pemeriksaan fisik neuro terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan berdasarkan dari pemeriksaan...

15
Pemeriksaan fisik neuro terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan berdasarkan dari pemeriksaan imobilitas sampai pemeriksaan mobilitas,antara lain. 1. Pemeriksaan GCS Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan. Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian). Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia), kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok), penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis), dehidrasi, asidosis, alkalosis, pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan, hipertermia, hipotermia, peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak), infeksi (encephalitis), epilepsi. Jenis-jenis tingkat kesadaran antara lain: 1. Compos Mentis (conscious) yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.. 2. Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. 3. Delirium yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. 4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. 5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri

Upload: nano-fano

Post on 24-Apr-2017

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

Pemeriksaan fisik neuro terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan berdasarkan dari pemeriksaan imobilitas sampai pemeriksaan

mobilitas,antara lain.

1. Pemeriksaan GCS

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan. Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian). Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia), kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok), penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis), dehidrasi, asidosis, alkalosis, pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan, hipertermia, hipotermia, peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak), infeksi (encephalitis), epilepsi.Jenis-jenis tingkat kesadaran antara lain:

1. Compos Mentis (conscious) yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.. 

2. Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

3. Delirium yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. 

4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.

5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri 

6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil subjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang

Page 2: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.

2. Inspeksi

Pemeriksaan secara inspeksi dilakukan dengan menggunakan system penglihatan pengamat yang memprioritaskan posisi tubuh bayi dan anak. Posisi telungkup menjadi posisi yang digunakan saat menentukan normal dan abnormal tubuh bayi. Posisi normal pada bayi yaitu saat posisi telungkup, kepala dapat menyentuh meja, serta tangan bayi menggenggam dengan posisi tungkai pada keadaan fleksi.Beberapa pemeriksaan fisik secara inspeksi dapat diketahui posisi abnormal pada bayi, yaitu :

1. Frog Posture :Keadaan posisi tubuh bayi saat tangan bayi tampak lemas disamping tubuhnya dengan posisi terbuka (tidak menggenggam). 

2. Hemiplegi  : Suatu keadaan dimana salah satu sisi tubuh bayi fleksi dan yang lainnya tampak ekstensi lemah. 

3.  Hipototoni : Suatu keadaan dimana posisi bayi tertelungkup dengan posisi tangan dan tungkai terletak lurus diatas meja. Kadangkala hal tersebut menunjukkan bahwa bayi kemungkinan mengalami gangguan SSP (system saraf pusat).

3. Pemeriksaan bahasa dan bicara 

Salah satu pemeriksaan yang perlu diperhatikan pada saat pasien berbicara dan menangkap inti pembicaraan sebab hal ini menjadi fungsi hemisfer dominan. Hemisfer kiri adalah bagian yang dominan untuk berbicara yang pada umumnya terjadi pada pengguna tangan kanan dominan, sebagian juga pada orang kidal.Beberapa gangguan bicara dapat menandakan adanya gangguan pada system neuronya. Ada 3 jenis gangguan yang dapat dikategorikan gangguan bicara, yaitu:

1.  Disartria adalah suatu gangguan yang menyerang system otot bicara sehingga terjadi penurunan kemampuan artikulasi, enumerasi, dan irama bicara. Misalnya saat pasien diminta untuk menirukan kata “endokarditis” maka dapat diperkirakan pasien

Page 3: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

tidak dapat menirukan kata tersebut. Penurunan fungsi otot bicara tersebut dapat disebabkan oleh sklerosis amiotropik lateral, paralisis pseudobulbar, atau miastenia gravis. 

2. Disfonia adalah suatu gangguan pada suara, atatu vokalisasi. Berbeda dengan disartia yang terdeteksi disebabkan oleh gangguan neuro, pada disfonia juga dapat disebabkan non-neurologis tetapi penyebab neurologisnya yaitu cedera saraf rekuren laringeus dan tumor otak. Karakteristik penderita disfonia adalah pasien diminta untuk mengucapkan kata “E” maka suara pasien terdengar parau dan kasar.

3. Afasia merupakan suatu istilah yang menyebutkan adanya hilangnya kemampuan untuk memahami, mengeluarkan dan menyatakan konsep bicara. Afasia dibagi menjadi 2 yaitu afasia motorik yang merupakan istilah hilangnya suatu konsep pemikiran seseorang yag tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata atau tulisan serta afasia sensorik merupakan hilangnya kemampuan untuk memahami suatu percakapan. Karakteristik penyebab afasia adalah adanya gangguan serebrovaskular yang mengenai arteria serebri media

     4. Pemeriksaan status dan fungsi mentalPada pemeriksaan ini lebih menunjukkan fungsi neuro bagian

korteks yang lebih tinggi termasuk memberikan suatu alas an pada setiap kasus yang dialami, menggunakan abstraksi, membuat perencanaan, dan memberi penilaian.

Pemeriksaan status dan fungsi mental memiliki hubungan dengan pemeriksaan bahasa sebab pemeriksaan bahasa merupakan modal fungsi korteks. Perubahan perilaku seseorang berkaitan dengan disfungsi otak organic, maka dari itu perawat perlu memeriksa riwayat keluarga pasien untuk menentukan penyebab perilaku yang berhubungan dengan status mental pasien.

Pemeriksaan mental pasien dapat dievaluasi dengan cara memeinta pasien menyebutkan 6 digit nomor yang sebelumnya telah ditentukan oleh pemeriksa serta pasien dapat diminta menyebutkan 6 macam Negara yang berbeda. Hal tersebut dapat menentukan status dan fungsi mental pasien. 

5.     5.  Pemeriksaan Tonus Otot

Perubahan fungsi motorik:

Gangguan otot Tanda klinis Gangguan neurologis

Page 4: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

Distonia Posisi bagian-bagian tubuh

bertahan dengan keadaan abnormal

dengan sedikit tahanan sewaktu

delakukan gerakan pasif

Gangguan

ekstrapiramidal,

penyakit

wilson,neuropati

venotiazin, infeksi

virus pada otak

Paratonia Tahanan terhadap gerakan pasif

pada seluruh gerakan

Penyakit lobus frontalis

Kekakuan

deserebrasi

Ektensi dan pronasi lengan dan

pronasi dari tungkai

Cedera otak berat di

atas spons

Hipotonia Peningkatan macam gerak sendi Gangguan sereberal

Hemibalismus Gerakan unilateral, mengenal

bagian yang berlawanan dengan

lesi, gerakan sendi proksimal yang

kasar dan mengayun

Penyempitan pembuluh

darah otak mengenai

nukleus subtalamikus

Tremor Rimik involunter Lesi pada jaras

sereberal

6. Pemeriksaan MotorikEvaluasi sistem motor pada anak usia sekolah dapat dilakukan

secara formal dan biasnya cukup pada otot proksimal dan distal anggota gerak atas dan bawah. Uji kekuatan otot hanya dapat dilakukan pada anak yang sudah dapat mengerjakan instruksi pemeriksa dan kooperatif. Pada bayi dan anak yang tidak dapat kooperatif hanya dapat dinilai kesan keseluruhannya saja.

a.       Respon traksiPada seorang bayi atau anak yang normal, sebelum duduk maka dia

terlebih dulu harus mempunyai kontrol terhadap fungsi otot-otot lehernya. Sejak lahir sampai usia 2 bulan, kepala anak akan tertinggal apabila kita mengangkat anak tersebut pada kedua tangannya dari posisi tidur ke posisi duduk. Keadaan ini disebut dengan head leg. Salah satu tes untuk

Page 5: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

mengetahui kontrol terhadap otot-otot leher dan kepala adalah respon traksi.Caranya:

Bayi ditidurkan pada posisi supinasi, kemudian pemeriksa memegang kedua tangan bayi pada pergelangan tangan, secara perlahan-lahan anak ditarik sampai pada posisi duduk. Kemudian dievaluasi kemampuan bayi dalam mengontrol posisi leher dan kepalanya. Apabila kepala masih tertinggal di belakang pada saat bayi posisi duduk maka head leg-nya positif (masih ada), tapi apabila bayi mampu mengangkat kepalanya pada saat posisi duduk maka head leg-nya negatif (menghilang). Head leg harus sudah menghilang setelah bayi berusia 3 bualn. Apabiala setelah 3 bulan masih didapat head leg yang positif, maka harus dicurigai adanya kemungkinan hipotoni, kelainan SSP atau prematurasi.

b.      Suspensi ventralTes suspensi ventral dapat mengetahui kontrol kepala, curvatura thoraks, kontrol tangan dan kaki terhadap gravitasi.Caranya:

Bayi ditidurkan pada posisi pronasi, kemudian telapak tangan pemeriksa menyanggah badan bayi pada daerah dada. Pada bayi aterm dan normal, posisi kepala akan jatuh ke bawah ± membentuk sudut 45° atau kurang dari posisi horizontal, punggung lurus atau sedikit fleksi, tangan fleksi pada siku dan sedikit ekstensi pada sendi bahu dan sedikit fleksi pada sendi lutut. Dengan bertambahnya usia, posisi kepala terhadap badan bayi akan semakin lurus (horizontal). Pada bayi hipotoni, leher dan kepala bayi sangat lemas sehingga pada tes suspensi ventral akan berbentuk seperti huruf “U” terbalik. Sedangkan pada bayi palsi serebral, tes suspensi ventral akan menunjukkan posisi hiperekstensi.

c.       Pemeriksaan Tanda Meningeal      Kaku duduk : Posisikan tangan pemeriksa ditempatkan

dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian kepala ditekukan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan diperhatikan adanya

Page 6: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Normalnya dagu pasien akan menempel di dada dan tidak ada tahanan. 

     Brudzinsky I : Letakkan satu tangan perawat di bawah kepala pasien dan tangan lain di dada pasien untuk mencegah badan tidak terangkat kemudian kepala pasien di fleksikan ke dada secara pasif. Brudzinsky akan positif bila kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut 

        Brudzinsky II : Tanda Brudzinsky II positif bila fleksi klien pada sendi panggul secra pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut. 

        Tanda Kerniq : Pasien diposisikan telentang, kemudian fleksikan tungkai atas agak lurus lalu luruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Normalnya dapat membentuk sudut 135 terhadap tungkai bawah.

7. Pemeriksaan Refleks1. Reflek superfisial, dengan cara menggores kulit abdomen dengan

empat goresan yang membentuk segi empat dibawah xifoid.2. Refleks tendon dalam dengan mengetuk menggunakan hammer

pada tendon biseps, trisep, patela dan achiles dengan penilaian pada bisep (terjadi fleksi sendi siku), trisep (terjadi ekstensi sendi siku), patela (terjadi ekstensi sendi lutut )dan pada achiles (terjadi fleksi plantar kaki) apabila hiperfleks apabila hiporefleks apabila terjadi kelainan pada lower motor neuron.

3. Refleks patologis dapat menilai adanya refleks babinski dengan cara menggores permukaan plantar kaki dengan alat yang sedikit runcing, hasilnya positif apabila terjadi reaksi ekstensi ibu jari.

Refleks Metode pengajian Temuan yang lazim

Refleks tendon dalam

Biseps Fleksikan lengan bawah anak.

Letakkan ibu jari perawat di atas

Lengan bawah sedikit

fleksi

Page 7: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

ruang antekubiti dan ketuk dengan

palu refleks.

Triseps

Tekuk lengan anak pada siku sambil

menopang lengan bawah. Ketuk

tendon triseps di atas siku.

Lengan bawah sedikit

ekstensi

brakioradialis

Letakkan lengan dan tangan anak

pada posisi relaks dengan telapak

tangan di bawah. Ketuk radius 2,5 cm

diatas pergelangan tangan.

;engan bawah flesi dan

telapak tangan

mengangkat keatas.

Patella

Dudukan anak di atas meja atau

pangkuan orang tua dengan tungkai

fleksi dan tergantung. Ketuk tendon

patela tepat di bawah tempurung

lutut.

Tungkai bawah ekstensi

Achiles

Dudukan anak di atas meja atau

pangkuan orang tua dengan tungkai

fleksi dan topang kaki dengan pelan

ketuk tendon achiles

Plantar fleksi kaki 

(menunjuk ke bawah)

Refleks superfisial

Abdomen

Gores kulit ke arah umbilikus. Kaji

refleks di empat kuadran. Refleks

abdominal mungkin tidak dijumpai

pada 6 bulan pertama.

Umbilikus bergerak ke

arah stimulus

kremasterik Gores paha bagian dalam atasTestis tertarik ke dalam

kanalis inguinalis

Anus Rangsang kulit di area perianalTerjadi kontraksi sfingter

anus yang kuat.

Refleks bayi (automatisme)Refleks Deskripsi Metode

pengkajianMakna temuan

Berkedip Di jumpai pada tahun pertama

Sorotkan cahaya ke mata

Jika refleks ini tidak dijumpai maka

Page 8: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

kehidupan menunjukan adanya kebutaan

Tanda babinski

Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi. Dijumpai sampai umur 2 tahun

Gores telapak kaki sepanjang tepi terluar, dimulai dari tumit

Pengembangan jari kaki dan ibu jari kaki dorsofleksi.

Merangkak Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki bila di letakkan pada abdomen

Letkakkan bayi tengkurap di atas permukaan yang rata

Ketidaksimetrisan gerakan menunjukan gangguan neurologi

Menari atau melangkah

Kaki bayi bergerak ke atas dan kebawah bila kaki sedikit disentuhkan ke permukaan yang keras. Dijumpaiselama 4-8 minggu pertama

Pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras

Refleks yang menetap melebihi 4-8 minggu merupakan keadaan abnormal

Ekstruksi Lidah ekstensi ke arah luar bila di sentuh. Di jumpai dampai umur 4 bulan

Sentuh lidah dengan ujung spatel lidah

Ekstensi lidah yang persisten menunjukkan down syndrom.

Galant’s Punggung bergerak ke arah samping bila di stimulasi

Gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari

Tidak adanya reflek menunjukan adanya gangguan

Page 9: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

bahu sampai ke bokong

Moro’s Lengan ekstensi, jari- jari mengembang, kepala terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi. Lengan kembali menggenggam. Tulang dan ekstremitas bawah ekstensi.

Ubah posisi bayi secara tiba-tiba atau pukul meja

Refleks menetap lebih dari 4 bulan menunjukan kerusakan otak. Menetap lebih dari 6 bulan sangat menunjukan kerusakan otak. Respon yang tidak simetris menunjukan hemiparesis, fraktur klavikula. Tidak adanya respon pada ekstremitas bawah menunjukan dislokasi pinggul kongenital atau cedera medula spinalis bagian bawah

Neck righting Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi ke arah dimana bayi berputar. Di jumpai selama 10 bulan pertama

Letakkan bayi dalam posisi telentang coba menarik perhatian bayi dari satu sisi

Tidak ada reflek/ reflek yang menetap lebih dari 10 bulan menunjukan gangguan pada sistem syaraf pusat

Page 10: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

Menggenggam

Jari-jari bayi melengkung di sekitar jari yang diletakkan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar.  Refleks ini menghilang pada umur 3-4 bulan

Letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar

Fleksi yang tidak simetris menunjukan paralisis. Reflek menggenggam yang menetap menunjukan gangguan srebral

Rooting Bayi memutar pada pipi yang di gores. Refleks ini menghilang pada umur 3-4 bulan, tetapi bisa menetap hingga umur 12 bulan, khususnya selama tidur

Gores sudut mulut bayi atau garis tengah bibir

Tidak adanya refleks menunjukan gangguan neurologi yang berat

Kaget (startle)

Bayi mengekstensikan dan memfleksikan lengan dalam berespon terhadap suara yang keras. Tangan tetap rapat. Refleks ini akan menghilang setelah umur 4 bulan

Bertepuk tangan dengan keras

Tidak adanya refleks menunjukan kerusakan pendengaran

Mengisap Bayi mengisap dengan kuat

Berikan botol atau dot

Refleks yang lemah atau tidak

Page 11: Pemeriksaan Fisik Neuro Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Dilakukan Berdasarkan Dari Pemeriksaan Imobilitas Sampai Pemeriksaan Mobilitas

dalam berespon terhadap stimulasi

ada menunjukan keterlambatan perkembangan atau abnormalitas neurologi

Tonic neck Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala di putar ke satu sisi. Lengan dan tungkai akstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan. Normalnya refleks ini tidak terjadi setiap kali kepala di putar. Tampak pada usia kurang lebih 2 bulan dan menghilang pada umur 6 bulan

Putar kepala dengan cepat ke satu sisi

Dinggap tidak normal jika respon terjadi setiap kali kepala di putar. Jika menetap menunjukan kerusakan serebral mayor

Diposkan oleh PTDK 2 UNEJ di 05.22