pemeriksaan katarak

52
Selviani Dwi S Sridharan K Vijian Pembimbing Dr. Yaskur Syarif Sp.M

Upload: septa-rinaldy

Post on 08-Apr-2016

145 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Katarak

Selviani Dwi SSridharan K Vijian

PembimbingDr. Yaskur Syarif Sp.M

Page 2: Pemeriksaan Katarak

PendahuluanLatar BelakangKatarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat keparahan yang

sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kelainan bawaan, kecelakaan, keracunan obat, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan.

Page 3: Pemeriksaan Katarak

Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa

Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur) dan menimbulkan kebutaan

Page 4: Pemeriksaan Katarak

Stadium perkembangan yang paling dini dari katarak, dapat dideteksi melalui pupil yang berdilatasi maksimum dengan oftalmoskop, loupe atau slitlamp.

Page 5: Pemeriksaan Katarak

Batasan MasalahBatasan penulisan ini membahas mengenai pemeriksaan katarak

Tujuan PenulisanPenulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulisan tentang pemeriksaan katarak

Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode penulisan tinjaun kepustakaan merujuk pada berbagai literature.

Page 6: Pemeriksaan Katarak

Anatomi dan Fisiologi LensaLensa adalah suatu struktur bikonveks,

avaskular tak berwarna dan transparan. Tebal sekitar 4 mm dan diameternya 9 mmDibelakang iris lensa digantung oleh zonula

( zonula Zinnii) yang menghubungkan dengan korpus siliare

Disebelah anterior lensa terdapat humos aquos dan disebelah posterior terdapat viterus.

Page 7: Pemeriksaan Katarak

Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit.

Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya

Page 8: Pemeriksaan Katarak

Fisiologi LensaFungsi utama lensa adalah memfokuskan

berkas cahaya ke retinaUntuk memfokuskan cahaya yang datang dari

jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina

Page 9: Pemeriksaan Katarak

Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang

Dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang

Page 10: Pemeriksaan Katarak

Metabolisme Lensa NormalTransparansi lensa dipertahankan oleh

keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium

Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior, dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar

Page 11: Pemeriksaan Katarak

Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase

Page 12: Pemeriksaan Katarak

DefinisiKatarak berasal dari bahasa Yunani

katarrhakies, Inggris cataract dan Latin cataracta yang berarti air terjun

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya

Page 13: Pemeriksaan Katarak

Katarak senilis adalah kekeruhan lensa baik di korteks, nuklearis tanpa diketahui penyebabnya dengan jelas, dan muncul mulai usia 40 tahun.

Page 14: Pemeriksaan Katarak

EpidemiologiKatarak senilis terjadi pada usia lanjut, yaitu

usia di atas 50 tahunInsidensi katarak di dunia mencapai 5-10 juta

kasus baru tiap tahunnyaDi Afrika katarak senile merupakan penyebab

utama kebutaanDi negara berkembang katarak merupakan

50-70% dari seluruh penyebab kebutaan, selain kasusnya banyak dan munculnya lebih awal.

Page 15: Pemeriksaan Katarak

KlasifikasiKlasifikasi katarak berdasarkan usia :

1.Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun2.Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun3.Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun

Page 16: Pemeriksaan Katarak

Katarak kongenital digolongkan dalam katarak:1. kapsulolentikular, dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak polaris.2. katarak lentikular, termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau nukleus saja.

Pada pupil bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu leukokoria

Page 17: Pemeriksaan Katarak

KATARAK JUVENILKatarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan.

Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Page 18: Pemeriksaan Katarak

Berdasarkan letaknya dikenal ada 3 bentuk katarak senilis, yaitu :

katarak nuklear, kortikal dan subkapsularis posterior.Berdasarkan stadium perjalanan penyakitnya,

katarak senilis digolongkan menjadi 4 stadium: Katarak insipien, katarak imatur, katarak matur,dan katarak hipermatur

Page 19: Pemeriksaan Katarak

Berdasarkan stadium perjalanan penyakitnya, katarak senilis digolongkan menjadi 4 stadium:

Katarak insipien katarak imatur katarak matur katarak hipermatur

Page 20: Pemeriksaan Katarak

Gambaran KlinisGejala umum gangguan katarak meliputi : • Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. • Peka terhadap sinar atau cahaya. • Dapat melihat ganda pada satu mata. • Kesulitan untuk dapat membaca. • Lensa mata berubah menjadi buram

Page 21: Pemeriksaan Katarak

PEMERIKSAAN KATARAKTerdiri daripada :Pengukuran Fungsi Lapang PandangPemeriksaan eksternal Tes slit lamp Evaluasi fundus Pemeriksaan Khusus Pengukuran Pre Operatif

Page 22: Pemeriksaan Katarak

Tes akuitas visual• Mengukur akuitas Snellen di bawah cahaya dan kondisi tes yang gelap.

• Tes akuitas visual di kantor spesialis mata dikerjakan dalam kamar gelap,akuitas Snellen yang hilang dari katarak simptomatik hanya di kamar bercahaya.

• Jarak dan akuitas visual dekat harus diperiksa dan refraksi yang hati-hati dilakukan agar koreksi akuitas visual yang terbaik dapat diperoleh. Dalam beberapa pasien, akuitas visual dengan pemakaian pinhole adalah lebih baik daripada akuitas yang diambil dari koreksi refraksi. Akuitas visual bisa membaik dilatasi pupil, terutama dalam pasien dengan PSC’s.

Page 23: Pemeriksaan Katarak

Refraksi• Rencana penggunaan IOL kuat refraksi post-

operatif yang diperlukan.• Seandainya mata satu lagi yang

normal,mencapai hasil koreksi yang sama pada mata yang dioperasi menghindari masalah dengan anisometropia post-operatif.

• Seandainya, ,mata yang satu lagi ada katarak atau kemahuan pasien untuk melihat jauh (atau dekat) tanpa koreksi kacamata, ‘implant’ untuk mencapai emetropia( atau myopia) post-operatif.

• Ahli bedah mata konsul pasien yang menyetujui bedah katarak tentang perubahan potensi yang akan mereka mengalami terutama kebutuhan kaca mata setelah post-operatif.

Page 24: Pemeriksaan Katarak

Akuitas terang• Pasien mengeluh silaudilakukan tes pada jarak

jauh dan akuitas visual dekat dalam kamar yang bercahaya baik.

• Tes bisa dilakukan dengan carta mata tidak projeksi dalam kondisi cahaya suram atau dengan carta projeksi mata dan cahaya terang luar axial yang ditujukan pada pasien.

• Pasien dengan katarak yang nyata penurunan 3 atau lebih garis dibawah kondisi ini, berbanding dengan hasil pemeriksaan akuitas di bawah kamar gelap.

Page 25: Pemeriksaan Katarak

Sensitivitas kontras

Metode bervariasi tes sensitivitas kontras di kantor spesialis mata.

Pasien dengan katarak sensitivitas kontras yang hilang walaupun pada keadaan akuitas Snellen dipelihara.

Page 26: Pemeriksaan Katarak

Tes Lapang Pandang• Konfrontasi lapang pandang harus diperiksa pada

kesemua pasien katarak. • Pada pasien katarak + lensa keruh yang

mempunyai hambatan untuk pemeriksaan opthalmoskopi retina perifer, projeksi cahaya memeriksa lapang pandang perifer.

• Ini membantu spesialis mata mengidentifikasi kehilangan penglihatan penyakit lain

• Pasien dengan r/glaukoma, penyakit saraf optik, abnormalitas retina bisa bermanfaat dari statik atau evaluasi kinetik lapangan pandang untuk mengetahui tingkat kehilangan lapang pandang.

Page 27: Pemeriksaan Katarak

PEMERIKSAAN EKSTERNAL• Adanya enophthalmus atau ‘prominent brow”

kaidah operasi dan cara pemberian anestasi.

• Efek enteropion, ectropion atau gangguan penutupan kelopak mata, operasi katarak dan kondisi itu diterapi, jika diperlukan.

• Blefaritis diobati terlebih dahulu sebelum operasi katarak.

• Acne rosacea dikontrol.• Lapisan air mata harus diperiksa.

Page 28: Pemeriksaan Katarak

MOTILITAS• Tes ‘cover’ deviasi otot. • Motilitas abnormal bisa menunjukkan

strabismus yang sedia ada dengan ambliopia yang merupakan penyebab kehilangan penglihatan.

• Pasien harus tahu bahwa tropia nyata dari gangguan fusi bisa berakhir dengan diplopia setelah operasi. Adanya diplopia bisa membatasi hasil baik yang dapat diperoleh dari operasi.

Page 29: Pemeriksaan Katarak

PUPIL• Evaluasi respon pupil kepada cahaya dan akomodasi penting.

• IOL optic kecil tidak sesuai Pasien yang mempunyai pupil besar dalam illuminasi sederhana /rendahujung optik bisa jatuh sebelum batas pupil, menyebabkan cahaya menembus lewat ujung optic, memungkinkan adanya silau atau disfotopsias.

• ukuran pupil setelah dilatasi karena pupil kecil (misalnya, pada pasien diabetes, sinekia posterior, sindrom pseudoeksfoliasi, atau riwayat pemakaian antagonis- α1a sistemik atau pemakaian miotik topical jangka waktu lama) bisa meningkatkan resiko bedah.

• Untuk memaksimalkan keselamatan ahli bedah harus bersedia dengan teknik operasi dan alat operasi yang terbaik.

Page 30: Pemeriksaan Katarak

TES SLIT LAMPKonjungtiva

Konjungtiva sikatrik atau adanya ‘filtering bleb’.

Simblepheron penyakit sistemik /permukaan ocular.

Vaskularisasi /sikatrik dari trauma kimia atau operasi ocular penyembuhan ‘compromised’ dan paparan bedah terbatas.

Page 31: Pemeriksaan Katarak

KORNEA• ketebalan kornea DIAWASIkornea gutata. • Refleksi spekular dengan slit lamp bisa

memberikan tafsiran hitungan sel endotelial dan morfologi.

• Irregulitas membran Descemet’s kornea gutata membatasi akuitas visual setelah operasi.

• Pemakaian lensa kontak jangka waktu lama, riwayat distrofi kornea, infeksi chlamidia, arkus, keratitis punctuate superficial, panus atau opaksitas stroma membatasi pengamatan segmen anterior sewaktu ekstraksi katarak.

Page 32: Pemeriksaan Katarak

KAMERA OKULI ANTERIOR• KOA yang dangkalpengecilan sudut secara

anatomi, nonopthalmos, lensa ‘intumescent’ atau peranjakan ke depan diafragma lensa-iris oleh patologi posterior (misalnya tumor badan siliaris).

• Gonioskopi preoperatif menyingkirkan adanya abnormalitas sudut, termasuk sinekia anterior perifer dan neovaskularisasi.

• Pemakaian lensa tiga kaca penilaian zonula lensa untuk akibat trauma dan genetik.

Page 33: Pemeriksaan Katarak

IRIS• Iridodonesis atay eksfoliasi pada garis pupil

yang tidak dilatasi pengikatan zonular yang lemah pada lensa/ absensinya dan ,merubah cara prosedur bedah.

• Ahli klinis harus mengukur ukuran pupil dan mengidentifikasi sinekia setelah dilatasi.

• Pupil sukar berdilatasi, iridotomi radial, iridektomi sektor, sinekiolisis, sfingterotomi, atau retraksi pupil memberikan paparan adekuat lensa sewaktu operasi.

Page 34: Pemeriksaan Katarak

LENSA• Impak dari katarak nuclear ‘oil-droplet’ dan PSC’s

kecil berkorelasi dengan gejala visual sebelum dilatasi pupil. Setelah pupil berdilatasi, densitas nuclear bisa dihitung, sindroma eksfoliasi dapat dideteksi dan opaksitas dan distorsi refleks retinoskopik dapat dilihat dengan mudah.

• Kejernihan media pada axial visual harus dinilai untuk menelesuri kontribusi lentikular kepada penurunan penglihatan.

• Posisi lensa dan intergritas fiber zonnula juga dinilai.

Page 35: Pemeriksaan Katarak

EVALUASI FUNDUSOPTHALMOSKOPIOpthalmoskopi direk dan indirek

EVALUASI makula, saraf optic, pembuluh retina dan retina perifer.

Opthalmoskopi indirek tidak berguna untuk menentukan signifikasi penglihatan katarak.

opthalmoskopi direk banyak membantu dalam membandingkan kejernihan media.

Page 36: Pemeriksaan Katarak

SARAF OPTIKDiperiksa untuk cupping, termasuk pallor

dan abnormalitas lainnya. Akuitas visual, pengukuran tekanan intraocular, dan hasil konfrontasi tes lapang pandang dan pemeriksaan pupil bisa membantu untuk mengenal apakah tes-tes lain diperlukan.

Page 37: Pemeriksaan Katarak

EVALUASI FUNDUS DENGAN MEDIA OPAKUSG B-scan segmen posterior mata retina

pada katarak yang berdensitas tinggi. USG ablasio retina, opaksitas vitreus,

tumor, dan adanya stafiloma. Projeksi lampu, ‘2-point discrimination’,

‘gross colour vision’, projeksi rod Maddox, atau adanya fenomena entopic sangat berpengaruh dalam menentukan adanya patologi retina.

Page 38: Pemeriksaan Katarak

PEMERIKSAAN KHUSUSPenafsiran Potensial Akuitas

• membantu dalam menelesuri kontribusi lensa kepada kehilangan penglihatan.

• Interferometri laser dan meteran akuitas potensial adalah dua metode lain yang bisa menentukan akuitas post-operatif.

• Lensa interferometri dan meteran akuitas potensial sangat berperan dalam memperkirakan akuitas potensi visual setelah ekstraksi katarak.

Page 39: Pemeriksaan Katarak

Tes Fungsi MakulaTes ini mengukur fungsi retina daripada

keadaan retina.

Page 40: Pemeriksaan Katarak

ROD MADDOXEvaluasi fungsi makula pada katarak

‘densed’. Seandainya terdapat skotoma yang besar, menandakan hilangnya garis merah cermin Maddox seperti yang dilihat oleh pasien, penyakit makula yang signifikan.

Page 41: Pemeriksaan Katarak

PHOTOSTRESS RECOVERY TIME• Dipakai memperkirakan fungsi makula. • Apabila senter dipancarkan ke mata(“the

photostress”), waktu penyembuhan perlu sebelum pasien dapat identifikasi angka Snellen garis 1 lebih besar daripada akuitas visual dasar individual tersebut.(the photostress recovery time).

• Waktu penyembuhan stressfoto yang normal 27 saat, dengan standar deviasi sekitar 11 saat.

• Waktu penyembuhan stressfoto 500 saat / kurang dalam 99% mata normal. Waktu penyembuhan stressfoto yang panjang penyakit makula.

Page 42: Pemeriksaan Katarak

ENTOPTOSKOPI CAHAYA BIRUPasien melihat latar belakang cahaya biru

bersifat homogenous dan intensif. Di bawah kondisi ini, sel darah putih yang melalui kapiler perifovea menimbulkan bayang-bayang. Seandainya pasien melihat baying-bayang ini,maka fungsi makula dikatakan utuh. Tetapi, tes ini mempunyai batasnya di mana banyak pasien yang susah untuk mengikuti intruksi yang diberikan.

Page 43: Pemeriksaan Katarak

FENOMENA ENTOPIK PURKINJEBersifat subjektifSuatu cahaya lampu kelopak mata pasien

yang tutup. Kebolehan pasien untuk mendeteksi

gambaran bayang-bayang vaskularisasi retina indikasi yang kasar bahwa retina itu utuh dan pada tempatnya.

Page 44: Pemeriksaan Katarak

ELEKTRORETINOGRAFI DAN RESPON PEMICU VISUALElektroretinografi (ERG) atau tes respon

pemicu visual (VERdipakai untuk mengevaluasi retina dan/ atau fungsi saraf optik.

Page 45: Pemeriksaan Katarak

PENGUKURAN PRE OPERATIFApabila dikerjakan implant IOL,maka

beberapa tindak pengukuran harus dilakukan preoperative yaitu biometri, topografi kornea, pakimetri kornea dan mikroskopi spekular.

Page 46: Pemeriksaan Katarak

Penatalaksanaan Indikasi optik : pasien mengeluh gangguan

penglihatan yang mengganggu kehidupan sehari-hari , dapat dilakukan operasi katarak.

Indikasi medis : Kondisi katarak harus dioperasi diantaranya katarak hipermatur, lensa yang menginduksi glaukoma, lensa yang menginduksi uveitis, dislokasi/subluksasi lensa, benda asing intraretikuler, retinopati diabetik, ablasio retina atau patologi segmen posterior lainnya.

Page 47: Pemeriksaan Katarak

Indikasi kosmetik : Jika kehilangan penglihatan bersifat permanen karena kelainan retina atau saraf optik, tetapi leukokoria yang diakibatkan katarak tidak dapat diterima pasien, operasi dapat dilkukan meskipun tidak dapat mengembalikan penglihatan.

Page 48: Pemeriksaan Katarak

Pembedahan katarak dapat dilakukan dengan beberapa cara :

a.EKIK (Ekstraksi Katarak Intrakapsular)Mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul lensa

b. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK)Mengeluarkan isi lensa (korteks dan nukleus) melalui kapsul anterior yang dirobek (kapsulotomi anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior.

Page 49: Pemeriksaan Katarak

c. Fakoemulsifikasi Operasi katarak modern menggunakan gel,

suara berfrekuensi tinggi, dengan sayatan 3 mm pada sisi kornea.

Mesin phaco akan menyedot massa katarak yang telah hancur tersebut sampai bersih.

Sebuah lensa Intra Ocular (IOL) yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut.

Page 50: Pemeriksaan Katarak

KesimpulanKatarak adalah kekeruhan lensa. Katarak

memiliki derajat keparahan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kelainan bawaan, kecelakaan, keracunan obat, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan.

Page 51: Pemeriksaan Katarak

Klasifikasi katarak berdasarkan usia :1.Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun2.Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun3.Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun

Page 52: Pemeriksaan Katarak

Pemeriksaan Terdiri dari1.Pengukuran fungsi lapangan pandang2.Pemeriksaan eksterna3.Slit lamp4.Evaluasi Fundus5.Pengukuran preoperatif