/7/Cover.pdf