pemeriksaan fisik traktus genitourinarius

10
1. Pemeriksaan ginjal Palpasi ginjal kiri Pemeriksa berada di sisi kiri pasien. Tempatkan tangan kanan pemeriksa di belakang tubuh pasien tepat di bawah iga ke-12 dan sejajar dengan tulang iga ini sampai ujung-ujung jari tangan kanan pemeriksa menjangkau angulus kostovertebralis. Angkat tubuh pasien untuk mencoba mendorong ginjalnya ke arah anterior. Tempatkan tangan kiri pemeriksa dengaan hati-hati pada kuadran kiri atas, di sebelah lateral muskulus rektus dan sejajar dengan otot ini. Minta pasien untuk menarik nafas dalam. Pada puncak inspirasi, tekankan tangan kiri pemeriksa dengan kuat dan dalam pada kuadran kiri atas tepat di bawah margo kostalis dan coba untuk menangkap ginjal di antara kedua tangan pemeriksa. Minta pasien mengembuskan nafasnya dan kemudian berhenti bernafas sejenak. Dengan perlahan, lepaskan tekanan yangh dihasilkan oleh tangan kiri pemeriksa, dan pada saat yang sama, rasakan gerakan ginjal yang menggelincirkan kembali ke posisi pada saat ekspirasi. Jika ginjalnya dapat diraba, uraikan ukurannya, kontur, dan setiap gejala nyeri tekan yang terdapat. Sebagai alternatif lain, coba raba ginjal kiri dengan cara yang sama seperti palpasi limpa. Dengan tangan kiri pemeriksa, jangkau serta lingkari tubuh

Upload: adhistihandarie

Post on 04-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PF tractus genito urinarius

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Fisik Traktus Genitourinarius

1. Pemeriksaan ginjal

Palpasi ginjal kiri

Pemeriksa berada di sisi kiri pasien. Tempatkan tangan kanan pemeriksa di

belakang tubuh pasien tepat di bawah iga ke-12 dan sejajar dengan tulang iga ini

sampai ujung-ujung jari tangan kanan pemeriksa menjangkau angulus

kostovertebralis. Angkat tubuh pasien untuk mencoba mendorong ginjalnya ke arah

anterior. Tempatkan tangan kiri pemeriksa dengaan hati-hati pada kuadran kiri atas,

di sebelah lateral muskulus rektus dan sejajar dengan otot ini. Minta pasien untuk

menarik nafas dalam. Pada puncak inspirasi, tekankan tangan kiri pemeriksa dengan

kuat dan dalam pada kuadran kiri atas tepat di bawah margo kostalis dan coba untuk

menangkap ginjal di antara kedua tangan pemeriksa. Minta pasien mengembuskan

nafasnya dan kemudian berhenti bernafas sejenak. Dengan perlahan, lepaskan

tekanan yangh dihasilkan oleh tangan kiri pemeriksa, dan pada saat yang sama,

rasakan gerakan ginjal yang menggelincirkan kembali ke posisi pada saat ekspirasi.

Jika ginjalnya dapat diraba, uraikan ukurannya, kontur, dan setiap gejala nyeri tekan

yang terdapat.

Sebagai alternatif lain, coba raba ginjal kiri dengan cara yang sama seperti

palpasi limpa. Dengan tangan kiri pemeriksa, jangkau serta lingkari tubuh pasien

untuk mengangkat daerah lipat paha kirinya dan dengan tangan kanan, lakukan

palpasi sampai dalam pada kuadran kiri atas. Minta pasien untuk menarik nafas

dalam, dan coba raba suatu massa. Ginjal kiri yang normal jarang dapat diraba.

Palpasi ginjal kanan

Untuk menangkap ginjal kanan, kembalilah ke sisi sebelah kanan tubuh

pasien. Gunakan tangan kiri pemeriksa untuk mengangkat tubuhnya dari belakang

dan kemudian dengan tangan kanan, lakukan palpasi sampai dalam pada kuadran kiri

atas. Lanjutkan pemeriksaan seperti yang dilakukan sebelumnya.

Ginjal kanan yang normal dapat diraba khususnya pada wanita yang kurus dan

berada dalam keadaan benar-benar rileks. Mungkin perabaan ginjal menimbulkan

sedikit nyeri tekan atau tanpa disertai nyeri tekan. Biasanya pasien merasakan ketika

Page 2: Pemeriksaan Fisik Traktus Genitourinarius

ginjalnya ditangkap dan dilepas. Kadang-kadang ginjal kanan terletak lebih anterior

daripada keadaan biasa dan karena itu harus dibedakan dengan hati. Bagian tepi hati,

jika dapat diraba cxenderung lebih tajam dan membentang lebih jauh ke medial dan

lateral. Bagian ini tidak dapat ditangkap. Polus inferior ginjal berbentuk bulat.

Pemeriksaan nyeri tekan pada ginjal

Mungkin pemeriksa menemukan gejala nyeri tekan pada saat memeriksa

abdomen, tetapi lakukan pula pemeriksaan untuk menemukan gejala ini pada tiap

sudut kostovertebralis. Tekanan yang ditimbulkan oleh ujung jari tangan mungkin

cukup untuk menghasilkan gejala nyeri tekan, tetapi jika tidak, gunakan perkusi

dengan kepalan tangan. Tempatkan permukaan lateral salah satu tangan pemeriksa

pada sudut kostovertebralis dan pukul tangan ini dengan permukaan ulnar tangan lain

yang dikepalkan. Gunakan tenaga dengan cukup kuat untuk menghasilkan pukulan

yang biasa dirasakan, tetapi tidak menimbulkan rasa nyeri pada orang yang normal.

Agar pasien tidak banyak melakukan aktivitas fisik yang tidak diperlukan,

integrasikan pemeriksaan ini dengan pemeriksaan terhadap bagian punggung pasien.

Page 3: Pemeriksaan Fisik Traktus Genitourinarius

2. Pemeriksaan kandung kemih

Normalnya kandung kemih tidak dapat diperiksa kecuali jika terjadi distensi

kandung kemih hingga di atas simfisi pubis. Pada palpasi, kubah kandung kemih

yang mengalami distensiakan teraba licin dan bulat. Periksa adanya nyeri tekan.

Lakukan perkusi untuk mengecek keredupan dan menentukan berapa tinggi kandung

kemih berada di atas simfisis pubis.

3. Pemeriksaan genitalia

Penis

Inspeksi

Lakukan inspeksi penis yang meliputi:

a. Kulit

b. Prepusium (kulup). Jika terdapat prepusium, tarik lipatan kulit ini ke

belakang atau minta pasien untuk menariknya sendiri. Langkah ini sangat

penting untuk mendeteksi banyak keadaan syanker (chancre) dan karsinoma.

Smegma, bahan yang berwarna keputih-putihan dan menyerupai keju, dapat

berkumpul secara normal di bawah prepusium.

c. Glans. Cari setiap ulkus, sikatriks, nodulus, ataupun tanda inflamasi.

Periksa kulit di sekitar pangkal penis untuk menemukan ekskloriasi atau

inflamasi. Cari telur kutu atau kutu yang melekat pada pangkal rambut atau bulu

kemaluan. Perhatikan lokalis meatus uretra. Lakukan penekanan glans penis dengan

hati-hati di antara jari telunjuk yang ditempatkan di sebelah atas dan ibu jari tangan

pemeriksa yang di sebelah bawah. Manuver ini harus membuka meatus uretra dan

memungkinkan pemeriksa menginspeksinya untuk menemukan sekret. Normalnya

tidak terdapat sekret di dalam meatus uretra.

Jika pasien melaporkan adanya sekret, tetapi pemeriksa tidak melihatnya,

minta pasien untuk mengurut batang penisnya sendiri mulai dari bagian pangkal

hingga glans penis. Sebagai alternatif lain, lakukan sendiri pengurutan tersebut.

Manuver ini dapat membuat sekret keluar dari dalam meatus uretra untuk kemudian

Page 4: Pemeriksaan Fisik Traktus Genitourinarius

dilakukan pemeriksaan sekret yang tepat. Siapkan kaca objek dan media kultur untuk

pemeriksaan tersebut.

Palpasi

Lakukan palpasi pada setiap abnormalitas penis dengan memperhatikan

gejala nyeri tekan atau indurasi. Raba bulbus penis diantara ibu jari dan dua jari

tangan yang pertama dengan memperhatikan setiap indurasi. Palpasi bulbus penis

dapat dilewatkan pada pasien pria yang berusia muda dan asimptomatik.

Jika pemeriksa menarik prepusium ke belakang, kembalikan prepusium

tersebut ke posisi semula sebelum pemeriksaan pemeriksa untuk memeriksa skrotum.

Skrotum

Inspeksi

1. Lakukan inspeksi skrotum yang meliputi:

a. Kulit. Angkat skrotum agar pemeriksa dapat melihat permukaan

posteriornya.

b. Kontur skrotum. Perhatikan setiap pembengkakan, benjolan atau vena.

2. Lakukan palpasi pada setiap testis dan epididimis di antara ibu jari dan dua

jari tangan pertama.

3. Perhatikan ukuran, bentur, konsistensi, dan nyeri tekan; raba setiap nodulus.

Penekanan pada testis normalnya akan menimbulkan nyeri viseral yang

dalam.

4. Lakukan palpasi pada tiap-tiap funikulus spermatikus, termasuk vas deferens,

diantara ibu jari dan jari-jari tangan mulai dari epididimis hingga anulus

inguinalis superfisialis.

5. Perhatikan setiap nodulus atau pembengkakan.pembengkakan dalam skrotum

yang bukan testis dapat dievaluasi dengan transluminasi. Sesudah kamar

pemeriksa digelapkan, arahkan pancaran cahaya senter yang kuat dari bagian

belakang skrotum melalui massa tersebut. Carilah transmisi cahaya yang

berupa pantulan sinar berwarna merah

Page 5: Pemeriksaan Fisik Traktus Genitourinarius

6. Pemeriksaan rectal toucher

Pada sebagian besar pemeriksaan, posisi berbaring miring merupakan posisi

yang paling baik dan akan memberikan pandangan yang jelas pada daerah perianal

serta sakrokosigeal. Posisi litotomi dapat membantu untuk menjangkau kanker yang

letaknya tinggi di dalam rektum dan pemeriksaan memungkinkan pemeriksaan

bimanual yang membuat dapat menentukan bentuk massa dalam pelvis.

Minta pasien untuk berbaring miring pada sisi kiri tubuhnya dengan gluteusnya

berada dekat dengan pinggir meja periksa di dekat anda. Fiksasikan sendi pangkal

paha dan lutut pasien, khususnya pada tungkai yang berada di sebelah atas, tindakan

ini akan menstabilkan posisi tubuhnya dan memperjelas pandangan pada daerah yang

diperiksa. Tutupi tubuh pasien dengan kain penutup dan atur lampu penerangan untuk

menghasilkan pandangan yang lebih jelas. Gunakan sarung tangan dan pisahkan

kedua gluteus pasien.

- lakukan inspeksi daerah sakrokoksigeal dan perianal untuk menemukan benjolan,

ulkus, inflamasi, ruam, atau ekskoriasi. Kulit perianal pada orang dewasa

normalnya lebih berpigmen dan sedikit lebih kasar daripada kulit yang menutupi

daerah gluteus. Lakukan palpasi pada setiap daerah yang abnormal dengan

memperhatikan ada atau tidaknya benjolan dan nyeri tekan.

- Lakukan pemeriksaan anus dan rektum. Lumasi jari telunjuk, kemudian

informasikan ke pasien bahwa pemeriksaan yang akan dilakukan akan membuat

pasien merasa ingin buang air besar, tetapi sebenarnya defekasi tidak akan terjadi.

Minta pasien mengejan, lakukan inspeksi daerah anus dengan memperhatikan lesi

yang ada.

- Ketika pasien mengejan, letakkan permukaan ventral jari telunjuk di sekitar anus.

Ketika otot sfingternya melemas, masukkan ujung jari dngan hati-hati ke dalam

kanalis ani dengan arah yang menuju umbilikus. Jika otot sfingter terasa

mengencang, berhenti sebentar. Pada saat otot sfingter melemas kembali,

lanjutkan gerakan jari tangan. Jika terdapat nyeri tekan maka tindakan jangan

dilanjutkan.

-

Page 6: Pemeriksaan Fisik Traktus Genitourinarius

Jika dapat melanjutkan pemeriksaan tanpa gangguan rasa nyaman, perhatikan:

- Tonus otot sfingter pada anus. Normalnya, otot-otot pada sfingter ani akan

mengatup dengan erat di sekeliling jari tangan.

- Nyeri tekan

- Indurasi

- Ketidakteraturan atau nodul

Sisipkan jari tangan kedalam rektum sedalam-dalamnya. Rotasikan jari tersebut

searah jarum jam untuk mempalpasi permukaan rektum seluas mungkin, kemudian

rotasikan jari tangan berlawanan arah jarum jam untuk mempalpasi permukaan

rektum disebelah posterior. Perhatikan setiap nodul, iregularitas atau indurasi. Untuk

membuat lesi dapat dijangkau, angkat jari tangan anda dari permukaan rektum, minta

pasien mengejan dan palpasi sekali lagi.

Kemudian rotasikan lebih lanjut berlawanan arah jarum jam sehingga jari

tangan dapat memeriksa permukaan posterior kelenjar prostat. Putar badan menjauhi

tubuh pasien. Informasikan kepasien kalau akan melakukan pemeriksaan prostat.

Usapkan jari tangan pada kelenjar prostat kenali kedua lobus lateralisnya dan sulkus

medialis yang berada diantaranya. Perhatikan ukuran, bentuk serta konsistensi

prostat, dan kenali setiap nodul dan nyeri tekan. Prostat normal akan teraba seperti

karet dan tidak ada nyeri tekan. Jika mungkin, lakukan ekstensi jari tangan diatas

prostat untuk menjangkau daerah vesikula seminalis dan kavum peritonei. Perhatikan

nodul dan nyeri tekan. Dengan perlahan tarik keluar jari tangan dan usap anus pasien

dengan kertas tissue. perhatikan warna feses pada sarung tangan dan lakukan

pemeriksaan darah samar jika terdapat darah.